perbedaan humor styles berdasarkan jenis kelamin mahasiswa di fakultas psikologi universitas...

53
Laporan Penelitian Komparatif Metode Penelitian & Statistik II Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Disusun oleh : Alfinia Novadilla (1006688565) Andra Septian (1006663801) Diva Marini Octavia (1006663934) Fenesha Flourencia E.M. (1006664003)

Upload: kwedaloka

Post on 29-Jul-2015

262 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Laporan Penelitian Komparatif Metode Penelitian & Statistik II

Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis

Kelamin Mahasiswa di Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia

Disusun oleh :

Alfinia Novadilla (1006688565)

Andra Septian (1006663801)

Diva Marini Octavia (1006663934)

Fenesha Flourencia E.M. (1006664003)

Komang Bara Wedaloka (1006762184)

Rahmadianty Gazadinda (1006756250)

Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

Depok, 2011

Page 2: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun

untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Metodologi Penelitian dan Statistika II.

Makalah ini berisi gambaran tentang perbedaan humor styles berdasarkan jenis

kelamin pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Kami

menyadari bahwa selama penyelesaian makalah ini, kami banyak memperoleh

bantuan dan bimibingan dari banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini kami

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Mbak Sherly Saragih Turnip, S.Psi., M.Phil dan Mas Andi Supandi Suaid

Koentary, S.Psi., M.Si selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian

dan Statistika II yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk

mengarahkan dan membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.

2. Orangtua kami yang telah memberikan banyak bantuan, baik bantuan

moril maupun materil.

3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011, atas bantuan dan kontribusinya

karena telah bersedia untuk menjadi partisipan dalam penelitian kami.

4. Teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, atas

dukungan dan masukannya.

5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

memberikan banyak bantuan dan masukan dalam penyelesaian makalah

ini.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kami bersedia menerima kritik dan saran untuk bisa menjadi lebih

baik lagi dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Depok, 13 Desember 2011

Penulis

Page 3: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hampir setiap orang mengharapkan suatu kesenangan dan kebahagiaan di dalam

hidupnya. Perasaan senang seseorang diperlukan agar dapat menikmati kehidupan

yang dijalaninya. Menurut beberapa psikolog, kesenangan dan kebahagiaan

bersifat sangat subjektif, sehingga setiap orang akan memiliki indikator yang

berbeda-beda untuk merasa senang. Oleh karena itu, kita tidak dapat selalu

memastikan sumber dari kesenangannya tersebut, namun kita dapat melihat

perasaan senang yang sedang dialami oleh seseorang dilihat dari tingkah lakunya.

Rasa senang dan bahagia biasanya identik dengan adanya senyum dan tawa.

Menurut penelitian Gerry Hopman (ND), motivator humor, ada hubungan yang

erat antara perilaku tertawa dan humor, dimana perilaku tertawa selalu terjadi

pada saat ada interaksi antarsatu sama lain. Munculnya perilaku tawa pada saat

terjadi interaksi dengan orang lain bisa menjadi salah satu indikasi bahwa ada

sesuatu hal yang lucu antarsatu sama lain yang dirasakan menyenangkan.

Perasaan menyenangkan yang muncul pada saat berinteraksi tersebut dapat

diperkirakan sebagai pengaruh dari humor itu sendiri. Humor diyakini mampu

menciptakan tipe kepribadian yang positif di dalam diri seseorang (Cann et al,

2010). Oleh karena itu, keberadaan humor memberikan dampak yang positif saat

kita sedang berinteraksi dengan orang lain.

Hakikat kita sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, menjadikan

kita perlu dan harus berinteraksi dengan orang lain. Selayaknya berinteraksi

dengan orang lain, kita tidak dapat memilih kepada siapa kita akan berinteraksi.

Kita tidak dapat selalu berinteraksi hanya dengan orang yang memiliki persamaan

dengan kita, seperti jenis kelamin. Seringkali kita diharuskan untuk berinteraksi

Page 4: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

dengan orang yang berjenis kelamin yang berbeda dengan kita. Perbedaan jenis

kelamin tersebut tentunya akan mempengaruhi cara berinteraksi kita, termasuk

dengan cara humor satu sama lain.

Menurut Düşünceli (2011), humor adalah salah satu kemampuan yang dimiliki

oleh seorang individu yang cenderung dibangun oleh skill dan budaya nya. Skill

setiap orang tentunya berbeda-beda. Seperti umumnya perbedaan yang terdapat

pada laki-laki dan perempuan, skill satu sama lain juga akan berbeda, sehingga

gaya humor antara laki-laki dan perempuan pun akan berbeda. Perbedaan gaya

humor ini seringkali menimbulkan kesalahpahaman antara satu sama lain.

Beberapa kali kita dapat melihat jika sekelompok perempuan berkumpul ataupun

sekelompok laki-laki berkumpul, mereka akan sangat terlihat merasa senang dan

tertawa-tawa. Tetapi pada suatu kesempatan, dimana mereka berkumpul bersama

yang didalamnya ada sekelompok laki-laki dan perempuan, keakraban dalam

bentuk tawa biasanya agak berkurang. Seringkali kita melihat sekumpulan

perempuan mengernyitkan dahinya ketika melihat sekumpulan laki-laki tertawa

terbahak-bahak karena sesuatu hal, sebaliknya sekumpulan laki-laki juga sering

tidak mengerti mengapa sekumpulan perempuan bisa tertawa cekikikan karena

sesuatu hal. Ketidaksinkronan antara perempuan dan laki-laki dalam hal

mendefinisikan sesuatu hal yang lucu bisa jadi menunjukkan adanya perbedaan

gaya humor antar satu sama lain sehingga dapat mempengaruhi interaksi

keduanya.

Kalangan mahasiswa menjadi satu komunitas yang patut dijadikan konsentrasi

untuk melihat interaksi yang terjadi di dalamnya. Sebagai sekumpulan orang yang

memiliki tugas dan kewajiban yang tidak berbeda jauh, yaitu menyelesaikan

studinya di tingkat perguruan tinggi, mereka hampir dapat dipastikan memiliki

beban kewajiban yang setara, khususnya dalam hal penyelesaian tugas akademik.

Tuntutan penyelesaian tugas akademik membuat mereka sering berinteraksi

antarsatu sama lain dan tidak jarang kita melihat mereka berkumpul bersama

membentuk suatu kelompok-kelompok.

Page 5: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia adalah salah satu fakultas yang terkenal

memiliki beban tugas kelompok yang cukup banyak sehingga mahasiswa

memiliki tuntutan yang lebih banyak untuk saling berinteraksi dan berkumpul satu

sama lain. Beban tugas yang harus diselesaikan mahasiswa seringkali menuntut

mereka untuk menikmati hal tersebut demi terselesaikannya tanggung jawab yang

dimiliki. Salah satu cara untuk menikmati pengerjaan tugas-tugas tersebut adalah

dengan cara saling bercanda atau membuat lelucon.

Menurut beberapa hasil observasi dan pengalaman kelompok kami, anggota suatu

kelompok seringkali membuat lelucon ketika mereka sudah cukup lama

mengerjakan tugas bersama dan mulai merasa lelah dalam mengerjakan tugas

tersebut. Segala sesuatu hal bisa saja dibuat sebagai bahan tertawaan mereka, tak

jarang lelucon yang dibuat adalah dengan cara mengejek atau menyakiti salah

seorang teman. Obrolan akan sesuatu hal juga seringkali dijadikan sebagai bahan

lelucon untuk berinteraksi antarsatu sama lain. Namun sering juga bahan lelucon

yang dibuat oleh kita atau teman kita terasa tidak menyenangkan, tetapi untuk

orang lain terasa sangat lucu. Kejadian perbedaan persepsi akan suatu lelucon

lebih sering terjadi pada lelucon yang dibuat oleh teman yang berbeda jenis

kelamin dengan kita. Kejadian seperti ini bisa mengubah keadaan, yang awalnya

terasa nyaman, menjadi timbul rasa ketidaknyamanan dalam berinteraksi.

Keadaan ini tentunya akan mempengaruhi interaksi dengan orang lain.

Lekatnya kegiatan humor di kehidupan mahasiswa, khususnya ketika berinteraksi

dengan teman-temannya, membuat gaya humor seseorang patut untuk

diperhatikan. Urgensial humor di dalam kegiatan interaksi seseorang dengan

orang lain pun patut untuk diteliti juga karena persepsi humor setiap orang

ternyata berbeda-beda yang kemudian dapat mempengaruhi hubungan dan

kegiatan interaksi antarsatu sama lain. Ada banyak faktor yang menyebabkan

munculnya perbedaan persepsi humor bagi setiap individu, salah satunya adalah

perbedaan jenis kelamin. Oleh karena itu, kelompok kami merasa perlu untuk

meneliti perbedaan humor style antara laki-laki dan perempuan pada mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Page 6: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang diangkat dan akan dijawab pada penelitian kali ini

adalah : Apakah ada perbedaan humor style berdasarkan jenis kelamin

pada mahasiswa Fakultas Psikologi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan

humor style antara perempuan dan laki-laki pada mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Memberikan sumbangan informasi tentang perbedaan humor

style berdasarkan jenis kelamin yang diharapkan dapat berguna

untuk ilmu pengetahuan psikologi khususnya yang berkaitan

dengan hubungan interpersonal

2. Memberikan informasi serta memicu dilakukannya penelitian-

penelitian sejenis sebagai bahan perbandingan dan diskusi.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Memberikan informasi, wawasan dan pelajaran bagi peneliti

dalam melakukan penelitian selanjutnya

2. Memperkaya penelitian, memperluas wawasan dan informasi

masyarakatnya, khususnya Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia mengenai gambaran perbedaan humor style antara

laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

3. Memberikan informasi mengenai cara berinteraksi yang

berkaitan dengan penggunaan humor style, sehingga cara

interaksi yang dipilih dan digunakan lebih dapat dipahami dan

Page 7: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

diaplikasikan selanjutnya pada kegiatan sehari-hari yang

berkaitan dengan hubungan interpersonal.

1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika

penulisan sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan

Pada bab ini, peneliti membahas mengenai latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan laporan.

Bab 2 : Tinjauan pustaka

Pada bab ini, peneliti membahas tentang teori-teori dan penelitian

terdahulu yang mirip, sesuai dan berhubungan dengan topik yang dibahas

dalam penelitian ini sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi

penelitian ini yang bersifat ilmiah.

Bab 3 : Masalah, hipotesis dan metode penelitian

Pada bab ini, peneliti membahas tentang masalah penelitian, hipotesis, dan

metode penelitian yang digunakan, berisi tentang subjek penelitian,

instrumen atau alat ukur yang digunakan, prosedur penelitian dan metode

analisis.

Bab 4 : Analisis data dan interpretasi

Pada bab ini, peneliti membahas tentang analisis data yang telah diperoleh

dari penelitian di lapangan dan menginterpretasikan hasil analisis data

yang telah didapat tersebut.

Page 8: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Bab 5 : Kesimpulan, diskusi dan saran

Pada bab ini, peneliti membahas tentang kesimpulan yang diperoleh

peneliti dari hasil penelitiannya, jawaban atas masalah yang diajukan dan

memutuskan apakah hipotesis penelitian ditolak atau diterima berdasarkan

analisis data dan interpretasi, membandingkan hasil penelitiannya dengan

hasil penelitian sebelumnya, serta mengevaluasi segala kekurangan yang

terjadi selama penelitian. Saran-saran praktis dan metodologis yang sesuai

dengan masalah dan hasil yang diperoleh dari penelitian juga dipaparkan

pada bab ini.

Page 9: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1.1 Definisi Humor

Humor adalah istilah yang luas yang mengacu kepada segala hal yang

dilakukan dan diucapkan oleh seseorang yang dianggap lucu dan

cenderung membuat orang lain tertawa, serta melibatkan proses mental

untuk menciptakan dan memahami stimulus lucu, serta menghasilkan

respon afektif. Menurut Düşünceli (2011), humor adalah salah satu

kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu yang cenderung dibangun

oleh skill dan budayanya. Dari kedua pengertian ini, kita dapat berasumsi

bahwa kemampuan melakukan dan mengucapkan sesuatu hal yang

dianggap lucu serta menciptakan dan memahami stimulus yang lucu itu

bukanlah sesuatu hal yang mudah karena membutuhkan skill tertentu dan

dipengaruhi oleh budaya pula.

Menurut Martin (2007) dalam perspektif psikologis, humor dapat

dibagi menjadi empat komponen, yaitu :

a. Konteks Sosial

Humor merupakan bentuk dari fenomena social. Seseorang

lebih sering tertawa dan bercanda ketika sedang bersama orang lain

daripada saat sendirian. Orang-orang terkadang tertawa ketika mereka

sendirian, seperti saat menonton sebuah acara komedi di televisi atau

mengingat pengalaman pribadi yang lucu. Namun, contoh tawa seperti

ini biasanya dapat dilihat sebagai “pseudo-sosial” yang terjadi di

lingkungan sekitar, dikarenakan seseorang masih menanggapi karakter

dalam program televisi atau menghidupkan kembali memori terhadap

sebuah acara yang melibatkan orang lain.

Page 10: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

b. Proses Kognitif-perseptual dalam Humor

Humor merupakan bagian dari kognisi. Untuk menghasilkan

humor, individu perlu untuk memproses informasi yang datang dari

lingkungan atau dari memori secara mental, bermain dengan ide-ide,

atau tindakan dengan cara kreatif, sehingga menghasilkan lelucon atau

tindakan nonverbal yang dirasakan oleh orang lain sebagai hal yang

lucu. Dalam persepsi humor, seseorang memperoleh sebuah informasi

melalui mata dan telinganya kemudian memproses informasi secara

kognitif dan memberikan penilaian apakah informasi tersebut

merupakan hal yang tidak serius, menyenangkan, dan humoris atau

sebaliknya.

c. Respon Emosional

Persepsi humor juga selalu menimbulkan respon emosional

yang menyenangkan, setidaknya pada tingkat intensitas tertentu. Studi

psikologis telah menunjukkan bahwa adanya exposure terhadap

stimulus humor menghasilkan peningkatan terhadap pengaruh positif

dan mood (suasana hati).

d. Vokal-Ekspresi Perilaku Tertawa

Humor memiliki komponen ekspresif yaitu tertawa dan

tersenyum. Pada intensitas rendah, emosi ekspresif ini juga dapat

berupa senyuman samar yang dapat berubah menjadi senyum

sumringah dan semakin lama menjadi tertawa akibat adanya

peningkatan intensitas emosional.

2.1.2. Dimensi Humor

Martin (2007), membedakan fungsi humor dalam kehidupan sehari-

hari dengan model 2x2, yaitu :

a. Mengembangkan diri

Penggunaan humor sebagai pengembangan diri ialah fungsi

humor sebagai metode coping stres atau sebagai mekanisme

Page 11: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

pertahanan diri. Hal ini juga terkait dengan fungsi humor sebagai

bentuk pelepasan ketegangan dan ketika menghadapi masa-masa sulit.

b. Mengembangkan hubungan dengan orang lain

Penggunaan humor untuk mengembangkan hubungan dengan orang

lain, yaitu melalui humor maka seseorang dapat menjalin dan

memperkuat hubungan dengan orang lain.

Berdasarkan model fungsi humor 2x2 di atas, maka dapat terbentuk

empat dimensi yang berkaitan dengan perbedaan individu dalam

penggunaan humor atau disebut juga dengan humor styles, yaitu :

1. Affiliative humor

Individu dengan nilai tinggi pada dimensi ini memiliki kecenderungan

untuk menceritakan hal-hal yang lucu, membuat lelucon, menghibur

orang lain, menggunakan humor untuk memperkuat hubungan dengan

orang lain, dan untuk mengurangi ketegangan interpersonal. Dimensi

humor ini tidak menyakiti orang lain dan bertujuan untuk

meningkatkan kekohesifan interpersonal.

2. Self-enhancing humor

Self-enhancing humor mengacu kepada kecenderungan untuk

mempertahankan pandangan lucu tentang kehidupan bahkan ketika

seseorang tidak bersama orang lain, akan sering merasa geli karena

keganjilan hidup, untuk menjaga perspektif lucu bahkan dalam

menghadapi stres atau kesulitan, dan menggunakan humor sebagai

coping mechanism.

3. Aggressive humor

Aggressive humor adalah kecenderungan menggunakan humor untuk

tujuan mengkritik atau memanipulasi orang lain, dalam sarkasme,

menggoda, mengejek, mencemooh, atau meremehkan, serta

penggunaan berpotensi offensif.

4. Self-defeating humor

Page 12: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Self-defeating humor merupakan humor yang digunakan untuk

meremehkan diri sendiri, mencoba untuk menghibur orang lain dengan

melakukan atau mengatakan hal-hal lucu tentang diri sendiri, dan

tertawa bersama orang lain ketika diejek atau diremehkan.

Meskipun gaya humor ini menilai bagaimana seseorang menggunakan

humor dalam kehidupan mereka sehari-hari, akan tetapi tidak ada

asumsi bahwa seseorang, secara sadar atau tidak, sengaja memilih

menggunakan gaya humor tertentu. Sebaliknya, orang cenderung

untuk menampilkan humor secara spontan dan seringkali tidak

menyadari penggunaannya humor berdasarkan fungsi sosialnya

maupun psikologis dalam suatu situasi tertentu.

2.1.3. Humor dan Jenis Kelamin

Beberapa penelitian meneliti humor menemukan bahwa terdapat

perbedaan gaya humor antara laki-laki dan perempuan. Penelitian yang

dilakukan oleh Lampert dan Ervin-Tripp (1998) menemukan bahwa humor

pada laki-laki cenderung berupa lelucon, menggoda, atau mengolok,

sedangkan humor pada perempuan cenderung untuk menghargai orang

lain. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Tümkaya (2011) dalam

Düşünceli (2011) dimana humor style pada laki-laki cenderung lebih tinggi

pada tipe aggressive dan self-defeating humor style dibandingkan pada

perempuan. Soyaldin (2007) dalam Düşünceli (2011) juga menemukan

bahwa mahasiswa perempuan memiliki nilai yang lebih tinggi pada

affiliative dan self-enhancing humor style, sedangkan laki-laki memiliki

nilai yang lebih tinggi pada aggressive dan self-defeating humor style.

Namun Erözkan (2009) dalam Düşünceli (2011) justru menemukan bahwa

mahasiswa laki-laki justru cenderung lebih menggunakan self-enhancing

humor style dibandingkan perempuan yang lebih menggunakan affiliative

humor style.

Page 13: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Perbedaan gaya humor antara laki-laki dan perempuan dapat disebabkan

bagaimana laki-laki dan perempuan mengekspresikan diri pada interaksi

sosial secara umum (Crawford, 1992; 2003). Menurut Deborah Tannen

(1986; 1990) laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan tujuan

konversasional, yaitu: pada perempuan tujuan utama dalam percakapan

adalah intimacy, sedangkan pada laki-laki tujuan konversational yang

utama adalah untuk menunjukkan eksistensi diri. Perbedaan ini juga

menggambarkan bagaimana laki-laki dan perempuan menggunakan

humor. Pada perempuan, humor lebih digunakan untuk meningkatkan

solidaritas dan intimacy kelompok sedangkan pada laki-laki humor lebih

banyak digunakan untuk terkesan berbeda, memunculkan hal lucu, dan

menciptakan personal identity yang positif dalam kelompok.

2.1.4. Faktor Lain yang Mempengaruhi Humor Style

Perbedaan-perbedaan humor styles pada individu juga dipengaruhi oleh

faktor kebudayaan. Misalkan pada kebudayaan yang individualis, menurut

Martin (2003) humor style yang dimiliki cenderung bersifat aggressive

humor. Sedangkan pada kebudayaan kolektivis, humor style yang dimiliki

cenderung bersifat affiliative humor.

Selain itu kepribadian juga mempengaruhi jenis humor yang dimiliki oleh

individu. Misalkan, kepribadian yang neurotik tidak memiliki hubungan

dengan affiliative humor dan self-enhancing humor, sedangkan

kepribadian yang terbuka dengan pengalaman memiliki hubungan yang

positif dengan affiliative humor dan self-enhancing humor.

Page 14: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

BAB III

Masalah, Hipotesis dan Metode Penelitian

3.1. Masalah Penelitian

Permasalahan pada penelitian kali ini dioperasionalkan menjadi :

1. Apakah terdapat perbedaan affiliative humor yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia?

2. Apakah terdapat perbedaan self-enhancing humor yang signifikan

antara laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia?

3. Apakah terdapat perbedaan aggressive humor yang signifikan

antara laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia?

4. Apakah terdapat perbedaan self-defeating humor yang signifikan

antara laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia?

3.2. Hipotesis Penelitian

3.2.1. Hipotesis Null (H0)

H0 1 : Tidak ada perbedaan affiliative humor yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

H0 2 : Tidak ada perbedaan self-enhancing humor yang signifikan

antara laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia.

Page 15: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

H0 3 : Tidak ada perbedaan aggressive humor yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

H0 4 : Tidak ada perbedaan self-defeating humor yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

3.2.2. Hipotesis Alternatif (HA)

HA 1 : Terdapat perbedaan affiliative humor yang signifikan antara laki-

laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

HA 2 : Terdapat perbedaan self-enhancing humor yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

HA 3 : Terdapat perbedaan aggressive humor yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

HA 4 : Terdapat perbedaan self-defeating humor yang signifikan antara

laki-laki dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

3.3. Variabel Penelitian

3.3.1 Humor Styles

Menurut Martin (2007) humor didefinisikan sebagai suatu istilah luas yang

mengacu kepada segala hal yang dilakukan dan diucapkan oleh seseorang

yang dianggap lucu dan cenderung membuat orang lain tertawa, serta

melibatkan proses mental untuk menciptakan dan memahami stimulus

lucu, serta menghasilkan respon afektif. Sedangkan menurut Düşünceli

Page 16: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

(2011), humor didefinisikan sebagai salah satu kemampuan yang dimiliki

oleh seorang individu yang cenderung dibangun oleh skill dan budayanya.

Humor styles didefinisikan sebagai kecenderungan individu untuk

menggunakan humor dalam kehidupannya sehari-hari, dimana individu

menampilkan humor secara spontan dan tidak menyadari penggunaannya

berdasarkan fungsi sosialnya maupun psikologis dalam suatu situasi

tertentu.

3.3.2 Jenis Kelamin

Variabel jenis kelamin ditentukan berdasarkan pilihan jawaban partisipan

pada pertanyaan L/P di kuesioner yang peneliti berikan.

3.4. Metode Penelitian

3.4.1. Desain Penelitian

a. Berdasarkan Aplikasi:

Applied Research, karena hasil dari penelitian yang diangkat dari

fenomena ini digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap

fenomena yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Berdasarkan Tujuan:

Comparative Research, karena penelitian ini bertujuan untuk

membandingkan antara gaya humor pada laki-laki dan perempuan

berdasarkan fenomena yang ada, dalam hal ini perbedaan gaya

humor di mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

c. Berdasarkan Cara Memperoleh Data:

Quantitative Research, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengeneralisasikan dan melakukan pengukuran variasi dari sampel

ke populasi terhadap sebuah fenomena. Kemudian, berdasarkan

perolehan data, variabel data yang diperoleh berupa skor dan

Page 17: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

menggambarkan variabel kuantitatif. Selain itu, berdasarkan analisa

data penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan besar variasi.

3.4.2. Karakteristik Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia yang tercatat masih aktif sebagai mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia yang kemudian dipilih beberapa orang

dari populasi tersebut untuk dijadikan sampel penelitian, yang dikontrol

berdasarkan jenis kelaminnya dan angkatannya, yaitu angkatan 2008,

2009, 2010, 2011 sehingga cohort usia subjek tidak berbeda jauh.

Mahasiswa Fakultas Pskologi Universitas Indonesia juga memiliki

tuntutan akademis yang cukup berat sehingga hal tersebut

mempengaruhi dan menuntut mereka banyak berkumpul dengan teman-

teman kelompok tertentu sehingga secara tidak langsung akan muncul

peer group tertentu pada lingkungan kampus. Atmosfer lingkungan

kampus juga mendukung mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia untuk sering berkumpul dan berinteraksi dengan orang lain.

3.4.3. Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, kami mengambil sampel sebanyak 64 orang

dengan menggunakan metode

sampling yaitu proportionate quota sampling. Alasan pemilihan

metode ini adalah karena metode ini memungkinkan untuk memiliki

nilai representatif yang tinggi sehingga dapat digeneralisasikan ke

populasi. Selain itu, metode ini memungkinkan untuk digunakan dalam

penelitian ini karena cakupan sampel yang diambil tidak terlalu luas,

hemat biaya dan penggunaan waktu yang lebih efisien.

3.4.4. Jumlah Sampel

Berdasarkan teori yang dikemukan oleh Guilford dan Frutcher (1978),

untuk mendapatkan persebaran skor yang mendekati penyebaran

Page 18: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

normal maka jumlah partisipan minimal yang dibutuhkan adalah

sebanyak 30 orang. Pada penelitian ini, kami merencanakan mengambil

sampel sebanyak 100 orang, yang kemudian setelah dikuotakan, kami

hanya memilih 64 data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Detil

sampel penelitian kami sebagai berikut.

Angkatan Jumlah Mahasiswa Jumlah Partisipan

Laki-

laki

Perempuan Laki-laki Perempuan

2008 63 178 4 12

2009 29 161 2 11

2010 58 189 4 13

2011 44 225 3 15

TOTAL 194 753 13 51

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Fakultas Psikologi UI dan Jumlah Partisipan

Penelitian

3.4.5. Instrumen atau Alat Ukur Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan alat ukur Humor Styles Questionnaire

(HSQ) milik Rod Martin (2003) yang telah diadaptasi ke dalam bahasa

Indonesia. HSQ ini terdiri dari 32 butir soal yang terdiri dari 4 dimensi

humor styles dimana masing-masing dimensi terbagi menjadi 8 butir

soal. Respon partisipan pada alat ukur ini menggunakan skala likert

dengan 7 pilihan jawaban pada setiap butir soal, angka 1 untuk respon

‘sangat tidak setuju’, angka 2 untuk respon ‘tidak setuju’, angka 3 untuk

respon ‘agak tidak setuju’, angka 4 untuk respon ‘ragu-ragu’, angka 5

untuk respon ‘agak setuju’, angka 6 untuk respon ‘setuju’ dan angka 7

untuk respon ‘sangat setuju’.

Untuk butir soal yang unfavorable akan di-reverse terlebih dahulu

kemudian dijumlah skor total pada untuk masing-masing dimensi.

Page 19: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

No Dimensi Humor

Styles

Butir Soal

Unfavorable

Butir Soal

Favorable

Jumlah

Butir Soal

1 Affiliative humor 1,9,17,25,29 5,13,21 8

2 Self-enhancing humor 22 2,6,10,14,18,26,30 8

3 Aggressive humor 7,15,23,31 3,11,19,27 8

4 Self-defeating 16 4,18,12,20,24,28,32 8

3.4.6. Cara Penilaian atau Scoring

Humor Styles Questionnaire (HSQ) terdiri dari 32 item, yaitu terdiri

dari 8 item untuk masing-masing humor styles. Skoring dalam

penggunaan alat ukur ini menggunakan skala Likert dengan skor 1-7,

dimana skor 1 menunjukkan sangat tidak setuju (STS), skor 2

menunjukkan tidak setuju (TS), skor 3 menunjukkan agak tidak setuju

(ATS), skor 4 menunjukkan netral (N), skor 5 menunjukkan agak setuju

(AS), skor 6 menunjukkan setuju (S), dan skor 7 menunjukkan sangat

setuju (SS).

Pada butir soal favorable, skor 1 mendapatkan nilai 1, dan seterusnya

hingga skor 7 mendapatkan nilai 7. Sedangkan pada butir soal

unfavorable (reverse), skor 1 mendapatkan nilai 7 dan seterusnya

hingga skor 7 mendapatkan nilai 1. Terdapat 11 butir soal unfavorable

yaitu soal nomor 1, 7, 9, 15, 16, 17, 22, 23, 25, 29, dan 31.

Dalam skala ini tidak ada skor tunggal. Skor dihitung berdasarkan

masing-masing dimensi humor sehingga akan dihasilkan empat total

skor berdasarkan dimensi humor. Berdasarkan total skor tersebut dapat

dilihat humor style mana yang dominan pada masing-masing sample.

3.4.7. Prosedur Penelitian

Page 20: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan alat ukur berupa

kuesioner berbentuk skala likert yang diadaptasi dari Humor Style

Questionnaire (HSQ) dari Martin (2003) dan akan diberikan kepada

responden secara proportionate quota sampling dan kemudian hasil

pengukuran dianalisis dengan perhitungan statistik yaitu independent

sample t-test.

3.4.8. Pelaksanaan Pengumpulan Data

3.4.8.1. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan pengumpulan data pada penelitian ini berlangsung

selama kurang lebih 2 minggu dari sekitar tanggal 22

November hingga 6 Desember 2011, yang pada tanggal

tersebut merupakan minggu-minggu akhir dari semester ganjil

tahun 2011 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

3.4.8.2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan sampel menggunakan teknik proportionate

quota sampling. Subyek yang telah memenuhi kriteria diminta

kesediaannya untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner

yang telah disiapkan. Jumlah kuesioner yang disebar dan

kembali yaitu sebanyak 64 kuesioner.

3.4.8.3. Pengolahan Data

Pengolahan data dimulai dengan melakukan penomoran ulang

pada setiap kuesioner yang telah dikembalikan. Data kemudian

dimasukkan ke dalam komputer software SPSS versi 19.0

untuk dianalisis. Setelah itu dilakukan perhitungan

independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan

masing-masing humor styles berdasarkan jenis kelamin.

3.4.9. Metode Analisis Data

Page 21: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Data yang didapat dala

m penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan pengujian

independent t-test untuk melihat perbedaan antara masing-masing

dimensi pada humor pada pria dan wanita di Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia. Dalam melihat hubungan komparatif ini, akan

dilakukan 4 pengujian guna menjawab keempat hipotesis awal yang

dikemukakan. Seluruh penghitungan statistik dalam penelitian ini akan

menggunakan bantuan software computer SPSS versi 19.0

Page 22: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

BAB 4

Analisis Data dan Interpretasi

Bab analisis data dan intepretasi ini berisi hasil-hasil dari penelitian yang telah

dilakukan berdasarkan pengolahan data yang diperoleh dari kuesioner yang telah

diisi oleh subyek penelitian. Bab ini akan dimulai dengan gambaran umum subyek

penelitian. Subbab selanjutnya akan dijelaskan mengenai hasil perhitungan

statistik variabel-variabel penelitian yaitu humor style dengan variabel jenis

kelamin.

4. 1. Gambaran Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia yang tercatat masih aktif kuliah sebagai mahasiswa, karena tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan humor style

berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia.

Data tentang gambaran subjek penelitian yang digunakan pada penelitian ini

telah dikelompokan berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel

dibawah ini. Responden dari mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia lebih banyak perempuan (79,69%) daripada laki-laki (20,31%),

dan sampel tersebut suduh cukup merepresentasikan populasi yang ada yaitu

perempuan (79,51%) dan laki-laki (20,49%).

Tabel Jumlah Responden Berdasarkan Pengelompokan Jenis Kelamin

Populasi

AngkatanMahasiswa

TotalLaki-Laki Perempuan

Angka % Angka % Angka %2008 63 32,47 178 23,64 241 25,452009 29 14,95 161 21,38 190 20,062010 58 29,90 189 25,10 247 26,08

Page 23: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

2011 44 22,68 225 29,88 269 28,41Total 194 20,49 753 79,51 947 100

Sampel

AngkatanMahasiswa

TotalLaki-Laki Perempuan

Angka % Angka % Angka %2008 4 30,77 12 23,53 16 25,002009 2 15,38 11 21,57 13 20,312010 4 30,77 13 25,49 17 26,562011 3 23,08 15 29,41 18 28,13Total 13 20,31 51 79,69 64 100

4. 2. Hasil Penelitian

4. 2. 1. Hasil Utama Penelitian

Dari hasil data penelitian yang telah dikumpulkan dan

dihitung dengan menggunakan independent sample t test diperoleh

skor humor style per dimensi:

1. Nilai t untuk skor dimensi affiliative humor dibandingkan

berdasarkan jenis kelamin sebesar t = -1,067 (sig. = 0,439)

sehingga Ho1 (hipotesis null) diterima dan menolak Ha1 (hipotesis

alternatif) yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara

skor dimensi affiliative humor berdasarkan jenis kelamin pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

2. Nilai t untuk skor dimensi self enhancing humor dibandingkan

berdasarkan jenis kelamin sebesar t = -1,766 (sig. = 0,222)

sehingga Ho2 (hipotesis null) diterima dan menolak Ha2 (hipotesis

alternatif) yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara

skor dimensi self enhancing humor berdasarkan jenis kelamin

pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

3. Nilai t untuk skor dimensi aggressive humor dibandingkan

berdasarkan jenis kelamin sebesar t = -0,190 (sig. = 0,727)

sehingga Ho3 (hipotesis null) diterima dan menolak Ha3 (hipotesis

alternatif) yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara

Page 24: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

skor dimensi aggressive humor berdasarkan jenis kelamin pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

4. Nilai t untuk skor dimensi self defeating humor dibandingkan

berdasarkan jenis kelamin sebesar t = -0,633 (sig. = 0,569)

sehingga Ho4 (hipotesis null) diterima dan menolak Ha4 (hipotesis

alternatif) yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara

skor dimensi self defeating humor berdasarkan jenis kelamin pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

4. 2. 2. Hasil Tambahan Penelitian

Pada subbab hasil tambahan penelitian ini akan dibahas hasil analisis

dari penyebaran dominansi humor style pada mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia. Analisis ini hanya mengukur

dominansi humor style yang paling tinggi dari masing-masing

responden dan bukan berdasarkan dinamikanya. Seperti yang sudah

diketahui sebelumnya bahwa jumlah sampel adalah sebanyak 64

responden dengan detil yaitu 51 perempuan dan 13 laki-laki. Adapun

hasil tambahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Diagram Lingkaran Penyebaran Dominansi Humor Style pada

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Page 25: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Page 26: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Page 27: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

BAB 5

Kesimpulan, Diskusi dan Saran

5.1 Kesimpulan

Pertanyaan awal yang hendak dijawab pada penelitian ini adalah “apakah

terdapat perbedaan humor styles berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia?”. Berdasarkan hasil analisis dari

bab IV, maka didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada humor styles berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Berdasarkan dimensi humor

didapatkan kesimpulan bahwa:

1. Tidak ada perbedaan affiliative humor yang signifikan antara laki-laki dan

perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

2. Tidak ada perbedaan self-enhancing humor yang signifikan antara laki-laki

dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

3. Tidak ada perbedaan aggressive humor yang signifikan antara laki-laki

dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

4. Tidak ada perbedaan self-defeating humor yang signifikan antara laki-laki

dan perempuan pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

5.2 Diskusi

Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan humor style antara laki-laki dan perempuan di Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia. Hasil ini berbeda dari hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Lampert dan Ervin Tripp (1998), Tümkaya (2011), dan Soyaldin

(2007) yang justru menunjukkan bahwa ada perbedaan humor style antara laki-

laki dan perempuan. Hasil penelitian ini sangat bertolak belakang dengan hasil

penelitian-penelitian sebelumnya bahkan cenderung tidak mendukung penelitian-

Page 28: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

penelitian sebelumnya karena hasil yang didapat justru menunjukkan tidak adanya

perbedaan yang signifikan dari setiap humor style pada laki-laki dan perempuan di

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa humor style laki-laki biasanya

didominasi oleh aggressive dan self-defeating humor style serta humor style

perempuan biasanya didominasi oleh affiliative dan self-enhancing humor style,

justru berbeda jauh dengan hasil yang didapat pada penelitian ini. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan di Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia memiliki humor style berupa affiliative dimana itu berarti

keduanya menggunakan humor untuk memperkuat hubungannya dengan orang

lain dan untuk mengurangi ketegangan interpersonalnya. Laki-laki, yang menurut

penelitian Lampert dan Ervin Trip (1998) cenderung menggunakan gaya humor

yang menggunakan lelucon, menggoda bahkan mengolok, justru tidak terjadi pada

mahasiswa laki-laki Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini

justru menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia lebih banyak menggunakan affiliative humor style. Sebaliknya, hasil

penelitian ini pada mahasiswa perempuan Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia justru tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya,

dimana mahasiswa perempuan lebih didominasi dengan penggunaan affiliative

humor style, namun tidak didominasi dengan self-enhancing humor style.

Skor dominasi penggunaan humor style mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia pada penelitian ini, baik laki-laki maupun perempuan, sebagian besar

berada pada affiliative humor style. Berdasarkan hasil penelitian ini juga,

pengguna aggressive humor style pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia terdeteksi sangat minim bahkan pada mahasiswa laki-lakinya. Banyak

pengguna self-enhancing dan self-defeating humor style juga tidak berbeda jauh

jumlahnya dan sedikit. Namun begitu, ada tiga orang dari partisipan yang kita

jadikan subjek penelitian memiliki dominasi beberapa humor style dengan tingkat

yang sama besar.

Page 29: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Menurut Martin (2007), salah satu fungsi humor adalah untuk mengembangkan

hubungan dengan orang lain sehingga seseorang dapat menjalin dan memperkuat

hubungannya dengan orang lain. Berdasarkan perspektif psikologis mengenai

humor yang dikemukakan oleh Martin (2007) juga, salah satu komponen yang

penting didalam humor adalah konteks sosial. Humor diyakini sebagai fenomena

sosial, dimana seseorang lebih sering tertawa dan bercanda ketika sedang bersama

orang lain daripada saat sendirian. Komponen ini menunjukkan bahwa pengaruh

orang lain sangat besar untuk menimbulkan perilaku humor. Humor memainkan

peran dalam mengembangkan hubungan seseorang dengan orang lain. Keadaan

ini bisa membentuk seorang individu untuk memilih-milih humor style seperti apa

yang cocok digunakan dalam konteks sosial ketika berinteraksi dengan orang lain.

Subjek penelitian ini berada di lingkungan yang sama, yaitu lingkungan Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia. Keadaan Fakultas Psikologi Universitas

Indonesia terkenal memiliki tuntutan akademis yang cukup besar khususnya

dalam hal tugas kelompok, sehingga hal tersebut mempengaruhi intensitas

interaksi mahasiswa dengan teman-temannya ataupun dengan orang lain.

Kebutuhan interaksi antarsatu sama lain tentunya akan mempengaruhi cara

bertingkah laku sehari-hari mereka. Kebutuhan inilah yang membuat hampir

setiap mahasiswa berusaha beradaptasi dan menyesuaikan diri, khususnya dalam

bertingkah laku, agar mereka dapat diterima oleh lingkungannya dan mampu

berinteraksi dengan teman-temannya.

Upaya penyesuaian diri dalam bertingkah laku agar dapat diterima oleh

lingkungan kampus menjadi salah satu hal yang hampir dapat dipastikan

dilakukan oleh seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Kebutuhan untuk survive di kampus khususnya dalam penyelesaian tuntutan

akademis pastinya dilakukan oleh setiap mahasiswa tanpa mempedulikan jenis

kelamin. Hal inilah yang bisa jadi memicu berkembangnya penggunaan affiliative

humor style pada diri mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dimana

ia memilih menggunakan humor di dalam kehidupan sehari-harinya guna

Page 30: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

memperkuat hubungannya dengan orang lain, sehingga ia dapat diterima oleh

orang lain dan kebutuhan berinteraksinya dengan orang lain tidak terganggu.

Pada komponen humor yang dikemukakan oleh Martin (2007), ada salah satu

komponen yang berperan cukup penting dalam memunculkan perilaku humor,

yaitu proses kognitif. Proses kognitif menjadi landasan bagi seseorang untuk

memperseptual humor, dimana individu perlu memproses informasi yang datang

dari lingkungan atau dari memori secara mental, bermain dengan ide-ide, atau

tindakan dengan cara kreatif, sehingga menghasilkan lelucon atau tindakan

nonverbal yang dirasakan oleh orang lain sebagai hal yang lucu. Komponen ini

bisa jadi mempengaruhi pemilihan humor style yang digunakan oleh mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Mahasiswa diperkirakan lebih memilih

mengurangi penggunaan aggressive humor style karena dikhawatirkan

penggunaan humor style tersebut justru dapat mengganggu hubungan dan

interaksinya dengan orang lain. Proses kognitifnya bekerja dan

mengidentifikasikan humor style mana yang baik dan cocok untuk kebutuhan

mereka, khususnya yang mempengaruhi interaksi mereka dengan orang lain dan

mereka anggap sebagai sesuatu hal yang bisa membuat orang lain merasa lucu.

Hal ini juga memicu mahasiswa untuk lebih menggunakan affiliative humor style

pada kehidupan sehari-harinya khususnya saat berinteraksi dengan teman kampus.

Persepsi humor mampu menimbulkan respon emosional (Martin, 2007). Biasanya

respon emosional yang muncul setelah mempersepsikan humor bersifat

menyenangkan, namun tidak menutup kemungkinan jika respon emosi yang

muncul justru berkebalikan. Humor bisa menimbulkan respon emosional yang

tidak menyenangkan jika orang lain mempersepsikan hal tersebut tidak

menyenangkan. Aggressive humor style identik dengan menggunakan lelucon

bahkan mengolok-olok dirinya ataupun orang lain. Hal tersebut bisa jadi memicu

munculnya respon emosional yang negatif sehingga bisa mengganggu interaksi

seseorang dengan orang lain. Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia bisa jadi lebih memilih mengurangi atau bahkan

menghindari penggunaan aggressive humor style dan lebih banyak menggunakan

Page 31: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

affiliative humor style agar respon emosional yang ditunjukkan oleh orang lain

bersifat positif.

Menurut Düşünceli (2011), humor adalah salah satu kemampuan yang dimiliki

oleh seorang individu yang cenderung dibangun oleh skill dan budaya nya.

Budaya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku humor seseorang,

termasuk pada humor style nya. Menurut Martin (2003), kebudayaan individualis

cenderung membentuk humor style seseorang menjadi aggressive humor,

sedangkan kebudayaan kolektivis cenderung membentuk humor style seseorang

menjadi affiliative humor. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia berada pada

negara Indonesia dimana kebudayaan kolektivis di Indonesia sangat

terinternalisasi di dalam diri masyarakatnya. Kebudayaan kolektivis di fakultas ini

juga terlihat dari banyaknya tugas akademis yang harus diselesaikan secara

berkelompok. Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di fakultas juga membentuk

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menjadi sangat sering

berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain. Kebudayaan yang berlaku, baik

di kampus maupun di Indonesia sendiri, tidak terbatas pada jenis kelamin tertentu.

Kebudayaan kolektivis telah terinternalisasi ke dalam diri individu, baik laki-laki

maupun perempuan. Hal ini menjadi wajar jika mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, lebih banyak

menggunakan affiliative humor style karena kebudayaan kolektivis telah

terinternalisasi ke dalam diri masing-masing individu.

Tipe kepribadian seseorang juga mempengaruhi humor style seseorang.

Kepribadian neurotic tidak memiliki hubungan dengan affiliative humor dan self-

enhancing humor, tetapi kepribadian yang terbuka dengan pengalaman memiliki

hubungan yang positif dengan penggunaan affiliative humor style dan self-

enhancing. Poin tipe kepribadian ini sayangnya tidak dibahas dan tidak dikontrol

pada penelitian kali ini sehingga gambaran persebaran tipe kepribadian pada

partisipan penelitian ini tidak dapat diketahui. Oleh karena itu, tipe kepribadian

partisipan yang dipilih pada penelitian ini mungkin saja mempengaruhi hasil

penelitian, dimana peneliti tidak mengontrol tipe kepribadian dari partisipan.

Page 32: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Bentuk alat ukur pada penelitian ini yang berupa kuisioner dengan jawaban

berupa skala sikap (self-rating scale), dimana kebenaran jawaban sangat

bergantung pada partisipan, juga bisa mempengaruhi hasil penelitian ini.

Kemungkinan partisipan untuk menjawab pertanyaan kuisioner ini secara tidak

jujur atau tidak sesuai dirinya agar dipandang baik oleh orang lain juga lebih

besar. Hal ini menyebabkan hasil penelitian ini dapat berbeda dengan penelitian-

penelitian sebelumnya.

5.3 Saran

Saran Metodologis :

Untuk penelitian-penelitian selanjutnya, peneliti memberikan saran

sebagai berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya dengan hasil tidak ada perbedaan

yang signifikan antara humor styles dan jenis kelamin pada

mahasiswa Fakultas Psikologi UI, disarankan untuk memperbanyak

jumlah sampel dengan memperhatikan perbandingan sampel

berdasarkan jenis kelamin per angkatan.

2. Peneliti selanjutnya disarankan melakukan randomisasi sampel

penelitian agar sampel yang digunakan benar-benar

merepresentasikan populasi yang diteliti.

Page 33: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Lampiran

Tabel Hasil Independent Sample t Test

Variabel Humor Style Berdasarkan Jenis Kelamin

Group Statistics

Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Affiliative Humor Laki-Laki 13 42.77 5.418 1.503

Perempuan 51 44.45 4.985 .698

Self Enhancing Humor Laki-Laki 13 30.92 8.722 2.419

Perempuan 51 34.73 6.425 .900

Aggressive Humor Laki-Laki 13 31.85 5.383 1.493

Perempuan 51 31.51 5.767 .808

Self Defeating Humor Laki-Laki 13 33.77 6.300 1.747

Perempuan 51 32.29 7.757 1.086

Page 34: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Affiliative Humor Equal variances assumed .606 .439 -1.067 62 .290 -1.682 1.576 -4.832 1.468

Equal variances not

assumed

-1.015 17.541 .324 -1.682 1.657 -5.170 1.806

Self Enhancing

Humor

Equal variances assumed 1.520 .222 -1.766 62 .082 -3.802 2.153 -8.106 .501

Equal variances not

assumed

-1.473 15.478 .161 -3.802 2.581 -9.289 1.684

Aggressive Humor Equal variances assumed .123 .727 .190 62 .850 .336 1.769 -3.200 3.873

Equal variances not

assumed

.198 19.645 .845 .336 1.697 -3.208 3.881

Self Defeating Humor Equal variances assumed .327 .569 .633 62 .529 1.475 2.329 -3.181 6.131

Equal variances not

assumed

.717 22.268 .481 1.475 2.057 -2.789 5.739

Page 35: Perbedaan Humor Styles Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia