perencanaan pengembangan pendidikan_kel 3
DESCRIPTION
Perencanaan dan Pengembangan Pendidikan KejuruanTRANSCRIPT
Perencanaan dan Pengembangan Pendidikan Kejuruan
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Landasan Keilmuan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Dosen Pengampu :
Drs. A.G. Tamrin, M. Pd., M. Si.
Disusun Oleh :
1. Agustin Poncowati (K1513004)
2. Davizar Rukman Arrumy (K1513024)
3. Satrio Adhi Nugroho (K1513066)
4. Tito Laksono (K1513072)
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
2
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ........................................................................................ 3
A. Latar Belakang .............................................................................. 3
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 4
C. Batasan Masalah .......................................................................... 4
D. Tujuan Penulisan .......................................................................... 4
E. Manfaat Penulisan ........................................................................... 5
BAB II ......................................................................................................... 6
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN .... 6
A. Pengertian Perencanaan Pendidikan Kejuruan ............................ 6
B. Jenis-Jenis Perencanaan Pendidikan Kejuruan ............................ 9
C. Siklus Perencanaan Pendidikan Kejuruan .................................. 14
D. Perencanaan Strategik dan Taktis dalam Pendidikan Kejuruan . 15
BAB III ...................................................................................................... 18
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................. 18
B. Saran .......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin majunya industri di era globalisasi saat ini menjadikan
tuntutan akan pemenuhan tenaga kerja yang berkompetensi sangatlah
besar. Hal ini yang menjadikan pemerintah dalam hal ini Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan program pengembangan
Sekolah Menengah Kejuruan. Pengembangan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di masing-masing kabupaten/kota akan dilakukan hingga
akhirnya akan dicapai perbandingan antara SMK dengan SMU menjadi
70:30. Upaya untuk terus memperbanyak SMK adalah karena lulusan
SMK lebih mudah masuk ke pasar kerja dibandingkan lulusan SMA
karena umumnya mata pelajaran di SMK disertai dengan praktik
keterampilan.
SMK sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja,
dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan oleh
dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia
yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki
daya adaptasi dan daya saing yang tinggi. Atas dasar itu, pengembangan
pendidikan kejuruan dalam rangka penyempurnaan pendidikan menengah
kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia
kerjaserta dapat mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Dalam rangka pengembangan pendidikan kejuruan, kita perlu
memahami tahap awalnya. Pendidikan dapat dikategorikan sebagai salah
satu bentuk pelayanan publik, maka seorang pelaku atau pengelola
pendidikan, seyogyanya melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Salah
satu fungsi manajemen yang dilakukan pada tahap awal kegiatan suatu
4
lembaga adalah planning atau perencanaan. Perencanaan merupakan
sesuatu yang sangat penting dan memiliki peranan yang lebih besar
dalam suatu organisasi dibandingkan dengan tahapan-tahapan lainnya.
Hal ini disebabkan oleh karena apa yang dilaksanakan pada tahapan-
tahapan berikutnya pada dasarnya hanya merupakan implementasi dari
apa yang telah diputuskan pada tahap perencanaan.
Perencanaan pendidikan dilakukan untuk menetapkan tujuan dan
cara mencapai tujuan dalam bidang pendidikan tersebut. Perencanaan
dimulai dengan tindakan mengidentifikasi masalah-masalah pendidikan
yang ada. Masalah sering diartikan sebagai kesenjangan antara harapan
dan kenyataan. Sebelumnya, kita juga harus memahami maksud
perencanaan pendidikan itu sendiri serta kegiatan-kegiatan yang termasuk
di dalamnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi
permasalahan dan diungkapkan dalam makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian dari perencanaan pendidikan kejuruan?
2. Apa sajakah jenis-jenis perencanaan pendidikan kejuruan?
3. Bagaimana deskripsi siklus perencanaan pendidikan kejuruan?
4. Bagaimanakah perencanaan strategik dan taktis pada
pendidikan kejuruan?
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang dikemukakan terarah pada sasaran maka perlu
dibatasi, yaitu berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan
pendidikan kejuruan.
D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian dari perencanaan pendidikan kejuruan.
2. Menyebutkan jenis-jenis perencanaan pendidikan kejuruan.
5
3. Menjelaskan siklus perencanaan pendidikan kejuruan.
4. Menjelaskan perencanaan strategik dan taktis.
E. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah
untuk menambah pengetahuan mengenai perencanaan dan
pengembangan pendidikan kejuruan.
6
BAB II
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN
A. Pengertian Perencanaan Pendidikan Kejuruan
Perencanaan secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan
memikirkan apa yang akan dikerjakan oleh suatu lembaga dengan sumber
daya yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Perencanaan dilakukan untuk
menentukan tujuan lembaga secara keseluruhan dan cara terbaik untuk
memenuhi tujuan itu. Dalam proses perencanaan pihak manajemen akan
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan
dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan lembaga. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan, fungsi-fungsi lain sesudah itu tidak akan dapat berjalan.
Perencanaan pendidikan dapat diartikan sebagai proses seleksi di
antara berbagai alternatif misi, visi, prosedur, strategi, kebijakan, serta
program dalam pengembangan pendidikan guna menjadikan pendidikan
lebih efektif, efisien dan berdaya guna dalam mengantisipasi atau
menanggapi tuntutan, kebutuhan, serta pengembangan peserta didik dan
masyarakat.
Definisi tersebut menunjukkan bahwa kegiatan perencanaan
bertolak dari adanya tuntutan atau kebutuhan yang harus diantisipasi atau
ditanggapi. Tuntutan atau kebutuhan yang harus diantisipasi atau
ditanggapi itu dapat kita sebut sebagai masalah. Jadi perencanaan
dimulai dari masalah yang harus dipecahkan. Definisi tersebut juga
mengisyaratkan bahwa terhadap masalah yang ada, harus dikembangkan
beberapa alternatif pemecahan masalah, yang salah satunya akan dipilih
oleh pihak manajemen sebagai pemecahan masalah yang dianggap
paling tepat atau sesuai dengan kebutuhan. Alternatif pemecahan
7
masalah itu sendiri dapat beragam bentuknya mulai dari misi, visi,
prosedur, strategi, kebijakan, sampai ke program kegiatan.
Dari definisi tersebut kita juga dapat menemukan sedikitnya empat
unsur yang paling penting dari kegiatan perencanaan, yakni:
a. Proses seleksi yang mendasari perencanaan pendidikan.
Perencanaan pendidikan harus didasari dan melalui prosedur
seleksi yang matang dengan menggunakan berbagai instrumen
berupa pemikiran, sistematika serta pertimbangan yang akurat.
b. Proses pengembangan pendidikan dalam artian bahwa
perencanaan pendidikan merupakan jembatan antara dimana
kita berada sekarang dan dimana kita akan berada pada masa
datang yang diharapkan lebih baik. Jadi perencanaan
pendidikan dilakukan dalam upaya melakukan perubahan
menuju arah yang lebih baik (aspek dinamika dalam
perencanaan pendidikan).
c. Prinsip pemberdayaan dalam pendidikan. Perencanaan
pendidikan tidak hanya memperhatikan efektivitas dan efisiensi
tetapi pemberdayaan semua aspek dalam pendidikan sangat
diperlukan.
d. Prinsip keseimbangan dalam pendidikan. Perencanaan
pendidikan tidak hanya bermaksud menanggapi kebutuhan,
tuntutan, serta pengembangan peserta didik tetapi juga
masyarakat.
Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan ialah bahwa
konsep dan prinsip perencanaan pendidikan sifatnya universal akan tetapi
penerapannya dalam setiap organisasi dan kegiatan kependidikan
tergantung pada keadaan. Dalam setiap perencanaan juga dibutuhkan
kelenturan atau fleksibilitas agar dengan mudah dapat menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi yang cepat berubah.
8
Pendidikan kejuruan dapat diartikan dari berbagai segi. Bila
seseorang belajar cara bekerja, maka orang tersebut mendapatkan
pendidikan kejuruan. Byram & Wenrich (1956: 50) menyatakan bahwa
dari sudut pandang sekolah, pendidikan kejuruan mengajarkan orang cara
bekerja secara efektif. Dengan demikian, pendidikan kejuruan
berlangsung apabila individu atau sejumlah individu mendapatkan
informasi, pemahaman, kemampuan, keterampilan, apresiasi, minat dan
atau sikap, yang memungkinkan dia untuk memulai atau melanjutkan
suatu aktivitas yang produktif.
Menurut Evans (dalam Muliaty, 2007: 7) pendidikan kejuruan
merupakan bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan
seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau
satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lain.
Sebelumnya, Hamalik (2001:24) menyatakan bahwa pendidikan kejuruan
adalah suatu bentuk pengembangan bakat, pendidikan dasar
keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja
yang dipandang sebagai latihan keterampilan. Lebih lanjut, Djohar
(2007:1285) mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah suatu
program pendidikan yang menyiapkan individu peserta didik menjadi
tenaga kerja profesional dan siap untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pendidikan kejuruan adalah proses seleksi di antara berbagai alternatif
misi, visi, prosedur, strategi, kebijakan, serta program dalam
pengembangan pendidikan guna menjadikan pendidikan lebih efektif,
efisien dan berdaya guna dalam mengantisipasi atau menanggapi
tuntutan, kebutuhan, serta pengembangan peserta didik dan masyarakat
agar lulusan lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau
satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lain.
9
B. Jenis-Jenis Perencanaan Pendidikan Kejuruan
Ada beberapa tipe atau jenis perencanaan dalam pendidikan.
Pertama yaitu tipe atau jenis perencanaan yang ditinjau dari dari segi
ruang lingkupnya ada tiga yaitu perencanaan mikro, perencanaan meso
dan perencanaan makro. Kedua adalah tipe atau jenis perencanaan
ditinjau dari segi waktu yang dapat dibagi menjadi tiga juga yaitu
perencanaan jangka pendek, perencanaan jangka menengah dan juga
perencanaan jangka panjang dan yang selanjutnya yaitu ketiga
perencanaan ditinjau dari segi sifatnya dapat dibagi menjadi tiga juga yaitu
tipe atau jenis perencanaan strategi dan operasi.
1. Menurut Besarannya atau segi ruang lingkup
a. Perencanaan makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan
kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin
dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat
nasional. Rencana pembangunan nasional dewasa ini
meliputi rencana dalam bidang ekonomi dan sosial.
Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang
harus dicapai Negara (khususnya dalam bidang peningkatan
SDM) adalah pengembangan sistem pendidikan untuk
menghasilkan tenaga pembangunan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Secara kuantitatif pendidikan harus
menghasilkan tenaga yang cukup banyak sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Sedangkan secara kualitatif harus
dapat menghasilkan tenaga pembangunan yang terampil
sesuai dengan bidangnya dan memiliki jiwa pancasila.
b. Perencanaan meso
Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro,
kemudian dijabarkan ke dalam program-program yang
berskala kecil. Pada tingkatannya perencanaan sudah lebih
10
bersifat operasional disesuaikan dengan depertemen dan
unit-unit.
c. Perencanaan mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada
tingkat instituisional dan merupakan penjabaran dari
perencanaan tingkat meso khusus dari lembaga
mendapatkan perhatian, namun tidak boleh bertentangan
dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan
makro ataupun meso.
2. Perencanaan pendidikan menurut tingkatannya
a. Perencanaan strategik
Perencanaan strategik disebut juga dengan perencanaan
jangka panjang. Strategi itu menurut R.G. Muurdick diartikan
sebagai konfigurasi tentang hasil yang diharapkan tercapai
pada masa depan.
Perencanaan strategik digunakan untuk mengatakan suatu
lingkup perencanaan yang lebih “general” disamping adanya
beberapa jenis perencanaan lain yang disebut stainer.
Pengertian perencanaan strategik yaitu proses
pendayagunaan sumber-sumber dan strategi yang mengatur
pengadaan dan pendayagunaan sumber untuk pencapain
tujuan.
Hal tersebut bertujuan untuk mencari bentuk dan identitas
pada masa yang akan datang dengan mempertimbangkan
berbagai kompleks dalam suatu sistem. Berdasarkan hal
diatas, metode penelaahan dan pemecahan masalah
didasarkan atas kerangka ini mempunyai ciri-ciri, sebagai
berikut:
1. Sistematik dan sistemik
2. Berorientasi pada output dan konfigurasi keinginan
3. Mempunyai tujuan menyeluruh
11
4. Berdimensi jangka panjang, menengah, dan pendek
5. Menerapkan metode keilmuan analisis teoretik dan
empirik dengan program pengembangan
6. Rencana operasional terjabar ke dalam proyek dan
program
7. Berlandaskan kebijakan
8. Memperhitungkan norma dan kaidah
9. Mempunyai pola input, proses, output dengan informasi
umpan balik
b. Perencanaan koordinatif
Perencanaan koordinatif ditunjukan untuk mengarahkan
jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan
itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Perencanaan ini
mempunyai cangkupan semua aspek operasi suatu sistem
yang meminta di taatinya kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan pada tingkat perencanaan strategik.
Sedangkan ada pendapat lain yang menyimpulkan yang hampir
sama dengan pengertian diatas yaitu menurut buku karangan
Idocdi Anwar, dkk yang dikutip dari H. Ozbehkan (D. Cleland &
W.R king. 1975, Hal, 31) mengemukakan tiga jenis perencanaan,
yaitu: policy planning, strategic planning dan operational
planning.
a. Perencanaan strategis (strategic planning) adalah berbagai
upaya untuk mempersiapkan seperangkat desisi (keputusan)
di masa yang akan datang yang mempengaruhi keseluruhan
kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi.
b. Perencanaan taktis (policy planning) adalah berbagai upaya
dalam mempersiapkan berbagai desisi (keputusan) untuk
kegiatan-kegiatan jangka pendek terutama dalam
12
mengalokasi berbagai sumber yang diperlukan dalam
pencapaian tujuan.
c. Perencanaan teknis (operational planning) adalah proses
upaya untuk mempersiapkan berbagai desisi (keputusan)
untuk dilaksanakan terutama dalam jangka waktu yang
pendek dan untuk pelaksanaan tugas-tugas yang spesifik
dalam rangka pencapaian tujuan yang sudah pasti (target-
target).
3. Menurut jangka waktunya
a. Perencanaan jangka pendek
Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan tahunan
atau perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam
waktu kurang dari 5 tahun, sering disebut sebagai rencana
operasional. Perencanaan ini merupakan penjabaran dari
rencana jangka menengah dan jangka panjang.
b. Perencanaan jangka menengah
Perencanaan jangka menengah mencakup kurun waktu
diatas 5-10 tahun. Perencanaan ini penjabaran dari rencana
jangka panjang, tetapi sudah lebih bersifat operasional.
c. Perencanaan jangka panjang
Perencanaan jangka panjang meliputi cakupan waktu diatas
10 tahun sampai dengan 25 tahun. Perencanaan ini memiliki
jangka menengah, lebih-lebih lagi jika dibandingkan dengan
perencanaan jangka pendek. Dengan demikian perencanaan
tahunan bukan hanya sekedar pembabakan dari rencana 5
tahun, tetapi merupakan penyempurnaan dari rencana itu
sendiri.
4. Perencanaan berdasarkan sifatnya
a. Perencanaan Strategik
Perencanaan yang berhubungan dengan proses penetapan
tujuan, pengalokasian sumber–sumber untuk mencapai
13
tujuan dan kebijakan–kebijakan yang dipakai sebagai
pedoman untuk memperoleh, menggunakan atau
menghilangkan hal–hal tersebut. Perencanaan strategis
cenderung dipusatkan pada masalah–masalah yang tidak
begitu terstruktur yang melibatkan variabel–variabel yang
jumlahnya banyak dan parameter yang tidak pasti.
b. Perencanaan Manajerial
Perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya
pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
dicapai secara efektif dan efisien.
c. Perencanaan Operasional
Perencanaan yang memusatkan perhatian pada apa yang
akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari
suatu rencana manajerial.
5. Berdasarkan sektor
a. Perencanaan Nasional
Perencanaan nasional adalah proses penyusunan
perencanaan berskala nasional sebagai konsensus dan
komitmen seluruh rakyat yang terarah, terpadu, menyeluruh
untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
b. Perencanaan Regional
Perencanaan regional yang juga disebut dengan
perencanaan daerah atau wilayah, diantaranya Propeda dan
perencanaan pendidikan di tingkat provinsi, kabupaten atau
kota.
c. Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan fungsi
kawasan tertentu, mengembangkan secara seimbang, baik
secara ekologis, geografis maupun demografis.
14
C. Siklus Perencanaan Pendidikan Kejuruan
Siklus adalah putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian
kejadian yang berulang-ulang secara tetap dan teratur. Siklus dapat
diartikan juga daur yaitu suatu fase atau sistem keadaan yang
keadaannya sekarang dapat berulang pada suatu saat di masa
mendatang.
Siklus perencanaan pendidikan adalah suatu proses perencanaan
pendidikan yang dimulai dari kegiatan analisis keadaan sekarang dan
perkiraan keadaan yang akan datang, perumusan tujuan yang akan
dicapai, proses analisis dan diagnosis, pengembangan alternatif
pemecahan masalah, proses pengambilan keputusan, penentuan
kebijaksanaan, penentuan program dan prioritas, perhitungan anggaran,
perumusan rencana, penyusunan rincian rencana, melaksanakan
rencana, evaluasi rencana dan revisi rencana.
Langkah-langkah tersebut juga yang dimaksudkan dalam siklus
perencanaan pendidikan kejuruan. Perbedaan yang sangat menentukan
ada pada apa yang dianalisa dan apa yang menjadi tujuan dari pendidikan
itu sendiri.
15
Gambar 1.1 Siklus Perencanaan Pendidikan Kejuruan
Siklus tersebut berjalan terus menerus agar terjadi perkembangan
yang signifikan pada hasil output dari pendidikan kejuruan tersebut.
Output yang diharapkan adalah lulusan sekolah kejuruan dapat
menguasai suatu bidang keahlian tertentu dan dapat bersaing dalam
dunia kerja.
D. Perencanaan Strategik dan Taktis dalam Pendidikan Kejuruan
Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang
bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana suatu organisasi
akan diarahkan, dan bagaimana sumber daya dialokasikan untuk
mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai
kemungkinan keadaan lingkungan.
Perencanaan Strategik (Strategic Planning) juga merupakan suatu
proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi,
16
kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk tujuan-
tujuan tersebut.
Rencana strategis adalah pernyataan rencana spesifik mengenai
bagaimana untuk mencapai ke arah masa depan yang akan diambil oleh
entitas. Sedangkan perencanaan strategis adalah proses memutuskan
program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan
jumlah sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program jangka
panjang selama beberapa tahun ke depan. Hasil dari proses perencanaan
strategi berupa dokumen yang dinamakan strategic plan yang berisi
informasi tentang program-program beberapa tahun yang akan datang.
Dalam pendidikan kejuruan, perencanaan strategis adalah suatu
rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, membawa lembaga
mencapai tujuan akhir sesuai dengan tujuan yang tersirat dalam
pernyataan visi dan misi pendidikan kejuruan selama jangka waktu
tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
Rencana Strategis (Strategic Planning) adalah rencana langkah
demi langkah yang setelah lengkap pada akhirnya akan membawa
lembaga mencapai tujuan akhir sesuai dengan tujuan yang tersirat dalam
pernyataan visi dan misi. Suatu rencana strategis hendaknya bersifat
fleksibel secara rasional guna dapat menampung kemungkinan adanya
hal-hal yang tak terduga di lain pihak rencana strategis bersifat dinamis,
dapat berubah setiap saat sesuai dengan kebutuhan saat itu tanpa
mengubah tujuan akhir.
Kebutuhan utama dari pembentukan suatu rencana strategis akan
mencakup hal-hal berikut:
1. Suatu pernyataan dan diskusi tentang visi dan misi lembaga
2. Penilaian skenario sekarang yang hendaknya mengandung
faktor-faktor internal maupun eksternal
17
3. Alasan perubahan kondisi sekarang dengan kondisi pada 5 atau
10 tahun yang akan datang, misalnya mengapa bertambah atau
mengapa tetap
4. Identifikasi serta penilaian oleh adanya gap antara saat
sekarang dan saat akhir yang diinginkan
5. Suatu atau beberapa rencana disusun dengan objektif untuk
menutup gap tersebut dalam suatu waktu tertentu
Bermacam-macam rencana dikaji untuk memperoleh keterangan
keluaran atau kebutuhan finansial ataupun non finansial.
Untuk mencapai target-target sebagaimana dinyatakan dalam
rencana strategis maka dibuat orang suatu rencana taktis (tactical plan)
yang berupa pentahapan dan siasat dalam rangka pelaksanaan rencana
strategis mengingat pentingnya faktor rencana strategis maka RenStra
disusun dengan melibatkan unsur-unsur pimpinan lembaga teknik atau
siasat pelaksanaan guna mewujudkan rencana strategis secara efisien
dan tepat. Rencana taktis ini yang selanjutnya dilaksanakan, dikelola,
dinilai serta diperbaiki sehingga memberikan hasil akhir sesuai dengan
rencana yang telah di sepakati bersama.
Kelak, di tengah pematangan bahkan ditengah implementasinya,
rencana taktis juga bersifat terbuka untuk mengalami perubahan.
Perubahan rencana taktis diperlukan bagi penyesuaiannya dengan
keadaan saat itu, trend saat itu atau keadaan lain agar rencana taktis
mengikuti sifat rencana strategis yang hendaknya juga bersifat fleksibel
secara terbatas dan dinamis sehingga selalu meningkat performansinya.
18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perencanaan pendidikan kejuruan adalah proses seleksi di antara
berbagai alternatif misi, visi, prosedur, strategi, kebijakan, serta program
dalam pengembangan pendidikan guna mencapai tujuan dari pendidikan
kejuruan itu sendiri. Jenis-jenis perencanaan pendidikan kejuruan sangat
beragam. Pengelompokannya terdiri atas jenis perencanaan pendidikan
berdasarkan sifat, jangka waktu, tingkatan, sektor dan ruang lingkup.
Siklus perencanaan pendidikan kejuruan adalah proses perencaan
pendidikan yang terjadi secara teratur dan berulang untuk mencapai
tujuan pendidikan kejuruan.
Perencanaan strategik adalah suatu rencana jangka panjang yang
bersifat menyeluruh, membawa lembaga mencapai tujuan akhir sesuai
dengan tujuan yang tersirat dalam pernyataan visi dan misi pendidikan
kejuruan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan
keadaan lingkungan. Untuk mencapai target-target sebagaimana
dinyatakan dalam rencana strategis maka dibuat orang suatu rencana
taktis (tactical plan) yang berupa pentahapan dan siasat dalam rangka
pelaksanaan rencana strategis. Perencanaan tersebut disesuaikan
dengan tujuan pendidikan kejuruan itu sendiri.
B. Saran
Dalam perencanaan, sebaiknya selalu mempertimbangkan proses-
proses yang berkaitan agar dapat mencapai tujuan dari pendidikan
kejuruan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. “Bab 9 Perencanaan.” http://elearning.gunadarma.ac.id/
docmodul/pengelolaan_instalasi_komputer/bab9-perencanaan.pdf.
(Diakses pada 30 Maret 2014)
Anonim. “Manejemen Berbasis Sekolah Unit 5.” http://pjjpgsd.dikti.go.id/
file.php/1/repository/dikti/BA_DIPBPJJ_BATCH_1/Manajemen%20Berbasi
s% 20Sekolah/UNIT%205.pdf. (Diakses pada 20 Maret 2014)
Anonim. “Renstra Kemdikbud 2010-2014.” http://atdikbudlondon.files.
wordpress. com/2013/05/renstra_kemdikbud_2010-2014.pdf. (Diakses
pada 30 Maret 2014)
Anonim. ”Perencanaan Pendidikan.” http://teknodik.unnes.ac.id/
v3/sites/default/ files/perencanaan%20pendidikan.doc. (Diakses pada 28
Maret 2014)