percobaan i - dastekben.files.wordpress.com · yaitu pecahan-pecahan biji, benih-benih yang...

30
Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERCOBAAN I STRUKTUR BENIH Pendahuluan Latar Belakang : Benih terdiri atas tiga komponen, yaitu kulit benih, embrio dan cadangan makanan. Kulit benih,yang merupakan lapisan terluar benih, dapat terdiri atas testa atau testa dan lapisan lain. Testa adalah lapisan yang berasal dari integumen, misalnya pada benih kedelai, kacang tanah dll.Pada kariopsis (misalnya padi dan jagung) testa bersatu dengan perikarp. Kulit benih sangat bervariasi dalam warna, tekstur serta ada atau tidaknya struktur tambahan seperti sayap, karunkula dll. Embrio adalah struktur yang terbentuk dari fertilisasi (bersatunya antara sel telur dan sperma).Struktur utama embrio (poros embrio) terdiri atas radikula (bakal akar), plumula (bakal daun) dan hipokotil (bakal batang).Pada benih dikotil, umumnya embrio mempunyai kotiledon. Cadangan makanan dalam benih sangat penting untuk proses perkecambahan. Pada monokotil (misalnya familia Gramineae)cadangan makanan dalam benih berupa endosperma yang terbentuk dari bersatunya sperma dan inti polar, disebut sebagai benih endospermik.Pada benih demikian endosperma merupakan bagian terbesar dari struktur benih.Pada dikotil (misalnya familia Leguminosae dan Cucurbitaceae)umumnya benih tidak mengandung endosperma (benih non-endospermik), dan cadangan makanan untuk perkecambahannya adalah kotiledon, yang merupakan bagian dari embrio, dan kotiledon merupakan bagian terbesar dari struktur benih. Akan tetapi ada juga dikotil yang mempunyai endosperma (misalnya familia Euphorbiaceae). Pada benih demikian

Upload: haquynh

Post on 02-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERCOBAAN I

STRUKTUR BENIH

Pendahuluan

Latar Belakang :

Benih terdiri atas tiga komponen, yaitu kulit benih, embrio dan cadangan

makanan. Kulit benih,yang merupakan lapisan terluar benih, dapat terdiri atas testa atau

testa dan lapisan lain. Testa adalah lapisan yang berasal dari integumen, misalnya pada

benih kedelai, kacang tanah dll.Pada kariopsis (misalnya padi dan jagung) testa bersatu

dengan perikarp. Kulit benih sangat bervariasi dalam warna, tekstur serta ada atau

tidaknya struktur tambahan seperti sayap, karunkula dll.

Embrio adalah struktur yang terbentuk dari fertilisasi (bersatunya antara sel telur

dan sperma).Struktur utama embrio (poros embrio) terdiri atas radikula (bakal akar),

plumula (bakal daun) dan hipokotil (bakal batang).Pada benih dikotil, umumnya embrio

mempunyai kotiledon.

Cadangan makanan dalam benih sangat penting untuk proses perkecambahan.

Pada monokotil (misalnya familia Gramineae)cadangan makanan dalam benih berupa

endosperma yang terbentuk dari bersatunya sperma dan inti polar, disebut sebagai benih

endospermik.Pada benih demikian endosperma merupakan bagian terbesar dari struktur

benih.Pada dikotil (misalnya familia Leguminosae dan Cucurbitaceae)umumnya benih

tidak mengandung endosperma (benih non-endospermik), dan cadangan makanan untuk

perkecambahannya adalah kotiledon, yang merupakan bagian dari embrio, dan kotiledon

merupakan bagian terbesar dari struktur benih. Akan tetapi ada juga dikotil yang

mempunyai endosperma (misalnya familia Euphorbiaceae). Pada benih demikian

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

endosperma yang merupakan bagian terbesar struktur benih berfungsi sebagai cadangan

makanan untuk perkecambahan, bukan kotiledon yang merupakan jaringan tipis.

Tujuan :

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari variasi struktur benih tanaman beberapa

familia.

Bahan dan Metode :

Benih dari beberapa familia tanaman: Gramineae (jagung, padi), Leguminosae (kacang

tanah, kedele, kacang merah, lamtoro), Solanaceae (tomat, cabe, terong), Eophorbiacea

(jarak kepyar, jarak pagar, karet) dan lainnya yang tersedia.

1. Benih dilembabkan dahulu selama 24 jam supaya lunak sehingga mudah diiris

atau dikupas

2. Iris benih dengan arah vertical/ horizontal tergantung struktur benihnya,

sehingga seluruh bagian internal dapat diamati

3. Amati warna, tekstur kulit benih serta adanya struktur tambahan

4. Gambar benih utuh dan struktur internalnya, beri keterangan masing masing

bagian benih

Catatan.: Laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERCOBAAN II

Penetapan Kadar Air Benih

Pendahuluan

Latar Belakang

Kadar air benih merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada

kegiatan pemanenan, pengolahan, penyimpanan dan pemasaran benih. Kadar air benih

sangat menentukan ketepatan saat panen, tingkat kerusakan mekanis saat pengolahan,

kemampuan benih mempertahankan viabilitasnya selama penyimpanan sehingga

pengukuran kadar air benih harus dilakukan dalam pengujian mutu benih (termasuk uji

rutin).

Ada dua metode pengukuran kadar air yang dapat dilakukan, yaitu metode

langsung dan metode tak langsung. Pada metode langsung kadar air benih dihitung secara

langsung dari berkurangnya berat benih akibat hilangnya air dari dalam benih. Sedangkan

secara tidak langsung kadar air dapat diukur tanpa mengeluarkan air dalam benih, tetapi

dengan memanfaatkan hambatan listrik dalam benih yang kemudiaan dikorelasikan

dengan kadar air.

Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan hasil penetapan kadar air benih

padi menggunakan metoda langsung dengan oven suhu tinggi (1300C).

Bahan dan Metode

Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan adalah benih padi. Alat yang digunakan adalah oven,

timbangan, cawan porselen, grinder, desikator.

Metode penetapan kadar air dengan oven

1. Ambil benih padi kurang lebih 5 g, kemudian dihancurkan dengan menggunakan

grinder selama 1 menit.

2. Timbang cawan dan tutup (M1), kemudian masukkan benih yang sudah

dihancurkan ke dalam cawan dan timbang kembali (M2).

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

3. Masukan cawan tersebut kedalam oven 130-1350C, selama 1.5 jam dengan

kondisi cawan terbuka.

4. Setelah satu jam tutup dan cawan kemudian dikeluarkan dari oven, kemudian

dimasukkan kedalam desikator selama 30 menit hingga dingin.

5. Timbang benih, cawan dan tutup yang telah di oven tadi (M3).

6. Hitunglah kadar air benih dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(M2 – M3)

KA= -------------- X 100%

(M2-M1)

Keterangan :

KA = Kadar air benih

M1 = Berat cawan + tutup kosong

M2 = Berat cawan + tutup + benih sebelum dipanaskan

M3 = Berat cawan + tutup + benih setelah dipanaskan

7. Lakukan pengukuran kadar air benih sebanyak 2 ulangan.

8. Bandingkan hasil penetapan kadar air kedua ulangan tersebut, selisih keduanya

tidak melebihi 0.2 %

Catatan.: Laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERCOBAAN III

Efisiensi Alat Pembersih dan Pemilah Benih

Pendahuluan

Latar Belakang

Pembersihan benih sangat penting karena benih yang kotor tidak baik bila

disimpan lama, secara tidak langsung akan mempengaruhi viabilitas benih karena

tersumbatnya ruang antara benih yang akan menimbulkan panas dan kelembaban tinggi

sehingga menjadi tempat bersarangnya cendawan maupun hama.

Proses pembersihan benih bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran fisik

maupun biji-bijian lain yang mencampuri suatu kelompok benih. Kotoran fisik antara lain

yaitu pecahan-pecahan biji, benih-benih yang berukuran kurang sempurna (keriput,

inferior, membatu akibat kurang masak atau terserang penyakit), pecahan-pecahan batu

maupun ranting-ranting yang terbawa pada waktu proses pemanenan.

Dalam proses pembersihan dapat terjadi kerusakan fisik atau kurang sempurna

proses pembersihannya sehingga diperoleh hasil yang tidak bersih 100%. Prinsip kerja

dari alat pembersih ini adalah, memisahkan benih berdasarkan perbedaan ukuran/bentuk

dan berat benih .

Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari efisiensi alat pembersih benih model clipper.

Bahan dan Metode

Benih yang di gunakan sebanyak tiga macam yang berbeda untuk masing-masing

ditimbang 100 g.campur dengan kotoran fisik yang berupa daun kering sebanyak 10 g,

biji lain sebanyak 20 g dan kotoran batu kerikil sebanyak 20 g aduk menggunakan alat

pengaduk IPB 72-3 benih di bersihkan dengan alat clipper.

Pisahkan dengan alat tersebut sehingga kembali menjadi komponen masing-masing

seperti sebelum di campur dan gambar alat tersebut secara skematis.

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Laporan Percobaan

Clipper ; pintu pemisah komponen ada…………………..buah.

Masing-masing untuk memisahkan sebagai berikut =

Pintu 1 =

Pintu 2 =

Pintu 3 =

Pintu 4 =

Pintu 5 =

Pintu 6 =

Terdapat 3 set campuran benih yang masing-masing terdiri dari

Set 1 = a)….…;b)…….;c)……..;d)…………

Set 2 = a)….…;b)…….;c)……..;d)…………

Set 3 = a)….…;b)…….;c)……..;d)…………

Dengan screen ukuran……(atas) dan ukuran…….(bawah) maka =

Set no. 1 akan mampu dipisahkan di masing-masing pintu berikut =

Pintu 1 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 2 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 3 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 4 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 5 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 6 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Kotoran fisik jatuh masing-masing =

Daun kering di pintu…….,……..,……,……

Batu kerikil di pintu……..,………,…….,……

Dengan screen ukuran…….(atas) dan ukuran…….(bawah) maka =

Set no. 2 akan mampu dipisahkan di masing-masing pintu berikut =

Pintu 1 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 2 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 3 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 4 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 5 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 6 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Kotoran fisik jatuh masing-masing =

Daun kering di pintu…….,……..,……,……

Batu kerikil di pintu……..,………,…….,……

Dengan screen ukuran…….(atas) dan ukuran…….(bawah) maka =

Set no. 3 akan mampu dipisahkan di masing-masing pintu berikut =

Pintu 1 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 2 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Pintu 3 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 4 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 5 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Pintu 6 = benih a)…….%;b)……..%;c)……...%;d)………..%

Kotoran fisik jatuh masing-masing =

Daun kering di pintu…….,……..,……,……

Batu kerikil di pintu……..,………,…….,……

Catatan.: Laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERCOBAAN IV

Pengaruh Bentuk Benih terhadap Efisiensi Pemilahan

dengan Spiral Separator

Pendahuluan

Latar Belakang

Pemilahan benih dilakukan untuk mendapatkan mutu fisik benih yang seragam

bentuk maupun ukurannya. Proses pembersihan dan pemilahan dapat dilakukan sekaligus

dengan mesin tertentu. Namun beberapa mesin hanya dapat digunakan untuk pemilahan

saja.

Spiral separator merupakan alat pemilah benih yang prinsip kerjanya berdasarkan

kemampuan menggelinding benih pada alat tersebut. Perbedaan bentuk benih akan

mempengaruhi kecepatan menggelinding, sehingga benih-benih tersebut dapat dipilah.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh bentuk benih terhadap

efisiensi pemilahan

Bahan dan Metode

Buat campuran benih dengan komposisi sbb:

1. 300 g kedelai dan 10 g kedelai bulat

2. 300 g kedelai dan 10 g kacang hijau

Buat campuran dengan komposisi tersebut untuk tiga ulangan.Selanjutnya masukkan

campuran benih tersebut ke dalam alat spiral separator. Amati efisiensi pemilahan dan

berikan pembahasannya.

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Tabel 1. Hasil Pengamatan

Campuran benih ulangan Benih yang tidak terpisah Efisiensi pemilahan

Kedelai berbeda

bentuk

Rata-rata

1

2

3

Kedelai +

kc.hijau

Rata-rata

1

2

3

Catatan.: Laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERCOBAAN V

Uji Kemurnian Benih Padi

Pendahuluan

Latar belakang

Kemurnian benih merupakan mutu genetik yang merupakan tolok ukur pengujian

rutin untuk pengisian label sertifikasi benih. Tingkat kemurnian benih sangat

menentukan keseragaman pertumbuhan tanaman di lapang dan kualitas produk pertanian

yang dihasilkan.

Benih murni adalah benih murni yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau secara

dominan ditemukan dalam contoh benih termasuk semua benih varietas tanaman dan

kultivar dari spesies tersebut, seperti:

1. Benih utuh, benih muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut, dan benih

sedikit rusak.

2. Benih terserang penyakit atau benih yang mulai berkecambah, tetapi benih

tersebut masih bisa dikenali sebagai benih yang dimaksud. Jika sudah berubah dalam

bentuk terlihat sebagai cendawan sclerotia, smut balls atau nematoda galls maka

termasuk sebagai kotoran benih.

3. Pecahan benih dengan ukuran lebih besar dari setengah ukuran benih aslinya.

Untuk caryopsis (Poaceae/Graminae: jagung, padi): bagian dari caryopsis yang

berukuran lebih besar dari setengah ukuran aslinya. Untuk Fabaceae (Leguminosae)

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

yang terkelupas seluruh benihnya termasuk kriteria kotoran benih. Pada Leguminosae

jika kotiledon terpisah termasuk kotoran benih.

Benih tanaman lain (other seeds)

Benih tanaman lain adalah unit benih tanaman spesies lain yang terbawa selain benih

murni. Penentuan benih tanaman lain sebagai kotoran benih sama seperti penentuan

benih murni.

Kotoran benih (inert matter)

Kotoran benih meliputi benih dan semua bahan-bahan lain dan struktur yang bukan

bagian dari benih, seperti tersebut di bawah ini:

a. Benih dan bagian benih:

Untuk Fabaceae (Leguminosae) dengan kulit benih yang sudah terkelupas semua

(tanpa kulit benih) atau kotiledon terpisah.

Bagian dari unit benih yang pecah atau rusak dan berukuran kurang dari setengah

ukuran aslinya.

Benih rusak tanpa lembaga/kotiledon (rusak berat).

Gabah hampa.

Sekam, cangkang benih, kulit benih dan lain-lain.

b. Bahan-bahan lain dan struktur yang bukan merupakan bagian dari benih seperti

tanah, pasir, batu, batang jerami, daun, tangkai bunga, galls, sklerotia, smut balls,

lemma, palea dan fungi.

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan persentase komposisi (berdasarkan berat)

contoh yang diuji dan mengidentifikasi berbagai spesies benih dan kotoran benih dalam

contoh benih.

Bahan dan Metode

Analisis kemurnian dilakukan pada contoh kerja yang diambil dari contoh kirim.

Pengambilan contoh kerja untuk analisis kemurnian dilakukan dengan cara pengurangan

contoh kirim dengan menggunakan alat pembagi mekanik atau cara paruhan.

Pengambilan contoh kerja untuk padi sebagai berikut.

700 g Contoh kerja analisis kemurnian benih padi: a + b + d = 71,2 g

350 g 350 g

175 g 175 g

87,5 g 87,5 g

(a) 43.8 g 43,8 g

(b) 21,9 g 21,9 g

(c) 10,9 g 10,9 g

(d) 5,5 g 5,5 g

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lakukan analisis kemurnian dengan memisahkan contoh kerja dalam komponen

benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih dengan cara sebagai berikut:

a. Contoh kerja ditebarkan di meja kerja

b. Setiap benih diidentifikasi satu per satu secara visual berdasarkan

penampakan morfologi (bentuk, ukuran, warna, kilap, tekstur luar).

c. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih dipisahkan dari benih murni.

Setiap komponen ditimbang dalam satuan gram dengan tingkat ketelitian sama

dengan contoh kerja.

Perhitungan dan Penulisan Hasil

1. Berat ketiga komponen (benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih)

dijumlahkan dan kemudian dibandingkan dengan berat contoh kerja awal. Jika

terdapat kehilangan berat >5% berat awal contoh kerja, maka harus dilakukan

analisis ulang.

2. Masing-masing komponen dihitung persentasenya dalam satu desimal.

3. Persentase ketiga komponen dijumlah, dengan total harus 100,0%. Jika jumlah

persentase tidak 100,0% (99,9% atau 100,1%) maka dilakukan penambahan atau

pengurangan 0,1% pada persentase tertinggi (biasanya pada fraksi benih murni).

Apabila lebih dari 0,1% maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kesalahan.

4. Rumus perhitungan persentase:

BM

BM = ---------------------- x 100% BM: benih murni

(BM + BTL + KB)

BTL

BTL = ---------------------- x 100% BTL: benih tanaman lain

(BM + BTL + KB)

KB

KB = ---------------------- x 100% KB: kotoran benih

(BM + BTL + KB)

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Faktor kehilangan yang diperbolehkan maksimal 5%, dihitung dengan rumus:

CK – (BM + BTL + KB)

------------------------------ x 100% ≤ 5% CK: contoh kerja

CK

Semua penimbangan dinyatakan dalam satuan gram.

5. Penulisan/ pelaporan hasil

Hasil analisis kemurnian ditulis dalam persentase dengan satu desimal. Jumlah

persentase berat dari semua komponen harus 100,0%. Nama ilmiah benih murni dan

benih tanaman lain serta macam kotoran benih harus dilaporkan.

Catatan.: Laporan dibuat oleh masing-masing mahasiswa

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERCOBAAN VI

Metode Pematahan Dormansi Benih

Pendahuluan

Latar Belakang

Dormasi benih merupakan suatu kondisi dimana benih tidak berkecambah

walaupun ditanam dalam kondisi yang optimum.Salah satu keuntungan sifat dormansi

pada benih yaitu untuk melestarikan spesies tersebut. Namun dormansi dapat menjadi

masalah karena saat konsumen benih akan menanam benih yang masih dorman tidak

tumbuh dengan seragam, selain itu juga mengacaukan interpretasi dalam pengujian benih.

Beberapa jenis benih tidak dapat berkecambah karena adanya hambatan dari kulit

benih yang impermeabel terhadap air dan gas, kulit benih yang tebal dan keras. Sebagian

jenis benih yang lain tidak mampu berkecambah ketika baru dipanen dan baru dapat

berkecambah setelah melampaui periode penyimpanan kering. Kasus tersebut disebut

after-fipening.

Beberapa metode pematahan dormansi telah dikembangkan berdasarkan kasus

penyebab dormansi benihnya, karena metode yang efektif untuk suatu kasus belum tentu

efektif untuk kasus dormansi lainnya.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik pematahan dormansi yang tepat pada

kasus dormansi fisiologi (salah satunya after-ripening) dan dormansi fisik.

Bahan dan Metode

Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan adalah benih padi yang baru dipanen, benih saga pohon, 0.2 %

KNO3, air panas (mendidih), aquades, kertas merang, plastik, label dan pasir.

Alat yang digunakan adalah glassjar, box perkecambahan benih serta alat pengecambah

benih tipe IPB 73-2A/B dan Scarifier.

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Metode Percobaan dilakukan secara terpisah untuk benih padi dan benih saga pohon.

Teknik pematahan dormansi benih padi yaitu : kontrol (P0); perendaman KNO3 0.2 %

selama 24 jam (P1); perendaman dengan air selama 24 jam (P2). Untuk benih sengon :

kontrol (P0); perendaman KNO3 0.2 % selama 24 jam (P1) dan Skarifikasi fisik (P2).

1. Teknik pematahan dormansi benih padi

Masing-masing 4x100 butir benih dimasukkan ke dalam glassjar yang berisi

larutan 0.2 % KNO3 dan aquades, biarkan selama 24 jam.

Tiriskan dan tanam pada substrat kertas merang, demikian juga untuk perlakuan

kontrol (tanpa perlakuan).

Amati daya berkecambahnya

2. Teknik pematahan dormansi benih sengon. Lakukan seperti pada benih padi, kecuali

untuk perlakuan P2 yaitu diskarifikasi menggunakan scarifier.

Tabel 2. Pengamatan daya berkecambah benih sengon

Ulangan Perlakuan

Kontrol Skarifikasi KNO3 0.2 %

1

2

3

4

Tabel 3. Pengamatan potensi tumbuh maksimum benih sengon

Ulangan Perlakuan

Kontrol Skarifikasi KNO3 0.2 %

1

2

3

4

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Tabel 4. Pengamatan persentase kecambah normal benih padi

Periode

simpan

(minggu)

Ulangan Perlakuan

Kontrol KNO3 Air

0 1

2

3

1 1

2

3

2 1

2

3

3 1

2

3

4 1

2

3

5 1

2

3

6 1

2

3

7 1

2

3

8 1

2

3

9 1

2

3

10 1

2

3

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Catatan : Laporan praktikum lengkap (Pendahuluan, Bahan dan Metoda secara rinci,

Hasil pembahasan dan kesimpulan) oleh setiap grup.

Catatan : Laporan praktikum lengkap disusun oleh setiap grup.Laporan meliputi

Pendahuluan, Bahan dan Metoda secara rinci, Hasil pembahasan dan kesimpulan

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERCOBAAN VII

Pengujian Daya Berkecambah Benih

Pendahuluan

Latar Belakang

Viabilitas benih dapat diketahui dengan melakukan pengujian benih.Berbagai macam

metode pengujian benih dibuat untuk mendeteksi parameter viabilitas benih.Pengujian

daya berkecambah benih digunakan untuk mendeteksi parameter viabilitas potensial

benih.Daya berkecambah atau daya tumbuh benih adalah tolok ukur bagi kemampuan

benih untuk tumbuh normal dan berproduksi normal pada kondisi lingkungan yang

optimum.

Sesuai dengan tujuan pengujian yaitu untuk mendeteksi viabilitas benih dalam kondisi

optimum, kondisi pengujian daya berkecambah benih dibuat serba optimum dan standar.

Media untuk menumbuhkan benih digunakan : kertas merang dan pasir, kertas saring atau

kertas koran bila benih dikecambahkan dalam alat pengecambah benih. Media pasir,

serbuk gergaji atau arang sekam digunakan bila benih ditumbuhkan diruang persemaian

(lath house). Ukuran media kertas atau boks plastik yang digunakan harus standar untuk

menanam sejumlah benih tertentu , pelembaban media harus optimum karena media

terlalu kering atau terlalu basah akan menyebabkan kondisi menjadi tidak optimum.

Metode penanaman benih dalam uji daya berkecambah yang menggunakan media kertas:

benih ditanam diatas media kertas (UDK), diantara media kertas (UAK), diantara media

kertas kemudian digulung (UKD) , bila dilapisi plastik dibagian luarnya adalah UKDdp.

Ciri lain dan khas dari pengujian daya berkecambah benih adalah pengamatan terhadap

benih yang tumbuh normal dilakukan dua kali. Pengamatan pertama biasa disebut

hitungan pertama, dilakukan pada hari ketiga setelah tanam untuk benih jagung, kedelai;

kacang tanah; benih padi pada hari kelima dan untuk benih cabe, tomat dan terong pada 7

hari setelah benih ditanam.Pengamatan pertama ditujukan untuk optimalisasi media,

benih yang telah tumbuh menjadi kecambah normal dihitung, dicatat jumlahnya, setelah

itu dikeluarkan dari media.Benih yang busuk, bercendawan juga disingkirkan.Bila media

kering ditambah kelembabannya.Benih yang belum berkecambah atau kecambah belum

tumbuh normal dibiarkan dalam media tanam hingga akhir pengujian.

Pengamatan kedua atau hitungan kedua semua kecambah normal, kecambah abnormal,

benih mati dan benih segar tidak tumbuh diamati. Penentuan daya berkecambah benih

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

adalah jumlah kecambah normal hitungan satu dan dua dibagi jumlah benih yang diuji

dikali 100%.

Kriteria kecambah normal yang digunakan bagi bermacam jenis tanaman juga harus

standar. Untuk tanaman dikotil bagian kecambah yang harus diperhatikan ialah :

perakaran yang terdiri akar primer dan sekunder, hipokotil yaitu calon batang yang

terletak di bawah kotiledon, kedua kotiledon, epikotil dan plumula. Untuk kecambah

monokotil bagian yang diperhatikan : akar seminal primer dan sekunder, mesokotil,

koleoptil, dan plumula.

Tujuan

Setelah mengikuti praktikum Pengujian Daya Berkecambah Benih mahasiswa dapat

melakukan beberapa metode uji daya berkecambah benih serta dapat mendeteksi

viabilitas potensial suatu lot benih dengan tolok ukur daya berkecambah benih

Bahan dan Metode

Bahan dan Alat

Benih yang digunakan : jagung, caisin, bawang, terong, kangkung dan timun

Media yang digunakan : kertas merang segi empat panjang berukuran 20X30 cm, kertas

merang bentuk bulat diameter 10 cm, media pasir

Alat yang digunakan : alat pengecambah benih tipe : IPB 72-1; IPB 73-2A/B, IPB 73-2A.

Alat pengepres kertas merang IPB 75-1.

Metode Pengujian daya berkecambah benih dengan metode UDK (Uji Diatas Kertas)

Cawan petri diameter 10 cm dilapisi tiga lembar media kertas merang bentuk bulat

Diatas kertas merang ditetesi air hingga merata. Cawan dimiringkan sehingga air

yang berlebih terkumpul di bagian bawah. Air berlebih dibuang.

Benih yang ditanam dengan metode UDK ialah benih yang berukuran kecil : caisin,

bawang, cabe.

Jumlah benih yang ditanam satu cawan petri 25 butir.

Cawan petri ditutup, diletakkan dalam alat pengecambah benih tipe IPB 73-2A.

Setelah benih mulai berkecambah, tutup cawan dibuka.

Pengamatan terhadap jumlah kecambah nornal dilakukan pada :

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Pengujian daya berkecambah benih dengan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung dalam

Plastik) :

Kertas merang segi empat panjang berukuran 20X30 cm direndan dalam air.

Setelah lembab diangkat dan diriskan airnya menggunakan alat pengepres kertas

merang IPB 75-1

Benih ditanam diatas 3 media kertas merang yang dibawahnya dilapisi plastik,

untuk media ukuran 20X30 ditanam 25 butir benih ukuran sedang-besar (jagung,

timun dan kangkung). Setelah benih ditanam, ditutup dengan 3 lembar media

lembab, kemudian digulung.

Gulungan kertas merang diletakan dalam alat pengecambah benih tipe IPB 72-1.

Pengamatan dilakukan pada hari ke 3 dan ke 5 setelah tanam

Pengujian UKDdp untuk padi digunakan media kertas merang ukuran 20X30 cm

dilipat jadi dua sejajar panjangnya. Diatas media ditanam 25 butir benih padi,

media setengahnya ditutupkan, kemudian media digulung. Alat pengecambah

benih yang digunakan Tipe IPB 73-2A/B.

Tabel 5. Pengamatan Daya Berkecambah Benih

Komoditi Ulangan ∑ Kecambah

Normal

∑ Kecambah

Abnormal

∑ Benih

Mati

% Daya

Berkecambah

Kacang

panjang

1

2

3

Padi 1

2

3

Kangkung 1

2

3

Caisin 1

2

3

Bawang 1

2

3

Cabe 1

2

3

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERCOBAAN VIII

Uji Vigor Benih dengan NaCl

Pendahuluan

Latar Belakang

Vigor benih adalah kemampuan tumbuh benih menjadi tanaman berproduksi normal

dalam kondisi subobtimum. Beberapa kondisi suboptimum di lapang misalnya ; kondisi

kekeringan, tanah salin, tanah asam, tanah berpenyakit, dsb. Benih yang mampu

mengatasi kondisi tersebut termasuk lot benih bervigor tinggi.

Pengujian ketahanan benih terhadap kekeringan dapat dilakukan secara simulasi di

Laboratorium menggunakan larutan NaCl. Pada konsentrasi tinggi larutan ini tidak hanya

memberikan cekaman akibat tekanan osmotiknya sehingga benih mengalami hambatan

dalam proses imbibisi, tetapi juga memberikan cekaman terhadap kondisi salin. Pada

kondisi tersebut hanya benih vigor yang mampu tumbuh dengan baik.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari uji vigor kekuatan tumbuh benih terhadap

kekeringan (VKTkekeringan

).

Bahan dan Metode

Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan adalah dua lot benih kacang panjang yang berbeda vigornya,

kertas merang, plastik, label, larutan NaCl 1% dan aquades.

Alat yang dibutuhkan adalah alat pengecambah benih IPB 72-1, gelas ukur, beaker glass,

pengaduk gelas, timbangan serta alat penunjang yang lain. Metode

Metode

1. Tanam masing-masing lot benih kacang panjang sebanyak 50 butir pada substrat

kertas merang yang sudah dilembabkan dengan larutan NaCl 1%. Untuk kontrol

substrat perkecambahan dilembabkan dengan aquades. Lakukan sebanyak 4

ulangan untuk masing-masing perlakuan pada kedua lot benih.

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2. Simpan pada alat pengecambah benih IPB 72-1.

3. Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 setelah tanam terhadap kecambah normal,

abnormal dan mati (isikan pada Tabel ). Bandingkan bagaimana pertumbuhan

kecambah pada kedua substrat (kontrol dan perlakuan NaCl) pada kedua lot

benih.

4. Bahas dan buat kesimpulannya.

Tabel 6. Hasil pengamatan uji vigor dengan media yang dilembabkan larutan NaCl

Lot Perlakuan Ulangan Kecambah

Normal

Kecambah

abnormal

mati

Tinggi Kontrol 1

2

3

4

Rata-rata

NaCl 1

2

3

4

Rata-rata

Rendah Kontrol 1

2

3

4

Rata-rata

NaCl 1

2

3

4

Rata-rata

Catatan.: Laporan oleh masing-masing mahasiswa

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERCOBAAN IX

Uji Cepat Viabilitas Benih dengan Tetrazolium

Pendahuluan

Latar Belakang

Uji tetrazolium juga disebut uji biokhemis benih atau uji cepat viabilitas. Disebut uji

biokhemis karena uji tetrazolium mendeteksi adanya proses biokimia yang berlangsung

di dalam sel-sel benih khususnya sel-sel embrio. Disebut uji cepat viabilitas karena

indiksi yang diperoleh dari pengujian tetrazolium bukan berupa perwujudan kecambah,

melainkan pola-pola pewarnaan pada embrio, sehingga waktu yang diperlukan untuk

pengujian tetrazolium tidak sepanjang waktu yang diperlukan untuk pengujian yang

indikasinya berupa kecambah.

Pengujian tetrazolium menggunakan senyawa indikator 2.3.5 Trifenil tetrazolium klorida

yang larut dalam air untuk mengindikasi adanya sel-sel yang hidup. Bila indikator

diimbibisi oleh benih kedalam sel-sel benih yang hidup dengan bantuan enzim

dehidrogenase akan terjadi proses reduksi sehingga terbentuk endapan formazan yang

berwarna merah. Pada sel-sel yang mati tidak terjadi reduksi, sehingga warnanya

tetap.Adanya pola-pola warna merah pada bagian-bagian penting pada embrio benih

mengindikasikan benih mampu menumbuhkan embrio menjadi kecambah yang normal.

Kegunaan uji tetrazolium cukup banyak : untuk mengetahui viabilitas benih yang segera

akan ditanam, untuk mengetahui viabilitas benih dorman, untuk mengetahui hidup atau

matinya benih segar tidak tumbuh dalam pengujian daya berkecambah benih. Uji

tetrazolium sebagai uji vigor bila dilakukan, dengan cara membuat penilaian benih lebih

dapat dikembangkan ketat untuk katagori benih vigor diantar benih viabel.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam uji tetrazolium ialah : penyiapan benih yang

akan diuji dengan menghitung jumlahnya, pelembaban benih untuk aktivasi enzim dan

pelunakan jeringan benih, pembukaan jaringan benih untuk pewarnaan ( penusukan,

pemotongan, pengupasan testa, pengeluaran embrio), penyiapan larutan tetrazolium, suhu

dan lama perendaman, penilaian benih viabel dan benih non viabel.

Bahan dan Metode

1. Benih jagung masing-masing 50 butir dilembabkan selama 1 malam.

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2. Belah bagian embrio untuk mempercepat masuknya larutan tetrazolium ke dalam

benih. Rendam benih tersebut dengan larutan Tetrazolium secukupnya sampai

benih terendam seluruhnya. Untuk mempercepat proses pewarnaan bisa dipakai

suhu 400C selama 1 jam

3. Evaluasi/Pengamatan

Setelah proses pewarnaan biji harus segera diamati :

Tuang larutan tetrazolium dengan menggunakan saringan teh, cuci benih

dengan air mengalir sampai bersih (bebas dari larutan tetrazolium).

Rendam dalam air bersih.

Amati benih satu per satu dengan kaca pembesar, klasifikasikan sesuai dengan

gambar 1 – 10. Gambar dan hitung persentase benih viabel.

Apabila perlu gunakan mikroskop stereo

Gambar 1. Pola pewarnaan Tetrazolium untuk benih /biji jagung yang hidup dan

yang mati

Kriteria dalam interpretasi hasil uji tetrazolium pada biji jagung.Bagian gambar yang

berwarna hitam menunjukkan adanya pewarnaan merah dari jaringan yang hidup; bagian

yang berwarna putih adalah bagian yang tidak berwarna yang berarti jaringannya mati.

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

No.1 Biji dapat tumbuh (Germinable)

Seluruh embrio berwarna merah cemerlang

No.2-4 Biji dapat tumbuh (Germinable)

Bagian ujung dari skutelum tidak berwarna

No.5-6 Biji dapat tumbuh (Germinable)

Bagian ujung dari skutelum tidak berwarna;dan bagian yang tidak kritis dari radikula

(calon akar) juga tidak berwarna

No.7-8 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)

Bagian di mana tempat akar seminal berasal (pada struktur biji) tidak ada pewarnaan

No.9 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)

Plumula tidak terjadi pewarnaan (kadar jaringannya mati)

No.10 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)

Bagian tengah dari skutelum dan bagian dari tempat pertumbuhan akar seminal tidak

berwarna

No.11 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)

Plumula dan radikula tidak berwarna

No.12 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)

Bagian bawah skutelum dan radikula sampai ke bagian tempat tumbuh akar seminal tidak

berwarna

No.13 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)

Skutelum seluruhnya tidak berwarna

No.14 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)

Skutelum dan radikula tidak berwarna

No.15 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)

Pewarnaan embrio merah muda yang sangat redup

No.16 Biji tidak dapat tumbuh (Non-Germinable)

Seluruh embrio tidak berwarna

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Gambar 2. Benih/biji dan struktur bibit jagung

Keterangan:

A. Penampang luar kariopsis

a. Pericap

b. Embrio

c. Endosperm

B. Penampang membujur dari luar

a. Skutelum

b. Koleoptil

c. Plumula

C. Bibit

a. Akar seminal

b. Radikula

c. Koleoriza

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Tabel 7. Hasil pengamatan uji tetrazolium dan Uji Daya Berkecambah

Jumlah

benih

Ulangan Lot Viable

(%)

Komentar

5 1 TZ

DB

5 2 TZ

DB

5 3 TZ

DB

5 4 TZ

DB

Rata-rata

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERCOBAAN X

Penentuan Bobot Kering Kecambah Normal

Pendahuluan

Latar belakang Pengujian viabilitas benih melalui pendekatan fisiologis dilakukan dengan

mengamati gejala pertumbuhan benih tersebut. Tolok ukur yang digunakan untuk

pengujian tersebut misalnya daya berkecambah benih yaitu penentuan persentase

kecambah normal dari benih yang diuji.

Viabilitas benih juga dapat dinilai berdasarkan kemampuannya dalam

pembentukan biomas kecambah yang diukur berdasarkan bobot kering kecambah. Lot

benih yang viabilitasnya lebih tinggi akan mampu menghasilkan bobot kering kecambah

lebih besar.

Pengukuran bobot kering kecambah merupakan tolok ukur yang lebih kuantitatif dan

obyektif.

Praktikum ini bertujuan untuk menguji viabilitas benih dengan tolok ukur bobot

kering kecambah dari 2 lot benih kedelai.

Bahan dan Metode

1. Tanam benih kacang panjang dengan metoda UKDdp, 20 butir setiap gulung dan

dikecambahkan dalam alat pengecambah benih tipe IPB 72-1

2. Hitung daya berkecambah benih pada hari ke-5

3. Setelah pengamatan daya berkecambah, lakukan pengukuran bobot kering

kecambah normal dengan cara sebagai berikut :

4. Buang kotiledon dengan hati-hati

5. Masukkan kecambah yang sudah dibuang kotiledonnya ke dalam kantong

kecambah. Kantong ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot awal

(Ko)

6. Masukkan kantong berisi kecambah dalam keadaan terbuka ke dalam oven suhu

60oC selama 3 x 24 jam

7. Selanjutnya masukkan kantong dalam desikator, tunggu sampai dingin dan

ditimbang (K1)

8. Bobot kering kecambah = K1 – Ko

Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel berikut

Panduan Praktikum Dasar Ilmu dan Teknologi Benih, Semester Genap Tahun 2017/2018

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Tabel 3. Hasil pengamatan daya berkecambah dan bobot kering kecambah

Lot Benih Ulangan Daya

berkecambah

(%)

Bobot kering

kecambah

Normal(g)

Bobot

kering/kecambah

Viabilitas

tinggi

1

2

3

Rata-rata

Viabilitas

rendah

1

2

3

Rata-rata