perbup final (7 perbup).pdf

Upload: nano-sudarno

Post on 01-Mar-2018

295 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    1/2851

    BUPATI MALUKU TENGGARA BARATPERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT

    NOMOR : 01 TAHUN 2016

    TENTANG

    DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL

    DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI

    KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT,

    Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37 Ayat

    (2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

    2014 tentang Desa dan Pasal 18 Ayat (1) Peraturan

    Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

    Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman

    Kewenangan Berdasarkan Hak asal-usul dan

    Kewenangan Lokal Berskala Desa, maka perlu disusundaftar kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul

    dan kewenangan Lokal Berskala Desa;

    b. bahwa sebagai upaya untuk mewujudkan

    pengembangan otonomi Desa dan peningkatan

    pelayanan serta pemberdayaan masyarakat, perlu

    ditetapkan kewenangan Desa berdasarkan hak asal-

    usul dan kewenangan Lokal Berskala Desa;

    SALINAN

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    2/2852

    c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan

    Bupati Maluku Tenggara Barat tentang Daftar

    Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan

    Kewenangan Lokal Berskala Desa di Kabupaten

    Maluku Tenggara Barat.

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang

    Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten

    Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

    Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3895); sebagaimana telah diubah

    dengan Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2000

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

    Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3961);

    2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang

    Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

    Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5234);

    4. Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    3/2853

    Nomor 07, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5495);

    5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang

    Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah

    Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

    Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 06

    Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 Tentang

    Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

    2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5558);

    9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun

    2014 tentang Pelaksanaan Keuangan Desa;

    10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun

    2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa;

    11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

    Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    4/2854

    tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal

    Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;

    12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

    Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015

    tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa

    Tahun 2016;

    13. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat

    Nomor 03 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Kabupaten Maluku Tenggara

    Barat Tahun Anggaran 2016;

    14. Peraturan Bupati Maluku Tenggara Barat Nomor 42

    Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Kabupaten Maluku Tenggara

    Barat Tahun Anggaran 2016;

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK

    ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA

    DESA DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

    1. Pemerintah Propinsi adalah Gubernur beserta Perangkat Daerah

    sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah

    2. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati beserta Perangkat Daerah

    sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

    3. Bupati adalah Bupati Maluku Tenggara Barat.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    5/2855

    4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah

    Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

    5. Desa adalah Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan nama

    lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat

    hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

    mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

    masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal

    usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam

    sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan

    nama lain dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara

    pemerintahan Desa.

    7. Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul adalah hak yang

    merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau

    prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan

    kehidupan masyarakat.

    8. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan untuk

    mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah

    dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa

    atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa

    masyarakat Desa.

    9. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUMDesa, adalah

    badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

    oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

    kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa

    pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya

    kesejahteraan masyarakat Desa.

    10.Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

    musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah

    Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    6/2856

    Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat

    strategis.

    11.Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang

    ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati

    bersama Badan Permusyawaratan Desa.

    12.Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan

    kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan

    pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,

    kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan

    kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai

    dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

    BAB II

    RUANG LINGKUP

    Pasal 2

    Daftar Kewenangan Desa yang diatur dalam peraturan Bupati ini

    meliputi :

    a. Kewenangan berdasarkan hak asal usul;

    b. Kewenangan lokal berskala Desa.

    Pasal 3

    Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud

    dalam pasal 2 huruf a meliputi :

    a. Sistem organisasi perangkat Desa;

    b. Pembinaan kelembagaan masyarakat;

    c. Pengelolaan tanah khas Desa;

    d.

    Pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yangmenggunakan sebutan setempat;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    7/2857

    e. Pengelolaan tanah adat; dan

    f. Pengembangan peran masyarakat Desa.

    Pasal 4

    Kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2

    huruf b dengan kriteria :

    a. Kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan

    pemberdayaan masyarakat;

    b. Kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan kegiatan

    hanya didalam wilayah dan masyarakat Desa yang mempunyai

    dampak internal Desa;

    c. Kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan

    sehari-hari masyarakat Desa;

    d. Kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa Desa;

    e. Program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah

    kabupaten dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelola

    oleh Desa; dan

    f. Kewenangan lokal berskala Desa yang telah diatur dalam peraturan

    perundang-undangan tentang pembagian kewenangan pemerintah,

    pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten.

    Pasal 5

    Pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf e meliputi :

    a. Individu;

    b. Organisasi kemasyarakatan;

    c. Perguruan tinggi;

    d. Lembaga swadaya masyarakat;

    e. Lembaga donor; dan

    f. Perusahaan.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    8/2858

    Pasal 6

    Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal

    2 huruf b meliputi :

    a. Bidang pemerintahan Desa,

    b. Pembangunan Desa;

    c. Kemasyarakatan Desa; dan

    d. Pemberdayaan masyarakat Desa.

    Pasal 7

    Kewenangan lokal berskala Desa di bidang Pemerintahan Desa

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a antara lain meliputi :

    a. Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa

    serta Tunjangan BPD;

    b. Operasional Pemerintah Desa;

    c. Operasional BPD;

    d. Insentif Rukun Tetangga dan Rukun Warga;

    e. Penetapan dan penegasan batas Desa;

    f. Pendataan Desa;

    g. Penyusunan Tata Ruang Desa;

    h. Penyelenggaraan musyawarah Desa;

    i. Pengelolaan informasi Desa;

    j. Penyelenggaraan perencanaan Desa;

    k. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan

    Desa;

    l. Penyelenggaraan kerja sama antar Desa;

    m.Pembangunan saranan dan Prasarana kantor Desa;

    n. Pengadaan Sarana dan Prasarana Perkantoran;

    o. Pengembangan sistem administrasi dan informasi Desa;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    9/2859

    p. Pengembangan tata ruang dan peta sosial Desa;

    q. Pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja Desa;

    r. Pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan

    sektor non pertanian;

    s. Pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja,

    angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat partisipasi angkatan

    kerja;

    t. Pendataan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja

    menurut lapangan pekerjaan jenis pekerjaan dan status pekerjaan;

    u.Pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri;

    v. Penetapan organisasi Pemerintah Desa;

    w.Pembentukan Badan Permusyaratan Desa;

    x. Penetapan perangkat Desa;

    y. Penetapan BUM Desa;

    z. Penetapan APB Desa;

    aa.Penetapan peraturan Desa;

    bb.Penetapan kerja sama antar Desa;

    cc. Pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau balai Desa;

    dd.Pendataan potensi Desa;

    ee. Pemberian izin hak pengelolaan atas tanah Desa;

    ff. Penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti kejadian bencana,

    konflik, rawan pangan, wabah penyakit, gangguan keamanan, dan

    kejadian luar biasa lainnya dalam skala Desa;

    gg.Pengelolaan arsip Desa;

    hh.Penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai

    dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat Desa, dan;

    ii. Kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa lainnya sesuai

    kondisi Desa.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    10/28510

    Pasal 8

    Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pembangunan Desa

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b meliputi :

    a. Pelayanan dasar Desa;

    b. Sarana dan prasarana Desa;

    c. Pengembangan ekonomi lokal Desa; dan

    d. Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Desa.

    Pasal 9

    Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pelayanan dasar

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a antara lain meliputi :

    a. Pembangunan-pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana

    air bersih berskala Desa;

    b. Pembangunan-pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana sanitasi lingkungan;

    c. Pembangunan-pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana pelayanan kesehatan Desa sepertiposyandu;

    d. Pembangunanpemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa;

    e. Pembangunan- pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana taman bacaan masyarakat;

    f. Pembangunanpemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana pendidikan anak usia dini;

    g. Pembangunan-pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana balai pelatihan / kegiatan belajar masyarakat;

    h. Pembangunan-pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana pengembangan dan pembinaan sanggar seni;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    11/28511

    i. Pembangunanpemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi Desa;

    j. Pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes;

    k. Pengembangan tenaga kesehatan Desa;

    l. Pengelolaan dan pembinaan Posyandu melalui:

    1.Layanan gizi untuk balita;

    2.Pemeriksaan ibu hamil;

    3.Pemberian makanan tambahan;

    4.Penyuluhan kesehatan;

    5.Gerakan hidup bersih dan sehat;

    6.Penimbangan bayi;

    7.Pelayanan Keluarga Berencana; dan

    8.Gerakan sehat untuk lanjut usia.

    m. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional;

    n. Pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan zat

    adiktif di Desa;

    o. Pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini;

    p. Pengadaan dan pengelolaan sanggar belajar, sanggar seni budaya,

    dan perpustakaan Desa; dan

    q. Fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok-kelompok belajar di

    Desa.

    Pasal 10

    Kewenangan lokal berskala Desa di bidang sarana dan prasarana Desa

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b antara lain meliputi :

    a. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharaan tambatan perahu;

    b. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharaan jalanpemukiman;

    c. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharaan jalan Desa antar

    pemukiman ke wilayah pertanian;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    12/28512

    d. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharaan pembangkit listrik

    tenaga mikrohidro;

    e. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharaan lingkungan

    pemukiman masyarakat Desa;

    f. Pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai Desa;

    g. Pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa;

    h. Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani;

    i. Pembangunan dan pemeliharaan embung Desa;

    j. Pembangunan energi baru dan terbarukan;

    k. Pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah;

    l. Pengelolaan pemakaman Desa dan petilasan;

    m. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan;

    n. Pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa;

    o. Pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier;

    p. Pembangunan dan pemeliharaan lapangan Desa;

    q. Pembangunan dan pemeliharaan taman Desa;

    r. Pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk

    budidaya perikanan;

    s. Pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa, dan;

    t. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur Desa

    lainnya sesuai kondisi Desa.

    Pasal 11

    Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pengembangan ekonomi

    lokal Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c antara lain

    meliputi :

    a. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharan sarana dan

    prasarana pasar Desa;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    13/28513

    b. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana pembentukan dan penggembangan BUM Desa;

    c. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana pengguatan permodalan BUM Desa;

    d. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharan sarana dan

    prasarana pembibitan tanaman pangan;

    e. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana penggilingan padi;

    f. Pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana Lumbung Desa;

    g. Pembangunan pemanfaata dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana pembukaan lahan pertanian;

    h. Pembangunan pemanfaatan dan pmeliharaan sarana dan

    prasarana penggelolaan usaha hutan Desa;

    i. Pembangunan pmanfaatan dan pemeliharaan saran dan

    prasarana kolam ikan dan pembenihan ikan;

    j. Pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan saran adan

    prasarana kapal penangkap ikan;

    k. Pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana cold storage ( gudang pendingin );

    l. Pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana tempat pelelangan ikan;

    m. Pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasaran tambak garam;

    n. Pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasaranan kandang ternak;

    o. Pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana instalasi biogas;

    p. Pembangunan pemanfatan dan pemeliharaan sarana dan

    prasarana mesin pakan ternak;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    14/28514

    q. Pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan kios Desa;

    r. Pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik Desa;

    s. Pengembangan usaha mikro berbasis Desa;

    t. Pendayagunaan keuangan mikro berbasis Desa;

    u. Pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan bagan

    ikan;

    v. Pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan penetapan

    cadangan pangan Desa;

    w. Penetapan komoditas unggulan pertanian dan perikanan Desa;

    x. Pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama dan penyakit

    pertanian dan perikanan secara terpadu;

    y. Penetapan jenis pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan

    perikanan;

    z. Pengembangan benih lokal;

    aa.Pengembangan ternak secara kolektif;

    bb.Pembangunan dan pengelolaan energi mandiri;

    cc.Pendirian dan pengelolaan BUM Desa;

    dd.Pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu;

    ee.Pengelolaan padang gembala/ternak;

    ff. Pengembangan wisata Desa di luar rencana induk pengembangan

    pariwisata kabupaten;

    gg.Pengelolaan balai benih ikan;

    hh.Pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian

    dan perikanan;

    ii. Pengembangan sistem usaha produksi pertanian yang bertumpu

    pada sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal, dan;

    jj. Pembangunan - pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana

    ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    15/28515

    Pasal 12

    Kewenangan lokal berskala Desa di bidang Pemanfaatan sumberdaya

    alam dan lingkungan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf

    d meliputi :

    a. Penghijauan;

    b. Pembuatan terasering;

    c. Pemeliharaan hutan bakau;

    d. Perlindungan mata air;

    e. Pembersihan daerah aliran sungai;

    f. Perlindungan terumbu karang;

    g. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan Desa;

    h. Kegiatan pelestarian lingkungan hidup lainnya sesuai kondisi Desa.

    Pasal 13

    Kewenangan lokal berskala Desa di bidang kemasyarakatan Desasebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c meliputi :

    a. Pembinaan lembaga kemasyarakatan;

    b. Penyelenggaran ketentraman dan ketertiban;

    c. Pembinaan kerukunan umat beragama;

    d. Pengadaan sarana dan prasaran olaraga;

    e.

    Pembinaan lembaga adat;f. Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat;

    g. Membina keamanan, ketertiban dan ketenteraman wilayah dan

    masyarakat Desa;

    h. Membina kerukunan warga masyarakat Desa;

    i. Memelihara perdamaian, menangani konflik dan melakukan

    mediasi di Desa;

    j. Melestarikan dan mengembangkan gotong royong masyarakat Desa;

    dan

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    16/28516

    k. Kegiatan pembinaan kemasyarakatan lain sesuai kondisi Desa.

    Pasal 14

    Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pemberdayaan masyarakat

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d antara lain meliputi :

    a. Pengembangan seni budaya lokal;

    b. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi lembaga

    kemasyarakatan dan lembaga adat;

    c. Pelatihan usaha ekonomi - pertanian - perikanan dan perdagangan;

    d. Pelatihan teknologi tepat guna;

    e. Pendidikan pelatihan dan penyuluhan bagi Kepala Desa - perangkat

    Desa dan Badan Permusyawaratan Desa;

    f. Fasilitasi kelompok-kelompok masyarakat melalui :

    1. kelompok tani;

    2. kelompok nelayan;

    3. kelompok seni budaya;

    4. kelompok masyarakat lain di Desa;

    5. Pemberian santunan sosiial kepada keluarga fakir miskin

    6. Fasilitasi terhadap kelompok kelompok rentan, kelompok

    masyarakat miskinperempuanmasyarakat adat dan difabel;

    7. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal

    untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat

    Desa;

    8. Analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa;

    9. Penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih

    dan sehat;

    10. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi kader

    pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;

    11. Peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha ekonomi Desa;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    17/28517

    12. Pendayagunaan teknologi tepat guna;

    13. Peningkatan kualitas proses perencanaan Desa;

    14. Mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh

    BUM Desa maupun oleh kelompok usaha masyarakat Desa

    lainnya;

    15. Dukungan terhadap kegiatan Desa dan masyarakat pengelolaan

    hutan Desa dan hutan kemasyarakatan;

    g. Peningkatan kapasitas masyarakat melalui :

    1. Kader pemberdayaan masyarakat Desa;

    2. Kelompok usaha ekonomi produktif;

    3. Kelompok perempuan;

    4. Kelompok tani;

    5. Kelompok masyarakat miskin;

    6. Kelompok nelayan;

    7. Kelompok pengrajin;

    8. Kelompok pemerhati dan perlindungan anak;

    9. Kelompok pemuda;

    10. Kelompok lain sesuai kondisi Desa;

    11. Pengembangan seni budaya lokal;

    12. Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi lembaga

    kemasyarakatan dan lembaga adat.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    18/28518

    BAB IIII

    PENETAPAN KEWENANGAN DESA

    Pasal 15

    (1)Pemerintah Desa mengadakan musyawarah Desa untuk memilih

    dari daftar kewenangan Desa masing-masing sesuai Peraturan

    Bupati ini dengan mempertimbangkan situasi, kondisi, dan

    kebutuhan lokal.

    (2)Memilih dari daftar kewenangan Desa sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) harus dilengkapi dengan Berita Acara yang ditandatanganioleh seluruh yang hadir dan diketahui oleh Kepala Desa dan Ketua

    BPD.

    (3)Format Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    tercantum pada lampiran dan merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

    (4)Hasil memilih dari daftar kewenangan Desa oleh masing-masingDesa disusun dalam Rancangan Peraturan Desa tentang

    Kewenangan berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal

    Berskala Desa.

    (5)Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

    dilakukan penetapan oleh Kepala Desa menjadi Peraturan Desa

    setelah mendapat kesepakatan bersama antara Kepala Desa denganpimpinan Badan Permusyawaratan Desa.

    (6)Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada Ayat (5) di undangkan

    oleh Sekretaris Desa dan disampaikan kepada Bupati sebagai

    bahan evaluasi.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    19/28519

    BAB IV

    PENUTUP

    Pasal 16

    Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

    Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah

    Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

    Ditetapkan di : Saumlaki

    pada tanggal : 11 Januari 2016

    BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT,

    TTd

    BITZAEL S. TEMMAR

    Diundangkan di : Saumlaki

    Pada tanggal : 12 Januari 2016

    SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT,

    TTd

    MATHIAS MALAKA, SH, MTP.

    BERITA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TAHUN

    2016 NOMOR : 165

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    20/28520

    LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT

    NOMOR : 01 TAHUN 2016

    TANGGAL : 11 Januari 2016

    TENTANG : DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK

    ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA

    DESA DI KEBUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

    FORMAT BERITA ACARA :

    KOP NASKAH DINAS

    PEMERINTAH DESA

    BERITA ACARA MUSYAWARAH DESA

    TENTANG

    HASIL MEMILIH KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL

    USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

    Pada hari ini tanggal . bulan tahun

    .., bertempat di Balai Desa ....................... telah

    dilaksanakan rapat pengkajian dan memilih terhadap Kewenangan

    Desa berdasarkan hak asal usul Desadan kewenangan lokal berskala

    Desadi Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang dapat laksanakan di

    Desa .................. berdasarkan Peraturan Bupati Maluku Tenggara

    Barat Nomor .......Tahun ..... tentang Daftar Kewenangan Desa

    Berdasarkan Hak Asal Usul Dan Kewenangan Lokal Berskala Desa Di

    Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dengan kegiatan sebagai berikut :

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    21/28521

    A. Materi Rapat

    Melakukan pemilihan Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul

    Desa dan kewenangan lokal berskala Desa di Kabupaten Maluku

    Tenggara Barat berdasarkan Peraturan Bupati Maluku Tenggara

    Barat Nomor ......tanggal... tentang...........dengan

    mempertimbangkan situasi, kondisi dan kebutuhan lokal.

    B. Keputusan Rapat

    Rincian Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul Desa dan

    kewenangan lokal berskala Desa ......................., adalah sebagai

    berikut :

    KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DESA DAN

    KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DIDESA..............

    KECAMATAN .................... KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

    A. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul*, meliputi :

    a.sistem organisasi perangkat Desa;

    b.pembinaan kelembagaan masyarakat;

    c.pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang

    menggunakan sebutan setempat;

    d.pengembangan peran masyarakat Desa.

    B. Kewenangan lokal berskala Desa*, meliputi :

    a.bidang pemerintahan Desa,

    b.pembangunan Desa;

    c.kemasyarakatan Desa; dan

    d.pemberdayaan masyarakat Desa.

    Keterangan : *)

    Rincian kewenangan Terpilih Berdasarkan Hasil Rapat

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    22/28522

    C. Penutup

    Rapat pengkajian dan memilih Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan

    Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa oleh Pemerintah

    Desa....................dan BPD ................ terhadap kesiapan Desa

    dalam rangka melaksanakan kewenangan berdasarkan

    hak asal usul Desa dan kewenangan lokal berskala Desa di kabupaten

    Maluku Tenggara Baratyang pengaturannya diserahkan kepada

    Desa kecamatan....... dihadiri oleh Kepala Desa,

    Perangkat Desa dan Anggota BPD di Desa ............................ sebanyak

    .................. orang, sebagaimana daftar hadir terlampir.

    Selanjutnya hasil rapat ini dijadikan sebagai dasar di dalam penetapan

    Keputusan BPD .............. sebagai persetujuan BPD kepada Pemerintah

    Desa untuk ditetapkan dalam Keputusan Kepala

    Desa.................................

    Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dijadikan bahan seperlunya.

    ................................... , ...................... 201...

    KETUA BPD ...................

    (Nama Jelas)

    KEPALA DESA ..................

    (Nama Jelas)

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    23/28523

    KOP NASKAH DINAS

    PEMERINTAH DESA

    DAFTAR HADIR

    MUSYAWARAH DESA

    TENTANG

    HASIL MEMILIH KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL

    USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

    ...(nama Desa)..., ...(tgl) ...(bln)... ...(tahun)...

    NONAMA

    PESERTAASAL/JABATAN TANDA TANGAN

    1 1...................

    2 2...................

    3 3...................

    4 4...................

    5 5...................

    ... .....................

    BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT,

    TTd

    BITZAEL S. TEMMAR

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    24/28524

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    25/28524

    BUPATI MALUKU TENGGARA BARATPERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT

    NOMOR : 02 TAHUN 2016

    TENTANG

    TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA

    MILIK DESA KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pendapatan

    masyarakat dan Desa serta

    menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat

    melalui kesempatan berusaha, pemberdayaan

    masyarakat, sesuai kebutuhan dan potensi Desa,

    maka perlu dibentuk Badan Usaha Milik Desa

    (BUMDesa);

    b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud dalam huruf a di atas, perlu

    menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara

    Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha

    Milik Desa Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang

    Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten

    Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    1999 Nomor 175, Tambahan Lembaran Negara

    SALINAN

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    26/28525

    Republik Indonesia Nomor 3895); sebagaimana

    telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 06

    Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2000 Nomor 75, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    3961);

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang

    Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4286);

    3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

    Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

    dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 126, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    4438);

    4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 5234);

    5. Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang

    Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2014 Nomor 07, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

    6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    27/28526

    sebagaimana diubah beberapa kali, terakhir dengan

    Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

    Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor

    23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

    Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5679);

    7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

    79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

    Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

    2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4593 );

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

    tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

    Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

    Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

    82, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4737);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

    tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang

    Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

    123, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5539);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015

    Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor

    60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang

    Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    28/28527

    Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

    5558);

    11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113

    Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Keuangan

    Desa;

    12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114

    Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan

    Desa;

    13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

    Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015

    tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak

    Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;

    14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

    Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015

    tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan,

    dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT

    TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN

    PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK

    DESAKABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    29/28528

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten

    Maluku Tenggara Barat.

    2. Bupati adalah Bupati Maluku Tenggara Barat.

    3. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai

    perangkat daerah Kabupaten Maluku Tenggara

    Barat.4. Camat adalah Camat yang berada di Kabupaten

    Maluku Tenggaran Barat.

    5. Desa adalah Desa dan Desa Adat atau yang

    disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut

    Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

    memiliki batas wilayah yang berwenang untukmengatur dan mengurus urusan pemerintahan,

    kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

    prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak

    tradisional yang diakui dan dihormati dalam

    Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

    Indonesia.6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang

    disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa

    sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

    7. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya

    disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan

    fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakanwakil dari penduduk Desa berdasarkan

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    30/28529

    keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara

    demokratis.

    8. Kekayaan Desa adalah segala kekayaan dan

    sumber penghasilan Desa yang bersangkutan.

    9. Usaha Desa adalah jenis usaha yang berupa

    pelayanan ekonomi Desa seperti usaha jasa,

    penyaluran sembilan bahan pokok, perdagangan

    hasil pertanian, perikanan dan kelautan, serta

    industri dan kerajinan tangan.

    10. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut

    BUMDesa adalah badan usaha yang seluruh atau

    sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa

    melalui penyertaan secara langsung yang berasal

    dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna

    mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya

    untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat

    Desa.

    11. Penasihat adalah organ pengelola yang bertugas

    melakukan pengawasan dan memberikan nasihat

    kepada pelaksana operasional dalam menjalankan

    kegiatan pengelolaan usaha Desa berdasarkan

    anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

    12. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang

    selanjutnya disingkat AD/ART adalah aturan

    tertulis organisasi yang dibuat dan disepakati

    bersama oleh seluruh anggota yang berfungsi

    sebagai pedoman organisasi dalam mengambil

    kebijakan serta menjalankan aktifitas dalam

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    31/28530

    13. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya

    disebut SKPD adalah unit kerja Pemerintah Daerah

    kabupaten Maluku Tenggara Barat.

    14. Pihak Lain adalah instansi, lembaga, badan

    hukum dan perorangan diluar Pemerintah Desa.

    15. Kajian Kelayakan Usaha adalah kegiatan untuk

    menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh

    dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha.

    BAB II

    PEMBENTUKAN BUMDESA

    Bagian Kesatu

    Maksud dan Tujuan

    Pasal 2

    (1) Pembentukan BUMDesa dimaksudkan sebagai

    upaya menampung seluruh kegiatan di bidangekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola

    oleh Desa dan/atau maksud dibentuknya BUMDesa

    adalah menampung seluruh kegiatan perekonomian

    yang ditujukan untuk peningkatan pendapatan

    masyarakat baik kegiatan perekonomian yang

    berkembang menurut adat istiadat dan budayamasyarakat setempat, maupun kegiatan

    perekonomian yang diserahkan untuk dikelola oleh

    masyarakat melalui program Pemerintah dan

    Pemerintah Daerah.

    (2)Tujuan pembentukan BUMDesa antara lain :

    a.meningkatkan pendapatan asli Desa sertameningkatkan kemampuan Pemerintah Desa

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    32/28531

    dalam penyelenggaraan Pemerintahan,

    pembangunan dan pelayanan masyarakat;

    b. mengembangkan potensi perekonomian di

    wilayah perdesaan dan mendorong

    pengembangan serta kemampuan perekonomian

    masyarakat Desa secara keseluruhan;

    c. mendorong berkembangnya usaha mikro sektor

    informal untuk penyerapan tenaga kerja bagi

    masyarakat di Desa yang terbebas dari pengaruh

    rentenir;

    d. menciptakan lapangan kerja;

    e. mengembangkan potensi sumber daya alam

    yang dimiliki oleh Desa yang memberikan nilai

    tambah.

    Bagian Kedua

    Tata Cara Pembentukan

    Pasal 3

    (1) Pemerintah Desa dapat membentuk BUMDesa

    sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa yang

    dimiliki untuk meningkatkan pendapatan

    masyarakat dan Desa.

    (2) Pembentukan BUMDesa sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa.

    (3) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat

    (2) sekurang-kurangnya memuat :

    a. ketentuan pendirian;

    b. bentuk organisasi dan kepengurusan;

    c. hak dan kewajiban;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    33/28532

    d. tujuan dan jenis kegiatan usaha;

    e. permodalan dan pengelolaan;

    f. bagi hasil usaha;

    g. keuntungan dan kepailitan;

    h. kerjasama dengan pihak ketiga;

    i. mekanisme dan pertanggungjawaban; dan

    j. pembinaan dan pengawasan;

    (4) BUMDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    merupakan usaha Desa yang dikelola oleh

    Pemerintah Desa dan dapat berbadan hukum dan

    tidak berbadan hukum sesuai ketentuan peraturan

    perundangan yang berlaku.

    Pasal 4

    (1) Syarat pembentukan BUMDesa terdiri dari :

    a. atas inisiatif Pemerintah Desa dan atau

    masyarakat berdasarkan musyawarah warga

    Desa;

    b. adanya potensi usaha ekonomi masyarakat;

    c. sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

    terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok.

    d. tersedianya sumber daya Desa yang belum

    dimanfaatkan secara optimal, terutama

    kekayaan Desa;

    e. tersedianya sumber daya manusia yang mampu

    mengelola badan usaha sebagai aset penggerak

    perekonomian masyarakat Desa;

    f. adanya unit-unit usaha masyarakat yang

    merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    34/28533

    yang dikelola secara parsial dan kurang

    terakomodasi; dan

    g. untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

    dan pendapatan asli Desa.

    (2) Mekanisme pembentukan BUMDesa sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tahapan :

    a. musyawarah Desa untuk menghasilkan

    kesepakatan;

    b. kesepakatan dituangkan dalam AD/ART yang

    sekurang-kurangnya berisi organisasi dan tata

    kerja, penetapan personil, sistem

    pertanggunjawaban dan pelaporan, bagi hasil

    dan kepailitan;

    c. pengusulan materi kesepakatan sebagai draft

    peraturan Desa; dan

    d. penerbitan peraturan Desa.

    (3) Pembentukan BUMDesa perlu memperhatikan hasil

    kajian kelayakan usaha dan dimusyawarahkan

    dalam musyawarah Desa.

    (4) Kajian kelayakan usaha yang dimaksud

    sebagaimana ayat (3) dilakukan oleh Tim Penyusun

    Kajian Kelayakan Usaha yang ditetapkan denganSurat Keputusan Kepala Desa.

    (5) Kajian kelayakan usaha yang dimaksud

    sebagaimana ayat (4) meliputi paling sedikit 6 (enam)

    aspek antara lain :

    a. aspek pasar dan pemasaran;

    b.

    aspek teknis dan teknologi;c. aspek manajemen dan SDM;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    35/28534

    d. aspek keuangan;

    e. aspek ekonomi, sosial budaya, politik, dan

    lingkungan;

    f. aspek hukum (Yuridis).

    (6) SKPD teknis dapat membuat pedoman dan panduan

    penilaian kajian kelayakan usaha sebagaimana

    dimaksud pada ayat (5).

    Bagian Ketiga

    Hak dan Kewajiban

    Pasal 5

    BUMDesa memiliki hak sebagai berikut :

    (1) mendapatkan perlindungan secara hukum dari

    Pemerintah Desa;

    (2) mengeksploitasi potensi Desa terutama potensi

    yang berasal dari kekayaan milik Desa;(3) melakukan pinjaman dalam rangka peningkatan

    permodalan;

    (4) mendapatkan bagian dari hasil usaha BUMDesa;

    (5) Mengembangkan jenis usaha BUMDesa;

    (6) Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga;

    (7) Memberikan masukan kepada Pemerintah Desa

    dalam rangka pengembangan BUMDesa.

    (8) Mendapatkan bimbingan dalam bidang manajemen

    perusahaan dan teknis pengelolaan usaha.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    36/28535

    Pasal 6

    BUMDesa memiliki kewajiban sebagai berikut :

    (1) menjalankan kegiatan usaha secara profesional;

    (2) mengakomodasi dan mendorong peningkatan

    kegiatan unit-unit usaha masyarakat yang

    merupakan kegiatan ekonomi masyarakat;

    (3) mampu memberikan kontribusi kepada

    Pemerintah Desa serta masyarakat; dan

    (4) melaporkan kondisi keuangan BUMDesa setiap

    bulan kepada Pemerintah Desa.

    BAB III

    PENGELOLAAN

    Bagian Kesatu

    Organisasi dan Kepengurusan

    Pasal 7(1) Organisasi pengelola BUMDesa terpisah dari

    organisasi Pemerintah Desa.

    (2) Organisasi pengelola BUMDesa sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri dari :

    a.penasihat atau komisaris; dan

    b.pelaksana operasional atau direksi.

    (3) Penasihat atau komisaris sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) huruf a, dijabat oleh Kepala Desa.

    (4) Pelaksana operasional atau direksi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) huruf b, terdiri atas :

    a. Direktur atau manajer; dan

    b.Kepala unit usaha.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    37/28536

    (5) Pelaksana operasional atau direksi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (2) huruf b, dipilih melalui

    musyawarah Desa dan memenuhi syarat sebagai

    berikut :

    a. usia serendah-rendahnya 21 (dua puluh satu)

    tahun;

    b. bukan berasal dari unsur BPD;

    c. penduduk desa setempat yang mempunyai jiwa

    wirausaha;

    d. pendidikan terakhir sekurang-kurangnya SLTP

    atau sederajat;

    e. berdomisili di Desa setempat yang dibuktikan

    dengan KTP;

    f. memiliki pengetahuan, kemampuan,

    kecakapan dan wawasan yang memadai dalam

    bidang manajemen usaha; dan

    g. mempunyai integritas kepribadian yang baik,

    jujur, adil, penuh pengabdian dan mempunyai

    komitmen moral yang tinggi terhadap

    kemajuan perekonomian Desa.

    Pasal 8

    (1)

    Pengelola BUMDesa sebagaimana dimaksud dalamPasal 7, berdasarkan pada :

    a. anggaran dasar; dan

    b. anggaran rumah tangga.

    (2) Anggaran dasar/Anggaran rumah tangga adalah

    aturan tertulis organisasi yang dibuat dan

    disepakati oleh seluruh anggota sebagai pedomanuntuk mencapai tujuan bersama.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    38/28537

    (3) Anggaran dasar sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) huruf a, memuat paling sedikit rincian nama,

    tempat kedudukan, maksud dan tujuan,

    kepemilikan modal, kegiatan usaha, dan

    kepengurusan.

    (4) Anggaran rumah tangga sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) huruf b, memuat paling sedikit hak

    dan kewajiban pengurus, masa bakti

    kepengurusan, tata cara pengangkatan dan

    pemberhentian pengurus, penetapan operasional

    jenis usaha, dan sumber permodalan.

    (5) Tata cara penyusunan Anggaran Dasar/Anggaran

    Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat

    (2) dapat digambarkan sebagaiberikut :

    a. pemerintah mengundang masyarakat, lembaga

    kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat;

    b. membentuk tim perumus dengan melibatkan

    golongan masyarakat (diutamakan perwakilan

    dari masyarakat kurang mampu dan kaum

    perempuan);

    c. tim perumus menggali aspirasi dan

    merumuskan pokok-pokok aturannya dalam

    bentuk rancangan kemudian dilakukan

    pembahasan rancangan tersebut;

    d. membuat berita acara pengesahan rancangan

    menjadi Anggaran Dasar / Anggaran Rumah

    Tangga;

    e. penyusunan dan pembentukan pengelola

    BUMDesa; dan

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    39/28538

    f. membuat berita acara pembentukan dan

    pemilihan pengelola.

    Pasal 9

    Dalam pengelolaan BUMDesa, harus didasarkan pada :a. transparan sehingga dapat diketahui, diikuti,

    diawasi dan dievaluasi;

    b. akuntabel dengan mengikuti kaidah akuntansi yang

    berlaku sehingga dapat dipertanggungjawabkan

    kepada masyarakat;

    c. warga masyarakat terlibat secara aktif dalam prosesperencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

    pengembangan kegiatan usaha;

    d. berkelanjutan sehingga dapat memberikan hasil dan

    manfaat kepada masyarakat secara

    berkesinambungan.

    Bagian Kedua

    Tugas dan Kewenangan

    Pasal 10

    (1) Penasihat atau komisaris sebagaimana dimaksud

    dalam pasal 7 ayat (2) huruf a, mempunyai tugas

    melakukan pengawasan dan memberikan nasehat

    kepada pelaksana operasional atau direksi dalam

    menjalankan kegiatan pengelolaan usaha Desa.

    (2) Penasihat atau komisaris dalam melaksanakan

    tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    mempunyai kewenangan meminta penjelasan

    pelaksana operasional atau direksi mengenai

    pengelolaan usaha Desa.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    40/28539

    Pasal 11

    (1) Pelaksana operasional atau direksi sebagaimana

    dimaksud dalam pasal 7 ayat (2) huruf b,

    bertanggungjawab kepada pemerintah Desa atas

    pengelolaan usaha Desa dan mewakili BUMDesa di

    dalam dan di luar pengadilan.

    (2) Pelaksana operasional atau direksi mempunyai

    tugas :

    a. mengembangkan dan membina badan usaha

    agar dapat melayani kebutuhan ekonomi warga

    masyarakat;

    b. menciptakan pelayanan ekonomi Desa yang

    adil dan merata;

    c. memupuk kerjasama dengan lembaga-lembaga

    perekonomian lain di Desa;

    d. menggali dan memanfaatkan potensi ekonomi

    Desa untuk meningkatkan pendapatan asli

    Desa; dan

    e. membuat laporan kegiatan dan laporan

    keuangan untuk selanjutnya diserahkan

    kepada penasihat atau komisaris.

    Bagian Ketiga

    Jenis Usaha dan Permodalan

    Pasal 12

    (1) BUMDesa terdiri atas jenis-jenis usaha yaitu :

    a. Jasa;

    b. penyaluran sembilan bahan pokok;

    c. perdagangan hasil pertanian, perkebunan,

    perikanan;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    41/28540

    d. usaha industri kecil dan rumah tangga.

    (2) Jenis-jenis usaha sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2) dapat dikembangkan sesuai dengan

    kebutuhan dan potensi Desa.

    Pasal 13

    (1) Usaha jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 12

    ayat (2) huruf a, antara lain :

    a. jasa keuangan mikro;

    b. jasa komunikasi;

    c. jasa transportasi;

    d. jasa konstruksi; dan

    e. jasa energi.

    (2) Usaha penyaluran sembilan bahan pokok

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (2)

    huruf b, antara lain :

    a. beras;

    b. gula;

    c. garam;

    d. minyak goreng;

    e. bahan pangan lainnya yang dikelola melalui

    warung Desa atau lumbung Desa.

    (3) Usaha Perdagangan hasil pertanian, perkebunan,

    perikanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12

    ayat (2) huruf c, antara lain :

    a.jagung;

    b. buah-buahan;

    c.sayur-sayuran;

    d. hasil perikanan dan kelautan (rumput laut,

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    42/28541

    biota laut dan lain-lain);

    e. Umbi-umbian.

    (4) Usaha Industri kecil dan rumah tangga

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (2)

    huruf c, antara lain :

    a. makanan, minuman;

    b. kerajinan rakyat;

    c. bahan bakar alternatif;

    d. moubiler/ bahan bangunan.

    Pasal 14

    Dalam melaksanakan kegiatan BUMDesa mendapatkan

    modal yang berasal dari :

    a. pemerintah desa;

    b. tabungan masyarakat;

    c. bantuan pemerintah, pemerintah provinsi, dan

    pemerintah daerah;

    d. pinjaman; dan/atau

    e. penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi

    hasil atas dasar saling menguntungkan.

    Pasal 15

    (1) Modal BUMDesa yang berasal dari pemerintah

    Desasebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf

    a, merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan.

    (2) Modal BUMDesa yang berasal dari tabungan

    masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal

    14 huruf b, merupakan simpanan masyarakat.

    (3) Modal BUMDesa yang berasal dari bantuan

    pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    43/28542

    daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 14

    huruf c, dapat berupa dana tugas pembantuan.

    (4) Modal BUMDesa yang berasal dari pinjaman

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf d,

    merupakan pinjaman lembaga keuangan atau

    Pemerintah Daerah.

    (5) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

    dilakukan setelah mendapat persetujuan

    penasehat atau komisaris bersama BPD.

    (6) Modal BUMDesa yang berasal dari penyertaan

    modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas

    dasar saling menguntungkan sebagaimana

    dimaksud dalam pasal 14 ayat e, dapat diperoleh

    dari pihak swasta dan/atau masyarakat.

    Pasal 16Modal BUMDesa sebagaimana dimaksud dalam pasal

    14, dapat berasal dari dana bergulir program

    pemerintah dan pemerintah daerah yang diserahkan

    kepada Desadan/atau masyarakat melalui pemerintah

    Desa.

    Bagian keempat

    Bagi hasil dan Rugi

    Pasal 17

    (1) Bagi hasil usaha Desa sebagaimana dimaksud

    dalam pasal 12, dilakukan berdasarkan

    keuntungan bersih usaha.

    (2) Bagi hasil usaha BUMDesa setiap tahun,

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    44/28543

    dipergunakan untuk pemupukan modal,

    pendapatan Desa, jasa produksi, tunjangan

    pengurus, dan kegiatan lainnya sesuai dengan

    ketentuan.

    (3) Bagi hasil usaha BUMDesa sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dan (2), diatur dalam anggaran

    dasar/ anggaran rumah tangga.

    (4) Kontribusi BUMDesa kepada Desa disesuaikan

    dengan keuangan BUMDesa, dan besarnya biaya

    bagi hasil usaha BUMDesa setiap tahun

    diputuskan atas dasar keputusan musyawarah.

    (5) Ketentuan mengenai kontribusi BUMDesa kepada

    Desa dan besarnya bagi hasil usaha BUMDesa

    sebagaimana dimaksud pada ayat (4), diatur

    dengan Peraturan Desa.

    Pasal 18

    Apabila terjadi kerugian terhadap pengelolaan usaha

    BUMDesa, ditanggung oleh para pemegang saham

    sesuai dengan besarnya kepemilikan saham yang

    diatur dalam Peraturan Desa.

    Bagian kelima

    Kerjasama

    Pasal 19

    (1) BUMDesa dapat melakukan kerjasama usaha

    antar 2 (dua) Desa atau lebih dan dengan pihak

    ketiga.

    (2) Kerjasama usaha antar 2 (dua) Desa atau lebih

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    45/28544

    dilakukan dalam satu kecamatan atau antar

    kecamatan dalam satu kabupaten/kota.

    (3) Kerjasama antar 2 (dua) Desa atau lebih

    sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus

    mendapat persetujuan masing-masing pemerintah

    Desa.

    Pasal 20

    (1) Kerjasama usaha Desa sebagaimana dimaksud

    dalam pasal 19 dibuat dalam naskah perjanjian

    kerjasama.

    (2) Naskah perjanjian kerjasama sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat :

    a.subyek kerjasama;

    b.obyek kerjasama;

    c.jangka waktu;

    d.hak dan kewajiban;

    e.pendanaan;

    f.keadaan memaksa;

    g.penyelesaian permasalahan; dan

    h.pengalihan.

    Pasal 21(1) Naskah perjanjian kerjasama usaha Desa antar 2

    (dua) Desa atau lebih dalam satu kecamatan

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2),

    disampaikan kepada camat paling lambat 14

    (empat belas) hari sejak ditandatangani.

    (2)

    Naskah perjanjian kerjasama usaha Desa antar 2(dua) Desa atau lebih antar kecamatan

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    46/28545

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2),

    disampaikan kepada bupati melalui camat paling

    lambat 14 (empat belas) hari sejak ditandatangani.

    Pasal 22(1) Dalam rangka pengembangan usaha, BUMDesa

    dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.

    (2) Kerjasama dengan pihak ketiga sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan

    setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah

    Desa dan BPD.

    Bagian Keenam

    Laporan Pertanggungjawaban

    Pasal 23

    (1) Pelaksana operasional atau direksi melaporkan

    pertanggungjawaban pelaksanaan BUMDesa

    kepada Kepala Desa selaku penasihat atau

    komisaris.

    (2) Kepala Desa melaporkan pertanggungjawaban

    BUMDesa kepada BPD dalam forum musyawarah

    Desa.

    (3) Pertanggungjwaban sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) memuat tentang :

    a.laporan kinerja pengurus BUMDesa selama 1

    (satu) tahun;

    b.kinerja usaha yang menyangkut realisasi

    kegiatan usaha, upaya pengembangan, dan

    indikator keberhasilan.;

    c.laporan keuangan termasuk rencana pembagian

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    47/28546

    laba usaha; dan

    d.rencana pengembangan usaha yang belum

    terealisasi.

    (4) Pertanggungjawaban dilakukan sebagai bahan

    untuk evaluasi tahunan serta pengembangan

    usaha kedepan.

    BAB IV

    ADMINISTRASI

    Pasal 24(1) Fungsi administrasi BUMDesa adalah :

    a. alat untuk mengetahui keadaan harta

    kekayaan lembaga setiap saat termasuk

    kondisi keuangan;

    b. alat kontrol bagi komponen kelembagaan

    (anggota, pengelola dan pengawas) dalammenjalankan kegiatan dan pengendalian

    organisasi;

    c. alat monitoring dan evaluasi bagi lembaga

    untuk menyusun rencana kerja; dan

    d. bahan pengambilan keputusan.

    (2) Kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) minimal berupa :

    a. buku daftar anggota;

    b. buku kegiatan pengelolaan BUMDesa; dan

    c. buku lainnya yang dianggap penting.

    (3) Buku kegiatan BUMDesa sebagaimana dimaksud

    dalam ayat (2) huruf b, terdiri dari :

    a.buku laporan pelaksanaan kegiatan;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    48/28547

    b.buku kas harian;

    c.buku besar;

    d.buku jurnal;

    e.buku laporan rugi laba.

    BAB V

    PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

    Pasal 25

    (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan

    terhadap penyelenggaraan kegiatan BUMDesa.

    (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    berupa fasilitasi dengan memberikan pedoman,

    pembinaan, bimbingan, pelatihan, monitoring,

    evaluasi, dalam upaya pengembangan manajemen

    dan sumber daya manusia serta prakarsa dalam

    permodalan yang ada di perDesaan.

    (3) Instansi terkait dilingkungan pemerintah daerah

    memberikan sosialisasi, bimbingan teknis bagi

    BUMDesa sesuai dengan bidang tugasnya masing-

    masing, serta memfasilitasi akselerasi

    pengembangan modal dan pembinaan manajemen

    BUMDesa di Kabupaten.

    (4) Camat dan kepala Desa mengkoordinasikan

    pelaksanaan pengelolaan BUMDesa di wilayah

    kerjanya.

    (5) BPD selaku pengawas internal yang dibentuk

    melalui musyawarah Desa melakukan pengawasan

    atas pengelolaan BUMDesa.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    49/28548

    (6) Inspektorat Kabupaten melakukan pengawasan

    atas pengelolaan BUMDesa.

    BAB VI

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 26

    BUMDesa atau sebutan lain yang telah ada tetap dapat

    menjalankan kegiatannya dan menyesuaikan dengan

    Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pembentukan danPengelolaan BUMDesa paling lambat 1 (satu) tahun

    sejak ditetapkan.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    50/28549

    BAB VII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 27

    Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal

    diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

    pengundangan Peraturan Bupati ini dengan

    penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten

    Maluku Tenggara Barat.

    Ditetapkan di : Saumlakipada tanggal : 11 Januari 2016

    BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT,

    TTd

    BITZAEL S. TEMMAR

    Diundangkan di : Saumlaki,

    pada tanggal : 12 Januari 2016

    SEKRETARIS DAERAH

    KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT,

    TTd

    MATHIAS MALAKA, SH,MTP.

    BERITA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TAHUN2016 NOMOR 166

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    51/28550

    BUPATI MALUKU TENGGARA BARATPERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT

    NOMOR: 03 TAHUN 2016

    TENTANG

    PEDOMAN TEKNIS PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA DAN

    ALOKASI DANA DESA KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

    TAHUN 2016

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT,

    Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal

    11 Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

    Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia

    Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas

    Penggunaan Dana Desa Tahun 2016, maka perlu

    diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati Maluku

    Tenggara Barat;

    b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud pada huruf a diatas, perlu menetapkan

    Peraturan Bupati Maluku Tenggara Barat tentang

    tentang Pedoman Teknis Prioritas Penggunaan Dana

    Desa dan Alokasi Dana Desa.

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang

    Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten

    SALINAN

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    52/28551

    Buru, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

    Nomor 175, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3895); sebagaimana telah diubah

    dengan Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2000

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

    Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3961);

    2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang

    Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

    Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

    Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5234);

    4. Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

    Nomor 07, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5495);

    5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang

    Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    53/28552

    Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

    Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 06

    Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 Tentang

    Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

    2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 5558);

    9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun

    2014 tentang Pelaksanaan Keuangan Desa;

    10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun

    2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa;

    11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

    Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015

    tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal

    Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;

    12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

    Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015

    tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa

    Tahun 2016;

    13. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat

    Nomor 03 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Kabupaten Maluku Tenggara

    Barat Tahun Anggaran 2016;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    54/28553

    14. Peraturan Bupati Maluku Tenggara Barat Nomor 42

    Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Kabupaten Maluku Tenggara

    Barat Tahun Anggaran 2016;

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT

    TENTANG PEDOMAN TEKNIS PRIORITAS

    PENGGUNAAN DANA DESA DAN ALOKASI DANA

    DESA KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

    TAHUN 2016

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

    1.Bupati adalah Bupati Maluku Tenggara Barat.

    2.Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur

    penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan

    urusan pemerintah yang menjadi kewenangan daerah otonom.

    3.Desa adalah Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan nama

    lain selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakathukum yang memiliki batas wilayah yang berwewenang untuk

    mengatur dan mengurus urasan pemerinahan, kepentingan

    masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal

    usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam

    sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    4.Dana Desa yang selanjutnya disebut DD adalah dana yang

    bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang

    diperuntukan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    55/28554

    Pendapan dan Belanja Daerah Kabupaten dan digunakan untuk

    membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

    pembagunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan

    masyarakat.

    5.Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disebut ADD adalah dana

    perimbangan yang diterima Kabupaten dalam Anggaran

    Pendampatan dan Belanja Daerah Kabupaten setelah dikurangi

    Dana Alokasi Khusus.

    6.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya

    disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah

    Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah

    Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

    7.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya

    disingkat RPJM Desa adalah dokumen perencanaan Desa untuk

    periode 6 (enam) tahun.

    8. Rencana Kerja Pemerintah Desa selanjutnya disebut RKPDesa

    adalah penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

    9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disebut

    APBDesa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa.

    10.Kepala Desa adalah Kepala Desa di Kabupaten Maluku Tenggara

    Barat.

    11.Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan

    kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan

    pengetahuan, sikap, ketrampilan, perilaku, kemampuan,

    kesadaran, serta memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan

    kebijakan, program kegiatan, dan pendampingan yang sesuai

    dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

    12.Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang

    merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    56/28555

    prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan

    kehidupan masyarakat.

    13.Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk

    mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah

    dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa

    atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa

    masyarakat Desa.

    BAB II

    TUJUAN DAN PRINSIP

    Pasal 2

    Pengaturan pedoman teknis prioritas penggunaan DD dan ADD

    bertujuan untuk :

    a. Menentukan program dan kegiatan bagi penyelenggaraan

    kewenangan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala

    Desayang dibiayai oleh DD dan ADD;

    b. Sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam pemantauan dan

    evaluasi pelaksanaan penggunaan DD dan ADD;

    Pasal 3

    (1) Prioritas penggunaan DD dan ADD didasarkan pada prinsip -

    prinsip :

    a. Keadilan, dengan mengutamakan hak atau kepentingan seluruh

    warga Desa tanpa membeda-bedakan;

    b. Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan kepentingan Desa

    yang lebih mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan

    langsung dengan kepentingan sebagian besar masyarakat Desa,

    c.Tipologi Desa, dengan mempertimbangkan keadaan dan

    kenyataan karakteristik geografis, sosiologis, antropologis,

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    57/28556

    ekonomi, dan ekologi Desa yang khas, serta perubahan atau

    perkembangan kemajuan Desa.

    d. Pelaksanaan DD dan ADD merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dari pelaksanaan keuangan Desa dalam APBDesa

    yang dikelola berdasarkan azas-azas transparan, akuntabel,

    partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

    e. Seluruh kegiatan yang didanai oleh DD dan ADD direncanakan,

    dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan

    seluruh unsur masyarakat di Desa.

    (2)Tipologi Desa, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,

    disusun berdasarkan :

    a. Kekerabatan Desa;

    b. Hamparan;

    c. Pola permukiman;

    d. Mata pencaharian; dan/atau

    e.Tingkat perkembangan kemajuan Desa.

    (3) Ketentuan lebih lanjut tentang penggunaan DD dan ADD tercantum

    dalam lampiran Peraturan Bupati ini dan merupakan bagian yang

    tidak terpisahkan.

    BAB III

    PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA DAN ALOKASI DANA DESA

    Bagian Kesatu

    Prioritas Penggunaan Dana Desa

    Pasal 4

    Dalam pelaksanaan kewenangan hak asal usul dan kewenangan lokal

    berskala Desa dan penggunaan DD di wilayah Kabupaten, DD

    diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    58/28557

    berskala lokal Desa bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan

    Masyarakat.

    Pasal 5

    (1) Penggunaan DD untuk prioritas bidang Pembangunan Desa dan

    Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 4, menjadi prioritas kegiatan, anggaran dan belanja Desa

    yang disepakati dan diputuskan melalui musyawarah Desa.

    (2) Hasil musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    harus menjadi acuan bagi penyusunan RKPDesa dan APBDesa.

    (3) RKPDesa dan APBDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    ditetapkan dalam Peraturan Desa.

    Paragraf 1

    Bidang Pembangunan Desa

    Pasal 6

    (1) Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas

    hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, prioritas

    penggunaan DD diarahkan untuk pelaksanaan program dan

    kegiatan pembangunan Desa meliputi :

    a. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrastruktur

    atau sarana dan prasarana fisik untuk penghidupan, termasuk

    ketahanan pangan dan pemukiman;

    b. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana

    prasarana kesehatan masyarakat;

    c. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana

    prasarana pendidikan sosial kebudayaan;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    59/28558

    d. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi

    pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

    produksi dan distribusi; dan/atau

    e. Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana energi

    terbarukan serta kegiatan pelestarian lingkungan hidup.

    (2) Pemerintah Desa bersama-sama dengan Badan Permusyawaratan

    Desa dapat mengembangkan prioritas sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) sesuai daftar kewenangan hak asal usul dan kewenangan

    lokal bersakala Desa yang ditetapkan dalam Peraturan Desa.

    (3) Pemerintah Daerah melakukan pendampingan terhadap

    penyusunan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    berdasarkan daftar kewenangan hak asal usul dan kewenangan

    lokal berskala Desa yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

    Pasal 7

    Desa dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan Desaserta pemberdayaan masyarakat Desa, dapat mempertimbangkan

    tipologi Desa berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan Desa,

    meliputi :

    a.Desa tertinggal dan/atau sangat tertinggal, mengutamakan

    kegiatan pembangunan melalui penyediaan sarana dan prasarana

    untuk pemenuhan kebutuhan atau akses kehidupan masyarakatDesa;

    b.Desa berkembang, memprioritaskan pembangunan sarana dan

    prasarana pelayanan umum dan sosial dasar baik pendidikan dan

    kesehatan masyarakat Desa untuk mengembangkan potensi dan

    kapasitas masyarakat Desa; dan

    c.Desa maju dan/atau mandiri, memprioritaskan kegiatanpembangunan sarana dan prasarana yang berdampak pada

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    60/28559

    perluasan skala ekonomi dan investasi Desa, termasuk prakarsa

    Desa dalam mebuka lapangan kerja, pada teknologi tepat guna

    dan investasi melalui pengembangan BUMDesa.

    Paragraf 2

    Bidang Pemberdayaan Masyarakat

    Pasal 8

    Prioritas penggunaan DD untuk program dan kegiatan bidang

    pemberdayaan masyarakat Desa, dialokasikan untuk mendanai

    kegiatan yang bertujuan meningkatkan kapasitas warga atau

    masyarakat Desa dalam pengembangan wirausaha, peningkatan

    pendapatan, serta perluasan skala ekonomi individu warga atau

    kelompok masyarakat dan Desa, atara lain :

    a.Peningkatan investasi ekonomi Desa melalui pengadaan,

    pengembangan atau bantuan alat-alat produksi, permodalan, dan

    penigkatan kapasitas melalui pelatihan dan pemagangan;

    b.Dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh

    BUMDesa atau BUMDesa bersama, maupun oleh kelompok dan

    atau lembaga ekonomi masayrakat Desa lainnya;

    c.Bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan

    ketahanan pangan Desa;

    d.Pengorganisasian masyarakat, fasilitasi dan pelatihan paralegal

    dan bantuan hukum masyarakat Desa, termasuk pembentukan

    Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) dan

    pengembangan kapasitas ruang belajar masyarakat di Desa

    (community centre);

    e.Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan hidup

    bersih dan sehat, termaksuk peningkatan kapasitas pengelolaan

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    61/28560

    posyandu, poskesdes, polindes dan ketersediaan atau

    keberfungsian tenaga medis atau suamedikasi di Desa;

    f. Dukungan terhadap kegiatan pengelolaan hutan atau pantai Desa

    dan hutan atau pantai kemasyarakatan;

    g.Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi

    terbarukan dan pelestarian lingkungan hidup; dan/atau

    h.Bidang kegiatan pemberdayaan ekonomi lainnya yang sesuai

    dengan analisa kebutuhan Desa dan telah ditetapkan dalam

    musyawarah Desa.

    Pasal 9

    Perencanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagaimana

    dimaksud dalam pasal 7, dilakukan dengan mempertimbangkan dan

    menyesuaikan dengan tipologi Desa berdasarkan tingkat

    perkembangan kemajuan Desa, yaitu:

    a.Desa tertinggal dan/atau sangat tertinggal, mengutamakan

    kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada

    membuka lapangan kerja dan atau usaha baru, serta bantuan

    penyiapan infrastruktur bagi terselenggaranya kerja dan usaha

    warga atau masyarakat baik dari proses produksi sampai

    pemasaran produk, serta pemenuhan kebutuhan atau akses

    kehidupan masyarakat Desa;

    b.Desa berkembang, memprioritaskan pemberdayaan masyarakat

    yang bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja

    dan atau proses produksi samapai pemasaran produk, serta

    pemenuhan kebutuhan atau akses modal/vasilitas keuangan;

    c.Desa maju dan/atau mandiri, mengembangkan kegiatan

    pemberdayaan masyarakat yang visioner dengan menjadikan Desa

    sebagai lumbung ekonomi atau kapital rakyat, dimana Desa dapat

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    62/28561

    menghidupi dirinya sendiri atau memiliki kedaulatan ekonomi,

    serta mampu mengembangkan potensi atau sumber daya ekonomi

    atau manusia dan kapital Desa secara berkelanjutan.

    Pasal 10

    (1) Dalam hal pemetaan tipologi Desa berdasarkan tingkat kemajuan

    Desa untuk penyusunan prioritas penggunaan Desa, Pemerintah

    Desa harus menggunakan data Indeks Desa Membangun (IDM)

    yang ditetapkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

    Tertinggal, dan Transmigrasi.

    (2) Informasi penggunaan data Indeks Desa Membangun sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) harus diinformasikan secara terbuka oleh

    pemerintah kabupaten dan menjadi acuan dalam penyusunan

    pedoman teknis penggunaan DD, sesuai ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    (3) Pemerintah kabupaten menyampaikan informasi tentang data

    rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada seluruh Desa,

    bersamaan dengan penjelasan tentang indikatif atau pagu DD, ADD

    dan informasi lain terkait, sebelum pelaksanaan musyawarah Desa

    perencanaan.

    Pasal 11

    Ketentuan lebih lanjut tetang prioritas penggunaan DD untuk program

    dan kegiatan bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan

    masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9

    diuraikan dalam lampiran pedoman umum dan menjadi bagian tidak

    terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    63/28562

    Bagian Kedua

    Prioritas Penggunaan Alokasi Dana Desa

    Pasal 12

    Penggunaan Alokasi Dana Desa diprioritaskan untuk penyelenggaraan

    Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan, Pembinaan

    Kemasyarakatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

    Paragraf Pertama

    Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

    Pasal 13

    (1) Penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud Pasal

    12 terdiri dari :

    a. Biaya Penghasilan Tetap Aparat Pemerintah Desa;

    b. Operasional Pemerintah Desa;

    c. Pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan desa; dan

    d. Kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Desa lainnya yang

    bersifat wajib.

    (2) Penghasilan tetap Aparat Pemerintah sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa.

    (3) Penyelenggaraan Pemerintah Desa lainnya yang bersifat wajib

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, tercantum dalam

    Lampiran Peraturan Bupati ini dan merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    64/28563

    Paragraf Kedua

    Bidang PembangunanDesa

    Pasal 14

    Prioritas penggunaan ADD untuk program dan kegiatan bidang

    Pembangunan Desa, dialokasikan untuk mendanai kegiatan yang

    bertujuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana pemerintahan

    Desa, antara lain :

    a. Pembangunan pelayanan dasar desa, sarana dan prasarana desa,

    pengembangan ekonomi lokal desa, dan pemanfaatan sumberdaya

    alam dan lingkungan desa.

    b. Bidang pembangunan Desa lainnya yang sesuai dengan analisa

    kebutuhan Desa dan telah ditetapkan dalam Musyawarah Desa.

    Paragraf Ketiga

    Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

    Pasal 15

    Prioritas penggunaan ADD untuk program dan kegiatan bidang

    Pembinaan Kemasyarakatan, dialokasikan untuk mendanai kegiatan

    yang bertujuan untuk meningkatkan peran dan fungsi lembaga

    kemasyarakatan di Desa, antara lain :

    a. Pembinaan lembaga kemasyarakatan di Desa;

    b. Peningkatan kapasitas anggota lembaga kemasyarakatan dalam

    menunjang tugas dan tanggung jawab;

    c. Dukungan kegiatan lembaga kemasyarakatan di Desa;

    d. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan lainnya yang sesuai dengan

    analisa kebutuhan Desa dan telah ditetapkan dalam Musyawarah

    Desa.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    65/28564

    Paragraf Keempat

    Bidang Pemberdayaan Masyarakat

    Pasal 16

    Prioritas penggunaan ADD untuk program dan kegiatan bidang

    Pemberdayaan Masyarakat, dialokasikan untuk mendanai kegiatan

    yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

    meningkatan pendapatan keluarga, antara lain :

    a. Peningkatan kapasitas masyarakat, dan fasilitasi kelompok-

    kelompok usaha masyarakat.

    b. Bidang Pemberdayaan Masyarakat lainnya yang sesuai dengan

    analisa kebutuhan Desa dan telah ditetapkan dalam Musyawarah

    Desa.

    Pasal 17

    Ketentuan lebih lanjut tetang prioritas penggunaan ADD untuk

    program dan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15

    dan Pasal 16 diuraikan dalam lampiran pedoman umum dan menjadi

    bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

    BAB V

    PEMBINAAN DAN PENGAWASANPasal 18

    (1) Pemerintah Daerah melakukan fungsi pembinaan, monitoring,

    pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaan DD dan ADD sejak

    proses perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan

    pemanfaatan.

    (2) Untuk melaksanakan fungsi pembinaan, monitoring, pengawasan

    dan evaluasi terhadap penggunaan DD dan ADD Bupati

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    66/28565

    membentuk Tim Fasilitasi Kabupaten dan Tim Pendamping

    Kecamatan.

    (3) Pembentukan Tim Fasilitasi Kabupaten dan Tim Pendamping

    Kecamatan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

    BAB VI

    PARTISIPASI MASYARAKAT

    Pasal 19

    Dalam melakukan penyelenggaraan prioritas penggunaan DD dan ADD

    yang akuntabel dan transparan, masyarakat dapat ikut serta melalui :

    a. Penggunaan DD dan ADD wajib diinformasikan kepada seluruh

    masyarakat Desa melalui papan informasi Desa;

    b. Pengaduan masalah penggunaan DD dan ADD secara berjenjang

    mulai dari Pemerintah Desa sampai dengan Pemerintah Daerah;

    c. Pendampingan Desa termasuk terhadap proses penggunaan DD

    dan ADD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

    d. Studi, pemantauan dan publikasi terhadap praktek baik dan

    buruk Desa-Desa dalam penerapan prioritas penggunaan DD dan

    ADD sesuai kewenangan.

    BAB VII

    PENUTUP

    Pasal 20

    Dengan ditetapkannya Peraturan Bupati ini maka Peraturan Bupati

    Nomor 11 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pembagian dan Penggunaan

    Dana Desa dalam Lingkup Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara

    Barat dan Peraturan Bupati Nomor 12 Tahun 2015 tentang Tata Cara

    Pembagian dan Pengelolaan Alokasi Dana DesaDalam Lingkup

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    67/28566

    Pemerintah kabupaten Maluku Tenggara Barat, dicabut dan

    dinyatakan tidak berlaku lagi.

    Pasal 21

    Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

    Peraturan Bupati ini dengan penempatan dalam Berita Daerah

    Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

    Ditetapkan di : Saumlaki

    Pada Tanggal : 11 Januari 2016

    BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT,

    TTd

    BITZAEL S. TEMMAR

    Diundangkan di : Saumlaki

    Pada tanggal : 12 Januari 2016

    SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT,

    TTd

    MATHIAS MALAKA, SH, MTP.

    BERITA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TAHUN

    2016 NOMOR : 167

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    68/28567

    LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT

    NOMOR : 03 TAHUN 2016

    TANGGAL : 11 Januari 2016

    TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PRIORITAS PENGGUNAAN DANA

    DESA DAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN

    MALUKU TENGGARA BARAT TAHUN 2016

    PEDOMAN UMUM

    PRIORITAS PENGUNAAN DANA DESADAN ALOKASI DANA DESA

    KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

    TAHUN 2016

    A. Latar Belakang

    Visi trisakti Presiden periode tahun 2014-2019 meletakan

    programpemerintah pada titik berat pencapaian ideal bangsaIndonesia pada kedaulatan politik, kemandirian ekonomi dan

    kepribadian budaya.Untuk merealisasikan visi tersebut

    pemerintah bertekad (dalam nawa cita) membangun Indonesia dari

    pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan Desadalam

    kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Salah satu wujud rekognisi Negara kepada Desa, adalah

    penyediaan dan penyaluran Dana Desa yang bersumber pada

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Peraturan

    Menteri Keuangan No 93 Tahun 2015 Tentang Tata Cara

    Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan

    Evaluasi Dana Desa, menyatakan bahwa Dana Desa disalurkan

    dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) keRekening Kas Umum

    Daerah (RKUD) setiap tahun anggaran.

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    69/28568

    Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 6

    Tahun 2014 tentang Desa, bahwa sumber pendapatan Desa salah

    satunya adalah Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan

    bagaian dari dana perimbangan yang diterima kabupaten.

    Pemberian ADD merupakan wujud dari pemenuhan hak Desa

    untuk menyelenggarakan otonomi Desa dalam rangka

    mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat sesuai

    kondisi mengikuti pertumbuhan dari Desa itu sendiri. Penyaluran

    Alokasi Dana Desa dari RKUD ke RKUDesa dilakukan dalam dua

    tahap yaitu : tahap pertama pada bulan April sebesar 50%, tahap

    kedua pada bulan Oktober sebesar 50%.

    Sehubungan dengan hal tersebut diatas, Peraturan Bupati ini

    disusun guna menjadi pendoman umum penggunaan DD dan

    ADD. Pedoman umum ini tidak dimaksudkan untuk membatasi

    prakarsa local dalam merancang program/kegiatan pembangunan

    prioritas yang dituangkan ke dalam dokumen RKPDesa dan

    APBDesa, melainkan memberikan pandangan prioritas

    penggunaan DD dan ADD,sehingga Desatetap memiliki ruang

    untuk berkreasi membuat program/kegiatan Desasesuai dengan

    kewenangannya, analisa kebutuhan prioritas dan sumber daya

    yang dimilikinya.

    B.

    TujuanTujuan penulisan pedoman umum ini yaitu:

    1. Memberikan gambaran tentang koridor pilihan

    program/kegiatan yangdiutamakan atau menjadi prioritas

    dalam penggunaan DD dan ADD untuk tahun 2016.

    2. Menyediakan gambaran dasar dan tujuan mengapa DD dan

    ADD perlu memprioritaskan pada jenis program/kegiatan

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    70/28569

    pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

    Desa.

    C. Prioritas Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

    DesaBerdasarkan Tipologi Desa

    Pada tahun anggaran 2016 prioritas penggunaan Dana Desa

    masih diutamakan untuk mendanai program atau kegiatan bidang

    pelaksanaan pembangunan Desadan pemberdayaan masyarakat

    Desa. Untuk program atau kegiatan selain pada dua bidang

    kewenangan tersebut, pendanaanya bersumber pada APBD, bagi

    hasil pajak dan retribusi dan pendapatan Asli Desa.

    Berdasarkan ketentuan yang ada, dokumen RPJMDesa

    memuat analisa masalah, peta potensi dan aset serta perencanaan

    program/kegiatan pembangunan Desauntuk menjawab

    permasalahan yang ada di Desa. Proses penyusunan kedua

    dokumen tersebut berkorelasi dengan situasi sosial, kelembagaan

    dan kondisi karakteristik Desa. Karena itu, Pedoman Umum ini

    mengutamakan azas keberagaman di mana contoh-contoh

    program/kegiatan yang dimuat dalam pedoman umum ini masih

    bisa diadaptasi disesuaikan sesuai dengan tipologi Desa-Desa

    terkait.

    Tipologi Desa merupakan fakta, karakteristik dan kondisi

    nyata yang khas, keadaan terkini di Desa, maupun keadaan yang

    berubah,berkembang dan diharapkan terjadi di masa depan (visi

    Desa).Pengelompokkan tipologi Desadapat diuraikan sekurang-

    kurangnya didasarkan atas hal-hal sebagai berikut:

    a. berdasarkan kekerabatan, dikenal Desa geneologis,

    Desateritorial dan Desa campuran;

  • 7/26/2019 PERBUP FINAL (7 PERBUP).pdf

    71/28570

    b. hamparan dapat dibedakan Desa pesisir/Desa pantai,Desa

    dataran rendah/lembah, Desa dataran tinggi, dan Desa

    perbukitan /pegunungan;

    c. berdasarakan pola permukiman,dikenal Desadengan

    permukiman menyebar,melingkar,mengumpul,memanjang

    (seperti pada bantaran sungai/jalan);

    d. berdasarkan pola mata pencaharian atau kegiatan utama

    masyarakat dapat dibedakan Desa pertanian,Desa

    nelayan,Desa industri (skala kerajinan dan/atau manufaktur

    dengan teknologi sederhana dan madya), serta Desa

    perdagangan (jasa-jasa); dan

    e. berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan Desa dapat

    dikategorikan Desa tertinggal atau s