perda no 16 tentang rtrwp bali tahun 2009-2029

Upload: donny3009

Post on 13-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

perda rtrw

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    1/373

    PEMERINTAH PROVINSI BALI

    PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI

    NOMOR 16 TAHUN 2009

    TENTANG

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI BALI

    TAHUN 2009-2029

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    2/373

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    3/373

    iii

    DAFTAR ISI

    BAB I Ketentuan Umum........................................ 10

    BAB II Kedudukan, Wilayah Dan Jangka Waktu RencanaTata Ruang Wilayah Provinsi .......................... 21

    BAB III Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang WilayahProvinsi ................................................... 23

    BAB IV Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi ........... 39

    BAB V Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi ................ 83

    BAB VI Penetapan Kawasan Strategis Provinsi ............... 136

    BAB VII Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Bali .. 145

    BAB VIII Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang ........... 155

    BAB IX Tugas Dan Wewenang ................................... 202

    BAB X Peninjauan Kembali Dan Penyempurnaan ........... 204

    BAB XI Pengawasan Penataan Ruang .......................... 205

    BAB XII Hak, Kewajiban Dan Peran Masyarakat .............. 207BAB XIII Kelembagaan ............................................ 209

    BAB XIV Penyelesaian Sengketa ................................. 210

    BAB XV Saksi Administratif ...................................... 210

    BAB XVI Ketentuan Penyidikan .................................. 211

    BAB XVII Ketentuan Pidana ....................................... 212

    BAB XVIII Ketentuan Peralihan .................................... 213

    BAB XIX Ketentuan Penutup ...................................... 214

    PENJELASAN .............................................................. 217

    LAMPIRAN ................................................................. 321

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    4/373

    iv

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    5/373

    1

    PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI

    NOMOR 16 TAHUN 2009

    TENTANG

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI BALI

    TAHUN 2009 - 2029

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    GUBERNUR BALI,

    Menimbang : a. bahwa ruang merupakan komponen lingkunganhidup yang bersifat terbatas dan tidakterperbaharui yang harus dimanfaatkan secaraberkelanjutan sebagai satu kesatuan ruang dalamtatanan yang dinamis berlandaskan kebudayaanBali yang dijiwai oleh Agama Hindu sesuai denganfalsafah Tri Hita Karana;

    b. bahwa perkembangan jumlah penduduk yang

    membawa konsekuensi pada perkembangan disegala bidang kehidupan, memerlukan pengaturantata ruang agar pemanfaatan dan penggunaan ruangdapat dilakukan secara maksimal berdasarkannilai-nilai budaya;

    c. bahwa Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3Tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang WilayahProvinsi Bali yang masa berlakunya sampai

    dengan Tahun 2010 sudah tidak sesuai lagi dengankebijakan tata ruang nasional sebagaimana diaturdi dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang;

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    6/373

    2

    d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlumembentuk Peraturan Daerah tentang RencanaTata Ruang Wilayah Provinsi Bali;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentangPembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali,Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 1649);

    2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentangPeraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 2043);

    3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentangPerindustrian (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3274);

    4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentangKonservasi Sumber Daya Alam Hayati danEkosistemnya (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3419);

    5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentangPerumahan dan Permukiman (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23,

    Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3469);

    6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentangSistem Budidaya Tanaman (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46,

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    7/373

    3

    Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3478);

    7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentangKehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun2004 tentang Penetapan Peraturan PemerintahPengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4412);

    8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentangSumber Daya Air (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 32, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4377);

    9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4389);

    10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentangPerkebunan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 84, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4411);

    11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4421);

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    8/373

    4

    12. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentangPerikanan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 118, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4433);

    13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

    Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);

    14. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentangJalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4444);

    15. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentangPenanggulangan Bencana (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4723);

    16. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 68, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4725);

    17. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentangPengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4739);

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    9/373

    5

    18. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentangPelayaran (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4849);

    19. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentangPengelolaan Sampah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 69, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4851);

    20. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentangWilayah Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 117, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4925);

    21. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentangPenerbangan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4956);

    22. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang

    Mineral dan Batubara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 4, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 959);

    23. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentangKepariwisataan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 11, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor4966);

    24. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentangLalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5025);

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    10/37

    6

    25. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5059);

    26. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentangPerlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5068);

    27. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentangSungai (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3445);

    28. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentangPelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk danTata Cara Peran serta Masyarakat dalam PenataanRuang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3660);

    29. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk PenataanRuang Wilayah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 20, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor3934);

    30. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004

    tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4385);

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    11/37

    7

    31. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004tentang Perencanaan Kehutanan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4452);

    32. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004tentang Perlindungan Hutan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4453);

    33. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air

    Minum (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4490);

    34. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentangJalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4655);

    35. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentangTata Hutan dan Penyusunan Rencana PengelolaanHutan, serta Pemanfaatan Hutan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4696);sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 3 Tahun 2008 TentangPerubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan

    Rencana Pengelolaan Hutan, serta PemanfaaanHutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4814);

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    12/37

    8

    36. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,

    Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737);

    37. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4833);

    38. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 4858);

    39. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008tentang Air Tanah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 4859);

    40. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun2008 tentang Tata Cara Evaluasi Raperda tentangRencana Tata Ruang Daerah;

    41. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang

    Daerah;

    42. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun2001 tentang Desa Pakraman (Lembaran DaerahPropinsi Bali Tahun 2001 Nomor 29, Seri D Nomor29) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    13/37

    9

    Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 tentangPerubahan Atas Peraturan Daerah Propinsi BaliNomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman(Lembaran Daerah Propinsi Bali Tahun 2003 Nomor11);

    43. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2008tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali(Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2008 Nomor1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor1);

    44. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2009tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

    Daerah Provinsi Bali (Lembaran Daerah ProvinsiBali Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan LembaranDaerah Provinsi Bali Nomor 6);

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI

    dan

    GUBERNUR BALI

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANGWILAYAH PROVINSI BALITAHUN 2009 - 2029.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    14/37

    10

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Bagian Kesatu

    Pengertian

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:1. Provinsi adalah Provinsi Bali.2. Gubernur adalah Gubernur Bali.3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

    disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan RakyatDaerah Provinsi Bali.

    4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota se-Bali.

    5. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah PemerintahKabupaten/ Kota se-Bali.

    6. Tri Hita Karanaadalah falsafah hidup masyarakatBali yang memuat tiga unsur yang membangunkeseimbangan dan keharmonisan hubungan

    antara manusia dengan Tuhan, manusia denganmanusia, dan manusia dengan lingkungannyayang menjadi sumber kesejahteraan, kedamaian,dan kebahagiaan bagi kehidupan manusia.

    7. Ruang adalah wadah yang meliputi ruangdarat, ruang laut, dan ruang udara, termasukruang di dalam bumi sebagai satu kesatuanwilayah, tempat manusia dan makhluk lainhidup, melakukan kegiatan, dan memelihara

    kelangsungan hidupnya.8. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola

    ruang.9. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat

    permukiman dan sistem jaringan prasaranadan sarana yang berfungsi sebagai pendukung

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    15/37

    11

    kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secarahirarkis memiliki hubungan fungsional.

    10. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruangdalam suatu wilayah yang meliputi peruntukanruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang

    untuk fungsi budidaya.11. Penataan ruang adalah suatu sistem proses

    perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,dan pengendalian pemanfaatan ruang.

    12. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatanpengaturan, pembinaan, pelaksanaan danpengawasan.

    13. Pengaturan penataan ruang adalah upayapembentukan landasan hukum bagi pemerintah,

    pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat dalam penataan ruang.14. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk

    meningkatkan kinerja penataan ruang yangdiselenggarakan oleh pemerintah, pemerintahprovinsi, pemerintah kabupaten/kota danmasyarakat.

    15. Pelaksanaan penataan ruang adalah upayapencapaian tujuan penataan ruang melaluipelaksanaan perencanaan tata ruang,pemanfaatan ruang, dan pengendalianpemanfaatan ruang.

    16. Pengawasan penataan ruang adalah upayaagar penyelenggaraan penataan ruang dapatdiwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

    17. Perencanaan tata ruang adalah suatu prosesuntuk menentukan struktur ruang dan polaruang yang meliputi penyusunan dan penetapanrencana tata ruang.

    18. Pemanfaatan ruang adalah upaya untukmewujudkan struktur ruang dan pola ruangsesuai dengan rencana tata ruang melaluipenyusunan dan pelaksanaan program besertapembiayaannya.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    16/37

    12

    19. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upayauntuk mewujudkan tertib tata ruang.

    20. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaantata ruang.

    21. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, yang

    selanjutnya disebut RTRWP, adalah hasilperencanaan tata ruang yang merupakanpenjabaran strategi dan arahan kebijakanpemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/kepulauan ke dalam struktur dan pola ruangwilayah provinsi.

    22. Rencana umum tata ruang adalah rencanatata ruang yang dibedakan menurut wilayahadministrasi pemerintahan, secara hierarkhi

    terdiri atas rencana tata ruang wilayah nasional,rencana tata ruang wilayah provinsi, rencanatata ruang wilayah kabupaten, dan rencana tataruang wilayah kota.

    23. Rencana rinci tata ruang adalah penjabarandari rencana umum tata ruang yang terdiri atasrencana tata ruang pulau/kepulauan, rencanatata ruang kawasan strategis nasional, rencanatata ruang kawasan strategis provinsi, rencanadetail tata ruang kabupaten/kota, dan rencanatata ruang kawasan strategis kabupaten/kota.

    24. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuangeogras beserta segenap unsur terkait yangbatas dan sistemnya ditentukan berdasarkanaspek administratif dan/atau aspek fungsional.

    25. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsiutama lindung atau budidaya.

    26. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkandengan fungsi utama melindungi kelestarianlingkungan hidup yang mencakup sumber dayaalam dan sumber daya buatan.

    27. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkandengan fungsi utama untuk dibudidayakan, atasdasar kondisi dan potensi sumber daya alam,sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    17/37

    13

    28. Kawasan perkotaan adalah wilayah yangmempunyai kegiatan utama bukan pertaniandengan susunan fungsi kawasan sebagai tempatpermukiman perkotaan, pemusatan dan distribusipelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,

    dan kegiatan ekonomi.29. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang

    mempunyai kegiatan utama pertanian, termasukpengelolaan sumber daya alam dengan susunanfungsi kawasan sebagai tempat permukimanperdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

    30. Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaanyang terdiri atas sebuah kawasan perkotaan

    yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaaninti dengan kawasan perkotaan di sekitarnyayang saling memiliki keterkaitan fungsionalyang dihubungkan dengan sistem jaringanprasarana wilayah yang terintegrasi denganjumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) jiwa.

    31. Kawasan strategis adalah wilayah yang penataanruangnya diprioritaskan karena mempunyai

    pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsiterhadap ekonomi, sosial, budaya, pariwisatadan/atau lingkungan.

    32. Kawasan strategis Provinsi adalah kawasanstrategis Provinsi Bali.

    33. Kawasan strategis kabupaten/kota adalahkawasan strategis kabupaten/kota se Bali.

    34. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yangdipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan

    ruang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

    35. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebutPKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsiuntuk melayani kegiatan skala internasional,nasional, atau beberapa provinsi.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    18/37

    14

    36. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disebutPKW adalah kawasan perkotaan yang berfungsiuntuk melayani kegiatan skala provinsi ataubeberapa kabupaten/kota.

    37. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut

    PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsiuntuk melayani kegiatan skala kabupaten/kotaatau beberapa kecamatan.

    38. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnyadisebut PPK adalah kawasan perkotaan yangberfungsi untuk melayani kegiatan skalakecamatan atau beberapa desa.

    39. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnyadisebut PPL adalah pusat permukiman yang

    berfungsi untuk melayani kegiatan skala antardesa.

    40. Kawasan Suci adalah kawasan yang disucikan olehumat Hindu seperti kawasan gunung, perbukitan,danau, mata air, campuhan, laut, dan pantai.

    41. Kawasan Tempat Suci adalah kawasan di sekitarpura yang perlu dijaga kesuciannya dalamradius tertentu sesuai status pura sebagaimanaditetapkan dalam Bhisama Kesucian Pura

    Parisadha Hindu Dharma Indonesia Pusat (PHDIP)Tahun 1994.

    42. Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutanyang memiliki sifat khas yang mampu memberikanperlindungan kepada kawasan sekitarnyamaupun bawahannya sebagai pengatur tata air,pencegahan banjir, erosi, dan pemeliharaankesuburan tanah.

    43. Kawasan Resapan Air adalah kawasan yang

    mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkanair hujan sehingga merupakan tempat pengisianair bumi (akifer) yang berguna sebagai sumberair.

    44. Sempadan Pantai adalah kawasan perlindungansetempat sepanjang pantai yang mempunyai

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    19/37

    15

    manfaat penting untuk mempertahankankelestarian dan kesucian pantai, keselamatanbangunan, dan ketersediaan ruang untuk lalulintas umum.

    45. Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri-

    kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaatpenting untuk mempertahankan kelestarianfungsi sungai.

    46. Kawasan sekitar danau/waduk adalah kawasansekeliling danau atau waduk yang mempunyaimanfaat penting untuk mempertahankankelestarian fungsi danau atau waduk.

    47. Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan

    sekeliling mata air yang mempunyai manfaatpenting untuk kelestarian fungsi mata air.

    48. Ruang Terbuka Hijau Kota yang selanjutnyadisebut RTHK adalah ruang-ruang dalam kotadalam bentuk area/kawasan maupun memanjang/jalur yang didominasi oleh tumbuhan yang dibinauntuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan/atau sarana kota, dan/atau pengaman jaringanprasarana, dan/atau budidaya pertanian.

    49. Kawasan Pantai Berhutan Bakau adalah kawasanpesisir laut yang merupakan habitat alami hutanbakau yang berfungsi memberi perlindungankepada kehidupan pantai dan laut.

    50. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan yangmewakili ekosistem khas yang merupakanhabitat alami yang memberikan perlindunganbagi perkembangan ora dan fauna yang khas

    dan beraneka ragam.

    51. Kawasan Taman Nasional adalah kawasanpelestarian alam yang dikelola dengan sistemzonasi yang dimanfaatkan untuk tujuanpengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata,rekreasi, dan pendidikan.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    20/37

    16

    52. Kawasan Taman Hutan Raya adalah kawasanpelestarian alam yang terutama dimanfaatkanuntuk tujuan koleksi tumbuh-tumbuhan dan satwaalami atau buatan, jenis asli atau bukan asli,pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan,

    kebudayaan, pariwisata, dan rekreasi.53. Kawasan Taman Wisata Alam adalah kawasan

    pelestarian alam darat maupun perairan yangterutama dimanfaatkan untuk pariwisata danrekreasi alam.

    54. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuanadalah tempat serta ruang di sekitar bangunanbernilai budaya tinggi dan sebagai tempat sertaruang di sekitar situs purbakala dan kawasan yang

    memiliki bentukan geologi alami yang khas.55. Kawasan Pariwisata adalah kawasan strategis

    pariwisata yang berada dalam geogras satu atau

    lebih wilayah administrasi desa/kelurahan yangdi dalamnya terdapat potensi daya tarik wisata,aksesibilitas yang tinggi, ketersediaan fasilitasumum dan fasilitas pariwisata serta aktivitassosial budaya masyarakat yang saling mendukungdalam perwujudan kepariwisataan.

    56. Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus, yangselanjutnya disebut KDTWK, adalah kawasanstrategis pariwisata yang berada dalam geogras

    satu atau lebih wilayah administrasi desa/kelurahan yang di dalamnya terdapat potensidaya tarik wisata, aksesibilitas yang tinggi,ketersediaan fasilitas umum dan fasilitaspariwisata secara terbatas serta aktivitas sosialbudaya masyarakat yang saling mendukung

    dalam perwujudan kepariwisataan, namunpengembangannya sangat dibatasi untuk lebihdiarahkan kepada upaya pelestarian budaya danlingkungan hidup.

    57. Daya Tarik Wisata, yang selanjutnya disebutDTW, adalah segala sesuatu yang memiliki

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    21/37

    17

    keunikan, keindahan, dan nilai yang berupakeanekaragaman kekayaan alam, budaya, hasilbuatan manusia serta aktivitas sosial budayamasyarakat yang menjadi sasaran atau tujuankunjungan wisatawan, yang dapat berupa

    kawasan/hamparan, wilayah desa/kelurahan,masa bangunan, bangun-bangunan dan lingkungansekitarnya, jalur wisata yang lokasinya tersebardi wilayah kabupaten/kota.

    58. Kawasan peruntukan permukiman adalah bagiandari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,baik yang berupa kawasan perkotaan maupunkawasan perdesaan yang berfungsi sebagailingkungan tempat tinggal atau lingkungan

    hunian dan tempat kegiatan yang mendukungperikehidupan dan penghidupan.

    59. Kawasan peruntukan pertanian adalah kawasanyang diperuntukkan bagi kegiatan pertaniandalam arti luas yang terdiri atas kawasanbudidaya tanaman pangan, kawasan budidayahortikultura, kawasan budidaya perkebunan danbudidaya peternakan.

    60. Kawasan peruntukan perikanan adalah kawasan

    yang diperuntukkan bagi kegiatan perikananyang terdiri atas kawasan perikanan tangkap dilaut maupun perairan umum, kawasan budidayaperikanan dan kawasan pengolahan hasilperikanan.

    61. Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengaturtentang persyaratan pemanfaatan ruang danketentuan pengendaliannya dan disusun untuksetiap blok/zona peruntukan yang penetapan

    zonanya dalam rencana rinci tata ruang.62. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang

    dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatanruang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    22/37

    18

    63. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebutDAS, adalah suatu wilayah daratan yangmerupakan satu kesatuan dengan sungaidan anak-anak sungainya, yang berfungsimenampung, menyimpan, dan mengalirkan air

    yang berasal dari curah hujan ke danau atau kelaut secara alami, yang batas di darat merupakanpemisah topogras dan batas di laut sampai

    dengan daerah perairan yang masih terpengaruhaktivitas daratan.

    64. Bhisama Kesucian Pura adalah norma agamayang ditetapkan oleh Sabha Pandita PHDI Pusat,sebagai pedoman pengamalan ajaran AgamaHindu tentang kawasan kesucian pura yang belum

    dijelaskan secara lengkap dalam kitab suci.65. Sad Kertih adalah enam sumber kesejahteraan

    yang harus dilestarikan untuk mencapaikebahagiaan lahir dan batin yang terdiri dariatma kertih, wana kertih, danu kertih, segara

    kertih, jana kertih danjagat kertih.66. Tri Mandala adalah pola pembagian wilayah,

    kawasan, dan/atau pekarangan yang dibagimenjadi tiga tingkatan terdiri atas utama

    mandala, madya mandaladan nista mandala.67. Cathus Patha adalah simpang empat sakral

    yang ruas-ruasnya mengarah ke empat penjurumata angin (utara, timur, selatan dan barat)dan diperankan sebagai pusat (puser) wilayah,kawasan dan/atau desa.

    68. Desa Pakraman adalah kesatuan masyarakathukum adat di Provinsi Bali yang mempunyai satukesatuan tradisi dan tata krama pergaulan hidup

    masyarakat umat Hindu secara turun temurundalam ikatan kahyangan tiga atau kahyangandesa yang mempunyai wilayah tertentu danharta kekayaan sendiri serta berhak mengurusrumah tangganya sendiri.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    23/37

    19

    69. Palemahandesa pakramanadalah wilayah yangdimiliki oleh desa pakraman yang terdiri atassatu atau lebih banjarpakraman yang tidakdapat dipisah-pisahkan.

    70. Masyarakat adalah orang seorang, kelompok

    orang termasuk masyarakat hukum adat, lembagadan/atau badan hukum non pemerintahan yangmewakili kepentingan individu, kelompok,sektor, profesi kawasan atau wilayah tertentudalam penyelenggaraan penataan ruang.

    71. Peran Masyarakat adalah berbagai kegiatanmasyarakat, yang timbul atas kehendak dankeinginan sendiri ditangan masyarakat untukberminat dan bergerak dalam penataan ruang.

    Bagian Kedua

    Asas

    Pasal 2

    RTRWP didasarkan asas:a. Tri Hita Karana;

    b. Sad Kertih;c. keterpaduan;d. keserasian, keselarasan dan keseimbangan;e. keberlanjutan;f. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;g. keterbukaan;h. kebersamaan dan kemitraan;i. perlindungan kepentingan umum;j. kepastian hukum dan keadilan; dan

    k. akuntabilitas.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    24/37

    20

    Bagian Ketiga

    Tujuan

    Pasal 3

    Penataan ruang wilayah provinsi bertujuan untukmewujudkan:a. ruang wilayah provinsi yang berkualitas, aman,

    nyaman, produktif, berjatidiri, berbudaya Bali,dan berwawasan lingkungan berlandaskan TriHita Karana;

    b. keterpaduan perencanaan tata ruang wilayahnasional, provinsi, dan kabupaten/kota;

    c. keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruanglaut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalambumi;

    d. keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruangwilayah provinsi dan kabupaten/kota dalamrangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahandampak negatif terhadap lingkungan dan budayaBali akibat pemanfaatan ruang;

    e. pemanfaatan sumber daya alam secara

    berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraanmasyarakat;

    f. keseimbangan dan keserasian perkembanganantar wilayah kabupaten/kota;

    g. keseimbangan dan keserasian kegiatanantarsektor; dan

    h. pemanfaatan ruang yang tanggap terhadapmitigasi dan adaptasi bencana.

    Pasal 4

    Rencana tata ruang wilayah provinsi menjadi pedomanuntuk:a. penyusunan rencana pembangunan jangka

    panjang daerah;

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    25/37

    21

    b. penyusunan rencana pembangunan jangkamenengah daerah;

    c. pemanfaatan ruang dan pengendalianpemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi;

    d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan

    keseimbangan perkembangan antar wilayahkabupaten/kota, serta keserasian antarsektor;

    e. penetapan arahan lokasi dan fungsi ruang untukinvestasi;

    f. penataan ruang kawasan strategis provinsi; dang. penataan ruang wilayah kabupaten/kota.

    BAB II

    KEDUDUKAN, WILAYAH, DAN JANGKA WAKTURENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI

    Bagian Kesatu

    Kedudukan

    Pasal 5

    RTRWP berkedudukan sebagai:a. penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

    dan menjadi matra ruang Rencana PembangunanJangka Panjang Daerah;

    b. acuan dalam penyusunan Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah dan ProgramPembangunan Tahunan Daerah;

    c. acuan penyusunan Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten/Kota, rencana rinci tata ruangkawasan strategis provinsi, rencana detail tataruang kabupaten/kota, dan rencana rinci tataruang kawasan strategis kabupaten/kota; dan

    d. acuan sukerta tata palemahan desa pakraman,yang selanjutnya menjadi bagian dari awig-awigdesa pakramandi seluruh Bali.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    26/37

    22

    Bagian Kedua

    Wilayah

    Pasal 6

    (1) RTRWP mencakup ruang darat, ruang laut, danruang udara termasuk ruang di dalam bumimenurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    (2) RTRWP sebagaimana dimaksud pada ayat (1),secara administrasi terdiri dari 9 (sembilan)wilayah kabupaten/kota, mencakup:

    a. Kabupaten Jembrana;b. Kabupaten Tabanan;c. Kabupaten Badung;d. Kabupaten Gianyar;e. Kabupaten Klungkung;f. Kabupaten Bangli;g. Kabupaten Karangasem;h. Kabupaten Buleleng; dan

    i. Kota Denpasar.

    (3) Ruang laut mencakup wilayah laut paling jauh 12(dua belas) mil diukur dari garis pantai ke arahlaut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauandan sejauh jarak garis tengah antar wilayah lautprovinsi yang berdekatan.

    (4) Ruang Wilayah Provinsi Bali terdiri dari totalpalemahan seluruh desa pakraman di Provinsi

    Bali.

    (5) Peta wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dan ayat (3), tercantum dalam Lampiran I,dan merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Daerah ini.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    27/37

    23

    Bagian Ketiga

    Jangka Waktu Rencana

    Pasal 7

    RTRWP berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh)tahun, sejak Tahun 2009 - 2029.

    BAB III

    KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAHPROVINSI

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 8

    Kebijakan dan strategi penataan ruang, mencakup:a. kebijakan dan strategi pengembangan struktur

    ruang; danb. kebijakan dan strategi pengembangan pola

    ruang.

    Bagian Kedua

    Kebijakan dan Strategi Pengembangan StrukturRuang

    Pasal 9

    (1) Kebijakan pengembangan struktur ruangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a,mencakup:

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    28/37

    24

    a. pengembangan sistem pelayanan pusat-pusatperkotaan dan pusat-pusat pertumbuhanekonomi wilayah yang proporsional, meratadan hierarkhis;

    b. pengembangan sistem perdesaan yang

    terintegrasi dengan sistem perkotaan; dan c. peningkatan kualitas dan jangkauan

    pelayanan prasarana wilayah meliputi sistemjaringan transportasi sebagai sistem jaringanprasarana utama, energi, telekomunikasi,prasarana lingkungan serta sumber daya airyang terpadu dan merata di seluruh wilayahprovinsi.

    (2) Strategi pengembangan sistem pelayanan pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhanekonomi wilayah yang proporsional, merata danhierarkhis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, mencakup:

    a. menterpadukan sistem wilayah pelayananperkotaan di wilayah provinsi yangterintegrasi dengan sistem perkotaannasional berdasarkan fungsi dan besaran

    jumlah penduduk; b. mengembangkan 4 (empat) sistem perkotaan

    yang mendukung pengembangan wilayah,yang merata dan berhierarki, mencakup:

    1. sistem perkotaan Bali Utara denganpusat pelayanan kawasan perkotaanSingaraja yang berfungsi sebagaiPKW;

    2. sistem perkotaan Bali Timur dengan

    pusat pelayanan Kawasan PerkotaanSemarapura yang berfungsi sebagaiPKW;

    3. sistem perkotaan Bali Selatan denganpusat pelayanan Kawasan PerkotaanDenpasar-Badung-Gianyar-Tabanan

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    29/37

    25

    (Sarbagita) yang berfungsi sebagaiPKN; dan

    4. sistem perkotaan Bali Barat denganpusat pelayanan kawasan perkotaanNegara yang berfungsi sebagai PKW.

    c. mengendalikan perkembangan KawasanMetropolitan Sarbagita yang telah ditetapkansebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN)sekaligus PKN, kawasan-kawasan perkotaanyang berfungsi sebagai PKW dan kawasanperkotaan lainnya;

    d. menetapkan kawasan-kawasan perkotaanyang berfungsi PKL dan pusat-pusatpertumbuhan ekonomi wilayah;

    e. meningkatkan akses antar pusat-pusatperkotaan dan pusat-pusat pertumbuhanekonomi wilayah;

    f. mendorong kawasan perkotaan dan pusatpertumbuhan agar lebih kompetitif danlebih efektif dalam pengembangan wilayahdi sekitarnya; dan

    g. mengembangkan dan memelihara keterkaitanantar kawasan perkotaan, antara kawasan

    perkotaan dan kawasan perdesaan, sertaantara kawasan perkotaan dan wilayah disekitarnya.

    (3) Strategi pengembangan sistem perdesaanyang terintegrasi dengan sistem perkotaansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,mencakup:

    a. meningkatkan keterkaitan sistem perkotaan

    dengan kawasan perdesaan (urban-rurallinkage); dan

    b. mengembangkan pusat-pusat pertumbuhanterpadu antar desa dan kawasan agropolitanyang terintegrasi dengan sistem perkotaan.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    30/37

    26

    (4) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauanpelayanan jaringan prasarana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c, mencakup:

    a. meningkatkan kualitas sistem jaringanprasarana dan mewujudkan keterpaduan

    pelayanan transportasi darat, laut danudara;

    b. meningkatkan kualitas dan keterpaduansistem jaringan jalan nasional, jalan provinsi,jalan kabupaten/kota dan penyeberangan;

    c. mendorong pengembangan jaringan jalannasional lintas Bali Utara;

    d. membangun jaringan jalan baru untukmemperlancar arus lalu lintas dan membuka

    daerah-daerah terisolir dan terpencil; e. memantapkan tatanan kepelabuhanan dan

    alur pelayaran; f. memantapkan tatanan kebandarudaraan

    dan ruang udara untuk penerbangan; g. meningkatkan keterpaduan perlindungan,

    pemeliharaan, penyediaan sumber daya airdan distribusi pemanfaatannya secara meratasesuai kebutuhan melalui koordinasi antar

    sektor maupun antara pemerintah provinsidan pemerintah kabupaten/kota;h. meningkatkan jaringan energi untuk

    memanfaatkan energi terbarukan dan takterbarukan secara optimal serta mewujudkanketerpaduan sistem penyediaan tenagalistrik; dan

    i. memantapkan pemerataan sistem jaringantelekomunikasi ke seluruh wilayah

    kabupaten/kota.

    (5) Pengembangan struktur ruang sebagaimanadimaksud pada ayat (1), didukung dengan KajianLingkungan Hidup Strategis (KLHS).

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    31/37

    27

    Pasal 10

    Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b,mencakup:

    a. kebijakan dan strategi pengembangan kawasanlindung;

    b. kebijakan dan strategi pengembangan kawasanbudidaya; dan

    c. kebijakan dan strategi pengembangan kawasanstrategis provinsi.

    Paragraf 1

    Kebijakan dan Strategi Pengembangan KawasanLindung

    Pasal 11

    (1) Kebijakan pengembangan kawasan lindungsebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a,mencakup:

    a. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian

    fungsi lingkungan hidup;b. pencegahan dampak negatif kegiatan

    manusia yang dapat menimbulkan kerusakanlingkungan hidup;

    c. pemulihan dan penanggulangan kerusakanlingkungan hidup; dan

    d. mitigasi dan adaptasi kawasan rawanbencana.

    (2) Strategi pemeliharaan dan perwujudankelestarian fungsi lingkungan hidup sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a, mencakup:

    a. menetapkan kawasan lindung di ruang darat,ruang laut, dan ruang udara termasuk ruangdi dalam bumi;

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    32/37

    28

    b. menterpadukan arahan kawasan lindungnasional dalam kawasan lindung provinsi;

    c. mewujudkan kawasan berfungsi lindungdengan luas paling sedikit 30 (tiga puluh)persen dari luas wilayah;

    d. menetapkan kawasan hutan dan vegetasitutupan lahan permanen paling sedikit 30(tiga puluh) persen dari luas DAS; dan

    e. memantapkan pengendalian kawasanlindung yang telah ditetapkan secaranasional dengan penerapan konsep-konsepkearifan lokal dan budaya Bali.

    (3) Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan

    manusia yang dapat menimbulkan kerusakankawasan lindung sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf b, mencakup:

    a. menyelenggarakan upaya terpadu untukmelestarikan fungsi lingkungan hidup;

    b. melindungi kemampuan lingkungan hidupdari tekanan perubahan dan/atau dampaknegatif yang ditimbulkan oleh suatukegiatan agar tetap mampu mendukung

    perikehidupan manusia dan makhluk hiduplainnya;

    c. melindungi kemampuan lingkungan hidupuntuk menyerap zat, energi, dan/ataukomponen lain yang dibuang ke dalamnya;

    d. mencegah terjadinya tindakan yang dapatsecara langsung atau tidak langsungmenimbulkan perubahan sifat sik lingkungan

    yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak

    berfungsi dalam menunjang pembangunanyang berkelanjutan;

    e. mengendalikan pemanfaatan sumber dayaalam secara bijaksana untuk menjaminkepentingan generasi masa kini dan generasimasa depan;

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    33/37

    29

    f. mengelola sumber daya alam tak terbarukanuntuk menjamin pemanfaatannya secarabijaksana dan sumber daya alam yangterbarukan untuk menjamin kesinambunganketersediaannya dengan tetap memelihara

    dan meningkatkan kualitas nilai sertakeanekaragamannya;

    g. mengembangkan kegiatan budidaya yangmempunyai daya adaptasi bencana dikawasan rawan bencana;

    h. menyelesaikan kegiatan budidaya yangterdapat di dalam kawasan lindung melaluikonversi atau rehabilitasi lahan, pembatasankegiatan, serta pemindahan kegiatan

    permukiman penduduk atau kegiatanbudidaya terbangun yang mengganggusecara bertahap ke luar kawasan lindung;dan

    i. menyediakan informasi yang bersifat terbukakepada masyarakat mengenai batas-bataskawasan lindung, kawasan budidaya, sertasyarat-syarat pelaksanaan kegiatan budidayadalam kawasan lindung.

    (4) Strategi pemulihan dan penanggulangan kerusakanlingkungan hidup sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c, dengan mengembalikan danmeningkatkan fungsi lingkungan hidup yang telahmenurun.

    (5) Strategi mitigasi dan adaptasi pada kawasanrawan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) huruf d, mencakup: a. mengendalikan pemanfaatan ruang untuk

    kawasan budidaya terbangun di kawasanrawan bencana;

    b. mengembangkan kawasan budidaya yangsesuai pada kawasan rawan bencana

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    34/37

    30

    untuk mengurangi dampak bencana danmengendalikan kegiatan budidaya di sekitarkawasan rawan bencana;

    c. memantapkan dan mengembangkan jalur-jalur evakuasi untuk mengurangi risiko

    gangguan dan ancaman langsung maupuntidak langsung dari terjadinya bencana;

    d. menyelenggarakan tindakan preventif dalampenanganan bencana alam berdasarkansiklus bencana melalui upaya mitigasi danadaptasi bencana, pengawasan terhadappelaksanaan rencana tata ruang, kesiap-siagaan masyarakat yang berada di kawasanrawan bencana, tanggap darurat, pemulihan,

    dan pembangunan kembali pasca bencana;dan

    e. menetapkan alokasi ruang kawasan rawanbencana dengan mengacu pada peta rawanbencana.

    (6) Pengembangan kawasan lindung sebagaimanadimaksud pada ayat (1), didukung dengan KajianLingkungan Hidup Strategis (KLHS).

    Paragraf 2

    Kebijakan dan Strategi Pengembangan KawasanBudidaya

    Pasal 12

    (1) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b,mencakup:

    a. perwujudan dan peningkatan keserasian,keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatanbudidaya;

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    35/37

    31

    b. pengendalian perkembangan kegiatanbudidaya agar tidak melampaui daya dukungdan daya tampung lingkungan; dan

    c. pengembangan kawasan budidaya prioritas.

    (2) Strategi perwujudan dan peningkatan keserasian,keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatanbudidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, mencakup:

    a. pembangunan sektor-sektor ekonomi yangberkelanjutan dan mampu meningkatkanpendapatan daerah;

    b. pengembangan perekonomian, khususnyapengembangan investasi, diupayakan untuk

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi danpemerataan perkembangan antar wilayahkabupaten/kota;

    c. pengembangan kawasan hutan produksidiarahkan pada upaya mendukungoptimalisasi kawasan lindung atau setidak-tidaknya memperhatikan fungsi hutanproduksi sebagai penyangga kawasan lindungdan berpedoman pada azas pembangunan

    berkelanjutan; d. konsistensi dalam penerapan dan

    pemanfaatan arahan vegetasi yang telahdihasilkan melalui penelitian khusus olehperguruan tinggi, lembaga penelitian, danlembaga terkait lainnya;

    e. mengamankan kawasan budidaya yangberbatasan dengan kawasan hutankonservasi melalui pengembangan tanaman

    kehutanan selebar 500 (lima ratus) meteruntuk menjaga fungsi penyangga;

    f. pemantapan prosedur dan mekanisme sertapelaksanaan pengendalian secara tegasdan konsisten terhadap setiap perubahankawasan budidaya, khususnya kawasan

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    36/37

    32

    pertanian, menjadi kawasan budidaya nonpertanian;

    g. penanganan lahan kritis di kawasan budidayadisesuaikan dengan kondisi setempatdengan pemilihan vegetasi yang memiliki

    nilai ekonomi serta dapat meningkatkankualitas dan keselamatan lingkungan;

    h. pengembangan kawasan budidaya tanamanpangan yang berupa pertanian tanamanpangan lahan basah (sawah), diarahkanpada upaya untuk mengoptimalkanpemanfaatannya dan menekan alih fungsilahan yang ada;

    i. pengembangan sektor kepariwisataan yang

    berlandaskan kebudayaan Daerah Baliyang dijiwai Agama Hindu, diarahkan padakepariwisataan berbasis masyarakat melaluipengembangan wisata perdesaan (desawisata), wisata agro, wisata eko, wisatabahari, wisata budaya, wisata spiritualdengan penyediaan kelengkapan sarana danprasarana daya tarik pariwisata yang tetapmemperhatikan kelestarian lingkungan dan

    daya dukung dan pengembangan ekonomikerakyatan; j. pengembangan investasi pariwisata

    diprioritaskan untuk meningkatkanpemberdayaan masyarakat setempat;

    k. pengembangan sektor industri diarahkanpada pengembangan sentra-sentra, industrikreatif pada zona-zona industri dengantetap menjaga kelestarian lingkungan; dan

    l. pengembangan kegiatan perekonomianperdesaan berbasis: pertanian, kerajinan,industri kecil, dan pariwisata kerakyatanyang berlandaskan falsafah Tri Hita Karanayang ditunjang dengan pemenuhan saranadan prasarana untuk menekan urbanisasi.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    37/37

    33

    (3) Strategi pengendalian perkembangan kegiatanbudidaya agar tidak melampaui daya dukung dandaya tampung lingkungan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b, mencakup:

    a. membatasi perkembangan kegiatan budidaya

    terbangun di kawasan rawan bencana untukmeminimalkan potensi kejadian bencanadan potensi kerugian akibat bencana;

    b. membatasi perkembangan kawasanterbangun di kawasan perkotaan danmengembangkan ruang terbuka hijau kotadengan luas paling sedikit 30% (tiga puluhpersen) dari luas kawasan perkotaan;

    c. mengembangkan kawasan permukiman

    perkotaan dilakukan melalui ekstensikasisecara terbatas dan intensikasi/esiensi

    pemanfaatan ruang dengan mengoptimalkanpemanfaatan ruang secara vertikalterbatas;

    d. membatasi perkembangan kawasanterbangun di luar kawasan perkotaan untukmemperlambat/membatasi alih fungsikawasan pertanian;

    e. mengembangkan kawasan budidaya yangberfungsi lindung dengan jenis tanamanyang mempunyai sifat agroforestry padaruang kawasan budidaya yang memilikitingkat kemiringan di atas 40% (empat puluhpersen); dan

    f. mengembangkan pertanian organik secarabertahap menuju Bali sebagai pulauorganik.

    (4) Strategi pengembangan kawasan budidayaprioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c, mencakup:

    a. mendorong pengembangan kawasan andalandi Kawasan Singaraja dan sekitarnya (Bali

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    38/37

    34

    Utara) sebagai kawasan sentra produksisektor pariwisata, aneka industri, pertanian,dan perikanan;

    b. mendorong pengembangan kawasan andalandi Kawasan DenpasarUbudKintamani (Bali

    Selatan) sebagai kawasan sentra produksisektor pariwisata, industri kecil, pertaniandan perikanan;

    c. mendorong pengembangan kawasan andalanLaut Bali dan sekitarnya (Bali Barat) sebagaikawasan sentra produksi sektor pariwisata,perikanan dan pertambangan lepas pantai;dan

    d. mendorong pengembangan kawasan

    andalan Bali Timur sebagai kawasan sentraproduksi sektor pariwisata, pertanian danperikanan.

    (5) Pengembangan kawasan budidaya sebagaimanadimaksud pada ayat (1), didukung dengan KajianLingkungan Hidup Strategis (KLHS).

    Paragraf 3

    Kebijakan dan Strategi Pengembangan KawasanStrategis

    Pasal 13

    (1) Kebijakan pengembangan kawasan strategisprovinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10huruf c, mencakup:

    a. pelestarian dan peningkatan fungsi(pelestarian fungsi) daya dukung dandaya tampung lingkungan hidup untukmempertahankan dan meningkatkankeseimbangan ekosistem, melestarikankeanekaragaman hayati, mempertahankandan meningkatkan fungsi perlindungan

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    39/37

    35

    kawasan, dan melestarikan keunikanbentang alam;

    b. peningkatan fungsi kawasan untukpertahanan dan keamanan negara;

    c. pengembangan dan peningkatan fungsi

    kawasan dalam pengembangan perekonomianprovinsi yang produktif, esien, dan mampubersaing dalam perekonomian nasional daninternasional;

    d. pemanfaatan sumber daya alam dan/atauteknologi tinggi secara optimal untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakatdengan tetap memperhatikan kelestarianlingkungan;

    e. pelestarian dan peningkatan nilai sosialbudaya daerah Bali; dan f. pengembangan potensi kawasan

    tertinggal untuk mengurangi kesenjanganperkembangan antarkawasan.

    (2) Strategi pelestarian dan peningkatan fungsi dandaya dukung lingkungan hidup sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a, mencakup:

    a. menetapkan kawasan strategis provinsi yangberfungsi lindung; b. mencegah pemanfaatan ruang di kawasan

    strategis provinsi yang berpotensi mengurangifungsi lindung kawasan;

    c. membatasi pemanfaatan ruang di sekitarkawasan strategis provinsi yang berpotensimengurangi fungsi lindung kawasan;

    d. membatasi pengembangan sarana dan

    prasarana di dalam dan di sekitar kawasanstrategis provinsi yang dapat memicuperkembangan kegiatan budidaya intensif;

    e. mengembangkan kegiatan budidaya tidakterbangun di sekitar kawasan strategis provinsiyang berfungsi sebagai zona penyangga

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    40/37

    36

    yang memisahkan kawasan lindung dengankawasan budidaya terbangun; dan

    f. merehabilitasi fungsi lindung kawasanlindung yang menurun akibat dampakpemanfaatan ruang di dalam dan di sekitar

    kawasan strategis provinsi.

    (3) Strategi peningkatan fungsi kawasan untukpertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b, mencakup:

    a. menetapkan kawasan strategis provinsidengan fungsi khusus pertahanan dankeamanan;

    b. mengembangkan kegiatan budidaya secara

    selektif di dalam dan di sekitar kawasanstrategis provinsi untuk menjaga fungsipertahanan dan keamanan; dan

    c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun disekitar kawasan strategis provinsi sebagaizona penyangga yang memisahkan kawasanstrategis provinsi dengan kawasan budidayaterbangun.

    (4) Strategi pengembangan dan peningkatan fungsikawasan dalam pengembangan perekonomianprovinsi yang produktif, esien, dan mampu

    bersaing dalam perekonomian nasional daninternasional sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf c, mencakup:

    a. mengembangkan pusat pertumbuhanberbasis potensi sumber daya alam dan

    kegiatan budidaya unggulan sebagaipenggerak utama pengembangan wilayah;

    b. memantapkan dan meningkatkan kualitaspelayanan jaringan prasarana wilayahuntuk kelancaran pergerakan perekonomianwilayah;

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    41/37

    37

    c. membatasi pengembangan kawasan strategisyang menurunkan fungsi lindung kawasan;

    d. mengendalikan kawasan strategis provinsiyang cenderung cepat berkembang;

    e. menciptakan iklim investasi yang kondusif

    dan selektif serta mengintensifkan promosipeluang investasi;

    f. mengelola pemanfaatan sumber daya alamagar tidak melampaui daya dukung dan dayatampung kawasan;

    g. mengelola dampak negatif kegiatan budidayaagar tidak menurunkan kualitas lingkunganhidup dan esiensi kawasan; dan

    h. meningkatkan pelayanan prasarana dan

    sarana penunjang kegiatan ekonomi.

    (5) Strategi pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakat dengantetap memperhatikan kelestarian lingkungansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,mencakup:

    a. mengembangkan kegiatan penunjang dan/

    atau kegiatan turunan dari pemanfaatansumber daya alam dan/atau teknologitinggi;

    b. meningkatkan keterkaitan kegiatanpemanfaatan sumber daya alam dan/atauteknologi tinggi dengan kegiatan penunjangdan/atau turunannya;

    c. mencegah dampak negatif pemanfaatansumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

    terhadap fungsi lingkungan hidup, dankeselamatan masyarakat; d. mengembangkan kawasan untuk tujuan

    khusus; dan e. membatasi dan mengendalikan eksploitasi

    sumber daya alam yang potensial merusakdan mencemari lingkungan hidup.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    42/37

    38

    (6) Strategi pelestarian dan peningkatan nilai sosialbudaya daerah Bali sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf e, mencakup:

    a. strategi pelestarian dan peningkatannilai-nilai sosial dan budaya daerah Bali,

    mencakup: 1. meningkatkan kecintaan masyarakat

    terhadap nilai sosial budaya yangmencerminkan jati diri daerah Bali;

    2. mengembangkan penerapan nilaisosial budaya daerah dalam kehidupanmasyarakat;

    3. meningkatkan upaya pelestarian nilaisosial budaya daerah dan situs warisan

    budaya daerah; 4. melindungi aset dan nilai sosialbudaya daerah dari kemerosotan dankepunahan; dan

    5. mengendalikan kegiatan di sekitarkawasan suci dan tempat suci yangdapat mengurangi nilai kesuciankawasan.

    b. Strategi pelestarian dan peningkatan nilai

    kawasan yang ditetapkan sebagai kawasanwarisan budaya, mencakup: 1. melestarikan keaslian sik serta

    mempertahankan keseimbanganekosistemnya;

    2. meningkatkan kepariwisataan daerahyang berkualitas;

    3. mengembangkan ilmu pengetahuandan teknologi;

    4. melestarikan warisan budaya; dan 5. melestarikan lingkungan hidup.

    (7) Strategi pengembangan potensi kawasan daerahtertinggal untuk mengurangi kesenjanganperkembangan antarkawasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf f, mencakup:

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    43/37

    39

    a. memanfaatkan sumber daya alam secaraoptimal dan berkelanjutan;

    b. membuka akses dan meningkatkanaksesibilitas antara kawasan daerahtertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah;

    c. mengembangkan prasarana dan saranapenunjang kegiatan ekonomi masyarakat;

    d. meningkatkan akses masyarakat ke sumberpembiayaan; dan

    e. meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya manusia dalam pengelolaan kegiatanekonomi.

    (8) Pengembangan kawasan strategis sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1), didukung dengan KajianLingkungan Hidup Strategis (KLHS).

    BAB IV

    RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH PROVINSI

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 14

    (1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi,mencakup:

    a. sistem perkotaan yang berkaitan dengankawasan perdesaan; dan

    b. sistem jaringan prasarana wilayah.

    (2) Sistem perkotaan yang berkaitan dengan kawasanperdesaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, mencakup:

    a. sistem perkotaan; danb. sistem perdesaan.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    44/37

    40

    (3) Rencana jaringan prasarana wilayah, sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, mencakup:

    a. sistem jaringan transportasi sebagai sistemjaringan prasarana utama;

    b. sistem jaringan prasarana lainnya,

    mencakup; 1. sistem jaringan energi;

    2. sistem jaringan telekomunikasi;3. sistem jaringan sumber daya air; dan4. sistem jaringan prasarana lingkungan.

    (4) Peta rencana struktur ruang wilayah provinsisebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantumdalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Bagian Kedua

    Rencana Pengembangan dan Kriteria SistemPerkotaan

    Paragraf 1

    Umum

    Pasal 15

    (1) Sistem perkotaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 14 ayat (2) huruf a, ditetapkan berdasarkanfungsi dan besaran jumlah penduduk.

    (2) Sistem perkotaan berdasarkan fungsi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1), mencakup: a. PKN; b. PKW;

    c. PKL; dan d. PPK.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    45/37

    41

    (3) Sistem perkotaan berdasarkan besaran jumlahpenduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1),mencakup:

    a. kawasan metropolitan; b. kawasan perkotaan besar;

    c. kawasan perkotaan sedang;d. kawasan perkotaan kecilA; dan

    e. kawasan perkotaan kecilB.

    Paragraf 2

    Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan

    Pasal 16

    (1) Rencana pengembangan sistem perkotaanberdasarkan fungsi sebagaimana dimaksud dalamPasal 15 ayat (2), mencakup:a. PKN terdiri dari Kawasan Perkotaan Denpasar

    BadungGianyarTabanan (Sarbagita);b. PKW terdiri dari Kawasan Perkotaan

    Singaraja, Kawasan Perkotaan Semarapuradan Kawasan Perkotaan Negara;

    c. PKL terdiri dari Kawasan Perkotaan Bangli,Kawasan Perkotaan Amlapura, dan KawasanPerkotaan Seririt; dan

    d. PPK terdiri dari kawasan-kawasan perkotaanGilimanuk, Melaya, Mendoyo, Pekutatan,Lalanglinggah, Bajera, Megati, Kerambitan,Marga, Baturiti, Penebel, Pupuan, Petang,Nusa Dua, Tampaksiring, Tegalalang,Payangan, Sampalan, Banjarangkan, Dawan,

    Susut, Tembuku, Kintamani, Rendang,Sidemen, Manggis, Padangbai, Abang,Bebandem, Selat, Kubu, Tianyar, Gerokgak,Busungbiu, Banjar, Pancasari-Candikuning,Sawan, Kubutambahan, Tejakula, CelukanBawang, Pengambengan.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    46/37

    42

    (2) Rencana pengembangan sistem perkotaanberdasarkan besaran jumlah penduduksebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3),mencakup:a. kawasan metropolitan, mencakup Kota

    Denpasar dan Kawasan Perkotaan Kutasebagai kawasan perkotaan inti yangmemiliki keterkaitan fungsional dalamsatu sistem metropolitan dengan kawasanperkotaan yang berdekatan di sekitarnyasebagai sub-sistem metropolitan terdiriatas: Kawasan Perkotaan Mengwi, Gianyar,Tabanan beserta kawasan perkotaan lainnyayang lebih kecil yaitu Kawasan Perkotaan

    Kerobokan, Jimbaran, Blahkiuh, Kediri,Sukawati, Blahbatuh dan Ubud;

    b. kawasan perkotaan besar, mencakup:Kawasan Perkotaan Denpasar;

    c. kawasan perkotaan sedang, mencakup:Kawasan Perkotaan Singaraja;

    d. kawasan perkotaan kecilA, mencakup:Kawasan Perkotaan Mengwi, Gianyar,Tabanan, Bangli, Semarapura, Amlapura,

    Negara, dan Seririt; dan e. kawasan Perkotaan KecilB, mencakup:

    Kawasan Perkotaan Melaya, Mendoyo,Pekutatan, Gilimanuk, Lalanglinggah, Bajera,Megati, Kerambitan, Marga, Baturiti, Kediri,Penebel, Pupuan, Kerobokan, Jimbaran,Blahkiuh, Petang, Sukawati, Blahbatuh,Ubud, Tampaksiring, Tegalalang, Payangan,Sampalan, Banjarangkan, Dawan, Susut,

    Tembuku, Kintamani, Rendang, Sidemen,Manggis, Padangbai, Abang, Bebandem,Selat, Kubu, Tianyar, Gerokgak, Busungbiu,Banjar, Pancasari, Sawan, Kubutambahandan Tejakula.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    47/37

    43

    (3) Peta rencana pengembangan sistem perkotaanberdasarkan fungsi sebagaimana dimaksudpada ayat (1), tercantum dalam Lampiran IIIdan merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Daerah ini.

    (4) Peta rencana pengembangan sistem perkotaanberdasarkan jumlah penduduk sebagaimanadimaksud pada ayat (2), tercantum dalamLampiran IV dan merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Pasal 17

    (1) Rencana pengembangan sistem perwilayahanpelayanan perkotaan untuk melayani wilayahsekitarnya dilakukan berdasarkan kondisigeogras dan aksesibilitas wilayah, mencakup:

    a. sistem wilayah pelayanan perkotaan BaliUtara dengan pusat pelayanan KawasanPerkotaan Singaraja yang berfungsi sebagaiPKW didukung oleh wilayah pelayananKawasan-kawasan Perkotaan Seririt sebagai

    PKL dan Kawasan-kawasan PerkotaanGerokgak, Busungbiu, Banjar, Pancasari,Sawan, Kubutambahan, Tejakula danKintamani yang berfungsi sebagai PPK;

    b. sistem wilayah pelayanan perkotaan BaliTimur dengan pusat pelayanan KawasanPerkotaan Semarapura yang berfungsi sebagaiPKW didukung oleh wilayah pelayananKawasan Perkotaan Amlapura dan Kawasan

    Perkotaan Bangli yang berfungsi sebagaiPKL serta Kawasan-kawasan PerkotaanKubu, Selat, Sidemen, Bebandem, Rendang,Manggis, Dawan, Tembuku, Banjarangkan,Abang, Susut, Sampalan, yang berfungsisebagai PPK;

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    48/37

    44

    c. sistem wilayah pelayanan perkotaan BaliSelatan dengan pusat pelayanan KawasanMetropolitan Sarbagita yang berfungsisebagai PKN yang terdiri atas KawasanPerkotaan Denpasar dan Kawasan Perkotaan

    Kuta sebagai pusat pelayanan inti didukungKawasan Perkotaan Mengwi, Gianyar,Tabanan dan Jimbaran sebagai pusatpelayanan sub sistem metropolitan danKawasan Perkotaan Mengwi, Kerobokan,Blahkiuh, Kediri, Sukawati, Blahbatuh,dan Ubud sebagai bagian dari KawasanMetropolitan Sarbagita, serta KawasanPerkotaan di luar Kawasan Metropolitan

    Sarbagita terdiri atas Kawasan PerkotaanLalanglinggah, Bajera, Megati, Kerambitan,Marga, Baturiti, Penebel, Pupuan, Petang,Tampaksiring, Tegalalang, Payangan, yangberfungsi sebagai PPK; dan

    d. sistem wilayah pelayanan perkotaan BaliBarat dengan pusat pelayanan KawasanPerkotaan Negara yang berfungsi sebagaiPKW didukung oleh wilayah pelayananKawasan Perkotaan Mendoyo, Melaya,Gilimanuk dan Pekutatan yang berfungsisebagai PPK.

    (2) Pengelolaan sistem perkotaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), mencakup:

    a. penetapan batas-batas kawasan perkotaanfungsi PKN, PKW, PKL dan PPK;

    b. penataan ruang kawasan perkotaan wajibdilengkapi dengan Peraturan Daerah tentangRencana Detail Tata Ruang (RDTR) KawasanPerkotaan yang dilengkapi peraturanzonasi;

    c. arahan pengelolaan Kawasan MetropolitanSarbagita, sebagai PKN sekaligus KawasanStrategis Nasional (KSN), mencakup:

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    49/37

    45

    1. pengembangan kerjasama pembangun-an kawasan perkotaan lintas wilayahantara Kota Denpasar, KabupatenBadung, Kabupaten Gianyar,Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali dan

    Pemerintah;2. pengembangan wadah koordinasi

    kerjasama pembangunan ataukelembagaan terpadu lintas wilayahsesuai peraturan perundang-undangan;

    3. sinkronisasi pengembangan programperwujudan struktur ruang dan polaruang lintas wilayah; dan

    4. pengembangan kawasan tetapdiarahkan pada konsep tata ruangkawasan perkotaan yang berjatidiribudaya Bali.

    d. pengembangan kawasan perkotaanberdasarkan falsafah Tri Hita Karana,disesuaikan dengan karakter sosial budayamasyarakat setempat, dengan orientasiruang mengacu pada konsep catus patha dan

    tri mandalaserta penerapan gaya arsitekturtradisional Bali; e. integrasi penataan ruang kawasan perkotaan

    dengan sukerta tata palemahan desapakramansetempat;

    f. pemanfaatan ruang didasarkan atas dayadukung dan daya tampung lingkungan untuksetiap kawasan perkotaan;

    g. pengembangan fasilitas sosial ekonomididasarkan atas fungsi yang diembandan didukung penyediaan fasilitas daninfrastruktur sesuai kegiatan sosial ekonomiyang dilayaninya;

    h. merupakan pusat permukiman dengantingkat intensitas pemanfaatan ruang rendahsampai tinggi yang pengembangan ruangnya

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    50/37

    46

    ke arah horizontal yang dikendalikan danvertikal secara terbatas;

    i. penyediaan RTHK minimal 30% (tiga puluhpersen) dari luas kawasan perkotaan, denganproporsi meningkat untuk status kawasan

    perkotaan yang lebih rendah;j. penyediaan ruang untuk ruang terbuka

    non hijau kota, penyediaan prasarana dansarana pejalan kaki, penyandang cacat,jalur bersepeda, angkutan umum, kegiatansektor informal dan ruang evakuasi; dan

    k. memelihara, merevitalisasi, rehabilitasi,preservasi, dan renovasi bangunan yangmemiliki nilai-nilai sejarah, budaya,

    kawasan suci, tempat suci, dan pola-polapermukiman tradisional setempat.

    (3) Peta rencana pengembangan sistem perwilayahanpelayanan perkotaan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Vyang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Daerah ini.

    Paragraf 3

    Kriteria Sistem Perkotaan

    Pasal 18

    (1) Kawasan perkotaan, ditetapkan dengan kriteria:a. memiliki fungsi kegiatan utama budidaya

    bukan pertanian atau lebih dari 75% (tujuhpuluh lima persen) mata pencaharianpenduduknya di sektor perkotaan;

    b. memiliki jumlah penduduk sekurang-kurangnya 10.000 (sepuluh ribu) jiwa;

    c. memiliki kepadatan penduduk sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) jiwa per hektar;dan

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    51/37

    47

    d. memiliki fungsi sebagai pusat koleksi dandistribusi pelayanan barang dan jasa dalambentuk sarana dan prasarana pergantianmoda transportasi.

    (2) PKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat(2) huruf a, ditetapkan dengan kriteria:

    a. kawasan perkotaan yang berfungsi atauberpotensi sebagai simpul utama kegiatanekspor-impor atau pintu gerbang menujukawasan internasional;

    b. kawasan perkotaan yang berfungsi atauberpotensi sebagai pusat kegiatan industridan jasa skala nasional atau yang melayani

    beberapa provinsi; dan c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau

    berpotensi sebagai simpul utama transportasiskala nasional atau melayani beberapaprovinsi.

    (3) PKW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat(2) huruf b, ditetapkan dengan kriteria:

    a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau

    berpotensi sebagai simpul kedua kegiatanekspor-impor yang mendukung PKN;

    b. kawasan perkotaan yang berfungsi atauberpotensi sebagai pusat kegiatan industribarang dan jasa yang melayani skala provinsiatau beberapa kabupaten;

    c. kawasan perkotaan yang berfungsi atauberpotensi sebagai simpul transportasiyang melayani skala provinsi atau beberapa

    kabupaten; dand. kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai

    ibukota kabupaten di luar kawasan perkotaanyang berfungsi PKN.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    52/37

    48

    (4) PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat(2) huruf c, ditetapkan dengan kriteria:

    a. kawasan perkotaan yang berfungsi atauberpotensi sebagai pusat kegiatan industribarang dan jasa yang melayani skala

    kabupaten atau beberapa kecamatan;b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau

    berpotensi sebagai simpul transportasi yangmelayani skala kabupaten atau beberapakecamatan; dan

    c. kawasan perkotaan yang berfungsi sebagaiibukota kabupaten di luar kawasan perkotaanyang berfungsi PKN dan PKW.

    (5) PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat(2) huruf d, ditetapkan dengan kriteria: a. kawasan perkotaan yang berfungsi

    atau berpotensi sebagai pusat kegiatanindustri barang dan jasa yang melayaniskala kecamatan atau sebagian wilayahkecamatan;

    b. kawasan perkotaan yang berfungsi atauberpotensi sebagai simpul transportasi yangmelayani skala kecamatan;

    c. kawasan perkotaan yang berfungsi sebagaiibukota kecamatan; dan

    d. kawasan perkotaan yang berfungsi pelayanankhusus seperti kota pelabuhan dan pusatkegiatan pariwisata.

    (6) Kawasan Metropolitan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 15 ayat (3) huruf a, ditetapkandengan kriteria:

    a. memiliki jumlah penduduk paling sedikit1.000.000 (satu juta) jiwa;

    b. terdiri dari satu kawasan perkotaan inti danbeberapa kawasan perkotaan di sekitarnyayang membentuk satu kesatuan pusatperkotaan; dan

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    53/37

    49

    c. terdapat keterkaitan fungsi antarkawasanperkotaan dalam satu sistem Metropolitan.

    (7) Kawasan Perkotaan Besar sebagaimana dimaksuddalam Pasal 15 ayat (3) huruf b, ditetapkan

    berdasarkan kriteria jumlah penduduk sekurang-kurangnya 500.000 (lima ratus ribu) jiwa.

    (8) Kawasan Perkotaan Sedang sebagaimana dimaksuddalam Pasal 15 ayat (3) huruf c, ditetapkanberdasarkan kriteria jumlah penduduk 100.000(seratus ribu) sampai dengan 500.000 (lima ratusribu) jiwa.

    (9) Kawasan Perkotaan KecilA, sebagaimanadimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf d,ditetapkan berdasarkan kriteria jumlah penduduk50.000 (lima puluh ribu) sampai dengan 100.000(seratus ribu) jiwa.

    (10) Kawasan Perkotaan KecilB, sebagaimanadimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf e,ditetapkan berdasarkan kriteria jumlah penduduk

    20.000 (dua puluh ribu) sampai dengan 50.000(lima puluh ribu) jiwa.

    Bagian Ketiga

    Rencana Pengembangan dan Kriteria SistemPerdesaan

    Paragraf 1

    Rencana Pengembangan Sistem Perdesaan

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    54/37

    50

    Pasal 19

    (1) Rencana pengembangan sistem perdesaansebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)huruf b, mencakup:

    a. Pengembangan PPL sebagai pusatpermukiman dan kegiatan sosial ekonomiyang melayani kegiatan skala antar desa;dan

    b. pengembangan kawasan agropolitan yangmendorong tumbuhnya kota pertanianmelalui berjalannya sistem dan usahaagribisnis untuk melayani, mendorong,menarik, menghela kegiatan pembangunan

    pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya.

    (2) Sebaran PPL sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a, ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota.

    (3) Sebaran kawasan agropolitan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b, mencakup:Kawasan Agropolitan Catur di Kabupaten Bangli;

    Kawasan Agropolitan Candikuning di KabupatenTabanan; Kawasan Agropolitan Payangan diKabupaten Gianyar; Kawasan Agropolitan Melayadi Kabupaten Jembrana, Kawasan AgropolitanSibetan di Kabupaten Karangasem; KawasanAgropolitan Petang di Kabupaten Badung; danKawasan Agropolitan Nusa Penida di KabupatenKlungkung.

    (4) Kawasan perdesaan lainnya yang mempunyaipotensi sistem agribisnis terpadu, dapatdikembangkan sebagai kawasan agropolitanpromosi.

    (5) Pengelolaan sistem perdesaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dilaksanakan melalui:

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    55/37

    51

    a. peningkatan keterpaduan sistem pelayananperdesaan dengan sistem pelayananperkotaan;

    b. pemberdayaan masyarakat kawasanperdesaan;

    c. pertahanan kualitas lingkungan setempatdan wilayah yang didukungnya;

    d. konservasi sumber daya alam; e. pelestarian warisan budaya lokal; f. pertahanan kawasan lahan pertanian

    tanaman pangan berkelanjutan untukketahanan pangan dan ketahanan budaya;

    g. penjagaan keseimbangan pembangunanantara kawasan perdesaan dengan kawasan

    perkotaan; danh. integrasi penataan ruang kawasan perdesaan

    dengan sukerta tata palemahan desapakraman setempat.

    Paragraf 2

    Kriteria Pengembangan Sistem Perdesaan

    Pasal 20

    (1) Kawasan perdesaan, ditetapkan dengan kriteriamemiliki fungsi kegiatan utama budidayapertanian dan lebih dari 75% (tujuh puluh limapersen) mata pencaharian penduduknya di sektorpertanian atau sektor primer.

    (2) PPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat

    (1) huruf a, ditetapkan dengan kriteria: a. memiliki jumlah penduduk paling sedikit

    5.000 (lima ribu) jiwa sampai dengan 10.000(sepuluh ribu) jiwa;

    b. memiliki fasilitas pelayanan untuk pelayananbeberapa desa seperti pasar, sekolah

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    56/37

    52

    menengah pertama, sekolah menengah atas,puskesmas, lapangan umum atau fasilitasumum lainnya; dan

    c. memiliki simpul jaringan transportasi antardesa maupun antar kawasan perkotaan

    terdekat.

    (3) Kawasan agropolitan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 19 ayat (1) huruf b, ditetapkandengan kriteria:

    a. merupakan kawasan perdesaan yangmemiliki pusat pelayanan sebagai kotapertanian untuk melayani desa-desa sentraproduksi pertanian yang ada disekitarnya,

    dengan batasan yang tidak ditentukan olehbatasan administratif pemerintahan, tetapilebih ditentukan dengan memperhatikanskala ekonomi kawasan berdasarkankomoditas pertanian unggulan tertentu yangdimilikinya;

    b. sebagian besar kegiatan masyarakat didominasi kegiatan pertanian dan/atauagribisnis dalam suatu kesisteman yang utuh

    dan terintegrasi; dan c. memiliki prasarana dan infrastruktur yang

    memadai untuk mendukung pengembangansistem dan usaha agribisnis khususnyapangan, seperti: jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminalpenumpang, terminal agribisnis, jaringantelekomunikasi, fasilitas perbankan, pusatinformasi pengembangan agribisnis, sarana

    produksi pengolahan hasil pertanian,fasilitas umum dan fasilitas sosial lainnya.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    57/37

    53

    Bagian Keempat

    Rencana Pengembangan dan Kriteria Sistem JaringanTransportasi

    Paragraf 1

    Umum

    Pasal 21

    (1) Pengembangan sistem jaringan transportasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat(3) huruf a, diarahkan pada optimalisasi dan

    pengembangan struktur jaringan transportasi.

    (2) Pengembangan sistem jaringan transportasisebagaimana dimaksud pada ayat (1),mencakup:

    a. pengembangan sistem jaringan transportasidarat;

    b. pengembangan sistem jaringan transportasilaut; dan

    c. pengembangan sistem jaringan transportasiudara.

    (3) Peta rencana pengembangan sistem jaringantransportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),tercantum dalam Lampiran VI.a dan merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerahini.

    Paragraf 2

    Rencana Pengembangan Sistem Jaringan TransportasiDarat

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    58/37

    54

    Pasal 22

    (1) Pengembangan sistem jaringan transportasidarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21ayat (2) huruf a, diarahkan pada pemeliharaan,

    peningkatan dan pembangunan jalan, pelabuhanpenyeberangan, peningkatan kuantitas dankualitas pelayanan angkutan umum, manajemendan rekayasa lalu lintas serta pengembangansistem jaringan transportasi darat lainnya.

    (2) Pengembangan sistem jaringan transportasidarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),mencakup:

    a. jaringan jalan nasional; b. jaringan jalan provinsi;

    c. penyeberangan;d. jaringan pelayanan angkutan umum; dan

    e. jaringan transportasi darat lainnya.

    Pasal 23

    (1) Jaringan jalan nasional sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 22 ayat (2) huruf a, terdiri dari jalanbebas hambatan, jalan arteri primer dan jalankolektor primer.

    (2) Pengembangan jalan bebas hambatansebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilaksanakan setelah melalui kajian teknis,ekonomi dan budaya, mencakup:

    a. jalan bebas hambatan antar kota,

    mencakup: 1. KutaTanah LotSoka; 2. CangguBeringkitBatuanPurnama; 3. TohpatiKusambaPadangbai; 4. PekutatanSoka; 5. NegaraPekutatan;

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    59/37

    55

    6. GilimanukNegara; dan 7. MengwitaniSingaraja.

    b. jalan bebas hambatan dalam kota,mencakup:

    1. SeranganTanjung Benoa;

    2. SeranganTohpati; 3. KutaBandar Udara Ngurah Rai; dan 4. KutaDenpasarTohpati.

    (3) Jalan arteri primer sebagaimana dimaksud padaayat (1), mencakup:

    a. GilimanukNegaraPekutatanSokaAntosariTabanan Mengwitani;

    b. MengwitaniDenpasarTohpatiDawan

    KusambaAnganteluPadangbai; c. Tohpat iSanurPesanggaranPelabuhan

    Benoa; dan d. Pesanggaran Tugu Ngurah Rai Bandara

    Ngurah Rai.

    (4) Jalan kolektor primer sebagaimana dimaksudpada ayat (1), mencakup ruas jalan:a. DenpasarTohpatiSakahBlahbatuh

    SemebaungGianyarSidanKlungkungGunaksa;

    b. CekikSeriritSingarajaKubutambahanAmedAmlapura Angantelu;

    c. MengwitaniSingaraja; d. SokaSeririt; dan e. Tugu Ngurah RaiNusa Dua.

    (5) Jaringan jalan provinsi sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 22 ayat (2) huruf b, terdiri atasjalan kolektor primer provinsi dan jalan strategisprovinsi.

    (6) Jalan kolektor primer provinsi sebagaimanadimaksud pada ayat (5), terdiri atas sebaran

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    60/37

    56

    ruas jalan yang menghubungkan antar PKW,antar PKW dengan PKL, antar PKL dengan PKL diseluruh wilayah kabupaten/kota.

    (7) Jalan strategis provinsi sebagaimana dimaksud

    pada ayat (5), mencakup ruas jalan menuju PuraSad Kahyangandan Pura Dang Kahyangan.

    (8) Peta rencana pengembangan sistem jaringanjalan nasional dan jalan provinsi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (5), tercantumdalam Lampiran VI.b dan merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    (9) Sebaran ruas jalan pada sistem jaringan jalannasional dan jalan provinsi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dan ayat (5), tercantum dalamTabel Lampiran VI.c dan merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Pasal 24

    (1) Penyeberangan sebagaimana dimaksud dalamPasal 22 ayat (2) huruf c, mencakup pelabuhanpenyeberangan dan lintas penyeberangan.

    (2) Pelabuhan penyeberangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), mencakup:

    a. pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembranadan Pelabuhan Padangbai di KabupatenKarangasem berfungsi untuk pelayanankapal penyeberangan antar provinsi;

    b. rencana pengembangan Pelabuhan Ameddi Kabupaten Karangasem berfungsi untukpelayanan kapal penyeberangan antarprovinsi melalui lintas Bali Utara (JawaBaliNTB); dan

    c. pelabuhan Mentigi di Nusa Penida danPelabuhan Gunaksa, sebagai pelabuhan

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    61/37

    57

    untuk pelayanan kapal penyeberangandalam provinsi.

    (3) Lintas penyeberangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), mencakup:

    a. lintas penyeberangan antar provinsi padaperairan Selat Bali antara PelabuhanKetapang (Provinsi Jawa Timur) denganPelabuhan Gilimanuk;

    b. lintas penyeberangan antar provinsi padaperairan Selat Lombok antara PelabuhanPadangbai dengan Pelabuhan Lembar(Provinsi Nusa Tenggara Barat);

    c. rencana lintas penyeberangan antar provinsi

    pada perairan Selat Lombok antara rencanaPelabuhan Amed dengan Pelabuhan Lembar(Provinsi Nusa Tenggara Barat); dan

    d. lintas penyeberangan dalam provinsi padaperairan Selat Badung antara PelabuhanMentigi (Nusa Penida) dengan PelabuhanGunaksa.

    Pasal 25

    (1) Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayananangkutan umum sebagaimana dimaksud dalamPasal 22 ayat (1), mencakup:

    a. pengembangan angkutan umum antarkota;b. pengembangan angkutan umum perkotaan;

    c. pengembangan angkutan umum perdesaan;dan

    d. pengembangan terminal penumpang secara

    terpadu dan berhierarki.

    (2) Pengembangan angkutan umum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, danhuruf c, mencakup:

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    62/37

    58

    a. pengembangan secara bertahap sistemterpadu angkutan umum massal antar kotadan Kawasan Metropolitan Sarbagita yangramah lingkungan dan menggunakan energiterbarukan;

    b. pengembangan sistem trayek terpadudan terintegrasi baik antar kota, kawasanperkotaan maupun kawasan perdesaan; dan

    c. pengembangan kebijakan untuk menekanpemanfaatan kendaraan pribadi.

    (3) Pengembangan terminal penumpang secaraterpadu dan berhierarki sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf d, mencakup:

    a. terminal tipe A terdiri atas Terminal Mengwidi Kabupaten Badung dan Terminal Banyuasridi Kabupaten Buleleng;

    b. terminal tipe B, mencakup:1. Terminal Gilimanuk dan Terminal

    Negara di Kabupaten Jembrana; 2. Terminal Pesiapan, Terminal Tanah Lot

    dan Terminal Pupuan di KabupatenTabanan;

    3. Terminal Pancasari, Terminal Seririt,Terminal Sangket, dan TerminalPenarukan di Kabupaten Buleleng;

    4. Terminal Batubulan dan TerminalGianyar di Kabupaten Gianyar;

    5. Terminal Klungkung di KabupatenKlungkung;

    6. Terminal Lokasrana dan TerminalKintamani di Kabupaten Bangli;

    7. Terminal Ubung, Terminal Kreneng danTerminal Tegal di Kota Denpasar;

    8. Terminal Karangasem dan TerminalRendang di Kabupaten Karangasem;dan

    9. Terminal Nusa Dua dan Terminal Dalungdi Kabupaten Badung.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    63/37

    59

    c. terminal tipe C, tersebar di masing-masingkabupaten/ kota; dan

    d. terminal khusus pariwisata dalam bentuksentral parkir di pusat-pusat kawasanpariwisata yang telah berkembang.

    Pasal 26

    (1) Manajemen dan rekayasa lalu lintas sebagaimanadimaksud dalam Pasal 22 ayat (1), dilaksanakanuntuk mengoptimalkan penggunaan jaringanjalan dan pergerakan lalu lintas dalam rangkamenjamin keamanan, keselamatan, ketertiban,dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.

    (2) Manajemen dan rekayasa lalu lintas sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan:

    a. penetapan prioritas angkutan massal melaluipenyediaan lajur atau jalur atau jalankhusus;

    b. pemberian prioritas keselamatan dankenyamanan bagi pengguna jalan khususnyapejalan kaki dan pengendara sepeda melalui

    penyediaan jalur khusus; c. pemberian kemudahan dan penyediaan jalur

    lintasan bagi penyandang cacat;d. pemisahan atau pemilahan pergerakan arus

    lalu lintas berdasarkan peruntukan lahan,mobilitas, dan aksesibilitas;

    e. pemaduan berbagai moda angkutan; f. pengendalian lalu lintas pada persimpangan

    jalan bebas hambatan atau jalan lainnya

    dengan membangun jalan penyeberangan; g. pengembangan lintasan penyeberangan

    jalan dalam bentuk sub way, underpass,jembatan penyeberangan pada jalan-jalanyang padat lalu lintas;

    h. pengendalian lalu lintas; dan

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    64/37

    60

    i. perlindungan terhadap lingkungan daridampak lalu lintas.

    Pasal 27

    Pengembangan sistem jaringan transportasi daratlainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat(1), mencakup:a. pengembangan terminal barang dan jaringan

    lintas angkutan barang, lokasinya ditetapkansetelah melalui kajian; dan

    b. pengembangan jaringan perkeretaapian diKawasan Metropolitan Sarbagita yang jenis danjalur lintasannya ditetapkan setelah melalui

    kajian.

    Paragraf 3

    Rencana Pengembangan Sistem JaringanTransportasi Laut

    Pasal 28

    (1) Pengembangan sistem jaringan transportasi lautsebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2)huruf b, mencakup tatanan kepelabuhanan danalur pelayaran.

    (2) Tatanan kepelabuhan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), meliputi pengembangan danpenataan fungsi dan jaringan pelabuhan laut,mencakup:

    a. jaringan pelabuhan laut utama; b. jaringan pelabuhan laut pengumpul; c. jaringan pelabuhan laut pengumpan; dan

    d. jaringan pelabuhan laut khusus.

    (3) Jaringan pelabuhan laut utama sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a, mencakup:

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    65/37

    61

    a. Pelabuhan Benoa, sebagai jaringantransportasi laut untuk pelayanan kapalpenumpang, pariwisata, angkutan petikemas ekspor-impor barang kerajinan,garmen, seni, sembilan bahan pokok dan

    ekspor ikan; b. Pelabuhan Celukan Bawang berfungsi sebagai

    jaringan transportasi laut untuk pelayanankapal penumpang dan barang; dan

    c. Pelabuhan Tanah Ampo, sebagai pelabuhanuntuk pelayanan kapal cruise danyatch.

    (4) Jaringan pelabuhan laut pengumpul sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b, mencakup:

    a. Pelabuhan Sangsit, untuk pelayanan kapalpelayaran rakyat angkutan barang danperikanan; dan

    b. Pelabuhan Pegametan dan PelabuhanPenuktukan di Kabupaten Buleleng, untukpelayanan kapal pelayaran rakyat angkutanbarang.

    (5) Jaringan pelabuhan laut pengumpan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) huruf c, mencakup:a. Pelabuhan Labuhan Lalang, untuk pelayanan

    kapal pelayaran rakyat angkutan penumpang;dan

    b. Pelabuhan Kusamba, Pelabuhan Buyuk danSanur, untuk pelayanan kapal pelayaranrakyat angkutan penumpang dan barang.

    (6) Jaringan pelabuhan laut khusus sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) huruf d, mencakup: a. Pelabuhan Manggis (Labuhan Amuk), sebagai

    jaringan transportasi laut khusus untukpelayanan kapal angkutan minyak/energi;dan

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    66/37

    62

    b. Pelabuhan Pengambengan dan PelabuhanKedonganan, sebagai jaringan transportasilaut khusus pelayanan kapal ikan.

    (7) Alur pelayaran sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1), mencakup:a. alur pelayaran internasional yang terdapat

    di sekitar wilayah meliputi Selat Lombokyang termasuk dalam Alur Laut KepulauanIndonesia (ALKI) II;

    b. alur pelayaran nasional dan regional; dan c. alur pelayaran lokal.

    Paragraf 4

    Rencana Pengembangan Sistem JaringanTransportasi Udara

    Pasal 29

    (1) Pengembangan sistem jaringan transportasiudara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat(2) huruf c, mencakup tatanan kebandarudaraandan ruang udara untuk penerbangan.

    (2) Tatanan kebandarudaraan dan ruang udarasebagaimana dimaksud pada ayat (1),mencakup:

    a. bandar udara umum internasional;b. bandar udara domestik; dan

    c. pembangunan bandar udara baru.

    (3) Bandar udara internasional sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a, mencakup Bandar UdaraInternasional Ngurah Rai di Kabupaten Badung,berfungsi sebagai bandar udara pengumpul(hub), untuk pelayanan pesawat udara rutepenerbangan dalam negeri dan rute penerbanganluar negeri.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    67/37

    63

    (4) Bandar udara domestik sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf b, adalah Lapangan TerbangLetkol Wisnu di Kecamatan Gerokgak KabupatenBuleleng, berfungsi sebagai bandar udara umum,untuk pelayanan pesawat udara penerbangan

    dalam negeri, kegiatan pendidikan penerbang,olah raga dirgantara, kegiatan pertahanan dankeamanan.

    (5) Pembangunan bandar udara baru sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf c, direncanakandi Kabupaten Buleleng berfungsi sebagai bandarudara umum setelah melalui kajian.

    (6) Ruang udara untuk penerbangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), mencakup:a. ruang udara di atas bandar udara yang

    dipergunakan langsung untuk kegiatanbandar udara;

    b. ruang udara di sekitar bandar udara yangdipergunakan untuk operasi penerbangan;dan

    c. ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur

    penerbangan.

    Paragraf 5

    Kriteria Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi

    Pasal 30

    (1) Jaringan jalan bebas hambatan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), ditetapkandengan kriteria sebagai jalan umum untuk lalulintas menerus dengan pengendalian jalan masuksecara penuh dan tanpa adanya persimpangansebidang serta dilengkapi dengan pagar ruangmilik jalan.

  • 5/23/2018 Perda No 16 Tentang Rtrwp Bali Tahun 2009-2029

    68/37

    64

    (2) Jaringan jalan arteri primer sebagaimanadimaksud dalam Pasal 23 ayat (3), ditetapkandengan kriteria:

    a. menghubungkan antar-PKN, antara PKN danPKW, dan/atau antara PKN/PKW dengan

    bandar udara skala pelayanan primer,sekunder atau tersier dan pelabuhan lautinternasional atau provinsi;

    b. berupa jalan umum yang melayani angkutanutama yang menghubungkan antar kotaantar provinsi;

    c. melayani perjalanan jarak jauh; d. memungkinkan lalu lintas dengan kecepatan

    rata-rata tingg