perencanaan dan pengembangan pembelajaran …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran...

71
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MENGEMBANGKAN TES BERDASARKAN KRITERIADosen Pengampu: MAHARANI IZZATIN, M.Pd Disusun Oleh: 1. SULISTYASNINGSIH 2. HERIANSYAH 3. PUTRIYANTI 4. MUHAIMINA SA’ADAH HELVY EFFENDI 5. NURUL AKSAR (1640604023) (1640604035) (1640604037) (1640604055) (15601040004) JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2018

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

1

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

“MENGEMBANGKAN TES BERDASARKAN KRITERIA”

Dosen Pengampu:

MAHARANI IZZATIN, M.Pd

Disusun Oleh:

1. SULISTYASNINGSIH

2. HERIANSYAH

3. PUTRIYANTI

4. MUHAIMINA SA’ADAH HELVY EFFENDI

5. NURUL AKSAR

(1640604023)

(1640604035)

(1640604037)

(1640604055)

(15601040004)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2018

Page 2: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,

Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini

dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi

pembaca dalam memahami maksud dari Mengembangkan Tes Berdasarkan Kriteria.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak

yang terlibat dalam penyusunan makalah Perencanaan dan Pengembangan

Pembelajaran:

1. Kepada Ibu Maharani Izzatin, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah.

2. Orang tua kami yang telah membantu dalam hal materiil sehingga makalah ini

dapat terselesaikan.

3. Teman-teman yang saling membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah

ini.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan

karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan

kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tarakan, Maret 2018

Penyusun

Page 3: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. ii

1. 1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

1. 2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2

1. 3 Tujuan ........................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 1

2.1 Konsep Tes Berdasarkan Kriteria ................................................................................................. 1

2.2 Tiga Jenis Tes Berdasarkan Kriteria (Criterion Referenced Test) dan

Penggunaannya ..................................................................................................................................... 1

2.3 Merancang Tes .......................................................................................................................... 5

2.4 Menentukan Tingkat Penguasaan............................................................................................ 5

2.6 Mengurutkan Item Tes ............................................................................................................. 8

2.7 Evaluasi Tes dan Item Tes ........................................................................................................ 9

2.8 Pengembangkan Instrumen Untuk Mengukur Kinerja, Hasil dan Perilaku ...................... 10

2.9 Tes Berdasarkan Kriteria dan Tes Beracuan Norma ........................................................... 15

2.10 Contoh Penerapan Dalam Pengembangan Tes Berdasarkan Kriteria................................ 16

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................. 18

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 18

3.2 Saran ........................................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 19

Page 4: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, tes di kelas telah berperan sangat berbeda.

Beberapa perubahan ini dapat dikaitkan dengan dampak dari tujuan perilaku.

Karena banyaknya penekanan pada perilaku eksplisit bahwa siswa harus

menunjukkan, sehingga memperjelas bahwa sistem evaluasi yang baik adalah

sistem evaluasi yang mengukur perilaku – perilaku tertentu. Tes yang dirancang

untuk mengukur seperangkat tujuan eksplisit disebut tes berdasarkan kriteria

(criterion referenced test).

Selama ini tes merupakan alat ukur yang sering digunakan untuk

mengukur keberhasilan siswa atau pembelajar dalam rangka mencapai

kompetensi. Dalam kasus tertentu sering kali hasil tes digunakan sebagai satu-

satunya kriteria keberhasilan. Suatu tes yang telah tersusun tergolong kepada tes

yang baik. Hendaklah tes itu dinilai terlebih dahulu. Sederetan tes yang telah

disusun, siap digunakan alat pengukur hasil belajar siswa atau pelajar. Tes yang

telah disusun tersebut telah memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan atau tes

yang telah memiliki kualitas tinggi, sehingga menjadi alat penilaian yang tepat

dan akurat. Hasil dari tes acuan berdasarkan kriteria yang memberikan indikasi

instruktur seberapa baik pelajar mampu mencapai setiap tujuan pembelajaran, dan

mengindikasikan komponen mana dari pembelajaran yang bisa berjalan dengan

baik, dan komponen mana yang perlu direvisi. Selain itu juga, tes berdasarkan

kriteria memungkinkan pelajar untuk mereflesikan diri untuk menilai hasil kerja

mereka sendiri.

Seringkali dalam proses belajar mengajar, aspek evaluasi hasil belajar ini

diabaikan. Artinya, guru atau instruktur terlalu memperhatikan saat yang

bersangkutan memberikan pelajaran saja. Perkuliahan atau pelajaran memang

berjalan baik, praktikum berjalan rapi, namun saat membuat soal ujian atau soal

praktikum, guru sudah tidak lagi melihat kriteria yang pernah dibuatnya.

Page 5: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

2

Akibatnya, soal ujian yang dibuat sangat sulit untuk dikerjakan oleh siswa

sehingga proses penilaiaan pun tidak maksimal. Artinya guru membuat soal ujian

menjadi seadanya atau seingatnya saja, tanpa harus memenuhi kriteria pembuatan

soal ujian yang baik dan benar. Misalnya apakah soal ujian tersebut sudah sesuai

dengan kriteria juga memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis tes berdasarkan kriteria?

2. Bagaimana cara merancang tes?

3. Bagaimana cara menentukan tingkat penguasaan siswa?

4. Bagaimana cara menulis tes item?

5. Bagaimana cara mengurutkan item tes?

6. Bagaimana cara melakukan evaluasi tes dan item tes?

7. Bagaimana cara mengembangkan instrumen untuk mengukur kinerja, hasil

dan perilaku?

8. Apa perbedaan antara tes berdasarkan kriteria dan tes beracuan norma?

9. Apa saja contoh penerapan dalam pengembangan tes berdasarkan kriteria?

1. 3 Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis tes berdasarkan kriteria

2. Untuk mengetahui cara merancang tes

3. Untuk mengetahui cara menentukan tingkat penguasaan siswa

4. Untuk mengetahui cara menulis tes item

5. Untuk mengetahui cara mengurutkan item tes

6. Untuk mengetahui cara melakukan evaluasi tes dan item tes

7. Untuk mengetahui cara mengembangkan instrumen untuk mengukur kinerja,

hasil dan perilaku

8. Untuk mengetahui perbedaan antara tes berdasarkan kriteria dan tes beracuan

norma

9. Untuk mengetahui contoh penerapan dalam pengembangan tes berdasarkan

kriteria

Page 6: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Tes Berdasarkan Kriteria

Ada dua pemaknaan istilah kriteria (criterion) yang digunakan ketika mengacu

pada soal tes berdasarkan kriteria (criterion referenced test). Pertama, mengacu

pada hubungan antara tujuan kinerja dan soal tes. Jika siswa menunjukkan

perilaku yang memadai seperti yang dinyatakan dalam tujuan, maka mereka telah

mencapai kriteria pada tujuan itu. Kedua, istilah kriteria (criterion) berkaitan

dengan spesifikasi kinerja yang diperlukan untuk penguasaan, mencakup tolok

ukur seperti “siswa akan menjawab semua soal dengan benar", dan "siswa akan

membuat potongan dengan akurasi 5 derajat”.

Jenis spesifikasi kriteria dapat dibentuk dari satu soal tes tertulis untuk satu

tujuan perilaku. Beberapa soal tes tertulis untuk satu tujuan, atau beberapa soal tes

untuk banyak tujuan. Kejelasan dalam menetapkan tujuan dan kriteria untuk

mengukur kinerja diperlukan sebagai panduan untuk konstruksi tes yang

memadai.

2.2 Tiga Jenis Tes Berdasarkan Kriteria (Criterion Referenced Test) dan

Penggunaannya

Tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung mengukur istilah

patokan yang dideskripsikan dalam suatu perangkap tujuan khusus. Istilah

patokan (criterion) dipergunakan karena soal-soal tes merupakan rambu-rambu

untuk menentukan kelayakan penampilan siswa dalam tujuan, keberhasilan siswa

dalam tes ini menentukan apakah siswa telah mencapai tujuan khusus yang telah

ditentukan atau belum, tes acuan patokan (criterion-referenced test) disebut juga

tes acuan tujuan (objective-referenced test).

Page 7: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

2

Bagi seorang perancang pembelajaran harus mengembangkan butir tes

acuan patokan, karena hasil tes pengukuran tersebut berguna untuk: (1)

mendiagnosis dan menempatkannya dalam kurikulum; (2) menceking hasil

belajar dan menemukan kesalahan pengertian, sehingga dapat diberikan

pembelajaran remedial sebelum pembelajaran dilanjutkan; (3) menjadi dokumen

kemajuan belajar.

Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, Dick and Carrey (1985)

dalam Amiruddin (2016: 42-43) merekomendasikan tiga macam tes acuan

patokan, yaitu (1) Pretest merupakan tes acuan patokan untuk mengukur

keterampilan sebagaimana adanya pada permulaan pembelajaran, (2) embedded

test, (3) post test

1. Pretest

Menurut Dick and Carrey (1985) dalam Amiruddin (2016: 43) Pretes

merupakan tes berdasarkan kriteria yang berguna bagi keperluan tujuan yang

telah dirancang sehingga diketahui sejauh mana pengetahuan anak didik

terhadap semua keterampilan yang berada di atas batas, yakni keterampilan

prasyarat. Maksud dari pretes ini bukanlah untuk menentukan nilai akhir

(perolehan belajar) tetapi lebih mengenal profil anak didik berkenaan analisis

pembelajaran. Pretest dapat terdiri dari soal yang mengukur keterampilan

prasyarat dan soal yang menguji keterampilan yang akan diajarkan dalam

pembelajaran. Soal kemampuan awal untuk pretest didasarkan pada tujuan

untuk siswa yang keterampilannya di bawah standar pada setiap grafik

analisis pembelajaran.

Pretest juga mengukur keterampilan – keterampilan yang akan diajarkan

dalam pembelajaran. Biasanya termasuk satu atau lebih soal untuk setiap

keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis pembelajaran, termasuk

tujuan pembelajaran.

2. Embedded Tests

Tes sisipan (embedded Tests) merupakan tes berdasarkan kriteria yang

melayani dua fungsi penting, yaitu (1) mengetes setelah satu atau dua tujuan

Page 8: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

3

pembelajaran diajarkan, sebelum pasca-tes, (2) Untuk mengetes kemajuan

anak didik, sehingga dapat dilakukan perbaikan (remedial) yang dibutuhkan

sebelum pasca-tes yang lebih formal, (Dick and Carrey (1985) dalam

Amiruddin (2016: 43). Soal embedded tests seperti soal praktek tanpa umpan

balik. Soal ini hanya untuk kepentingan guru dalam menjawab pertanyaan

"Apakah siswa tahu bagaimana melakukan keterampilan ini segera setelah

itu diajarkan?" Jika soal embedded tests digunakan dengan informasi verbal,

akan menuntut siswa baik untuk mengingat informasi atau merujuk kembali

ke instruksi untuk menjawab pertanyaan. Masalahnya adalah bahwa guru

tidak tahu jika siswa hanya menebak jawabannya atau siswa memang ingat.

Soal embedded tests biasanya tidak digunakan untuk keterampilan

psikomotor, tetapi mungkin penting dalam beberapa jenis pembelajaran, agar

siswa berhenti di satu atau lebih point sehingga guru dapat memastikan

bahwa siswa mengikuti prosedur dengan benar. Hal ini berlaku khususnya

untuk setiap situasi yang berpotensi merugikan. Soal embedded tests akan

dibahas secara lebih rinci sebagai bagian dari strategi pembelajaran dan

evaluasi formatif.

3. Posttest

Pasca-tes atau postes; merupakan tes acuan patokan yang mencakup

seluruh tujuan pembelajaran yang mencerminkan tingkat perolehan belajar,

sehingga dengan demikian dapat diidentifikasi bagian-bagian mana di antara

tujuan pembelajaran yang belum tercapai, (Dick and Carrey (1985) dalam

Amiruddin (2016: 43).

Misalnya diterapkan pada mata kuliah perencanaan pengajaran, maka

untuk melaksanakan test entry behavioral dilaksanakan bersama-sama dengan

pretes, mengapa? Hal ini didasarkan pada dua alternatif, yaitu (1) kedua tes

tersebut sejauh mana keterampilan yang dimiliki si pembelajar sebelum

pembelajaran dimulai, sehingga bagi perancang dapat menentukan Star awal

pembelajarannya; (2) jam yang tersedia menurut kurikulum sangat terbatas

Page 9: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

4

mengingat jumlah sksnya hanya 3, sehingga jika dilakukan secara terpisah

dianggap merugikan jam pembelajaran.

Untuk keperluan pascates atau post test mata kuliah perencanaan

pengajaran yang dirancang dilakukan tiga kali pascatest, mengapa? Hal ini

disebabkan oleh mata kuliah permcanaan pembelajaran mempunyai pascates

30 soal. Sebagian besar tes tersebut adalah informasi verbal, sehingga si

belajar (mahasiswa) harus mengingat sejumlah konsep untuk keperluan

pensintesian jawaban, dalam hal ini apabila pascates dilakukan satu kali

diperhitungkan waktu yang tersedia (100 menit) tidak cukup. Mengapa bentuk

soal yang dibuat untuk keperluan pascates berbentuk esay? Hal ini sesuai

dengan mata kuliah perencanaan pembelajaran yang telah ditentukan pada

kurikulum, yaitu menganalisis, sehingga soal yang cocok untuk keperluan

menganalisis adalah soal dengan bentuk esay. Untuk mempelajari masing-

masing pokok bahasan mata kuliah Perencanaan Pengajaran dapat dilakukan

secara terpisah tanpa tergantung pada pokok bahasan yang lain, sehingga

pascates dapat dilakukan 3 (tiga) kali, bahkan lebih baik jika dilakukan tiap

satu pokok bahasan selesai diajarkan jika waktu yang tersedia pada kurikulum

memungkinkan.

Posttest harus menilai semua tujuan, dan terutama fokus pada tujuan

akhir. Sama seperti pretest, posttest mungkin cukup lama jika mengukur

semua keterampilan. Namun, tujuan dari posttest adalah untuk membantu

guru mengidentifikasi kompenen pembelajaran yang tidak bekerja. Jika

seorang siswa gagal untuk melakukan tujuan akhir, guru harus mampu

mengidentifikasi di bagian mana dalam proses pembelajaran siswa mulai

gagal untuk memahami pelajaran. Dengan memilah – milah soal pada

keterampilan pada posttest .

Jenis Tes Tujuan yang diuji

Pretest Kemampuan awal ( keterampilan prasyarat) dan

tujuan pembelajaran yang terpilih

Page 10: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

5

Embedded Test Tujuan pembelajaran yang terpilih

Posttest Semua tujuan pembelajaran

2.3 Merancang Tes

Guru menulis satu atau lebih soal tes untuk mewakili masing – masing tujuan

perilaku. Faktor penting adalah bahwa ada pertanyaan pada tes yang

berhubungan langsung ke masing – masing tujuan kinerja. Tujuan dalam domain

keterampilan intelektual umumnya memerlukan paper and pencil test, atau soal

yang membutuhkan produk atau kinerja tertentu. Hal ini relatif mudah untuk

menentukan pencapaian tujuan keterampilan intelektual. Pada tingkat yang lebih

tinggi keterampilan intelektual, lebih sulit untuk dinilai. Misal, jika tujuan

memerlukan siswar untuk menciptakan solusi unik atau produk, perlu untuk

menetapkan seperangkat kriteria yang dapat dikonversi ke daftar atau rating

skala yang dapat digunakan untuk menilai produk siswa.

Penilaian dalam domain sikap juga sulit. Tujuan afektif umumnya berkaitan

dengan sikap atau preferensi pembelajar. Biasanya tidak ada cara langsung untuk

mengukur sikap siswa, soal untuk tujuan sikap umumnya memerlukan bahwa

siswa menyatakan pilihan mereka atau guru mengamati perilaku siswa dan

menyimpulkan sikap mereka.

Soal untuk tujuan dalam domain psikomotorik tidak sama dengan informasi

verbal atau keterampilan intelektual. Biasanya siswa diminta untuk melakukan

urutan langkah – langkah yang secara kolektif merupakan tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu, tes sering terdiri dari daftar yang digunakan guru untuk

menunjukkan apakah setiap langkah telah dilaksanakan dengan baik. Daftar

tersebut dapat dikembangkan langsung dari keterampilan yang diidentifikasi

dalam analisis pembelajaran.

2.4 Menentukan Tingkat Penguasaan

Untuk setiap tujuan perilaku harus ada tingkatan kriteria yang terspesifikasi,

yang menunjukkan seberapa baik siswa harus melakukan keterampilan yang

dijelaskan dalam tujuan pada soal tes yang yang diberikan. Pada dasarnya,

Page 11: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

6

kriteria imengindikasikan tingkat penguasaan yang diperlukan siswa. Konsep

tingkat penguasaan. Jika guru ingin memastikan bahwa siswa "benar – benar

tahu" keterampilan sebelum menuju ke unit pembelajaran berikutnya, maka

siswa harus diberikan kesempatan untuk melakukan keterampilan sehingga

hampir tidak mungkin untuk hasil benar berasal dari kebetulan semata. Ketika

soal tes pilihan ganda yang digunakan, maka lebih berpeluang bahwa setiap

jawaban yang benar untuk satu soal bisa karena kebetulan. Lebih mudah untuk

meyakinkan orang lain bahwa kinerja bukan hanya masalah kesempatan. Namun,

tingkat kinerja yang tinggi tidak tidak berarti tingkat penguasaan juga tinggi.

2.5 Menulis Tes Item

Jenis pembelajaran yang melibatkan tujuan, tes tulis yang sesuai harus

diterapkan pada pengembangan tes berdasarkan kriteria (criterion referenced

test). Ada beberapa hal yang guru harus ingat saat menulis soal tes berdasarkan

kriteria (criterion referenced test). Soal harus sesuai dengan perilaku dan kondisi

yang ditentukan dalam tujuan, dan soal harus memberi kesempatan kepada siswa

untuk memenuhi kriteria yang diperlukan untuk menunjukkan penguasaan

tujuan.

Sangat penting bahwa soal tes mengukur perilaku yang ada dalam tujuan.

Sebagai contoh, jika tujuan menunjukkan bahwa siswa dapat mencocokkan

deskripsi konsep tertentu dengan label tertentu, maka soal tes harus mencakup

deskripsi konsep dan satu set label, dimana siswa akan diminta untuk

mencocokkan. Soal tes harus memperhitungkan kondisi di mana keterampilan

yang akan dilakukan. Kondisi yang diharapkan dari kinerja termasuk dalam

tujuan kinerja berfungsi sebagai panduan untuk penulis soal uji.

Jenis perilaku tertentu dapat diuji dalam beberapa cara berbeda. Namun,

beberapa soal tes dapat menilai perilaku tertentu lebih baik daripada yang lain.

Sebagai contoh, jika penting bagi siswa untuk mengingat fakta, meminta mereka

untuk menyatakan lebih baik daripada meminta reaksi terhadap pertanyaan

pilihan ganda. Menggunakan tujuan sebagai panduan, pilih jenis soal tes yang

memberikan siswa kesempatan terbaik untuk menunjukkan kinerja yang

Page 12: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

7

ditentukan dalam tujuan. Dalam menggunakan soal tes pilihan ganda, misalnya

sering sulit untuk memikirkan soal sedang yang tidak rumit. Multiple choise

test, tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana masing-masing tes

disediakan lebih dari kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan

tersebut yang benar atau yang paling benar (Asrul, dkk. 2014: 46). Kelemahan

lain dari jenis ini adalah siswa dapat menggunakan beberapa isyarat dalam soal

untuk menebak jawaban yang benar. Berikut ini beberapa jenis soal tes tulis

Tipe Perilaku

Berdasarkan Tujuan

pembelajaran E

sai

Men

gis

i T

itik

-tit

ik

Mel

engkap

i

Pil

ihan

Gan

da

Men

coco

kan

Pro

duk

Kin

erja

Lan

gsu

ng

Menyatakan x x x

Mengidentifikasi x x x x

Mendiskusikan x x

Mendefinisikan x x x

Memilih x x

Membedakan x x

Memecahkan x x x x x

Mengembangkan x x x

Menempatkan x x x x x

Membangun x x x x x

Menghasilakan x x x x

Mengoperasikan x

Memilih (sikap) x x x

Untuk memilih jenis terbaik dari soal yang sesuai, pertimbangkan seperti

faktor waktu sebagai respon yang dibutuhkan oleh siswa, waktu yang dibutuhkan

untuk menganalisa jawaban, lingkungan pengujian, dan kemungkinan menebak

jawaban yang benar.

Page 13: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

8

Kosakata yang digunakan dalam petunjuk untuk menyelesaikan pertanyaan

dan pertanyaan itu sendiri harus sesuai bagi siswa yang dimaksudkan. Item tes

sebaiknya tidak ditulis di tingkat kosakata dari instruktur kecuali tingkat yang

sama dengan yang diharapkan bagi peserta didik sasaran. Siswa tidak boleh

melewatkan pertanyaan karena istilah yang tidak familiar. Jika definisi tertentu

merupakan prasyarat untuk melakukan keterampilan, maka definisi tersebut

harus dimasukkan dalam instruksi. Penghilangan istilah dan definisi yang

diperlukan adalah kesalahan umum yang dibuat oleh banyak instruktur.

Pengaturan soal adalah pertimbangan penting lainnya. Soal yang dapat dibuat

tidak terlalu sulit dengan menempatkan tujuan kinerja yang diinginkan dalam

pengaturan yang tidak biasa. Ketika hal ini dilakukan, guru tidak hanya menguji

perilaku yang diinginkan, tetapi juga uji tambahan, perilaku yang tidak terkait.

Meskipun ini adalah praktek yang umum, itu adalah penulisan yang tidak biasa.

Semakin asing contoh, jenis pertanyaan, format respon dan prosedur pengujian,

menjadikan tes lebih sulit diselesaikan.

2.6 Mengurutkan Item Tes

Tidak ada aturan baku yang membimbing urutan penempatan soal pada tes

keterampilan intelektual atau informasi verbal, tetapi ada saran yang dapat

membimbing penempatan. Keputusan akhir biasanya didasarkan pada situasi

tertentu dan pengujian kinerja yang akan diuji.

Metode tradisional pengurutan soal pada tes adalah untuk mengelompokkan soal

berdasarkan format soal. Menggunakan strategi ini, penyelesaian soal – soal

ditempatkan bersama soal pilihan ganda, soal essay dan sebagainya. Dalam setiap

kelompok pertanyaan, konten dapat berbeda-beda diisesuaikan dengan tujuan.

Hasil metode ini muncul dalam tes yang terorganisasi dengan baik dan sedikit

petunjuk. Meskipun menarik, strategi format ini memiliki cacat, guru yang harus

menganalisa penguasaan siswa terhadap tujuan yang diukur. Setelah mencetak

setiap soal dan sebelum menentukan penguasaan siswa terhadap tujuan, data

harus disusun kembali untuk dianalisis. Ini adalah langkah yang sangat memakan

waktu.

Sebuah strategi pengurutan yang baik untuk guru , membangun dan untuk

menganalisis tanggapan dalam tujuan, akan mengelompokkan item untuk satu

tujuan bersama, terlepas dari format soal. Pertanyaan esai biasanya terletak pada

Page 14: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

9

akhir tes untuk membantu peserta didik dalam mengelola waktu mereka selama

tes. Sebuah tes yang diselenggarakan dengan cara ini jauh lebih fungsional untuk

siswa dan guru. Hal ini memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada satu

bidang informasi dan keterampilan pada satu waktu, dan memungkinkan guru

untuk menganalisis kinerja individu dan kelompok berdasarkan tujuan dengan

pengurutan.

2.7 Evaluasi Tes dan Item Tes

Petunjuk tes dan butir – butir tes objektif sebaiknya menjalani uji coba evaluasi

formatif sebelum digunakan untuk menilai hasil kerja siswa. Sebuah butir tes

mungkin terlihat sangat jelas bagi orang yang menulisnya tetapi membingungkan

bagi orang yang menjawabnya. Banyak hal yang menjadi salah dengan adanya

sebuah tes. Agar tidak terjadi kesalahan pada instrumen tes, beberapa hal yang

harus guru pastikan dalam menyusun tes dan butir tes, antara lain :

1. Petunjuk arah yang jelas, sederhana, dan mudah diikuti

2. Setiap tes jelas dan disampaikan kepada siswa yang dimaksudkan untuk

informasi atau rangsangan yang diinginkan.

3. Kondisi di mana tanggapan dibuat realistis;

4. Metode tanggapan jelas bagi siswa;

5. Ruang, waktu, dan peralatan yang sesuai tersedia bagi siswa untuk merespons

dengan tepat.

Ketika menyusun butir – butir tes dan tes pada umumnya, sebaiknya guru

mengingat bahwa tes mengukur kecukupan pada:

1. pengujian itu sendiri

2. bentuk tanggapan

3. bahan – bahan pengajaran

4. lingkungan pembelajaran dan situasi

5. pencapaian siswa

Setelah menulis sebuah tes, guru sebaiknya melaksanakan tes itu kepada

siswa secara individu. Bahkan setelah ujian diberikan, guru sebaiknya menilai

hasil untuk kejelasan butir tes. Butir tes yang salah ditanggapi atau tidak terjawab

oleh banyak siswa sebaiknya dianalisis. Butir – butir tes yang dicurigai sebaiknya

dianalisis dan mungkin direvisi sebelum tes dilaksanakan kembali.

Page 15: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

10

2.8 Pengembangkan Instrumen Untuk Mengukur Kinerja, Hasil dan Perilaku

Pengembangan instrument digunakan untuk mengukur keterampilan psikomotor,

hasil atau perilaku pada hakekatnya tidak hanya melibatkan butir – butir tes

tertulis. Sebaliknya, kinerja, hasil dan sikap memerlukan penulisan petunjuk

untuk mengarahkan kegiatan siswa dan membangun sebuah rubrik untuk

memandu evaluasi dari kinerja, hasil atau perilaku.

1. Menulis petunjuk

Petunjuk bagi peserta didik dalam kinerja dan hasilnya sebaiknya harus bisa

mendeskripsikan apa yang harus dilakukan dan bagaimana hal itu dilakukan.

Dalam penulisan petunjuk, guru juga perlu mempertimbangkan jumlah

petunjuk yang diberikan (disediakan). Beberapa hal yang digunakan dalam

menentukan jumlah petunjuk tes adalah:

a. Bentuk keterampilan yang diuji

b. Kompleksitas tes

c. Tingkat pengalaman dari siswa

d. Situasi yang sesuai bagi peserta didik untuk mentransfer keterampilan

Instruksi kepada peserta ujian yang berkaitan dengan pengukuran sikap

berbeda dengan instruksi yang diberikan untuk mengukur kinerja dan hasil

belajar. Untuk ketepatan penilaian sikap, penting bagi peserta ujian untuk

merasa bebas dalam “memilih” untuk berperilaku sesuai dengan sikap

mereka. Peserta ujian yang menyadari bahwa mereka sedang diamati oleh

seorang pengawas atau guru, mungkin tidak menunjukkan perilaku yang

mencerminkan sikap mereka yang sebenarnya.

2. Pengembangan instrumen

Di samping menulis instruksi untuk peserta didik, guru juga perlu

mengembangkan sebuah instrumen untuk menuntun evaluasi dari kinerja,

hasil atau perilaku. Langkah – langkah dalam mengembangkan instrumen

adalah:

a. Mengidentifikasi elemen – elemen yang akan dievaluasi

Page 16: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

11

Elemen-elemen tersebut harus diambil langsung dari siswa dan ditentukan

kriterianya untuk mencapai tujuan. Hal terpenting memastikan bahwa

elemen yang dipilih dapat diamati selama pelaksanaan.

b. Menguraikan masing – masing elemen

Elemen harus diparafrasekan untuk mengurangi instrumen kinerja

yang panjang. Tanggapan “Ya” pada instrumen selalu sesuai dengan

kinerja yang positif, dan "Tidak" selalu sesuai dengan kinerja yang

negatif.

c. Mengurutkan elemen – elemen pada instrumen

Urutan elemen terdaftar harus sesuai urutan kinerja alami.

d. Memilih jenis pertimbangan yang akan dibuat oleh penilai

Ketika mengevaluasi kinerja, produk, atau sikap, penilaian dapat

dibuat dengan menggunakan daftar cek, skala penilaian, atau

jumlah frekuensi. Daftar pembanding memberikan tanggapan "ya"

atau "tidak", apakah ada atau tidak seorang siswa yang memenuhi

kriteria. Skala penilaian mengambil langkah lebih lanjut dengan

memungkinkan untuk tanggapan “ya" atau "tidak. Jumlah frekuensi

yang digunakan untuk menunjukkan berapa kali seorang siswa

menampilkan kriteria atau elemen tertentu. Ini bagus jika elemen

dapat diamati lebih dari sekali.

e. Menentukan bagaimana instrumen akan dicetak

Dengan penggolongan lalu menjumlahkan jawaban "ya" untuk

mendapatkan skor untuk masing-masing tujuan dan untuk seluruh

proses atau produk. Guru dapat menambahkan nomor yang ditetapkan

untuk setiap elemen. Frekuensi jumlah yang sedikit lebih rumit karena

harus ditentukan cara membuat skor. Kemudian harus ditentukan nilai

yang baik.

3. Elemen-elemen

Hampir sama dengan butir – butir tes, elemen – elemen yang dijadikan

pertimbangan dalam instrumen diambil secara langsung dari perilaku

Page 17: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

12

termasuk tujuan perilaku. Sebaiknya guru memastikan bahwa elemen –

elemen yang terpilih benar – benar dapat diamati selama kinerja atau pada

hasilnya.

Setiap elemen sebaiknya diuraikan sendiri untuk dimasukkan pada

instrumen. Waktu yang tersedia untuk pengamatan dan penilaian, terutama

untuk keaktifan yang terbatas dalam pembelajaran dan deskripsi yang panjang

seperti yang termasuk dalam tujuan akan menghambat proses. Seringkali

hanya satu atau dua kata yang diperlukan untuk penyampaian langkah atau

aspek dari hasil atau kinerja penilai. Dalam penguraian, hal itu juga penting

dalam mengatakan setiap butir seperti jawaban “ya” dari penilai yang

mencerminkan hasil yang positif, dan jawaban “tidak” yang mencerminkan

hasil yang negatif.

4. Mengembangkan format penilaian

Kegiatan keempat dalam mengembangkan instrumen untuk mengukur kinerja,

hasil atau perilaku adalah menentukan bagaimana penilai akan membuat dan

mencatat penilaian. Setidaknya ada tiga format penilaian termasuk daftar cek

(misalnya ya atau tidak), skala penilaian yang memerlukan tingkat kualitas

perbedaan (misalnya kurang, cukup dan baik), jumlah frekuensi terjadinya

setiap elemen yang dipertimbangkan, atau beberapa kombinasi dari ketiga

format ini. Model penilaian terbaik bergantung pada beberapa faktor, antara

lain

1. Sifat dan kerumitan dari elemen – elemen yang diamati

2. Waktu yang tersedia untuk pengamatan, membuat penilaian, dan

mencatat penilaian

3. Ketelitian atau kekonsistenan penilai dalam membuat penilaian

4. Kualitas umpan balik yang disediakan untuk peserta ujian.

Beberapa format penilaian yang dapat digunakan, antara lain

a. Daftar cek

Yang paling dasar dari tiga bentuk penilaian adalah daftar cek. Jika guru

memilih daftar cek, dengan mudah guru melengkapi instrumennya dengan

Page 18: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

13

memasukkan dua kolom di samping masing – masing uraian, urut dengan

elemen – elemen yang diamati. Satu kolom untuk menandai “ya” yang

menunjukkan bahwa setiap elemen ditunjukkan. Kolom lainnya untuk

menandai “tidak” yang menunjukkan bahwa salah satu dari ketidakhadiran

atau ketidakcakapan pada suatu elemen.

Adapun keuntungan dari daftar cek antara lain

1. Sejumlah elemen yang berbeda dapat diamati pada jumlah waktu yang

diberikan

2. Cepat diselesaikan oleh penilai

3. Kekonsistenan atau keandalan dengan penilaian yang dibuat

4. Dengan mudah hasil pembelajaran secara keseluruhan dapat diperoleh.

Salah satu keterbatasan dari daftar cek adalah tidak adanya informasi

yang diberikan kepada peserta ujian tentang mengapa penilaian “tidak”

diberikan.

b. Skala penilaian

Sebuah daftar cek dapat diubah dalam skala penilaian dengan

mengembangkan jumlah dari tingkat kualitas penilaian pada setiap elemen

di mana kualitas perbedaannya memungkinkan. Daripada menggunakan

dua kolom untuk penilaian sebuah elemen, setidaknya ada tiga yang dapat

digunakan. Ketiga kolom dapat mencakup salah satu dari tidak diberikan

(0), diberikan (1), dan baik (2) atau kurang (1), cukup (2), dan baik (3).

Dengan memasukkan salah satu dari (0) atau (1) sebagai nilai terendah

tergantung pada apakah elemen yang dinilai dapat lepas dari hasil atau

proses.

Sama dengan daftar cek, skala penilaian memiliki sisi positif dan

negatif. Pada sisi positifnya, skala penilaian memungkinkan penilaian

analitik pada subkomponen kinerja atau hasilnya dan memberikan umpan

balik yang lebih baik pada peserta ujian tentang kualitas kinerja daripada

yang dapat diberikan melalui daftar cek. Pada sisi negatifnya, skala

penilaian membutuhkan lebih banyak waktu dalam menggunakannya,

Page 19: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

14

karena perbedaan yang lebih jelas harus dibuat tentang kualitas setiap

elemen yang dinilai. Skala penilaian dapat memberikan nilai yang kurang

dipercaya dibandingkan daftar cek, terutama ketika tingkat kualitas lebih

disertakan daripada perbedaaan waktu yang tersedia atau daripada

kekonsistenan yang dinilai.

Ada dua strategi pengembangan yang dapat membantu memastikan

penilaian yang lebih dipercaya. Pertama adalah memberikan deskripsi

verbal yang jelas pada setiap tingkat kualitas. Daripada menggunakan

kategori angka yang sederhana dan bentuk umum seperti (1) tidak

memadai (kurang), (2) memadai (cukup) dan (3) baik, guru sebaiknya

menggunakan deskripsi verbal yang lebih tepat yang menggambarkan

kriteria khusus untuk setiap tingkat kualitas.

Strategi pemgembangan kedua yang dapat guru gunakan adalah

membatasi jumlah dari tingkat kualitas yang termasuk dalam setiap skala.

Hal ini tidak ada peraturan yang menyatakan bahwa semua elemen

penilaian harus memiliki jumlah yang sama dari tingkat kualitas, seperti

pada skala 4 atau 5. Jumlah tingkat yang disertakan sebaiknya ditentukan

oleh kekomplekan penilaian elemen dan waktu yang tersedia untuk menilai

itu.

c. Jumlah frekuensi

Format penilaian yang ketiga yang penilai dapat gunakan dalam

penilaian hasil, kinerja, dan perilaku adalah jumlah frekuensi.

Perhitungan frekuensi diperlukan ketika sebuah elemen diamati, baik

positif maupun negatif, dapat diulangi beberapa kali oleh peserta ujian

selama kinerja atau pada hasilnya.

Sebuah instrumen jumlah frekuensi dapat dibuat dengan

menyediakan ruang yang cukup di samping setiap elemen dihitung

dengan jumlah kejadian yang terjadi. Sama dengan daftar cek, hal yang

lebih sulit pada penyusunan instrumen jumlah frekuensi adalah dalam

mengidentifikasi dan mengurutkan elemen yang diamati.

Page 20: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

15

5. Prosedur penilaian

Kegiatan terakhir dalam membuat instrumen untuk mengukur hasil, kinerja

dan perilaku adalah menentukan bagaimana instrumen akan dinilai. Penilaian

tingkat tujuan dapat diperoleh dari skala penilaian dengan menambahkan

secara bersamaan angka yang diberikan pada setiap nilai elemen dalam

sebuah tujuan. Nilai menunjukkan seluruh kinerja peserta ujian pada tujuan

yang diperoleh dengan menjumlahkan nilai individu di semua elemen

termasuk dalam instrumen.

6. Evaluasi instrumen

Kriteria tertentu yang digunakan dalam penilaian elemen yang ada

dalam instrumen adalah:

1. Pengamatan setiap elemen yang dinilai

2. Kejelasan cara di mana elemen diuraikan

3. Keefisienan rangkaian urutan

Terkait dengan format penilaian, guru sebaiknya mengecek apakah

kategori jawaban dan kriteria pantas dari segi jumlah dan jenis penilaian yang

diperlukan dalam membuat dan waktu yang tersedia bagi guru untuk

mengamati, memutuskan, dan menilai.

2.9 Tes Berdasarkan Kriteria dan Tes Beracuan Norma

Perbedaan utama antara tes beracuan patokan dan tes beracuan norma terletak

pada bagaimana kinerja siswa pada tes ditafsirkan. Pada tes beracuan kriteria,

kinerja semua siswa dalam kelompok ini dibandingkan dengan jumlah

keterampilan bawah dan tujuan yang diberikan. Sebagai contoh, jika menjawab

80% dari butir soal dengan benar ditetapkan sebagai kriteria kelulusan, maka

kinerja masing – masing siswa ditinjau lagi mengingat kriteria, 80%. Hal ini

memungkinkan bagi semua siswa dalam kelompok melampaui kriteria, juga

mungkin bahwa tidak ada siswa akan melampaui kriteria yang ditentukan.

Di sisi lain, interpretasi beracuan norma membandingkan kinerja siswa

dengan satu sama lainnya. Peringkat siswa atau posisi dalam kelompok adalah

titik acuan untuk menentukan kualitas kinerja daripada proporsi tertentu dari

tujuan yang diberikan.

Page 21: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

16

2.10 Contoh Penerapan Dalam Pengembangan Tes Berdasarkan Kriteria

1. Butir tes untuk informasi verbal

Kondisi dan perilaku merupakan bagian dari tujuan yang digunakan untuk

memandu penyusunan butir soal. Ransangan kunci atau isyarat yang

ditentukan dalam kondisi muncul dalam setiap pernyataan atau pertanyaan.

Perilaku yang ditentukan dalam tujuan sesuai dengan perilaku yang

diperlukan dalam butir soal. Perhatikan bahwa hanya jawaban pendek,

melengkapi, atau mengisi butir soal yang kosong yang digunakan.

Berdasarkan kondisi dan perilaku yang ditentukan, jawaban alternatif soal

seperti soal pilihan ganda dan mencocokkan bukan yang paling tepat,

meskipun relatif mudah disusun.

2. Butir tes untuk keterampilan intelektual

Dalam menganalisis contoh – contoh butir soal, periksa apakah siswa

diberikan bahan pelajaran yang merupakan bagian dari tujuan dan apakah

siswa perlu menjawab dengan cara yang ditentukan atau tersirat oleh kata -

kata dalam tujuan. Periksa juga apakah contoh butir soal termasuk untuk

mengukur keterampilan. Beberapa butir soal diperlukan pada beberapa

tujuan, sedangkan hanya satu atau dua butir soal yang diperlukan untuk

yang lainnya.

3. Daftar cek untuk menilai keterampilan motorik

Dalam mengukur kinerja keterampilan motorik, guru membutuhkan

petunjuk untuk kinerja dan sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk

mencatat evaluasi kinerja.Informasi juga disediakan untuk peserta ujian

tentang bagaimana kinerja akan dinilai. Petunjuk ini memberitahu peserta

ujian bahwa untuk menerima kredit, mereka harus: (1) mengingat setiap

langkah, (2) melakukan itu dengan menggunakan alat yang tepat, (3)

menggunakan setiap alat dengan benar, (4) selalu sadar keselamatan dalam

melakukan setiap langkah. Dengan informasi ini, mereka akan memahami

bahwa kegagalan mematuhi salah satu dari empat kriteria akan berarti

hilangnya kredit untuk langkah itu. Mereka juga diberitahu bahwa mereka

Page 22: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

17

dapat berhenti pada setiap titik selama tes. Mengetahui bahwa ini bisa

terjadi, mengapa hal itu bisa terjadi, dan konsekuensi dari hal itu terjadi

akan mengurangi kecemasannya jika mereka berhenti selama ujian.

4. Petunjuk untuk tes kemampuan psikomotor

Kinerja Anda pada setiap langkah akan dinilai dengan menggunakan tiga

kriteria dasar. Yang pertama adalah bahwa Anda ingat untuk melakukan

setiap langkah. Yang kedua adalah bahwa Anda menjalankan masing-

masing dengan menggunakan alat yang tepat dengan cara yang tepat. Yang

ketiga adalah bahwa Anda melakukan setiap langkah dengan pikiran yang

tenang. Untuk alasan keamanan, penguji dapat menghentikan Anda pada

suatu saat dalam ujian dan meminta Anda: 1) melakukan langkah yang telah

Anda lupa, 2) mengubah cara di mana Anda menggunakan alat atau

meminta Anda mengubah ke alat lain, atau 3) mengulangi langkah yang

tidak dilakukan dengan aman. Jika ini terjadi, Anda tidak akan menerima

pengulangan untuk langkah itu. Namun, Anda akan menerima pengujian

kembali langkah-langkah yang dieksekusi dan dilakukan setelah ujian itu.

Page 23: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

18

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tes yang dirancang untuk mengukur serangkaian tujuan eksplisit1 disebut tes

berdasarkan kriteria. Jenis pengtesan ini penting untuk (1) mengetes dan

mengevaluasi kemajuan siswa, dan (2) memberikan informasi tentang

keefektifan pembelajaran. Hasil tes berdasarkan kriteria menunjukkan kepada

guru dengan tepat seberapa baik siswa dapat mencapai setiap tujuan

pembelajaran, dan ini menunjukkan kepada guru, apa saja komponen dari

pembelajaran yang bekerja dengan baik, dan mana yang memerlukan revisi.

Dengan demikian pengetesan berdasarkan kriteria adalah fitur penting dari

hampir semua model desain pembelajaran .

Konsep utama pembahasan ini adalah pengtesan berdasarkan kriteria. Tes

berdasarkan kriteria terdiri dari item yang secara langsung mengukur perilaku

yang digambarkan dalam seperangkat tujuan perilaku tertentu. Istilah kriteria

digunakan karena item tes berfungsi sebagai patokan untuk menentukan

kecukupan kinerja siswa dalam mencapai tujuan; Artinya, keberhasilan pada

item ini menentukan apakah seorang siswa telah mencapai tujuan di unit

pembelajaran.

Oleh karena itu, untuk menentukan apakah item tes benar-benar kriteria

yang diacu, guru harus terlebih dahulu menentukan apakah kinerja yang

dibutuhkan dalam item tes atau item sesuai atau sejajar dengan perilaku yang

dinyatakan dalam tujuan perilaku, dan kedua, apakah kriteria telah ditetapkan

untuk menentukan seberapa baik seorang siswa harus melakukan

keterampilan untuk menguasai tujuannya.

3.2 Saran

Jadi, dalam suatu satuan pendidikan harus diwajibkan adanya penerapan tes

berdasarkan kriteria, tidak hanya itu tetapi juga berdasarkan norma. Agar

peserta didiknya dapat mencapai tujuan akhir pembelajaran. Peserta didik juga

lebih cenderung untuk mengutamakan belajar dan juga nantinya akan

menghasilkan peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional,

yaitu siswa menjadi beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,

bertanggung jawab, cakap, kreatif, dan mandiri.

Page 24: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

19

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. 2016. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Parama Ilmu

Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media.

Dick, Walter, and Lou Carey. 1990. The Systematic Design of Intruction, Florida :

Herpes Collins Publishers

Page 25: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

1

TRANSLATE BAB. 7

MENGEMBANGKAN TES BERDASARKAN KRITERIA

LATAR BELAKANG

Kami telah mengtes kemampuan umum dan spesifik orang selama bertahun-tahun.

Tes kemampuan umum seperti Stanford-Binet dan juga tes yang dirancang untuk kursus

tertentu banyak digunakan. Anda mungkin paling terbiasa dengan tes yang diberikan oleh

guru yang digunakan untuk mendapatkan data untuk memberi nilai kepada siswa. Cukup

sering tes ini ditulis setelah instruksi diberikan dan dibuat lebih atau kurang sulit,

tergantung pada kemampuan peserta didik di kelas atau persepsi guru tentang seberapa

baik topik tertentu diajarkan. Format tes dari tipe ini terkadang ditentukan oleh minat dan

kemampuan guru dan bukan oleh sifat konten yang telah diajarkan.

1 Mengidentifikasi

Tujuan Pembelajaran

4 Merumuskan

Tujuan Pembelajaran

5 Mengembangkan Tes Berdasarkan

Kriteria

6 Mengembangka

n Strategi

Pembelajaran

7 Mengembngkan

Dan Menentukan

Materi Pembelajaran

8 Mengembangkan

Dan Membuat Evaluasi Formatif

10 Mendesain

dan Membuat Evaluasi Sumatif

2 Melakukan

Analisis Pembelajaran

9 Revisi

Program Pembelajaran

3 Menganalisis Kemampuan Awal Peserta

Didik

Page 26: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

2

Ada juga penulis tes profesional, biasanya membangun tes dengan mengambil sampel

dari domain konten ke selektif2 item tersebut untuk tes yang akan menghasilkan berbagai

nilai siswa. Untuk mengembangkan jenis tes ini, penulis harus membuang item yang

telah dijawab dengan benar atau tidak benar oleh hampir seluruh siswa. Meskipun, proses

ini cenderung meningkatkan reabilitas pengtesan, pengaruhnya terhadap validitas tes

dapat dipertanyakan.

Dalam beberapa tahun terakhir pengtesan kelas telah mengalami perubahan yang

sangat berbeda, dari perubahan ini dapat dikaitkan dengan dampak tujuan perilaku.

Karena semakin banyak penekanan pada pernyataan perilaku eksplisit yang harus

ditunjukkan oleh siswa, semakin jelas bahwa sistem evaluasi yang adil dan setara adalah

pendekatan yang mengukur perilaku spesifik tersebut. Setelah siswa diberi tahu apa yang

harus mereka lakukan, sukseslah di unit pembelajaran, mereka harus dites dengan benar.

Tes yang dirancang untuk mengukur serangkaian tujuan eksplisit3 disebut tes

berdasarkan kriteria. Jenis pengtesan ini penting untuk (1) mengetes dan mengevaluasi

kemajuan siswa, dan (2) memberikan informasi tentang keefektifan pembelajaran. Hasil

tes berdasarkan kriteria menunjukkan kepada guru dengan tepat seberapa baik siswa

dapat mencapai setiap tujuan pembelajaran, dan ini menunjukkan kepada guru, apa saja

komponen dari pembelajaran yang bekerja dengan baik, dan mana yang memerlukan

revisi. Dengan demikian pengetesan berdasarkan kriteria adalah fitur penting dari hampir

semua model desain pembelajaran .

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa pengembangan tes muncul pada tahap ini

dalam proses perancangan pembelajaran daripada, setelah pembelajaran telah

dikembangkan. Alasan utama adalah bahwa item tes yang dibuat harus sesuai satu lawan

satu dengan tujuan yang telah dikembangkan. Kinerja yang dibutuhkan dalam tujuan

harus sesuai dengan kinerja yang dibutuhkan dalam item tes. Demikian pula, sifat dari

item yang diberikan kepada siswa utama sebagai kunci pengembangan strategi

pembelajaran.

2Penyaringan 3 Tegas

Page 27: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

3

KONSEP

Konsep utama dalam bab ini adalah pengtesan berdasarkan kriteria. Tes berdasarkan

kriteria terdiri dari item yang secara langsung mengukur perilaku yang digambarkan

dalam seperangkat tujuan perilaku tertentu. Istilah kriteria digunakan karena item tes

berfungsi sebagai patokan untuk menentukan kecukupan kinerja siswa dalam mencapai

tujuan; Artinya, keberhasilan pada item ini menentukan apakah seorang siswa telah

mencapai tujuan di unit pembelajaran. Namun, semakin sering istilah yang dirujuk

sebagai referensi menunjukkan hubungan antara item tes dan tujuan perilaku. Item tes

didasarkan secara langsung pada kinerja yang diuraikan dalam tujuan bahan ajar. Oleh

karena itu, Anda mungkin menganggap kedua istilah ini pada dasarnya sama.

Setidaknya ada dua cara kriteria jangka digunakan bila mengacu pada item tes yang

berdasarkan kriteria. Yang pertama mengacu pada hubungan antara tujuan kinerja dan

item tes. Jika siswa cukup melakukan perilaku yang dinyatakan dalam tujuan, maka

mereka telah mencapai kriteria atau penguasaan pada tujuan itu, karena penguasaan pada

tujuan adalah kriteria untuk melangkah maju.

Penggunaan kedua kata kriteria berkaitan dengan spesifikasi kecukupan kinerja yang

dibutuhkan untuk penguasaan. Contoh kriteria jenis kedua ini termasuk tolak ukur seperti

"siswa akan menjawab semua item dengan benar", "siswa akan menambahkan tanda baca

yang dihilangkan", dan "siswa akan memotong dengan akurasi 5 derajat". Spesifikasi

kriteria jenis ini dapat ditetapkan untuk satu item tes yang ditulis untuk satu tujuan

perilaku, beberapa item tes yang ditulis untuk satu tujuan, atau beberapa item tes yang

ditulis untuk banyak tujuan. Kejelasan dalam menentukan tujuan dan kriteria untuk

kinerja yang memadai diperlukan sebagai panduan untuk konstruksi tes yang memadai.

Berdasarkan tujuan perilaku dan kriteria tertentu, posttest hanya memerlukan satu butir

tes atau mungkin memerlukan banyak.

Oleh karena itu, untuk menentukan apakah item tes benar-benar kriteria yang diacu,

guru harus terlebih dahulu menentukan apakah kinerja yang dibutuhkan dalam item tes

atau item sesuai atau sejajar dengan perilaku yang dinyatakan dalam tujuan perilaku, dan

Page 28: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

4

kedua, apakah kriteria telah ditetapkan untuk menentukan seberapa baik seorang siswa

harus melakukan keterampilan untuk menguasai tujuannya.

Tiga Jenis Tes berdasarkan Kriteria dan Kegunaannya

Pada dasarnya ada tiga jenis tes yang bisa digunakan guru. Yang pertama adalah

pretest. Ini adalah tes berdasarkan kriteria yang dirancang untuk mengukur keterampilan

yang telah diidentifikasi penting untuk memulai pengajaran dan yang dimaksudkan oleh

perancang masing-masing. Oleh karena itu, dalam mempertimbangkan analisis

pembelajaran hirarkis, pretest mengukur semua keterampilan yang muncul di bawah

garis maupun yang muncul di atas garis.

Tes kedua yang paling umum digunakan oleh guru adalah posttest. Tes berdasarkan

kriteria ini sejajar dengan prestest, kecuali hal itu tidak termasuk item yang tidak ada

perilaku peserta didik. Seperti prestest, itu mengukur tujuan yang diajarkan dalam

program pembelajaran.

Jenis ketiga tes adalah embedded test. Ini mungkin terdiri dari satu item yang menguji

satu tujuan tunggal, atau mungkin merupakan tes yang terdiri dari sejumlah besar item

untuk sejumlah tujuan. Item ini disertakan sebagai bagian dari strategi pembelajaran, dan

mungkin muncul setiap beberapa halaman, atau setelah urutan pembelajaran utama.

Mereka menyajikan dua fungsi penting. Yang pertama adalah pengujian peserta didik

setelah pembelajaran pada tujuan dan sebelum posttest. Ini memberikan data berharga

untuk evaluasi formatif dan revisi pembelajaran. Tujuan kedua terkait dengan

pelaksanaan pembelajaran tersebut. Mungkin bermanfaat bagi guru untuk memiliki tes

tertanam untuk memeriksa kemajuan siswa dan untuk memberikan indikasi apakah

kegiatan perbaikan diperlukan sebelum posttest yang lebih formal.

Ayo melihat setiap jenis tes dari sudut pandang orang yang merancang pembelajaran.

Apa tujuan mereka menyajikan? Akhirnya tes mungkin akan digunakan untuk memberi

nilai pada siswa. Tapi masalah yang sangat nyata adalah sedikit perhatian pada guru saat

ini. Ketiga tipe tersebut memiliki fungsi penting dalam proses perancangan pembelajaran.

Page 29: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

5

PRETEST Pretest dapat menentukan item yang mengukur kemampuan awal

(keterampilan prasyarat) dan item yang menguji keterampilan yang akan diajarkan dalam

pengajaran. Item kemampuan awal untuk pretest didasarkan pada tujuan untuk

keterampilan tersebut yang muncul "di bawah garis" pada grafik analisis pembelajaran.

Ini adalah keterampilan, berasal langsung dari keterampilan yang akan diajarkan, dimana

siswa harus memulai pengajaran. Jika ada kemampuan awal peserta didik untuk unit

pembelajaran, item tes harus dikembangkan dan digunakan dengan siswa selama evaluasi

formatif. Dapat ditemukan bahwa, seperti yang dikemukakan oleh teori, siswa yang

kekurangan keterampilan ini akan mengalami kesulitan besar dalam pengajaran ini. Atau,

dapat ditemukan bahwa karena beberapa alasan, kemampuan awal tidak penting bagi

kesuksesan dalam pengajaran. Perlu dicatat bahwa jika tidak ada kemampuan awal

signifikan yang diidentifikasi selama analisis pembelajaran, tidak akan ada item tes yang

sesuai pada pretest.

Pretest juga mengukur keterampilan yang akan diajarkan dalam pengajaran.

Biasanya itu mencakup satu atau lebih item untuk setiap keterampilan yang diidentifikasi

dalam analisis pembelajaran, termasuk tujuan pembelajaran.

Fungsi dari bagian pretest ini adalah untuk menentukan berapa banyak pengetahuan

awal tentang apa yang harus diajarkan. Apakah mereka tidak tahu satupun, atau banyak?

Tujuan pengujian keterampilan ini tidak harus menunjukkan keuntungan dalam belajar

setelah pembelajaran dibandingkan dengan posttest, namun untuk profil siswa berkaitan

dengan analisis pembelajaran. Dapat ditemukan, misalnya, bahwa pada pretest semua

siswa dalam evaluasi formatif dapat menjawab beberapa pertanyaan tentang keterampilan

tingkat rendah yang akan diajarkan. Ini menunjukkan bahwa pengajaran untuk topik

tersebut dapat dieliminasi dari unit.

Apakah Anda selalu memberikan pretest atas keterampilan yang harus diajarkan?

Terkadang perlu. Jika Anda mengajarkan topik yang Anda baru tahu bagi populasi target

Anda, dan jika kinerjanya pada pretest hanya akan menjadi hasil dari dugaan acak,

mungkin tidak disarankan untuk melakukan pretest. Pretest bernilai hanya jika ada

kemungkinan sebagian siswa akan memiliki pengetahuan parsial dari konten. Jika waktu

Page 30: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

6

untuk pengujian adalah masalah, mungkin untuk merancang pretest singkat yang menilai

tujuan terminal dan beberapa tujuan bawahan. Guru harus menggunakan penilaiannya

mengenai tujuan mana yang paling penting untuk dites.

TEST EMBEDDED Item tes yang disematkan seperti item latihan tanpa umpan balik.

Item ini hanya untuk kepentingan guru. Apakah yang digunakan untuk menjawab

pertanyaan "Apakah siswa tahu bagaimana melakukan skill ini segera setelah diajar"?

embedded test berlaku hampir secara eksklusif untuk keterampilan intelektual, karena

perancang harus dapat menggunakan item yang baru bagi siswa yaitu, contoh penerapan

keterampilan yang tidak teratasi. Jika embedded item digunakan dengan informasi verbal,

mereka akan meminta siswa untuk mengingat kembali informasi yang merujuk kembali

ke pengajaran untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini tidak sepenuhnya tidak

diinginkan, karena dapat memperlancar penyimpanan informasi. Masalahnya,

perancangnya tidak tahu apakah siswa itu hanya mencari jawabannya dan

menuliskannya, atau murid itu benar; ingat itu embedded item biasanya tidak digunakan

dengan keterampilan psikomotorik, namun penting dalam beberapa jenis pengajaran agar

siswa berhenti pada satu atau beberapa titik agar guru memastikan bahwa mereka

mengikuti prosedur dengan benar. Hal ini berlaku khususnya situasi yang berpotensi

membahayakan. Embedded item yang disematkan akan dibahas lebih rinci sebagai bagian

dari strategi pembelajaran dan evaluasi formatif.

POSTTEST Dapat dikatakan dengan sangat pasti bahwa guru akan memiliki posttest

untuk pengajaran. Posttest harus menilai semua tujuan, dan terutama fokus pada tujuan

akhir. Sekali lagi, seperti pretest, posttest mungkin cukup panjang jika mengukur semua

keterampilan bawahan. Namun, tujuan posttest adalah untuk membantu guru

mengidentifikasi komponen pembelajaran yang tidak berjalan. Jika seorang siswa gagal

untuk melakukan tujuan akhir, guru harus dapat mengidentifikasi di mana dalam proses

pembelajaran siswa mulai gagal memahami pembelajarannya. Dengan memanfaatkan

item pada keterampilan bawaan pada posttest, guru harus bisa melakukan hal itu.

Page 31: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

7

Jika waktu adalah faktor dan pengujian yang lebih singkat harus dikembangkan,

tujuan terminal dan subskill penting harus diuji. Item yang menguji subskill yang paling

mungkin memberi siswa masalah pada tujuan terminal harus digunakan. Pada tes ini,

seperti untuk semua tes lainnya telah dijelaskan, guru harus dapat menunjukkan keahlian

apa yang dites dengan item tes yang diberikan.

Ketiga jenis tes ini dimaksudkan untuk digunakan selama proses perancangan.

Setelah evaluasi formatif dari instruksi selesai, mungkin disarankan untuk mengubah

item embedded test ke praktik dengan item umpan balik (ini dibahas lebih rinci pada bab

berikutnya), untuk melepaskan sebagian atau seluruh pretest dan memodifikasi posttest

hanya untuk mengukur tujuan terminal. Intinya, lebih sedikit waktu yang akan dihabiskan

untuk pengtesan saat instruksi mulai beroperasi.

Jenis Tes Tujuan yang diuji

Pretest Kemampuan awal ( keterampilan prasyarat)

dan tujuan pembelajaran yang terpilih

Embedded Test Tujuan pembelajaran yang terpilih

Posttest Semua tujuan pembelajaran

Merancang Tes

Bagaimana cara merancang dan mengembangkan tes berdasarkan kriteria? Guru

menulis satu atau lebih soal tes untuk mewakili masing – masing tujuan pembelajaran

perilaku. Faktor penting adalah bahwa ada pertanyaan pada tes yang berhubungan

langsung ke masing – masing tujuan pembelajaran pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dalam domain keterampilan intelektual umumnya

memerlukan paper and pencil test, atau soal yang membutuhkan produk atau kinerja

tertentu. Hal ini relatif mudah untuk menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

keterampilan intelektual: baik siswa "paham" respon yang tepat atau tidak. Pada tingkat

yang lebih tinggi keterampilan intelektual, lebih sulit untuk dinilai. Misalnya, jika suatu

tujuan pembelajaran memerlukan siswa untuk menciptakan solusi unik atau produk,

Page 32: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

8

maka perlu untuk menetapkan seperangkat kriteria yang dapat dikonversi ke daftar atau

rating skala yang dapat digunakan untuk menilai produk siswa.

Penilaian dalam domain sikap juga sulit. Tujuan pembelajaran afektif umumnya

berkaitan dengan sikap atau preferensi pelajar. Biasanya tidak ada cara langsung untuk

mengukur sikap siswa (contohnya, apakah mereka menikmati baseball). Soal untuk

tujuan pembelajaran sikap umumnya diperlukan bagi siswa untuk menyatakan pilihan

mereka atau guru mengamati perilaku siswa dan menyimpulkan sikap mereka. Sebagai

contoh, jika siswa secara sukarela terlibat dalam permainan baseball pada tiga

kesempatan yang berbeda, guru dapat menyimpulkan bahwa mereka menikmati bisbol.

Dari hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa preferensi mengamati perilaku dan kesimpulan

tentang sikap dapat dibuat.

Soal untuk tujuan pembelajaran dalam domain psikomotorik tidak sama dengan

informasi verbal atau keterampilan intelektual. Biasanya siswa diminta untuk melakukan

urutan langkah – langkah yang secara kolektif merupakan tujuan pembelajaran

pembelajaran. Oleh karena itu, tes sering terdiri dari daftar yang digunakan oleh guru

untuk menunjukkan apakah setiap langkah telah dilaksanakan dengan baik. Daftar

tersebut dapat dikembangkan langsung dari keterampilan yang diidentifikasi dalam

analisis pembelajaran. Guru mungkin juga ingin menguji kemampuan awal dalam

prosedur analisis. Ini sering merupakan keterampilan intelektual atau informasi lisan

yang harus diuji menggunakan format paper and pencil test, sebelum siswa melakukan

psikomotor keterampilan. Kadang-kadang kinerja dari ketrampilan psikomotor

menghasilkan produk kreasi. Hal itu adalah mungkin dalam mengembangkan daftar

kriteria untuk menilai kecukupan dari produk ini.

Menentukan Tingkat Penguasaan

Untuk setiap tujuan pembelajaran perilaku harus ada tingkatan kriteria yang

terspesifikasi, yang menunjukkan seberapa baik siswa harus melakukan keterampilan

yang dijelaskan dalam tujuan pembelajaran pada soal tes yang yang diberikan. Pada

dasarnya, kriteria menunjukkan tingkat penguasaan yang diperlukan siswa. Konsep

tingkat penguasaan sebagai tingkat kriteria lawan lebih sering digunakan dalam tes untuk

Page 33: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

9

seluruh unit pembelajaran atau seluruh kursus. Guru dapat menyatakan bahwa dalam

rangka untuk siswa pada "Master" unit ini, mereka harus mencapai tingkat tertentu pada

kinerja, tetapi pertanyaannya tetap: bagaimana anda menentukan tingkat materinya ?

Peneliti yang telah bekerja dengan sistem pembelajaran penguasaan memiliki

pengaruh yang penguasaannya setara ke tingkat kinerja yang biasanya diharapkan dari

siswa terbaik. Metode ini mendefinisikan penguasaan yang jelas direferensikan dari

norma, tetapi mungkin satu-satunya standar yang dapat cukup menjadi pengguna.

Pendekatan kedua penguasaan adalah salah satu yang terutama jika guru ingin

memastikan bahwa siswa "benar-benar tahu" keterampilan sebelum menuju ke unit

pembelajaran berikutnya, maka siswa harus diberikan kesempatan untuk melakukan

keterampilan sehingga hampir tidak mungkin untuk hasil benar berasal dari kebetulan

semata. Ketika soal tes pilihan ganda yang digunakan, maka lebih berpeluang bahwa

setiap jawaban yang benar untuk satu soal bisa karena kebetulan. Dengan berbagai jenis

item tes lain yang lebih sulit untuk menghitung probabilitas kesempatan kinerja, tetapi

lebih mudah untuk meyakinkan orang lain yang kinerjanya bukan hanya masalah

kesempatan. Namun, tingkat kinerja yang tinggi tidak berarti tingkat penguasaan juga

tinggi. Pengaturannya yang lebih tinggi dari kesempatan adalah keputusan yang agak

sewenang-wenang.

Situasi yang ideal di mana untuk mengatur tingkat penguasaan adalah salah satu

yang tepat, tingkat eksplisit dari kinerja yang mendefinisikan penguasaan. mungkin

dalam rangka berpendapat untuk murid belajar dalam mengirim pesan teletype, dia harus

paham bagaimana untuk mengeja istilah standar militer. Oleh karena itu, sebuah matery

tingkat 100 persen pada unit istilah ejaan militer hal ini tidak seluruh sewenang-wenang.

Hal ini didasarkan pada bahaya dari keterampilan yang dimaksud dengan belajar dari

ketrampilan berikutnya. Semakin besar hubungan antara keduanya, semakin tinggi

penguasaan tingkat yang harus ditetapkan. Sebagai prinsip umum, level penguasaan atas

kinerja harus dipertimbangkan sehubungan dengan evaluasi kinerja pada saat waktu itu

dan meningkatkan pembelajaran selanjutnya, berkaitan keterampilan dalam unit atau di

seluruh kursus.

Page 34: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

10

Menulis tes item

Terlepas dari jenis pembelajaran yang terlibat dalam tujuan pembelajaran, sesuai

menulis tes item teknik harus diterapkan pada pengembangan kriteria tes yang

direferensikan. Ada beberapa hal yang guru harus ingat saat menulis kriteria tes item

yang direferensikan. item harus sesuai dengan perilaku dan kondisi yang ditentukan

dalam tujuan pembelajaran, dan item harus memberikan siswa dengan kesempatan untuk

memenuhi kriteria yang diperlukan untuk menunjukkan penguasaan tujuan pembelajaran.

Untuk mencocokkan respon yang diperlukan dalam tes item dengan perilaku yang

ditentukan di tujuan pembelajaran, guru harus mempertimbangkan tugas pembelajaran

atau kata kerja yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang

meminta siswa untuk menyatakan atau menentukan, melakukan dengan bimbingan, atau

melakukan secara independen semua akan memerlukan format yang berbeda untuk

pertanyaan dan jawaban.

Itu sangat penting bahwa tes item mengukur tepat penjelasan tingkah laku di

tujuan pembelajarannya. Misalnya, jika tujuan pembelajaran menunjukkan bahwa murid

akan dapat mencocokan deskripsi dari konsep tertentu dengan label tertentu, maka tes

item harus mencakup deskripsi dari konsep dan satu set label, kemudian siswa akan

diminta untuk mencocokkan.

Mari kita melihat contoh. Diberikan tanda skala di persepuluh dan diminta untuk

mengidentifikasi titik yang dirancang pada skala persepuluh, label point perancangan

dalam bentuk desimal formulir di unit persepuluh. Sesuai tes item untuk tujuan

pembelajaran ini ikuti :

A B

1.0 2.0

Page 35: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

11

1. Di unit persepuluh, titik berapa pada skala yang ditunjukkan pada huruf A?

2. Di unit persepuluh, titik berapa pada skala yang ditunjukkan pada huruf B?

Anda dapat melihat dalam contoh ini bahwa tujuan pembelajaran membutuhkan

siswa membaca tepat titik pada skala yang dibagi menjadi unit sepersepuluh. tes item

menyediakan siswa sedemikian skala dan dua huruf yang terletak di titik tertentu pada

skala. Siswa harus menunjukkan nilai pada setiap titik di persepuluh.

Anda akan menghadapi ilustrasi lain yang mirip dengan ini dalam contoh dan

bagian praktek ini. Hal ini penting untuk dicatat dengan hati-hati penjelasan perilaku oleh

kata kerja dari tujuan pembelajaran. Jika kata kerjanya untuk mencocokkan, mendaftar,

memilih, atau menjelaskan, maka Anda harus memberikan tes yang memungkinkan siswa

untuk mencocokkan, mendaftarkan, memilih, atau menggambarkan. Tujuan pembelajaran

akan menentukan sifat item. Anda jangan sewenang-wenang memutuskan untuk

menggunakan format item tertentu seperti pilihan ganda. Format akan tergantung pada

kata-kata dari tujuan pembelajaran anda.

Tes item harus mempertimbangkan kondisi di mana keterampilan akan dilakukan.

Tes open book sangat berbeda dari tes yang referensi bahannya dilarang. yang diharapkan

kondisi kinerja termasuk dalam kinerja tujuan pembelajaran melayani sebagai panduan

untuk tes item penulis. kondisi menentukan apakah siswa dengan kinerja menggunakan

referensi atau dengan tersedia peralatan tertentu.

Terkadang kelas gagal untuk menyediakan lingkungan atau peralatan yang

diperlukan untuk menghasilkan kondisi kinerja yang tepat. Guru terkadang harus kreatif

dalam upaya memberikan kondisi yang serealitas mungkin. lebih realistis kondisi

pengetes adalah respon siswa yang lebih baik. Sebagai contoh, jika perilaku yang akan

ditampilkan di depan siswa, maka siswa harus hadir untuk tes.

Tujuan pembelajaran perilaku juga mencakup kriteria pengguna untuk menilai

penguasaan dari keterampilan. Tidak ada aturan mutlak yang menyatakan bahwa kriteria

kinerja tidak harus diberikan kepada siswa. Terkadang diperlukan bagi siswa untuk

Page 36: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

12

mengetahui kriteria kinerja dan terkadang tidak. Siswa biasanya berasumsi bahwa untuk

menerima point untuk pertanyaan, mereka harus menjawabnya dengan benar.

Pertanyaan besar yang selalu muncul adalah, "berapa jumlah item yang

dibutuhkan untuk menentukan penguasaan objektif?" berapa banyak item yang

dibutuhkan siswa untuk menjawab dengan benar penilaian yang berhasil pada tujuan

pembelajaran tertentu ? jika siswa menjawab salah satu item dengan benar, apakah anda

bisa menganggap mereka telah mencapai tujuan pembelajaran? atau, jika mereka

melewatkan satu item, apakah Anda yakin mereka tidak menguasai konsep? mungkin jika

Anda memberikan peserta Didik sepuluh item per tujuan pembelajaran dan mereka

menjawab semuanya dengan benar atau kehilangan semuanya, anda akan memiliki

banyak kepercayaan penilaian anda. Ada beberapa saran praktis yang dapat membantu

Anda dalam menentukan berapa banyak tes item objektif yang akan diperlukan. jika item

atau tes membutuhkan format respon yang akan memungkinkan siswa untuk menebak

jawaban yang benar, maka Anda mungkin ingin menyertakan beberapa paralel tes item

untuk yang tujuan pembelajaran yang sama. Jika kemungkinan menebak jawaban yang

benar langsung, bagaimanapun, maka Anda dapat memutuskan bahwa satu atau dua item

cukup untuk menentukan kemampuan siswa untuk melakukan keterampilan.

jika Anda memeriksa pertanyaan ini dalam hal tujuan pembelajaran domain, hal

ini lebih mudah untuk menjadi lebih spesifik. Untuk menilai keterampilan intelektual, hal

ini biasanya diperlukan untuk menyediakan tiga atau lebih kesempatan untuk

menunjukkan keterampilan. Namun, dengan informasi lisan, hanya satu item yang

dibutuhkan untuk mengambil informasi spesifik dari memori. Jika tujuan pembelajaran

informasi mencakup berbagai pengetahuan (misalnya, mengidentifikasi ibukota negara),

maka guru harus memilih sampel acak sebagai contoh, dan menganggap bahwa kinerja

siswa mewakili bagian dari tujuan pembelajaran informasi lisan yang telah dikuasai.

Dalam kasus keterampilan psikomotor, ada juga biasanya salah satu cara untuk menguji

keterampilan, yaitu meminta siswa melakukan keterampilan untuk penilai. Tujuan

pembelajaran mungkin memerlukan siswa untuk melakukan keterampilan dalam

Page 37: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

13

beberapa situasi yang berbeda. ini harus diulangi dalam melakukan ketrampilan

psikomotor.

Pertanyaan penting lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah, "jenis tes item

apa yang terbaik dalan penilaian kinerja siswa?" Ada banyak format tes item berbeda.

Beberapa yang Umum adalah benar/salah, penyelesaian, mengisi titik-titik, pencocokan,

pilihan ganda, dan definisi.

Perilaku ditentukan dalam tujuan pembelajaran yang memberikan petunjuk pada

jenis item yang dapat digunakan untuk menguji perilaku. Pada tabel berikut, bagian

kolom sebelah kiri mendaftarkan jenis perilaku pada tujuan pembelajaran perilaku.

Bagian atas adalah jenis tes item yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja siswa

untuk setiap jenis perilaku. Tabel hanya mencakup saran. "Rasa" dari tujuan

pembelajaran harus menunjukkan jenis penilaian apa yang paling tepat.

Grafik menunjukkan beberapa jenis perilaku yang dapat diuji dalam beberapa cara

yang berbeda. Namun, beberapa tes item dapat menilai perilaku yang lebih baik daripada

yang lainnya. Sebagai contoh, jika itu penting bagi siswa untuk mengingat fakta, minta

mereka untuk menyatakan bahwa fakta lebih baik daripada meminta untuk pertanyaan

pilihan ganda. Gunakan tujuan pembelajaran sebagai panduan, pilih jenis tes item yang

memberikan siswa kesempatan terbaik untuk menunjukkan kinerjanya yang ditentukan

dalam tujuan pembelajaran. Dalam membangun tes item pilihan ganda, sebagai contoh,

hal ini sering sulit untuk memikirkan item pengecoh cukup yang tidak rumit. Kelemahan

lain dari jenis ini adalah siswa dapat menggunakan beberapa isyarat dalam soal tersebut

untuk menebak jawaban yang benar.

Jenis Perilaku dan Jenis Item yang Berkaitan

Jenis Tes Item

Tipe Perilaku Esai Mengisi

Titik-

Meleng Pilihan Mencoco Produk Kinerja

Page 38: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

14

Berdasarkan

Tujuan

pembelajaran

titik kapi Ganda kan Langsung

Menyatakan x x x

Mengidentifikasi x x x x

Mendiskusikan x x

Mendefinisikan x x x

Memilih x x

Membedakan x x

Memecahkan x x x x X

Mengembangkan x x X

Menempatkan x x x x X

Membangun x x x X x

Menghasilakan x x X x

Mengoperasikan x

Memilih (sikap) x x x

Ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan ketika memilih format tes item

untuk digunakan. Masing-masing jenis tes item memiliki manfaat dan kelemahan. Untuk

memilih jenis item yang terbaik dari orang-orang yang memadai, pertimbangkan faktor

seperti waktu respon yang dibutuhkan oleh siswa, skor waktu yang diperlukan untuk

kelas dan menganalisis jawaban, pengtes lingkungan, dan peluang menebak jawaban

yang benar.

Page 39: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

15

Waktu yang diperlukan bagi siswa untuk menyelesaikan tes merupakan faktor

penting. Jika tujuan pembelajaran perilaku membutuhkan siswa untuk mendefinisikan

istilah, dan terbatasnya waktu pengtes yang tersedia, Anda mungkin ingin membangun

tes item yang membutuhkan siswa untuk memasok kata kunci dalam definisi, daripada

jenis yang membutuhkan pernyataanblengkap dari definisi. Namun, setiap pertanyaan

harus ditulis sangat hati-hati jika hal itu dipahami oleh siswa.

Format item tertentu menjadi konten yang tidak patut ketika mereka mempercepat

proses pengtes. Hal itu menjadi konten yang tidak patut menggunakan pertanyaan

benar/salah untuk menentukan apakah siswa paham betul istilah definisi. Diberikan

seperti pilihan, siswa tidak mendefinisikan, tetapi membedakan antara definisi yang

disajikan dalam tes item dan dipelajari selama pembelajaran. Selain menjadi format

jawaban yang tidak patut untuk menentukan tujuan pembelajaran perilaku, pertanyaan

yang benar/salah memberikan siswa kesempatan fifty-fifty dalam menebak jawaban yang

benar.

Tes item dapat diubah dari format jawaban "terbaik" untuk salah satu yang akan

menghemat waktu pengtes atau mencetak waktu, tetapi jenis alternatif atau pertanyaan

yang digunakan harus tetap memberikan siswa kesempatan yang wajar untuk

menunjukkan perilaku yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran. Ketika pelajaran

diimplementasikan, penting bagi guru dapat menggunakan prosedur evaluasi. Oleh

karena itu, designer mungkin menggunakan salah satu jenis format item saat pelajaran

skala luas siap digunakan. Hal ini sering dianggap tantangan sulit oleh guru kreativitas.

Pengtes lingkungan juga merupakan faktor penting dalam seleksi format item.

Apakah peralatan dan fasilitas yang tersedia untuk situasi tes siswa benar-benar sesuai

keterampilan mengingat dengan kondisi yang ditentukan dalam tujuan pembelajaran? jika

tidak, dapatkah simulasi yang realitas baik paper and pencil atau yang lainnya akan

dibangun? jika simulasi tidak mungkin, akan ada pertanyaan seperti " daftar langkah-

langkah yang akan Anda ambil untuk ....." menjadi tepat atau memadai untuk situasi

Anda? yang lebih jauh dihapus perilaku dalam test item yang ditentukan dalam tujuan

pembelajaran, kurang akurat prediksi anak itu baik dapat atau tidak bisa melakukan

Page 40: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

16

perilaku tertentu. Terkadang kinerja yang tepat seperti yang dijelaskan di tujuan

pembelajaran tersebut mustahil untuk dinilai, dan lainnya, kurang diinginkan cara yang

dapat digunakan. Ini juga akan menjadi pertimbangan penting ketika strategi

pembelajaran dikembangkan.

Peluang menebak jawaban yang benar adalah faktor lain yang harus

dipertimbangkan selanjutnya saat menulis tes item. Beberapa metode jawaban

memungkinkan siswa untuk menebak jawaban yang benar lebih sering daripada yang

lain. Pertanyaan pilihan ganda dengan tiga, empat, atau lebih jawaban memberikan siswa

kesempatan untuk menebak jawaban yang benar, meskipun kemungkinan untuk

melakukannya tipis. Dengan memberikan tambahan jawaban yang diminta, guru

mendapat kemungkinan siswa akan menebak dengan benar. Setiap kali waktu

mengizinkan, bangun tes item untuk meminimalkan penebakan(contohnya, mengisi isian

kosong, definisi, menjelaskan kata, menemukan posisi, menjelaskan fitur membangun

objek, dll). Format jawaban dari jenis item dapat meningkatkan baik penilaian waktu dan

mencetak waktu, tetapi mereka memberikan yang lebih dapat diandalkan dari

kemampuan siswa untuk melakukan tugas yang ditentukan oleh tujuan pembelajaran.

Setelah Anda memutuskan pada format tes item terbaik, langkah selanjutnya

melibatkan penulisan yang sebenarnya tes item "baik". Anda akan mempertimbangkan

hal-hal seperti kosa kata, "pengaturan" dari item, kejelasan item dan sulitnya item.

Kosakata yang digunakan dalam petunjuk untuk menyelesaikan pertanyaan dan

pertanyaan itu sendiri harus sesuai bagi siswa yang dimaksudkan. Item tes sebaiknya

tidak ditulis di tingkat kosakata dari guru kecuali tingkat yang sama dengan yang

diharapkan bagi peserta didik sasaran. Siswa tidak boleh melewatkan pertanyaan karena

istilah yang tidak familiar. Jika definisi tertentu merupakan prasyarat untuk melakukan

keterampilan, maka definisi tersebut harus dimasukkan dalam pembelajaran.

Penghilangan istilah dan definisi yang diperlukan adalah kesalahan umum yang dibuat

oleh banyak guru.

Pengaturan soal adalah pertimbangan penting lainnya. Soal yang dapat dibuat

tidak terlalu sulit dengan menempatkan tujuan pembelajaran yang diinginkan dalam

Page 41: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

17

pengaturan yang tidak biasa. Ketika hal ini dilakukan, guru tidak hanya menguji perilaku

yang diinginkan, tetapi juga uji tambahan, perilaku yang tidak terkait. Meskipun ini

adalah praktek yang umum, itu adalah penulisan yang tidak biasa. Semakin asing contoh,

jenis pertanyaan, format respon dan prosedur pengtes, menjadikan tes lebih sulit

diselesaikan.

Salah satu contoh dari kesulitan "bertahap" ini adalah menciptakan masalah

aritmatika verbal dengan menggunakan situasi yang tidak sengaja dan tidak biasa.

Pengaturan masalah, baik di pantai, di toko, atau di sekolah, harus akrab bagi kelompok

sasaran (siswa). Dalam contoh lain, siswa dapat diminta untuk menulis sebuah paragraf

tentang topik yang tidak biasa ketika objek sebenarnya dari item tes adalah untuk

mengetahui apakah mereka dapat menulis sebuah paragraf yang mencakup kalimat topik,

mendukung kalimat deskriptif, dan ringkasan siswa dapat menunjukkan hal ini.

keterampilan yang lebih baik dengan menggunakan topik yang familiar, bukan yang tidak

familiar. Jika item tersebut dibuat tidak perlu, mungkin akan menghambat penilaian yang

akurat terhadap perilaku yang bersangkutan.

Kejelasan item juga penting. Untuk membantu memastikan kejelasan dan

meminimalkan kecemasan tes peserta tes, peserta tes harus diberi semua informasi yang

diperlukan untuk menjawab pertanyaan sebelum mereka diminta untuk menanggapi.

Idealnya, peserta tes harus membaca sebuah pertanyaan, menyusun secara mental

jawaban dan kemudian memberikan jawabannya atau memilihnya dari serangkaian

alternatif yang ada. Item isian dan pilihan ganda akan digunakan untuk menggambarkan

hal ini.

Contoh yang salah:

1. ............. diberikan kepada siswa sebelum instruksi

2. Pretest adalah:

a. Diatur sebelum instruksi

b. Diatur selama instruksi

c. Berikan instruksi berikut

Page 42: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

18

Contoh yang lebih baik

1. Tes yang diberikan kepada siswa sebelum instruksi disebut ................

2. Kapan pretest diberikan?

a. Sebelum instruksi

b. Selama instruksi

c. Mengikuti instruksi

Dalam mengisi salah contoh tes isian, satu-satunya informasi yang diberikan sebelum

bertemu dengan yang isian yang kosong adalah huruf A; Dengan demikian, isian kosong

itu penempatannya tidak tepat. Mengingat pernyataan yang lengkap, tidak menunjukkan

bahwa istilah yang dicari adalah jenis tes. Dalam contoh yang lebih baik, semua

informasi yang dibutuhkan untuk merespons disajikan sebelum peserta didik menemukan

yang kosong, dan informasi ditambahkan yang menunjukkan bahwa jenis jenis tes dicari.

Dalam contoh pilihan ganda yang salah, bagian "bagian tes", bukanlah pemikiran yang

lengkap. Dalam contoh yang disempurnakan, semua informasi yang dibutuhkan untuk

merumuskan jawabannya termasuk sub bagian. Dalam menyusun item tes Anda, terlepas

dari formatnya, selalu pastikan bahwa semua rangsangan isyarat yang harus disediakan

terdapat dalam item. Meskipun menghilangkan informasi penting dapat meningkatkan

kompleksitas item, namun juga mengurangi kualitas pengtes.

Item yang ditulis untuk "trik" siswa sering menghasilkan pengtes perilaku selain yang

ditentukan dalam tujuan. Guru akan disarankan untuk meluangkan waktu mereka untuk

membuat item simulasi yang baik daripada menemukan pertanyaan yang rumit. Jika

objeknya adalah untuk menentukan seberapa baik siswa dapat menampilkan

keterampilan, daripada serangkaian pertanyaan mulai dari yang sangat mudah hingga

yang sangat sulit, akan memberikan indikasi yang lebih baik tentang tingkat kinerja siswa

daripada satu atau dua pertanyaan rumit. Jika guru ingin menantang untuk mengevaluasi

siswa tingkat lanjut, mereka harus membuat item uji pada tingkat kesulitan yang lebih

tinggi.

Page 43: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

19

Urutan Item Tidak ada aturan yang ketat dan cepat yang memandu urutan penempatan

item pada tes keterampilan intelektual atau informasi lisan, namun saran ulang yang

dapat memandu penempatan. Keputusan akhir biasanya didasarkan pada situasi pengtes

khusus dan kinerja yang akan diuji.

Metode tradisional untuk urutan item pada pengtes adalah mengumpulkan item

berdasarkan format item. Dengan menggunakan item penyelesaian strategi ditempatkan

bersama, beberapa item pilihan ganda digabungkan, item esai dikumpulkan bersama-

sama dan sebagainya. Dalam setiap kelompok pertanyaan, konten dapat bervariasi di

seluruh konten yang disertakan dalam tujuan. Cara ini berakibat pada yang atraktif. Uji

yang tampak terorganisir dengan baik dan membutuhkan jumlah arah minimum. Terlepas

dari daya tariknya, strategi pemformatan ini memiliki kelemahan besar bagi guru yang

paling menganalisa penguasaan siswa terhadap tujuan yang diukur setelah mencetak

setiap item dan sebelum menentukan penguasaan siswa terhadap tujuan, data harus

disusun ulang dengan tujuan untuk analisis ini sangat memakan waktu dan langkah yang

tidak perlu. Individu yang menganjurkan strategi pengurutan mirip format baik item

mereka disusun ulang dinilai oleh mesin atau mereka tidak secara terpisah menganalisis

kinerja pada tujuan dalam pengtes.

Strategi urutan unggul untuk guru, yang perlu memberikan skor tanggapan yang

disengaja dan untuk menganalisis respons dalam tujuan, adalah mengumpulkan item

untuk satu tujuan bersama-sama, terlepas dari format item. Satu-satunya jenis item yang

akan menjadi pengecualian untuk strategi ini adalah pertanyaan esai panjang. Pertanyaan

semacam itu biasanya ada di akhir tes kepada peserta didik tersebut dalam mengelola

waktu mereka selama tes berlangsung. Sebuah tes yang diselenggarakan dengan cara ini

tidak semenarik yang diatur oleh format item, namun ini jauh lebih fungsional bagi

pelajar dan guru. Hal ini memungkinkan peserta didik untuk berkonsentrasi pada satu

area informasi dan keterampilan setiap saat, dan ini memungkinkan guru untuk

menganalisis kinerja individu dan kelompok secara obyektif tanpa terlebih dahulu

melakukan pengurutan ulang data.

Page 44: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

20

MENULIS PETUNJUK. Tes harus mencakup petunjuk yang jelas dan singkat. Memulai

tes biasanya menyebabkan kecemasan di antara siswa yang akan dinilai berdasarkan

kinerja mereka dalam tes. Tidak ada keraguan dalam pikiran mereka tentang apa yang

harus mereka lakukan untuk melakukan tes dengan benar. Biasanya ada pengantar arah

ke seluruh tes dan arah bagian ketika format item berubah.

Sifat perubahan petunjuk tes sesuai dengan situasi pengetesan namun jenis

informasi berikut biasanya ditemukan dalam petunjuk tes sebuah judul tes yang

menyarankan konten tertutupi bukan hanya pretest atau "Test I": pernyataan singkat

tentang tujuan atau kinerja yang harus ditunjukkan: jumlah kredit yang akan diberikan

untuk jawaban yang benar sebagian, apakah siswa harus menebak jika mereka tidak

yakin akan jawabannya apakah kata-kata harus dieja dengan benar untuk menerima kredit

penuh; apakah siswa harus menggunakan nama mereka atau hanya mengidentifikasi diri

mereka sebagai anggota kelompok; apakah ada batas waktu, batas kata, atau batasan

ruang untuk tanggapan; dan apakah mereka memerlukan sesuatu yang istimewa untuk

menanggapi tes seperti pensil nomor 2, lembar jawaban dengan skor mesin, teks khusus,

atau peralatan khusus seperti kalkulator atau peta. Sulit untuk menulis petunjuk arah yang

jelas dan ringkas. Apa yang jelas bagi Anda mungkin membingungkan orang lain. Tulis

dan tinjau petunjuk dengan seksama untuk memastikan bahwa siswa memiliki semua

informasi yang mereka butuhkan untuk merespons dengan benar tes ini.

Mengevaluasi tes dan Item tes

Petunjuk uji dan item uji untuk tes objektif harus menjalani uji coba evaluasi

formatif sebelum benar-benar digunakan untuk menilai kinerja siswa. Item tes mungkin

tampak sangat jelas bagi orang yang menulisnya tapi sangat membingungkan individu

yang diminta untuk menanggapinya. Banyak hal bisa salah dengan tes. Guru harus

memastikan bahwa (1) petunjuk arah yang jelas, sederhana, dan mudah diikuti; (2) setiap

tes jelas dan disampaikan kepada siswa yang dimaksudkan untuk informasi atau

rangsangan yang diinginkan. (3) kondisi di mana tanggapan dibuat realistis; (4) metode

tanggapan jelas bagi siswa; dan (5) ruang, waktu, dan peralatan yang sesuai tersedia bagi

siswa untuk merespons dengan tepat.

Page 45: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

21

Setelah menulis sebuah tes, guru harus mengelolanya kepada siswa atau individu

(bukan satu dari kelompok sasaran sebenarnya) yang akan membaca dan menjelaskan

dengan nyaring apa yang dimaksud dengan arah dan pertanyaan, dan menanggapi setiap

pertanyaan dalam format tanggapan yang dituju. . Dalam membangun sebuah tes, guru

secara tidak sadar dapat membuat kesalahan; dan evaluasi awal tes ini dapat mencegah

banyak momen kecemasan bagi siswa, waktu terbuang bagi siswa dan guru, bahkan hasil

tes yang tidak valid. Item bernomor yang salah akan menghasilkan jawaban acak pada

lembar jawaban. Hal yang sama berlaku untuk arah yang tidak jelas, contoh atau

pertanyaan yang membingungkan, dan kosa kata yang terlalu maju untuk siswa yang

sedang diuji. Evaluasi awal pengtes dengan setidaknya satu orang, dan lebih baik

beberapa orang, akan membantu menentukan kelemahan dalam pengtes atau item uji

individual yang dapat dikoreksi sebelum waktu tes.

Bahkan setelah tes benar-benar diberikan. guru harus menilai hasilnya untuk

kejelasan item. Uji item yang dilewatkan oleh sebagian besar siswa harus dianalisis. alih-

alih mengukur kinerja para siswa. Pertanyaan semacam itu mungkin menunjukkan

beberapa ketidakmampuan dalam item tes, petunjuk untuk menyelesaikan tes, atau

instruksi. Tes yang diduga harus dianalisis dan mungkin direvisi sebelum tes diberikan

lagi.

Masalah pengtes praktis ada untuk Guru yang harus menguji beberapa kelompok

siswa yang berbeda pada tujuan yang sama pada waktu yang sama atau dalam rentang

waktu singkat dalam satu hari atau minggu. Untuk menjamin integritas jawaban siswa,

guru mungkin perlu membuat beberapa versi posttest yang berbeda. Jadi, selain pretest

dan “the embedded test”, sebanyak lima atau enam versi posttest mungkin diperlukan.

Dalam situasi ini, guru mungkin ingin membuat beberapa item tes yang berbeda,

atau kumpulan item, untuk setiap tujuan kinerja. Bila ini dilakukan, guru perlu

memastikan bahwa semua barang yang dibangun untuk satu tujuan sejajar dan pada

tingkat kesulitan yang sama. Dengan menetapkan sebuah pertanyaan dalam situasi yang

tidak biasa atau menggunakan istilah yang lebih sulit, sulitnya item dapat ditingkatkan.

Hal ini dapat menyebabkan item untuk menilai perilaku selain yang dimaksudkan. Bila

banyak item yang berbeda digunakan, guru harus memastikan bahwa item sejajar dalam

Page 46: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

22

menilai kinerja dengan tingkat kesulitan yang sama.

Saat membangun item uji - dan tes secara umum - guru harus mengingat bahwa tes

mengukur kecukupan (1) pengujian itu sendiri, (2) bentuk tanggapan, (3) bahan – bahan

pengajaran, (4) lingkungan pembelajaran dan situasi, dan (5) pencapaian siswa.

Semua saran dalam diskusi ini harus membantu dalam pengembangan kriteria -

yang dirujuk pada konstruktor uji beberapa referensi mengenai teknik pengtes disertakan

pada akhir bab ini. Mengembangkan Instrumen untuk Mengukur Pertunjukan, Produk,

dan Perilaku (Sikap).

Mengembangkan Instrumen yang digunakan untuk mengukur penampilan, hasil

dan Tingkah Laku (sikap)

Mengembangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan

psikomotor, perilaku produk tidak melibatkan item uji tulis per se. Sebagai gantinya, ini

memerlukan petunjuk untuk membimbing aktivitas peserta didik atau perilaku dan

panduan instrumen untuk memandu evaluasi kinerja, perilaku produk Anda.

MENULIS PETUNJUK Petunjuk kepada peserta didik untuk produk pertunjukan harus

secara jelas menggambarkan apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya. Setiap

kondisi pengeluaran seperti sumber daya atau batas waktu harus dijelaskan. Di arah

Anda, Anda juga perlu mempertimbangkan jumlah panduan yang diberikan. Satu sisi

mungkin diinginkan untuk mengingatkan peserta didik membentuk Langkah-langkah

tertentu dan memberi tahu mereka tentang kriteria yang akan kita evaluasi pekerjaan

mereka. Dalam kasus seperti itu (contoh: mengembangkan penelitian atau membuat

laporan lisan). peserta tes dapat diberi salinan daftar periksa evaluasi atau skala penilaian

yang akan digunakan untuk menilai pekerjaan mereka sebagai arahan. Dalam keadaan

lain (contoh: menjawab pertanyaan esai mengganti kelelahan). memberikan panduan

seperti itu akan mengalahkan tes tujuan. Faktor-faktor yang dapat Anda gunakan dalam

menentukan jumlah barang yang sesuai adalah sifat dari keterampilan yang diuji.

termasuk Kompleksitasnya, tingkat kecanggihan sasaran siswa, dan situasi alami yang

harus dipelajari adalah untuk mentransfer keterampilan.

Page 47: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

23

Instruksi untuk peserta tes terkait dengan pengukuran sikap dari yang diberikan

untuk mengukur kinerja dan produk. Untuk evaluasi akun terhadap sikap, penting bagi

peserta tes untuk merasa bebas untuk "memilih" untuk berperilaku sesuai dengan sikap

mereka. Memeriksa yang sadar bahwa sedang diamati oleh atasan atau guru mungkin

tidak menunjukkan perilaku yang mencerminkan sikap sejati mereka.

Secara diam-diam mengamati karyawan, bagaimanapun, dapat menjadi masalah

dalam banyak situasi. Kesepakatan sering dilakukan antara karyawan dan pengusaha

mengenai siapa yang bisa dievaluasi, siapa yang bisa melakukan evaluasi, apa yang bisa

dievaluasi, apakah informasinya diinformasikan terlebih dahulu, dan bagaimana data

tersebut digunakan. Bahkan dengan keterbatasan yang dapat dimengerti ini, terkadang

dimungkinkan melalui perencanaan dan kesepakatan sebelumnya untuk menciptakan

situasi di mana penilaian sikap wajar yang masuk akal dapat terjadi.

MENGEMBANGKAN INSTRUMEN Selain menulis arahan untuk peserta didik, Anda

perlu instrumen pengembangan untuk memandu evaluasi kinerja, produk, atau perilaku

Anda. Langkah-langkah dalam mengembangkan instrumen adalah:

1. untuk mengidentifikasi elemen yang akan dievaluasi.

2. untuk parafrase (istilah linguistik yang berarti pengungkapan kembali suatu

konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tanpa mengubah

maknanya) masing-masing.

3. untuk mengurutkan elemen pada instrumen.

4. untuk memilih jenis penilaian yang akan dibuat oleh penilai, dan

5. untuk menentukan bagaimana Instrumen akan dinilai.

UNSUR Sama dengan item tes, unsur yang akan dinilai diambil langsung dari perilaku

yang termasuk dalam tujuan perilaku. Anda harus memastikan bahwa unsur yang dipilih

benar-benar dapat diamati selama pertunjukan atau produk. Setiap unsur harus

diparafrasekan untuk dimasukkan ke instrumen.

Page 48: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

24

Waktu yang tersedia untuk pengamatan dan penilaian, terutama untuk kinerja

aktif, terbatas, dan deskripsi panjang seperti yang tercakup dalam tujuan akan

menghambat prosesnya. Seringkali hanya satu atau dua kata yang diperlukan untuk

mengkomunikasikan langkah atau segi produk atau kinerja ke penilai. Dengan parafrase,

juga penting untuk memberi tahu setiap Item sehingga respons "ya" dari penilai

menghasilkan hasil positif dan respons "tidak" mencerminkan hasil negatif. Perhatikan

contoh berikut untuk pidato lisan:

Salah

1. pertahankan kontak mata

2. Jeda dengan "dan, eh"

3. kehilangan pemikiran,

ide

Ya

No

Benar

1. Pertahankan kontak mata

2. Menghindari "dan, eh"

berhenti sebentar

3. Pertahankan pemikiran, ide

Ya

No

Dalam contoh yang salah, daftar perilaku yang diparafrasekan mencampur hasil

positif dan negatif yang akan sangat sulit untuk dinilai. Dalam daftar yang diparafrase

dengan benar, item diungkapkan sedemikian rupa sehingga respons "ya" adalah penilaian

positif dan respons "tidak" adalah negatif. Konsistensi ini akan memungkinkan saya

untuk memberikan peringkat "ya" untuk mendapatkan skor keseluruhan yang

menunjukkan kualitas kinerja atau produk.

Setelah urutan diparafrasekan, mereka harus diurutkan sesuai instrumennya. Yang

lain di mana mereka disertakan harus sesuai dengan tatanan asli oleh kejadian, jika ada.

Misalnya, daftar periksa evaluasi esai atau paragraf akan mencakup fitur yang terkait

dengan pendahuluan terlebih dahulu, hingga gagasan pendukung kedua, dan kesimpulan

terakhir. Langkah-langkah kronologis yang diperlukan untuk mengganti kelelahan harus

memandu urutan langkah pada daftar periksa. Urutan paling efisien untuk perilaku teller

niscaya akan menyapa pelanggan, melakukan bisnis. dan menyimpulkan transaksi.

Page 49: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

25

Bila urutan kejadian atau komponen alami dapat diidentifikasi, strategi

pengurutan lainnya harus digunakan. Contoh mungkin mencakup pentingnya tindakan

atau komponen atau frekuensi terjadinya perilaku tertentu. Jika tidak ada urutan logis

untuk fitur daftar sudah jelas. Anda harus memeriksa produk sampel atau mengamati

beberapa pertunjukan untuk menentukan urutan paling efisien untuk komponen peristiwa

atau komponen. Anda mungkin menemukan bahwa satu-satunya urutan logis adalah

urutan alfabetis. Urutan yang dipilih harus memungkinkan penilai untuk menemukan

setiap unsur dengan cepat selama evaluasi.

MENGEMBANGKAN FORMAT JAWABAN Aktivitas keempat dalam

mengembangkan instrumen untuk mengukur kinerja, produk, atau perilaku adalah untuk

menentukan bagaimana penilai akan membuat dan mencatat penilaian. Setidaknya ada

tiga format tanggapan evaluator termasuk daftar tanggal cek (contoh: Ya atau tidak)

memerlukan tingkat diferensiasi kualitas (contoh: Miskin, memadai dan bagus); hitungan

frekuensi kejadian setiap unsur mempertimbangkan atau beberapa kombinasi dari format

ini. Modus respon penilai terbaik ditunjukkan pada beberapa faktor termasuk sifat dan

kompleksitas unsur yang dilayani; waktu yang tersedia untuk mengamati, membuat

penilaian yang menceritakan penghakiman; keakuratan atau konsistensi yang dengannya

penilai dapat menilai, dan kualitas umpan balik yang diberikan kepada peserta tes.

Daftar Periksa paling dasar dari tiga daftar format penilaian. Jika Anda memilih

daftar l, Anda dapat dengan mudah menyelesaikan instrumen Anda dengan memasukkan

dua kolom di samping masing-masing elemen yang diparafrase dan diurut untuk diamati.

Satu kolom jika untuk mengecek "ya" untuk menunjukkan setiap unsur ada. Perintahnya

adalah untuk mengecek "tidak" untuk menunjukkan tidak adanya ketidakmampuan unsur.

Manfaat daftar periksa mencakup jumlah unsur yang berbeda yang dapat diamati pada

waktu tertentu, kecepatan penyelesaiannya oleh evaluator, sistency atau reliabilitas

dengan penilaian mana yang dapat dilakukan, dan kemudahan skor keseluruhan dapat

dilakukan diperoleh. Satu pembatasan daftar periksa adalah tidak adanya informasi yang

diberikan kepada peserta tes tentang penilaian "tidak".

Page 50: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

26

SKALA PENILAIAN Daftar cek dapat dikonversi ke skala penilaian yang memperluas

penilaian tingkat kualitas untuk setiap unsur diferensiasi kualitas yang mungkin

dilakukan. Alih-alih menggunakan dua kolom untuk unsur, setidaknya tiga digunakan.

Ketiga kolom ini bisa termasuk dieliminasi tidak hadir (0), sekarang (1), dan bagus (2);

atau buruk (1), memadai (2), dan baik Termasuk baik (0) atau (1) sebagai nilai terendah

tergantung pada apakah penilaian dapat benar-benar hilang dari produk atau pertunjukan.

Misalnya, beberapa tingkat kontak mata akan disajikan dalam laporan lisan, penilaian

terendah harus berupa 1. Sebuah paragraf bagaimanapun, sama sekali tidak memiliki

kalimat penutup; Dengan demikian skor 0 akan paling sesuai dalam jarak ini. Rating

tertentu yang dipilih bergantung pada sifat unsur yang akan dinilai.

Mirip dengan daftar cek, skala penilaian memiliki tingkat positif dan negatif. Sisi

positifnya, mereka memungkinkan evaluasi analitis terhadap subkomponen kinerja atau

produk, dan memberikan umpan balik yang lebih baik kepada peserta tes tentang kualitas

kinerja daripada yang dapat dilakukan oleh daftar cek. Di sisi negatifnya, mereka

membutuhkan lebih banyak waktu untuk menggunakan penyebab perbedaan yang lebih

baik harus dibuat mengenai kualitas setiap unsur yang diperiksa. Mereka juga dapat

menghasilkan skor yang kurang dapat diandalkan daridaftar periksa, terutama tingkat

kualitas lebih disertakan daripada yang dapat dibedakan dalam waktu yang tersedia atau

daripada yang dapat dilakukan secara konsisten. Bayangkan skala penilaian yang

mengandung 10 tingkat kualitas berbeda pada setiap skala unsur. Apa tepatnya perbedaan

antara rating 3 dan 4 atau rating 6 dan 7? Terlalu banyak lintang dalam membuat evaluasi

akan menyebabkan tidak konsisten baik di dalam maupun di antara evaluator.

Dua strategi perkembangan dapat membantu memastikan peringkat yang lebih andal

pertama adalah memberikan deskripsi verbal yang jelas pada setiap tingkat kualitas.

Sebagai gantinya hanya menggunakan kategori angka dan istilah umum seperti (1)

ketidakmampuan, (2) memadai, dan (3) bagus, Anda harus menggunakan deskriptor

verbal yang lebih tepat yang mewakili kriteria khusus untuk setiap tingkat kualitas.

Perhatikan contoh berikut yang berkaitan dengan kalimat topik dalam sebuah paragraf.

Page 51: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

27

Umum

No Hilang Buruk Cukup Baik

1. kalimat topik 0 1 2 3

Improved

hilang Terlalu

luas/spesifik

Benar

spesifisitas

Benar spesifisitas &

nilai bunga

1. kalimat topik 0 1 2 3

Kedua skala respon memiliki empat tingkat keputusan. Contoh di atas berisi

deskriptor verbal untuk setiap penilaian, namun pertanyaan tentang apa yang merupakan

penilaian tropik yang buruk, memadai, dan bagus tetap tidak jelas. Dalam format

tanggapan di bagian bawah, kriteria untuk memilih setiap kualitas lebih jelas. Semakin

spesifik Anda bisa dalam menamai kriteria yang sesuai dengan setiap tingkat kualitas,

semakin dapat diandalkan Anda dapat mengukur kualitas unsur yang dinilai.

Strategi pengembangan kedua yang dapat Anda gunakan adalah membatasi

jumlah tingkat kualitas yang disertakan dalam setiap skala. Tidak ada peraturan yang

menyatakan bahwa semua unsur yang dinilai harus memiliki jumlah tingkat kualitas yang

sama, katakanlah skala 4 atau 5 poin. Jumlah level yang disertakan harus ditentukan oleh

kompleksitas unsur yang dinilai dan waktu yang tersedia untuk menilaiinya. Perhatikan

dua unsur berikut dari contoh paragraf.

Yes No

(1) (2)

1. Indentifikasi 1. indentasi 0 1 2 3

2. kalimat topik 2. kalimat topik 0 1 2 3

Page 52: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

28

Dalam daftar cek di sebelah kiri, unsur masing-masing dapat dinilai berdasarkan

daftar ini dengan handal. Mengingat skala penilaian di sebelah kanan, Anda bisa melihat

masalah segera. Indentifikasi paragraf dan penulisan kalimat topik berbeda secara drastis

dalam kompleksitas keterampilan. Bayangkan mencoba untuk membedakan secara

konsisten empat tingkat yang berbeda dari seberapa baik sebuah paragraf diindentifikasi!

Namun, seperti yang ditunjukkan pada contoh sebelumnya, empat tingkat kualitas

kalimat topik yang berbeda akan masuk akal.

Aturan yang baik untuk menentukan ukuran skala untuk setiap unsur adalah

memastikan bahwa setiap jumlah level termasuk sesuai dengan kriteria spesifik untuk

membuat keputusan. Bila Anda kehabisan kriteria, Anda memiliki semua tingkat yang

dapat Anda menilainya secara konsisten.

MENGHITUNG FREKUENSI

format jawaban ketiga yang dapat digunakan evaluator dalam menilai produk,

kinerja, dan perilaku adalah jumlah frekuensi. Perhitungan frekuensi diperlukan bila

unsur yang diamati baik positif maupun negatif, dapat diulang beberapa kali oleh

pemeriksaan selama kinerja atau produk. Misalnya, pada produk seperti tulisan. Selama

pertunjukan seperti pertandingan tenis, service diulang berkali-kali, terkadang efektif dan

terkadang tidak. Dalam perilaku penilaian seperti yang dipamerkan oleh teller bank, teller

dapat diamati selama transisi dengan banyak pelanggan berbeda dan pada hari yang

berbeda. Perilaku positif dan negatif yang ditunjukkan oleh teller harus dihitung terjadi

pada pelanggan dan hari.

Alat penghitung frekuensi dapat dibuat dengan hanya menyediakan dan mengutip

ruang di samping setiap unsur untuk menghitung jumlah instance yang terjadi. Serupa

dengan daftar cek, bagian tersulit dalam pembuatan alat penghitung frekuensi adalah

mengidentifikasi urutan unsur yang harus diamati.

PROSEDUR PENCATATAN Kegiatan akhir membuat instrumen untuk

mengukur produk, kinerja, dan perilaku adalah untuk menentukan bagaimana instrumen

Page 53: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

29

akan dinilai. Sama seperti dengan paper and pencil test, anda pasti akan membutuhkan

nilai tingkat objektif dan juga skor kinerja keseluruhan. Daftar cek adalah format

termudah dari tiga format instrumen. Namun, tanggapan untuk semua unsur yang terkait

dengan satu tujuan dapat dijumlahkan untuk mendapatkan skor tingkat objektif, dan

tanggapan "ya" dapat disimpulkan di instrumen tersebut mendapatkan penilaian

keseluruhan untuk peserta ujian pada tujuan.

Skor tingkat obyektif dapat diperoleh dari skala penilaian dengan menambahkan

mengumpulkan angka yang ditetapkan untuk setiap unsur yang dinilai dalam skor

objektif yang menunjukkan keseluruhan kinerja peserta ujian pada tujuan dapat diperoleh

dengan menjumlahkan peringkat individual di semua unsur yang termasuk dalam

instrumen.

Tidak seperti tes objektif, daftar cek, dan skala penilaian, menentukan dan sesuai

prosedur penilaian untuk instrumen hitungan frekuensi dapat menjadi tantangan. Prosedur

terbaik yang harus digunakan harus ditentukan berdasarkan situasi tertentu, dan

tergantung pada sifat keterampilan atau sikap yang diukur dan pada pengaturan.

Misalnya, saat menilai kinerja interaktif guru kelas atau tenaga penjualan, beberapa

contoh perilaku yang ingin Anda amati akan terjadi selama evaluasi, sementara yang lain

tidak melakukannya. Dalam kasus seperti itu Anda harus mempertimbangkan apakah

kurangnya kejadian adalah hasil negatif atau netral. Dalam situasi lain seperti tenis, Anda

akan memiliki banyak kesempatan untuk mengamati unsur seperti service dan reaktif

menghitung jumlah servis pertama yang ditempatkan secara strategis, kesalahan kaki,

atau membiarkan serves. Cukup mudah menghitung jumlah server yang dibuat oleh

pemain dan untuk menghitung proporsi keseluruhan server yang ditempatkan secara

strategis pertama kali berfungsi, kesalahan kaki, membiarkan servis, dan sebagainya.

Namun, begitu perhitungan ini dilakukan, Anda tetap harus memutuskan bagaimana

menggabungkan informasi ini untuk menciptakan skor pada sasaran pembelajaran yang

terkait dengan penyajian.

Terlepas dari bagaimana Anda memutuskan untuk mencetak instrumen hitungan

frekuensi penting yang Anda pertimbangkan selama proses pengembangan itu akan

Page 54: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

30

dilakukan dan bandingkan konsekuensi dari penilaian satu cara alternatif. Cara yang

Anda butuhkan untuk mencetak instrumen mungkin memerlukan modifikasi pada daftar

unsur yang ingin Anda amati; Oleh karena itu, prosedur penilaian harus direncanakan

sebelum mulai menilai kinerja peserta didik. Bila tidak ada prosedur penilaian yang layak

dapat ditemukan untuk instrumen hitungan frekuensi, Anda dapat mempertimbangkan

kembali baik menggunakan daftar cek, skala penilaian, atau format kombinasi.

EVALUASI INSTRUMEN Petunjuk dan instrumen uji untuk mengevaluasi

pertunjukan, produk, dan perilaku juga harus dievaluasi secara format sebelum benar-

benar digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan peserta ujian. Sama seperti denganpaper

and pencil test, Anda harus memastikan bahwa petunjuknya jelas bagi pelajar dan bahwa

peserta didik dapat mengikuti arahan untuk menghasilkan kinerja atau produk yang

diantisipasi.

Anda juga harus mengevaluasi kegunaan instrumen evaluasi. Kriteria khusus

untuk digunakan dalam mengevaluasi unsur-unsur yang termasuk dalam instrumental

adalah (1) pengamatan masing-masing unsur untuk diadili, (2) kejelasan cara di mana

mereka diparafrasekan, dan (3) pengaturan efisiensi urutan. Terkait dengan format

tanggapan evaluator, Anda harus memeriksa, apakah kategori dan kriteria tanggapannya

masuk akal dalam hal jumlah dan jenis penilaian yang perlu Anda buat dan waktu yang

tersedia untuk Anda amati, hakim, dan tandai penghakiman. Jika Anda tidak dapat

"menjaga" dengan pemain, keakuratan penilaian Anda akan terpengaruh.

Keandalan penilaian yang dibuat harus dievaluasi. Hal ini dapat dilakukan dengan

menilai kinerja atau produk yang sama dua kali atau lebih dengan interval waktu

intervensi. Hal ini juga dapat diperiksa dengan meminta dua atau lebih evaluator

menggunakan instrumen tersebut untuk menilai kinerja atau produk yang sama. Ketika

beberapa penilaian diperoleh dari satu evaluator pada satu produk, instrumen harus

direvisi. Area instrumen untuk dipertimbangkan kembali adalah jumlah unsur yang harus

dinilai, jumlah tingkat penilaian yang akan dibuat, dan kejelasan kriteria untuk setiap

tingkat. Jumlah unsur yang harus diperhatikan dan jumlah kategori penilaian harus

dikurangi ke titik di mana konsistensi penilaian dibuat dengannya.

Page 55: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

31

Akhirnya, Anda harus mengevaluasi strategi penilaian Anda. Menggunakan data

yang Anda kumpulkan selama evaluasi formatif instrumen, menggabungkan atau

meringkas nilai tingkat unsur seperti yang direncanakan. Tinjau kembali skor gabungan

ini dalam hal tingkat objektif dan keseluruhan kinerja. Apakah skor itu logis dan bisa

ditafsirkan? Bisakah mereka digunakan untuk mengevaluasi bagian instruksi dan kinerja

tertentu? Jika tidak, ubah prosedur penilaian dan / atau penilaian sampai diperoleh data

yang dapat digunakan.

Tes Berdasarkan Kriteria dan Tes yang Dirujuk Normatif

Perbedaan utama antara tes berdasarkan kriteria dan tes yang dirujuk referensi

terletak pada bagaimana kinerja siswa pada tes ditafsirkan. Dalam kriteria tes yang

direferensikan, kinerja semua siswa dalam kelompok dibandingkan dengan jumlah

kemampuan awal atau tujuan yang disahkan. Misalnya, jika sebuah, sumpah 80 persen

item benar ditetapkan sebagai kriteria untuk lulus. Kemudian setiap kinerja siswa ditinjau

berdasarkan kriteria 80 persen. Adalah mungkin bagi semua siswa dalam kelompok untuk

melampaui kriteria juga mungkin bahwa tidak ada siswa yang melampaui kriteria yang

ditentukan.

Interpretasi norma yang direferensikan di sisi lain, membandingkan kinerja siswa

satu sama lain. Peringkat atau posisi siswa dalam kelompok adalah titik acuan untuk

menentukan kualitas kinerja daripada proporsi tujuan yang ditetapkan.

Kinerja tes siswa dapat dijelaskan baik dalam kriteria yang dirujuk dan norma

yang dirujuk. Kriteria perbandingan yang diacu adalah bahwa seorang siswa menjawab

85 persen item dengan benar sedangkan deskripsi yang dirujuk norma adalah bahwa

kinerja ini, 85 persen benar sama atau melebihi 90 persen anggota kelas. Satu metode

membandingkan kinerja siswa dengan isi tes dimana membandingkan kinerja siswa

lainnya dengan siswa lain dalam kelompok.

Pengujian yang dikembangkan hanya dengan menggunakan analisis instruksional

untuk item yang relevan yang dipilih untuk disertakan dalam pengujian dapat

diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria yang direferensikan atau kriteria yang

Page 56: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

32

dirujuk. Namun, ketika item dipilih untuk dimasukkan dalam pengujian dengan

menggunakan informasi sebelumnya tentang sifat statistik dari item, maka struktur dasar

pengujian yang berkaitan dengan analisis instruksional atau kerangka disiplin yang

mendasari mungkin telah disusupi. Memilih item untuk dimasukkan dalam tes

berdasarkan pada faktor kesulitan dan diskriminasi, walaupun item ini awalnya diambil

dari analisis instruksional yang dapat dibenarkan atau spesifikasi domain, kata kerangka

mengubah sifat pengujian dan membuatnya tidak dapat ditafsirkan sebagai kriteria tes

yang direferensikan untuk mencerminkan secara akurat. kinerja siswa pada keterampilan

bawahan dalam analisis yang dibangun dengan hati-hati.

Praktek memilih item tidak hanya didasarkan pada domain, tetapi juga pada

properti statistik item yang dirancang untuk secara otomatis menciptakan variabilitas

(memaksimalkan kisaran skor pada item dan dengan demikian pengujian) dalam kinerja

siswa pada pengujian adalah strategi yang biasanya diterapkan dalam membangun

membuat tes standar. Meskipun banyak perusahaan tes standar meniadakan kriteria yang

direferensikan, atau tingkat penguasaan. Skor untuk tes mereka, perancang dan guru

harus diingat bahwa skor ini merupakan perkiraan dari konten sejati dan status keahlian

structor dan tidak harus merupakan cerminan. Pengetahuan dan keterampilan siswa

terhadap keseluruhan analisis instruksional, Ada kemungkinan untuk menafsirkan nilai

tes standar sebagai kriteria yang direferensikan walaupun laporan tersebut dilaporkan

oleh perusahaan uji dapat dipertanyakan.

Untuk menentukan apakah tes standar adalah kriteria tes yang direferensikan atau

abstraksi, Anda hanya perlu membaca manual administrator untuk mendapatkan

informasi tentang apakah faktor kesulitan dan diskriminasi item digunakan sebagai

kriteria untuk memilih Item untuk pengujian dan tentang rangkaian yang berlaku yang

digunakan untuk menulis barang.

Saat ini di bidang pendidikan, tes yang diacu oleh kriteria dirancang untuk

menilai kinerja siswa pada tujuan yang ditentukan. Hal ini menjadi praktik yang umum

untuk menggunakan tes yang mengacu kriteria yang sama ini tidak hanya untuk menilai

kemajuan individu, tetapi juga untuk membandingkan kinerja relatif siswa, seperangkat

Page 57: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

33

tujuan perilaku. Ada banyak alasan untuk melakukan hal ini. Hasil komparatif digunakan

untuk menentukan siswa mana yang tidak lebih cepat, untuk menentukan kriteria mana

yang melampaui kriteria atau standar minimum, mengidentifikasi penempatan kelompok

pada keterampilan apa pun dalam suatu rangkaian, atau untuk memilih pembelajar yang

menonjol, rata-rata, atau kurang baik untuk program khusus.

Meskipun tes yang direferensikan kriteria sekarang digunakan untuk

perbandingan normatif dengan atau di antara kelompok-kelompok, dan walaupun kinerja

suatu kelompok, pada suatu waktu mungkin menyerupai kurva normal pada seperangkat

tujuan, metode di mana item untuk kriteria- Uji yang direferensikan dibuat dan dipilih

berbeda dari yang digunakan untuk menyusun apa yang secara tradisional disebut uji

referensi yang dirujuk.

Contoh

Item uji harus konsisten dengan tujuan perilaku yang telah mereka tulis untuk

diukur. Kinerja yang dibutuhkan dalam tes Item harus sesuai dengan kinerja yang

ditunjukkan dalam tujuan. Contoh Item dalam bagian ini didasarkan pada tujuan

informasi verbal pada Tabel 6, tujuan keterampilan intelektual pada Tabel 6.2,

keterampilan psikomotorik pada Tabel 6.3, dan tujuan sikap pada Tabel 6.5.

Item untuk Informasi Verbal

Tabel 7.2

Test item untuk tujuan informasi verbal dalam tabel 6.1

Tujuan kinerja Item uji parallel

5.1 Mengingat istilah subjek, tentukan

istilahnya. Definisi harus menyertakan

bahwa subjek menyebutkan sebuah

topik.

1. Tentukan bagian subjek kalimat.

2. Apa yang dimaksud dengan bagian

subjek dari sebuah kalimat?

3. Bagian subjek dari sebuah kalimat

nama .......

Page 58: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

34

5.2 Dengan istilah predikat, tentukan

istilahnya. Definisi harus mencakup

bahwa predikat tersebut mengatakan

sesuatu tentang subjek atau topik.

1. Tentukan bagian predikat sebuah

kalimat.

2. Apa yang dimaksud dengan bagian

predikat kalimat?

3. Bagian predikat kalimat menceritakan

sesuatu tentang .......

5.4 Mengingat istilah kalimatnya lengkap.

Tentukan konsepnya. Definisi harus

menyebutkan subjek dan predikatnya.

1. Tentukan kalimat yang lengkap.

2. Unsur apa yang mengandung kalimat

lengkap?

3. Kalimat lengkap mengandung

keduanya (n) .... Dan a (n) ... ..

5.6 Dengan istilah deklaratif kalimat dan

tujuan, nyatakan tujuan sebuah kalimat

deklaratif. Tujuannya harus mencakup

menyampaikan / memberi tahu

informasi.

1. Apa tujuan kalimat deklaratif?

2. Tujuan untuk kalimat deklaratif adalah

untuk ... ..

5.8 Dengan istilah deklaratif kalimat dan

penutup tanda baca. Periode sebagai

tanda baca penutupan. Istilah periode

harus dieja dengan benar.

5.1 Tanda baca penutup yang digunakan

dengan kalimat deklaratif disebut ….

5.2 Kalimat deklaratif ditutup

menggunakan tanda baca?

Dua atau lebih item uji disertakan pada Tabel 7.2 untuk masing-masing tujuan

pada Tabel 6.1. Perhatikan bagaimana kondisi dan perilaku bagian dari tujuan digunakan

untuk memandu pembangunan barang. Key stimuli atau isyarat yang diresepkan dalam

kondisi muncul di setiap pernyataan atau pertanyaan. Perilaku yang ditentukan dalam

tujuan sesuai dengan perilaku yang dibutuhkan dalam item. Karena tujuannya dengan

jelas menentukan fitur dari item ini, item apa pun yang akan Anda bangun untuk tujuan

yang sama ini akan serupa dengan yang telah dikembangkan. Perhatikan bahwa hanya

jawaban singkat, penyelesaian, atau item isi-dalam-kosong yang digunakan. Berdasarkan

Page 59: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

35

kondisi dan perilaku yang ditentukan, item respons alternatif seperti pilihan ganda dan

item yang cocok bukanlah yang paling sesuai, walaupun konstruksinya relatif mudah.

Item Tes untuk Kecakapan Intelektual

Tabel 7.3 berisi item uji yang sejajar dengan tujuan keterampilan intelektual yang

terdapat pada Tabel 6.2. Dalam menganalisis contoh-contoh item ini, periksa apakah

siswa tersebut adalah: (1) mengingat materi yang ditentukan dalam kondisi bagian dari

tujuan dan (2) diperlukan untuk merespons dengan cara yang ditentukan atau tersirat oleh

kata kerja dalam tujuan. Periksa juga untuk melihat apakah item amni disertakan untuk

mengukur ketrampilan. Beberapa item tes diperlukan untuk beberapa tujuan, sedangkan

hanya satu atau dua item yang dibutuhkan untuk beberapa hal.

Pertimbangkan tujuan 5.5.2 dan item uji yang sesuai pada Tabel 7.3 tujuan

menyatakan bahwa siswa diberi hukuman deklaratif yang lengkap dan tidak lengkap.

Untuk kalimat yang tidak lengkap, ada juga subjek yang hilang dan yang lainnya

kehilangan predikat. Enam item disediakan subjek mengukur tujuan ini: dua item, satu

dan tiga, lengkap: empat item tidak lengkap. Item dua dan lima hanya berisi subjek,

sedangkan item untuk dan enam hanya berisi predikat. Lebih banyak item dapat

dimasukkan untuk mengukur tujuan ini, namun enam item tampaknya merupakan jumlah

praktis minimum yang harus dipresentasikan.

Perhatikan bahwa untuk sebagian besar contoh, petunjuknya terpisah dari item.

Untuk memastikan arah itu jelas, keterampilan intelektual dilakukan terlebih dahulu.

Pernyataan ini diikuti dengan petunjuk tentang bagaimana menanggapi untuk

menunjukkan keahliannya. Lihatlah petunjuk untuk menjawab item yang terkait dengan

tujuan 5.3 sampai 5.7 dan 5.10. Sedikit informasi yang diberikan menunjukkan

kemampuan intelektual yang sebenarnya. Semua informasi yang tersisa memberikan

arahan tentang bagaimana menandai barang untuk menunjukkan keterampilan. Meskipun

ini tampaknya merupakan arah pengujian perbedaan yang jelas, fokus ini pertama pada

metode tanggapan dan kemudian (jika sama sekali) pada keterampilan bisa sangat

membingungkan bagi peserta didik.

Page 60: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

36

Daftar cek untuk Evaluasi Keterampilan Motorik

Dalam mengukur kinerja keterampilan motorik, Anda memerlukan instruksi

untuk kinerja dan instrumen yang dapat Anda gunakan untuk mencatat evaluasi kinerja

Anda. Contoh yang diberikan didasarkan pada ban mobil yang mengubah sasaran

instruksional pada Gambar 5.5 dan tujuan kinerja yang sesuai yang tercakup dalam Tabel

6.3.

Petunjuk langsung untuk peserta ujian tercantum dalam Tabel 7.4. Arahnya

sedikit berbeda dari tujuan akhir pada Tabel 6.3. Untuk pemeriksaan, mobil tidak akan

memiliki ban kempes tertentu. Sebagai gantinya, peserta didik mengganti ban yang

ditunjuk oleh pemeriksa, bayangkan masalah logistik karena harus mengevaluasi 20 atau

20 siswa tentang keterampilan ini dan harus melakukan uji pantai dengan ban kempes di

mobil. Informasi lain yang termasuk dalam instruksi juga didasarkan pada kepraktisan

dalam mengelola tes.

Tabel 7.3

Item tes parallel untuk ketrampilan intelektual objektive

Tujuan kinerja Uji item pararel

5.3 Dengan beberapa kalimat deklaratif

yang Lengkap dan sederhana,

cari semua subjek dan predikat

Arah: cari subjek dan predikat dalam kalimat

berikut.

Menggambar satu baris di bawah subjek dan

dua baris di bawah predikat di setiap kalimat

1. Karnaval itu sukses melonjak

2. Tim sepak bola adalah victorius

musim ini

3. Susan mendapat pekerjaan setelah

sekolah menyiangi tempat tidur bunga

Page 61: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

37

4. Ayah george senang dengan

rapornya

5.5.1 Dengan beberapa kalimat deklaratif

yang lengkap dan tidak lengkap, cari

semua yang lengkap

Arah: cari kalimat lengkap. Tempatkan X di

tempat sebelum setiap indera lengkap

1. John mengikutinya dengan seksama

2. Tim yang paling bersemangat

3. Anjing-anjing itu tersentak dan

terbentur tanah yang membeku

4. Menemukan teman yang hilang

5. Senang melihatnya tanaman di

kebun

5.5.2 Dengan beberapa kalimat deklaratif

yang lengkap dan tidak lengkap,

temukan semua subjek yang hilang

dan semua predikat yang hilang

Arah: cari subjek dan predikat yang hilang,

letakkan P sebelum semua item yang hilang

dari predikat. Tempatkan S sebelum semua

item yang hilang dalam subjek

5.1 John mengikutinya dengan seksama

5.2 Tim yang paling bersemangat

5.3 Anjing-anjing itu bergabung dan

menabrak tanah yang beku

5.4 Menemukan teman yang hilang

Page 62: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

38

senang menjadi dirinya

5.5 Tanaman di kebun

5.6 Dimainkan di pantai sepanjang hari

5.7 Diberikan beberapa kalimat sederhana

lengkap yang mencakup deklaratif.

Kalimat interogatif dan seruan yang

ditutup dengan benar atau salah

dengan menggunakan suatu periode.

Cari semua yang deklaratif.

Petunjuk: cari kalimat deklaratif yang sesuai

dengan huruf D di ruang sebelum kalimat

yang bersifat deklaratif.

1. Kocok stempel di sudut kanan atas

amplop

2. Apakah kamu lapar

3. Sarah memilih buku misteri

4. Hutan tampak sepi dan damai

5. Wow, lihat api itu

6. Beberapa burung tidak bermigrasi

7. Burung mana yang bermigrasi

Page 63: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

39

5.9 Diberi ilustrasi aperiod, koma, tanda

seru, dan tanda tanya, istilah kalimat

deklarasi dan tanda baca penutup.

Pilih periode

Lingkari tanda baca penutup yang digunakan

untuk dan untuk kalimat desktop

1. .

2. !

3. ,

4. ?

3. Diberi beberapa kalimat deklaratif

sederhana dengan tanda baca yang

benar dan salah. Pilih semua kalimat

deklaratif dengan tanda baca penutup

yang benar

Arah: cari tanda baca yang benar untuk

sebuah kalimat deklaratif. Letakkan huruf d di

tempat sebelum semua kalimat deklaratif

yang diakhiri dengan tanda baca yang benar

1. John suka membaca batu ruang

angkasa

2. Aku naik dua mil ke sekolah di bus

3. Saya mendapatkan nilai A dalam

tes mengeja.

4. Juanida sedang berpergian dengan

orang tuanya.

Page 64: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

40

4. Tulislah kalimat deklaratif pada: (1)

topik yang ada dan (2) topic yang

dipilih siswa. Kalimat harus lengkap

dan sesuai periodenya

1. Petunjuk: tulislah lima kalimat

deklaratif yang menjelaskan

pertemuan hari ini

2. Petunjuk: tulislah 5 kalimat deklaratif

dengan pilihan topic kalian sendiri

bahwa siswa diharuskan untuk mengembalikan dan mengamankan semua perkakas,

peralatan, dan bagian-bagoannya ke tempat yang semestinya. Selagi membantu untuk

menjamin bahwa yang peserta ujian tahu bagiamana mengerjakan tugas tersebut, hal itu

juga menjamin bahwa peralatan dan mobil telah siap untuk peserta ujian berikutnya.

Informasi juga tersedia untuk para peserta ujian tentang bagaimana peforma akan di nilai.

Instruksi berikut ini memberitahukan peserta ujian bahwa untuk mendapatkan

penghargaan, mereka harus: (1) mengulangi tiap langkah, (2) melakukannya dengan

peralatan yang pantas, (2) menggunakan tiap peralatan dengan sesuai, dan (4) selalu

berhati-hati dalam melakukan tiap langkah. Diberikannya informasi ini, mereka akan

paham bahwa gagal dalam mengikuti satu dari 4 kriteria tadi akan mengakibatkan gagal

dalam menerima penghargaan untuk langkah tersebut. Mereka juga diberitahu bahwa

mereka bisa berhenti pada tiap poin selama tes berlangsung. Mengetahui bahwa hal

tersebut bisa terjadi, mengapa itu bisa terjadi, dan konsekuensi terjadinya hal itu akan

mengurai kegelisahan mereka jika mereka berhenti selagi tes berlangsung.

Penanda sementara yang bisa digunakan untuk mengevaluasi peformatermasuk didalam

table 7.5. hanya dua langkah utama, mengangkat mobil, yang diilustrasikan. Mengetahui

bahwa langkah utama berada di langkah 2 yang diberikan nomor secara konsisten dengan

langkah-langkah di dalam analisis prosedur (contoh 5.5) dan tujuan behavioralnya berada

Page 65: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

41

di tabel 6.3. Daftar kriteria dari tiap tujuan berada di tabel 6.3 telah di uraikan dan di

susun secara berurut (a, b, c, dan seterusnya) untuk ditandai.

Berhubungan dengan format respon evaluasi, dua kolom telah disediakan. Sebuah format

alternative yang mana dianggap untuk diberikan 4 kolom kriteria selain dari tiap lang

seperti ilustrasi dibawah:

Proper:

Done? Tool? Use? Safety

a. Mencolokkan ganggang kabel secara aman

b. Memompa ganggang untuk mengangkat kabel

c. Melepas dan menurunkan kabel

x

x

x

x

?

?

x

?

?

x

?

x

Sebuah X di tiap kolom berindikasi bahwa kriteria tersebut sesuai. Hal itu menjadi lebih

pasti bahwa semua nama kriteria tidak sesusai untuk setiap langkah. Strategi format

seperti ini juga menghasilkan instrumen yang sangat tidak praktis. Untuk alasan tersebut,

format checklist atau penanda yang dipilih. Ini berarti, bagaimanapun, bahwa orang yang

mengevaluasi harus mengulangi kriteria yang sesuai dan menilai setiap langkah secara

keseluruhan. Akurasi yang kemungkinan akan terjadi harus di periksa selama ……..

Tabel 7.4

Arahan untuk tes skil psikomotorik (mengganti sebuah ban)

Menggunakan perlengkapan yang disediakan di bagasi mobil. Melepaskan apa

saja model ban yang didesign oleh instruktur. Mengganti ban tersebut dengan ban

cadangan yang aman berada di bagasi mobil. Tes akan selesai apabila anda telah: (1)

Page 66: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

42

mengembalikan mobil keadaan aman untuk dikemudikan. (2) mengamankan semua

peralatan di dalam tempat yang sesuai dan dimasukkan kedalam bagasi mobil. (3)

mengamankan ban yang telah di lepas di tempat ban cadangan didalam bagasi mobil. Dan

(4) mengganti apasaja yang menutupi ban atau didalam bagasi yang mengganggu selama

tes berjalan.

Peforma anda untuk setiap langkah akan di nilai dengan 3 kriteria dasar. Yang pertama

adalah anda mengingat untuk melakukan tiap-tiap langkah. Kedua adalah anda

mengerjakan tiap hal dengan peralatan yang sesuai serca tindakan yang sesuai. Ketiga

adalah anda melakukan tiap langkah secara aman. Untuk alasan keselamatan, penguji

boleh memberhentikan anda di poin apa saja saat di ujian dan meminta anda untuk: (1)

melakukan langkah yang anda lupakan, (2) merubah tindakan yang mana anda

menggunakan peralatan atau menanyakan anda untuk mengganti peralatan anda, atau (3)

mengulangi langkah yang tidak dilakukan dengan aman. Jika hal ini terjadi, anda tidak

akan mendapatkan penghargaan untuk langkah tersebut. Bagaimanapun, anda akan

mendapatkan penghargaan untuk melakukan tiap tindakan secara benar setelah poin

tersebut.

Tabel 7.5

Checklist atau penanda sebagian untuk menilai skil psikomotorik (mengganti sebuah ban)

Nama

Karen

Hown

Tanggal 6-12 Nilai

1. Mengambil cadangan dan peralatan

2. Mengangkat mobil

mengecek operasi kabel

2.1 Memeriksa operasi kabel

a. memasang kabel secara aman

b. memompa ganggang untuk

Yes

No

Page 67: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

43

mengangkat kabel

c. melepas dan menurunkan kabel

2.2 Posisi kabel

a. mengecek lokasi mobil dan

kestabilannnya

b. mengerek ulang lokasi mobil jika

diperlukan

c. menandai tempat untuk dipasangkan

kabel

d. menempatkan kabel di tempat yang

sesuai

2.3 memasang kabel ke mobil

a. mengangkat kabel kearah kerangka

b. mengevaluasi sentuhan antara

kabel/mobil

c. mengatur lokasi kabel jika diperlukan

2.4 menaruh penghalang diantara ban

a. menemukan penghalang yang sesuai

b. menaruh penghalang sebelum roda

c. menaruh penghalang dibelakang roda

3. Melepas ban

4. Mengganti ban

Dan seterusnya,

x

x

x

x

x

x

x

x

x

x

Page 68: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

44

x

x

x

Langkah selanjutnya dalam mengembangkan instrument adalah untuk

menentukan bagaimana nilai siswa akan di jumlahkan. Hal ini ditentukan untuk

mendapatkan kedua nilai langkah utama (contoh mengangkat mobil) sama dengan nilai

total untuk tes. Untuk memfasilitasi rencana penilaian ini, halaman kosong di letakkan

pada bagian kiri dari setiap langkah utama. Total dari jumlah poin kemungkinnan berada

di langkah 2 adalah disimpan didalam kurung dibawah spasi. Poin nomor diperoleh oleh

tiap siswa bisa di tentukan oleh menghitung jumlah X didalam kolom Yes. Nilai ini bisa

disimpan dalam bagian kosong disamoing langkah utama 2. Sebagai contoh, anda bisa

melihat bahwa penguji mendapatkan 11 dari kemungkinan 13 poin. Jumlah dari poin

direkam untuk langkah utama di bagian kiri kolom akan menghasilkan total nilai dari tes.

Nilai akan direkam atau disimpan dibagian atas disamping nama. Total poin untuk tes

akan di rekam di dalam kurung dibawah nilai yang diperoleh.

Observasi terakhir harus dilakukan. Penilai harus menentukan bagaimana nilai

soal 2.2b dam 2.3c ketika tidak di sesuaikan untuk mobil dan kabel yang diperlukan. Satu

strategi boleh di taruhkan tanda X di dalam kolom untuk tiap langkah-langkah bahkan

ketika mereka tidak memerlukannya. Singkatnya meninggalkan kertas kosong atau

“tidak” di kolom mengindikasikan bahwa siswa melakukan sebuah eror.

INSTRUMEN UNTUK MENILAI KELAKUAN YANG BERHUBUNGAN

DENGAN SIKAP

Untuk menilai kelakukan dari sikap bisa disimpulkan, anda akan …. Atau ceklist,

tingkatan skala, atau hitungan frekuensi. Contohnya adalah berdasarkan ilustrasi di bab 2

dan tabel 6.5. karena …. Harus di nilai menggunakan beberapa contoh transaksi dengan

Page 69: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

45

disesuakan frekuensi hitungannya format respon akan pastinya bekerja dengan baik.

Contoh instrumennya ada di tabel 7.6

Mengetahui bahwa di atas dari instrument ada ruang untuk mengidentifikasi kasir

dan tanggal dari observasi. Terdapat juga ruang atau bagian untuk …. Nomor dari

transaksi yang di obervasi. Informasi ini akan dibutuhkan nantinya untuk

menginterpretasi data. Terdapat juga ruang untuk merekam total …. Dari kelakuan positif

dan negative oleh kasir selama observasi.

Kelakuan tertentu yng dicari di uraikan lagi di kolom bagian kiri sama seperti

ceklis, terdapat 2 kolom respon untuk penilai. Perbedaannya hanyalah ruang yang

disediakan di contoh ini untuk……. Kelakuan selama beberapa perbedaan transaksi.

Dalam menentukan bagaimana menilai instrument nomor dari kelakuan yang dirasa

sebagai positif sebanyak (186), dan nomor yang dirasa negative sebanyak (19).

Keseluruhan dari jumlah data simulasi ini, menunjukkan bahwa kasir

berkelakuan dalam sikap pesuruh terhadap kostumernya dalam kebanyakan mayoritas.

Informasi ini bisa di interpretasikan dalam 2 cara, tergantung dari pengetahuan si kasir

dari observasi. Jika kasir tidak sigap pada observasi dan memilih untuk berprilaku seperti

itu, si penilai bisa mengetahui bahwa kasir tersebut pasti menampilkan sikap positif

dalam ….., pelayanan yang bersahabat. Sebaliknya, jika kasir sadar akan examinali maka

evaluator bisa menyimpulkan bahwa teller tahu bagaimana bersikap sopan selama

bertransaksi dengan konsumen dan memilih untuk melakukannya sambil memahami

pengamatan.

TABEL 7.6

alat penghitung frekuensi untuk mengevaluasi perilaku dari mana sikap akan disimpulkan

(layanan sopan santun)

A. pendekatan pelanggan dan kasir

IYA TIDAK

Page 70: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

46

1. tersenyum lllll lllll lllll

2. memulai ucapan lisan lllll lllll lllll

3. personalisasi komentar lllll lllll lllll

4. alasan sendiri saat tertunda llll ll

5. bertanya tentang layanan lllll lllll llll l

6. hadir semua dalam antrean lllll lllll lll

7. lainnya

B. selama transaksi, kasir

1. mendengarkan dengan penuh perhatian lllll lllll lllll

2. meminta klarifikasi informasi lllll llll

3. menyediakan formulir yang dibutuhkan lllll llll

4. lengkap / amend bentuk lllll llll

5. menjelaskan perubahan yang dilakukan lllll llll

6. menjelaskan materi kembali lllll lllll ll lll

7. lainnya

C. pekerjaan penutup, kasir

1. bertanya tentang layanan lainnya lllll lllll lllll

2. mengatakan, "terima kasih" lllll lllll lllll

3. menanggapi komentar pelanggan lllll lllll lllll

4. membuat harapan penutup lllll lllll lllll

5. lainnya

Format tes objektif akan menjadi yang terbaik bagi banyak informasi verbal dan

tujuan keterampilan intelektual. Namun, Anda tetap harus memutuskan item objektif apa

yang formal paling sesuai dengan kondisi dan perilaku yang ditentukan. Item yang

obyektif harus ditulis untuk meminimalkan kemungkinan menebak jawaban dengan tepat,

dan harus ditulis dengan jelas sehingga semua rangsangan atau isyarat yang ditentukan

dalam tujuan ada pada item atau intruksi. Anda juga harus memutuskan berapa banyak

kemampuan yang Anda perlukan untuk mengukur kinerja secara memadai pada setiap

tujuan. Dalam menentukan jumlah barang yang akan diproduksi, Anda harus

mempertimbangkan berapa kali informasi atau keterampilan akan diuji. cukup banyak

barang untuk mendukung konstruksi pretest, tes tersemat, dan tes pasca harus diproduksi.

Bila memungkinkan, siswa harus diberi item yang berbeda setiap kali tujuan diukur.

Beberapa keterampilan intelektual tidak dapat diukur dengan menggunakan item uji

tujuan, contohnya termasuk menulis paragraf, membuat pidato yang persuasif, dan

menganalisis dan membandingkan fitur tertentu. keterampilan intelektual yang

menghasilkan produk atau kinerja, keterampilan psikomotorik, dan perilaku yang

berkaitan dengan sikap harus diukur dengan menggunakan tes yang terdiri dari intruksi

untuk siswa dan observasi instrumen untuk evaluator. Dalam membuat instrumen ini,

Page 71: PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …€¦ · perencanaan dan pengembangan pembelajaran “mengembangkan tes berdasarkan kriteria” dosen pengampu: maharani izzatin, m.pd

47

Anda harus mengidentifikasi, menguraikan, dan mengurutkan elemen yang dapat diamati

dari produk, kinerja, perilaku pr. Anda juga perlu memilih format penilaian yang masuk

akal untuk evaluator dan menentukan bagaimana instrumen akan dinilai.

Jika penting untuk mengevaluasi dan menyempurnakan item uji objektif, petunjuk

arah kepada peserta didik, dan instrumen untuk menilai produk, pertunjukan, atau

perilaku sebelum benar-benar digunakan untuk mengevaluasi kemajuan peserta didik

atau kualitas materi intruksi. Item uji dan instrumen evaluasi diatur oleh hukum murphy:

jika ada yang bisa salah, akan salah. Kriteria yang paling penting untuk menilai kualitas

item atau instrumen adalah kesesuaiannya dengan kondisi, perilaku, dan kriteria yang

ditentukan dalam tujuan. Penghakiman ini berkaitan dengan validitas konten item. Dosis

item mengukur apa itu soppo untuk mengukur? Kriteria terpenting kedua adalah

kesesuaian konteks bahasa, kondisi, dan kriteria yang digunakan untuk tingkat

kemampuan siswa targert. Kriteria penting lainnya adalah kelayakan penyelenggaraan tes

di lingkungan yang diberikan dan waktu yang tersedia. Jika Anda tidak memiliki barang

atau instrumen yang menghasilkan nilai tes yang valid dan reliabel, Anda tidak dapat

menggunakannya untuk menilai penguasaan siswa atas sasaran atau pengajaran

berkualitas.

Tentu saja, kualitas item dan instrumen Anda bergantung pada kualitas sasaran Anda,

yang pada gilirannya bergantung pada kualitas analisis instruksional dan pernyataan

tujuan Anda. Mengikuti bagian latihan dan umpan balik bab ini adalah bagian evaluasi

desain. Setelah meninjau item yang telah Anda kembangkan untuk tujuan Anda, Anda

harus menghentikan kemajuan dalam proses perancangan dan mengevaluasi keseluruhan

desain Anda sampai saat ini.

Setelah evaluasi desain secara keseluruhan, Anda dapat melanjutkan bab berikutnya

mengenai strategi instruksional. Selama tahap proses perancangan ini, Anda akan

menentukan tes apa yang akan disertakan dalam paket dan jam instruksional Anda. Pada

bab berikutnya mengenai pengembangan bahan ajar, Anda akan menggunakan contoh

benda tujuan dan rencana pengujian untuk membuat tes objektif yang akan Anda

butuhkan. Jika Anda telah mengembangkan instrumen dan bukan item yang obyektif,

Anda akan merencanakan bagaimana dan kapan menggunakan instrumen ini yang terkait

dengan strategi dan bahan ajar