perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan...

12

Click here to load reader

Upload: janu-cb-buluk

Post on 29-Jul-2015

486 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

proposal penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa putera kelas VIII smp N 15 Surakarta Tahun ajaran 2011/2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG MASALAH

Olahraga sudah dikenal sejak zaman dulu, namun pada saat itu masih

dikenal dengan tradisi dan kebiasaan permainan dalam masyarakat terutama kalangan

masyarakat atas. Beberapa tahun berlalu dan olahraga pun semakin dikenal hingga

memunculkan ide untuk membuat pertandingan olahraga. Olahraga pertama kali

diadakan di yunani kuno, namun olahraga pada zaman dulu masih sedikit dan hanya

beberapa bangsa yang dapat mengikutunya seperti : mesir, romawi kuno, yunani dan

lain-lainnya. Salah satu olahraga yang sudah dikenal dari zaman dahulu kala ialah

gymnastic (senam). Senam merupakan olahraga tertua, sehinggga senam juga dapat di

sebut sebagai induk dari semua olahraga (Mahmudi sholeh 1992:2). Zaman pun

berlalu, pada saat ini sudah banyak olahraga yang dikenal tingkat dunia. Salah satu

olahraga yang sudah dikenal adalah senam.

Di indonesia terdapat beberapa kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

sekolah dasar, SMP sampai SMA salah satunya adalah kompetensi uji diri dengan

senam atau gymnastic. Senam merupakan aktivitas uji diri yang berguna untuk

mencapai tujuan tertentu, misalnya untuk dapat memberikan rangsang yang

diperlukan bagi pertumbuhan badan, untuk mengembangkan cara bersikap dan

bergerak dengan sewajarnya. Selain itu banyak keuntungan yang diperoleh dari

senam antara lain meningkatkan keberanian, memperoleh kesenangan, melatih

konsentrasi, kepercayaan diri yang muncul dari keterlibatan mereka dalam melakukan

gerakan senam. Jadi senam adalah suatu latihan tubuh yang diciptakan secara

sistematis dan teratur, dan setiap gerakannya memberi manfaat kepada orang-orang

yang melakukannya, guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 2: perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa putera kelas VIII smp N 15 Surakarta Tahun ajaran 2011/2012

Senam juga merupakan suatu gerak pembentukan ataupun normalisasi yang

dilakukan sebagai warming up sebelum melakukan olahraga pada suatu cabang

olahraga tertentu tetapi bukan berarti senam merupakan bagian dari olahraga yang

akan dilakukan. Itu berarti bahwa semua cabang olahraga membutuhkan gerakan-

gerakan senam sebagai penghantar sebagai pembawa fisik maupun psychis (mental)

ke situasi olahraga inti.. Senam sendiri memiliki beberapa cabang yaitu (1) floor

exercise atau senam lantai, (2) senam alat, (3) rytmik gymnastic atau senam irama.

Salahsatu cabang senam yang paling dikenal didunia adalah floor exercise

(senam lantai). Menurut Mahmudi sholeh Senam lantai merupakan salahsatu rumpun

dari senam. Sesuai dengan istilah “lantai”, maka gerakan-gerakan atau bentuk

latihannya dilakukan di atas lantai yang beralaskan matras atau permadani, yang

merupakan alat yang digunakan. Senam lantai sering juga disebut dengan istilah

latihan bebas sebab pada saat melakukan gerakan atau latihannya, pesenam tidak

membawa atau menggunakan alat (suatu benda). Dikenalnya olahraga senam lantai

didunia ini menimbulkan ketertarikan dikalangan tertentu untuk dapat menjadi atlet

senam lantai. Melihat peluang ini pemerintah memasukkan materi senam lantai dalam

kurikulum pendidikan jasmani baik pada tingkat sekolah dasar, sekolah menengah

maupun sekolah tinggi atau universitas. Dimasukkannya senam lantai dalam

kurikulum pendidikan jasmani bertujuan untuk dapat menambah kemampuan gerak

dasar anak dan dapat memunculkan generasi-generasi yang menguasai senam lantai

dengan baik dan di mungkinkan dapat berprestasi dalam kompetisi baik dalam negeri

maupun di luar negeri. Senam lantai merupakan cabang olahraga yang mempunyai

mobilitas gerak yang tinggi dan memiliki tingkat gerakan yang cukup sulit. Dalam

olahraga senam artistik ini para pelaku olahraga tidak hanya dituntut mempunyai

kondisi fisik yang baik saja tetapi harus memiliki keseimbangan , koordinasi ,

kelentukan , psyichis (mental) serta menguasai teknik gerakan dengan baik dan benar.

Dalam olahraga senam lantai tidak semua gerakan dapat dilakukan dan dapat

langsung di kuasai dengan baik, tetapi harus melalui latihan yang rutin. Untuk dapat

Page 3: perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa putera kelas VIII smp N 15 Surakarta Tahun ajaran 2011/2012

melakukan gerakan senam lantai dengan baik haruslah mempunyai konsep dasar

suatu gerakan. Konsep tersebut kemudian dipakai atau di aplikasikan pada saat

melakukan gerakan senam lantai agar mendapatkan suatu gerakan yang sesuai dengan

kenyataan. Tingkat penguasaan gerak dasar senam lantai bagi mahasiswa yang baru

memulai latihan senam lantai sangatlah penting karena dapat dijadikan bekal untuk

melanjutkan suatu rangkaian gerakan senam lantai agar terlihat sempurna. Beberapa

gerak dasar dalam senam lantai adalah foward roll (guling depan), back roll (guling

belakang), head stand, neckspring (guling lenting), hand stand (sikap lilin), hand

spring, salto, meroda dan lain-lain. Setiap gerakan dalam senam lantai ini mempunyai

tingkat kesukaran yang berbeda. Gerakan senam lantai dapat dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu : (1) Menurut tingkat kesukaran gerak (ringan, sedang berat), (2)

Menurut arah geraka (kedepan, kebelakang, kesamping), (3) Menurut posisi gerak

(ditempat dan bergerak dari tempat).

Meroda adalah gerakan berguling kesamping saat bertumpu dengan kedua

tangan, kaki kangkang. Jadi gerakanya seperti roda yang menggelinding. Meroda

merupakan gerakan senam yang tergolong mudah dalam pengelompokan tingkat

kesukaran dengan arah gerakan kesamping. Walaupun demikian, akan terasa sukar

bagi para siswa sekolah menengah pertama yang baru mendapatkan materi meroda

pertama kali. Meroda memiliki tiga komponen penting di dalamnya yaitu: awalan,

saat gerakan, dan pendaratan. Gerakan meroda yang ringan tetapi membutuhkan

keberanian para siswa untuk melemparkan kaki ke atas dengan tegak ini cukup

membutuhkan keseimbangan dan kekuatan otot lengan siswa. Dalam kebanyakan

kasus yang terjadi, siswa kurang berani melakukan meroda karena takut akan terjatuh.

Kesalahan-kesalahan yang lazim dilakukan oleh siswa adalah lengan yang tidak lurus

menopang badan di karenakan tidak mempunyai power otot yang baik, arah

gerakannya tidak menyamping lurus tetapi menyamping zig-zag karena

keseimbangan siswa yang kurang baik, dan banyak siswa yang menekuk lutut mereka

pada saat posisi handstand kaki kangkang.

Page 4: perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa putera kelas VIII smp N 15 Surakarta Tahun ajaran 2011/2012

Pada pengamatan secara langsung di SMP Negeri 15 Surakarta mayoritas

siswa belum bisa melakukan gerakan meroda dengan benar. Kesalahan-kesalahan

yang terjadi tidak hanya karena faktor dari dalam individu siswa, tetapi ada faktor

dari luar atau eksternal. Faktor eksternal ini adalah model belajar dari guru penjas

yang masih menggunakan cara lama yaitu model belajar konvensional. Model belajar

konvensional mengandalkan kondisi fisik dan teknik dari siswa sendiri dan komando

dari guru penjas menggunakan bahasa verbal. Jadi garis besarnya adalah siwa secara

mandiri mencoba gerakan tanpa ada pertolongan secara langsung dari guru penjas

ataupun mendapatkan bantuan menggunakan sebuah alat. Model pembelajaran ini

dinilai kurang efektif dikarenakan siswa yang berkali-kali mencoba dan selalu gagal

akan sampai pada titik dimana siswa akan merasa jenuh dan frusrasi. Tetapi di sisi

lain, metode ini memiliki beberapa kelebihan. Siswa yang berhasil melakukan

percobaan meroda akan menyimpan suatu pengalaman gerak yang akan di pakai lagi

untuk melakukan gerakan yang benar. Dan sifat dari pengalaman yang telah di

dapatkan pada saat melakukan percobaan ini adalah tahan lama dan siswa tidak perlu

lagi menyesuaikan diri pada tempat yang sebenarnya.

Selain model pembelajaran konvensional sekarang mulai digunakan model

pembelajaran inovatif. Model pembelajaran ini sebagai jalan untuk memudahkan

siswa untuk menguasai tugas geraknya. Tidak hanya kemampuan fisik dan teknik saja

yang di perlukan dalam model belajar ini, tetapi ada pemecahan masalah juga dari

guru penjas. Pemecahan masalah untuk membantu siswa dalam menguasai tugas

gerak meroda salah satunya adalah dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu

adalah sebuah cara yang digunakan untuk mempermudah siswa mempelajari tugas

geraknya. Beberapa alat bantu yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah

bantuan langsung dari guru atau teman, bidang miring, matras yang lebih tebal,

tembok, matras yang digulung, dll. Bantuan langsung dari guru pada saat siswa

melakukan gerakan meroda akan memberikan pengaruh yang cukup baik karena

siswa akan merasa aman dan bila terjadi kesalahan maka guru akan secara langsung

Page 5: perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa putera kelas VIII smp N 15 Surakarta Tahun ajaran 2011/2012

memperbaiki gerakan siswa yang salah. Pengalaman gerak yang benar ini akan

masuk dalam memori otak dan memori gerak sehingga pada saat dibutuhkan mereka

sudah pernah, elakukan gerakan yang benar. Dan bila siswa melakukan gerakan yang

salah, siswa bisa dengan sendirinya mengetahui kesalahan yang dilakukanya.

Kelebihan dari alat bantu ini adalah siswa akan lebih tertarik dan termotivasi, lebih

merasa aman, gerakan yang dilakukan akan lebih terasa ringan, memberikan

pengalaman gerak yang benar, dll. Adapun kekurangan yang dimiliki oleh alat bantu

adalah siswa kadang malah menganggap alat bantu ini sebagai suatu rintangan bukan

sebagai alat yang memudahkan mereka dan saat siswa sudah menguasai gerakan

menggunakan alat bantu ini siswa dituntut untuk menyesuaikan diri pada tempat yang

sesungguhnya, yaitu matras senam.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani masih banyak di jumpai

siswa yang belum menguasai gerakan meroda. Hal ini terbukti bahwa banyak siswa

yang belum bisa memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) yang di

tentukan oleh guru penjas. Dari permasalahan diatas, kegagalan yang sering dialami

oleh siswa tidak hanya berasal dari siswa sendiri , tetapi juga ada faktor dari luar.

Pembelajaran tanpa menggunakan alat bantu maupun menggunakan alat

bantu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan berperan penting

dalam peningkatan kemampuan siswa. Lepas dari kelebihan dan kekurangan di atas,

peneliti belum sepenuhnya mengerti cara mana yang dapat memberikan peningkatan

yang lebih signifikan. Untuk itu peneliti ingin mengetahui pengaruh yang lebih baik

antara penggunaan alat bantu atau tanpa bantuan dalam proses pembelajaran meroda

dengan judul “Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Alat Bantu Dan

Tanpa Alat Bantu Terhadap Kemampuan Meroda Pasa Siswa Putra SMP Negeri 15

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”

Page 6: perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa putera kelas VIII smp N 15 Surakarta Tahun ajaran 2011/2012

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Sulitnya memindahkan titik berat badan saat melakukan putaran meroda.

2. Keseimbangan siswa yang rendah.

3. Power otot lengan rendah.

4. Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.

5. Siswa menganggap bahwa gerakan meroda sukar dilakukan

6. Masih rendahnya kemampuan meroda siswa Putra Kelas VIII SMP 15 Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012.

7. Belum diketahuinya pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa

alat bantu terhadap kemampuan meroda siswa Putra Kelas VIII SMP N 15

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu

terhadap kemampuan meroda siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 15 Surakarta

Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Kemampuan meroda siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 15 Surakarta tahun

Ajaran 2011/2012.

Page 7: perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa putera kelas VIII smp N 15 Surakarta Tahun ajaran 2011/2012

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah Perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu dan tanpa

alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa Putra Kelas VIII SMP

Negeri 15 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Manakah yang lebih baik pengarunya antara pembelajaran menggunakan alat

bantu dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa Putra Kelas

VIII SMP Negeri 15 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan:

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pembelajaran menggunakan alat bantu

dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa Putra Kelas VIII

SMP Negeri 15 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui lebih baik mana antara pembelajaran menggunakan alat bantu

dan tanpa alat bantu terhadap kemampuan meroda pada siswa Putra Kelas VIII

SMP Negeri 15 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan kemampuan meroda pada siswa Pura Kelas VIII SMP 15

Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan bagi guru penjas untuk menentukan dan

memilih cara yang tepat untuk meningkatkan kemampuan meroda para siswanya.