perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan metode pembelajaran...
TRANSCRIPT
PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED AND
READING COMPOSITION (CIRC) DAN METODE THINK PAIR SHARE
(TPS) DI MTs. JAM’IYYATUL KHAIR CIPUTAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Nurlela
NIM : 107015000361
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H./2011 M.
LEMBAR PENGESAHAN
FEREEtrAAN HASIL BELAJAR IPS STSWA I}ENGAN MENGGUF{AKAFI
METODE PEMBELAJARAN COO P E RAT IVE INTEGRATE D AND
READING COMPOSTTION (CrRCl DAN ffrffK pArR STTARE (TpS) DI
MTs. JAM'fYYATUL KTIAIR CTPI]TAT
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenu hi Persyaratan Mem peroleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S-Pd.) Bidang llmu Pengetahuan Sosial
Oleh:
Nurlela
l[IM: 10?015000361
'\ -*,
Di bawah bimbingan:
OIUWDr.Rukmina Ganibala. NI.Si
IIIF : 1961 1 120199203020@
JURUS$I PENDIDIKAI\ IPS
FAKULTAS ILMU TARBTYAII DAN KE.GURTiAN
UNTVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYAT'ULLAII
JAKARTA
1432 rr1201r M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul : Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan MetodePembeiajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)dan Think Pair Share(TPS) di MTs. Jamiyatul Khair Ciputat disusun oleh Nurlela, NIM : 107015000361diajukankepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada29 November 2011 di hadapan dewanpenguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd) dalam bidangPendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakart4 14 Desember 20ll
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Sidang (Ketua Jurusan Pendidikan IPS) Tanggal Tanda Tangan
Drs. H. Nurochim. MMNIP. 19s9071 5 198403 1003
Sekretaris Sidang
Dr. Iwan Purwanto. M.PdNIP. 1 973 0 42420080 r t 0 12
Penguji I
Dr. Muhamad Arif. M.PdNrP. 1 9700 60 61997 021 002
Penguji II
Dr. Iwan Purwanto. M. PdNIP. 1 973 0 42420080 I I 0 t2
Y#-a^i?-(r -aott
lLl'lt'20t1
t{-lL-uoll -t---^-"-
Mengetahui:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nurlena Rifa'i. MA. PH.D.NIP : 195910201986032001
<---
i
ABSTRAK
NURLELA. NIM 107015000361. Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) Dan Think Pair Share (TPS) Di MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2011.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) Dan Think Pair Share (TPS) Di MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan membuktikan ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dan Think Pair Share (TPS).
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen yaitu cara melakukan penelitian dengan percobaan. Metode ini
digunakan untuk menelaah adanya perbedaan hasil belajar IPS siswa yang
menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated and Reading
Composition (CIRC) dan Think Pair Share (TPS). Dalam penelitian ini yang
menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII-1 dan kelas VII-2 MTs.
Jam’iyyatul Khair Ciputat. Kelas VII-1 terdiri dari 27 siswa, yang metode
pembelajarannya menggunakan Cooperative Integrated and Reading Composition
(CIRC). Kelas VII-2 terdiri dari 23 siswa, yang metode pembelajarannya
menggunakan metode Think Pair Share (TPS). Instrumen yang dipakai adalah tes.
Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji beda), untuk
menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel distribusi “t” pada
taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat perbedaan hasil belajar
IPS siswa yang signifikan dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dan Think Pair Share (TPS) dengan diperoleh nilai . Dengan
demikian nampak bahwa hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Pair Share.
Kata Kunci : Hasil belajar siswa, Metode pembelajaran Cooperative
Integrated and Reading Composition, Metode pembelajaran Think Pair Share,
perbedaan hasil belajar siswa.
ii
ABSTRAC
NURLELA. NIM 107015000361. The Defference of Social Science Education
Learning Student Achievement with Cooperative Integrated And Reading
Composition (CIRC) Learning Method and Think Pair Share (TPS): study to
student of MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat.Thesis. Jakarta: Social Science
Education Program Faculty Of Tarbiyah And Teaching Science Of state
Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN). 2011.
The objective of this research is to examine the defference of social
science education learning student achievement with Cooperative Integrated and
Reading Composition (CIRC) and Think Pair Share (TPS) of MTs. Jam’iyyatul
Khair Ciputat, to compare the defference social science education learning
student achievement by Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)
and Think Pai Share (TPS), and know student’s response with cooperative
learning applied.
The research is held 50 students from class VII of MTs. Jam’iyyatul Khair
Ciputat that device to two group of experiment and control with the number of
experiment group is 27 student and the number of control group is 23 student.
Data were collected from test (30 items), and observation to know learning
method process, using experiment design. Analyse data with t-test at signification
5 %.
The results of this research: There is the defference of social science
education learning student achievement with Cooperative Integated and Reading
Composition (CIRC) learning method and Think Pair Share (TPS), and obtained
value 2,02 and 1,67. Hence can be said that Cooperative Integrated
and Reading Composition (CIRC) learning method is better than Think Pair
Share (TPS) learning method.
Key Words : Student achievement, Cooperative Integrated and Reading
Composition learning method, Think Pair Share learning
method, deefference of student achievement.
iii
KATA PENGANTAR
Hanya ungkapan rasa syukur yang tiada terkira atas segala limpahan
nikmat yang luas tanpa batas serta anugerah yang tak terhitung dari Illahi Rabbi,
karena berkat itu semua penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tepat
pada waktunya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan umat
manusia, Nabi Muhammad SAW, makhluk mulia yang penuh dengan rasa cinta
dan kasih sayang kepada sesama manusia.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Nurlena Rifa’i. MA. Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. H. Nurochim MM, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Universitas Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr.Rukmina Gonibala M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran, saran, pengarahan, ilmu serta
motivasinya kepada penulisnya suntuk selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak
terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis.
6. Kedua orang tua tercinta Bapak H. Arsyad dan Ibu Hj. Aisyah yang senantiasa
dengan tulus memberikan kasih sayang, doa serta motivasi kepada penulis
dalam menjalani kehidupan.
7. Kepala sekolah dan para dewan guru di MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat yang
telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.
8. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
9. Sahabat-sahabat tersayang penulis yaitu Siti Ngaisah, Ismi Lutfiyah, Nurlita
Marya, Reyita Mardati Sakinah, Raga Wiranata, Wahyu Adhi Prasetyo dan
Ade Komarudin yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan menghibur
penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas dan
semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu.
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo'a semoga Allah
s.w.t. memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan
kepada-Nya, Amin.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi para pembaca umumnya.
Jakarta, November 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
Abstrak ....................................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................... iii
Daftar Isi ....................................................................................................... v
Daftar Tabel ................................................................................................... viii
Daftar Lampiran………………………………………………………….... . ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 8
D. Perumusan Masalah ................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ................................................................... 9
2. Manfaat Praktis .................................................................... 10
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ........................................................ 11
A. Deskripsi Teoritis ..................................................................... 11
1. Hakikat Hasil Belajar .......................................................... 11
a. Pengertian Belajar ........................................................ 11
b. Prinsip-Prinsip Belajar ................................................. 14
c. Teori-Teori Belajar ...................................................... 15
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar .... 16
e. Pengertian Hasil Belajar ............................................... 18
f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...... 20
2. Hakikat IPS ........................................................................ 22
a. Pengertian IPS .............................................................. 22
b. Ruang Lingkup IPS …………………………………. . 24
vi
c. Tujuan Ilmu IPS ……………………………………. . 24
d. Hasil Belajar IPS ……………………………………. . 25
3. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif ......................... 27
a. Pengertian Metode Pembelajaran ................................. 27
b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ........................... 29
c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ................................ 31
d. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif ................ 32
e. Asas-Asas Pembelajaran kooperatif ............................. 34
f. Metode Cooperative Integrated and Reading Composition 36
g. Metode Think Pair Share …………………………… . 37
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 39
C. Kerangka Berfikir .................................................................... 40
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 42
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................ 42
B. Tujuan Penelitian …………………………………………… . 43
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 43
D. Metode Penelitian ................................................................... 44
E. Desain Penelitian ..................................................................... 44
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 45
G. Instrumen Penelitian ............................................................... 47
1. Definisi Konseptual .............................................................. 47
2. Definisi Operasional ............................................................. 47
H. Kalibrasi Instrumen .................................................................. 47
1. Uji Validitas ......................................................................... 48
2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 48
3. Uji Taraf Kesukaran Soal ..................................................... 48
4. Daya Pembeda ...................................................................... 48
I. Teknik Analisis Data ............................................................... 49
J. Analisis Data ............................................................................ 50
K. Hipotesis Statistik .................................................................... 51
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 53
A. Deskripsi Data ........................................................................... 53
B. Uji Persyaratan Analisis Data ................................................... 61
C. Pengujian Hipotesis .................................................................. 63
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 68
A. Kesimpulan ............................................................................... 68
B. Saran ......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 73
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. SK dan KD IPS kelas VII ................................................................ 26
Tabel 2. Kegiatan Penelitian ……………………………………………… 42
Tabel 3. Desain Penelitian.............................................................................. 44
Tabel 4. Indeks Tingkat Kesukaran Soal ....................................................... 48
Tabel 5.Kriteria Daya Beda............................................................................ 49
Tabel 6. Data siswa MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat ................................... 55
Tabel 7. Keadaan Guru dan Karyawan MTs. Jam’iyyatulKhair Ciputat....... 56
Tabel 8. Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Cooperative Integrated and
Reading Composition (CIRC) .......................................................... 60
Tabel 9. Data hasil Posttest Siswa Kelompok Cooperative Integrated and
Reading Composition (CIRC) .......................................................... 60
Tabel 10. Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Think Pair Share (TPS) ....... 61
Tabel 11.Data Hasil Postest Siswa Kelompok Think Pair Share (TPS)........ 61
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi instrument soal
Lampiran 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VII.1
pertemuan pertama
Lampiran 3. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VII.1
pertemuan kedua
Lampiran 4. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VII.2
pertemuan pertama
Lampiran 5. Rencana pelaksanaan pembelajaran kelas VII.2
pertemuan kedua
Lampiran 6. Soal-soal pretest
Lampiran 7. Kunci jawaban soal instrumen penelitian
Lampiran 8. Soal-soal postest
Lampiran 9. Pedoman wawancara dengan guru
Lampiran 10. Lembar observasi penelitian
Lampiran 11. Lembar observasi proses belajar mengajar
Lampiran 12. Uji normalitas pretest metode cooperative integrated
and reading composition (CIRC)
Lampiran 13. Uji normalitas posttest metode cooperative integrated
and reading composition (CIRC)
Lampiran 14. Uji normalitas pretest metode think pair share (TPS)
Lampiran 15. Uji normalitas posttest metode think pair share (TPS)
Lampiran 16. Uji homogenitas penelitian
Lampiran 17. Uji hipotesis penelitian
Lampiran 18. Uji N-gain metode cooperative integrated
and reading composition (CIRC)
Lampiran 19.Uji N-gain metode think pair share (TPS)
Lampiran 20. Dokumentasi metode cooperative integrated
and reading composition (CIRC)
Lampiran 21. Dokumentasi metode think pair share (TPS)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak cita-cita dan tujuan
nasional. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Salah
satu upaya untuk mengwujudkan cita-cita dan tujuan tersebut adalah melalui
pendidikan. Menurut Ahmad D. Marimba dalam buku Hasbullah,
“pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama.”1 Berdasarkan definisi di atas
pendidikan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menciptakan
masyarakat yang memiliki kualitas.
Pada saat ini berbicara tentang pendidikan adalah merupakan hal yang
menarik, karena pada hakikatnya pendidikan dalam konteks pembangunan
nasional mempunyai fungsi sebagai pemersatu bangsa, penyamaan
kesempatan dan pengembangan potensi diri.
Sementara itu, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar
hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional, yaitu:
1 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
Ed. Revisi, h. 3
2
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab.
2
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan
dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa
untuk kelangsungan masa depannya. Sama halnya dengan bangsa Indonesia
yang mengharapkan melalui pendidikan dapat mengembangkan masa depan
bangsa, sebab melalui pendidikan pembentukan generasi penerus sebagai
sumber daya yang berkualitas dapat dilakukan.
Proses pendidikan diawali ketika individu dilahirkan dalam lingkungan
keluarga kemudian dilanjutkan dan dikembangkan melalui jenjang
pendidikan formal, terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Di
sekolah terjadi interaksi secara langsung antara siswa sebagai peserta didik
dan guru sebagai pendidik dalam suatu proses pembelajaran. Melalui sekolah
peserta didik tidak hanya diberikan pemahaman tentang ilmu pengetahuan,
tetapi juga pemahaman moral dan keagamaan. Namun pendidikan tidak
hanya menjadi tanggung jawab sekolah, akan tetapi keluarga dan masyarakat
juga ikut bertanggung jawab.
Semua kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pendidikan meliputi
peserta didik, guru, dan pembelajaran. Namun Salah satu unsur penting yang
terdapat dalam pendidikan yaitu adanya guru. guru merupakan orang yang
memikul pertanggung jawaban untuk mendidik.
Pada dasarnya keberhasilan pendidikan salah satunya tergantung dari apa yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Seorang guru harus terampil membelajarkan siswa, termasuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran seperti membuat satuan pelajaran, melaksanakan strategi belajar mengajar, memilih dan menggunakan media serta alat bantu pengajaran, serta memilih dan menggunakan metode-metode mengajar.
3
2 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang SlSDIKNAS serta Undang-Undang
RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: DEPAG RI Direktorat Jendral
Pendidikan Islam, 2007), h. 5 3 Kunandar, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),
Ed. 1, h. 59
3
Kegiatan belajar mengajar di kelas yang diterapkan oleh guru,
menempatkan siswa sebagai objek pendidikan dan guru sebagai subjek
pendidikan, sehingga guru selalu menguasai proses belajar mengajar. para
peserta didik hanya mendengarkan, sedangkan guru menerangkan dari awal
pembelajaran hingga waktu jam pelajaran selesai, inilah situasi yang
membosankan bagi para peserta didik. Proses pembelajaran yang dilakukan
hanya bersifat satu arah. Proses pembelajaran seperti itu akan menyebabkan
peserta didik pasif dalam belajar, semua itu akan menghambat kreatifiitas
dan aktifitas peserta didik dalam belajar.
Namun demikian, untuk menumbuhkan sikap aktif dan kreatif tersebut
tidaklah mudah. Pada kenyataannya, guru yang tetap dianggap sebagai
sumber belajar yang utama. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas
menempatkan siswa hanya sebagai pendengar pasif terhadap materi yang
disampaikan oleh gurunya. Dalam hal ini menjadikan siswa menjadi malas
belajar.
Mengajar pada hakekatnya adalah proses penyampaian pengetahuan atau
pengalaman pada peserta didik sedemikian rupa sehingga mereka dapat
mencapai tujuan-tujuan belajarnya, pengajar mencoba menolong,
membimbing, dan memotivasi peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan,
keterampilan sesuai dengan tujuan belajarnya. Mengajar bukan hanya berupa
pemberian materi kepada peserta didik, melainkan juga merupakan proses
yang mengacu pada hasil belajar yang ingin dicapai oleh peserta didik.
Mengajar merupakan suatu proses yang komplek yang tidak hanya
sekedar menyampaikan informasi oleh guru kepada siswa tetapi banyak
kegiatan yang harus dipertimbangkan dan dilakukan. Menurut Basyirudin
Usman, “mengajar adalah suatu usaha untuk membuat siswa dapat belajar,
yaitu usaha yang dilakukan oleh guru sehingga menyebabkan terjadinya
tingkah laku pada diri anak.”4
4 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), Cet. 1, h. 20-21
4
Jadi, secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Kegiatan belajar
mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang
menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan
anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah
interaksi edukatif. Kedua komponen pengajaran diperankan secara optimal
guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran
dilaksanakan.
Sedangkan kata belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah diartikan
sebagai “serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu
perubahan sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.”5
Berlakunya perubahan-perubahan standarisasi kurikulum menuntut juga
perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada
jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut harus
pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pembelajaran di sekolah (di dalam kelas ataupun di luar kelas).
Sebagai seorang pendidik, guru dalam mengajar memerlukan alat bantu
sebagai penyampaian pesan, misalnya metode pengajaran yang guru gunakan
untuk mempercepat proses yang lebih efektif dan efisien dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan dan tujuan proses belajar mengajar. Metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru akan berpengaruh terhadap cara
belajar siswa yang mana antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya
mempunyai cara belajar yang berbeda. Saat ini para pendidik terus-menerus
berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model pembelajaran yang
variatif agar siswa tertarik dan bersemangat pada saat proses belajar.
Secara umum metode mengajar merupakan tehnik penyajian yang
dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok, agar
pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa
dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula
pencapaian tujuan.6
5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2008 ), Edisi. Ke-2,
h. 13 6 Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. II, h. 52
5
Pada saat sekarang ini masih banyak guru yang memiliki anggapan
bahwa guru adalah sumber belajar yang paling utama namun, guru tidak
mengembangkan wawasan yang dimilikinya dan guru hanya menggunakan
sumber belajar hanya satu buku serta guru tidak menggunakan metode yang
relevan dengan materi pembelajaran sehingga materi mata pelajaran IPS
hanya merupakan materi yang merupakan hapalan dan hanya tersimpan
dalam fikiran para peserta didik saja.
Mengajar bukan sekedar ceramah dan berdiri di depan kelas, akan tetapi
bagaimana guru menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran sehingga lebih efisien dan efektif dalam mengkomunikasikan materi
pelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan tekun dalam menghadapi tugas
dengan cara terus menerus mengerjakannya sampai selesai walaupun dalam
menyelesaikannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Salah satu upaya
guru agar siswa memiliki motivasi yang tinggi adalah dengan menggunakan
metode yang tepat.
Peserta didik bukan saja makhluk individu melainkan makhluk yang
harus hidup dengan sesamanya. Salah satu masalah pokok dalam
pembelajaran pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih
rendahnya daya serap peserta didik hal ini nampak pada hasil belajar peserta
didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Proses pembelajaran
hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan
akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan
dan proses berfikirnya.
IPS adalah pelajaran yang banyak berisi materi-materi, IPS bukanlah
mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa disiplin ilmu,
yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata Negara.
Pembelajaran IPS banyak dilakukan dengan hanya memberi konsep-konsep
materi IPS semata dengan mengacu pada buku paket saja, tanpa ada
pengolahan materi pelajaran yang melibatkan potensi siswa dan lingkungan
6
yang ada di sekitarnya. Banyak guru yang hanya menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran dan tidak menggunakan metode yang lainnya.
Seorang guru yang mengajar hanya dengan metode ceramah saja, dan
menyampaikan materi dengan tidak bersemangat dapat membuat peserta
didik mengalami kebosanan saat belajar dan akibatnya adalah peserta didik
menjadi tidak senang dengan pelajaran tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan di MTs.
Jam’iyyatul Khair Ciputat diketahui bahwa mayoritas para guru di sana hanya
menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional seperti
metode ceramah. Termasuk dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran
IPS yang hanya menggunakan metode ceramah saja. Sebagaimana kita
ketahui dalam metode ceramah peserta didik hanya di tempatkan sebagai
pendengar dan guru sebagai penyampai materi pelajaran. Hal ini tentu
menyebabkan para peserta didik akan mudah bosan dan jenuh dengan suasana
belajar yang terkesan monoton tersebut sehingga berdampak pula pada hasil
belajar para peserta didik.
Apabila metode yang digunakan oleh guru hanyalah ceramah saja, maka
peserta didik akan mudah lupa dengan pelajaran yang ia peroleh karena tidak
adanya pengalaman yang menarik yang dialami oleh peserta didik tersebut,
yang ada hanyalah pengalaman yang membosankan. Maka, dalam hal ini
diperlukan metode lain guna menghidupkan semangat siswa dalam belajar.
Berdasarkan masalah-masalah yang diungkapkan di atas harus dicari
penyelesaiannya untuk mencapai peningkatan hasil belajar peserta didik,
khususnya hasil belajar IPS. Peningkatatan hasil belajar tentunya tidak akan
terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Dengan
demikian diperlukan usaha untuk mencari menetapkan dan mengembangkan
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi peserta didik.
Salah satu strateginya adalah dengan pembelajaran kelompok, misalnya
dengan pemberian tugas dan kerja kelompok atau kooperatif. Untuk itu,
pembelajaran yang berpusat pada siswa sangat disarankan untuk dilakukan
para guru dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam pembelajaran di kelas,
7
guru harus menggunakan metode pembelajaran yang dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dan dapat melibatkan para siswa secara
aktif untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Adapun metode
pembelajaran yang bersifat kooperatif dan berpusat pada siswa, di mana para
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran salah satunya yaitu metode
pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC).
Metode Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)
adalah suatu proses belajar mengajar di dalam kelas yang dilakukan dengan
cara peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru memberikan
wacana atau kliping tentang materi yang telah dibahas sebelumnya.
Kemudian peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan
ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping dan ditulis
pada selembar kertas, kemudian peserta didik mengkomunikasikan hasil
analisis wacana atau kliping tersebut di depan kelas. Selanjutnya guru
memberikan penguatan terhadap materi yang telah dipresentasikan oleh
peserta didik. Kemudian peserta didik pun diberi kesempatan mengevaluasi
hasil pembelajarannya.
Selain metode Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC),
metode Think Pair Share (TPS) juga merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif. Di mana guru mengajukan suatu pertanyaan atau
masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan meminta siswa menggunakan
waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atau masalah.
Selanjutnya, siswa meminta guru untuk berpasangan dan mendiskusikan
sendiri apa yang telah mereka peroleh. Terakhir guru meminta pasangan-
pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan siswa di kelas mengenai apa
yang telah mereka bicarakan.
Dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated and
Reading Composition (CIRC) dan metode Think Pair Share (TPS),
diharapkan para siswa tidak merasa jenuh dengan pelajaran IPS dan dengan
metode ini juga mampu meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Dalam
penelitian ini akan diteliti tentang ada tidaknya perbedaan hasil belajar
dengan menggunakan metode Cooperative Integrated and Reading
Composition (CIRC) dan metode Think Pair Share (TPS).
8
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dirancang untuk mengkaji
“PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE
INTEGRATED AND READING COMPOSITION (CIRC) DAN THINK
PAIR SHARE (TPS) DI MTs. JAM’IYYATUL KHAIR CIPUTAT”
B. Identifikasi Masalah
Secara umum masalah-masalah penelitian yang berkaitan dengan
penelitian di atas adalah sebagai berikut:
1. Kurang baiknya pelaksanaan proses belajar mengajar.
2. Kurangnya peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. Suasana belajar yang membosankan.
4. Hasil belajar yang rendah.
5. Kurangnya kemampuan guru untuk menentukan metode pembelajaran
yang dapat mengaktifkan peserta didik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka
masalah yang diteliti di batasi pada:
1. Metode pembelajaran yang digunakan guru monoton dan kurang
mengaktifkan peserta didik.
2. Rendahnya hasil belajar peserta didik di MTs. Jam’iyyatul Khair.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan dibatasi yaitu metode
Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dan metode Think
Pair Share ( TPS), untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kedua
metode pembelajaran kooperatif tersebut dan untuk mengetahui metode
kooperatif mana yang lebih baik dari kedua metode tersebut dalam
pembelajaran IPS.
D. Perumusan Masalah
Setelah di identifikasi dan ditentukan pembatasan masalahnya, maka
perlu adanya perumusan masalah dalam penelitian ini. Berdasarkan
9
permasalahan yang telah disebutkan di atas, peneliti merumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada perbedaan hasil belajar IPS siswa
dengan yang menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated and
Reading Composition (CIRC) dan metode Think Pair Share (TPS) di MTs.
Jam’iyyatul Khair Ciputat?”.
E. Tujuan Penelitian
Setelah identifikasi masalah dan batasan masalah selesai dirumuskan,
maka pada hakikatnya kita telah mempunyai inti dari tujuan penelitian yang
dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan yang
menggunakan metode pembelajaran Cooperative Integrated and Reading
Composition (CIRC) dan metode Think Pair Share (TPS) di MTs.
Jam’iyyatul Khair Ciputat.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dilakukan dapat bermanfaat bagi peneliti, para peserta
didik, guru, dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu
yang telah diperoleh selama kuliah.
b. Bagi para peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan tentang penerapan metode pembelajaran
Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dan metode
Think Pair Share (TPS) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
IPS.
c. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
atau bahan kajian dalam menambah khasanah ilmu di bidang
pendidikan, sehingga dapat mengembangkan penerapan metode
10
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah, sebagai bahan rujukan agar dapat meningkatkan
prestasi sekolah dengan diterapkannya metode pembelajaran yang
mengaktifkan peserta didik.
b. Bagi Guru, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru
agar dapat menggunakan metode lain dalam mengajar selain
menggunakan metode ceramah, sehingga dapat mengajar dengan lebih
efektif.
c. Bagi peserta didik, dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan
lebih berani untuk mengemukakan pendapat, ide, gagasan, dan saran
yang mereka miliki dan memiliki motivasi untuk memperhatikan serta
mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga mendapatkan
hasil belajar yang lebih baik.
11
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar kata belajar merupakan kata yang tidak asing.
Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua
kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di sekolah.
Terdapat beberapa pendapat tentang belajar, yaitu yang pertama
pengertian belajar Menurut Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti :
Belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi seseorang untuk
memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Dalam perspektif
psikologi pendidikan, belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan
tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil
dari sebuah pengalaman.1
Menurut Slameto, “belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
1 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-Dasar
Pelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 117
12
interaksi dengan lingkungannya.”2 sedangkan menurut Oemar Hamalik
“belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan
dan pengalaman.”3
Menurut Zikri Neni Iska, pengertian umum belajar atau yang disebut
juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif
berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman.
Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting
bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia
menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya
proses belajar inilah manusia dapat bertahan hidup (survived).4
Selanjutnya, belajar Menurut James O. Whittaker dalam Syaiful
Bahri Djamarah, “belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman.”5 Sedangkan pengertian
belajar Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “belajar adalah suatu proses di
mana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan
reaksi atas situasi (rangsang) yang terjadi.”6
Pengertian belajar menurut Cronbach dalam Yatim Riyanto:
Belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman. Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami
sesuatu yaitu menggunakan panca indra. Dengan kata lain, bahwa
belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru,
mengintimasi, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah
tertentu.7
Menurut S. Nasution, “belajar adalah proses yang melahirkan atau
mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari
2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010), Cet. 5, h. 2 3 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2005), cet. 4, h. 154. 4 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2006), Cet I, h. 76 5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 12
6 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000),
Cet.VIII, h.45 7 Yatim, Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efectif dan Berkualiatas, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009),Cet. 1, h. 5
13
perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.”8
Menurut Masitoh dan Laksmi Dewi, “belajar adalah suatu proses atau
kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku
yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor.”9 “Menurut Sarlito
Wirawan Sarwono “belajar adalah suatu proses di mana suatu tingkah laku
ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi
(rangsang) yang terjadi.”10
Sedangkan pengertian belajar menurut M.
Alisuf Sabri yaitu “suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual
maupun potensial.”11
Menurut UNESCO, ada empat pilar belajar yaitu:
1. Belajar untuk mengetahui (Learning to know).
Belajar mengetahui berkenaan dengan perolehan, penguasaan dan
pemanfaatan informasi. Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk
memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan pengetahuan.
Pengetahuan diperoleh dengan berbagai upaya perolehan pengetahuan,
melalui membaca, mengakses internet, bertanya, mengikuti kuliah, dll.
Pengetahuan dikuasai melalui hafalan, tanya-jawab, diskusi, latihan
pemecahan masalah, penerapan, dll. Pengetahuan dimanfaatkan untuk
mencapai berbagai tujuan: memperluas wawasan, meningkatkan
kemampuan, memecahkan masalah, belajar lebih lanjut, dll.
2. Belajar bekarya (Learning to do).
Belajar berkarya berhubungan erat dengan belajar mengetahui,
sebab pengetahuan mendasari perbuatan. Belajar berkarya adalah
balajar atau berlatih menguasai keterampilan dan kompetensi kerja.
3. Belajar hidup bersama (Learning to live together).
Dalam kehidupan global, kita tidak hanya berinteraksi dengan
beraneka kelompok etnik, daerah, budaya, ras, agama, kepakaran, dan
profesi, tetapi hidup bersama dan bekerja sama dengan aneka
kelompok tersebut. Agar mampu berinteraksi, berkomunikasi, bekerja
sama dan hidup bersama antar kelompok dituntut belajar hidup
bersama. Tiap kelompok memiliki latar belakang pendidikan,
kebudayaan, tradisi, dan tahap perkembangan yang berbeda, agar bisa
8 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Ed. 2, Cet. 1,
h. 35 9 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Agama Islam DEPAG RI, 2009), Cet.1, h. 3 10
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi , ( Jakarta: PT Bulan Bintang,
2000), cet. 8, h.45 11
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2, h. 56
14
bekerjasama dan hidup rukun, mereka harus banyak belajar hidup
bersama, being sociable (berusaha membina kehidupan bersama).
4. Belajar berkembang utuh (Learning to be).
Tantangan kehidupan yang berkembang cepat dan sangat kompleks,
menuntut pengembangan manusia secara utuh. Manusia yang seluruh
aspek kepribadiannya berkembang secara optimal dan seimbang, baik
aspek intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral. Untuk mencapai
sasaran demikian individu dituntut banyak belajar mengembangkan
seluruh aspek kepribadiannya.12
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang
perubahan tersebut berupa perubahan perilaku dan proses belajar tersebut
terjadi berdasarkan latihan atau pengalaman atas suatu reaksi yang terjadi
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dari berbagai pendapat
tersebut ada elemen-elemen penting yang menjadi ciri seseorang disebut
belajar. Elemen-elemen tersebut adalah perubahan tingkah laku, adanya
interaksi dengan lingkungan, dan adanya perubahan yang relatif mantap.
b. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa hal yang dianggap
penting dan merupakan suatu pedoman dalam proses pembelajaran. Hal-hal
tersebut menjadi acuan dalam proses pembelajaran Menurut Badudu dalam
buku Yatim Riyanto, “kata prinsip berasal dari bahasa latin yang berarti
dasar (pendirian, tindakan) atau sesuatu yang dipegang sebagai panutan
yang utama.”13
Berdasaran definisi di atas Prinsip belajar adalah konsep-
konsep yang harus diterapkan di dalam proses belajar mengajar. Seorang
guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat
menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar.
12
http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/empat-pilar-belajar-menurut-unesco.html,
Akses: 5 mei 2011 13
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran …, h. 61
15
Diantara beberapa prinsip belajar yaitu :
1. Belajar senantiasa bertujuan dengan pengembangan perilaku siswa.
2. Belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan faktor dari
luar individu.
3. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman,
berfikir kritis, dan reorganisasi pengalaman.
4. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru
maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman pengganti.
5. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih
efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berfikir kritis dan
lain-lain, bila dibandingkan dengan hapalan saja. 14
Selain itu menurut Slameto dalam buku Yatim Riyanto ada beberapa
prasyarat yang diperlukan untuk belajar yaitu sebagai berikut:
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi akif,
meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
2. Belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif.
4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.15
Berdasaran pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar
adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam proses belajar
mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-
prinsip dalam belajar.
c. Teori-teori Belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai
bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi di proses di dalam
pikiran peserta didik itu. Berdasarkan suatu teori belajar diharapkan dapat
lebih meningkatkan hasil belajar peserta didik.
14 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
h. 302
15
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran …, h. 63
16
Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
1. Teori Connectionism ( S-R Bond) Thorndike
Menurut Thorndike dalam Yatim Riyanto, teori-teori belajar
memiliki hukum-hukum primer belajar yaitu, law of readiness yaitu
kesiapan untuk bertindak timbul karena penyesuaian diri dengan
sekitarnya yang akan memberikan kepuasan. Law of exercise and
Repetation, yaitu sesuatu itu akan sangat kuat bila sering dilakukan
pendidikan, latihan dan pengulangan. Law of Effect, yaitu perbuatan
yang diikuti dengan dampak atau pengaruh yang memuaskan cenderung
ingin diulangi lagi dan yang tidak mendatangkan kepuasan cenderung
dilupakan.16
Selain itu Mengajar Menurut Thorndike dalam buku Roetiyah N. K
yaitu “dengan mengadakan suatu perbuatan emosional menimbulkan
respons pada anak, jadi perbuatan ini kalau sering diulangi menjadi
suatu proses yang otomatis.”17
2. Teori Belajar Bermakna David Ausubel
Belajar bermakna menurut teori Ausubel yaitu suatu proses
dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang
mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Berdasarkan
teori Ausubel, dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari
suatu materi, sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki
siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Dengan
demikian agar belajar lebih bermakna, konsep baru atau informasi baru
harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur
kognitif siswa. 18
Dengan demikian, dalam proses belajar mengajar di sekolah, teori-
teori belajar tersebut dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk memperkaya
pengalaman belajar siswa agar tujuan pendidikan sekolah dapat tercapai
dengan baik dan juga agar siswa memiliki pemahaman dan penalaran serta
memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Dalam belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
belajar. Faktor–faktor belajar itupun dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor
16
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran …, h. 6 17
Roestiyah N.K, Didaktik/Metodik, ( Jakarta: Bina Aksara, 1986), h. 9 18
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, ( Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2007), Cet.1, h. 25
17
intern yang berasal dari dalam dan faktor ekstern atau berasal dari luar.
faktor dari dalam banyak dipengaruhi dari dalam diri peserta didik itu
sendiri dan faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan luar. Menurut
Slameto, “Faktor internal yaitu faktor faktor yang berasal dari seseorang
sendiri dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya Faktor internal
dibedakan menjadi tiga yaitu faktor jasmaniah, faktor kelelahan dan faktor
psikologi”.19
Faktor jasmaniah merupakan faktor yang berkaitan dengan
masalah fisik peserta didik “faktor jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan
bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal”.20
Faktor kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk
dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat
dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh karena terjadi kekacauan substansi sisa
pembakaran di dalam tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat
dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.21
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “Faktor psikologis sebagai faktor
dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan
intensitas belajar seorang anak. Minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang
utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.”22
Sedangkan Faktor eksternalnya yaitu faktor faktor yang berasal dari
lingkungan luar dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya.
Faktor eksternal dibedakan menjadi tiga yaitu faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga, faktor keluarga
yang dimaksud yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi orang tua.
19
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang …, h. 54 20
http://ekosuprapto.wordpress.com/2009/04/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
proses- belajar/, Akses 7 Maret 2011 21
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang …, h. 59 22
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 12
18
Sedangkan faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Selanjutnya faktor masyarakat, masyarakat juga merupakan faktor
ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh
masyarakat bisa dilihat dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media. Teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.23
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terbentuknya suatu
pembelajaran yang efektif yang dimiliki oleh para siswa akan tumbuh tidak
hanya dari faktor yang berasal dari kondisi badan siswa yang belajar yang
dapat berpengaruh dalam proses belajar, akan tetapi proses pembelajaran
yang efektif itu akan tumbuh diikuti dengan faktor-faktor yang berasal dari
luar diri atau lingkungan para siswa tersebut yang secara langsung maupun
tidak langsung akan mempengaruhi proses belajarnya, agar dia mudah
dalam menangkap dan memahami pelajaran dan juga mudah mengingat
pelajaran tersebut.
e. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, Oleh karena itu,
kriteria keberhasilan dalam belajar di antaranya ditandai dengan terjadinya
perubahan tingkah laku pada individu yang belajar. Di bawah ini akan
diuraikan beberapa pengertian tentang hasil belajar yaitu:
Menurut Abdurrahman dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, “hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya
guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah
yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional.”24
23
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang …, h. 60 24
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), cet.1, h. 14
19
Menurut Kunandar, hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam
memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu
kompetensi dasar. Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai
petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa
sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan
kompetensi dasar dan materi standar yang dikaji. Hasil belajar bisa
berbentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap.25
Sedangkan menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar,
yakni (a). keterampilan dan kebiasaan, (b). pengetahuan dan
pengertian, (c). Sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar
dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a)
informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif,
(d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.26
Menurut Usman dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, menyatakan
bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya
Dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru
sebelumnya yang dikelompokkan dalam menjadi tiga kategori, yaitu
domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Domain
kognitif terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesia dan evaluasi. Yang kedua yaitu domain
afektif yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni menerima atau memperhatikan, merespon, penghargaan,
mengorganisasikan dan mempribadi. Dan yang terakhir yaitu domain
psikomotorik, ada lima aspek domain psikomotorik, yakni,
menirukan, memanipulasi, keseksamaan, artikulasi dan
naturalisasi.27
Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan Hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
keberhasilan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui
kegiatan belajar.
25
Kunandar, Guru Profesional…, h. 229 26
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), cet. 15, h. 22. 27
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi …, h. 16-18
20
f. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari
faktor dari dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa
(Eksternal). Faktor-faktor dari dalam diri siswa (internal) yaitu terdiri dari
kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi serta cara belajar para peserta
didik.
Kesehatan, Menurut Slameto, “sehat berarti dalam keadaan baik
segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit.”28
Apabila kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, deman
dan lain-lain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau
belajar. Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar anak. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar anak. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih
berhasil dari pada para siswa yang cenderung mempunyai tingkat
intelegensi rendah. Menurut Oemar Hamalik, “murid yang cerdas akan lebih
berhasil dalam kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan
memahami pelajaran dan lebih mudah mengingat-ngingatnya.”29
Selain kesehatan dan intelegensi, Minat dan motivasi juga sangat
mempegaruhi proses dan hasil belajar. Menurut Abu Ahmadi, “kalau
seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, ia tidak dapat
diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut.
Sebaliknya, kalau seseorang mempelajari sesuatu dengan minat, maka hasil
yang diharapkan akan lebih baik.” 30
Faktor yang terakhir adalah cara belajar peserta didik. Cara belajar
para peserta didik juga sangat menentukan keberhasilannya dalam proses
pembelajaran. Seorang anak yang memiliki cara belajar yang baik
cenderung akan lebih berhasil dalam proses belajarnya, begitu juga
sebaliknya anak yang memiliki gaya belajar yang buruk akan memiliki
tingkat keberhasilan yang lebih rendah.
28
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang …, h. 54 29
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 33 30
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 107-108
21
Sedangkan faktor eksternal (luar) terdiri dari faktor lingkungan dan
faktor instrumental, Faktor eksternal yang pertama yaitu
Lingkungan, Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak
didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam
mata rantai kehidupan yang di sebut Ekosistem. Saling
ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat
dihindari. Dua lingkungan yang pengaruh cukup signifikan terhadap
belajar anak didik di sekolah yaitu (1.) Lingkungan Alami, yaitu
lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di
dalamnya. (2.) Lingkungan Sosial Budaya, Lingkungan sosial
budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan
problem sendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah. Pembangunan
gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas
menimbulkan kegaduhan suasana kelas.31
Selain itu faktor Instrumental juga berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik. Faktor instrumental yang terdiri dari kurikulum,
program, sarana prasarana, dan guru. Kurikulum, Tanpa kurikulum kegiatan
belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru
sampaikan kepada anak didik belum guru programkan sebelumnya. Muatan
kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik.
Jadi kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak
didik.
Program, setiap sekolah mempnyai program pendidikan. Program
pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Program
pengajaran yang guru buat akan mempengaruhi ke mana proses belajar itu
berlangsung. Jadi secara langsung program pendidikan dan pengajaran juga
turut menentukan hasil belajar seorang siswa dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Anak didik tentu dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu
sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak didik. Jadi secara
tidak langsung sarana dan prasarana juga menentukan hasil belajar yang
diperoleh siswa.
31
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar …, h. 177-178
22
Dan yang terakhir dari faktor instrumental yaitu guru. Guru
merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Tidak gampang untuk
menjadi seorang guru yang profesional, dibutuhkan kompetensi-kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Seorang guru yang
professional juga akan menentukan hasil belajar siswa yang di didiknya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pentingnya nilai suatu
keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Sehingga dengan
memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.
2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
“Sesuai dengan yang tertera didalam UU Sisdiknas No.20/2003 Bab
X pasal 37 bahwa Kurikulum dasar pendidikan dan menengah pendidikan
memuat salah satunya Ilmu Pengetahuan Sosial.”32
Pengertian IPS Menurut Syafruddin Nurdin, yaitu IPS adalah salah
satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang
pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah. Bahkan pada
sebagian Pergurua Tinggi, ada juga dikembangkan IPS ini sebagai
salah satu mata kuliah, yang sasaran utamanya adalah
pengembangan aspek teoritis, seperti yang menjadi penekanan social
sciences. Pada jenjang pendidikan dasar, pemberian mata pelajaran
IPS dimaksudkan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan
kemampuan praktis, agar mereka dapat menelaah, mempelajari dan
mengkaji fenomena-fenomena serta masalah sosial yang ada di
sekitar mereka.33
Menurut Enok Maryani, IPS adalah bahan kajian yang terpadu
(interdisipliner) yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi
dan modifikasi dari konsep-konsep dan keterampilan disiplin ilmu
sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, politik, dan ekonomi yang
diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pembelajaran.”34
32
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang SlSDIKNAS seta Undang-Undang
RI nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen…, h. 16 33
Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu
Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), cet. 1, h. 22. 34
Enok Maryani, Kajian Ilmu Sosial (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial),
(Ciputat: FITK Jurusan Pendidikan IPS UIN Jakarta, 2007), h. 34.
23
Menurut Sardjiyo, “IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan
menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat
ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu.”35
Menurut Sapriya,
“pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-
ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk
tujuan pendidikan.”36
IPS menurut Etin Solihatin dan Raharjo, yaitu:
IPS merupakan padanan dari Social Studies dalam konteks
kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali
digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Sosial
Studies yang mengembangkan kurikulum di AS ( Kurikulum
Pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid
Hasan (1990), merupakan fungsi dari berbagai disiplin ilmu.37
S. Nasution mendefinisikan “IPS sebagai pelajaran yang merupakan
fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS
merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran
manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,
ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.”38
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS
mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di
permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota
masyarakat. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah, mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar sampai ke pendidikan
menengah atas, bahkan pada tingkat perguruan tinggi sebagai salah satu
mata pelajaran yang harus dipelajari.
35
Sardjiyo, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), Cet. 9, Ed. 2, h.
1.32. 36
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009) cet. 1, h. 11 37
Etin Solihatin,dan Raharjo, Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS),
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, cet. 3, h. 14 38
http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-
ips/.diakses pada tanggal 24 Februari 2011.
24
b. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa
disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan
tata Negara.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS (Terpadu) meliputi beberapa
aspek-aspek sebagai berikut:
1. Geografi meliputi manusia, tempat dan lingkungan.
2. Sejarah meliputi waktu, keberlanjutan dan perubahan.
3. Sosiologi meliputi sistem sosial dan budaya.
4. Ekonomi meliputi perilaku ekonomi dan kesejahteraan.39
Pokok bahasan atau topik yang terdapat dalam mata pelajaran IPS
tidak semata-mata didasarkan atas kepentingan ilmu-ilmu sosial seperti
geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi, ilmu politik dan sejarah secara
terpisah-pisah, akan tetapi IPS merupakan integrasi dari beberapa macam
ilmu sosial di atas.
c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik
dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan
diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta
berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
Ada beberapa pendapat mengenai tujuan IPS, yaitu:
Menurut Sardiyo, “pembelajaran IPS bertujuan untuk membentuk
warga Negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya
sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya
akan menjadi warga Negara yang baik dan bertanggung jawab.”40
39
Sardjiyo, Pendidikan IPS…, h. 25. 40
Sardjiyo, Pendidikan IPS…, h. 132.
25
Menurut Sapriya tujuan IPS yaitu:
Tujuan utama IPS di tingkat sekolah yaitu untuk mempersiapkan
para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai
(attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan
untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta
kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.41
Menurut Etin Solihatin dan Raharjo, “tujuan dari pendidikan IPS
adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa
untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan
lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.”42
Menurut Syafruddin Nurdin, “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai
peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial budaya.”43
Dari di beberapa pendapat di atas tujuan dari pembelajarn IPS adalah
agar peserta didik dapat bersosialisasi terhadap lingkungan dalam kehidupan
sehari-hari, untuk itu proses pembelajaran IPS di sekolah seyogyanya dapat
terorgainisir dengan baik.
d. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
“Hasil belajar IPS adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam
bentuk nilai hasil belajar IPS.”44
Untuk meningkatkan hasil belajar IPS, dalam proses
pembelajarannya harus menarik sehingga peserta didik termotivasi untuk
belajar. Diperlukan metode pembelajaran menarik dan interaktif, dimana
guru lebih banyak memberikan peran kepada peserta didik sebagai subjek
41
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep …, h. 12 42
Etin Solihatin,dan Raharjo, Cooperative Learning …, h. 15 43
Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan …, h. 24. 44 http://re-searchengines.com/0408trimo.html, Akses: 16 maret 2011
26
belajar. Guru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan para
peserta didik baik pada aspek koginitf, afektif dan psikomotor sehingga
tercapai hasil belajar yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang sudah ditentukan.
Keberhasilan hasil belajar IPS Terpadu adalah tercapainya Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ditentukan. Berikut ini
adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS Terpadu kelas Tujuh
(VII) SMP/MTs semester genap berdasarkan Standar Isi, Permendiknas No.
22 Tahun 2006.
Tabel 1
Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS Terpadu kelas VII:45
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Memahami usaha manusia
untuk mengenali
perkembangan
lingkungannya
4.1 Menggunakan peta, atlas, dan globe untuk
mendapatkan informasi keruangan
4.2 Membuat sketsa dan peta wilayah yang
menggambarkan objek geografi
4.3 Mendeskripsikan kondisi geografis dan
penduduk
4.4 Mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi
di atmosfer dan hidrosfer, serta dampaknya
terhadap kehidupan
5. Memahami perkembangan
masyarakat sejak masa
Hindu-Budha sampai masa
Kolonial Eropa
5.1 Mendeskripsikan perkembangan
masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan
pada masa Hindu-Budha, serta
peninggalan-peninggalannya
5.2 Mendeskripsikan perkembangan
masyarakat, kebudayaan, dan
pemerintahan pada masa Islam di
Indonesia, serta peninggalan-
peninggalannya
5.3 Mendeskripsikan perkembangan
masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan
pada masa Kolonial Eropa
6. Memahami kegiatan
ekonomi masyarakat
6.1 Mendeskripsikan pola kegiatan ekonomi
penduduk, penggunaan lahan dan pola
permukiman berdasarkan kondisi fisik
permukaan bumi
45http://gusschool.wordpress.com/2010/10/24/standar-kompetensi-dan-kompetensi-
dasar-ips-smp/, Akses: 16 Maret 2011
27
6.2 Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi
yang meliputi kegiatan konsumsi,
produksi, dan distribusi barang/jasa
6.3 Mendeskripsikan peran badan usaha,
termasuk koperasi, sebagai tempat
berlangsungnya proses produksi dalam
kaitannya dengan pelaku ekonomi
6.4 Mengungkapkan gagasan kreatif dalam
tindakan ekonomi untuk mencapai
kemandirian dan kesejahteraan
Agar belajar IPS meningkat diperlukan situasi, cara dan metode
pembelajaran yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara aktif baik
pikiran, pendengaran maupun pengelihatan dalam proses belajar mengajar.
Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara total
adalah pembelajaran dengan metode Cooperative Integrated and Reading
Composition (CIRC). Selain itu metode pembelajaran ini juga melatih
peserta didik untuk bekerja sama dan saling menghargai pendapat orang
lain. Selain metode Cooperative Integrated and Reading Composition
(CIRC), metode Think Pair Share (TPS) juga merupakan metode yang
mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dan
peserta didik dilatih untuk bekerja sama dan berinteraksi dengan lebih luas
kepada temen sekelompoknya
Dengan demikian hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
mengandung pengertian sebagai hasil kemampuan belajar peserta didik
terhadap ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan untuk dapat mengarahkan seorang
guru dalam mendesain pembelajaran dan membantu para peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. di bawah ini akan dijelaskan beberapa
pengertian metode pembelajaran, yaitu:
Menurut Pupuh Fathurrohman, “metode secara harfiah berarti cara,
28
metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu”.46
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
terbaru mendefinisikan “metode adalah suatu cara yang telah diatur dan
berpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan
dan sebagainya.”47
Sedangkan Menurut Basyirudin Usman, “metode
pembelajaran adalah cara atau tehnik menyajikan bahan pelajaran terhadap
siswa agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.”48
Menurut Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, metode pembelajaran
dimaksudkan sebagai cara atau strategi yang digunakan guru untuk
melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam konteks
transfer of knowledge dan transfer of values. Metode tersebut
membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran
sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan
maksimal.49
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,
diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;
(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.50
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh para pendidik
untuk dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Pengetahuan
tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik,
sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau
tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode pembelajaran
46
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung:
PT.Refika Aditama, 2009), h. 55 47
Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, (Surabaya: Amelia, 2003),
cet. 1, h. 281. 48
Basyirudin usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta: Ciputat press,
2002), Cet. 1, h. 4 49
Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan…, h. 122 50
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-
dan-model-pembelajaran/, diakses pada tanggal 28 febuari 2010
29
yang baik adalah metode yang dapat membangkitkan motivasi belajar dan
menciptakan kondisi belajar siswa yang sesuai dengan perkembangan
mental siswa sehingga pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
Apapun metode yang digunakan, hendaknya guru dapat membawa
suasana pembelajaran yang edukatif, dapat menempatkan peserta didik agar
dapat terlibat langsung secara aktif dalam menghidupkan proses
pembelajaran yang sedang berlangsung.
b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Seperti yang telah disebutkan bahwa salah satu faktor penentu
keberhasilan belajar siswa adalah pemilihan metode pembelajaran. Salah
satu metode dalam proses pembelajaran adalah metode kooperatif.
Menurut Kunandar, “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh
antarsiswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang
dapat menimbulkan permusuhan.”51
Menurut Etin Solihatin dan Raharjo,
“Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya
yang bersifat heterogen.”52
Menurut Isjoni dan Mohd Arif Ismail,
“pembelajaran kooperatif merupakan satu pendekatan mengajar di mana
siswa bekerjasama di antara satu dengan yang lain dalam suatu kumpulan
belajar yang kecil untuk memenuhi kehendak tugasan individu atau
kumpulan yang telah diberikan oleh guru.”53
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang dapat membantu
siswa dalam mengembangkan keterampilan dan meningkatkan pemahaman
51
Kunandar, Guru Profesional…, h. 337 52
Etin Solihatin,dan Raharjo, Cooperative Learning…, h. 4 53
Isjoni dan Moh. Arif Ismail, Pembelajaran Visioner (Perpaduan Indonesia-Malaysia),
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet.1, h. 29
30
mengenai konsep-konsep materi yang dipelajari dengan cara bekerja
bersama-sama dan membentuk kelompok-kelompok kecil.
Teori yang mendasari munculnya metode pembelajaran kooperatif
yaitu teori konstruktivisme. Teori ini menyatakan bahwa siswa harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Menurut teori
konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan
kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa
untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan
mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar. 54
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok
untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama
dalam pembelajaran kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif unsur kerja sama yang lebih
ditingkatkan dari pada unsur individualitas seorang siswa. Karena kita
ketahui sering kali dijumpai siswa lebih mudah mengerti jika mendapat
penjelasan dari temannya. Hal ini dapat dipahami, karena belajar atau
bertanya teman tidak ada rasa malu, suasananya lebih akrab dan demokratis.
Ada juga siswa dapat memahami jika telah menyampaikan pendapat kepada
temannya.
Dengan bekerja sama dalam sebuah kelompok ini terbuka
kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi serta berinteraksi, misalnya
mengajukan pertanyaan, membahas ide-ide, belajar dari siswa lainnya,
mengemukakan kritik yang bersifat membangun dan lain-lain. Dalam kerja
sama itu pula siswa dalam mengerjakan tugas kelompok akan saling
54 Trianto, Model-model Pembelajaran Beorientasi Konstrutivistik …, h. 13
31
menolong dalam kerja sama tersebut. Dengan kata lain, siswa diberikan
kesempatan untuk terlibat aktif dalam pembentukan pengetahuan.
Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan-keuntungan
0terhadap siswa, antara lain:
1. Hasil belajar lebih sempurna bila dibandingkan, dengan belajar
secara individu.
2. Pendapat yang dituangkan secara bersama lebih meyakinkan dan
lebih kuat dibanding pendapat perorangan.
3. Dengan kerja sama yang dilakukan oleh siswa dapat mengikat tali
persatuan, tanggung jawab bersama, rasa memiliki (sence of
belonging), dan menghilangkan egoisme. 55
Jadi dengan kata lain dapat didefinisikan pembelajaran kooperatif
sebagai satu pendekatan mengajar dimana murid bekerja sama di antara satu
sama lain dalam kumpulan belajar yang kecil dengan tujuan siswa dapat
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
c. Tujuan Pembelajaraan Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu:
1. Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis
penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul
dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para
pengembang metode ini telah menunjukkan bahwa model struktur
penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan
hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan
hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik
pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain metode pembelajaran kooperatif adalah penerimaan
secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran
kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang
dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar
55 Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam …, h. 14-15
32
saling menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah,
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.
Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab
saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. 56
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta
memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-
sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran
kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru.
Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama,
maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan
sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar
sekolah.
Berdasarkan pengertian di atas maka pembelajaran kooperatif
memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi
untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan
melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif belajar untuk
menghargai satu sama lain. Dengan pembelajaran kooperatif keterampilan
sosial berkembang secara signifikan dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan untuk melatihkan
keterampilan-keterampilan kerjasama dan kolaborasi, dan juga
keterampilan-keterampilan tanya-jawab.
d. Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa variasi model pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Think-Pair-Share (Belajar dengan Teman)
Strategi ini berguna untuk mendengarkan satu sama lain serta memiliki
kesempatan waktu yang lebih banyak. Setelah berdiskusi berpasangan,
siswa diharapkan akan dapat belajar berbicara dan mendengarkan orang
lain. Urutan strategi pembelajaran kelompok Think-Share-Pair ini adalah
56
http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf, Akses: 27 November 2010
33
sebagai berikut:
a) Siswa mendengarkan, sementara guru memberikan pertanyaan
atau tugas.
b) Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban atau respon
secara individu.
c) Siswa berpasangan dengan salah satu temannya dan
membicarakan tanggapan mereka.
d) Siswa kemudian diundang untuk berbagi tanggapan dengan
seluruh kelompok atau pasangan lain.
2) Numbered Heads Together (NHT)
Strategi ini berguna untuk memeriksa pemahaman, untuk meninjau,
sebagai obat penawar untuk seluruh kelas menjawab pertanyaan-format.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Siswa membentuk suatu tim dari 3-5 siswa dan diberi nomor untuk
tiap siswa. Kelompok merupakan percampuran yang ditinjau dari latar
belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
a) Guru mengajukan pertanyaan langsung atau melalui LKS
b) Siswa mendiskusikan jawaban bersama-sama dan memastikan
semua anggota tahu jawabannya. Jika perlu, ada anggota yang
berfungsi mengecek jawaban dari masing-masing anggota.
c) Guru memanggil siswa dengan menyebut nomor secara acak
dan siswa dengan nomor tersebut mengangkat tangan dan
memberikan jawaban untuk disampaikan ke seluruh siswa di
kelas.
d) Pada akhir sesi, guru bersama siswa menyimpulkan jawaban
akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi
yang disampaikan.
3) STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Secara umum, STAD dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin atau
suku).
b) Guru menyajikan pelajaran
c) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota-anggota kelompok. Anggota kelompok yang
sudah memahami materi, diharapkan menjelaskan apa yang
sudah dimengertinya kepada anggota kelompok yang lain
sampai setiap anggota kelompok tersebut memahami materi
yang dimaksud.
d) Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa.
Pada saat mengerjakan kuis atau pertanyaan, siswa harus
bekerja sendiri.
e) Memberi evaluasi
34
f) Kesimpulan
4) JIGSAW
Jigsaw dapat digunakan untuk mengembangkan konsep, menguasai
materi, serta diskusi dan tugas kelompok.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Siswa dikelompokkan dalam tim.
b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi berbeda.
c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian
atau sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru
(kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali
ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim
mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota
lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
g) Dilakukan tes untuk mengetahui apakah siswa telah
memahami materi yang telah didiskusikan.
h) Guru memberi evaluasi dan kesimpulan.57
Jenis-jenis model pembelajaran kooperatif yang telah dijelaskan di
atas hanya sebagian umum dari yang sering digunakan dalam proses
pembelajaran masih banyak lagi metode pembelajaran kooperatif yang dapat
digunakan sesuai dengan kondisi kebutuhan para guru.
e. Asas-Asas Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni, “Sesuatu pembelajaran dikatakan pembelajaran
kooperatif bilamana pembelajaran tersebut mengandung prinsip yaitu
kesaling bergantungan positif, interaksi bersemuka, bertanggung jawab
individu, kemahiran sosial dan pemprosesan kumpulan.”58
Selanjutnya, asas
pembelajaran kooperatif dapat di lihat pada skema di bawah ini.
57
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif …, h. 175-178. 58
Isjoni, Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia …., h. 31
35
Berdasarkan gambar di atas penulis dapat mendefinisikan bahwa:
1. Kesaling bergantungan positif. Yaitu dimana setiap pelajar mesti
merasa nasib mereka adalah serupa dan saling bergantungan untuk
mencapai tujuan bersama. Setiap orang mesti mengambil peran
sebagai seorang individu dan juga kelompok dalam mecapai tujuan
belajar bersama.
2. Interaksi Bersemuka. Yaitu dimana setiap individu bergaul dalam
kelompok belajarnya masing-masing dan saling berinteraksi satu sama
lainnya. Interaksi di dalam kelompok akibat dari saling bergantungan
positif yang telah dirasakan akan menggalakkan rasa kerjasama dalam
pembelajaran kelompok.
3. Akuntabiliti Individu. Dimana Setiap anggota kelompok bertanggung
jawab untuk belajar. Jadi dalam pembelajaran kooperatif bukan hanya
bertujuan untuk mencapai tujuan bersama dalam kelompok saja, akan
tetapi juga bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anggota
kelompok akan menjadi individu yang berhasil dalm belajar.
4. Kemahiran sosial. Yaitu kemahiran-kemahiran kooperatif untuk
bergaul secara baik dengan anggota kelompok belajar lain sehingga
setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik. Contoh
kemahiran sosial yaitu memberi pendapat dalam kelompok belajar,
mengikuti giliran dalam melaksanakan tugas kelompok, mengkritik
idea tanpa mengkritik orang yang memberi idea.
5. Pemprosesan Kumpulan. Pemprosesan kumpulan dapat disebut juga
sebagai proses refleksi. Proses interaksi dalam kelompok memberikan
kebergantungan dan penyelesaian masalah antara anggota kelompok
dengan lebih efektif. Proses ini dapat dilihat di akhir aktivitas
pembelajaran kooperatif. 59
Dari pengutaraan tentang unsur-unsur pembelajaran kooperatif di
59
Isjoni dan Moh. Arif Ismail, Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia …., h. 33
Kesaling bergantungan
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF Interaksi
Bersemuka
Akuntabiliti
Individu
Pemprosesan Kumpulan Kemahiran Sosial
36
atas dapat disimpulkan bahwa sesuatu pembelajaran tersebut dikatakan
sebagai pembelajaran kooperatif bila mana pembelajaran tersebut
mengandung asas-asas dalam pembelajaran kooperatif.
f. Metode Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)
Untuk mewujudkan pembelajaran IPS yang melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran, dewasa ini telah dikembangkan berbagai
strategi pembelajaran IPS baik yang melibatkan penggunaan alat bantu
seperti multimedia ataupun tidak. Salah satunya adalah metode
pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition.
Metode Pembelajaran Cooperative Integrated and Reading
Composition dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin dan
Farnish. Pembelajaran kooperatif model Cooperative Integrated and
Reading Composition (CIRC) dari segi bahasa dapat diartikan
sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan
suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya
menjadi bagian-bagian yang penting.60
Salah satu tujuan dari program Cooperative Integrated and Reading
Composition adalah untuk jauh lebih meningkatkan kesempatan
siswa membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari
kegiatan membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari
kegiatan membaca mereka dengan membuat para siswa membaca
untuk teman satu timnya dan dengan melatih mereka mengenai
bagaimana saling merespons kegiatan membaca mereka.61
Langkah-langkah dalam metode pembelajaran Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC) yaitu:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara
heterogen.
2. Guru memberikan wacanaatau kliping sesuai dengan topik
pembelajaran.
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok
dan memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping dan ditulis pada
selembar kertas.
4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
5. Guru membuat kesimpulan bersama
60 http://kantiti0710.blog.uns.ac.id/2010/11/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-circ-
cooperative-integrated-reading-and-composition/, Akses: 30 november 2010 61
Robert E. Slavin. Cooperative learning, Teori Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa
Media, 2009), h. 202
37
6. Penutup.62
Kelebihan dari metode Cooperative Integrated and Reading
Composition (CIRC) adalah:
1. Siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, karena dengan
metode Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)
peserta didik dapat mengungkapkan tanggapannya mengenai suatu
materi pelajaran dengan bebas.
2. Siswa belajar menghargai pendapat orang lain.
3. Metode pembelajaran Cooperative Integrated and Reading
Composition (CIRC) ini juga akan menumbuhkan kerja sama antar
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kelemahan dari metode Cooperative Integrated and Reading
Composition (CIRC) adalah pada saat mempresentasikan hasil diskusi
kelompok hanya peserta didik yang aktif saja yang akan terlihat tampil lebih
banyak berbicara mengenai apa yang telah mereka bahas dari wacana atau
kliping tersebut.
Dari pembahasan di atas dapat diperkirakan bahwa pembelajaran
dengan metode Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran
yang lebih interaktif, dalam hal ini peserta didik dapat membangun
pengetahuannya dan keterampilannya sendiri dalam proses menganalisis
dan bekerja kelompok, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dengan
suasana yang lebih aktif dan interaktif.
g. Metode Think Pair Share (TPS)
Menurut Trianto, “Metode Think Pair Share (TPS) atau berfikir
berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Metode Think Pair
Share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
62
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009), h. 130-131
38
Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas
Maryland.”63
Jadi, metode Think Pair Share adalah suatu model
pembelajaran kooperatif dimana siswa melakukan tukar pikiran atau diskusi
terhadap suatu masalah secara berpasangan.
Langkah-langkah dalam metode Think Pair Share (TPS) yaitu:
1. Berfikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan
dengan pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa
menit untuk berfikir sendiri jawaban dari masalah tersebut. Siswa
membutuhkan penjelasan bahwa berbicara dan mengerjakan bukan
bagian dari berfikir.
2. Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama
waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu
pertanyaan yang diajukan jika suatu pertanyaan yang diajukan atau
menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang
diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4
atau 5 menit untuk berpasangan.
3. Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk
berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal
ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan
melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat
kesempatan untuk melaporkan. 64
Kelebihan dari metode Think Pair Share (TPS) adalah Memberi
siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu
satu sama lain. siswa dapat berinteraksi lebih mudah. Dalam penerapannya
lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya. Dapat memperbaiki rasa
percaya diri dan semua pseserta didik diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kelas. serta memungkinkan guru untuk lebih banyak
memantau peserta didik dalam proses pembelajaran.
Kelemahan Think Pair Share (TPS) Jumlah siswa yang ganjil
berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu siswa tidak
mempunyai pasangan. Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan
63
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik …, h. 61 64
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik …, h. 61-62
39
dengan pelaksanaannya. Metode pembelajaran Think Pair Share belum
banyak diterapkan di sekolah. Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang
dengan cara mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir
memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri
bagi siswa. Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan
siswanya rendah dan waktu yang terbatas dalam proses penerapan metode
dan Jumlah kelompok dalam metode Think Pair Share (TPS) yang
terbentuk banyak.
B. Hasil Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Muslimin, program studi pendidikan Biologi, jurusan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2008 dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tehnik
Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa (Eksperimen di MA.
Negeri 3 Rawasari, Jakarta Pusat)”. Kesimpulan yang didapatkan dalam
skripsi tersebut menghasilkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan
pembelajaran kooperatif tehnik Think Pair Share lebih tinggi dari pada hasil
belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Hal ini
terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
kooperatif tehnik Think Pair Share adalah 73,1 sedangkan rata-rata hasil
belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional adalah 72,5.65
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Ani Shofiyaninim , program studi pendidikan
Matematika, jurusan Matematika, Universitas Negeri Semarang tahun 2006
dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIB SMP NU Al-
Ma’ruf Kudus Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dengan Dua
Variabel Melalui Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC)”. Kesimpulan yang didapatkan
65
Muslimin, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tehnik Think Pair Share Terhadap
Hasil Belajar Biologi Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan
Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 61, t.d.
40
dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VIII B SMP NU Al-Ma’ruf Kudus pada pokok bahasan sistem linear
dengan dua variabel. Hal ini terlihat pada rata-rata hasil belajar siswa
meningkat dari 64,7 menjadi 68,1.66
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran
sebagai berikut. Pembelajaran ilmu pengetahuan social (IPS) pada saat ini
masih berpusat pada guru, sehingga kurang menumbuhkan kemampuan
berfikir siswa. Pemberian materi sering kali diajarkan dengan menggunakan
metode ceramah.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa MTs khususnya pada mata
pelajaran IPS harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi.
Mata pelajaran IPS memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, karena siswa
dituntut memiliki pemahaman konsep materi yang baik. Karena tingkat
kesulitan yang cukup tinggi pada mata pelajaran ini, proses belajar yang
seharusnya diberikan kepada siswa yaitu proses pembelajaran yang tidak
hanya mendidik siswa dari segi kognitif saja, tetapi juga harus memperhatikan
kondisi siswa lainnya, seperti tingkat kenyamanan siswa dalam memperoleh
materi. Materi yang cukup sulit jika perlakuan yang diberikan guru hanya
perlakuan yang bersifat satu arah saja, maka siswa akan kurang tertarik pada
materi yang disampaikan.
Oleh sebab itu, metode pembelajaran yang dapat menciptakan
lingkungan agar siswa dapat saling membantu, sehingga dapat memahami
kebutuhannya salah satunya adalah metode Cooperative Integrated and
66
Ani Shofiyaninim , “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIB SMP NU Al-
Ma’ruf Kudus Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dengan Dua Variabel Melalui
Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated and Reading Composition
(CIRC)”, Skripsi Universitas Negeri Semarang, skripsi di Akses melalui http://doc-Scrib.com
41
Reading Composition (CIRC). Metode pembelajaran ini, merupakan alternatif
pengajaran yang dapat memberikan suasana baru dalam kegiatan belajar
mengajar. Proses pengajaran dirancang dengan membentuk kelompok-
kelompok kecil secara heterogen dilihat dari segi gender, ekonomi, sosial dan
kemampuan akademik. Dalam kelompok tersebut siswa saling berdiskusi dan
bekerja sama. Di dalam proses belajar dengan menggunakan metode ini,
diharapkan dapat terjadi interaksi aktif antar siswa, baik secara fisik,
intelektual, dan emosional sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Metode Think Pair Share (TPS) juga merupakan salah satu metode
dari pembelajaran kooperatif yang merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dalam metode Think Pair Share
(TPS) siswa dilatih untuk dapat berdiskusi dengan teman pasangannya dan
belajar menghargai pendapat orang lain.
D. Hipotesis Penelitian
Dari penyusunan deskripsi teoritik dan kerangka berfikir diatas, maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Diduga tidak ada perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs.
Jam’iyyatul Khair Ciputat dengan yang menggunakan metode
Coperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dan metode
Think Pair Share (TPS).
Ha : Diduga ada perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas VII di MTs.
Jam’iyyatul Khair Ciputat dengan yang menggunakan metode
Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dan metode
Think Pair Share (TPS).
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas VII-1 dan VII-2 MTs.
Jam’iyyatul Khair Ciputat.
2. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai dari bulan April
hingga bulan Juni 2011.
Tabel 2
Kegiatan Penelitian
No Hari Tanggal Kegiatan
1. Selasa 05-04-2011 Pengesahan proposal skripsi dan pembagian dosen
pembimbing
2. Jumat 08-04-2011 Penyerahan proposal skripsi kepada dosen
pembimbing
3. Minggu 10-042011 Mulai Bimbingan dan Perbaikan proposal skripsi
4. Selasa 19-04-2011 Membuat Instrumen Penelitian
5. Jumat 29-04-2011 Melakukan observasi penelitian di MTs Jam’iiyatul
Khair
6. Rabu 04-05-2011 Melakukan kalibrasi instrumen untuk kelas VIII
7. Kamis 19-05-2011 - Melaksanakan proses pembelajaran di kelas VII-2
dengan menggunakan metode Cooperative
43
Integrated and Reading Composition.
- Melaksanakan Proses Pembelajaran di kelas VII-1
dengan menggunakan metode Think Pair Share.
8. Selasa 31-05-2011 Melaksanakan Proses Pembelajaran di kelas VII-1
dengan menggunakan metode Cooperative Integrated
and Reading Composition
9. Rabu 01-06-2011 Melaksanakan proses pembelajaran di kelas VII-2
dengan menggunakan metode Think Pair Share
10. Selasa 07-06-2011 Membuat surat keterangan telah melakukan penelitian
di MTs. Jami’yyatul Khair
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
peserta didik MTs. Jam’iyyatul Khair kelas VII-1 yang proses
pembelajarannya menggunakan metode Cooperative Integrated and Reading
composition (CIRC) dan kelas VII-2 yang diajar dengan metode Think Pair
Share (TPS).
C. Populasi dan Sampel
“Menurut Nurul Zuriah, Populasi adalah keseluruhan objek
penelitian.”1Jadi, populasi adalah wilayah yang terdiri dari subyek dan obyek
yang mempunyai karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam peneltian ini yang
menjadi populasinya adalah seluruh siswa kelas VII di MTs. Jam’iyyatul
Khair Ciputat, tahun ajaran 2010-2011.
Namun dengan terbatasnya waktu maka penulis hanya sanggup
meneliti sejumlah individu atau hanya sebagian saja, yang disebut sampel.
Menurut Nurul Zuriah, “sampel sering didefinisikan sebagai bagian dari
populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu.”2
1 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2006), h. 116 2 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan ..., h. 119
44
Sampel yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau
mencerminkan populasi secara maksimal, tetapi walaupun mewakili sampel
bukan merupakan duplikat dari populasi. Dan untuk sampel ini peneliti ingin
mengadakan generalisasi dari hasil penyelidikannya. Sampel diambil dari
populasi sebanyak dua kelas yaitu kelas pertama VII-1 yang terdiri dari 27
orang peserta didik yang. Dan kelas VII-2 yang terdiri dari 23 orang peserta
didik.
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode quasi
eksperimen, metode ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada
subjek penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitan.
Dalam Penelitian ini menggunakan perlakuan yang berbeda terhadap
kedua kelas yaitu kelas VII-1 yang menggunakan metode Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC) dan kelas VII-2 yang
menggunakan metode kooperatif Think Pair Share (TPS).
E. Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan Nonrandomized Control Group
Pretest-Posttest Design. Adapun desain penelitian tersebut dinyatakan sebagai
berikut.
Tabel 3
Desain Penelitian
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
E1 T1 X1 T1
E2 T2 X2 T2
Keterangan :
E1 : Kelas yang menggunakan metode Cooperative integrated and
Reading Composition (CIRC)
E2 : Kelas yang menggunakan metode Think Pair Share (TPS)
T1 : Pretes kelompok Cooperative Integrated and Reading Composition
45
(CIRC)
T2 : Pretes kelompok Think Pair Share (TPS)
X1 : Pelaksanaan metode pembelajaran Cooperative and Reading
Composition (CIRC)
X2 : Pelaksanaan metode pembelajaran Think Pair and Share (TPS)
T1 : Postes kelompok Cooperative Integrated and Reading Composition
(CIRC)
T2 : Postes kelompok Think Pair and Share (TPS)
F. Tehnik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah pada aspek kognitif. Aspek kognitif
diperoleh melalui hasil pretes dan postes. Pretes adalah tes hasil belajar yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penegetahuan awal peserta didik
sebelum penerapan metode pembelajaran. Postes adalah tes hasil belajar
sesudah menggunakan metode pembelajaran untuk melihat ketuntasan hasil
belajar terhadap perlakuan.
Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Test.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
IPS. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pemahaman materi peserta didik setelah melaksanakan proses
pembelajaran mata pelajaran IPS. Tes hasil belajar IPS diberikan setelah
seluruh peserta didik mempelajari materi IPS dengan metode pembelajaran
Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dan metode
pembelajaran Think Pair Share ( TPS). Instrumen yang digunakan untuk
mengetahui kualitas proses pelaksanaan metode adalah lembar observasi.
Dalam penilitian ini jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis yang
berbentuk pilihan ganda. “Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang
memiliki satu pemberitahuan tentang suatu materi tertentu yang belum
sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari kunci jawaban
46
dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari pilihan yang
tersedia dan paling sesuai dengan pernyataan yang ada dalam soal.”3
Tes yang akan diberikan terdiri dari 30 soal, sebab meskipun materi
IPS terpadu adalah integrasi dari berbagai mata pelajaran seperti ekonomi,
sosiologi, sejarah, dan geografi, dalam penelitian ini konsep yang
disampaikan kepada para peserta didik dibatasi yakni pada standar
kompetensi “Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat”.
2. Observasi
Menurut Nurul Zuriah, “Observasi yaitu alat pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-
gejala yang tampak pada objek penelitian.”4 Tehnik observasi dilakukan
untuk mengetahui keadaan awal tempat penelitian. Penulis melihat dan
mengamati secara langsung dalam kegiatan proses belajar mengajar
terutama pada mata pelajaran IPS. Selain itu lembar observasi juga
digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan penerapan metode
pembelajaran, sehingga dapat diketahui pelaksanaan pembelajaran sudah
sesuai dengan tahapan pelaksanaan metode pembelajaran.
3. Wawancara
Menurut Nurul Zuriah, “Wawancara ialah alat pengumpul informasi
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula.”5
Adapun berkaitan dengan masalah ini, maka wawancara dilakukan
dengan guru IPS yang bersangkutan, dengan tujuan agar penulis
mendapatkan data-data serta informasi-informasi yang akurat mengenai
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini.
3 http://86irul.blogspot.com/2009/05/tes-prestasi-hasil-belajar.html, Akses: 10 Maret 2011
4Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan ..., h. 173
5 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan..., h. 179
47
G. Instrumen Penelitian
1. Definisi Konseptual
Dari variabel yang telah ditentukan yaitu metode pembelajaran dan
hasil belajar. Metode adalah cara yang dipakai untuk mencapai suatu
tujuan dalam sebuah ilmu pengetahuan. Pembelajaran adalah interaksi
guru dan peserta didik di dalam kelas. Metode cooperative integrated and
reading composition (CIRC) adalah tipe pembelajaran kooperatif yang
menyatukan bacaan secara menyeluruh dan mengkomposisikannya
menjadi bagian-bagian terkecil. Metode Think Pair Share (TPS)) adalah
metode pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Hasil yaitu suatu yang menunjuk pada sebuah perolehan
akibat dilakukan suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya suatu aspek secara fungsional. Belajar adalah kegiatan atau
proses perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
2. Definisi Operasional
a. Variabel bebasnya (X1) adalah metode pembelajaran Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC) dan (X2) adalah metode
Think Pair Share (TPS).
b. Variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar peserta didik yang
diperoleh dari skor tes setelah dilaksanakan penerapan pembelajaran
dengan metode Cooperative Integrated and Reading Composition
(CIRC) dan Think Pair Share (TPS), yang bertujuan untuk mengukur
aspek kognitif pengetahuan dan pemahaman tentang konsep IPS yang
dimiliki peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran yang
menggunakan metode Cooperative Integrated and Reading
Composition (CIRC) dan Think Pair Share (TPS).
H. Kalibrasi Instrumen
Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, soal terlebih dahulu
diujicobakan pada para siswa kelas VIII MTs. Jam’iyyatul Khair. Uji coba ini
bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan
48
seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran maupun daya beda.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
suatu instrumen. Instrumen disebut valid jika mampu mengukur apa yang
diinginkan. Untuk mengukur keabsahan instrumen digunakan program
ANATES.
2. Uji Reliabilitas
Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang
digunakan harus realiabel. Reliabilitas adalah instrumen cukup dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena data tersebut sudah
baik. Perhitungan realiabilitas menggunakan program ANATES.
3. Uji Taraf Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar
atau mudahnya suatu soal. Tingkat kesukaran dari suatu tes untuk
mengetahui setiap butir soal termasuk kategori mudah, sedang, atau sukar.
Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Nana Sudjana adalah
sebagai berikut: 6
Tabel 4
Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria
0,00-0,30 Sukar
0.31-0,70 Sedang
0.71-1,00 Mudah
4. Daya Pembeda
Menurut Suharsimi Arikunto, “Daya pembeda soal adalah kemampuan
soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan rendah dan
peserta didik yang berkemampuan tinggi.”7 Daya pembeda dihitung dengan
6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT. Remaja
Rosadakarya, 2010), h. 137 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007).
h.211
49
program ANATES.
Kriteria Daya Pembeda Menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai
berikut:8
Tabel 5
Kriteria Daya Beda
Indeks Daya Beda Kriteria
0,00-0,20 Jelek
0,20-0,40 Cukup
0,40-0,70 Baik
0,70-1,00 Baik Sekali
Bertanda negatif Tidak baik
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas dengan uji Lilifors
Uji Normalitas dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Data diurutkan dari yang terkecil hingga data yang paling besar
2) Cari angka baku dengan rumus: Z =
3) Cari distribusi bakunya F (z)
4) Cari proporsi kumulatifnya S(z)
5) Cari LO = Max I F (z) – S (z) I
6) Membandingkan statistic hitung dengan statistik table
Hipotesis uji Normalitas:
Ho = sampel terdistribusi normal
Ha = sampel terdistribusi tidak normal
Kriteria Uji Normalitas
Jika Lo Ltabel, maka sampel terdistribusi normal pada taraf signifikansi
= 0.05 %.
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi…, h.218
50
2. Uji Homogenitas dengan Uji Fishers
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji fishers, dengan
rumus:9
; db: db pembilang, db penyebut
Keterangan:
F = Homogenitas
S1² = Varians Terbesar
S2² = Varians Terkecil
Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut:
a. Mencari statistik hitung
b. Mencari statistik tabel
c. Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel
Jika Fhitung < Ftabel ; maka H diterima
Jika Fhitung > Ftabel ; maka Ha diterima
Hipotesis uji homogenitas:
H = kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen
Ha = kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang homogen.
J. Analisis Data
Setelah diketahui homogenitas kedua kelompok sampel, langkah
analisis data dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan perhitungan
statistik Uji Beda Rata-Rata (Uji t).
1. Jika kedua kelompok sampel homogen maka rumus Uji Beda Rata-Rata
(Uji t) yang digunakan adalah sebagai berikut:
√
( )
( )
9 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: CV. ALFABETA, 2007), h. 140.
51
Keterangan:
2. Jika kelompok sampel tersebut heterogen, maka Uji Beda Rata-Rata (Uji
t) menggunakan rumus sebagai berikut:
√
(
)
(
)
(
)
Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai
dalam statistik tabel dengan taraf kepercayaan 95 %. Selanjutnya
membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Jika t hitung lebih
besar daripada t tabel maka H ditolak dan Ha diterima.
K. Hipotesis Statistik
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H = 1 = 2 : Tidak Ada Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII
di MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat dengan yang menggunakan metode
Cooperatif Integrated and Reading Composition (CIRC) dan metode
Think pair Share (TPS).
2. Ha = 1 2 : Ada Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII di MTs.
Jam’iyyatul Khair Ciputat dengan yang menggunakan metode
Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dan metode
Think Pair Share (TPS).
52
Keterangan:
H = Hipotesis Nol
Ha = Hipotesis Alternatif
= Hasil belajar siswa dengan metode Cooperative Integrated and
Reading Composition (CIRC).
2 = Hasil belajar siswa dengan metode Think Pair Share (TPS).
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum MTs. Jam’iyyatul Khair
a. Sejarah Berdirinya MTs. Jam’iyyatul Khair
Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair merupakan lembaga yang
dikelola oleh sebuah yayasan yang bernama "Yayasan Pendidikan
Jam’iyyattul Khair", yang pendiriannya dikukuhkan berdasarkan akta
notaris nomor 70 Tanggal 31 Maret 1988 melalui notaris KGS Zainal
Arifin SH. Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair berdiri di atas tanah
wakaf seluas 1160 m2. Mulai beroperasi pada tahun 1987 berdasarkan izin
operasional yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Agama
Propinsi Jawa Barat Nomor: Wi/Bg.010.1.3/205/1987 tanggal 20 Juli
1987. Berdasarkan izin tersebut, maka secara sah MTs. Jam’iyyatul Khair
dapat menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan baik.
Kepercayaan yang besar yang diberikan masyarakat kepada lembaga
membuat Jam’iyyatul Khair terus berusaha meningkatkan kualitas
lembaga pendidikannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
menaikkan jenjang akreditasi madrasah. Berdasarkan Keputusan Kepala
Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Barat Nomor
Wi/I/PP.03.2/212/1999 tanggal 17 Juni 1999, Madrasah Tsanawiyah
Jam’iyyatul Khair berhasil mengubah statusnya menjadi Diakui.
54
Perubahan status dari terdaftar menjadi diakui membawa
konsekuensi pada peningkatan profesionalisme individu-individu yang
terlibat di dalam lembaga. Dalam hal peningkatan sumber daya pendidik,
MTs. Jam’iyyatul Khair memiliki strategi rekrutmen tenaga kependidikan
yang selektif berdasarkan kecakapan-kecakapan khusus yang
dipersyaratkan. Latar belakang pendidikan, jenjang pendidikan, serta
prestasi akademik calon guru menjadi prasyarat yang diutamakan. Saat ini,
MTs. Jam’iyyatul Khair memiliki 15 orang tenaga pendidik yang
merupakan alumnus beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta. Dan MTs. Jam’iyyatul Khair membimbing dan mendidik siswa
yang sampai saat ini berjumlah 159 siswa.
Selanjutnya, era informasi dan teknologi yang maju begitu pesat
menuntut Jam’iyyatul Khair agar mampu beradaptasi dengan segala
bentuk kemajuan zaman. Penyesuaian diri pada perkembangan
diwujudkan dengan penambahan sarana pen-dukung kegiatan belajar
siswa. Lalu kemudian, pada tahun 2000 Jam’iyyatul Khair bersama dengan
masyarakat melengkapi sarana laboratorium komputer untuk lembaga
pendidikannya. Saat berdiri, sepuluh unit komputer melengkapi
laboratorium tersebut. Berikutnya, dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan komputer, maka pada tahun ajaran 2002/2003, MTs.
Jam’iyyatul Khair meresmikan pendidikan komputer sebagai salah satu
muatan lokal (MULOK) bagi para peserta didiknya.
Masih dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikannya, pada
tahun 2003 MTs. Jam’iyyatul Khair melengkapi lagi beberapa program
ekstrakurikuler bagi siswanya dalam bentuk kegiatan Pramuka dan
Paskibra. Kegiatan ini merupakan satu bentuk syiar bagi lembaga dalam
mempromosikan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Dan sebagai
upaya meningkatkan rasa cinta akan bangsanya ( Nasionalisme) dan
kualitas disiplin siswa.
55
PROFIL MADRASAH
1. Nama Madrasah : MTs. JAM’IYYATUL KHAIR
2. Alamat :
Jalan : Wr. Supratman , No. 35, RT 002/06
Desa : Cempaka Putih
Kecamatan : Ciputat Timur
Kota/ Kab. : Tangerang Selatan
Propinsi : Banten
3. Nama dan Alamat Yayasan / Penyelenggara Madrasah :
YAYASAN PENDIDIKAN JAM’IYYATUL KHAIR
4. Alamat Yayasan / Penyelenggara Madrasah :
Jl. WR Supratman No. 35 Rt. 002/06 Kelurahan Cempaka Putih –
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan - Banten
5. NSS/NSM/NSD : 212 280 406 047
6. Jenjang Akreditasi : Peringkat B ( Baik )
7. Tahun Didirikan : 1986
8. Tahun beroprasi : 1986
9. Kepemilikan Tanah : Milik Yayasan dan Menyewa
a. Surat Tanah : Sertifikat Wakaf
b. Luas Tanah : Wakaf : 1160 M2 Sewa : 165 M2
10. Status bangunan : Milik Yayasan
11. Luas bangunan : 376 M2
12. Data Siswa Dalam 5 Tahun Terakhir :
Tabel 6
KELAS JUMLAH SISWA
2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010
VII 46 49 50 62 59
VIII 63 48 45 50 59
IX 41 61 45 43 48
JUMLAH 150 158 140 155 166
13. Keadaan Ruang Kelas :
a. Kelas VII = 1 Ruang : Kondisi Baik
b. Kelas VIII = 1 Ruang : Kondisi Baik
c. Kelas IX = 1 Ruang : Kondisi Baik
56
14. Keadaan Guru dan Karyawan di MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat.
Tabel 7
Keadaan Guru dan Karyawan MTs. Jam'iyyatul Khair Ciputat
No Nama Pendidikan Terakhir Jabatan/Mengajar
Mata Pelajaran Jenjang Fak Jur
1 Drs. Sukirman S-1 Ushuludin Dakwah Kep. Sekolah / SKI
2 Saenih, S.Ag S-1 Tarbiyah PAI Wakamad / Fiqih
3 Ratu Ifa Maftuchah, S.Ag S-1 Tarbiyah B. Arab Bid. Peribadatan/
B.Arab
4 Syamsiyah PGAN - - SBD
5 Dra. Romlah. S S-1 Tarbiyah IPS IPS/BQ
6 Ir. Siti Khairunnisa S-1 Pertanian Pertamanan Wl. Kelas VIII-1 /
Biologi
7 Dra. Rosyidah S-1 Tarbiyah B. Indonesia Bimb. Konseling /
B.INDO
8 Sarim S-1 Tarbiyah B. Arab Pembina OSIS /
Qurdist, Penjas
9 Zuhrul Huda S-1 Tarbiyah B. Inggris B. Inggris
10 Mualifatul Istianah, S.Pd.I S-1 Tarbiyah SKI Bid. Kurikulum
SKI/BQ/MULOK
11 Suheri Mukti, S.Ag S1 Ushuludin Tafsir-Hadits A. Akhlak/BQ
12 Abkoriah, S.Pd S1 Tarbiyah Pendidikan
Matematika Matematika
13 Sainah SMUN - - TU
14 Ismail SMK - - TU
15 Amelia MAN - - TU
16 Ahmad SMP - - Kebersihan
17 Abdurrahman SD - - Kemanan
57
b. Visi dan Misi MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat
1) Visi
Islami, Cerdas dan Ke Indonesiaan
2) Misi
a) Mengintegrasikan kurikulum Nasional dengan nilai – nilai ke-
Islaman.
b) Mengembangkan kurikulum Muatan lokal yang berbasis ke-
Islaman.
c) Memaksimalkan potensi dan daya nalar siswa dalam proses
pembelajaran.
d) Mengoptimalkan sarana dan pra sarana pendidikan sebagai
sumber belajar dan media pembelajaran yang efektif.
e) Menyelenggarakan pembinaan ke-Indonesiaan melalui aktifitas
belajar intra maupun ekstra kurikuler.
c. Struktur Organisasi MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat
STRUKTUR ORGANISASI
MTs. JAM’IYYATUL KHAIR CIPUTAT
YAYASAN
T U
SAINAH
KOMITE
Drs. TB. AMAN SYIHABUDDIN KEPALA MADRASAH
Drs. SUKIRMAN
WALI KELAS
PKM
PERPUSTAKAAN
Dra. Romlah
PKM KURIKULUM &
PENGAJARAN
Mualifatul Istianah, S.Pd.I
PKM
KESISWAAN/B
Dra. Rosyidah
PKM IBADAH
Ratu Ifa M., S.Ag
OSIS
&EKSTRAKURIKULE
R
Sarim
58
2. Praktik Pembelajaran
a. Praktik Pembelajaran Metode Cooperative Integrated and Reading
Composition (CIRC)
Dalam penerapan metode ini siswa terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Di mana siswa dapat mengeluarkan ide serta pendapatnya
dalam presentasi kelompok. Dalam metode Cooperative Integrated and
Reading Composition diawali dengan, guru memberikan pretest.
Tahap kedua penerapan metode Cooperative Integrated and Reading
composition, guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi
Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat di kelas VII-1. Tahap ketiga,
siswa di bagi ke dalam kelompok yang masing-masing berjumlah 4 orang
secara heterogen. Tahap keempat guru membagikan wacana atau artikel
yang berkaitan dengan topik pembelajaran. Setelah masing-masing
kelompok menerima wacana atau artikel tersebut. Tahap kelima siswa
bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana atau artikel dan ditulis pada selembar kertas.
Tahap keenam setiap masing-masing kelompok mempresentasikan atau
membacakan hasil kelompok. Tahap terakhir dari metode cooperative
Integrated and Reading Composition adalah guru memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk bertanya, guru menyimpulkan materi bersama-
sama dengan siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah
pelaksanaan metode Cooperative Integrated and Reading Composition,
guru memberikan posttest.
Penerapan metode Cooperative Integrated and Reading Composition
ini dalam pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, pada
pertemuan pertama penerapan metode Cooperative Integrated and
Reading Compostion, berdasarkan pengamatan (observasi) suasana kelas
terlihat kurang kondusif, hal ini terlihat dari suasana kelas yang berisik
dalam pembagian kelompok. Pada penerapan metode Cooperative
Integrated and Reading Composition pertemuan kedua, suasana kelas
dalam keadaan lebih kondusif dari pertemuan sebelumnya, hal ini terlihat
59
dari suasana berisik dan gaduh berkurang karena ada kesepakatan
sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan
dengan tenang dan saling menghargai sesama teman dan anggota
kelompok harus melakukan peranya masing-masing.
b. Praktik Pembelajaran Metode Think Pair Share
Dalam penerapan metode Think Pair Share ini siswa terlibat
langsung dalam proses diskusi dalam skala kecil. Dalam metode Think
Pair Share diawali dengan, guru memberikan pretest.
Tahap kedua penerapan metode Think Pair Share, guru menjelaskan
sedikit tentang materi Memahami Kegiatan Ekonomi Masyarakat di kelas
VII-2. Tahap ketiga, guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang
telah diajarkan. Tahap keempat guru meminta siswa berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka masing-masing peroleh, kemudian
mereka saling berinteraksi untuk menyatukan jawaban mereka atas
pertanyaan tersebut. Tahap selanjutnya guru meminta pasangan-pasangan
tersebut berbagi kepada seluruh siswa kelas tentang apa yang telah mereka
bicarakan.
Tahap terakhir dari metode Think Pair Share ini guru memberikan
siswa kesempatan unuk bertanya dan menyimpulkan hasil belajar secara
bersama-sama. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, setelah pelaksanaan
metode Think Pair Share, guru memberikan posttest.
Penerapan metode Think Pair Share ini dalam pembelajaran
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, pada pertemuan pertama
penerapan metode Think Pair Share berdasarkan pengamatan (observasi)
suasana kelas terlihat kurang kondusif, hal ini terlihat dari suasana kelas
yang gaduh karena siswa belum memahami pelaksanaan metode Think
Pair Share ini. Pada penerapan metode Think Pair Share pertemuan
kedua, suasana kelas dalam keadaan lebih kondusif dari pertemuan
sebelumnya, hal ini terlihat dari suasana gaduh berkurang karena ada
kesepakatan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran harus
60
dilakukan dengan tenang dan saling menghargai sesama teman.
c. Data Hasil Belajar IPS Siswa
1. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Cooperative Integrated
and Reading Composition
a) Hasil Pretest Kelompok Cooperative Integrated and Reading
Composition
Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan
terhadap kelompok Cooperative Integrated and Reading
Composition dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 8
Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Cooperative Integrated and Reading
Composition
N Jumlah
Nilai
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Mean Median Modus Varians Simpangan
Baku
40 1375 26 73 50,29 53 43
dan
53
144,91 12,03
b) Hasil Posttest Kelompok Cooperative Integrated and
Reading Composition
Nilai yang diperoleh siswa dari Posttest yang dilakukan
terhadap kelompok Cooperative Integrated and Reading
Composition dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 9
Data hasil Posttest Siswa Kelompok Cooperative Integrated and Reading
Composition
N Jumlah
Nilai
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Mean Median Modus Varians Simpangan
Baku
40 1978 60 86 73,25 73 63 78.89 8,88
61
2. Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelompok Think Pair Share
a) Hasil Pretest Kelompok Think Pair Share
Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan
terhadap kelompok Think Pair Share (TPS) dapat ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tabel 10
Data Hasil Pretest Siswa Kelompok Think Pair Share
N Jumlah
Nilai
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Mean Median Modus Varians Simpangan
Baku
41 903 16 60 39,26 36 36 82,74 9,09
b) Hasil Posttest Kelompok Think Pair Share
Nilai yang diperoleh siswa dari Posttest yang dilakukan
terhadap kelompok Think Pair Share dapat ditunjukkan pada tabel
berikut:
Tabel 11
Data Data hasil Posttest Siswa Kelompok Think Pair Share
N Jumlah
Nilai
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Mean Median Modus Varians Simpangan
Baku
41 1588 60 80 69,04 70 70 33,13 5,75
B. Uji Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
a. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Cooperative Integrated and
Reading Composition
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi
berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas (Liliefors).
Kriteria uji normalitas adalah Ho diterima jika, . Dengan
diterimanya Ho berarti data dalam penelitian berasal dari populasi
berdistribusi normal, jika Ho ditolak berarti data berasal dari populasi
berdistribusi tidak normal.
62
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh pretes kelompok
Cooperative Integrated and Reading Composition sebesar 0,06. Jika
dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N
= 27 diperoleh 0,03. Dengan demikian Ho ditolak karena
(0,08 Dapat disimpulkan bahwa data prestes kelompok
Cooperative Integrated and Reading Composition berdistribusi tidak
normal.
b. Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Cooperative Integrated and
Reading Composition
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh posttest kelompok
Cooperative Integrated and Reading Composition sebesar 0,13. Jika
dikonsultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05
dan N = 27 diperoleh 0,03. Dengan demikian Ho ditolak karena
(0,13 ). Dapat disimpulkan bahwa data posttest
kelompok Cooperative Integrated and Reading Composition
berdistribusi tidak normal.
c. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Think Pair Share
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh pretest kelompok
Think Pair Share sebesar 0,21. Jika dikonsultasikan dengan tabel
Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 23 diperoleh
0,03. Dengan demikian Ho ditolak karena (0,21 ).
Dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok Think Pair Share
berdistribusi tidak normal.
d. Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Think Pair Share
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh posttest kelompok
Think Pair Share sebesar 0,20. Jika dikonsultasikan dengan tabel
Liliefors pada taraf signifikansi = 0.05 dan N = 23 diperoleh
0,03. Dengan demikian Ho ditolak karena (0,20 ).
Dapat disimpulkan bahwa data posttest kelompok Think Pair Share
berdistribusi tidak normal.
63
2. Uji Homogenitas Data
a. Uji Homogenitas Data Pretest
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi
yang homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas dengan Uji
Fisher. Kriteria uji homogenitas adalah Ho diterima jika ,
atau Ho ditolak jika . Dengan diterimanya Ho berarti data
dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen, jika Ho ditolak
berarti data berasal dari populasi yang tidak homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas data pretest diperoleh
sebesar 1,75. Jika dikonsultasikan dengan pada taraf signifikansi
0,05 dengan db penyebut 26 dan db pembilang 22 diperoleh sebesar
1,98. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data pretest berasal dari
populasi yang homogen, karena ( ).
b. Uji Homogenitas Data Posttest
Hasil perhitungan uji homogenitas data posttest diperoleh
sebesar 2,38. Jika dikonsultasikan dengan pada taraf signifikansi
0,05 dengan db penyebut 22 dan db pembilang 26 diperoleh sebesar
1,95. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data posttest tidak berasal
dari populasi yang homogen, karena ( ).
C. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil belajar IPS
siswa dengan yang menggunakan metode Cooperative Integrated and Reading
Composition dan metode Think Pair Share maka dilakukan uji t (uji beda).
Kriteria uji hipotesis data adalah diterima jika , atau
ditolak jika . Dengan ditolaknya Ho berarti data dalam
penelitian terbukti bahwa hasil belajar IPS antara siswa yang diajar dengan
metode Cooperative Integrated and Reading Composition dan metode Think
Pair Share adalah berbeda secara signifikan. Dengan diterimanya Ho berarti
data dalam penelitian terbukti bahwa hasil belajar IPS antara siswa yang diajar
64
dengan metode Cooperative Integrated and Reading Composition dan metode
Think Pair Share adalah tidak berbeda secara signifikan.
Dari hasil perhitungan diperoleh sebesar 2,02. Jika
dikonsultasikan dengan pada taraf signifikansi 95% dan db = 46
diperoleh sebesar 1,67. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada
perbedaan antara hasil belajar IPS siswa dengan yang menggunakan metode
pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition dan metode
pembelajaran Think Pair Share.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa
kelas VII-1 yang diajarkan dengan menggunakan metode Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC) adalah 73,25 dan nilai rata-rata
hasil belajar belajar IPS siswa kelas VII-2 yang diberikan pembelajaran
dengan metode Think Pair Share (TPS) adalah 69,04 dengan nilai
dan nilai hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan yang menggunakan metode
Cooperative Integrated and Reading Composition dan metode Think Pair
Share.
Hal tersebut di atas dimungkinkan karena pendekatan kedua metode
tersebut lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab pribadi sebagai
kelompok yang harus memahami materi dan menyelesaikan suatu tugas secara
bersama-sama. Sebagaimana dipaparkan dalam teori, bahwa kedua metode
pembelajaran kooperatif tersebut dapat merangsang siswa terlibat secara aktif
untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok
dalam belajar sehingga mereka dapat membangun sendiri pemahaman secara
bersama-sama. Walaupun, masih terdapat siswa yang masih enggan terlibat
aktif dalam pembelajaran karena kedua metode ini masih baru bagi siswa.
Dalam kedua pembelajaran tersebut, siswa yang biasanya belajar secara
individu, tanpa kompetisi dan penghargaan dicoba dikondisikan dengan
adanya kompetisi dan penghargaan yang menjadi motivasi bagi keberhasilan
65
belajar mereka, serta suasana pembelajaran dapat menjadi lebih hidup dan
bervariasi. Kedua pembelajaran ini juga dapat menciptakan suasana kegiatan
belajar mengajar yang baik, karena siswa tidak cepat merasa bosan dalam
belajar dan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena siswa dilatih
untuk berpendapat serta menghargai perbedaan.
Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan postest metode
Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC) dan metode Think
Pair Share (TPS) yaitu rata-rata pretest metode Cooperative Integrated and
Reading Composition (CIRC) 50,29 dan rata-rata postest metode Cooperative
Integrated and Reading Composition (CIRC) 73,25, sedangkan rata-rata
pretest metode Think Pair Share (TPS) 39,26 dan rata-rata postest 69,04.
Dengan demikian terlihat bahwa hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan
menggunakan metode Cooperative Integrated and Reading Composition
(CIRC) lebih baik dibanding hasil belajar siswa yang diajar dengan metode
Think pair Share (TPS)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sejalan dengan hasil
penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti yang memiliki
keterkaitan tentang metode pembelajaran Cooperative Integrated and Reading
Composition (CIRC) diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ani
Shofiyanim, Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Negeri
Semarang dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII B SMP
Nu Al-Ma’ruf Kudus Pada MAteri Pokok Sistem Persamaan Linear Dengan
Dua Variabel Melalui Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)”. Kesimpulan yang
didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode Cooperative Integrated and Reading Composition
(CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B SMP NU Al-
Ma’ruf Kudus, hal ini terlihat pada rata-rata hasil belajar siswa yang
meningkat dari 64,7 menjadi 68,1.1
1 Ani Shofiyaninim , “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIB SMP NU Al-Ma’ruf Kudus
Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear Dengan Dua Variabel Melalui Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)”, Kripsi Universitas Negeri Semarang, Skripsi diakses melalui http://doc-scrib.com
66
Selain sejalan dengan hasil penelitian terdahulu, penelitian ini juga
sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, salah satu ahli
yang mengemukakan tujuan Cooperative Learning yaitu Eggen dan Kauchak,
dalam buku Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik
karangan Trianto, yang mengungkapkan bahwa tujuan Cooperative Learning
adalah sebagai berikut:
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalm kelompok, serta memberikan
kesempatan pada siwa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa
yang berbeda latar belakangnya.2
Sesuai dengan hasil penelitian bahwa siswa mengalami keberhasilan
dalam proses pembelajaran serta dapat merangsang siswa terlibat aktif untuk
bekerjasama, berdiskusi, menghargai pendapat orang lain serta termotivasi
untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengalami
keberhasilan serta dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran siswa hal ini disebabkan karena dalam penerapan metode
Coperative Integrated and Reading Composition (CIRC) lebih mengutamakan
aspek pemahaman dan lebih membuat siswa aktif dan antusias dalam
mengikuti proses belajar. Dalam metode pembelajaran Coperative Integrated
and Reading Composition (CIRC) dilatih utnuk dapat mengungkapkan
tanggapannya secara bebas mengenai suatu wacana atau kliping yang dibahas
selain itu siswa dilatih untuk dapat menghargai pendapat orang lain serta
menumbuhkan kerja sama antar peserta didik dalam proses pembelajaran
dibandingkan dengan metode Think Pair Share (TPS).
Sehingga dalam hal ini terdapat kesesuian antara teori, kerangka
berfikir dan hasil penelitian yang relevan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Coperative Integrated
2 Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Beroriantasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, h. 42
67
and Reading Composition (CIRC) dan dengan siswa yang menggunakan
metode Think Pair Share (TPS) dalam proses pembelajaran IPS.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan yang menggunakan
metode pembelajaran Cooperative Integrated and Reading Composition
(CIRC) dan dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think
Pair Share (TPS) dalam mata pelajaran IPS dengan diperoleh nilai
yaitu . Hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan
menggunakan metode Coopertive Integrated and Reading Composition
(CIRC) lebih baik dibanding hasil belajar siswa yang diajar dengan metode
Think pair Share (TPS) hal ini disebabkan metode Cooperative Integrated and
Reading Composition (CIRC) lebih mengutamakan aspek pemahaman dan
lebih membuat siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti proses belajar
dibandingkan dengan metode Think Pair Share (TPS).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup
untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi
69
yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Di antara
metode pembelajaran yang sudah sepatasnya dikuasai guru adalah metode
Coperative Integrated and reading Composition dan metode Think Pair
share, sebab kedua metode tersebut tidak hanya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa tapi juga dapat membentuk kompetensi sosial siswa, seperti
saling menghargai perbedaan pendapat, dan adanya rasa tanggung jawab
kelompok.
2. Hendaknya para guru berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas
pembelajarannya, dengan menerapkan metode dan pendekatan belajar
yang bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa tidak
merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti proses pembelajaran.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah model
pembelajaran kooperatif metode Cooperative Integrated and Reading
Composition dan Think Pair Share dapat diterapkan serta memberikan
hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi pada materi maupun mata
pelajaran yang lain dan meningkatkan motivasi belajar yang lebih baik lagi
bagi siswa.
70
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Alisuf Sabri, M. (1996). Psikologi Pendidikan (Berdasarkan Kurikulum Nasional
IAIN Fakultas Tarbiyah). Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan
Inovatif Dalam Kelas (Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan
Penerapannya. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
Anwar, Dessy. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya:
Amelia.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Bahri Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
DEPAG RI. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
Tentang SISDIKNAS serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: DEPAG RI Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam.
E. Slavin, Robert. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.
Bandung: Nusa Media.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. (2009). Strategi Belajar Mengajar-
Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman
Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2009). Perencanaan Pengajaan Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Isjoni dan Mohd. Arif Ismail. (2007). Pembelajaran Visioner (Perpaduan
Indonesia-Malaysia). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iska, Zikri Neni. (2006). Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.
Jakarta: Kizi Brother’s.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Kunandar. (2007). Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru). Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
71
Maryani, Enok. (2007). Kajian Ilmu Sosial (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial). Ciputat: FITK Jurusan Pendidikan IPS UIN Jakarta.
Masitoh dan Laksmi Dewi. (2009). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam DEPAG RI.
Nasution, S. (1995). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurdin, Syafruddin. (2005). Model Pembelajaran Yang Memperhatikan
Keragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Ciputat: Quantum Teaching.
Riyanto, Yatim. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi
Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan
Berkualitas. Jakarta: Kencana.
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sardjiyo. (2011). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Solihatin, Etin dan Raharjo. (2008). Cooperative Learning (Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Usman, Basyiruddin. (2002). Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat
Press
Wirawan, Sarlito. (2000). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
Yamin, Martinis dan Bansu I. Ansari. (2009). Taktik Mengembangkan
Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.
Z, Zurinal dan Wahdi Sayuti. (2006). Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-
Dasar Pelaksanaan Pendidikan). Jakarta: UIN Jakarta Press.
Zuriah, Nurul. (2007). Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-
Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
72
Muslimin. (2008). “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tehnik Think Pair Share
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ani Shofiyaninim. (2006). “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIB SMP
NU Al-Ma’ruf Kudus Pada Materi Pokok Sistem Persamaan Linear
Dengan Dua Variabel Melalui Implementasi Pembelajaran Kooperatif
Tipe Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)”, Skripsi
Universitas Negeri Semarang, skripsi di Akses melalui http://doc-
Scrib.com
http://agussambeng.blogspot.com/2010/10/empat-pilar-belajar-menurut-
unesco.html, Akses: 5 mei 2011
http://ekosuprapto.wordpress.com/2009/04/18/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
proses- belajar/, Akses 7 Maret 2011
http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertian-ruang-lingkup-dan-tujuan-
ips/.Akses: 24 Februari 2011.
http://re-searchengines.com/0408trimo.html, Akses: 16 maret 2011
http://gusschool.wordpress.com/2010/10/24/standar-kompetensi-dan-kompetensi-
dasar-ips-smp/, Akses: 16 Maret 2011
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-
teknik-dan-model-pembelajaran/, Akses: 28 febuari 2010
http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf, Akses: 27 November 2010
http://kantiti0710.blog.uns.ac.id/2010/11/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-
circ-cooperative-integrated-reading-and-composition/, Akses: 30 november
2010
http://86irul.blogspot.com/2009/05/tes-prestasi-hasil-belajar.html, Akses: 10
Maret 2011
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL
Nama Sekolah : MTs. Jam’iyyatul Khair
Mata Pelajaran : IPS Alokasi Waktu : 40 Menit
Kelas : VII Jumlah Soal : 30 Butir
Semester : Genap
Tahun : 2011
Kurikulum : Kurikulum Berbasis Kompetensi
No Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Materi Indikator Nomor Soal Bentuk Soal
Siswa mampu
memahami
kegiatan
ekonomi
masyarakat.
Mendeskripsikan
kegiatan pokok
ekonomi yang
meliputi kegiatan
konsumsi, produksi,
dan distribusi
barang/jasa
1. Kegiatan Konsumsi
Barang dan Jasa.
2. Kegiatan Produksi
Barang dan jasa.
1. Menjelaskan pengertian
kegiatan konsumsi.
2. Mengidentfikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi
tingkat konsumsi.
3. Mengidentifikasi aspek
positif dan negatif perilaku
konsumsi.
1. Menjelaskan kegiatan
produksi.
2. Mengidentifikasi tujuan
kegiatan produksi
1,2
3
4,5
6,10, 13
7
Pilihan ganda
SDA
SDA
Pilihan ganda
SDA
3. Kegiatan Distribusi
Barang dan Jasa.
3. Mengidentifikasi faktor-
faktor produksi.
4. Menganalisis usaha
peningkatan hasil produksi
5. Menyebutkan dampak
kegiatan produksi
1. Menjelaskankan
pengertian kegiatan
distribusi.
2. Mengidentifikasi tujuan
kegiatan distribusi.
3. Mengidentifikasi fungsi-
fungsi kegiatan distribusi
4. Menyebutkan saluran-
saluran distribusi
8,9,14,15,17,18,19
11,12, 16
20
21, 22
23
25, 26, 27, 28
24, 29,30
SDA
SDA
SDA
Pilihan Ganda
SDA
SDA
SDA
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Jam’iyyatul Khair
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas / Semester : VII.1 / 2 (Dua)
Pertemuan ke : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
Tahun Pelajaran : 2011/2012
A. Standar Kompetensi : Memahami ekonomi masyarakat
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi
kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang atau
jasa
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian konsumsi
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
3. Mengidentifikasi aspek positif dan negatif perilaku konsumsi
4. Menyebutkan macam-macam kegiatan konsumsi rumah tangga
5. Menjelaskan pengertian produksi
6. Mengidentifikasi faktor-faktor produksi
7. Mengidentifikasi tahap-tahap produksi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian konsumsi
2. Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
3. Siswa mampu mengidentifikasi aspek positif dan negatif perilaku konsumsi
4. Siswa mampu menyebutkan macam-macam kegiatan konsumsi rumah tangga
5. Siswa mampu menjelaskan pengertian produksi
6. Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor produksi
Lampiran 2
7. Siswa mampu mengidentifikasi tahap-tahap produksi
E. Materi Ajar
1. Pengertian Konsumsi
Kegiatan konsumsi diartikan sebagai kegiatan memakai atau menggunakan barang dan
jasa untuk memenuhi kehidupan manusia.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
a. Faktor intern : motivasi, sikap hidup, pendapatan
b. Faktor ekstern : keluarga, kebudayaan, kelas sosial, lingkungan, harga barang.
3. Aspek positif dan aspek negatif perilaku konsumsi
a. Aspek positif:
- Menjamin keberlangsungan siklus ekonomi
- Menjamin keberlangsungan kegiatan konsumsi
- Menjamin keberlangsungan kegiatan produksi
- Menjamin keberlangsungan kegiatan distribusi
b. Aspek negatif:
- Boros dan tidak hemat
- Tidak memikirkan masa depan
- Tidak terpuji dan merugikan
- Kebiasaan yang sulit disembuhkan
4. Macam-macam kegiatan konsumsi rumah tangga
a. Kegiatan konsumsi rumah tangga keluraga
b. Kegiatan konsumsi perusahaan
c. Kegiatan konsumsi pemerintah daerah atau negara
5. Pengertian produksi
Suatu proses membuat bahan baku menjadi barang jadi yang dapat digunakan manusia.
Contohnya masyarakat yang membuat kerajinan seni dari barang-barang bekas.
6. Faktor-faktor produksi
a. Faktor produksi asli
Lampiran 2
- Faktor produksi alam. Yaitu faktor produksi yang telah disediakan oleh
alam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Contohnya: tanah, air,
tumbuhan dan hewan.
- Faktor produksi tenaga kerja manusia.
1. Tenaga kerja rohani. Contohnya: peneliti, konsultan ekonomi.
2. Tenaga kerja jasmani.
- Tenaga kerja terdidik. Contohnya: guru, dokter, dosen.
- Tenaga kerja terlatih. Contohnya: penjahit, pemusik,perias.
- Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.
b. Faktor produksi turunan
1. Faktor produksi modal
Modal adalah setiap benda atau barang yang dipergunakan dalam proses
produksi. Contohnya mesin, gedung dan mobil.
2. Faktor produksi pengusaha/skill enterpreneur. Mencakup 3 hal: mangeriall
skill (kemampuan seorang pimpinan untuk menggunakaan kesempatan-
kesempatan guna mencapai laba yang besar).technological skill yaitu
keahlianyang bersifat teknis ekonomis. Organization skill yaitu keahliaan
dalam mengatur berbagai usaha.
7. Tahap-tahap produksi
a. Tahap produksi primer, yaitu produksi yang meliputi usaha pertanian, perkebunan
dan perikanan.
b. Tahap produksi sekunder, yaitu produksi usaha yang meliputi usaha industri
barang sandang, industri kerajinan.
c. Tahap produksi tersier, yaitu produksi usaha perniagaan/perdagangan, asuransi
dan perbankan.
F. Metode Pembelajaran
1. Model
- Pembelajaran kooperatif
2. Metode
- Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)
- Ceramah
Lampiran 2
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdo’a bersama.
b. Mengabsen siswa
c. Apersepsi
d. Beberapa siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan guru.
e. Memotivasi : memberikan pertanyaan tentang materi
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti :
a. Guru memberikan pretest terhadap materi yang akan diajarkan
b. Guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi pelajaran
c. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 orang
secara heterogen
d. Guru membagikan wacana atau kliping yang berkaitan dengan topik pembelajaran.
e. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemuka ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana atau kliping dan ditulis pada selembar kertas.
f. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
3. Kegiatan akhir :
a. Membuat kesimpulan hasil belajar secara bersama-sama
b. Mengadakan posttest
H. Media / Alat Pembelajaran : Papan tulis, Spidol, Penghapus, Buku Paket,
I. Sumber Belajar
1. Muh. Nurdin, DKK, Mari Belajar IPS untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta:Pusat
Pebukuaan Departemen Pendidikan Nasional)
2. Suroso dan Rendro Adi Widigdo, Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Untuk SMP atau
MTs Kelas 1, ( Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), 2004
3. Yanuar Budi, Dkk, Lembar Kerja Siswa (LKS) Tekun Belajar, (Solo: CV. Dino Mandiri)
Lampiran 2
J. Penilaian
1. penugasan
2. keaktifan presentasi kelompok
Ciputat , 19 Mei 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Bidang Studi Guru IPS Praktikan
Dra. Romlah Nurlela
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Jam’iyyatul Khair
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas / Semester : VII.1 / 2 (Dua)
Pertemuan ke : 2 (Kedua)
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
Tahun Pelajaran : 2011/2012
A. Standar Kompetensi : Memahami ekonomi masyarakat.
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi
kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang atau
jasa.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan nilai-nilai budaya masyarakat dalam mengelola sumber daya ekonomi
2. Mengidentifikasi usaha peningkatan hasil produksi
3. Menyebutkan damapak kegiatan prosuksi terhadap lingkungan sekitar
4. Mendeskripsikan etika ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi
5. Menjelaskan pengertian distribusi
6. Mengidentifikasi tujuan dan fungsi distribusi
7. Mengidentifikasi jangkauan distribusi dan sasarannya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan nilai-nilai budaya masyarakat dalam mengelola sumber
daya ekonomi
2. Siswa mampu mengidentifikasi usaha peningkatan hasil produksi
3. Siswa mampu menyebutkan dampak kegiatan produksi terhadap lingkungan sekitar
4. Siswa mampu mendeskripsikan etika ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi
5. Siswa mampu menjelaskan pengertian distribusi
6. Siswa mampu mengidentifikasi tujuan dan fungsi distribusi
7. Siswa mampu mengidentifikasi jangkauan distribusi dan sasarannya
E. Materi Ajar
1. Nilai-nilai budaya mayarakat dalam mengelola sumber daya ekonomi
Masyarakat indonesia terkenal dengan budaya yang beragam dan bernilai ekonomi,
misalnya:
a. Batik dari Solo dan Yogyakarta
b. Kain songket dari Palembang. Dll.
2. usaha peningkatan hasil produksi
a. Intensifikasi
Yaitu usaha untuk meningkatkan jumlah hasil produksi dengan tidak menambah
jumlah faktor produksi.
b. Ekstensifikasi
Yaitu usaha meningkatkan jumlah hasil produksi dengan menambah sumber daya
atau faktor produksi.
c. Diversifikasi
Yaitu usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara penganekaragaman
penggunaan sumber daya atau faktor produksi.
3. Kegiatan produksi dan dampaknya terhadap lingkungan alam sekitar
Dampak negatif kegiatan produksi:
a. Terjadinya sesak napas disekitar pabrik
b. Matinya ikan di sunga akibat buangan limbah industri. Dll.
Dampak positif dari kegiatan produksi
a. Mengurangi jumlah pengangguran
b. Meningkatan pendapata masyarakat di sekitar pabrik. Dll.
4. Etika ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi
Cara pemanfaatan sumber daya ekonomi yang beretika ekonomi antara lain sebagai
berikut:
a. sumber daya alam. Dalam menggunakan sumber daya alam kita harus
menggunakan secara bijaksana, jangan sampai ada yang terbuang
percuma.
b. Tenaga kerja. Tenaga kerja dalam proses produksi harus dilakukan secara
manusia.
c. Modal. Modal harus dimanfaatkan secara teliti dan cermat.
d. Kewirausahaan. Harus selalu dikembangkan dan di cari informai-
informasi baru.
5. Pengertian distribusi
Distribusi adalah kegiatan menyampaikan atau menyalurkan suatu barang atau jasa dari
pihak produsen kepada pihak konsumen.
6. Tujuan dan fungsi kegiatan distribusi
Tujuan distribusi:
a. Menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen
b. Tercapainya pemerataan produksi. Dll.
Fungsi distribusi:
a. Fungsi pertukaran. Yaitu fungsi kegiatan pemasaran atau jual beli barang dan jasa
yang meliputi fungsi pembelian, fungsi penjualan, fungsi pengambilan resiko.
b. Fungsi penyediaan fisik meliputi fungsi pengumpulan, fungsi penyimpanan,
fungsi penilaian, fungsi pengankutan.
7. Jangkuan distribusi dan sasarannya
1) lembaga distribusi
Pedagang
Agen
Makelar
Komisioner
Eksportir
Importir
2) Saluran distribusi
Distribusi secara langsung
Distribusi semi langsung
Distribusi secara tidak langsung
F. Metode Pembelajaran
1. Model
- Pembelajaran kooperatif
2. Metode
- Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)
- Ceramah
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdo’a bersama.
b. Mengabsen siswa
c. Apersepsi
d. Beberapa siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan guru.
e. Memotivasi : memberikan pertanyaan tentang materi
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti :
a. Guru memberikan pretest terhadap materi yang akan diajarkan
b. Guru memberikan sedikit penjelasan tentang materi pelajaran
c. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 orang
secara heterogen
d. Guru membagikan wacana atau kliping yang berkaitan dengan topik pembelajaran.
e. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemuka ide pokok dan memberi
tanggapan terhadap wacana atau kliping dan ditulis pada selembar kertas.
f. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
3. Kegiatan akhir :
a. Membuat kesimpulan hasil belajar secara bersama-sama
b. Mengadakan posttest
H. Media / Alat Pembelajaran : Papan tulis, Spidol, Penghapus, Buku Paket,
I. Sumber Belajar
1. Muh. Nurdin, DKK, Mari Belajar IPS untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta:Pusat
Pebukuaan Departemen Pendidikan Nasional)
2. Suroso dan Rendro Adi Widigdo, Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Untuk SMP atau
MTs Kelas 1, ( Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), 2004
3. Yanuar Budi, Dkk, Lembar Kerja Siswa (LKS) Tekun Belajar, (Solo: CV. Dino Mandiri)
J. Penilaian
1. penugasan
2. keaktifan presentasi kelompok
Ciputat , 31 Mei 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Bidang Studi Guru IPS Praktikan
Dra. Romlah Nurlela
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Jam’iyyatul Khair
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas / Semester : VII.2 / 2 (Dua)
Pertemuan ke : 1 (pertama)
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
Tahun Pelajaran : 2011/2012
A. Standar Kompetensi : Memahami ekonomi masyarakat
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi
kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang atau
jasa
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian konsumsi
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
3. Mengidentifikasi aspek positif dan negatif perilaku konsumsi
4. Menyebutkan macam-macam kegiatan konsumsi rumah tangga
5. Menjelaskan pengertian produksi
6. Mengidentifikasi faktor-faktor produksi
7. Mengidentifikasi tahap-tahap produksi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian konsumsi
2. Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
3. Siswa mampu mengidentifikasi aspek positif dan negatif perilaku konsumsi
4. Siswa mampu menyebutkan macam-macam kegiatan konsumsi rumah tangga
5. Siswa mampu menjelaskan pengertian produksi
6. Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor produksi
Lampiran 4
7. Siswa mampu mengidentifikasi tahap-tahap produksi
E. Materi Ajar
1. Pengertian Konsumsi
Kegiatan konsumsi diartikan sebagai kegiatan memakai atau menggunakan barang dan
jasa untuk memenuhi kehidupan manusia.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
a. Faktor intern : motivasi, sikap hidup, pendapatan
b. Faktor ekstern : keluarga, kebudayaan, kelas sosial, lingkungan, harga barang.
3. Aspek positif dan aspek negatif perilaku konsumsi
a. Aspek positif:
- Menjamin keberlangsungan siklus ekonomi
- Menjamin keberlangsungan kegiatan konsumsi
- Menjamin keberlangsungan kegiatan produksi
- Menjamin keberlangsungan kegiatan distribusi
b. Aspek negatif:
- Boros dan tidak hemat
- Tidak memikirkan masa depan
- Tidak terpuji dan merugikan
- Kebiasaan yang sulit disembuhkan
4. Macam-macam kegiatan konsumsi rumah tangga
a. Kegiatan konsumsi rumah tangga keluraga
b. Kegiatan konsumsi perusahaan
c. Kegiatan konsumsi pemerintah daerah atau negara
5. Pengertian produksi
Suatu proses membuat bahan baku menjadi barang jadi yang dapat digunakan manusia.
Contohnya masyarakat yang membuat kerajinan seni dari barang-barang bekas.
6. Faktor-faktor produksi
a. Faktor produksi asli
Lampiran 4
- Faktor produksi alam. Yaitu faktor produksi yang telah disediakan oleh
alam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Contohnya: tanah, air,
tumbuhan dan hewan.
- Faktor produksi tenaga kerja manusia.
1. Tenaga kerja rohani. Contohnya: peneliti, konsultan ekonomi.
2. Tenaga kerja jasmani.
- Tenaga kerja terdidik. Contohnya: guru, dokter, dosen.
- Tenaga kerja terlatih. Contohnya: penjahit, pemusik,perias.
- Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.
b. Faktor produksi turunan
1. Faktor produksi modal
Modal adalah setiap benda atau barang yang dipergunakan dalam proses
produksi. Contohnya mesin, gedung dan mobil.
2. Faktor produksi pengusaha/skill enterpreneur. Mencakup 3 hal: mangeriall
skill (kemampuan seorang pimpinan untuk menggunakaan kesempatan-
kesempatan guna mencapai laba yang besar).technological skill yaitu
keahlianyang bersifat teknis ekonomis. Organization skill yaitu keahliaan
dalam mengatur berbagai usaha.
7. Tahap-tahap produksi
a. Tahap produksi primer, yaitu produksi yang meliputi usaha pertanian, perkebunan
dan perikanan.
b. Tahap produksi sekunder, yaitu produksi usaha yang meliputi usaha industri
barang sandang, industri kerajinan.
c. Tahap produksi tersier, yaitu produksi usaha perniagaan/perdagangan, asuransi
dan perbankan.
F. Metode Pembelajaran
1. Model
- Pembelajaran kooperatif
2. Metode
- Think Pair Share (TPS)
- Ceramah
Lampiran 4
- Tanya jawab
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdo’a bersama.
b. Mengabsen siswa
c. Apersepsi
d. Beberapa siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan guru.
e. Memotivasi : memberikan pertanyaan tentang materi
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti :
a. Guru memberikan pretest terhadap materi yang akan diajarkan
b. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan
c. Guru meminta siswa beberapa menit secara individu memikirkan tentang jawaban
dari pertanyaan tersebut
d. Guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka maing-
masing peroleh. Kemudian mereka saling berinteraksi untuk menyatukan jawaban
mereka atas pertanyaan tersebut.
e. Guru meminta pasangan-pasangan tersebut berbagi kepada seluruh siswa seluruh
kelas tentang apa yang mereka bicarakan.
3. Kegiatan akhir :
a. Membuat kesimpulan hasil belajar secara bersama-sama
b. Mengadakan posttest
H. Media / Alat Pembelajaran : Papan tulis, Spidol, Penghapus, Buku Paket,
I. Sumber Belajar
1. Muh. Nurdin, DKK, Mari Belajar IPS untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta:Pusat
Perbukuaan Departemen Pendidikan Nasional)
2. Suroso dan Rendro Adi Widigdo, Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Untuk SMP atau
MTs Kelas 1, ( Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), 2004
3. Yanuar Budi, Dkk, Lembar Kerja Siswa (LKS) Tekun Belajar, (Solo: CV. Dino Mandiri)
Lampiran 4
J. Penilaian
1. Penugasan
2. Ketetapan jawaban (kelompok)
Ciputat , 19 Mei 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Bidang Studi Guru IPS Praktikan
Dra. Romlah Nurlela
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs. Jam’iyyatul Khair
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas / Semester : VII.2 / 2 (Dua)
Pertemuan ke : 2 (Kedua)
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit
Tahun Pelajaran : 2011/2012
A. Standar Kompetensi : Memahami ekonomi masyarakat.
B. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi
kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi barang atau
jasa.
C. Indikator
1. Mendeskripsikan nilai-nilai budaya masyarakat dalam mengelola sumber daya ekonomi
2. Mengidentifikasi usaha peningkatan hasil produksi
3. Menyebutkan damapak kegiatan prosuksi terhadap lingkungan sekitar
4. Mendeskripsikan etika ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi
5. Menjelaskan pengertian distribusi
6. Mengidentifikasi tujuan dan fungsi distribusi
7. Mengidentifikasi jangkauan distribusi dan sasarannya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan nilai-nilai budaya masyarakat dalam mengelola sumber
daya ekonomi
2. Siswa mampu mengidentifikasi usaha peningkatan hasil produksi
3. Siswa mampu menyebutkan dampak kegiatan produksi terhadap lingkungan sekitar
4. Siswa mampu mendeskripsikan etika ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi
Lampiran 5
5. Siswa mampu menjelaskan pengertian distribusi
6. Siswa mampu mengidentifikasi tujuan dan fungsi distribusi
7. Siswa mampu mengidentifikasi jangkauan distribusi dan sasarannya
E. Materi Ajar
1. Nilai-nilai budaya mayarakat dalam mengelola sumber daya ekonomi
Masyarakat indonesia terkenal dengan budaya yang beragam dan bernilai ekonomi,
misalnya:
a. Batik dari Solo dan Yogyakarta
b. Kain songket dari Palemang. Dll.
2. usaha peningkatan hasil produksi
a. Intensifikasi
Yaitu usaha untuk meningkatkan jumlah hasil produksi dengan tidak menambah
jumlah faktor produksi.
b. Ekstensifikasi
Yaitu usaha meningkatkan jumlah hasil produksi dengan menambah sumber daya
atau faktor produksi.
c. Diversivikasi
Yaitu usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara penganekaragaman
penggunaan sumber daya atau faktor produksi.
3. Kegiatan produksi dan dampaknya terhadap lingkungan alam sekitar
Dampak negatif kegiatan produksi:
a. Terjadinya sesak napas disekitar pabrik
b. Matinya ikan di sunga akibat buangan limbah industri. Dll.
Dampak positif dari kegiatan produksi
a. Mengurangi jumlah pengangguran
b. Meningkatan pendapata masyarakat di sekitar pabrik. Dll.
4. Etika ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi
Cara pemanfaatan sumber daya ekonomi yang beretika ekonomi antara lain sebagai
berikut:
Lampiran 5
a. sumber daya alam. Dalam menggunakan sumber daya alam kita harus
menggunakan secara bijaksana, jangan sampai ada yang terbuang
percuma.
b. Tenaga kerja. Tenaga kerja dalam proses produksi harus dilakukan secara
manusia.
c. Modal. Modal harus dimanfaatkan secara teliti dan cermat.
d. Kewirausahaan. Harus selalu dikembangkan dan di cari informai-
informasi baru.
5. Pengertian distribusi
Distribusi adalah kegiatan menyampaikan atau menyalurkan suatu barang atau jasa dari
pihak produsen kepada pihak konsumen.
6. Tujuan dan fungsi kegiatan distribusi
Tujuan distribusi:
a. Menyampaikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen
b. Tercapainya pemerataan produksi. Dll.
Fungsi distribusi:
a. Fungsi pertukaran. Yaitu fungsi kegiatan pemasaran atau jual beli barang dan jasa
yang meliputi fungsi pembelian, fungsi penjualan, fungsi pengambilan resika.
b. Fungsi penyediaan fisik meliputi fungsi pengumpulan, fungsi penyimpanan,
fungsi penilaian, fungsi pengankutan.
7. Jangkuan distribusi dan sasarannya
1) lembaga distribusi
Pedagang
Agen
Makelar
Komisioner
Eksportir
Importir
2) Saluran distribusi
Distribusi secara langsung
Distribusi semi langsung
Lampiran 5
Distribusi secara tidak langsung
F. Metode Pembelajaran
1. Model
- Pembelajaran kooperatif
2. Metode
- Think Pair Share (TPS)
- Ceramah
- Tanya jawab
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan berdo’a bersama.
b. Mengabsen siswa
c. Apersepsi
d. Beberapa siswa menanggapi pertanyaan yang diberikan guru.
e. Memotivasi : memberikan pertanyaan tentang materi
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti :
a. Guru memberikan pretest terhadap materi yang akan diajarkan
b. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan
c. Guru meminta siswa beberapa menit secara individu memikirkan tentang jawaban
dari pertanyaan tersebut
d. Guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka maing-
masing peroleh. Kemudian mereka saling berinteraksi untuk menyatukan jawaban
mereka atas pertanyaan tersebut.
e. Guru meminta pasangan-pasangan tersebut berbagi kepada seluruh siswa seluruh
kelas tentang apa yang mereka bicarakan
3. Kegiatan akhir :
a. Membuat kesimpulan hasil belajar secara bersama-sama
b. Mengadakan posttest
Lampiran 5
H. Media / Alat Pembelajaran : Papan tulis, Spidol, Penghapus, Buku Paket,
I. Sumber Belajar
1. Muh. Nurdin, DKK, Mari Belajar IPS untuk SMP/MTs Kelas VII, (Jakarta:Pusat
Pebukuaan Departemen Pendidikan Nasional)
2. Suroso dan Rendro Adi Widigdo, Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Untuk SMP atau
MTs Kelas 1, ( Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri), 2004
3. Yanuar Budi, Dkk, Lembar Kerja Siswa (LKS) Tekun Belajar, (Solo: CV. Dino Mandiri)
J. Penilaian
1. Penugasan
2. Ketetapan jawaban (kelompok)
Ciputat , 01 Juni 2011
Mengetahui,
Guru Pamong Bidang Studi Guru IPS Praktikan
Dra. Romlah Nurlela
Lampiran 6
SOAL PRETEST
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin:
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Kegiatan konsumsi adalah kegiatan untuk …
a. Menghasilkan barang
b. Menyalurkan barang
c. Menggunakan barang
d. Menyimpan barang
2. Seseorang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut …
a. Konsumen
b. Produsen
c. Penimbun
d. Distributor
3. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
1) Sikap hidup 4) Kebudayaan
2) Lingkungan 5) Keluarga
3) Motivasi 6) Pendapatan
Yang merupakan faktor intern dari tingkat konsumsi adalah ...
a. 1, 2, 3 c. 1, 3, 6
b. 2, 5, 6 d. 2, 4, 5
4. Di bawah ini adalah aspek negatif perilaku konsumtif, kecuali …
a. Boros dan tidak hemat
b. Menjamin keberlangsungan siklus ekonomi
c. Tidak terpuji dan merugikan
d. Tidak memikirkan masa depan
Lampiran 6
5. Kecenderungan konsumsi lebih sering muncul pada rumah tangga berpendapatan tinggi karena
…
a. Rumah tangga berpendapatan rendah jarang yang konsumtif
b. Sikap konsumtif akan mendukung kemakmuran suatu rumah tangga
c. Semakin kaya seseorang semakin tamaklah ia
d. Semakin terbuka peluang untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier
6. Masyarakat daerah wisata banyak memanfaatkan barang-barang bekas dari kayu-kayu kecil yang
dibuat bahan souvenir, kegiatan ini termasuk kegiatan ….
a. perdagangan c. distribusi
b. produksi d. konsumsi
7. Yang termasuk tujuan kegiatan produksi, kecuali …
a. Menurunkan taraf kesehjateraan masyarakat
b. Mempertinggi manfaat barang dan jasa
c. Mengubah bentuk barang
d. Menyediakan lapangan kerja
8. di bawah ini termasuk tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih …
a. Tukang sapu c. Guru
b. Pilot d. Montir
9. Berikut adalah jenis-jenis tenaga kerja jasmani
1) Dosen
2) Tukang kebun
3) Pemusik
4) Insinyur
Yang termasuk tenaga kerja jasmani terdidik adalah …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 4
b. 2 dan 3 d. 1 dan 4
10. Berikut yang bukan termasuk kegiatan produksi adalah …
a. Membuat batu bara
b. Petani menanam padi
c. Membeli sepatu
d. Memelihara ayam
Lampiran 6
11. Yang bukan termasuk cara-cara untuk meningkatkan hasil produksi …
a. Adanya tenaga kerja tambahan
b. Adanya system produksi yang baik
c. Adanya modal yang besar
d. Adanya pembagian kerja dalam kegiatan produksi
12. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi dengan menambah jumlah factor
produksi disebut …
a. Ekstensifikasi c. Harmonisasi
b. diversifikasi d. Intensifikasi
13. Ny. Sarah mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan, yaitu salon. Ia
bertanggung jawab penuh atas segala harta dan utang-utang perusahaan tersebut. Salon Ny.
Sarah ini termasuk bidang produksi …
a. Bidang usaha jasa
b. Bidang usaha agraris
c. Bidang usaha ekstratif
d. Bidang usaha niaga
14. Modal yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan bagi pemiliknya disebut …
a. Modal lancar c. Modal tetap
b. Modal Individu d. Modal sosial
15. Pemanfaatan faktor-faktor produksi selayaknya dilakukan dengan cara …
a. Mengambil hasil sebesar mungkin
b. Hanya menggunkan kaidah laba yang besar
c. Memerlukan usaha yang besar dan laba yang besar
d. Menyesuaikan etika bisnis tanpa melakukan eksploitasi
16. Peningkatan jumlah produksi sejalan dengan hal berikut, kecuali …
a. Pertumbuhan jumlah penduduk
b. Kemajuan peradaban manusia
c. Meningkatkan mutu barang kebutuhan penduduk
d. Wujud barang yang dihasilkan
Lampiran 6
17. Di bawah ini yang termasuk faktor produksi asli ….
a. Tanah dan modal
b. Modal dan kewirausahaan
c. Tenaga kerja dan kewirausahaan
d. Tanah dan tenaga kerja
18. Sumber daya modal dan skill di dalam proses produksi termasuk faktor produksi …
a. Sampingan c. Tambahan
b. Asli d. Turunan
19. Pabrik tekstil menambah mesin-mesin baru, berarti perusahaan tekstil tersebut menambah faktor
produksi …
a. Modal c. Tenaga kerja
b. Tenaga ahli d. Alam
20. Salah satu dampak negatif dari kegiatan produksi, kecuali …
a. Meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat di sekitar pabrik
b. Matinya ikan di sungai akibat buangan limbah industri
c. Banyaknya masyarakat yang mengalami berbagai jenis penyakit
d. Adanya pencemaran lingkungan pabrik indusstri
21. Distribusi dapat di artikan sebagai proses …
a. Menggunakan barang produksi
b. Menyalurkan barang produksi
c. Menghasilkan barang produksi
d. Menyimpan barang produksi
22. Berikut ini merupakan tugas distributor, kecuali …
a. Melakukan pembelian dan penjualan barang dan jasa
b. Memberikan informasi tentang barang dan jasa
c. Melaksanakan proses produksi
d. Menyimpan dan mengeluarkan kembali barang hasil produksi
23. Yang bukan merupakan tujuan kegiatan distribusi adalah …
a. Menghasilkan barang produksi sebesar besarnya
b. Menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen
Lampiran 6
c. Menjaga kesinambungan produksi
d. Tercapainya pemerataan produksi
24. Salah satu keuntungan produsen bila menggunakan saluran distribusi adalah …
a. Pemakai barang meningkat c. Penyebaran barang merata
b. Penyebaran barang meluas d. Penjualan barang meningkat
25. Memisahkan barang berdasarkan kualitas super, baik, sedang, ata kualitas rendah, termasuk
fungsi …
a. Penimbunan barang
b. Pembelian barang
c. Penjualan barang
d. Pemilihan barang
26. Konsumen adalah raja, harus mengutamakan pelayanan agar menjadi pelanggan yang baik,
merupakan pandangan bagi …
a. Pedagang yang ulet
b. Pengusaha profesional
c. Pembeli professional
d. Pedagang profesional
27. Fungsi pelayanan yaitu …
a. Memberikan kemudahan bagi pembeli untuk membeli
b. Memberikan kepuasan dan rasa aman kepada konsumen
c. Memberi rasa adil bagi para konsumen atau pembeli
d. Memberikan informasi yang benar tentang barang dagangan
28. Fungsi pertukaran antara lain meliputi …
a. Pengumpulan, penyediaan dan pembelian
b. Pengangkutan, penilaian dan penyimpanan
c. Pembelajaan, pelayanan dan penyebaran informasi
d. Pembelian, penjualan dan pengambilan resiko
29. Pedagang eksportir adalah …
a. Pedagang yang menjual barang keluar negeri
b. Pedagang yang mengirim barang keluar negeri
c. Pedagang yang mendatangkan barang dari luar negeri dijual di dalam negeri
Lampiran 6
d. Pedagang yang membeli barang dari dalam negeri dijual keluar negeri
30. Agen dalam menyalurkan barang memperoleh imbalan atas jasanya dari perusahaan yang
diageni berupa …
a. Keuntungan perusahaan c. Provisi
b. Komisi barang d. Kenaikan harga jual
Lampiran 7
Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian
1. C 11. D 21. B
2. A 12. A 22. C
3. C 13. A 23. A
4. B 14. B 24. C
5. D 15. D 25. D
6. B 16. D 26. C
7. A 17. D 27. B
8. A 18. D 28. D
9. D 19. A 29. A
10. A 20. A 30. B
Lampiran 8
SOAL POSTEST
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin:
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang benar!
1. Kegiatan konsumsi adalah kegiatan untuk …
a. Menghasilkan barang
b. Menyalurkan barang
c. Menggunakan barang
d. Menyimpan barang
2. Seseorang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut …
a. Konsumen
b. Produsen
c. Penimbun
d. Distributor
3. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
1) Sikap hidup 4) Kebudayaan
2) Lingkungan 5) Keluarga
3) Motivasi 6) Pendapatan
Yang merupakan faktor intern dari tingkat konsumsi adalah ...
a. 1, 2, 3 c. 1, 3, 6
b. 2, 5, 6 d. 2, 4, 5
4. Di bawah ini adalah aspek negatif perilaku konsumtif, kecuali …
a. Boros dan tidak hemat
b. Menjamin keberlangsungan siklus ekonomi
c. Tidak terpuji dan merugikan
d. Tidak memikirkan masa depan
Lampiran 8
5. Kecenderungan konsumsi lebih sering muncul pada rumah tangga berpendapatan tinggi karena
…
a. Rumah tangga berpendapatan rendah jarang yang konsumtif
b. Sikap konsumtif akan mendukung kemakmuran suatu rumah tangga
c. Semakin kaya seseorang semakin tamaklah ia
d. Semakin terbuka peluang untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier
6. Masyarakat daerah wisata banyak memanfaatkan barang-barang bekas dari kayu-kayu kecil yang
dibuat bahan souvenir, kegiatan ini termasuk kegiatan ….
a. perdagangan c. distribusi
b. produksi d. konsumsi
7. Yang termasuk tujuan kegiatan produksi, kecuali …
a. Menurunkan taraf kesehjateraan masyarakat
b. Mempertinggi manfaat barang dan jasa
c. Mengubah bentuk barang
d. Menyediakan lapangan kerja
8. di bawah ini termasuk tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih …
a. Tukang sapu c. Guru
b. Pilot d. Montir
9. Berikut adalah jenis-jenis tenaga kerja jasmani
1) Dosen
2) Tukang kebun
3) Pemusik
4) Insinyur
Yang termasuk tenaga kerja jasmani terdidik adalah …
a. 1 dan 3 c. 2 dan 4
b. 2 dan 3 d. 1 dan 4
10. Berikut yang bukan termasuk kegiatan produksi adalah …
a. Membuat batu bara
b. Petani menanam padi
c. Membeli sepatu
d. Memelihara ayam
Lampiran 8
11. Yang bukan termasuk cara-cara untuk meningkatkan hasil produksi …
a. Adanya tenaga kerja tambahan
b. Adanya system produksi yang baik
c. Adanya modal yang besar
d. Adanya pembagian kerja dalam kegiatan produksi
12. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi dengan menambah jumlah factor
produksi disebut …
a. Ekstensifikasi c. Harmonisasi
b. diversifikasi d. Intensifikasi
13. Ny. Sarah mempunyai perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan, yaitu salon. Ia
bertanggung jawab penuh atas segala harta dan utang-utang perusahaan tersebut. Salon Ny.
Sarah ini termasuk bidang produksi …
a. Bidang usaha jasa
b. Bidang usaha agraris
c. Bidang usaha ekstratif
d. Bidang usaha niaga
14. Modal yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan bagi pemiliknya disebut …
a. Modal lancar c. Modal tetap
b. Modal Individu d. Modal sosial
15. Pemanfaatan faktor-faktor produksi selayaknya dilakukan dengan cara …
a. Mengambil hasil sebesar mungkin
b. Hanya menggunkan kaidah laba yang besar
c. Memerlukan usaha yang besar dan laba yang besar
d. Menyesuaikan etika bisnis tanpa melakukan eksploitasi
16. Peningkatan jumlah produksi sejalan dengan hal berikut, kecuali …
a. Pertumbuhan jumlah penduduk
b. Kemajuan peradaban manusia
c. Meningkatkan mutu barang kebutuhan penduduk
d. Wujud barang yang dihasilkan
Lampiran 8
17. Di bawah ini yang termasuk faktor produksi asli ….
a. Tanah dan modal
b. Modal dan kewirausahaan
c. Tenaga kerja dan kewirausahaan
d. Tanah dan tenaga kerja
18. Sumber daya modal dan skill di dalam proses produksi termasuk faktor produksi …
a. Sampingan c. Tambahan
b. Asli d. Turunan
19. Pabrik tekstil menambah mesin-mesin baru, berarti perusahaan tekstil tersebut menambah faktor
produksi …
a. Modal c. Tenaga kerja
b. Tenaga ahli d. Alam
20. Salah satu dampak negatif dari kegiatan produksi, kecuali …
a. Meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat di sekitar pabrik
b. Matinya ikan di sungai akibat buangan limbah industri
c. Banyaknya masyarakat yang mengalami berbagai jenis penyakit
d. Adanya pencemaran lingkungan pabrik indusstri
21. Distribusi dapat di artikan sebagai proses …
a. Menggunakan barang produksi
b. Menyalurkan barang produksi
c. Menghasilkan barang produksi
d. Menyimpan barang produksi
22. Berikut ini merupakan tugas distributor, kecuali …
a. Melakukan pembelian dan penjualan barang dan jasa
b. Memberikan informasi tentang barang dan jasa
c. Melaksanakan proses produksi
d. Menyimpan dan mengeluarkan kembali barang hasil produksi
23. Yang bukan merupakan tujuan kegiatan distribusi adalah …
a. Menghasilkan barang produksi sebesar besarnya
b. Menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen
Lampiran 8
c. Menjaga kesinambungan produksi
d. Tercapainya pemerataan produksi
24. Salah satu keuntungan produsen bila menggunakan saluran distribusi adalah …
a. Pemakai barang meningkat c. Penyebaran barang merata
b. Penyebaran barang meluas d. Penjualan barang meningkat
25. Memisahkan barang berdasarkan kualitas super, baik, sedang, ata kualitas rendah, termasuk
fungsi …
a. Penimbunan barang
b. Pembelian barang
c. Penjualan barang
d. Pemilihan barang
26. Konsumen adalah raja, harus mengutamakan pelayanan agar menjadi pelanggan yang baik,
merupakan pandangan bagi …
a. Pedagang yang ulet
b. Pengusaha profesional
c. Pembeli professional
d. Pedagang profesional
27. Fungsi pelayanan yaitu …
a. Memberikan kemudahan bagi pembeli untuk membeli
b. Memberikan kepuasan dan rasa aman kepada konsumen
c. Memberi rasa adil bagi para konsumen atau pembeli
d. Memberikan informasi yang benar tentang barang dagangan
28. Fungsi pertukaran antara lain meliputi …
a. Pengumpulan, penyediaan dan pembelian
b. Pengangkutan, penilaian dan penyimpanan
c. Pembelajaan, pelayanan dan penyebaran informasi
d. Pembelian, penjualan dan pengambilan resiko
29. Pedagang eksportir adalah …
a. Pedagang yang menjual barang keluar negeri
b. Pedagang yang mengirim barang keluar negeri
c. Pedagang yang mendatangkan barang dari luar negeri dijual di dalam negeri
Lampiran 8
d. Pedagang yang membeli barang dari dalam negeri dijual keluar negeri
30. Agen dalam menyalurkan barang memperoleh imbalan atas jasanya dari perusahaan yang
diageni berupa …
a. Keuntungan perusahaan c. Provisi
b. Komisi barang d. Kenaikan harga jual
Lampiran 9
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU
Hari/Tanggal : Jum’at, 06 Mei 2011
Nama : Dra. Romlah
Jabatan : Guru Mata Pelajaran IPS
Waktu : 10.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Guru
No Pertanyaan Tanggapan Guru
1.
2.
3.
4.
Apakah Ibu sebelum mengajar membuat persiapan
mengajar harian/rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) ?
Apakah Ibu pernah mengikuti penataran sehubungan
dengan pembelajaran IPS ?
Buku sumber apa saja yang digunakan dalam
pembelajaran IPS ?
Dalam mengajar IPS metode apa yang paling sering Ibu
gunakan ?
Ya, sebelum mengajar, saya
membuat RPP terlebih dahulu.
Saya sudah pernah mengikuti
penataran sehubungan dengan
pembelajaran IPS.
Buku sumber yang sering saya
gunakan dalam pembelajaran
IPS yaitu buku-buku terbitan
PT. Tiga Serangkai, Yudistira
dan juga LKS.
Metode yang sering saya
gunakan dalam
menyampaikan materi IPS
yaitu masih menggunakan
metode ceramah.
Lampiran 9
5.
6.
7.
8.
Apakah Ibu tahu model pembelajaran kooperatif?
Khususnya model pembelajaran kooperatif tipe
Cooperative Integrated and Reading Composition dan
Think Pair Share?
Bagaimana cara Ibu meningkatkan hasil belajar siswa ?
Apakah topik yang diajarkan selalu di ambil dari
silabus ?
Menurut Ibu apakah penerapan pembelajaran IPS
dengan menggunakan metode Cooperative Integrated
and Reading Composition dan Think Pair Share dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa?
Saya tau, tetapi saya baru
mendengar kalo ada model
pembelajaran kooperatif tipe
Cooperative Integrated and
Reading Composition dan
Think Pair Share?
Cara yang saya lakukan untuk
meningkatkan hasil belajar
siswa yaitu dengan cara
memberikan tugas dan
memerintahkan mereka untuk
banyak membaca dan
mengulang materi pelajaran
Ya, topik yang saya ajarkan
selalu saya ambil dan saya
sesuaikan dengan silabus.
Menurut pendapat saya kedua
metode tersebut dapat
meningkatkan hasil belajar
IPS siswa, karena siswa dapat
berperan aktif dan membuat
mereka menjadi kreatif,
sehingga tidak jenuh dengan
pelajaran IPS.
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI
Petunjuk Pengisian: Isilah kolom dengan tanda centang (√).
Nama Observer:
No. KOMPONEN YA TIDAK
1. Guru memberikan apersepsi kepada para siswa dan menjelaskan tentang materi kegiatan ekonomi
masyarakat.
2. Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, terdiri dari 4 orang secara heterogen.
3. Guru mempersiapkan sebuah wacana atau kliping sesuai materi yang akan disampaikan.
4. Guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tangggapan terhadap wacana atau kliping
6. Para siswa menulis hasil temuan ide pokok dan tanggapan mereka pada selembar kertas.
7. Masing-masing kelompok mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok di depan kelas.
8. Guru dan para siswa membuat kesimpulan bersama.
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI
Petunjuk Pengisian: Isilah kolom dengan tanda centang (√).
Nama Observer:
No. KOMPONEN YA TIDAK
1. Guru memberikan apersepsi kepada para siswa dan menjelaskan tentang materi kegiatan ekonomi
masyarakat.
2. Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran.
3. Guru meminta siswa untuk berfikir (Think) sendiri menganai jawaban dari pertanyaan atau masalah
tersebut
4. Guru meminta siswa untuk berpasangan (Pair )dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh.
5. Guru meminta setiap pasangan untuk berbagi ( Share) mengenai apa yang telah mereka bicarakan dan
diskusikan dengan keseluruhan kelas.
6. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya kemudian guru dan para siwa membuat kesimpulan
bersama-sama
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI PROSES BELAJAR MENGAJAR
Tempat : MTs. Jam’iyyatul Khair
Hari/Tanggal : 29 April 2011
No Hal yang di amati Pengamatan
1.
2.
Metode
Aktivitas guru
Mayoritas menggunakan metode ceramah
Semua kegiatan dalam proses pembelajaran ada di guru. Guru
menyampaiikan materi pelajaran dan memerintahkian siswa
mengerjakan tugas LKS.
3. Aktivitas siswa Siswa hanya memperhatikan, mendengerkan serta
mengerjakan tugas yang guru perintahkan.
4. Interaksi antara guru dan
siswa
Interaksi antara guru dan siswa belum terjalin terlalu kuat.
Karena semua proses pembelajaran ada di tangan guru.
5. Evaluasi Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan mengerjakan tugas
LKS dan memberi pekerjaan rumah (PR).
Lampiran 12
NAMA PRETEST X2 X-X^ Z F(Z) S(Z) F(Z)-S(Z)
Annisa Khoirolla 26 676 -24.92 -2.07 0.02 0.04 -0.02
Ratu Shofiyah 30 900 -20.92 -1.74 0.04 0.07 -0.03
Indah Melati Sukma 33 1089 -17.92 -1.49 0.07 0.11 -0.04
Dhea Aprilia 40 1600 -10.92 -0.91 0.18 0.15 0.03
Dwi Yusuf 40 1600 -10.92 -0.91 0.18 0.19 0.00
Andhika saputra 43 1849 -7.92 -0.66 0.25 0.22 0.03
Devi Fitriani 43 1849 -7.92 -0.66 0.25 0.26 0.00
Dianza Mega Zunaya 43 1849 -7.92 -0.66 0.25 0.30 -0.04
Dimas Ramadhan Dinata 43 1849 -7.92 -0.66 0.25 0.33 -0.08
Eriana Adinda Putri 46 2116 -4.92 -0.41 0.34 0.37 -0.03
Ferdinan Herdinansyah 46 2116 -4.92 -0.41 0.34 0.41 -0.07
Ikrima Fadlan Nurul Azizah 50 2500 -0.92 -0.08 0.47 0.44 0.02
Muhammad gunawan 50 2500 -0.92 -0.08 0.47 0.48 -0.01
Alfira febriana 53 2809 2.08 0.17 0.57 0.52 0.05
Fais Naufal ramadhan 53 2809 2.08 0.17 0.57 0.56 0.01
Gisniawati 53 2809 2.08 0.17 0.57 0.59 -0.03
M. Saiful Anwar 53 2809 2.08 0.17 0.57 0.63 -0.06
Desi Indriani 56 3136 5.08 0.42 0.66 0.67 0.00
sella Aprilia 56 3136 5.08 0.42 0.66 0.70 -0.04
Sinta Bella 56 3136 5.08 0.42 0.66 0.74 -0.08
Kiki Sakinah 60 3600 9.08 0.75 0.77 0.78 0.00
M. Chandra Aprilianto 60 3600 9.08 0.75 0.77 0.81 -0.04
Sella Soka Mustika 63 3969 12.08 1.00 0.84 0.85 -0.01
oktavia savitri 66 4356 15.08 1.25 0.89 0.89 0.01
Ayu Tiara Sari 70 4900 19.08 1.59 0.94 0.93 0.02
Rizki Medianto 70 4900 19.08 1.59 0.94 0.96 -0.02
Rizka Medianto 73 5329 22.08 1.84 0.97 1.00 -0.03
JUMLAH 1375 73791
Rata-rata 50.92
S 12.03
L hitung 0.08
L tabel 0.03
kesimpulan Ha diterima,data terdistribusi tidak normal
uji normalitas pretes CIRC
Lampiran 13
NAMA POSTEST X2 X-X^ Z F(Z) S(Z) F(Z)-S(Z)
Dianza Mega Zunaya 60 3600 -13.25 -1.49 0.07 0.04 0.03
Ferdinan Herdinansyah 60 3600 -13.25 -1.49 0.07 0.07 -0.01
Gisniawati 63 3969 -10.25 -1.15 0.13 0.11 0.01
Ratu Shofiyah 63 3969 -10.25 -1.15 0.13 0.15 -0.02
Sinta Bella 63 3969 -10.25 -1.15 0.13 0.19 -0.06
Devi Fitriani 63 3969 -10.25 -1.15 0.13 0.22 -0.10
Dwi Yusuf 63 3969 -10.25 -1.15 0.13 0.26 -0.13
Eriana Adinda Putri 66 4356 -7.25 -0.82 0.21 0.30 -0.09
M. Saiful Anwar 66 4356 -7.25 -0.82 0.21 0.33 -0.13
Muhammad gunawan 70 4900 -3.25 -0.37 0.36 0.37 -0.01
Andhika saputra 70 4900 -3.25 -0.37 0.36 0.41 -0.05
Ayu Tiara Sari 70 4900 -3.25 -0.37 0.36 0.44 -0.09
Fais Naufal ramadhan 70 4900 -3.25 -0.37 0.36 0.48 -0.13
M. Chandra Aprilianto 73 5329 -0.25 -0.03 0.49 0.52 -0.03
Ikrima Fadlan Nurul Azizah 76 5776 2.75 0.31 0.62 0.56 0.07
oktavia savitri 76 5776 2.75 0.31 0.62 0.59 0.03
Rizka Medianto 76 5776 2.75 0.31 0.62 0.63 -0.01
Annisa Khoirolla 80 6400 6.75 0.76 0.78 0.67 0.11
Dhea Aprilia 80 6400 6.75 0.76 0.78 0.70 0.07
Dimas Ramadhan Dinata 80 6400 6.75 0.76 0.78 0.74 0.04
Kiki Sakinah 83 6889 9.75 1.10 0.86 0.78 0.09
Rizki Medianto 83 6889 9.75 1.10 0.86 0.81 0.05
sella Aprilia 83 6889 9.75 1.10 0.86 0.85 0.01
Sella Soka Mustika 83 6889 9.75 1.10 0.86 0.89 -0.02
Alfira febriana 86 7396 12.75 1.44 0.93 0.93 0.00
Desi Indriani 86 7396 12.75 1.44 0.93 0.96 -0.04
Indah Melati Sukma 86 7396 12.75 1.44 0.93 1.00 -0.07
Jumlah 1978 146958
Rata-rata 73.25
S 8.88
L hitung 0.13
L Tabel 0.03
Kesimpulan
UJI NORMALITAS POSTES CIRC
Ha diterima, data terdistribusi tidak normal
Lampiran 14
NAMA PRETEST X2 X-X^ Z F(Z) S(Z) F(Z)-S(Z)
Adli Hibatulhaqqi 16 256 -23.26 -2.56 0.01 0.04 -0.04
Rahma Yunida 30 900 -9.26 -1.02 0.15 0.09 0.07
Khoiron Febriansyah 33 1089 -6.26 -0.69 0.25 0.13 0.11
M. Ade Rizki 33 1089 -6.26 -0.69 0.25 0.17 0.07
Raga Al Qatri Putra 33 1089 -6.26 -0.69 0.25 0.22 0.03
A. Fadilah Soleh 36 1296 -3.26 -0.36 0.36 0.26 0.10
Andum Basuki 36 1296 -3.26 -0.36 0.36 0.30 0.06
Angga Trianja tanjung 36 1296 -3.26 -0.36 0.36 0.35 0.01
Diky rahmat 36 1296 -3.26 -0.36 0.36 0.39 -0.03
Intan 36 1296 -3.26 -0.36 0.36 0.43 -0.08
Ndaru Sholehah 36 1296 -3.26 -0.36 0.36 0.48 -0.12
Rahmat Saputra 36 1296 -3.26 -0.36 0.36 0.52 -0.16
Rendi Ferdinata 36 1296 -3.26 -0.36 0.36 0.57 -0.21
Dika Adelima Amin 40 1600 0.74 0.08 0.53 0.61 -0.08
Roni Herdian 40 1600 0.74 0.08 0.53 0.65 -0.12
Iko Mas Putra 43 1849 3.74 0.41 0.66 0.70 -0.04
Ridho Maulana 43 1849 3.74 0.41 0.66 0.74 -0.08
Ahmad 46 2116 6.74 0.74 0.77 0.78 -0.01
Rita Agustina 46 2116 6.74 0.74 0.77 0.83 -0.06
Siti Zubaidah 46 2116 6.74 0.74 0.77 0.87 -0.10
Nur Rohman 50 2500 10.74 1.18 0.88 0.91 -0.03
Ega Andreansyah 56 3136 16.74 1.84 0.97 0.96 0.01
Rida Anisa 60 3600 20.74 2.28 0.99 1.00 -0.01
Jumlah 903 37273
Rata-rata 39.26
S 9.09
L hitung 0,21
L tabel 0.03
Kesimpulan Ha diterima, Data terdistribusi tidak normal
UJI NORMALITAS PRETES TPS
Lampiran 15
NAMA POSTEST X2 X-X^ Z F(Z) S(Z) F(Z)-S(Z)
Ndaru Sholehah 60 3600 -9.04 -1.57 0.06 0.04 0.01
Rahma Yunida 60 3600 -9.04 -1.57 0.06 0.09 -0.03
Khoiron Febriansyah 60 3600 -9.04 -1.57 0.06 0.13 -0.07
Intan 60 3600 -9.04 -1.57 0.06 0.17 -0.12
Adli Hibatulhaqqi 63 3969 -6.04 -1.05 0.15 0.22 -0.07
Roni Herdian 66 4356 -3.04 -0.53 0.15 0.26 -0.11
Iko Mas Putra 66 4356 -3.04 -0.53 0.15 0.30 -0.16
Rahmat Saputra 66 4356 -3.04 -0.53 0.15 0.35 -0.20
Rita Agustina 70 4900 0.96 0.17 0.57 0.39 0.18
Rendi Ferdinata 70 4900 0.96 0.17 0.57 0.43 0.13
Rida Anisa 70 4900 0.96 0.17 0.57 0.48 0.09
Siti Zubaidah 70 4900 0.96 0.17 0.57 0.52 0.05
Ega Andreansyah 70 4900 0.96 0.17 0.57 0.57 0.00
Angga Trianja tanjung 70 4900 0.96 0.17 0.57 0.61 -0.04
Dika Adelima Amin 70 4900 0.96 0.17 0.57 0.65 -0.08
Diky rahmat 70 4900 0.96 0.17 0.57 0.70 -0.13
Raga Al Qatri Putra 70 4900 0.96 0.17 0.57 0.74 -0.17
Andum Basuki 73 5329 3.96 0.69 0.75 0.78 -0.03
M. Ade Rizki 76 5776 6.96 1.21 0.89 0.83 0.06
Nur Rohman 76 5776 6.96 1.21 0.89 0.87 0.02
A. Fadilah Soleh 76 5776 6.96 1.21 0.89 0.91 -0.03
Ahmad 76 5776 6.96 1.21 0.89 0.96 -0.07
Ridho Maulana 80 6400 10.96 1.91 0.97 1.00 -0.03
JUMLAH 1588 110370
Rata-rata 69.04
S 5.75
L hitung 0.20
L tabel 0.03
Kesimpulan
uji normalitas postes TPS
Ha diterima, Data Tersdistribusi tidak normal
Lampiran 16
1. Uji Homogenitas Pretes
a. Hipotesis
𝐻𝑜 = 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛
𝐻𝑎 = 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛
b. Statistik Hitung
𝐹 =𝑆1
2
𝑆22
𝐹 =144,91
82,74= 1,75
c. Statistik Tabel
𝐹 = 5% ; 𝑛1 − 1, 𝑛2 − 1
𝐹 = 0,005 ; 26,22
𝐹 = 1,98
d. Perbandingan Statistik Hitung dengan Statistik Tabel
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ; 1,75 < 1,98
e. Kesimpulan
𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎;𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛
2. Uji Homogenitas Postes
a. Hipotesis
𝐻𝑜 = 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛
𝐻𝑎 = 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛
b. Statistik Hitung
𝐹 =𝑆1
2
𝑆22
𝐹 =78,89
33,13= 2,38
c. Statistik Tabel
𝐹 = 5% ; 𝑛1 − 1, 𝑛2 − 1
𝐹 = 0,005 ; 22,26
𝐹 = 1,95
d. Perbandingan Statistik Hitung dengan Statistik Tabel
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ; 2,38 > 1,95
e. Kesimpulan
𝐻𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎;𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑚𝑜𝑔𝑒𝑛
Lampiran 17
Uji Hipotesis
𝑡 =𝑋2 − 𝑋1
𝑆12
𝑛1+𝑆2
2
𝑛2
;𝑑𝑏
𝑆1
2
𝑛1+𝑆2
2
𝑛2
2
𝑆1
2
𝑛1
2
𝑛1 − 1 +
𝑆2
2
𝑛2
2
𝑛2 − 1
𝑡 =73,25 − 69,04
78,8927
+33,13
23
𝑡 =4,21
2,92 + 1,44
𝑡 =4,21
4,36
𝑡 =4,21
2,08
t =2,02
𝑑𝑏 =
78,8927 +
33,1323
2
78,89
27 2
26 +
33,1323
2
22
𝑑𝑏 = 2,92 + 1,44 2
2,92 2
26 + 1,44 2
22
𝑑𝑏 = 4,36 2
8,5226 +
2,0722
𝑑𝑏 = 19,00
0,41
𝑑𝑏 = 46,3 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 46
Lampiran 17
t. Tabel =1,679
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ; 2,02 > 1,679
Maka, Ha diterima, Ada Perbedaan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII di MTs.
Jam’iyyatul Khair dengan yang menggunakan metode pembelajaran Cooperative integrated and
Reading Composition (CIRC) dan metode Think Pair Share (TPS).
Lampiran 18
UJI N-GAIN CIRC
NAMA PRETEST POSTEST T2-T1 Smaks-T1 N-Gain
Annisa Khoirolla 26 80 54 60 0.90
Ratu Shofiyah 30 63 33 56 0.59
Indah Melati Sukma 33 86 53 53 1.00
Dhea Aprilia 40 80 40 46 0.87
Dwi Yusuf 40 63 23 46 0.50
Andhika saputra 43 70 27 43 0.63
Devi Fitriani 43 63 20 43 0.47
Dianza Mega Zunaya 43 60 17 43 0.40
Dimas Ramadhan Dinata 43 80 37 43 0.86
Eriana Adinda Putri 46 66 20 40 0.50
Ferdinan Herdinansyah 46 60 14 40 0.35
Ikrima Fadlan Nurul Azizah 50 76 26 36 0.72
Muhammad gunawan 50 70 20 36 0.56
Alfira febriana 53 86 33 33 1.00
Fais Naufal ramadhan 53 70 17 33 0.52
Gisniawati 53 63 10 33 0.30
M. Saiful Anwar 53 66 13 33 0.39
Desi Indriani 56 86 30 30 1.00
sella Aprilia 56 83 27 30 0.90
Sinta Bella 56 63 7 30 0.23
Kiki Sakinah 60 83 23 26 0.88
M. Chandra Aprilianto 60 73 13 26 0.50
Sella Soka Mustika 63 83 20 23 0.87
oktavia savitri 66 76 10 20 0.50
Ayu Tiara Sari 70 70 0 16 0.00
Rizki Medianto 70 83 13 16 0.81
Rizka Medianto 73 76 3 13 0.23
M-Again 0.61
Lampiran 19
UJI N-GAIN TPS
NAMA PRETEST POSTEST T2-T1 Smaks-T1 N-Gain
Adli Hibatulhaqqi 16 63 47 64 0.73
Rahma Yunida 30 60 30 50 0.60
Khoiron Febriansyah 33 60 27 47 0.57
M. Ade Rizki 33 76 43 47 0.91
Raga Al Qatri Putra 33 70 37 47 0.79
A. Fadilah Soleh 36 76 40 44 0.91
Andum Basuki 36 73 37 44 0.84
Angga Trianja tanjung 36 70 34 44 0.77
Diky rahmat 36 70 34 44 0.77
Intan 36 60 24 44 0.55
Ndaru Sholehah 36 60 24 44 0.55
Rahmat Saputra 36 66 30 44 0.68
Rendi Ferdinata 36 70 34 44 0.77
Dika Adelima Amin 40 70 30 40 0.75
Roni Herdian 40 66 26 40 0.65
Iko Mas Putra 43 66 23 37 0.62
Ridho Maulana 43 80 37 37 1.00
Ahmad 46 76 30 34 0.88
Rita Agustina 46 70 24 34 0.71
Siti Zubaidah 46 70 24 34 0.71
Nur Rohman 50 76 26 30 0.87
Ega Andreansyah 56 70 14 24 0.58
Rida Anisa 60 70 10 20 0.50
M-Gain 0,56
Lampiran 20
Dokumentasi Cooperative Integrated and Reading Composition (CIRC)
Lampiran 21
Dokumentasi Metode Think Pair Share (TPS)
Item Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 A 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
2 B 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
3 C 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
4 D 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
5 E 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
6 F 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
7 G 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
8 H 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1
9 I 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
10 J 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
11 K 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1
12 L 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0
13 M 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
14 N 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
15 O 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0
16 P 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
17 Q 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1
18 R 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
19 S 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1
20 T 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
Jumlah 6 15 7 7 3 11 7 19 7 3 6 5 12 7
UJI SOAL
No RESPONDEN
Item Soal
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 7
1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 14
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 11
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7
0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 11
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 12
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 9
0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 13
1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 15
1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 16
0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 12
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 5
0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 7
0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 12
0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 13
1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6
0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 10
1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 15
0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 10
6 10 17 0 3 7 7 7 4 3 9 2 8 3 8 9
Jumlah
UJI SOAL