perencanaan ruang terbuka hijau di kawasan …/peren...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU
DI KAWASAN KOMPLEK PERUMAHAN
”GALMAS RESIDENCE”
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Ahli Madya
Pada Program D-III Teknik Sipil - Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dikerjakan oleh :
CHAROLINA CHRISTIANINGRUM
NIM : I 8707034
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LEMBAR PERSETUJUAN
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU
DI KAWASAN KOMPLEK PERUMAHAN
”GALMAS RESIDENCE”
Disusun oleh :
CHAROLINA CHRISTIANINGRUM
I8707034
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Diperiksa dan disetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP
NIP. 19600515 198601 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU
DI KAWASAN KOMPLEK PERUMAHAN
”GALMAS RESIDENCE”
TUGAS AKHIR
Dikerjakan oleh :
CHAROLINA CHRISTIANINGRUM
NIM : I 8707034
Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Pendadaran Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi sebagian
persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya.
Pada hari : Jum’at
Tanggal : 4 Februari 2011
Tim Penguji Pendadaran :
1. Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP ……………………………..NIP. 19600515 198601 1 001
2. Ir. Adi Yusuf Mutaqien, MT ……………………………..NIP. 19581127 198803 1 001
3. Ir. Purwanto, MT …………………………….NIP. 19610724 198702 1 001
Disahkan,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik UNS
Ir. BAMBANG SANTOSA, MT
NIP. 19590823 198601 1 001
Disahkan
Ketua Program D-III Teknik
Jurusan Teknik Sipil FT UNS
Ir. SLAMET PRAYITNO, MT
NIP. 19531227 198601 1 001
Mengetahui,
Pembantu Dekan I
Fakultas Teknik UNS
Ir. NOEGROHO DJARWANTI, MT
NIP. 19561112 198403 2 007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO"Jadilah seperti bambu, tetap lentur meskipun angin yg
menerjangmu semakin kencang," ((Kungfu Boy)
“Kegagalain itu menyenangkan. Aku hidup dengan kepercayaan
bahwa cobaan itu berguna untuk menempa diri sendiri. Untuk
membayar kegagalanku selama ini, aku akan meraih prestasi luar
biasa,” NNaruto Uzumaki – (Naruto)
"Kerja keras tanpa adanya kepercayaan pada diri sendiri akan
menghasilkan suatu yg sia- sia," RRock Lee – (One Piece)
“Yang penting bukanlah dari mana kamu dapat pengetahuan itu,
tapi di mana kamu bisa menerapkannya,” AAi – (conan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Setelah lama ditunggu – tunggu akhirnya sampai juga aku ke “Halaman Persembahan”,
which is ini adalah moment sakral dimana semua akademia akhirnya setelah 3 tahun
mengarungi bahtera kehidupan sebagai mahasiswa sampai ke titik puncak dari
penantian ini. Ini adalah moment penting dimana kita mempersembahkan karya kita.
First of all tentunya AALLAH SWT, atas segala karunia-NYA aku bisa sampai di poin
ini. Saat aku menulis halaman persembahan ini, sumpah tanganku tiba – tiba bergetar.
Semacam euforia penulisan Tugas Akhir.
Then for MMy Parent who hardly very work, yang tak kenal lelah dan waktu dan
berhasil menyekolahkan anak – anaknya sampai ke titik ini. Buat orang lain sekolah D3
biasa aja, tapi buat aku ini adalah prestasi yang luar biasa mengingat semua faktor
yang ada, sampai di session ini akhirnya my tears are drop. Terharu banget pokoknya, I
swear.
Special thanks untuk pembimbing TA ku, bapak IIr. Kuswanto Nurhadi, MSp.
Terimakasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini. Tidak akan habis kata untuk
mengukir betapa bahagianya saya mendapatkan pembimbing seperti Anda.
Buat Kakakku – FFendy yang super cerewet, thanks for your support and pray the
best for your younger sister, tengkyu for all. Tiada kata yang sanggup untuk
menjelaskannya.
For my best friends, EEmo, Ria, Hendri, Sari, Wiwin, Ruth, tiada habis kata untuk
mengungkapkan betapa dasyatnya memiliki kalian semua, terutama untuk HHendri.
Aku ucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya untuk tumpangan gratisnya selama
ini.
Adib & HHery, terimakasih untuk inspirasi dan komentarnya. Kalian memiliki peranan
penting dalam proses pengerjaan TA ku.
Buat temen ku yang super baik – AAji, terimakasih atas bantuannya mencari referensi
untuk TA ku. You are a hero in my TA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Temen – temen di UNS, khusunya IInfrastruktur’07, my almamater. Sukses terus buat
kita semua. Don’t forget me.....
Buat lagu – lagu di folder MP3 yang sudah membuatku semangat (kalau lagunya pas
semangat) & yang sudah membuatku malas juga kalau pas lagunya all around patah hati
yang bikin pengen nangis darah & nyari tali buat bunuh diri.
Buat MMas Jo, terimakasih sudah membantuku menenangkan cacing – cacing di
perutku saat sedang demo meminta hujan makanan dan menghiburku at bored time
while I’m writing my TA.
Buat MMbk Deni & Wawan kali ya, Soalnya namaku juga ada di TA kalian. Terimakasih
sudah menjadikan ku salah satu orang yang special yang pantas kalian ukir namanya di
TA kalian.
Buat temen – temen yang namanya tidak tercantum dalam lembar persembahan TA ku
ini, aku minta maaf karena ada beberpa faktor yang sulit untuk dijelaskan. Namun
nama kalian akan terus terukir dalam hatiku sebagai orang yang pernah mengisi hari –
hariku. Thanks for all.
Semuanya doakan setelah aku keluar dari kampus ini bisa melanjutkan ke S1 (kalau
ada uang), get easy to work, dapet kerja yang bagus dan menjanjikan, amin amin yaa
robal alamin.
Ok, sampai disini saja, Special addition dedicated buat komputerku tersayang yang
sudah kemasukan banyak virus dan harus diinstal ulang gara – gara flash yang colok
sana colok sini buat mindahin data & buat printerku, terilmakasih karena sudah
membantuku men-supply dana untuk TA ku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Charolina Chritianingrum. 2011. Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Di
Kawasan Komplek Perumahan Galmas Residence. Tugas Akhir. Jurusan D-III
Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan. FT Universitas Sebelas Maret. Pembimbing
Ir. Kuswanto Nurhadi, MSp.
Masalah keberadaan Ruang Terbuka Hijau yang ada di Indonesia ini semkin berat
karena arus urbanisasi yang cukup tinggi. Jumlah penduduk yang setiap tahun
terus meningkat tersebut menyebabkan tingginya tekanan terhadap pemanfaatan
ruang terbuka hijau. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau tersebut ditandai dengan
adanya alih fungsi lahan menjadi kawasan terbangun. Kondisi yang seperti ini
juga terjadi di Kota Klaten.
Tujuan perencanaan ini adalah : (1) untuk mengetahui cara mendesain ruang
terbuka hijau yang nyaman dan menarik untuk dikunjungi masyarakat sekitar; (2)
untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan membangun ruang terbuka hijau.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : (1) tahap
perencanaan, (2) tahap survai, (3) tahap analisis dan (4) tahap kesimpulan.
Dari hasil perencanaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) Perumahan Galmas
Residence yang telah diuraikan pada bab – bab tersebut, maka diperoleh hasil
sebagai berikut : (1) RTH I, dengan luas tanah 9 m x 10 m RTH tersebut
direncanakan akan dibuat RTH bernuansa alami yang dapat menjadi salah satu
daya tarik bagi konsumen; (2) RTH II, dengan luas 7 m x 10 m RTH tersebut
direncanakan akan dibuat taman bermain anak yang dilengkapi dengan fasilitas
pendukung (3) RTH 3, dengan luas 16 m x 10 m, RTH tersebut direncanakan
untuk tempat olahraga bagi para penghuni perumahan.
Kata Kunci : RTH, taman, perumahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Charolina Chritianingrum. 2011. Green Open Space Design in Area housing
komplek “Galmas Residence”. Final Project. Jurusan D-III Civil Engineering
Urban Infrastructure. FT University Sebelas Maret. Supervising : Ir. Kuswanto
Nurhadi, MSP
Problem of the existence of green open space that exist in Indonesia is semkin
weight because urbanization is quite high. The number of people each year
continue to increase it resulted in increased pressure on the utilization of green
open space. The presence of green open space is characterized by land use change
region to become awakened. Such conditions also occur in the city of Klaten.
The purpose of this plan are: (1) to find out how to design a green open space
comfortable and interesting to visit the surrounding community, (2) to determine
the costs incurred to build a green open space. Data collection was performed by
several steps: (1) the planning stages, (2) phase of the survey, (3) stage of analysis
and (4) stage of conclusion.
RTH I, with a land area of 9 m x 10 m park is planned to be made a natural park
that can be nuanced become one of the attraction for consumers, (2) RTH II, with
an area of 7 m x 10 m RTH is planned to be buit children’s palyground equipped
with supporting facilities (3) RTH III, with an area of 16 m x 10 m, the RTH is
planned for the gym for the residents of the housing.
Keywords: RTH, park, housing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkat, rahmat dan talenta-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan lancar. Tugas Akhir ini
merupakan syarat untuk meraih gelar Ahli Madya pada Fakultas Teknik Jurusan
Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan laporan ini penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
Kuswanto Nurhadi, MSp selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
pengarahan selama penyusunan tugas akhir. Seluruh rekan - rekan mahasiswa DIII
Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan angkatan 2007 yang telah memberikan
bantuan dan semangat, serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu kelancaran tugas akhir hingga terwujudnya laporan
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman serta masih kurangnya pemahaman yang penulis
miliki sehingga dalam penyusunan laporan ini banyak kekurangan, maka penulis
berharap dengan segala kerendahan hati untuk kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini berguna dan bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya serta bagi pengembangan ilmu di bidang Teknik Sipil
khususnya.
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTTO ............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN.............................................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
PENGANTAR ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah.......................................................................... 2
1.4. Tujuan Perencanaan..................................................................... 2
1.5. Manfaat Peencanaan.................................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH)..................................... 4
2.2. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan 4
2.3. Tujuan Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH) .............. 6
2.4. Manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH) ........................................ 7
2.4.1. RTH Taman Rukun Warga Tetangga (RT) ..................... 7
2.4.2. RTH Taman Rukun Warga (RW).................................... 8
2.4.3. RTH Kelurahan ............................................................... 9
2.4.4. RTH Kecamatan .............................................................. 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2.5. Elemen Estetika Ruang Terbuka Hijau (RTH)............................ 11
2.5.1. Elemen Keras (Hard Material) ........................................ 11
2.5.1.1. Gazebo................................................................ 11
2.5.1.2. Jalan Setapak ...................................................... 12
2.5.1.3. Pergola................................................................ 13
2.5.1.4. Aksesoris Taman ................................................ 14
2.5.2. Elemen Lunak (Soft Material) .......................................... 15
2.6. Pemeliharaan RTH ...................................................................... 19
2.6.1. Pemeliharaan Ideal ........................................................... 20
2.6.2. Pemeliharaan Fisik ........................................................... 21
2.6.2.1. Penyiraman......................................................... 21
2.6.2.2. Pemangkasan tanaman ....................................... 21
2.6.2.3. Pemupukan......................................................... 22
2.6.2.4. Penyiangan ......................................................... 23
2.6.2.5. Perawatan terhadap gangguan hama .................. 23
BAB 3 METODE PERENCANAAN
3.1. Metode Perencanaan.................................................................... 25
3.2. Lokasi Perencanaan ..................................................................... 25
3.3. Tahap Perencanaan RTH............................................................. 25
3.4. Flow Chart Perencanaan.............................................................. 25
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Tema............................................................................................ 27
4.2. Ide Dasar Perencanaan ................................................................ 27
4.3. Lokasi/Site Plan Perumahan Galmas Residence ......................... 28
4.4. Desain Konsep............................................................................. 30
4.5. Pengembangan Desain Konsep ................................................... 30
4.6. Elemen Estetika RTH.................................................................. 30
4.6.1. Elemen Keras .................................................................. 30
4.6.1.1. Gazebo .............................................................. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4.6.1.2. Kolam ............................................................... 31
4.6.1.3. Jalan setapak ..................................................... 31
4.6.1.4. Biopori .............................................................. 32
4.6.1.5. Lapangan........................................................... 33
4.6.1.6. Kursi ................................................................. 33
4.6.1.7. Grabah............................................................... 34
4.6.1.8. Alat permainan.................................................. 34
4.6.2. Elemen Lunak.................................................................. 34
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Tuntutan Kesesuaian Lahan ........................................................ 35
5.2. Perbandingan Antara Wilayah Terbangung dengan Wilayah
Terbuka........................................................................................ 36
5.3. Prasarana, Sarana dan Utilitas Lingkungan Perumahan.............. 38
5.3.1. Jalan ................................................................................. 38
5.3.2. Ruang Terbuka Hijau....................................................... 39
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ................................................................................. 40
6.2. Saran ............................................................................................ 41
PENUTUP.......................................................................................................... xv
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ xvi
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk...................................5
Tabel 2.2. Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kelurahan ..........................9
Tabel 2.3. Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kecamatan.......................11
Tabel 2.4. Keuntungan dan Kerugian Bahan Lapisan Permukaan.........................33
Tabel 2.5. Jenis Tanaman Obat pada ....................................................................39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Bagan Proporsi Kawasan Perkotaan ................................................ 6
Gambar 2.2. Contoh Taman Rukun Warga........................................................... 8
Gambar 2.3. Contoh Taman Rukun Warga........................................................... 8
Gambar 2.4. Contoh Taman Rukun Warga........................................................... 9
Gambar 2.5. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif) ..................................... 10
Gambar 2.6. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif)...................................... 10
Gambar 2.7. Contoh Taman Kota ......................................................................... 10
Gambar 3.1. Flow Chart Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH)
di Kawasan Perumahan Galmas Residence ..................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal,
yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi
sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat. Jumlah penduduk
perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan
memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota,
sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus
terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial
serta ruang - ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan.
Salah satu penyebab terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan di
perkotaan adalah karena tidak optimalnya pemanfaatan ruang terbuka hijau
sebagai kawasan resap air yang dapat menyebabkan terjadinya banjir.
Kecenderungan yang terjadi pada pemukiman saat ini adalah mengembalikan
pemukimannya menuju kearah keseimbangan antara ruang terbuka hijau dengan
ruang terbangun atau ruang non-hijau sehingga dapat tercapai lingkungan
pemukiman yang layak huni yaitu kondisi lingkungan pemukiman yang sehat dan
nyaman.
Keberadaan ruang terbuka hijau penting dalam mengendalikan dan memelihara
integritas lingkungan. Kelestaian ruang terbuka hijau suatu wilayah perkotaan
harus disertai dengan ketersediaan dan seleksi tanaman yang sesuai dengan arah
rencana dan rancangannya.
Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya (fungsi ekologi, sosial,
ekonomi, dan arsitektur) dan nilai estetika yang dimilikinya (objek dan
lingkungan) tidak hanya di dapat dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
untuk kelangsungan kehidupan perumahan tetapi juga dapat menjadi nilai
kebanggaan dan identitas perumahan tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mendesain ruang terbuka hijau yang menarik dan nyaman
untuk dikunjungi penghuni perumahan;
2. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat ruang terbuka hijau di
kawasan perumahan Galmas Residence.
1.3. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam perencanaan ini tidak terlalu melebar maka
permasalahan yang dibahas dibatasi pada hal - hal sebagai berikut :
1. Kajian ini hanya dalam lingkup perumahan Galmas Residence sesuai site plan;
2. Membahas mengenai konsep ruang terbuka di perumahan Galmas Residence;
3. Membahas mengenai anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat ruang
terbuka hijau di perumahan Galmas Residence.
1.4. Tujuan Perencanaan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, perencanaan ini mempunyai tujuan
sebagai berikut :
1. Mengetahui cara mendesain ruang terbuka hijau yang nyaman dan menarik
untuk dikunjungi penghuni perumahan;
2. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun ruang terbuka
hijau di perumahan Galmas Residence.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1.5. Manfaat Perencanaan
Berdasarkan tujuan perencanaan di atas, perencanaan ini diharapkan mempunyai
manfaat sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui konsep pembuatan ruang terbuka hijau;
2. Dapat mengetahui anggaran biaya yang dikeluarkan untuk membuat ruang
terbuka hijau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau
Beberapa pengertian tentang RTH diantaranya adalah :
1. Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah
maupun yang sengaja ditanam. (UU No. 26 tahun 2007)
2. Ruang - ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk
area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana di dalam
penggunaannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh - tumbuhan
secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, perkebunan,
dan sebagainya. (Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988)
3. Dalam RTH pemanfaatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau
tumbuh - tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan
pertanian, pertamanan dan sebagainya. (Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14
Tahun 1988)
2.2. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kawasan Perkotaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008
tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan
Perkotaan dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, antara lain :
1. Penyediaan RTH berdasarkan kebutuhan fungsi tertentu
Fungsi RTH pada kategori ini yaitu untuk perlindungan atau pengamanan,
sarana dan prasarana misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam,
pengaman pejalan kaki atau membatasi perkembangan pengguna lahan agar
fungsi utamanya tidak terganggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
Fungsi RTH pada kategori ini untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah
penduduk dilakukan dengan mengalihkan antara jumlah penduduk yang
dilayani dengan standar luas RTH perkapital sesuai peraturan yang berlaku.
Tabel 2.1. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
No.Unit
Ling.Tipe RTH
Luas
Minimal/
Unit (m2)
Luas
Minimal/
Kapital (m2)
Lokasi
1.250
jiwaTaman RT 250 1,0
Di tengah
lingkungan RT
2.2500
jiwaTaman RW 1250 0,5
Di pusat kegiatan
RW
3.30000
jiwa
Taman
Kelurahan9000 0,3
Dikelompokan
dengan sekolah/
pusat kelurahan
4.120000
jiwa
Taman
Kecamatan24000 0,2
Dikelompokan
dengan sekolah/
pusat Kecamatan
Pemakaman Disesuaikan 1,2 Tersebar
5.480000
jiwa
Taman Kota 144000 0,3Dipusat wilayah/
kota
Hutan Kota Disesuaikan 4,0Di kawasan
pinggiran
Untuk Fungsi-
Fungsi tertentuDisesuaikan 12,5
Disesuaikan
dengan kebutuhan
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman
Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan
3. Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah
Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah pekotaan adalah sebagai berikut :
a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan
RTH Privat;
b. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang
terdiri dari 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat;
c. Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan
telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
berlaku, memiliki proporsi tersebut harus tetap dipertahankan
keberadaannya.
Keterangan :
RTH = Ruang Terbuka Hijau
KDB = Koefisien Daerah Bangun
(Sumber : PERMEN No : 5 Tahun 2008)
Gambar 2.1. Bagan Proporsi Kawasan Perkotaan
2.3. Tujuan Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008
tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan
Perkotaan, tujuan diadakannya RTH antara lain :
Ruang Perkotaan
Terbangun
Hunian
(40%)Non Hunian
(20%)
RTH Privat
10%
RTH
(2%)
RTH
(8%)
RTH
(1,5%)
KDB
(80%)
RTH
(6%)
KDB
(70%)
RTH
(12,5%)
KDB
(0%)
KDB
(90%)
KDB
(80%)
Lainnya
(7,5%)
Jalan
(20%)
Taman
(12,5%)
Terbuka
RTH Publik
20%
RTH Kota
30%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
1. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;
2. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara
lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan
masyarakat;
3. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman
lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.
2.4. Manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008
tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan
Perkotaan, manfaat RTH dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Manfaat langsung yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan
(teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan - bahan untuk dijual (kayu, daun,
bunga, buah);
2. Manfaat tidak langsung yaitu pembersih udara yang efektif, pemeliharaan
akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta
segala isi flora dan fauna yang ada.
RTH pada lingkungan dapat dioptimalkan fungsinya sebagai berikut :
2.4.1. RTH Taman Rukun Warga Tetangga (RT)
Taman Rukun Tetangga (RT) dapat dimanfaatkan penduduk sebagai tempat
melakukan berbagai kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut. Untuk mendukung
aktifitas penduduk di lingkungan tersebut, fasilitas yang disediakan minimal
bangku taman dan fasilitas mainan anak - anak. Selain itu bisa juga digunakan
sebagai tempat untuk melakukan aktivitas sosial dengan menanam tanaman obat
keluarga atau apotik hidup dan buah - buahan yang dapat dimanfaatkan oleh
warga setempat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Gambar 2.2. Contoh 1 Taman Rukun Tetangga
Gambar 2.3. Contoh Taman Rukun Tetangga
2.4.2. RTH Taman Rukun Warga (RW)
RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat dmanfaatkan untuk berbagai kegiatan
remaja, kegiatan olahaga masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya di lingkungan
tersebut. Fasilitas yang disediakan berupa lapangan untuk berbagai kegiatan, baik
olahraga maupun aktivitas lainnya. Beberapa unit bangku taman yang dipasang
secara berkelompok sebagai sarana berkomunikasi dan bersosialisasi antara
warga, dan beberapa jenis bangunan permainan anak yang tahan dan aman untuk
dipakai pula oleh anak remaja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Gambar 2.4. Contoh Taman Rukun Warga
2.4.3. RTH Kelurahan
RTH kelurahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan penduduk dalam satu
kelurahan. Taman ini dibagi menjadi dua, yaitu taman aktif dan taman pasif.
Tabel 2.2. Contoh Kelengkapan Failitas pada Taman Kelurahan
Jenis
Taman
Koef. Daerah
Hijau (KDH)Fasilitas Vegetasi
Aktif 70 - 80%
Lapangan terbuka
Trek lari, lebar 5 m panjang
325 m;
WC umum;
1 unit kios (jika
diperlukan);
Kursi - kursi taman.
Minimal 25
pohon (pohon
sedang dan
kecil);
Semak;
Perdu;
Penutup tanah.
Pasif 80 - 90%
Sirkulasi jalur pejalan kaki
lebar 1,5 - 2 m;
WC umum;
1 unit kios (jika diprlukan);
Kursi - kursi taman.
Minimal 50
pohon (sedang
dan kecil);
Semak;
Perdu;
Penutup tanah.Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman
Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Gambar 2.5. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif)
Gambar 2.6. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif)
2.4.4. RTH Kecamatan
RTH kecamatan dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagai
aktivitas di dalam satu kecamatan. Taman ini dapat berupa taman aktif dan taman
pasif .
Gambar 2.7. Contoh Taman Kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Tabel 2.3. Contoh Kelengkapan Failitas pada Taman Kecamatan
Jenis
Taman
Koef. Daerah
Hijau (KDH)
Fasilitas Vegetasi
Aktif 70 - 80%
Lapangan terbuka;
Lapangan basket;
Lapangan volley;
Trek lari, lebar 5 m,
panjang 325 m;
WC umum;
Parkir kendaraan;
Termasuk sarana kios;
Kursi - kursi taman.
Minimal 50
pohon (sedang
dan kecil);
Semak;
Perdu;
Penutup tanah.
Pasif 80 - 90%
Sirkulasi jalur pejalan
kaki, lebar 1,5 - 2 m;
WC umum;
Parkir kendaraan
Termasuk sarana kios
(jika diperlukan);
Kursi - kursi taman.
Lebih dari 100
pohon tahunan
(pohon sedang
dan kecil);
Semak;
Perdu;
Penutup tanah.Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman
Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan
2.5. Elemen Estetika Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Untuk membuat perencanaan ruang terbuka hijau yang menarik diperlukan
beberapa elemen pendukung. Elemen tersebut antara lain :
2.5.1. Elemen Keras (Hard Material)
Elemen keras adalah elemen yang terdiri dari bermacam - macam benda lain yang
lebih keras daripada tanaman. Elemen keras terdiri dari :
2.5.1.1. Gazebo
Kata gazebo berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to gaze yang artinya
memandang dengan takjub. Gazebo berfungsi sebagai tempat bersantai sambil
menikmati keindahan sebuah taman.
Ukuran gazebo berkisar + 2 x 2 m untuk menampung 4 - 5 orang. Gazebo bisa
menggunakan lantai ubin, bata merah, sekedar plasteran semen yang dihias
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
khusus dengan batu - batu kerikil, atau dapat juga dengan kayu. Tiang
penyanggah bisa dipilih dari besi, kayu, atau bambu atau beton. Sedangkan
atapnya bisa berupa genteng, asbes, sirap, ijuk, daun kelapa kering, atau ilalang.
2.5.1.2. Jalan Setapak
Jalan setapak dapat berupa deretan batu lempeng yang ditata menjadi batu
loncatan dan dapat juga berupa jalan sempit yang ditaburi kerikil hias.
Fungsi jalan setapak dalam taman adalah untuk tempat berpijak dan jalur pemisah
antara dua bagian taman. Jelan setapak perlu dirancang matang sebelumnya agar
menjadi satu elemen yang sangat menarik dan menambah keindahan taman. Jalan
setapak dapat dibuat dari batako, bata merah, atau keramik dengan tekstur agak
kasar. (Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004)
Tabel 2.4. Keuntungan Dan Kerugian Bahan Lapisan Permukaan
No. Tipe Lapisan
Permukaan
Keuntungan Kerugian
1. Rumput Permaukaan lunak, idela
untuk banyak tujuan
permainan, biaya awal
rendah
Tidak dapat digunakan dalam
cuaca basah, sulit dipelihara
2. Tanah Asli Biaya awal rendah,
permukaan lunak
Berlumpur dalam cuaca
basah, berdebu dalam cuaca
kering
3. Batu bata
diatas pasir
Penampilan menaik
Biaya awal relatif tinggi
Permukaan terlalu keras
untuk digunakan sebagai
tempat bermain, biaya
perawatan relatif tinggi
4. Perkerasan
blok-batu
diatas pasir
atau tanah asli
Biaya rendah bila
menggunakan perkerasan
yang lama, penampilan
memuaskan, tahan lama
5. Slab beton
percetakan
diatas pasir
atau tanah asli
Utilitas sepanjang tahun,
penampilan memuaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
No. Tipe Lapisan
Permukaan
Keuntungan Kerugian
6. Flagstone
diatas pasir
atau tanah asli
Utilitas sepanjang tahun,
penampilan memuaskan,
tahan lama
7. Beton aspal Permukaan baik untuk
sebagian besar tujuan tempat
bermain bila dispesifikasi
dan dihamparkan dengan
memadai, tidak terlalu keras
seperti beton semen, utilitas
sepanjang tahun
Kasar dan abrasif kecuali bila
dispesifikasi dan dibangun
dengan memadai, panas
untuk kaki telanjang, tidak
menarik untuk di daerah yang
luas
8. Aspal cork Melenting, permukaan
sangat baik untuk banyak
tujuan tempat bermain,
utilitas sepanjang tahun,
penampilan memuaskan
Biaya relatif sangat tinggi,
menjadi lunak pada saat
cuaca panas
9. Pasir-lempung
dan pasir
kerikil
Murah bila tersedia bahan
yang cocok, permukaan
cukup lunak
Sulit untuk memperoleh
perbandingan campuran yang
memadai
Sumber : Standar Perencanaan Tapak, Joseph De Chiara dan Lee E. Koppelman,
1990
2.5.1.3. Pergola
Pergola berasal dari kata pergere (bahasa Itali) yang artinya berjalan atau
melanjutkan, yang diwujudkan sebagai lorong panjang dan tembus pandang. (Don
WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004)
Pergola berfungsi sebagai peneduh pada taman sehingga menimbulkan kesan
kokoh dari sebuah pintu gerbang atau pagar tembok. Pergola tidak selalu
menggunakan tanaman rambat. Pergola yang dibuat dari besi dan diberi cat anti
karat jauh lebih kokoh dan tahan lama dibandingkan yang terbuat dari kayu. Ada
desain pergola yang tidak menggunakan tiang melainkan menempel di dinding.
Tetapi bila menggunakan tiang perlu diperhatikan bentang pergola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2.5.1.4. Aksesoris
Aksesoris bisa digunakan untuk ruang terbuka hijau antara lain :
1. Lampu
Keindahan taman tidak hanya dapat dinikmati di siang hari. Selain berfungsi
sebagai penerang, efek cahaya lampu yang dirancang dengan baik akan
menimbulkan nilai artistik. Lampu taman dapat dipilih dari bahan logam,
fiberglass atau kaca kedap air. Lampu taman diciptakan untuk menerangi sudut
- sudut tertentu dari taman tersebut.
2. Kursi
Kursi taman adalah salah satu aksesoris yang penting untuk taman di
perumahan, karena selain berfungsi sebagai penghias, kursi taman juga
berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah atau sekedar tempat untuk
menikmati keindahan taman. Kursi taman biasanya terbuat dari kayu, besi,
plastik atau bata berlapis semen.
3. Gerabah
Gerabah adalah salah satu aksesoris yang menarik untuk dijadikan sebagai
penghias taman. Gerabah memiliki ukuran yang beragam dan bentuk yang
unik. Bahan dasanya terbuat dari tanah liat dan keramik. Grabah bisa
digunakan untuk tempat lampu, air mancur atau sekedar hiasan biasa.
4. Patung
Dalam hal ini patung tidak selalu harus idenitk dengan bentuk - bentuk figura
(manusia/hewan), dari batu - batuan yang berukuan besar. Batu - batuan bulat
(batu paras atau batu kali), potongan batang kayu tua, ornament dari besi
tempat, batu hias penutup dinding pagar tembok, batu tiruan dinding gunung
batu/tiruan lembah sungai, tembikar, atau marmer dapat disertai dalam
kelompok aksesoris untuk memperindah sebuah taman.
5. Kolam Hias
Pemuatan kolam dilakukan dengan menggali tanah sehingga setelah jadi kolam
tersebut mirip telaga kecil, atau bisa juga kolam dibangun diatas tanah yang
mirip dengan sebuah bak. Air kolam hias dapat dibuat bergerak dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
menggunakan pompa air bertenaga listrik yang memutar arus air sekaligus
menyaringnya.
6. Bak sampah
Bak sampah adalah salah satu elemen yang penting dalam taman. Desain bak
sampah yang menarik akan membuat taman menjadi lebih cantik. Untuk
mempermudah dalam pengelolaan sampah, bak sampak bisa di desain
berdasarkan jenisnya.
2.5.2. Elemen Lunak (Soft Material)
Elemen lunak yang dimaksud dalam perencanaan RTH adalah tanaman.
Pemilihan jenis tanaman dalam suatu perencanaan adalah suatu seni dan juga ilmu
pengetahuan. Seni, karena menyangkut elemen desain seperti warna, bentuk,
tekstur dan kualitas yang berubah karena tanaman dipengaruhi iklim, usia, dan
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.
Pemilihan tanaman tergantung pada :
1. Fungsi tanaman yaitu disesuaikan dengan tujuan perencanaan;
2. Perletakan tanaman juaga disesuaikan dengan tujuan dan fungsi tanaman.
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan
Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan yaitu :
1. Tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak
mengganggu pondasi;
2. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
3. Ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain
seimbang;
4. Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
5. Kecepatan tumbuh sedang;
6. Berupa habitat tanaman lokal atau musiman;
7. Jarak tanam setempat rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal;
8. Tahan terhadap hama penyakit tanaman;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
9. Mampu menyerap udara yang tecemar;
10. Sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung - burung.
Dalam kaitannya dengan perencanaan RTH, tata hijau merupakan satu hal pokok
yang menjadi dasar dalam pembentukan ruang luar. Penataan dan perancangan
tanaman mencangkup :
1. Habitus tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi botanis atau
morphologi. Dilihat dari sisi tersebut, tanaman dibagi menjadi :
a. Pohon : batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam, dan
tinggi diatas 3 m;
b. Perdu : batang berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkal
dan tinggi 1 - 3 m;
c. Semak : batang tidak berkayu, percabangan dekat dengan tanah, brakar
dangkal, dan tinggi 0,5 - 1 m;
d. Penutup tanah : batang tidak berkayu, berakar dangkal, tinggi 0,2 - 0,5 m;
e. Rerumputan
2. Karakter tanaman dapat dilihat dari bentuk batang dan percabangan, bentuk
tajuk, masa bunga, dan tekstur. Pemilihan jenis tanaman tergantung pada :
a. Fungsi tanaman, sesuai dengan tujuan perencanaan;
b. Perletakan tanaan, sesuai dengan fungsi tanaman.
3. Fungsi tanaman tanaman tidak hanya mengandung/mempunyai nilai estetika
saja, tapi juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Berbagai
fungsi tanaman dapat dikatagorIkan sebagai berikut :
a. Kontrol pandangan (Visual Control)
Menahan silauan yang ditimbulkan oleh sianr matahari, lampu jalan, dan
sinar lampu kendaraan pada jalan raya, bangunan, atau pandangan terhadap
ruang luar.
b. Pembatas fisik (Physical Barriers)
Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan manusia. Selain itu
juga dapat berfungsi mengarahkan pergerakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c. Pengendali iklim (Climate Control)
Tenaman berfungsi sebagai pengendali iklim untuk kenyamanan manusia.
Faktor iklim yang mempengaruhi kenyamanan manusia adalah suhu, radiasi
sinar matahari, angin kelembapan, suara dan aroma.
d. Pencegah erosi (Erosion Control)
Kegiatan manusia dalam menggunakan lahan, selain menimbulkan efek
positif juga menyebabkan efek negatif terhadap kondisi tanah atau lahan.
Misalnya dalam pembentukan muka tanah, pemotongan dan penambahan
muka tanah, penggalian tanah untuk danau buatan. Kondisi tanah menjadi
rapuh dan mudah tererosi oleh karena pengaruh air hujan dan embusan
angin yang kencang. Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah
menjadi kokoh dan tahan terhadap pukulan air hujan serta tiupan angin.
Selain itu, dapat pula berfungsi untuk menahan air hujan yang jatuh secara
tidak langsung ke permukaan tanah.
e. Habitat satwa (Wildlife Habitats)
Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan serta tempat berlindung
kehidupan. Hingga secara tidak langsung tanaman dapat membantu
pelestarian kehidupan satwa.
f. Nilai estetis (Aesthetic Values)
Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna dan
bentuk fisik tanaman (Ir.Rusman Hakim, MT. IALI; Ir. Hardi Utomo, MS.
IAI, 2004)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Beberapa contoh tanaman yang bisa digunakan untuk RTH antara lain :
Tabel 2.5. Jenis Tanaman Obat
No. Nama
Tanaman
Kegunaan
1. Kembang
landep
Demam, sakit perut, kencing sedikit, gusi nyeri dan
berdarah, sakit gigi, rematik, sakit pinggang, sakit
kepala, penyakit kulit seperti kurap dan panu.
2. Bunga pukul
empat
Radang, amandel, radang prostat.
3. Tapak dara Reumatik, sakit otot atau pegal - pegal (myalgia),
wasir, sakit gigi, pembengkakan gusi.
4. Kumis kucing Nyeri buang air seni, batu ginja, rematik, sakit
pinggang, radang ginja, masuk angin, demam.
5. Bunga kana Demam, tekanan darah tinggi, wasir, keputihan, dan
radang hati akut disertai kuning.
6. Teratai Pingsan karena hawa panas, diare karena panas atau
lembab, pusing, sakit kepala, muntah darah, beri - beri,
mimisan, kencing panas dan merah, batuk darah.
7. Lidah Mertua Diabetes, wasir, kanker ganas.
8. Kembang
Kenikir
Penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat
tulang dan pengusir serangga
9. Bunga Matahari Hipertensi, sakit kepala, sakit gigi, nyeri menstruasi,
rematik, nyeri lambung, radang payudara, sulit
melahirkan, disentri, campak, infeksi saluran kencing,
batuk, keputihan.
10. Mengkudu Kencing manis, sakit kepala, ginjal, batuk kering, perut
kembung, muntah - muntah, keracunan makanan, sakit
gusi dan gigi, terseliuh, menghilangkan ketagihan
dadah.
11. Pacar air Peluruh haid, kanker pencernaan, bengkak, rematik,
bisul, digigit ular, ranadang kulit, keputihan, tulang
patah/retak, rasa nyeri, tertusuk benda asing di
kerongkongan.
12. Melati Kelebihan ASI, sakit mata, demam, sakit kepala, sesak
napas.
13. Kembang kertas Disentri, kencing nanah, bisul, sakit pada puting susu.
14. Kembang knop Asma, batuk, radang mata, sakit kepala, sakit panas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
No. Nama
Tanaman
Kegunaan
15. Nona makan
sirih
Radang selaput gendang telinga pada anak - anak.
16. Srikaya Batuk, demam, reumatik, menurunkan kadar asam urat
darah yang tinggi, diare, cacingan, kutu kepala,
pemakaian luar untuk borok, luka, bisul, kudis,
pencernaan lemah, cacingan, diare, disentri akut, dan
gangguan pencernaan, sembelit, disentri akut, depresi
mental, nyeri tulang punggung, diare, dan luka
berdarah.
Sumber : iptek.net.id, 2008
2.6. Pemeliharaan RTH
Membuat sesuatu yang indah bukanlah hal yang sulit, apalagi bila semua sarana
dan prasarana terpenuhi. Namun untuk mempertahankannya merupakan hal yang
sangat sulit dan butuh bukan hanya kesabaran dan ketelatenan saja namun
dibutuhkan keterampilan dan kreatifitas. Merawat RTH bukan hanya menyiram
atau memangkas tanaman yang terdapat pada RTH saja, melainkan juga tentang
bagaiman memelihara dan membuat RTH tetap mempunyai bentuk yang utuh
sepeti saat pertama dibuat.
Pemeliharaan RTH dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal RTH dengan
segala fasilitas yang ada didalamnya sehingga kondisinya tetap baik dan dapat
dipertahankan sesuai dengan tujuan rencana atau desain semula. Manajemen dan
pelaksanaa pemeliharaan RTH dapat dilakukan biasanya ditangani oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota.
Umumnya, pengelola RTH akan melaksanakan program pemeliharaan RTH
dalam bentuk organisasi yang berpedoman pada aturan dan teknik pemeliharaan
yang baik. Tujuannya untuk mewujudkan RTH dengan persyaratan pemanfaatan
area dan fasilitas secara optimal.
Pemeliharaan RTH merupakan kunci kebersihan suatu pembuatan RTH. Oleh
karena itu, dalam mendesain RTH hendaknya yang mudah dibangun dan dirawat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Ada dua tipe pemeliharaan RTH yaitu pemeliharaan idea dan pemeliharaan fisik
yang keduanya saling berhubungan erat satu sama lain.
2.6.1. Pemeliharaan Ideal
Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada ide dan tujuan
desain awal. Oleh karena itu, pada periode tertentu perlu untuk dilakukan evaluasi
agar kondisi RTH tetap sama dengan desain semula sehigga fungsi dan estetika
RTH tetap terjaga. Bila salah satu fungsi terganggu atau tidak terawat baik, maka
secara ideal tanaman tersebut tidak cocok lagi seperti fungsi semula. Sebagai
contoh pada RTH yang mempunyai pola simetris dan formal seperti pada taman
perkantoran, secaa ideal harus diperhatikan. Bila pola tersebut berubah dan tidak
simetris lagi, maka tidak lagi terkesan simetris dan formal.
Ada beberapa faktor yang mendukung berjalannya pemeliharaan ideal. Yang
pertama adalah merencanakan dan merancang taman dengan pola yang sederhana
sehingga memudahkan dilakukan pemeliharaan fisik. Yang kedua adalah dalam
penggunaan elemen taman yang baik elemen keras ataupun elemen lunak
hendaknya menggunakan komponen yang tidak sulit dicari agar tidak sulit dalam
penggantian dan perawatan.
Berikutnya adalah dalam pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta
pemilihan bahan perkerasan yang sesuai. Sebagai contoh, pada RTH I kompleks
perumahan galmas residence penggunaan paving block dari bahan yang mirip
dengan batu candi. Pada RTH tersebut dapat membahayakan anak – anak karena
mudah berlumut sehingga licin, sehingga untuk faktor keamanan digunakan
rumput sebagai bahan permukaan.
Keempat adalah bahwa pembuatan pola sirkulasi harus jelas dan rasional sehingga
alur di dalam taman selalu lancer.
Terakhir, perlengkapan RTH yang memadai meliputi penerangan lampu pada
malam hari dan jaringan utilitas yang ada di bawah tanah (drainase, instalasi air
dan listrik) agar direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang
pada pemelihaaan taman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2.6.2. Pemeliharaan Fisik
Pemelihaaan fisik merupakan pemeliharaan yang dilakukan untuk mengimbangi
pemeliharaan ideal. Pemeliharaan fisk meliputi pemeliharaan elemen keras dan
elemen lunak. Secara umum, pemeliharaan elemen keras merupakan pemeliharaan
pencegahaan misalnya membersihkan lumut dan karat, perbaikan instansi dll.
Sedangkan pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan akar, penyiangan,
pemangkasan, penyiaman, pemupukan, dan lain - lain. pada initinya pemeliharaan
fisik tanaman meliputi pekerjaan menjaga keindahan, keasrian, dan keamanan
taman.
2.6.2.1. Penyiraman
Tanaman butuh untuk disiram agar tanah tetap lembab sehingga akar - akar
tanaman dapat melakukan fungsinya yaitu menyeap zat unsur hara dalam tanah.
Penyiraman dapat dikatakan sempurna apabila air terhisap tanah hingga
kedalaman 30 - 40 cm. Secara alami, setelah penyiraman pasti dimbangi dengan
adanya evaporasi atau penguapan air dalam tanah. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan waktu dan frekuensi penyiramannya. Penyiaman secara efektif
dilakukan pada pagi dan sore hari.
Selain menjaga kelembaban tanah, penyiraman dibutuhkan tanaman untuk
meluruhkan kotoan debu dan daun - daunnya. Dan jika taman memiliki aneka
janis tanaman dengan kebutuhan air yang berbeda - beda, penyiraman harus
dilakukan dengan lebih cermat. Tanamn yang tidak membutuhkan banyak air,
akar - akarnya mudah membusuk karena kelebihan air disekiarnya.
2.6.2.2. Pemangkasan tanaman
Tanaman taman perlu dipangkas secara berkala agar pertumbuhannya terkendali.
Ada dua macam pemangkasan yang pada umumnya dilakukan oleh para pengelola
taman yaitu pengkas produksi dan pangkas pemeliharaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Pangkas produksi merupakan pemangkasan yang dilakukan untuk memacu
pertumbuhan generative tanaman, yaitu agar tanaman lebih cepat berbunga dan
menghasilkan buah. Sedangkan pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan yang
dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman dan juga dapat membuat
bentuk tanaman menjadi indah.
Tanaman juga perlu dipangkas agar tidak menjadi cepat besar atau rimbun, juga
agar komposisi bentuk tanaman tidak berubah. Disamping itu, pada tanaman yang
terlalu rimbun pasti ada bagian - bagian tertentu yang tidak memperoleh cukup
sinar matahari, sehingga akan memberi kesan lembab dan kemudian mengundang
hama dan penyakit.
Untuk membuat bentuk tanaman yang indah dan menarik, perlu untuk
diperhatikan hal - hal berikut ini. Agar tanaman tidak cepat menjadi tinggi,
diharapkan untuk memotong pucuk tunas muda yang tumbuh ke atas dengan
gunting potong. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dominasi aplikasi dan
berguna bagi pembentukan cabang.
Memotong dahan atau cabang yang keras dengan gergaji tepat dipangkalnya. Hal
ini bertujuan untuk menghindari tumbuhnya tunas baru di bagian sisa dahan yang
dipotong. Selain itu luka atau bekas potongan sebaiknya segera untuk diberi
lapisan disinfektan tanaman agar tidak terinfeksi oleh jamur, hama, virus dan
organisme pengganggu tanaman lainnya.
2.6.2.3. Pemupukan
Meskipun tanah sudah memiliki aneka unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman,
namun keberadaan unsur hara tersebut semakin lama akan semakin kurang baik
oleh aktivitas tanaman atau hilang akibat tercuci oleh air. Oleh karena itu perlu
untuk ditambah suatu zat atau senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman, yaitu
pupuk.
Pemupukan lewat daun lebih efektif bila disemprotkan melalui permukaan daun
bagian bawah. Karena pada permukaan daun bagian bawah, banyak terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
stomata sehingga pupuk dapat diserap secara efektif oleh daun. Sedangkan pupuk
tabur merupakan jenis pupuk yang diberikan lewat tanah. Biasanya jenis pupuk ini
adalah jenis - jenis pupuk yang memiliki karakter reaksi yang lamban, misalnya
seperti urea, NPK, dan lain sebagainya.
Pada perumahan Galmas Residence, karena direncanakan pembuatan pupuk
kompos, maka pupuk yang digunakan untuk tanaman yang ada di taman tersebut
adalah pupuk kompos yang berasal dari sampah warga dan sampah dari RTH
tersebut.
2.6.2.4. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman - tanaman yang tidak
diinginkan yang tumbuh disekitar tanaman utama, umumnya disebut gulma.
Gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman utama (tanaman hias)
akan saling berkompetisi merebut nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman utama.
Tidak hanya itu, dalam mendapatkan sinar matahari pun antara tanaman utama
dengan gulma akan saling berebut. Sebaliknya, penyaingan dilakukan secara
berkala misalnya sebulan sekali. penyiangan bisa dilakukan secara manual dengan
tangan atau menggunakan cangkul.
2.6.2.5. Perawatan terhadap gangguan hama
Meskipun tanaman sudah dirawat secara teratur, gangguan hama tanaman seperti
ulat, kutu, bekicot, belalang dan lain - lain seringkali menyerbu, melahap daun,
batang, bunga dan lain - lain. Organisme ini menyebabkan pertumbuhan tanaman
menjadi terganggu, merusak bentuk dan penampakan tanaman, kebusukan batang,
akar, dan lain sebagainya. Pembasmian tersebut bisa dilakukan dengan
menggunakan pestisida.
Selain oleh binatang, organisme penggangu tanaman juga dapat berasal dari
golongan jamur, bakteri, atau virus. Untuk penanganan tanaman yang telah
terserang, tidakan pertama dan paling aman adalah memangkas bagian - bagian
tanaman yang terkena. Bila perlu, membongkar tanaman tersebut dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
menyingkirkannya dari tanaman - tanaman lain agar tidak menular. Untuk
serangan akibat jamur, digunakan fungisida untuk membasminya. Herbisida untuk
tanaman liar, dan bakterisida untuk serangan akibat bakteri.
Adakalanya rayap dan nematode menjadi musuh utama bagi akar. Oleh karena itu,
perlu untuk menggunakan Furadan yaitu pestisida yang digunakan untuk
membasmi organisme pengganggu di dalam tanah. Penggunaan dosis pestisida
harus diperhatikan, jangan sampai melebihi dosis karena bahan kimia yang
terkandung didalam pestisida akan mudah mengendap pada tanaaman dan apabila
tanaman tersebut berproduksi maka akan membahayakan manusia bahan kimia
tersebut terakumulasi dalam tubuh manusia dengan jumlah yang banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB 3
METODE PERENCANAAN
3.1. Metode Perencanaan
Metode yang digunakan untuk merencanakan Ruang Terbuka Hijau di kawasan
kompleks perumahan Galmas Residence adalah dengan metode literatur yaitu
dengan cara membaca buku referensi yang berhubungan dengan tema tugas akhir.
3.2. Lokasi Perencanaan
Perencanaan mengenai tugas akhir ini dilakukan di kawasan komplek perumahan
Galmas Residence.
3.3. Tahap Perencanaan RTH
Tahap perencanaan RTH adalah tata cara yang dilakukan untuk membuat sebuah
ruang terbuka hijau. Adapun tahap - tahap perencanaan ruang terbuka hijau
sebagai berikut :
1. Menentukan tema RTH;
2. Merancang RTH;
3. Memberikan elemen estetika pada RTH;
3.4. Flow Chart Perencanaan
Untuk merencanakan suatu RTH diperlukan suatu konsep yang matang agar RTH
tersebut dapat bermanfaat dan menarik perhatian penghuni perumahan Galmas
Residence. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan proses perencanaan.
Proses tersebut dapat dilihat dalam skema di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Gambar 3.1. Flow Chart Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan
Perumahan Galmas Residense
Latar Belakang
Masalah
RumusanMasalah
Pemecahan Masalah
berupa Desain RTH
RTH 1
Rekreasi
RTH 2
Bermain
RTH 3
Olahaga
Proses
Perencanaan
Desain
Kesimpulan
Study
Lapangan
Literatur
Wawancara
Lokasi
Rencana
Tapak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB 4
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU
4.1. Tema
Tema adalah suatu hal yang menjiwai sebuah perencanaan. Tema yang dijabarkan
pada desain dengan menggunakan citra yang lebih menunjuk pada suatu ungkapan
visual RTH. Citra dalam perencanaan tersebut menunjukan pada sebuah gambar
suatu kesan penghayatan yang merangkap arti. Tema merupakan filosofi yang
ingin disampaikan melalui bangunan.
Dalam perencanaan dan perancangan kali ini tema yang ingin diambil adalah
tentang RTH. Alasan pemilihan tema tersebut adalah karena dengan konsep RTH
yang menarik, perumahan tersebut akan lebih diminati oleh para konsumen yang
menjadi pertimbangan untuk menempati komplek perumahan tersebut.
4.2. Ide Dasar Perencanaan
Untuk membuat RTH yang baik diperlukan ide dasar yang baik. Ide dasar tersebut
berbeda - beda sesuai dengan konsep masing - masing RTH. Adapun ide dasar
tersebut antara lain :
1. RTH I
Sasaran penggunaan RTH tersebut digunakan untuk umum (untuk segala usia)
karena RTH tersebut memiliki konsep rekreasi yang tujuannya untuk tempat
berkumpul warga sekitar yang ingin melepas kepenatan akibat stress dan untuk
bersosialisasi.
2. RTH II
Pada RTH ini direncanakan akan dibuat RTH bermain yang diperuntukkan
bagi anak - anak yang dilengkapi dengan fasilitas umum. Tujuannya adalah
agar anak - anak tidak hanya dirumah bermain game atau menonton TV saja,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
tetapi juga dapat belajar bersosialisasi dengan teman seusianya dengan bermain
bersama – sama di area yang sudah disediakan oleh pihak instansi.
3. RTH III
RTH yang diberi konsep olahraga ini sangat diperlukan untuk penghuni
perumahan. Dengan dilengkapi beberapa fasilitas pendukung yang. Sasaran
penggunaan adalah RTH tersebut digunakan untuk umum (semua usia) yang
tujuannya adalah sebagai sarana/tempat untuk olahraga yang diperuntukkan
bagi masyarakat komplek untuk berolahraga.
4.3. Lokasi/Site Plan Perumahan Galmas Residence
Lokasi perumahan Galmas Residence terletak di Besaran RT 02 RW 06 Prawatan
Jogonalan Klaten,sebelah barat Prambanan yang menjadi objek wisata, dekat
dengan jalan raya.
Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut antara lain :
1. Pertimbangan pencapaian
Mudah dicapai karena lokasinya tidak jauh dari jalan raya
Letaknya tidak jauh dari jalan raya.
2. Pertimbangan teknis
Luasnya memenuhi untuk perumahan
Sesuai orientasi bangunan
3. Pertimbangan lingkungan
Suasananya tenang dan nyaman
Tidak terletak pada jalur bising lalu lintas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
4.4. Desain Konsep
Setelah mengetahui keadaan lokasi, dapat dilakukan perencanaan tata letak RTH.
Rancangan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk gambar desain. Denah -
denah dan gambar sketsa harus dimulai dengan gambar sketsa tangan yang kasar
yang kemudian dituangkan menjadi gambar yang lebih baik dengan sekala
terterntu dengan menggunakan software AutoCad.
4.5. Pengembangan Desain Konsep
Pada tahap pengembangan desain konsep, ide - ide spesifik mulai dikembangkan.
Ide - ide dan gagasan semakin diperhalus untuk mengintegritas kriteria - kriteria
fungsi estetika. Desain sudah berisi informasi yang spesifik seperti organisasi
ruang, pola, bentuk, bahan yang digunakan, potensi penggunannya dan masih
banyak lagi informasi - informasi yang sudah terbentuk dalam pengembangan
desain konsep ini.
4.6. Elemen Estetika RTH
Elemen estetika RTH merupakan unsur - unsur utama dalam membentuk dan
membuat RTH menjadi nyata, indah, dan menarik. Elemen estetika RTH dibagi
menjadi dua bagian yaitu elemen keras dan elemen lunak.
4.6.1. Elemen keras
Komponen RTH pada perumahan Galmas Residence yang termasuk elemen keras
antara lain adalah gazebo, kolam, tempat duduk, lampu penerangan, dll. Elemen
kasar tersebut disesuaikan dengan tema RTH tersebut. Tujuannya adalah untuk
kenyamanan penghuni perumahan Galmas Residence.
Ada beberapa elemen keras yang ditampilkan dalam RTH perumahan Galmas
Residence adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4.6.1.1. Gazebo
Pada perencanaan RTH I, ukuran diameter Gazebo tersebut adalah 2 m dengan
gaya panggung. Gazebo ini dibangun dari kayu cendana dengan ketinggian 2 m.
tujuan dari pembangunan gazebo ini adalah untuk tempat melihat taman dan
tempat beristirahat.
Seperti sebuah rumah, bangunan gazebo membutuhkan pondasi dan sloof yang
memadai untuk memikul beban tiang kayu penyanggah dan atap sehingga dibuat
pondasi dengan kedalaman 30 cm diatas permukaan tanah.
4.6.1.2. Kolam
Kolam yang terdapat pada kompleks perumahan Galmas Residence adalah kolam
ikan hias. Untuk membuat kolam perlu untuk diadakan penggalihan tanah terlebih
dahulu. Permukaan bawah dilapisi dengan adukan semen setebal 3 - 4 cm. Ketika
membuat dinding kolam dan tepi kolam, pertama - tama dibuat pondasi kerangka
terlebih dahulu. Kerangka kolam terbuat dari kawat yang dibuat sedemikian rupa
sesuai dengan yang diinginkan kemudian membuat adonan dari campuran semen
dan pasir halus dengan perbandingan 3 : 1, kemudian pasankan batu bata dengan
campuran semen setelah itu permukaan kolam diplester setebal 3 - 4 cm dengan
campuran semen dan pasir dengan perbandingan 2 : 1. Dengan teknik ini, dinding
kolam dan permukaan bawah kolam tidak mudah bocor.
Agar kolam pada RTH I tetap terlihat bersih, dibuat sistem pembuangan air
dengan membuat desain kolam miring yang mengarak ke satu titik yaitu tempat
pembuangan air. Tempat pembuangan air tersebut berupa lubang dengan diameter
10 cm.
4.6.1.3. Jalan Setapak
Fungsi jalan di pada RTH adalah sebagai tempat berpijak terutama ketika
melakukan penyiraman. Selain itu juga berfungsi sebagai jalur pemisah antara dua
bagian RTH. Permukaan jalan dapat dibentuk dari rumput, beton aspal, beton atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
semen PC. Untuk lebih jelas, di bawah ini adalah keuntungan dan kerugian
berbagai bahan lapisan permukaan :
Di kompleks perumahan Galmas Residence, perkerasan jalan pada area RTH
dibuat dengan menggunakan paving block dan berwarna natural (warna semen)
dengan tekstur kasar.
Pada perencanaan RTH, bahan permukaan yang akan digunakan adalah rumput
gajah. Pemilihan bahan tersebut didasari pada tekstur rumput yang relatif lembut
yang dapat memberikan keamanan yang lebih besar dibandingkan dengan
permukaan lain.
4.6.1.4. Biopori
Biopori atau pori resapan adalah lubang - lubang kecil pada tanah yang terbentuk
akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar - akar
dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air.
Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke
dalam tanah melalui lubang tersebut. Lubang biopori sendiri umumnya dibuat
dengan lebar kira - kira 30 cm, jarak antar lubang sekitar 50 cm - 100 cm. Manfaat
yang bisa didapat antara lain :
1. Mencegah banjir;
2. Tempat pembuangan sampah organic;
3. Menyuburkan tanaman;
4. Meningkatkan kualitas air.
Pada perencanaan RTH yang ada di kompleks perumahan Galmas Residence,
direncanakan pembuatan biopori, selain manfaat yang disebutkan di atas
perencanaan biopori juga digunakan untuk membuat pupuk kompos yang
nantinya digunakan untuk pupuk tanaman yang ada di taman tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
4.6.1.5. Lapangan
Lapangan sangat di perlukan bagi warga perumahan untuk melakukan aktivitas
olahraga. Secara umum lapangan yang biasanya ada pada perumahan antara lain
lapangan basket, voli, badminton, sepak bola dan masih banyak lagi lapangan
yang bisa digunakan untuk perumahan.
Pada perencanaan RTH III, lapangan yang akan dibangun adalah lapangan
badminton. Pemilihan lapangan tersebut didasarkan pada luas tanah yang tersedia
yaitu 16 x 10 m. Sedangkan lapangan badminton sendiri luas area yang
dibutuhkan adalah 13,2 x 6 m. Karena masih tersisa beberapa meter, maka
perancang memberikan kelebihan 0.5 m. Pemambahan luas lapangan tersebu
digunakan untuk tempat ring basket, sehingga lapangan tersebut selain bisa
digunakan sebagai lapangan badminton juga bisa digunakan sebagai lapangan
basket dengan ukuran yang tidak standar.
4.6.1.6. Kursi
Meskipun tidak selalu digunakan, kursi tetap perlu untuk dibuat. Kursi tersebut
bisa berbahan dasar plastik, kayu, bahkan dari pasangan batu bata berlapis semen.
Kursi - kursi tersebut memiliki kelemahan masing - masing. Kursi kayu yang
terbuat dari plastik mempunyai kelemahan mudah rusak karena kelebihan beban,
sedangkan kursi dari besi mempunyai kelemahan mudah karat dan kursi dari kayu
mudah dimakan rayap. Sehingga yang paling baik digunakan adalah kursi yang
terbuat dari pasangan batu bata yang berlapis semen. Namun tidak dipungkiri
bahwa kursi tersebut juga memiliki kelemahan yaitu tidak bisa dipindahkan. Akan
tetapi bila diletakan dengan baik, maka akan menambah nilai plus dalam RTH
tersebut.
Pada perencanaan RTH I, II, dan III kursi yang digunakan terbuat dari pasangan
batu bata yang berlapis semen karena kursi yang terbuat dari pasangan batu bata
tersebut lebih kuat dari pada kursi yang terbuat dari plastik, kayu atau pun besi.
Kerusakan yang terjadi pada kursi tersebut hanya berasal dari terbukanya lapisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
cat atau cuwilan semen, namun hal ini bukanlah masalah besar yang menuntut
harus segera diperbaiki karena tingkat keamanan yang berkurang.
4.6.1.7. Gerabah
Beragam bentuk gerabah atau gentong yang ditampilkan bukan hanya digunakan
sebagai pot atau tempat tanaman saja. Di RTH I, gentong digunakan sebagai
tempat lampu. Selain itu pada taman ini grabah juga digunakan sebagai pengganti
keran untuk membersihkan tangan atau kaki dan sebagai air mancur.
4.6.1.8. Alat permainan
Perangkat permainan yang direncanakan pada RTH II antara lain terdiri dari bak
pasir, multi play system, jungkat jungkit, bola dunia dan ayunan. Bahan yang
digunakan untuk membuat permainan tersebut terbuat dari fiber. Pemilihan bahan
tersebut didasarkan pada faktor keamanan bagi pengguna alat tersebut yaitu anak -
anak.
4.6.2. Elemen lunak
Elemen lunak pada RTH adalah tanaman. Tanaman - tanaman yang digunakan
pada RTH ini berupa tanaman obat yang berfungsi ganda yaitu selain berkasiat
menyembuhkan penyakit, tanaman yang ditanam juga dapat berfungsi sebagai
tanaman pelindung, atau tanaman hias.
Elemen lunak yang terdapat pada RTH I antara lain kembang landep, bunga pukul
empat, tapak dara, kumis kucing, bunga kana, teratai, lidah mertua, kembang
kenikir, bunga matahari, mengkudu, pacar air, melati.
Elemen lunak pada RTH II antara lain adalah kembang landep, srikaya, kembang
kertas, pohon merah, portulaka, kembang knop, mondokaki, nona makan sirih,
saga, temulawak, pacar cina. Sedangkan pada RTH III elemen yang ada
didalamnya adalah kembang turi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1. Tuntutan Kesesuaian Peruntukan Lahan
Kecamatan Jogonalan merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di
Kabupaten Klaten. Letaknya disebelah barat dan berbatasan langsung dengan kota
Yogjakarta dan Kabupaten Klaten. Kecamata Jogonalan termasuk dalam Sub
Wilayah Pengembangan (SWP) VI Kalten. Sesuai dengan prioritas pengembangan
pada SWP VI yang eliputi seluruh kecamatan Jogonalan, wilayah ini difungsikan
untuk fungsi permukiman dan perumahan, pendidikan, perhubungan dan
perdagangan. Pola pemanfaatan lahan di kecamatan Jogonalan lebih banyak
dimanfaatkan sebagai lahan terbangun dan pekarangan yang berupa perumahan ,
bangunan, perdagangan, perkantoran dan sebagainya.
Perumahan Galmas Residence terletak di Desa Tegalmas yaitu kawasan
perumahan yang merupakan jalan penghubung antara kawasan sekitarnya, dekat
dengan pusat kegiatan dan pelayanan, keadaan lahan datar, drainase alam yang
baik langsung dialirkan ke sungai, mudahnya memperoleh air minum, tersedianya
sambungan listrik dan telkom, dekat dengan fasilitas pendidikan dan tersediannya
penanganan sampah yang baik.
Rencana penyebaran penduduk pada Kecamatan Jogonalan diarahkan pada desa
yang memiliki tingkat kepadatan penduduk masih sedang atau rendah yaitu di
Desa Tegalmas sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Jogonalan
yang merupakan rencana dari penyebaran penduduk di Kecamatan Jogonalan.
Dari data yang diperoleh penetapan lokasi lahan perumahan tersebut telah sesuai
dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia
No.32/PERMEN/2006 tentang Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan
Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008
Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan adalah sebagai berikut :
Luas lahan :
1. RTH I : 90 m2
2. RTH II : 160 m2
3. RTH III : 70 m2
4. RTH IV : 80 m2
Jumlah Kapling : 60
Jumlah penduduk per kapling : 5 orang
Jumlah unit Lingkungan : 60 x 5 = 30 jiwa
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008
Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan, jumlah tersebut termasuk kategori tipe RTH taman RT karena luas
unitnya lebih dari 250 m2
yaitu 400 m2
jumlah unit lingkungannya lebih dari 250
jiwa yaitu 300 jiwa.
5.2. Perbandingan Antar Wilayah Terbangun Dengan Wilayah Terbuka
Luas lahan yang dibangun pada Perumahan Galmas Residence terdiri dari :
1. Luas fasilitas perumahan (terbangun) : 6,520 m2
2. Luas fasilitas lingkungan (terbuka) : 2,798 m2
3. Luas Lahan Total : 9,318 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Adapun penjelasan data secara rinci tentang penggunaan lahan (land use) pada
perumahan Galmas Residence dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1. Rincian Penggunaan Lahan (Land Use) Perumahan Galmas Residence
No Uraian Tipe
Rumah
Dimensi Kapling Luas
Kapling
(m2)
Jumlah
Unit
Jumlah
Luas
(m2)Lebar Panjang
FASILITAS PERUMAHAN
1 Blok A1-A14 120 10 10 100 14 1400
2 Blok B3-B8 60 10 10 100 6 600
3 Blok B 1,2,9,10 HOOK 60 10 10 100 4 400
4 Blok C 1,3,4,5,6,7,8,9 60 10 10 100 8 800
5 Blok C 2,10 HOOK 60 10 11,5 115 2 230
6 Blok D 1,3,4,5,6,7,8,9,11 60 10 10 100 9 900
7 Blok D 2,10 HOOK 60 10 11,5 115 2 230
8 Blok E 1,3,4,5,6,7,8,9 60 10 10 100 8 800
9 Blok E 2,10 HOOK 60 10 11 110 2 220
10 Blok F 3,4,5,6,7,8 60 10 10 100 6 600
11 Blok F1 60 10 10 100 1 120
12 Blok 2,9 HOOK 60 10 11 110 2 220
13 Jalan Utama 5 174 870 2 1740
14 Jalan Gang I,II,III,IV 5 20 100 4 400
15 Jalan Masuk 4 10 40 2 80
16 Area Terbuka 3 50 150 1 150
17 Taman + Pos Jaga 2 8 16 1 16
18 Taman I 16 10 160 1 160
19 Taman II 9 10 90 1 90
20 Taman III 7 10 70 1 70
21 Taman IV 8 10 80 1 80
22 TPS 3 4 12 1 12
23 TOTAL LUAS 9318
24 TOTAL UNIT 6520
25 TOTAL FASUM 2798Sumber : PT. Galmas Cipta Graha Tahun 2006
Dari data di atas, maka dapat diketahui besarnya perbandingan antara wilayah
terbangun dengan wilayah terbuka dengan perhitungan sebagai berikut :
Wilayah terbangun =
= × 100%
= 69,97 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Wilayah terbuka =
= × 100%
= 30,03 %
Pada perumahan Galmas Residence perbandingan antara wilayah terbangun
dengan wilayah terbuka adalah 69,97% : 30,03% sehingga tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku bahwa perbandingan antara wilayah terbangun dengan
wilayah terbuka adalah 60% : 40%. Tujuan dari menjaga keseimbangan dan
kelestarian lingkungan yang terkait dengan pasokan air bersih dapat tercapai.
5.3. Prasarana, Sarana dan Utilitas Lingkungan Perumahan
5.3.1. Jalan
Salah satu prasarana penting yang harus disediakan secara baik dan terpadu adalah
prasarana jalan, khususnya jalan di kawasan perumahan yang juga merupakan
bagian penting dari suatu kota dalam sistem jaringan jalan sekunder. Akses jalan
menuju perumahan Galmas Residence adalah jalan dan liris yang merupakan jalan
arteri menuju Yogjakarta. Bentuk perkerasan dari jalan tersebut adalah perkerasan
lentur dengan sirtu (pasir batu) dimana lapis permukaan dilapisi dengan
pavingblok. Jalan di dalam lingkungan Perumahan Galmas Residence
menggunakan pavingblok, dengan karakteristik sebagai berikut :
Tabel 5.2. Karakteristik Jalan Lingkungan
Lebar Jalan Panjang Total Jalan
5 m 2140 m
4 m 40 m
Total 2180 m
Sumber : PT. Galmas Cipta Graha Tahun 2006
Jalan lingkungan dalam kawasan perumahan Galmas Residence berupa
pavingblok, sedangkan dalam site plan digambarkan bahwa jalan lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
dalam kawasan perumahan berupa aspal. Sehingga pelaksanaan pembangunan
jalan dalam kawasan perumahan tidak sesuai dengan site plan yang telah ada
5.3.2. Ruang Terbuka Hijau
Kawasan perumahan perlu menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
bermanfaat untuk menjaga kualitas dan kesimbangan lingkungan di sekitar
kawasan. Ruang terbuka hijau bermanfaat tidak langsung seperti perlindungan tata
air, konservasi hayati atau keanekaragaman hayati dan bermanfaat langsung
seperti kenyamanan fisik (teduh, segar) disekitarnya. Pada Perumahan Galmas
Residence terdapat empat ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai penghijauan
dengan luas yang berbeda-beda yaitu 90 m2,
160 m2, 70 m
2dan 80 m
2.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia
No. 34/PERMEN/M/ 2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Kawasan Perumahan, luas wilayah
ruang terbuka hijau paling sedikit 10 % (sepuluh persen) dari luas wilayah
kawasan perumahan, maka luasnya adalah :
Luas RTH =
=
= 931,8 m2
Luas ruang terbuka hijau pada site plan seluas 400 m2, sedangkan luas terbuka
hijau jika dihitung mengacu pada Peraturan Menteri Negara Perumahan Rkyat
seluas 931,8 m2. Sehingga luas ruang terbuka tidak sesuai dengan Peraturan
Menteri No. 34/ PERMEN/ 2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Kawasan Perumahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil perencanaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) perumahan Galmas
Residence yang telah diuraikan pada bab – bab sebelumnya, maka di peroleh hasil
sebagai berikut :
1. RTH I
Luas lahan yang tersedia pada taman tersebut adalah 9 m x 10 m, taman
tersebut direncanakan akan dibuat taman rekreasi bernuansa alami yang
menghabiskan biaya + Rp 27.953.000,00.
2. RTH II
Dengan luas 7 m x 10 m, taman tersebut direncanakan akan dibuat taman
bermain anak yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Biaya yang akan
digunakan + Rp 22.653.000,00.
3. RTH III
Dengan luas 16 m x 10 m, taman tersebut direncanakan untuk tempat olahraga
bagi para penghuni perumahan. Direncanakan biaya yang akan digunakan + Rp
27.715.000,00.
4. RTH yang terdapat di perumahan Galmas Residence tidak memenuh syarat
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34/ PERMEN/ M/ 2006
Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasaana, Sarana dan
Utilitas Kawasan Perumahan. Pada site plan Perumahan Galmas, luas RTH
seluas 400 m2, sedangkan jika dihitung mengacu pada peraturan menteri, luas
lahan yang digunakan untuk RTH sebesar 931,8 m2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
6.2. Saran
Luas lahan yang digunakan untuk RTH sebaiknya diperluas karena tidak
memenuhi syarat Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34/
PERMEN/ M/ 2006 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan
Prasaana, Sarana dan Utilitas Kawasan Perumahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENUTUP
Demikian Tugas Akhir Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Kawasan Komplek Perumahan Galmas Residence ini telah selesai penulis susun.
Semoga apa yang telah penulis sajikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai infrastruktur perkotaan khususnya masalah perencanaan
desain ruang terbuka hijau yang terdapat di perumahan, baik di bangku kuliah
maupun di lapangan.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan,
maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini selanjutnya.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.