perbedaan derajat prokrastinasi akademik antara mahasiswa ...... · signifikan antara mahasiswa...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN DERAJAT PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA
MAHASISWA YANG AKTIF DENGAN MAHASISWA YANG TIDAK
AKTIF DALAM ORGANISASI BEM FK UNS
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
CICIE ARINA
G 0008073
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 1 Desember 2011
Cicie Arina
NIM. G0008073
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Cicie Arina, G0008073, 2011. Perbedaan Derajat Prokrastinasi Akademik antara Mahasiswa yang Aktif dengan Mahasiswa yang Tidak Aktif dalam Organisasi BEM FK UNS. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi BEM FK UNS. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pengambilan sampel dilaksanakan secara purposive random sampling dengan kriteria inklusi adalah (1) Mahasiswa angkatan 2008, 2009, dan 2010 (2) Bersedia menjadi responden dan telah menyetujui lembar informed consent. Sampel tidak dapat dipilih jika (1) Skor LMMPI lebih dari sama dengan 10 (2) Penyakit fisik yang berat. Sampel mengisi (1) lembar biodata dan informed consent sebagai tanda persetujuan, (2) kuesioner skala L-MMPI untuk menilai dan mengetahui kejujuran dalam menjawab pertanyaan yang diberikan, (3) skala prokrastinasi akademik Ahmaini (2010). Diperoleh 60 data dan dianalisis menggunakan (1) Uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov (2) uji homogenitas dengan Levene’s test (3) Uji t-independent melalui program SPSS 17.0 for Windows. Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan (1) rerata prokrastinasi akademik mahasiswa yang aktif dalam BEM FK UNS sebesar 79,50 ± 10,491 dan untuk mahasiswa yang tidak aktif dalam BEM FK UNS sebesar 73,77 ± 11,476 (2) hasil uji t-independent menunjukkan p = 0,048. Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan derajat prokrastinasi akademik yang signifikan antara mahasiswa yang aktif dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam BEM FK UNS. Mahasiswa yang aktif dalam BEM FK UNS memiliki derajat prokrastinasi akademik yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak aktif dalam BEM FK UNS Kata Kunci: derajat prokrastinasi akademik, mahasiswa aktivis BEM, mahasiswa
non aktivis BEM
ABSTRACT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
Cicie Arina, G0008073, 2011. The Difference of Academic Procrastination Degree between Activist Collegian and Non Activist Collegian in the Organization of BEM FK UNS. Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. Objectives: This research aims to examine the difference of academic procrastination degree between activist collegian and non activist collegian in the organization of BEM FK UNS Methods: This research was an analytical descriptive research using cross sectional approach and had been done in Oktober 2011 in Medical Faculty of Sebelas Maret University. The sample data collecting is done by using purposive random sampling method within inclusion and exclusion criteria. The inclusion criteria were 1st year until 3rd year collegian, willing to be a respondent and approved the informed consent sheet. Samples can not be selected if the score LMMPI more than equal to 10, severe physical illness. Sample fill the biodata and informed consent as a sign of approval, L-MMPI scale questionnaire to assess and find honesty in answering questions given, academic procrastination scale Ahmaini (2010). 60 datas had been got obtained and analyzed using data normality test with Kolmogorov-Smirnov, data homogenity test with levene’s test, and t-independent test through SPSS 17.00 for Windows Results : This research shows (1) a significant mean difference of academic procrastination collegian activist in BEM FK UNS is 79,50 ± 10,491 and for non collegian activist is 73,77 ± 11,476. T-independent test shows p = 0,048 Conclusion: (1) This study found a significant difference of academic procrastination between activist collegian and non activist collegian in the organization of BEM FK UNS. The academic procrastination degree of activist collegian is higher than non activist collegian in BEM FK UNS. Keyword: academic procrastination degree, activist collegian of BEM, non
activist collegian of BEM
PRAKATA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kemudahan, kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Derajat Prokrastinasi Akademik antara Mahasiswa yang Aktif dengan Mahasiswa yang Tidak Aktif dalam Organisasi BEM FK UNS”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp. PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. H. Yusvick M. Hadin, dr., SpKJ, selaku Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi.
4. Bagus Wicaksono, Drs. MSi, selaku Pembimbing Pendamping yang telah berkenan memberikan bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
5. Djoko Suwito, dr.,SpKJ, selaku Penguji Utama yang telah berkenan menguji serta memberikan masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
6. Widardo, Drs. MSc, selaku Anggota Penguji yang telah memberikan masukan dan saran.
7. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya skripsi ini.
8. Bonie Septa Selviana, Sahabat sekaligus Saudara terbaikku atas segala inspirasi, bantuan, dan dukungannya. Kakak-kakakku tersayang, Avnie Febriana dan Yosef Jatmiko yang selalu memberikan doa dan motivasi. Keponakanku tercinta, Dia Cucu Iron dan Calista Dinda Kalyana, sebagai sumber semangatku.
9. Ayu, Kunti, Icha, Tania, Etika, Cumi, dek Fiqih dan dek Sylvi dan teman- teman FK UNS 2008 yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
10. Teman-teman mahasiswa FK UNS khususnya BEM FK UNS atas bantuannya dalam mengisi kuesioner pada penelitian ini.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.
Surakarta, 1 Desember 2011
Cicie Arina
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 6
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 6
1. Prokrastinasi Akademik .................................................................. 5
2. Organisasi Kemahasiswaan ............................................................ 15
3. Hubungan Prokrastinasi Akademik dengan Keaktifan Mahasiswa
dalam Organisasi.............................................................................. 18
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 21
C. Hipotesis ............................................................................................ 22
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 23
A. Jenis Penelitian............................................................................... 23
B. Lokasi Penelitian............................................................................ 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 23
D. Teknik Sampling .......................................................................... 24
E. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 24
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 24
G. Rancangan Penelitian .................................................................... 26
H. Instrumen Penelitian ..................................................................... 26
I. Prosedur Penelitian ...................................................................... 28
J. Teknik Analisis Data..................................................................... 28
BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 29
A. Deskripsi Sampel ............................................................................. 29
B. Hasil distribusi sampel....................................................... .............. 29
C. Analisis Statistika............................................................................. 32
BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 36
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 41
A. Simpulan .......................................................................................... 41
B. Saran ................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Prokrastinasi Ahmaini (2010) ........................... 27
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Keaktifan dalam BEM FK UNS .......... 30
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis kelamin ....................................... 30
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Angkatan ............................................. 31
Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ...................................................... 31
Tabel 6.Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov Smirnov ……… ......... 33
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas ........................................................................... 34
Tabel 8. Hasil Perhitungan Statistik Uji t-Independent........................................ 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Tabel 1. Boxplots Skor Prokrastinasi Akademik .................................................. 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Identitas Sampel dan Informed Consent
Lampiran 2. Kuesioner L-MMPI
Lampiran 3. Kuesioner EQ
Lampiran 4. Data Mentah Hasil Penelitian
Lampiran 5. Distribusi Data
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Data
Lampiran 7. Hasil Analisis Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang pesat dan persaingan global telah menuntut
setiap individu untuk mendapatkan pendidikan formal setinggi-tingginya.
Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat di mana seseorang dapat
memperoleh pendidikan formal. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan
memegang peranan penting untuk menghasilkan para tenaga ahli yang
tangguh serta kreatif dalam menghadapi tantangan pembangunan dengan
bekal ilmu dan kemampuan yang diperolehnya (Sidjabat, 2008)
Mahasiswa sebagai individu yang menuntut ilmu di perguruan tinggi
tentunya tidak bisa terlepas dari aktivitas belajar serta tugas- tugas untuk
menunjang program studinya. Selain kegiatan akademik banyak diantara
mahasiswa juga mengikuti organisasi kemahasiswaan. Di Universitas Sebelas
Maret (UNS) sendiri telah dibentuk beberapa organisasi kemahasiswaan
sebagai wadah kegiatan para mahasiswa. Di antara organisasi kemahasiswaan
yang ada, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) merupakan salah satu
organisasi yang memiliki peranan cukup penting. BEM UNS bergerak
sebagai lembaga eksekutif (menjalankan mandat dari lembaga legislatif) yang
berfungsi sebagai pemerintahan mahasiswa. Organisasi ini juga bergerak
dalam membantu mahasiswa mengatasi berbagai permasalahan seputar
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
aktivitas keilmuannya dan pengembangan dirinya. (Tim Badan Eksekutif
Mahasiswa FK UNS, 2010)
Meskipun memberi kontribusi yang cukup besar bagi diri mahasiswa
maupun lingkungan sekitarnya, namun keikutsertaan dalam suatu organisasi
seringkali dituding sebagai penyebab menurunnya prestasi akademik seorang
mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan fokus dan orientasi mahasiswa tidak lagi
semata-mata hanya pada kewajiban akademik melainkan juga pada perannya
dalam aktivitas organisasi yang diikutinya. Oleh karena peran ganda tersebut
akhirnya banyak di antara mahasiswa tersebut menjadi kesulitan dalam
mengatur waktunya dengan baik yang kemudian dapat memunculkan suatu
perilaku yang dalam ilmu kejiwaan dikenal dengan istilah prokrastinasi. .
Prokrastinasi didefinisikan sebagai suatu penundaan atau
kecenderungan menunda-nunda memulai suatu pekerjaan, namun
prokrastinasi juga dapat dikatakan sebagai penghindaran tugas, yang
diakibatkan perasaan tidak senang pada tugas dan rasa takut akan kegagalan
dalam mengerjakan tugas (Ghufron, 2003). Prokrastinasi menurut Pangestuti
(2003) identik dengan bentuk kemalasan dan keterlambatan. Lebih lanjut
perilaku menunda tersebut dikategorikan sebagai prokrastinasi apabila
dilakukan berulang-ulang dengan sengaja pada tugas penting serta
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada pelakunya (Solomon dan
Rothblum, 1984). Pelaku prokrastinasi sendiri biasa dikenal dengan istilah
prokrastinator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Prokrastinasi sering terjadi di dunia pendidikan sehingga disebut
prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik telah menjadi fenomena
umum di kalangan pelajar terutama di tingkat perguruan tinggi (Akinsola dkk.,
2007). Berdasarkan penelitian Ellis dan Knaus tentang prokrastinasi akademik
ditemukan bahwa sekitar 95 % mahasiswa di Amerika Serikat dengan sengaja
menunda memulai atau menyelesaikan tugas- tugas (Solomon dan Rothblum,
1984). Hasil survey majalah New Statement 26 februari 1999 juga
memperlihatkan bahwa 20 % hingga 70 % pelajar melakukan prokrastinasi
(Ghufron, 2003). Prokrastinasi akademik sepertinya telah menjadi suatu
bentuk self defence pelajar ketika menghadapi tugas atau masalah yang sulit.
Menurut Solomon dan Rothblum (1984) bentuk prokrastinasi akademis dapat
berupa penundaan dalam tugas membuat karya tulis, belajar untuk
menghadapi ujian, tugas membaca, kinerja tugas administratif, menghadiri
pertemuan, dan kinerja akademis secara keseluruhan.
Perilaku prokrastinasi saat ini dipandang sebagai masalah yang serius
bagi mahasiswa di perguruan tinggi. Mahasiswa prokrastinator mungkin akan
mendapatkan beberapa konsekuensi atas perilakunya seperti munculnya rasa
cemas sepanjang waktu, perasaan bersalah, dan menyesal dari dalam dirinya
(Rizki, 2009). Di samping itu prokrastinasi mengakibatkan banyak pekerjaan
tidak terselesaikan, perkembangan akademik yang terganggu, dan hilangnya
kesempatan (Carr, 2001). Konsekuensi internal maupun eksternal tersebut
pada akhirnya dikhawatirkan dapat menghambat pencapaian prestasi seorang
mahasiswa saat menuntut ilmu di perguruan tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Meski keaktifan dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor
munculnya perilaku prokrastinasi akademik akan tetapi ada juga opini yang
justru mengemukakan hal sebaliknya. Menurut Forum Pendidikan
Kesejahteraan Indonesia (2007) mahasiswa yang aktif di organisasi bisa jadi
berusaha untuk tidak menunda- nunda waktu dan segera menyelesaikan tugas
tepat waktu sehingga semua aktivitasnya menjadi tidak terbengkalai. Jadi,
dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya mahasiswa tersebut bisa
memanfaatkan waktu sebaik- baiknya.
Mahasiswa yang aktif berorganisasi memang bisa jadi memiliki
kemampuan manajemen waktu yang lebih baik namun dalam menghadapi
tugas- tugas akademik yang juga cukup menyita waktu ada kalanya seorang
individu akan merasa tidak sanggup dan menjadikannya alasan untuk
menunda atau melakukan prokrastinasi. Sedangkan di lain pihak mahasiswa
yang bukan anggota aktif dalam suatu organisasi memiliki waktu yang cukup
untuk mengerjakan tugas-tugas akademik dan masih memiliki sisa waktu
luang untuk beristirahat maupun melakukan hal- hal yang disenangi sehingga
kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi kemungkinan lebih rendah.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan
prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dan tidak aktif dalam
organisasi BEM Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
B. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
“Apakah ada perbedaan derajat prokrastinasi akademik antara mahasiswa
yang aktif dengan yang tidak aktif dalam organisasi BEM FK UNS?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan derajat
prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dengan yang tidak aktif
dalam organisasi BEM FK UNS.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Menambah informasi ilmiah mengenai psikologi pendidikan
khususnya mengenai prokrastinasi akademik yang berkaitan dengan
keaktifan dalam organisasi
2. Manfaat Aplikatif
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak
universitas maupun fakultas agar memberi pembinaan untuk
mahasiswa dalam mengatasi perilaku prokrastinasi akademik.
b. Bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan bisa memberi informasi
tentang prokrastinasi akademik dan dampak buruk yang
ditimbulkannya sehingga bisa mencegah mahasiswa dari perilaku
prokrastinasi akademik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Prokrastinasi Akademis
a. Definisi
Istilah prokrastinasi pertama kali digunakan oleh Brown
dan Holtzman untuk menggambarkan suatu kecenderungan
menunda-nunda untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan
sehingga seseorang gagal menyelesaikan tugas-tugas tersebut tepat
pada waktunya (Hayyinah, 2004). Istilah prokrastinasi berasal dari
bahasa Latin procrastination dengan awalan ”pro” yang berarti
mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran ”crastinus” yang
berarti ”keputusan hari esok” atau jika digabungkan menjadi
”menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya”.
Sedangkan menurut American College Dictionary prokrastinasi
berasal dari kata procrastinate yang berarti menunda untuk
melakukan sampai waktu atau hari berikutnya (Burka dan Yuen,
1983). Prokrastinasi akademis menurut Milgram, Mey tal, dan
Levison dalam Charlebois (2007) adalah salah satu tipe dari lima
tipe prokrastinasi yang ada, empat prokrastinasi lainnya ialah
prokrastinasi umum atau prokrastinasi rutinitas kehidupan,
prokrastinasi dalam membuat keputusan, prokrastinasi neurotis,
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dan prokrastinasi kompulsif atau prokrastinasi disfungsional.
Karakteristik yang menjadikan prokrastinasi akademik berbeda
dengan prokrastinasi lainnya adalah prokrastinasi ini khusus terjadi
pada konteks tugas- tugas akademis.
Noran dalam Akinsola (2007) mendefinisikan prokrastinasi
akademis sebagai bentuk penghindaran dalam mengerjakan tugas
yang seharusnya diselesaikan oleh individu. Solomon dan
Rothblum (1984) berpendapat bahwa prokrastinasi akademis
adalah suatu penundaan yang dilakukan oleh individu secara
sengaja terhadap tugas - tugas penting dan dilakukan secara
berulang - ulang yang kemudian menimbulkan perasaan subyektif
tidak nyaman pada pelakunya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa prokrastinasi akademis adalah perilaku penundaan yang
khusus terjadi dalam konteks tugas akademis dimana pelakunya
lebih memilih mengerjakan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan untuk menghindari perasaan tidak nyaman yang
bersifat subjektif berkaitan dengan pengerjaan tugas - tugas
akademis.
b. Jenis - Jenis Tugas pada Prokrastinasi Akademis
Solomon dan Rothblum (1984) mengemukakan bahwa
dalam dunia pendidikan prokrastinasi dapat berupa:
1) Tugas mengarang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Tugas mengarang meliputi penundaan melaksanakan
tugas-tugas seperti makalah, laporan, atau tugas menulis
lainnya.
2) Belajar menghadapi ujian
Berupa penundaan untuk belajar menghadapi pre test,
responsi, maupun ujian blok.
3) Tugas membaca
Melakukan penundaan untuk membaca buku-buku
literatur atau referensi lainnya sehubungan dengan tugas
akademis.
4) Kinerja tugas administratif
Berupa penundaan untuk menyalin catatan,
mendaftarkan diri dalam praktikum, mendaftarkan diri dalam
presensi daftar hadir dan sebagainya.
5) Menghadiri pertemuan
Berupa penundaan atau keterlambatan menghadiri
kuliah, praktikum, course, atau tutorial.
6) Kinerja akademis secara keseluruhan
Yaitu penundaan dalam mengerjakan tugas - tugas
akademis secara keseluruhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademis
Menurut Khamidah (2009), faktor-faktor yang
mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dikategorikan
menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri
individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu
meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis dari individu,
yaitu:
a) Kondisi fisik individu. Faktor dari dalam diri individu
yang turut mempengaruhi munculnya prokrastinasi
akademik adalah berupa keadaan fisik dan kondisi
kesehatan individu misalnya fatigue. Seseorang yang
mengalami fatigue akan memiliki kecenderungan yang
lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang
tidak. Menurut Ferrari dalam Ghufron (2003) tingkat
intelegensi yang dimiliki seseorang tidak mempengaruhi
perilaku prokrastinasi, walaupun prokrastinasi sering
disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang
irrasional yang dimiliki seseorang.
b) Kondisi psikologis individu. Millgram, dkk. menyebutkan
bahwa trait kepribadian individu yang turut
mempengaruhi munculnya perilaku penundaan, misalnya
trait kemampuan sosial yang tercermin dalam self
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan
sosial (Schraw dkk, 2007). Besarnya motivasi yang
dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi prokrastinasi
secara negatif, di mana semakin tinggi motivasi intrinsik
yang dimiliki individu ketika menghadapi tugas, akan
semakin rendah kecenderungannya untuk prokrastinasi
akademik dikemukakan Briordy dalam Ferrari, dkk
(1995). Berbagai hasil penelitian juga menemukan aspek
aspek lain pada diri individu yang turut mempengaruhi
seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan
perilaku prokrastinasi, antara lain; rendahnya kontrol diri.
2) Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu
antara lain berupa pengasuhan orang tua dan lingkungan yang
kondusif, yaitu lingkungan yang lenient.
a) Gaya pengasuhan orangtua. Hasil penelitian Ferrari dan
Ollivete (1993), menemukan bahwa tingkat pengasuhan
otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan
perilaku prokrastinasi yang kronis pada subjek penelitian
anak wanita, sedangkan tingkat pengasuhan otoritatif
ayah menghasilan anak wanita yang bukan prokrastinator
Ibu yang memiliki kecenderungan melakukan avoidance
procrastination menghasilkan anak wanita yang memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kecenderungan untuk melakukan avoidance
procratination pula
b) Kondisi lingkungan yang lenient prokrastinasi akademik
lebih banyak dilakukan pada lingkungan yang rendah
dalam pengawasan daripada lingkungan yang penuh
pengawasan (Rizvi, 1998). Tingkat atau level sekolah,
juga apakah sekolah terletak di desa ataupun di kota tidak
mempengaruhi perilaku prokrastinasi seseorang
(Ferrari,dkk, 1995)
Biordy dalam Larson (1991) menyatakan bahwa hal-hal yang
mempengaruhi prokrastinasi akademis dikategorikan menjadi 3
macam:
1) Karakteristik tugas yang dipersepsikan mahasiswa sebagai tugas
yang menyenangkan atau membosankan. Tugas yang dianggap
membosankan akan mempengaruhi mahasiswa untuk menunda
menyelesaikan tugas.
2) Faktor kepribadian prokrastinator. Individu yang memiliki
kepercayaan diri rendah akan cenderung melakukan prokrastinasi.
3) Faktor situasional, gangguan, atau distraksi lingkungan
mempengaruhi seseorang untuk menunda pekerjaan.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa
prokrastinasi akademik dapat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu
faktor yang ada dalam diri individu dan faktor eksternal berupa faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
di luar diri individu. Faktor tersebut dapat mennyebabkan munculnya
perilaku prokrastinasi maupun menjadi faktor kondusif yang akan
menjadi katalisator sehingga perilaku prokrastinasi akademik seorang
individu semakin meningkat dengan adanya pengaruh faktor tersebut
d. Ciri- Ciri Prokrastinasi Akademik
Ferrari, dkk., (1995) mengatakan bahwa sebagai suatu
perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat
termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan
diamati ciri-ciri tertentu berupa:
1) Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada
tugas yang dihadapi. Seseorang yang melakukan prokrastinasi
tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan
dan berguna bagi dirinya, akan tetapi orang tersebut menunda-
nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk
menyelesaikan sampai tuntas jika orang tersebut sudah mulai
mengerjakan sebelumnya.
2) Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. Orang yang
melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama
daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam
mengerjakan suatu tugas. Seorang prokratinator menghabiskan
waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara
berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan
dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang - kadang
tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil
menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam
arti lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas
dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik.
3) Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual. Seorang
prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam
memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain
maupun rencana - rencana yang telah dia tentukan sendiri.
Seseorang mungkin telah merencanakan untuk mulai
mengerjakan tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri,
akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga melakukannya
sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga
menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk
menyelesaikan tugas secara memadai.
4) Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus dikerjakan. Seorang prokrastinator
dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi
menggunakan waktu yang dimiliki untuk melakukan aktivitas
lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan
hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku cerita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan
sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk
mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.
e. Akibat Prokrastinasi Akademik
Sirois (2004) mengungkapkan bahwa prokrastinasi
menimbulkan dampak negatif sebagai berikut:
1) Performa akademik yang rendah
2) Stres tinggi
3) Menyebabkan penyakit
4) Kecemasan tinggi
Bruno (1998) menyatakan bahwa perilaku menunda
mempengaruhi mutu kehidupan seseorang dan menyebabkan
pelakunya merasa rendah diri. Sedangkan menurut Solomon dan
Rothblum (1984) prokrastinasi mengakibatkan tugas tidak
terselesaikan, sekalipun terselesaikan hasilnya tidak memuaskan
karena individu tersebut terburu- buru dalam menyelesaikan tugas
sesuai batas waktu (deadline). Menimbulkan kecemasan bahkan
depresi, tingkat kesalahan yang tinggi saat pengerjaan tugas karena
individu merasa tertekan oleh batas waktu yang sempit sehingga
peningkatan rasa cemas berdampak pada menurunnya konsentrasi,
waktu yang terbuang lebih banyak dibandingkan dengan orang lain
yang mengerjakan tugas yang sama dan pada pelajar dapat merusak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kinerja akademik seperti kinerja yang buruk dalam belajar, motivasi
belajar rendah, serta rasa percaya diri yang rendah.
2. Organisasi Kemahasiswaan
a. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah individu yang menempuh pendidikan di
perguruan tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Rentang
umur masa mahasiswa adalah antara 18/19 tahun sampai 24/25
tahun. Rentang umur tersebut masih dapat dibagi yaitu periode
18/19 tahun sampai 20/21 tahun merupakan mahasiswa dari
semester I sampai dengan semester IV, dan periode 21/22 sampai
24/25 yaitu mahasiwa semester V sampai dengan semester VIII
(Winkel, 1997)
b. Organisasi Kemahasiswaan
Berdasarkan pasal 1 ayat (1) surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 155
/U/1998 tentang pedoman umum organisasi kemahasiswaan di
perguruan tinggi Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi
adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah
perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta
integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.
Pasal 1 ayat (3) menyebutkan bahwa organisasi kemahasiswaan
antar perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan
diri mahasiswa untuk menanamkan sikap ilmiah, pemahaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama, serta
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan (Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, 2007).
Pasal 3 ayat (2) mengemukakan bahwa organisasi
kemahasiswaan intra perguruan tinggi dibentuk pada tingkat
perguruan tinggi, fakultas dan jurusan. Sedangkan pasal 3 ayat (3)
menyebutkan bentuk dan badan kelengkapan organisasi
kemahasiswaan intra perguruan tinggi ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antarmahasiswa, tidak bertentangan dengan peraturan
perundang - undangan yang berlaku, dan statuta perguruan tinggi
yang bersangkutan (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2007).
Pada umumnya organisasi kemahasiswaan di tiap universitas
terdiri dari:
1) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai badan tinggi
normatif
2) Dewan mahasiswa (DEMA) sebagai pelaksana kegiatan
kemahasiswaan
3) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sebagai pelaksana spesifik
kegiatan kemahasiswaan
c. Organisasi Kemahasiswaan di Universitas Sebelas Maret (UNS)
Universitas Sebelas Maret sebagai salah satu perguruan tinggi
negeri memiliki peran amat penting dan strategis dalam kegiatan
penelitian dan keilmuan yang dapat menghasilkan berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pemikiran dan konsepsi untuk memajukan harkat martabat manusia
dan budaya bangsa serta pengembangan IPTEK maka selain
kegiatan akademis juga memberikan wadah untuk pengembangan
diri mahasiswa melalui organisasi- organisasi mahasiswa yang
dibentuk yaitu:
1) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
2) Dewan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (DEMA UNS)
3) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), antara lain:
a) Bakorlak Emergency (SAR UNS)
b) Korp Mahasiswa Siaga (KMS)
c) Pramuka
d) Marching Band Sebelas Maret Surakarta (MB UNS)
e) KSR- PMI
(Syamsulhadi dkk., 2008)
d. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret (BEM FK UNS)
BEM FK UNS merupakan lembaga eksekutif di tingkat
fakultas yang memiliki tugas pokok di bidang pelayanan, advokasi,
dan pengembangan SDM kepada setiap mahasiswa di Fakultas
Kedokteran UNS dan bertanggung jawab kepada Dewan Mahasiswa
(DEMA) FK UNS. Lembaga ini memiliki cakupan seluruh
mahasiswa FK UNS yang tersebar di lima program studi, yaitu S - 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Pendidikan Dokter, S - 1 Psikologi, D - IV Kebidanan, D - IV
Kesehatan Kerja, D - III Hiperkes.
Dalam Anggaran Dasar BEM FK UNS periode 2009/ 2010
pasal 8 disebutkan bahwa BEM FK UNS memiliki tujuan sebagai
berikut:
1) Menjalankan amanah sebagaimana termaktub dalam AD/ART
KBM FK UNS yaitu mewujudkan insan akademis yang kreatif
dan inovatif, mengabdi yang didasari keimanan, ketaqwaan,
memiliki integritas serta memperjuangkan nilai- nilai idealism
mahasiswa.
2) Sebagai wadah pemersatu mahasiswa di FK UNS.
3) Memperjuangkan aspirasi mahasiswa FK UNS.
4) Melaksanakan koordinasi dengan semua organisasi mahasiswa di
FK UNS demi terwujudnya stabilitas kehidupan mahasiswa.
5) Meningkatkan intelektualitas dan moralitas mahasiswa sebagai
insane terpelajar.
6) Mencetak kader- kader pemimpin yang berintegritas tinggi.
3. Hubungan Prokrastinasi Akademik dengan Keaktifan Mahasiswa
dalam Organisasi
Dalam menjalankan aktivitasnya sebagai mahasiswa di sebuah
perguruan tinggi seorang individu memiliki tugas utama yakni
menuntut ilmu. Namun di tengah - tengah kewajiban utama yang ada,
terdapat mahasiswa yang melakukan hal di luar legitimasi tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
seperti bergabung dalam suatu organisasi kemahasiswaan. Menurut
Biordy dalam Larson (1999), salah satu faktor yang menyebabkan
mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik adalah keikutsertaan
dalam organisasi kemahasiswaan. Hal tersebut disebabkan karena
fokus dan orientasi mahasiswa tidak lagi terpusat pada kewajiban di
bangku perkuliahan melainkan juga pada urusan organisasi yang
diikutinya yang juga tidak kalah penting (Sentosa, 2008).
Akan tetapi, ada juga teori yang menyebutkan bahwa
mahasiswa yang aktif baik diperkuliahan maupun organisasi justru bisa
membagi waktunya dengan baik. tidak sedikit dari mahasiswa yang
aktif berorganisasi memiliki prestasi cukup baik. Keterbatasan waktu
yang dimiliki menjadikan mahasiswa tersebut tidak menyia-nyiakan
kesempatan yang ada dan berusaha memanfaatkan waktu sebaik
mungkin (Forum Pendidikan Kesejahteraan Indonesia, 2007).
4. Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L- MMPI)
Skala validitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi hasil
yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek
penelitian. Bila responden menjawab “tidak” maka diberi nilai 1. Nilai
batas skala adalah 10, artinya apabila responden mempunyai nilai >10
maka data hasil penelitian responden tidak valid (Butcher, 2005).
5. Skala prokrastinas Ahmaini (2010)
Skala yang digunakan untuk mengukur derajat prokrastinasi
akademik. Skala ini terdiri dari 35 aitem pernyataan. Setiap aitem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
disediakan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai
(S) Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan
dalam skala meliputi pernyataan yang bersifat favorable (positif) dan
unfavorable (negatif). Skor bergerak dari 4 sampai 1 untuk pernyataan
yang favorable dan 1 sampai 4 untuk aitem yang unfavorable.
Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula derajat
prokrastinasi akademik yang dialami responden dan begitu pula
sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Kerangka Pemikiran
Mahasiswa FK UNS
Aktif dalam organisasi
BEM UNS
Tidak aktif dalam
organisasi BEM UNS
Memilik waktu luang terbatas Memiliki waktu luang yang cukup
Fokus dan konsentrasi pada tugas
akademik menurun
Fokus dan konsentrasi pada tugas
akademik baik
Lebih prokrastinasi Kurang prokrastinasi
Faktor yang mempengaruhi
Faktor internal:
1. Kondisi fisik individu
2. Kondisi psikologis
individu
Faktor eksternal:
1. Gaya pengasuhan orang tua
2. Kondisi lingkungan yang
lenient terhadap prokrastinasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Hipotesis
Ada perbedaan derajat prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang
aktif dengan yang tidak aktif dalam organisasi BEM FK UNS. Mahasiswa
yang aktif di organisasi BEM FK UNS memiliki derajat prokrastinasi
akademik lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak aktif di organisasi BEM
FK UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional, yaitu dinamika faktor risiko dengan efek diperoleh
pada saat di mana semua objek diobservasi sekali saja (Taufiqurrohman, 2003)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang kuliah Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan ruang base camp BEM FK UNS.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan Oktober 2011.
C. Subyek Penelitian
Penelitian ini mengambil subjek penelitian mahasiswa UNS dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi sebagai berikut:
a. Mahasiswa FK UNS yang masih aktif kegiatan perkuliahan angkatan
2008, 2009, dan 2010
b. Pria dan wanita
c. Bersedia menjadi responden dan telah menyetujui lembar informed
consent
2. Kriteria eksklusi sebagai berikut:
a. Skor LMMPI lebih dari sama dengan 10
b. Menderita sakit jiwa berat
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive random
sampling. Sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu
yang telah ditentukan oleh peneliti. Selanjutnya dilakukan pencuplikan simple
random sampling terhadap sampel kelompok mahasiswa yang tidak aktif di
BEM FK UNS agar sampel memiliki kesempatan yang sama untuk masuk
dalam kelompok sampel dan memilik jumlah yang seimbang dengan kelompok
mahasiswa yang aktif di BEM FK UNS. Kedua kelompok terdiri masing-
masing atas 30 sampel. Angka 30 merupakan sampel minimal untuk
penelitian dengan menggunakan analisis bivariat (Murti, 2003).
E. Identifikasi Variabel
1. Variabel Bebas: keaktifan dalam organisasi (mahasiswa aktif dan
mahasiswa tidak aktif dalam BEM FK UNS)
2. Variabel Tergantung : prokrastinasi akademik
3. Variabel luar: kepribadian individu, karakteristik tugas, dan distraksi
lingkungan.
F. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Bebas: Keaktifan dalam Organisasi BEM FK UNS
a. Mahasiswa yang aktif organisasi BEM FK UNS, adalah mahasiswa
anggota aktif dalam kepengurusan baik sebagai pengurus inti, divisi,
departemen, maupun badan semi otonom BEM FK UNS.
b. Mahasiswa yang tidak aktif di organisasi BEM FK UNS, adalah
mahasiswa yang bukan pengurus BEM FK UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Skala pengukuran: nominal
Alat pengukuran: kuesioner
2. Variabel Terikat: Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi akademik adalah perilaku yang dengan sengaja
dilakukan individu untuk mengulur-ulur waktu saat memulai maupun
menyelesaikan tugas-tugas dalam bidang akademik. Pengukuran tingkat
prokrastinasi akademik dalam penelitan ini memakai skala termodifikasi
yang disusun oleh Ahmaini (2010) yang mengacu pada teori ciri-ciri
prokrastinasi akademik oleh Ferrari, dkk yaitu; 1) adanya penundaan
dalam memulai menyelesaikan kinerja dalam menghadapi tugas, 2)
adanya kelambanan dalam mengerjakan tugas, 3) adanya kesenjangan
waktu antara rencana dengan kinerja aktual dalam mengerjakan tugas, 4)
adanya kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang
lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan (Ghufron, 2003).
Skala pengukuran: numerik
Alat pengukuran: skala prokrastinasi akademik Ahmaini (2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
G. Rancangan Penelitian
H. Instrumen Penelitian
1. Kuosioner L-MMPI
Skala validitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi hasil yang mungkin
invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subjek penelitian. Bila
responden menjawab “tidak” maka diberi nilai 1. Nilai batas skala adalah
Mahasiswa FK UNS
Mahasiswa yang aktif
di BEM FK
Mahasiswa yang tidak
aktif di BEM FK
Formulir biodata
+
Kuosioner L-MMPI
Formulir biodata
+
Kuosioner L-MMPI
Skala prokrastinasi
Skala Prokrastinasi
hasil hasil
Analis data statistika dengan Uji
t-independent
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
10, artinya apabila responden mempunyai nilai >10 maka data hasil
penelitian responden tidak valid (Butcher, 2005).
2. Skala Prokrastinasi Ahmaini (2010)
Skala termodifikasi yang disusun oleh Ahmaini (2010) mengacu
pada teori ciri-ciri prokrastinasi akademik oleh Ferrari, dkk yaitu; 1)
adanya penundaan dalam memulai menyelesaikan kinerja dalam
menghadapi tugas, 2) adanya kelambanan dalam mengerjakan tugas, 3)
adanya kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual dalam
mengerjakan tugas, 4) adanya kecenderungan untuk melakukan aktivitas
lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan
(Ghufron, 2003).
Skala prokrastinasi ini terdiri dari 35 aitem pernyataan. Setiap
aitem disediakan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S) Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan
dalam skala meliputi pernyataan yang bersifat favorable (positif) dan
unfavorable (negatif). Skor bergerak dari 4 sampai 1 untuk pernyataan
yang favorable dan 1 sampai 4 untuk aitem yang unfavorable. Semakin
tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula derajat prokrastinasi
akademik yang dialami responden dan begitu pula sebaliknya.
Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Prokrastinasi Ahmaini (2010)
Jenis Aitem Jumlah
Favourable 18
Unfavourable 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Hasil uji coba pada 260 mahasiswa USU menunjukkan nilai
validitas rix = 0, 300 - 0,584 dan koefisien reabilitas α 0,915.
I. Prosedur Penelitian
J. Analisis Hasil
Analisis data menggunakan uji t-independent. Uji t dipergunakan dalam
uji hipotesis dengan variabel bebas nominal (2 nilai) dengan variabel
tergantung numerik. Uji ini untuk membandingkan perbedaan mean antara 2
kelompok (Taufiqurrohman, 2003). Uji t-independent dipilih karena sampel
dari kedua kelompok sampel tidak berpasangan yakni berasal dari individu
yang berbeda
Total 35
Mahasiswa aktif BEM
Sampel mengisi biodata + lembar persetujuan + skala L- MMPI + skala prokrastinasi Ahmaini (2010)
Restriksi sampel dengan kriteria inklusi dan eksklusi
Analisis hasil dengan uji t-independent
Mahasiswa tidak aktif BEM
Dilakukan teknik sampling pada sampel yang lolos agar jumlah sampel kedua kelompok sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Sampel
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2008,
2009, dan 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang aktif dan yang tidak aktif dalam kepengurusan BEM FK UNS. Pada
penelitian ini didapat total sampel 174 mahasiswa, terdiri dari 32 mahasiswa
yang aktif di BEM dan 142 mahasiswa yang tidak aktif di BEM. Dari 174
mahasiswa, yang memenuhi kriteria inklusi penelitian sebanyak 149
mahasiswa atau 85,63 % dari seluruh sampel dan yang gugur sebanyak 25
mahasiswa atau 14,36 %. Sebelas mahasiswa gugur dikarenakan tidak lolos
tes kejujuran (L-MMPI) dan 14 orang lainnya karena tidak mengisi kuesioner
atau biodata dengan lengkap. Setelah melalui proses pemilihan sampel
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi tersebut, kemudian dilakukan simple
random sampling pada kelompok mahasiswa yang tidak aktif BEM agar
diperoleh jumlah sampel tiap kelompok yang sebanding dan agar distribusi
datanya normal.
B. Hasil Distribusi Sampel
Pada penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 60 mahasiswa yang
terbagi dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 30
mahasiswa baik pada kelompok mahasiswa yang aktif maupun mahasiswa
yang tidak aktif dalam BEM seperti yang tertera dalam Tabel 1.
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Keaktifan dalam BEM FK UNS
Kelompok Jumlah Persentase (%)
Aktif BEM 30 orang 50
Tidak aktif BEM 30 orang 50
Total 60 orang 100
Sumber: Data primer, 2011
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
kelamin
Jumlah Persentase (%)
Aktif BEM Tidak aktif
BEM
Aktif BEM Tidak aktif
BEM
Laki-laki 10 12 33,33 40
Perempuan 20 18 66,66 60
Total 30 30 100 100
Sumber: Data primer, 2011
Berdasarkan Tabel 2, jenis kelamin perempuan pada kedua kelompok
memiliki persentase yang lebih besar daripada laki-laki. Kelompok mahasiswa
yang aktif di BEM terdiri dari sampel perempuan sebanyak 20 mahasiswa
(66,66 %) sedangkan pada kelompok mahasiswa yang tidak aktif di BEM
berjumlah 18 mahasiswa perempuan (60 %)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Angkatan
Angkatan Jumlah Persentase (%)
Aktif BEM Tidak aktif
BEM
Aktif BEM Tidak aktif
BEM
2008 7 8 23,33 26,66
2009 10 7 33,33 23,33
2010 13 15 43,33 50
Total 30 30 100 100
Sumber: Data primer, 2011
Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sampel dari angkatan 2010
jumlahnya paling banyak dan paling sedikit dari angkatan 2008. Pada
kelompok mahasiswa yang aktif di BEM, jumlah sampel dari angkatan 2010
sebanyak 13 mahasiswa (43,33 %) dan dari 2008 hanya 7 mahasiswa (23,33
%). Sedangkan pada kelompok mahasiswa yang tidak aktif di BEM FK UNS
jumlah sampel dari angkatan 2010 adalah 15 mahasiswa (50 %) dan dari
angkatan 2008 yakni 8 mahasiswa (26,66 %).
Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
Persentase (%)
Aktif BEM Tidak aktif
BEM
Aktif BEM Tidak aktif
BEM
18 5 4 16,66 13,33
19 12 17 40 56,66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
20 9 4 30 13,33
21 3 4 10 13,33
22 1 1 3,33 3,33
Total 30 30 100 100
Sumber: Data Primer, 2011
Distribusi sampel berdasarkan usia menurut Tabel 4 menunjukkan
bahwa sampel yang paling banyak dari usia 19 tahun. Untuk kelompok
mahasiswa yang aktif di BEM yang berusia 19 tahun sebanyak 12 mahasiswa
(40 %) dan mahasiswa yang tidak aktif di BEM berjumlah 17 (56,66 %).
C. Analisis Statistika
Data yang telah diperoleh dari sampel penelitian kemudian dianalisis
melalui uji t-independent yang merupakan uji parametrik dengan program
SPSS 17.00. Uji ini digunakan bila dua kelompok sampel tidak berpasangan
yakni berasal dari individu yang berbeda tanpa proses matching. Adapun
syarat uji t-independent adalah data berskala numerik, terdistribusi secara
normal, dan variansi kedua kelompok dapat sama atau berbeda (untuk 2
kelompok). Untuk mengetahui bahwa data terdistribusi normal atau tidak,
maka dilakukan uji normalitas. Suatu data dikatakan mempunyai sebaran
normal jika didapatkan nilai p > 0,05 pada masing-masing kelompok tersebut.
Uji normalitas yang dilakukan pada masing-masing sebaran data dapat
dilakukan dengan cara deskriptif ataupun analitik. Cara analitik memiliki
tingkat objektivitas dan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
deskriptif. Uji analitik ada dua yakni Kolmogorov Smirnov dan Saphiro wilk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
tetapi karena jumlah sampel besar (>50) maka dalam penelitian ini digunakan
uji Kolmogorov Smirnov.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov Smirnov
Tests of Normality
kelompok
sampel
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
tingkat prokastinasi BEM .119 30 .200* .960 30 .306
non BEM .107 30 .200* .968 30 .479
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Tabel di atas menunjukkan sebaran data yang diuji normalitas dengan
Kolmogorov Smirnov Test, dengan ketentuan bila signifikan hitung > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal,
demikian sebaliknya bila nilai signifikan hitung < 0,05 maka data tidak
terdistribusi secara normal. Nilai p untuk skor prokrastinasi akademik pada
mahasiswa baik yang aktif maupun yang tidak aktif dalam BEM FK UNS
adalah sama yakni sebesar 0,200 (p > 0,05). Oleh karena itu, bisa disimpulkan
bahwa data kedua kelompok sampel terdistribusi secara normal.
Variansi data diuji dengan Levene’s Test. Hasil uji homogenitas
dengan Levene’s Test dengan ketentuan bila signifikan hitung > 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data tersebut diasumsikan homogen, demikian
sebaliknya bila signifikan < 0,05 data diasumsikan tidak homogen atau
mempunyai perbedaan varians.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas
Data Uji Homogenitas Levene’s Test Keterangan
F P
Prokrastinasi
akademik
0,150 0,700 Data homogen
Sumber: Data primer, 2011
Berdasarkan uji homogenitas dengan Levene’s Test dapat diketahui
bahwa F = 0,150 (p = 0,700). Karena p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan varians antara skor prokrastinasi akademik
mahasiswa yang aktif dan tidak aktif dalam BEM FK UNS.
Tabel 8. Hasil Perhitungan Statistik Uji t-independent
Kelompok Mean skor
prokrastinasi
akademik
Min Maks STD p
Aktif BEM 79,50 59 96 10,491 0, 048
Tidak aktif
BEM
73,77 47 96 11,476
Sumber: data primer, 2011
Hasil uji statistik menggunakan uji t-independent dapat dilihat pada
Tabel 7. Pada tabel tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan rerata skor
prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang aktif di BEM dan mahasiswa
yang tidak aktif di BEM. Rerata skor mahasiswa yang tidak aktif di BEM
lebih rendah (73,77) daripada mahasiswa yang aktif di BEM (79,50). Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov, uji homogenitas
dengan Levene’s test, serta uji statistik dengan uji t-independent dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan derajat prokrastinasi yang bermakna
antara mahasiswa yang aktif di BEM dan mahasiswa yang tidak aktif di BEM
dengan nilai signifikansi p = 0,048 (p < 0,05).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB V
PEMBAHASAN
Sampel yang berhasil dianalisis pada penelitian berdasarkan Tabel.1
adalah 60 mahasiswa. Keseluruhan sampel merupakan mahasiswa FK UNS yang
masih aktif mengikuti kegiatan perkuliahan angkatan 2008, 2009, dan 2010.
Jumlah total tersebut terbagi dalam dua kelompok, kelompok mahasiswa yang
aktif di BEM sebanyak 30 mahasiswa dan mahasiswa yang tidak aktif di BEM
juga 30 mahasiswa.
Dari sampel yang telah diperoleh kemudian ditentukan distribusinya
berdasarkan jenis kelamin, angkatan, dan usia seperti yang tertera di Tabel 2,
Tabel 3, dan Tabel 4. Berdasarkan ketiga tabel tersebut dapat diketahui bahwa
distribusi sampel menurut jenis kelamin paling banyak dari kedua kelompok
adalah perempuan, menurut angkatan adalah angkatan 2010, sedangkan menurut
usia adalah usia 19 tahun.
Di antara kedua kelompok sampel tersebut selanjutnya dilakukan uji
statistika untuk menguji ada tidaknya perbedaan derajat prokrastinasi. Uji yang
dipilih adalah uji t-independent yang merupakan uji parametrik sehingga terlebih
dahulu harus dilakukan uji normalitas agar dapat diketahui sebaran data atau
distribusi data dan uji homogenitas untuk menguji varians data. Pada Tabel 5,
melalui uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov, dapat dilihat bahwa pada
kelompok sampel mahasiswa yang aktif di BEM nilai p = 0,200 dan mahasiswa
yang tidak aktif di BEM nilai p = 0,200. Sebaran data dari kedua kelompok
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
sampel dinyatakan terdistribusi secara normal karena dari kedua kelompok sampel
nilai p > 0,05 sehingga uji t-independent tetap bisa digunakan dan tidak
diperlukan uji alternatif lainnya. Sedangkan untuk uji homogenitas dengan
Levene’s test, seperti yang ditunjukkan di Tabel 6, karena nilai p = 0,700 maka
dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians antara skor prokrastinasi
akademik kedua kelompok sampel.
Adapun hasil analisis data dari uji t-independent yakni terdapat perbedaan
signifikan pada rerata skor antara kedua kelompok sampel dengan nilai p = 0,48.
Kelompok mahasiswa yang aktif di BEM memiliki rerata skor yang lebih tinggi
(79,50) daripada kelompok mahasiswa yang tidak aktif di BEM (73, 77).
Gambar 1. Boxplot Skor Prokrastinasi Akademik
Hasil uji statistika tersebut sesuai dengan asumsi peneliti yang didasarkan
pada pendapat dan teori beberapa tokoh bahwa mahasiswa yang aktif di organisasi
memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan penundaan dalam
mengerjakan tugas kuliah. Hal itu dikarenakan orientasi dan fokus mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
tidak lagi hanya pada kepentingan kegiatan perkuliahan tetapi juga pada urusan
organisasi yang diikutinya (Sentosa, 2008). Apalagi pada penelitian kali ini
sampel yang diteliti adalah mahasiswa yang aktif di organisasi BEM yang
merupakan salah satu organisasi di kampus yang memiliki agenda kerja cukup
padat.
Sebenarnya keaktifan dalam berorganisasi bukanlah satu-satunya alasan
seseorang melakukan prokrastinasi akademik. Menurut Khamidah (2009), faktor-
faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi
dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
1. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu
yangmempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu meliputi kondisi fisik dan
kondisi psikologis dari individu,
2. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu yang
mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor itu antara lain berupa pengasuhan
orang tua dan lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang lenient atau
toleran terhadap perilaku prokrastinasi.
Sedangkan Biordy dalam Larson (1991) menyatakan bahwa hal-hal yang
mempengaruhi prokrastinasi akademis dikategorikan menjadi 3 macam:
1. Karakteristik tugas yang dipersepsikan mahasiswa sebagai tugas yang
menyenangkan atau membosankan. Tugas yang dianggap membosankan akan
mempengaruhi mahasiswa untuk menunda menyelesaikan tugas.
2. Faktor kepribadian prokrastinator. Individu yang memiliki kepercayaan diri
rendah akan cenderung melakukan prokrastinasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3. Faktor situasional, gangguan, atau distraksi lingkungan mempengaruhi
seseorang untuk menunda pekerjaan.
Satu hal yang harus diperhatikan dari penelitian ini adalah bahwa
prokrastinasi akademik tidak identik dengan prestasi akademik. Individu yang
aktif dalam kegiatan organisasi, yang berpotensi untuk melakukan prokrastinasi,
belum tentu memiliki prestasi akademik yang buruk. Justru menurut penelitian
oleh Sentosa (2008) dikemukakan bahwa mahasiswa yang menjadi pengurus
organisasi kemahasiswaan menunjukkan prestasi yang imbang, artinya keaktifan
individu tersebut dalam organisasi tidak sampai menjadikan halangan dalam
menuntut prestasi akademik. Hanya saja individu yang aktif dalam berorganisasi
mungkin akan mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan tugas
dibandingkan individu yang sama sekali tidak mengikuti organisasi
kemahasiswaan semacam BEM. Hal tersebut dikarenakan pada individu yang
aktif dalam organisasi kemahasiswaan terjadi “dualisme” tanggung jawab
berkenaan dengan perannya di organisasi yang diikutinya. Keterbatasan waktu
inilah yang kemudian mengakibatkan seseorang menjadi prokrastinator. Padahal
perilaku prokrastinasi sendiri memberikan efek yang buruk seperti depresi, cemas,
dan tingkat kesalahan yang tinggi pada saat pengerjaan tugas. Dalam jangka
panjang hal itu dikhawatirkan mempengaruhi kondisi psikologis dan menurunkan
kualitas hidup individu pelaku prokrastinasi.
Di sisi lain, mengikuti sebuah organisasi kemahasiswaan merupakan hal
yang cukup baik bagi mahasiswa saat memasuki universitas. Melalui organisasi,
mahasiswa dapat memperoleh berbagai kecakapan yang tidak diperoleh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
bangku kuliah, meningkatkan kreativitas, dan mengembangkan potensi dalam
dirinya (Sentosa, 2008). Akan tetapi sehubungan dengan munculnya perilaku
prokrastinasi yang jamak terjadi pada aktivis suatu organisasi, diharapkan setiap
individu mampu memiliki keterampilan dalam manajemen waktu jauh lebih baik
dari individu-individu yang bukan aktivis serta tidak melupakan kewajiban
utamanya pada kegiatan akademik.
Peneliti mengakui bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Sampel
yang diambil masih terlalu kecil untuk bisa menggambarkan perbedaan derajat
prokrastinasi antara kedua kelompok sampel khususnya sampel dari kelompok
mahasiswa yang aktif di BEM FK UNS. Peneliti mengalami kendala karena
terjadi kesalahpahaman oleh beberapa mahasiswa yang aktif di BEM FK UNS di
mana penelitian ini dianggap akan memberi opini dan kesan yang kurang baik
pada aktivis BEM sehingga banyak di antaranya yang enggan dan tidak bersedia
mengisi kuesioner penelitian. Selain sampel yang kecil, penelitian ini juga belum
bisa mengendalikan faktor luar perancu yang bisa mempengaruhi prokrastinasi
akademik dan sampel yang didapatkan belum proporsional dari segi jenis kelamin,
angkatan, maupun usia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan derajat prokrastinasi akademik yang signifikan
antara mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif di BEM FK
UNS. Mahasiswa yang aktif di BEM FK UNS memiliki derajat prokrastinasi
yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak aktif di BEM FK UNS.
E. Saran
1. Sebaiknya pihak universitas maupun fakultas memberikan pembinaan
untuk meminimalisasi perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa
khususnya mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan
2. Diharapkan penelitian ini mampu membuat mahasiswa menyadari dan
mencegah perilaku prokrastinasi akademik agar terhindari dari dampak
negatif yang dikhawatirkan baik dari segi akademik maupun psikologis.
3. Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya menggunakan sampel yang lebih
besar dan proporsional serta bisa mengendalikan faktor luar perancu yang
diperkirakan mempengaruhi prokrastinasi akademik agar bisa diperoleh
hasil yang lebih akurat dan representatif. Selain itu, juga diperlukan
komunikasi yang efektif dengan sampel tentang maksud penelitian agar
tidak terjadi kesalahpahaman.
41