perbedaan kecerdasan emosional pada siswa kelas x sma...

31
i PERBEDAAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SALATIGA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN OLEH STEPHANI DIKA SUSI HARDINI 802012714 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: leanh

Post on 08-Jun-2019

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

i

PERBEDAAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA

KELAS X SMA NEGERI 3 SALATIGA DITINJAU

DARI JENIS KELAMIN

OLEH

STEPHANI DIKA SUSI HARDINI

802012714

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

iii

Page 3: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

iv

Page 4: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

ii

Page 5: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

v

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecerdasan emosional pada siswa

kelas X SMA Negeri 3 Salatiga ditinjau dari jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif t-test (uji-t). Partisipan dalam penelitian ini adalah sebanyak 125

siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik Sampel Non Probability (non probability sampling). Pengumpulan

data yang dilakukan menggunakan skala kecerdasan emosional, dengan jumlah item 32

butir. Hasil pengujian atas hipotesis penelitian ini menemukan bahwa tidak ada

perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada siswa kelas

X SMA Negeri 3 Salatiga dengan nilai signifikansi 0,187 (p > 0,05).

Kata Kunci : Kecerdasan emosional, jenis kelamin.

i

Page 6: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

vi

Abstract

The aim of this study is to know the difference of emotional intelligence in term of

gender for the students in Senior High School 3 Salatiga grade 10. This research uses

quantitative t-test method with 125 participant. The data collection technique is use non

probability sampling technique. The data collection was using emotional intelligence

scale with 32 statements. The result of this research explain that there is no difference

that significant of emotional intelligence in term of gender for students in Senior High

School 3 Salatiga grade 10 that the value is 0,187 (p > 0,05).

Keywords : Emotional intelligence, gender

ii

Page 7: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Selama abad keduapuluh, sekolah memiliki peran penting dalam kehidupan

remaja. Sekolah menjadi kebutuhan mendasar bagi semua orang, terutama pada zaman

yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai tolak ukur. Sekolah dianggap

sebagai rumah kedua untuk mendapatkan pendidikan setelah pendidikan pertama di

dapat melalui rumah dan orang tua. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik. Pendidikan

merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, serta masyarakat, bangsa dan

negara. Adapun fungsi yang dilaksanakan sekolah ditujukan untuk mencapai tujuan dari

pendidikan.

Tujuan pendidikan selain untuk mengembangkan kemampuan inteligensi (IQ),

pendidikan juga perlu mengembangkan Emotional Intelligence (EI) siswa. Dalam

proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangatlah diperlukan. Kemampuan inteligensi

(IQ) tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa adanya partisipasi dari emosi terhadap

mata pelajaran yang di sampaikan di sekolah. Goleman (2001) menunjukkan bahwa IQ

memiliki kontribusi 20% sedangkan 80% ditentukan oleh Emotional Intelligence (EI).

Keseimbangan antara IQ dan EI merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah.

Individu dengan IQ tinggi namun karena kurang dapat mengelola emosinya seringkali

Page 8: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

2

dalam menentukan dan memecahkan masalah sering mengalami kesulitan dan

menimbulkan konflik dalam dirinya.

Salovey dan Mayer (1997), menyebutkan kecerdasan emosional sebagai

kemampuan untuk memahami dan mengungkapkan perasaan, mengetahui apa yang

sedang dirasakan oleh diri sendiri, berempati, serta mampu menyesuaikan diri dengan

orang lain. Sementara itu Goleman (2001), menyatakan bahwa kecerdasan emosional

merupakan kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain,

kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik

pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. Kecerdasan emosional

mempunyai fungsi yang sangat penting dalam perkembangan pada remaja, dengan

demikian untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik individu memerlukan

kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi diri dan orang lain secara baik.

Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang dialami oleh

setiap individu. Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata Latin yaitu adolescere,

yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescere mempunyai arti

yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik

(Hurlock, 1999). Perubahan emosi yang terjadi pada remaja menyebabkan remaja pada

umumnya memiliki kondisi yang labil. Masa remaja dikenal dengan masa strom and

stress (badai dan tekanan), yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi

sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Perubahan yang terjadi selama masa

remaja menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman. Keadaan seperti

ini menyebabkan remaja mengalami kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang di

hadapinya, dan tidak mampu menghadapi tekanan-tekanan dari lingkungan. Remaja

Page 9: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

3

dituntut untuk mampu mengontrol atau mengendalikan emosinya atau mengendalikan

perasaaan mereka, dalam proses perkembangan menuju kematangan emosi.

Mu’tadin (2002) mengatakan bahwa remaja yang memiliki kecerdasan emosi

dapat memotivasi dirinya sendiri untuk dapat mengatasi atau menangani tekanan dan

kecemasan, sehingga apabila remaja sedang mengalami masalah tidak akan mengalami

kehancuran, tetapi mampu bangkit kembali dan mencari jalan keluar. Hal tersebut

menjadikan remaja tidak mudah mengeluh dan putus asa karena dapat mencari solusi

yang tepat untuk dapat menyelesaikan permasalahannya. Pernyataan tersebut didukung

oleh penelitian Gottman dan De Claire (2003) yang menyebutkan bahwa individu yang

belajar mengenali dan menguasai emosinya menjadi lebih percaya diri, sekaligus sehat

secara fisik. Individu tersebut juga lebih baik prestasinya. Individu yang memiliki

kecerdasan emosi akan lebih terampil dalam menenangkan diri sendiri bila marah,

dibandingkan individu yang tidak dilatih emosinya.

Berkaitan dengan kecerdasan emosional siswa laki-laki dan perempuan, dapat

dilaporkan melalui hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru

bimbingan konseling SMA Negeri 3 Salatiga bahwa siswa laki-laki dan siswi

perempuan memiliki kecerdasan emosional yang berbeda. Siswa laki-laki dan siswi

perempuan mempunyai kemampuan yang tidak sama dalam hal meningkatkan

kecerdasan emosional. Siswi perempuan pada umumnya mempunyai kesempatan lebih

banyak untuk mempraktekkan beberapa keterampilan antarpribadi daripada siswa laki-

laki, di mana siswi perempuan lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan orang lain.

Ketika mereka sedang sedih atau sedang mengalami masalah pribadi membuat mereka

sulit berkonsentrasi dalam pelajaran atau membuat mereka tidak fokus dalam

mendengarkan penjelasan dari bapak atau ibu guru. Bahkan ketika memotivasi dirinya

Page 10: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

4

sendiri siswa laki-laki cenderung suka menyepelekan dan tidak mau berusaha lebih giat

lagi apabila mendapatkan nilai tes yang jelek, namun berbeda dengan siswi perempuan

dimana dalam dirinya sudah tertanam bahwa harus berusaha lebih giat lagi dalam

belajar. Dalam berinteraksi dengan orang lain siswi perempuan cenderung suka

memilih-milih teman, sedangkan siswa laki-laki dapat bergaul atau berinteraksi dengan

siapa saja.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seorang remaja

seperti pengalaman, usia, jenis kelamin, dan jabatan. Jenis kelamin merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional (Goleman, 2006). Laki-laki

lebih mungkin untuk menunjukkan kemarahannya terhadap orang lain, terutama orang

asing laki-laki, ketika mereka merasa telah ditantang. Laki-laki juga lebih mungkin

untuk menunjukkan kemarahannya. Perbedaan emosional antara laki-laki dan

perempuan yang sering muncul yaitu menyoroti peran sosial dan hubungan dengan

orang lain. Sebagai contoh perempuan lebih mungkin untuk mendiskusikan emosi

dalam hal hubungannya dengan orang lain. Mereka juga lebih mungkin untuk

mengekspresikan rasa takut dan sedih (Santrock, 2014).

Perbedaan jenis kelamin dan kecerdasan emosi pada umumnya telah banyak di

teliti, dan mayoritas telah ditemukan perempuan memiliki kecerdasan emosi yang lebih

tinggi dibandingkan laki-laki. Pada penelitian yang dilakukan oleh Alumran dan

Punamaki (2008) menunjukkan bahwa jenis kelamin berhubungan signifikan dengan

kecerdasan emosional pada remaja dan perempuan memiliki level interpersonal

kecerdasan emosional yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini senada

dengan hasil penelitian yang dilakukan Katyal dan Awasthi (2005) yang menunjukkan

bahwa perempuan memiliki kecerdasaan emosional yang lebih tinggi daripada laki-laki.

Page 11: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

5

Ciarrochi (2001) mengemukakan bahwa remaja perempuan lebih mampu mengenali

emosinya, mengelola emosi, serta mampu menggunakan emosinya untuk membangun

hubungan dengan orang lain daripada remaja laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh

Palmer (2003), pada umumnya kecerdasan emosi perempuan lebih tinggi dibandingkan

dengan laki-laki dalam hal keterampilan antar pribadinya dan kesadaran diri secara

emosional. Di sisi lain, Chu (2002) mengungkapkan bahwa laki-laki memiliki tingkat

kecerdasan emosi yang lebih tinggi dibandingkan wanita. Kemungkinan besar alasan

dari hasil temuan sekarang ini, bahwa kecerdasan emosi berkaitan dengan pengelolaan

emosi dan keterampilan sosial seseorang. Berbeda dengan Aiyappa dan Acharya (2014),

Khaterina dan Garliah (2012), dan Pratama (2010) yang menyatakan bahwa tidak ada

perbedaan kecerdasan emosional antara laki-laki dan perempuan.

Dari uraian yang telah di paparkan di atas melalui hasil penelitian-penelitian

sebelumnya dikatakan tampak ada perbedaan kecerdasan emosional antara laki-laki dan

perempuan. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka terdapat rumusan

masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut “apakah ada perbedaan kecerdasan

emosional pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga apabila ditinjau dari jenis

kelamin?”

Page 12: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

6

Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ada perbedaan

kecerdasan emosional pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga apabila ditinjau dari

jenis kelamin. Manfaat dari penelitian ini untuk memberikan informasi kepada SMA

Negeri 3 untuk mengembangkan kecerdasan emosional kepada siswa.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Kecerdasan Emosional

Kata emosi berasal dari Bahasa Latin yaitu movere yang berarti “menggerakkan”

atau “bergerak”. Emosi merupakan suatu dorongan untuk bertindak seketika untuk

mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-angsur yang terkait dari

pengalaman waktu ke waktu. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005),

emosi merupakan suatu perasaan jiwa yang kuat (seperti sedih, marah, dan lain-lain).

Goleman (2001) menyatakan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan

mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri

sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam

hubungannya dengan orang lain.

Page 13: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

7

Aspek-aspek kecerdasan emosional

Goleman (2001), menempatkan kecerdasan emosi ke dalam 5 aspek kemampuan

yang terdiri dari; kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, ketrampilan sosial.

a. Kesadaran diri

Mengetahui apa yang individu rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk

memandu pengambilan keputusan sendiri; memiliki tolok ukur yang realistis dan

kepercayaan diri yang kuat.

b. Pengaturan diri

Menangani emosi individu sedemikian sehingga berdampak positif pada

pelaksanaan tugas; peka terhadap kata hati dan sangup menunda kenikmatan

sebelum tercapainya suatu sasaran; mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

c. Motivasi

Menggunakan hasrat individu yang paling dalam untuk menggerakkan dan

menuntun individu menuju sasaran, membantu dan mengambil inisiatif dan

bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi keagalan dan frustasi.

d. Empati

Merasakan apa yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif mereka,

menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-

macam orang.

e. Keterampilan Sosial

Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan

cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar,

menggunakan keterampilan-keterampilan untuk mempengaruhi dan memimpin,

Page 14: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

8

bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja sama dan

bekerja dalam tim.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi

Menurut Goleman (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan

emosional, yaitu :

a. Pengalaman

Kecerdasan emosi dapat meningkat sepanjang hidup manusia. Sepanjang perjalanan

hidup yang normal, kecerdasan emosi cenderung bertambah sementara manusia

belajar untuk menangani suasana hati, menangani emosi-emosi yang menyulitkan,

sehingga semakin cerdas dalam hal emosi dan dalam berhubungan dengan orang

lain.

b. Usia

Siswa yang lebih tua dapat sama baiknya atau lebih baik dibandingkan siswa yang

lebih muda dalam penguasaan kecakapan emosi baru.

c. Jenis kelamin

Pria dan wanita mempunyai kemampuan yang sama dalam hal meningkatkan

kecerdasan emosi tetapi rata-rata wanita mungkin dapat lebih tinggi dibandingkan

dengan kaum pria dalam beberapa keterampilan emosi (namun ada juga pria yang

lebih tinggi dibandingkan kebanyakan wanita), walaupun secara statistik terdapat

perbedaan diantara kedua kelompok tersebut.

d. Jabatan

Semakin tinggi jabatan seseorang, maka semakin penting keterampilan antar

pribadinya dalam membuatnya menonjol dibanding mereka yang berprestasi biasa-

Page 15: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

9

biasa atau dengan kata lain bahwa semakin tinggi jabatan, maka semakin tingi

kecerdasan emosi yang dimilikinya.

Remaja

Pengertian Remaja

Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata latin yaitu adolescere yang

berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescere mempunyai arti yang

lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

Perubahan emosi yang terjadi pada masa remaja menyebabkan remaja pada umumnya

memiliki kondisi yang labil. Masa remaja dikenal sebagai masa strom and stress (badai

dan tekanan), yaitu suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari

perubahan fisik (Hurlock, 1999). Perubahan yang terjadi selama masa remaja

menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman. Keadaan seperti ini

menyebabkan remaja mengalami kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang di

hadapinya, dan tidak mampu menghadapi tekanan-tekanan dari lingkungan.

Perubahan masa remaja

a. Perubahan fisik

Perubahan fisik masih belum selesai pada saat masa puber berakhir, tingkat

kecepatannya berkurang dalam masa remaja dan perubahan-perubahan yang terjadi

sekarang adalah perubahan-perubahan internal, tidak banyak lagi perubahan-

perubahan eksternal. Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh seks dan usia kematangan

sehingga banyak menimbulkan keprihatinan bagi anak laki-laki dan perempuan.

Page 16: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

10

b. Perubahan emosional

Perubahan emosi pada remaja adalah sama dengan pola emosi pada masa anak-

anak. Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dan dengan cara gerakan

amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara,

atau dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menimbulkan amarah. Anak

laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada

akhir masa remaja tidak “meledakkan” emosinya dihadapan orang lain melainkan

menunggu saat dan tempat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya.

c. Perubahan sosial

Dalam perubahan sosial remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam

hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan diri dengan

orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah.

Jenis Kelamin

Pengertian Jenis Kelamin

Menurut Badudu dan Zein (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994) jenis

kelamin dapat diartikan sebagai pembedaan atas pria dan wanita, jantan dan betina.

Sementara Squree (dalam Indriasari, 2006) mendefinisikan jenis kelamin sebagai jenis

teori yang membedakan peran pria dan wanita yang mengakibatkan perbedaan

perlakuan antara pria dan wanita dalam masyarakat. Peran tersebut mengacu pada

harapan dan sosial terhadap apa yang harus dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan oleh

seorang individu sebagai pria dan wanita. Peran ini seharusnya menunjukkan bahwa

seorang pria bersifat maskulin dan wanita bersifat feminim. Di samping itu, Lin dan

Ashdown (dalam Indriasari, 2006) menjelaskan bahwa istilah jenis kelamin dipakai

Page 17: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

11

untuk pembagian struktur sosial berdasarkan jenis dan juga pada tanda-tanda emosional

dan psikologis yang diharapkan oleh suatu budaya dengan bentuk fisik pria dan wanita.

Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Salatiga

ditinjau dari jenis kelamin

Secara umum kecerdasan emosional sangatlah penting bagi seorang individu

terutama pada laki-laki dan perempuan, karena melalui kecerdasan emosional individu

dapat mengelola emosi. Laki-laki dan perempuan mempunyai kemampuan yang tidak

sama dalam hal meningkatkan kecerdasan emosional. Perbedaan emosional antara laki-

laki dan perempuan yang sering muncul yaitu menyoroti peran sosial dan hubungan

dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Santrock (2014) bahwa perempuan

lebih mungkin untuk mendiskusikan emosi dalam hal hubungannya dengan orang lain.

Mereka juga lebih mungkin untuk mengekspresikan rasa takut dan sedih. Laki-laki lebih

menunjukkan kemarahannya ketika berhubungan dengan orang lain, terutama ketika

merasa ditantang oleh teman sesama laki-laki.

Walaupun laki-laki sering menunjukkan kemarahannya ketika merasa ditantang,

menurut wawancara dengan salah satu guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 3

Salatiga dalam berinteraksi dengan orang lain laki-laki lebih mudah beradaptasi dengan

cara tidak memilih-milih teman. Namun berbeda dengan perempuan, dimana

perempuan dalam berinteraksi dengan orang lain cenderung memilih-milih teman. Laki-

laki tidak mempunyai motivasi di dalam menggerakkan sesuatu menuju sasaran,

dibandingkan dengan perempuan.

Page 18: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

12

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ada perbedaan kecerdasan emosional

ditinjau dari jenis kelamin, namun penulis belum bisa menyimpulkan apakah laki-laki

atau perempuan memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi.

Hipotesis Penelitian

Menurut penjelasan di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada perbedaan

yang signifikan kecerdasan emosi pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga apabila

ditinjau dari jenis kelamin”.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kuantitatif komparasi. Fokus dalam penelitian ini bahwa ingin

membedakan antara variabel kecerdasan emosi dan variabel jenis kelamin, dengan

variabel terikatnya adalah kecerdasan emosi dan variabel bebasnya adalah jenis

kelamin.

Page 19: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

13

Definisi Operasional

Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan mengenali perasaaan kita sendiri dan

perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola

emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain

(Goleman, 2001).

Pada penelitian ini skala yang dipergunakan untuk mengukur kecerdasan emosi

mencakup lima aspek kecerdasan emosional dari Goleman (2001) yaitu :

1. Kesadaran diri

2. Pengaturan diri

3. Motivasi

4. Empati

5. Keterampilan sosial

Jenis Kelamin

Jenis kelamin dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai pria dan wanita.

Untuk mengetahui jenis kelamin dalam penelitian ini datanya dapat diperoleh melalui

informasi yang tertera pada lembar identitas diri di dalam kuesioner.

Partisipan

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Sampel Non Probability

(non probability sampling) yaitu dimana teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Page 20: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

14

X SMA Negeri 3 Salatiga, dengan sampel sebanyak 125 siswa. Sehingga teknik non

probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

sampling jenuh. Sugiyono (2011) teknik sampling jenuh adalah teknik menentukan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel.

Alat Ukur Penelitian

Data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan satu jenis skala yaitu skala

kecerdasan emosional. Skala ini disusun oleh peneliti berdasarkan komponen menurut

Goleman (2001) yaitu aspek kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati,

keterampilan sosial. Skala ini terdiri dari 50 item yang telah di modifikasi oleh peneliti

yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu 29 item favorable (item yang mendukung

pernyataan) dan 21 item unfavorable (item yang tidak mendukung pernyataan).

Alternatif jawaban untuk setiap item skala kecerdasan emosional yang tersedia, yaitu

Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Dapat Menentukan Dengan Pasti (TP), Tidak

Sesuai (TS), serta Sangat Tidak Sesuai (STS). Adapun nilai skala kecerdasan emosional

untukfavorable adalah : nol (0) untuk Sangat Tidak Sesuai (STS), satu (1) untuk Tidak

Sesuai (TS), dua (2) untuk Tidak Dapat Menentukan Dengan Pasti (TP), tiga (3) untuk

Sesuai (S), dan empat (4) untuk Sangat Sesuai (SS). Sebaliknya untuk unfavorable

adalah : empat (4) untuk Sangat Tidak Sesuai (STS), tiga (3) untuk Tidak Sesuai (TS),

dua (2) untuk Tidak Dapat Menentukan Dengan Pasti (TP), satu (1) untuk Sesuai (S),

dan nol (0) untuk Sangat Sesuai (SS).

Kriteria pemilihan item total biasanya digunakan batasan 0,30 namun apabila

jumlah item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan dapat

dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria menjadi 0,25 (Azwar, 2012).

Page 21: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

15

Dalam penelitian ini menggunakan batasan 0,25 dikarenakan banyak item yang gugur

jika menggunakan batasan 0,30. Dari hasil uji daya diskriminasi pada skala kecerdasan

emosional dengan jumlah item 50 pada subjek 125 orang di dapatkan hasil 18 item

gugur, jadi jumlah item yang valid adalah 32 item. Pengujian skala reliabilitas alat ukur

menggunakan Alpha Cronbach (Azwar 2012) dengan menggunakan batasan koefisien

korelasi makin mendekati 1 (satu) makin baik.

Dari hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa alat ukur kecerdasan emosional

reliabilitasnya tergolong baik dengan koefisien sebesar 0,885. Dengan demikian skala

kecerdasan emosional memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik.

Tabel 1

Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional

Reliability Statistics

Cronbach’s

Alpha

N of Items

.885 32

Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan uji-t untuk

melihat perbedaan kecerdasan emosional pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga

ditinjau dari jenis kelamin. Penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS

(Statistical Packages for Special Science) for windows release 19.0.

Page 22: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

16

HASIL PENELITIAN

Uji Asumsi

Untuk melakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik statistik uji-t

(independent t-test), penulis terlebih dahulu melakukan uji asumsi yang terdiri dari uji

normalitas dan uji homogenitas. Tujuan dilakukannya uji normalitas dan uji

homogenitas adalah sebagai salah satu syarat dilakukannya uji t-test. Uji asumsi

dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0 for windows.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur data yang dihasilkan memiliki distribusi

normal atau tidak. Uji normalitas digunakan dengan menggunakan uji One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap sampel yang

berasal dari SMA Negeri 3 Salatiga di dapat nilai One-Sample Kolmogorov-

Smirnov Test pada siswa laki-laki 0,532 dengan nilai signifikansi yaitu 0,940,

sedangkan nilai One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada siswi perempuan

0,582 dengan nilai signifikansi 0,887. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai

signifikansi dari keduanya (p > 0,05), maka diartikan bahwa data kedua variabel

berdistribusi normal.

Page 23: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

17

Tabel 2

Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Laki-laki Perempuan

N

Normal Parametersa Mean

Std. Deviation

Most Extreme Differences Absolute

Positive

Negative

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

51

86.9412

1.59437E1

.074

.074

-.068

.532

.940

74

90.4054

1.17844E1

.068

.064

-.068

.582

.887

2. Uji Homogenitas

Berdasarkan uji homogenitas diperoleh nilai F pada Levene’s Test adalah sebesar

5,970 dan nilai signifikansi 0,016. Dapat disimpulkan bahwa varian data dari kedua

kelompok tidak homogen, karena mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,016 (p <

0,05). Maka untuk hasil uji hipotesis menggunakan Equal Variances Not Assumed.

Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini tingkat variabel kecerdasan emosional akan dibuat

sebanyak 5 (lima) kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.

Rumus untuk mencari interval yang digunakan untuk menentukan kategori kecerdasan

Page 24: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

18

emosional mempunyai 32 item valid dengan pemberian skor antara 0 sampai 4,

sehingga secara hipotetik pembagian skor tertinggi dan terendah yaitu :

Jumlah skor tertinggi 32 x 4 = 128

Jumlah skor terendah 32 x 0 = 0

Interval = Jumlah skor tertinggi – Jumlah skor terendah

5 (lima) kategori

= 128-0

5

= 128

5

= 25,6

Tabel 3

Kategorisasi Pengukuran Kecerdasan Emosional

Kategori siswa laki-laki (51 siswa)

Interval Ketegori Jumlah Siswa Persentase

< 102,4 - ≤ 128 Sangat tinggi 9 17,6 %

< 76,8 - ≤ 102,4 Tinggi 28 54,8 %

< 51,2 - ≤ 76,8 Sedang 13 24,4 %

< 25,6 - ≤ 51,2 Rendah 1 1,2 %

0 - ≤ 25,6 Sangat rendah 0 0

51 100 %

Page 25: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

19

Ketegori siswi perempuan (74 siswi)

Interval Ketegori Jumlah Siswa Persentase

< 102,4 - ≤ 128 Sangat tinggi 14 27 %

< 76,8 - ≤ 102,4 Tinggi 52 66 %

< 51,2 - ≤ 76,8 Sedang 8 7 %

< 25,6 - ≤ 51,2 Rendah 0 0

0 - ≤ 25,6 Sangat rendah 0 0

74 100 %

Berdasarkan tabel 3 bahwa kecerdasan emosional siswa laki-laki terletak pada

kategori tinggi yaitu 54,8 %, sedangkan kecerdasan emosional siswi perempuan terletak

pada kategori tinggi yaitu 66 %.

Uji Hipotesis

Melihat hasil uji homogenitas sehingga dapat disimpulkan bahwa data dari

kedua kelompok tidak homogen, maka uji-t dilakukan dengan menggunakan Equal

Variances not Assumed. Dari tabel perhitungan SPSS dapat dilihat bahwa nilai t pada

Equal Variances not Assumed adalah -1,329 dengan signifikansi sebesar 0,187 (p >

0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan kecerdasan

emosional pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga ditinjau dari jenis kelamin.

Page 26: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

20

Tabel 4

t-test

Group Statistics

Jenis Kelamin

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Laki-laki

Perempuan

51

74

86.9412

90.4054

15.94918

11.56745

2.23333

1.34469

Independent Samples Test

Levene’s Test

for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

T

Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differece

Std. Error

Differences

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

5.970

.016 -1.408

-1.329

123

85.158

.162

.187

-3.46423

-3.46423

2.46073

2.60691

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan kecerdasan emosional pada

siswa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga ditinjau dari jenis kelamin, didapatkan hasil

perhitungan Independent Samples Test sebesar -1,329 dengan signifikansi 0,187 (p >

0,05). Karena nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

Page 27: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

21

perbedaan kecerdasan emosional pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga ditinjau

dari jenis kelamin.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Aiyappa dan Acharya (2014), Khaterina dan Garliah (2012), dan Pratama (2010)

yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kecerdasan emosional antara laki-laki dan

perempuan.

Goleman (1997) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kecerdasan emosional individu, salah satu diantaranya adalah faktor lingkungan

keluarga. Sangatlah penting di dalam lingkungan keluarga orang tua mengajarkan emosi

kepada anak, karena merupakan salah satu usaha pencegahan awal terjadinya

kemerosotan kecerdasan emosional. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial

yang paling dekat dan merupakan sekolah pertama bagi anak dimana anak dapat

berinteraksi, maka dari peran orang tua sangatlah penting dalam memberikan

pengajaran emosi. Salah satu dari faktor dalam lingkungan keluarga yang sangat

dominan bagi pengembangan kepribadian anak adalah pola asuh orang tua. Berbagai

penelitian membuktikan adanya kaitan erat antara emosional dengan pola asuh orang

tua. Pola asuh orang tua memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan

kecerdasan emosional pada remaja. Kegagalan pola asuh orang tua sering kali menjadi

faktor penyebab terjadinya gangguan pada perkembangan kecerdasan emosional anak.

Ketetapan orang tua dalam menerapkan pola asuh memberikan pengaruh yang sangat

besar terhadap emosional anak. Kesalahan orang tua dalam menerapkan pola asuh dapat

mengakibatkan anak bertindak seenak hati, tidak mampu mengendalikan diri, pola

hidup bebas bahkan nyaris tanpa aturan, dan akibat buruk lainnya (Asyik dkk, 2015).

Page 28: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

22

Melalui pola asuh orang tua yang berkualitas anak akan mampu mengemban

tugas-tugas perkembangan dengan baik sehingga fisik, psikis, dan sosialnya dapat

berkembang secara optimal. Pada jaman dahulu orang tua dituntut untuk mendidik dan

memberi perlakuan kepada anak sesuai dengan jenis kelamin, namun pada

kenyataannya sangat berbanding terbalik pada jaman modern sekarang ini orang tua

memberi perlakuan kepada anak perempuan dan anak laki-laki secara adil. Hal ini dapat

memberikan nilai yang sejajar bagi anak laki-laki maupun anak perempuan. Anak laki-

laki diberi aturan yang sama dengan anak perempuan, sehingga anak laki-laki dapat

menghadapi kegagalan dan frustasi serta mampu menangani emosinya dengan baik

ketika berhubungan dengan orang lain. Anak laki-laki juga harus bisa peka terhadap

kata hati serta sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran,

sehingga mampu melakukan pengaturan terhadap dirinya secara baik. Anak laki-laki

sebaiknya diberi tanggung jawab dalam mengerjakan tugas rumah tangga, sehingga

tidak berkembang menjadi anak yang sulit diatur dan menjadi anak yang tidak

mempunyai perasaan empati yaitu dengan belajar memahami orang lain. Sebaliknya

anak perempuan memiliki kepercayaan diri yang sama besar dengan anak laki-laki,

karena dapat memungkinkan anak perempuan mempunyai keberanian untuk

berkompetisi.

Page 29: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

23

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tidak ada perbedaan kecerdasan emosional pada siswa kelas X SMA Negeri 3

Salatiga apabila ditinjau dari jenis kelamin.

2. Dalam penelitian ini kecerdasan emosional sebagian besar siswa laki-laki (54,8%)

kelas X ada pada kategori tinggi, demikian juga sebagian besar siswi perempuan

(66%) ada pada kategori tinggi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Hendaknya siswa dapat mengenali perasaannya sendiri, serta mampu mengontrol

emosinya dengan baik dan dalam hubungannya dengan orang lain khususnya

dengan teman lawan jenisnya tanpa memandang perbedaan jenis kelamin.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Agar penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan

menggunakan variabel yang berbeda, misalnya dengan faktor kecerdasan emosional

yang lainnya.

Page 30: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

24

DAFTAR PUSTAKA

Aiyappa, S., Balakrishna Acharya, Y. T., (2014). Gender differences in emotional

intelligence of adolescents. International journal of scientific research. 3, 2277-

8179.

Asyik, F. M., Ismanto, A. Y., Babakal, A. (2015). Hubungan pola asuh orang tua

dengan kecerdasan emosional pada anak usia remaja di kelurahan soasio kota

tidore kepulauan. ejournal keperawatan. 3, diakses pada tanggal 2 Mei 2015.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badudu, J. S; Zain, Moch, Sutan.(1994). Kamus besar bahasa Indonesia edisi 1. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Chu, J. (2002). Boys development. Reader’s digest, pp. 94-95.

Ciarrochi, J., Chan, A. Y. C., Bajgar, J. (2001). Measuring emotional intelligence in

adolescents. Personality and individual differences. 31, 1105-1119.

Goleman, D. (1997). Emotional intelligence. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

---------------. (2001). Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. Alih Bahasa:

Widodo, A. T. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

---------------. (2006). Emotional intelligence mengapa EI lebih penting daripada IQ.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gottman, J & De Claire. (2003). Kiat-kiat membesarkan anak yang memiliki

keceerdasan emosi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan (ed.5). Jakarta: Erlangga.

Indriasari, (2006). Perbedaan motivasi pegawai ditinjau dari jenis kelamin. Skripsi.

Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (tidak

diterbitkan).

Katyal, S., & Awasthi, E. (2005). Gender differences in emotional intelligence among

adolescents of chandigarh. J. Hum. Ecol, 17(2), 153-155.

Page 31: Perbedaan Kecerdasan Emosional pada Siswa Kelas X SMA ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10209/2/T1_802012714_Full text.pdf · perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau

25

Khaterina & Garliah, L. (2012). Perbedaan kecerdasan emosi pada pria dan wanita yang

mempelajari dan yang tidak mempelajari alat music piano. Jurnal Psikologi , I

(1), 17-20.

Mu’ tadin, Z. (2002). Mengenal kecerdasan emosional remaja. http://www.e-

psikologi.com. diakses pada tanggal 11 Februari 2009.

Palmer, B. R., Macocha, R., Gignac, G., Stough, C. (2003). Examining the factor

structure of the bar-on emotional quotient inventory with an Australian general

population sample. Personality and individual differences, 35, 1191-1210.

Pratama, A. Y. (2010). Hubungan kecerdasan emosi dengan agresivitas pada remaja

awal pendukung Persija (the jak mania). Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas

Negeri Syarif Hidayatullah.

Punamaki, R. L., Alumran, J. I. A. (2008). Relationship between gender, age, academic,

achievement, emotional intelligence, and coping styles in bahraini adolescents.

Individual differences research, 6(2), 104-119.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus besar bahasa

indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Santrock, J. B. (2003). Adolescence: perkembangan masa remaja (ed.6). Jakarta:

Erlangga.

--------------------. (2014). Psikologi pendidikan edisi 5. Jakarta: Salemba Humanika.

Salovey, P., Mayer, J. D. (1997). What is emotional intelligence?. New York: Basic

Books.

Sugiyono.(2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta.