percobaan i hambatan dan hukum ohmlab-elektro.umm.ac.id/files/file/modul rl .pdfgambar 2.1 rangkaian...
TRANSCRIPT
PERCOBAAN I
HAMBATAN DAN HUKUM OHM
1.1 Tujuan
Untuk mempelajari konsep hambatan dan Hukum Ohm.
1.2 Peralatan yang Dibutuhkan
Circuit construction deck
Voltmeter
Amperemeter
1.3 Referensi
Buku “Rangkaian Listrik I” dan “Rangkaian Listrik II” oleh William Hayt atau
Budiono Mismail
1.4 Pendahuluan
Hambatan Dan Hukum Ohm
Setiap penghantar mempunyai hambatan. Beberapa penghantar seperti kabel, harus
dipilih agar mempunyai nilai hambatan paling rendah. Komponen yang mempunyai
kegunaan karena nilai hambatan ( resistansi ) disebut resistor. Resistor banyak dipakai
dalam rangkaian listrik dan elektronika untuk mengatur besar arus yang mengalir. Dalam
resistor energi listrik diubah menjadi energi panas.
Hubungan antara tegangan, arus dan hambatan dalam rangkaian dinyatakan oleh
persamaan :
V = I * R
Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm.
1.5 Prosedur Percobaan
Hambatan Dan Hukum Ohm
1. Buat rangkaian seperti pada gambar!
Gambar 1.1 Rangkaian V, R dan Lampu
Beri nilai hambatan pada rangkaian di atas sebesar 1K ohm! Ubahlah tegangan DC
variable pada nol dan nyalakan power supply! Naikkan nilai tegangan sampai
voltmeter membaca nilai 10V dan perhatikan tingkat keterangan lampu!
2. Ulangi langkah kedua dengan nilai hambatan diubah menjadi 10K Ohm! Periksalah
kondisi lampu!
3. Buatlah rangkaian seperti pada gambar!
Gambar 1.2 Rangkaian V dan R
Set nilai tegangan pada 0V! Secara bertahap naikkan nilai tegangan sebesar 2 V
secara bertahap sampai mencapai 10V! Dan catatlah nilai arus yang mengalir
setiap perubahan nilai tegangan.
1.6 Data Hasil Percobaan
Tabel 1.1 Data Hasil Percobaan R=1K Ω dan R=10K Ω terhadap V
Besar Tegangan ( V ) Besar Arus ( A )
R= 1K Ω
Besar Arus ( A )
R= 10K Ω
2
4
6
8
10
Gantilah hambatan dengan 10 k Ω dan ulangi langkah 4-5.
1.7 Analisa Data
1.8 Analisa Perhitungan
1.9 Data Hasil Perhitungan
Tabel 1.2 Data Hasil Perhitungan R = 1K Ω dan R = 10K Ω terhadap V
Besar Tegangan ( V ) Besar Arus ( A )
R= 1K Ω
Besar Arus ( A )
R= 10K Ω
2
4
6
8
10
1.10 Grafik
1.11 Kesimpulan
PERCOBAAN II
HUKUM KIRCHOFF
2.1 Tujuan
Untuk mempelajari konsep hambatan dan Hukum Kirchoff.
2.2 Peralatan yang Dibutuhkan
Circuit construction deck
Voltmeter
Amperemeter
2.3 Referensi
Buku “Rangkaian Listrik I” dan “Rangkaian Listrik II” oleh William Hayt atau
Budiono Mismail
2.4 Pendahuluan
Hukum Kirchoff
Hubungan antara jumlah dari tegangan yang melintasi suatu loop tertutup dan
jumlah arus pada suatu node dapat dijelaskan dengan Hukum Kirchhoof. Hukum
Kirchoff ditemukan oleh Gustav Robert Kirchoff pada 1840. Hukum Kirchoff I disebut
Hukum Kirchoff Tegangan (KVL). Menyatakan bahwa pada loop tertutup jumlah dari
semua tegangan adalah nol.
Secara matematis :
∑V= 0
Sedangkan Hukum Kirchoff kedua adalah Hukum Kirchoff Arus (KCL).
Menyatakan bahwa jumlah aljabar arus pada suatu node adalah nol.
Secara sistematis :
∑ arus masuk = ∑ arus keluar
∑i = 0
2.5 Prosedur Percobaan
Hukum Kirchoff
Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah!
Gambar 2.1 Rangkaian Hukum Kirchoff
Setelah nilai tegangan supply pada 12 V!
Dengan menggunakan voltmeter ukurlah nilai tegangan pada R1! Perhatikan
polaritas dari tegangan. Ukurlah nilai tegangan pada resistor yang lain! Catatlah
pada tabel 1.2!
Dengan menggunakan amperemeter ukurlah nilai arus yang mengalir pada R1!
Dengan cara yang sama ukurlah nilai arus yang mengalir pada R2, R3, R4, dan R5!
Catatlah hasil yang didapat pada table 1.3!
2.6 Data Hasil Percobaan
Table 2.1 Data Hasil Percobaan R, VR, dan I terhadap 12V
Hambatan
(Ω)
BesarTegangan
( V )
BesarArus
(A)
R1
R2
R3
R4
R5
Tabel 2.2 Data Hasil Percobaan VR terhadap V
E VR1 VR2 VR3 VR4 VR5
2
4
6
8 10
Tabel 2.3 Data Hasil Percobaan IR terhadap V
E IR1 IR2 IR3 IR4 IR5
2
4
6
8 10
2.7 Analisa Data
2.8 Analisa Perhitungan
2.9 Data Hasil Perhitungan
Table 2.1 Data Hasil Perhitungan R, VR, dan I terhadap 12V
Hambatan
(Ω)
Besar Tegangan
( V )
Besar Arus
(A)
R1
R2
R3
R4
R5
Tabel 2.2 Data Hasil Perhitungan VR terhadap V
E VR1 VR2 VR3 VR4 VR5
2
4
6
8 10
Tabel 2.3 Data Hasil Perhitungan IR terhadap V
E IR1 IR2 IR3 IR4 IR5
2
4
6
8 10
2.10 Kesimpulan
PERCOBAAN III
RANGKAIAN SERI PARALEL
3.1 Tujuan
Untuk mempelajari hubungan resisitor seri dan pararel dalam rangkaian.
3.2 Peralatan yang Dibutuhkan
Circuit construction deck
Voltmeter
Amperemeter
3.3 Referensi
Buku “Rangkaian Listrik I” dan “Rangkaian Listrik II” oleh William Hayt atau Budiono
Mismail
3.4 Pendahuluan
3.4.1 Tahanan Seri
Beberapa tahanan disusun bila tahanan tersebut membentuk suatu rantai antara dua
terminal dan suatu gabungan cabang
Gambar 3.1 Rangkaian Seri Gambar 3.2 Rangkaian Req
V = V1+V2+….+Vn
= I.R1+ I.R2+…..+I.Rn
= I.Rtotal
Dimana :
V = Tegangan sumber (volt)
V1,V2,Vn = Tegangan pada masing-masing tahanan
I = Arus
RnR2R1
A
B
A
B
Req
3.4.2 Tahanan Parallel
Beberapa tahanan disusun secara parallel, bila setiap tahanan dihubungkan
langsung antara dua terminal dari satu gabungan cabang.
Gambar 3.3 Rangkaian Paralel
Itotal = I1+I2+…..+In
= V/R1+V/R2+…+V/Rn
= V/Rtotal
Rparalel = 1/Rtotal=1/R1+1/R2+....+1/Rn
3.5 Prosedur Percobaan
Resistor Seri Dan Pararel
Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah!
Gambar 3.4 Rangkaian Seri
Hidupkan power supply dan set nilai tegangan pada 2 V! Ukurlah nilai arus yang
mengalir!
Ubahlah nilai tegangan dari 4 V, 6 V, 8 V, dan 10V kemudian ukurlah nilai arus
yang mengalir! Catatlah pada table 1.4!
Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah!
R2R1E
In
Rn
I1 I2
Gambar 1.5 Rangkian Paralel
Hidupkan power supply dan ukurlah arus yang mengalir pada nilai tegangan 2 V, 4
V, 6 V, 8 V dan 10 V! Catatlah nilai pada table 1.5!
3.6 Data Hasil Percobaan
Tabel 3.1Data Hasil Percobaan I, R, dan VR terhadap V
Besar Tegangan BesarArus R total
( V/I ) VR1 VR2 VR3 VR4
2 2110
4 2110
6 2110
8 2110
10 2110
Tabel 3.2 Data Hasil Percobaan I1, I2, Itotal, dan Rtotal terhadap V
Besar Tegangan
( V )
Besar Arus
I1
Besar Arus
I2
BesarArus
Total
R total
( V/I )
2 87,18
4 87,18 6 87,18 8 87,18 10 87,18
3.7 Analisa Data
3.8 Analisa Perhitungan
680 100
3.9 Data Hasil Perhitungan
Tabel 3.1Data Hasil Perhitungan I, R, dan VR terhadap V
Besar Tegangan Besar Arus R total
( V/I ) VR1 VR2 VR3 VR4
2
4
6
8
10
Tabel 3.2 Data Hasil Perhitungan I1, I2, Itotal, dan Rtotal terhadap V
Besar Tegangan
( V )
Besar Arus
I1
Besar Arus
I2
Besar Arus
Total
R total
( V/I )
2
4
6
8
10
3.10 Kesimpulan
PERCOBAAN IV
TEOREMA SUPERPOSISI
4.1 Tujuan
Untuk mempelajari efek dari penggunaan lebih dari satu sumber tegangan dalam
rangkaian.
4.2 Peralatan yang Dibutuhkan
Circuit construction deck
Voltmeter
Amperemeter
4.3 Referensi
Buku “Rangkaian Listrik I” dan “Rangkaian Listrik II” oleh William Hayt atau
Budiono Mismail
4.4 Pendahuluan
Teorema superposisi menyatakan bahwa dalam suatu rangkaian yang memiliki lebih
dari suatu sumber tegangan maka jumlah arus yang mengalir pada sutu cabang adalah
sama dengan jumlah arus yang mengalir pada cabang tersebut apabila sumber tegangan
yang aktif hanya satu. Teorema superposisi sering digunakan pada analisis dari
rangkaian listrik dan elektronika. Dengan menggunakan teorema superposisi maka
perhitungan akan menjadi lebih mudah.
4.5 Prosedur Percobaan
Teorema Superposisi
Buatlah rangkaian seperti pada gambar!
Gambar 4.1 Rangkaian Superposisi dengan 2 Sumber Tegangan
Hidupkan power supply dan set DC variable power supply pada nilai 12 V dan 10
V!
Ukur nilai arus pada masing-masing cabang dengan menggunakan amperemeter
pada skala 0-10 mA!
Catatlah nilai arus yang mengalir pada I1, I2, I3! Perhatikan besar dan arah arus!
Sekarang putuskan sumber tegangan +12 V (short circuit) dan sambungkan resistor
R3 dan R5!
Catat arus pada I`1, I`2, I`3!
Gambar 4.2 Rangkaian Superposisi dengan Sumber Tegangan 10V
Hubungkan kembali sumber tegangan +15 V, dan putuskan sumber tegangan +12V
(short circuit), hubungkan R2 dan R3! Catatlah nilai arus I``1 , I``2 dan I``3 pada table
1.6!
12V 10V
10V
0V
Gambar 4.3 Rangkaian Superposisi dengan Sumber Tegangan 12V
4.6 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Teorema Superposisi
Sumber
Tegangan
Hasil Pengukuran
Tegangan Drop Arus yang Mengalir
E1 E2 VR1 VR2 VR3 VR4 VR5 I1 I2 I3
0 0
0 12
10 0
10 12
4.7 Analisa Data
4.8 Analisa Perhitungan
4.9 Data Hasil Perhitungan
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Teorema Superposisi
Sumber
Tegangan
Hasil Pengukuran
Tegangan Drop Arus yang Mengalir
E1 E2 VR1 VR2 VR3 VR4 VR5 I1 I2 I3
0 0
0 12
10 0
10 12
4.10 Kesimpulan
12V 0V
PERCOBAAN V
TEOREMA THEVENIN
5.1 Tujuan
Menemukan metode penyerdehanaan rangkaian untuk mencari arus yang mengalir
pada salah satu cabang rangkaian
5.2 Peralatan Yang Diperlukan
Circuit construction deck
Voltmeter
Amperemeter
5.3 Referensi
Buku “Rangkaian Listrik I” dan “Rangkaian Listrik II” oleh William Hayt atau
Budiono Mismail
5.4 Pendahuluan
Teori Thevenin
Pernyataan teorema thevenin adalah sebagai berikut:
Sepanjang perhatian tertuju pada beban, setiap jaringan satu-port yang mengandung
unsure hambatan dan sumber energi dapat diganti dengan suatu kombinasi seri sumber
tegangan ideal VT dan hambatan RT dengan VT sebagai tegangan rangkaian satu-port
terbuka dan RT sebagai rasio tegangan rangkaian-terbuka terhadap arus hubung singkat.
Gambar 5.1 Rangkaian Thevenin
Jika kedua jaringan pada gambar di atas harus setara untuk semua nilai hambtan beban,
keduanya harus setara untuk nilai-nilai ekstrem seperti RL = ~ dan RL = 0. Nilai RL = ~
bersangkutan dengan keadaan rangkaian terbuka; dan dengan membandingkan kedua
jaringan, tegangan rangkaian terbuka VRT pada jaringan asli sama dengan V pada
rangkaian ekivalen. Nilai RL = 0 berarti keadaan hubung singkat; dengan
membandingkan kedua jaringan, arus hubung singkat HIS pada jaringan asli sama
dengan VT/RT untuk rangkaian ekivalen. Maka, persamaan:
OCT vV dan
SC
OC
SC
TT
I
V
I
VR
5.5 Prosedur Percobaan
Thevenin
Hubungkan power supply ke supply line, pastikan tegangan outputnya pada
keaadaan minimal!
Rangkailah seperti gambar berikut:
Gambar 5.2 Rangkaian Thevenin Mencari I di Titik yang di Cari
Set tegangan output power supply sebesar 10 volt! Hitung arus yang melalui
Resistor 680 ohm dengan menggunakan multimeter I! Catat hasilnya!
Menurut teorema thevenin rangkaian dapat disederhanakan seperti berikut!
Gambar 5.3 Rangkaian Thevenin Penyederhanaan
Terlihat bahwa rangkaian menjadi seperti sebuah sumber tegangan E dengan tahanan
dalam r yang dihubungkan ke beban R 680 ohm.
Untuk mencari E, ganti resistor 680 ohm dengan multimeter sehingga rangkaian
seperti berikut, catat tegangannya!
Gambar 5.4 Rangkaian Thevenin Mencari VOC
Untuk mencari r, matikan power supply, dan lepas terminalnya dari rangkaian!
Sambungkan kedua terminal rangkaian yang tadinya merupakan input dari power
supply ganti resistor 680 ohm dengan multimeter dan catat besar tahanannya!
Buat rangkaian menjadi seperti berikut!
Gambar 5.6 Rangkain Thevenin Mencari r
Isilah tabel 5.1
5.6 Data Hasil Percobaan
Tabel 5.1 Data Hasil Percobaan Mencari VTH, ITH, RTH, serta IR20
Tegangan Power Supply
(Volt) VTH ITH RTH IR20
2
4
6
8
5.7 Analisa Data
5.8 Analisa Perhitungan
5.9 Data Hasil Perhitungan
Tabel 5.2 Data Hasil Perhitungan Mencari VTH, ITH, RTH, serta IR20
Tegangan Power Supply
(Volt) VTH ITH RTH IR20
2
4
6
8
5.10 Kesimpulan
PERCOBAAN VI
THEOREMA RESIPROSIKAL
6.1 Tujuan Percobaan
Membuktikan theorema resiprosikal
6.2 Peralatan Yang Diperlukan
Power supply
Panel percobaan
Multi tester
Kabel penghubung
Amperemeter
6.3 Referensi
Buku “Rangkaian Listrik I” dan “Rangkaian Listrik II” oleh William Hayt atau
Budiono Mismail.
6.4 Pendahuluan
Theorema Resiprosikal
Jika suatu sumber daya diberikan ke suatu titik dari network yang linier akan
menghasilkam\n arus pada titik yang kedua. Kemudian jika sumber daya yang di
pindahkan pada titik yang kedua maka pada titik yang pertama akan menghasilkan arus
yang sama besarnya.
6.5 Prosedur Percobaan
Buatlah rangkaian seperti pada gambar 6.1!
Gambar 6.1 Rangkaian Percobaan Resiprosikal
Atur sumber tegangan pada V=……Volt!
Hubungkan sumber tegangan pada titik Adan B!
Ukur arus yang mengalir pada titik C-D (ini adalah I2)!
Pindahkan sumber tegangan pada titik C-D!
Ukur arus yang mengalir pada titik A-B!
Ulangi percobaan diatas dengan mengatur sumber tegangan pada V=…….volt dan
V……..volt!
Catat hasilnya pada tabel 6.1!
6.6 Data Hasil Percobaan
Tabel 6.1 Hasil Pengukuran Rangkaian Percobaan Resiprosikal
Tegangan Sumber I1 I2
Arus yang mengalir dalam mA
E = 4 Volt
E = 6 Volt
E = 8 Volt
6.7 Analisa Data
6.8 Analisa Perhitungan
6.9 Data Hasil Perhitungan
Tabel 6.2 Hasil Perhitungan Rangkaian Percobaan Resiprosikal
Tegangan Sumber I1 I2
Arus yang mengalir dalam mA
E = 4 Volt
E = 6 Volt
E = 8 Volt
6.10 Kesimpulan
PERCOBAAN VII
RANGKAIAN R-L-C
7.1. Tujuan
Mempelajari sifat resistif pada rangkaian R.
Mempelajari sifat capasitif pada rangkaian RC.
Mempelajari sifat inductive pada rangkaian RL.
7.2. Peralatan yang diperlukan
Power Supply
Multimeter
Osciloscope
Potensiometer 10K Ohm
Function Generator
Resistor 100 Ohm 2 buah, 1K Ohm
Kapasitor 10 uF
Induktor 2.5 mH
Digital Multimeter (dengan range 200 mV )
Resistor 100 Ohm
7.3. Referensi
Membuat dasar teori yang lengkap tentang gelombang dan daya AC, sifat
resistif, induktif dan capacitif serta disipasi daya. Buku referensi: Rangkaian Listrik I
dan II, William Hayt atau Budiono Mismail.
7.4. Pendahuluan
Di dalam rangkaian listrik dikenal elemen pasif dan elemen aktif. Elemen aktif
adalah elemen yang mampu menyediakan daya rata-rata lebih besar dari nol selam
interval waktu yang tak berhingga kepada suatu alat luar, sebagai contoh sumber
ideal.Elemen pasif didefinisikan sebagai elemen yang tidak dapat menyediakan daya
rata-rata lebih besar dari nol selama interval waktu yang tidak terhingga. Contoh dari
elemen pasif adalah kapasitor, resistor, dan induktor.
Hubungan tegangan dan arus dapat ditulis di dalam persamaan berikut :
V = R.I
Dimana harga R dinyatakan sebagai resistansi, selalu konstan selama tidak
terjadi perubahan suhu, dinyatakan di dalam satuan Ohm. Harga V dinyatakan dalam
Vollt dan harga I dinyatakan di dalam Ampere.
Dengan grafik seperti berikut:
Grafik 7.1 Rangkaian Resistif
Pada rangkaian yang mengandung kapasitor, kapasitor menyimpan energi medan
listrik selama satu periode dan mengembalikannya selama periode yang lain. Tegangan
pada kapasitor adalah sebanding dengan muatannya, atau dengan integral arus terhadap
waktu yang melewati kapasitor tersebut. Konstanta kesebandingan itu disebut dengan
kapasitas ( dengan v = (1/C) . Q = (1/C) .f1 .dt ).
Kapasitor dimana dapat dituliskan hubungan antara arus dan tegangan sebagai berikut
:
I = C dt
dv
dimana harga C disebut sebagai kapasitansi dan dinyatakan di dalam satuan Farad.
Kapasitor dibuat dari dua buah plat penghantar parallel yang luasnya A dan
berjarak d, satu sama lainnya memiliki harga kapasitansi :
C = d
A
Grafik dibawah menunjukkan perubahan arus terhadap tegangan per satuan waktu :
d
dv/dt
Grafik 7.2 Rangkaian Capasitive
Dengan persamaan tersebut maka sebuah tegangan konstan melalui kapasitor
memerlukan arus nol melalui kapasitor tersebut. Jadi kapasitor adalah rangkaian terbuka
untuk DC. Sedangkan bagi tegangan AC merupakan rangkaian tertutup karena dV/dt
memiliki harga tiap nilai.
Pada rangkaian ideal yang mengandung indukator, indukator menimpa energi
medan magnet selama satu periode waktu dan mengembalikannya selama periode yang
lain. Dan tegangan pada indukator adalah sebanding dengan rata-rata perubahan arus
yang melewatinya. Konstanta kesebandingan antara tegangan dan perubahan arus itu
disebut dengan induktansi.
(dengan v = L . (di/dt) ).
7.5.1 Prosedur Percobaan
A. Rangkaian Resistif
Gambar 7.1 Rangkaian Percobaan Resistif
Merangkai komponen seperti rangkaian diatas untuk amperemeter menggunakan
oscilloscope.
Mengatur generator pada frekuensi mulai dengan 50 Hz sampai dengan 1000 Hz
dengan T/div 100 us dan V/div 50 V.
7.5.2 Data Hasil Percobaan
Tabel 7.1 Rangkaian Resistif
7.5.3 Analisa Data
7.5.4 Analisa Perhitungan
7.5.5 Data Hasil Perhitungan
7.5.6 Kesimpulan
7.6.1 Prosedur Percobaan7
b. Rangkaian Capasitive
b. Rangkaian Capasitif
Gambar 7.2 Rangkaian Capasitive
Menghubungkan power supply dengan stop kontak jangan dinyalakan dulu!.
Frekuensi
(Hz)
Voltage (V)
rms
Current (mA)
rms
Resistance
(ohm) Vpp (V)
50
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
f : 250 Hz
c : 10nF
R : 100Ω
10nF
100 Ω
Merangkai komponen seperti rangkaian diatas.
Mengatur oscilloscope channel 1 pada Y1 dan channel 2 pada Y2, atur time/div pada 1
ms/cm. . Sebelumnya atur variable Y pada oscilloscope agar gelombangnya ditengah
/ nol volt.
Gambarkan bentuk gelombang dengan teliti, mencatat volt/div, time/div dan
menunjukkan posisi keduanya.
7.6.2 Data Hasil Percobaan
Tabel 7.2 Rangkaian Capasitif
Vrms Vpp V/div T/div
C
R
7.6.3 Analisa Data
7.6.4 Gambar
7.6.5 Analisa Perhitungan
7.6.6 Kesimpulan
7.7.1 Prosedur Percobaan
c. Rangkaian Induktif
Gambar 7.3 Rangkaian Inductive
Menghubungkan power supply dengan stop kontak jangan dinyalakan dulu!
Merangkai komponen seperti rangkaian diatas.
Mengatur function generator pada 10 Volt p-p sinus dengan frekuensi 250 Hz.
Set oscilloscope channel Y1 pada 1 Volt/cm dan Y2 pada 500 mV/cm, atur time/div
pada 1 ms/cm. . Sebelumnya atur variable Y pada oscilloscope agar gelombangnya
ditengah / nol volt.
Menggambar bentuk gelombang dengan teliti, mencatat volt/div, time/div dan
menununjukkan posisi keduanya.
7.7.2 Data Hasil Percobaan
Tabel 7.3 Rangkaian Capacitive
Vrms Vpp V/div T/div
L
R
7.2.3 Analisa Data
7.2.4 Gambar
7.2.4 Analisa Perhitungan
7.2.5 Kesimpulan