perda nomor 7 tahun 2004 ttg retribusi pelayanan · pdf filemencari, mengumpulkan, dan...
TRANSCRIPT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU
TAHUN : 2004 NOMOR : 18
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU
NOMOR 7 TAHUN 2 00 4
TENTANG
RETRIBUSI PELAY ANAN KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA
BUPATI BERAU
Menimbang : a. bahwa dalam upaya pemberian pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan
serta penyediaan sarana dan prasarana kesehatan
perlu ditetapkan Retribusi Pelayanan Kesehatan ;
b. bahwa Peraturan Daeran Nomor 5 Tahun 2000
tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan telah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan dewasa ini ;
- 2 -
c. bahwa untuk maksud huruf a diatas, perlu ditetapkan
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Berau.
Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran
Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan
Undang - Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953
tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan
(Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 9) sebagai
Undang - Undang ( Memori Penjelasan dalam
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;
2. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang
Pokok - Pokok Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2068) ;
3. Undang - Undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1963 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2576) ;
4. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3209);
- 3 -
5. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3495);.
6. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3685) sebagaimana telah dirubah
dengan Undang - Undang Nomor 34 Tahun 2002
(Tambahan Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 249,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) ;
7. Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang
Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam
Bidang Kesehatan Kepada Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1987 Nomor 9, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3347);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997
tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun
1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3692);
- 4 -
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3952);
11. Keputusan Presiden Nomor 230 Tahun 1968
tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri
Sipil, Penerimaan Pensiun Serta Anggota Keluarga;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II
Berau Nomor 8 Tahun 1991 tentang Penyidik
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Daerah Tingkat II Berau.
13. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun
2002 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten
Berau;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 26
Tahun 2002 tentang Pembentukan Lembaga
Dinas Daerah Kabupaten Berau (Lembaran Daerah
Tahun 2002 Nomor 54).
- 5 -
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN BERAU
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Berau;
b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta
perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan
Eksekutif Daerah ;
c. Kepala Daerah adalah Bupati Berau;
- 6 -
d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Berau ;
e. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Berau ;
f. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten
Berau.
g. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang
meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer,
Perseroan Lainnya, Badan Usaha Milik Negara
atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun,
Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi,
Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga,
Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap serta Bentuk
Badan Usaha Lainnya ;
h. Kas Daerah adalah Kantor Kas Daerah Kabupaten
Berau.
i. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada seseorang
dalam rangka observasi, diagnosis pengobatan atau
pelayanan pengobatan lainnya;
j. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kepada
pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya
tanpa tinggal dirawat inap;
- 7 -
k. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada
pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medik dan atau kesehatan
lainnya dengan menempati tempat tidur;
l. Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan
kesehatan tingkat lanjutan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah / menanggulangi resiko
kematian atau cacat;
m. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya dapat
disingkat Puskesmas adalah instansi kesehatan
daerah yang mempunyai kunjungan rawat jalan
dan atau rawat inap;
n. Laboratorium Kesehatan Daerah selanjutnya
disingkat Labkesda adalah Pelayanan Kesehatan
Laboratorium merupakan UPT Dinas Kesehatan
yang menyelenggarakan pemeriksaan dan kualitas air;
o. Puskesmas Keliling adalah pelayanan kesehatan
oleh Puskesmas dengan mempergunakan kendaraan
roda 4 (empat), kendaraan roda 2 (dua) atau
transportasi lainnya di lokasi yang jauh dari sarana
pelayanan yang ada;
p. Puskesmas Pembantu adalah tempat untuk
menyelenggarakan Pemeriksaan Medis, Diagnosa
dan Pemberian Obat pada Penderita Rawat Jalan.
- 8 -
q. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas
jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan;
r. Retribusi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya
dapat disebut retribusi adalah pembayaran
atas pelayanan kesehatan di Puskesmas /
Balai Pengobatan, Puskesmas Keliling termasuk
pelayanan pendaftaran;
s. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan
yang menurut peraturan perundang - undangan
retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi;
t. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah,
yang selanjutnya dapat disingkat SPdORD, adalah
surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi
untuk melaporkan data obyek retribusi dan Wajib
Retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran
retribusi yang terutang menurut peraturan
perundang - undangan retribusi Daerah;
u. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
dapat disingkat SKRD adalah surat keputusan
yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang
terutang;
- 9 -
v. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang
Bayar Tambahan, yang selanjutnya dapat
disingkat SKRDKBT, adalah surat keputusan yang
menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang
telah ditetapkan;
w. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar,
yang selanjutnya dapat disingkat SKRDLB,
adalah surat keputusan yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit
retribusi lebih bayar daripada retribusi yang
terutang atau tidak seharusnya terutang;
x. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya
dapat disingkat STRD, adalah surat untuk
melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi
administrasi berupa bunga dan atau denda;
y. Surat Keputusan Keberatan adalah surat
keputusan atas keberatan terhadap SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan
SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi;
z. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk
mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan
atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan
kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan
peraturan perundang - undangan retribusi Daerah;
- 10 -
aa. Penyidikan Tindak Pidana Dibidang Retribusi
Daerah adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil
yang selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan
bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang
retribusi daerah yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
BAB II
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan
dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan
kesehatan di Puskesmas / Puskesmas Pembantu,
Klinik Bersalin, Puskesmas Keliling dan Dinas
Kesehatan ;
Pasal 3
(1) Obyek Retribusi adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi :
- 11 -
a. Pelayanan kesehatan di Puskesmas / Puskesmas
Pembantu ;
b. Pelayanan kesehatan pada Puskesmas Keliling,
Klinik Bersalin dan Polindes ;
c. Pemberian Izin/Rekomendasi di Dinas Kesehatan
dan Pemeriksaan Spesimen di Laboratorium
Kesehatan Daerah (Labkesda).
(2) Tidak termasuk obyek retribusi adalah Pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Propinsi dan pihak swasta.
Pasal 4
Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas /
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Klinik
Bersalin, Polindes dan Labkesda serta Sertifikat Ijin
Laik Sehat, pelayanan langsung pada Dinas Kesehatan
dan Labkesda.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
- 12 -
Pasal 5
Retribusi Pelayanan Kesehatan digolongkan sebagai
Retribusi Jasa Umum.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan
frekuensi pelayanan kesehatan.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya
tarif retribusi dimaksudkan untuk membantu biaya
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan
aspek keadilan.
- 13 -
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
termasuk biaya prasarana, biaya operasional dan
biaya pemeliharaan.
(3) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur
dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
A. DINAS KESEHATAN
Komponen Tarif, Rekomendasi / Sertifikat
1. Pemberian Perizinan Sarana Kesehatan
- Apotik
- Toko Obat
- Laboratorium Klinik
- Klinik Swasta
- Pelayanan Massage
- Tukang Gigi
- Optikal
- Radiologi
- Fisio Terapi
- Pengobatan Tradisional dan sejenisnya
- Praktek bersama
- Penitipan Anak Bayi
- 14 -
2. Memproses Penelitian Pengajuan Pendirian
Rumah Sakit.
3. Memberikan Izin Praktek Kerja Tenaga Kesehatan
- Dokter Spesialis
- Dokter Umum
- Dokter Gigi
- Apoteker
- Asisten Apoteker
- Bidan
- Paramedis
- Tenaga Kesehatan lainnya
- Fisio Terapi
4. Pemeriksaan Kesehatan Lainnya
- Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji.
5. Pemberian Sertifikat Laik Sehat, Tempat Tempat
Usaha dan Tempat Hiburan
- Obat
- Hotel
- Salon / Pemangkas Rambut
- Rumah Makan / Minuman
- Pedagang Makanan Keliling
- Toko Makanan / Minuman
- 15 -
- Sertifikat Penyuluh Industri Rumah Tangga, Pengrajin
- Makanan/Minuman
- Tempat Pengelolaan dan Penjualan Pestisida
- Penjual Minuman Beralkohol
- Tempat - tempat Hiburan
= Taman Rekreasi
= Gelanggang Renang
= Pemandian Alam
= Padang Golf
= Kolam Memancing
= Gelanggang Permainan Ketangkasan
= Gelanggang Bowling
= Rumah Bilyard
= Klub Malam
= Karaoke
= Diskotik
= Panti Pijat
= Panti Mandi Uap
= Bioskop
= Pusat Pasar Seni
= Dunia Fantasi
= Teater/Panggung Terbuka
= Taman Satwa
= Fasilitas Wisata
- 16 -
= Usaha Fasilitas Usaha
= Balai Pertemuan Umum
= Barber Shop
= Salon Kecantikan
= Kolam Renang
= Gedung/Lapangan Tenis
= Gedung/Lapangan Bulutangkis
= Gedung Squash
= Gedung Tenis Meja
= Pusat Kesehatan
- Pusat Perbelanjaan meliputi Mall dan
Swalayan
- Pusat Bermain yang meliputi Bilyard Room
dan Play Station
- Usaha Pelayanan Sanitasi
= Pembersihan/Pengurasan Septic Tank
Laboratorium Kesehatan Daerah
- Pemeriksaan Bakteriologi
- Pemeriksaan Tanah
- Pemeriksaan Kimia Terbatas
- Pemeriksaan Limbah Industri
- Test Dini Narkoba
- 17 -
- Pemeriksaan Mikroba
- Cross Check/Uji Silang
B. PUSKESMAS
Pelaksanaan Pelayanan Puskesmas di Kabupaten
Berau di bagi 3 (tiga ) kriteria :
1) Kriteria I meliputi :
Puskesmas Tanjung Redeb
Puskesmas Bugis.
Klinik Bersalin.
2) Kriteria II meliputi :
Puskesmas Teluk Bayur
Puskesmas Gunung Tabur
Puskesmas Sambaliung
Puskesmas Biduk-Biduk
Puskesmas Talisayan
Puskesmas Tubaan
Puskesmas Merancang Ulu
Puskesmas Tanjung Batu
Puskesmas Pulau Derawan
- 18 -
3) Kriteria III meliputi :
Puskesmas Muara Lesan
Puskesmas Tepian Buah
Puskesmas Labanan
Pukesmas Maratua Payung-Payung.
4) Puskesmas yang akan didirikan dibuatkan / diatur
dengan Keputusan Kepala Daerah.
Komponen Tarif untuk setiap jenis pelayanan
kesehatan dasar :
- Rawat Inap
- Rawat Inap Persalinan
- Rawat Jalan (pengambilan kartu, periksa, obat)
- Tindakan Medis Umum
- Tindakan Medis Gigi
- Tindakan KB
- Penunjang Diagnostik
- Surat Keterangan Sehat
- Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji
- Pelayanan Puskesmas Keliling
- 19 -
- Pelayanan Kesehatan Polindes
- Alkes Habis Pakai
- Tindakan Gawat Darurat
Pasal 8
Besarnya tarif Retribusi sebagaimana dimaksud
pada Pasal 7 ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Daerah dengan Persetujuan DPRD.
Pasal 9
Bagi Peserta PT (Persero) Asuransi Kesehatan
Indonesia dan anggota keluarganya besarnya tarif
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pasal 10
Besarnya iuran biaya yang dikenakan dan ketentuan
lain yang perlu, yang belum terdapat dalam
ketentuan PT. ASKES, akan diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Kepala Daerah.
- 20 -
Pasal 11
Bagi anggota veteran dan cacat veteran beserta
keluarganya biaya pelayanan kesehatan dibebankan
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Berau melalui
Anggaran Rutin dengan memperlihatkan Kartu Pelayanan
Kesehatan Veteran Republik Indonesia dan/atau Kartu
Pengenal Pelayanan Kesehatan yang dikeluarkan oleh
Korps Veteran Republik Indonesia.
Pasal 12
Bagi Kader Kesehatan (Posyandu) dan Anak
Sekolah, biaya Pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas,
Pustu dan Pusling dibebaskan dengan menunjukkan
Kartu Identitas Kader dan Surat Pengobatan dari Sekolah.
BAB VI
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 13
Retribusi yang terhutang dipungut di Wilayah Daerah
tempat pelayanan kesehatan diberikan.
- 21 -
BAB VII
SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 14
Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB VIII
SURAT PENDAFTARAN
Pasal 15
(1) Wajib Retribusi wajib mengisi SPdORD.
(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap
serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau
kuasanya.
(3) Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan
penyampaian SPdORD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Daerah.
- 22 -
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 16
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB X
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 17
Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat
pada waktunya, atau kurang membayar, dikenakan
sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 % (dua persen)
setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang
dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
BAB XI
TATA CARA PEMBAYARAN
- 23 -
Pasal 18
(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi
sekaligus.
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat - lambatnya
15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT
dan STRD.
(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran
retribusi diatur dengan Keputusan Kepala
Daerah.
BAB XII
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 19
(1) Retribusi terhutang berdasarkan SKRD atau dokumen
lain yang dipersamakan, SKRDKBT, STRD dan
Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan
jumlah retribusi yang harus dibayar bertambah,
yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Retribusi
dapat ditagih melalui Badan Urusan Piutang dan
Lelang Negara (BUPLN).
- 24 -
(2) Penagihan retribusi melalui BUPLN dilaksanakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
BAB XIII
K E B E R A T A N
Pasal 20
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya
kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang
ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa
Indonesia dengan disertai alasan - alasan yang
jelas.
(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan
atas ketetapan retribusi, Wajib Retribusi harus
dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan
retribusi tersebut.
- 25 -
(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT
dan SKRDLB yang diterbitkan, kecuali apabila
Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan
bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi
karena keadaan di luar kekuasaannya.
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3)
dalam pasal ini tidak dianggap sebagai Surat
Keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban
membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan
retribusi.
Pasal 21
(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama
4 (empat) bulan sejak tanggal Surat Keberatan
diterima harus memberi Keputusan atas keberatan
yang diajukan.
- 26 -
(2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat
berupa menerima seluruhnya atau sebagian,
menolak atau menambah besarnya retribusi yang
terutang.
(3) Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud
ayat (2) Pasal ini bersifat final.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah
tidak memberikan suatu Keputusan, keberatan
yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
BAB XIV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 22
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib
Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian
kepada Kepala Daerah.
- 27 -
(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan
pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud
ayat (1), harus memberikan Keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) telah dilampaui dan Kepala Daerah
tidak memberikan suatu keputusan permohonan
pengembalian kelebihan retribusi dianggap
dikabulkan dan SKDLB harus diterbitkan dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai hutang
retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu
hutang retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan
sejak diterbitkan SKRDLB.
(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2
(dua) bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan
bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas
keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.
- 28 -
Pasal 23
(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala
Daerah dengan sekurang - kurangnya menyebutkan :
a. Nama dan alamat Wajib Retribusi.
b. Masa retribusi.
c. Besarnya kelebihan pembayaran.
d. Alasan yang singkat dan jelas.
(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran
retribusi disampaikan secara langsung atau melalui
Pos Tercatat.
(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau
bukti pengiriman Pos Tercatat merupakan bukti
saat permohonan diterima oleh Kepala Daerah.
Pasal 24
(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan
dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar
Kelebihan Retribusi.
- 29 -
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan
dengan hutang retribusi lainnya, sebagaimana
dimaksud Pasal 24 ayat (4), pembayaran dilakukan
dengan cara pemindahbukuan dan bukti
pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti
pembayaran.
BAB XV
PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 25
(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan,
keringanan, dan pembebasan retribusi.
(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi, antara
lain untuk mengangsur.
(3) Pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) antara lain diberikan kepada masyarakat
yang ditimpa bencana alam dan atau kerusuhan.
- 30 -
(4) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan
Retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah.
BAB XVI
KADALUARSA PENAGIHAN
Pasal 26
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi kadaluarsa
setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun
terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali
apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana
dibidang retribusi.
(2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat tertangguh apabila :
a. diterbitkan Surat Teguran atau
b. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi
baik langsung maupun tidak langsung.
BAB XVII
PENYIDIKAN
- 31 -
Pasal 27
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil bertugas dan
berwenang untuk melakukan tindak pidana pelanggaran
atas ketentuan - ketentuan dalam Peraturan Daerah
yang berlaku dalam wilayah hukum di tempat
penyidikan ditempatkan ;
(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) Penyidik Pegawai Negeri
Sipil mempunyai wewenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dari
seseorang tentang adanya tindak pidana ;
b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di
tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan ;
c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dari
kegiatannya dan memeriksa tanda pengenal dari
tersangka ;
d. melakukan penyitaan benda dan atau surat ;
e. mengambil sidik jari dan memotret tersangka;
- 32 -
f. memanggil orang untuk didengar keterangannya
dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan
dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara.
h. mengadakan penghentian penyidikan,
setelah mendapat petunjuk dari Kepolisian
Republik Indonesia bahwa tidak terdapat
cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan
merupakan tindak pidana dan selanjutnya
melalui Kepolisian Republik Indonesia
memberitahukan hal tersebut kepada
Kejaksaan Negeri kepada tersangka atau
keluarganya.
i. mengadukan tindakan lainnya menurut
hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.
(3) Penyidikan sebagaimana dimaksud ayat (2)
memberitahukan dimulainya Penyisikan dan
menyampaikan hasil penyidikan kapada Penuntut
Umum melalui Penyidik Polri.
- 33 -
BAB XVIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 28
(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban
sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam
Pidana Kurungan paling lama 6 (enam) bulan
atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah
Retribusi yang terhutang ;
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1)
Pasal ini adalah pelanggaran.
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan
Daerah Kabupaten Berau Nomor 05 Tahun 2000
tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku lagi.
- 34 -
Pasal 30
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah
ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur
kemudian dengan Keputusan Kepala Daerah.
Pasal 31
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatan
dalam Lembaran Daerah Kabupaten Berau.
Ditetapkan di Tanjung Redeb
Pada tanggal 29 Mei 2004
BUPATI BERAU,
ttd
Drs. H. MASDJUNI
- 35 -
Diundangkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 12 Juni 2004
SEKRETARIS DAERAH,
ttd
Drs. H. SYARWANI SYUKUR PEMBINA UTAMA MUDA
NIP. 010055469
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2003 NOMOR : 18