perbedaan pterigium,pinguekula, pseudopterigium

6
PINGUEKULA, PTERIGIUM DAN PSEUDO-PTERIGIUM PINGUEKULA a. Banyak dijumpai pada orang dewasa b. tidak menimbulkan keluhan kecuali bila menunjukan peradangan akibat iritasi yaitu seperti ada benda asing c. Kelainan ini terdapat pada konjungtiva bulbi d. terlihat sebagai penonjolan berwarna putih kuning keabu - abuan e. berupa hipertrofi yaitu penebalan selaput lendir, secara histopatologik pada puncak penonjolan ini terdapat degenerasi hialin. f. Panas, debu, sinar matahari dan udara kering mempunyai peranan pada timbulnya pinguekula g. umumnya tidak memerlukan pengobatan, obati anti radang jika ada radang dan cegah rangsangan dari luar PTERIGIUM a. Pterigium merupakan konjungtiva bulbi patologik yang menunjukan penebalan berupa lipatan berbentuk segitiga yang menjalar ke kornea b. paling banyak ditemukan dibagian nasal dan bilateral c. dapat menyebabkan kerusakan epitel kornea dan membran bowman pada kornea d. pada bentuk dini, pterigium sukar dibedakan dengan pinguekula. pada bagian puncak pterigium dini terlihat bercak kelabu yang dikenal sebagai pulau - pulau Fuchs e. gejala : rasa panas, gatal dan mengganjal atau mata lekas merah dan berair f. Pemeriksaan histopatologik menunjukan epitel yang ireguler dan degenerasi hialin dalam stromanya g. pengobatan : h. pada keadaan dini tidak perlu dilakukan pengobatan

Upload: fetty-theralisa

Post on 28-Nov-2015

1.570 views

Category:

Documents


108 download

DESCRIPTION

asaxds

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Pterigium,Pinguekula, Pseudopterigium

PINGUEKULA, PTERIGIUM DAN PSEUDO-PTERIGIUM

PINGUEKULA

a. Banyak dijumpai pada orang dewasab. tidak menimbulkan keluhan kecuali bila menunjukan peradangan akibat iritasi yaitu seperti ada

benda asingc. Kelainan ini terdapat pada konjungtiva bulbid. terlihat sebagai penonjolan berwarna putih kuning keabu - abuane. berupa hipertrofi yaitu penebalan selaput lendir, secara histopatologik pada puncak penonjolan

ini terdapat degenerasi hialin.f. Panas, debu, sinar matahari dan udara kering mempunyai peranan pada timbulnya pinguekulag. umumnya tidak memerlukan pengobatan, obati anti radang jika ada radang dan cegah

rangsangan dari luar

PTERIGIUM

a. Pterigium merupakan konjungtiva bulbi patologik yang menunjukan penebalan berupa lipatan berbentuk segitiga yang menjalar ke kornea

b. paling banyak ditemukan dibagian nasal dan bilateralc. dapat menyebabkan kerusakan epitel kornea dan membran bowman pada kornead. pada bentuk dini, pterigium sukar dibedakan dengan pinguekula. pada bagian puncak pterigium

dini terlihat bercak kelabu yang dikenal sebagai pulau - pulau Fuchse. gejala : rasa panas, gatal dan mengganjal atau mata lekas merah dan berairf. Pemeriksaan histopatologik menunjukan epitel yang ireguler dan degenerasi hialin dalam

stromanyag. pengobatan : h. pada keadaan dini tidak perlu dilakukan pengobatani. pada keadaan inflamasi, diberikan anti radang steroid topikalj. pterigium st lanjut : pembedahan, setelah pembedahan ada kemungkinan residif maka untuk

mencegah residif dapat dilakukan penyinaran dengan strontium yang mengeluarkan sinar beta. apabila residif maka dilakukan pembedahan lagi.

Page 2: Perbedaan Pterigium,Pinguekula, Pseudopterigium

PSEUDO-PTERIGIUM

a. Adalah keadaan apabila terdapat suatu ulkus kornea atau kerusakan permukaan kornea, dan dalam proses penyembuhannya konjungtiva menutupi luka tersebut sehingga terlihat seolah - olah konjungtiva menutupi kornea

b. Perbedaan Pseudo-pterigium dengan pterigium :c. puncak pterigium menunjukan pulau - pulau Fuchs pada kornea sedangkan pseudopterigium

tidakd. pseudoptergium didahului riwayat kerusakan permukaan kornea, sedangkan pterigium tidake. pembuluh darah konjungtiva lebih menonjol pada pterigium daripada pseudopterigiumf. pada pseudopterigium dapat dimasukan sonde di bawahnya, sedangkan pterigium tidakg. Pseudopterigium tidak memerlukan pengobatan, serta pembedahan kecuali jika sangat

menggangu visus atau alasan kecantikan

Page 3: Perbedaan Pterigium,Pinguekula, Pseudopterigium

PTERYGIUM

Pterygium merupakan jaringan fibrovaskular yang bersifat invasif dan degeneratif, berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah temporal maupun nasal konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra.

Insidensi didaerah tropik dan subtropik, usia 20-30 tahun (terbanyak), Laki-laki > perempuan, referensi lain: Tidak terdapat perbedaan risiko antara laki-laki dan perempuan. Umumnya bilateral tapi data penelitian di RS. Dr.Soedarso pterigium unilateral (58,96%) lebih sering terjadi dibandingkan pterigium bilateral (41,04%). Kasus terbanyak pasien pterigium terdapat pada derajat 2 (44,10%).

Faktor resiko lingkungan yang utama timbulnya pterygium adalah paparan sinar matahari. Sinar ultraviolet diabsorbsi kornea dan konjungtiva menghasilkan kerusakan sel dan proliferasi sel. Genetik kemungkinan diturunkan secara autosom dominan. Infeksi: HPV, faktor resiko lain kelembaban yang rendah dan mikrotrauma karena partikel-partikel tertentu seperti asap rokok , pasir

Secara Klinis Pterigium terbagi atas:

a. Grade I : Pterigium terbatas pada limbus korneab. Grade II : Pterigium sudah melewati tepi limbus kornea, tapi tidak lebih dari 2 mm c. Grade III : Pterigium sudah melewati tepi limbus lebih dari 2 mm, tapi tidak melewati pinggiran

pupil dalam keadaan cahaya normal (Ø pupil 3-4 mm) d. Grade IV : Pertumbuhan pterigium sudah melewati pupil sehingga sudah ada gangguan

penglihatan

Pterigyum terbagi berdasarkan perjalanan penyakit menjadi 2 tipe, yaitu :

a. Progressif pterygium: memiliki gambaran tebal, berdaging, padat dan vascular dengan beberapa infiltrat di kornea di depan kepala pterygium

b. Regressif pterygium/inaktif/stasioner : dengan gambaran tipis, atrofi, sedikit vaskularisasi, membentuk membran tetapi tidak pernah hilang

Berdasarkan Jenisnya

a. Vaskuler : pterygium tebal, merah, progresif, ditemukan pada anak muda (tumbuh cepat karena banyak pembuluh darah.

b. Membrannaceus : pterygium tipis seperti plastik, tidak terlalu merah, terdapat pada orang tua.

Diagnosis banding meliputi pseudopterigium, penguikula, pannus, neovaskularisasi, neoplasma, simblefaron.

Pseudopterigium: merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Pertumbuhannya mirip dengan pterygium karena membentuk sudut miring atau Terriens marginal degeneration. Pada pseudopteyigium tidak didapat bagian head, cap dan body.

Page 4: Perbedaan Pterigium,Pinguekula, Pseudopterigium

Penguikula merupakan massa kekuningan berbatasan dengan limbus pada konjungtiva bulbi di fissura intrapalpebra dan kadang terinflamasi. Pinguekula merupakan penebalan pada konjungtiva bulbi berbentuk segitiga dengan puncak di perifer dasar di limbus kornea, berwarna kuning keabu-abuan merupakan degenerasi hialin konjungtiva dan terletak di celah kelopak mata. Timbul akibat iritasi oleh angin, debu dan sinar matahari yang berlebihan. Prognosis umumnya baik, namun pinguekula dapat berkembang menjadi pterigium.

Pannus (neovaskularisasi): Merupakan pertumbuhan pembuluh darah ke dalam sekeliling kornea. Pada individu normal, kornea seharusnya avaskuler, hipoksia lokal kronis (seperti pada penggunaan contact lens berlebihan) atau inflamasi dapat menyebabkan vaskularisasi di sekeliling kornea. Pannus juga dapat terjadi pada penyakit stem cell kornea seperti aniridia. Neoplasia (karsinoma in situ, squamous cell carcinoma)/ CIN (conjunctival intraepithelial neoplasia) dan tumor konjungtiva lain.

Perbedaan pterigium dengan pseudopterigium:

a. Pseudopterigium didahului riwayat kerusakan permukaan kornea seperti ukak kornea, sedangkan pterigium tidak.

b. Letak pseudopterigium ini pada daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya. Beda dengan pterigium adalah selain letaknya tidak harus pada celah kelopak mata atau fisura palpebra.

c. Puncak pterigium menunjukkan pulau-pulau Fuchs pada kornea sedang pseudopterigium tidak. d. Pseudopterigium dapat diselipkan sonde di bawahnya, sedangkan pterigium tidak. e. Jumlah pembuluh darah pada pseudopterigium sama dengan keadaan pembuluh darah normal. f. Pterigium bersifat pregresif, pseudopterigium tidak.

Perbedaan pesudopterigium, penguikula dan pterigium

Pembedaan Pterigium Pinguekula PseudopterigiumDefinisi Jaringan fibrovaskular

konjungtiva bulbi berbentuk segitiga

Benjolan pada konjungtiva bulbi

Perlengketan konjungtiba bulbi dengan kornea yang cacat

Warna Putih kekuningan Putih-kuning keabu-abuan

Putih kekuningan

Letak Celah kelopak bagian nasal atau temporal yang meluas ke arah kornea

Celah kelopak mata terutama bagian nasal

Pada daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya

♂:♀ ♂ > ♀ ♂ = ♀ ♂ = ♀Progresif Sedang Tidak Tidak

Page 5: Perbedaan Pterigium,Pinguekula, Pseudopterigium

Reaksi kerusakan permukaan kornea sebelumnya

Tidak ada Tidak ada ada

Pembuluh darah konjungtiva

Lebih menonjol menonjol Normal

Sonde Tidak dapat diselipkan Tidak dapat diselipkan Dapat diselipkan di bawah lesi karena tidak melekat pada limbus

Puncak Ada pulau-pulau Funchs (bercak kelabu)

Tidak ada Tidak ada (tidak ada head, cap, body)

Histopatologi Epitel ireguler dan degenerasi hialin dalam stromanya

Degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva

Perlengketan

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, 2005, Ringkasan Anatomi dan Fisiologi Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ilyas S, 2009, Ilmu Penyakit Mata, edisi ketiga, Balai Penelitian FKUI, Jakarta.

Kanksi J Jack, Pterygium, Clinical Ophthalmology a Systematic Approach, Chapter 4, Butterworth Heinemann Elsevier, 2007, p : 242-245

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), Editor Tahjono, 2006, Dalam panduan manajermen klinik PERDAMI, CV Ondo, Jakarta.

Suhardjo, Sundari S, Sasongko, MB. 2007. Kelainan Palpebra, Konjungtiva, Kornea, Sklera dan Sistem Lakrimal dalam Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: FK UGM