perdarahan
TRANSCRIPT
PERDARAHAN
1. Pengertian
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah akibat kerusakan
(robekan) pembuluh darah. Kehilangan darah bisa disebabkan perdarahan
internal dan eksternal. Perdarahan internal lebih sulit diidentifikasi. Jika
pembuluh darah terluka maka akan segera terjadi kontriksi dinding pembuluh
darah sehingga hilangnya darah dapat berkurang. Platelet mulai menempel
pada tepi yang kasar sampai terbentuk sumbatan.
2. Jenis perdarahan
Berdasarkan letak keluarnya darah:
a. Perdarahan Luar
Ada 3 macam perdarahan :
1. Perdarahan dari pembuluh rambut (kapiler)
Tanda – tandanya :
Perdarahan tidak hebat
Keluar perlahan – lahan berupa rembesan
Biasanya perdarahan berhenti sendiri walaupun tidak diobati
Mudah untuk menghentikan dengan perawatan luka biasa
2. Perdarahan dari pembuluh darah balik (vena)
Tanda – tandanya :
Warna darah merah tua
Pancaran darah tidak begitu hebat dibanding perdarahan arteri
Perdarahan mudah untuk dihentikan dengan cara menekan dan
meninggikan
anggota badan yang luka lebih tinggi dari jantung.
3. Perdarahan dari pembuluh nadi (arteri)
Tanda – tandanya :
Warna darah merah muda
Keluar secara memancar sesuai irama jantung
Biasanya perdarahan sukar untuk dihentikan
b. Perdarahan Dalam
Perdarahan dalam adalah perdarahan yang terjadi di dalam rongga dada,
rongga tengkorak dan rongga perut. Biasanya tidak tampak darah mengalir
keluar, tapi terkadang dapat juga darah keluar melalui lubang hidung,
telinga, dan mulut. Penyebab:
Pukulan keras, terbentur hebat
Luka tusuk
Luka tembak
Pecahnya pembuluh darah karena suatu penyakit
Robeknya pembuluh darah akibat terkena ujung tulang yang patah.
Gejala
Tergantung jenis pembuluh darah yang terkena, tetapi pada tiap
perdarahan dalam terjadi gangguan umum (shock/ pingsan)
1. Perdarahan Dalam Rongga Kepala
Karena pecahnya pembuluh darah akibat benturan, hipertensi. Gejala –
gejala sama dengan gegar otak berat
2. Perdarahan Dalam Rongga Perut
Karena pecahnya hati/ limpa/ ginjal akibat trauma
Gejala
Riwayat trauma pada bagian perut/ pinggang
Tampak kesakitan pada bagian perut
Banyak keringat dingin, pucat
Suhu badan naik
Kesadaran menurun sampai pingsan/ koma
Perut tegang seperti papan
3. Hal-hal yang perlu dikaji terkait dengan perdarahan yaitu:
1. ABCD
2. Sianosis atau tidak
3. Kulit dingin terutama akral
4. Tekanan darah yang turun
5. Nadi cepat tapi lemah
6. Nafas dalam dan cepat
7. Banyaknya darah yang keluar
8. Kesadaran klien
Pada perdarahan eksternal, jika berlebihan akan terlihat jelas pada pakaian. Jika
seseorang menggunakan pakaian yang tebal perdarahan mungkin tidak terlihat.
Pemeriksaan harus cepat-cepat memeriksa tubuh pasien dengan membuka
pakaian terlebih dahulu, yakinkan bagian-bagian yang terbawah sudah
diperiksa. Pakaian yang berlumuran darah dapat digunting sehingga daerah
yang terluka dapat diperiksa. Kulit kepala mengandung banyak pembuluh
darah, lacerasi kecil pun dapat menyebabkan perdarahan yang hebat.
Sedangkan perdarahan internal sukar diidentifikasi. Perdarahan didalam rongga
(pneumothorak) bisa menghambat pernafasan dan akan mengakibatkan nyeri
dada. Perdarahan pada rongga perut akan menyebabkan kekakuan pada otot
abdomen dan nyeri abdomen. Hemoptysis dan hematemisis menunjukkan
adanya perdarahan di paru-paru atau perdarahan saluran pencernaan. Shock
dapat terjadi pada perdarahan internal dan eksternal yang hebat. Korban dikaji
terhadap nadi yang sangat cepat tetapi lemah, pernafasan lambat dan dangkal,
kulit dingin, cemas gelisah dan haus. Pupil sama, dapat berdilatasi dan
responnya terhadap cahaya sangat lambat.
4. Teknik menghentikan perdarahan
a. perdarahan luar
1. Penekanan langsung pada luka ( dengan tangan atau dengan pembalut
tekan)
Dengan tangan
Sebaiknya menggunakan kasa steril atau sapu tangan bersih
Balut tekan dengan penekanan pada daerah luka
2. Penekanan pada pembuluh darah yang menjadi sumber perdarahan
Letak pembuluh darah di atas tulang, di bawah kulit. Pada separuh badan
terdapat 6 titik dimana pembuluh darah dapat ditekan.
Arteri Temporalis Superficial
Untuk perdarahan pada kulit kepala dan kepala atas. Tempat
penekanan : pada pelipis ± 1 cm depan lubang telinga luar
Arteri Facialis
Untuk perdarahan daerah muka. Tempat penekanan : pada rahang
bawah ± 1 cm depan sendi rahang
Arteri Carotis Communis
Untuk perdarahan daerah leher, kepala, muka. Tempat penekanan :
pada sisi leher
Arteri Sub Clavia
Untuk perdarahan seluruh lengan. Tempat penekanan : pada bagian
bawah pertengahan tulang selangka
Arteri Brachialis
Untuk perdarahan seluruh lengan. Tempat penekanan : pada bagian
dalam lengan atas ± 5 jari dari ketiak
Arteri Femoralis
Untuk perdarahan seluruh tungkai bawah. Tempat penekanan :
pada pertengahan lipat paha.
3. Penekanan dengan torniket
Penekanan menggunakan torniket dilakukan pada:
Perdarahan hebat
Tangan/ kaki putus
Tempat yang baik melakukan pemasangan torniket yaitu pada lengan 5
jari dari ketiak dan pada tungkai 5 jari dari lipat paha
Beberapa hal penting pada pemasangan torniket
Bagian yang dipasang torniket tidak boleh ditutup
Bagian distal ikatan harus terbuka dan harus diawasi
Penderita dengan torniket harus segera dibawa ke RS
Bila terjadi amputasi anggota badan, tutup ujungnya dengan kasa
steril, bawa bagian yang putus dalam kantong plastik dengan es
menuju
RS.
4. Tehnik elevasi
Dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (setelah dibalut)
sehingga lebih tinggi dari jantung. Tehnik ini hanya untuk perdarahan
didaerah alat gerak saja dan dilakukan bersamaan dengan tekanan
langsung. Tehnik ini tidak dapat digunakan untuk korban dengan kondisi
cedera otot rangka dan benda tertancap.
5. Tehnik pengkleman
Dilakukan pada pembuluh darah yang agak besar. Sebelum di
klem,pastika terlebih dahulu mana pembuluh darah yang menjadi sumber
perdarahan. Dapat dilakukan dengan cara meletakkan kassa di tempat
luka sehingga darah terserap kemudian diangkat dan diperhatikan dari
mana asal perdarahan. Kemudian daerah tersebut dijepit dan diusahakan
posisi klem tegak lurus. Ini berguna jika dilakukan ligasi maka ikatan
tidak longgar setelah klem dibuka.
6. Tehnik ligasi
Dilakukan bila penjepitan dengan klem masih terjadi perdarahan
terutama perdarahan yang besar. Caranya sama dengan klem, namun
setelah diklem dilakukan ligasi pada pembuluh darah kemudian klem di
buka. Ligasi dapat dilakukan dengan menggunakan chromic cat gut atau
plain cat gut dengan ukuran 3,0. Hal yang perlu diperhatikan ligasi
dengan cat gut, disimpulkan sekurang-kurangnya 3 kali. Karena semakin
lama maka cat gut akan mengembang dan ikatan menjadi longgar apabila
hanya sekali atau dua kali.
7. Immobilisasi
Bertujuan meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan
sedikitnya gerakan diharapkan aliran darah kebagian yang luka menurun.
b. Perdarahan dalam
1. R – rest : Diistirahatkan, adalah tindakan pertolongan pertama yang
esensial, penting untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut.
2. I – Ice : Terapi dingan, gunanya mengurangi perdarahan, dan
meredakan rasa nyeri.
3. C – Compresion : Penakanan atau balut tekan gunanya membantu
mengurangi pembengkakan jaringan dan perdarahan lebih lanjut.
4. E – Elevation : Peninggian daerah cedera gunanya untuk mencegah
statis, mengurangi edema (pembengkakan), dan rasa nyeri.
5. Resusitasi cairan
Pengganti yang terbaik adalah darah dari golongan yang sama. Kalau tidak ada
maka untuk sementara dapat dipakai cairan pengganti untuk mencegah
terjadinya syok dan memanfaatkan golden time yang ada. Beberapa jenis
cairan pengganti yang dapat dipakai yaitu :
Plasma
plasma nate
fresh frozen plasma (mengandung semua factor pembekuan, kecuali
trombosit)
ringer laktat
NaCl.
Referensi
Bruner and Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah,Ed. 8 Vol. 1.
Jakarta:EGC
Santosa, Antonius. 2008. http://www.mengatasiperdarahan.ajihoesodo.com. [18
April 2011]
Hudak, Carolyn M. 1996. Keperawatan Kritis-Pendekatan holistic, Ed.6 Vol. 2.
Jakarta: EGC
Sendra. 2010. http://www.perdarahan.rockersendra.com. [18 April 2011]