perenungan kefilsafatan

6
Nama : E.Husni Mubarok Jurusan : Sosiologi Tugas : Resume filsafat PERENUNGAN KEFILSAFATAN Apakah filsafat itu ? orang mengatakan bahwa filsafat "tidak membuat roti" dan ucapan ini sepenuhnya benar.filsafat tidak memberikan petunjuk-petunjuk untuk mencapai taraf hidup yang lebih tinggi.sebenarnya jika didalam Filsafat anda mencari jawaban yang terakhir terhadap persoalan yang anda hadapi. Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan tindakan.meskipun filsafat "tidak membuat roti" nama demikian filsafat dapat menyiapkan tungkunya.secara sederhana hal ini berarti bahwa tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin , mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini, menemukan hakekatnya, dan mengatur semuanya itu didalam bentuk yang sistematis. Filsafat membawa kita kepada pemahaman , dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Sebuah contoh klasik . lama berselang pada tahun 399 sm tentang Socrates , Socrates dihukum mati atas tuduhan merusuk jiwa kaum muda Athena. Tetapi Socrates mempunyai banyak teman yang kaya yang mengambil keputusan , bahwa menurut hemat mereka sorates dihukum secara salah , mereka akan membantu untuk melarikan diri tetapi Socrates tidak mau melakukannya , kepada kawan-kawannya ia berkata , sebelum ia melakukannya perlu terlebih dahulu apakah perbuatan

Upload: abdulholik

Post on 06-Jun-2015

1.074 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENUNGAN KEFILSAFATAN

Nama : E.Husni Mubarok

Jurusan : Sosiologi

Tugas : Resume filsafat

PERENUNGAN KEFILSAFATAN

Apakah filsafat itu ? orang mengatakan bahwa filsafat "tidak membuat roti"

dan ucapan ini sepenuhnya benar.filsafat tidak memberikan petunjuk-petunjuk untuk

mencapai taraf hidup yang lebih tinggi.sebenarnya jika didalam Filsafat anda mencari

jawaban yang terakhir terhadap persoalan yang anda hadapi. Filsafat membawa kita

kepada pemahaman dan tindakan.meskipun filsafat "tidak membuat roti" nama

demikian filsafat dapat menyiapkan tungkunya.secara sederhana hal ini berarti bahwa

tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin ,

mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini, menemukan hakekatnya, dan

mengatur semuanya itu didalam bentuk yang sistematis. Filsafat membawa kita

kepada pemahaman , dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih

layak. Sebuah contoh klasik . lama berselang pada tahun 399 sm tentang Socrates ,

Socrates dihukum mati atas tuduhan merusuk jiwa kaum muda Athena. Tetapi

Socrates mempunyai banyak teman yang kaya yang mengambil keputusan , bahwa

menurut hemat mereka sorates dihukum secara salah , mereka akan membantu untuk

melarikan diri tetapi Socrates tidak mau melakukannya , kepada kawan-kawannya ia

berkata , sebelum ia melakukannya perlu terlebih dahulu apakah perbuatan melarikan

diri layak baginya . nah, inilah ucapan filsuf jadi harus dipikirkan lebih dahulu

sebelum melakukan pekerjaan.

Kegiatan kefilsafatan ialah pemikiran secara ketat. Contoh diatas menunjukan

bahwa filsafat berbeda sama sekali dengan membuat roti . filsafat merupakan suata

analisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaraan mengenai suata masalah , dan

penyusunansecara sengaja serta sistematis suatu sudut pandang yang menjadi dasar

suatu tindakan. Kegiatan kefilsafatan itu , sesungguhnya merupakan perenungan atau

pemikiran .

Page 2: PERENUNGAN KEFILSAFATAN

Pemikiran jenis ini berupa merupakan segala sesuatu , mengajukan pertanyaan

, mernghubungkan gagasan yang satu dengan lainyan , menanyakan "mengapa"

mencari jawban yang lebih baik dibandingkan dengan jawaban yang tersedia pada

pandangan pertama. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan kejelasan ,

keruntutan , dan keadaan memadai pengetahuan agar kita memperoleh pemahaman .

Sejumlah makna khusus yang dikandung istilah " filsafat " dari sini ada tiga

hal yang bisa ditunjukannya.

1. Sikap acuh tak acuh.

2. Menekan perasan

3. Ketiadan sifat penting.

Seorang filsuf dianggap sebagai orang yang memandang segala sesuatu "dari

sudut keabdian ", dan karenanya menemukan ketiadaan sifat pentingnya segala

sesuatu ; atau , dianggap sebagai orang yang memandang manusia sebagai sesuatu

yang tidak berarti , dan karenanya bersikap acuh tak acuh terhadap segala hal.

Maka ada gambaran bahwa seorang filsuf merupakan "mesin berpikir" tanpa suatu

perasan apa pun. Bahwa mereka yang memandang seorang filsuf dalam memandang

filsafat sebagai sesuatu yang membawa orang kepada sikap yang demikian itu,

sesungguhnya tidaklah berbicara tentang filsafat, melainkan tentang filsafat yang

khusus. Ada filsafat yang cenderung memuja akal.

Filsafat merupakan pemikiran secara sistematis,kegiatan ke filsafatan ialah

merenung. Tetapi merenung bukanlah melamun, juga bukan berpikir secara kebetulan

yang bersifat untung-untungan. Perenungan ke filsafatan ialah percobaan untuk

menyusun suatu system pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami

dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Perenungan ke

filsafatan dapat merupakan karya satu orang yang dikerjakannya sendiri, ketika ia

dengan pikirannya berusaha keras untuk menemukan alasan serta penjelasan dengan

semacam bertanya kepada diri sendiri atau suatu percakapan ketika mereka

melakukan analisa, melakukan kritik dan menghubungkan pikiran mereka secara

timbale balik. Perenungan ke filsafatan ialah sejenis percakapan yang dilakukan

dengan diri sendiri atau dengan orang lain.

Page 3: PERENUNGAN KEFILSAFATAN

Ciri-Ciri Pikiran Ke Filsafatan

Bagan konsepsional ialah rencana kerja merupakan hasil generalisasi serta

abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses satu demi satu. Karena

itu filsafat merupakan pemikiran tentang hal-hal serta proses-proses dalam hubungan

yang umum. Diantara proses-proses yang dibicarakan ialah pemikiran itu sendiri.

Saling hubungan antar jawaban-jawaban ke filsafatan ialah kesukaran yang

menyangkut pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan pemikiran tentang proses

pikiran, muncul segera setelah seseorang berusaha untuk menjawab salah satunya

diantaranya; karena, usaha untuk menjawab pertanyaan yang satu menyangkut

pertanyaan-pertanyaan yang lain. Dalam menjawab kebenaran, orang harus

mengetahui kenyataan.

Harus bersifat koheren ialah harus runtut bagan konsepsinal yang merupakan

hasil perenungan ke filsafatan haruslah bersifat runtut. Jika orang bertanya apakah arti

"runtut" maka saya akan mencoba menjawabnya dengan pertama-tama memberikan

batasan kebalikan runtut. Kebalikannya tidak runtut atau"bertentangan ". kiranya baik

bila bila saya berikan contoh dengan menyebutnya dua buah pernyataan:

1. Hujan turun.

2. Tidak benar bahwa hujan turun.

Contoh ketidak runtutan

1. Tuhan maha baik dan tidak menginginkan keburukan.

2. Tuhan maha kuasa dan pencipta segala sesuatu yang ada.

Bila ungkapan-ungkapan ini diajukanbahwa kenyataan adanya keburukan agaknya

merupakan sesuatu yang sungguh-sungguh ada maka orang tentunya akan bertanya,

"bagaimana hal dapat terjadi?"

Atas ungkapan diatas yakni tuhan menciptakan segala sesuatu yang

ada,diajukan anggapan bahwa ada keburukan. Sebagai konsekuensinya berarti bahwa

tuhan menciptakan keburukan. Tetapi karena tuhan tentu diciptkannya karena ia ingin

menciptakannya. Sudah tentu hal demikian halnya melakukannya berarti bahwa

terpaksa berbuat berlawanan dengan kehendaknya. Hal ini tidak mungkin karena

tuhan maha kuasa. Dalam hal terdapat kontradiksi:

1. Tuhan tidak menginginkan keburukan.

2. Tuhan mengingikan keburukan.

Page 4: PERENUNGAN KEFILSAFATAN

Filsafat merupakan pemikiran secara rasional ialah perenungan ke filsafatan

berusaha menyusun bagan konsepsional bersifat rasional. Yang saya magsud dengan

"bagan konsepsional yang bersifat rasional "ialah bagan, yang bagian-bagiannya logis

berhubungan satu dengan yang lain.

Filsafat bersifat komprehensif ialah perenungan ke filsafatan berusaha

menyusun bagan konsepsional yang memadai untuk dunia tempat kita hidup maupun

diri kita sendiri. Tetapi sesungguhnya filsafat meliputi lebih banyak hal lagi.

Menurutsudut pandang ini, filsafat mencari kebenaran tentang segala sesuatu dan

kebenaran ini harus dinyatakan dalam bentuk yang paling umum.

Filsafat membicarakan fakt-fakta dengan dua cara.

1. Filsafat mengajukan kritik atas maknay dikandung.

2. Filsafat menarik kesimpulan-kesimpulan yang bersifat umum dari fakta-fakta.