perencanaan pembelajaran tik
TRANSCRIPT
DENI DARMAWAN
Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu
yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk
memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang
sangat penting.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Konsep belajar
Belajar, pada hakekatnya, adalah proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai
pengalaman,menurut beberapa ahli diantaranya, Menurut Sudjana,1989
Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.
Sedangkan menurut Witherington, 1952 menyebutkan bahwa “Belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai
suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan,
kecakapan atau pemahaman”.
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
berkesinambungan antara berbagai unsur dan berlangsung seumur hidup
yang didorong oleh berbagai aspek seperti motivasi, emosional, sikap dan
yang lainnya dan pada akhirnya menghasilkan sebuah tingkah laku yang
diharapkan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta
belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang
memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.
Menurut Gagne, Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra
(2008) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik agar dapat
belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat
seseorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun.
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan
didalam proses belajar mengajar . Seorang guru akan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan
cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar.
Dengan kata lain supaya dapat mengotrol sendiri apakah tugas-
tugas mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-
prinsip belajar maka guru perlu memahami prinisp-prinsip belajar
itu.
Menurut Arthur W. Chickering dan Zelda F. Gamson mengetengahkan tentang tujuh prinsip praktik pembelajaran yang baik yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, baik bagi guru, siswa, kepala sekolah, pemerintah, maupun pihak lainnya yang terkait dengan pendidikan.
3. Mendorong Kontak Antara Siswa dan Sekolahan (Encourages Contact Between Students and Faculty)
4. Mengembangkan Timbal Balik dan Kerjasama Antara Siswa (Develops Reciprocity and Cooperation Among Students)
5. Mendorong Pembelajaran Aktif (Encourages Active Learning)
6. Umpan Balik Dan Penguatan (Gives Prompt Feedback)
7. Menekankan Waktu Ditugas (Emphasizes Time on Task)
8. Harapan Yang Besar (Communicates High Expectations)
9. Menghormati Bakat Dan Cara Belajar Siswa Yang Beragam (Respects Diverse Talents and Ways of Learning)
dikemukakan prinsip-prinsip belajar yang diintisarikan oleh Rothwal (1961) sebagai berikut:
3. Prinsip Kesiapan (Readiness) 9. Proses Belajar Psikomotor
4. Prinsip Motivasi (Motivation ) 10. Prinsip Evaluasi
5. Prinsip Persepsi
6. Prinsip Tujuan
7. Prinsip Perbedaan Individual
8. Prinsip Transfer dan Retensi
9. Prinsip Belajar Kognitif
10.Prinsip Belajar Afektif
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikiann akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2004: 79). Pendidikan juga diartikan sebagai upaya manusia secara historis turun-temurun, yang merasa dirinya terpanggil untuk mencari kebenaran atau kesempurnaan hidup (Salim, 2004 : 32)
Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.
Antara pendidikan, pembelajaran dan pengajaran saling terkait. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran bermakna dengan pengajaran yang tepat. Sebaliknya pendidikan tidak akan mencapi tujuan jika pembelajaran tidak bermakna dengan pengajaran yang tidak tepat.
Teori pembelajaran harus memasukkan variabel metode pembelajaran. Jika tidak, teori ini bukanlah teori pembelajaran. Ini penting sekali sebab banyak terjadi apa yang dianggap sebagai teori pembelajaran yang sebenarnya adalah teori. Teori pembelajaran selalu menyebutkan metode pembelajaran, sedangkan teori belajar sama sekali tidak berurusan dengan metode pembelajaran. Salim, 2004:32).
Pengertian pembelajaran dapat diartikan secara khusus, berdasarkan aliran psikologi tertentu. Pengertian pembelajaran menurut aliran-aliran tersebut sebagai berikut: Menurut psikologi daya pembelajaran adalah upaya melatih daya-daya yang ada pada jiwa manusia supaya menjadi lebih tajam atau lebih berfungsi.
Psikologi kognitif, pembelajaran adalah usaha membantu siswa atau anak didik mencapai perubahan struktur kognitif melalui pemahaman. Psikologi humanistik, pembelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar (enjoy learning), yang membuat siswa dipanggil untuk belajar (Darsono, 2001: 24-25)
1. Motivasi
2. Keaktifan siswa
3. Keterlibatan langsung
4. Pengulangan belajar
5. Materi pelajaran yang merangsang dan menantang
6. Balikan atau penguatan kepada siswa
Perhatian dan Motivasi
Perhatian dan Motivasi
Keaktifan Keterl ibatan
langsung/Pengalaman
Pengulangan
Siswa : Dituntut memberikan perha-tian terhadap semua rang-sangan yang mengarah pada tercapainya tujuan belajar.
Guru : Mengunakan metode yang bervariasi. Mmemilih bahan ajar yang diminati siswa
Siswa : Dituntut dapat memproses dan mengolah hasil belajarnya secara efektif serta aktif baik secara fisik, intelektual dan emosional.
Guru : Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan eksperimen sendiri
Siswa : Dituntut agar siswa me-ngerjakan sendiri tugas yang diberikan guru kepada mereka.
Guru : Melibatkan siswa dalam mencari informasi, merang-kum informasi dan menyim-pulkan informasi.
Siswa : Kesadaran siswa dalam me-ngerjakan latihan-latihan yang berulang-ulang.
Guru : Merancang hal-hal yang perlu di ulang.
Dan sebagainya.