perbedaan antara mujahidin afghanistan dengan taliban.docx
DESCRIPTION
muslim di dunia timur tengah Perbedaan antara Mujahidin Afghanistan dengan TalibanTRANSCRIPT
Perbedaan antara Mujahidin Afghanistan dengan Taliban
NASIR ABAS: MEMBONGKAR AL-JAMAAH AL-ISLAMIYAH 03
Pejuang-pejuang Afghanistan
ADA PERBEDAAN antara Mujahidin Afghanistan dengan pejuang Taliban, keduanya adalah kelompok yang terdiri dari orang Afghan
yang terlibat dalam pertempuran di Afghanistan. Tujuan mereka sama, menegakkan syariat Islam dan menjadikan Afghanistan sebagai
Negara Islam atau Daulah Islamiyah. Perbedaannya terletak pada waktu keterlibatan mereka dalam pertempuran di Afghanistan dan
siapakah kelompok yang menjadi lawan mereka untuk mencapai tujuan.
Mujahidin Afghanistan bermula pada tahun-tahun akhir 1970-an sampai Mujahidin Afghanistan dapat merebut Kabul, ibukota
Afghanistan, sekitar awal atau pertengahan tahun 1992 dan melaksanakan pemerintah Islam Mujahidin Afghanistan. Sedangkan
pejuang Taliban baru kedengaran namanya pada akhir tahun 1993 yang kemudian melakukan penyerangan terhadap pemerintah Islam
Mujahidin Afghanistan hingga pertengahan tahun 1995 (jika tidak keliru) dapat merebut Kabul ibukota Afghanistan.
Oleh karena itu, apabila Mujahidin Afghanistan saya sebut dan tulis, itu berarti adalah orang-orang Afghan yang berjuang untuk
memerdekakan negara mereka dari penguasaan faham komunis sampai berdirinya Negara Islam Mujahidin Afghanistan pada tahun
1992. Adapun pejuang Taliban dimaksudkan untuk membedakan dengan kelompok pejuang Afghan yang sebelumnya.
Mujahidin Afghanistan
Afghanistan dahulunya termasuk wilayah yang dipanggil dengan nama Khurasan yaitu wilayah yang pertama kali didatangi oleh
pasukan tentara Muslimin di bawah pimpinan Sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Saad Bin Abi Waqas r.a untuk menyerukan agama
Islam. Kemudian pada waktu terjadinya konflik, negara Afghanistan adalah negara yang dipimpin oleh Presiden Najibullah seorang
Muslim yang berfaham komunis. Menurut Mujahidin Afghanistan, awal terjadinya konflik atau kebangkitan rakyat karena pemerintahan
Afghanistan mempunyai program penerapan faham komunis untuk merubah faham dan keyakinan rakyat Afghanistan yang mayoritas
beragama Islam menjadi rakyat yang berfaham komunis.
Pemerintah Afghanistan mengawali penerapan faham tersebut di sekolah-sekolah yang kemudian disadari oleh para Mullah atau
Maulawi (bahasa Afghan yang berarti guru agama atau ulama) dan juga para aktivis Muslim dari kalangan mahasiswa dan dosen di
perguruan tinggi. Sekitar akhir tahun tujuh puluhan (1970-an) terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen
universitas yang kemudian diikuti oleh para maulawi di daerah-daerah pendalaman yang bertujuan menentang kebijakan-kebijakan
pemerintah. Demonstrasi tersebut kemudian berujung dengan pemberontakan bersenjata yang dimulai dengan senjata-senjata lama
dan senjata-senjata yang dirampas dari aparat.
Perkataan ‘Mujahidin’ diperkenalkan oleh para maulawi dan para mullah sebagai julukan dan panggilan bagi siapa saja yang berjuang
membela agama Islam. Mereka meyakini bahawa apa yang mereka perjuangkan adalah mempertahankan faham Islam dan mereka
berkeyakinan bahawa pemerintah Afghanistan ingin memurtadkan rakyat Afghanistan dengan cara penerapan faham komunis. Lebih
menguatkan lagi keyakinan mereka apabila pemerintah Afghanistan diberi bantuan militer dari pemerintah Rusia berupa pasukan
tentara dan persenjataan.
Dengan demikian mereka bertambah yakin bahawa di balik penerapan faham komunis di Afghanistan ada pemerintah Rusia yang
menjadi dalangnya. Lalu mereka mengatakan bahwa pemerintah Rusia ingin menguasai Afghanistan atau menjajah. Perjuangan
Mujahidin Afghanistan bukan lagi menghadapi kekuatan pasukan tentara pemerintah Afghanistan tetapi mereka menghadapi pasukan
tentara Rusia yang biasa dijuluki dengan istilah ‘Beruang Merah’.
Mujahidin Afghan terdiri dari tujuh organisasi atau tujuh kelompok yang dalam bahasa Afghan (Poshtun atau Parsi) disebutkan dengan
kata ‘Tanzim’ yang berarti organisasi atau ormas. Tanzim-tanzim ini adalah perwakilan dari semua suku yang ada di seluruh
Afghanistan yang majoritas suku bagi belahan Utara Afghanistan adalah berbangsa Parsi dan di belahan Selatan berbangsa Poshtun.
Di antara yang saya masih ingat nama-nama pimpinan dan Tanzimnya adalah:
01. Prof. Ust. Abdur Robbir Rasul Sayyaf (Tanzim Ittihad-e-Islamiy).
02. Maulawi Yunus Kholis (Tanzim Hizbi-e-Islamiy).
03. Prof. Ust. Burhanuddin Robbani (Tanzim Harakatul Islamiy).
04. Insinyur Gulbuddin Hekmatyar (Tanzim Hizbi-e-Islamiy).
05. Prof. Mujaddidiy, (Tanzim Harakat-e-Jihad-e-Islamiy).
06. Maulawi Jailani (Tanzim Harakul Jihad-e-Inkilabiy).
07. Maulawi Muhammad Nabi.
Sejak awal gerakan Mujahidin Afghanistan di Afghanistan, ketujuh kelompok ini mengadakan perlawanan terhadap musuh yang sama
yaitu tentara Rusia dan Pemerintah komunis Kabul dan dengan tujuan yang satu yaitu membela Islam dan menegakkan Syariat Islam
dalam sebuah Negara Islam. Seringkali operasi penyerangan dilakukan secara gabungan, yaitu terkadang kesemua tujuh Tanzim dan
terkadang gabungan beberapa Tanzim saja. Pada sekitar tahun 1989, setelah tentara Rusia mengambil keputusan meninggalkan
Afghanistan, Mujahidin Afghanistan melanjutkan perjuangannya menghadapi pasukan pemerintah komunis Afghanistan. Tujuannya
adalah untuk menjatuhkan pemerintahan Najibullah (Presiden Afghanistan).
Dengan kesungguhan semua pihak dari seluruh Tanzim Mujahidin Afghanistan, maka sekitar awal atau pertengahan tahun 1992, Kabul
ibukota Afghanistan telah dapat direbut oleh pasukan gabungan Mujahidin Afghanistan. Dan, dengan kesepakatan pimpinan dari
seluruh Tanzim maka dipilihlah salah satu dari pimpinan tujuh Tanzim untuk menjadi Presiden pertama Pemerintahan Islam Mujahidin
Afghanistan. Prof. Mujaddidiy dipilih untuk menjadi Presiden pertama untuk waktu satu atau dua tahun (saya tidak ingat pasti). Setelah
terbentuknya pemerintahan baru untuk Afghanistan, pemerintahan Pakistan meminta kepada semua Tanzim Mujahidin Afghanistan
untuk memindahkan semua perlengkapan persenjataan di gudang-gudang dan mengosongkan kantor administrasi Tanzim yang
berada di Pakistan, perbatasan ke Afghanistan. Pernyataan pemerintah Pakistan ini diceritakan oleh Ust. Abdur Robbir Rasul Sayyaf
kepada saya dan rekan-rekan lain ketika kami bersilaturrahmi ke kediamannya.
Setelah masa jabatan Prof. Mujaddidiy selesai maka Presiden kedua yang diangkat oleh pemerintah Islam Mujahidin Afghanistan
(bukan dari hasil pemilu) adalah Prof. Ust. Burhanuddin Robbani untuk waktu empat tahun (jika saya tidak keliru). Tetapi pada masa
pemerintahan Presiden Prof. Ust. Burhanuddin Robbani telah terjadi penyerangan dan perampasan kekuasaan yang dilakukan
kelompok yang menamakan diri Taliban yang berarti pelajar. Sehinggalah Presiden pemerintahan Islam Mujahidin Afghanistan harus
mundur ke utara Afghanistan.
Pejuang Taliban
Pertama kali nama Taliban saya dengar sekitar akhir tahun 1993. Dan, pada kesempatan melakukan silaturrahmi ke tempat
kediamannya Prof. Ust. Abdur Robbir Rasul Sayyaf di Towrkham Afghanistan (di dalam gua buatan) bersama teman-teman yang lain,
kami sempat bertanya tentang satu kelompok yang disebut-sebut dengan nama Taliban yang baru melakukan aksi penyerangan ke
beberapa pos-pos Mujahidin Afghanistan di sekitar propinsi Kandahar, wilayah selatan Afghanistan. Ust. Abdur Robbir Rasul Sayyaf
yang lebih dikenal dengan nama Ust. Sayyaf juga menyatakan tidak mengerti akan asal usul kelompok yang bernama Taliban tersebut,
dan beliau merasa heran dengan kekuatan kemiliteran yang dimiliki oleh Taliban. Padahal kelompok yang bernama Taliban itu tidak
pernah muncul sejak awal perjuangan Mujahidin Afghanistan sampailah Futuh Kabul (Kemenangan menguasai Kabul).
Pada usia kelompok pejuang yang masih muda, Pejuang Taliban telah menggunakan pesawat tempur dan tank tempur di periode awal
penyerangan ke pos Mujahidin Afghanistan di wilayah Selatan Afghanistan. Dan yang lebih mengherankan lagi, menurut Ust. Sayyaf,
bagaimana Taliban boleh mendapat tempat di utara Pakistan (perbatasan yang berdekatan kota Quetta) sebagai ‘Starting Line’
penyerangan, padahal pemerintah Pakistan telah melarang semua Tanzim Mujahidin Afghanistan menyimpan perlengkapan kemiliteran
sejak Kabul dikuasai Mujahidin Afghanistan. Pakistan memerintahkan untuk mengosongkan kantor-kantor administrasi di wilayah Utara
Pakistan perbatasan Afghanistan yang dulunya adalah wilayah pengungsian warga Afghanistan.
Mayoritas Pejuang Taliban berbangsa Poshtun dan mayoritas pada awalnya para pejuang Taliban adalah terdiri atas para pelajar dan
para guru di maahad/madrasah serta dosen di universitas di Pakistan, kesemua anggota Taliban adalah berbangsa Afghan. Apa yang
saya mengerti tentang tujuan pejuang Taliban melakukan penyerangan adalah karena rasa tidak puas hati dengan pemerintah Islam
Mujahidin Afghanistan.
Di antara hal yang saya ketahui dari salah seorang komandan dari Tanzim Ittihad-e-Islamiy ketika dia menjelaskan tentang Taliban,
bahawa Taliban menyesali sikap pemerintah Islam Mujahidin Afghanistan terutama Presiden Mujaddidiy yang antara lain:
1. Telah memberi ampunan (amnesty) kepada mantan Presiden pemerintahan Komunis Afghanistan yaitu Najibullah sehingga
Najibullah bebas tidak dikenakan hukuman.
2. Dan Taliban mengatakan bahwa pemerintah Islam Mujahidin Afghanistan tidak melaksanakan hukum Syariat Islam yang benar.
3. Serta Taliban menyesali dengan prilaku tujuh Tanzim Mujahidin Afghanistan yang menurut Taliban tidak pernah bersatu (tidak
pernah akur) dan saling berperang untuk merebutkan jabatan dan wilayah.
Maka Taliban meyakini bahawa menurut Islam yang benar dan yang seharusnya hanya ada satu kelompok saja yang bisa mengatur
umat Islam untuk menghindarkan perpecahan umat. Oleh karena itu pejuang Taliban ingin menjadikan Afghanistan dipimpin oleh satu
organisasi dan satu pimpinan guna terlaksananya syariat Islam.
Taliban menyerukan ajakan menyerah diri kepada pejuang Mujahidin Afghanistan untuk bergabung dengan pejuang Taliban. Jika
menolak maka Taliban akan melakukan penyerangan, memerangi siapa saja yang tidak mau bergabung dengan kelompok pejuang
Taliban termasuk orang-orang asing (Mujahidin bukan orang Afghan). Oleh karena pejuang Taliban adalah kelompok baru yang tidak
pernah dikenal sebelumnya oleh orang-orang asing selain orang Afghan, hal itu mengakibatkan semua orang asing –orang Arab dari
berbagai negara dan orang-orang Asia seperti orang Indonesia dan Malaysia– meninggalkan muaskar (kem latihan) yang mereka
bangun menuju Pakistan untuk pulang ke tanah air mereka atau ke negara lain yang dianggap lebih aman. Mereka pergi bukan karena
takut untuk menghadapi pejuang Taliban tetapi menghindarkan diri dari fitnah memburiuh sesama Muslim.
Sementara nama Al-Qaidah di bawah pimpinan Osama bin Laden seingat saya baru kedengaran pada sekitar setahun setelah Taliban
menguasai Kabul, ibukota Afghanistan, sekitar tahun 1996 atau 1997. Orang-orang Arab kembali ke Afghanistan setelah melihat sikap
Pemerintahan Taliban yang welcome terhadap pejuang Arab. Sedangkan pada waktu perjuangan Mujahidin Afghanistan yaitu sebelum
zamannya pejuang Taliban memerintah Afghanistan, nama Al-Qaidah tak pernah kedengaran di Afghanistan. Tempat latihan yang
dibangun oleh Osama Bin Laden sendiri dahulunya sebelum Mujahidin Afghanistan menguasai Kota Kabul berlokasi di Joji sekitar
Provinsi Paktia, yang biasanya dipanggil dengan nama Muaskar Joji. Nama Osama Bin Laden tak terkenal pada waktu itu, tetapi
Ust.Abdullah Azzam yang lebih masyhur dan dihormati oleh berbagai kalangan karena ilmu pengetahuannya.
Di antara budaya orang awam Afghanistan adalah patuh dan percaya serta sangat hormat ketika bersikap di hadapan seorang yang
dikenal atau mempunyai ciri-ciri sebagai Mullah atau Maulawi, yaitu guru agama atau ulama. Dengan datangnya pejuang Taliban yang
majoritas adalah para guru agama, yaitu Mullah dan Maulawi, membuat hati orang Afghan menjadi dilematis jika melakukan
perlawanan menghadapi para guru agama. Oleh karena itu Taliban mendapat simpati dengan sangat cepat dari kalangan suku
Poshtun termasuk para komandan yang pernah ikut berjuang bersama dengan Mujahidin Afghanistan dari berbagai Tanzim. Kecuali
orang-orang Afghan yang kuat dengan perjuangan Tanzim-nya tidak terpengaruh dengan ajakan Taliban dan bersedia menghadapi
perlawanan dengan pejuang Taliban.
Ketika Kabul ibukota Afghanistan dapat direbut oleh pejuang Taliban, Presiden Burhanuddin Robbani terpaksa mengamankan dirinya
berpindah ke wilayah Utara Afghanistan, tetapi tetap melakukan perlawanan. Dalam waktu yang sama Taliban memproklamirkan
pemerintahan Taliban atau disebut Daulah Taliban. Eksekusi yang pertama yang dilakukan oleh pejuang Taliban di Kabul adalah
membunuh mantan presiden Afghanistan yaitu Najibullah dan adiknya yang lalu digantung di pasar untuk menjadi tontonan orang
awam. Berita Najibullah dan adiknya dibunuh dan digantung oleh Taliban diberitakan oleh media massa (sekitar 1995 jika tidak keliru)
di seluruh dunia, yang pada ketika itu saya berada di Filipina Selatan bersama dengan Mujahidin Bangsa Moro.
Ya Allah bukankah Najibullah sudah diberi amnesty oleh Prof. Mujaddidiy presiden pertama Pemerintahan Islam Mujahidin
Afghanistan? Siapa tahu Najibullah sudah bertaubat dan bersikap baik selama sekian tahun berada di bawah pemerintahan Islam
Mujahidin Afghanistan?
Peristiwa menguasai Kabul oleh Mujahidin Afghanistan pada tahun 1992 berbeda dengan apa yang dilakukan oleh pejuang Taliban.
Kalau diingat-ingat kepada sejarah perjuangan Rasulullah SAW dan dibandingkan antara etika Mujahidin Afghanistan dan Taliban
maka saya mendapati bahwa Mujahidin Afghanistan lebih mendekati kepada Sunnah Rasulullah SAW, dimana seingat saya Mujahidin
Afghanistan ketika memasuki kota Kabul dalam keadaan tenang tanpa pertempuran yang sengit, sebab kekuatan Kabul telah
menyerah diri kepada Mujahidin Afghanistan.
Kembali membuka kisah sirah (perjalanan) Nabi Muhammad SAW, pada waktu sebelum Fathu Makkah (Kemenangan menguasai
Makkah Al-Mukarramah), Rasulullah Saw memberi perintah dan pemberitahuan:
1. Kepada para panglima dan pasukan Muslimin agar tidak menyerang atau memerangi orang yang tidak memulai penyerangan,
kecuali terhadap orang yang memulai menyerang dan terhadap enam orang lelaki (Ikrimah bin Abi Jahal, Habbar bin Al-Aswad,
Abdullah bin Saad bin Abu Sarah, Muqis bin Dhahabah al-Laitsi, Huwairits bin Nuqaid dan Abdullah bin Hilal) dan empat orang wanita
(Hindun binti ‘Utbah, Sarah mantan budak Amer bin Hisyam, Fartanai dan Qarinah), mereka adalah orang yang boleh dibunuh di mana
saja dan kapan saja ditemui.
2. Kepada sesiapa saja yang memasuki rumah Abu Sofyan, akan selamat.
3. Kepada sesiapa saja yang menutup pintu rumahnya, akan selamat.
4. Kepada sesiapa saja yang masuk ke Masjidil Haram, akan selamat.
Pasukan Muslimin tidak membunuh dengan sesuka hati pada waktu menguasai Makkah al-Mukarramah, jumlah yang menjadi korban
tewas kurang dari 40 orang, itupun karena pihak Quraish Makkah yang memulai. Dan orang-orang yang pernah diperintahkan oleh
Rasulullah SAW untuk dibunuh juga tidak semua yang terbunuh, hanya Huwairits, Abdullah bin Hilal, Muqis bin Dhahabah dan seorang
wanita. Sementara yang lain telah diberikan ampunan oleh Rasulullah SAW, antara lain seperti orang-orang yang pernah diperintahkan
untuk dibunuh juga mendapatkan ampunan yaitu Abdullah bin Saad, Ikrimah bin Abi Jahal, Habbar bin al-Aswad dan Hindun binti
‘Utbah.
Kemudian Rasulullah SAW mengumpulkan orang-orang Quraish yang belum memeluk agama Islam dan memberikan kebebasan serta
jaminan tidak akan dilukai, dengan kata-kata beliau Rasulullah SAW, “Pergilah kalian semua, sebab kalian semua sudah bebas.”
Betapa indahnya perilaku Rasulullah dalam memperlakukan orang-orang yang pernah memusuhinya dan memeranginya. Dan dengan
senang hati memberikan ampunan kepada orang yang pernah di perintahkan untuk dibunuh di mana saja ditemukan. Begitu juga
dengan cepat memberikan kebebasan kepada kaum Quraish yaitu kaum yang membencinya serta memeranginya sejak awal kenabian
dirinya tanpa tersirat rasa dendam dan benci.
Kisah dibunuhnya mantan presiden Afghanistan, Najibullah dan adiknya, sempat membuat saya kaget. Dimana kedua-duanya telah
dibunuh dan kemudian digantung di pasar untuk supaya Taliban memperlihatkan apa yang mereka sebut sebagai tindakan yang ‘adil’
dan pantas sebagai sikap pembelaan kepada rakyat Afghanistan.
Saya berfikir bagaimana seandainya kalau Najibullah sudah bertaubat dan menjadi seorang Muslim yang baik sejak setelah
pengampunan yang diberikan kepadanya oleh Prof. Mujadidiy dan selama masa pemerintahan Islam Mujahidin Afghanistan sekitar dua
tahun lebih. Jadi bagaimanalah pertanggungjawaban Taliban di hadapan Allah SWT nanti? Bukan hanya itu, Taliban juga harus
mempertanggungjawabkan penyerangannya terhadap umat Islam di Negara Islam Mujahidin Afghanistan.
Sehingga sekarang saya masih menyimpan beberapa pertanyaan yang masih belum terjawab yang di antaranya adalah: Siapakah
gerangan Taliban yang sebenarnya? Mengapa pada saat pemerintahan Najibullah yang jelas-jelas berfaham komunis, Taliban tidak
ikut serta dalam memperjuangkan nasib umat Islam Afghanistan? Mengapa ketika Afghanistan telah dikuasai oleh Mujahidin dan
melaksanakan pemerintahan Islam Mujahidin Afghanistan, Taliban muncul dan melakukan penyerangan yang selanjutnya diikuti
dengan perampasan kuasa pemerintahan? Dari manakah kekuatan kemiliteran yang dimiliki Taliban ketika awal gerakan menyerang
Mujahidin Afghanistan? Apakah Taliban tidak termasuk orang atau kelompok yang melakukan perencanaan dan pembunuhan dengan
sengaja terhadap umat Islam dalam pemerintahan Islam Mujahidin Afghanistan? Apa bedanya penyerangan Taliban dengan Amerika?
Mengapa Taliban tidak ikut bergabung dengan pemerintahan Islam Mujahidin Afghanistan dan memperbaiki sistem pemerintahan yang
ada seandainya Taliban melihat ada penyimpangan di tubuh pemerintahan Islam Mujahidin Afghanistan dalam melaksanakan Syariat
Islam? Dan seandainya perjuangan Taliban adalah benar di dalam memperjuangkan syariat Islam, mengapa para pimpinan Mujahidin
Afghanistan dari ketujuh-tujuh Tanzim (organisasi) tidak ikut bergabung dengan Taliban, bukankah para pimpinan tersebut adalah dari
kalangan cendekiawan Islam?
Dari dulu saya masih belum dapat menerima kehadiran Taliban dan masih belum dapat membanggakan apa yang telah dilakukan oleh
Taliban di Afghanistan dengan mewujudkan sebuah ‘Pemerintahan Islam Taliban’. Sebab apa yang mereka anggap sebagai mengikuti
sunnah Rasulullah ternyata sebaliknya menurut pengetahuan saja. Mujahidin Afghanistan yang telah bersusah payah sejak belasan
tahun be.rjihad memperjuangkan keyakinan mereka adalah lebih utama dari Taliban menurut penilaian kacamata pengetahuan saya.
Pemerintahan Islam Mujahidin Afghanistan lebih mengarah kepada tuntunan Nabi Muhammad SAW dibandingkan dengan
pemerintahan Taliban walaupun mereka terdiri dari para pelajar dan dosen.