perbedaan kepolisian di negara federal dan kesatuan

23
PERBANDINGAN POLITIK KEAMANAN DI NEGARA FEDERAL DAN NEGARA KESATUAN Pendahuluan Dunia sedang menghadapi sejumlah ancaman terhadap keamanan global. Selama perang dingin, ancaman militer dianggap penting. Keamanan internasional sebagian besar berkaitan dengan keamanan negara. Namun, dengan berakhirnya perang dingin dan runtuhnya bipolaritas dalam hubungan internasional, sejumlah ancaman global yang serius telah muncul. Ancaman saat ini yang baik hasil dari globalisasi atau telah diperburuk oleh itu. Konsep keamanan telah mengalami perubahan secara bertahap. Keamanan negara tidak lagi satu-satunya masalah. Keamanan manusia, kepedulian terhadap individu, masyarakat, habitat lokal, dll ekosistem telah menjadi penting. Pada tahun-tahun perang dingin tidak adanya perang dianggap perdamaian. Hari ini, kesejahteraan individu saja dapat memberikan perdamaian yang berkelanjutan. Kondisi yang dialami dunia secara global ini berdampak kepada pentingnya pelayanan negara kepada rakyatnya. Belajar dari sejarah dunia, keberadaan suatu lembaga kepolisian di dalam sebuah negara adalah mutlak diperlukan. Semua negara di dunia ini pasti mempunyai lembaga kepolisian masing-masing. Demikian juga Indonesia, memiliki lembaga kepolisian yang bernama Kepolisian Negara Republik Indonesia atau kita kenal dengan Polri. Namun lembaga kepolisian yang dimiliki oleh masing-masing negara tersebut belum tentu

Upload: ajiemaulana

Post on 11-Aug-2015

196 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah ini menjelaskan perbedaan sistem kepolisian yang dipergunakan oleh Negara Federal dalam hal ini Amerika Serikat dan Negara Kesatuan dalam hal ini Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

PERBANDINGAN POLITIK KEAMANAN DI NEGARA FEDERAL DAN NEGARA

KESATUAN

Pendahuluan

Dunia sedang menghadapi sejumlah ancaman terhadap keamanan global. Selama

perang dingin, ancaman militer dianggap penting. Keamanan internasional sebagian besar

berkaitan dengan keamanan negara. Namun, dengan berakhirnya perang dingin dan

runtuhnya bipolaritas dalam hubungan internasional, sejumlah ancaman global yang serius

telah muncul. Ancaman saat ini yang baik hasil dari globalisasi atau telah diperburuk oleh itu.

Konsep keamanan telah mengalami perubahan secara bertahap. Keamanan negara

tidak lagi satu-satunya masalah. Keamanan manusia, kepedulian terhadap individu,

masyarakat, habitat lokal, dll ekosistem telah menjadi penting. Pada tahun-tahun perang

dingin tidak adanya perang dianggap perdamaian. Hari ini, kesejahteraan individu saja dapat

memberikan perdamaian yang berkelanjutan. Kondisi yang dialami dunia secara global ini

berdampak kepada pentingnya pelayanan negara kepada rakyatnya.

Belajar dari sejarah dunia, keberadaan suatu lembaga kepolisian di dalam sebuah

negara adalah mutlak diperlukan. Semua negara di dunia ini pasti mempunyai lembaga

kepolisian masing-masing. Demikian juga Indonesia, memiliki lembaga kepolisian yang

bernama Kepolisian Negara Republik Indonesia atau kita kenal dengan Polri. Namun

lembaga kepolisian yang dimiliki oleh masing-masing negara tersebut belum tentu

menggunakan sistem kepolisian yang sama. Adanya pengaruh dari faktor sistem

politik/pemerintahan yang dianut serta mekanisme sistem kontrol sosial yang berlaku dalam

negara tersebut yang membentuk sistem kepolisian di sebuah negara. Meskipun beberapa

negara tersebut sama-sama menganut paham demokratis dalam pemerintahannya, namun

belum tentu menggunakan sistem kepolisian yang sama.

1. Awaluddin Djamin, Posisi Polri dalam Kabinet Persatuan, Jurnal Polisi Indonesia, nomor 4 tahun 2002

Di Negara Federal seperti Amerika Serikat itu sendiri, Kepolisian merupakan contoh

dari organ negara yang sangat desentralisasi. Disana terdapat lebih dari 40.000 yuridiksi

kepolisian yang masing-masing berdiri sendiri. Pada dasarnya kepolisian disini berakar pada

kepolisian Inggris dengan county dan sherrifnya, sedang gaya bertindaknya seperti polisi

prancis, karena 2 negara tersebut telah menanamkan akar sejarah yang cukup lama disana,

sebelum kemerdekaan Amerika Serikat diproklamasikan.1)

Page 2: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

Kepolisian dinegara manapun selalu berada dalam sebuah dilema kepentingan

kekuasaan yang selalu menjadi garda terdepan perbedaan pendapat antara kekuasaan dengan

masyarakatnya. Sistem Kepolisian suatu Negara sangat dipengaruhi oleh Sistem Politik serta

kontrol sosial yang diterapkan2). Berdasarkan konsep diatas dapat dikatakan bahwa secara

umum negara merupakan sebuah bentuk kesatuan supra sistem yang terdiri dari berbagai

sistem yang saling terkait dan bergerak dinamis didalamnya, antara lain adalah sistem

pemerintahan dan sistem sosial dengan tujuan tercapainya keteraturan dan ketertiban dalam

masyarakat.3)

Pemahaman tentang negara demokratis dimana dalam sistem penyelenggaraan negara

terfokus pada tercapainya tujuan negara dalam rangka kesejahteraan rakyat dengan

menjunjung tinggi kemerdekaan/Hak Asasi Manusia untuk mewujudkan keadilan dalam

masyarakat. Sehingga dalam suatu supra sistem negara demokratis yang terdiri dari sistem-

sistem fungsi penyelenggaraan negara dan selalu berorientasi pada terjaminnya keamanan

dan ketertiban dalam dinamika sistem itu sendiri. Adapun sebagai pelaksana fungsi keamanan

dan ketertiban dibentuk sebuah sistem didasarkan pada konstitusi yang berlaku dan harus

mendapatkan dukungan dari masyarakatnya.

Hampir seluruh negara di dunia melegitimasi sebuah struktur kepolisian sebagai

penanggungjawab terciptanya keamanan dan ketertiban itu sendiri untuk menjalankan peran

dan fungsinya sesuai dasar hukum yang telah di tentukan. Secara universal, ada tiga kategori

sistem kepolisian yang dikenal secara umum sesuai dengan karakteristik fundamental dari

setiap negara demokratis yang menganutnya3), antara lain:

1. Sistem Kepolisian Terpisah (Fragmented System of Policing),

2. Sistem Kepolisian Terpusat (Centralized System of Policing) dan

3. Sistem Kepolisian Terpadu (Integrated System of Policing).

Ketiga sistem tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa model besar penerapan hukum yang

di gunakan di dunia, yaitu model eropa kontinental atau civil law yang di gunakan di

beberapa negara eropa di antaranya negara Perancis, Belanda dan Jerman, dan model anglo

saxon atau common law yang di gunakan di negara Inggris, Amerika Serikat dan Australia.

2. Samuel Walker, The Police in America – An Introduction, Mc Grawhill Inc, New York, Cetakan II, 1992, h. 16

3. Philip H. Purpurra, Criminal Justice : An Introduction, 1997, h. 127

Page 3: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

 Sistem Kepolisian Terpisah atau Fragmented System of Policing di terapkan oleh

beberapa negara antara lain Belgia, Kanada, Belanda, Zwistzerland dan Amerika Serikat.

Kemudian untuk Sistem Kepolisian Terpusat atau Centralized System of Policing di terapkan

oleh negara Perancis, Italia, Finlandia, Israel, Thailand, Taiwan, Irlandia, Denmark dan 

Swedia. Sedangkan Sistem Kepolisian Terpadu atau Integrated System of Policing di

terapkan oleh negara Jepang, Australisa, Brasilia dan Inggris.

Sistem kepolisian tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-

masing. Kelebihan dan kekurangan dari masing masing sistem inilah yang memberikan ciri

berbeda dari sistem kepolisian tersebut, sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa ”tidak ada

satu pun sistem kepolisian di dunia ini yang sempurna”. Tetapi untuk dapat membandingkan

sistem kepolisian Amerika serikat dan Indonesia, fokus hanya ditujukan pada Fragmented

System of Policing yang dianut oleh Amerika Serikat dan Integrated System of Policing

yang dianut oleh Indonesia.

Permasalahan

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dimana terdapat beberapa bentuk sistem kepolisian

di dunia ini, dan ada beberapa negara yang saling berbeda dalam penerapannya, maka dalam

penulisan ini dapat di ambil permasalahan yaitu ”Bagaimana perbandingan sistem kepolisian

di Negara Federal dalam hal ini Amerika Serikat dan Indonesia sebagai Negara Kesatuan?”

Pembahasan

Pemahaman Konsep Sistem, adalah suatu kesatuan himpunan yang utuh menyeluruh

dengan bagian-bagian yang saling berkaitan, saling ketergantungan, saling bekerjasama

berdasarkan aturan tertentu, untuk mencapai tujuan dari sistem. ( Prof. Djoko Sutono, C.W.

Churchman, Matheus, Lempiro)4).

Fokus pembentukan/penerapan sistem kepolisian di negara-negara demokratis

berdasar pada, bagaimana memyeimbangkan antara pengendalian kejahatan dengan

terjaminnya kebebasan dan keadilan.

4. http://armanpasaribu.wordpress.com/2009/02/12/108/

Page 4: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

1. Sistem Kepolisian Amerika Serikat sebagai Negara Federal

Amerika Serikat yang mulanya terdiri dari 13 negara bagian, sekarang sudah menjadi

50, (polisinya disebut State Police : Polisi Negara Bagian, Sedang di kota besarnya dibentuk

City Police) yang dibagi lebih dari 4000 counties, lebih dari 20.000 townships dan

Magisterial District ditambah lebih dari 15.000 village borough dan Incorporated Towns

yang lepas dari Sherrif. Disamping itu masih ada beberapa Kepolisisan distrik khusus yang

menangani masalah penjagaan taman-taman, jalan-jalan di taman, terowongan, jembatan dan

lain-lain. Dalam garis besarnya kepolisian di Amerika Serikat mengikuti Yuridiksi

Administrasi pemerintahan dri Federal, State, local dan seterusnya.

Amerika Serikat menganut Fragmented System of Policing ( Sistem kepolisian

terpisah atau berdiri sendiri) Sistem ini dianut oleh Amerika Serikat yang notabene

merupakan negara federal. Beberapa negara yang besar dan sudah maju menerapkan sistem

kepolisian ini.

Sistem kepolisian terpisah atau Fragmented System of Policing, yaitu suatu sistem

kepolisian yang terpisah atau berdiri sendiri, disebut juga sebagai sistem desentralisasi yang

ekstrim atau tanpa sistem. Oleh karena itu di dalam sistem tersebut cenderung terjadi

kekhawatiran terhadap penyalahgunaan dari suatu organisasi polisi yang otonom. Sehingga

dalam penerapan paradigma sistem dimaksud senantiasa diiringi dengan dilakukannya

pembatasan terhadap kewenangan polisi. Dalam penerapan sistem kepolisian dengan

paradigma Fragmented System of Policing tentunya tetap memiliki kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan atau kebaikan dari sistem kepolisian ini antara lain :

1. Polisi dalam sistem ini relatif dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat

setempat. Dalam sistem kepolisian yang berbasis model anglo saxon atau common law,

lembaga kepolisian dalam sistem ini tumbuh dari dalam masyarakat sendiri karena diawali

oleh adanya kepentingan masyarakat akan suatu lembaga kepolisian. Sehingga dengan

dasar itu polisi akan otomatis berusaha untuk dapat lebih peka terhadap berbagai situasi

dan kondisi yang terjadi di dalam masyarakat, mengingat mereka di bentuk oleh rakyat

dan untuk melayani kepentingan masyarakat yang membentuknya.

2. Polisi dalam sistem ini memiliki hak otonom, yaitu dalam hal melakukan pengaturan

terhadap segala kegiatannya, baik dalam bidang administrasi maupun operasional sesuai

dengan struktur masyarakatnya. Antara lembaga kepolisian yang satu dengan yang lainnya

tidak terikat dalam suatu kesatuan struktur organisasional atau kelembagaan yang terpusat

secara National. Hal ini mebuat masing-masing lembaga kepolisian memiliki aturan kerja

masing-masing. Dengan bentuk lembaga kepolisian dengan Sistem Kepolisian Terpisah

Page 5: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

(Fragmented System of Policing), mereka memiliki otonomi yang besar dalam

menyelenggarakan berbagai kegiatan maupun tindakan kepolisian dengan senantiasa tetap

menyesuaikan terhadap struktur masyarakat setempat, dan pertanggungjawabannya pun

kepada masyarakat setempat itu sendiri.

3. Kemudian juga, kecil kemungkinannya untuk terjadi penyalahgunaan kewenangan dari

organisasi polisi yang ada oleh penguasa secara nasional karena sifat pengawasannya yang

secara lokal/setempat. Dalam sistem kepolisian ini, pengawasan secara penuh di lakukan

oleh pemerintah daerah dan masyarakat daerah setempat. Mereka melakukan pengawasan

terhadap kinerja yang di lakukan oleh lembaga kepolisian di daerah tersebut.

Keberadaannya di dalam satu daerah yang secara struktural menjadi bagian dari

pemerintah daerah, maka akan ada kedekatan secara struktural dalam hal sistem

pengawasan yang di lakukan karena bersifat lokal kedaerahan. Hal ini tentunya dapat

menjadi pengaruh yang kuat sebagai salah satu bentuk kontrol sosial yang di lakukan oleh

pemerintah daerah dan masyarakatnya terhadap terselenggaranya kinerja lembaga

kepolisian tersebut, yang pada akhirnya dapat mewujudkan suatu bentuk pemerintahan

yang sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yaitu ”Partisipasi, Penegakan

Hukum, Transparansi, Kesetaraan, Daya Tanggap, Wawasan ke Depan, Akuntabilitas,

Pengawasan, Efisiensi dan Efektifitas, Profesionalisme”5). Birokrasinya bersifat praktis,

yang artinya tidak terlalu panjang dan bertele-tele, namun dapat lebih cepat, terutama

dalam hal pengusulan anggaran yang akan di pergunakan untuk membiayai kegiatan

operasional kepolisian, karena langsung diajukan kepada pemerintah daerah setempat.

Dalam sistem ini, segala kegiatan yang dilakukan oleh lembaga kepolisian di tanggung

oleh anggaran yang dimiliki oleh pemerintah daerah setempat, sehingga lembaga

kepolisian hanya melalui satu tahap saja dalam melakukan akses pengajuan birokrasi dan

penetapan kebijakan publik terhadap pemerintah daerah setempat.Termasuk dalam hal ini

adalah pengajuan dukungan anggaran kepolisian dan perlengkapannya. Hal ini berbeda

dengan sistem yang di terapkan di Indonesia yaitu Sistem Kepolisian Terpusat

(Centralized Sistem of Policing), dimana terdapat rangkaian birokrasi yang cenderung

panjang dan rumit sehingga di rasa tidak cukup efektif dalam hal penyelenggaraan

kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan oleh lembaga kepolisian.

5. http://thamrin.wordpress.com/2006/11/17/10-prinsip-good-governance/

Page 6: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

Sementara itu, di samping kelebihan atau kebaikan yang di miliki, ada juga beberapa

kelemahan yang dimiliki dalam Sistem Kepolisian Terpisah (Fragmented System of

Policing) , yang di antaranya adalah :

1. Dalam sistem kepolisian ini, pelaksanaan kegiatan penegakan hukum dilaksanakan secara

terpisah atau berdiri sendiri, dan juga kewenangan dari lembaga kepolisian tersebut

terbatas hanya pada lingkup daerah dimana lembaga kepolisian tersebut berada. Sehingga

dalam pelaksanaannya di mungkinkan akan terjadi hambatan atau dapat menimbulkan

dampak kesulitan tersendiri bagi lembaga kepolisian ketika harus menangani kasus-kasus

kejahatan yang melibatkan wilayah hukum yang luas di luar dari wilayah hukum lokal

yang menjadi kewenangan dari lembaga kepolisian tersebut. Hal ini dikarenakan peraturan

perundang-undangan yang dijadikan sebagai dasar hukum bagi lembaga kepolisian di

suatu daerah tertentu tersebut hanya akan memberikan kewenangan kepolisian, termasuk

dalam hal penegakan hukum, bagi lembaga kepolisian tersebut hanya meliputi daerah

lokal saja dimana lembaga kepolisian tersebut berada. Pembuatan peraturan perundang-

undangan bagi setiap lembaga kepolisian merupakan kewenangan dari setiap pemerintah

daerah dimana suatu lembaga kepolisian berada.

2. Tidak adanya suatu standar profesionalisme di bidang kepolisian akibat dari terjadinya

fragmentasi sistem kepolisian di masing-masing daerah. Hal ini disebabkan karena setiap

lembaga kepolisian diatur oleh setiap peraturan perundang-undangan yang berbeda antara

satu dengan yang lainnya, sehingga akan terjadi kesulitan manakala akan dilakukan

standarisasi terkait dengan profesionalisme di bidang kepolisian, mengingat banyaknya

peraturan perundang-undangan tersebut sehingga akan cukup menyulitkan jika harus

dilakukan suatu standarisasi, kecuali dengan jalan merubah semua peraturan perundang-

undangan yang sudah ada lebih dulu yang di dalamnya dilakukan suatu revisi yang

memungkinkan untuk dilakukannya suatu standarisasi profesionalisme dimaksud.

Pelaksanaan pengawasan yang bersifat lokal kedaerahan menyebabkan tidak dapat

dilaksanakannya mekanisme kontrol dengan baik, karena bentuk dari pengawasan hanya

terjadi dalam satu level organisasi daerah, dan tidak terdapat sistem kontrol pengawasan

lagi diatasnya dengan wewenang yang lebih tinggi. Bentuk pelaksanaan pengawasan yang

bersifat lokal memang memiliki dampak yang positif, dalam mewujudkan keefektifan

birokrasi. Namun di sisi lain, bentuk pengawasan ini  memiliki dampak yang negatif,

terutama dikarenakan tidak adanya mekanisme kontrol secara berlapis atau berjenjang.

Sehingga jika sistem pengawasan yang ada ternyata bekerja tidak optimal dalam

menjalankan fungsinya, maka tidak akan ada lagi koreksi/kontrol dari lapis pengawasan

Page 7: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

lainnya / di atasnya. Hal ini rawan karena dapat mengakibatkan antara lain terjadinya

suatu penyimpangan yang di lakukan oleh pengawasan itu sendiri dan lolosnya kesalahan

yang di buat dari pengawasan,yang di lakukan pengawas yang terbatas, sehingga

kemungkinan besar selamanya penyimpangan tersebut tidak akan diketahui oleh publik.

Sistem kepolisian dengan paradigma tersebut memiliki ciri-ciri, antara lain yaitu :

1. Kewenangan yang dimiliki lembaga kepolisian dalam sistem ini bersifat terbatas, yaitu

hanya sebatas pada lingkup daerah di mana suatu badan kepolisian itu berada. Hal ini

dikarenakan secara umum, lembaga kepolisian di negara yang menerapkan sistem

kepolisian ini berupa negara-negara bagian yang memiliki otonomi penuh atas wilayahnya

masing-masing. Selain itu, lembaga kepolisiannya memang dibentuk oleh pemerintah

daerah setempat dan diatur dengan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh

pemerintah daerah setempat itu sendiri. Sehingga tugas pokok dan wewenang lembaga

kepolisiannya pun hanya menjangkau daerah tersebut. Hal itu juga mempengaruhi bentuk

atribut, seragam, serta nama yang di gunakan oleh lembaga kepolisian yang ada menjadi

berbeda-beda, karena tergantung dari kebijakan dari pemerintah daerah setempat.

2. Dalam sistem ini pelaksanaan pengawasan terhadap lembaga kepolisian sifatnya lokal,

yang artinya bahwa pengawasan yang dilakukan terhadap pelaksanaan tugas-tugas serta

wewenang kepolisian dilakukan oleh tiap-tiap struktur lokal yang ditentukan dalam suatu

lembaga kepolisian. Termasuk dalam hal ini pengawasan terutama dilakukan secara

melekat oleh publik atau masyarakat daerah setempat dimana suatu lembaga kepolisian

tersebut berada. Pemerintah pusat tidak mempunyai kewenangan untuk turut campur

dalam permasalahan yang mencakup atau masih dalam taraf kewenangan dari daerah itu

sendiri. Dalam hal ini ada kecenderung karena dipengaruhi oleh basic model penerapan

hukum yang dianut di negara tersebut, yang kebanyakan adalah model anglo saxon atau

common law. Dimana dalam sistem kepolisian ini, lembaga kepolisian tumbuh atau di

bangun dari adanya kepentingan dalam masyarakat sendiri sehingga representasi polisi

dalam model tersebut dapat dikatakan sebagai representasi dari masyarakat itu sendiri atau

dapat di katakan juga bahwa polisi adalah sebagai milik masyarakat. Dapat dikatakan

seperti itu karena munculnya lembaga kepolisian pada awalnya bukan dikarenakan oleh

adanya kepentingan negara, melainkan kepentingan masyarakat.

3. Dalam sistem kepolisian ini, pelaksanaan penegakan hukum dilaksanakan secara terpisah

atau berdiri sendiri. Yang dimaksud dalam hal ini yaitu bahwa dalam pelaksanaan

penegakan hukum dalam sistem kepolisian tersebut, suatu lembaga kepolisian pada daerah

Page 8: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

tertentu tidak bisa memasuki wilayah hukum daerah yang lain. Hal ini disebabkan karena

setiap lembaga kepolisian di negara yang menerapkan sistem kepolisian ini diatur dengan

suatu peraturan perundang-undangan tersendiri yang ditentukan oleh masing-masing

pemerintah daerah setempat, termasuk dalam hal teknis pelaksanaan penegakan

hukumnya. Hal ini berbeda dengan bentuk sistem Kepolisian Terpusat (Centralized Sistem

of Policing), yaitu dimana pelaksanaan penegakan hukum dilaksanakan secara nasional,

tidak secara terpisah atau berdiri sendiri.

Selain itu Negara Amerika juga memiliki Lembaga Kepolisian Federal seperti FBI,

yang pada mulanya kekuasaanya sangat terbatas. Mereka baru boleh melakukan upaya paksa

(penahanan, penyitaan dll) setelah tahun 1933. Karena di tahun 1934 dimana terjadi resei

ekonomi, kejahatan sangat tinggi dan FBI diperbolehkan melakukan upaya paksa sampai

sekarang. Secara mendasar organ FBI dibagi 2; General Criminal Investigation(Penyelidikan

Kejahatan pada Umumnya) dan Internal Security Matters (Urusan Keamanan Negara). Pada

masa sekarang FBI merupakan kekuatan Kepolisian yang sangat tangguh, canggih dan handal

sebagai aparat Penegak Hukum disuatu Negara Adidaya seperti Amerika Serikat.

2. Sistem Kepolisian Indonesia sebagai Negara Kesatuan

Di Indonesia sendiri, tujuan negara tercantum jelas pada pembukaan UUD 1945 yaitu

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban

dunia.Karenanya negara membuat sebuah sistem pemerintahan negara yang bertujuan untuk

mewujudkan tujuan negara secara keseluruhan dan berkesinambungan berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945. Negara Indonesia mengenal sistem trias Politica melalui implementasi

pemisahan kekuasaan pemerintahan yang terdiri dari kekuasaan legislatif, kekuasaan

eksekutif ,dan kekuasaan yudikatif. Fungsi-fungsi kekuasaan inilah yang menjalankan roda

negara agar dapat mewujudkan tujuan negara Indonesia.

Hal yang paling mendasar adalah bagaimana cara negara memberikan perlindungan

dan meningkatkan kesejahteraan dari seluruh warga negara Indonesia.Karena sebagai salah

satu negara dengan jumlah penduduk yang besar, peran negara dalam memberikan

perlindungan dan kesejahteraan sangatlah mutlak diperlukan.

Sebelum runtuhnya rezim orde baru,Indonesia mengenal adanya Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (ABRI) sebagai fungsi pertahanan negara (National Defence) yang

mencangkup fungsi Kamdagri serta Kamtibmas. Dapat kita lihat pada UU No.2 tahun 1988

tentang Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia bahwa komponen ABRI terdiri dari

Page 9: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

prajurit TNI AD,prajurit TNI AL,prajurit TNI AU dan prajurit Kepolisian Negara Republik

Indonesia (Pasal 2 ayat 2).

Negara Kesatuan Seperti Indonesia menganut Integrated System of Policing ( Sistem

Kepolisian Terpadu), disebut juga sistem desentralisasi moderat atau kombinasi atau

kompromi, merupakan sistem control yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah agar

terhindar dari penyalahgunaan organisasi Polisi Nasional serta efektif, efisien, dan seragam

dalam pelayanan. Dalam sistem kepolisian bentuk ini terdapat sistem kontrol / pengawasan

yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah dengan tujuan agar dapat dihindari

berbagai tindak penyalahgunaan organisasi polisi nasional serta guna mencapai efektivitas,

efisiensi dan keseragaman dalam hal pelaksanaan pelayanan yang harus di berikan kepada

publik atau masyarakat. Negara-negara yang menganut sistem kepolisian ini adalah Jepang,

Australia, Brasilia, Inggris dan Indonesia. Negara Kesatuan seperti Indonesia sangat sesuai

dengan bentuk tipenya yang terpadu, maka kelebihan maupun kelemahan yang terdapat

dalam Sistem Kepolisian Terpadu (Integrated System of Policing) dapat berasal dari

kelebihan atau kelemahan Sistem Kepolisian Terpisah (Fragmented System of Policing)

ataupun dari Sistem Kepolisian Terpusat (Centralized Sistem of Policing). Dalam sistem

kepolisian dengan paradigma Integrated System of Policing tersebut juga tentunya

mempunyai kelebihan atau kebaikan maupun kekurangan atau kelemahan. Beberapa

kelebihan atau kebaikan dari sistem kepolisian ini, antara lain :

1. Birokrasinya relatif lebih efektif atau tidak terlalu panjang, karena di dalam sistem

kepolisian ini, pemerintah pusat turut serta dalam hal tanggung jawab terhadap

kepolisian yang ada, di samping pemerintah daerah yang lebih intens bertanggung jawab

terhadap operasional lembaga kepolisian di daerahnya masing-masing. Hal ini

merupakan perpaduan antara Sistem Kepolisian Terpisah (Fragmented System of

Policing) dengan Sistem Kepolisian Terpusat (Centralized Sistem of Policing), yaitu

dimana suatu lembaga kepolisian di suatu daerah tertentu, selain di dukung oleh

pemerintah daerah setempat terkait dengan penyelenggaraan kegiatan operasional

kepolisian, termasuk dalam hal dukungan anggarannya, pemerintah pusat juga turut

bertanggung jawab dalam mendukung pelaksanaan tugas lembaga kepolisian yang ada,

terutama untuk kegiatan-kegiatan kepolisian tertentu. Sehingga dalam hal ini sistem

birokrasinya di rasakan lebih efektif dan efisien.

2. Terdapat kecenderungan atau adanya standarisasi dalam hal profesionalisme kepolisian

serta tercapainya efektivitas maupun efisiensi dalam bidang administrasi maupun

operasional dari lembaga kepolisian yang ada. Hal ini dimungkinkan dapat terwujud

Page 10: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

dalam Sistem Kepolisian Terpadu (Integrated System of Policing) dikarenakan setiap

lembaga kepolisian yang ada di setiap daerah meskipun memiliki sifat otonom, namun

tetap berada dalam satu struktur lembaga kepolisian nasional. Lembaga kepolisian

nasional tetap membawahi lembaga kepolisian daerah meskipun lembaga kepolisian

daerah dalam pelaksanaan tugas operasionalnya lebih intens dengan pemerintah daerah

masing-masing. Dengan begitu, standarisasi profesionalisme kepolisian tetap dapat

ditentukan karena adanya satu peraturan perundang-undangan yang sama yang mengatur

lembaga kepolisian secara nasional.

3. Sistem pengawasannya dapat dilakukan secara nasional, mengingat terdapat keterlibatan

pemerintah pusat di dalam sistem kepolisian dengan paradigma tersebut. Hal ini

dikarenakan dalam sistem kepolisian yang terpadu, pemisahan hanya terjadi dalam hal-

hal yang terkait dengan fungsionalisasi operasional kepolisian, namun secara struktural

tetap berada dalam satu wadah lembaga kepolisian nasional, sehingga memungkinkan

terjadinya pengawasan oleh pemerintah pusat disamping oleh pemerintah daerah

setempat.

4. Koordinasi tiap-tiap wilayah mudah dilakukan karena adanya komando yang lebih tinggi

di atas komando lokal. Hal ini dikarenakan lembaga kepolisian yang berada di daerah-

daerah masih berada di bawah satu komando lembaga kepolisian nasional yang berada di

pusat, sehingga secara berjenjang terdapat sistem komando yang berlapis dari struktur

terbawah hingga teratas.

Namun di sisi lain terdapat pula beberapa kelemahan atau kekurangan dari sistem

kepolisian terpadu (Integrated System of Policing) tersebut, antara lain :

1. Pelaksanaan penegakan hukum yang dilakukan tetap secara terpisah atau berdiri sendiri

artinya bahwa antara lambaga kepolisian daerah tidak bisa memasuki wilayah hukum

daerah lain dalam menegakkan hukum. Hal ini dikarenakan pelaksanaan penegakan

hukum telah ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan bahwa lembaga

kepolisian lokal di suatu daerah hanya dapat menangani kasus-kasus kejahatan dan

melakukan penegakan hukum yang terjadi di daerahnya saja. Sedangkan jika terjadi suatu

kasus kajahatan yang melibatkan lebih dari satu daerah atau mempunyai implikasi terkait

kepentingan yang lebih luas, maka penanganannya dapat dilaksanakan oleh lembaga

kepolisian di atasnya. Jadi disamping hal ini merupakan suatu kelemahan, namun juga

terdapat kelebihan karena adanya pembagian wewenang yang sedikit samar di antara

setiap jenjang struktur lembaga kepolisian yang ada.

Page 11: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

2. Kewenangan kepolisian yang dimiliki juga bersifat terbatas hanya sebatas daerah di mana

polisi tersebut berada atau bertugas. Hal ini tentunya akan menjadi suatu  hambatan dalam

penanganan suatu kasus kejahatan manakala terjadi kasus kejahatan yang melibatkan

lebih dari satu yurisdikasi kepolisian lokal. Sehingga penanganan kasus tersebut

dikhawatirkan tidak dapat dilakukan secara cepat.

Kepolisian Indonesia saat ini dapat dikategorikan sebagai Integrated System of

Policing dimana Indonesia telah menjadikan posisi Kepolisian menjadi kekuatan yang

bersifat Nasional sebagai intstitusi namun juga berkapasitas fragmented (kedaerahan).

Mempelajari sistem kepolisian di sebuah Negara tidak lepas dari sejarah Negara yang

bersangkutan, sejarah kepolisiannya, UUD dan sistem ketatanegaraan, hukum yang mengatur

kepolisian dan hukum yang menetapkan tupoksi serta keadaan lingkungannya. Menurut

Dillip K. Das6) kepolisian di suatu negara adalah unik, karena sistem administrasi kepolisian

tidak berdiri sendiri, namun terkait erat dengan sistem administrasi negara, sistem peradilan

pidana dan sistem pertahanan negara.

Di Indonesia, dalam konteks sistem administrasi negara, Polri langsung berada di

bawah presiden (setelah pisah dari TNI), dalam sistem peradilan diatur dalam KUHAP dan

hubungan dengan TNI dan sistem pertahanan diatur dalam Undang-undang No. 23 Tahun

1959 tentang Keadaan Bahaya, Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia dan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah bahwa

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah merupakan tanggungjawab

Pemerintah Daerah dan Kepolisian di daerah. Meskipun demikian sesuai pasal 10 ayat (3)

UU No. 32 Tahun 2004 juga dikatakan bahwa Kewenangan di bidang keamanan yang

menjadi tanggungjawab kepolisian merupakan kewenangan pemerintah pusat. Jadi tetap garis

komando dalam satu rangkaian Kepolisian Nasional.

Penggunaan kekuatan ini sangat tergantung kepada kemampuan professional anggota

polri di lapangan. Ketika hal ini terjadi, dimana sejak otonomi daerah dijalankan, dan Pemda

memiliki kewenangan penuh atas penegakan perda melalui Polisi pamong prajanya dan

dishub untuk penertiban parkir, Polri terbentur dengan perbedaan pendapat dan pemahaman

masalah penegakan perda dengan peraturan nasional/undang-undang.

6. www.ncjrs.gov/App/publications/Abstract.aspx?id=154146

Page 12: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

Hal ini tentunya disesuaikan juga dengan karakteristik dari wilayahnya masing-

masing. Selain itu juga dilakukan kerjasama dengan pihak pemerintah daerah setempat,

ketika dalam periode pemilihan umum daerah yang sejak masa pentahapan sudah harus

diproses dan membutuhkan keamanan, maka Polda atau Polres dapat membantu secara

mandiri ataupun meminta bantuan dari kesatuan yang ada di atasnya dalam rangka

terciptanya kondisi keamanan yang stabil dan menjamin agar proses tersebut berjalan dengan

lancar. Namun dalam hal ini, seringkali terbentur oleh masalah penggunaan kekuatan yang

tidak seimbang karena terbatasnya anggaran, sehingga yang terjadi adalah seringkali pihak

otonomi daerah di pemda yang mempunyai kekuasaan dan ingin juga terlibat sebagai calon

dalam pemilukada ( incumbent), melakukan upaya-upaya agar pihaknya diberikan privilege,

atau keleluasaan bergerak dan perlindungan khusus, dimana mereka dapat melakukan

praktek-praktek yang sebenarnya tidak boleh dilakukan atau bahkan melanggar tata tertib

pemilihan umum daerah bahkan hukum, namun mereka seringkali menawarkan anggaran

pengamanan yang cukup besar sehingga resikonya terjadi ketidak objektifan target

pengamanan dalam proses pemilihan kepala daerah.

Page 13: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

Kesimpulan

Di Amerika Serikat kekuasaan negara memiliki ciri adanya penyerahan sebagian

kekuasaan negara bagian,yang semula sebagai pembentuk negara Federal.Karena itu,negara

bagian di Amerika Serikat (state) memiliki kekuasaan untuk membentuk Pemerintahan

Daerah (local Goverment). Sehingga Kepolisian dapat sangat maksimal dalam melaksanakan

tupoksinya.

Sedangkan Kepolisian di Indonesialebih ke arah Sistem Kepolisian Terpadu, yang

merupakan sistem kontrol yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah agar terhindar dari

penyalahgunaan organisasi Polisi Nasional serta efektif, efisien, dan seragam dalam

pelayanan.

Sewajarnya dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik tentu akan

menempatkan kepolisian dalam sebuah kerangka yang benar, agar pembangunan system

kepolisian mengarah pada posisi ideal. Banyak pengaruh politik dalam sistem kepolisian

yang tidak dapat diabaikan dengan begitu saja. Karena posisi kepolisian dalam sistem

kenegaraan mempunyai arti yang signfikan, dimana kepolisian menjadi garda terdepan yang

memberi peluang hubungan pemerintah dengan masyarakat dalam banyak kepentingan. Maka

didapatkan suatu pemahaman bahwa tidak ada suatu sistem kepolisian yang sempurna karena

masing-masing sistem kepolisian tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Dengan adanya kelebihan yang dimiliki dalam suatu sistem kepolisian tertentu, maka

selayaknya dapat difungsikan sebagai kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) yang

harus dioptimalkan eksistensinya guna menutupi atau mengeliminasi kelemahan (weakness)

yang dimiliki dalam sistem kepolisian tersebut. Kelebihan yang dimiliki harus dikelola

dengan baik sehingga tidak justru dapat menimbulkan ancaman (threat) baru bagi

operasionalisasi sistem kepolisian tersebut, melainkan dapat lebih mengoptimalkan peran dan

fungsinya dalam mewujudkan kemanan dan ketertiban serta kenyamanan dalam masyarakat.

Page 14: Perbedaan Kepolisian di Negara Federal dan Kesatuan

DAFTAR PUSTAKA

Awaluddin Djamin, Posisi Polri dalam Kabinet Persatuan, Jurnal Polisi Indonesia, nomor 4 tahun 2002

Awaloedin Djamin,2009. Kedudukan Kepolisian Negara RI Dalam Sistem Ketata negaraan : Dulu ,Kini dan Esok.

Awaloedin Djamin, ____. Polri Pasca Amandemen UUD 1945 (antara Ideal dan

Praktek

Kunarto, Drs, Etika Kepolisian, Cipta Manunggal, Jakarta, 1997

Samuel Walker, The Police in America – An Introduction, Mc Grawhill Inc, New

York, Cetakan II, 1992, h. 16

Philip H. Purpurra, Criminal Justice : An Introduction, 1997, h. 127

http://thamrin.wordpress.com/2006/11/17/10-prinsip-good-governance/

http://armanpasaribu.wordpress.com/2009/02/12/108/

www.ncjrs.gov/App/publications/Abstract.aspx?id=154146