pergeseran bentuk dan fungsi kesenian wayang jemblung di kabupaten blitar

22
PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DIKABUPATEN BLITAR Oleh Gita Rizki Permatasari 092134027 ABSTRAK Pertunjukan Wayang Jemblung merupakan kesenian yang berasal dari daerah Banyumas Jawa Tengah namun mengalami persebaran sampai dikerajaan Dhoho Kediri dan menyebar luas sampai di Kabupaten Blitar. Nama Jemblung diambil dari perpaduan bunyi dari Tanjidor dan Terbang yang menghasilkan bunyi blung..bluung..blung. Pada awalnya pertunjukan ini disajikan oleh 10pemain ,7 orang bertugas memainkan alat music gendang, terbang, kethuk, kenong, dimpling,tengeruh dan tanjidor. 2 orang bertugas sebagai dalang cerita dan dalang shalawat, dan 1 pemain wanita sebagai sinden.Wayang Jemblung sekarang di Kabupaten Blitar tidak terdiri dari 10 pemain saja, namun menjadi 14 pemain dalam mementaskan Jemblung. Yaitu 8 orang memainkan alat musik, alat musik yang dimainkan ialah Gendang, Terbang, Ketuk, Dimplung, 2 Kenong, Tengeruh,

Upload: alim-sumarno

Post on 03-Jan-2016

386 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : GITA RIZKI P, http://ejournal.unesa.ac.id

TRANSCRIPT

Page 1: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI

KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DIKABUPATEN BLITAR

Oleh

Gita Rizki Permatasari

092134027

ABSTRAK

Pertunjukan Wayang Jemblung merupakan kesenian yang berasal dari daerah

Banyumas Jawa Tengah namun mengalami persebaran sampai dikerajaan Dhoho

Kediri dan menyebar luas sampai di Kabupaten Blitar. Nama Jemblung diambil dari

perpaduan bunyi dari Tanjidor dan Terbang yang menghasilkan bunyi

blung..bluung..blung. Pada awalnya pertunjukan ini disajikan oleh 10pemain ,7 orang

bertugas memainkan alat music gendang, terbang, kethuk, kenong, dimpling,tengeruh

dan tanjidor. 2 orang bertugas sebagai dalang cerita dan dalang shalawat, dan 1

pemain wanita sebagai sinden.Wayang Jemblung sekarang di Kabupaten Blitar tidak

terdiri dari 10 pemain saja, namun menjadi 14 pemain dalam mementaskan Jemblung.

Yaitu 8 orang memainkan alat musik, alat musik yang dimainkan ialah Gendang,

Terbang, Ketuk, Dimplung, 2 Kenong, Tengeruh, Jidor, serta Organ. Organ

digunakan untuk menciptakan musik campursari untuk menarik minat penonton dan 2

orang dalang yang bertugas sebagai dalang cerita dan shalawat.Dan ada 4

sinden.Dalam pergeseran fungsi, kesenian Jemblung awalnya hanya sebagai media

dakwah, namun saat ini berubah fungsi sebagai hiburan dan sarana sosialisasi dari

pemerintah kepada masyarakat. Namun tidak menghilangkan bentuk asli kesenian

Jemblung yaitu mengandung unsur islam.

Kata Kunci : Bentuk dan Fungsi, Wayang Jemblung

Page 2: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

PENDAHULUAN

Selama ini yang kita ketahui tentang kesenian tradisional rakyat Jawa,

terutama di daerah Jawa Timur mungkin hanyalah wayang, jaranan atau reog, tetapi

ternyata ada kesenian tradisional yang menggabungkan antara musik tradisional Jawa

dengan selingan dakwah Islam. Kesenian ini namanya Jemblung.

Indonesia memiliki keanekaragaman yang bermacam-macam, namun

keanekaragaman tersebut mulia terancam dengan datangnya budaya modern.Bangsa

kita bisa menjadi bangsa yang kehilangan identitas karena sudah tidak menghargai

budaya sendiri.Bangsa kita bisa kehalangan budaya sendiri apabila lebih memilih

budaya modern.Keadaan ini yang harus dicari jalan keluarnya agar nantinya budaya

bangsa kita tidak hilang.Beberapa waktu lalu budaya kita dikilm oleh Negara

tetangga dan kita hanya bisa marah saja.Padahal tidak ikut melestarikannya.Jangan

sampai hal itu terjadi lagi apalagi terhadap kesenian Jemblung yang mulai terancam

punah.Kesenian ini harus dilestarikan kepada anak cucu kita sebagai warisan budaya.

Indonesia terkenal dengan keanegaraman budayanya seperti kesenian yang

meliputi lagu daerah, tari daerah, ataupun kesenian tradisional.Letak geografis

Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau yang memiliki kesenian tradisional sendiri

semakin menambah keanekaragaman budaya Indonesia.Kesenian sendiri

diklasifikasikan menjadi beberapa bagian salah satunya seni pertunjukan dan seni

pertunjukan dibagi dua yaitu kesenian pertunjukan keraton dan seni pertunjukan

rakyat.Untuk seni pertunjukan keraton memang berkembang dari istana kerajaan dan

golongan bangsawan saja yang bisa menikmati, sedangkan pertunjukan rakyat

berkembang dikalangan rakyat jelata dan bisa dinikmati oleh siapapun.Golongan

kesenian ini sangat sederhana dipentaskan.

Page 3: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

Memang agak asing di telinga kita jika mendengar kata jemblung.Maklum,

kesenian ini mulai tidak dikenal oleh masyarakat.Keberadaan mulai terpinggirakan

seiring semakin banyaknya kesenian modern yang digandrungi oleh masyarakat,

sehingga Kesenian Jemblung dianggap kuno dan ketinggalan zaman.

Indonesia sebagai negara kepulauan dikenal memiliki banyak kesenian

tradisional.Salah satunya kesenian Jemblung yang berasal dari daerah Banyumas

Jawa Tengah. Jemblung lahir melalui proses Akulturasi. Di wilayah banyumasan

terdapat suatu tradisi, apabila ada seorang yang melahirkan bayi, maka didakan acara

nguyen. Yaitu suatu bentuk tirakatan pada malam hari bersama sanak saudara dan

tetangga dekat semalam suntuk sampai menjelang subuh. Didalam nguyen tersebut

sering diadakan macapatan dari selah peserta nguyen. Hal ini dimaksudkan untuk

mencegah kantuk dan juga menolak makhluk halus yang akan mengganggu bayi yang

baru lahir atau ibunya yang baru melahirkan. Tradisi seperti ini ada pada abad ke 15

dimana pada saat itu masa awal mula Islam masuk ke Jawa.Macapatan ialah kegiatan

menyampaikan sastra lisan dalam bentuk tembang/nyanyian, macapatan ini sangat

digemari masyarakat karena pelaksanaannya sangat mudah, sederhana dan murah.

Macapatan ini berkembang menjadi Macakanda kemudian karena pengaruh

perkembangan teater rakyat lainnya, kemudian berkembanglah menjadi kesenian

Jemblung, yaitu salah satu jenis teater tutur, sedangkan menurut Bapak Maksum

(salah satu pemain musik) lahirnya Jemblung bermula dari dakwah yang dilakukan

oleh Wali Sanga untuk menarik minat masyarakat Jawa yang saat itu masih memeluk

agama Hindu. Pada saat itu masyarakat Jawa sangat menggandrungi kesenian seperti

wayang yang pada saat itu masih menjadi pertunjukan kraton.Selain wayang

masyarakat juga menyukai bunyi-bunyian seperti bunyi alat musik gamelan ataupun,

bunyi-bunyian, tembang/nyanyian.Melihat hal itu akhirnya Wali Sanga

memanfaatkannya sebagai media dakwah sehingga banyak kesenian yang diciptakan

oleh wali sanga yang merupakan campuran antara budaya Jawa yang berbau Hindu

dengan Islam.Banyak kesenian yang dihasilkan oleh Wali Sanga seperti wayang kulit

Page 4: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

oleh Sunan Kalijaga, macapatan oleh Sunan Bonang, Tembang Lir Ilir oleh Sunan

Bonang.Dalam hal ini sunan Kalijaga lebih banyak menciptakan kesenian Jawa

Islami karena sunan Kalijaga merupakan satu-satunya wali dari anggota Wali Sanga

yang asli penduduk Jawa sehingga benar-benar mengetauhi budaya mesyarakat

jawa.Saat menciptakan kesenian Jawa Islami, Sunan Kalijaga mengakulturasi

kebudayaan Hindu dengan Islam.Hal itu bisa dilihat dari wayang kulit yang ceritanya

dikarang sendiri.Selain itu juga terdapat Jemblung yang merupakan akulturasi

wayang dengan agama Islam sehingga tercipta cerita yang disajikan tidak ubahnya

seperti wayang lainnya. Sunan Kalijaga mengemas Jemblung dan wayang kulit secara

apik (Wawancara dengan Bapak Maksum, 21 Oktober 2012) Ketika Jemblung

dipentaskan orang yang ingin menyaksikan tidak dikenakan biaya masuk, akan tetapi

diganti dengan kalimat Syahadat sebagai bukti masuk Islam. Sehingga bisa dikatakan

pada saat itu Jemblung berfungsi sebagai media dakwah.

Seiring bertambahnya waktu instrument musik Kentrung ditambah dengan

Jidor yang menghasilkan bunyi “blung blung” sehingga dinamakan kesenian

Jemblung (Wawancara dengan Bapak Maksum, 21 Oktober 2012). Terdapat dua

pendapat yang dirujuk dalam alasan penamaan Jemblung.Pendapat pertama diambil

berdasarkan bunyi yang dihasilkan oleh instrument yang mengiringi cerita Jemblung.

Pendapat yang kedua berdasarkan nama salah satu tokoh cerita menak yakni

Jemblung Marmadi. Menurut pendapat yang pertama, instrumen terbang atu Jidor

Jemblung yang berukuran besar apabila dipukul menghasilkan suara

blung…..blung….blung.oleh karena itu seni bercerita yang menggunakan terbang

yang berukuran besar itu disebut Jemblung. Pendapat yang kedua bermula dari cerita

menak bernama Marmadi.Murmadi mempunyai badan besar dan perut buncit.Orang

yang mempunyai potongan seperti itu diberi sebutan Jemblung. Sehingga nama

Marmadi menjadi Jemblug Marmadi sedangkan seninya diberi nama Jemblung. Dari

dua pendapat diatas, pendapat yang lebih dapat diterima adalah pengertian yang

Page 5: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

didasarkan oleh tiruan bunyi (pendapat pertama) (Wawancara dengan Bapak

Maksum, 21 Oktober 2012).

Penulis memilih Kesenian Wayang Jemblung ini karena penulis ingin

mengupas kesenian yang ada di Kabupaten Blitar.Sejauh ini orang mengenal

Kabupaten Blitar hanya wisatanya saja. Padahal Kabupaten Blitar memiliki kesenian

yaitu Wayang Jemblung yang tidak kalah menarik dengan Wayang-wayang di daerah

lain. Selain itu karena seiring perkembangan kesenian di jaman yang semakin maju,

kesenian tradisional semakin tenggelam kalah dengan pertunjukan kesenian

modern.Oleh karena itu penulis ingin memperkenalkan kesenian ini supaya kesenian

asli Indonesia tidak punah seiring perkembangan jaman.

PEMBAHASAN

Cerita atau Lakon

Ciri khas Jemblung yang tidak boleh ditinggalkan ialah cerita yang merunut

pada Hikayat Amir Hamzah atau cerita yang menyangkut masalah penyebaran agama

Islam, seperti cerita Wali Songo.

1. Sholawatan dan Lagu (gending Jemblung)

Dalam hal ini shalawatan dan lagu tidak bisa dipisahkan dari pementasan Jemblung,

kerena ada dua dalang dalam Jemblung Kediren, satu dalang berfungsi sebagai

petutur kisah dan satu lagi sebagai sinden atau dalang sholawatan.Dalang sholawatan

hanya bertugas menyanyikan lagu sholawat seperti Sholawat Tombo Ati, Sholawat

Mujiat dan lain-lain.Dalam melagukan sholawatpun juga ada perbedaan tiap daerah.

Untuk daerah Kediren lagu atau cengkoknya kenceng/lurus sedangkan daerah lainnya

cenderung lekuk ( Wawancaradengan Bapak Sujiman 7 Mei 2009).

Page 6: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

2. Humor yang bernafaskan parikan

Dalam setiap pementasan Jemblung, homor atau guyonan tidak dapat

dihilangkan. Disini dalang Jemblung dituntut untuk selalu menciptakan suasana segar

dan baru yang dilakukan dengan geguyon (Kelakar) penuh canda. Dan geguyon

tersebut harus bernafaskan parikan atau pantun.Dan parikan tersebut harus

mengandung humor.

3. Interaksi dalang dengan Penonton

Selain dituntut untuk menciptakan suasana segar dan baru, dalang Jemblung

juga harus pandai berinteraksi dengan penonton interaksi tersebut bisa berupa tanya

jawab atau permintaan kritik dan saran. Interaksi tersebut bisa dilakukan pada saat

Jemblung pentas atau setelah Jemblung pentas

4. Misi Dakwah

Ciri khas Jemblung yang benar-benar tidak boleh ditinggalkan ialah misi

dakwahnya. Dalam setiap pementasannya Jemblung selalu mengandung misi dakwah

untuk mengajak taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena Jemblung adalah

kesenian Jawa Islami yang digunakan sebagai sarana dakwah yang bertujuan

memberi penjelasan kepada masyarakat sekaligus mengajak iman dan taqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Page 7: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

Foto : Penulis

Gambar 1 :

Bentuk sajian Wayang Jemblung di Kabupaten Blitar. Menggunakan media wayang

kulit dan beberapa tabuhan alat musik tradisional seperti gendang dan berisikan

dakwah islam.

Pergeseran Bentuk Kesenian Wayang Jemblung

Lakon cerita yang disajikan tidak ubahnya seperti cerita wayang

lainnya.Sebab, Jemblung merupakan akulturasi antara wayang dengan agama

Islam.Jadi masih terdapat pengaruh Hindu dengan Islam.Sehingga lakon dalam

Jemblung seperti cerita Wayang pada umumnya.

Pada tahun 1960anpementasan Jemblung Putra Budaya yang menampilkan 10

pemain, 7 orang bertugas memainkan alat musik. Ketujuh alat musik yang dimainkan

ialah Gendang, Terbang ,Ketuk, Kenong, Dimplung, Tengeruh, dan Jidor. 2 orang

bertugas sebagai dalang.Ada dalang cerita dan dalang shalawat, Dalang cerita

berfungsi menceritakan jalannya cerita dalam lakon Jemblung.Sementara dalang

shalawat hanya berfungsi melantunkan shalawat pada sela-sela pementasan

Jemblung. Sementara 1 pemain terakhir ialah Sinden wanita, menurut Sujiman selaku

Dalang sekaligus pimpinan Jemblung Putra Budaya adanya Sinden pada pementasan

kali ini hanya sebagai penyegaran saja agar penonton tidak jenuh ketika menyaksikan

Jemblung. Ketika pementasan Jemblung dalang dan para pemain yang lain duduk

bersila. Dalang selalu berparikan (berpantun) dalam menyampaikan lakon

Jemblung.Awal pementasan diisi dengan Shalawat dan memuji Rasulullah. Lakon

Page 8: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

yang disampaikan ialah tentang Saudagar Dul Jalal dan Peksi Cucak Ijo

(Wawancaradengan Bapak Maksum, 21 Oktober 2012) Ada lakon yang memuat

tentang perjuangan Islam seperti perjuangan Sunan Kalijaga dalam melaksanakan

dakwah ada juga lakon lahirnya Sunan Giri serta berdirinya Kerajaan Demak. Itu

semua merupakan lakon yang berkenaan dengan perjuangan awal mula Islam di

Indonesia.Ada juga lakon tambahan yang bercerita tentang pahlawana Islam dalam

perjuangan mengusir penjajah seperti Pangeran Diponegoro, kyai Mojo, dan Untung

Soropati.Pada penceritaan Lakon juga diiringi dengan Shalawat seperti sholawat

Badar, Sholawat Tombo Ati ataupun Sholawat Munjiyat. Dalang bertutur sambil

diiringi musik, dalang dan dan para pemain lain juga merangkap menjadi pemainnya.

Seperti sinden yang menjadi Ratu Candrasari atau Nyai Dul Jalal.Adegan lamaran

yang berisi rayu-rayuan dilakukan oleh dalang dan sinden namun hanya dalam suara

saja.

Pada tahun 1990an, grup Kesenian ini mengalami pergeseran mengingat

minimnya peminat kesenian ini.Kesenian wayang jemblung kalah dengan orkes

melayu yang selalu tampi di beberapa acara penting.Oleh karena itu, grup kesenian

Putra Budaya Kabupaten Blitar ini melakukan beberapa pergeseran.Grup kesenian

Jemblung ini menggunakan 14 pemain dalam mementaskan Jemblung. Yaitu 8 orang

memainkan alat musik, alat musik yang dimainkan ialah Gendang, Terbang, Ketuk,

Dimplung, 2 Kenong, Tengeruh, Jidor, serta Organ. Organ digunakan untuk

menciptakan musik campursari supaya minat masyarakat semakin bertambah.2 orang

sebagai dalang cerita dan shalawat.Dan ada 4 sinden.pada saat itu Lakon Yang

diceritakan ialah Babat Tanah Jawi. Pada saat itu tanah Jawa masih dihuni oleh

bangsa lelembut dan Syeh Subakir dan Semar menumbalkan dirinya untuk mengusir

lelembut ke Segara Kidul (laut selatan) dan tanah Jawa bisa dihuni. Selain

menggunakan wayang, Jemblung ini juga menambahkan musik campursari namun

menurut masyarakat sekitar hal ini akan mengurangi misi dakwah Jemblung karena

Page 9: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

orang-orang akan lebih menikmati campursarinya daripada dakwahnya(Wawancara

dengan Bapak Maksum, 21 Oktober 2012).

Meskipun terdapat perbedaan bentuk tetapi tetap tidak meninggalkan identitas

Jemblung sebagai kesenian yang Islami, hal itu terbukti dengan lakonnya yang tetap

mengusung perjuangan Islam.Sebagaimana umumnya teater tutur, Jemblung

mengusung perjuangan Islam.Sebagaimna umumnya teater Jemblung mengandalkan

keahlian para pemainnya untuk memainkan tokoh-tokoh dalam

pertunjukannya.Apalagi dalangnya harus dituntut berimprovisasi dengan ide baru

disesuaikan dengan perkembangan kehidupan masyarakat lingkungannya. Meskipun

ceritanya sudah dikenal dan mentradisi, namun dengan kepandaian dalang Jemblung

dapat menciptakan suasana yang segar dan baru. Cara bermain tetep mengikuti, cara

pendahulunya, namun pemain itu mempunyai ide yang segar dan cara

membawakannya yang penuh humor yang dapat memikat para penonton. Cara

membawakan penuh variasi, tidak monoton, dan sering membawakan situasa terakhir

yang sedang hangat menjadi topik pembicaraan di daerah tersebut.

PergeseranFungsi Kesenian Wayang Jemblung

Sejak Jemblung lahir pada abad ke-15, Jemblung terus mengalami

perkembangan sampai saat ini.Berbagai pergeseran konvensional telah dialami oleh

kesenian ini.Salah satunya pergeseran fungsi, fungsi Jemblung masa kini sudah

berbeda dengan Jemblung dulu.Pada awal perkembangannya Jemblung digunakan

sebagai media dakwah agama Islam oleh para wali.Pada zaman tersebut budaya

Hindu masih kental di Nusantara dan orang Jawa sangat menyukai kesenian seperti

Tembang dan Gamelan.Melihat peluang tersebut para wali mengakulturasi wayang

dengan agama Islam hingga lahirlah Jemblung yang digunakan sebagai media

dakwah para wali.Hal ini terus terjadi pada awal masuknya Islam pada zaman

kolonialpun Jemblung masih digunakan sebagai media dakwah, itu terbukti dengan

adanya lakon Jemblung yang mengisahkan Pangeran Diponegoro. Tahun 1960an

Page 10: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

Jemblung terkenal di wilayah Kabupaten Blitar dan sekitarnya, saat itu Jemblung

berfungsi sebagai media dakwah dan komersialis, karena tawaran tawaran pentas

yang mengalir deras akan tetapi, hal itu tidak berlangsung lama karena pamor

Jemblung dari tahun ketahun semakin surut.

Fungsi Jemblung sekarang menjadi fungsi komersialis dimana Jemblung

dipentaskan dalam rangka tertentu.Seperti pada seorang hajatan, syukuran, atau

Peringatan Hari Besar Islam seperti Maulid nabi dan Isra’ Mi’raj nabi. Jemblung

sekarang juga ada fungsi penyuluhan fungsi ini merupakan progam pemerintah yang

menyelipkan tentang progam-program pemerintah seperti KB, konvensi minyak gas

dalam hal ini pemerintah bekerja sama dengan seniman Jemblung untuk

menginformasikan progam pemerintah ketika pementasan Jemblung.

Upaya Upaya yang Dilakukan untuk Mengembangkan Kesenian Jemblung

Karena keberadaannya yang mulai terpinggirkan seiring datangnya kesenian

modern, maka dilakukan berbagai upaya untuk mengembangkan serta melestarukan

kesenian ini.Upaya tersebut muncul dari inisiatif dalang Jemblung yang ingin

menarik minat masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestaruan kesenian

Jemblung.Upaya itu berupa penambahan lakon yang dulunya berkisar Hikayat Amir

Hamzah sekarang ditambah lakon perjuangan Islam.Dan lakon bisa juga disesuaikan

dengan permintaan.Selain itu juga ada tambahan instrumen musik dengan

menambahkan alat musik seperti kenong, tengeruh, dimplung dan lain-lain. Ada juga

tambahan dengan memasukkan musik campur sari dan musik gambus ala timur

tengah agar Jemblung lebih menarik lagi (Wawancara dengan Bapak Maksum, 21

Oktober 2012). Ada lagi upaya yang dilakukan oleh seniman Jemblung untuk

mengembangkan kesenian ini yaitu dengan mengadakan visualisasi atau

penggambaran dari tokoh-tokoh yang ada dalam lakon Jemblung.Hal ini dilakukan

untuk menghindari kesan monoton dalam pementasan jemblung, karena selama ini

lakon dalam tokoh jemblung hanya digambarkan melalui suara saja tidak ditampilkan

Page 11: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

dalam bentuk boneka seperti wayang.Oleh karena itu diadakan visualisasi berupa

wayang dalam pementasan Jemblung saat ini, tetapi hanya pemeran lakon saja yang

divisualisasi.Selain itu, upaya yang dilakukan untuk mengembangkan Jemblung

dengan mengikuti berbagai festival budaya seperti event Traditional Expo yang

diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara Kediri.

Namun berbagai upaya dalam mengembangkan Jemblung di atas tidak boleh

meninggalkan 4 ciri khas Jemblung yang asli. Ciri khas Jemblung yang tidak boleh

ditinggalkan ialah:

1. Sholawatan dan Lagu (gending Jemblung)

2. Humor yang bernafaskan parikan.

3. Interaksi dalang dengan Penonton

4. Misi Dakwah

Selain upaya yang dilakukan oleh seniman Jemblung untuk mengembangkan

kesenian ini, upaya untuk mengembangkan serta melestarikan Jemblung juga

dilakukan oleh pemerintah.Hal ini terbukti dengan mengirim delegasi Jemblung ke

beragai festival budaya namun upaya itu dirasa kurang oleh dalang Jemblung.

Banyak juga kendala-kendala yang dirasakan oleh seniman Jemblung dalam

mengembangkan kesenian Jemblung diantaranya :

1. Belum terbentuknya wadah perkumpulan/paguyuban seniman Jemblung

sehingga para seniman sulit bertukar informasi mengenai Jemblung.

2. Kesenian ini kurang diminati oleh kaum muda sehingga regenerasi yang

dilakukan oleh seniman Jemblung kurang berjalan

3. Banyak kesenian modern yang lebih digemari oleh masyarakat sehingga

membuat Jemblung terpinggirkan.

Page 12: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

Jemblung saat ini bisa dikatakan hampir punah kerena sedikit sekali jumlah

seniman Jemblung yang masih eksis atau bertahan.Hal itu didukung dengan

banyaknya kesenian modern yang semakin digandrungi oleh masyarakat daripada

kesenian tradisional sehingga Jemblung mulai tidak dikenal, terpinggirkan, dan

dianggap kuno.Apalagi Jemblung kurang dinikmati olek kaum muda dan peminat

Jemblung rata-rata orang tua.Untuk saat ini Jemblung hanya dipentaskan dalam

rangka tertentu, seperti peringatan hari besar, atau dalam rangka memenuhi

Hajatan.Jemblung pun kurang terpublikasi sehingga keberadaanya mulai tidak

dikenal. Oleh karena itu dalam setiap pementasannya, dalang mengemban misi dari

pemerintah untuk melestarikan keenian ini jangan sampai punah, karena Jemblung

merupakan warisan budaya yang serat akan makna filosofis dan religius serta tak

ternilai harganya.

Semua itu akibat pergeseran fungsi yang dialami oleh kesenian ini, dulu

kesenian ini digunakan sebagai media dakwah tapi sekarang fungsinya telah bergeser

sebagai kesenian pentas.Inilah kosekuensi dari jaman globalisasi di mana kebudayaan

dari luar bebas masuk sehingga kebudayaan masyarakat asli mulai tak tampak.Karena

kita tahu sekarang masyarakat lebih menyukai kesenian modern yang notabene

berasal dari luar negeri dari pada kesenian tradisional yang asli dari negeri sendiri.

SIMPULAN

Pertunjukan Wayang Jemblung berasal dari daerah Banyumas Jawa Tengah.

Nama Jemblung diambil dari perpaduan bunyi dari Tanjidor dan Terbang yang

menghasilkan bunyi blung..bluung..blung. Pada awalnya pertunjukan ini disajikan

oleh 4 sampai 5 pemain yang merangkap sebagai lakon dan pemain musik.Musik

dimainkan dalam bentuk bunyi mulut (acapela).Seiring perkembangan jaman dan

difusi kesenian ini sampai di Kabupaten Blitar dan karisidenan Kediri, pertunjukan

Page 13: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

ini berubah bentuk yaitu lakon divisualisasikan dalam bentuk wayang dan terdapat

pemain alat musik pengganti acapela.Dalam pergeseran fungsi, kesenian Jemblung

awalnya hanya sebagai media dakwah, namun saat ini berubah fungsi sebagai hiburan

dan sarana sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat. Namun tidak

menghilangkan bentuk asli kesenian Jemblung yaitu mengandung unsur islam.

DAFTAR RUJUKAN

Kayam, Umar. 1981. Seni Tradisi Masyarakat. Jakarta : Sinar Harapan.

Koentjaraningrat. 2002. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Moeleong, L.J. 1988. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya

Soedarso SP. 2006. Trilogi Seni (Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni).

Yogyakarta : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Soedarsono.2002. Seni Pertunjukan Indonesia.Yogyakarta : Gajah Mada University

Press

DAFTAR NARASUMBER

Nama : Sujiman

Alamat : Wates , Kediri.

TTL : Kediri, 13 Mei 1955

Lama Kerja : 20 Tahun

Jabatan : Dalang dan Pimpinan Pertunjukan Wayang Jemblung Putra

Budaya Kediri

Page 14: PERGESERAN BENTUK DAN FUNGSI  KESENIAN WAYANG JEMBLUNG DI KABUPATEN BLITAR

Nama : Bapak Maksum

Alamat : Desa Ngadirejo Blitar

TTL : Tulungagung, 8 Januari 1965

Lama Kerja : 10 Tahun

Jabatan : Pemain alat musik wayang Jemblung di Blitar.