perguruan tinggi dan pemberantasan...
TRANSCRIPT
PERGURUAN TINGGI DAN PEMBERANTASAN KORUPSI
Oleh: Dr. Nurul Ghufron, S.H., M.H. Pimpinan KPK
Disampaikan pada Kolokium Hasil Penelitian dan Pengabdian di Lingkungan Universitas Jember, 6 Agustus 2020
1. Berpotensi dilakukan oleh setiap orang.
2. Random target/victim.
3. Kerugiannya besar dan meluas.
4. Terorganisasi atau oleh organisasi.
dan bersifat lintas negara
(Korupsi, TPPU, Terorisme, Pelanggaran berat
HAM, dan Narkotika)
Gandjar L. Bonaprapta, 2019
KORUPSI ADALAH KEJAHATAN LUAR BIASA
UNITED NATION CONVENTION AGAINST CORRUPTION (UNCAC) Diratifikasi Melalui UU No. 7 Tahun 2006
Menyebabkan kejahatan lain berkembang
Meruntuhkan Hukum
Pelanggaran hak asasimanusia
Merusak pasar, harga, & persaingan usaha yang
sehat
Menurunkan kualitas hidup/ pembangunanberkelanjutan
Merusak Proses Demokrasi
3
KORUPSI MENGGEROGOTI
PEMBANGUNAN MANUSIA
Akçay, Selçuk, 2006
Perbandingan empiris menunjukkan negara-negara dengan tingkatkorupsi yang tinggi cenderung memiliki tingkat pembangunan
manusia yang rendah
Singapore: 85
Indonesia: 40
Somalia: 9
US: 69
China: 41
Denmark: 87
INDEKS PERSEPSI KORUPSI 2019
CPI INDONESIA DALAM SATU DEKADE
DATA PENANGANAN TIPIKOR OLEH KPK 2004 -2019
Sumber: Data ACCH, Desember 2019
Profesi Modus
1. APH tidak Optimal (tidak berani)
2. Yang ditangkap operator yg dikorbankan
3. Hukuman Ringan – Publik tidak puas
4. Proses Hukum tertutup-kongkalikong
• KPK harus berani menangkap
pejabat Negara
• KPK Harus menuntut berat
• Operasi penangkapan dipublikasi
(pemuasan public)
Latar Lahirnya KPK
Ditepuki kala menangkap perampok
menghiasi koran dan majalah
dimusuhi dan diancam oleh para
perampok dan kawan2nya
Cowboy era
milenial
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
Gepuk Nyamuk
Voging Sarang Nyamuk
Pendekatan Holistic: nyamuk tidak sendiri
bahkan berkoloni
This Photo by
Unknown Author This Photo by Unknown Author is
T
h
Lingkungan dibersihkan
Pendidikan dan
Kampanye
TUGAS KPK
Pencegahan
Tindakan-tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi tindak pidana korupsi.
Koordinasi
Koordinasi dengan instansi yang berwenang melaksanakan pemberantasan tindak pidana korupsi dan instansi yang bertugas melaksanakan pelayanan publik.
Monitor
Monitor terhadap penyelenggaraan pemerintah .
Supervisi terhadap instansi yang berwenang melaksanakan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Supervisi
Penindakan
Penyelidikan, penyidikan dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
Eksekusi
Tindakan untuk melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pasal 6 UU No 19 Tahun 2019
Menimbulkan rasa takut untuk
korupsi
PENINDAKAN
Tidak bisa korupsi.
PERBAIKAN SISTEM
Tidak mau korupsi.
EDUKASI DAN KAMPANYE
STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI
+ Peran Serta Masyarakat
““Dalam melaksanakan tugas pencegahan,
KPK berwenang menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada
setiap jejaring pendidikan.”
—Pasal 7, UU No. 19 Tahun 2019
FAKTA KORUPSI DI INDONESIA
Hingga 2015,
86% pelaku
Tindak Pidana Korupsi
adalah lulusanperguruan tinggi.
Sumber: www.acch.kpk.go.id, Agustus 2018
Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan
REGULASI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
Surat Edaran Kepala Badan Pengembangan SDM Industri perihal Persiapan Implementasi Pendidikan Antikorupsi Nomor 1251/BPSDMI/V/2019
KemendikbudPermenristekdikti No. 33 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Antikorupsi di Perguruan Tinggi
Kemenhub Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Nomor PK. 01/BPSDM-2019 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Antikorupsi pada Perguruan Tinggi di Bawah Kementerian Perhubungan
Kementerian Agama
Regulasi pada Perguruan Tinggi Kementerian Lembaga
Kepdirjenpendis No. 5783 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Pendidikan Antikorupsi pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Tahun 2019.
KKPPeraturan Kepala BRSDM Kelautan dan Perikanan Nomor 73/Per-BRSDM/2019 tentang Pelaksanaan Pendidikan dan Budaya Antikorupsi di Satuan Pendidikan Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Perindustrian
PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
17
TridharmaPerguruan
Tinggi
Perguruan tinggi harus menjaga MARWAH dirinya dengan menjadi Teladan dan Guru Anak Negeri serta melahirkan lulusan yang berintegritas dan menjunjung tinggi nilai kejujuran
HARAPAN PERAN AKADEMISI DAN PERGURUAN TINGGI
POOL OF EXPERT
Kampus menjadi
rumah bagi para ahli
untuk berkontribusi
seuai dengan
keilmuannya dalam
penyelesaian perkara
tindak pidana
korupsi.
PUSAT PENGAJARAN
ANTIKORUPSI
Kampus berperan aktif
dalam upaya
penyebaran nilai-nilai
antikorupsi.
dalam Upaya Pemberantasan Korupsi
PUSAT INOVASIDAN PENELITIAN
Kampus sebagai
pusat riset, data, dan
berbagai kajian
antikorupsi.
PUSAT PERGERAKAN
ANTIKORUPSI
Pengembangan budaya
akademik kampus
sebagai basis gerakan
antikorupsi.
01 02 03 04
Jurnal Integritas
Salah satu upaya KPK mewadahi buah pikir dan riset dari para dosen dan penulis yang fokus pada isu anti-korupsi.
KAJIAN ANTI-KORUPSI KPKBeberapa hasil kajian KPK untuk perbaikan sistem pencegahan korupsi
KORUPSI POLITIK
Beberapa hal yang menjadi akar korupsi di Indonesia:
Politik transaksional (jual beli tiket/kursi pencalonan (candidacy buying), jual beli suara pemilih(vote buying), dan menyuap penyelenggara/hakim pemilihan). Uang semakin dominan, politikdibuat sangat mahal.
Post truth era. “Where facts matter less than emotions in influencing decision or policy.” Ketikafakta tidak lebih penting daripada emosi yang mempengaruhi pembuatan keputusan ataukebijakan.
Keberlimpahan informasi diikuti penyebaran kabar bohong (hoax), berita bohong (fake news), ujaran kebencian (mengajak melakukan kekerasan, sentimen SARA, dan penghilangan hak pilih).
Integritas penyelenggara pemilu.
Kampanye masih ditempatkan sebagai aktivitas populis artifisial, simbolik menunjukkan kehadiranfisik parpol atau calon, tapi belum sebagai bagian dari aktivitas pendidikan politik.
Mentalitas siap menang tidak siap kalah.
KORUPSIKEPALA DAERAH
22DARI 34 PROVINSI
Kepala Daerahnya Terjerat
KORUPSI
2004 - 201888 Kepala Daerah Terjerat Kasus Korupsi(Data yang ditangani KPK per 3 April 2018)
Gubernur
50
Bupati
22
21
13
Wakil Bupati
Walikota Wakil Walikota
DITANGANI KPK 2004 – 2018 Berdasarkan Sektor dan Modus
11 Perkara Pengadaan Barang & Jasa
20 Perkara Pengelolaan Anggaran
51 Perkara Penyuapan
6 Perkara TPPUPerkara PenyalahgunaanKewenangan 3
5 Perkara Perizinan 5 Gratifikasi
Perkara Pemerasan
2
1. Ketiadaan Standar Etik Partai
2. Problematik Rekrutmen dan Kaderisasi Politik
a. Rekrutmen Politik Tertutup, Ekslusif dan
Nepotis
b. Kaderisasi Berjenjang Belum Terlembaga
3. Problematik Pendanaan Partai Politik
PROBLEMATIKA PARPOL BERDASARKAN HASIL KAJIAN KPKDAN LIPI TAHUN 2016
KONDISI YANG MENGKHAWATIRKAN(MANAJEMEN / TATA KELOLA ORGANISASI PARTAI)
SISTEM NILAI/INTEGRITAS
PENDANAAN [LOGISTIK] PARTAI
STRUKTUR ORGANISASI
KADERISASIREKRUTMEN
POLITIK/KANDIDASI
1. Tidak semua memiliki [SISTEM ETIKA]
2. Bersifat abu-abu [tidak jelas]
3. Rata-rata tidak mengatur secara jelas bagaimana etika akan ditegakkan
4. Penegakan etik sifatnya SPORADIS
1. Oligarki akut—kooptasi keluarga
2. Tersentralisasi3. Gemuk (sangat
besar)4. Dicengkram
oleh personalisasi [orang kuat]
5. Rekrutmen tidak terbuka/sebagian ditunjuk [patron klien politik]
1. Tergantung pada orang kaya/pemodal
2. Biaya operasional yang besar
3. Patron-klien {ekonomi}
1. Sebagian besar sistem kaderisasi tidak berjalan
2. Kaderisasi “tradisional”
3. Sumber kaderisasi partai lebih didasarkan pada siapa yang punya modal
4. Mobilitas “tersendat”
1. Sebagian besar dikuasi oleh sedikit orang
2. Sistem sangat tertutup
3. Tidak memiliki standar baku dalam rekrutmen politik/kandidasi
4. Transaksional
KONDISI YANG MENGKHAWATIRKAN (SISTEM PEMILU DAN KEPARTAIAN)
SISTEM KEPARTAIAN
1. Biaya politik yang tinggi2. Partai didorong dimiliki secara personal
seperti CV atau PT melalui Badan Hukum3. Badan hukum partai tidak pernah direview /
dievaluasi, sehingga partai-partai papan nama bisa memperjualbelikan badan hukum yang dimiliki
4. Tidak mengatur persyaratan sistem integritas/etika sebagai kewajiban bagi partai
5. Tidak jelas mengatur mengenai kaderisasi
SISTEM PEMILU
1. Biaya politik yang tinggi/transaksional dalam rekrutmen politik [kandidasi politik]
2. Rekrutmen politik [kadidasi politik] sangat ditentukan dan pada kasus-kasus tertentu “dijegal” oleh elit partai
3. Sistem tertutup dan oligarki kandidasi [rekrutmen politik] rawan penyimpangan dan korupsi
4. Untuk menjadi anggota DPR/DPD dan DPRD sangat tergantung pada “MODAL YANG DIMILIKI”
5. Untuk menjadi kandidat gubernur/wakil, Bupati/Wakil ada gejala sewa perahu (candidate buying) dan transaksi politik
2012Kajian sistem Parlemen
DUKUNGAN KPK
2014Program Pemilu BerintegritasBuku Putih KPK untuk Presidendan DPR
2012Kajian sistem dan partai politik
2015Program Pilkada Berintegritas
2016Kajian Sistem Integritas Parpol (Pendanaan, Kode Etik, Rekrutmen & Kaderisasi)Program Politik Cerdas Berintegritas
2018Lanjutan Implementasi Sistem IntegritasParpol (Kertas Posisi & ToA)Pembenahan Sistem PilkadaUsulan Naskah Akademik RUU Parpol dan RUU PilkadaKelas Politik Cerdas Berintegritas Replikasiuntuk Politisi
2017Dukungan Implementasi Sistem Integritas Parpol(Kertas Posisi & Tools of Assesment)Program Politik Cerdas Berintegritas
4 Instrumen Integritas
Parpol:
- Kode etik dan
implementasinya- Kaderisasi yang terbuka
- Rekrutmen pejabat public
- Pendanan partai transparan &
akuntabel
KPK memberikanpembekalan khusus pada
575 pasang calon di 10
provinsi
KPK menginisasi kenaikan bantuan keuangan pemerintah ke partai (dari awalnya Rp 108/suara menjadi Rp 1000/suara)
DUKUNGAN KPK
DORONGAN DARI KPK
Secara umum KPK memandang perlu agar pemerintahberkontribusi lebih banyak dalam pendanaan operasionalpartai politik.
Namun pada saat yang sama Partai Politik harus memilikidan melaksanakan kode etik dan kode perilaku sertamenjalankan pola rekrutmen dan pengkaderan yangterbuka.
Korupsi Sektor Pengadaan Barang dan Jasa
• PA/KPA
• PPK/ULP/PejabatPengadaaan-pokja
• Kontraktor/Pemasok
• Konsultan Teknis
• Pemeriksa
• DPR/DPRD
Penyebab KorupsiPengadaan
Kesempatan
Sistempengawasan dankerangka aturanlemah
Birokrasitidaktransparan
Pelaku Tipikor PBJ Modus Korupsi PBJ
KomisiSuccess FeePemberian hadiah, bingkisan, ataufasilitasPenyusunan HPS diluar ketentuanMark UpKetidaksesuaian barang denganspesifikasi, jumlah, volume, dankualitasPekerjaan tidak selesai/Pekerjaanfiktif
Anggaran belum termasuk belanja barang dan jasa BUMN/BUMD yang setiap tahun>500.000 paket
Anggaran Pengadaan di Indonesia >40% A P B N d a n A P B D
* K a j i a n L i t b a n g K P K
Ijon (belum ada proyek/anggaranataupun belum dilelang)
Tanpa dokumen perencanaan atau tidakmasuk renstra
Pembuatan KAK atau TOR atau Blueprint mengarah pada vendor tertentu
Permintaan fee saat pembahasananggaran di Banggar
Multy years (perlu diwaspadai)
Proyek yang tidak berkesinambunganatau tidak melalui tahapan seharusnya(khusus proyek infrastruktur)
Penyusunan HPS (mark-up, dibuat olehcalon rekanan/pihak terafiliasi)
Konsultan Perencana Terafiliasi (bocorandokumen penawaran)
Dokumen lelang (RKS) dengankuncian spesifikasi tertentu
Penambahan ataupengurangan bidang/sub bidang/klasifikasi/grade tertentu
Surat dukungan agen vendor (kuncian administratif)
Post bidding oleh panitia
Pinjam bendera atau dibantudengan perusahaanpendamping
Subkon atas pekerjaanutama
Pekerjaan tidak sesuaispesifikasi kontrak
Pembayaran atas prestasiyang belum 100%
Serah terima pekerjaan
Modus Korupsi dalam Tahapan Pengadaan Barang & Jasa
TA H A P P E R E N C A N A A N TA H A P P E N G A D A A N / L E L A N G
TAHAP PELAKSANAAN & PENGAWASAN
SOLUSI PENGELOLAAN PBJ
Tantangan dan Kendala
1. Intervensi dari pihak-pihak tertentu (internal/eksternal) kepada Pokja
ULP, perlu dukungan penuh dari Kepala Daerah kepada ULP untuk
dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara mandiri dan bebas dari
intervensi pihak lain.
2. Memperkuat kelembagaan ULP dengan menjadikannya lembaga yang
mandiri dan permanen sementara aturan/regulasi mengenai pedoman
pembentukan ULP di Pemerintahan Provinsi/Kabupaten/Kota belum
diatur secara tegas.
2013 Kajian Sistem & Partai Politik
2014
2015Buku Putih KPK untuk Presiden & DPR
Kajian Sistem Integritas Parpol (Pendanaan, Kode Etik, Rekrutmen &
Kaderisasi), Kelas Politik Cerdas Berintegritas (PCB)
2016
2017
2018
Lanjutan Implementasi Sistem Integritas Parpol (Kertas Posisi & ToA)Pembekalan Calon Kepala Daerah “Pilkada Berintegritas”Usulan Naskah Akademik RUU Parpol dan RUU PilkadaKelas PCB Replikasi untuk Politisi
PENCEGAHAN DI SEKTOR POLITIK
INDIKATOR INTEGRITAS PARTAI POLITIK
KOMPONEN SISTEM
INTEGRITAS PARPOL
KODE ETIK
DEMOKRASI INTERNAL
KADERISASI REKRUTMEN
KEUANGAN PARTAI
1. Dokumen Etik2. Lembaga Penegak Etik3. Sistem pengaduan dan whistle blower4. Pengaturan konflik kepentingan
1. Penentuan Pengurus2. Pengambilan Keputusan3. Penentuan caleg dan pejabat
publik4. Desentralisasi kewenangan
1. Sistem dan panduan2. Regulasi dan data base3. Implementasi4. Monitoring dan evaluasi
1. Sistem dan panduan2. Regulasi3. Implementasi4. Monitoring dan evaluasi
1. Sumber keuangan2. Alokasi/penggunaan
anggaran3. Tata kelola keuangan
Jalan Kuningan Persada Kav.4, Jakarta Selatan 12920Telp. (021) 2557 8300
Website : www.kpk.go.id
34
Terima KasihPelayanan Informasi PublikTelp: 198Email: [email protected]
Websites:www.kpk.go.idwww.acch.kpk.go.idwww.aclc.kpk.go.id
Social media@KPK_RI
@ official.kpk
KPK RI