percobaan 2

8
PERCOBAAN 2 “Membuat Ladder Diagram (LD) untuk Fungsi Interlock/Latching” I. Tujuan 1. Memahami cara pemrogaman PLC untuk rangkaian Interlock/Latching. 2. Memahami fungsi dari pemrogaman interlock/latching pada PLC . 3.Mengetahui contoh aplikasi dari penggunaan rangkaian interlock/latching. II. Dasar Teori Rangkaian yang bersifat mengingat kondisi sebelumnya seringkali dibutuhkan dalam kontrol logic. Pada rangkaian ini hasil keluaran dikunci (latching) dengan menggunakan kontak hasil keluaran itu sendiri, sehingga walaupun input sudah berubah, kondisi output tetap. Seringkali terdapat situasi-situasi di mana output harus tetap berada dalam keadaan hidup meskipun input telah terputus. Salah satu contoh sederhana untuk situasi semacam ini adalah sebuah motor yang dinyalakan dengan menekan sebuah saklar tombol. Meskipun kontak- kontak saklar tidak seterusnya berada dalam keadaan

Upload: ayuaster

Post on 29-Dec-2015

118 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

laporan praktek

TRANSCRIPT

Page 1: PERCOBAAN 2

PERCOBAAN 2

“Membuat Ladder Diagram (LD) untuk Fungsi Interlock/Latching”

I. Tujuan

1. Memahami cara pemrogaman PLC untuk rangkaian Interlock/Latching.

2. Memahami fungsi dari pemrogaman interlock/latching pada PLC .

3. Mengetahui contoh aplikasi dari penggunaan rangkaian interlock/latching.

II. Dasar Teori

Rangkaian yang bersifat mengingat kondisi sebelumnya seringkali

dibutuhkan dalam kontrol logic. Pada rangkaian ini hasil keluaran dikunci

(latching) dengan menggunakan kontak hasil keluaran itu sendiri, sehingga

walaupun input sudah berubah, kondisi output tetap.

Seringkali terdapat situasi-situasi di mana output harus tetap berada dalam

keadaan hidup meskipun input telah terputus. Salah satu contoh sederhana untuk

situasi semacam ini adalah sebuah motor yang dinyalakan dengan menekan

sebuah saklar tombol. Meskipun kontak-kontak saklar tidak seterusnya berada

dalam keadaan tertutup, motor tetap harus bekerja hingga saklar tombol berhenti

ditekan. Istilah rangkaian latching (pengunci) dipergunakan untuk rangkaian-

rangkaian yang melaksanakan operasi semacam ini. Rangkaian semacam ini

adalah rangkaian yang mampu mempertahankan dirinya sendiri (self-

maintaining), dalam artian bahwa setelah bahwa setelah dihidupkan, rangkaian

akan mempertahankan kondisi ini hingga input lainnya diterima.

Gambar 1.1 Rangkaian Latching

Page 2: PERCOBAAN 2

Pada gambar di atas merupakan sebuah rangkaian latching dalam notasi

pengamatan Omron. Ketika saklar 0000.00 menutup, dihasilkan sebuah output.

Akan tetapi, ketika terdapat sebuah output, saklar lain yang diasosiasikan dengan

output juga menutup. Saklar ini bersama dengan saklar input 0000.00 membentuk

suatu sistem gerbang logika OR. Sehingga, bahkan apabila input 0000.00

membuka, rangkaian akan tetap mempertahankan output dalam keadaan menyala.

Satu-satunya cara untuk melepaskan kontak –kontak saklar output adalah dengan

mengaktifkan kontak 0000.01 yang normal-tertutup.

III. Alat dan Bahan Percobaan

1. PLC Trainer 1 Buah

2. Kabel Jumper Secukupnya

3. PC/ Komputer 1 unit

4. Kabel RS 1 buah

IV. Langkah Percobaan

1. Klik Icon Software Gmwin 4.0 pada Desktop

2. Klik Project dan pilih new project

Page 3: PERCOBAAN 2

3. Pilihlah project sesuai instruksi dan isilah nama project sesuai instruksi

dan pilihlah juga jenis tipe PLC yang digunakan, contoh : GM6

Page 4: PERCOBAAN 2

4. Pilih bahasa pemrogaman yang diinginkan

5. Buatlah pemrogaman Ladder Diagram yang diinstruksikan.

6. Setelah selesai membuat program, klik compile untuk mendeteksi error

7. Simulasikan hasil pemrogaman yang telah dibuat.

Page 5: PERCOBAAN 2

8. Kemudian , hidupkan PLC trainer dengan menekan tombol power dari

kanan-ke kiri.

9. Sambungkan input dan output pada PLC trainer ke Catu Daya 24V pada

Com input dan output.

10. Kemudian sambungkan hole Cw ke Output 2 dan hole Cwe ke output 3.

11. Selanjutnya klik online dan klik connect untuk mentransfer program

Ladder yang telah dibuat untuk disimulasikan.

V. Hasil Percobaan dan Analisa Data

Gambar 1.2 Rangkaian Latching pada Pemrogaman

Page 6: PERCOBAAN 2

Pada Row 0 dan 1, input pada %IX0.0.0 dibuat pada kondisi normally

open dan input pada %IX0.0.1 pada kondisi normally closed. Kemudian output

dibuat dalam rangkaian pengunci. Ketika input pada %IX0.0.0 diberi logika 1 atau

aktif dan input pada %IX0.0.1 tetap berlogika 0 atau aktif, maka output juga akan

berlogika 1 atau dalam kondisi aktif. Kemudian ketika input pada %IX0.0.0

berlogika 0 atau dinonaktifkan kembali, maka output akan tetap berjalan karena

sudah terjadi penguncian, dimana output dan input pertama sudah di gerbang OR-

kan.

Gambar 1.3 Ketika Motor DC berputar ke arah kanan

Pada Row 2 dan 3, input pada %IX0.0.3 dibuat pada kondisi normally

open dan input pada %IX0.0.2 pada kondisi normally closed. Jadi ketika input

%IX0.0.3 diberi logika 1 atau berada pada kondisi aktif, maka output %QX0.2.1

yang berupa Motor DC akan berputar ke arah kanan, dan lampu indikator juga

akan aktif. Di saat bersamaan, output %QX0.2.3 atau perputaran motor servo arah

kiri tidak akan aktif .

Gambar 1.4 Ketika Motor DC berputar ke arah kiri

Pada Row 4 dan 5, input pada %IX0.0.2 dibuat pada kondisi normally

open dan input pada %IX0.0.3 pada kondisi normally closed. Jadi ketika input

%IX0.0.2 diberi logika 1 atau berada pada kondisi aktif, maka output %QX0.2.2

Page 7: PERCOBAAN 2

yang berupa Motor DC akan berputar ke arah kiri, dan lampu indikator juga akan

aktif. Di saat bersamaan, output %QX0.2.3 atau perputaran motor servo arah

kanan tidak akan aktif .

VI. Kesimpulan

1. Rangkaian pengunci (interlock) dibuat dengan meng-OR-kan antara input

pertama dengan output.

2. Fungsi dari rangkaian pengunci adalah untuk tetap mengaktifkan output

walaupun input pertama pada rangkaian telah dinonaktifkan .

3. Contoh dari aplikasi penggunaan rangkaian pengunci adalah sistem

pengisian dan pengeringan tangki air, alat pengemasan barang otomatis,

kemudian instruksi indikator menghidupkan pergerakan motor servo.