perencanaan struktur beton bertulang ...lib.unnes.ac.id/36259/1/5113415026_optimized.pdfvi kata...

52
PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG APARTEMEN 11 LANTAI DI SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Disusun Oleh : Novtafian Adek Saputra NIM.5113415026 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 30-Jul-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG

    APARTEMEN 11 LANTAI DI SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi

    Teknik Sipil S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

    Universitas Negeri Semarang

    Disusun Oleh :

    Novtafian Adek Saputra NIM.5113415026

    FAKULTAS TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2019

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia Ujian

    Skripsi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

    Hari : Senin

    Tanggal : 23 Desember 2019

    Nama : Novtafian Adek Saputra

    NIM : 5113415026

    Program Studi : Teknik Sipil, S1

    Judul : Perencanaan Struktur Beton Bertulang Gedung

    Apartemen 11 Lantai di Semarang

    Dosen Pembimbing

    ARIE TAVERIYANTO, S. T., M. T.

    NIP. 196507222001121001

  • iii

    PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul “PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG

    GEDUNG APARTEMEN 11 LANTAI DI SEMARANG“ telah dipertahankan di

    depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,

    pada Tanggal, 27 Desember 2019.

    Oleh :

    Nama : Novtafian Adek Saputra

    NIM : 5113415026

    Program Studi : Teknik Sipil, S1

    Panitia:

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Teknik UNNES

    Dr. Nur Qudus, M.T.

    NIP. 196911301994031001

    Penguji 1

    Dr. Eng. Mahmud Kori E,S.T.,M.T.

    NIP.198004022006041001

    ., M.T., M.Sc NIP.197809212005012001

    Ketua

    Aris Widodo, S.Pd, M.T

    NIP. 19710207199031001

    Penguji 2

    Mego Purnomo, S.T, M.T

    NIP.197306182005011001

    Sekretaris

    Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M.Sc

    NIP.197809212005012001

    Penguji 3/ Dosen Pembimbing

    Arie Taveriyanto, S.T, M.T

    NIP.196507222001121001

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi/TA ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

    gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas

    Negeri Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.

    2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

    tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim

    Penguji.

    3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

    atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

    dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

    pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

    4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

    terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

    saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

    telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

    yang berlaku di perguruan tinggi ini.

    Semarang, 27 Desember 2019

    Yang membuat pernyataan,

    Novtafian Adek Saputra

    NIM. 5113415026

  • v

    PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG

    APARTEMEN 11 LANTAI SEMARANG

    Novtafian Adek Saputra

    Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

    Semarang, Indonesia

    Email : [email protected]

    ABSTRAK

    Kebutuhan gedung tinggi menjadi sangat penting seiring perkembangan

    jaman saat terbatasnya lahan untuk mendirikan bangunan. Suatu bangunan gedung

    yang berlantai banyak perlu direncanakan dengan tepat dan teliti agar memenuhi

    kriteria kekuatan, kenyamanan, keselamatan dan umur rencana bangunan.

    Gedung direncanakan dengan tingkat daktilitas tinggi, agar saat terjadi

    gempa kuat struktur gedung tidak runtuh. Dengan menentukan kategori seismik

    berdasarkan kategori resiko gempa, bangunan masuk kategori D. Gedung termasuk

    ke dalam kategori resiko IV dengan faktor keutamaan gempa Ie = 1,5. Tanah di

    lokasi yang tergolong tanah lunak didapat dari hasil penyelidikan tanah dengan N-

    SPT kedalaman sampai 30 meter. Parameter percepatan gempa, spektrum respons

    percepatan dan respons spektrum desain dapat diketahui secara detail melalui situs

    online Dinas PU di link:http://puskim.go.id/Aplikasi/desainspektraindonesia2011/.

    Struktur didesain menggunakan Sistem Ganda yaitu gabungan dari sistem rangka

    pemikul momen dengan dinding geser dengan nilai koefisien modifikasi respons

    (R) 8. Faktor kegempaan dirancang menggunakan statik ekivalen dan dinamik

    respons spektrum.

    Periode maksimum untuk syarat batas periode gedung adalah 1,805 detik.

    Waktu getar gedung untuk mode satu didapatkan sebesar 1,404 detik dan mode dua

    sebesar 1,489 detik, sehingga batasan periode terpenuhi. Simpangan antar lantai

    baik gempa statik dan dinamik arah x dan y tidak melebihi simpangan yang

    diijinkan sehingga struktur tahan terhadap gempa.

    Kata Kunci : Respon Spektrum, Daktilitas, Gempa

  • vi

    Kata Pengantar

    Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah yang telah

    melimpahkan rahmat-Nya dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul Perencanaan Struktur Beton Bertulang

    Gedung Apartemen 11 Lantai di Semarang. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu

    syarat meraih gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Sipil S1 Jurusan

    Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

    Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai

    pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

    terimakasih sebagai penghargaan kepada :

    1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. , Rektor Universitas Negeri Semarang;

    2. Dr. Nur Qudus M.T. , Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang;

    3. Aris Widodo S.Pd., M.T. , Ketua Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri

    Semarang;

    4. Dr. Rini Kusumawardani S.T., M.T., M.Sc. , Ketua Program Studi Teknik Sipil

    S1, Universitas Negeri Semarang;

    5. Dr. Eng. Mahmud Kori Effendi., S.T., M.T. , selaku Dosen Penguji 1 yang

    memberi masukan berupa kritik dan saran perbaikan sehingga menambah

    kualitas karya penulis;

    6. Mego Purnomo, S. T., M. T. , selaku Dosen Penguji 2 yang memberi masukan

    berupa kritik dan saran perbaikan sehingga menambah kualitas karya penulis;

  • vii

    7. Arie Taveriyanto, S.T., M.T. , selaku Dosen Penguji 3 sekaligus Dosen

    Pembimbing yang selalu penuh kesabaran dan perhatian dalam membimbing

    penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

    8. Karuniadi Satrijo Utomo, S. T., M. T., selaku Dosen Wali yang selalu memberi

    dukungan dan perhatian kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

    9. Semua dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES yang telah mendidik penulis

    dan memberikan ilmu yang berharga;

    10. Semua teman-teman di Universitas Negeri Semarang yang selalu memberi

    dukungan kepada penulis selama masa studi dan penyusunan skripsi ini;

    11. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk skripsi ini yang tidak dapat

    disebutkan satu persatu.

    Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penelitian lain

    yang relevan dibidang struktur bangunan.

    Semarang, 27 Desember 2019

    Penulis

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

    PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iv

    ABSTRAK ............................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

    C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 3

    D. Batasan Masalah ........................................................................................... 3

    E. Sistematika Penulisan ................................................................................... 4

    BAB II STUDI PUSTAKA .................................................................................... 6

    A. Umum ........................................................................................................... 6

    B. Pembebanan dan Kombinasinya .................................................................. 7

    B.1 Pembebanan .................................................................................................. 7

    B.1.a Beban Mati ........................................................................................ 7

    B.1.b Beban Hidup .................................................................................... 7

  • ix

    B.1.c Beban Gempa ................................................................................. 12

    B.1.d Beban Angin .................................................................................. 13

    B.2 Kombinasi Pembebanan ............................................................................. 14

    C. Gempa ........................................................................................................ 14

    C.1 Definisi Gempa .......................................................................................... 14

    C.2 Gaya Gempa ............................................................................................... 15

    C.3 Faktor Keutamaan dan Kategori Risiko Gempa ....................................... 16

    C.3.a Kategori Risiko Gempa .................................................................. 16

    C.3.b Faktor Keutamaan Gempa .............................................................. 18

    D. Perencanaan Struktur Atas ........................................................................ 18

    D.1 Kolom ......................................................................................................... 18

    D.2 Balok .......................................................................................................... 20

    D.3 Pelat ............................................................................................................ 22

    E. Perencanaan Struktur Bawah ..................................................................... 23

    E.1 Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ................................................................. 23

    E.2 Daya Dukung Tiang .................................................................................... 25

    E.3 Tie Beam ..................................................................................................... 25

    F. ETABS ........................................................................................................ 25

    BAB III METODOLOGI PERENCANAAN .................................................... 28

    A. Bagan Alir Perencanaan Struktur ............................................................... 28

    B. Tahap Pengumpulan Data .......................................................................... 29

    B.1 Data Tanah.................................................................................................. 29

    B.2 Data Lokasi Perencanaan ........................................................................... 30

  • x

    B.3 Pemilihan Kriteria Desain .......................................................................... 30

    C. Pembebanan Struktur ................................................................................. 31

    C.1 Kombinasi Pembebanan ............................................................................. 31

    C.2 Jenis Pembebanan ....................................................................................... 32

    C.2.a Beban Mati ...................................................................................... 32

    C.2.b Beban Hidup ................................................................................... 34

    C.2.c Beban Angin ................................................................................... 36

    C.2.d Beban Gempa ................................................................................. 38

    C.3 Analisis Desain Seismik ............................................................................. 39

    C.3.a Menentukan Kategori Risiko dan Faktor Keutamaan ..................... 39

    C.3.b Menentukan Parameter Percepatan Gempa .................................... 41

    C.3.c Menentukan Kelas Situs ................................................................ 42

    C.3.d Menentukan Koefisien Situs dan Parameter Respons Spektral

    Percepatan .................................................................................................. 45

    C.3.e Parameter Percepatan Spektral Desain ........................................... 47

    C.3.f Menentukan Spektrum Respon Desain ........................................... 47

    C.3.g Menentukan Kategori Desain Seismik ........................................... 48

    C.3.h Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem .......................... 49

    C.3.i Batasan Perioda Fundamental ........................................................ 50

    C.3.j Perhitungan Geser Dasar Seismik .................................................. 51

    D. Perencanaan Pelat Lantai ........................................................................... 53

    D.1 Diagram Alir Perencanaan Pelat Lantai ..................................................... 53

    D.2 Menentukan Syarat-Syarat Batas Pelat Lantai ........................................... 54

  • xi

    D.3 Menentukan Panjang Bentang Pelat Lantai .............................................. 55

    D.4 Menentukan Tebal Pelat Lantai .................................................................. 55

    D.5 Menentukan Pembebanan Pelat Lantai ...................................................... 56

    D.6 Menentukan Momen Pelat Lantai .............................................................. 57

    D.7 Menghitung Tulangan Pelat Lantai ............................................................ 57

    E. Perencanaan Balok...................................................................................... 60

    E.1 Diagram Alir Perencanaan Balok ............................................................... 60

    E.2 Menentukan Syarat-Syarat Batas Balok ..................................................... 61

    E.3 Menentukan Dimensi Balok ...................................................................... 61

    E.4 Menentukan Momen Balok ........................................................................ 61

    E.5 Menentukan Tulangan Utama Balok .......................................................... 61

    E.6 Penulangan Balok Daerah Tumpuan dan Lapangan ................................. 63

    E.7 Perencanaan Tulangan Geser Balok .......................................................... 66

    E.8 Perhitungan Gaya Geser Balok .................................................................. 67

    E.9 Perencanaan Tulangan Torsi Balok ........................................................... 71

    E.10 Perencanaan Tulangan Badan Balok ......................................................... 71

    E.11 Perencanaan Panjang Penyaluran Balok ................................................... 71

    F Perencanaan Kolom .................................................................................... 72

    F.1 Diagram Alir Perencaan Kolom ................................................................. 72

    F.2 Menentukan Dimensi Kolom ..................................................................... 73

    F.3 Menentukan Beban Kolom ........................................................................ 73

    F.4 Menentukan Momen Kolom ...................................................................... 73

    F.5 Penentuan Struktur Rangka Portal Bergoyang atau Tidak Bergoyang ...... 73

  • xii

    F.6 Perhitungan Faktor Panjang Tekuk Efektif Kolom ................................... 74

    F.7 Faktor Pembesaran Momen ....................................................................... 77

    F.8 Perhitungan Tulangan Geser Kolom .......................................................... 80

    F.9 Panjang Penyaluran pada Tulangan Kolom .............................................. 82

    G. Perencanaan Pondasi Tiang Bor ................................................................. 83

    G.1 Diagram Alir .............................................................................................. 83

    G.2 Menghitung Daya Dukung Ujung Tiang Ultimate ..................................... 84

    G.3 Penentuan Kapasitas Tiang Group ............................................................. 85

    G.4 Menentukan Jumlah Tiang dan Konfigurasi Titik Tiang ........................... 86

    G.5 Cek Terhadap Geser Pons .......................................................................... 86

    G.6 Cek Terhadap Geser Lentur ....................................................................... 87

    G.7 Perhitungan Pile Cap .................................................................................. 88

    H. Perencanaan Tie Beam ............................................................................... 89

    H.1 Gaya Aksial ................................................................................................ 89

    H.2 Pembebanan Tie Beam ............................................................................... 90

    H.3 Perhitungan Tulangan Utama ..................................................................... 90

    H.4 Perhitungan Tulangan Transversal ............................................................. 90

    BAB IV DESAIN STRUKTUR ........................................................................... 92

    A. Pembebanan Struktur ................................................................................. 92

    A.1 Material Struktur ........................................................................................ 93

    A.1.a Beton ............................................................................................... 93

    A.1.b Baja Profil ....................................................................................... 93

    A.2 Pembebanan Gedung ................................................................................... 93

  • xiii

    A.2.a Jenis Pembebanan ........................................................................... 93

    A.2.b Kombinasi Pembebanan ................................................................. 94

    A.2.c Perhitungan Pembebanan ............................................................... 95

    A.3 Analisis Beban Gempa ............................................................................. 103

    A.3.a Tahap Analisis Gempa ................................................................. 103

    A.3.b Gempa Statik Ekivalen ................................................................. 113

    A.3.c Gempa Dinamik Respons Spektrum ........................................... 118

    B. Perhitungan Praktis dengan ETABS v.16.2.1 .......................................... 124

    B.1 Perhitungan Pelat Lantai .......................................................................... 125

    B.2 Perhitungan Balok Utama ........................................................................ 128

    B.2.a Perhitungan Tulangan Balok Utama ............................................ 128

    B.2.b Perhitungan Tulangan Geser Balok .............................................. 129

    B.2.c Desain Tulangan Torsi Balok ....................................................... 131

    B.3 Perhitungan Kolom ................................................................................. 132

    B.3.a Perhitungan Tulangan Kolom Utama ........................................... 133

    B.3.b Perhitungan Tulangan Geser Kolom ............................................ 136

    C. Perhitungan Manual.................................................................................. 137

    C.1 Perencanaan Pelat Lantai ......................................................................... 137

    C.1.a Menentukan Pembebanan Pelat Lantai ........................................ 137

    C.1.b Perencanaan Tulangan Pelat Lantai.............................................. 138

    C.1.b.1 Menentukan Syarat-Syarat Batas dan Bentang

    Perancanaan pada Pelat Lantai ................................... 138

    C.1.b.2 Menentukan Tulangan Pokok Daerah Lapangan dan

  • xiv

    Tumpuan ........................................................................... 142

    C.2 Perencanaan Balok ................................................................................... 150

    C.2.a Menentukan Persyaratan Komponen Struktur Balok ................... 150

    C.2.b Perhitungan Tulangan Utama Balok ............................................ 151

    C.2.c Penulangan Balok Daerah Tumpuan ............................................ 152

    C.2.d Penulangan Balok Daerah Lapangan ............................................ 154

    C.2.e Perhitungan Tulangan Geser Balok .............................................. 156

    C.2.f Perhitungan Gaya Geser Balok .................................................... 157

    C.2.g Perencanaan Tulangan Torsi Balok .............................................. 161

    C.2.h Perencanaan Tulangan Badan Balok ............................................ 161

    C.2.i Perencanaan Panjang Penyaluran Balok ...................................... 161

    C.3 Perencanaan Kolom ................................................................................. 163

    C.3.a Denah Struktur Kolom yang Ditinjau........................................... 163

    C.3.b Gaya Dalam pada Kolom ............................................................. 164

    C.3.c Penentuan Struktur Rangka Portal Bergoyang atau Tidak

    Bergoyang..................................................................................... 164

    C.3.d Perhitungan Faktor Panjang Tekuk Efektif Kolom ...................... 164

    C.3.e Faktor Pembesaran Momen .......................................................... 171

    C.3.f Diagram Interaksi Kolom ............................................................. 174

    C.3.g Perhitungan Tulangan Geser Kolom ............................................ 175

    C.3.h Panjang Penyaluran pada Tulangan Kolom ................................. 180

    C.4 Perencanaan Pondasi Bor Pile .................................................................. 182

    C.4.a Data Tanah.................................................................................... 183

  • xv

    C.4.b Kapasitas Daya Dukung Tiang Tunggal Bor................................ 183

    C.4.c Hasil Beban Struktur Atas ............................................................ 185

    C.4.d Kebutuhan Jumlah Tiang .............................................................. 185

    C.4.e Daya Dukung Grup Tiang ............................................................ 186

    C.4.f Distribusi Beban Kolom ke Masing-Masing Tiang...................... 193

    C.4.g Perencanaan Pile Cap ................................................................... 198

    C.4.h Cek Terhadap Geser Pons ............................................................ 199

    C.4.i Cek Terhadap Geser Lentur .......................................................... 200

    C.4.j Perhitungan Penulangan Pile Cap ................................................ 201

    C.5 Perencanaan Tie Beam ............................................................................. 204

    C.5.a Gaya Aksial yang Bekerja pada Tie Beam Diambil Dari Beban

    Kolom Diatasnya .......................................................................... 204

    C.5.b Pembebanan Tie Beam ................................................................. 205

    C.5.c Perhitungan Tulangan Longitudinal ............................................. 205

    C.5.d Perhitungan Tulangan Transversal ............................................... 207

    BAB V PENUTUP .............................................................................................. 210

    A. Simpulan .................................................................................................. 210

    B. Saran ......................................................................................................... 212

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 212

    LAMPIRAN ......................................................................................................... 213

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Beban Hidup Terdistribusi Merata Minimum, Lo dan Beban Hidup

    Terpusat Minimum ................................................................................................... 8

    Tabel 2.2 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung Untuk Beban

    Gempa .................................................................................................................... 16

    Tabel 2.3 Faktor Keutamaan Gempa ................................................................... 18

    Tabel 3.1 Data Tanah N-SPT ............................................................................... 29

    Tabel 3.2 Berat Sendiri Bahan Bangunan ............................................................ 32

    Tabel 3.3 Berat Sendiri Komponen Gedung ........................................................ 33

    Tabel 3.4 Beban Hidup Terdistribusi Minimum .................................................. 35

    Tabel 3.5 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung Untuk Beban

    Gempa .................................................................................................................... 39

    Tabel 3.6 Faktor Keutamaan Gempa ................................................................... 41

    Tabel 3.7 Klasifikasi Situs ................................................................................... 42

    Tabel 3.8 Koefisien Situs, Fa ............................................................................... 46

    Tabel 3.9 Koefisien Situs, Fv ............................................................................... 46

    Tabel 3.10 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan

    pada Perioda Pendek .............................................................................................. 48

    Tabel 3.11 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan

    pada Perioda 1 Detik .............................................................................................. 49

    Tabel 3.12 Faktor R, Cd, dan Ωo Untuk Sistem Penahan Gaya Gempa

    (Untuk

    Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen) ..................................................... 49

    Tabel 3.13 Koefisien Untuk Batas Atas Pada Perioda yang Dihitung ................... 51

  • xvii

    Tabel 3.14 Nilai Parameter Perioda Pendekatan Ct dan x ...................................... 51

    Tabel 4.1 Perhitungan Beban Angin Arah X Dipihak Angin .............................. 98

    Tabel 4.2 Perhitungan Beban Angin Arah X Dibelakang Angin ......................... 99

    Tabel 4.3 Perhitungan Beban Angin Arah Y Dipihak Angin ............................ 101

    Tabel 4.4 Perhitungan Beban Angin Arah Y Dibelakang Angin ....................... 102

    Tabel 4.5 Nilai N-SPT Data Tanah .................................................................... 104

    Tabel 4.6 Klasifikasi Situs ................................................................................. 105

    Tabel 4.7 Koefisien Situs, Fa ............................................................................. 107

    Tabel 4.8 Koefisien Situs, Fv ............................................................................. 108

    Tabel 4.9 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan

    pada Perioda Pendek ............................................................................................ 110

    Tabel 4.10 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan

    pada Perioda 1 Detik ............................................................................................ 110

    Tabel 4.11 Nilai Parameter Perioda Pendekatan Ct dan x .................................... 111

    Tabel 4.12 Koefisien Batas Atas Periode yang Dihitung ..................................... 112

    Tabel 4.13 Berat Struktur Gedung ....................................................................... 116

    Tabel 4.14 Nilai Kurva Spektrum Gempa............................................................ 118

    Tabel 4.15 Besarnya Gaya Geser Dasar (Base Shear) Nominal Untuk Masing-

    Masing Gempa ............................................................................................... 121

    Tabel 4.16 Simpangan Struktur Akibat Gempa Statik Arah x dan Arah y .......... 123

    Tabel 4.17 Simpangan Struktur Akibat Gempa Dinamik Arah x dan Arah y ..... 124

    Tabel 4.18 Nilai Momen ...................................................................................... 140

    Tabel 4.19 Rekap Hasil Tulangan Pelat yang Ditinjau ........................................ 149

  • xviii

    Tabel 4.20 Rekap Hasil Tulangan Balok yang Ditinjau ...................................... 162

    Tabel 4.21 Rekap Hasil Tulangan Kolom yang Ditinjau ..................................... 181

    Tabel 4.22 Data Tanah BH-1 ............................................................................... 183

    Tabel 4.23 Hasil Beban Struktur Atas.................................................................. 185

    Tabel 4.24 Nilai Distribusi Beban ke Tiang P-1 .................................................. 193

    Tabel 4.25 Nilai Distribusi Beban ke Tiang P-2 .................................................. 194

    Tabel 4.26 Nilai Distribusi Beban ke Tiang P-3 .................................................. 195

    Tabel 4.27 Nilai Distribusi Beban ke Tiang P-4 .................................................. 196

    Tabel 4.28 Nilai Distribusi Beban ke Tiang P-5 .................................................. 197

    Tabel 4.29 Rekap Hasil Penulangan Pile Cap Untuk Pondasi Tipe P-5 .............. 204

  • xix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Elemen Balok dan Kolom Portal ...................................................... 21

    Gambar 2.2 Jenis Perletakan Pelat pada Balok .................................................... 23

    Gambar 3.1 Lokasi Perencanaan Apartemen ....................................................... 30

    Gambar 3.2 Koefisien Angin Struktur Rangka .................................................... 37

    Gambar 3.3 Diagram Regangan—Tegangan Balok............................................. 63

    Gambar 3.4 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kanan .............................. 68

    Gambar 3.5 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kiri .................................. 68

    Gambar 4.1 Rencana Permodelan Struktur Gedung Apartemen 11 Lantai ......... 92

    Gambar 4.2 Denah Area Pembebanan Angin Arah X ......................................... 97

    Gambar 4.3 Denah Area Pembebanan Angin Arah Y ....................................... 101

    Gambar 4.4 Output Desain Spektra pada Website puskim.go.id ....................... 107

    Gambar 4.5 Respons Spektrum Desain Tanah Lunak Berdasarkan Website

    puskim.pu.go.id .................................................................................................... 109

    Gambar 4.6 Waktu Getar Struktur Mode 1 (arah Y) ......................................... 111

    Gambar 4.7 Waktu Getar Struktur Mode 2 (arah X) ......................................... 112

    Gambar 4.8 Berat dan Massa Bangunan Tiap Lantai ........................................ 114

    Gambar 4.9 Nilai Partisipasi Massa untuk Arah X dan Arah Y ........................ 120

    Gambar 4.10 Pendefinisian Struktur Pemikul Momen Khusus pada ETABS ..... 125

    Gambar 4.11 Nilai Momen Arah Y ..................................................................... 126

    Gambar 4.12 Nilai Momen Arah X ..................................................................... 127

    Gambar 4.13 Luas Tulangan Utama Balok Arah Memanjang ............................. 128

    Gambar 4.14 Tampak Luas Tulangan Geser........................................................ 130

    Gambar 4.15 Tampak Luas Tulangan Torsi ........................................................ 132

  • xx

    Gambar 4.16 Tampak Luas Tulangan Kolom ...................................................... 133

    Gambar 4.17 Diagram Interaksi Kolom yang Ditinjau ........................................ 135

    Gambar 4.18 Tampak Luas Tulangan Geser Kolom yang Ditinjau..................... 136

    Gambar 4.19 Detail Penulangan Pelat Lantai Tipe S1 ......................................... 150

    Gambar 4.20 Nilai Geser Maksimum pada Balok (B1-325x650)........................ 157

    Gambar 4.21 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kanan ............................ 158

    Gambar 4.22 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kiri ................................ 158

    Gambar 4.23 Nilai Torsi Balok yang Ditinjau ..................................................... 161

    Gambar 4.24 Detail Penulangan Tumpuan Balok B1 – 32,5 x 65 ....................... 163

    Gambar 4.25 Detail Penulangan Lapangan Balok B1 – 32,5 x 65 ...................... 163

    Gambar 4.26 Kolom yang Ditinjau ...................................................................... 164

    Gambar 4.27 Faktor Panjang Efektif k ................................................................ 170

    Gambar 4.28 Diagram Interaksi Kolom ............................................................... 174

    Gambar 4.29 Detail Penulangan Kolom didalam Bentang lo .............................. 182

    Gambar 4.30 Detail Penulangan Kolom diluar Bentang lo.................................. 182

    Gambar 4.31 Konfigurasi Pondasi Grup Tiang Tipe P-1 ..................................... 187

    Gambar 4.32 Konfigurasi Pondasi Grup Tiang Tipe P-2 ..................................... 188

    Gambar 4.33 Konfigurasi Pondasi Grup Tiang Tipe P-3 ..................................... 190

    Gambar 4.34 Konfigurasi Pondasi Grup Tiang Tipe P-4 ..................................... 191

    Gambar 4.35 Konfigurasi Pondasi Grup Tiang Tipe P-5 ..................................... 192

    Gambar 4.36 Denah Pondasi ................................................................................ 198

    Gambar 4.37 Bidang Kritis Pons ......................................................................... 200

  • xxi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Data Tanah BH-1 .............................................................................. 213

    Lampiran 2 Data Tanah BH-2 .............................................................................. 214

    Lampiran 3 Data Tanah Sondir S-1 ..................................................................... 215

    Lampiran 4 Data Tanah Sondir S-2 ..................................................................... 216

    Lampiran 5 Surat Permohonan Izin Permintaan Data ......................................... 217

    Lampiran 6 Surat Pengantar Permohonan Data ................................................... 218

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada saat ini kota – kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

    pesat, termasuk Semarang. Disebabkan oleh berbagai bidang yang terlibat dari

    perkotaan mengalami perkembangan yang cukup pesat seperti dibidang kependudukan,

    ekonomi, perdagangan dan jasa. Dengan berkembangnya di bidang kependudukan

    yang cukup pesat maka diharapkan adanya wadah yang dapat menunjang dan

    menampung penduduk atau pekerja ditambah lagi dengan adanya pendatang yang ingin

    mengubah nasibnya di kota besar mengakibatkan lahan di kota Semarang semakin

    terbatas untuk dijadikan sebuah tempat tinggal.

    Apartemen diniliai hunian yang praktis untuk hidup di zaman modern seperti

    sekarang, lokasinya yang berada dipusat kota memudahkan untuk melakukan aktifitas.

    Menurut Buku Site Planing (1984 : 252 ) Apartemen didefinisikan sebagai “Several

    dwelling units a common (usually an indoor ) acces and area enclosed by a common

    structural envelope” yang berarti unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan

    dilengkapi oleh struktur kulit bangunan yang sama”.

    Menurut situs MAGMA Indonesia disebutkan bahwa Semarang masih masuk

    dalam kategori kawasan daerah rawan gempa bumi rendah. Kawasan yang berpotensi

    terlanda goncangan gempa bumi dengan intensitas antara IV-V MMI (Modified

  • 2

    Mercalli Intensity). Pada kawasan ini masih berpotensi terjadi kerusakan bangunan

    namun kecil kemungkinan terjadi kerusakan geologis. Percepatan gempa bumi 0,10 g

    – 0,20 g. Meskipun disebutkan demikian kita sebagai seorang engineer harus mampu

    untuk meminimalisir adanya kerusakan struktur bangunan oleh gempa. Oleh karena

    itu, perencanaan Gedung Apartemen Skyland 11 Lantai ini direncanakan sesuai

    standarisasi SNI Gempa 1726:2012.

    Gedung Apartemen 11 Lantai yang direncanakan tidak hanya disesuaikan dengan

    SNI Gempa 1726:2012 untuk gedung yang mampu menahan gempa. Namun, juga

    diperlukannya perencanaan gedung sesuai standar SNI yang sudah ada. Untuk

    perencanaan gedungnya menggunakan SNI Beton Bertulang 2847:2013 dan

    pembebanannya sesuai dengan SNI 1727:2013 untuk beban minimum perancangan

    bangunan gedung dan struktur lain. Agar gedung tersebut sesuai dengan standarisasi

    SNI yang sudah ada. Perhitungan untuk pendesainan struktur gedung ini menggunakan

    software ETABS v16.2.1 (Extended Three Dimensional Analysis of Building Systems).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan permasalahan yang sudah dijelaskan diatas, rumusan masalah pada

    Skripsi ini adalah :

    1. Bagaimana merencanakan struktur beton bertulang pada Apartemen 11 Lantai

    sesuai SNI 03-22847-2013 untuk perencanaan struktur?

    2. Bagaimana merencanakan struktur beton bertulang pada Apartemen 11 Lantai

    dengan menggunakan software ETABS v16.2.1?

  • 3

    3. Bagaimana merencanakan pondasi tiang bor pada Apartemen 11 Lantai

    berdasarkan data tanah yang diperoleh?

    4. Bagaimana perencanaan struktur tahan gempa pada Apartemen 11 Lantai di

    Semarang sesuai SNI 1726:2012?

    C. Tujuan dan Manfaat

    Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui langkah-langkah dalam mendesain struktur beton bertulang

    Apartemen 11 Lantai di Semarang sesuai dengan SNI perencanaan struktur

    beton bertulang.

    2. Mengetahui perencanaan struktur beton bertulang menggunakan software

    ETABS v16.2.1.

    3. Mengetahui perencanaan pondasi tiang bor untuk Apartemen 11 Lantai.

    4. Mengetahui perencanaan struktur tahan gempa Apartemen 11 Lantai di

    Semarang sesuai SNI 1726:2012.

    D. Batasan Masalah

    Agar penulisan skripsi ini dapat terarah dan terencana, maka dibuat batasan

    masalah sebagai berikut:

    1. Perencanaan struktur beton bertulang Apartemen 11 lantai Semarang

    direncanakan tahan gempa dengan menggunakan Software ETABS v16.2.1.

    2. Perencanaan meliputi struktur bawah pondasi tiang bor dan tie beam, serta

    struktur atas yaitu kolom, balok, plat lantai menggunakan struktur beton

    bertulang.

  • 4

    3. Perencanaan elemen struktur menggunakan analisis yang mengacu pada

    Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2013.

    4. Perhitungan pengecekan manual dimensi dan penulangan elemen struktur

    hanya di beberapa bagian yang ditinjau.

    5. Analisis pembebanan menggunakan beban mati, beban hidup, dan beban gempa

    sesuai dengan Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan

    Struktrur Lain SNI 1727:2013.

    6. Analisis perencanaan bangunan tahan gempa mengacu pada Tata Cara

    Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 1726:2012

    7. Gambar kerja hanya sebatas gambar detail struktur per elemen yang ditinjau

    menggunakan Software AutoCAD 2017.

    8. Tidak menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya).

    9. Tidak membahas RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat).

    10. Tidak membahas metode pelaksanaan.

    E. Sistematika Penulisan

    Tugas akhir ini secara garis besar disusun dalam 5 bab, dengan sistematika

    penulisan sebagai berikut :

    1. BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan

    Manfaat, Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan.

    2. BAB II STUDI PUSTAKA

  • 5

    Bab ini berisikan tentang Uraian secara Umum. Prosedur Perencanaan

    Struktur Atas, Prosedur Perencanaan Struktur Bawah dan Bangunan Tahan

    Gempa.

    3. BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

    Bab ini berisikan tentang Tahap Pengumpulan Data, Bagan Alir Desain

    Struktur, Langkah-langkah perencanaan struktur bangunan tahan gempa,

    aturan-aturan dan rumus yang dipakai dalam perhitungan gedung tinggi

    meliputi perhitungan Pondasi, Tie Beam, Kolom, Balok, Plat Lantai.

    4. BAB IV DESAIN STRUKTUR

    Bab ini berisikan tentang Uraian secara Umum mengenai desain struktur,

    Permodelan Struktur, Analisis Struktur, Desain Struktur Atas, Desain Struktur

    Bawah, Gambar Detail Struktur Per Elemen yang ditinjau.

    5. BAB V PENUTUP

    Bab ini berisikan tentang Kesimpulan, dan Saran.

  • 6

    BAB II

    STUDI PUSTAKA

    A. Umum

    Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari dua bagian yaitu struktur bawah

    (lower structure) dan struktur atas (upper structure). Struktur bawah (lower structure)

    yang dimaksudkan adalah pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah

    permukaan tanah, sedangkan yang dimaksud dengan struktur atas (upper structure)

    adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti kolom, balok,

    pelat, tangga dan lain-lain. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-

    beda di dalam sebuah struktur.

    Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan

    terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan

    suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar memenuhi kriteria kekuatan,

    kenyamanan, dan keselamatan.

    Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load), beban

    hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind load) menjadi

    bahan perhitungan awal dalam perencanaan struktur untuk mendapatkan besar dan arah

    gaya-gaya yang bekerja pada setiap komponen struktur, ekmudian dapat dilakukan

    analisis struktur untuk mengetahui besarnya kapasitas penampang dan tulangan yang

    dibutuhkan oleh masing-masing struktur (Gideon dan Takin, 1993).

  • 7

    B. Pembebanan dan Kombinasinya

    B.1 Pembebanan

    Beban menurut SNI 1727:2013 adalah gaya atau aksi lainnya yang diperoleh

    dari berat seluruh bahan bangunan, penghuni, barang-barang yang ada di dalam

    bangunan gedung, efek lingkungan, selisih perpindahan, dan gaya kekangan akibat

    perubahan dimensi.

    Struktur sebuah gedung harus direncanakan kekuatannya terhadap beban-beban

    berikut:

    B.1.a Beban Mati

    Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang

    terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,

    finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta

    peralatan layan terpasang lain termasuk berat keran (SNI 1727-2013). Beban mati

    dapat dinyatakan sebagai gaya statis yang disebabkan oleh berat setiap unsur di dalam

    struktur. Gaya-gaya yang menghasilkan beban mati terdiri dari berat unsur pendukung

    beban dari bangunan, lantai, penyelesaian langit-langit, dinding partisi tetap,

    penyelesaian fasade, tangki simpan, sistem distribusi mekanis, dan seterusnya.

    Gabungan beban semua unsur ini menjadikan beban mati dari suatu bangunan

    (Schueller, 1989:8). Pada analisis permodelan software ETABS v16.2.1, pembebanan

    mati dapat dihitung secara langsung.

    B.1.b Beban Hidup

    Beban hidup merupakan beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni

  • 8

    bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban

    lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban

    mati.

    Tabel 2.1 Beban Hidup Terdistribusi Merata Minimum, Lo dan Beban Hidup

    Terpusat Minimum (SNI 1727-2013)

    Hunian atau penggunaan Merata psf

    (kN/m²)

    Terpusat lb (kN)

    Apartemen (lihat rumah tinggal)

    Sistem lantai akses

    Ruang kantor 50 (2,4) 2 000 (8,9)

    Ruang Komputer 100 (4,79) 2 000 (8,9)

    Gudang persenjataan dan ruang latihan 150 (7,18)a

    Ruang pertemuan

    Kursi tetap (terikat di lantai) 100 (4,79)a

    Lobi 100 (4,79)a

    Kursi dapat dipindahkan 100 (4,79)a

    Panggung pertemuan 100 (4,79)a

    Lantai podium 150 (7,18)a

    Balkon dan dek 1,5 kali

    beban hidup

    untuk daerah

    yang dilayani

    tidak perlu

    melebihi 100

    psf (4,79

    kN/m2)

    Jalur akses pemeliharaan 40 (1,92) 300 (1,33)

    Koridor

    Lantai pertama 100 (4,79)

  • 9

    Lantai lain sama seperti

    pelayanan

    hunian

    kecuali

    disebutkan

    lain

    Ruang makan dan restoran 100 (4,79)a

    Hunian (lihat rumah tinggal)

    Ruang mesin elevator (pada daerah 2 in.x 2 in.

    [50 mm x 50 mm])

    300 (1,33)

    Konstruksi pelat lantai finishing ringan (pada

    area 1 in.x 1 in. [25 mm x 25 mm])

    200 (0,89)

    Jalur penyelamatan terhadap kebakaran 100 (4,79)

    Hunian satu keluarga saja 40 (1,92)

    Tangga permanen lihat pasal

    4.5

    Garasi/parkir 40 (1,92)a,b,c

    Mobil penumpang saja

    Truk dan Bus

    Susuran tangga, rel pengaman, dan batang

    pegangan

    lihat pasal

    4.5

    Helipad 60 (2,87)de

    tidak boleh

    direduksi

    e,f,g

    Rumah sakit :

    Ruang operasi, laboratorium 60 (2,87) 1 000 (4,45)

    Ruang pasien 40 (1,92) 1 000 (4,45)

    koridor di atas lantai pertama 80 (3,83) 1 000 (4,45)

    Hotel (lihat rumah tinggal)

    Perpustakaan

    Ruang baca 60 (2,87) 1 000 (4,45)

    Ruang penyimpanan 150 (7,18)a,h 1 000 (4,45)

    Koridor diatas lantai pertama 80 (3,83) 1 000 (4,45)

    Pabrik

    Ringan 125 (6,00)a 2 000 (8,90)

    Berat 250 (11,97)a 3 000 (13,40)

    Gedung perkantoran:

  • 10

    Ruang arsip dan komputer harus dirancang

    untuk beban yangb lebih berat berdasarkan

    pada perkiraan hunian lobi dan koridor lantai

    pertama

    100 (4,79) 2 000 (8,90)

    kantor 50 (2,40) 2 000 (8,90)

    koridor diatas lantai pertama 80 (3,83) 2 000 (8,90)

    Lembaga hukum

    Blok sel 40 (1,92)

    Koridor 100 (4,79)

    Tempat rekreasi

    Tempat bowling, kolam renang, dan

    penggunaan yang sama

    75 (3,59)a

    bangsal dansa dan ruang dansa 100 (4,79)a

    Gimnasium 100 (4,79)a

    tempat menonton baik terbuka ataupun tertutup 100 (4,79)a,k

    stadium dan tribun/arena dengan tempat

    duduk tetap (terikat pada lantai)

    60 (2,87)a,k

    Rumah tinggal

    Hunian (satu keluarga dan dua keluarga)

    Loteng yang tidak dapat didiami tanpa

    gudang

    10 (0,48)/

    Loteng yang tidak dapat didiami dengan

    gudang

    20 (0,96)m

    Loteng yang dapat didiami dan ruang

    tidur

    30 (1,44)

    Semua ruang kecuali tangga dan balkon 40 (1,92)

    Semua hunian rumah tinggal lainnya

    ruang pribadi dan koridor yang melayani

    mereka

    40 (1,92)

    Ruang publik a dan koridor yang melayani

    mereka

    100 (4,79)

    Atap

    Atap datar, berbubung, dan lengkung 20 (0,96)n

    Atap digunakan untuk taman atap 100 (4,79)

    Atap yang digunakan untuk tujuan lain sama seperti

    hunian

    dilayani a

    Atap yang digunakan untuk hunian lainnya

    Awning dan kanopi

  • 11

    konstruksi pabrik yang didukung oleh

    struktur rangka kaku ringan

    5 (0,24) tidak

    boleh

    direduksi

    rangka tumpu layar penutup 5 (0,24) tidak

    boleh

    direduksi dan

    berdasarkan

    luas tributari

    dari atap

    yang ditumpu

    oleh rangka

    200 (0,89)

    Semua konstruksi lainnya 20 (0,96) 2 000 (8,9)

    Komponen struktur atap utama, yang

    terhubung langsung dengan pekerjaan lantai

    Titik panel tunggal dari batang bawah

    rangka atap atau setiap titik sepanjang

    komponen struktur utama yang mendukung

    atap diatas pabrik, gudang, dan perbaikan

    garasi

    300 (1,33)

    Semua komponen struktur atap utama lainnya 300 (1,33)

    Semua permukaan atap dengan beban pekerja

    pemeliharaan

    Sekolah

    Ruang kelas 40 (1,92) 1 000 (4,5)

    Koridor diatas lantai pertama 80 (3,83) 1 000 (4,5)

    Koridor lantai pertama 100 (4,79) 1 000 (4,5)

    Bak-bak/scuttles, rusuk untuk atap kaca dan

    langit-langit yang dapat diakses

    200 (0,89)

    pinggir jalan untuk pejalan kaki, jalan lintas

    kendaraan, dan lahan/jalan untuk truk-truk

    250 (11,97)a,p 8 000 (35,6)q

    Tangga dan jalan keluar 100 (4,79) 300r

    Rumah tinggal untuk satu dan dua keluarga

    saja

    40 (1,92) 300r

    Gudang diatas langit-langit 20 (0,96)

    Gudang penyimpanan barang sebelum

    disalurkan ke pengecer (jika diantisipasi

    menjadi gudang penyimpanan, harus dirancang

    untuk menjadi beban lebih berat)

    Ringan 125 (6,00)a

  • 12

    Berat 250 (11,97)a

    Toko

    Eceran

    Lantai pertama 100 (4,79) 1 000 (4,45)

    Lantai diatasnya 75 (3,59) 1 000 (4,45)

    Grosir di semua lantai 125 (6,00)a 1 000 (4,45)

    Penghalang kendaraan lihat pasal

    4.5

    Susuran jalan dan panggung yang

    ditinggikan (selain jalan keluar)

    60 (2,87)

    Pekarangan dan teras, jalur pejalan kaki 100 (4,79)a

    B.1.c Beban Gempa

    Beban gempa adalah beban yang timbul akibat percepatan getaran tanah pada

    saat gempa terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya beban gempa yang

    terjadi pada struktur bangunan, yaitu massa dan kekakuan struktur, waktu getar alami

    dan pengaruh redaman pada struktur, kondisi tanah, dam wilayah kegempaan dimana

    struktur gedung tersebut berada.

    Pada dasarnya ada dua metode Analisa Perencanaan Gempa, yaitu :

    1. Analisis Beban Statik Ekuivalen (Equivalent Static Load Analysis).

    Analisis ini adalah suatu cara analisa struktur, dimana pengaruh gempa pada struktur

    dianggap sebagai beban statik horizontal untuk menirukan pengaruh gempa yang

    sesungguhnya akibat gerakan tanah. Metode ini digunakan untuk bangunan struktur

    yang beraturan dengan ketinggian tidak lebih dari 40 m.

    2. Analisis Dinamik (Dynamic Analysis).

    Metode ini digunakan untuk bangunan dengan struktur yang tidak beraturan.

  • 13

    Perhitungan gempa dengan analisis dinamik ini terdiri dari :

    a. Analisa Ragam Spektrum Respons.

    Analisa Ragam Spektrum Respons adalah suatu cara analisa dinamik struktur,

    dimana suatu model dari matematik struktur diberlakukan suatu spektrum

    respons gempa rencana, dan ditentukan respons struktur terhadap gempa

    rencana tersebut.

    b. Analisa Respons Riwayat Waktu.

    Analisa Respons Riwayat Waktu adalah suatu cara analisa dinamik struktur,

    dimana suatu model matematik dari struktur dikenakan riwayat waktu dari

    gempa-gempa hasil pencatatan atau gempa-gempa tiruan terhadap riwayat

    waktu dari respons struktur ditentukan.

    B.1.d Beban Angin

    Beban mempunyai definisi yang kompleks. Beban angin mempunyai efek statis

    dan dinamis. Efek statis menurut Schodek (1999:80), struktur yang berada pada

    lintasan angin akan menyebabkan angin berbelok atau berhenti. Sebagai akibatnya,

    energi kinetik angin berubah bentuk menjadi energi potensial yang berupa tekanan atau

    isapan pada struktur.

    Sedangkan efek dinamis menurut Schodek (1999:82), efek dinamis dapat

    muncul dengan berbagai cara. Salah satunya adalah bahwa angin sangat jarang

    mempunyai fenomena steady-state (dalam keadaan tetap). Dengan demikian, gedung

    dapat mengalami beban yang berbalik arah. Apabila ada gedung-gedung yang terletak

    berdekatan, pola angin menjadi kompleks karena dapat terjadi suatu aliran yang

  • 14

    turbulen di antara gedung-gedung itu. Aksi angin tersebut dapat menyebabkan

    terjadinya goyangan pada gedung ke berbagai arah.

    B.2 Kombinasi Pembebanan

    Struktur, komponen, dan pondasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga

    kekuatan desainnya sama atau melebihi efek dari beban terfaktor dalam kobinasi

    berikut :

    DL = Beban mati (Dead Load)

    LL = Beban Hidup (Live Load)

    Lr = Beban hidup pada atap (roof live load)

    E = Beban gempa (Earthquake load )

    Menurut SNI 1727-2013, kombinasi dasar pembebanan, sebagai berikut:

    1. 1,4D

    2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)

    3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)

    4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)

    5. 1,2D + 1,0E + L + 0,2S

    6. 0,9D + 1,0W

    7. 0,9D + 1,0E

    C. Gempa

    C.1 Definisi Gempa

    Gempa bumi merupakan sebagian dari proses alam yang membentuk

    permukaan bumi dan terbentuknya gunung, bukit dan lembah-lembah. Gempa bumi

  • 15

    yang sering terjadi adalah gempa tektonik yaitu terlepasnya energi pada kerak bumi

    yang dilepaskan secara tiba-tiba sehingga menimbulkan arah gaya yang tidak

    beraturan.

    Pada prinsipnya gempa bekerja sebanding dengan berat massa bangunan dan

    dapat dirumuskan dengan hukum newton F=m.a (m=massa bangunan ; a = percepatan

    yang dihasilkan). Sehingga semakin berat masas bangunan semakin besar gaya yang

    bekerja pada bangunan terserbut. Hal ini sangat berpengaruh pada konsep dasar

    perencanaan bangunan untuk dapat bertahan terhadap gaya gempa yang timbul.

    C.2 Gaya gempa

    Gaya yang bekerja pada elemen struktur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

    1. Gaya Vertikal

    Gaya vertikal yang berpengaruh terhadap elemen bangunan pendukung gaya

    normal, seperti kolom, jenis balok kantilever dan dinding pendukung.

    2. Gaya Horizontal

    Gaya horizontal yang bekerja pada bangunan akibat respons bangunan dan

    sistem pondasinya dan bukan disebabkan oleh percepatan gerakan tanah.

    Muatan gempa horizontal dianggap bekerja dalam arah sumbu-sumbu utama

    bangunan yang pada bangunan bertingkat tinggi gaya yang lebih menonjol

    adalah gaya-gaya dorong yang berasal dari tiap lantai. Gaya horizontal ini

    bekerja sebagai muatan lateral terpusat pada elemen-elemen pendukung

    vertikal seperti kolom-kolom dan dinding geser pada “core” atau pengaku

    lateral lainnya (ikatan silang).

  • 16

    C.3 Faktor Keutamaan dan Kategori Risiko Struktur Bangunan

    C.3.a Kategori Risiko Gempa

    Untuk kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai SNI

    03-1726-2012 ditentukan berdasarkan jenis pemanfaatan bangunan yang ditunjukkan

    dengan Tabel 2.1

    Tabel 2.2 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung Untuk Beban

    Gempa

    Jenis Pemanfaatan Kategori

    Resiko

    Gedung dan non gedung yang memiliki resiko rendah terhadap jiwa

    manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk tapi tidak dibatasi

    untuk, antara lain :

    - Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan

    Perikanan

    - Fasilitas sementara

    - Gudang penyimpanan

    - Rumah jaga dan struktur kecil lainnya

    I

    Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam

    kategori resiko I, III, IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :

    - Perumahan

    - Rumah toko dan rumah kantor

    - Pasar

    - Gedung perkantoran

    - Gedung Apartemen/rimah susun

    - Pusat perbelanjaan/mall

    - Bangunan industri

    - Fasilitas manufaktur

    - Pabrik

    II

    Gedung dan non gedung yang memiliki resiko tinggi terhadap

    jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak

    dibatasi untuk :

    III

  • 17

    - Bioskop

    - Gedung pertemuan

    - Stadion

    - Fasilitas kesehatan yang memiliki unit bedah dan unit

    gawat darurat

    - Fasilitas penitipan anak

    - Penjara

    - Bangunan untuk orang jompo

    Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori

    resiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak

    ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal terhadap

    kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegaga;an,

    termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :

    - Pusat pembangkit listrik biasa

    - Fasilitas penanganan air

    - Fasilitas penanganan limbah

    - Pusat telekomunikasi

    Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori resiko

    IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur,

    prosses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat

    pembuangan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya,

    bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya,atau bahan yang mudah

    meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak dimana

    jumlah kandungan bahannyamelebihi nilai batas yang diisyaratkan

    oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi

    masyarakat jika terjadi kebocoran.

    Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas

    yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk :

    - Bangunan-bangunan monumental

    - Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan

    - Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas

    bedah dan unit gawat darurat

    - Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta

    garasi kendaraan darurat lainya

    - Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas

    lainnya untuk tanggap darurat

    - Struktur tambahan (temasuk menara telekominikasi, tangki

    penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun

    IV

  • 18

    listrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau

    struktur pendukung air atau material atau peralatan pemadam

    kebakaran) yang diisyaratkan untuk operasi pada saat keadaan

    darurat.

    Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan

    fungsi struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko

    IV

    C.3.b Faktor Keutamaan Gempa

    Tabel 2.3 Faktor Keutamaan Gempa

    Kategori risiko Faktor keutamaan gempa, Ie

    I atau II 1,0

    III 1,25

    IV 1,50

    Dari tabel 2.2 Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban

    gempa, dengan jenis pemanfaatan bangunan sebagai gedung apartemen dengan

    kategori risiko II maka faktor keutamaan gempa (Ie) yaitu 1,0 yang dapat dilihat dari

    tabel 2.3.

    D. Perencanaan Struktur Atas

    Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur yang berada di atas

    muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, balok, plat yang masing-

    masing mempunyai peran sangat penting.

    D.1 Kolom

    Dalam buku struktur beton bertulang (Dipohusodo, 1994). Kolom adalah

    komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan

  • 19

    vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral

    terkecil. Sedangkan komponen struktur yang menahan beban aksial vertikal dengan

    rasio bagian tinggi dengan dimensi lateral terkecil kurang dari tiga dinamakan pedestal.

    Kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan, kegagalan kolom

    akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan

    dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan.

    Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom harus memperhitungkan secara

    cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi daripada untuk komponen

    struktur lainnya.

    Dalam buku struktur beton bertulang (Dipohusodo, 1994), terdapat beberapa

    jenis kolom beton bertulang yaitu :

    1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral, untuk melindungi tulangan

    utama yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke

    arah lateral.

    2. Kolom menggunakan pengikat spiral, bentuknya sama dengan sengkang

    lateral, hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah

    tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di

    sepanjang kolom.

    Momen dapat terjadi karena adanya eksentrisitas dari kekangan pada ujung-

    ujung kolom yang dicetak, pelaksanaan pemasangan yang kurang sempurna, ataupun

    penggunaan mutu yang tidak merata. Maka sebagai tambahan faktor reduksi kekuatan

    untuk memperhitungkan eksentrisitas minimum, peraturan memberikan ketentuan

  • 20

    bahwa kekuatan nominal kolom dengan pengikat sengkang di reduksi 20% dan untuk

    kolom dengan pengikat spiral direduksi 15%.

    Selain harus dilakukan pengecekan kuat beban aksial, pada perencanaan

    gedung juga dilakukan pengecekan batas kelangsingan kolom.

    D.2 Balok

    Dalam buku Balok dan Pelat Beton bertulang (Ali Asroni, 2002). Balok dapat

    didefinisikan sebagai salah satu dari elemn struktur portal dengan bentang yang

    arahnya horizontal, sedangkan portal merupakan kerangka utama dari struktur

    bangunan, khususnya bangunan gedung. Portal digambarkan dalam bentuk garis-garis

    horizontal (disebut: balok) dan vertikal (disebut: kolom) yang saling

    bertemu/berpotongan pada titik buhul (joint), seperti terlihat pada Gambar 2.1.

    biasanya pada perencanaan portal dengan bahan beton bertulang, ujung kolom bagian

    bawah dari portal tersebut bertumpu/ tertanam kuat pada pondasi dan dapat

    dianggap/direncanakan sebagai perletakan jepit ataupun sendi.

    Beban yang bekerja pada balok biasanya berupa beban lentur, beban geser

    maupun torsi (momen puntir), sehingga perlu baja tulangan untuk menahan beban-

    beban tersebut. Tulangan ini berupa tulangan memanjang atau tulangan longitudinal

    (yang menahan beban lentur) serta tulangan geser/begel (yang menahan beban geser

    dan torsi).

    Dalam buku Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang (Gideon H Kusuma,

    1993). Pada perencanaan tulangan balok di samping beban-beban pada balok ternyata

    ukuran dan syarat-syarat tumpuan pun perlu diketahui juga. Tumpuan akan dianggap

  • 21

    kaku, yaitu tidak dapat berdeformasi, sehingga hanya tiga syarat-syarat tumpuan yang

    dipertimbangkan:

    - Tumpuan bebas (sederhana)

    - Tumpuan terjepit penuh

    - Tumpuan terjepit sebagian

    Balok sederhana yang ditumpu bebas dapat mengalami perputaran sudut pada

    perletakan. Balok dikatakan terjepit penuh bila terdapat jepitan penuh, sehingga rotasi

    tidak mungkin terjadi. Tumpuan terjepit sebagian (parsial) adalah suatu keadaan di

    antara dua situasi tersebut yang memungkinkan tumpuan ini dapat sedikit berotasi. Bila

    sebuah balok secara teoritis dianggap tertumpu bebas, tetapi jenis tumpuan ini

    memungkinkan terjadinya jepitan tak terduga, maka harus dipertimbangkan dengan

    adanya momen jepit tak terduga.

    Gambar 2.1 Elemen Balok dan Kolom Portal

  • 22

    D.3 Pelat

    Dalam buku Balok dan Pelat Beton Bertulang (Ali Asroni, 2002), yang

    dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton

    bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus

    pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila

    dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya. Pelat beton bertulang ini

    sangat kaku dan arahnya horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung

    ketegaran balok portal.

    Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai

    lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada

    dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban

    grativasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi

    momen lentur. Oleh karena itu pelat juga direncanakan terhadap beban lentur (seperti

    pada kasus balok).

    Jenis perletakan pelat pada balok ada 3:

    1. Terletak bebas

    Keadaan ini terjadi jika pelat diletakkan begitu saja di atas balok, atau

    antara pelat dan balok tidak dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat

    berotasi bebas pada tumpuan tersebut. Pelat yang ditumpu oleh tembok juga

    termasuk dalam kategori terletak bebas.

    2. Terjepit elastis

  • 23

    Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit,

    tetapi ukuran balok cukup kecil, sehingga balok tidak cukup kuat untuk

    mencegah terjadinya rotasi pelat.

    3. Terjepit penuh

    Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor dan bersama-sama secara

    monolit, dan ukuran balok cukup besar, sehingga mampu untuk mencegah

    terjadinya rotasi pelat.

    Gambar 2.2 Jenis Perletakan Pelat pada Balok

    E. Perencanaan Struktur Bawah

    E.1 Pondasi Tiang Bor ( Bored Pile)

    Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya

    dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored pile dipasang ke

    dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian diisi tulangan

    dan dicor beton. Tiang ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga

    memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah

  • 24

    mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini

    ditarik ke atas pada waktu pengecoran beton. Pada tanah yang keras atau batuan lunak,

    dasar tiang dapat dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang. (Enden

    Mina, 2014)

    Keuntungan penggunaan tiang bor ini antara lain:

    a. Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang

    membahayakan bangunan sekitarnya.

    b. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang (pile

    cap). Kolom dapat secara langsung di letakkan di puncak tiang bor.

    c. Kedalaman tiang dapat divariasikan.

    d. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.

    e. Tiang bor dapat dipasang menembus batuan.

    f. Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang dapat

    dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas dukungnya.

    Kerugian pemakaian tiang bor ini antara lain:

    a. Pengecoran tiang bor dipengaruhi kondisi cuaca.

    b. Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak

    dapat dikontrol dengan baik.

    c. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya di sepanjang

    badan tiang bor mengurangi kapasitas dukung tiang bor, terutama bila tiang bor

    cukup dalam.

  • 25

    d. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir

    atau tanah yang berkerikil.

    e. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah,

    sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.

    f. Akan terjadi tanah runtuh (ground loss) jika tindakan pencegahan tidak

    dilakukan.

    E.2 Daya Dukung Tiang

    Daya dukung tiang adalah kemampuan atau kapasitas tiang dalam mendukung/

    memikul beban. Dalam beberapa literatur digunakan istilah pile capacity atau pile

    carrying capacity.

    E.3 Tie Beam

    Tie beam merupakan konstruksi pengaku yang mengikat atau menghubungkan

    pondasi satu dengan yang lainnya. Sama halnya dengan balok, tie beam adalah balok

    yang letaknya paling bawah dari semua balok pada sebuah struktur bangunan.

    Fungsi dari Tie Beam adalah sebagia balok pengikat antar pile cap, untuk

    mengurangi penurunan akibat pembebanan pada struktur, untuk mengikat pondasi satu

    sama lain agar tidak terjadi pergeseran dan meminimlisir penurunan pada pondasi dan

    apabila ada penurunan tanah pada bagian bangunan, dengan adanya tie beam maka

    penurunan tanahnya akan sama.

    F. ETABS

    Program ETABS merupakan program analisis struktur yang dikembangkan

    oleh perusahaan software Computers and Structures, Incorporated (CSI) yang

  • 26

    berlokasi di Barkeley, California, Amerika Serikat. Berawal dari penelitian dan

    pengembangan riset oleh Dr. Edward L. Wilson pada tahun 1970 di University of

    California, Barkeley, Amerika Serikat, maka pada tahun 1975 didirikan perusahaan

    CSI oleh Ashraf Habibullah.

    Selain program analisis struktur ETABS ada beberapa program yang

    dikembangkan oleh CSI diantaranya program SAP dan program SAFE. Program SAP

    sendiri adalah program pertama kali yang dikembangkan oleh perusahaan CSI.

    Program SAP, ETABS dan SAFE sudah dipakai dan diaplikasikan (teruji) di lapangan

    oleh konstruktor-konstruktor di lebih dari 100 negara di dunia.

    Program ETABS secara khusus difungsikan untuk menganalisis lima

    perencanaan struktur, yaitu analisis frame baja, analisis frame beton, analisis balok

    komposit, analisis baja rangka batang, analisis dinding geser. Penggunaan program ini

    untuk menganalisis struktur, terutama untuk bangunan tinggi sangat tepat bagi

    perencana struktur karena ketepatan dari output yang dihasilkan dan efektif waktu

    dalam menganalisisnya.

    Program ETABS sendiri telah teruji aplikasinya di lapangan. Di Indonesia

    sendiri, konsultan-konsultan perencana struktur ternama telah menggunakan program

    ini untuk analisis struktur dan banyak gedung yang telah dibangun dari hasil

    perencanaan tersebut.

    Komputer yang artinya penghitung merupakan alat bantu yang pertama-tama

    dikembangkan untuk bidang sains dan rekayasa. Dikaitkan dengan rekayasa konstruksi

    atau struktur atau tepatnya structural engineering maka tugas utama komputer adalah

  • 27

    sebagai penghitung seperti maksud awal alat tersebut diciptakan yaitu dari asal kata to

    compute. Akan tetapi, berbeda dengan alat hitung sebelumnya ternyata komputer

    mengubah pola pikir bekerjanya insinyur dalam melakukan analisa struktur. Jika tradisi

    sebelumnya, untuk dapat memahami perilaku struktur dengan benar maka harus

    memahami metode-metode perhitungan manual yang dilakukan, tetapi dengan

    tersedianya komputer untuk analisa struktur maka tanpa mengetahui metode yang

    digunakan, insinyur dapat dengan mudah dan cepat memperoleh hasil yang diinginkan.

    Selain itu, berbagai model struktur dapat dengan mudah dibuat, termasuk manipulasi

    matematik yang diperlukan. Meskipun demikian, tidak ada jaminan bahwa itu semua

    membuat para insinyur dapat memahami perilaku struktur sebenarnya karena untuk itu

    perlu, (a) paham aumsi-asumsi dasar analisis; (b) paham perilaku struktur yang

    sebenarnya; (c) mampu membuat model struktur dan validasi hasilnya.

    Komputer untuk bidang rekayasa adalah alat bantu yang sangat berguna, bagi

    pengguna kompeten, maka dapat dihasilkan pemahaman yang lebih dalam tentang

    permasalahan bidang rekayasa yang mana teknik-teknik tradisional sebelumnya tidak

    mampu atau kesulitan mendapatkannya.

  • 210

    BAB V

    PENUTUP

    E. Simpulan

    Perencanaan struktur beton bertulang Gedung Apartemen 11 Lantai yang

    berada di Jl. Kedungmundu Raya No.18, Kedungmundu, Tembalang, Semarang

    dirancang dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus. Permodelan dan

    pembebanan gedung menggunakan Program ETABS v16.2.1 dapat disimpulkan

    sebagai berikut:

    1. Untuk bangunan gedung yang direncanakan tahan gempa telah memenuhi

    persyaratan karena batas perioda fundamental yang didapat dari ETABS

    untuk arah y 1,489 detik dan untuk arah x 1,404 detik tidak melebihi batas

    maksimal perioda fundamental yang didapat dari ETABS sebesar 1,805

    detik. Batas maksimal simpangan antar lantai didapatkan nilai 87,5 mm

    sedangkan untuk nilai simpangan yang didapatkan tidak ada yang melebihi

    nilai tersebut untuk gempa dinamik maupun statik. Simpangan antar lantai

    akibat gempa statik yang paling besar yaitu 40,711 mm untuk arah x dan

    39,969 mm untuk arah y terjadi pada lantai 4. Sedangkan simpangan antar

    lantai akibat gempa dinamik yang paling besar yaitu 31,759 mm untuk arah

    x dan 32,201 mm untuk arah y terjadi pada lantai 3.

    2. Pelat lantai yang ditinjau sudah aman atau telah memenuhi persyaratan

    karena momen rencana lebih besar daripada momen terfaktor (𝜙Mn ≥ Mu).

  • 211

    Untuk pelat arah x daerah tumpuan didapatkan bahwa momen rencana

    bernilai 20,296 kN lebih besar daripada momen terfaktor yang bernilai

    18,809 kN, untuk pelat arah x daerah lapangan didapatkan bahwa momen

    rencana bernilai 20,359 kN lebih besar daripada momen terfaktor yang

    bernilai 11,671 kN, sedangkan untuk pelat arah y daerah tumpuan

    didapatkan bahwa momen rencana bernilai 20,359 kN lebih besar daripada

    momen terfaktor yang bernilai 11,199 kN, untuk pelat arah y daerah

    lapangan didapatkan bahwa momen rencana bernilai 20,359 kN lebih besar

    daripada momen terfaktor yang bernilai 11,235 kN.

    3. Pada perencanaan balok kurang lebih sama seperti perencanaan pelat, balok

    yang ditinjau sudah aman atau memenuhi persyaratan karena momen

    rencana lebih besar daripada momen terfaktor (𝜙Mn ≥ Mu). Untuk balok

    daerah tumpuan didapatkan nilai momen rencana bernilai 492,472 kN lebih

    besar daripada momen terfaktor yang bernilai 446,777 kN, sedangkan untuk

    balok daerah lapangan didapatkan nilai momen rencana bernilai 215,354

    kN lebih besar daripada momen terfaktor yang bernilai 190,304 kN.

    4. Kolom yang ditinjau sudah aman atau memenuhi persyaratan. Karena nilai

    𝜙Pn > Pu yaitu 7055,14 kN > 6865,1767 kN.

    5. Pondasi yang direncanakan sudah aman karena nilai daya dukung grup

    tiang lebih besar daripada beban yang bekerja diatasnya (Qug > Pu). Untuk

    pondasi tipe P-1 didapatkan nilai Qug sebesar 2545 kN lebih besar daripada

  • 212

    beban yang bekerja diatasnya senilai 2400 kN, untuk pondasi tipe P-2

    didapatkan nilai Qug sebesar 4323 kN lebih besar daripada beban yang

    bekerja diatasnya senilai 3498 kN, untuk pondasi tipe P-3 didapatkan nilai

    Qug sebesar 5765 kN lebih besar daripada beban yang bekerja diatasnya

    senilai 5200 kN, untuk pondasi tipe P-4 didapatkan nilai Qug sebesar 7046

    kN lebih besar daripada beban yang bekerja diatasnya senilai 6820 kN,

    untuk pondasi tipe P-5 didapatkan nilai Qug sebesar 8456 kN lebih besar

    daripada beban yang bekerja diatasnya senilai 7400 kN.

    F. Saran

    Berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan maka disarankan:

    1. Perlu diperhatikan mengenai analisis perhitungan secara manual dan

    perhitungan dengan bantuan perangkat lunak seperti ETABS.

    Menggunakan keduanya dapat memperkuat hasil analisis, karena dalam

    perencanaan gedung mempunyai faktor yang kompleks.

    2. Untuk perencanaan struktur gedung ini, penulis mengacu pada peraturan

    SNI terbaru tanpa mengabaikan peraturan yang teradahulu. Dalam setiap

    perencanaan struktur sebaiknya diperhatikan peraturan-peraturan yang

    terus berkembang. Karena dengan berkembangnya peraturan tersebut pasti

    ada perubahan dari peraturan sebelumnya. Agar gedung yang direncanakan

    aman dan nyaman untuk di fungsikan sebagaimana mestinya.

  • 208

    DAFTAR PUSTAKA

    Andiyarto H.T.C, dan C Chotimah. 2015. Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk

    Mahasiswa Tugas Akhir. Bambang Dewasa File.

    Asroni A. 2010. Kolom, Fondasi dan Balok T Beton Bertulang. Edisi Pertama. Cetakan

    Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

    _______. 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.

    Graha Ilmu. Yogyakarta.

    Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk

    Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 03-1726,2012. BSN. Jakarta.

    _______. 2013. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur

    Lain, SNI 03-1727,2013. BSN. Jakarta.

    _______. 2013. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI

    03-2847,2013. BSN. Jakarta.

    Chasanah U, dan A Kusbiantoro. 2016. Perencanaan Struktur Beton Bertulang

    Bangunan Hotel Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen. Jurnal Neo

    Teknika 2(1): 37-47.

    Indarto H, H.T.C Andiyarto, dan K.C.A Putra. 2013. Aplikasi SNI Gempa 2012 for

    Dummies. Bambang Dewasa File.

    Kusuma H.G, dan W.C Vis. 1993. Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang.

    Cetakan Pertama. Erlangga. Jakarta.

    Pratikto. 2009. Konstruksi Beton 1. Politeknik Negeri Jakarta. Jakarta.

    Prasetyo M.E, dan D Wicaksono. 2012. Desain Gedung Kuliah 21 Lantai di Universitas

    Trunojoyo Bangkalan Madura Tahun 2016. Skripsi. Program S1 Teknik Sipil

    Universitas Negeri Semarang (UNNES). Semarang.

    Rudiatmoko R.W, N.M.A Wiryasa, dan I.A.M Budiwati. 2012. Perancangan Struktur

    Gedung Beton Bertulang Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus

    (SRPMK) dengan RSNI 03-1726-xxxx. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur

    Teknik Sipil.

    Sigit K.S, N Carlo, dan L Utama. 2017. Perencanaan Pondasi Bored Pile di Proyek

    Rekonstruksi Gedung Kejaksaan Tinggi Sumatra Barat.