perda no 10 th 2013 ttg rtrw - portal tata ruang dan...

61
Menim REN mbang : B PERA NCANA T DEN a. bah c U Rua tent disu b. bah 26 T mak wila stra perl Wila c. bah pem Nom Kab kon d. bah Kab sekt BUPA ATURAN D NO TATA RU NGAN RA hwa untu Undang-u ang ma tang Ren usun ata hwa deng Tahun 2 ka arah ayah na ategi pem lu dijaba ayah Kab hwa tela mekaran mor 5 Ta bupaten ndisi wila hwa dalam bupaten tor, dae ATI B DAERAH MOR 1 TE UANG WIL TAHUN AHMAT T BUPATI uk melak undang aka sem ncana Ta au disesu gan dibe 2008 tent han keb sional y manfaata arkan le bupaten ah dib dari Ka ahun 20 Batu Ba ayah adm m rangk Batu Ba erah, da 1 BATU H KABUP 0 TAHU ENTANG LAYAH K 2013 – 2 TUHAN Y BATU BA ksanakan Nomor 2 mua Per ata Ruan uaikan; erlakukan tang Ren bijakan yang dija an ruang ebih lanj Batu Ba entuk abupaten 007 sehin ara perlu ministras ka mewuj ara dan an masy U BA PATEN BA UN 2013 KABUPAT 2033 YANG MA ARA, n ketentu 26 Tahu raturan ng Wilay nnya Pe ncana Ta dan str abarkan g wilayah ut ke da ara; Kabupat n Asaha ngga Ren disesua i yang ba judkan v keterpa yarakat, ARA ATU BAR TEN BAT AHA ESA uan Pasa un 2007 Daerah yah Kabu raturan ata Ruan rategi pe ke dala h Provin alam Re ten Bat n melalu ncana Ta ikan den aru; visi dan aduan pe maka RA TU BARA A al 78 aya tentang h Kabup upaten/K Pemerin ng Wilaya emanfaa am kebi nsi Suma encana T tu Bar ui Unda ata Ruan ngan tata misi Pem embangu RTRW A at (4) hu g Penata paten/K Kota har ntah Nom ah Nasion atan rua ijakan d atera Uta Tata Rua ra seba ang-unda ng Wilay a batas d merintah unan an kabupat uruf aan ota rus mor nal ang dan ara ang agai ang yah dan han ntar ten

Upload: vothuan

Post on 05-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

Menim

REN

mbang :

B

PERA

NCANA T

DEN

a. bah

c U

Rua

tent

disu

b. bah

26 T

mak

wila

stra

perl

Wila

c. bah

pem

Nom

Kab

kon

d. bah

Kab

sekt

BUPA

ATURAN D

NO

TATA RU

NGAN RA

hwa untu

Undang-u

ang ma

tang Ren

usun ata

hwa deng

Tahun 2

ka arah

ayah na

ategi pem

lu dijaba

ayah Kab

hwa tela

mekaran

mor 5 Ta

bupaten

ndisi wila

hwa dalam

bupaten

tor, dae

ATI B

DAERAH

MOR 1

TE

UANG WIL

TAHUN

AHMAT T

BUPATI

uk melak

undang

aka sem

ncana Ta

au disesu

gan dibe

2008 tent

han keb

sional y

manfaata

arkan le

bupaten

ah dib

dari Ka

ahun 20

Batu Ba

ayah adm

m rangk

Batu Ba

erah, da

1

BATU

H KABUP

0 TAHU

ENTANG

LAYAH K

2013 – 2

TUHAN Y

BATU BA

ksanakan

Nomor 2

mua Per

ata Ruan

uaikan;

erlakukan

tang Ren

bijakan

yang dija

an ruang

ebih lanj

Batu Ba

entuk

abupaten

007 sehin

ara perlu

ministras

ka mewuj

ara dan

an masy

U BA

PATEN BA

UN 2013

KABUPAT

2033

YANG MA

ARA,

n ketentu

26 Tahu

raturan

ng Wilay

nnya Pe

ncana Ta

dan str

abarkan

g wilayah

ut ke da

ara;

Kabupat

n Asaha

ngga Ren

disesua

i yang ba

judkan v

keterpa

yarakat,

ARA

ATU BAR

TEN BAT

AHA ESA

uan Pasa

un 2007

Daerah

yah Kabu

raturan

ata Ruan

rategi pe

ke dala

h Provin

alam Re

ten Bat

n melalu

ncana Ta

ikan den

aru;

visi dan

aduan pe

maka

RA

TU BARA

A

al 78 aya

tentang

h Kabup

upaten/K

Pemerin

ng Wilaya

emanfaa

am kebi

nsi Suma

encana T

tu Bar

ui Unda

ata Ruan

ngan tata

misi Pem

embangu

RTRW

A

at (4) hu

g Penata

paten/K

Kota har

ntah Nom

ah Nasion

atan rua

ijakan d

atera Uta

Tata Rua

ra seba

ang-unda

ng Wilay

a batas d

merintah

unan an

kabupat

uruf

aan

ota

rus

mor

nal

ang

dan

ara

ang

agai

ang

yah

dan

han

ntar

ten

Page 2: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

2

merupakan arahan dalam pemanfaatan ruang bagi semua

kepentingan secara terpadu yang dilaksanakan secara bersama

oleh pemerintah, masyarakat dan dunia usaha;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu

membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Batu Bara Tahun 2013-2033;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomror 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan

Kabupaten Batu Bara di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 7, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4681);

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4725);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembar Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembar Negara

Republik Indonesia Nomor 4833);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 1503);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk

dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang

(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

Page 3: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

3

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 47

Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan

Kabupaten/Kota.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BATU BARA

dan

BUPATI BATU BARA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG

WILAYAH KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2013 - 2033

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Kabupaten adalah Kabupaten Batu Bara.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah

otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kabupaten

Batu Bara.

3. Bupati adalah Bupati Batu Bara.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat

DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Batu Bara.

5. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Batu

Bara.

6. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Batu

Bara.

7. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,

dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu

kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,

melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

8. Tata ruang adalah wujud struktural ruang dan pola ruang.

Page 4: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

4

9. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan

sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai

pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hirarkis memiliki hubungan fungsional.

10. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu

wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung

dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

11. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan

ruang.

12. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.

13. Penyelenggaran penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi

pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan

penataan ruang.

14. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan

landasan hukum bagi pemerintah daerah, dan masyarakat

dalam penataan ruang.

15. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan

kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah

daerah, dan masyarakat.

16. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan

penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

17. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk

menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi

penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

18. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur

ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang

melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta

pembiayaannya.

19. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk

mewujudkan tertib tata ruang.

20. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar

penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

21. Pengaturan zonasi adalah ketentuan tentang persyaratan

pemanfaatan ruang sektoral dan ketentuan persyaratan

Page 5: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

5

pemanfaatan ruang untuk setiap blok/zona peruntukan yang

penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.

22. Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang

persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan

pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona

peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata

ruang.

23. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam

kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

24. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis

beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya

ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek

fungsional.

25. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang disingkat

RTRWK adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari

wilayah kabupaten, yang berupa rencana operasional

pembangunan wilayah kabupaten sesuai dengan peran dan

fungsi wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW yang akan

menjadi landasan dalam pelaksanaan pembangunan di wilayah

kabupaten.

26. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten adalah penjabaran

kebijakan penataan ruang ke dalam langkah-langkah

pencapaian tindakan yang lebih nyata yang menjadi dasar

dalam penyusunan rencana struktur dan pola ruang wilayah

kabupaten.

27. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana

yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang

berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang

dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten

selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi

sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan

kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, dan sistem

jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu

bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, serta

prasarana lainnya yang memiliki skala layanan satu

kabupaten.

Page 6: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

6

28. Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disingkat PKN

adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani

kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

29. Pusat Kegiatan Wilayah yang selanjutnya disingkat PKW adalah

kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan

skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

30. Pusat Kegiatan Wilayah promosi yang selanjutnya disingkat

PKWp adalah pusat kegiatan wilayah yang dipromosikan oleh

provinsi.

31. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disingkat PKL adalah

kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan

skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.

32. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disingkat PPK

adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani

kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

33. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disingkat PPL

adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani

kegiatan skala antar desa.

34. Rencana sistem jaringan prasarana kabupaten adalah rencana

jaringan prasarana wilayah yang dikembangkan untuk

mengintegrasikan wilayah kabupaten dan untuk melayani

kegiatan yang memiliki cakupan wilayah layanan prasarana

skala kabupaten.

35. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala

bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan

perlengkapan-nya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang

berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di

bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas

permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan

kabel.

36. Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang

saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat

pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh

pelayanannya dalam satu hubungan hirarkis, yaitu sistem

primer dan sistem sekunder.

37. Sistem Jaringan Jalan Primer adalah sistem jaringan jalan

dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk

pengembangan wilayah ditingkat nasional dengan

Page 7: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

7

menghubungkan simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-

pusat kegiatan.

38. Sistem Jaringan Jalan Kolektor Primer adalah sistem jaringan

jalan yang dikembangkan untuk melayani dan

menghubungkan kota-kota antar pusat kegiatan wilayah dan

pusat kegiatan lokal dan atau kawasan-kawasan berskala kecil

dan atau pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan

pengumpan lokal.

39. Sistem Jaringan Jalan Sekunder adalah sistem jaringan jalan

dengan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk

masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang

menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai

fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua,

fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai persil.

40. Rencana sistem perkotaan di wilayah kabupaten adalah

rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di

dalam wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat

ini maupun rencana yang membentuk hirarki pelayanan

dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah

kabupaten.

41. Kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya adalah

wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk

pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan

jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

42. Rencana pola ruang wilayah kabupaten adalah rencana

distribusi peruntukan ruang wilayah kabupaten yang meliputi

peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya yang

dituju sampai dengan akhir masa berlakunya RTRW kabupaten

(20 tahun) yang dapat memberikan gambaran pemanfaatan

ruang wilayah kabupaten yang dituju sampai dengan akhir

masa berlakunya perencanaan 20 tahun.

43. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan

utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan

sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan

kegiatan ekonomi.

Page 8: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

8

44. Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat

penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,

pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya,

dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan

sebagai warisan dunia.

45. Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat

penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial,

budaya, dan/atau lingkungan.

46. Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat

penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial,

budaya, dan/atau lingkungan.

47. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan

atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan

keberadaannya sebagai hutan tetap.

48. Hutan adalah satu kesatuan ekosistem berupa hamparan

lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi

pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu

dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

49. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah

suatu wilayah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya

merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak

sungainya yang berfungsi menampung air yang berasal dari

curah hujan dan sumber air lainnya dan kemudian

mengalirkannya melalui sungai utama ke laut.

50. Kawasan pertahanan negara adalah wilayah yang ditetapkan

secara nasional yang digunakan untuk kepentingan

pertahanan.

51. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten adalah arahan

untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah

kabupaten sesuai dengan rencana tata ruang wilayah

kabupaten melalui penyusunan dan pelaksanaan program

beserta pembiayaannya, dalam suatu indikasi program utama

jangka menengah lima tahunan kabupaten.

52. Sistem pengelolaan air limbah adalah buangan yang dihasilkan

dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik.

Page 9: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

9

53. Tempat Penampungan Sementara yang selanjutnya disingkat

TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat

pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan

sampah terpadu.

54. Tempat Pemrosesan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA

adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah

ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan

lingkungan.

55. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya

disebut BKPRD adalah badan bersifat adhoc yang dibentuk

mendukung Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang

Daerah, dan di Kabupaten Batu Bara Badan tersebut

mempunyai bertugas membantu pelaksanaan tugas Bupati

dalam koordinasi penataan ruang di daerah.

56. Mitigasi bencana adalah upaya untuk mengurangi risiko

bencana, baik secara struktur atau fisik alami dan/atau

buatan maupun nonstruktur atau nonfisik melalui

peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

57. Indikasi program utama jangka menengah lima tahunan

adalah petunjuk yang memuat usulan program utama, lokasi,

besaran, waktu pelaksanaan, sumber dana, dan instansi

pelaksana dalam rangka mewujudkan pemanfaatan ruang yang

sesuai dengan rencana tata ruang.

58. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah

kabupaten adalah ketentuan-ketentuan yang dibuat atau

disusun dalam upaya mengendalikan pemanfaatan ruang

wilayah kabupaten agar sesuai dengan RTRW kabupaten yang

dirupakan dalam bentuk ketentuan umum peraturan zonasi,

ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta

arahan sanksi untuk wilayah kabupaten.

59. Ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupaten adalah

ketentuan umum yang mengatur pemanfaatan ruang dan

unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap

klasifikasi peruntukan/fungsi ruang sesuai dengan rencana

tata ruang wilayah kabupaten.

Page 10: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

10

60. Ketentuan perizinan adalah ketentuan-ketentuan yang

ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai kewenangannya

yang harus dipenuhi oleh setiap pihak sebelum pemanfaatan

ruang, yang digunakan sebagai alat dalam melaksanakan

pembangunan keruangan yang tertib sesuai dengan rencana

tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan.

61. Ketentuan insentif dan disinsentif adalah perangkat atau

upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan

kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan juga

perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau

mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata

ruang.

62. Arahan sanksi adalah arahan untuk memberikan sanksi bagi

siapa saja yang melakukan pelanggaran pemanfaatan ruang

yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku.

63. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang

termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau

pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam

penyelenggaraan penataan ruang.

64. Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang

timbul atas kehendak dan prakarsa masyarakat, untuk

berminat dan bergerak dalam penyelenggaraan penataan

ruang.

BAB II

FUNGSI DAN KEDUDUKAN SERTA RUANG LINGKUP WILAYAH

Bagian Kesatu

Peran Dan Fungsi

Pasal 2

RTRW Kabupaten Batu Bara berfungsi sebagai pedoman untuk :

a. acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD);

b. acuan dalam pemanfaatan ruang wilayah kabupaten;

c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam

wilayah kabupaten;

Page 11: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

11

d. acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten yang

dilakukan pemerintah, masyarakat dan swasta;

e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di

wilayah kabupaten; dan

f. dasar pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten

yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan,

pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi, dan

acuan dalam administrasi pertanahan.

Bagian Kedua

Ruang Lingkup Pengaturan

Paragraf 1

Muatan

Pasal 3

RTRW Kabupaten Batu Bara memuat :

a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah

Kabupaten Batu Bara;

b. rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Batu Bara yang

meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana

wilayah;

c. rencana pola ruang wilayah Kabupaten Batu Bara yang meliputi

kawasan lindung dan kawasan budidaya;

d. penetapan kawasan strategis kabupaten;

e. arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Batu Bara yang

terdiri dari indikasi program utama jangka menengah lima

tahunan; dan

f. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten

Batu Bara yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi,

ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta

arahan sanksi.

Paragraf 2

Wilayah Perencanaan

Pasal 4

(1) RTRW Kabupaten Batu Bara berperan sebagai alat

operasionalisasi pelaksanaan pembangunan di wilayah

Kabupaten Batu Bara dengan luas 904,96 km2;

Page 12: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

12

(2) Lingkup wilayah perencanaan merupakan daerah dengan batas

yang ditentukan berdasarkan aspek administratif meliputi

wilayah daratan, wilayah pesisir dan laut, perairan lainnya,

serta wilayah udara dengan batas wilayah meliputi :

a. sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang

Bedagai;

b. sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun;

c. sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Asahan; dan

d. sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan

Selat Malaka.

(3) Wilayah perencanaan RTRW Kabupaten Batu Bara seluas

904,96 Km2 meliputi seluruh wilayah administrasi Kabupaten

Batu Bara yang terdiri atas :

a. Kecamatan Sei Balai;

b. Kecamatan Tanjung Tiram;

c. Kecamatan Talawi;

d. Kecamatan Lima Puluh;

e. Kecamatan Air Putih;

f. Kecamatan Sei Suka;

g. Kecamatan Medang Deras.

BAB III

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Bagian Kesatu

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

Pasal 5

Penataan ruang wilayah Kabupaten Batu Bara bertujuan untuk

mewujudkan kabupaten sebagai kawasan investasi yang maju

yang berbasis sektor agro, industri, jasa pelabuhan dan hasil laut

yang unggul, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam

rangka mewujudkan kemandirian kabupaten.

Page 13: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

13

Bagian Kedua

Kebijakan Penataan Ruang Wilayah

Pasal 6

Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan kebijakan penataan ruang

wilayah kabupaten sebagai berikut :

a. pengembangan kegiatan berbasis agro dalam arti luas,

perikanan serta kegiatan jasa pelabuhan dan perdagangan

sebagai basis perekonomian wilayah di masa datang;

b. pelestarian dan pengembangan potensi sumber daya alam

secara optimal sesuai daya dukung wilayah;

c. pengembangan sistem perkotaan yang efisien, efektif, rasional

serta terintegrasi untuk meningkatkan kegiatan sosial-ekonomi

masyarakat dan pelayanan publik;

d. pembangunan sistem jaringan sarana prasarana wilayah

secara terpadu dan berkelanjutan untuk mendukung kegiatan

sosial-ekonomi masyarakat dan pelayanan publik;

e. peningkatan upaya-upaya penanganan wilayah terhadap

potensi bencana alam melalui penyelenggaraan kegiatan

pembangunan dan penataan ruang wilayah yang berwawasan

mitigasi bencana;

f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan

Negara.

Bagian Ketiga

Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

Pasal 7

(1) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf a meliputi :

a. mengembangkan sentra-sentra kegiatan perkebunan,

pertanian, peternakan dan perikanan;

b. pengembangan obyek wisata potensial;

c. mengembangkan kegiatan industri pengolahan; dan

d. mengembangkan pusat perdagangan regional yang

didukung kegiatan jasa pelabuhan, dalam rangka

meningkatkan nilai tambah ekonomi, daya saing dan

Page 14: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

14

memperkuat basis perekonomian wilayah.

(2) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf b meliputi:

a. mengamankan dan melestarikan kawasan hutan

bakau/mangrove dari dampak negatif pengembangan

kawasan pesisir Kabupaten;

b. mengendalikan alih fungsi lahan; dan

c. mempertahankan lahan irigasi teknis Bah Bolon dan

irigasi-irigasi lainnya sebagai potensi ketahanan pangan

regional.

(3) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf c meliputi:

a. mengembangkan pusat - pusat perkotaan baru di bagian

utara kabupaten untuk mendorong perkembangan

pembangunan kawasan pesisir yang masih terisolir;

b. mengembangkan pusat-pusat perkotaan dengan

pendekatan cluster kegiatan ekonomi wilayah;

c. mengembangkan kawasan perkotaan di kawasan pesisir

dan bagian tengah kabupaten secara terpadu. Kawasan

perkotaan difungsikan sebagai pusat perdagangan

berskala regional dan sebagai pusat pemerintahan

kabupaten;

d. mengembangkan kawasan industri dan pelabuhan yang

terintegrasi dengan kawasan industri;

e. mengembangkan kawasan perkotaan di bagian timur

kabupaten sebagai bagian dari kawasan koridor ekonomi

Kuala Tanjung - Sei Mangkei; dan

f. mengembangkan Kawasan perkotaan di bagian barat

kabupaten, sebagai kawasan sentra produksi perikanan.

(4) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf d meliputi:

a. membangun sistem jaringan prasarana dan sarana

transportasi secara terpadu inter moda (jalan, terminal

regional, kereta api dan pelabuhan pengumpan nasional

dan regional) dengan tetap memperhatikan daya dukung

wilayah;

b. mengembangkan dan membangun jaringan jalan untuk

mendorong perkembangan pembangunan fisik, sosial dan

Page 15: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

15

ekonomi di kawasan pesisir kabupaten dan terkoneksi ke

kawasan industri dan pelabuhan;

c. mengembangkan jalur kereta api yang menghubungkan

kantong-kantong produksi di wilayah kabupaten dan

sekitarnya ke kawasan industri dan pelabuhan;

d. membangun prasarana energi dan sistem jaringan

distribusi untuk meningkatkan kapasitas, jangkauan dan

kualitas layanan energi listrik secara berkelanjutan di

kawasan industri, kawasan perkotaan dan kawasan

perkotaan disekitarnya;

e. membangun sistem prasarana pengolahan air bersih dan

sistem jaringan distribusi untuk meningkatkan kapasitas

sediaan, jangkauan, dan kualitas layanan air bersih

secara berkelanjutan di kawasan perkotaan dan

perdesaan; dan

f. membangun dan meningkatkan sistem jaringan

telekomunikasi dan informasi (terestrial dan satelit) di

kawasan perkotaan dan perdesaan untuk meningkatkan

akses informasi bagi masyarakat.

(5) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf e meliputi:

a. mengendalikan pembangunan kawasan pesisir yang

berhadapan langsung dengan perairan Selat Malaka dalam

rangka mengantisipasi terjadinya bencana abrasi; dan

b. mengantisipasi terjadinya bencana banjir di wilayah

kabupaten, melalui pengamanan dan pelestarian kawasan

hutan bakau/mangrove.

(6) Strategi untuk melaksanakan kebijakan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf f, meliputi:

a. mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan

dan keamanan;

b. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di

sekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan

keamanan;

c. mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budidaya

tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan

keamanan Negara sebagai zona penyangga;

Page 16: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

16

d. turut serta memelihara dan menjaga asset-asset

pertahanan dan keamanan.

BAB IV

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 8

(1) Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Batu Bara

meliputi:

a. sistem perkotaan;

b. sistem jaringan transportasi;

c. sistem jaringan energi;

d. sistem jaringan telekomunikasi;

e. sistem jaringan sumber daya air; dan

f. sistem jaringan prasarana lingkungan.

(2) Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten digambarkan pada

peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Batu Bara dengan

tingkat ketelitian 1 : 50.000 sebagaimana tercantum dalam

Lampiran I peta Rencana Struktur Ruang yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

Bagian Kedua

Rencana Sistem Perkotaan

Pasal 9

(1) PKL dialokasikan pada :

a. kawasan perkotaan Indrapura; dan

b. kawasan perkotaan Lima Puluh.

(2) PKWp diusulkan pada :

a. kawasan perkotaan Indrapura; dan

b. kawasan perkotaan Lima Puluh.

(3) Pengembangan PKL Indrapura meliputi :

a. pengembangannya direncanakan terintegrasi dan dalam satu

koridor dengan pengembangan kawasan industri Kuala

Tanjung dan kawasan perkotaan Sei Suka Deras;

Page 17: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

17

b. pengembangan perkotaan secara linier perlu dibatasi dan

perlu mengamankan ketersediaan lahan sawah eksisting;

dan

c. pengembangan perkotaan Indrapura diorientasikan ke Kuala

Tanjung dan perkembangan linier pada jalur regional

dibatasi sampai radius 500 s/d 1000 meter dari batas ROW

jalan arteri primer (Trans Sumatera).

(4) Pada kawasan perkotaan Indrapura, memiliki fungsi utama

sebagai:

a. pusat perdagangan dan jasa skala regional dan global;

b. pusat pengembangan permukiman perkotaan;

c. sentra pertanian/agribisnis

d. pusat pendidikan di bidang pertanian dan perikanan; dan

e. pusat pengembangan fasilitas pelayanan publik dengan

skala pelayanan kabupaten.

(5) Pengembangan PKL Lima Puluh meliputi : pengembangan

direncanakan dalam satu koridor, yaitu koridor ekonomi Lima

Puluh-Indrapura dan Koridor Lima Puluh-Perupuk.

(6) PKL Lima Puluh, memiliki fungsi-fungsi utama sebagai :

a. ibu kota Kabupaten Batu Bara dan pusat pemerintahan

kecamatan;

b. sentra pengembangan pertanian (komoditas sawit);

c. pengembangan permukiman;

d. pusat perdagangan dan jasa skala Kecamatan.

Pasal 10

(1) PPK dialokasikan di:

a. Perupuk Kecamatan Lima Puluh;

b. Pangkalan Dodek di Kecamatan Medang Deras; dan

c. Sei Balai di Kecamatan Sei Balai.

(2) PPK direncanakan pengembangan sebagai berikut :

a. PPK Perupuk diorientasikan pengembangannya ke

kawasan perkotaan Lima Puluh, Tanjung Tiram, Kuala

Tanjung dan mudah dicapai dari pusat – pusat

permukiman di wilayah Kabupaten Batu Bara;

b. PPK Pangkalan Dodek diorientasikan ke kawasan

perkotaan Kuala Tanjung, Indrapura dan Tebing Tinggi;

Page 18: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

18

c. PPK Sei Balai diorientasikan ke kawasan perkotaan Lima

Puluh dan Tanjung Tiram.

(3) PPK Perupuk memiliki fungsi – fungsi utama sebagai :

a. pusat pemerintahan Kabupaten Batu Bara;

b. pusat perdagangan dan jasa skala pelayanan lokal; dan

c. pendorong pengembangan kawasan pesisir Kabupaten

Batu Bara yang umumnya belum mengalami

perkembangan.

(4) PPK Pangkalan Dodek memiliki fungsi – fungsi utama sebagai :

a. pusat pemerintahan kecamatan;

b. pusat kegiatan perdagangan dan jasa skala lokal;

c. sentra komoditi hasil laut dan pertanian (sawit);dan

d. pengembangan permukiman perkotaan.

(5) PPK Sei Balai memiliki fungsi – fungsi utama sebagai:

a. pusat pemerintahan kecamatan;

b. permukiman perkotaan;

c. sentra komoditi pertanian; dan

d. pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan.

Pasal 11

(1) PPL dialokasikan di :

a. Perupuk Kecamatan Lima Puluh

b. Labuhan Ruku Kecamatan Talawi;

c. Sei Suka Deras Kecamatan Sei Suka;

d. Pangkalan Dodek Kecamatan Medang Deras;

e. Sei Balai Kecamatan Sei Balai;

f. Pulau Salah Nama dan Pulau Pandang.

(2) PPL direncanakan pengembangannya sebagi berikut :

a. PPL perkotaan Perupuk diorientasikan di perkotaan Lima

Puluh, Tanjung Tiram, Kuala Tanjung dan Indrapura;

b. PPL Labuhan Ruku diorientasikan di Tanjung Tiram, Lima

Puluh dan Indrapura;

c. PPL Sei Suka Deras diorientasikan pengembangannya ke

kawasan perkotaan Indrapura;

d. PPL Pangkalan Dodek diorientasikan pengembangannya ke

Kuala Tanjung, Perkotaan Indrapura dan ke pusat – pusat

perkotaan di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai;

Page 19: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

19

e. PPL Sei Balai diorientasikan pengembangannya di

perkotaan Lima Puluh, Tanjung Tiram dan pusat- puat

perkotaan yang ada di Kabupaten Asahan;

f. PPL Pulau Salah Nama dan Pulau Pandang diorientasikan

di Tanjung Tiram dan Kuala Tanjung.

(3) PPL Perupuk di Kecamatan Lima Puluh memiliki fungsi – fungsi

utama sebagai :

a. pusat pemerintahan Kabupaten Batu Bara;

b. pusat perdagangan dan jasa ;

c. pendorong pengembangan kawasan pesisir.

(4) PPL Labuhan Ruku di Kecamatan Talawi memiliki fungsi –

fungsi utama sebagai :

a. pusat pemerintahan kecamatan;

b. pusat perdagangan skala pelayanan lokal;

c. pengembangan kegiatan wisata budaya;

d. sentra pertanian (berbasis kelapa sawit); dan

e. pusat pengembangan permukiman.

(5) PPL Sei Suka Deras di Kecamatan Sei Suka Deras memiliki

fungsi – fungsi sebagai :

a. pusat pemerintahan kecamatan;

b. pengembangan permukiman yang menyatu dengan

kawasan permukiman perkotaan Indrapura, dan;

c. pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan.

(6) PPL Pangkalan Dodek di Kecamatan Medang Deras memiliki

fungsi- fungsi sebagai :

a. pusat pemerintahan kecamatan;

b. kegiatan perdagangan dan jasa;

c. sentra perikanan dan pertanian;

d. pengembangan permukiman perkotaan.

(7) PPL Sei Balai di Kecamatan Sei Balai memiliki fungsi – fungsi

sebagai:

a. pusat pemerintahan kecamatan;

b. permukiman perkotaan;

c. sentra komoditi pertanian;

d. pusat Perdagangan dan jasa skala lokal.

(8) PPL Pulau Salah Nama dan Pulau Pandang memiliki fungsi –

fungsi sebagai:

a. Lokasi kegiatan wisata;

Page 20: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

20

b. Lokasi kegiatan perikanan tangkap.

(9) Untuk mendukung pengembangan PPL–PPL perlu ditingkatkan

pembangunan jalan–jalan lokal primer, jalan desa, jalan–jalan

non status, air bersih, energi listrik, serta teknologi informasi

dan telekomunikasi.

Bagian Ketiga

Rencana Sistem Jaringan Prasarana

Paragraf 1

Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Pasal 12

(1) Rencana sistem jaringan transportasi diarahkan untuk

mendorong perkembangan pembangunan fisik, sosial dan

ekonomi, mewujudkan pemerataan pembangunan dan

mendorong pembangunan kawasan pesisir Kabupaten Batu

Bara yang masih terisolir, pengembangan sentra-sentra

produksi pertanian, perkebunan dan perikanan serta

mewujudkan upaya pelestarian lingkungan melalui penerapan

prinsip-prinsip pembangunan wilayah yang berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan.

(2) Sistem jaringan transportasi meliputi:

a. sistem jaringan transportasi darat; dan

b. sistem jaringan transportasi laut;

(3) Sistem jaringan transportasi darat meliputi:

a. jaringan jalan;

b. jaringan jalur kereta api;

c. jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan;

dan

d. jaringan angkutan barang dan penumpang.

(4) Sistem jaringan transportasi laut meliputi :

a. tatanan kepelabuhan; dan

b. alur pelayaran.

Page 21: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

21

Bagian Keempat

Rencana Sistem Jaringan Darat

Pasal 13

Rencana sistem jaringan jalan berdasarkan klasifikasi fungsinya

terdiri dari :

a. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Nasional dan Provinsi

yaitu:

1. Tanjung Kasau-Indrapura dengan panjang 10,329 Km;

2. Indrapura-Lima Puluh dengan panjang 15,837 Km;

3. Lima Puluh-Sei Bejangkar denga panjang 18,332 Km;

4. Lima Puluh-Batas Simalungun sebagai K2 dengan panjang

5,75 Km;

5. Indrapura juction-K.Tanjung sebagai K2 dengan panjang

16,02 Km;

6. Jalan Susur Pantai Timur;

7. Jalan bebas hambatan Kisaran – Tebing Tinggi.

b. Jalan Kolektor Primer 2 (KP2) merupakan jalan penghubung

antar kota/kabupaten dan atau melayani pusat-pusat perkotaan

(antar PKW dan PKL ke PKW) di kawasan pesisir timur Sumatera,

yaitu ruas :

1. ruas jalan Simpang Sei Balai - Ujung Kubu;

2. ruas jalan Ujung Kubu - Kuala Tanjung;

3. ruas jalan Simpang Kedai Sianam - Rumah Sakit – Simpang

Limau Manis;

4. ruas jalan Simpang Kedai Sianam - Simp. Gambus;

5. ruas jalan Tanjung Kubah - Kuala Indah;

6. ruas jalan Sipare-pare - Kampung Lalang;

7. ruas jalan Desa Lalang-Pangkalan Dodek (Batas Sergai);

8. ruas jalan Tanjung Parapat - Laut Tador;

9. ruas jalan Majin – Inalum;

c. Pengembangan jaringan jalan penghubung pusat permukiman

dan jalan lokal produksi pertanian, perkebunan dan perikanan

tersebar di seluruh kabupaten.

Page 22: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

22

Pasal 14

Rencana sistem jaringan jalan dilengkapi dengan simpul

transportasi sebagai titik pergantian moda berupa terminal

penumpang dan terminal barang, yaitu :

a. terminal penumpang Tipe B dialokasikan di Kuala Tanjung,

sebagai terminal pengembangan angkutan barang;

b. pengembangan terminal angkutan penumpang di Lima Puluh;

c. terminal penumpang Tipe C dialokasikan di :

1. Perkotaan Lima Puluh;

2. Sei Bejangkar; dan

3. Tanjung Tiram.

d. pengembangan sistem jaringan angkutan penumpang meliputi

pengembangan pelayanan angkutan penumpang pada Jalur

Susur Lintas Pantai Timur.

Pasal 15

(1) Rencana pengembangan sistem jaringan kereta api dilakukan

dengan maksud :

a. mempertahankan dan memantapkan fungsi jaringan kereta

api eksisting, yaitu sistem jaringan interkoneksi NAD,

Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau yang berfungsi

sebagai jaringan distribusi produk pertanian (sawit). Lokasi

pengolahan sawit dan pendistribusiannya saat ini berpusat di

Kota Medan;

b. pengembangan jalur kereta api pelabuhan Kuala Tanjung,

Kisaran-Pelabuhan Tanjung Tiram, Negeri Lama – Labuhan

Bilik, Perlanaan-Gunung Bayu (Sei Mangkai), Aras Kabu –

Bandara Kuala Namu;

c. menempatkan stasiun-stasiun pada kantong-kantong

produksi pertanian dan mengintegrasikan pengembangan

sistem jaringan kereta api baru ke kawasan industri dan

pelabuhan Kuala Tanjung dan ke kawasan industri Sei

Mangkai (Kabupaten Simalungun);

d. mempersiapkan gerbong kereta api multi guna, yang dapat

efektif mengangkut hasil produksi pertanian dan minyak CPO

menuju kawasan industri dan pelabuhan Kuala Tanjung; dan

Page 23: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

23

e. mengembangkan jaringan kereta api baru di bagian pesisir

Kabupaten Batu Bara yang terkoneksi ke sistem jaringan

kereta api eksisting.

(2) Pembangunan Rel Kereta Api meliputi Kabupaten Simalungun-

Perkebunan Sipare-pare – Pakam Raya – Pematang Cengkering

– Lalang – Kuala Tanjung – Kuala Indah – Gambus laut –

Perupuk – Dahari Selebar – Masjid Lama – Guntung.

(3) Pembangunan Stasiun Kereta Api meliputi :

a. Desa Guntung;

b. Mangkai Lama;

c. Kuala Tanjung; dan

d. Perupuk.

(4) Peningkatan fungsi dan rehabilitas stasiun kereta api eksisting

di Stasiun Siajam, Bandar Tinggi dan Tanjung Kasau.

Bagian Kelima

Transportasi Laut

Pasal 16

(1) Pengembangan tatanan kepelabuhan yang ada dalam wilayah

Kabupaten Batu Bara meliputi :

a. Kuala Tanjung sebagai HUB Internasional;

b. Pangakalan Dodek sebagai Pengumpan Regional;

c. Tanjung Tiram sebagai Pengumpan Regional;

d. Perupuk sebagai Pengumpan Lokal;

e. Pelabuhan curah cair Kuala Tanjung;

(2) Alur-alur pelayaran meliputi seluruh alur pelayaran kapal yang

sudah ada maupun yang dikembangkan kedepan sesuai

perkembangan pasar meliputi alur pelayaran lokal dan antar

pulau, serta alur pelayaran regional, nasional, dan

internasional.

Paragraf 2

Rencana Sistem Jaringan Energi

Pasal 17

(1) Sistem jaringan energi meliputi :

a. penyediaan minyak dan gas bumi;

Page 24: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

24

b. pembangkit tenaga listrik; dan

c. jaringan transmisi tenaga listrik.

(2) pengembangan jaringan energi bertujuan untuk mewujudkan

ketersediaan daya energi yang seluruh wilayah dalam kapasitas

dan pelayanannya guna peningkatan kualitas hidup dan

mendukung aspek politik dan pertahanan negara.

Pasal 18

Pengembangan sistem penyediaan minyak dan gas bumi meliputi

pembangunan terminal gas terapung skala besar dan kecil

sepanjang pesisir pantai.

Pasal 19

(1) Pengembangan pembangkit tenaga listrik meliputi :

a. pengembangan pembangkit energi PLTU Kuala Tanjung 225

MWH;

b. pengembangan baru PLTU 3 X 135 MWH di Desa Kuala

Indah, Pulau Gosong Mati.

(2) Pengembangan sistem pembangkit mikrohidro, tenaga surya,

tenaga angin dan tenaga diesel dengan sistem jaringan

terisolasi pada pulau-pulau kecil atau gugus pulau.

(3) Pengembangan sistem jaringan transmisi tenaga listrik

meliputi:

a. sistem jaringan interkoneksi se-Sumatera dan sistem energi

Asean; dan

b. sistem jaringan transmisi SUTET dan SUTUT menyebar pada

wilayah.

Paragraf 3

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pasal 20

(1) Sistem jaringan sumber daya air, meliputi :

a. jaringan sumber daya air; dan

b. prasarana sumber daya air.

Page 25: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

25

(2) Jaringan sumber daya air, meliputi :

a. air permukaan sungai yang meliputi induk sungai, anak

sungai yang bermuara ke pantai serta menuju danau;

b. cekungan air tanah (CAT); dan

c. sumber mata air lainnya.

(3) Prasarana sumber daya air meliputi :

a. prasarana irigasi;

b. prasarana air minum; dan

c. prasarana pengendalian daya rusak air.

Pasal 21

(1) Pengembangan jaringan sumber daya air permukaan melalui

pengelolaan wilayah Sungai Bah Bolon meliputi :

a. DAS BAH KAPUL meliputi : S. Pagurawan, S. Suka,

S. Siapi-api, S. Kayu Besar, S. Mendaris;

b. DAS BAH BOLON meliputi : S. Sipare-pare, S. Tanjung,

S. Gambus, S. Badak Mati;

c. DAS PERUPUK meliputi : S. Perupuk, S. Kuala Gunung;

d. DAS MERBAU meliputi : S. Lalang, S. Bagan Batak,

S. Mentarum, S. Merbau, S. Siramian

(2) Pengembangan jaringan Cekungan Air Tanah (CAT) yaitu

Cekungan Air Tanah Medan sebesar 19.786 Km2.

(3) Pengembangan sumber mata air di seluruh wilayah.

Pasal 22

(1) Pengembangan sistem jaringan prasarana irigasi meliputi :

a. DI kewenangan pusat;

b. DI kewengan provinsi; dan

c. DI kewenangan kabupaten.

(2) Pengembangan sistem jaringan prasarana irigasi kewenangan

pusat meliputi :

a. DI Perkotaan dengan luas 3.457 Ha;

b. DI Silau Bondo dengan luas 3.231 Ha.

(3) Pengembangan sistem jaringan prasarana irigasi kewenangan

provinsi meliputi :

a. DI Simujur Kecamatan Sei Suka dengan luas 2.560 Ha;

Page 26: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

26

b. DI Simodong Kecamatan Sei Suka dan Medang Deras

dengan luas 2.435 Ha;

c. DI Cinta Maju/Cinta Dame Kecamatan Air Putih dengan

luas 1.732 Ha;

d. DI Purwodadi Kecamatan Lima Puluh dengan luas 1.635

Ha;

e. DI Sungai Balai Kecamatan Sei Balai dengan luas 1.185 Ha;

f. DI Tanjung Muda Kecamatan Air Putih dengan luas 1.157

Ha;

g. DI. Suka Makmur dengan luas 125 ha (lintas Kabupaten Batu Bara

dan Asahan).

(4) Pengembangan sistem jaringan prasarana irigasi kewenangan

kabupaten meliputi :

a. DI Kampung Jagung Kecamatan Sei Balai dengan luas 250

Ha;

b. DI Suka Ramai Kecamatan Sei Balai dengan luas 450 Ha;

c. DI Kwala Sikasim Kecamatan Sei Balai

d. DI Durian II Kecamatan Sei Balai

e. DI Binjai Baru Kecamatan Talawi dengan luas 355 Ha;

f. DI Merbau Kecamatan Talawi

g. DI Sei Muka Kecamatan Talawi dengan luas 560 Ha;

h. DI Antara Kecamatan Lima Puluh dengan luas 178 Ha;

i. DI Cahaya Pardomuan Kecamatan Lima Puluh dengan luas

681 Ha;

j. DI Kuala Gunung Kecamatan Lima Puluh dengan luas 810

Ha;

k. DI Rawa Dolik Kecamatan Lima Puluh dengan luas 925 Ha;

l. DI Laut Tador Kecamatan Sei Suka dengan luas 115 Ha;

m. DI Simujur Kecamatan Sei Suka dengan luas 600 Ha;

n. DI Tanjung Seri Kecamatan Sei Suka dengan luas 357 Ha;

o. DI Tanjung Kasau Kecamatan Sei Suka dengan luas 270 Ha;

p. DI Tanjung Mulio Kecamatan Tanjung Tiram dengan luas

168 Ha;

q. DI Sidomulyo Kecamatan Medang Deras.

(5) Pengembangan sistem jaringan prasarana air minum meliputi :

a. pengembangan SPAM dengan sistem jaringan perpipaan

melayani kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan,

Page 27: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

27

kawasan pariwisata dan kawasan industri dan kawasan

kegiatan budidaya lainnya;

b. pengembangan SPAM bukan jaringan pada kawasan

terpencil, pesisir;

c. konservasi terhadap kualitas dan kontinuitas air baku

melalui keterpaduan pengaturan pengembangan SPAM

dan prasarana sarana sumber daya air dan sanitasi; dan

d. pengembangan kelembagaan Badan Layanan Umum (BLU)

SPAM.

(6) Pengembangan IPA sungai dan air laut untuk pelayanan

kawasan industri.

(7) Pengembangan prasarana pengendalian daya rusak air pada

alur sungai, danau, waduk dan pantai meliputi :

a. sistem drainase dan pengendalian banjir dengan

normalisasi, penguatan tebing, pembuatan kolam retensi,

dan pembuatan tanggul yang telah ada;

b. sistem penanganan erosi dan longsor di aliran sungai; dan

c. sistem penanganan abrasi pantai.

(8) Pengembangan sistem jaringan drainase dan pengendalian

meliputi :

a. sistem jaringan drainase makro diarahkan untuk melayani

suatu kawasan perkotaan yang terintegrasi dengan

jaringan sumber daya air dan jaringan drainase mikro

diarahkan untuk melayani kawasan permukiman bagian

dari kawasan perkotaan;

b. sistem jaringan drainase dikembangkan dengan prinsip

menahan sebanyak mungkin resapan air hujan ke dalam

tanah secara alami dan/atau buatan;

c. penyediaan sumur-sumur resapan dan kolam retensi

ditetapkan pada kawasan perkotaan dengan ruang

terbuka hijau kurang dari 30 % (tiga puluh persen).

Paragraf 4

Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pasal 23

(1) Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi meliputi :

a. pengembangan sistem jaringan terestrial;

Page 28: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

28

b. pengembangan prasarana telekomunikasi;

c. pengembangan pelayanan telekomunikasi;

d. peningkatan sinergi dan integrasi prasarana jaringan

telekomuniksi.

(2) Pengembangan sistem jaringan teresterial meliputi sistem

kabel, sistem seluler dan sistem satelit sebagai penghubung

antara pusat kegiatan dan atau dengan pusat pelayanan.

(3) Pengembangan prasarana telekomuniksi meliputi seluruh

perdesaan di seluruh wilayah yang belum terjangkau sarana

telekomunikasi.

(4) Peningkatan sinergi dan integrasi prasarana jaringan

telekomunikasi untuk mendukung pengembangan kawasan

industri Kuala Tanjung, kawasan industri pengolahan

perikanan di Tanjung Tiram, kawasan pusat pemerintahan di

Perupuk dan kawasan perdagangan dan jasa di kawasan

perkotaan Indrapura dan Lima Puluh.

Paragraf 5

Sistem Jaringan lainnya

Pasal 24

(1) Sistem jaringan lainnya meliputi :

a. sistem jaringan pengolahan air limbah;

b. sistem jaringan pengolahan sampah; dan

c. sarana prasarana pelayanan umum.

(2) Rencana pengolahan air limbah yang digunakan adalah on site

system, yaitu sistem septic tank dan rembesan, dimana sistem

yang akan diterapkan meliputi :

a. sistem septic tank individual;

b. sistem septic tank komunal;

(3) Rencana pengolahan air limbah untuk kawasan industri di

haruskan untuk mengunakan IPAL dengan ketentuan teknis

yang berlaku.

(4) Rencana sistem jaringan persampahan pengelolaan sampah

yang dilakukan melalui 3 (tiga) tahapan yaitu :

a. pengumpulan;

b. pengangkutan; dan

c. pembuangan akhir/pengolahan.

Page 29: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

29

(5) Rencana TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) dialokasikan di Desa

Bogak Kecamatan Talawi, Desa Pasar Lapan Kecamatan Air

Putih, dan Desa Tanah Itam Ulu Kecamatan Lima Puluh.

(6) Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan umum di

Desa Perkebunan Kuala Gunung Kecamatan Lima Puluh

berupa sarana pelayanan umum olah raga, GOR, dan

kesehatan.

BAB V

RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 25

(1) Rencana pola ruang Kabupaten Batu Bara meliputi :

a. kawasan lindung; dan

b. kawasan budi daya

(2) Penetapan kawasan lindung dilakukan dengan mengacu pada

pola ruang kawasan lindung yang telah ditetapkan secara

nasional yang tercantum pada Lampiran II peta Surat

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 44 Tahun 2005

merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan

dari peraturan daerah ini.

(3) Penetapan kawasan budidaya dilakukan dengan mengacu pada

pola ruang kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis

nasional, serta memperhatikan pola ruang kawasan budidaya

provinsi dan kabupaten.

(4) Kawasan lindung meliputi :

a. kawasan hutan lindung;

b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap

kawasan bawahannya;

c. kawasan perlindungan setempat;

d. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;

e. kawasan rawan bencana;

f. kawasan lindung lainnya.

(5) Kawasan budidaya meliputi :

a. kawasan peruntukan hutan produksi;

Page 30: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

30

b. kawasan peruntukan pertanian;

c. kawasan peruntukan perkebunan;

d. kawasan peruntukan perternakan;

e. kawasan peruntukan perikanan dan kelautan;

f. kawasan peruntukan pertambangan;

g. kawasan peruntukan industri;

h. kawasan peruntukan pariwisata;

i. kawasan peruntukan permukiman; dan

j. kawasan peruntukan lainnya

(6) Dalam penyusunan Rencana pola ruang wilayah tetap

menjunjung tinggi hak keperdataan yang ada, baik

perseorangan maupun badan hukum.

(7) Rencana pola ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan

tingkat ketelitian 1 : 50.000 sebagaimana tercantum dalam

Lampiran III peta rencana pola ruang, merupakan satu

kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan

daerah ini.

Bagian Kedua

Rencana Kawasan Lindung

Paragraf 1

Rencana Pengembangan Kawasan Hutan Lindung

Pasal 26

(1) Kawasan hutan lindung yang menyebar di wilayah kabupaten

adalah seluas kurang lebih 3.398,13 Ha (tiga ribu tiga ratus

sembilan puluh delapan koma tiga belas hektar), menurut SK

Menteri Kehutanan Nomor 44 Tahun 2005.

(2) Terhadap perkembangan pembangunan Kabupaten Batu Bara

kedepan, luasan kawasan hutan lindung pada ayat (1) di atas,

akan menyesuaikan dengan hasil revisi SK Menteri Kehutanan

Nomor 44 Tahun 2005 yang telah diusulkan oleh Pemerintah

Daerah ke Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.

Paragraf 2

Rencana Pengembangan Kawasan yang Memberikan Perlindungan

Terhadap Kawasan Bawahannya

Pasal 27

Pengembangan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap

kawasan bawahannya meliputi :

Page 31: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

31

a. kawasan lahan gambut yang tersebar di seluruh wilayah; dan

b. kawasan resapan air terletak menyebar di seluruh wilayah.

Paragraf 3

Rencana Pengembangan Kawasan Perlindungan Setempat

Pasal 28

(1) Kawasan perlindungan setempat yang meliputi kawasan

sempadan pantai, kawasan sempadan sungai besar dan kecil,

kawasan mata air, dan ruang terbuka hijau wilayah

perkotaan.

(2) Pengembangan pola ruang kawasan perlindungan setempat

meliputi :

a. kawasan sempadan pantai yang menyebar di wilayah

pesisir pantai timur;

b. kawasan sempadan sungai besar dan kecil yang menyebar

di seluruh wilayah;

c. kawasan sekitar mata air yang menyebar seluruh wilayah;

d. kawasan ruang terbuka hijau kota sebesar 30 % (tiga

puluh persen) dari luas wilayah perkotaan yang menyebar

di seluruh wilayah.

Paragraf 4

Rencana Pengembangan Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam,

dan Cagar Budaya

Pasal 29

(1) Rencana pengembangan kawasan suaka alam, pelestarian

alam, dan cagar budidaya dan hutan mangrove meliputi :

a. kawasan suaka alam;

b. kawasan pelestarian alam;

c. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

(2) Pengembangan kawasan suaka alam meliputi :

a. kawasan Pulau Pandang; dan

b. kawasan Pulau Salah Nama.

(3) Pengembangan kawasan pelestarian alam meliputi :

a. kawasan berhutan bakau yang tersebar di kawasan pesisir

dan muara sungai yang ada;

b. pengembangan pengelolaan kawasan hutan bakau

meliputi:

Page 32: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

32

1. melakukan deliniasi kawasan bakau, agar masyarakat

jelas dan paham terhadap kawasan yang dilindungi;

2. melakukan pengendalian ketat dan pelangaran

masyarakat yang masih melakukan produksi arang

bakau;

3. membatasi pengembangan kegiatan budidaya di sekitar

kawasan hutan bakau yang dapat menimbulkan

kerusakan terhadap kawasan bakau tersebut;

4. mempersiapkan kelembagaan pengelola dan

pengamanan kawasan mangrove/bakau dengan

melibatkan masyarakat lokal dan unsur pemerintah

daerah;

5. mempertahankan kawasan hutan bakau pada areal 130

(seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan

terendah kearah daratan di sepanjang pantai maupun

pada muara sungai bervegetasi bakau sebagai kawasan

lindung bakau;

6. melakukan penanaman kembali (reboisasi) tanaman

bakau di pesisir wilayah dengan melibatkan partisipasi

masyatakat pesisir;

7. menghindari terjadinya pencemaran pantai yang

menggangu kelangsungan fungsi kawasan lindung

bakau sesuai dengan fungsi perlindungannya.

c. kawasan hutan bakau (mangrove) meliputi kawasan pesisir

dan muara sungai yang ada.

(4) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan ditujukan untuk

melindungi kekayaan budaya bangsa, baik berupa peninggalan

sejarah, bangunan arkeologi, monumen dan/atau kekayaan

budaya masyarakat tradisional setempat yang berguna bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(5) Kawasan cagar budaya meliputi :

a. kawasan Istana Lima Laras di Kecamatan Tanjung Tiram;

b. kawasan Istana Mariam di Kecamatan Lima Puluh;

c. kawasan permukinan nelayan dan pusat pemerintahan

berciri arsitektur Melayu, dialokasikan di Tanjung Tiram

dan Perupuk;

d. kawasan pantai berhutan bakau meliputi wilayah pantai.

Page 33: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

33

(6) Kawasan ilmu pengetahuan meliputi :

a. budaya masyarakat yang memiliki ciri khas Melayu,

merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa serta

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan;

b. bangunan berciri arsitektur tradisional Melayu;

c. kriteria lain adalah kawasan yang dialokasikan bagi

pengembangan pusat penelitian budaya;

d. pengembangan kawasan cagar budaya meliputi Istana

Lima Laras dan Mariam serta perkampungan nelayan

yang memiliki bangunan yang berciri arsitektur tradisional

Melayu.

(7) Pengembangan pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu

pengetahuan meliputi :

a. pelestarian bangunan Istana Lima Laras, Mariam dan

perkampungan nelayan yang memiliki bangunan yang

berciri arsitektur tradisional Melayu;

b. melakukan pengelolaan yang dapat memadukan

kepentingan antara pelestarian budaya setempat dengan

upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan rekreasi

dengan wisata budaya;

c. melakukan kajian terhadap kearifan lokal bagi budaya

lokal, seperti bidang artsitektur bangunan.

Paragraf 5

Rencana Pengembangan Kawasan Rawan Bencana

Pasal 30

(1) Pengembangan Kawasan rawan bencana meliputi :

a. kawasan rawan gelombang pasang air laut/abrasi/tsunami

meliputi wilayah pesisir pantai timur;

b. kawasan rawan banjir.

(2) Kawasan rawan gelombang pasang air laut/abrasi/tsunami

meliputi wilayah pesisir pantai timur meliputi :

a. Kecamatan Tanjung Tiram;

b. Kecamatan Talawi;

c. Kecamatan Lima Puluh;

d. Kecamatan Sei Suka; dan

e. Kecamatan Medang Deras.

Page 34: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

34

(3) Kawasan rawan banjir meliputi di sepanjang pantai timur yang

dilalui oleh jalur lintas timur.

(4) Ketentuan tentang kawasan rawan bencana lebih lanjut

ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga

Rencana Pengembangan Pola Ruang

Kawasan Budidaya

Paragraf 1

Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan

Hutan Produksi

Pasal 31

(1) Kawasan hutan produksi terbatas di wilayah kabupaten adalah

seluas kurang lebih 14.633,59 Ha (empat belas ribu enam

ratus tiga puluh tiga koma lima puluh sembilan hektar),

menurut SK Menteri Kehutanan Nomor 44 Tahun 2005.

(2) Terhadap perkembangan pembangunan Kabupaten Batu Bara

kedepan, luasan kawasan hutan produksi terbatas pada ayat

(1) di atas, akan menyesuaikan dengan hasil revisi SK Menteri

Kehutanan Nomor 44 Tahun 2005 yang telah diusulkan oleh

Pemerintah Daerah ke Kementerian Kehutanan Republik

Indonesia.

Paragraf 2

Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Pertanian

Pasal 32

(1) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pertanian terdiri

dari peruntukan pertanian lahan basah dan peruntukan

pertanian lahan kering.

(2) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pertanian lahan

basah kurang lebih seluas 18.388 Ha (delapan belas ribu tiga

ratus delapan puluh delapan hektar) sebagai lumbung

pangan/sentra beras provinsi di alokasikan pada kecamatan :

a. Kecamatan Sei Suka;

b. Kecamatan Lima Puluh;

c. Kecamatan Medang Deras;

d. Kecamatan Sei Balai bagian hulu; dan

e. Kecamatan Air Putih bagian hulu.

(3) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pertanian lahan

kering kurang lebih seluas 8.155 Ha (delapan ribu seratus lima

puluh lima hektar) tersebar di seluruh kecamatan yang

memiliki potensi.

Page 35: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

35

(4) Pengembangan kawasan agromarinepolitan diarahkan pada

kawasan pesisir pantai timur.

(5) Kawasan pertanian bagi komoditas tanaman pangan diarahkan

menjadi lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan

dan/atau lahan cadangan pertanian tanaman pangan

berkelanjutan yang terdiri dari lahan basah, termasuk rawa

pasang surut/lebak, dan lahan kering yang dikembangkan.

Paragraf 3

Rencana Pengembangan Kawasan

Peruntukan Perkebunan

Pasal 33

(1) Pola ruang kawasan peruntukan perkebunan seluas kurang

lebih 45.831 Ha (empat puluh lima ribu delapan ratus tiga

puluh satu hektar) meliputi komoditas : sawit, kelapa, kakao

dan karet.

(2) Terhadap perkembangan pembangunan Kabupaten Batu Bara

kedepan, luasan kawasan peruntukan perkebunan pada ayat

(1) di atas, akan menyesuaikan dengan kebutuhan lahan

untuk pembangunan.

Paragraf 4

Rencana Pengembangan Kawasan Peternakan

Pasal 34

(1) Pengembangan kawasan budidaya peternakan meliputi hewan

besar, hewan kecil dan unggas.

(2) Kawasan peternakan terintegrasi dengan kawasan peruntukan

pertanian dan perkebunan meliputi Kecamatan Lima Puluh,

Sei Suka, Sei Balai, Tanjung Tiram, Medang Deras dan wilayah

lain yang memiliki potensi.

Paragraf 5

Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan

Perikanan dan Kelautan

Pasal 35

(1) Pengembangan kawasan peruntukan perikanan meliputi

Page 36: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

36

perikanan tangkap dan budidaya perikanan serta sentra

produksi dan prasarana perikanan dan kelautan :

a. pengembangan perikanan tangkap meliputi perairan Selat

Malaka, perairan sekitar Pulau Salah Nama dan Pulau

Pandang;

b. pengembangan kawasan budidaya perikanan keramba dan

air payau/tambak ikan meliputi :

1. Kecamatan Medang Deras;

2. Kecamatan Sei Suka;

3. Kecamatan Lima Puluh;

4. Kecamatan Talawi;dan

5. Kecamatan Tanjung Tiram

6. Kecamatan Sei Balai;

7. Kecamatan Air Putih.

c. pengembangan kawasan agromarinepolitan pantai timur;

d. pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan

Pelabuhan Perikanan untuk mendukung kegiatan

perikanan tangkap tersebar di Pantai Timur Kabupaten

Batu Bara meliputi : PPI Lalang/Perupuk, PPI Pangkalan

Dodek, PPI Tanjung Tiram dan Pelabuhan Perikanan di

Kecamatan Tanjung Tiram.

Paragraf 6

Rencana Pengembangan Kawasan

Peruntukan Pertambangan

Pasal 36

(1) Kawasan peruntukan pertambangan meliputi pertambangan

rakyat dan pertambangan besar.

(2) Pengembangan kawasan pertambangan dilakukan di wilayah

yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan

pertambangan meliputi :

a. tambang bahan mineral bukan logam dan batuan yaitu

bentonit, batu gamping/ batu kapur, zeolit, dolomit,

marmer, travertin, diatomea, trass, andesit, granit, felspar,

kaolin, batu mulia, batu apung, perlit, kalsit, kuarsa,

phospa, pasir kuarsa, kuarsit, grafit, mika, oker, talk,

serpentinit, lempung, pasir dan batu (sirtu), pasir laut;

b. tambang air tanah yaitu CAT (cekungan air tanah) Medan;

Page 37: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

37

c. pengembangan potensi bahan tambang yang belum

teridentifikasi di seluruh wilayah.

Paragraf 7

Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 37

(1) Pengembangan kawasan industri menengah, besar dan

pengembangan KEK.

(2) Komoditas jenis kegiatan industri yang dikembangkan meliputi:

a. kegiatan industri pengolahan Aluminium dan manufaktur

lainnya;

b. kegiatan industri pengolahan CPO (kelapa sawit) dan

turunannya;

c. kegiatan industri pengemasan/pengantongan semen curah;

d. pengolahan produk komoditi pertanian lainnya (karet,

cacao dan buah – buahan);

(3) Pengembangan kawasan industri menengah di alokasikan pada

kawasan yang memiliki potensi dan bersesuaian.

(4) Pengembangan kawasan industri besar pada kawasan industri

Kuala Tanjung yang selanjutnya menjadi KEK.

Paragraf 8

Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Pariwisata

Pasal 38

(1) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pariwisata

meliputi pariwisata alam, pariwisata budaya dan pariwisata

minat khusus.

(2) Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata alam meliputi :

a. Pantai Perupuk Kecamatan Lima Puluh;

b. Pantai Sejarah Kecamatan Lima Puluh;

c. Pulau Salah Nama Kecamatan Tanjung Tiram;

d. Pulau Pandang Kecamatan Tanjung Tiram;

e. Pantai Bunga Kecamatan Tanjung Tiram;

f. Pantai Alam Datuk Kecamatan Sei Suka;

g. Pantai Perjuangan Kecamatan Medang Deras;

h. Pantai Bunga Laut Indah Kecamatan Talawi;

i. Danau Laut Tador Kecamatan Sei Suka;

j. Waduk Indah Kecamatan Air Putih.

(3) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pariwisata

budaya meliputi :

Page 38: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

38

a. wisata peninggalan sejarah dan cagar budaya terdiri dari :

Istana Niat Lima Laras, Komplek Makam Raja Lima Laras,

Kubah Datuk Bara, Meriam Bogak, Meriam Nanasiam,

Kompleks Masjid Padang Genting, Meriam Simpang Dolok,

Sumur Bor Simpang Dolok, Situs Pemakaman Masjid

Lamo, Komplek Makam Wan Alang, Benteng Jepang,

Meriam Datuk Simuangsa, Istana Indrapura, Masjid

Indrapura, Kompleks Makam Raja Indrapura dan Bukit

Kerang;

b. wisata Pendidikan Agrowisata pada kawasan-kawasan

perkebunan dan Agroindustri yang tersebar di semua

kecamatan;

c. wisata Pendidikan Industri di sekitar Kawasan Industri dan

Pelabuhan Kuala Tanjung.

(4) Rencana pengembangan kawasan peruntukan pariwisata minat

khusus yaitu wisata kuliner diarahkan di kawasan perkotaan

Lima Puluh dan Indrapura Kecamatan Air Putih.

Paragraf 9

Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan Permukiman

Pasal 39

(1) Pengembangan kawasan peruntukan permukiman dilakukan di

wilayah yang memiliki kriteria dan sesuai untuk permukiman

dengan mengikuti hirarki fungsional rencana struktur ruang.

(2) Pola ruang kawasan peruntukan permukiman meliputi

permukiman perkotaan dan perdesaan.

(3) Pengembangan kawasan permukiman perkotaan meliputi :

a. kawasan permukiman perkotaan didominasi oleh kegiatan

non agraris dengan tatanan kawasan permukiman yang

terdiri dari sumber daya buatan seperti perumahan,

fasilitas umum, prasarana dan sarana perkotaan ;

b. pola permukiman perkotaan yang paling rawan terhadap

tsunami harus menyediakan tempat evakuasi pengungsi

bencana alam baik berupa lapangan terbuka di tempat

ketinggian >/30 M di atas permukaan laut atau berupa

bukit penyelamatan.

(4) Pengembangan kawasan permukiman pedesaan meliputi :

a. didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan

bangunan, penduduk serta prasarana dan sarana

permukiman yang lebih rendah dan kurang intensif dalam

pemanfaatan lahan untuk keperluan non agraris; dan

Page 39: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

39

b. bangunan–bangunan perumahan diarahkan menggunakan

nilai kearifan budaya lokal.

Paragraf 10

Rencana Pengembangan Kawasan Peruntukan lainnya

Bagian Keempat

Rencana Pengembangan Kawasan Pusat Pemerintahan

Pasal 40

Kawasan Pusat Pemerintahan terintegrasi dengan perkampungan

nelayan yang berciri kearifan lokal tradisional Melayu di Kecamatan

Lima Puluh.

BAB VI

PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 41

(1) Kawasan strategis Kabupaten Batu Bara ditetapkan secara

serasi, selaras, dan terpadu dengan kawasan strategis Provinsi

Sumatera Utara dengan memperhatikan posisi strategis

wilayah kabupaten pada lingkup regional, nasional, dan

internasional.

(2) Kawasan strategis meliputi :

a. kawasan strategis pertumbuhan ekonomi;

b. kawasan strategis sosial budaya; dan

c. kawasan strategis pelestarian lingkungan.

(3) Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi meliputi :

a. kawasan strategis Indrapura mencakup, kawasan

perkotaan Indrapura, Sei Suka Deras dan pusat - pusat

permukiman perkotaan disekitarnya yang dikembangkan

secara terintegrasi dengan kawasan industri Kuala

Tanjung - Sei Mangkai;

b. kawasan strategis Tanjung Tiram memiliki nilai strategis

ekonomi berbasis kegiatan perdagangan dan jasa, industri

pengolahan perikanan, jasa pelabuhan dan pergudangan

serta kawasan Tanjung Tiram menjadi sentra kegiatan

ekonomi wilayah kabupaten bagian utara dan barat yang

berbasis perikanan. Kawasan strategis ini mencakup

Page 40: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

40

kawasan perkotaan Tanjung Tiram dan sekitarnya, Pulau

Salah Nama dan Pulau Pandang.

(4) Kawasan strategis sosial budaya meliputi :

a. kawasan strategis Kuala Tanjung berbasis kegiatan

industri, jasa pelabuhan dan pergudangan. Kawasan

strategis ini mencakup kawasan industri dan pelabuhan

pengumpan nasional dan regional Kuala Tanjung serta

kawasan permukiman disekitarnya.

(5) Kawasan strategis pelestarian lingkungan meliputi :

a. kawasan strategis Pangkalan Dodek dan sekitarnya

memiliki nilai strategis pelestarian lingkungan pesisir

(rawan gelombang tinggi dan abrasi) dan didominasi

kawasan hutan bakau di wilayah kabupaten.

BAB VII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 42

(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah terdiri dari indikasi

program utama jangka menengah lima tahunan, indikasi

sumber pendanaan, indikasi pelaksana kegiatan, dan waktu

pelaksanaan.

(2) Indikasi program utama jangka menengah lima tahunan

meliputi :

a. indikasi program utama perwujudan struktur ruang

wilayah;

b. indikasi program utama perwujudan pola ruang wilayah;

dan

c. indikasi program utama perwujudan kawasan strategis

kabupaten.

(3) Indikasi sumber pendanaan terdiri dari dana pemerintah,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, swasta,

kerjasama pemerintah - swasta, dan masyarakat.

(4) Indikasi pelaksana kegiatan terdiri dari pemerintah,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, swasta dan

masyarakat.

Page 41: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

41

(5) Indikasi program utama jangka menengah lima tahunan,

indikasi sumber pendanaan, indikasi pelaksana kegiatan,

dan waktu pelaksanaan secara lebih rinci disajikan pada

Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Daerah ini.

BAB VIII

KETENTUAN PENGENDALIAN

PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 43

(1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang disusun untuk

mewujudkan tertib tata ruang dan agar pelaksanaan

pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRWK.

(2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah meliputi :

a. ketentuan umum peraturan zonasi;

b. ketentuan perizinan;

c. ketentuan insentif dan disinsentif; dan

d. arahan pengenaan sanksi.

Bagian Kedua

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

Pasal 44

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi wilayah digunakan sebagai

acuan untuk menyusun peraturan zonasi dalam rencana-

rencana rinci tata ruang, yang meliputi Rencana Detail Tata

Ruang Kabupaten dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis

Kabupaten.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi wilayah meliputi :

a. kegiatan yang dibolehkan, dibolehkan bersyarat, dan tidak

boleh;

b. intensitas pemanfaatan ruang;

c. prasarana dan sarana minimum yang disediakan; dan

d. hal-hal khusus berdasarkan karakter wilayah dan zona.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi meliputi :

Page 42: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

42

a. ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur ruang

wilayah; dan

b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk pola ruang

wilayah.

(4) Arahan peraturan zonasi lebih lanjut akan ditetapkan menjadi

arahan Peraturan Zonasi yang diatur melalui peraturan

daerah.

Bagian Ketiga

Ketentuan Insentif dan Disinsentif

Paragraf 1

Umum

Pasal 45

(1) Dalam rangka mengarahkan dan mengendalikan pemanfaaan

ruang wilayah, pemerintah kabupaten memberikan insentif

dan disinsentif kepada masyarakat.

(2) Ketentuan mengeni tata cara pemberian insentif dan

pengenaan disinsentif diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Daerah.

Paragraf 2

Bentuk dan Tata Cara Pemberian Insentif dan Disinsentif

Pasal 46

(1) Bentuk insentif dan disinsentif dapat berupa fiskal seperti

keringanan/pemotongan pajak atau kenaikan pajak,

pemberian/pembebanan prasarana dasar lingkungan, atau

kemudahan/ pembatasan proses perizinan.

(2) Tata cara pemberian insentif dilakukan melalui :

a. penetapan bagian wilayah kabupaten yang didorong atau

dipercepat pertumbuhannya dan penetapan insentif yang

diberikan kepada pelaku pembangunan, baik individu

maupun badan usaha;

b. menetapkan bentuk insentif yang akan diberikan pada

kawasan-kawasan yang sudah ditetapkan pada ayat (2)

huruf a, seperti kemudahan pengurusan izin, pembebasan

Page 43: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

43

biaya izin mendirikan bangunan, dan pengurangan pajak;

dan

c. penetapan jangka waktu pemberian insentif kepada

pelaku pembangunan atau pelaku pemanfaatan ruang.

(3) Tata cara pengenaan disinsentif dilakukan melalui :

a. penetapan bagian wilayah kabupaten yang dibatasi

pertumbuhan atau pemanfaatan ruangnya, dan penetapan

pengenaan disinsentif terhadap bentuk pemanfaatan

ruang yang dibatasi/dilarang; dan

b. menetapkan bentuk disinsentif yang akan diberlakukan

untuk setiap bentuk pemanfaatan ruang yang dibatasi,

seperti pengenaan pajak yang tinggi, biaya perizinan yang

tinggi, pembatasan intensitas pemanfaatan ruang,

pembatasan administrasi pertanahan dan berkewajiban

menyediakan prasarana lingkungan.

Bagian Keempat

Ketentuan Perizinan Pemanfaatan Ruang

Paragaf 1

Umum

Pasal 47

(1) Arahan perizinan merupakan acuan bagi pejabat yang

berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan ruang sesuai

dengan rencana struktur ruang dan pola ruang sebagaimana

yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Ketentuan perizinan pemanfaatan ruang bertujuan untuk :

a. menjamin pemanfaatan ruang yang sesuai dengan

rencana tata ruang wilayah kabupaten, standar, dan

kualitas minimal penataan ruang yang telah ditetapkan;

b. menghindari dampak eksternal negatif; dan

d. melindungi kepentingan umum.

(3) Perizinan pemanfaatan ruang meliputi izin prinsip, izin lokasi,

izin penggunaan tanah, dan izin mendirikan bangunan.

Pasal 48

Page 44: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

44

(1) Izin prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3)

diwajibkan bagi perusahaan yang akan melakukan investasi

yang berdampak besar terhadap lingkungan sekitar.

(2) Izin prinsip diberikan oleh suatu badan bagi pemohon yang

telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

(3) Bagi pemohon yang melakukan investasi tidak berdampak

besar terhadap lingkungan, tidak memerlukan izin prinsip dan

dapat langsung mengajukan permohonan izin lokasi.

Pasal 49

(1) Izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3)

diberikan kepada perusahaan yang sudah mendapat

persetujuan penanaman modal untuk memperoleh tanah yang

diperlukan.

(2) Jangka waktu izin lokasi dan perpanjangannya mengacu pada

ketentuan yang berlaku.

(3) Perolehan tanah oleh pemegang izin lokasi harus diselesaikan

dalam jangka waktu izin lokasi.

(4) Permohonan izin lokasi yang disetujui harus diberitahukan

kepada masyarakat setempat.

(5) Penolakan permohonan izin lokasi harus diberitahukan kepada

pemohon beserta alasan-alasannya.

Pasal 50

(1) Izin penggunaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47

ayat (3) diberikan berdasarkan rencana tata ruang wilayah

kabupaten, rencana detail tata ruang kabupaten, dan/atau

peraturan zonasi sebagai persetujuan terhadap kegiatan

budidaya secara rinci yang akan dikembangkan dalam

kawasan.

(2) Setiap orang atau badan hukum yang akan memanfaatkan

ruang harus mendapatkan izin penggunaan tanah.

(3) Izin penggunaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

berlaku selama 1 tahun, serta dapat diperpanjang 1 kali

berdasarkan permohonan yang bersangkutan.

Page 45: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

45

(4) Izin penggunaan tanah yang tidak diajukan perpanjangannya

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan gugur dengan

sendirinya.

(5) Apabila pemohon ingin memperoleh kembali izin yang telah

dinyatakan gugur dengan sendirinya sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) harus mengajukan permohonan baru.

(6) Untuk memperoleh izin penggunaan tanah permohonan

diajukan secara tertulis kepada instansi yang ditentukan

dengan tembusan kepada pemerintah kabupaten.

(7) Perubahan izin penggunaan tanah yang telah disetujui wajib

dimohonkan kembali secara tertulis kepada instansi yang

ditentukan.

(8) Permohonan izin penggunaan tanah ditolak apabila tidak

sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten, rencana

detail tata ruang kabupaten, dan/atau peraturan zonasi, serta

persyaratan yang ditentukan atau lokasi yang dimohon dalam

keadaan sengketa.

(9) Instansi yang ditentukan dapat mencabut izin penggunaan

tanah yang telah dikeluarkan apabila terdapat penyimpangan

dalam pelaksanaannya.

(10) Terhadap orang atau badan hukum yang akan memanfaatkan

ruang suatu kawasan dikenakan retribusi izin penggunaan

tanah.

(11) Besarnya retribusi izin penggunaan tanah ditetapkan

berdasarkan fungsi lokasi, penggunaan, ketinggian tarif dasar

fungsi, luas penggunaan, dan biaya pengukuran.

Pasal 51

(1) Izin mendirikan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

47 ayat (3) diberikan berdasarkan surat penguasaan tanah,

rencana tata ruang wilayah kabupaten, rencana detail tata

ruang kabupaten, peraturan zonasi, dan persyaratan teknis

lainnya.

(2) Setiap orang atau badan hukum yang akan melaksanakan

pembangunan fisik harus mendapatkan izin mendirikan

bangunan.

Page 46: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

46

(3) Izin mendirikan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) berlaku sampai dengan pembangunan fisik selesai.

(4) Setiap orang atau badan hukum yang melaksanakan

pembangunan fisik tanpa memiliki izin mendirikan bangunan

akan dikenakan sanksi.

(5) Perubahan izin mendirikan bangunan yang telah disetujui

wajib dimohonkan kembali secara tertulis kepada Badan/Dinas

yang menangani tata ruang dan/atau bangunan.

(6) Permohonan izin mendirikan bangunan ditolak apabila tidak

sesuai dengan fungsi bangunan, ketentuan KDB, KLB, KDH,

GSB, ketinggian bangunan, dan garis sempadan yang diatur

dalam rencana tata ruang beserta persyaratan yang

ditentukan, atau lokasi yang dimohon dalam keadaan

sengketa.

(7) Pemerintah kabupaten dapat mencabut izin mendirikan

bangunan yang telah dikeluarkan apabila terdapat

penyimpangan dalam pelaksanaannya.

(8) Terhadap orang atau badan hukum yang akan memanfaatkan

ruang suatu kawasan dikenakan retribusi izin mendirikan

bangunan.

(9) Besarnya retribusi izin mendirikan bangunan ditetapkan

berdasarkan fungsi lokasi, penggunaan, ketinggian tarif dasar

fungsi, luas penggunaan, dan biaya pengukuran.

Bagian Kelima

Pengaturan Sanksi

Paragraf 1

Umum

Pasal 52

(1) Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran penataan ruang

bertujuan untuk mewujudkan tertib tata ruang dan tegaknya

peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang.

(2) Pengenaan sanksi dapat berupa sanksi administratif, sanksi

perdata, dan sanksi pidana.

(3) Pengenaan sanksi dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten.

Page 47: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

47

(4) Pelanggaran penataan ruang yang dapat dikenai sanksi

administratif meliputi :

a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata

ruang wilayah; dan

b. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin prinsip,

izin lokasi, izin penggunaan tanah, dan izin mendirikan

bangunan yang diberikan oleh pejabat berwenang.

(5) Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara pengenaan sanksi

selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Paragraf 2

Jenis Sanksi Administratif

Pasal 53

Jenis sanksi administratif terhadap pelanggaran penataan ruang

berupa :

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara kegiatan;

c. penghentian sementara pelayanan umum;

d. penutupan lokasi;

e. pencabutan izin;

f. penolakan izin;

g. pembatalan izin;

h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau

i. denda administratif.

Pasal 54

(1) Peringatan tertulis dilakukan melalui penerbitan surat

peringatan tertulis dari pejabat yang berwenang melakukan

penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang, yang berisi :

a. peringatan tentang terjadinya pelanggaran pemanfaatan

ruang beserta bentuk pelanggarannya;

b. peringatan untuk segera melakukan tindakan-tindakan

yang diperlukan dalam rangka penyesuaian pemanfaatan

ruang dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau

ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku; dan

Page 48: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

48

c. batas waktu maksimal yang diberikan untuk melakukan

penyesuaian pemanfaatan ruang.

(2) Surat peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. pelanggar mengabaikan peringatan pertama, pejabat yang

berwenang melakukan penertiban kedua yang memuat

penegasan terhadap hal-hal sebagaimana dimuat dalam

surat peringatan pertama;

b. pelanggar mengabaikan peringatan kedua, pejabat yang

berwenang melakukan penertiban ketiga yang memuat

penegasan terhadap hal-hal sebagaimana dimuat dalam

surat peringatan pertama dan kedua; dan

c. pelanggar mengabaikan peringatan pertama, peringatan

kedua, dan peringatan ketiga, pejabat yang berwenang

melakukan penerbitan surat keputusan pengenaan sanksi

yang dapat berupa penghentian kegiatan sementara,

penghentian sementara pelayanan umum, penutupan

lokasi, pencabutan izin, pembatalan izin, pemulihan fungsi

ruang, dan/atau denda administratif.

Pasal 55

(1) Penghentian sementara dilakukan melalui penerbitan surat

perintah penghentian kegiatan sementara dari pejabat yang

berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan

ruang yang berisi :

a. pemberitahuan tentang terjadinya pelanggaran

pemanfaatan ruang beserta bentuk pelanggarannya yang

dirisalahkan dari berita acara evaluasi;

b. peringatan kepada pelanggar untuk menghentikan

kegiatan sementara sampai dengan pelanggar memenuhi

kewajiban untuk mengambil tindakan-tindakan yang

diperlukan dalam rangka penyesuaian pemanfaatan ruang

dengan rencana tata ruang dan/atau ketentuan teknis

pemanfaatan ruang yang berlaku;

c. batas waktu maksimal yang diberikan kepada pelanggar

untuk dengan kesadaran sendiri melakukan penghentian

Page 49: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

49

sementara kegiatan dan melakukan penyesuaian

pemanfaatan ruang; dan

d. konsekuensi akan dilakukannya penghentian kegiatan

sementara secara paksa apabila pelanggar mengabaikan

surat perintah.

(2) Apabila pelanggar mengabaikan perintah penghentian kegiatan

sementara, pejabat yang berwenang melakukan penertiban

dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi

penghentian sementara secara paksa terhadap kegiatan

pemanfaatan ruang.

(3) Pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban

dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai

pengenaan sanksi pengenaan kegiatan pemanfaatan ruang dan

akan segera dilakukan tindakan penertiban oleh aparat

penertiban.

(4) Berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang

berwenang melakukan penertiban melakukan penghentian

kegiatan pemanfaatan ruang secara paksa.

(5) Setelah kegiatan pemanfaatan ruang dihentikan, pejabat yang

berwenang melakukan pengawasan agar kegiatan pemanfaatan

ruang yang dihetntikan tidak beroperasi kembali sampai

dengan terpenuhinya kewajiban pelanggar untuk

menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata

ruang dan/atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang

berlaku.

Pasal 56

Penghentian sementara pelayanan umum dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut :

a. penerbitan surat pemberitahuan penghentian sementara

pelayanan umum dari pejabat yang berwenang melakukan

penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang, yang berisi :

1. pemberitahuan tentang terjadinya pelanggaran

pemanfaatan ruang beserta bentuk pelanggarannya yang

dirisalahkan dari berita acara evaluasi;

2. peringatan kepada pelanggar untuk mengambil tindakan-

tindakan yang diperlukan dalam rangka penyesuaian

Page 50: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

50

pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang dan / atau

ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku;

3. batas waktu maksimal yang diberikan kepada pelanggar

untuk dengan kesadaran sendiri melakukan penyesuaian

pemanfaatan ruang; dan

4. konsekuensi akan dilakukannya penghentian sementara

pelayanan umum apabila pelanggar mengabaikan surat

pemberitahuan;

b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang

disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban

dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi

penghentian sementara pelayanan umum kepada pelanggar

dengan memuat rincian jenis-jenis pelayanan umum yang akan

diputus;

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban

dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai

pengenaan sanksi pengenaan kegiatan pemanfaatan ruang dan

akan segera dilakukan tindakan penertiban oleh aparat

penertiban;

d. berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang

berwenang melakukan penertiban melakukan penghentian

sementara pelayanan umum yang akan diputus;

e. pejabat yang berwenang menyampaikan perintah kepada

penyedia jasa pelayanan umum untuk menghentikan

pelayanan kepada pelanggar, disertai penjelasan secukupnya;

f. penyedia jasa pelayanan umum menghentikan pelayanan

kepada pelanggar; dan

g. pengawasan terhadap penerapan sanksi penghentian

sementara pelayanan umum dilakukan untuk memastikan

tidak terdapat pelayanan umum kepada pelanggar sampai

dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk

menyesuaikan pemanfaatan ruangnnya dengan rencana tata

ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

Pasal 57

Penutupan lokasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai

berikut :

Page 51: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

51

a. Penerbitan surat pemberitahuan penutupan lokasi dari pejabat

yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran

pemanfaatan ruang, yang berisi :

1. pemberitahuan tentang terjadinya pelanggaran

pemanfaatan ruang beserta bentuk pelanggarannya yang

dirisalahkan dari berita acara evaluasi;

2. peringatan kepada pelanggar untuk dengan kesadarannya

sendiri menghentikan kegiatan dan menutup lokasi

pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang

dan/atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang sampai

dengan pelanggar memenuhi kewajiban untuk mengambil

tindakan-tindakan yang diperlukan dalam rangka

penyesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata

ruang dan / atau ketentuan teknis pemanfaatan ruang

yang berlaku;

3. batas waktu maksimal yang diberikan kepada pelanggar

untuk dengan kesadaran sendiri melakukan penyesuaian

pemanfaatan ruang; dan

4. konsekuensi akan dilakukannya penutupan lokasi secara

paksa apabila pelanggar mengabaikan surat peringatan.

b. apabila pelanggar mengabaikan surat perintah yang

disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban

dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi

penutupan lokasi yang akan segera dilaksanakan;

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban

dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai

pengenaan sanksi penutupan lokasi yang akan segera

dilaksanakan;

d. berdasarkan surat keputusan pengenaan sanksi, pejabat yang

berwenang melakukan penertiban melakukan penutupan

lokasi secara paksa; dan

e. pengawasan terhadap penerapan sanksi penutupan lokasi,

untuk memastikan lokasi yang ditutup tidak dibuka kembali

sampai dengan pelanggar memenuhi kewajibannya untuk

menyesuaikan pemanfaatan ruangnya dengan rencana tata

ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang yang berlaku.

Page 52: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

52

Pasal 58

Pencabutan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Penerbitan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin dari

pejabat yang berwenang melakukan penertiban pelanggaran

pemanfaatan ruang, yang berisi :

1. pemberitahuan tentang terjadinya pelanggaran

pemanfaatan ruang beserta bentuk pelanggarannya yang

dirisalahkan dari berita acara evaluasi;

2. peringatan kepada pelanggar untuk dengan kesadarannya

sendiri mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan

dalam rangka penyesuaian pemanfaatan ruang dengan

rencana tata ruang dan/atau ketentuan teknis

pemanfaatan ruang yang berlaku;

3. batas waktu maksimal yang diberikan kepada pelanggar

untuk dengan kesadaran sendiri melakukan penyesuaian

pemanfaatan ruang; dan

4. konsekuensi akan dilakukannya pencabutan izin apabila

pelanggar mengabaikan surat peringatan;

b. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang

disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban

dengan menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi

pencabutan izin yang akan segera dilaksanakan;

c. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban

dengan memberitahukan kepada pelanggar mengenai

pengenaan sanksi pencabutan izin;

d. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban

mengajukan permohonan pencabutan izin kepada pejabat yang

memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin;

e. penerbitan keputusan pencabutan izin oleh pejabat yang

memiliki kewenangan untuk melakukan pencabutan izin; dan

f. pemberitahuan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin

yang telah dicabut sekaligus perintah untuk secara permanen

menghentikan kegiatan pemanfaatan ruang yang telah dicabut

izinnya.

Page 53: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

53

Pasal 59

Penolakan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. penolakan izin dilakukan setelah melalui tahap evaluasi, dan

dinilai tidak memenuhi ketentuan rencana tata ruang

dan/atau pemanfaatan ruang yang berlaku; dan

b. setelah dilakukan evaluasi, pejabat yang berwenang melakukan

penertiban dengan memberitahukan kepada pemohon izin

perihal penolakan izin yang diajukan, dengan memuat hal-hal

dasar penolakan izin dan hal-hal yang harus dilakukan apabila

pemohon akan mengajukan izin baru.

Pasal 60

Pembatalan izin dilakukan melalui langkah-langkah sebagai

berikut :

a. penerbitan lembar evaluasi yang berisikan perbedaan antara

pemanfaatan ruang menurut dokumen perizinan dengan

arahan pemanfaatan ruang dalam rencana tata ruang yang

berlaku;

b. pemberitahuan kepada pihak yang memanfaatkan ruang

perihal rencana pembatalan izin, agar yang bersangkutan

dapat mengambil langkah-langkah diperlukan untuk

mengantisipasi hal-hal yang diakibatkan oleh pembatalan izin;

c. penerbitan keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang

berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan

ruang;

d. pemberitahuan kepada pemegang izin tentang keputusan

pembatalan izin, dengan memuat hal-hal berikut :

1. dasar pengenaan sanksi;

2. hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pemanfaat

ruang hingga pembatalan izin dinyatakan secara resmi oleh

pejabat yang berwenang melakukan pembatalan izin; dan

3. hak pemegang izin untuk mengajukan penggantian yang

layak atas pembatalan izin, sejauh dapat membuktikan

bahwa izin yang dibatalkan telah diperoleh dengan itikad

baik;

e. penerbitan keputusan pembatalan izin oleh pejabat yang

memiliki kewenangan untuk melakukan pembatalan izin; dan

Page 54: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

54

f. pemberitahuan kepada pemanfaat ruang mengenai status izin

yang telah dibatalkan.

Pasal 61

Pemulihan fungsi ruang dilakukan melalui langkah-langkah

sebagai berikut:

a. ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisi bagian-bagian

yang harus dipulihkan fungsinya berikut cara pemulihannya;

b. penerbitan surat pemberitahuan perintah pemulihan fungsi

ruang dari pejabat yang berwenang melakukan penertiban

pelanggaran pemanfaatan ruang, yang berisi :

1. pemberitahuan tentang terjadinya pelanggaran

pemanfaatan ruang beserta bentuk pelanggarannya yang

dirisalahkan dari berita acara evaluasi;

2. peringatan kepada pelanggar untuk dengan kesadaran

sendiri pemulihan fungsi ruang agar sesuai dengan

ketentuan pemulihan fungsi ruang yang telah ditetapkan;

3. batas waktu maksimal yang diberikan kepada pelanggar

untuk dengan kesadaran sendiri melakukan pemulihan

fungsi ruang; dan

4. konsekuensi yang diterima pelanggar apabila mengabaikan

surat peringatan;

c. apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang

disampaikan, pejabat yang berwenang melakukan penertiban

menerbitkan surat keputusan pengenaan sanksi pemulihan

fungsi ruang;

d. pejabat yang berwenang melakukan pemulihan fungsi ruang

memberitahukan kepada pelanggar mengenai pengenaan

sanksi pemulihan fungsi ruang yang harus dilaksanakan

pelanggar dalam jangka waktu pelaksanaannya; dan

e. pejabat yang berwenang melakukan tindakan penertiban

melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan pemulihan

fungsi ruang.

Pasal 62

Denda administratif akan diatur lebih lanjut melalui peraturan

daerah tersendiri.

Page 55: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

55

Pasal 63

Apabila sampai jangka waktu yang ditentukan pelanggar belum

melaksanakan pemulihan fungsi ruang, pejabat yang bertanggung

jawab melakukan tindakan penertiban dapat melakukan tindakan

paksa untuk melakukan pemulihan fungsi ruang.

Pasal 64

Apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai

kegiatan pemulihan fungsi ruang, pemerintah dapat mengajukan

penetapan pengadilan agar pemulihan dilakukan oleh pemerintah

atas beban pelanggar dikemudian hari.

BAB VIII

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 65

(1) Peran masyarakat dalam penataan ruang di Daerah dilakukan

antara lain melalui :

a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;

b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan

c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

(2) Bentuk peran masyarakat pada tahap perencanaan tata ruang

dapat berupa :

a. memberikan masukan mengenai :

1. penentuan arah pengembangan wilayah;

2. potensi dan masalah pembangunan;

3. perumusan rencana tata ruang; dan

4. penyusunan rencana struktur dan pola ruang.

b. menyampaikan keberatan terhadap rancangan rencana

tata ruang; dan.

c. melakukan kerja sama dengan pemerintah, pemerintah

daerah dan/atau sesama unsur masyarakat

(3) Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang dapat

berupa :

a. melakukan kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai

dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang yang telah

ditetapkan;

Page 56: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

56

b. menyampaikan masukan mengenai kebijakan

pemanfaatan ruang;

c. memberikan dukungan bantuan teknik, keahlian,

dan/atau dana dalam pengelolaan pemanfaatan ruang;

d. meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam

pemanfaatan ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan

ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan

lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

e. melakukan kerjasama pengelolaan ruang dengan

Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau dan pihak

lainnya secara bertanggung jawab untuk pencapaian

tujuan penataan ruang;

f. menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian

fungsi lingkungan dan SDA;

g. melakukan usaha investasi dan/atau jasa keahlian; dan

h. mengajukan gugatan ganti rugi kepada pemerintah atau

pihak lain apabila kegiatan pembangunan yang

dilaksanakan merugikan.

(4) Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan

ruang dapat berupa:

a. memberikan masukan mengenai arahan zonasi, perizinan,

pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi;

b. turut serta memantau dan mengawasi pelaksanaan

kegiatan pemanfaatan ruang, rencana tata ruang yang

telah ditetapkan, dan pemenuhan standar pelayanan

minimal di bidang penataan ruang;

c. melaporkan kepada instansi/pejabat yang berwenang

dalam hal menemukan kegiatan pemanfaatan ruang yang

melanggar rencana tata ruang yang telah ditetapkan dan

adanya indikasi kerusakan dan/atau pencemaran

lingkungan, tidak memenuhi standar pelayanan minimal

dan/atau masalah yang terjadi di masyarakat dalam

penyelenggaraan penataan ruang;

d. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat publik

yang dipandang tidak sesuai dengan rencana tata ruang;

dan

Page 57: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

57

e. mengajukan gugatan pembatalan izin dan/atau

penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan

rencana tata ruang kepada instansi/pejabat yang

berwenang.

Pasal 66

(1) Peran masyarakat di bidang penataan ruang dapat

disampaikan secara langsung dan/atau tertulis, dan

disampaikan kepada Bupati atau disampaikan melalui unit

kerja terkait yang ditunjuk oleh Bupati.

(2) Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan

ruang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan.

BAB IX

KELEMBAGAAN

Pasal 67

(1) Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan

ruang dan kerjasama antar sektor/antar daerah bidang

penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang

Daerah yang bersifat ad hoc.

(2) Dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang kawasan

perkotaan dan atau kawasan perdesaan dapat dibentuk badan

atau lembaga khusus yang menangani.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, susunan organisasi,

dan tata kerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah

diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB X

PENYELESAIAN SENGKETA

Pasal 68

(1) Penyelesaian sengketa penataan ruang diupayakan

berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat.

(2) Dalam hal penyelesaian sengketa tidak diperoleh kesepakatan,

para pihak dapat menempuh upaya penyelesaian sengketa

Page 58: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

58

melalui pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan

perudang-undangan;

(3) Pengaturan penyelesaian sengketa lebih lanjut akan diatur

dalam Peraturan Bupati.

BAB XI

PENYIDIKAN

Pasal 69

(1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia,

Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah

yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang penataan

ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk

membantu pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil berwenang :

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau

keterangan yang berkenaan dengan tindak pidana dalam

bidang penataan ruang;

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga

melakukan tindak pidana dalam bidang penataan ruang;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang

sehubungan dengan peristiwa tindak pidana dalam bidang

penataan ruang;

d. melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang

berkenaan dengan tindak pidana dalam bidang penataan

ruang;

e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga

terdapat bahan bukti dan dokumen lain serta melakukan

penyitaan dan penyegelan terhadap bahan dan barang

hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam

perkara tindak pidana dalam bidang penataan ruang; dan

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan

tugas penyidikan tindak pidana dalam bidang penataan

ruang.

Page 59: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

59

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil memberitahukan dimulainya

penyidikan kepada pejabat Penyidik Kepolisian Negera

Republik Indonesia.

(4) Apabila pelaksanaan kewenangan memerlukan tindakan

penangkapan dan penahanan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil

melakukan koordinasi dengan pejabat Penyidik Kepolisian

Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(5) Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan

kepada penuntut umum melalui pejabat penyidik Kepolisian

Negara Republik Indonesia.

(6) Pengangkatan pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan tata

cara serta proses penyidikan dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 70

(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua

peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan ruang

daerah dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan

dengan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :

a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah

sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini tetap

berlaku sesuai dengan masa berlakunya.

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak

sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku

ketentuan :

1. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin

tersebut disesuaikan dengan fungsi kawasan

berdasarkan Peraturan Daerah ini;

2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya,

pemanfaatan ruang dilakukan sampai izin terkait habis

masa berlakunya dan dilakukan penyesuaian dengan

fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini;

Page 60: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

60

3. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan

tidak memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian

dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah

ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan

terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat

pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggantian

yang layak secara proposional berdasarkan ketentuan

perundangan yang berlaku.

c. pemanfaatan ruang yang diselenggarakan tanpa izin dan

bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, akan

ditertibkan dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.

(3) Pada kawasan hutan yang belum mendapatkan revisi

penunjukan kawasan hutan, tidak dapat ditertibkan atas hak

dan perjanjian apapun hingga diterbitkannya penunjukan

kawasan hutan yang baru.

(4) Pada kawasan hutan yang belum mendapatkan revisi

penunjukan, pemanfaatannya tidak diperbolehkan dilakukan

perluasan dan peningkatan pemanfaatan hingga diterbitkanya

penunjukan kawasan hutan yang baru.

(5) Setelah diterbitkannya revisi penunjukan kawasan hutan yang

baru, rencana peruntukan kawasan lindung dan kawasan

budidaya akan diintegrasikan ke dalam rencana pola ruang

melalui Peraturan Gubernur.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 71

(1) Semua peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan

penataan ruang yang telah ada, tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dan belum diganti berdasarkan Peraturan

Daerah ini.

(2) Semua peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan

penataan ruang yang materinya bertentangan dengan Peraturan

Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Page 61: PERDA NO 10 TH 2013 TTG RTRW - Portal Tata Ruang dan ...tataruangpertanahan.com/regulasi/pdf/perda/rtrw/kab/kab_batubara... · tera Uta ata Rua a seba ng-unda g Wilay batas d erintah

61

Pasal 72

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang

mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati dan/atau Keputusan Bupati.

Pasal 73

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran

Daerah Kabupaten Batu Bara.

Ditetapkan di Lima Puluh pada tanggal BUPATI BATU BARA,

OK ARYA ZULKARNAIN

Diundangkan di Lima Puluh pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BATU BARA,

ERWIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2013 NOMOR 10