perilaku konsumen
TRANSCRIPT
1.3 Metodologi Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian tentang perilaku konsumen dalam menggunakan produk skin care ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan dasar
bagi semua penelitian. Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat
dilakukan analisis statistik.
B. Data dan Sumber Data
1. Data Primer
Secara Kuantitatif: Pembagian kuesioner dengan terlebih dahulu memilih sumber
(responden) dan lokasi penelitian.
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
fakta dan pendapat responden, sedangkan kuesioner yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana responden diminta menjawab
pertanyaan dan menjawab dengan memilih dari sejumlah alternatif. Peneliti
menggunakan data ini untuk mengetahui informasi langsung mengenai perilaku
konsumen terhadap penggunaan produk skin care.
2. Data Sekunder
Studi Literature: Peneliti menggunakan data sekunder dari buku wajib Pengantar
Manajemen Pemasaran , Cannon, J.P., Perreault, W.D., McCarthy, E.J., Basic
Marketing, A global-managerial Approach, 18th. Ed., Irwin McGraw-Hill (2011)
untuk menganalisis dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui
kuisioner.
BAB II
Perilaku Konsumen Terhadap Penggunaan Produk Skin Care
2.1 Proses Pengumpulan Data
Data kuisioner diisi oleh 15 responden perempuan di sekitar tempat penjualan produk
skin care di salah satu tempat perbelanjaan di Depok. Pemilihan responden perempuan
dilakukan secara random/acak.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket. Angket
/ kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk
dijawabnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma
Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip
pengukuran dan penampilan fisik.
Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka
harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak
mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada
responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya
jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka
responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
Referensi :Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
2.2 Alasan Menggunakan Skin Care
A. Motivasi Konsumen Membeli Produk
Perilaku konsumen bervariasi dalam pembelian dari satu target pasar ke target lain,
sehingga tidak praktis untuk mencoba menulis semua kemungkinan untuk setiap situasi.
Misalnya, bagaimana dan mengapa konsumen membeli suatu merek tertentu atau minuman
ringan mungkin berbeda dari bagaimana konsumen yang sama membeli sebuah Ipod Touch.
Demikian juga, pelanggan di negara yang berbeda bereaksi secara berbeda terhadap
pemasaran produk. Meski begitu, ada prinsip perilaku umum -frameworks- yang dapat
diterapkan manajer pemasaran untuk lebih memahami secara sepesifik target pasar mereka.
Gambar 2.1 Model Pengaruh-Pengaruh Terhadap Perilaku Konsumen
Marketing Mix Stimulan Lain
Konsumen Membeli/Tidak Membeli (Respon)
1. Kebutuhan Ekonomi
Kebanyakan ekonomi berasumsi bahwa konsumen adalah economic buyers –
orang orang yang mengetahui semua fakta logis dalam membandingkan pilihan untuk
mendapatkan kepuasan terbesar dengan menghabiskan waktu dan uang mereka. Teori
economic-buyer mengasumsikan bahwa ekonomi yang paling membutuhkan panduan
perilaku konsumen. Kebutuhan ekonomi fokus dalam membuat penggunaan terbaik
dari waktu dan uang konsumen – sebagaimana konsumen menilai itu. Beberapa
konsumen mencari harga terendah. Yang lainnya bersedia membayar ekstra untuk
Kebutuhan Ekonomi- Ekonomi pembelian- Kenyamanan- Efisiensi- Ketergantungan
Variabel Psikologis - Motivasi- Persepsi- Pembelajaran- Sikap- Kepribadian/ gaya hidup
Pengaruh Sosial- Keluarga- Kelas Sosial- Grup Referensi- Budaya
Situasi Pembelian- Alasan Membeli- Waktu- Keadaaan Sekitar
Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
kenyamanan, dan lain-lain mungkin mengutamakan harga dan kualitas untuk nilai
terbaik. Beberapa kebutuhan ekonomi adalah:
Ekonomi pembelian atau penggunaan
Kemudahan
Efisiensi dalam operasi atau penggunaan
Keandalan dalam penggunaan
Peningkatan penghasilan
2. Pengaruh Psikologis Dalam Individu
Semua orang termotivasi oleh kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah
kekuatan dasar yang memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. beberapa
kebutuhan melibatkan kesejahteraan fisik, pandangan individu lain terhadap diri
seseorang dan hubungan dengan orang lain. Kebutuhan lebih mendasar daripada
keinginan. Keinginan adalah "kebutuhan" yang dipelajari selama hidup seseorang.
Sebagai contoh, setiap orang membutuhkan air atau beberapa jenis cairan, tetapi
beberapa orang juga belajar untuk menginginkan Clearly Canadian’s rasa raspberry.
Saat kebutuhan tidak terpuaskan, muncul dorongan. Keinginan akan cairan,
contohnya, berujung pada dorongan untuk haus. Dorongan adalah stimulan kuat yang
mengakibatkan tindakan untuk mengurangi keinginan tersebut. Dorongan bersifat
internal—yang merupakan alasan serta latar belakang perilaku tertentu. Dalam
marketing, pembelian produk merupakan hasil dari dorongan untuk memuaskan suatu
kebutuhan.
Beberapa kritik menunjukkan secara tidak langsung bahwa pemasar bisa saja
memanipulasi konsumen untuk membeli produk diluar keinginan mereka. Tetapi
mencoba mendapatkan konsumen diluar keinginan mereka adalah hal yanng percuma.
Selain itu, manager marketing yang baik mengetahui bahwa dorongan, kebutuhan dan
keinginan konsumen memang sudah ada dan bagaimana hal itu dapat terpuaskan
dengan lebih baik.
Contoh beberapa kebutuhan yang mendorong pembeli melakukan suatu tindakan :
Psikologis konsumen kadang membuktikan bahwa seseorang bisa mempunyai
lebih dari satu alasan untuk membeli – pada saat yang sama. Maslow tekenal dengan
5 level hirarki kebutuhan.
Kebutuhan psikologis (physiological needs) terkait dengan kebutuhan biologis – makanan, cairan, istirahat, dan sex. Kebutuhan keselamatan (safety needs) terkait dengan pengamanan dan kesejahteraan fisik (mungkin termasuk kesehatan, keamanan, obat, dan pelatihan). Kebutuhan sosial (social needs) terkait dengan cinta, hubungan persahabatan, status, dan kepercayaan diri – hal-hal menyangkut interaksi seseorang dengan yang lain. Kebutuhan personal (self actualisation and esteem needs), di sisi lain, terkait dengan kebutuhan individual untuk kepuasan secara personal – tidak berhubungan dengan apa yang oarng lain pikir atau lakukan. Contohnya meliputi kepercayaan diri, pencapaian diri, kesenangan, kebebasan, dan kenyamanan.
Teori motivasi mengatakan bahwa manusia tidak pernah mencapai titik kepuasan paling lengkap. Setelah kita mendapat kebutuhan di level lebih rendah terlengkapi, kebutuhan di level lebih tinggi menjadi lebih dominan. Hal ini menjelaskan mengapa marketing berusaha mentargetkan pada konsumen yang makmur dahulu untuk fokus pada kebutuhan dengan level yang lebih tinggi. Ini juga menjelaskan mengapa pendekatan ini bisa menjadi percuma di sebagian penjuru dunia dimana kebutuhan dasar konsumen belum terpenuhi.
Penting untuk diingat, bahwa barang-barang tertentubisa memuaskan lebih dari satu jenis kebutuhan dalam satu waktu. Faktanya, kebanyakan konsumen mencoba untuk melengkapi satu set kebutuhan daripada hanya salah satu jenis kebutuhan atau satu secara berurutan.
3. Pengaruh Sosial Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Keluarga
Hubungan antara anggota keluarga mempengaruhi banyak aspek perilaku
konsumen. Contoh, walaupun hanya satu anggota keluarga yang pergi ke toko untuk
membeli suatu produk, merencanakan strategi marketing penting untuk mengetahui
siapa saja yang ikut terlibat. Anggota keluarga yang lain akan mempengaruhi dalam
memutuskan apa yang akan dibeli.
Sepasang suami istri mungkin bersama-sama menyepakati banyak pembelian
yang penting, tapi kadang-kadang mereka mungkin memiliki preferensi pribadi yang
kuat. Bagaimanapun, preferensi pribadi bisa berubah saat pasangannya mempunyai
prioritas yang berbeda. Satu ingin mengajak keluarganya liburan ke Disneyland – saat
yang lainnya menginginkan Toshiba- HDTV baru. Hasil dari situasi seperti ini tidak
dapat diprediksikan. Tanggung jawab pembelian dan pengaruh sangat bervariasi
tergantung pada produk dan keluarga. Pemasar yang mencoba merencanakan strategi
akan merasa terbantu untuk penelitian spesifik target pasar. Ingat, banyak keputusan
pembelian yang dibuat bersama, dan hanya berpikir tentang siapa sebenarnya yang
membeli produk dapat menyesatkan strategi pemasaran.
Kelas Sosial
Kelas sosial adalah kumpulan orang yang memiliki posisi sosial kira-kira sama
seperti yang dilihat oleh orang lain di masyarakat. Hampir setiap masyarakat memiliki
struktur kelas sosial. Di kebanyakan negara, kelas sosial erat kaitannya dengan
pekerjaan seseorang, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh pendidikan, partisipasi
masyarakat, kekayaan, keterampilan sosial, dan faktor-faktor lain.
Di sebagian besar negara beberapa hubungan umum dan kelas sosial dipengaruhi
tingkat pendapatan. Tapi tingkat pendapatan masyarakat dalam kelas sosial sangat
bervariasi, dan orang-orang dengan tingkat pendapatan yang sama mungkin dalam
kelas sosial yang berbeda. sehingga pendapatan dengan sendirinya biasanya bukan
merupakan ukuran yang baik dari kelas sosial. Dan orang-orang di sosial yang
berbeda dapat membelanjakan uang, menabung, dan meminjam uang dengan cara
yang sangat berbeda. Untuk contohnya, mengeluarkan untuk pakaian, perumahan,
perabot rumah tangga, dan kegiatan rekreasi, serta pilihan di mana dan bagaimana
toshop, sering kali berbeda dengan kelas sosialnya.
Pendekatan sederhana untuk mengukur pengelompokkan kelas sosial didasarkan
pada pekerjaan, pendidikan, dan tipe serta lokasi perumahan. Dengan menggunakan
survey penelitian pemasaran atau sensus data yang tersedia, pemasar dapat
membedakan kelas sosial dari target pasar mereka.
Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah orang-orang kepada siapa seorang individu terlihat
saat melakukan sikap tentang topik tertentu. Seseorang biasanya memiliki beberapa
kelompok referensi untuk topik yang berbeda. Beberapa dari mereka bertemu tatap
muka. Yang lain mereka hanya berharap untuk meniru. Dalam kasus lain, mereka
mungkin mengambil nilai dari kelompok referensi ini dan membuat keputusan
membeli berdasarkan kemungkinan kelompok menerima/tidak.
Kita selalu membuat perbandingan antara diri sendiri dan orang lain. Sehingga
kelompok referensi lebih penting ketika orang lain dapat "melihat" produk atau merek
kita gunakan. Pengaruh lebih kuat untuk produk-produk yang berhubungan dengan
status dalam kelompok. Untuk satu kelompok, memiliki sebuah mantel bulu mahal
mungkin tanda "having arrived". Sekelompok pecinta hewan mungkin melihatnya
sebagai penilaian buruk. Dalam kedua kasus, keputusan konsumen untuk membeli
atau tidak membeli mantel bulu mungkin bergantung pada pendapat orang lain dalam
kelompok referensi konsumen.
Budaya
Kebudayaan adalah seluruh set keyakinan, sikap, dan cara-cara melakukan
sesuatu yang menjadikan semuanya satu kesatuan orang yang homogen.
Kita bisa melihat budaya Amerika, budaya Perancis, atau budaya Amerika latin.
Orang-orang dalam kelompok budaya ini cenderung lebih mirip dalam pandangan dan
perilaku. Tetapi sering lebih berguna untuk memikirkan subkultur dalam kelompok
tersebut. Misalnya, dalam budaya Amerika, ada berbagai agama, etnis, dan subkultur
daerah.
Strategi perencanaan yang mempertimbangkan perbedaan budaya di pasar
internasional bisa dikatakan lebih sulit – dan budayanya tersebut sangat bervariasi.
Tiap pasarnya harus diurus secara terpisah dengan pemilik subpasar. Mengabaikan
perbedaan budaya – atau mengasumsikan bahwa hal tersebut tidak penting – hampir
menjamin kegagalan di pasar internasional.
4. Individual Dipengaruhi Situasi Pembelian
Bagaimana konsumen membuat suatu pembelian bisa mempengaruhi perilaku
konsumen. Contohnya, seorang murid membeli pulpen untuk mencatat mungkin akan
memilih pulpen dengan harga murah. Tetapi murid yang sama mungkin akan memilih pulpen
yang mahal sebagai hadiah untuk teman. Dan seorang pecinta-gadget dengan waktu luangnya
mungkin akan membeli pulpen digital untuk transfer catatan tulisan tangan ke tablet
komputer – sekedar bersenang-senang mencobanya.
Waktu mempengaruhi situasi pembelian. Saat konsumen melakukan pembelian – dan
waktu yang mereka punya terbatas – akan mempengaruhi perilaku mereka. Seorang
konsumen berkumpul dengan teman-temannya sambil membeli kopi di Starbucks
perilakunya berbeda dengan seorang konsumen yang membeli kopi di 7-eleven ketika jalan
ke tempat kerja.
A.1 Hasil Analisis Kuisioner Terkait Motivasi Konsumen
Profil Demografi
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel konsumen produk skin care
sebanyak 15 orang, dengan profil responden sebagai berikut:
Tabel 2.1
Profil Demografi
Kriteria Sub Kriteria Jumlah
Jenis Kelamin Perempuan 15
Pekerjaan Responden Pegawai Swasta
Pelajar
4
11
Pengeluaran per Bulan 700rb-1jt
1-1,5jt
1,5-2jt
2-3jt
1
5
5
4
Hasil kuisioner adalah sebagai berikut :
1. Seberapa penting produk skin care bagi anda?
Keterangan:SP = Sangat PentingP = PentingB = BiasaKP = Kurang PentingSTP = Sangat Tidak Penting
Dari 15 orang responden, 20% menyatakan produk skin care sangat penting, 53%
menyatakan penting, dan 33% menyatakan biasa.
2. Seberapa sering frekuensi menggunakan produk skin care?
Keterangan:SS = Sangat SeringS = SeringJ = JarangJS = Jarang Sekali
Dari 15 orang responden, 20% sangat sering, 60% sering, dan 20% jarang menggunakan
produk skin care.
3. Apakah anda menggunakan produk skin care?
Dari 15 orang responden, 100% menyatakan menggunakan produk skin care.
4. Alasan menggunakan produk skin care:
Keterangan:A = Tertarik dengan iklannyaB = Sudah TerbiasaC = KebutuhanD = Mengikuti Saran Orang LainE = Coba-coba
Dari 15 orang responden, 60% menyatakan produk skin care merupakan kebutuhan, 33%
menyatakan menggunakan skin care karena mengikuti saran orang lain, dan 7% menyatakan
coba-coba.
5. Alasan tidak/belum menggunakan produk skin care:
Karena nomor 5 merupakan pertanyaan lanjutan dari nomor 3, maka tidak ada yang
menjawab pertanyaan nomor 5.
6. Seberapa sering frekuensi membeli produk skin care?
Keterangan:SS = Sangat SeringS = SeringB = BiasaJ = JarangJS = Jarang Sekali
Dari 15 orang responden, 13% sangat sering (lebih dari satu kali dalam sebulan), 27% sering
(sebulan sekali), 33% biasa (3 bulan sekali), dan 27% jarang membeli produk skin care (6
bulan sekali).
7. Tempat pembelian produk skin care:
Keterangan:S = SupermarketD = DokterM = MinimarketA = ApotekP = PasarO = OnlineT = Teman
Dari 15 orang responden, 47% membeli produk skin care di supermarket, 17% membeli di
dokter, 11% membeli di minimarket, 8% membeli di apotek, dan 11% membeli di teman.
8. Dari manakah anda tahu tentang produk skin care yang anda pakai sekarang?
Keterangan:
A = Melihat/mendengar iklan dari media TV, radio, majalah, billboard dllB = Saran dari dokter/temanC = Mencari tahu sendiriD = Coba-coba
Dari 15 orang responden, 47% tahu tentang produk skin care yang dipakainya sekarang dari iklan di media TV, radio, majalah, billboard, dll. 47% tahu karena saran dari dokter/teman, dan 6% coba-coba.
9. Apa efek penggunaan skin care yang anda rasakan?Keterangan:M = MemuaskanB = Biasa sajaK = Kurang memuaskanC = Mengecewakan
Dari 15 orang responden, 33% berpendapat efek yang didapat dari penggunaan skin care memuaskan, 54% berpendapat efeknya biasa saja, dan 13% berpendapat efeknya kurang memuaskan.