perencanaan fondasi tiang pancang pada bangunan …
TRANSCRIPT
PERENCANAAN FONDASI TIANG PANCANG PADA BANGUNAN GEDUNG 7
LANTAI RSUD KABUPATEN TEGAL
JAWA TENGAH
disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik
oleh:
RUDI PRASETYO N
D 100 160 097
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PERENCANAAN FONDASI TIANG PANCANG PADA BANGUNAN
GEDUNG 7 LANTAI RSUD KABUPATEN TEGAL
JAWA TENGAH
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
RUDI PRASETYO NUGROHO
D 100 160 097
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen
Pembimbing
Anto Budi Listyawan, S.T., M.Sc.
NIK. 913
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PERENCANAAN FONDASI TIANG PANCANG PADA BANGUNAN
GEDUNG 7 LANTAI RSUD KABUPATEN TEGAL
JAWA TENGAH
oleh:
RUDI PRASETYO NUGROHO
D 100 160 097
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada Hari 2020
Dewan Penguji:
1. Anto Budi Listyawan, S.T., M.Sc. (NIK. 913) (…………………..)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Ir. Renaningsih, M.T. (NIK. 733) (…………………..)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Ir. Sugiyatno, M.T. (NIK. 650) (…………………..)
(Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
Ir. Sri Sunarjono, M.T., PhD., IPM
NIK. 682
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya
berani mempertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, ………………… 2020
Penulis
RUDI PRASETYO NUGROHO
D 100 160 097
iii
1
PERENCANAAN FONDASI TIANG PANCANG PADA BANGUNAN GEDUNG 7
LANTAI RSUD KABUPATEN TEGAL JAWA TENGAH
ABSTRAK
Gedung merupakan suatu kosntruksi yang terdiri dari struktur bagian atas dan struktur
bagian bawah. Struktur atas yaitu struktur yang berada di atas permukaan tanah seperti atap,
balok, kolom, plat lantai, sedangkan struktur bagian bawah seperti fondasi yang berfungsi
sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan atas ke lapisan tanah
dibawahnya. Pembangunan Gedung RSUD Kabupaten Tegal memiliki struktur 7 lantai,
menggunakan fondasi tiang pancang dengan variasi diameter 0,5 m dan 0,6 m. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui beban aksial terbesar yang diterima oleh kolom, mengetahui
besarnya nilai daya dukung tiang pancang, mengetahui jumlah tiang yang dibutuhkan,
mengetahui kebutuhan tulangan pada pile cap dan tiang pancang. Hasil menunjukkan bahwa
Gedung 7 lantai RSUD Kabupaten Tegal memiliki beban aksial terbesar pada kolom sebesar
6158,675 kN. Nilai Kapasitas dukung tiang pancang akibat pembebanan yang didapat dari
hasil perhitungan dengan metode US Army Corps pada tanah lempung dan metode Coyle &
Castello pada tanah pasir untuk diameter tiang 0,6 m sebesar 5395 kN, untuk diameter tiang
0,5 m sebesar 4163 kN. Jumlah tiang pancang yang dibutuhkan untuk mendukung beban
kolom terbesar adalah 4 tiang dengan kapasitas sebesar 6905,36 kN pada diameter tiang 0,6
m dan jumlah tiang sebanyak 6 tiang dengan kapasitas sebesar 7992,53 kN pada diameter
tiang 0,5 m. Hasil perhitungan tulangan tiang pancang digunakan tulangan 8-D22 untuk
Tulangan Utama dengan As = 3041,08 mm2, Ø13-35 untuk Tulangan Sengkang pada diameter
tiang 0,6 m dan 6-D22 untuk Tulangan Utama dengan As = 2280,81 mm2, Ø13-30 untuk
Tulangan Sengkang pada diameter tiang 0,5 m. Tulangan yang dibutuhkan pada Pile Cap
dengan diameter tiang 0,6 m dan 0,5 m pada arah x yaitu D22-100 untuk tulangan pokok dan
D13-65 untuk tulangan bagi dan untuk arah y sama, yaitu D22-100 untuk tulangan pokok dan
D13-65 untuk tulangan bagi.
Kata Kunci : Fondasi, Kapasitas Dukung, Pile Cap, Tiang Pancang, Tulangan
ABSTRACT
The building is a construction consisting of an upper structure and a lower structure.
The upper structure is a structure that is above the ground such as roofs, beams, columns,
floor plates, while the lower structure is like a foundation that functions as building support
and transmits the load of the upper building to the subsoil below. The construction of the
Tegal Regency Hospital Building has a 7-story structure, using a pile foundation with a
diameter variation of 0.5 m and 0.8 m. This study aims to determine the largest axial load
received by the column, determine the value of the bearing capacity of the pile, determine the
number of piles required, determine the need for reinforcement in the pile cap and pile. The
results show that the 7th floor of the Tegal District Hospital has the largest axial load in the
column of 6158.675 kN. The value of the bearing capacity of piles due to loading obtained
from calculations using the US Army Corps method on clay soil and the Coyle & Castello
method on sand soil for a 0.8 m pile diameter of 3744.854 kN, for a 0.5 m pile diameter of
1951, 793 kN. The number of piles needed to support the largest column load is 2 piles with a
capacity of 6740,737 kN at a pile diameter of 0.8 m and a total of 4 piles with a capacity of
6245,738 kN at a pile diameter of 0.5 m. The results of the calculation of pile reinforcement
used reinforcement 12-D22 for the main reinforcement with As = 4561.62 mm2, Ø16-45 for
2
stirrup reinforcement at 0.8 m diameter, and 8-D22 for the main reinforcement with As =
3041.08 mm2, Ø16 -35 for stirrup reinforcement at 0.5 m pile diameter. The required
reinforcement for the Pile Cap with a pile diameter of 0.8 m and 0.5 m in the x-direction is
D22-100 for the main reinforcement and D16-100 for the dividing reinforcement and the
same y-direction, namely D22-100 for the main reinforcement and D16 -100 for the
reinforcing bars.
Keywords: Bearing Capacity , Foundation, Pile, Pile Cap, Reinforcement
1. PENDAHULUAN
Salah satu unsur dari suatu bangunan yang langsung berhubungan dengan tanah dasar
adalah fondasi, karena fondasi merupakan struktur terbawah dari suatu bangunan yang
nantinya digunakan untuk meneruskan beban struktur dari suatu bangunan ke tanah dasar
yang ada di bawahnya (Hardiyatmo, 2015). Pembangunan dari suatu konstruksi pertama kali
yang harus dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan yaitu pekerjaan fondasi (struktur bawah)
yang mana barulah kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan pekerjaan struktur atas.
Pembangunan dari suatu fondasi sangat besar fungsinya, diantaranya yaitu berfungsi
sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban dari suatu bangunan atas ke lapisan tanah
dibawahnya. Sebelum merencanakan suatu fondasi maka dibutuhkan data tanah (boring log)
yang akurat yang mana digunakan untuk menentukan pilihan jenis dari fondasi yang
digunakan, besar kapasitas daya dukung dari fondasi, dan juga untuk menentukan metode
kontruksi yang efisien dalam pelaksanaannya. Berdasarkan jenisnya fondasi suatu bangunan
dibedakan menjadi dua, yaitu fondasi dangkal (shallow foundation) dan fondasi dalam (deep
foundation) yang mana dalam penggunaannya tergantung dari letak tanah keras yang ada di
lokasi pembangunan dan perbandingan dari kedalaman fondasi dengan lebar dari fondasi
tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan merencanakan fondasi tiang adalah
sifat dari tanah yang akan dibangun, beban-beban yang mungkin akan terjadi pada fondasi,
serta material yang akan digunakan pada fondasi (Sardjono, 1988). Pada proyek Rehabilitasi
DI Gung, Desa Lebaksiu Lor, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal ini didapatkan
beberapa data diantaranya yaitu data SPT (Standard Penetration Test), data bor log, data
analisis gradasi agregat, dan data berat jenis agregat. Dari data-data tersebut akan sangat
membantu dan mempermudah dalam proses mendesain atau merencanakan suatu fondasi.
Pada Proyek Bangunan Gedung 7 Lantai RSUD Kabupaten Tegal Jawa Tengah memiliki
karakteristik tanah berlapis dimana pada kedalaman ±0 sampai 5 meter tanah lempung,
kedalaman 5 sampai 10 meter tanah pasir, kedalaman 10 sampai 15 meter tanah lempung,
3
kedalaman 15 sampai 16 meter tanah pasir, dan kedalaman 16 sampai 20 meter adalah tanah
keras.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beban terbesar yang diterima oleh
pondasi tiang pancang pada Gedung RSUD Kabupaten Tegal Jawa Tengah dengan bantuan
software SAP2000, mengetahui besarnya nilai daya dukung tiang tunggal metode US Army
Corps dan Coyle & Castello, mengetahui besarnya nilai daya dukung tiang kelompok yang
telah di pengaruhi oleh efisiensi tiang, mengetahui kebutuhan tulangan pada tiang pancang
dengan bantuan software SE Pile, mengetahui kebutuhan tulangan pile cap/poer, dan dengan
adanya variasi diameter tiang bertujuan untuk membandingkan besarnya nilai daya dukung
fondasi tiang untuk diameter tiang 0,5 m dan 0,6 m ketika menerima pembebanan maksimum
dari struktur bagian atas sebesar 6158,675 kN.
2. METODE
Data yang diperoleh dari proyek Gedung RSUD Kabupaten Tegal Jawa Tengah
digunakan untuk sarana agar tercapainya tujuan penelitian ini. Tahap-tahap penelitian ini
diuraikan sebagai berikut :
Tahap pertama dilakukan studi literatur untuk mencari informasi terkait dengan topik
penelitian yang sama. Selanjutnya untuk tahap kedua dilakukan pengumpulan data meliputi
gambar teknik, data penyelidikan tanah Bor Log, dan data penyelidikan tanah dengan SPT.
Setelah mendapatkan data sekunder kemudian dilanjutkan dngan tahap ketiga yaitu membuat
permodelan Struktur Atas dengan software SAP 2000, memasukkan beban sesuai dengan SNI
2847-2013 lalu dianalisis beban-beban struktur dengan software SAP 2000 dan mengetahui
nilai beban terbesar yang terjadi di kolom. Ketika beban terbesar yang bekerja pada kolom
struktur atas sudah didapatkan langkah selanjutnya adalah masuk ke tahap keempat yaitu
dilakukan perhitungan kapasitas dukung fondasi tiang tunggal dan tiang kelompok
berdasarkan data hasil uji lapangan SPT, menghitung berapa jumlah tiang yang dibutukan,
menghitung dimensi yang dibutuhkan untuk pile cap, dan menghitung perhitungan kebutuhan
tulangan pada pile cap dengan menggunakan progam Microsoft Excel, serta menghitung
kebutuhan tulangan tiang pancang dengan menggunakan software SE Pile. Selanjutnya untuk
tahapan yang terakhir yaitu tahap kelima terdiri dari pembahasan, kesimpulan, dan saran.
Tahapan-tahapan tersebut bisa kita lihat dalam bentuk Flow Chart yang ditampilkan pada
gambar 1 sebagai berikut :
4
Gambar 1 Flow chart Tahapan Penelitian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perencanan fondasi tiang pancang pada Gedung 7 Lantai RSUD Kabupaten Tegal Jawa
Tengah meliputi perhitungan pembebanan dari struktur atas, perhitungan kapasitas dukung
fondasi tiang tunggal dan kelompok, serta penulangan pile cap dan tiang pancang.
5
A. Perhitungan pembebanan dari struktur atas
Membuat permodelan gedung dengan menggunakan software SAP 2000 yang ditamplkan
pada gambar 2 kemudian memasukkan semua beban-beban yang ada seperti beban mati,
beban hidup, beban angin, dan beban gempa kemudian dilakukan run analysis dan
mendapatkan beban aksial kolom terbesar yang terletak di bagian tengah bangunan seperti
pada gambar 3 sebesar 6158,675 kN.
Gambar 2. Potongan Portal Struktur Atas
Gambar 3. Kolom yang menerima beban terbesar
B. Perhitungan Kapasitas Dukung Tiang Pancang
1. Perhitungan Daya Dukung Berdasarkan Data N-SPT
a) Tahanan Gesek Ultimit (Qs)
Lempung pada kedalaman 0 meter sampai 5 meter
As = π.d.t
= π.0,6.(5) = 9,42 m2
Nrata-rata = 14
N60 = 1/0,6.Ef.Cb.Cs.Cr.Nrata-rata
6
= 1/0,6.0,65.1.1.0,9. 14
= 13,65
Cu = 7.N60
= 7. 13,65 = 95,55 kPa
α = 0,50 karena Cu= 95,55 kPa =0,905 t/ft2 (Gambar 3.1)
Qs = As.Cu.α
= 9,42. 95,55. 0,50
= 450,27 kN, Qs/As ≤ 107 kN/m2 (Ok)
Pasir pada kedalaman 5 meter sampai 10 meter
As = π.d.t
= π.0,6.(10-5) = 9,42 m2
Nrata-rata = 43,75
N60 = 1/0,6.Ef.Cb.Cs.Cr.Nrata-rata
= 1/0,6.0,65.1.1.0,9. 43,75
= 42,66
ϕ = 39o ( nilai ϕ didapat berdasarkan nilai N dari Gambar 3.2)
z/d = (L/2)/d
= (5+(5/2))/0,8
= 12,5
fs = 80 kN/m2 (dari Gambar 3.3 hubungan nilai z/d, ϕ, dan fs)
Qs = As.fs.
= 9,42 . 80 = 753,98 kN, Qs/As ≤ 107 kN/m2 (Ok)
Lempung pada kedalaman 10 meter sampai 15 meter
As = π.d.t
= π.0,6.(15-10) = 9,42 m2
Nrata-rata = 42,67
N60 = 1/0,6.Ef.Cb.Cs.Cr.Nrata-rata
= 1/0,6.0,65.1.1.0,9. 42,67
= 41,6
Cu = 7.N60
= 7. 41,6 = 291,2 kPa
α = 0,50 (dari Cu=291,2 kPa = 2,757 t/ft2 di Gambar 3.1)
Qs = As.Cu.α
7
= 9,42. 291,2 .0,50 = 1372,25 kN, karena besarnya Qs/As ≥107 kN/m2
maka digunakan
Qs = 1008 kN
Pasir pada kedalaman 15 meter sampai 16 meter
As = π.d.t
= π.0,6.(16-15) = 1,88 m2
Nrata-rata = 55,5
N60 = 1/0,6.Ef.Cb.Cs.Cr.Nrata-rata
= 1/0,6.0,65.1.1.0,9. 55,5
= 54,113
ϕ = 41o ( nilai ϕ didapat berdasarkan nilai N dari Gambar 3.2)
z/d = (L/2)/d
= (15+(1/2))/0,8 = 25,8
fs = 105 kN/m2 (dari Gambar 3.3 hubungan nilai z/d, ϕ, dan fs)
Qs = As.fs.
= 1,88 . 90
= 197,92 kN, Qs/As ≤ 107 kN/m2 (Ok)
Total Qs = 450,27 + 753,98 + 1008 + 197,92
= 2410,17 kN
b) Tahanan Ujung Ultimit (Qb)
Diameter (d) = 0,6
Ab = ¼.π.d2
= ¼.π.0,62 = 0,283 m2
Kedalaman 4d di bawah dasar tiang :
N =
= 60,8
Kedalaman 8d di atas dasar tiang :
N =
= 50,1
Nrata2 = (60,8+50,1)/2 = 55,5
N60 = 1/0,6.Ef.Cb.Cs.Cr.N
= 1/0,6.0,65.1.1.0,9. 55,5
= 54,1
8
Φ = 41o ( nilai ϕ didapat berdasarkan nilai N dari Gambar 3.2)
z/d = (L/2)/d
= (16/2)/0,6 = 13,33
fb = 10700 kN/m2 (dari Gambar 3.4 hubungan nilai z/d, ϕ, dan fb)
Qb = As . fb
= 0,283 . 10700
= 3025,35 kN, Qb/As ≤ 10700 kN/m2 (Ok)
c) Kapasitas Dukung Ultimit Netto (Qu)
Diameter (d) = 0,6
Wp = ¼.π.d2.L.γbeton
= ¼.π.0,62.6.24 = 40,715 kN
Qu = Qb + Qs - Wp
= 3025,35 + 2410,17 – 40,715
= 5395 kN
d) Kapasitas Dukung Ijin (Qa)
Qa = Qu / SF
= 5395 / 2,5
= 2157,924 kN
e) Jumlah Tiang Pancang
n = P/Qa
= 6158,675/2157,924
= 2,85 dibulatkan menjadi 4 tiang
f) Efisiensi Tiang Tunggal (Eg)
Diameter (d) = 0,6
Stiang = 3(0,6) = 1,8 m (Jarak antar tiang digunakan 3D (Gultom, 2010))
ϴ = arc tg (D/s) = arc tg (0,6/1,8) = 18,44 ⁰
m = 2 tiang (jumlah baris tiang)
n = 2 tiang (jumlah tiang dalam 1 baris)
np = 4 tiang
Persamaan pendekatan untuk mengestimasi efisiensi tiang dihitung dengan
persamaan sebagai berikut (Listyawan, A.B., dkk. 2017; 260) :
Eg nm90
n1)-(mm1)-(n-1=
9
0,8 2290
21)-(221)-(2 18,44-1
Qkelompok = Eg . np .Qa
= 0,8. 4. 2157,924
= 6905,357 kN > Pu = 6158,675 kN (Ok) .............................................. ( I )
2. Perhitungan Beban Maksimum Pada Kelompok Tiang
Gambar perletakan tiang dan gaya-gaya yang bekerja pada tiang bisa dilihat pada gambar
4 sebagai berikut :
Gambar 4. Perletakan Tiang
Pu = Beban aksial + Beban Pile Cap
= 6158,675 + (3,4.3,4.0,8.24)
= 6158,675 + 305,184
= 6463,859 kN
Mx = -4,579 kN, My = -127,941 kN
X(+) = 0,9 m, X(-) = -0,9 m
Y(+) = 0,9 m, Y(-) = -0,9 m
∑X2 = (2.0,92) + (2.-0,92) = 3,24 m2
∑Y2 = (2.0,92) + (2.-0,92) = 3,24 m2
nx = 2 tiang, ny = 2 tiang
n = 4 tiang
Pu,tiang =
P1 =
= 1633,098 kN/tiang < Qa = 2157,924 kN/tiang (Aman)
Mx = -4,579 kNm
My = -127,941 kNm
Pu = 6158,675 kN
Kolom
800x800
10
P2 =
= 1597,559 kN/tiang < Qa = 2157,924 kN/tiang (Aman)
P3 =
= 1634,370 kN/tiang < Qa = 2157,924 kN/tiang (Aman)
P4 =
= 1598,831 kN/tiang < Qa = 2157,924 kN/tiang (Aman)
3. Perhitungan Tulangan Tiang Pancang
Tiang pancang memiliki Panjang 6 m. Penulangan tiang pancang dihitung
berdasarkan kebutuhan pada waktu diangkat.
a) Momen pengangkatan dua titik pada tiang
a a
M 2
diangkat
L-a
M1M 1
Gambar V. 16 Pengangkastan dua titik pada tiang.
Perhitungan momen maksimum,
M1 = ½.q.a2
M2 = 1/8.q.(L-2a)2 – ½.q.a2
M1 = M2 , jadi :
M1 = M2
½.q.a2 = 1/8.q.(L-2a)2 – ½.q.a2
q.a2 = 1/8.q.(L-2a)2
8.q.a2 = q.(L-2a)2
8.a2 = L2 - 4.L.a + 4.a2
4.a2 + 4.L.a - L2 = 0 ; dengan L = 6 m
4.a2 + 4. 6.a - 62 = 0
4.a2 + 24.a – 36 = 0
X1,2 =
R1 R2
11
didapatkan nilai a = ±1,243 m, diambil nilai a = 1,243 m di sisi kanan dan kiri tiang
Dpile = 0,5 m
ϒc = 24 kN/m3
qpile = ¼ . π . 0,52 .24 = 4,712 kN/m’
kN.m 3,642
1,243 4,7122/12
2/1 aqmaks
M
Perhitungan gaya geser,
∑Ma = 0
0 = 2a)-.(Lb
R- 2a)+2a)-½.q.((L + 21/2.q.a-
kN 14,136)1,243.26(
)21,243))1,243.26.((4,712.2/1()21,243.4,712.2/1( =
aR
bR
V = - q.a + Ra
= - 4,712. 1,243 + 14,136
= 8,279 kN
b) Momen pengangkatan satu titik pada tiang.
Gambar V. 17 Pengangkatan satu titik pada tiang.
Perhitungan momen maksimum,
ΣMR2 = 0, diperoleh :
R1 = ½.q.(L-a) – (1/2.q.a2)/(L – a)
= =
Mx = R1. x – ½.q.x2
2½.q.a =1M
Syarat ekstrim: = 0
R1 – q.x = 0
x = =
12
22
2a)-2.(L
2.a.L)-(L½.q. M
M1 = M2 , jadi:
M1 = M2
2
a)-2.(L
2.a.L)-2
(L½.q.
2½.q.a
a)-2.(L
2.a.L)-2
(L a
2.a.L-2
L 2
2.a-2.L.a
m 6 = Ldengan ; 0
2L4.L.a-
22.a
02
64.6.a-2
2.a
03624.a-
22.a
didapatkan nilai a = ± 1,349 m, diambil nilai a = 1,349 m
Dpile = 0,5 m
ϒconcrete = 24 kN/m3
qpile = (¼ . π . 0,52).24 = 4,712 kN/m’
kN.m 4,2882
1,349 4,7122/12
2/1max aqM
V = q.(L-a) = 4,712.(6-1,349) = 21,916 kN
Berdasarkan perhitungan diatas, momen dan gaya geser terbesar didapat dari
pengangkatan 1 titik pada tiang pancang yaitu, Mmaks = 4,288 kNm dan Vu = 21,916 kN.
4. Perhitungan Tulangan Tiang Pancang
Tiang pancang direncanakan menggunakan beton prategang dengan bantuan software SE
Pile, data – data :
Mu, max = 6,175 kNm = 6175000 Nmm
Pu, max = 1634,370 kN = 1634370 N
DL = 600 mm, DD = 200 mm
D’ = Dtul + Dseng + (0,5.Sb) = 22 + 13 + (0,5.40) = 55
Defektif = DL-(2.D’) = 600-2.55 = 490 mm
strand = 22 mm
13
Tulangan longitudinal/utama prestressed
Spesifikasi material diatas serta gaya Pu dan Mu dimasukkan ke dalam software SE
Pile, maka akan muncul diagram yang menunjukkan kekuatan tiang pancang,
berdasarkan gaya yang di input, gaya tersebut masuk di dalam diagram ϕPn dan ϕMn
maka gaya mampu dipikul oleh tiang pancang tersebut, nilai rasio tulangan longitudinal
sebesar 1,21 % jumlah tulangan sebanyak 8 buah, dengan menggunakan tulangan
strand = 22 mm, maka As = 3041,08 mm2).
Gambar 9 Prosentase dan diagram tulangan longitudinal
Tulangan geser spiral
Untuk spiral digunakan 13 dengan fy = 400 MPa. Persyaratan SNI 2847:2013 Spasi
bersih antar spiral tidak boleh melebihi 75 mm, atau tidak kurang dari 25 mm (Pasal
7.10.4.3)
Ag = ¼ .π. (DL- DD) 2
= ¼ .π.(600-200)2 = 125663,706 mm2
As, spiral = ¼ .π. 2
= ¼ .π.132 = 132,732 mm2
Ac = ¼ .π.(Defektif -DD)2
= ¼ .π.(490-200)2 = 66051,986 mm2
ρs = 0,45.( ).( ……..(SNI 2847-2013 Pasal 10.9.3)
= 0,0305
S =
= 34,883 mm (Memenuhi) = 35 mm
14
5. Perencanaan Pile Cap
a) Kontrol tegangan geser 1 arah
Letak tegangan geser 1 arah dari perencanaan pile cap bisa kita lihat pada gambar 5
sebagai berikut:
Gambar 5. Tegangan Geser Satu Arah
Tegangan geser 1 arah terjadi pada satu sisi saja, maka diperhitungkan
terhadap daya dukung tiang bor yang terbesar pada satu sisi.
Data – data :
Pu = 6158,675 kN
b kolom = 800 mm = 0,80 m, h kolom = 800 mm = 0,80 m
B = 3400 mm = 3,40 m, L = 3400 mm = 3,40 m
hpile cap = 800 mm = 0,8 m
Dtul. = 22 mm
Sb = 75 mm (Berdasarkan SNI 03-2847-2002 halaman 41 ketentuan bab 9.7(1))
ds = 75 + 22/2 = 86 mm
dpile cap = h – ds = 800 – 86 = 714 mm = 0,714 m
Kuat geser nominal beton, Vc :
Vc =
= 2216085,468 N = 2216,086 kN
Gaya geser, Vu :
σ = P/A = 6158,675/(3,40.3,40) = 532,757N/m2
G’ = L-(L/2+bk/2+d) = 3,4-(3,4/2+0,8/2+0,714) = 0,586 m
G
’
L
B
d
15
L
Vu = σ.L.G’ = 532,757.3,4.0,586 = 1061,465
Kontrol Vu = 1061,465 kN < .Vc = 0,75. 2216,086 = 1662,065 kN
Jadi kontruksi poer fondasi aman terhadap tegangan geser satu arah.
b) Kontrol tegangan geser 2 arah
Letak tegangan geser 2 arah dari perencanaan pile cap bisa kita lihat pada gambar 6
sebagai berikut:
Gambar 6. Tegangan Geser Dua Arah
Pu = 6158,675 kN
b kolom = 800 mm = 0,80 m, h kolom = 800 mm = 0,80 m
B = 3400 mm = 3,40 m, L = 3400 mm = 3,40 m
hpile cap = 800 mm = 0,8 m, Dtul. = 22 mm
σ = P/A= 6158,675 / (3,40.3,40) = 532,757 kN/m2
Sb = 75 mm
ds = 75 + 22/2 = 86 mm
dpile cap = h – ds = 800 – 86 = 714 mm = 0,714 m
B’ = bk + d = 800 + 714 = 1514 mm = 1,514 m
L’ = hk + d = 800 + 714 = 1514 mm = 1,514 m
βc = rasio sisi panjang dan sisi pendek dimensi kolom
= b kolom / h kolom = 800/800 = 1
bo = )dh()db(.2 kk = 2.{(800+714)+(800+714)}=6056 mm
αs = konstanta yang nilainya tergantung dari kolom pada bangunan
= 40 untuk fondasi dengan letak kolom pada dalam bangunan
B
L’
L
d/2 d/2
16
Tegangan yang terjadi pada tanah Vu (semua reaksi yang terjadi pada arah x dan
arah y).
Vu = σ.(L.B – L’.B’)
= 532,757.(3,4.3,4 – 1,514.1,514) = 4937,488 kN
Menghitung tegangan geser terkecil yang dapat ditahan oleh poer Vc yaitu:
Vc = 0,17. .β
21
c
cf ' .bo.d
= 0,17. 714. 6056.30.1
21
= 12078552,23 N = 12078,552 kN
Vc = .12
1.
.2
0
b
dscf ' .bo.d
= 714.6056.30.12
1.
6056
714.402
= 13254798,26 N =13254,789 kN
Vc = 1/3. cf ' bo.d
= 1/3. 30 .6056. 714 = 7894478,584 N = 7894,479 kN
Dipakai yang terkecil Vc = 7894,479 kN
Kontrol Vu = 4937,488 kN <.Vc = 0,75. 7894,479 kN = 5920,859 kN
Jadi konstruksi poer fondasi aman terhadap tegangan geser dua arah.
6. Perhitungan Penulangan Pile Cap
a) Perhitungan tulangan poer (arah x) :
Dilakukan perhitungan tulangan sesuai perhitungan sebagai berikut (Asroni, A.
2014;150):
Data-data :
Mu = ∑Pu.ly
∑Pu.Iy = (P1+P2).Iy = 3230,657 . (0,9) = 2907,591 kN.m
∑Pu.Iy = (P3+P4).Iy = 3233,201 . (0,9) = 2909,881 kN.m
Mu = ΣPu.Iy
= 2909,881 kN.m
Kmax =
=
17
= 7,789 MPa
Menghitung faktor pikul K : (dengan b = 3400 mm) :
MPa) (7,789 maks
KMPa 1,8652
140,9.3400.7
6.10 2909,881
2φ.b.d
uMK (oke)
Menghitung tinggi blok tegangan beton tekan :
mm 454,28.7140,85.30
2.1,86511.d
'c0,85.f
2.K11
a
Perhitungan tulangan pokok (bawah):
2mm 11766,057 400
3400 . 54,284 . 30 . 0,85
yf
'.a.bc0,85.fsA
2mm 8310,321 400
714.3400 .301/4
yf
d.b '1/4
cfsA
2mm 8496,6 400
71434001,4
yf
db1,4
sA
Diambil terbesar, As,u = 11766,057 mm2
Jarak tulangan pokok (dipakai D22) :
mm 109,846 11766,057
.34002.221/4.
us,A
.S2.D1/4.
s
mm 1600 80022 hs ; mm 450s
Diambil jarak terkecil, s = 109,846 mm = 105 mm
Luas tulangan = (Ok)s,uA2mm 12309,059105
.34002.221/4.
s
.S2.D1/4.
Jadi dipakai tulangan pokok As = D22-105
Perhitungan tulangan bagi perlu (Asb,u):
Asb = 20%.As,u
= 20%.11766,057 = 2353,211 mm2
Asb,min = 0,0018.b.h
= 0,0018.3400.800 = 4896 mm2
Diambil terbesar, Asb,u = 4896 mm2
Jarak tulangan bagi (dipakai D13) :
mm 92,175 4896
.34002.131/4.
s,uA
.S2.D1/4.
s
18
mm 1600 80022 hs ; mm 450s
Diambil jarak terkecil, s = 92,175 mm = 90 mm
Luas tulangan = (Ok)sb,u
A2mm 5014,33190
.34002.131/4.
s
.S2.D1/4.
Jadi dipakai tulangan bagi As‘ = D13-90
Tulangan Geser
Vu = Pu = 6463,858 kN
dbcfVc ..'.6
1
714.3400.30.6
1 = 2216085,468 N = 2216,086 kN
).( VcVuVs
75,0
)086,2216.75,0858,6463( = 6402,391 kN
dbcfVs ..'.3
2 (ok)
Perhitungan luas tulangan geser (Av,u) permeter panjang yang diperlukan:
dfy
SVsuAv
.
.,
714.400
1000.391,6402 = 22,417 mm2
fy
SbuAv
.3
.,
400.3
1000.3400 = 2833,33 mm2
fy
SbcfuAv
.1200
..'.75,
400.1200
1000.3400.30.75 = 2909,776 mm2
Diambil terbesar, Av,u = 2909,776 mm2
Jarak tulangan (dipakai D13) :
uAv
SdpnS
,
.2..4
1.
19
776,2909
1000.213..4
1.2
= 91,232 mm
mmd
S 3572
714
2 ;
Diambil jarak terkecil S = 91,232 mm = 90 mm
Jadi dipakai tulangan geser Av = D13-90
b) Perhitungan tulangan poer (arah y) :
Data-data :
Mu = ∑Pu.lx
∑Pu.Ix = (P1+P3).Ix = 3267,468 . (0,9) = 2940,721 kN.m
∑Pu.Ix = (P2+P4).Ix = 3196,390 . (0,9) = 2876,751 kN.m
Mu = ΣPu.Ix
= 2940,721 kN.m
Kmax = MPa
Menghitung faktor pikul K : (dengan b = 3400 mm) :
MPa) (7,789 maks
KMPa 1,892140,9.3400.7
6.10 2940,721
2φ.b.d
uMK (oke)
Menghitung tinggi blok tegangan beton tekan :
mm 042,55.7140,85.30
2.1,8911.d
'c0,85.f
2.K11
a
Perhitungan tulangan pokok (bawah):
2mm 11930,354 400
.3400 55,042 . 30 . 0,85
yf
'.a.bc0,85.fsA
2mm 8310,321 400
714.3400 .301/4
yf
d.b '1/4
cfsA
2mm 8496,6 400
71434001,4
yf
db1,4
sA
Diambil terbesar, As,u = 11930,354 mm2
Jarak tulangan pokok (dipakai D22) :
mm 108,333 11930,354
.34002.221/4.
s,uA
.S2.D1/4.
s
mm 1600 80022 hs ; mm 450s
20
Diambil jarak terkecil, s = 108,333 mm = 105 mm (disamakan dengan jarak arah X)
Luas tulangan = (Ok)s,uA2mm 12309,059105
.34002.221/4.
s
.S2.D1/4.
Jadi dipakai tulangan pokok As = D22-105
Perhitungan tulangan bagi perlu (Asb,u):
Asb = 20%.As,u
= 20%.11930,354 = 2386,071 mm2
Asb,min = 0,0018.b.h
= 0,0018.3400.800 = 4896 mm2
Diambil terbesar, Asb,u = 4896 mm2
Jarak tulangan bagi (dipakai D13) :
mm 92,175 4896
.34002.131/4.
s,uA
.S2.D1/4.
s
mm 1600 80022 hs ; mm 450s
Diambil jarak terkecil, s = 92,175 mm = 90 mm
Luas tulangan = (Ok)sb,u
A2mm 5014,33190
.34002.131/4.
s
.S2.D1/4.
Jadi dipakai tulangan bagi As‘ = D13-90
Tulangan Geser
Vu = Pu = 6463,858 kN
dbcfVc ..'.6
1
714.3400.30.6
1 = 2216085,468 N = 2216,086 kN
).( VcVuVs
75,0
)086,2216.75,0858,6463( = 6402,391 kN
dbcfVs ..'.3
2 (ok)
Perhitungan luas tulangan geser (Av,u) permeter panjang yang diperlukan:
dfy
SVsuAv
.
.,
21
714.400
1000.391,6402 = 22,417 mm2
fy
SbuAv
.3
.,
400.3
1000.3400 = 2833,33 mm2
fy
SbcfuAv
.1200
..'.75,
400.1200
1000.3400.30.75 = 2909,776 mm2
Diambil terbesar, Av,u = 2909,776 mm2
Jarak tulangan (dipakai D13) :
uAv
SdpnS
,
.2..4
1.
776,2909
1000.213..4
1.2
= 91,232 mm
mmd
S 3572
714
2 ;
Diambil jarak terkecil S = 91,232 mm = 90 mm
Jadi dipakai tulangan geser Av = D13-90
7. Perhitungan panjang penyaluran tegangan (ld)
Panjang penyaluran tegangan (ld) dihitung dengan rumus berikut (Asroni, A. 2014;173):
ld .db dan ld harus ≥ 300 mm
dengan :
Ψt =1,0 (beton segar di bawah tulangan hanya 75 mm < 300 mm).
Ψe = 1,0 (tulangan tidak dilapisi epoksi)
Ψs = 1,0 (Tulangan D22 atau lebih besar)
= 0,8 (Tulangan D19 atau lebih kecil )
db = 22 mm
= 13 mm
λ = 1,0 (digunakan beton normal).
cb = 75 mm (concrete covers Sb = 75 mm).
Ktr = 0 (untuk penyederhanaan: Pasal 12.2.4 SNI 03-2847-2013)
22
= (75+0)/22 = 3,41 > 2,5 → dipakai (cb+Ktr)/db = 2,5
= (75+0)/13 = 5,77 > 2,5 → dipakai (cb+Ktr)/db = 2,5
ld1 = 22.5,2
1.1.1.
30.1.1,1
400= 584,237 mm ≥ 300 mm.
ld2 = 13.5,2
8,0.1.1.
30.1.1,1
400= 300 mm ≥ 300 mm.
Digunakan ld1 = 584,237 mm = 0,584 m.
Digunakan ld2 = 300 mm = 0,3 m
Panjang tersedia,
lt = B/2-bk/2–75 = 3400/2–800/2–75 = 1225 mm = 1,225 m.
karena lt = 1,225 m > ld1 = 0,584 m dan lt = 1,225 m > ld2 = 0,3 m, maka lebar poer
sudah cukup.
Berdasarkan perhitungan daya dukung fondasi, perhitungan penulangan pile cap, dan
perhitungan penulangan tiang pancang yang telah dilakukan di atas maka disini kita
bisa melihat hasil rekapitulasi dari perhitungan tersebut pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3,
dan untuk gambar hasil penulangannya bisa dilihat pada gambar 7 dan gambar 8
sebagai berikut:
a. Tabel 1. Rekapitulasi Analisis Daya Dukung Fondasi
b. Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Penulangan Pile Cap
c. Tabel 3. Rekapitulasi Analisis Penulangan Tiang Pancang
23
Gambar 7 Penulangan Pile cap dengan Diameter Tiang 600 mm
Gambar 8 Penulangan Pile cap dengan Diameter Tiang 500 mm
Perencanaan struktur bawah untuk suatu konstruksi bangunan dengan tepat mutlak
diperlukan untuk dapat menjaga kestabilan konstruksi yang ditahan. Kesalahan dalam
perhitungan struktur bawah akan menyebabkan bangunan yang kokoh pada struktur atas
menjadi runtuh dan berakibat fatal bagi penggunanya (Harianti dan Pamungkas, 2013).
Pada analisis struktur atas dengan software SAP 2000 didapatkan nilai beban aksial
kolom terbesar sebesar 6158,675 kN. Perhitungan daya dukung fondasi tiang pancang
memakai tiang berdiameter 0,5 m dan 0,6 m dengan kedalaman 6 m menggunakan data N-
SPT. Tiang pancang menghasilkan kapasitas dukung ultimit (Qu) sebesar 4163 kN dan
kapasitas dukung ijin (Qa) 1665,11 kN untuk diameter 0,5 m. Sedangkan untuk diameter 0,6
m menghasilkan kapasitas dukung ultimit (Qu) sebesar 5395 kN dan kapasitas dukung ijin
(Qa) 2157,92 kN. Berdasarkan analisis daya dukung tiang, untuk memikul beban aksial
kolom, Pu = 6158,675 kN, momen arah x (Mx) = -4,579 kN, dan momen arah y (My) = -
127,941 kN dibutuhkan 4 tiang dengan daya dukung tiang kelompok sebesar 6905,36 kN
24
untuk diameter tiang 0,6 m, sedangkan untuk diameter tiang 0,5 m dibutuhkan 6 tiang dengan
daya dukung tiang kelompok sebesar 7992,53 kN (lebih dari Pu) sehingga tiang aman
menerima beban.
Dimensi pile cap untuk diameter tiang 0,6 m adalah 3,4 m x 3,4 m dan untuk diameter
tiang 0,5 m memiliki ukuran pile cap 3,8 m x 2,3 m di cek dengan kontrol geser 1 arah dan 2
arah sudah aman dalam menerima beban. Penulangan pile cap untuk diameter tiang 0,6 m
pada arah x yaitu D22-105 untuk tulangan pokok dan D13-90 tulangan bagi, untuk arah y
sama dengan arah x. Penulangan pile cap untuk diameter tiang 0,5 m pada arah x yaitu D22-
80 untuk tulangan pokok dan D13-80 tulangan bagi, untuk arah y sama dengan arah x
Kebutuhan tulangan utama pada tiang bor digunakan software SE Pile dimana untuk
diameter tiang 0,6 m didapatkan kebutuhan tulangan utama 8-D22 dengan luas tulangan
sebesar 3041,08 mm2 dengan rasio tulangan 1,21%, untuk kebutuhan tulangan sengkang tiang
didapatkan Ø13-35. Sedangkan untuk diameter tiang 0,5 m didapatkan kebutuhan tulangan
utama 6-D22 dengan luas tulangan sebesar 2280,81 mm2 dengan rasio tulangan 1,383 %,
untuk kebutuhan tulangan sengkang tiang didapatkan Ø13-30
4. PENUTUP
Berdasarkan perencanaan dan perhitungan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
A. Beban maksimum yang diterima oleh kolom berdasarkan analisis dinamis dari
struktur gedung dengan software SAP 2000 sebesar 6158,675 kN.
B. Kapasitas dukung tiang pancang akibat pembebanan yang didapat dari hasil
perhitungan dengan metode US Army Corps pada tanah lempung dan metode Coyle &
Castello pada tanah pasir untuk diameter tiang 0,6 m sebesar 5395 kN dan untuk
diameter tiang 0,5 m sebesar 4163 kN.
C. Jumlah tiang pancang yang dibutuhkan untuk mendukung beban kolom terbesar
adalah 4 tiang dengan kapasitas sebesar 6905,36 kN pada diameter tiang 0,6 m dan
jumlah tiang sebanyak 6 tiang dengan kapasitas sebesar 7992,53 kN pada diameter
tiang 0,5 m yang sudah diperhitungkan efisiensi tiang kelompok.
D. Hasil perhitungan tulangan tiang pancang dibutuhkan pada tiang pancang adalah 12-
D22 untuk Tulangan Utama/PC bar dengan As = 3041,08 mm2, Ø13-35 untuk
Tulangan Sengkang pada diameter tiang 0,6 m dan 8-D22 untuk Tulangan Utama/PC
bar dengan As = 2280,81 mm2, Ø13-30 untuk Tulangan Sengkang pada diameter
tiang 0,5 m.
25
E. Tulangan yang dibutuhkan Pile Cap dengan diameter tiang 0,6 m pada arah x yaitu
D22-105 untuk tulangan pokok dan D13-90 untuk tulangan bagi dan arah y sama,
yaitu D22-105 untuk tulangan pokok dan D13-90 untuk tulangan bagi. Sedangkan
untuk diameter tiang 0,5 m pada arah x yaitu D22-80 untuk tulangan pokok dan D13-
80 untuk tulangan bagi dan arah y sama, yaitu D22-80 untuk tulangan pokok dan
D13-80 untuk tulangan bagi.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A. 2014 Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847-
2013. Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Gultom, E., 2010, Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal pada
Proyek Pembangunan PLTU 2 Sumatra Utara, (www.academia.edu),
Hardiyatmo, Harry Christady. 2015. Analisis dan Perencanaan Fondasi II Edisi
Ketiga. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Harianti, Erny dan Anugrah Pamungkas. 2013. Desain Fondasi Tahan Gempa.
Yogyakarta : ANDI.
Listyawan, A.B., dkk. 2017. Mekanika Tanah dan Rekayasa Pondasi, Muhammadiyah
University Press, Surakarta.
Sardjono, H. S., 1988, Pondasi Tiang Pancang, Jilid 1, Surabaya: Sinar Jaya Wijaya