perbedaan pengaruh latihan tolak peluru dengan …/perbedaan... · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN TOLAK PELURU DENGAN
BEBAN TETAP DAN BEBAN BERTAHAP TERHADAP
KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX
PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 CEPER
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Oleh :
ERNA PUSPITA
K5608103
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Februari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Erna Puspita
NIM : K5608103
Jurusan/Program Studi : JPOK UNS/Penkepor
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ―PERBEDAAN PENGARUH
LATIHAN TOLAK PELURU DENGAN BEBAN TETAP DAN BEBAN
BERTAHAP TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA
ORTHODOX PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1
CEPER TAHUN AJARAN 2012/2013‖ ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicatumkan dalam daftar pustaka
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.
Surakarta, 1 Februari 2013
Yang membuat pernyataan
Erna Puspita
Erna Puspita
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN TOLAK PELURU DENGAN
BEBAN TETAP DAN BEBAN BERTAHAP TERHADAP
KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX
PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 CEPER
TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh :
ERNA PUSPITA
K5608103
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Kepelatihan Olahraga, Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
Februari 2013
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, 1 Februari 2013
Pembimbing I
Drs. Sugiyoto, M.Pd
Pembimbing II
Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M. Kes
NIP. 19541112 198403 1 001 NIP. 19640417 199003 1 001
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 6 Februari 2013
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Agustiyanto, M.Pd
Sekretaris : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes
Anggota I : Drs. Sugiyoto, M.Pd
Anggota II : Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.NIP. 19600727198702 1 001
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Erna Puspita. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN TOLAK PELURU
DENGAN BEBAN TETAP DAN BEBAN BERTAHAP TERHADAP
KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX PADA SISWA
PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 CEPER TAHUN AJARAN
2012/2013. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Surakarta, Februari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Adakah perbedaan
pengaruh latihan tolak peluru dengan beban tetap dan beban bertahap terhadap
kemampuan tolak peluru gaya orthodox pada siswa putra kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Ceper Tahun Ajaran 2012/2013. (2) Latihan mana yang lebih baik
latihan tolak peluru dengan beban tetap dan beban bertahap terhadap kemampuan
tolak peluru gaya orthodox pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ceper Tahun
Ajaran 2012/2013.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen. Rancangan penelitian ini menggunakan
pretest-posttest design. Subyek penelitian ini adalah siswa putra kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Ceper yang berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data dengan
tes dan pengukuran yaitu tes tolak peluru gaya orthodox. Teknik analisis data
yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui latihan tolak peluru dengan
beban tetap dan beban bertahap dapat meningkatkan kemampuan tolak peluru
siswa. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes akhir pada kelompok 1 dan
kelompok 2 dengan taraf signifikasi 5% diperoleh nilai sebesar = 2,654,
sedangkan ttabel = 2,262. Ternyata thitung > ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol
ditolak. Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan
tolak peluru diketahui bahwa, kelompok 1 ( latihan tolak peluru dengan beban
tetap ) memiliki nilai prosentase peningkatan kemampuan tolak peluru sebesar
18.949 %. Sedangkan kelompok 2 ( latihan tolak peluru dengan beban bertahap )
memiliki peningkatan kemampuan tolak peluru sebesar 21.247 %.
Simpulan penelitian ini adalah : (1) Ada perbedaan pengaruh latihan tolak
peluru dengan beban tetap dan beban bertahap terhadap peningkatan kemampuan
tolak peluru gaya orthodox. (2) Latihan tolak peluru dengan beban bertahap lebih
baik pengaruhnya daripada latihan tolak peluru dengan beban tetap terhadap
peningkatan kemampuan tolak peluru gaya orthodox.
Kata kunci : latihan dengan beban tetap, latihan dengan beban bertahap,
kemampuan tolak peluru.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Erna Puspita. EFFECT OF DIFFERENT EXERCISES WITH BULLETS
REJECT FIXED CHARGES AND EXPENSES OF ABILITY REJECT gradually
BULLET IN ORTHODOX STYLE STUDENT SON SMA STATE CLASS XI
IPA 1 CEPER ACADEMIC YEAR 2012/2013. Thesis, Faculty of Teacher
Training and Education, University of Surakarta Eleven, February 2013.
The purpose of this study is to determine: (1) Are there differences in the effects
of exercise shot put with a fixed load and the load gradually towards orthodox
style shot put skills to students of class XI IPA son SMA Negeri 1 Ceper
Academic Year 2012/2013. (2) training exercise where better shot put with fixed
charges and expenses of the ability of gradual shot-put style orthodox science in
class XI Ceper SMA Negeri 1 Academic Year 2012/2013.
This research is quantitative. This research uses experimental methods. The
design of this study using a pretest-posttest design. The subjects of this study were
students of class XI IPA son SMA Negeri 1 Ceper totaling 20 people. Data
collection techniques and measurement test is a test shot put orthodox style. Data
analysis techniques used by t test at a significance level of 5%.
The results showed that through the practice shot put with fixed charges and
expenses could gradually improve students' ability to repel bullets. Based on the
results of testing the final test differences in group 1 and group 2 with a
significance level of 5% obtained a value of = 2.654, while the TTable = 2.262.
Apparently thitung> ttable 5%, which means that the null hypothesis is rejected.
Based on the calculation of the percentage increase in capacity is known that the
shot-put, group 1 (drills shot put with fixed charges) has a value of percentage
increase in shot-put capacity of 18 949%. Whereas group 2 (practice shot put with
a gradual weight) has increased capacity by 21 247% shot put.
The conclusions of this study are: (1) There are differences in the effects of
exercise shot put with a fixed load and the load gradually increased ability to repel
bullets orthodox style. (2) exercise load gradual shot put with better effect than the
shot put with a load of exercise remain to increased capacity orthodox style shot
put.
Keywords: training with weights fixed, gradual training with weights, shot-put
capacity.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi
indah dengan agama hidup menjadi terarah.
(A.H. Mukti Ali)
Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
( QS Al- Insyroh, 94: 6)
Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti
takkan berhasil jika tidak mencoba. Dan kegagalan adalah kesuksesan
yang tertunda.
( Beverly Sills)
Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, maka dari kesalahan
itulah manusia akan belajar tentang kebenaran.
( Penulis )
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Teriring syukur kepada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akanku
Adikku Ninda Puspita dan Ayup Restu Pambagiyo
Arifin Zainal Mustaqim
Teman-teman ku Angkatan ’08 FKIP JPOK UNS Surakarta
Keluarga Besar SMA Negeri 1 Ceper
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi dengan judul ―PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN
TOLAK PELURU DENGAN BEBAN TETAP DAN BEBAN BERTAHAP
TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX
PADA SISWA PUTRA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 CEPER TAHUN
AJARAN 2012/2013”.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.
3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Sugiyoto, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan
semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat
tersusun dengan baik.
5. Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes., selaku pembimbing II yang telah
memberikan semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga
skripsi dapat tersusun dengan baik.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ceper yang telah member kesempatan dan
tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Raharja, S.Pd, selaku guru penjaskesrek SMA Negeri 1 Ceper, yang telah
memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
8. Siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ceper yang telah memberikan
bantuan dalam penelitian ini.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Teman-teman Penkepor angkatan 2008 atas kebersamaan dan dukungannya.
10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu
terlaksananya penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, 1 Februari 2013
Penulis
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………. ii
HALAMAN PENGAJUAN …………………………………………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….. iv
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………. v
HALAMAN ABSTRAK ………………………………………………. vi
HALAMAN MOTTO ………………………………………………….. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………. ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………… x
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. xii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xv
DAFTAR TABEL …………………………………………………….... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… xvii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………….. 3
C. Pembatasan Masalah…………………………………………….. 4
D. Rumusan Masalah……………………………………………… 4
E. Tujuan Penelitian………………………………………………… 5
F. Manfaat Penelitian………………………………………………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA.………………………………………….. 6
A. Kajian Teori….. ………………………………………………… 6
1. Sejarah dan Pengertian Atletik …………………………….. 6
a. Sejarah Atletik ………………………………………….. 6
b. Pengertian Atletik …………………………………….. 6
2. Tolak Peluru ……..……………………….…………………. 7
a. Pengertian Tolak Peluru ………………………………… 7
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Teknik Tolak Peluru …………………………………….. 8
c. Tolak Peluru Gaya Orthodox .…….……………………. 13
3. Latihan …..………………………………………………….. 14
a. Pengertian Latihan……………………………………….. 14
b. Prinsip-Prinsip Latihan ….……………………………… 15
c. Latihan Teknik …………..……………………………… 18
d. Latihan Fisik .…………………………………………… 19
4. Latihan dengan Beban Tetap …..………………..………….. 20
a. Definisi Latihan dengan Beban Tetap ….……..………… 20
b. Pelaksanaan Latihan dengan Beban Tetap …..………….. 20
c. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Tolak Peluru dengan
Beban Tetap…………………………...…………….…… 21
5. Latihan dengan Beban Bertahap ……..…………………..…. 21
a. Definisi Latihan dengan Beban Bertahap…………….….. 21
b. Pelaksanaan Latihan dengan Beban Bertahap ……….….. 22
c. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Tolak Peluru dengan
Beban Bertahap …………………………………….…… 22
B. Kerangka Berpikir…………………………………………….…. 23
C. Hipotesis ……………………………………………………….… 26
BAB III METODE PENELITIAN………………..…………………… 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………… 27
1. Tempat Penelitian ……………………………………………. 27
2. Waktu penelitian …………………………………………….. 27
B. Metode Penelitian ……………………………………....……….. 28
1. Metode Eksperimen …………………………………….…… 28
2. Rancangan Penelitian …………………………………….…. 28
C. Subyek Penelitian ……………………………………………….. 29
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….... 30
E. Variabel Penelitian …………………….………………………… 30
1. Jenis Variabel……………………………………….……….. 30
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Definisi Operasional Variabel……………..………………… 31
F. Analisis Data……………………….……………………….…… 31
1. Uji Reliabilitas…………………………………………..…… 32
2. Uji Prasyarat Analisis…………………………………..……. 32
3. Uji Perbedaan……………………………………………….. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………. 34
A. Deskripsi Data …………………………………………………. 34
B. Pengujian Persyaratan Analisis ……………………………….... 35
1. Uji Normalitas ……………………………………………… 35
2. Uji Homogenitas …………………………………………… 35
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ………………………………. 36
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan …………………. 36
2. Uji Perbedaan Setelah Diberi Perlakuan …………………… 37
D. Pengujian Hipotesis ……………………………………………. 40
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN …………………. 43
A. Simpulan ……………………………………………………….. 43
B. Implikasi ……………………………………………………….. 43
C. Saran ……………………………………………………………. 44
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 45
LAMPIRAN…………………………………………………………….. 46
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Lapangan Tolak Peluru ………………………………………......... 8
2. Cara Memegang Peluru ……………………………………………. 9
3. Sikap Badan dan Letak Peluru ……………………………………… 10
4. Sikap Badan Pada Waktu Akan Menolak ………………………….. 10
5. Cara Menolakkan Peluru …………………………………………… 11
6. Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru ………………………….. 12
7. Cara Mengambil Awalan ……….………………………………….. 13
8. Tolak Peluru Gaya Orthodox ………………………………………. 13
9. Skema Kerangka Berpikir ………………………………………….. 23
10. Skema pretest-postest design ……………………………………… 28
11. Skema Matched Subyek Ordinal Pairing ………………………….. 29
12. Subyek Penelitian ………………………………………………….. 76
13. Pemanasan …………………………………………………………. 76
14. Pre-test Tolak Peluru Gaya Orthodox ……………………………… 77
15. Latihan Tolak Peluru dengan Beban Tetap dan Bertahap …………. 78
16. Post-test Tolak Peluru gaya Orthodox ……………………………... 79
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ……………………………………… 27
2. Subyek Penelitian …………………………………………………… 29
3. Deskripsi Data Hasil Tes Tolak Peluru Gaya Orthodox
Kelompok 1 dan Kelompok 2 ……………………………………… 34
4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data ……………………………… 35
5. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data ……………………………. 36
6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada
Kelompok 1 dan Kelompok 2 …………………………………….... 36
7. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan
Tes Akhir Kelompok 1 ……………………………………………… 37
8. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan
Tes Akhir Kelompok 2 ……………………………………………… 37
9. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Kelompok 1
dan Kelompok 2 …………………………………………………….. 38
10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan
Kemampuan Tolak Peluru Gaya Orthodox antara
Kelompok 1 dan Kelompok 2 ……………………………………… 39
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tes Tolak Peluru Gaya Orthodox ………………………………….... 48
2. Jadwal Treatment …………………………………………………..... 50
3. Program Latihan dengan Beban Tetap ………………………………. 51
4. Program Latihan dengan Beban Bertahap …………………………… 52
5. Daftar Nama Sampel ………………………………………………… 54
6. Data Hasil Tes Awal …………………………………………………. 55
7. Data Hasil Tes Akhir …………………………………………………. 56
8. Data Hasil Tes Awal Berdasarkan Urutan Rangking ………………… 57
9. Pemasangan Subyek Penelitian ………………………………………. 58
10. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 …………… 59
11. Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 …………... 60
12. Tabel Kerja Menghitung Reliabilitas Tes Awal …………………….. 61
13. Tabel Kerja Menghitung Reliabilitas Tes Akhir …………………….. 63
14. Uji Normalitas Dengan Lilliefors ……………………………………. 65
15. Tabel Kerja Menghitung Nilai Homogenitas ………………………... 67
16. Tabel Perbedaan Tes Awal Tolak Peluru ……………………………. 69
17. Tabel Perbedaan Tes Awal dan Akhir Kelompok 1 ………………… 71
18. Tabel Perbedaan Tes Awal dan Akhir Kelompok 2 ………………… 73
19. Tabel Perbedaan Tes Akhir Kelompok 1 dan Kelompok 2 …………. 75
20. Menghitung Nilai Peningkatan Kemampuan Tolak Peluru
Gaya Orthodox Dalam Persen Kelompok 1 dan 2 ………………….. 77
21. Dokumentasi Penelitian ……………………………………………… 78
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan
dan masa depan manusia, salah satunya adalah pendidikan jasmani dan kesehatan.
Dalam pembelajarannya pendidikan jasmani dan kesehatan mempunyai peranan
penting untuk pencapaian tujuan belajar secara keseluruhan. Pentingnya peranan
pendidikan jasmani dan kesehatan, maka harus diajarkan dengan baik dan benar
kepada orang lain atau siswa. Hal ini dikarenakan mengajar merupakan suatu
proses yang kompleks, dan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari
guru kepada siswa, tetapi banyak kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan. Dalam olahraga terdapat macam-macam cabang olahraga seperti
permainan, atletik, senam, dan bahkan ilmu tentang kesehatan juga diajarkan
dalam pendidikan jasmani dan kesehatan.
Salah satu dari macam-macam cabang olahraga tersebut yang diajarkan
disekolah adalah atletik. Aletik merupakan cabang olahraga yang diajarkan dalam
pendidikan jasmani dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Umum
(SMU) dan bahkan sampai Perguruan Tinggi. Gerakan dalam atletik seperti
aktivitas kita sehari-hari. Misalnya: berjalan, berlari, melompat dan sebagainya.
Tanpa menggunakan biayapun kita bisa melakukan olahraga ini setiap hari.
Nomor-nomor yang diperlombakan dalam cabang olahraga atletik terdiri
dari : jalan, lari, lempar, dan lompat. Dari nomor-nomor tersebut, masing-masing
di dalamnya terdapat beberapa nomor yang telah ditentukan berdasarkan peraturan
yang berlaku. Nomor lari meliputi: lari jarak pendek, lari jarak menengah, lari
jarak jauh atau marathon, lari gawang, larisambung, dan lari cross country. Nomor
lompat meliputi: lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit dan lompat tinggi
galah. Nomor lempar meliputi: lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru dan
lontar martil.
Salah satu nomor atletik yang diajarkan di sekolah adalah tolak peluru.
Tolak adalah salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik. Tujuan dari
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tolak peluru ini adalah menolak peluru sejauh-jauhnya. Tolak peluru ada dua
gaya, yaitu gaya orthodox (menyamping) dan gaya o’brien (membelakangi). Dari
kedua gaya tersebut yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tolak peluru
gaya orthodox, karena gaya ini dianggap paling mudah untuk dilakukan dan
dipelajari.
Di dalam pelaksanaan tolak peluru tidak hanya sekedar menolakkan peluru
untuk mencapai jarak sejauh mungkin. Dengan latihan-latihan khusus yang sesuai
dapat menjadikan sebuah prestasi bagi siswa. Untuk mencapai jarak yang
maksimal dibutuhkan tolakan yang maksimal pula. Banyak cara yang dapat
ditempuh untuk meningkatkan pretasi siswa dalam tolak peluru khususnya gaya
orthodox.
Gaya Orthodox adalah salah satu gaya dalam tolak peluru yang mudah
untuk dipelajari dibandingkan dengan gaya O’brien. Oleh sebab itu, banyak guru
yang menggunakan gaya orthodox dalam memberikan materi pembelajaran
tentang tolak peluru. Namun, berdasarkan pengamatan dilapangan, guru hanya
menggunakan peluru yang standar untuk memberikan pelajaran tolak peluru.
Sedangkan, siswa terlalu bosan dengan pelajaran yang monoton sehingga hasil
belajar siswa kurang maksimal. Sehingga, untuk meningkatan hasil pembelajaran
perlu adanya latihan-latihan atau modifikasi pembelajaran yang sesuai untuk
siswa.
Latihan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan prestasi tolak
peluru pada siswa. Banyak sekali macam latihan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan tolak peluru yang tentunya harus disesuaikan dengan
kondisi fisik dan kemampuan siswa. Latihan yang dimaksud dalam hal ini adalah
latihan untuk meningkatkan tolakan agar siswa mampu menolakkan peluru sejauh
mungkin. Latihan yang digunakan haruslah disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan siswa. Apabila latihan yang digunakan tidak sesuai maka hasil yang
diperoleh tidak akan maksimal. Oleh sebab itu, latihan yang diterapkan untuk
mempermudah siswa dalam pembelajaran tolak peluru adalah latihan tolak peluru
dengan beban bertahap dan beban tetap. Dengan adanya latihan ini diharapkan
dapat memberikan solusi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan dan dapat
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mempermudah para siswa untuk belajar tolak peluru gaya orthodox khususnya.
Semakin siswa aktif melakukan dan mengikuti tugas ajar guru, maka tujuan
pembelajaran akan cepat tercapai.
Latihan tolak peluru dengan beban tetap adalah tolak peluru yang
menggunakan beban peluru yang beratnya tetap yaitu ukuran standar tolak peluru
dari awal latihan sampai dengan akhir latihan. Dengan digunakannya ukuran
peluru yang standar siswa dapat menyesuaikan diri dalam melakukan latihan
karena dalam pelaksanaanya tolak peluru juga menggunakan ukuran yang standar
yaitu 5kg. Latihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menolakkan peluru agar dapat mencapai jarak yang maksimal. Sedangkan, latihan
tolak peluru dengan beban bertahap yang dimaksud dalam hal ini adalah latihan
tolak peluru dengan menggunakan beban peluru yang bertahap yang dimulai dari
peluru yang paling ringan sampai peluru yang sesuai dengan standar. Dengan
digunakannya peluru yang lebih ringan, diharapkan siswa dapat lebih mudah
menyesuaikan diri dengan latihan dan dapat memperbaiki teknik-teknik yang
kurang. Tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru
pada siswa. Namun, dalam pelaksanaannya tetap disesuaikan dengan kemampuam
siswa dan program latihan yang telah dibuat.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh latihan tolak peluru dengan
beban tetap dan beban bertahap yang diterapkan terhadap kemampuan tolak
peluru gaya orthodox, maka peneliti mengambil judul ―Perbedaan Pengaruh
Latihan Tolak Peluru Dengan Beban Tetap Dan Beban Bertahap Terhadap
Kemampuan Tolak Peluru Gaya Orthodox Pada Siswa Putra Kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Ceper Tahun Ajaran 2012/2013‖.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam tolak peluru gaya
orthodox perlu adanya solusi yang tepat.
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Perlu adanya latihan untuk meningkatkan prestasi tolak peluru siswa SMA
Negeri 1 Ceper.
3. Belum adanya latihan yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar tolak
peluru gaya orthodox khususnya.
4. Guru belum menciptakan latihan yang sesuai dalam pembelajaran tolak peluru
gaya orthodox.
5. Latihan tolak peluru dengan Beban Tetap dan Beban Bertahap sebagai bentuk
latihan untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru gaya orthodox masih
belum diketahui bentuk latihan mana yang lebih tepat.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang muncul maka pembatasan masalah penelitian
ini dibatasi pada masalah sebagai berikut :
1. Latihan tolak peluru dengan beban tetap dan beban bertahap terhadap
kemampuan tolak peluru gaya orthodox pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri
1 Ceper.
2. Kemampuan tolak peluru gaya orthodox pada siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Ceper.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Adakah perbedaan pengaruh latihan tolak peluru dengan beban tetap dan
beban bertahap terhadap kemampuan tolak peluru gaya orthodox pada siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ceper?
2. Manakah latihan yang lebih baik latihan tolak peluru dengan beban tetap dan
beban bertahap terhadap kemampuan tolak peluru gaya orthodox pada siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ceper?
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui perbedaan pengaruh latihan tolak peluru dengan beban tetap dan
beban bertahap terhadap kemampuan tolak peluru gaya orthodox pada siswa
putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ceper.
2. Mengetahui latihan mana yang lebih baik latihan tolak peluru dengan beban
tetap dan beban bertahap terhadap kemampuan tolak peluru gaya orthodox
pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ceper.
F. Manfaat Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan di atas, diharapkan penelitian
ini dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Dapat meningkatkan penguasaan teknik dasar dan teknik yang lain dalam
tolak peluru gaya ortodox.
2. Dapat meningkatkan kemampuan tolak peluru pada siswa khususnya tolak
peluru gaya orthodox.
3. Untuk menambah wawasan bagi guru yang akan mengajarkan tentang teknik
tolak peluru gaya ortodox dengan disesuaikan dengan kondisi siswa yang
belum menguasai teknik tolak peluru tersebut.
4. Sebagai masukan bagi guru tentang bentuk latihan tolak peluru, sehingga
dapat dijadikan masukan kepada guru agar dapat meningkatkan kemampuan
tolak peluru siswa-siswanya.
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Sejarah dan Pengertian Atletik
a. Sejarah Atletik
Menurut Yoyo B., Ucup Y., dan Adang S. (2000 : 27) dalam
bukunya ―Atletik‖, ―Atletik yang kita kenal saat ini tergolong sebagai
cabang olahraga yang palinng tua di dunia. Kira-kira pada tahun 400 SM
bangsa Irish telah melakukan gerakan-gerakan olahraga yang mirip dengan
atletik sekarang. Menurut pujangga Yunani bernama Humeros dalam
bukunya yang berjudul Illiad, diperkirakan bahwa kegiatan atletik sudah
dilakukan pada tahun 1100 SM. Pada tahun 776 SM bangsa Yunani
menyelenggarakan pesta olahraga yang dinamakan ―Olympiade Kuno
(The Ancient Olympic Games)‖. Di Indonesia perkumpulan atletik yang
pertama kali berdiri adalah pada tanggal 3 September 1950 di Semarang
yang sekarang disebut Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).‖
b. Pengertian Atletik
Menurut Yoyo B., Ucup Y., dan Adang S. (2000 : 27) dalam
bukunya ―Atletik‖, ―Istilah atletik yang kita kenal dewasa ini berasal dari
bahasa Yunani, yaitu ―athlon‖ yang berarti berlomba atau bertanding.
Istilah lain yang mengandung kata athlon adalah pentathlon. Istilah ini dari
dua kata, yaitu kata penta yang berarti lima, dan athlon yang berarti
lomba. Jadi pentathlon berarti lima lomba atau pancalomba.
Istilah lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa
Inggris), athletiek (bahasa Belanda), athletique (bahasa Perancis), dan
athletic (bahasa Jerman). Walaupun berbeda dalam kata yang digunakan
namun semua itu mempunyai istilah yang sama namun artinya tidak sama
dengan istilah atletik yang digunakan di Indonesia.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Istilah atletik di Indonesia diartikan sebagai cabang olahraga yang
memperlombakan nomor-nomor jalan, lari, lompat, dan lempar. Istilah lain
yang mempunyai arti sama dengan istilah yang digunakan di Indonesia
adalah ―Leichtathletik‖ (Jerman), ―Athletismo‖ (Spanyol), ―Olahraga‖
(Malaysia), dan ―Track and Field‖ (USA).
2. Tolak Peluru
a. Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar dalam cabang
olahraga atletik. Aip Syarifuddin ( 1992 : 144) mengemukakan bahwa
pengertian tolak peluru adalah ― suatu bentuk gerakan menolak atau
mendorong suatu alat yang bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari
logam (peluru) yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan untuk
mencapai jarak sejauh-jauhnya‖. Tujuan utama dalam tolak peluru adalah
untuk menolakkan peluru dengan jarak yang sejauh-jauhnya. Untuk
menunjang hal tersebut, harus diperhatikan dan diaplikaskan biomekanika
dan mekanik serta aturan yang berlaku.
Menurut Yoyo B., Ucup Y., dan Adang S. (2000 : 27) gaya tolak
peluru yang biasa dilakukan, yaitu: (1) gaya menyamping, (2) gaya
membelakangi, (3) gaya putaran. Sedangkan, menurut Aip Syarifuddin
(1992 : 150) dalam melakukan tolak peluru ada dua gaya yang biasa di
pergunakan yaitu : (1) gaya menyamping (Orthodox), (2) gaya
membelakangi (O’brien).
Sesuai dengan peraturannya, maka dalam melakukan tolak peluru,
peluru bukan dilempar tetapi harus ditolak atau didorong dari bahu dengan
menggunakan satu tangan. Ukuran peluru yang digunakan juga berbeda -
beda berdasarkan usia dan jenis kelamin. Berat peluru antara lain:
Untuk senior putra = 7.257 kg
Untuk senior putri = 4 kg
Untuk yunior putra = 5 kg
Untuk yunior putri = 3 kg
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Selain itu tolak peluru juga menggunakan lapangan khusus untuk
tolak peluru. Lapangan dibuat dengan ukuran yang standar, tetapi dapat
juga dimodifikasi untuk kepentingan pembelajaran. Berikut gambar
lapangan tolak peluru dengan ukuran standar:
Gambar
Gambar 1. Lapangan Tolak Peluru
b. Teknik Tolak Peluru
Teknik merupakan kemampuan yang paling dasar dalam
pembelajaran tolak peluru. Teknik ini juga bisa diartikan sebagai suatu
proses gerakan dan pembuktian dalam melakukan praktek sebaik mungkin
untuk menyelesaikan tugas. Teknik dapat dikatakan baik apabila
memenuhi persyaratan yang ditinjau dari segi anatomis, fisiologis,
mekanika, biomekanika dan mental. Teknik yang dilakukan secara
berulang – ulang akan membentuk gerakan yang sistematis.
Dalam pelaksanaannya teknik tolak peluru terdiri dari beberapa
bagian pelaksanaan. Menurut Yoyo B., Ucup Y., dan Adang S. (2000 : 27)
fase gerak dalam tolak peluru secara berurutan terdiri atas (1) cara
memegang peluru, (2) posisi awal, (3) meluncur, (4) memindahkan badan,
(5) menolak/melepas peluru, (6) recovery. Sedangkan, menurut Aip
Syarifuddin (1992 : 145) teknik tolak peluru yang dapat dipelajari antara
lain : (1) Cara memegang peluru, (2) Sikap badan pada waktu akan
menolak, (3) Cara menolakkan peluru, (4) Sikap badan setelah
menolakkan peluru, (5) Cara mengambil awalan atau ancang-ancang.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Uraian pelaksanaan teknik tolak peluru gaya orthodox (menyamping)
adalah sebagai berikut :
1) Cara Memegang Peluru
Peluru dipegang dengan jari-jari tangan dan terletek pada
telapak tangan bagian atas caranya: peluru diletakkan pada telapak
tangan bagian atas atau pada ujung telapak tangan, yang dekat dengan
jari - jari tangan. Jari - jari tangan direnggangkan atau dibuka, jari
manis, jari tengah, dan jari telunjuk, dipergunakan untuk menahan dan
memegang peluru bagian belakang. Sedangkan jari kelingking dan ibu
jari dipergunakan untuk memegang atau menahan peluru bagian
samping, yaitu agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke luar. Ke
dalam ditahan oleh ibu jari dan ke luar ditahan oleh jari kelingking.
Gambar
Gambar 2. Cara Memegang Peluru
(Aip Syarifuddin. 1992: 146)
Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian
letakkan pada bahu dan menempel (melekat) di leher. Siku diangkat ke
samping sedikit agak serong ke depan. Pada waktu memegang dan
meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar keadaan seluruh badan
dan tangan jangan sampai kaku, tetapi harus dalam keadaan lemas
(relax atau rileks). Tangan dan lengan yang lain membantu menjaga
keseimbangan.
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar
Gambar 3. Sikap Badan dan Letak Peluru
(Aip Syarifuddin. 1992: 146)
2) Sikap Badan Pada Waktu Akan Menolak
Sikap badan pada waktu akan menolakkan peluru dengan gaya
orthodox (menyamping), yaitu badan berdiri tegak menyamping ke
arah tolakan, kedua kaki dibuka selebar bahu, kaki kiri lurus ke depan,
kaki kanan dengan lutut sedikit ditekuk ke depan agak serong ke
samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak
condong ke samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada
bahu (pundak), tangan kiri dengan siku ditekuk berada di depan sedikit
agak serong ke atas. Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan
menjaga keseimbangan, pandangan diarahkan ke arah tolakan.
Gambar
Gambar 4. Sikap Badan Pada Waktu Akan Menolak
(Aip Syarifuddin 1992: 147)
3) Cara Menolakkan Peluru
Bersamaan dengan memutar badan ke arah tolakan, siku ditarik
serong ke atas ke belakang (ke arah samping kiri), pinggul dan
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pinggang serta perut di dorong agak ke depan ke atas hingga dada
menghadap ke depan serong ke atas ke arah tolakan. Dagu diangkat
atau agak ditengadahkan, pandangan ke arah tolakan. Pada saat seluruh
badan (dada) menghadap ke arah tolakan, secepatnya peluru itu
ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan (parabola)
bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan melonjakkan
seluruh badan ke atas serong ke depan (kalau menolak menggunakan
tangan kanan, sedangkan menggunakan tangan kiri dengan
sebaliknya).
Gambar
Gambar 5. Cara Menolakkan peluru
(Aip Syarifuddin. 1992: 148)
4) Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru
Sikap badan setelah menolakkan peluru sering disebut gerak
lanjut atau sikap akhir. Menurut Aip Syarifuddin (1992 : 150) cara
untuk melakukan gerakan dan sikap akhir setelah menolak adalah
sebagai berikut:
a) Setelah peluru yang ditolakkan atau didorong itu lepas dari tangan,
secepatnya kaki yang dipergunakan untuk menolak itu diturunkan
atau mendarat (kaki kanan) kira-kira menempati bekas kaki kiri
(kaki depan) dengan lutut agak ditekuk.
b) Kaki kiri (kaki depan) diangkat ke belakang lurus dan rileks, untuk
membantu menjaga keseimbangan.
c) Badan condong ke depan, dagu diangkat, badan agak miring
kesamping kiri, pandangan ke arah jatuhnya peluru.
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Tangan kanan dengan siku agak ditekuk berada di depan sedikit
agak di bawah badan, tangan atau lengan kiri rileks lurus ke
belakang untuk membantu menjaga keseimbangan.
Gambar
Gambar 6. Sikap Badan Setelah Menolakkan Peluru
(Aip Syarifuddin. 1992: 150)
5) Cara Mengambil Awalan atau Ancang-Ancang
Dalam melakukan tolak peluru selalu menggunakan awalan
guna mendapatkan tolakan yang maksimal. Menurut Aip Syarifuddin
(1992 : 151) cara mengambil awalan dalam tolak peluru gaya orthodox
adalah sebagai berikut:
a) Pada waktu akan melakukan tolakan, kaki yang depan (kaki kiri)
digerak - gerakkan ke depan ke belakang, atau diputar - putarkan
untuk membuat atau mendapatkan keseimbangan dan kecepatan
awal. Bersamaan dengan menolakkan atau mendorong kaki kanan
ke depan ke arah tolakan, kaki kiri digerakkan ke depan agak ke
samping kiri lurus hingga menyentuh balok penahan.
b) Usahakan badan tetap rendah dengan lutut kaki kanan agak
ditekuk. Pada saat kaki kiri kena atau menyentuh balok penahan,
secepat mungkin badan diputar kea rah tolakan, bersamaan dengan
pinggul, pinggang, dan perut didorong ke depan hingga seluruh
badan menghadap ke arah tolakan. Kemudian secepatnya peluru
ditolakkan sekuat - kuatnya ke depan ke atas, dengan bantuan
menggerakkan seluruh tenaga badan.
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar
Gambar 7. Cara Mengambil Awalan
(Aip Syarifuddin. 1992: 152)
c. Tolak Peluru Gaya Orthodox
Tolak peluru gaya orthodox adalah suatu gaya dalam tolak peluru
yang awalannya menggunakan gaya menyampingi arah tolakan (sektor).
Dan berkaitan dengan tolak peluru gaya orthodox, Aip Syarifuddin (1992:
151) menyatakan, ― bahwa sampai sekarangpun masih ada yang
mempergunakan gaya ini, dan terutama oleh para atlet pemula dan dalam
proses kelangsungan belajar mengajar tolak peluru di sekolah-sekolah‖.
Oleh karena itu, tolak peluru gaya orthodox sangat baik untuk atlet
ataupaun siswa yang masih duduk dibangku sekolah-sekolah, guna
mengetahui pembelajaran tolak peluru yang sesungguhnya.
Gambar
Gambar 8. Tolak Peluru Gaya Orthodox
(Aip Syarifuddin 1992: 152)
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Latihan
a. Pengertian Latihan
Latihan adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk
meningkatkan kemampuan dalam mencapai suatu prestasi. Kemampuan
seseorang akan semakin meningkat apabila dilatih secara rutin dan teratur
sesuai dengan kondisi fisik masing-masing. Telah banyak pendapat yang
dikemukakan para ahli tentang pengertian latihan.
Menurut A. Hamidsyah Noer (1992 : 3) latihan adalah ―Suatu
proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihan
untuk mencapai tujuan‖. Hal ini selaras dengan pendapat Yusuf
Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996 : 145) bahwa, ― Latihan adalah
suatu proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-
ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta
intensitas latihannya‖.
Bentuk latihan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan
atau prestasi dalam olahraga antara lain : latihan fisik, latihan teknik,
latihan taktik dan latihan mental.salah satu unsur dari olahraga yang
mencakup keseluruhan adalah latihan fisik. Menurut Mulyono B (1992 : 1)
latihan fisik adalah ― Proses kerja yang dilakukan secara sistematis,
kontinyu, dimana beban dan intensitas latihan makin hari makin
bertambah, akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap
tubuh dan bertujuan meningkatkan kemampuan fisik dan mental bersama-
sama‖.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa, latihan harus dilakukan secara berulang-ulang dan sistematis. Yang
dimaksud berulang - ulang adalah latihan tersebut dilakukan berkali - kali
dan terus - menerus sehingga yang semula sukar dilakukan menjadi mudah
dan menuju gerak otomatis. Sedangkan, yang dimaksud sistematis adalah
berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis,
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari yang mudah ke yang lebih sukar, latuhan teratur, dari yang sederhana
ke yang lebih rumit.
b. Prinsip-Prinsip Latihan
Tujuan dari latihan adalah untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Tujuan tersebut akan tercapai dengan baik apabila diterapkan prinsip –
prinsip latihan yang baik pula. Prinsip – prinsip latihan menurut M. Sajoto
(1995 : 30-31) yaitu: (1) prinsip overload (beban berlebih), (2) prinsip
penggunaan beban secara progresif, (3) prinsip pengaturan latihan, (4)
prinsip kekhususan program latihan.
Sedangkan, menurut Suharno H. P (1984 : 13) antara lain: (1)
latihan sepanjang tahun tanpa berseling (prinsip kontinyu dalam latihan),
(2) kenaikan beban latihan secara teratur, (3) prinsip individual
(perseorangan), (4) prinsip interval, (5) prinsip stress (penekana), (6)
prinsip spesialisasi. Untuk lebih jelasnya prinsip – prinsip latihan tersebut
di atas diuraikan sebagai berikut:
1) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun
Menginagat sifat adaptasi manusia (atlet) terhadap beban
latihan yang diterima bersifat labil dan sementara, maka untuk
mencapai suatu pretasi maksimal, perlu adanya beban latihan
sepanjang tahun terus – menerus secara teratur, terarah dan kontinyu.
Hal ini bukan berarti tidak ada istirahat sama sekali. Agar dapat
diketahui dengan jelas tentang sistematika suatu latihan sepanjang
tahun perlu diketahui adanya periode – periode latihan.
2) Kenaikan Beban Latihan Secara Teratur atau prinsip Beban Latihan
Prinsip ini mengatakan bahwa beban latihan yang diberikan
kepada atlet haruslah cukup berat dan harus diberikan berulang – ulang
dengan intensitas yang cukup tinggi. Kenaikan beban latihan harus
sedikit, hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi over training,
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dan proses adaptasi atlet tehadap loadng akan terjamin keteraturannya.
Peningkatan beban latihan ini dilakukan setiap dua atau tiga kali
latihan.
3) Prinsip Perkembangan Menyeluruh
Prinsip ini memberikan kebebasan atlet untuk melibatkan diri
dalam berbagai aspek kegiatan, agar dengan demikian ia memiliki
dasar – dasar yang lebih kokoh guna menunjang keterampilan
spesialisasinya kelak. Dengan melibatkan diri dengan berbagai
aktivitas, atlet mengalami perkembangan yang komperhensif,
menyeluruh, terutama dalam kondisi fisiknya, seperti kekuatan, daya
tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi gerak dan sebagainya.
4) Prinsip Individual
Oleh karena setiap orang berbeda – beda dalam segi fisik,
mental, watak, potensi, karakteristik belajarnya dan tingkat
kemampuannya, maka perbedaan – perbedaan itu perlu diperhatikan
oleh coach atau pelatih agar pemberian dosis latihan, metode latihan
dapat serasi untuk mencapai suatu prestasi bagi tiap – tiap individu.
5) Prinsip Interval
Prinsip interval sangat penting dalam rencana latihan, dari yang
bersifat harian, mingguan, bulanan, sampai latihan tahunan yang
berguna untuk pemulihan fisik dan mental atlet dalam latihan. Dalam
prinsip ini, latihan – latihan yang dilakukan menggunakan interval –
interval berupa istirahat. Istirahat ini dapat berupa istirahat aktif
maupun istirahat pasif.
6) Prinsip Stress (Penekanan)
Stress adalah segala sesuatu yang atlet rasakan tertekan dalam
dirinya. Dalam prinsip ini beban latihan harus sampai menimbulkan
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kelelahan yang sungguh – sungguh, baik kelelahan lokal maupun
kelelahan jasmani dan rohani. Hal ini penting untuk meningkatkan
prestasi, tetapi pemberian stress harus memperhatikan kondisi atlet.
Beban berat ini diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme,
penggemblengan mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi
pertandingan – pertandingan.
7) Prinsip Spesialisasi
Latihan harus mempunyai bentuk dan cirri yang khas, sesuai
dengan cabang olahraganya. Hal tersebut sesuai dengan sifat dan
tuntutan tiap – tiap cabang olahraga yang berbeda – beda.
Prinsip-prinsip dasar latihan tersebut perlu dipedomani dalam
melaksanakan latihan. Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar
latihan maka program latihan dapat disusun. Dalam penyusunan program
latihan perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan program latihan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1) Intensitas Latihan
Intensitas latihan adalah dosis beban latihan yang harus dilakukan
atlet dalam suatu program latihan tertentu.
2) Lama Latihan
Harsono (1988 : 117) berpendapat bahwa, ―untuk tujuan olahraga
pretasi, lama latihan 45-120 menit dan untuk olahraga kesehatan lama
latihan 20-30 menit dan training zone. Sedangkan M. Sajoto (1995 :
70) menyatakan bahwa, ―lama latihan hendaknya dilakukan 4-
8minggu‖.
3) Frekuensi Latihan
Frekuensi latihan adalah jumlah latihan intensif yang dilakukan
dalam satu minggu. Menurut M. Sajoto (1995 : 35) mengemukakan
bahwa, ― program latihan yang dilaksanakan 4 kali setiap minggu
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
selama 6 minggu cukup efektif, namun para pelatih cenderung
melaksanakan 3 kali setiap minggu untuk menghindari terjadinya
kelelahan yang kronis, dengan lama latihan yang dilakukan selama 6
minggu atau lebih. Latihan dengan frekuensi 3 kali perminggu sangat
sesuai bagi pemula dan tidak menimbulkan kelelahan yang berarti‖.
4) Prosedur Latihan
Pelaksanaan pelatihan harus sesuai dengan prosedur pelatihan,
dimana pelatihan dibagi menjadi 3 bagian yaitu : pemanasan, pelatihan
inti dan pelatihan penutup.
c. Latihan Teknik
Dalam pelaksanaan latihan ada beberapa aspek yang sangat penting
untuk mencapai suatu prestasi. Seperti yang dikemukakan Yusuf
Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 145) bahwa ―Aspek – aspek yang
perlu dilatih dan dikembangkan untuk mencapai pretasi meliputi: (1)
latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, (4) latihan mental‖.
Teknik adalah suatu hal yang paling dasar dalam setiap cabang
olahraga. Teknik akan terbentuk dengan baik apabila dilatih dengan rutin
dan terprogram. Latihan teknik diperlukan untuk membentuk kebiasaan –
kebiasaan motorik menuju gerakan yang otomatis. Untuk mencapai
kecakapan teknik diperlukan adanya: analisis gerakan, mekanika,
kinesiology, dan biomekanika. Hal ini sesuai dengan pendapat dari
Suharno H. P (1993 : 22) bahwa, ―Untuk mengotomatisasikan penguasaan
unsure gerak fisik, teknik, taktik, dan keterampilan yang benar atlet harus
melakukan latihan berulang – ulang dengan frekuensi sebanyak –
banyaknya secara kontinyu‖.
Pengulangan gerakan akan menbentuk gerakan yang kontinyu.
Pengulangan ini hendaknya dimulai dari gerakan yang mudah ke gerakan
yang lebih sulit. Menurut Sudjarwo (1993 : 43) berdasarkan jenisnya
penguasaan teknik dibedakan menjadi tiga, yaitu:
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Teknik dasar ialah penguasaan teknik tingkat awal yang terdiri dari
gerakan dasar dari proses gerak, bersifat sederhana dan mudah
dilakukan. Teknik ini biasanya diberikan bagi mereka yang baru
belajar keterampilan olahraga tingkat pemula.
2) Teknik menengah ailah penguasaan teknik yang sudah menuntut
kemampuan fisik yang meningkat, misalnya kekuatan, kecepatan,
kelincahan, koordinasi, dan sebagainya.
3) Teknik tinggi merupakan penguasaan tingkat akhir dari pengembangan
tingkat dasar dan tingkat menengah yang menuntut gerakan dengan
tempo tinggi memerlukan kemampuan fisik seperti kecepatan,
koordinasi, keseimbangan dan daya ledak guna menunjang gerakan –
gerakan yang sulit, stimultan bahkan dalam posisi dan kondisi yang
sulit pula.
d. Latihan Fisik
Latihan fisik diperlukan dalam olahraga untuk menjaga agar atlet
selalu terjaga kondisi fisiknya. Brooks, GA & Fahe, Td, (1984 : 231)
menyatakan bahwa ―Latihan fisik merupakan kegiatan fisik yang
dilakukan secara sistematik, berulang – ulang dalam jangka waktu yang
panjang dengan peningkatan beban secara bertahap dan bersifat individual
yang bertujuan untuk membentuk kondisi fisiologis dan psikologis,
sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik‖.
Selain itu, metode latihan yang tepat juga menjadi salah satu faktor
penentu keberhasilan suatu program latihan. Menurut Yusuf Adisasmita
dan Aip Syarifuddin (1992 : 142) pemilihan metode latihan yang tepat
didasarkan pada beberapa faktor, yaitu:
1) Tujuan umum melatih
2) Tugas – tugas tertentu
3) Kekhususan cabang olahraga
4) Kedewasaan fisik dan mental atlet
5) Tingkat kemampuan atlet
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Latihan Tolak Peluru dengan Beban Tetap
a. Definisi latihan tolak peluru dengan beban tetap
Latihan tolak peluru dengan beban tetap pada prinsipnya
merupakan suatu bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menguasai gerakan atau teknik tolak peluru,
terutama untuk mencapai jarak tolakan yang sejauh mungkin. Melalui
latihan tolak peluru dengan beban tetap diharapkan siswa memiliki konsep
gerakan tolak peluru yang benar agar peluru dapat mencapai jarak sejauh-
jauhnya. Dilihat dari kualitas gerak, latihan tolak peluru dengan beban
tetap di dalamnya dikembangkan aspek usaha (effort). Rusli Lutan dan
Adang Suherman (2000: 61) berpendapat, ―aspek usaha (effort) yang di
dalamnya meliputi kecepatan, kekuatan dan space‖.
b. Pelaksanaan latihan tolak peluru dengan beban tetap
Pelaksanaan latihan tolak peluru dengan beban tetap yaitu, sebelum
latihan dimulai guru menjelaskan teknik tolak peluru yang meliputi: cara
memegang peluru, sikap badan pada waktu akan menolakkan peluru, cara
menolakkan peluru, dan sikap badan setelah menolakkan peluru serta cara
mengambil awalan. Dari teknik - teknik tolak peluru tersebut selanjutnya
mendemonstrasikan gerakan tolak peluru secara keseluruhan. Selanjutnya,
guru merancang bentuk latihan tolak peluru dengan beban tetap
diantaranya menentukan beban yang harus dipakai untuk menolakkan
peluru dengan jarak sejauh – jauhnya sesuai dengan kemampuan siswa.
Untuk memudahkan pelaksanaan latihan tolak peluru dengan beban tetap
yaitu, dilakukan dari cara yang mudah dan secara bertahap ditingkatkan
pada gerakan yang sulit dan kompleks. Misalnya, gerakan menolak tanpa
menggunakan awalan, gerakan menolak dengan menggunakan awalan,
sikap akhir setelah menolakkan peluru.
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Kelebihan dan kelemahan latihan tolak peluru dengan beban tetap
Latihan tolak peluru dengan beban tetap diterapkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menolakkan peluru. Berdasarkan
karakteristik latihan tolak peluru dapat diidentifikasikan kelebihan dan
kelemahannya. Kelebihan latihan tolak peluru dengan beban tetap antara
lain:
1) Siswa langsung dapat merasakan beban peluru yang sesungguhnya.
2) Siswa akan cepat terlatih karena peluru yang digunakan adalah peluru
yang beratnya tetap dari awal sampai akhir atihan.
Sedangkan kelemahan dari latihan tolak peluru dengan beban tetap
antara lain:
1) Siswa akan cepat merasa bosan karena latihan dengan beban yang
monoton.
2) Jarak ditempuh kurang maksimal karena siswa belum bisa beradaptasi
langsung dengan beban yang sesungguhnya.
5. Latihan dengan Beban Bertahap
a. Definisi latihan dengan beban bertahap
Latihan tolak peluru dengan beban bertahap merupakan bentuk
latihan tolak peluru yang menekankan pada teknik dan beban yang
digunakan untuk tolak peluru. Beban bertahap yang dimaksud yaitu tolak
peluru dengan menggunakan beban yang paling ringan yaitu 1 kg
kemudian meningkat secara bertahap sampai beban yang sesungguhnya
yaitu 5 kg. Beban yang ringan dapat memudahkan siswa untuk melatih
sudut yang ideal sehingga siswa dapat menolakkan peluru dengan sudut
yang ideal. Hal ini karena sudut yang ideal tolakan dapat mempengaruhi
pencapain prestasi dalam tolak peluru.
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Pelaksanaan latihan tolak peluru dengan beban bertahap
Pelaksanaan latihan tolak peluru dengan bertahap yaitu, sebelum
latihan dimulai guru menjelaskan teknik tolak peluru meliputi: cara
memegang, sikap badan pada waktu akan menolakkan peluru, cara
menolakkan peluru, dan sikap badan setelah menolakkan peluru serta cara
mengambil awalan. Dari teknik tolak peluru tersebut selanjutnya
mendemonstrasikan gerakan tolak peluru secara keseluruhan. Setelah
mendemonstrasikan gerakan tolak peluru, kemudian guru membuat
rancangan latihan dengan beban bertahap. Untuk memberi kemudahan
dalam latihan, siswa menolakan peluru dengan beban peluru yang paling
ringan yaitu 1 kg kemudian meningkat sampai peluru yang sesungguhnya
yaitu 5 kg. Untuk memudahkan pelaksanaan latihan tolak peluru dengan
beban bertahap yaitu, dilakukan dari cara yang mudah dan secara bertahap
ditingkatkan pada gerakan yang sulit dan kompleks. Misalnya, gerakan
menolak tanpa menggunakan awalan, gerakan menolak dengan
menggunakan awalan, sikap akhir setelah menolakkan peluru.
c. Kelebihan dan kelemahan latihan tolak peluru dengan beban
bertahap
Latihan tolak peluru dengan beban berahtap diterapkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menolakkan peluru. Berdasarkan
karakteristik latihan tolak peluru dapat diidentifikasikan kelebihan dan
kelemahannya. Kelebihan latihan tolak peluru dengan beban bertahap
antara lain:
1) Siswa tidak akan merasa bosan karena beban yang digunakan
bervariasi.
2) Sudut yang ideal akan mudah terbentuk karena peluru yang digunakan
lebih ringan dari peluru sesungguhnya.
3) Kesalahan dalam hal teknik akan cepat diperbaiki karena peluru yang
digunakan lebih ringan dari peluru yang sesungguhnya.
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Dapat memotivasi siswa untuk menolakkan peluru sejauh-jauhnya
karena beban yang digunakan ringan.
Sedangkan kelemahan dari latihan tolak peluru dengan beban
bertahap antara lain:
1) Siswa kurang memperhatikan teknik tolak peluru yang benar karena
beban yang digunakan terlalu ringan.
2) Siswa kurang memperhatikan sudut tolakan yang benar karena beban
yang digunakan terlalu ringan.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas dapat
digambarkan skematis kerangka berpikir sebagai berikut:
Tolak Peluru
Latihan
Beban Tetap:
- Pemberian beban
yang sama dari awal
sampai akhir latihan
Beban Bertahap:
- Pemberian beban yang
bervariasi dan selalu
meningkat.
Kemampuan
Tolak Peluru
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan skema latihan tolak peluru dengan beban tetap dan beban
bertahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perbedaan Pengaruh Latihan Tolak Peluru dengan Beban Tetap dan
Beban Bertahap
Latihan tolak peluru dengan beban tetap dan beban bertahap
merupakan bentuk latihan tolak peluru yang memiliki karakteristik yang
berbeda. Kedua bentuk tersebut tersebut mempunyai penekanan yang berbeda.
Latihan tolak peluru dengan beban tetap lebih menekankan pada beban atau
beratnya peluru yang dipakai. Pada latihan tolak peluru dengan beban tetap
siswa diharuskan menolakkan peluru sejauh-jauhnya dengan peluru yang
berukuran standar yaitu 5 kg. Latihan tolak peluru dengan beban tetap ini
mempunyai beberapa kelebihan antara lain: siswa langsung dapat merasakan
menolak dengan peluru yang sesungguhnya, siswa lebih siap menolakkan
peluru dengan peluru yang sesungguhnya karena siswa sudah terlatih sejak
awal latihan. Kelemahan latihan dengan beban tetap ini antara lain:
penguasaan teknik tolakan kurang maksimal karena siswa belum beradaptasi
dengan berat peluru yang sesungguhnya, terjadi kebosanan pada siswa karena
beban atau berat peluru yang monoton dari awal sampai dengan akhir latihan.
Latihan tolak peluru dengan beban bertahap merupakan bentuk latihan
tolak peluru yang menekankan pada pengembangan unsur teknik menolak,
khususnya membuat sudut tolakan yang ideal yaitu 45°. Dengan sudut tolakan
yang ideal, maka akan mempunyai peluang yang besar untuk mencapai jarak
tolakan yang sejauh-jauhnya. Latihan tolak peluru dengan beban bertahap
mempunayai kelebihan anatara lain: teknik tolakan dapat dikembangkan
dengan baik, khususnya untuk membuat sudut tolakan yang ideal, sudut
tolakan yang benar akan mempunyai peluang yang besar untuk mencapai
tolakan yang sejauh-jauhnya, adanya variasi dalam latihan sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan atau kebosanan pada siswa. Kelemahan latihan tolak
peluru dengan beban bertahap antara lain: terlalu ringannya peluru membuat
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
siswa menolakkan peluru dengan seenaknya tanpa memperhatikan teknik
menolak yang benar.
Berdasarkan karakteristik latihan tolak peluru dengan beban tetap dan
beban bertahap serta kelebihan dan kelemahannya, maka kedua latihan
tersebut akan menimbulkan pengaruh atau efek yang berbeda terhadap
peningkatan kemampuan tolak peluru khususnya gaya orthodox. Perbedaan
perlakuan yang diberikan akan mendapatkan respon yang berbeda pada diri
pelaku atau siswa. Dengan demikian diduga bahwa, latihan tolak peluru
denagan beban tetap dan beban bertahap memilki perbedaan pengaruh
terhadap kemampuan tolak peluru khususnya gaya orthodox.
2. Latihan Tolak Peluru dengan Beban Bertahap Lebih Baik Pengaruhnya
Terhadap Kemampuan Tolak Peluru
Berdasarkan karakteristik latihan tolak peluru dengan beban tetap dan
beban bertahap menunjukkan bahwa, latihan tolak peluru dengan beban
bertahap memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan
kemampuan tolak peluru. Hal ini karena, dalam latihan tolak peluru dengan
beban bertahap dikembangkan teknik menolak peluru khususnya
pengembangan sudut tolakan. Sudut tolakan yang ideal dalam tolak peluru
akan mendukung pencapaian jarak tolakan yang lebih maksimal. Sedangkan
pada pembelajaran tolak peluru dengan beban tetap hanya menekakan pada
pencapaian beban atau berat peluru, tetapi teknik tolakan terabaikan. Teknik
tolakan yang tidak baik maka akan sulit melakukan tolakan dengan baik,
sehingga prestasi yang tinggi sulit dicapai. Dengan demikian diduga, latihan
tolak peluru dengan beban bertahap lebih baik pengaruhnya terhadap
peningkatan kemampuan tolak peluru.
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
a. Ada perbedaan pengaruh latihan tolak peluru dengan beban tetap dan
beban bertahap terhadap kemampuan tolak peluru gaya orthodox pada
siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri 1 Ceper tahun ajaran 2012/2013.
b. Latihan tolak peluru dengan beban bertahap lebih baik pengaruhnya
terhadap kemampuan tolak peluru gaya orthodox pada siswa putra kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Ceper tahun ajaran 2012/2013.
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ceper. Yang beralamatkan di
Kajen, Ceper, Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama enam minggu, dari tanggal 7 september
2012 sampai dengan tanggal 19 oktober 2012 dengan frekuensi pertemuan tiga
kali dalam seminggu pada hari senin, rabu dan jum’at. Pertemuan dilakukan pada
sore hari agar tidak menganggu proses belajar mengajar di sekolah. Secara
keseluruhan kegiatan perlakuan berlangsung selama 18 kali pertemuan.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jenis Kegiatan Bulan
Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb
1. Persiapan
a. Pengajuan judul
b. Penyusunan proposal
c. Seminar proposal
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengajuan ijin
penelitian
b. Pengumpulan data
c. Pelaksanaan
eksperimen
3. Penyusunan Laporan
a. Penulisan laporan
b. Ujian skripsi dan revisi
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Metode Penelitian
1. Metode Eksperimen
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dasar
penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan diawali dengan memberikan
perlakuan kepada subyek yang diakhiri dengan suatu tes guna mengetahui
pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sugiyanto (1994:21) menyatakan
―tujuan penelitian eksperimental adalah untuk meneliti ada tidaknya hubungan
sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen yang hasilnya
dibandingkan dengan hasil kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan atau
diberi perlakuan yang berbeda‖.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ―Pretest-Posttest Design‖. Gambar rancangan
penelitian sebagai berikut :
KE 1 ——Treatment A —— Posttest
S —– Pretest —— MSOP
KE 2 ——Treatment B —— Posttest
Keterangan :
S = Subyek
Pretest = Test awal kemampuan tolak peluru gaya orthodox
MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing
KE 1 = Kelompok 1
KE 2 = Kelompok 2
Treatment A = Latihan dengan beban bertahap
Treatment B = Latihan dengan beban tetap
Posttest = Tes akhir kemampuan tolak peluru gaya orthodox
Dengan menggunakan pola pemasangan dalam subyek ―Matching by
Subyek Design‖, subyek dipisahkan dalam dua kelompok yang seimbang.
Pengelompokan yang seimbang menggunakan ―Ordinal Pairing‖ sampel yang
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
memiliki kemampuan sama dipasangkan, kemudian anggota tiap pasang
dipisahkan dalam dua kelompok.
Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada kemampuan
menolakkan peluru sejauh-jauhnya pada test awal. Setelah hasil test awal
dirangking, kemudian subyek yang memiliki kemampuan setara dipasang-
pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian
kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang
sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh
pengaruh perlakuan yang diberikan.
Adapun teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut
Sutrisno Hadi (1995: 485) sebagai berikut :
Kelompok 1 Kelompok 2
1 2
4 3
5 6
8 7
9 dan seterusnya
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas XI IPA SMA Negeri
1 Ceper tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa.
Tabel 2. Subyek Penelitian
No Kelas Jumlah
Siswa Putra
1 XI IPA 1 8
2 XI IPA 2 4
3 XI IPA 3 8
Jumlah
20
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto (2000: 112) bahwa,
―Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
di ambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi‖.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes
dan pengukuran. Untuk mengukur kemampuan tolak peluru gaya orthodox
didasarkan dari Andi Suhendro (2000: 265).
Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
E. Variabel Penelitian
1. Jenis Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent) dan satu
variabel terikat (dependent). Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Yang termasuk variabel bebas dalam penelitian ini
adalah :
a. Latihan dengan Beban Bertahap
b. Latihan dengan Beban Tetap
Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah kemampuan tolak peluru gaya
orthodox.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Latihan dengan Beban Tetap
Dalam pelaksanaanya latihan dengan beban tetap ini menggunakan
beban peluru yang beratnya standar yang digunakan oleh anak sekolah
yaitu 5 kg, dari awal sampai akhir latihan. Selain itu, intensitasnya
disesuaikan dengan program latihan yang telah dibuat.
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Latihan dengan Beban Bertahap
Dalam pelaksanaannya latihan dengan beban bertahap ini
menggunakan beban peluru dari berat yang paling ringan sampai dengan
peluru yang beratnya standar yang digunakan oleh anak sekolah yaitu 5
kg. Selain itu, intensitasnya disesuaikan dengan program latihan yang
telah dibuat.
c. Kemampuan Tolak Peluru Gaya Orthodox
Kemampuan tolak peluru diukur dengan tolak peluru gaya
orthodox, nilai yang diambil adalah hasil menolak yang sejauh-jauhnya.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik
statistik. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan antara lain:
1. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan data dengan
melakukan tes-retest. Untuk mencari reliabilitas tersebut digunakan rumus
product moment Suharsimi Arikunto (2002:254) sebagai berikut :
rxy
= 2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYN
keterangan :
rxy
= korelasi antara X dan Y
X = hasil tes
Y = hasil re test
= jumlah
N = jumlah sampel
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode
Liliefors (Sudjana, 1992:466). Adapun prosedur pengujian normalitas
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pengamatan x 1 , x 2 …, x n dijadikan bilangan baku ni zzz ,...,, 2 dengan
menggunakan rumus :
Z i = S
XX i
Keterangan :
X i = Nilai yang dimiliki tiap sampel
X = Rata-rata
S = Simpangan baku
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z zi)
3) Selanjutnya dihitung proporsi ni zzz ,...,, 2 yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (zi)
4) S (Zi) = n
ZyangZZbanyaknyaZ in ,....2,1
5) Hitung selisih F(zi) – S (zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
6) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lhitung
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengkaji kesamaan varian antar
kelompok yang dibandingkan. Uji homogenitas dilakukan dengan
membagi varian yang terbesar dengan varian yang terkecil diperoleh.
Adapun rumus yang digunakan menurut Sutrisno Hadi (1982:386) adalah :
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Fdbvb:dbvk = ktSD
bsSD2
2
Keterangan :
Dbvb : Derajat kebebasan dari varian yang lebih besar
Dbvk : Derajat kebebasan dari varian yang lebih kecil
SD2
bs : Varian yang lebih besar
SD2
kt : varian yang lebih kecil
3. Uji Perbedaan
Uji perbedaan penelitian yaitu dengan teknik uji t dengan rumus sebagai
berikut :
t =
)1(
2
NN
d
Md
(Sutrisno Hadi 1995:457)
Keterangan :
Md = Mean deviasi (beda) dari pasangan
2D = Jumlah deviasi kuadrat tiap sample dari mean perbedaan
N = Jumlah pasangan
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :
Md = N
D
Keterangan :
D = Jumlah selisih (deviasi) masing-masing subjek
N = Jumlah pasangan
Penghitungan presentase peningkatan pada kelompok 1 dan
kelompok 2 dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Presentase peningkatan = %100xtMeanpretes
entMeandiffer
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengambilan data pada sampel
yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal secara
keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok dan dilakukan tes
akhir pada masing-masing kelompok. Sebelum tes akhir pada masing – masing
kelompok diberikan perlakuan yang berbeda pada masing – masing kelompok.
Kelompok 1 diberikan latihan beban tetap sedangkan kelompok 2 diberikan
latihan beban bertahap.
Data hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis dengan statistik, seperti
terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Tes Tolak Peluru Gaya Orthodox Kelompok 1 dan
Kelompok 2.
Kelompok Tes N Hasil
Tertinggi
Hasil
Terendah Mean SD
Kelompok 1 awal 10 750 450 552 77.756
akhir 10 772 645 656.6 52.728
Kelompok 2 Awal 10 725 491 551.6 67.578
Akhir 10 795 665 668.8 50.049
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada kelompok 1
mengalami peningkatan setelah mendapatkan perlakuan. Demikian halnya pada
kelompok 2 juga mengalami peningkatan akibat dari perlakuan yang diberikan.
Jika dibandingkan antara kelompok 1 dan kelompok 2 menunjukkan bahwa,
kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan tolak peluru gaya orthodox yang
lebih besar dibandingkan dengan kelompok 1.
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan
analisis. Pengujian persyaratan analisis dilakukan dengan uji normalitas dan uji
homogenitas.
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya dari
tes awal. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode liliefors.
Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1
dan kelompok 2 adlah sebagai berikut:
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data
Kelompok N Mean SD L hitung Lt 5%
K1 10 552 77.756 0.2359 0,2580
K2 10 551.6 67.578 0.2247 0,2580
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan, diperoleh L hitung pada tes awal
kelompok 1 dan tes awal kelompok 2 lebih kecil dari L table dengan taraf signifikan
5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data tes awal kelompok 1 dan tes
awal kelompok 2 berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan varians antara
kelmopok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas ini berfungsi sebagai
persyaratan dalam pengujian perbedaan, dimana jika perbedaan itu benar-benar
merupakan perbedaan nilai rata-rata. Hasil uji homogenitas data antara kelompok
1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data
Kelompok N SD2 Fhitung Ft 5%
K 1 10 6046 0.7553 2,97
K 2 10 4566.84
Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung=
0.7553. Sedangkan dengan db = 10 lawan 10, angka Ft 5% = 2,97 ternyata nilai
Fhitung = 0.7553 lebih kecil dari Ft 5% = 2,97. Karena Fhitung < Ftabel 5%, maka
hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1
(K1) dan kelompok 2 (K2) memiliki varians yang homogen.
C. Hasil Analisis Data
1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan
Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji
perbedaanya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan
anggota pada kedua kelompok tersebut. Sebelum diberi perlakuan berangkat dari
keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan
kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan
Kelompok 2
Kelompok N Mean Thitung Ttabel
K1 10 552 0.653 2,262
K2 10 551.6
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan thitung antara
kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0.653 dan ttabel dengan taraf
signifikansi 5% dan n = 10 sebesar 2,262. Karena thitung < ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan tolak peluru gaya orthodox kelompok 1 dan
kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan
Setelah dilakukan perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latihan
dengan beban tetap dan kelompok 2 diberi perlakuan latihan dengan beban
bertahap kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam
penelitian ini hasilnya sebagai berikut:
a. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1
Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes akhir
Kelompok 1
Kelompok N Mean Md thitung ttabel
K1 10 552 104.6 6.955 2,262
K2 10 656.6
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal kelompok 1
diperoleh nilai sebesar 6.955 lebih besar dari ttabel 2,262 yang berarti menolak
hipotesis nol (Ho). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara
tes awal dan tes akhir pada kelompok 1.
b. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2
Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes akhir
Kelompok 2
Kelompok N Mean Md thitung ttabel
K1 10 551.6 117.2 9.753 2,262
K2 10 668.8
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal kelompok 1 diperoleh
nilai sebesar 9.753 lebih besar dari ttabel 2,262 yang berarti menolak hipotesis
nol (Ho). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara tes awal
dan tes akhir pada kelompok 2.
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Kelompok 1 dan
Kelompok 2
Kelompok N Mean thitung ttabel
K1 10 656.6 2.654 2,262
K2 10 668.8
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-tes
antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung sebesar 2.654 dan
ttabel dengan taraf signifikansi 5% dan n = sebesar 2,262. Karena thitung > ttabel,
maka dapat disimpulkan kemampuan tolak peluru antara kelompok 1 dan
kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.
d. Perbedaan Prosentase Peningkatan
Kelompok mana yang memiliki prosentase peningkatan yang lebih
baik dapat diketahui melalui perhitungan perbedaan prosentase peningkatan
tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan tolak
peluru gaya orthodox kelompok 1 dan kelompok 2 dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡
𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙× 100%
Peningkatan kemampuan tolak peluru gaya orthodox pada kelompok 1
dengan latihan beban tetap dapat dihitung sebagai berikut:
Mean tes awal = 552
Mean tes akhir = 656.6
Mean different = 104.6
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Prosentase peningkatan =𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡
𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙× 100% =
104.6
552× 100%
= 18.949 %
Jadi pada kelompok 1 dengan latihan beban tetap mengalami
peningkatan sebesar 18.949 %.
Peningkatan kemampuan tolak peluru gaya orthodox pada kelompok 2
dengan latihan beban bertahap dapat dihitung sebagai berikut:
Mean tes awal = 551.6
Mean tes akhir = 668.8
Mean different = 117.2
Prosentase peningkatan =𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡
𝑚𝑒𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙× 100% =
117.2
551.6× 100%
= 21.247 %
Jadi pada kelompok 2 dengan latihan beban bertahap mengalami
peningkatan sebesar 21.247 %
Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan
Kemampuan Tolak Peluru Gaya Orthodox antara Kelompok 1 dan
Kelompok 2.
Kelompok N Mean
Pretest
Mean
Posttest
Mean
Different
Prosentase
Peningkatan
Kelompok 1 10 552 656.6 104.6 18.949 %
Kelompok 2 10 551.6 668.8 117.2 21.247 %
Berdasarkan hasil pengitungan prosentase peningkatan kemampuan
tolak peluru gaya orthodox diketahui bahwa kelompok 1 memiliki
peningkatan kemampuan power otot tungkai sebesar 18.949 %. Sedangkan
kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan power otot tungkai sebesar
21.247 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki
prosentase peningkatan kemampuan power otot tungkai yang lebih besar
daripada kelompok 1.
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Pengujian Hipotesis
1. Perbedaan Pengaruh Latihan Tolak Peluru dengan Beban Tetap dan
Beban Bertahap Terhadap Kemampuan Tolak Peluru Gaya Orthodox
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi perlakuan,
diperoleh nilai t tes awal antara kelompok 1 dan kelompok 2 = 0.653, sedangkan
ttabel = 2,262. Ternyata thit < ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi
perlakuan dalam keadaan seimbang atau tidak terdapat perbedaan. Hal ini artinya,
antara kelompok 1 dan 2 berangkat dari titik tolak kemampuan tolak peluru gaya
orthodox yang seimbang. Apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan, hal
ini karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan.
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada
kelompok 1 diperoleh nilai sebesar = 6.955 sedangkan ttabel = 2,262. Ternyata
thitung > ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan
tes akhir pada kelompok 1. Hal ini artinya, kelompok 1 memiliki peningkatan
kemampuan tolak peluru gaya orthodox yang disebabkan oleh perlakuan yang
diberikan yaitu latihan tolak peluru dengan beban tetap.
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada
kelompok 2 diperoleh nilai sebesar = 9.753, sedangkan ttabel = 2,262. Ternyata
thitung > ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan
tes akhir pada kelompok 2. Hal ini artinya, kelompok 2 memiliki peningkatan
kemampuan power otot tungkai yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan,
yaitu latihan tolak peluru dengan beban bertahap.
Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir
antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 2.654, sedangkan
ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,262. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan yang signifikan tes akhir antara kelompok
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 dan tes akhir kelompok 2. Perbedaan tersebut disebabkan latihan tolak peluru
dengan beban tetap dan latihan tolak peluru dengan beban bertahap yang masing-
masing memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda. Perbedaan kelebihan
dan kelemahan dari masing-masing bentuk latihan tersebut akan menimbulkan
pengaruh yang berbeda pula terhadap peningkatan kemampuan tolak peluru.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa, ada perbedaan pengaruh
latihan tolak peluru dengan beban tetap dan latihan tolak peluru dengan beban
bertahap dapat diterima kebenarannya.
2. Latihan Tolak Peluru dengan Beban Tetap Dibandingkan dengan
Latihan Tolak Peluru dengan Beban Bertahap Terhadap Kemampuan
Tolak Peluru Gaya Orthodox.
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan tolak
peluru gaya orthodox diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai prosentase
peningkatan kemampuan tolak peluru gaya orthodox sebesar 18.949 %.
Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan peningkatan kemampuan tolak
peluru gaya orthodox sebesar 21.247 %. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa, kelompok 2 ( latihan tolak peluru dengan beban bertahap )
memiliki prosentase peningkatan kemampuan tolak peluru gaya orthodox yang
lebih besar dari pada kelompok 1 ( latihan tolak peluru dengan beban tetap ).
Latihan tolak peluru dengan beban tetap merupakan latihan tolak peluru
dengan menggunakan peluru dengan ukuran standar dari awal sampai dengan
akhir latihan, dengan latihan ini seseorang dapat meningkatkan kemampuan tolak
peluru sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Latihan ini menitikberatkan
pada pencapaian jarak tolakan yang maksimal. Sedangkan, latihan tolak peluru
dengan beban bertahap merupakan latihan dengan menggunakan peluru dengan
ukuran yang paling ringan sampai dengan ukuran peluru yang standar. Latihan ini
menitikberatkan pada pencapaian jarak yang maksimal. Namun, didalamnya juga
dikembangkan teknik menolak peluru khususnya pengembangan sudut tolakan.
Karena, latihan tolak peluru dengan beban bertahap menggunakan peluru dari
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ukuran ringan yaitu 1kg sampai dengan ukuran yang standar yaitu 5kg maka dapat
dikembangkan teknik menolak peluru khususnya pengembangan sudut tolakan.
Sudut tolakan yang ideal dalam tolak peluru akan mendukung pencapaian jarak
tolakan yang lebih maksimal.
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pengaruh antara latihan tolak peluru dengan beban tetap
dan beban bertahap terhadap kemampuan tolak peluru gaya orthodox. (thitung
sebesar 2.654 > ttabel sebesar 2,262 pada taraf signifikasi 5%).
2. Latihan tolak peluru dengan beban bertahap lebih baik pengaruhnya daripada
latihan tolak peluru dengan beban tetap terhadap kemampuan tolak peluru
gaya orthodox..
B. Implikasi
Berdasarkan pada hasil simpulan dalam penelitian ini, ternyata latihan
tolak peluru dengan beban tetap dan beban bertahap memberikan pengaruh
terhadap peningkatan tolak peluru gaya orthodox. Hal ini menunjukkan bahwa,
setiap variabel memiliki implikasi baik secara bersama-sama atau secara sendiri-
sendiri. Atas dasar hasil penelitian dapat dijelaskan implikasi yang ditimbulkan
antara lain sebagai berikut:
Latihan tolak peluru dengan beban tetap dan beban bertahap merupakan
bentuk metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
tolak peluru. Latihan tolak peluru dengan beban tetap merupakan latihan tolak
peluru dengan menggunakan peluru dengan ukuran standar dari awal sampai
dengan akhir latihan. Sedangkan latihan latihan tolak peluru dengan beban
bertahap merupakan latihan dengan menggunakan peluru dengan ukuran yang
paling ringan sampai dengan ukuran peluru yang standar. Latihan ini
menitikberatkan pada pencapaian jarak yang maksimal. Namun, didalamnya juga
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dikembangkan teknik menolak peluru khususnya pengembangan sudut tolakan.
Karena, latihan tolak peluru dengan beban bertahap menggunakan peluru dari
ukuran ringan yaitu 1kg sampai dengan ukuran yang standar yaitu 5kg maka dapat
dikembangkan teknik menolak peluru khususnya pengembangan sudut tolakan.
Sudut tolakan yang ideal dalam tolak peluru akan mendukung pencapaian jarak
tolakan yang lebih maksimal.
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka disarankan sebagai berikut:
1. Dalam menentukan latihan untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru gaya
orthodox, harus diterapkan latihan yang tepat sehingga akan diperoleh hasil
latihan yang optimal.
2. Untuk meningkatkan kemampuan tolak peluru gaya orthodox seorang guru
dapat menerapkan latihan tolak peluru dengan beban tetap dan beban
bertahap.
44