bab v analisis fondasi tiang pancang
TRANSCRIPT
43
BAB V
ANALISIS FONDASI TIANG PANCANG
5.1 Proyek Pembangunan Tangki Timbun
Pembangunan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) Kabile berlokasi di
Kecamatan Subah, Kabupaten Sambas Kalimantan Barat dengan pemilik proyek
PT. Mitra Abadimas Sejahtera yang akan merencanakan beberapa bangunan pabrik
pengolahan kelapa sawit, salah satunya berupa tangki timbun untuk difungsikan
sebagai penyimpanan minyak kelapa sawit hasil pengolahan. Denah daerah lokasi
proyek dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Denah Daerah Lokasi Proyek Kecamatan Subah, Kabupatan
Sambas Kalimantan Barat
(Sumber : Google Map, 2017)
5.2 Konstruksi Tangki Timbun
Tangki timbun eksisting tersusun atas atap tangki, dinding tangki dan dasar
tangki. Pada rencana awal untuk fondasi, tepatnya pada dasar tangki fondasi akan
digunakan tiang pancang dengan ukuran 0,25 m x 0,25 m, tertahan pada kedalaman
5,5 m sebanyak 67 tiang dengan plat beton dengan ketebalan 0,5 m. Rencana
gambar kerja pembangunan proyek pabrik pengolahan kelapa sawit ini dapat dilihat
pada Gambar 5.2.
44
Gambar 5.2 Gambar Kerja Rencana Pembangunan Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit
(Sumber : PT. Mitra Abadimas Sejahtera, 2012)
5.3 Kondisi Tanah
Secara umum hasil perolehan data tanah pada pabrik pengolahan kelapa sawit
yang akan dibangun telah dilakukan penyelidikan tanah berupa uji 18 titik Deep
Boring, SPT dan CPT sebanyak 11 titik dengan kapasitas 2,5 ton keseluruhan.
Untuk kondisi tanah yang ditinjau adalah kondisi sekitar tangki pada penyelidikan
ini diberi nama Tangki Timbunan dengan titik uji S2, B2, B3, dan B4 dengan hasil
deskripsi dijelaskan bahwa daerah tangki timbunan dari permukaan sampai
kedalaman -4,0 m sampai -10,0 m terdiri dari lapisan lanau kelempungan, lempung
kelanauan, dan lanau dengan konsistensi lunak sampai kaku. Lapisan selanjutnya
sampai akhir kedalaman pengeboran pada -16,0 m sampai -20,0 m terdiri dari
lapisan kerikil berpasir, kerikil kelempungan, kerikil, pasir kasar, dan pasir
berkerikil dengan kondisi padat. Muka air tanah dijumpai pada kedalaman -0,37 m
sampai -10,5 m. Muka air tanah pada perhitungan diasumsikan pada kedalaman -
2.0 m (PT.Tarumanegara Bumiyasa, 2012).
45
Penyelidikan tanah dilakukan kembali oleh Laboratorium Mekanika Tanah
Universitas Tanjung Pura, pengujian ini dimaksudkan sebagai cross check
penyelidikan tanah dengan melakukan uji CPT pada dua titik yaitu titik satu diberi
label S1 dan titik kedua diberi label S2. Hasil CPT ini digunakan peneliti sebagai
acuan untuk perhitungan fondasi dengan metode Meyerhof.
Berdasarkan kajian sebelumnya (Komarudin, 2016) menjelaskan bahwa
stratifikasi tanah dibuat berdasarkan pada hasil pengeboran disertai dengan
pengujian CPT. Hasil dan deskripsi dari penyelidikan tanah di lokasi studi, pada
stratifikasi tanah dibagi menjadi dua lapisan yaitu tanah dengan jenis clayey silt
dan sandy gravel yang selanjutnya digunakan untuk pemodelan tanah pada input
Plaxis. Pemodelan stratifikasi tanah dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Gambar 5.3 Stratifikasi Tanah
5.4 Nilai Parameter Material
5.4.1 Parameter Tanah
Parameter untuk tanah asli terdiri dari 2 lapisan yaitu clayey silt dan sandy
gravel disebut dengan lapis 1 untuk lempung dan lapis 2 untuk gravel pada program
Plaxis 3D Foundation dan Plaxis 2D. Sesuai dengan (Komarudin, 2016) material
tanah dimodelkan menggunakan pemodelan Mohr Couloumb, penentuan angka
46
poisson dari korelasi jenis tanah dan untuk parameter Modulus Young diperoleh dari
korelasi N-SPT, sehingga parameter tanah diperoleh untuk input Plaxis. Parameter
tanah dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2.
Tabel 5.1 Parameter Tanah Asli Clayey Silt
Parameter Material
Nilai
parameter Satuan
Jenis Material Lempung -
Pemodelan material Mohr
Couloumb -
Tipe drainase Undrained -
Berat isi (Ξ³unsat) 16,19 kN/m3
Berat isi (Ξ³sat) 19,90 kN/m3
Modulus Elastisitas
(E') 2.800 kN/m2
Poisson rasio (v') 0,30 -
Kohesi (Cu) 23 kN/m2
Sudut geser (Ο) 14,13 0
Sumber : Komarudin (2016)
Tabel 5.2 Parameter Tanah Asli Sandy Gravel
Parameter Material Nilai parameter Satuan
Jenis Material Gravel -
Pemodelan material Mohr Couloumb -
Tipe drainase Drained -
Berat isi (Ξ³unsat) 18,00 kN/m3
Berat isi (Ξ³sat) 22,00 kN/m3
Modulus Elastisitas (E) 62.000 kN/m2
Poisson rasio (v) 0,2 -
Kohesi (c') 0,1 kN/m2
Sudut geser (Ο') 40,00 0
Sumber : Komarudin (2016)
5.4.2 Parameter Tiang
Parameter tiang fondasi yang digunakan adalah fondasi tiang pancang,
dengan ukuran 0,25 m x 0,25 m, terbuat dari beton dengan mutu K-350 kg/cm2.
Untuk parameter tiang pancang dapat dilihat pada Tabel 5.3
47
Tabel 5.3 Parameter Tiang
Parameter Material Nilai parameter Satuan
Jenis Material Tiang -
Pemodelan material Linear -
Tipe Material Embedded piles -
Sisi (B) 0,25 m
Berat isi beton (Ξ³) 24,00 kN/m3
Modulus Elastisitas (E) 30000000 kN/m2
Sumber : Komarudin (2016)
5.4.3 Parameter Raft (Pelat / Pilecap)
Parameter raft dari fondasi tangki terbuat dari beton dengan mutu beton K-
225 kg/cm2 dan ketebalan 0,5 m. Pada program Plaxis 3D Foundation dimodelkan
dengan model Cluster. Nilai parameter untuk raft dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Parameter Raft
Parameter Material Nilai
parameter Satuan
Jenis Material Raft -
Pemodelan material Linear Elastic -
Tipe Material Non-Porus -
Tebal 0,5 m
Berat isi beton (Ξ³) 24,00 kN/m3
Modulus Elastisitas (E) 20310000 kN/m2
Poisson rasio (v) 0,15 -
Sumber : Komarudin (2016)
5.5 Penentuan Beban
Penentuan beban pada desain fondasi bisa berupa beban vertikal dan beban
horizontal salah satunya berupa beban gempa dan beban angin. Proyek
pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit berlokasi di Kalimantan Barat,
Kabupaten Sambas.
48
Gambar 5.4 Peta Zona Gempa Indonesia
(Sumber : SNI 1726, 2012)
Sebagaimana yang telah diketahui, Kalimantan Barat tidak termasuk dalam
zona gempa akan tetapi dalam peraturan dimasukkan dalam wilayah dengan potensi
gempa skala kecil. Dikarenakan hal tersebut penulis tidak memasukkan beban
gempa pada penentuan pembebanan. Penentuan beban hanya menggunakan beban
statik vertikal perolehan data yang telah ditentukan owner sebesar 25.000 kN
(kapasitas tangki). Pada perhitungan tangki, beban yang akan dimasukkan pada
Plaxis 3D Foundation adalah beban merata terhadap luasan dari raft, beban akan
dihitung terhadap luasan raft pada fondasi tangki. Berikut ini adalah perhitungan
beban dari fondasi tangki.
Diameter tangki (D) = 20,5 m
Luas (A) = ΒΌ . Ο . d2
= ΒΌ . Ο . (20,5)2
= 330,064 m2
Beban = P/A
= 25.000/330,064
= 75,7 kN/m2
49
Sedangkan untuk penentuan beban guna perhitungan manual dengan Metode
Meyerhof pembebanan diperoleh dari data berupa beban CPO (kapasitas tangki)
sebesar 25.000 kN, beban mekanikal sebesar 5.000 kN, beban plat beton K-225
sebesar 3.300 kN dengan total keseluruhan 33.300 kN.
5.6 Pemodelan dan Tahap Konstruksi
Tahapan konstruksi untuk memodelkan fondasi tangki dengan Plaxis 3D
Foundation adalah sebagai berikut ini.
1. Memodelkan tangki dengan koordinat
Untuk menggambarkan tangki hal yang diperlukan adalah mengetahui titik
koordinat membentuk lingkaran. Koordinat tersebut dapat kita peroleh dengan
menggambarkan terlebih dahulu model tangki pada Autocad, setelah
mengetahui titik koordinat masukkan koordinat pada program Plaxis 3D
Foundation dengan tools Geometry Line.
2. Memodelkan pile
Untuk memodelkan pile diperlukan juga koordinat letak fondasi yang akan
didesain, koordinat fondasi diperoleh dari autocad yang telah digambar
sebelum input program di Plaxis dengan tools Pile lalu dipilih jenis fondasi dan
insert ukuran pile.
3. Memodelkan raft / pilecap
Pemodelan raft pada program Plaxis 3D Foundation dengan cluster dengan
cara mengisi parameter pada tools material sesuai dengan parameter raft dan
diaktifkan pada saat metode konstruksi.
4. Memodelkan beban
Beban pada program ini dilakukan dengan tools distributed load (horizontal
planels), beban dimodelkan secara merata terhadap luasan raft.
5. Memodelkan fondasi tangki existing dan alternatif desain variasi ukuran
fondasi.
Untuk penelitian ini terdapat 4 pemodelan desain, pertama adalah model
fondasi eksisting dimana pada model ini fondasi dengan dimensi 0,25m x 0,25
m dengan jumlah total 67 tiang merupakan fondasi tidak duduk pada tanah
50
keras. Selanjutnya 3 alternatif desain dengan memanjangkan pile sebanyak satu
segmen sehingga pile mencapai tanah keras dengan variasi ukuran dan jumlah
tiang. Desain satu berukuran 0,25 m x 0,25 m, panjang tiang 6 m dan 12 m
dengan total 67 tiang. Desain dua berukuran 0,3 m x 0,3 m, panjang tiang 6 m
dan 12 m dengan total 47 tiang. Desain tiga berukuran 0,35 x 0,35 m dan
panjang 6 m dan 12 m dengan total 41 tiang.
5.7 Analisa Program Plaxis
Pemodelan awal fondasi dilakukan dengan program Plaxis 3D Foundation
keluaran dari program ini berupa gaya dalam respon tiang akibat beban aksial dan
penurunan fondasi kelompok. Penelitian ini membahas mengenai kajian kapasitas
dukung tiang, pada Plaxis 3D kapsitas dukung tidak bisa diperoleh langsung,
sehingga analisa kapasitas dukung fondasi dimodelkan kembali dengan Plaxis 2D
menggunakan perolehan gaya terbesar yang diterima tiang akibat beban aksial dari
Plaxis 3D untuk input beban pada tiang tunggal yang dimodelkan dengan output
akhir berupa SF. Berikut ini adalah hasil pemodelan dan output dari beberapa
desain dengan Plaxis.
5.7.1 Pemodelan Desain dengan Plaxis 3D
5.7.1.1 Fondasi Eksisting
Fondasi eksisting dimodelkan menggunakan tiang pancang dari berton penuh
bentuk bujur sangkar ukuran 0,25 m x 0,25 m tertanam pada kedalaman 5,5 m
sebanyak 67 tiang. Hasil PDA menunjukkan bahwa Qult rata-rata sebesar 728,3 kN
dengan SF sebesar 2 diperoleh Qall sebesar 364,15 kN < beban rencana sebesar 497
kN (PT. Duta Marga Lestarindo, 2014). Berdasarkan hasil tersebut peneliti
memodelkan kembali fondasi eksisting dengan Plaxis 3D dan Plaxis 2D.
Pemodelan fondasi dan letak penomoran pile dapat dilihat pada Gambar 5.5 dan
Gambar 5.6.
51
Gambar 5.5 Pemodelan Fondasi Eksisting Tampak Potongan (Sumber : Komarudin, 2016)
Gambar 5.6 Penomoran dan Letak Pile Fondasi Eksisting pada Plaxis 3D
(Sumber : Komarudin, 2016)
52
Output fondasi eksisting pada Plaxis 3D dapat dilihat pada Gambar 5.7 dan
Gambar 5.8, dan Gambar 5.9 dibawah ini.
Gambar 5.7 Output Deformed Mesh Fondasi Eksisting pada Plaxis 3D
Gambar 5.8 Output Deformed Mesh Fondasi Eksisting Tampak Atas pada
Plaxis 3D
Gambar 5.9 Output Deformations Planes Fondasi Eksisting Tampak
Potongan pada Plaxis 3D Auto-Scale 160,2 dengan Extreme Value 55,30 x 10-3
m
53
Perolehan output fondasi eksisting dengan Plaxis 3D dapat dilihat pada
Gambar 5.7 dan Gambar 5.8, desain fondasi setelah pembebanan menunjukkan
respon berupa sebagian gaya atau hampir setengahnya lari ke arah tanah kerasnya
lebih dalam. Tanah juga mengalami deformasi berupa penurunan seolah-olah
bangunan timpang. Pada Gambar 5.9 juga dapat dilihat output desain tampak
potongan bahwa terjadi penjembulan pada tanah yang diakibatkan perlawanan
akibat tekanan tanah pasif.
Gambar 5.10 Output Respon Tiang Akibat Gaya Aksial pada Plaxis 3D
Output desain fondasi eksisting terhadap beban aksial diperoleh gaya terbesar
terjadi pada tiang sebesar -516,89 kN. Angka yang cukup besar untuk fondasi yang
tidak duduk pada tanah keras, hal ini disebabkan karena tiang yang duduk pada
tanah keras hanya sebagian dari total tiang sehingga tanah mengalami pergeseran
dan beban menjadi tertumpu pada tiang yang hanya duduk di tanah keras. Untuk
hasil keseluruhan respon tiang akibat beban aksial dapat dilihat pada Tabel 5.5.
54
Tabel 5.5 Output Tiang Eksisting Terhadap Gaya Aksial
No
Tiang
N No
Tiang
N No
Tiang
N No
Tiang
N
kN kN kN kN
1 -64,306 21 -84,995 41 -59,491 61 -73,367
2 -97,711 22 -80,108 42 -58,603 62 -136,230
3 -268,937 23 -76,981 43 -59,624 63 -100,960
4 -206,669 24 -74,710 44 -60,241 64 -63,744
5 -299,152 25 -71,738 45 -61,735 65 -62,278
6 -247,501 26 -69,382 46 -61,628 66 -63,952
7 -389,913 27 -58,603 47 -64,973 67 -60,578
8 -286,985 28 -64,480 48 -121,254
9 -297,343 29 -108,806 49 -117,630
10 -320,719 30 -152,267 50 -160,966
11 -327,740 31 -154,613 51 -117,684
12 -108,517 32 -288,213 52 -119,434
13 -62,877 33 -233,667 53 -65,299
14 -69,177 34 -165,649 54 -62,338
15 -72,385 35 -110,087 55 -60,738
16 -75,460 36 -65,025 56 -57,504
17 -77,872 37 -61,098 57 -55,969
18 -81,629 38 -61,492 58 -57,694
19 -516,889 39 -61,684 59 -60,394 Jumlah (kN)
20 -83,909 40 -60,404 60 -62,290 -8.166,292
dengan :
Input beban kapasitas tangki = 25.000 kN
β gaya yang diterima tiang eksisting = -8.166,292 kN
q terbesar = -516,889 kN (tiang no 19)
5.7.1.2 Fondasi Desain 1
Desain satu direncanakan menggunakan tiang pancang dari beton penuh
(massive pile) bentuk bujur sangkar dengan ukuran 0,25 m x 0,25 m. Desain baru
direncanakan dengan penambahan panjang tiang. Panjang tiang 6 m dan 12 m
dengan total keseluruhan 67 tiang. Penempatan dan pemodelan tiang dapat dilihat
pada Gambar 5.11 dan Gambar 5.12.
55
Gambar 5.11 Penomoran dan Letak Pile Fondasi Desain 1 pada Plaxis
3D
Gambar 5.12 Pemodelan Fondasi Desain 1 Tampak Potongan
56
Output fondasi desain satu pada Plaxis 3D dapat dilihat pada Gambar 5.13 dan
Gambar 5.14, dan Gambar 5.15 dibawah ini.
Gambar 5.13 Output Deformed Mesh Fondasi Desain 1 pada Plaxis 3D
Gambar 5.14 Output Deformed Mesh Fondasi Desain 1 Tampak Atas pada
Plaxis 3D
Gambar 5.15 Output Deformations Planes Fondasi Desain 1 Tampak
Potongan pada Plaxis 3D Auto-Scale 245,4 dengan Extreme Value 32,78 x 10-3
m
57
Desain satu pile dibuat mencapai tanah keras semua dan setelah terjadi
pembebanan, respon yang terjadi pada fondasi yang duduk di tanah keras
menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan desain fondasi eksisting.
Pada Gambar 5.14 dapat dilihat bahwa semua gaya terhadap beban mampu
tertumpu sehingga arah gaya tidak menuju ke arah yang tanah kerasnya lebih dalam.
Pada Gambar 5.15 juga dapat dilihat tanah disamping bangunan masih mengalami
penjembulan akibat tekanan tanah pasif.
Gambar 5.16 Output Respon Tiang Fondasi Desain 1 Akibat Gaya Aksial
pada Plaxis 3D
Output desain fondasi terhadap beban aksial dari tiang dapat dilihat pada
Gambar 5.16, dengan perolehan gaya terbesar yang terjadi pada tiang sebesar -
393,49 kN. Hasil keseluruhan respon tiang akibat beban aksial dapat dilihat pada
Tabel 5.6.
58
Tabel 5.6 Output Tiang Desain 1 Terhadap Gaya Aksial
No
Tiang
N No
Tiang
N No
Tiang
N No
Tiang
N
kN kN kN kN
1 -56,971 21 -215,302 41 -218,784 61 -57,756
2 -110,664 22 -216,378 42 -211,345 62 -116,956
3 -121,549 23 -221,257 43 -218,122 63 -100,106
4 -120,171 24 -234,791 44 -231,457 64 -288,433
5 -112,613 25 -258,543 45 -252,896 65 -367,200
6 -102,905 26 -306,888 46 -307,187 66 -319,971
7 -99,006 27 -46,042 47 -194,530 67 -58,027
8 -393,489 28 -102,358 48 -114,725
9 -114,213 29 -114,924 49 -113,197
10 -124,083 30 -111,229 50 -114,977
11 -123,280 31 -106,394 51 -112,544
12 -114,172 32 -105,383 52 -114,387
13 -57,818 33 -106,144 53 -97,970
14 -306,100 34 -111,598 54 -350,223
15 -258,140 35 -116,109 55 -303,439
16 -235,155 36 -103,255 56 -256,406
17 -220,717 37 -46,106 57 -241,168
18 -217,462 38 -305,865 58 -252,682
19 -277,102 39 -253,508 59 -299,205 Jumlah (kN)
20 -215,113 40 -232,554 60 -349,534 -12.358,578
dengan :
Input beban kapasitas tangki = 25000 kN
β gaya yang diterima tiang desain 1 = -12.358,578 kN
q terbesar = -393,489 kN (tiang no 8)
5.7.1.3 Fondasi Desain 2
Desain dua direncanakan menggunakan tiang pancang dari beton penuh
(massive pile) bentuk bujur sangkar dengan ukuran 0,25 m x 0,25 m. Panjang tiang
6 m dan 12 m dengan total keseluruhan 47 tiang. Penempatan dan pemodelan tiang
dapat dilihat pada Gambar 5.17 dan Gambar 5.18.
59
Gambar 5.17 Penomoran dan Letak Pile Fondasi Desain 2 pada Plaxis
3D
Gambar 5.18 Pemodelan Fondasi Desain 2 Tampak Potongan
60
Output fondasi desain dua pada Plaxis 3D dapat dilihat pada Gambar 5.19 dan
Gambar 5.20, dan Gambar 5.21 dibawah ini.
Gambar 5.19 Output Deformed Mesh Fondasi Desain 2 pada Plaxis 3D
Gambar 5.20 Output Deformed Mesh Fondasi Desain 2 Tampak Atas pada
Plaxis 3D
Gambar 5.21 Output Deformations Planes Fondasi Desain 2 Tampak
Potongan pada Plaxis 3D Auto-Scale 245,7 dengan Extreme Value 35,33 x 10-3
m
61
Output fondasi desain dua pile didesain mencapai tanah keras secara
keseluruhan, pada desain ini sudah ditambah penambahan variasi ukuran pile yang
berbeda dari sebelumnya. Respon tiang seperti yang terlihat pada Gambar 5.19 yang
terjadi pada fondasi yang duduk di tanah keras setelah pembebanan menunjukkan
hasil yang tidak jauh berbeda seperti desain satu, dimana pada tampak atas terlihat
semua gaya terhadap beban aksial mampu tertumpu sehingga arah gaya tidak
menuju ke arah yang tanah kerasnya lebih dalam. Pada Gambar 5.21 juga dapat
dilihat bahwa masih terjadi penjembulan pada tanah.
Gambar 5.22 Output Respon Tiang Fondasi Desain 2 Akibat Gaya Aksial
pada Plaxis 3D
Output desain fondasi terhadap beban aksial dari tiang dapat dilihat pada
Gambar 5.22, menunjukkan bahwa perolehan gaya terbesar yang terjadi pada tiang
sebesar -599,19 kN. Untuk hasil keseluruhan respon tiang akibat beban aksial dapat
dilihat pada Tabel 5.7.
62
Tabel 5.7 Output Tiang Desain 2 Terhadap Gaya Aksial
No
Tiang
N No
Tiang
N No
Tiang
N
kN kN kN
1 -118,643 21 -139,279 41 -436,256
2 -147,887 22 -137,850 42 -339,921
3 -151,923 23 -136,343 43 -69,822
4 -138,297 24 -318,117 44 -160,325
5 -123,922 25 -137,784 45 -71,679
6 -139,733 26 -436,823 46 -420,354
7 -155,654 27 -319,189 47 -599,195
8 -152,484 28 -398,104
9 -123,859 29 -279,832
10 -366,303 30 -292,598
11 -309,161 31 -322,387
12 -288,956 32 -400,376
13 -283,842 33 -138,307
14 -277,007 34 -148,735
15 -282,666 35 -149,750
16 -288,330 36 -149,112
17 -309,662 37 -131,294
18 -363,952 38 -414,866
19 -134,847 39 -338,837 Jumlah (kN)
20 -147,591 40 -302,218 -11.494,075
dengan :
Input beban kapasitas tangki = 25.000 kN
β gaya yang diterima tiang desain 2 = -11.494,075 kN
q terbesar = -599,195 kN (tiang no 47)
5.7.1.4 Fondasi Desain 3
Desain tiga direncanakan menggunakan tiang pancang dari beton penuh
(massive pile) bentuk bujur sangkar dengan ukuran 0,35 m x 0,35 m. Panjang tiang
6 m dan 12 m dengan total keseluruhan 41 tiang. Penempatan dan pemodelan tiang
dapat dilihat pada Gambar 5.23 dan Gambar 5.24.
63
Gambar 5.23 Penomoran dan Letak Pile Fondasi Desain 3 pada Plaxis
3D
Gambar 5.24 Pemodelan Fondasi Desain 3 Tampak Potongan
64
Output fondasi desain tiga pada Plaxis 3D dapat dilihat pada Gambar 5.25 dan
Gambar 5.26, dan Gambar 5.27 dibawah ini.
Gambar 5.25 Output Deformed Mesh Fondasi Desain 3 pada Plaxis 3D
Gambar 5.26 Output Deformed Mesh Fondasi Desain 3 Tampak Atas pada
Plaxis 3D
Gambar 5.27 Output Deformations Planes Fondasi Desain 2 Tampak
Potongan pada Plaxis 3D Auto-Scale 231,0 dengan Extreme Value 33,01 x 10-3
m
65
Output fondasi desain tiga pada Gambar 5.25 dan Gambar 5.26 terlihat bahwa
tiang fondasi yang duduk di tanah keras setelah mengalami pembebanan
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda seperti desain-desain sebelumnya,
dimana pada tampak atas terlihat semua gaya terhadap beban aksial mampu
tertumpu sehingga arah gaya tidak menuju ke arah yang tanah kerasnya lebih dalam.
Pada Gambar 5.27 juga dapat dilihat bahwa masih terjadi penjembulan pada tanah
akibat tekanan tanah pasif.
Gambar 5.28 Output Respon Tiang Fondasi Desain 3 Akibat Gaya Aksial
pada Plaxis 3D
Output desain fondasi terhadap beban aksial dari tiang dapat dilihat pada
Gambar 5.28, dimana pada desain tiga ini gaya terbesar yang terjadi pada tiang
sebesar -636,91 kN jauh lebih besar dari desain-desain sebelumnya. Untuk hasil
keseluruhan respon tiang akibat beban aksial dapat dilihat pada Tabel 5.8.
66
Tabel 5.8 Output Tiang Desain 3 Terhadap Gaya Aksial
No
Tiang
N No
Tiang
N No
Tiang
N
kN kN kN
1 -82,209 16 -351,467 31 -177,058
2 -173,912 17 -636,912 32 -177,029
3 -177,442 18 -163,541 33 -280,855
4 -157,685 19 -164,151 34 -420,018
5 -147,118 20 -156,292 35 -371,097
6 -162,121 21 -166,558 36 -370,363
7 -180,144 22 -161,214 37 -429,611
8 -178,153 23 -501,715 38 -178,457
9 -453,422 24 -371,941 39 -434,075
10 -595,020 25 -336,546 40 -471,476
11 -346,684 26 -336,937 41 -102,190
12 -324,242 27 -375,047
13 -323,689 28 -467,768
14 -325,367 29 -142,708 Jumlah (kN)
15 -327,916 30 -172,083 -11.872,232
dengan :
Input beban kapasitas tangki = 25.000 kN
β gaya yang diterima tiang desain 3 = -11.872,232 kN
q terbesar = -636,912 kN (tiang no 17)
5.7.2 Analisa Desain Fondasi dengan Plaxis 2D
Analisis ini dilakukan guna melanjutkan hasil desain untuk mencari perolehan
nilai berupa faktor aman yang nantinya akan digunakan pada perhitungan kapasitas
dukung tiang pada fondasi yang sebelumnya telah dimodelkan di Plaxis 3D dengan
parameter input yang sama.
5.7.2.1 Fondasi Eksisting
Pada Plaxis 2D fondasi eksisting dimodelkan dengan tiang tunggal dimana
ujung tiang tertancap pada tanah sandy gravel dan pada tanah clayey silt . Input
beban pada tiang menggunakan perolehan gaya terbesar yang terjadi pada tiang
sebesar -516,889 kN hasil output Plaxis 3D. Pemodelan tiang tunggal pada Plaxis
2D dapat dilihat pada Gambar 5.29. Output fondasi tiang eksisting dapat dilihat
pada Gambar 5.30, Gambar 5.31, Gambar 5.32 dan Gambar 5.33.
67
Gambar 5.29 Pemodelan Tiang Fondasi Eksisting
Gambar 5.30 Deformed Mesh Tiang Tunggal Pada Tanah Sandy Gravel
Gambar 5.31 SF Tiang Tunggal Fondasi Eksisting pada Tanah Sandy Gravel
dengan Plaxis 2D
Clayey Silt
Sandy Gravel
68
Gambar 5.32 Deformed Mesh Tiang Tunggal Pada Tanah Clayey Silt
Gambar 5.33 SF Tiang Tunggal Fondasi Eksisting pada Tanah Clayey
Silt dengan Plaxis 2D
5.7.2.2 Desain 1
Fondasi desain 1 dimodelkan dengan tiang tunggal dengan kedalaman berbeda
pada 6 m dan 12 m. Input beban pada tiang menggunakan perolehan gaya terbesar
yang terjadi pada tiang desain 1 sebesar -393,489 kN hasil output Plaxis 3D.
Pemodelan tiang tunggal desain 1 pada Plaxis 2D dapat dilihat pada Gambar 5.34.
Output fondasi tiang desain 1 dapat dilihat pada Gambar 5.35, Gambar 5.36,
Gambar 5.37 dan Gambar 5.38.
69
Gambar 5.34 Pemodelan Tiang Fondasi Desain 1
Gambar 5.35 Deformed Mesh Tiang Tunggal Fondasi Desain 1
Kedalaman 6 m dengan Plaxis 2D
Gambar 5.36 SF Tiang Tunggal Fondasi Desain 1 Kedalaman 6 m
dengan Plaxis 2
Clayey Silt
Sandy Gravel
70
Gambar 5.37 Deformed Mesh Tiang Tunggal Fondasi Desain 1
Kedalaman 12 m dengan Plaxis 2D
Gambar 5.38 SF Tiang Tunggal Fondasi Desain 1 Kedalaman 12 m
dengan Plaxis 2D
5.7.2.3 Desain 2
Fondasi desain 2 dimodelkan dengan tiang tunggal dengan kedalaman berbeda
pada 6 m dan 12 m. Input beban pada tiang menggunakan perolehan gaya terbesar
yang terjadi pada tiang desain 2 sebesar -599,195 kN hasil output Plaxis 3D.
Pemodelan tiang tunggal desain 2 pada Plaxis 2D dapat dilihat pada Gambar 5.39.
Output fondasi tiang desain 2 dapat dilihat pada Gambar 5.40, Gambar 5.41,
Gambar 5.42 dan Gambar 5.43.
71
Gambar 5.39 Pemodelan Tiang Fondasi Desain 2
Gambar 5.40 Deformed Mesh Tiang Tunggal Fondasi Desain 2
Kedalaman 6 m dengan Plaxis 2D
Gambar 5.41 SF Tiang Tunggal Fondasi Desain 2 Kedalaman 6 m
dengan Plaxis 2D
Clayey Silt
Sandy Gravel
72
Gambar 5.42 Deformed Mesh Tiang Tunggal Fondasi Desain 2
Kedalaman 12 m dengan Plaxis 2D
Gambar 5.43 SF Tiang Tunggal Fondasi Desain 2 Kedalaman 12 m
dengan Plaxis 2D
5.7.2.4 Desain 3
Fondasi desain 3 dimodelkan dengan tiang tunggal dengan kedalaman berbeda
pada 6 m dan 12 m. Input beban pada tiang menggunakan perolehan gaya terbesar
yang terjadi pada tiang desain 3 sebesar -636,912 kN hasil output Plaxis 3D.
Pemodelan tiang tunggal desain 3 pada Plaxis 2D dapat dilihat pada Gambar 5.44.
Output fondasi tiang desain 3 dapat dilihat pada Gambar 5.45, Gambar 5.46,
Gambar 5.47 dan Gambar 5.48.
73
Gambar 5.44 Pemodelan Tiang Fondasi Desain 3
Gambar 5.45 Deformed Mesh Tiang Tunggal Fondasi Desain 3
Kedalaman 6 m dengan Plaxis 2D
Gambar 5.46 SF Tiang Tunggal Fondasi Desain 2 Kedalaman 6 m
dengan Plaxis 2D
Clayey Silt
Sandy Gravel
74
Gambar 5.47 Deformed Mesh Tiang Tunggal Fondasi Desain 3
Kedalaman 12 m dengan Plaxis 2D
Gambar 5.48 SF Tiang Tunggal Fondasi Desain 2 Kedalaman 12 m
dengan Plaxis 2D
75
5.7.2.5 Rekapitulasi Perolehan SF
Hasil rekapitulasi perolehan SF tiang tunggal pada desain fondasi dapat dilihat
pada Tabel 5.9 dibawah ini.
Tabel 5.9 Rekapitulasi SF Tiang Tunggal Fondasi Eksisting dan Desain
Baru
Perolehan β π΄ππ Tiang Plaxis 2D
Eksisting
Sandy
Gravel
Eksiting
Clayey
Silt
Desain 1 Desain 2 Desain 3
Beban Input,
kN -516,889 -393,489 -559,195 -636,912
Tiang 6 m 2,98 1,51 3,56 2,90 2,81
Tiang 12 m - - 6,65 4,89 4,68
5.8 Perhitungan Kapasitas Dukung Fondasi
5.8.1 Program Plaxis
1. Fondasi Eksisting
a. Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Pada Tanah Sandy Gravel
Diketahui :
q terbesar : -516,889 kN
β ππ π tiang : 2,98
1) Qult1 = q terbesar x β ππ π tiang
= -516,889 x 2,98
= 1.540,33 kN
Pada Tanah Clayey Silt
Diketahui :
q terbesar : -516,889 kN
β ππ π tiang : 1,51
2) Qult2 = q terbesar x β ππ π tiang
= -516,889 x 1,51
= 780,50 kN
76
b. Kapasitas Dukung Izin Tiang Tunggal
Pada Tanah Sandy Gravel
1) Qall1 = Qult1 / SF
= 1.540,33 / 2
= 770,16 kN
Pada Tanah Clayey Silt
2) Qall2 = Qult2 / SF
= 780,50 / 2
= 390,25 kN
c. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
Diketahui :
n tiang pada tanah sandy gravel = 35
n tiang pada tanah clayey silt = 32
1) Qgrup
Qgrup1 = Qall1 x n tiang
= 770,16 x 35
= 26.955,76 kN
Qgrup2 = Qall2 x n tiang
= 390,25 x 32
= 12.488,04 kN
Total Qgrup = Qg1 + Qg2
= 26.955,76 + 12.488,04
= 39.443,80 kN
77
2. Fondasi Desain 1
a. Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Panjang Tiang 6 m
Diketahui :
q terbesar : -393,489 kN
β ππ π tiang : 3,56
1) Qult1 = q terbesar x β ππ π tiang
= -393,489 x 3,56
= 1.400,82 kN
Panjang Tiang 12 m
Diketahui :
q terbesar : -393,489 kN
β ππ π tiang : 6,65
2) Qult2 = q terbesar x β ππ π tiang
= -393,489 x 6,65
= 2.616,70 kN
b. Kapasitas Dukung Izin Tiang Tunggal
Panjang Tiang 6 m
1) Qall1 = Qult1 / SF
= 1.400,82 / 2
= 700,41 kN
Panjang Tiang 12 m
2) Qall2 = Qult2 / SF
= 780,50 / 2
= 1.308,35 kN
c. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
Diketahui :
n tiang 6 m = 35
n tiang 12 m = 32
78
Qgrup1 = Qa1 x n tiang
= 700,41 x 35
= 24.514,36 kN
Qgrup2 = Qa2 x n tiang
= 1.308,35 x 32
= 41,867,23 kN
Total Qgrup = Qg1 + Qg2
= 24.514,36 + 41,867,23
= 66.381,59 kN
SF Manual = Total Qg / Ptotal
= 66.381,59 / 25.000
= 2,66
3. Fondasi Desain 2
a. Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Panjang Tiang 6 m
Diketahui :
q terbesar : -559,195 kN
β ππ π tiang : 2,9
1) Qult1 = q terbesar x β ππ π tiang
= -559,195 x 2,9
= 1.621,67 kN
Panjang Tiang 12 m
Diketahui :
q terbesar : -559,195 kN
β ππ π tiang : 4,89
2) Qult2 = q terbesar x β ππ π tiang
= -559,195 x 4,89
= 2.734,46 kN
79
b. Kapasitas Dukung Izin Tiang Tunggal
Panjang Tiang 6 m
1) Qall1 = Qult1 / SF
= 1.621,67 / 2
= 810,83 kN
Panjang Tiang 12 m
2) Qall2 = Qult2 / SF
= 2.734,46 / 2
= 1.367,23 kN
c. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
n tiang 6 m = 25
n tiang 12 m = 22
Qgrup1 = Qa1 x n tiang
= 810,83 x 25
= 20.270,82 kN
Qgrup2 = Qa2 x n tiang
= 1.367,23 x 22
= 30.079,19 kN
Total Qgrup = Qg1 + Qg2
= 20.270,82 + 30.079,19
= 50.349,92 kN
SF Manual = Total Qg / Ptotal
= 50.349,92 / 25.000
= 2,01
80
3. Fondasi Desain 3
a. Kapasitas Dukung Tiang Tunggal
Panjang Tiang 6 m
Diketahui :
q terbesar : -636,912 kN
β ππ π tiang : 2,81
1) Qult1 = q terbesar x β ππ π tiang
= -636,912 x 2,81
= 1.789,72 kN
Panjang Tiang 12 m
Diketahui :
q terbesar : -636,912 kN
β ππ π tiang : 4,68
2) Qult2 = q terbesar x β ππ π tiang
= -636,912 x 4,68
= 2.980,75 kN
b. Kapasitas Dukung Izin Tiang Tunggal
Panjang Tiang 6 m
1) Qall1 = Qult1 / SF
= 1.789,72 / 2
= 894,86 kN
Panjang Tiang 12 m
2) Qall2 = Qult2 / SF
= 2.980,75 / 2
= 1.490,37 kN
c. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
n tiang 6 m = 21
n tiang 12 m = 20
81
Qgrup1 = Qa1 x n tiang
= 894,86x 21
= 18.792,09 kN
Qgrup2 = Qa2 x n tiang
= 1.490,37 x 20
= 29.807,48 kN
Total Qgrup = Qg1 + Qg2
= 18.792,09 + 29.807,48
= 48.599,57 kN
SF Manual = Total Qg / Ptotal
= 48.599,57 / 25.000
= 1,94
Hasil perhitungan secara keseluruhan desain baru akan disajikan pada Tabel
5.10 untuk kapasitas dukung tiang tunggal dan Tabel 5.11 untuk kapasitas
kelompok tiang.
Tabel 5.10 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Tiang Tunggal dengan Plaxis
Desain 1 (0,25 m) Desain 2 (0,30 m) Desain 3 (0,35 m)
6 m 12 m 6 m 12 m 6 m 12 m
Msf 3.56 6.65 2.9 4.89 2.81 4.68
Qult, kN 1.400,82 2.616,7 1621.67 2.734,46 1.789.72 2.980,75
Qall, kN 700,41 1.308,35 810,83 1,367,23 894,86 1.490,37
Tabel 5.11 Rekapitulasi Kapasitas Dukung Kelompok Tiang dengan Plaxis
Desain 1
(0,25 m)
Desain 2
(0,30 m)
Desain 3
(0,35 m)
6 m 12 m 6 m 12 m 6 m 12 m
n
tiang 35 32 25 22 21 20
Qg,
kN 24.514,36 41.867,23 20.270,82 30.079,10 19.792,09 29.807,48
Qg
Total,
kN
66.381,59 50.349,92 48.599,57
82
5.8.2 Metode Meyerhof
1. Tiang Pancang Eksisting
Diketahui :
Dimensi tiang = 0,25 m x 0,25 m
Total jumlah tiang = 67 tiang
Banyak tiang pada sandy gravel = 35 tiang
Banyak tiang yang clayey silt = 32 tiang
Total beban = 33.300 kN
Data CPT S1 untuk sandy gravel
Data CPT S2 untuk clayey silt
a. Kapasitas Dukung Ujung Tiang
1) Pada Tanah Sandy Gravel
qc berdasarkan data sondir S1 dibawah 3,8 m sudah mencapai tanah
keras, sehingga untuk perhitungan desain tiang 6 m nilai qc rata-rata
diambil 150 kg/cm2.
qc = 15.000 kN/m2
fb = π1. π1. ππ
= 1 x 1. 15.000
= 15.000 kPa
Ap = 0,25 x 0,25
= 0,0625 m2
Qb = 15.000 x 0,0625
= 937,50 kN
2) Pada Tanah Clayey Silt
qc berdasarkan data sondir S2 qc rata-rata diambil 4D diatas tiang dan
1D di bawah tiang.
qc = 8.958 kN/m2
fb = π1. π1. ππ
= 1 x 1. 8.958
= 8.958 kPa
83
Ap = 0,25 x 0,25
= 0,0625 m2
Qb = 8.958 x 0,0625
= 559,88 kN
b. Kapasitas Dukung Selimut Tiang
1) Pada Tanah Sandy Gravel
qc rata-rata sepanjang kedalaman tiang diperoleh qc = 65,95 kg/cm2.
Kc = 0,005
fs = Kc x qc rata-rata
= 0,005 x 65,95
= 0,3297 kg/cm2 = 32,97 kPa
As = K x L
= 4 x 0,25 x 6
= 6 m2
Qs = As. fs
= 6 x 32,97
= 197,84 kN
2) Pada Tanah Clayey Silt
qc rata-rata sepanjang kedalaman tiang diperoleh qc = 61,1 kg/cm2.
Kc = 0,005
fs = Kc x qc rata-rata
= 0,005 x 61,1
= 0,3055 kg/cm2 = 30,55 kPa
As = K x L
= 4 x 0,25 x 6
= 6 m2
84
Qs = As. fs
= 6 x 30,55
= 183,30 kN
c. Kapasitas Dukung Ultimit Tiang Tunggal
Pada Tanah Sandy Gravel
1) Qult1 = Qb + Qs
= 937,5 + 197,84
= 1.135,34 kN
Pada Tanah Clayey Silt
2) Qult2 = Qb + Qs
= 559,875 + 183,3
= 743,18 kN
d. Kapasitas Dukung Izin Tiang Tunggal
Qall1 = Qult1 / SF
= 1.135,34 / 2
= 567,67 kN
Qall2 = Qult2 / SF
= 743,18 / 2
= 371,59 kN
e. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
Qgrup1 = Qall1 x n total tiang
= 567,67 x 35
= 19.868,49 kN
Qgrup2 = Qall2 x n total tiang
= 371,59 x 32
= 11.890,80 kN
Total Qgrup = 31.759,29 kN < P total (33.300 kN) (Tidak Aman)
85
2. Tiang Pancang Desain 1
Diketahui :
Dimensi tiang = 0,25 m x 0,25 m
a. Kapasitas Dukung Ujung Tiang
1) Tiang 6 m
qc = 150 kg/cm2
fb = π1. π1. ππ
= 1 x 1. 150
= 15.000 kPa
Ap = 0,25 x 0,25
= 0,0625 m2
Qb = 15.000 x 0,0625
= 937,50 kN
2) Tiang 12 m
qc = 150 kg/cm2
fb = π1. π1. ππ
= 1 x 1. 150
= 15.000 kPa
Ap = 0,25 x 0,25
= 0,0625 m2
Qb = 15.000 x 0,0625
= 937,50 kN
b. Kapasitas Dukung Selimut Tiang
1) Tiang 6 m
qc rata-rata sepanjang kedalaman tiang diperoleh qc = 65,95 kg/cm2.
Kc = 0,005
fs = Kc x qc rata-rata
= 0,005 x 65,95
= 0,3297 kg/cm2 = 32,97 kPa
86
As = K x L
= 4 x 0,25 x 6
= 6 m2
Qs = As. fs
= 6 x 32,97
= 197,84 kN
2) Tiang 12 m
qc rata-rata sepanjang kedalaman tiang diperoleh qc = 76,575 kg/cm2.
Kc = 0,005
fs = Kc x qc rata-rata
= 0,005 x 76,575
= 0,383 kg/cm2 = 38,29 kPa
As = K x L
= 4 x 0,25 x 12
= 12 m
Qs = As. fs
= 12 x 38,29
= 459,45 kN
c. Kapasitas Dukung Ultimit Tiang Tunggal
Tiang 6 m
1) Qult1 = Qb + Qs
= 937,50 + 197,84
= 1.135,34 kN
Tiang 12 m
2) Qult2 = Qb + Qs
= 937,50 + 459,45
= 1.396,95 kN
87
d. Kapasitas Dukung Izin Tiang Tunggal
Qall1 = Qult1 / SF
= 1.135,34 / 2
= 567,67 kN
Qall2 = Qult2 / SF
= 1.396,95 / 2
= 698,48 kN
e. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
Diketahui :
Total jumlah tiang = 67 tiang
Banyak tiang 6 m = 35 tiang
Banyak tiang 12 m = 32 tiang
Total beban = 33.300 kN
Qgrup1 = Qall1 x n total tiang
= 567,67 x 35
= 19.868,49 kN
Qgrup2 = Qall2 x n total tiang
= 698,48x 32
= 22.351,20 kN
Total Qgrup = 42.219,69 kN
SF Manual = Total Qg / Ptotal
= 42.219,69 / 33.300
= 1,27
88
Perhitungan selanjutnya untuk desain 1 dan deain dua memiliki cara yang
sama, dengan begitu hasil perhitungan akan ditampilkan dengan rekapitulasi
perhitungan yang disajikan pada Tabel 5.12 untuk kapasitas dukung tiang tunggal
dan Tabel 5.13 untuk kapasitas kelompok tiang.
Tabel 5.12 Rekapitulasi Kapasitas Tiang Tunggal Metode Meyerhof
Desain 1 (0,25 m) Desain 2 (0,30 m) Desain 3 (0,35 m)
6 m 12 m 6 m 12 m 6 m 12 m
Qb, kN 937,50 937,50 1.350 1.350 1.837,50 1.837,50
Qs, kN 197,84 459,45 237,41 551,34 276,98 643,23
Qu, kN 1.135,34 1.396,95 1.587,41 1.901,34 2.114,48 2.480,73
Qall, kN 567,67 698,48 793,71 950,67 1.057,24 1.240,37
Tabel 5.13 Rekapitulasi Kapasitas Kelompok Tiang Metode Meyerhof
Desain 1
(0,25 m)
Desain 2
(0,30 m)
Desain 3
(0,35 m)
6 m 12 m 6 m 12 m 6 m 12 m
n
tiang 35 32 25 22 21 20
Qg,
kN 19.868,49 22.351,20 19.842,63 20.914,74 22.202,03 24.807,30
Qg
Total,
kN
42.219,69 40.757,37 47.009,33
89
5.9 Penurunan Fondasi Kelompok
5.9.1 Hasil Plaxis 3D
Dalam kelompok tiang (pile group) ujung atas tiang-tiang tersebut
dihubungkan satu dengan yang lain dengan poer yang kaku, sehingga merupakan
satu kesatuan yang kokoh (Hardiyatmo, 2010). Poer ini diharapkan bila kelompok
tiang tersebut dibebani secara merata akan terjadi settlement yang merata pula,
penuruan kelompok tiang selalu lebih besar dari pada penurunan sendiri terhadap
beban yang sama, dengan beban yang sama penurunan kelompok tiang akan lebih
besar bila jumlah bertambah. Batas β batas penurunan maksimum yang disyaratkan
menurut Skempton dan McDondald dapat dilihat pada Tabel 5.14
Tabel 5.14 Batas Penurunan Maksimum
(Skempton dan MacDonald, 1955)
Jenis fondasi Batas penurunan
maksimum
(mm)
Fondasi terpisah pada tanah lempung
Fondasi terpisah pada tanah pasir
Fondasi rakit pada tanah lempung
Fondasi rakit pada tanah pasir
65
40
65-100
40-65
Sumber : Hardiyatmo (2010)
Penurunan kelompok tiang hasil desain fondasi pada program Plaxis 3D
Foundation dapat dilihat pada Gambar 5.49, Gambar 5.50, dan Gambar 5.51.
1. Desain 1
Gambar 5.49 Penurunan Fondasi Kelompok Tiang Desain 1 pada
Plaxis 3D
90
2. Desain 2
Gambar 5.50 Penurunan Fondasi Kelompok Tiang Desain 2 pada
Plaxis 3D
3. Desain
Gambar 5.51 Penurunan Fondasi Kelompok Tiang Desain 3 pada
Plaxis 3D
91
Hasil penurunan fondasi kelompok pada program Plaxis 3D secara otomatis
mucul pada output setelah fondasi dimodelkan dan dikalkulasi, berdasarkan
ketentuan penurunan yang terdapat pada Tabel 5.14 bahwa penurunan pada fondasi
raft untuk tanah pasir sebesar 40-65 mm. Untuk hasil daripada penurunan itu sendiri
dapat dilihat pada Tabel 5.15, dimana penurunan pada desain 1 sampai 3 rata-rata
penurunannya < 40 mm sehingga penurunan yang terjadi masih aman.
Tabel 5.15 Hasil Penuruan Fondasi Kelompok Tiang pada Plaxis 3D
Desain Penurunan
(mm)
Keterangan
Desain 1 32,75 Memenuhi
Desain 2 35,38 Memenuhi
Desain 3 35,57 Memenuhi
92
5.9.2 Hasil Penurunan Berdasarkan Metode Meyerhof
Penurunan pada kelompok tiang dipengaruhi mekanisme pengalihan beban,
maka penyelesaian perhitungan penurunan hanya bersifat pendekatan rumus-rumus
teoritis. Perhitungan penurunan kelompok tiang berdasarkan uji sondir dapat
diketahui dengan persamaan berikut ini.
Sg = π.π΅π.πΌ
2ππ (5.1)
I = β1 β πΏ
8 . π΅π β β₯ 0,5
Sizin = 10 % . D Sg < S izin (5.2)
dengan :
q = Tekanan pada dasar fondasi,
Bg & Lg = Lebar dan panjang kelompok tiang,
qc = nilai konus kedalaman Bg, dan
I = faktor pengaruh > 0,5.
Berikut adalah contoh perhitungan penurunan fondasi kelompok tiang pada
desain 1.
1. Desain 1
Diketahui :
V = 33.300 kN
= 3.330.000 kg
n tiang = 67
Ukuran = 25 cm x 25 cm
qc = 150 kg/cm2
L raft = 2.050 cm
Perhitungan :
A ujung tiang = 67 x 25 x 25
= 41.875 cm2
qβ = π
π΄
= 3.330.000
41.875
= 79,522 kg/cm2
93
Perbandingan antara beban tiang dengan qc
Γ = πβ²
ππ
= 79,522
150
= 0,530
Tegangan dibawah pilecap (qβ)
qβ = π£
π΄ ππππ πππ βπ΄ π’ππ’ππ π‘ππππ
= 3.330.000
0,25 π₯ π π₯ (2.050)2 β41.875
= 1,022 kg/cm2
Tekanan pada dasar fondasi (q)
q = Γ x qβ
= 0,530 x 1,022
= 0,54166 kg/cm2
Penurunan fondasi kelompok tiang
Sg = 0,54166 π₯ 2050 π₯ 0,875
2 π₯ 150
= 3,24 cm > S izin 2,5 cm (tidak memenuhi)
Berikut adalah hasil penurunan kelompok tiang masing-masing desain, dapat
dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16 Hasil Penuruan Fondasi Kelompok Tiang dengan Metode
Meyerhof
Desain Penurunan
(mm)
S izin (mm)
10% D
Keterangan
Desain 1 32,4 25 Tidak Memenuhi
Desain 2 32 30 Tidak Memenuhi
Desain 3 27 35 Memenuhi
94
5.10 Analisis Kekuatan Tiang Pancang
Pada perencanaan fondasi, mutu beton tiang pancang yang digunakan berupa
K-350, dimensi tiang adalah 0,25 m. Kekuatan tiang desain 1 dapat dihitung dengan
rumus berikut ini.
Ο = P/A < Οijin
dengan :
P = 393,489 kN (beban terbesar yang diterima satu tiang pada Plaxis)
A = D2 = 0,252 = 0,0625 m2
Ο = P/A
= 393,489 / 0,0625
= 6295,84 kN/m2
= 62,9584 kg/cm2
Οijin = K-350
= 350 x 0,83
= 290,5 kg/cm2
Ο = 62,96 kg/cm2 < Οijin = 290,5 kg/cm2 (AMAN)
Berikut adalah hasil rekapitulasi analisis kekuatan tiang pancang masing-
masing desain, dapat dilihat pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17 Rekapitulasi Hasil Analisis Kekuatan Tiang Pancang
Desain 1 Desain 2 Desain 3
Pmax (kN) 393,489 636,912 636,912
A (m2) 0,0625 0,09 0,1225
Οterjadi (kg/cm2) 62,958 66,577 51,993
Οijin (kg/cm2) 290,5 290,5 290,5
Cek AMAN AMAN AMAN
95
5.11 Pembahasan
5.11.1 Kapasitas Dukung Fondasi Eksisting dengan Plaxis
Desain fondasi eksisting dimodelkan menggunakan program Plaxis 3D
Foundation. Fondasi tiang menggunakan tiang pancang berbentuk bujur sangkar
dengan ukuran 0,25 m x 0,25 m dan panjang 5,5 m tertancap pada tanah clayey silt
dan sandy gravel. Nilai terbesar yang diterima tiang akibat beban aksial sebesar -
516,89 kN dengan pemodelan ulang menggunakan Plaxis 2D diperoleh SF sebesar
2,98 pada tiang di tanah sandy gravel dan 1,51 pada tiang di tanah untuk clayey silt.
Sejalan dengan Komarudin (2016), jika ditinjau dari faktor amannya didapat antara
1,2 β 5,6 masih memasukin rata-rata nilai yang sesuai.
Hasil SF dari Plaxis diperoleh perhitungan kapasitas dukung tiang tunggal
pada tanah sandy gravel Qult1 sebesar 1.540,33 kN, pada tanah clayey silt Qult2
sebesar 780,50 kN, dan kapasitas dukung kelompok fondasi Qgrup sebesar
34.631,63 kN > 25.000 (beban total), akan tetapi apabila dilihat dari hasil program
dapat dilihat pada Gambar 5.7 dan Gambar 5.8 setelah fondasi mengalami
pembebanan respon yang terjadi berupa sebagian besar gaya menuju ke arah yang
tanah kerasnya lebih dalam sehingga tanah mengalami deformasi (penurunan)
seolah-olah bangunan timpang ditambah terjadinya penjembulan yang diakibatkan
perlawanan tekanan tanah pasif.
5.11.2 Kapasitas Dukung Fondasi Eksisting dengan Metode Meyerhof
Hasil kapasitas dukung tiang tunggal pada tanah sandy gravel diperoleh Qult1
sebesar 1.135,34 kN, pada tanah clayey silt diperoleh Qult2 sebesar 743,18 kN,
sejalan dengan Komarudin (2016) yang juga melakukan perhitungan statis
menggunakan rumus empiris salah satunya dengan metode Meyerhof diperoleh
kapasitas dukung tiang di tanah sandy gravel Qult1 sebesar 1.135,34 kN dan pada
tanah clayey silt Qult2 sebesar 743,175 kN. Sedangkan hasil kapasits dukung Qgrup
total diperoleh nilai sebesar 31.759,29 kN < 33.300 kN (P total) sehingga pondasi
eksisting tidak aman.
96
5.11.3 Kapasitas Dukung Beberapa Variasi Ukuran Menggunakan Plaxis
1. Desain 1
Desain 1 didesain sama dengan fondasi eksisting dengan perbedaan
penambahan panjang tiang pada tanah clayey silt sepanjang 1 segmen. Hasil dari
Plaxis 3D menunjukkan seperti yang terlihat pada Gambar 5.13 dan Gambar
5.14 bahwa setelah pile group mengalami pembebanan, adanya perbedaan hasil
yang terjadi berupa respon gaya yang tertumpu. Pada tampak atas terlihat pada
Gambar 5.13 terlihat semua gaya terhadap beban aksial mampu tertumpu oleh
tiang sehingga arah gaya tidak menuju ke arah yang tanah kerasnya lebih dalam.
Total q terbesar yang diterima tiang hasil Plaxis 3D sebesar -393,489 kN,
tahapan selanjutnya berupa pemodelan ulang satu tiang menggunakan Plaxis 2D
untuk mendapatkan nilai SF. Kapasitas dukung tiang tunggal 6 m Qult1 sebesar
1.400 kN, kapasitas dukung tiang tunggal 12 m Qult2 sebesar 2616,72 kN, dan
kapasitas dukung total kelompok tiang Qgrup sebesar 66.381,59 kN > 25.000
kN (P total) sehingga perencanaan fondasi aman.
2. Desain 2
Desain 2 dilakukan variasi dimensi menjadi 0,3 m x 0,3 m dengan panjang
tiang yang sama 6 m dan 12 m, dengan total 47 tiang. Output untuk desain 2
berupa respon yang sama dengan desain sebelumnya dimana gaya akibat
pembebanan mampu tertumpu pada fondasi, dan gaya yang diterima oleh
fondasi tidak lari menuju ke arah yang tanah kerasnya lebih dalam. Perolehan q
terbesar pada tiang akibat gaya aksial sebesar -599,195 kN, dengan perolehan ini
tiang dimodelkan ulang pada Plaxis 2D untuk mendapatkan nilai SF desain dua.
Hasil kapasitas dukung tiang tunggal 6 m dan 12 m berturut-turut diperoleh Qult1
sebesar 1.621,66 kN, Qult2 sebesar 2.734,46 kN, sedangkan kapasitas dukung
total kelompok tiang Qgrup didapat 50.349,92 kN > 25.000 (P total) sehingga
perencanaan aman.
97
3. Desain 3
Desain 3 dilakukan variasi dimensi menjadi 0,35 m x 0,35 m, panjang tiang
6 m dan 12 m, dengan total tiang sebanyak 41. Perolehan q terbesar pada tiang
akibat beban aksial pada Plaxis 3D sebesar -636,912, dengan perolehan ini tiang
dimodelkan ulang pada Plaxis 2D untuk mendapatkan nilai SF desain tiga. Hasil
kapasitas dukung tiang tunggal 6 m dan 12 m berturut-turut Qult1 sebesar
1.789,72 kN, Qult2 sebesar 2.980,75 kN, sedangkan kapasitas dukung total
kelompok tiang Qgrup didapat 48.599,57 kN > 25.000 (P total) sehingga
perencanaan fondasi aman.
Hasil rekapitulasi perhitungan kapasitas dukung dengan Plaxis dapat dilihat
pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18 Rekapitulasi Perhitungan dengan Program Plaxis
Desain 1
(0,25 m)
Desain 2
(0,30 m)
Desain 3
(0,35 m)
6 m 12 m 6 m 12 m 6 m 12 m
Qult,
kN 1.400,82 2616.70 1621.67 2734.46 1789.72 2980.75
Qall,
kN 700,41 1308.35 810.83 1367.23 894.86 1490.37
Qg,
kN 24.514,36 41.867,23 20.270,82 30.079,10 18.792,09 29807.48
Qg
Total,
kN
66.381,59 50.349,92 48.599,57
Cek Aman Aman Aman
98
5.11.4 Kapasitas Dukung Beberapa Variasi Ukuran Menggunakan Metode
Meyerhof
Analisa kapasitas dukung dengan metode Meyerhof digunakan sebagai
crosscheck analisis hasil program, sehingga dapat diketahui perbedaan hasil yang
dikeluarkan program dan perhitungan manual. Hasil rekapitulasi desain baru
dengan metode Meyerhof dapat dilihat pada Tabel 5.19 di bawah ini.
Tabel 5.19 Rekapitulasi Analisis Manual dengan Metode Meyerhof
Metode Meyerhof
Desain 1 Desain 2 Desain 3
Dimensi (m) 0,25 x 0,25 0,3 x 0,3 0,35 x 0,35
n tiang (6 m) 35 25 21
n tiang (12 m) 32 22 20
n total (tiang) 67 47 41
Qult 6 m (kN) 1.135,34 1.587,41 2.114,48
Qult 12 m (kN) 1.396,95 1.901,34 2.480,73
Qall 6 m (kN) 567,67 793,71 1.057,24
Qall 12 m (kN) 698,48 950,67 1.240,34
Qgrup (kN) 42.219,69 40.757,37 47.009,33
Cek Aman Aman Aman
5.11.5 Perbandingan Kapasitas Dukung Tiang Eksisting dengan Alternatif Desain
Plaxis dan Meyerhof
1. Kapasitas Dukung Tiang Tunggal Eksisting
Kapasitas dukung tiang tunggal eksisting pada Plaxis diperoleh Qult1
sebesar 1.540,33 kN dan Qult2 sebesar 780,50 kN, sedangkan dengan metode
Meyerhof Qult1 sebesar 1.135,34 kN dan Qult2 sebesar 743,18 kN. Hasil masing-
masing kapasitas dukung tiang tunggal kedua metode tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara hasil analisis menggunakan program dengan
hasil analisis perhitungan manual.
99
2. Kapasitas Dukung Tiang Tunggal Desain Baru
Perbedaan kapasitas dukung tiang tunggal antara kedua metode pada desain
baru disajikan dalam bentuk tabel pada Tabel 5.20 dan gambar grafik pada
Gambar 5.52 berikut ini.
Tabel 5.20 Perbandingan Kapasitas Dukung Tiang Tunggal Desain
Baru dengan Program Plaxis dan Metode Meyerhof
Desain 1 Desain 2 Desain 3
Plaxis Meyerhof Plaxis Meyerhof Plaxis Meyerhof
Qult1 (6 m),
kN 1.400,82 1.135,34 1.621,67 1.587,41 1.789,72 2.114,48
Qult2 (12 m),
kN 2.616,72 1.396,95 2.734,46 1.901,34 2.980,75 2.480,73
Gambar 5.52 Kapasitas Dukung Ultimit Tiang Tunggal Desain Plaxis &
Meyerhof
Hasil kapasitas dukung dengan perbedaan dimensi ukuran menunjukkan
kapasitas dukung yang bervariasi. Ketika desain fondasi direncanakan melalui
beberapa variasi seperti membedakan dimensi ukuran, panjang tiang, dan total
banyak tiang yang digunakan pada masing-masing desain maka output yang
dihasilkan juga berbeda-beda ditinjau dari kapasitas dukung tiangnya. Semakin
besar dimensi tiang semakin sedikit jumlah tiang yang digunakan, semakin panjang
tiang itu tertumpu pada tanah keras maka semakin besar kapasitas dukung yang
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Desain 1 Desain 2 Desain 3
Qult
, kN
Meyerhof (6 m)
Meyerhof (12 m)
Plaxis 6 m
Plaxis 12 m
100
dihasilkan. Hal ini dikarenakan penampang tiang berpengaruh terhadap kapasitas
dukung ujung dan tahanan gesek tiang. Maka banyaknya trial and error pada kajian
kapasitas dukung fondasi ini membantu peneliti untuk dapat memilih desain yang
sesuai. Sejalan dengan Hariska (2011) yang meneliti tentang kapasitas dukung
dengan dua variasi ukuran tiang bor 800 dan 900 mm juga menyimpulkan hal yang
sama, yaitu semakin besar dimensi tiang maka kapasitas dukung yang diperoleh
semakin tinggi.
Komarudin (2016) juga meneliti hal yang sama menggunakan pembanding
antara program dan perhitungan manual menggunakan beberapa metode. Hasil
yang diperoleh menunjukkan hasil dimana kapasitas dukung tiang perhitungan
manual hasilnya selalu lebih besar dibandingan perhitungan keluaran program,
akan tetapi berbeda dengan hasil yang diperoleh peneliti pada Gambar 5.54 terlihat
bahwa perolehan kapasitas dukung perhitungan manual dan program menunjukkan
nilai yang bervariasi seperti nilai yang mendekati ataupun terdapat nilai yang lebih
tinggi. Hal ini tergantung pada metode perhitungan, atau paremeter yang ditinjau
dari masing-masing metode. Dilihat dari segi perbedaannya pada Plaxis beban
terbesar yang diterima muncul hasil beban terbesar akibat pada tiang, sedangkan
pada metode Meyerhof hasil perhitungan diperoleh dengan memperhitungkan
beban tiang yang diizinkan yang merupakan pembagi untuk menghitung jumlah
tiang terhadap beban rencana. Salah satu faktor terjadinya perbedaan hasil kapasitas
dukung fondasi dikarenakan pada metode Meyerhof tinjauan yang digunakan hanya
berupa tahanan gesek pada tiang dan tekanan ujung pada tiang saja, sedangkan
dengan Plaxis banyak parameter input yang dimasukkan sehingga kemungkinan
hasil yang dihasilkan lebih akurasi.
101
2. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
Perbandingan hasil desain baru untuk kapasitas dukung kelompok tiang dapat
dilihat pada Tabel 5.21 dan Gambar 5.53 berikut ini.
Tabel 5.21 Perbandingan Kapasitas Dukung Kelompok Tiang Desain Baru
dengan Program Plaxis dan Metode Meyerhof
Qgrup, kN
Desain 1 Desain 2 Desain 3
Plaxis Meyerhof Plaxis Meyerhof Plaxis Meyerhof
66.381,59 42.219,69 50.349,92 40.759,37 48.599,57 47.009,33
Gambar 5.53 Perbandingan Kapasitas Dukung Kelompok Tiang
Gambar 5.54 Perbandingan SF Manual Plaxis dan Meyerhof
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Desain 1 Desain 2 Desain 3
Qg, kN Meyerhof
Plaxis
0,00
1,00
2,00
3,00
Desain 1 Desain 2 Desain 3
SF
Plaxis
Mayerhof
102
Hasil kapasitas kelompok tiang dikatakan aman apabila hasil kapasitas
kelompok tiang sudah lebih besar dari beban total yang diterima. Beban total pada
Plaxis sebesar 25.000 kN. Perolehan kapasitas kelompok tiang desain 1, 2, dan 3
telah memenuhi syarat dikarenakan sudah lebih besar dari beban input, sedangkan
pada metode Meyerhof beban total yang diberikan sebesar 33.300 kN semua desain
kapasitas dukung kelompok tiangnya juga sudah lebih besar. Dilihat dari faktor
aman manual sebagai pembanding antara perolehan kapasitas dukung kelompok
tiang dengan beban input dapat dilihat pada Gambar 5.54 nilai SF manual memiliki
nilai yang bervariasi pada program Plaxis SF hampir dua kali lebih besar
dibandingkan SF Meyerhof, akan tetapi semua desain telah memenuhi syarat karena
perbandingan beban yang diberikan dengan beban yang didukung sudah beberapa
kali lebih besar.
5.11.6 Penurunan Fondasi Kelompok Tiang Pada Plaxis dan Meyerhof
Hasil penurunan atau displacement kelompok tiang pada Plaxis bisa dilihat
pada Gambar 5.49 untuk desain 1, Gambar 5.50 untuk desain 2, dan Gambar 5.51
untuk desain 3 dengan perolehan masing-masing total penurunan kelompok tiang
sebesar 32,75 mm, 35,38 mm, dan 35,57 mm. Penurunan terbesar terdapat pada
tanah bagian kiri dengan jenis tanah clayey silt. Berdasarkan ketentuan penurunan
fondasi raft yang tertera pada Tabel 5.14, penurunan fondasi raft ketiga desain
masih memenuhi persyaratan dengan perolehan rata-rata kurang dari 40 mm β 65
mm.
Hasil penurunan fondasi kelompok tiang berdasarkan metode Meyerhof
diperoleh hasil desain 1 dengan penurunan sebesar 32,4 mm, desain 2 sebesar 32
mm, dan desain 3 sebesar 27 mm. Syarat penurunan kelompok tiang izin 10% dari
diameter tiang, hanya desain 3 saja yang memenuhi persyaratan, desain lainnya
tidak memenuhi persayaratan akan tetapi nilainya tidak terlalu jauh dari S izin.
103
5.11.7 Alternatif Desain yang Dipilih
Setelah dilakukan 3 kajian kapasitas dukung dengan berbagai macam trial
and error penulis merekomendasikan alternatif desain yang dipilih adalah desain 3,
desain dengan ukuran tiang 0,35 m x 0,35 m dengan total 41 tiang. Berdasarkan
perhitungan Plaxis dan Meyerhof desain 3 memiliki nilai kapasitas dukung paling
tinggi baik kapasitas dukung tiang tunggal maupun kapasitas kelompok tiang
sehingga kerja tiang lebih efektif. Kapasitas dukung tiang kelompok dinyatakan
aman apabila sudah lebih besar dari beban yang terjadi. Pertimbangan lainnya
berupa perolehan SF manual yang mendekati sama antara masing-masing desain
Plaxis maupun Meyerhof, desain 3 hanya membutuhkan jumlah tiang yang lebih
sedikit (lebih ekonomis dibandingkan dengan desain 1 dan desain 2). Dilihat dari
penurunan kelompok tiang pada Plaxis 3D dan Meyerhof desain 3 sudah memasuki
nilai persyaratan masing-masing dengan penurunan Plaxis sebesar 35,57 mm
Meyerhof sebesar 27 mm, dan terakhir kapasitas dukung fondasi tiang juga
ditentukan oleh kemampuan material tiang untuk menahan beban struktural. Desain
3 diperoleh hasil kemampuan material tiang sebesar 51,993 kg/cm2 sudah lebih
kecil dari tegangan izin dengan mutu K-350 sebesar 297,5 kg/cm2.