perbandingan pola rekrutmen calon legislatif …digilib.unila.ac.id/54547/3/skripsi tanpa bab...

123
PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PARTAI POLITIK UNTUK PEMILIHAN UMUM 2019 DI LAMPUNG (Studi pada Partai Persatuan Indonesia dan Partai Solidaritas Indonesia) (Skripsi) Oleh: Muchammad Dhean Pratama FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Upload: hoangcong

Post on 27-Apr-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PARTAI POLITIKUNTUK PEMILIHAN UMUM 2019 DI LAMPUNG

(Studi pada Partai Persatuan Indonesia dan Partai Solidaritas Indonesia)

(Skripsi)

Oleh:

Muchammad Dhean Pratama

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKJURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 2: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

ABSTRAK

PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PARTAIPOLITIK UNTUK PEMILIHAN UMUM 2019 DI LAMPUNG (Studi pada

DPW Partai Persatuan Indonesia dan DPW Partai Solidaritas IndonesiaProvinsi Lampung)

Oleh:

MUCHAMMAD DHEAN PRATAMA

Persepsi terhadap calon legislatif dan partai politik di mata masyarakat selalubersifat transaksional dan juga oligarkis, seakan-akan haus dengan kekuasaan danuang. Pada penelitian ini peneliti akan melihat apakah kedua partai baru yang akanbergabung pada Pemilu 2019 mendatang memiliki pola-pola rekrutmen baru yanglebih inovatif yang akan diterapkan atau malah sebaliknya. Untuk itu dilakukanpenelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana sifat, metode dankecenderungan pola rekrutmen, serta persamaan dan perbedaan pola rekrutmenuntuk calon legislatif DPW Partai Perindo dan DPW PSI Lampung, denganmenggunakan metode penelitian kualitatif melalui pengumpulan data wawancaradan dokumentasi, penelitian ini menemukan: (1). Sifat pola rekrutmen calonlegislatif yang dilaksanakan DPW Partai Perindo dan DPW PSI Lampungmenggunakan sifat pola rekrutmen tertutup, dimana pada kedua partai tersebuttidak mengadakan Pemira (Pemilu raya internal) dalam hal rekrutmen calonlegislatifnya, karena salah satu standar dan kriteria sifat rekrutmen terbuka yaitusetiap partai harus mengadakan konvensi di internal partai. (2). Metode polarekrutmen yang digunakan adalah metode ilmiah, karena dalam pelaksanaanrekrutmen kedua partai didasarkan standar-standar ilmiah dan perhitungan analisisyang matang seperti terdapat form penilaian terhadap kriteria-kriteria calon yangdiinginkan partai, yang dinilai langsung oleh tim Pansel (Panitia Seleksi) yangdipercayai untuk menyeleksi langsung calon-calon anggota legislatif yangmendaftar. (3). Kecenderungan yang lebih dominan digunakan kedua partai dalammerekrut calon legislatif lebih pada tipe kecenderungan civil service reform yangmengacu pada loyalitas dan kemampuan, dimana Partai Perindo sendiri lebihmencari bakal calon legislatif yang memiliki loyalitas serta kemampuan dibidangnya masing-masing, sedangkan PSI lebih menekankan nilai yaitumemandang positif perbedaan yang ada serta komitmen terhadap pemberantasankorupsi.

Kata kunci: Pemilu Lampung, Partai Politik, Rekrutmen.

Page 3: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

ABSTRACT

RECRUITMENT’S WAYS COMPARISONLEGISLATIVE CANDIDATE OFPOLITICAL PARTYFOR 2019 GENERAL ELECTION IN

LAMPUNG(Study casein DPW Partai PersatuanIndonesia and DPW PartaiSolidaritas Indonesia Provinsi Lampung)

By:

MUCHAMMAD DHEAN PRATAMA

Perception towards the legislative candidates and political parties in the eyes ofsociety are always transactional and seem greedy for power also money. In thisstudy researchers will see if both the new party which would join the upcoming2019 elections have new more innovative recruitment methods will be applied oreven vice versa. For it is done this research aims to find out: how the characters,methods and trends of recruitment , as well as the similarities and differences of thepattern of recruitment for legislative candidates of the party both on DPW Perindoand DPW PSI Lampung, by using qualitative research methods of data collectionthrough interviews and documentation, the study found: (1) the character of thelegislative candidate recruitment methods implemented both on DPW Perindo andDPW PSI Lampung using closed recruitment methods, the character of both partiesdoes not hold a Pemira (Election Kingdom internally) in terms of their legislativecandidate recruitment, because one of the standards and criteria of open recruitmenteach party must hold a Convention in the internal party. (2) the method ofrecruitment's ways used is the scientific method, as in the implementation of bothparties's recruitment based scientific standards and calculation of a perfect analysisas there is a form of assessment against criteria candidates the party, which wantsdirect votes by tim Pansel (selection Committee) which is held to choose a directlegislative candidates who sign up. (3) a more dominant Tendency used both partiesin recruiting more legislative candidates on civil service reform trend type referringto the loyalty and ability, where Perindo is more prospective candidates seekinglegislative have loyalty and ability in their each field, while the PSI emphasizes thevalue of that is looking at the positive difference that exists as well as a commitmentto the eradication of corruption.

Keywords:Lampung’s General Election, Political Party, Recruitment.

Page 4: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PARTAIPOLITIK UNTUK PEMILIHAN UMUM 2019 DI LAMPUNG

(Studi pada Partai Persatuan Indonesia dan Partai Solidaritas Indonesia)

Oleh

MUCHAMMAD DHEAN PRATAMA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat mencapai gelarSARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu PemerintahanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG

KOTA BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai
Page 6: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai
Page 7: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai
Page 8: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Muchammad Dhean Pratama, dilahirkan

di Bukit Lintang pada 20 Desember 1995. Penulis

merupakan anak pertama dari dua bersaudara, putra dari

Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan

penulis dimulai dari SDN 35 Jebus Bangka Barat yang

diselesaikan tahun 2008. Setelah lulus SD penulis

menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Jebus Bangka

Barat dan lulus pada tahun 2011, Pada saat SMP penulis pernah menjuarai Lomba

Kaligrafi kegiatan Imtaq tingkat kabupaten. Setelah itu penulis melanjutkan ke

jenjang Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Jebus Bangka Barat yang

diselesaikan tahun 2014. Pada saat SMA penulis pernah menjadi Pasukan

Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) Kabupaten Bangka Barat.

Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri

Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN. Penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

tahun 2014. Pada tahun 2018 penulis menyelesaikan program Studi S1 Jurusan

Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung.

Page 9: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

MOTTO

“Allah Tidak Membebani Seseorang Melainkan Sesuai Dengan Kesanggupannya”(QS Al-Baqarah: 286)

“Berdoalah Kepadaku, Niscaya Akan Kuperkenankan (Permintaan) Bagimu”(QS Al Mukmin: 60)

“Hidup adalah kompetisi. Terserah kau saja, ingin jadi yang paling berprestasiatau yang paling berkontribusi, menjadi yang paling berperingkat atau yang paling

bermanfaat”(A.T.B.G)

“If you can’t make it good, at least make it look good”(Jika kamu tidak bisa membuat sesuatu menjadi baik, paling tidak buatlah hal itu

terlihat baik)(Bill Gates)

“Jangan takut untuk mencoba, karena kita tidak akan pernah tau apa yang akanterjadi jika belum mencobanya, karena waktu yang terbaik adalah saat ini juga”

(Much. Dhean Pratama)

Page 10: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamduillahirabbil’alamiin telah Engkau Ridhoi Ya Allah langkah hambaMu,Sehingga Skripsi ini pada akhirnya dapat terselesaikan pada waktunya.

Teriring Shalawat Serta Salam Kepada Nabi Muhammad SAWSemoga Kelak Skripsi ini dapat Memberikan Ilmu yang Bermanfaat

dan

Ku Persembahkan Karya Sederhana Ini Kepada:

“Ayahanda Ku dan Ibunda Ku” Terima Kasih Doa dan Kasih Yang TiadaHabisnya serta Setiap Perjuangan yang Tertelah kalian Curahkan untuk SeluruhAnak-Anaknya. Semoga Karya Ini Dapat Membuat Bangga dan Memberikan

Kebahagiaan Atas Segala Jerih dan Payah yang Telah Dikerjakan

“Adikku”. Terima Kasih Atas Segala Doa, Kasih Sayang, Canda Tawa danSemangat yang Telah diberikan.

Terimakasih untuk seluruh keluarga besarku, sahabat dan teman-temanseperjuangan di Jurusan Ilmu Pemerintahan,

semoga amal kebaikan yang telah dilakukan mendapat balasan dari Allah SWT

Almamater Tercinta Universitas Lampung

Page 11: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur atas keridhoan Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan

hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

tidak lupa penulis sanjung agungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri

tauladan yang baik dan pemimpin bagi kaumnya.

Skripsi yang berjudul Perbandingan Pola Rekrutmen Calon Legislatif Partai

Politik untuk Pemilihan Umum 2019 di Lampung (Studi pada Partai Persatuan

Indonesia dan Partai Solidaritas Indonesia)” sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini antara lain, yaitu:

1. Ibunda dan Ayahanda tercinta, Ujang Suantri dan Sumiati atas segala doa,

cinta dan kasih sayang, dukungan dan semangat serta perhatian yang terus

mengalir dan tak mampu penulis balas segala jasa dan kebaikannya, Semoga

Allah SWT selalu memberikan perlindungan, kesehatan dan kasih sayang-

Nya serta balasan atas segala jasa dan kebaikan Ibunda dan Ayahanda.

Page 12: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

2. Bapak Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D. selaku pembimbing pertama dan dosen

pembimbing akademik penulis. Terima kasih ilmu, saran, semangat dan

motivasi dari awal penulis kuliah hingga penulis menyelesaikan skripsi ini,

terima kasih juga atas kebaikan dan rasa pengertian yang tinggi terhadap

penulis yang bapak berikan. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu

tercurah untuk bapak baik di dunia ataupun di akhirat kelak.

3. Bapak Darmawan Purba, S.IP., M.IP. selaku pembimbing kedua. Terima

kasih atas kesabaran untuk meluangkan waktu dalam menghadapi penulis,

atas segala bimbingan ilmu, saran yang sangat bermanfaat serta motivasi dan

semangat untuk menghasilkan skripsi yang baik dan benar sehingga atas

kebaikan bapak, penulis mampu menyelesaikan skripsi dan studi pada

waktunya. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk

bapak baik di dunia ataupun di akhirat kelak.

4. Ibu Dr. Ari Darmasuti, M.A. selaku dosen pembahas. Terima kasih atas

segala kritik dan saran yang membangun demi terciptanya progres yang

signifikan terhadap skripsi penulis hingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu yang sangat bermanfaat bagi

penulis. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk ibu

baik di dunia ataupun di akhirat kelak.

5. Seluruh dosen dan Staf Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, terima kasih

atas ilmu-ilmu yang diberikan sehingga mampu menjadi jendela wawasan

bagi penulis di masa kini dan di masa yang akan datang. Semoga segala

kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk bapak dan ibu baik di dunia

ataupun di akhirat kelak.

Page 13: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

6. Seluruh informan penelitian yang telah mendukung penulis dalam menyusun

skripsi. Bapak Ahmad Sibli, Bang Ivan Afrihansa, Bapak Robby, Ibu Azi Triz

Tizah, Bapak Ali Alamri, mbak Anisha dan Bapak Dedy Hermawan. Terima

kasih telah menjadi informan penulis semoga segala kebaikan dari Allah

SWT selalu tercurah untuk bapak-bapak semua baik di dunia ataupun di

akhirat kelak.

7. Sekelompok teman-teman pance yang dulu pernah bersama, pecah belah

seperti piring kemudian bersama lagi, hehe. Sahabat-sahabatku M. Dhian

Bagus Aprian, S.IP, M. Wiryawan Saputra, S.IP, Dhian Kurniawan, S.IP ,

Iranda Putri, S.IP, Aziza Novirania, S.IP, Shinta Silvia Novianna, S.IP, Nosi

Marisa, S.IP, Kgs Faishal, S.IP, dan Redhi Nopriandi Gustam, S.IP. Terima

kasih atas segala kenangan, waktu kebersamaan, kasih sayang, keceriaan,

kesedihan, keterlambatan setiap mau jalan, kepancean setiap membuat janji,

kealayan dalam percintaan, kekompakan serius belajar bersama dan solat

tahajud menjelang ujian (tapi pas maba aja, astaghfirullah..). Semoga Allah

SWT selalu memberikan perlindungan dimanapun kalian berada.

8. Kance-kance ku yang menamakan diri dengan sebutan “Team Gabut”, yang

selalu keluar di malam hari. Pak. M. Dhian Bagus Aprian, Pak. Fedryansah,

Pak. Ari Gunawan, Pak. Ahmad Ridwan. Terima kasih atas segala kenangan,

waktu kebersamaan, keceriaan, kekompakan, kegilaan, kepancean, dan selalu

memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga

Allah SWT selalu memudahkan urusan kita semua. See you on top guys.

9. Sekelompok teman-teman di basecamp “Kosan Komang”. Yang menjadi

tempat singgah dikalah balik kuliah dan bolos kuliah haha. Komang Evan

Page 14: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

Riana, Bayu Yustisianto Eka Paksi, Yoga Pratama, Aldin Muharom, Dhian

Kurniawan, dan Muhammad Iqbal. Terima kasih atas segala kenangan dan

kebersamaan kita, keceriaan dan kekompakan bersama serta jangan lupakan

Pakde Sopongiro, yang telah mengisi perut kita hampir selama 4 tahun

terakhir. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan dimanapun

kalian berada. See you on top guys.

10. Abang-abangan dan mba-mbaan di jurusan Ilmu Pemerintahan, Ricky Adrian,

S.IP., M.IP., Ananda Putri Sujatmiko, S.IP., Restiani Damayanti, S.IP, Putri

Apriodhite, S.IP., terutama abang yang paling ganteng sefisip dan sering

membantu penulis semasa kuliah maupun dalam mengerjakan skripsi ini Yogi

Noviantama, S.IP . Terima kasih atas segala kenangan selama ini, amarah saat

menjadi komdis, kebaikan saat menjadi kating, terima kasih atas waktu, ilmu,

motivasi dan keceriaan yang diberikan terutama atas kesabaran dalam

menghadapi penulis, hehe.

11. Teman-teman Ilmu Pemerintahan, Nyunyun, Mike, Debby, Asfhira, Elvina,

Mega, Ana, Syahrini Dhian, Bella, Dita, Gita, Fatia, Mirani, Anul, Depoy,

Umaya, Silvi, Icha, Sinta PP, Nia, Melda, Sinta Ketum, Elyta, Ulfa, Nces,

Alvilia, Kak rey, Intan, khairunisa, Abu ewok, Brilli, Redhi, Madon, Theo,

Gery, Yusuf, Ikhsan, Akbar, Ndo, Fadhil, Ujang, Fedry, Billy, Aldi, Taqwa,

Riko, Albar, Bilgun, Safta, Mbul, Merah, Andri, Shohib, Double Wahyu,

Yudi, Sandi, Bung Rido, Ezio, Indra, Ferdian, Eliyas, Syahrul, Adlul,

Nurcahyo, Gustiansyah, Adit, Ade, Rama, dan teman-teman lain mohon

maaf tidak bisa ditulis semua nanti yang baca paleng, hehe. Semoga kita

Page 15: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

semua menjadi sarjana dengan predikat memuaskan, terima kasih atas segala

kenangan dan kasih sayang selama hampir 4 tahun kebersamaan.

12. Teman hidup penulis selama 40 hari KKN, Imam, Ripan, Julian, Haidir,

Ahmad, Mba Ida, Nicol, Binanda, Restu, Panca, Giga, Muti dan mba Aida.

Terima kasih sudah menjadi keluarga bagi penulis dan sabar menghadapi

penulis yang tidur pagi bangun siang ini. Semoga silaturahmi selalu terjalin.

13. Terima kasih banyak kepada Iranda Putri, S.IP yang selalu ada untuk penulis

sejak hari pertama menjadi mahasiswa. Terima kasih telah menjadi orang

yang rela meluangkan banyak waktunya untuk membantu penulis dalam

keadaan senang ataupun sedih hingga selesainya masa studi penulis. Terima

kasih atas peran dan sosok mu yang sangat berarti bagi penulis yang sabar

dirusuhin penulis jika ada tugas dan ujian haha, segera kau dapatkan

kesuksesan untuk meraih mimpi-mimpimu. Semoga Allah SWT selalu

melindungimu dimanapun kau berada.

14. Terima kasih kepada Nadia Fitriani Asyari, S.Pd yang selalu berperan penting

dibalik layar, yang selalu memberikan penulis motivasi, dukungan,

pencerahan, semangat sehingga dapat terselesaikan skripsi ini, semoga yang

akan menjadi goals kita nantinya bisa tercapai dan Allah SWT selalu

melindungimu dimanapun kau berada. Aamiin….

15. Terima kasih untuk mobile legend dan PUBG serta teman-temannya di

playstore, yang sudah menghambat penulis dalam mengerjakan Skripsi ini.

Bandar Lampung, 17 Oktober 2018

Muchammad Dhean Pratama

Page 16: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................... i

DAFTAR TABEL................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vaaaaaaaaaaaa

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ............................................................................A. Latar Belakang ........................................................................... 1B. Rumusan Masalah ...................................................................... 9C. Tujuan Penelitian........................................................................ 9D. Manfaat Penelitian...................................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................A. Partai Politik .............................................................................. 11

1. Pengertian Partai Politik ...................................................... 112. Tipologi Partai Politik ......................................................... 133. Fungsi Partai Politik ............................................................. 154. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Persatuan

Indonesia (Perindo) .............................................................. 17B. Pemilihan Umum (Pemilu)......................................................... 21

1. Pengertian Pemilu. ............................................................... 212. Pemilihan Legislatif ............................................................. 22

C. Teori Rekrutmen Politik ............................................................ 241. Pengertian Rekrutmen ......................................................... 242. Proses Rekrutmen ................................................................ 27

D. Kerangka Pikir ........................................................................... 33

III. METODE PENELITIAN..............................................................A. Tipe Penelitian ........................................................................... 35B. Fokus Penelitian ........................................................................ 36C. Informan .................................................................................... 39D. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 40

1. Data Primer ........................................................................ 41

Page 17: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

2. Data Sekunder .................................................................... 41E. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 41

1. Wawancara.......................................................................... 412. Dokumentasi ....................................................................... 42

F. Teknik Pengolahan Data ............................................................ 431. Editing................................................................................. 432. Tabulasi............................................................................... 433. Interpretasi Data.................................................................. 44

G. Teknik Analisis Data.................................................................. 441. Reduksi Data....................................................................... 442. Penyajian Data .................................................................... 443. Verifikasi Data .................................................................... 45

H. Teknik Keabsahan Data ............................................................. 45aaaaaaaaaaaaaaaaIV. GAMBARAN UMUM. ..................................................................

A. Sejarah Partai Persatuan Indonesia (Perindo) . .......................... 461. Visi dan Misi Partai Perindo................................................. 472. Tujuan Partai Perindo. .......................................................... 483. Fungsi Partai Perindo............................................................ 494. Struktur Pengurus Partai Perindo DPW Lampung. .............. 50

B. Sejarah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) . ............................... 511. Visi dan Misi PSI.................................................................. 522. Tujuan PSI. ........................................................................... 533. Fungsi PSI............................................................................. 544. Struktur Pengurus PSI DPW Lampung. ............................... 55

C. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan Undang-Undang(UU) dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU). ........... 561. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan Undang-Undang

(UU)...................................................................................... 562. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan Peraturan

Komisi Pemilihan Umum (PKPU) ....................................... 57

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. ......................................................A. Pola Rekrutmen DPW Partai Perindo dalam Menetapkan

Calon Legislatif . ........................................................................ 601. Sifat Pola Rekrutmen. ......................................................... 602. Metode Rekrutmen ............................................................. 71

a. Kriteria Rekrutmen Calon Legislatif DPW PartaiPerindo Lampung.........................................................

72

b. Mekanisme Rekrutmen Calon Legislatif DPW PartaiPerindo Lampung......................................................... 76

3. Kecenderungan Rekrutmen..................................................... 81a. Partisan........................................................................ 82b. Compartmentalization. ................................................ 84c. Immediate Survival. ..................................................... 88d. Civil Service Reform. ................................................... 90

B. Pola Rekrutmen DPW PSI dalam Menetapkan CalonLegislatif . .................................................................................. 95

Page 18: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

1. Sifat Pola Rekrutmen. ......................................................... 952. Metode Rekrutmen. ............................................................ 106

a. Kriteria Rekrutmen Calon Legislatif DPW PSILampung. ..................................................................... 107

b. Mekanisme Rekrutmen Calon Legislatif DPW PSILampung. ..................................................................... 112

3. Kecenderungan Rekrutmen................................................. 119a. Partisan........................................................................ 120b. Compartmentalization. ................................................ 121c. Immediate Survival. ..................................................... 125d. Civil Service Reform. ................................................... 127

Perindo dan DPW PSI Lampung dalam Menetapkan CalonLegislatif ............................................................................... 135

2. Perbedaan Pola Rekrutmen Calon Legislatif DPW PartaiPerindo dan DPW PSI Lampung dalam Menetapkan CalonLegislatif .............................................................................. 138

VI. PENUTUP.......................................................................................A. Simpulan..................................................................................... 142B. Saran. .......................................................................................... 144

DAFTAR PUSTAKA

C. Persamaan dan Perbedaan Pola Rekrutmen DPW PartaiPerindo dan DPW PSI Lampung dalam Menetapkan CalonLegislatif..................................................................................... 1331. Persamaan Pola Rekrutmen Calon Legislatif DPW Partai

Page 19: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Data Tingkat Kepercayaan Masyarakat TerhadapLembaga-Lembaga Negara .................................................. 5

Tabel 2. Struktur Pengurus Partai Perindo DPW Lampung ............... 50Tabel 3. Struktur Pengurus PSI DPW Lampung ................................ 55Tabel 4. Daftar Calon Tetap DPW Partai Perindo Dapil 1 DPRD

Provinsi Lampung yang Berasal dari Internal Partai ............ 70Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Scoring Calon Legislatif ......................... 74Tabel 6. Pendidikan Terakhir dan Pengalaman Organisasi Caleg

DPW Partai Perindo Dapil 1 DPRD Provinsi Lampung....... 87Tabel 7. Triangulasi Data Penelitian ................................................... 93Tabel 8. Daftar Calon Tetap DPW PSI Dapil 1 DPRD Provinsi

Lampung yang Berasal dari Internal Partai........................... 105Tabel 9. Rumus Pembobotan Nilai ...................................................... 109Tabel 10. Pendidikan Terakhir dan Pengalaman Organisasi Caleg

DPW PSI Dapil 1 DPRD Provinsi Lampung........................ 124Tabel 11. Triangulasi Data Penelitian ................................................... 131Tabel 12. Persamaan Pola Rekrutmen Calon Legislatif antara DPW

Partai Perindo dan DPW PSI Provinsi Lampung Tahun2019....................................................................................... 135

Tabel 13. Perbedaan Pola Rekrutmen Calon Legislatif antara DPWPartai Perindo dan DPW PSI Provinsi Lampung Tahun2019....................................................................................... 139

Page 20: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir .......................................................... 35Gambar 2. Pengumuman Pendaftaran Caleg Partai Perindo Tahun

2019 Lewat Media Massa..................................................... 65Gambar 3. Pengumuman Pendaftaran Caleg Partai Perindo Tahun

2019 Lewat Website Perindo ................................................ 65Gambar 4. Elektronik Formulir Pendaftaran Caleg Partai Perindo

Tahun 2019 .......................................................................... 67Gambar 5. Pengumuman Pendaftaran Caleg PSI Tahun 2019 Lewat

Website PSI........................................................................... 99Gambar 6. Pengumuman Pendaftaran Caleg PSI Tahun 2019 Lewat

Facebook PSI........................................................................ 100Gambar 7. E-Formulir Pendaftaran Caleg PSI Tahun 2019 .................. 102Gambar 8. Proses Wawancara Caleg PSI Tahun 2019 .......................... 116

Page 21: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

DAFTAR SINGKATAN

Bacaleg : Bakal Calon LegislatifBPK : Badan Pemeriksa KeuanganCaleg : Calon LegislatifDCT : Daftar Calon TetapDPR : Dewan Perwakilan RakyatDPD : Dewan Perwakilan DaerahDPRD : Dewan Perwakilan Rakyat DaerahDPC : Dewan Perwakilan CabangDPD : Dewan Perwakilan DaerahDPW : Dewan Perwakilan WilayahHAM : Hak Asasi ManusiaHT : Hary TanoesoedibjoICW : Indonesia Corruption WatchKKN : Korupsi, Kolusi, NepotismeKMP : Koalisi Merah PutihKPK : Komisi Pemberantasan KorupsiKPU : Komisi Pemilihan UmumKTP : Kartu Tanda PendudukKopdarnas : Kopi Darat NasionalLSM : Lembaga Swadaya MasyarakatMA : Mahkamah AgungNasdem : Nasional DemokratNKRI : Negara Kesatuan Republik IndonesiaOrmas : Organisasi MasyarakatORI : Ombudsman Republik IndonesiaPAN : Partai Amanat NasionalPARPOL : Partai PolitikPDIP : Partai Demokrasi Indonesia PerjuanganPerindo : Partai Persatuan IndonesiaPSI : Partai Solidaritas IndonesiaPPP : Partai Persatuan PembangunanPKS : Partai Keadilan SejahteraPKB : Partai Kebangkitan BangsaPKPU : Peraturan Komisi Pemilihan UmumPemilu : Pemilihan UmumRI : Republik IndonesiaSK : Surat KeputusanTOR : Term Of Reference

Page 22: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945, dimana berdasarkan undang-undang terbaru yaitu

undang-undang No.7 Tahun 2017, untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), serta Presiden dan Wakil Presiden, yang dilaksanakan secara

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945.

Salah satu poin yang diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang

pemilihan umum adalah mengenai rekrutmen calon anggota legislatif partai

politik, dimana hal ini sudah diatur oleh Pasal 241 ayat (1) dan (2) UU No. 7

Tahun 2017 yang menyebutkan bahwa partai politik peserta pemilu

melakukan seleksi bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD

kabupaten atau kota, yang dilakukan secara demokratis dan terbuka sesuai

dengan mekanisme internal partai politik. Dengan adanya undang-undang

tersebut, tentu lebih menegaskan secara prosedural mengenai segala hal terkait

bagaimana seharusnya partai politik itu sendiri.

Page 23: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

2

Partai politik hadir di tengah masyarakat berfungsi sebagai saluran aspirasi

warga negara, serta memiliki tujuan untuk merebut dan mempertahankan

kekuasaan guna mewujudkan program yang disusun berdasarkan ideologi

dengan berpartisipasi dalam pemilihan umum. Tujuan memperoleh eksistensi

dalam sistem politik, merupakan salah satu target partai politik untuk bersaing

dalam pemilihan umum dan memperoleh suara dari masyarakat serta

mendapat kursi di parlemen. Salah satu cara yang dilakukan oleh partai politik

adalah dengan rekrutmen politik. Proses rekrutmen politik tentunya berkaitan

dengan integritas partai politik yang nantinya akan menunjukkan berhasil atau

tidaknya sebuah partai politik melakukan rekrutmen.

Partai politik dan pemilihan umum merupakan tempat yang paling tepat untuk

proses rekrutmen politik, dalam rangka mengorganisir kekuasaan secara

demokratis. Rekrutmen merupakan arena untuk membangun kederisasi,

regenerasi, dan seleksi para kandidat serta membangun legitimasi dan relasi

antara partai dengan masyarakat sipil. Rekrutmen politik merupakan sebuah

proses awal yang akan sangat menentukan kinerja parlemen nantinya.

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada saat ini, partai politik belum

sepenuhnya melaksanakan tugas dan fungsi nya secara maksimal, terutama

dalam hal rekrutmen politik. Proses kaderisasi dan rekrutmen calon anggota

oleh partai politik masih banyak bermasalah, KPK mencatat dari 2004 hingga

Desember 2017, ada 144 kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan anggota

DPR dan DPRD dan ada 89 perkara yang melibatkan kepala daerah (Aprialdo

dalam Kompas.com).

Page 24: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

3

Terlebih lagi kasus yang baru-baru ini muncul di kota Malang Jawa Timur,

dimana 41 (empat puluh satu) dari 45 (empat puluh lima) anggota pembuat

kebijakan yang berkantor di gedung DPRD Malang terlibat kasus suap

pembahasan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) perubahan

pemerintah Kota Malang tahun anggaran 2015, sehingga membuat laju

pemerintahan di Kota Malang Jawa Timur, terancam lumpuh (Arifin dalam

Liputan6.com). Dan juga baru-baru ini yang sedang hangat diperbincangkan,

yaitu larangan mantan narapidana korupsi untuk jadi calon legislatif ditabrak,

dimana parpol masih saja mendaftarkan mantan narapidana kasus korupsi

sebagai calon legislatif mereka (Sukmana dalam Kompas.com).

Fenomena tersebut sungguh menghawatirkan, menunjukan bahwa rapuhnya

sistem rekrutmen partai politik di Indonesia, tentu hal ini menjadi keprihatinan

karena banyaknya wakil rakyat dan kepala daerah yang memiliki integritas

yang buruk. Partai politik diharapkan dapat menyodorkan calon wakil rakyat

yang berintegritas, bukan yang punya catatan buruk dengan mengorupsi uang

rakyat, buruknya rekrutmen dan kaderisasi dinilai menjadi sebab utama

sulitnya parpol menyodorkan nama caleg yang punya integritas.

Mekanisme perekrutan politik di internal partai politik sering kali melahirkan

politisi yang cenderung berorientasi uang, kuatnya dominasi elit partai, faktor

kekeluargaan, nepotisme, dan kedekatan politik, serta popularitas yang

dimiliki calon merupakan jalan pintas yang banyak ditempuh, dimana jelang

pendaftaran calon legislatif banyak parpol yang melakukan manuver untuk

merekrut berbagai macam kalangan untuk menjadi calon legislatif yang akan

Page 25: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

4

bertempur di pemilihan umum. Berbondong-bondong kalangan artis

menyatakan akan menjadi caleg dari suatu parpol tertentu , tidak ketinggalan

mantan birokrat yang memilih pensiun dini untuk berkiprah dalam politik

praktis, selain itu para pengusaha juga ikut meramaikan bursa caleg ini

(Ibrahim dalam Theindonesianinstitute.com)

Fenomena banyaknya partai politik yang mengusung calon anggota legislatif

dari kalangan artis, dinilai memberikan kesan negatif terhadap partai politik.

Fenomena ini dianggap semakin mengesankan partai politik bersikap

pragmatisme, dan juga rekrutmen instan ini menunjukkan rapuhnya sistem

rekrutmen parpol di Indonesia.

Rekrutmen politik hanya dibatasi untuk mengisi daftar caleg menjelang

pemilu saja, alhasil nantinya mayoritas anggota legislatif terpilih bukan

berasal dari kader yang benar-benar paham garis perjuangan partai, melainkan

kader karbitan yang sengaja direkrut hanya untuk menghadapi momentum

pemilu saja, seperti yang disampaikan pengamat politik dari Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhroh, mengatakan:

“Fenomena yang terjadi tersebut merupakan bukti nyata kaderisasi parpoltak berjalan. Ini merupakan refleksi dari belum berhasilnya Parpol lakukankaderisasi”. (Sumber: Sindonews.com pada 22 September 2018 pukul10.00 WIB)

Sehingga kinerja anggota DPR disorot secara negatif oleh masyakarat karena

dianggap terlalu mementingkan dirinya dan partainya ketimbang aspirasi

masyarakat, demikian hasil survei dari Lembaga survei Polling Centre, bekerja

sama dengan Indonesia Corruption Watch (ICW), melakukan survei anti

Page 26: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

5

korupsi pada tahun 2017 dengan melihat tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap lembaga-lembaga negara sebagai berikut :

Tabel 1. Daftar Data Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Lembaga-Lembaga Negara

Lembaga Tingkat KepercayaanKomisi Pemilihan Umum (KPK) 86%Presiden 86%Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 72%Mahkamah Agung (MA) 66%Media 64%Kejaksaan Agung 63%Pemerintah Daerah 63%Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)atau Organisasi Masyarakat (Ormas)

63%

Kementerian 62%Polisi 57%Ombudsman Republik Indonesia (ORI) 54%Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 51%Perusahaan Swasta 49%Partai Politik 35%

(Sumber : News.detik.com diakses pada 22 September 2018 pukul 10.15 WIB)

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat memberikan

persepsi yang buruk terhadap tiga institusi ini yaitu DPR, perusahaan swasta,

dan partai politik karena banyak pelaku korupsi berasal dari institusi tersebut.

Persepsi buruk ini antara lain tidak terlepas dari sistem rekrutmen yang tidak

berjenjang dan tidak terlembaga secara bagus di hampir semua partai politik

yang ada di Indonesia.

Terlepas dari permasalahan yang terjadi, demokrasi yang semakin

berkembang membuat banyak partai baru muncul dengan gagasan dan ide-ide

baru mereka, seperti pada Pemilu 2019 mendatang 16 (enam belas) partai

politik diantaranya terdapat 4 (empat) partai baru yang akan ikut bersaing

dengan partai-partai senior untuk merebutkan kursi di legislatif. Seperti hal

Page 27: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

6

nya Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Partai Solidaritas Indonesia

(PSI). Berangkat dari fenomena tersebut, seperti yang dikatakan Adi Prayitno

selaku Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia yang menilai bahwa:

“Diantara partai politik baru Partai Perindo dan PSI adalah partai politkbaru yang paling siap menghadapi pemilihan legislatif dan pemilihanpresiden 2019 mendatang, hal tersebut karena Partai Perindo dan PSIberhasil membangun jejaring yang kuat di level pusat hingga daerah, bisadibuktikan dengan kerja-kerja nyata dengan mempersiapkan segala halterkait kelengkapan administrasi yang ditetapkan oleh KPU, sedangkanpartai-partai baru yang lain sepertinya menyepelekan hal semacam ini”.Tuturnya. (Sumber: Cnnindonesia.com diakses pada 22 September 2018 pukul10.25 WIB)

Terlebih lagi modal utama yang dimiliki masing-masing partai tersebut seperti

figur-figur yang dimiliki. PSI misalnya, Partai yang dipimpin mantan jurnalis

televisi Grace Natalie, dianggap mewakili suara baru dengan mengusung

konsep anak-anak muda kelas menengah sebagai basis pendukungnya dan

menekankan pentingnya generasi muda berintegritas dan bersih untuk terjun

ke panggung politik. Kampanye yang ditampilkan sering merujuk pada

penguatan basis etika publik dengan menyinggung isu korupsi, kesetaraan,

maupun keberagaman (Wiwoho dalam Cnnindonesia.com).

Demikian juga Partai Perindo yang didirikan pada Februari 2015 sejak awal

terlihat menonjolkan sosok Hary Tanoesoedibjo selaku ketua umum sekaligus

pendiri partai dan juga pengusaha media yang sudah berpetualang lama di

dunia politik. Secara popularitas pun partai ini bisa jadi lebih unggul

dibandingkan ketiga partai baru lainnya, mengingat pemanfaatan jaringan

media yang tersebar luas dan berupaya mengenalkan diri jauh-jauh hari di

Page 28: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

7

berbagai lapisan masyarakat untuk mempopulerkan gagasan dan visinya

(Wiwoho dalam Cnnindonesia.com).

Walaupun Partai Perindo dan PSI merupakan partai yang paling siap

menghadapi pemilu diantara partai-partai baru dan di dukung dengan

kelebihan yang telah di sampaikan, jika dibandingkan diantara partai-partai

lama, kedua partai tersebut belum memiliki ciri khas yang kuat hanya

mengandalkan figur-figur yang dimiliki saja, sebagaimana disampaikan oleh

Siti Zuhro selaku peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yang

mengatakan:

“Partai-partai politik peserta pemilu terutama partai politik baru, relatiftidak memiliki platform dan karakteristik yang khas, serta tipisnyakekhasan dan karakteristik setiap partai, sehingga membuat pemilihberpandangan bahwa partai-partai politik yang baru sama saja denganpartai politik yang lama”. Tuturnya. (Sumber: Jendelanasional.com diaksespada 22 September 2018 pukul 10.40 WIB)

Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas maka peneliti merasa ingin tahu

bagaimana pola rekrutmen calon legislatif yang digunakan Partai Perindo dan

PSI ini selaku partai baru untuk menghadapi pemilihan umum 2019 di

Lampung mendatang, dimana selama ini persepsi terhadap Caleg dimata

masyarakat bersifat transaksional dan juga sifat yang dimiliki partai yang

selalu terbilang oligarkis. Dan apakah kedua partai baru ini mempunyai pola-

pola baru yang akan diterapkan, sehingga dapat bersaing dengan partai-partai

lama.

Page 29: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

8

Penelitian ini bukanlah satu-satunya penelitain yang mengkaji mengenai

rekrutmen poltik. Sebelumnya, penelitian mengani rekrutmen politik sudah

banyak di lakukan. Berikut ada beberapa penelitian terdahulu: Rhanty Syefira

Salsabila (2016) Penelitian ini menganalisis pola rekrutmen calon anggota

legislatif oleh partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kota Pekanbaru

Tahun 2014.

Teguh Adi Prasojo (2014) Penelitian ini menganalisis pola rekrutmen partai

Golkar untuk DPRD Jateng periode 2014-2019. Ruslan Yusrijal Abdar (2016)

Penelitian ini menganalisis pola rekrutmen calon legislatif dapil 1 Provinsi

Aceh yang dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai

Nasional Demokrat (Nasdem). Fernanda Putra Adela (2012) Penelitian ini

menganalisis proses rekrutmen politik calon legislatif yang dilakukan oleh

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pemilu Legislatif 2009 di Kota Medan.

Berdasarkan berbagai penelitian terdahulu yang di uraikan di atas, terdapat

persamaan dan perbedaan dari penelitian tersebut. Berdasarkan beberapa judul

penelitian mengacu kepada permasalahan rekrutmen kader dan integritas

individu. Hal ini sejalan dengan penelitian ini yang mengambil tema tentang

pola rekrutmen politik. Ruang lingkup pada permasalahan penelitian ini

berfokus pada penerapan pola rekrutmen untuk calon legislatif.

Berdasarkan metode, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif

deskriptif. Pemilihan metode penelitian yang di pakai oleh peneliti sama

dengan keempat penelitian diatas. Tidak ada yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu yaitu hanya saja peneliti tertarik meneliti lebih

Page 30: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

9

jelas lagi apakah pola rekrutmen yang diterapkan partai baru sama saja dengan

partai-partai lama, khusunya rekrutmen politik Partai Perindo dan PSI.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan membahas bagaimana

penerapan pola rekrutmen politik yang diterapkan Partai Perindo dan PSI

Lampung untuk menjaring bakal calon anggota legislatif yang akan maju pada

Pemilu Legislatif 2019 mendatang. Selanjutnya, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Perbandingan Pola Rekrutmen Calon

Legislatif Partai Politik untuk Pemilihan Umum 2019 di Lampung (Studi pada

Partai Persatuan Indonesia dan Partai Solidaritas Indonesia)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana sifat, metode dan kecenderungan pola rekrutmen calon

legislatif DPW Partai Perindo Lampung dan DPW PSI Lampung?

2. Bagaimana persamaan dan perbedaan pola rekrutmen untuk calon

legislatif Partai Perindo dan PSI?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui prosedur, kriteria, mekanisme, dan kecenderungan

rekrutmen yang digunakan Partai Perindo dan PSI dalam menghadapi

pemilu 2019.

2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pola rekrutmen yang

digunakan Partai Perindo dan PSI dalam menetapkan calon legislatifnya.

Page 31: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

10

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, Penelitian ini diharapkan bisa memperkaya kajian

akademis mengenai partai politik, khususnya berkaitan dengan pola

rekrutmen calon legislatif partai politik untuk Pemilihan Umum,

bahwasanya nanti hasil dari penelitian ini dapat dibukti kan, bahwa partai

politik melakukan pola rekrutmen yang seperti apa dalam memilih calon-

calon legislatif nya, dan dimana fenomena ini bukan dikatakan fenomena

baru lagi melainkan peneliti hanya mempertegas bahwa yang sudah diteliti

orang lain juga sama terjadi di Lampung.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi dan menjadi bahan referensi bagi mahasiswa Ilmu

Pemerintahan, khusus nya dalam kajian terkait pola rekrutmen calon

legislatif partai politik untuk Pemilihan Umum. Terutama agar pembaca

mengetahui pola apa saja yang digunakan dalam hal rekrutmen calon

legislatif.

Page 32: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Partai Politik

1. Pengertian Partai Politik

Partai politik (parpol) adalah suatu kelompok yang terorganisir yang

anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama,

dimana tujuannya untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut

kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan

kebijaksanaan mereka (Budiarjo, 2008: 160).

Partai politik merupakan keharusan dalam kehidupan politik modern yang

demokratis. Sebagai suatu organisasi, partai politik secara ideal

dimaksudkan untuk mengaktifkan dan memobilisasi rakyat, mewakili

kepentingan tertentu, memberikan kompromi bagi pendapat yang saling

bersaing, serta menyediakan sarana suksesi kepemimpinan politik secara

absah (legitimate) dan damai.

Partai politik menurut Cheppy Haricahyono, merupakan salah satu

prasyarat bagi negara yang merdeka dan berdaulat. Partai politik tidak saja

sebagai salah satu sarana penyalur aspirasi rakyat kepada pemerintah

negaranya, akan tetapi partai politik sekaligus terlibat dalam proses

penyelenggaraan negara melalui wakil-wakilnya yang duduk dalam

berbagai lembaga negara yang ada (Haricahyono, 1991: 189).

Page 33: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

12

Negara-negara yang sudah maju, terutama negara Barat, persaingan untuk

memperoleh suara dalam pemilihan yang bebas dan bersifat nasional

dianggap sebagai alternatif terbaik untuk menentukan figur pemimpin

politik yang mempunyai tanggungjawab terhadap pemilihnya sehingga

partai politik tidak dapat dipisahkan dengan alternatif tersebut.

Partai politik dengan demikian bertindak sebagai instrumen perwakilan

dan sarana untuk menjamin pergantian pemerintahan secara teratur dan

tanpa pergolakan yang dapat menghancurkan keseluruhan sendi-sendi

masyarakat dan negara yang sudah mapan. Tetapi perlu diingat bahwa

dalam masyarakat yang demikian ini partai politik muncul ketika

persoalan identitas nasional telah teratasi dan legitimasi lembaga-lembaga

pemerintahan telah mengakar kuat (Rohyati, 2006:18).

Berbeda dengan perkembangan partai-partai di banyak negara maju, di

negara-negara berkembang kebangkitan dan aktivitas partai politik

seringkali berkaitan dengan proses pembentukan identitas nasional,

pembentukan kerangka sistem politik, pengabsahan lembaga pemerintah,

serta usaha-usaha untuk memperkuat persatuan nasional. Dalam kaitan ini

partai politik seringkali tidak berfungsi sebagai penyedia akses bagi

penyaluran tuntutan yang absah kepada penguasa, tetapi semata-mata

sebagai elemen dalam strategi persatuan nasional dan pengontrolan

perbedaan pendapat (Rohyati, 2006: 19).

Page 34: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

13

Pengertian partai politik secara etimologis menurut Jimly Assiddiqie

berasal dari kata part yang berarti bagian atau golongan. Kata partai

menunjuk pada golongan sebagai pengelompokan masyarakat berdasarkan

kesamaan tertentu seperti tujuan, ideologi, agama, atau bahkan

kepentingan. Pengelompokan itu berbentuk organisasi secara umum, yang

dapat dibedakan menurut wilayah aktivitasnya, seperti organisasi

kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, serta

organisasi politik. Dalam perkembangannya, kata partai lebih banyak

diasosiasikan untuk organisasi politik, yaitu organisasi masyarakat yang

bergerak di bidang politik (Syafa’at, 2011: 30).

Beberapa pendapat ahli yang telah disebutkan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa partai politik merupakan organisasi politik yang

memiliki ideologi dan cita-cita tertentu yang ingin diraih secara bersama-

sama dan memiliki tujuan untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan

politik, dengan cara bersaing dalam pemilu untuk menduduki jabatan-

jabatan publik baik di lembaga eksekutif maupun di lembaga legislatif.

2. Tipologi Partai Politik

Terdapat 2 (dua) tipologi partai politik yang hadir dalam kehidupan

demokrasi. Partai politik sebagai salah satu pilar dalam pelaksanaan

demokrasi di Indonesia. Tipologi tersebut adalah berdasarkan kader dan

berdasarkan massa kedua tipologi ini hadir berdasarkan ideologi yang

diwujudkan berdasarkan ide-ide perjuangan partai dan melalui program

kerja partai yang ditawarkan oleh partai tersebut.

Page 35: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

14

Tipologi partai berdasarkan struktur organisasinya terbagi menjadi tiga

macam (Schroder dalam Surbakti, 1992:98) yaitu;

a. Partai para Pemuka Masyarakat

Partai ini berupa gabungan yang tidak terlalu ketat, yang pada

umumnya tidak dipimpin secara sentral ataupun profesional, dan yang

pada kesempatan tertentu sebelum pemilihan anggota parlemen

mendukung kandidat-kandidat tertentu untuk memperoleh suatu

mandat.

b. Partai Massa

Partai massa merupakan partai yang hadir dari kelas-kelas masyarakat

yang sering termarjinalkan dari elit yang berada diluar parlemen yang

berkeinginan untuk merebut kekuasaan atau sekedar memperjuangkan

kepentingan golongannya didalam pemerintahan. Sebagai jawaban

terhadap tuntutan sosial dalam masyarakat industrial, maka

dibentuklah partai-partai yang besar dengan banyak anggota, dengan

tujuan utama mengumpulkan kekuatan yang cukup besar untuk dapat

membuat terobosan, mempengaruhi pemerintah dan masyarakat, serta

mempertanyakan kekuasaan.

c. Partai Kader

Partai kader merupakan partai yang lahir dengan dibentuk oleh

beberapa orang yang memiliki intelektual diatas rata-rata sehingga

melahirkan karakter partai yang exklusive atau dominasi dari elit partai

sangat kuat terutama dalam hal program dan elit partai ini sekaligus

Page 36: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

15

memperkuat program kerja partai dengan inovasi-inovasi baru yang

hadir dari para elit partai. Partai ini muncul sebagai partai jenis baru,

mereka dapat dikenali berdasarkan organisasinya yang ketat, karena

mereka termasuk kader/kelompok orang terlatih yang personilnya

terbatas, mereka berpegangan pada satu ideologi tertentu, dan terus

menerus melakukan pembaharuan melalui sebuah pembersihan yang

berkesinambungan.

3. Fungsi Partai Politik

Fungsi utama partai politik adalah mencari dan mempertahankan

kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan

ideologi tertentu. Dalam negara demokratis, partai politik

menyelenggarakan beberapa fungsinya (Budiarjo, 2008: 405), antara lain:

a. Sebagai sarana komunikasi politik

Parpol berfungsi menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi

masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpang-

siuran pendapat dalam masyarakat berkurang. Dalam masyarakat

modern yang begitu luas, pendapat dan aspirasi seseorang atau suatu

kelompok akan hilang tak berbekas seperti suara di pandang pasir

apabila tidak ditampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi

orang lain yang senada. Proses ini dinamakan “penggabungan

kepentingan” (interest aggregation). Sesudah digabung, pendapat dan

aspirasi ini diolah dan dirumuskan dalam bentuk yang teratur. Proses

ini dinamakan, “perumusan kepentingan” (interest articulation).

Page 37: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

16

b. Sebagai sarana Sosialisasi Politik (Instrument of Political

Socialization).

Di dalam ilmu politik, sosialisasi politik diartikan sebagai suatu proses

dari seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena

politik di dalam lingkungan masyarakat dimana ia berada. Biasanya

proses sosialisasi berjalan secara berangsur-angsur dari masa kanak-

kanak sampai dewasa. Proses sosialisasi politik diselenggarakan

melalui ceramah-ceramah penerangan, kursus-kursus kader, kursus

penataran, dan sebagainya.

c. Sebagai sarana Rekrutmen Politik.

Dalam hal ini parpol berfungsi untuk mencari dan mengajak

orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai

anggota partai (political recruitment). Dengan demikian partai turut

memperluas partisipasi politik. Juga disuahakan untuk menarik

golongan muda untuk dididik untuk menjadi kader yang di masa

mendatang akan mengganti pimpinan lama (selection of leadership).

d. Sebagai sarana pengatur konflik.

Di dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat

merupakan soal yang wajar. Jika sampai terjadi konflik, parpol

berusaha untuk mengatasinya.

Page 38: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

17

Fungsi-fungsi dalam praktek politik diatas sering dilihat tidak mampu

dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan, misalnya informasi yang

diberikan partai politik kepada masyarakat justru menimbulkan

kegelisahan dan perpecahan (Budiarjo, 2008: 416). Fungsi utama partai

politik adalah mencari dan mempertahankan kekuasaan untuk

mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu

(Surbakti, 2010: 116).

Beberapa hal mengenai fungsi dari partai politik itu sendiri, penulis dapat

menyimpulkan, bahwa dalam negara demokratis fungsi partai politik

cenderung mencari atau mengajak seseorang untuk aktif dalam dunia

politik agar diberikan pengetahuan atau pendidikan politik guna mengisi

jabatan-jabatan dalam organisasi maupun jabatan politik.

4. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Persatuan Indonesia(Perindo)

a. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) adalah partai politik baru. Partai

yang membawa identitas: kebajikan dan keragaman. PSI berpijak pada

kesadaran, bahwa politik sejatinya adalah hal yang baik. Meski kini,

kata “baik” dan “politik” lebih sering bersimpang jalan. PSI hadir

untuk mendekatkan kembali politik kepada kebajikan. (Sumber: psi.id

diakses pada 13 Maret 2018 pukul 11.15 WIB).

Page 39: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

18

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) baru didirikan pasca Pemilu tahun

2014 tepat nya pada tanggal 16 November 2015. Partai ini diketuai

oleh mantan presenter berita Grace Natalie. Partai ini cenderung

mengambil target partisipan kalangan anak muda, perempuan dan

lintas agama. Tokoh-tokoh partai ini banyak mengajak warga negara

muda untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik.

Partai ini juga telah menyelenggarakan Kopi Darat Nasional

(KopDarNas) yang bertempat di Jakarta pada tanggal 16 November

2015. Partai ini membawa platform tentang solidaritas, pluralitas

beragama, suku, dan bangsa. Partai ini mengklaim akan mengisi tokoh-

tokoh partai dengan anak muda dan tidak ingin adanya "bekas" politisi

partai lain yang memasuki partai ini.

Terdapat juga peraturan bahwa pengurus partai dibatasi maksimal 45

tahun, dan saat ini pengurus daerah rata-rata berumur 20-30 tahun.

Selain itu Partai ini tidak mau bertumpu kepada seorang tokoh untuk

mengangkat nama partai, seperti partai politik lain kebanyakan. Partai

ini juga mengklaim transparansi sumbangan finansial, khususnya

memisahkan pengaruh bisnis dari operasional partai. Partai ini resmi

menjadi Badan Hukum setelah melalui verifikasi Kementerian Hukum

dan HAM pada tanggal 7 Oktober 2016.

Page 40: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

19

b. Partai Persatuan Indonesia (Perindo)

Partai Persatuan Indonesia (Perindo) awalnya adalah ormas yang baru

dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta. Partai

ini didirikan oleh Hary Tanoesoedibjo, pengusaha dan pemilik MNC

Group, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media.

Perindo didirikan pada 7 Februari 2015 di Jakarta International Expo,

Kemayoran, Jakarta. Pada acara deklarasi tersebut, dihadiri oleh

beberapa petinggi Koalisi Merah Putih (KMP), seperti Ketua Umum

Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Amanat Nasional

Hatta Rajasa, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta, dan

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz. Selain itu

juga hadir Wiranto, Ketua Umum Hanura.

Partai Perindo telah resmi disahkan sebagai badan hukum partai politik

pada 8 Oktober 2014. Nama Perindo merupakan singkatan dari

Persatuan Indonesia yang menganut partai modern dengan memadukan

partai massa dan partai kader yang menjunjung tinggi pengelolaan

partai secara profesional. “Memelihara persatuan dan nilai-nilai luhur

budaya, berbasis pada kekuatan rakyat serta berorientasi pada

kesejahteraan rakyat,” ujarnya. HT juga berpesan kepada seluruh

pengurus, kader, serta simpatisan partai untuk bekerja keras dalam

memajukan dan mengembangkan partai.

Page 41: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

20

Setelah deklarasi ini tantangan besarnya adalah mewujudkan seluruh

visi, misi, dan basis perjuangan Partai Perindo. “Sebagai partai

termuda kita harus ingat, mampu menghargai partai politik lain yang

jauh lebih senior. Bahwa mereka adalah saudara seperjuangan, sebagai

mitra kerja mewujudkan Indonesia yang sejahtera,” serunya. (Sumber:

Sindonews.com, diakses pada 13 Maret 2018 pukul 11.25 WIB).

Hary Tanoesoedijo berpendapat, ada dua langkah yang dapat dilakukan

partai politik guna meningkatkan elektabilitasnya. Langkah ini juga

dilakukan Partai Perindo menyambut Pemilu 2019.

1. Pertama, kata Hary, yakni meningkatkan popularitas partai.

"Membangun popularitas, jadi masyarakat Indonesia harus tahu

keberadaan Partai Perindo. Ini yang kami perjuangkan tentunya

dengan berbagai kegiatan," kata Hary usai pendaftaran calon

peserta Pemilu 2019 di Komisi Pemilihan Umum RI (KPU),

Jakarta, Senin (9/10/2017). Ia melanjutkan, untuk membangun

popularitas itu juga dibutuhkan perwakilan partai dari tingkat pusat

hingga ke tingkat paling bawah di masyarakat.

2. Kedua, lanjut dia, partai juga harus ikut membantu dan

membangun masyarakat. Ia mengingatkan para kadernya untuk

terus menjalankan program-program yang berdampak langsung

pada masyarakat. "Saya menyerukan pada seluruh kader di seluruh

tingkatan tanpa henti sapa masyarakat dengan aktivitas bazar

murah, gerobak, nanti kami ada bedah rumah, bantuan petani.

Page 42: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

21

Intinya, kami terus hadir membantu dan membangun," kata dia.

"Saya yakin dengan cara itu, mudah-mudahan elektabilitas Partai

Perindo akan meningkat dan kita akan menjadi partai besar pada

saatnya nanti pemilu 2019," ujarnya. (Sumber: Kompas.com,

diakses pada 13 Maret 2018 pukul 11.30 WIB).

B. Pemilihan Umum (Pemilu)

1. Pengertian Pemilu

Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat dan

wakil daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat,

dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan negara yang

demokrasi, di mana para pemimpinnya dipilih berdasarkan suara

mayoritas terbanyak.

Sebuah Negara bisa disebut demokratis jika didalamnya terdapat

mekanisme pemilihan umum yang dilaksanakan secara berkala atau

periodik untuk melakukan sirkulasi elite (Hutington dalam Rizkiyansyah,

2007:3). Pemilu merupakan sarana demokrasi untuk membentuk sistem

kekuasaan negara yang pada dasarnya lahir dari bawah menurut kehendak

rakyat sehingga terbentuk kekuasaan negara yang benar–benar memancar

ke bawah sebagai suatu kewibawaan yang sesuai dengan keinginan rakyat

dan untuk rakyat (Karim dalam Dani, 2006:11).

Page 43: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

22

Pemilu merupakan cara dan sarana yang tersedia bagi rakyat untuk

menentukan wakil-wakilnya yang akan duduk dalam Badan Perwakilan

Rakyat guna menjalankan kedaulatan rakyat, maka dengan sendirinya

terdapat berbagai sistem pemilihan umum (Rahman, 2002:194). Pemilihan

Umum adalah salah satu pranata yang paling representatif atas berjalannya

demokrasi, tidak pernah ada demokrasi tanpa pemilihan umum

(Rizkiyansyah, 2007:3).

Penjelasan di atas menunjukan bahwa pemilihan umum sebagai sarana

terwujudnya demokrasi. Pemilihan umum adalah suatu alat yang

penggunaannya tidak boleh mengakibatkan rusaknya sendi-sendi

demokrasi dan bahkan menimbulkan hal-hal yang menderitakan rak yat,

tetapi harus tetap tegaknya Pancasila dan dipertahankannya Undang-

Undang Dasar 1945.

2. Pemilihan Legislatif

Indonesia merupakan negara yang menjunjung demokrasi sehingga dalam

menentukan pemerintah baik itu anggota legislatif ataupun Presiden akan

lewat cara Pemilihan Umum dan Pemilihan Legislatif. Pemilihan legislatif

adalah pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),

Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) yang nantinya akan bertugas menjadi anggota lembaga

legislatif.

Page 44: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

23

Pemilihan legislatif ini diadakan setiap 5 tahun sekali, pemilihan legislatif

sendiri di Indonesia telah dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada tahun

1999, 2004, 2009 dan 2014, pemilihan ini akan memutuskan anggota

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk 34 provinsi dan 514

kabupaten dan kota.

Untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sendiri akan dipilih 560

anggota yang diambil dari 77 daerah pemilihan bermajemuk yang dipilih

dengan cara sistem proporsional terbuka, Dewan Perwakilan Daerah

(DPD) mempunyai 132 anggota, 132 anggota tersebut merupakan 4

perwakilan dari setiap provinsi yang ada di Indonesia. Dalam memilih

anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) memakai sistem Single Non

Tranferable Vote, dimana masing-masing pemilih hanya mempunyai satu

suara.

Pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) akan

dipilih di 34 provinsi yang setiap provinsi akan mempunyai 35-100

anggota, jumlah anggota disesuaikan dengan berapa banyak penduduk

yang ada di provinsi tersebut. Negara Indonesia dalam pemilihan legislatif

memakai sistem multi partai. Undang-uandang No 7 Tahun 2017

mewajibkan masing-masing partai politik mengikuti proses pendaftaran

yang mana nanti akan diverifikasi oleh KPU bila ingin mengikuti

pemilihan umum.

Page 45: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

24

Penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia termasuk pemilihan

legislatif baik itu bersifat nasional merupakan tanggung jawab dari Komisi

Pemilihan Umum (KPU) yang telah diatur dalam Undang-undang No 7

Tahun 2017. Selain Komisi Pemilihan Umum (KPU) lembaga yang

bertanggung jawab akan berlangsungnya pemilihan umum adalah Badan

Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) adalah lembaga yang mempunyai

tugas untuk mengawasi Pemilu termasuk Pemilihan Legislatif agar

berjalan dengan benar. Selain KPU dan Bawaslu, ada pula lembaga yang

dikenal dengan nama Dewan Kerhomatan Penyelenggara Pemilu

(DKPP). DKPP mempunyai tugas untuk memeriksa gugatan atau laporan

atas tuduhan pelanggarana kode etik yang dilakukan oleh anggota

KPU atau Bawaslu.

C. Teori Rekrutmen Politik

1. Pengertian Rekrutmen

Secara bahasa rekrutmen berasal dari bahasa inggris “recruit” yang berarti

mendapatkan. Sedangkan rekrutmen berarti proses mencari atau

mendapatkan anggota baru yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga

yang bersifat politik ataupun non politik. Rekruitmen politik adalah

seleksidan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau

sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem

politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya (Surbakti,

2010: 118). Definisi rekruitmen politik pada hakekatnya dapat diartikan

Page 46: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

25

sebagai penseleksian individu-individu yang berbakat untuk dapat

menduduki jabatan politik maupun jabatan pemerintahan (Haryanto,

1982: 45).

Rekruitmen politik dalam partai politik berfungsi untuk mencari dan

mengajak orang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai

anggota partai (Budiarjo, 2008:164). Rekrutmen sebagai proses

pengumpulan calon pemegang jabatan yang sesuai dengan rencana sumber

daya manusia untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan tertentu

(Samsudin, 2006:81).

Sedangkan menurut Seligmen (1961:55) memberikan batasan sebagai

berikut: rekrutmen adalah seleksi, pemilihan atau pengangkatan tokoh-

tokoh yaitu suatu transformasi seleksi terhadap anggota masyarakat dari

berbagai subkultur, kelas status, keagamaan dan atas dasar isme-isme

kesukuan, dan kualifikasi tertentu yang kemudian memperkenankan

mereka kepada peran-peran khusus.

Menurut Gaffar (1999:155), Rekrutmen Politik merupakan proses

pengisian jabatan politik dalam sebuah negara, agar sistem politik dapat

memfungsikan dirinya dengan sebaik-baiknya, guna memberikan

pelayanan dan perlindungan masyarakat. Pamungkas (2011:91)

mengartikan rekrutmen politik sebagai proses dimana idividu dilibatkan

dalam peran-peran politik aktif. Lebih jauh, Almond (dalam Romli,

2005:78) mengartikan fungsi rekrutmen politik sebagai penyeleksian

rakyat untuk kegiatan politik dan jabatan pemerintahan melalui

Page 47: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

26

penampilan dalam media komunikasi, menjadi anggota organisasi,

mencalonkan diri untuk jabatan tertentu, pendidikan, dan ujian.

Putra (2003:32) rekrutmen adalah suatu proses seleksi anggota-anggota

kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan

administratif maupun politik. Anggota kelompok yang direkrut atau yang

diseleksi adalah yang memiliki kemampuan atau bakat yang sangat

dibutuhkan untuk suatu jabatan atau fungsi politik.

Rekrutmen merupakan bagian dalam manajemen sumber daya manusia,

maka dapat dipahami perannya sangat besar dalam pengembangan

manajemen sumber daya manusia. Batasan peran rekrutmen adalah

memberikan kontribusi yang sangat penting didalam mendapatkan sumber

daya manusia yang dibutuhkan oleh lembaga/birokrasi pada konteks

ini.Sesuai dengan tuntutan kualifikasi minimal yang dikehendaki. Dengan

demikian proses rekrutmen menjadi bagian penting dalam mencari sumber

daya manusia sehingga kebutuhan dalam suatu lembaga/birokrasi dapat

terpenuhi, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Rekrutmen politik berarti proses mencari anggota partai politik yang

berbakat untuk dijadikan pengurus organisasi politik atau dicalonkan

untuk menduduki jabatan di legislatif maupun eksekutif, baik ditingkat

daerah maupun ditingkat pusat. Upaya ini dilakukan dengan sadar oleh

pengurus organisasi politik dalam rangka mengembangkan organisasi

kearah yang lebih baik dan bermartabat. Sedangkan menurut Cholisin

(2007), rekrutmen politik adalah seleksi dan pengangkatan seseorang atau

Page 48: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

27

kelompok untuk melaksanakan sejumlah peran dalam sistem politik pada

umumnya dan pemerintahan pada khususnya.

Rekrutmen merupakan salah satu fungsi yang dijalankan dengan

mengadakan proses-proses seleksi penjaringan, rotasi dan mobilitas politik

pada anggota masyarakat untuk penempatan jabatan baik legislatif maupun

eksekutif berupa jabatan administratif maupun jabatan politis yang

berdasarkan kemampuan, kinerja, bakat serta pengalaman dari anggota

tersebut dengan memperhatikan faktor-faktor partisipasi dari sejumlah

masyarakat.

Berdasarkan definisi-definisi mengenai pengertian rekrutmen yang telah

diuraikan di atas, maka penulis berpendapat bahwa rekrutmen merupakan

upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mendapatkan seseorang

yang dibutuhkan sebagai calon pengisi kekosongan pada jabatan-jabatan

tertentu dengan memperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan

sebelumnya.

2. Proses Rekrutmen

Rekrutmen politik adalah proses pengisian jabatan politik dalam sebuah

negara, agar sistem politik dapat memfungsikan dirinya dengan sebaik-

baiknya. Guna memberikan pelayanan dan perlindungan kepada

masyarakat. Proses rekrutmen dilakukan secara terbuka dan secara

tertutup. Rekrutmen politik memegang peranan penting dalam sistem

politik suatu negara. Karena proses ini menentukan orang-orang yang akan

Page 49: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

28

menjalankan fungsi-fungsi sistem politik negara itu melalui suprastruktur

dan infrastruktur politik.

Setiap sistem politik menganut pola rekrutmen yang berbeda-beda.

Anggota yang direkrut adalah yang memiliki suatu kemampuan yang

sangat dibutuhkan untuk menempati jabatan politik di pemerintahan.

Berbicara hal tersebut partai politik juga memiliki pola rekrutmen yang

berbeda-beda antara satu partai dengan partai lainnya. Pola perekrutan

politik disesuaikan dengan AD/ART dan kebijakan partai masing-masing.

Menurut Haris (2005:8), Perekrutan anggota legislatif oleh partai politik

secara umum mencakup tiga tahap penting yakni mencakup:

1) Penjaringan calon, dimana dalam tahapan ini mencakup interaksi

antara elite partai di tingkat desa atau kelurahan atau ranting partai

dengan elite partai di tingkat atasnya atau anak cabang.

2) Penyaringan dan seleksi calon yang telah dijaring. Tahapan ini

meliputi interaksi antara elit tingkat anak cabang dan elite tingkat

kabupaten/kota atau cabang/daerah.

3) Penetapan calon berikut nomor urutnya. Tahapan ini melibatkan

interaksi antara elit tingkat cabang/daerah, terutama pengurus harian

partai tingkat cabang/daerah dengan tim kecil yang dibentuk dan

diberikan wewenang menetapkan calon legislatif.

Page 50: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

29

Perlakuan partai politik terhadap keseluruhan tahap-tahap rekrutmen

politik sangat berhubungan dengan pengorganisasian partai politik. Hal

tersebut melahirkan pengelolaan partai terhadap pola rekrutmen partai

politik. Biasanya cara partai melakukan tahapan-tahapan dari rekrutmen

politik tersebut mempunyai pola yang berbeda-beda antara partai yang

satu dengan partai yang lainnya. Czudnowski (dalam Putra, 2007:103)

mengemukakan model yang digunakan partai politik dalam rekrutmen

politik antara lain :

1) Rekrutmen terbuka, yaitu syarat dan prosedur untuk menampilkan

seseorang tokoh dapat diketahui secara luas. Dalam hal ini partai

politik berfungsi sebagai alat bagi elit politik yang berkualitas untuk

mendapatkan dukungan masyarakat. Cara ini memberikan kesempatan

bagi rakyat untuk melihat dan menilai kemampuan elit politiknya.

Dengan demikian cara ini sangat kompetitif. Jika dihubungkan dengan

paham demokrasi, maka cara ini juga berfungsi sebagai sarana rakyat

mengontrol legitimasi politik para elit.

2) Rekrutmen tertutup, yaitu berlawanan dengan cara rekrutmen terbuka.

Dalam rekrutmen tertutup, syarat dan prosedur pencalonan tidak dapat

secara bebas diketahui umum. Partai berkedudukan sebagai promotor

elit yang berasal dari dalam tubuh partai itu sendiri. Cara ini menutup

kemungkinan bagi anggota masyarakat untuk melihat dan menilai

kemampuan elit yang ditampilkan. Dengan demikian cara ini kurang

kompetitif. Hal ini menyebabkan demokrasi berfungsi sebagai sarana

elit memperbaharui legitimasinya.

Page 51: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

30

Berdasarkan dari pola yang dikemukakan tersebut, dapat disimpulkan

partai politik biasanya menggunakan pola-pola tersebut untuk merekrut

calon legislatifnya. Dalam pelaksanaan pola-pola tersebutpun biasanya

partai politik juga mempunyai metode-metode tertentu dalam melakukan

rekrutmen politiknya. Cara rekrutmen yang dilakukan oleh partai politik

biasanya dikenal dengan dua metode (Hasibuan, 2006:52) yakni:

1) Metode ilmiah yakni rekrutmen yang dilakukan berdasarkan pada

pedoman tertentu yang berisi tentang standar-standar tertentu.

2) Metode non ilmiah yakni rekrutmen yang dilakukan dengan tidak

mengacu standar-standar tertentu, melainkan didasarkan pada

perkiraan saja.

Adapun beberapa pola kecenderungan partai politik dalam melakukan

rekrutmen politik terhadap calonnya ( Romli, 2005:93) yakni sebagai

berikut:

1) Partisan

Pendukung yang kuat, loyalitas tinggi terhadap partai sehingga bisa

direkrut untuk menduduki jabatan strategis biasanya kader internal

partai

2) Compartmentalization

Proses rekrutmen yang didasarkan pada latar belakang pendidikan dan

pengalaman organisasi atau kegiatan sosial politik seseorang. misalnya

aktivis LSM

Page 52: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

31

3) Immediate Survival

Proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas pemimpin partai tanpa

memperhatikan kemampuan orang-orang yang direkrut

4) Civil Service Reform

Proses rekrutmen berdasarkan kemampuan dan loyalitas seorang calon

sehingga bisa mendapatkan kedudukan lebih tinggi atau penting

contoh non-kader namun mempunyai kedekatan dengan partai.

Partai politik dapat menentukan sendiri proses rekrutmen mana yang akan

digunakan untuk melakukan proses rekrutmen. Proses yang dipilih partai

politik menentukan karakteristik partai politik itu sendiri. Adapun dalam

tahapan penetapan calon legislatif yang akan diusung oleh partai politik.

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi (Haryanto, 1982:47)

diantaranya adalah :

1) Pengalaman Organisasi

Pengalaman ini baik selama ia mejadi anggota partai maupun sebelum

menjadi anggota partai, karena ini merupakan hal yang mutlak

diperlukan oleh seorang calon anggota parlemen dalam menjalankan

roda organisasi nantinya.

2) Tingkat Pendidikan

Ditingkat pendidikan baik formal maupun informal, tingkat pendidikan

berkaitan erat dengan wawasan seseorang dalam menghadapi sesuatu

masalah dan prilaku organisasi. Akan tetapi dalam AD/RT partai

manapun tidak dicantumkan kriteria tingkat pendidikan sebagai

persyaratan.

Page 53: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

32

3) Pelatihan Kader atau Keterampilan Organisasi

Dimana hal ini merupakan pelatihan untuk memberikan keterampilan

dan kemampuan seorang calon anggota didalam mengelola organisasi

nantinya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa di setiap sistem

politik terdapat prosedur- prosedur untuk melaksanakan rekrutmen atau

penyeleksian, akan tetapi walaupun prosedur-prosedur yang dilaksanakan

oleh tiap-tiap sistem politik berbeda-beda satu dengan yang lainnya,

namun terdapat suatu kecendrungan bahwa individu-individu yang

berbakat yang dicalonkan untuk menduduki jabatan politik maupun

jabatan pemerintahan mempunyai latar belakang yang hampir sama, yaitu

bahwa mereka berasal dari kelas menengah atau kelas atas dan kalaupun

mereka berasal dari kelas bawah tetapi mereka merupakan orang-orang

yang telah memperoleh pendidikan yang memadai.

Berdasarkan pendapat di atas mengenai tahapan dan pola rekrutmen

politik, dapat disimpulkan jika proses rekrutmen bukan hanya sekedar

menyeleksi dan menempatkan nama-nama orang atau kandidat. Tapi lebih

penting dari itu adalah sejauh mana kandidiat yang dipromosikan tersebut

memiliki kompetensi dan kapabilitas dalam mengemban tugas partai dan

amanah para rakyat pemilih.

Page 54: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

33

D. Kerangka Pikir

Berbagai teori yang telah dikemukakan di atas, peneliti akan lebih cenderung

melihat pola rekrutmen sebagai bagian proses politik dimana partai politik

saling bertarung untuk memperoleh eksistensi dalam sistem politik dengan

menempatkan calon-calon yang diusung maju pada pemilu 2019. Untuk

memperoleh eksistensi dalam sistem politik, partai politik harus memperoleh

suara yang bersaing dalam pemilihan umum. Perebutan suara dalam

pemilihan umum dihadapkan pada realitas sosial dalam menentukan pola

rekrutmen yang digunakan untuk mempengaruhi proses perjuangan partai

dalam memperoleh eksistensi.

Proses menyiapkan calon-calon yang diusung oleh partai politik, biasanya

terdapat pola rekrutmen yang berbeda-beda dari masing-masing partai politik

tak terkecuali juga yang dilakukan oleh Partai Solidaritas Indonesia dan Partai

Perindo di Provinsi Lampung. Hal tersebut dapat terlihat dari mekanisme yang

dilakukan partai dalam melakukan tahapan rekrutmen awal hingga akhir.

Perbedaan tersebut dapat terlihat dari sifat rekrutmen yang dilakukan oleh

kedua partai politik dalam menentukan rekrutmen yang dilakukan secara

terbuka atau tertutup. Untuk mengetahui sifat tersebut dapat dilihat dari

beberapa indikator yang bersangkutan dengan sifat rekrutmen tersebut seperti

syarat dan prosedur yang dilakukan oleh partai politik. Dan juga bertujuannya

agar kualitas serta integritas calon legislatifnya sesuai dengan yang dicita-

citakan oleh masyarakat serta agar masyarakat tidak salah pilih nantinya.

Page 55: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

34

Berbicara kualitas calon pun harus didasarkan pada aspek-aspek yang ideal

sehingga dapat tercipta wakil rakyat yang benar-benar memiliki kapabilitas

dan integritas yang baik. Faktor-faktor penentu menjadi bahan pertimbangan

juga dari partai politik tak terkecuali Partai Solidaritas Indonesia dan Partai

Perindo dalam menentukan pola rekrutmennya dalam menetapkan calon

legislatif yang akan maju pada pemilu 2019.

Mekanisme dalam hal penetapan calon legislatif tersebut, tentunya prosedur

dalam rekrutmen politik yang didasarkan pada beberapa aspek-aspek ideal.

Bertitik tolak dari semua pemikiran tersebut di atas, maka untuk menyamakan

persepsi terhadap permasalahan yang dikemukakan, akan digambarkan skema

berpikir sebagai berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

PSI

Sifat Pola Rekrutmen(Czudnowski,2007:103)1. Terbuka2. Tertutup

Pola Rekrutmen CalonLegislatif PERINDO

Persamaan dan Perbedaan Pola Rekrutmenuntuk Caleg PSI dan PERINDO

Metode PolaRekrutmen

(Hasibuan, 2006:52)1. Metode Ilmiah2. Metode Non-Iimiah

Kecenderungan PolaRekrutmen

( Lily Romli, 2005:93)1. Partisan2. Compartmentalization3. Immediate Survival4. Civil Service Reform

Undang-Undang Anggaran Dasar

Page 56: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

35

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif, dengan menggunakan

pendekatan deskriptif untuk menggambarkan fenomena secara terperinci.

Metode deskriptif adalah suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Usaha mendeskripsikan fakta-fakta itu pada tahap permulaan tertuju pada

usaha mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang

diselidiki, agar jelas keadaan atau kondisinya. Oleh karena itu pada tahap ini

metode deskriptif tidak lebih daripada penelitian yang bersifat penemuan

fakta-fakta seadanya. Penemuan gejala-gejala itu berarti juga tidak sekedar

menunjukkan distribusinya, akan tetapi termasuk usaha mengemukakan

hubungannya satu dengan yang lain di dalam aspek-aspek yang diselidiki itu

(Nawawi, 2012 : 63).

Alasan peneliti menggunakan metode kualitatif karena permasalahan yang

dikaji dalam penelitian ini lebih menekankan pada pemusatan pemerhatian

pada masalah ataupun situasi yang aktual untuk menggambarkan dan

mengetahui proses atau kejadian yang sedang berlangsung sebagai bagian

Page 57: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

36

dari fenomena sosial. Pemusatan perhatian dari situasi ataupun masalah aktual

yang diteliti pada penelitian yang telah dilakukan mengenai perbandingan pola

rekrutmen calon legislatif antara DPW Partai Perindo Lampung dan DPW

PSI Lampung dalam menghadapi pemilu 2019 di Lampung.

B. Fokus Penelitian

Penentuan fokus penelitian dilakukan dengan memilih fokus atau pokok

permasalahan yang dipilih untuk diteliti, dan bagaimana memfokuskannya,

masalah mula-mula sangat umum, kemudian mendapatkan fokus yang

ditujukan kepada hal-hal yang spesifik. Namun, fokus itu masih dapat

berubah. Fokus sangat penting sebab tidak ada penelitian tanpa fokus,

sedangkan sifat fokus tergantung dari jenis penelitian yang dilaksanakan.

Penentuan tahap-tahap penelitian, dan bagaimana beranjaknya dari tahap satu

ke tahap yang lain dalam proses yang berbentuk siklus. Tahapan-tahapan

tersebut memiliki tiga fase pokok: pertama, tahap orientasi dengan

mendapatkan informasi tentang apa yang penting untuk ditemukan, atau

orientasi dan peninjauan. Kedua, tahap eksplorasi dengan menemukan sesuatu

secara eksplorasi terfokus, dan ketiga, tahap member check dengan mengecek

temuan menurut prosedur yang tepat dan memperoleh laporan akhir (Ikbar,

2012 : 185-186).

Page 58: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

37

Fokus penelitian yang ingin diteliti, peneliti bertujuan untuk menjawab pola

rekrutmen politik yang dilakukan antara Partai Perindo dan PSI di Provinsi

Lampung dalam menetapkan calon legislatifnya untuk menghadapi pemilu

periode 2019-2024. Berangkat dari tujuan tersebut penulis memfokuskan

batasan-batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

1. Sifat yang digunakan Partai Perindo dan PSI dalam melakukan rekrutmen

politik. Untuk menjawab pola tersebut, penulis menggunakan teori dari

Czudnowski (Putra,2007 :103) yang mengemukakan pola biasa yang

digunakan partai politik dalam rekrutmen politik antara lain :

1) Rekrutmen terbuka

2) Rekrutmen tertutup

Dalam hal ini, penulis menganalisis sifat yang digunakan oleh Partai

Perindo dan PSI Provinsi Lampung dalam merekrut calon legislatifnya.

2. Metode yang digunakan Partai Perindo dan PSI dalam rekrutmen politik.

Hasibuan (2006:52) mengemukakan bahwa rekrutmen yang dilakukan

oleh partai politik biasanya dikenal dengan dua metode yakni:

1) Metode ilmiah yaitu rekrutmen yang dilakukan berdasarkan pada

pedoman tertentu yang berisi tentang standar-standar tertentu.

2) Metode non- ilmiah yaitu rekrutmen yang dilakukan dengan tidak

mengacu standar-standar tertentu, melainkan didasarkan pada

perkiraan saja.

Page 59: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

38

Penulis akan menganalisis metode yang digunakan oleh Partai Perindo

dan PSI Provinsi Lampung dalam melaksanakan rekrutmen politik.

Berkaitan dengan rekrutmen tersebut akan diketahui indikator penting

terkait metode ilmiah atau non ilmiah yang digunakan oleh Partai Perindo

dan PSI Provinsi Lampung. Indikator yang digunakan untuk menganalisis

dan menilainya yakni ada tidaknya metode yang dijadikan bahan pedoman

oleh Partai Perindo dan PSI serta ada tidaknya sarana ilmiah yang

dilakukan.

3. Kecenderungan Partai Perindo dan PSI Provinsi Lampung dalam

rekrutmen politik. Penempatan jabatan politik di stuktur pemerintah

tersebut tak terlepas dari peran partai politik dalam menyiapkan calon-

calon yang diusung oleh masing-masing partai politik dalam mengahadapi

pemilu. Pada proses menyiapkan calon-calon yang diusung oleh partai

politik biasanya terdapat kecenderungan partai politik yang berbeda-beda

dari masing-masing partai politik dalam menetapkan calon legislatifnya.

Untuk menjawab kecenderungan yang digunakan tersebut, penulis

menggunakan teori dari Romli (2005:93) yang mengemukakan bahwa

pola kecenderungan partai politik dalam melakukan rekrutmen politik

terhadap calonnya yakni sebagai berikut:

1. Partisan, Pendukung yang kuat, loyalitas tinggi terhadap partai

sehingga bisa direkrut untuk menduduki jabatan strategis biasanya

kader internal partai

2. Compartmentalization, Proses rekrutmen yang didasarkan pada latar

belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan sosial

politik seseorang. misalnya aktivis LSM

Page 60: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

39

3. Immediate Survival, Proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas

pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang yang

direkrut

4. Civil Service Reform, Proses rekrutmen berdasarkan kemampuan dan

loyalitas seorang calon sehingga bisa mendapatkan kedudukan lebih

tinggi atau penting contoh non-kader namun mempunyai kedekatan

dengan partai.

Penulis akan mencari tahu kecenderungan yang digunakan oleh Partai

Perindo dan PSI Provinsi Lampung berdasarkan indikator-indikatornya

dalam melaksanakan rekrutmen politik. Berkaitan dengan rekrutmen

tersebut akan diketahui kecenderungan seperti apa yang digunakan Partai

Solidaritas Indonesia dan Partai Perindo dalam menetapkan calon

legislatifnya dari teori yang dikemukakan di atas.

C. Informan

Informan menurut Prastowo (2010:147) adalah orang yang diperkirakan

menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek

penelitian, dalam penelitian ini ditentukan dengan purposive sampling dengan

alasan peneliti menggunakan penentuan informan secara purposive sampling

karena peneliti meyakini bahwa informan yang dipilih adalah sebagai aktor

dan kelompok sasaran yang terlibat.

Teknik purposive sampling menurut peneliti sangat tepat untuk melakukan

pengambilan kriteria sampel yang benar-benar sesuai dengan penelitian yang

dilakukan, sehingga pengumpulan data yang langsung pada sumber datanya

dapat dilakukan secara proporsional demi keakuratan penelitian (Sugiyono,

Page 61: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

40

2007: 90). Adapun informan yang telah penulis tentukan adalah sebagai

berikut:

1. Perindo

a. Wakil ketua bidang politik DPW Partai Perindo Lampung, Ahmad Sibli

b. Wakil ketua bidang organisasi DPW Partai Perindo Lampung, M. Ivan

Afrihansa, S.E

c. Bakal calon anggota legislatif Dapil 1 DPRD Provinsi Lampung,

Robby L Tobing, S.E

2. PSI

a. Wakil ketua I DPW PSI Lampung, Ammar Ali Alamri

b. Wakil sekertaris DPW PSI Lampung, Azitriaz Tiza, S.Pd.

c. Bakal calon anggota legislatif Dapil 1 DPRD Provinsi Lampung,

Anisha Ryad Eyes

3. Akademisi FISIP Universitas Lampung, Dr. Dedy Hermawan

D. Jenis dan Sumber Data

Menurut sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan yang didapat dari informan melalui wawancara, selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data adalah benda, hal,

atau orang maupun tempat yang dapat dijadikan sebagai acuan peneliti untuk

melakukan analisis data. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan

fokus penelitian Lofland (Moleong, 2005:157). Secara umum data penelitian

dibagi kepada 2 (dua) jenis, yakni:

Page 62: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

41

1. Data Primer

Dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan secara

langsung dari sumber datanya. Dalam penelitian ini data primer penulis

diperoleh melalui wawancara dengan beberapa pengurus Partai Solidaritas

Indonesia dan Partai Perindo Provinsi Lampung yang berkaitan langsung

dengan rekrutmen calon legislatif. Selain itu data primer juga bisa

penulis peroleh melalui dokumen yang tersedia di sekretariat Partai

Solidaritas Indonesia dan Partai Perindo.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari berbagai sumber

yang telah ada seperti buku, jurnal, laporan dan lain lain. Dalam penelitian

ini data sekunder diperoleh dari buku-buku, artikel dan dokumen kerja

partai yang berkaitan dengan proses rekrutmen calon legislatif Partai

Solidaritas Indonesia dan Partai Perindo Provinsi Lampung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat beberapa sumber data yang digunakan dan sekaligus sebagai teknik

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data, dimana

pelaksananya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan subjek

penelitian atau responden. Wawancara adalah proses percakapan dengan

maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan dua pihak,

Page 63: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

42

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan kepada

orang lain yang di wawancarai (interviewee) (Purhantara, 2010 :80-81).

Wawancara yang dilakukan secara terbuka serta mendalam agar dapat

memberikan kesempatan narasumber tersebut dalam rangka menjawab

secara bebas. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kejelasan dari sumber-

sumber data tersebut yang belum dapat dipahami oleh peneliti serta untuk

memperoleh pengertian serta penjelasan secara mendalam tentang realita

objek yang diteliti. Proses wawancara ini dilakukan dengan panduan

wawancara sebagai alat bantu penulis dalam penyajian data.

2. Dokumentasi

Studi dokumentasi sebagai salah satu instrumen yang penting dalam

mendukung penelitian ini. Hal tersebut disebabkan oleh pada masalah

yang diteliti mengenai pola rekrutmen politik oleh sebuah partai politik

biasanya akan diatur berdasakan AD/ART dan peraturan organisasi partai,

selain itu juga terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang tata cara

pengajuan bakal calon legislatif oleh partai politik dengan mencantumkan

syarat.

Studi dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen

elektronik, gambar ataupun tertulis. Oleh karena itu, yang penulis lakukan

dalam mencari informasi mengenai rekrutmen calon legislatif yang

dilakukan oleh Partai Solidaritas Indonesia dan Partai Perindo Provinsi

Lampung berupa dokumen yang berisi tentang petunjuk pelaksana, teknis

Page 64: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

43

proses rekrutmen dan lain- lain, khususnya kaitannya dengan calon

anggota DPRD Provinsi Lampung yang diusung oleh Partai Solidaritas

Indonesia dan Partai Perindo untuk menunjang penelitian ini.

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah data yang diperoleh dari lapangan terkumpul, tahap selanjutnya yang

dilakukan adalah mengolah data tersebut Efendi (dalam Singarimbun, dkk

1995: 240) terdiri dari:

1. Editing adalah kegiatan dalam penelitian yang dilaksanakan dengan

menentukan kembali daya yang berhasil diperoleh dalam rangka menjamin

validitasnya serta dapat untuk segera dipersiapkan pada proses selanjutnya.

Dalam proses ini, peneliti mengolah data hasil wawancara dengan

disesuaikan pada pertanyaan-pertannyaan terhadap fokus pedoman

wawancara dan memilah serta menentukan data-data yang diperlukan.

2. Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan

cara memasukkan data ke dalam tabel. Atau dapat dikatakan bahwa

tabulasi data adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk

memudahkan dalam pengamatan dan evaluasi. Hasil tabulasi data ini dapat

menjadi gambaran tentang hasil penelitian, karena data-data yang

diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan terangkum dalam tabel-tabel

yang mudah dipahami maknanya. Selanjutnya peneliti bertugas untuk

memberi penjelasan atau keterangan dengan menggunakan kalimat atas

data-data yang telah diperoleh.

Page 65: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

44

3. Interpretasi data, pada tahapan ini data penelitian yang telah di

deskripsikan baik melalui narasi maupun tabel selanjutnya di

interprestasikan sehingga dapat dicari maknanya yang lebih luas dengan

menghubungkan jawaban dari informan dengan hasil yang lain, serta dari

dokumentasi yang ada.. Interpretasi penulisan juga dilakukan peneliti

dalam menampilkan data yang diperoleh dari cerita-cerita yang bersifat

rahasia, peneliti memilih kata-kata terbaik sehingga tidak menimbulkan

kesan yang dapat merugikan banyak pihak.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, maka teknik analisis datanya

disajikan dalam bentuk paparan atau gambaran dari temuan-temuan di

lapangan baik berupa data dan informasi hasil wawancara dan dokumentasi

lainnya, secara umum analisis data mencakup 3 hal, sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data di identifikasi adanya bagian terkecil yang ditemukan dalam

data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah

penelitian (Moleong, 2013 : 288).

2. Penyajian Data

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik dan sejenisnya.

Penyajian data memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut (Sugiyono, 2009 : 247).

Page 66: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

45

3. Verifikasi Data

Verifikasi data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek. Dengan demikian

kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah

yang dirumuskan sejak awal (Sugiyono, 2009 : 250).

H. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data atau kredibilitas data adalah proses penyesuaian antara

data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang terjadi pada obyek yang

diteliti. Teknik keabsahan data dilakukan untuk memperoleh data yang sahih.

Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data dengan cara uji

kredibilitas.

Penelitian ini guna menguji keabsahan data yang telah didapatkan baik dari

hasil wawancara ataupun dari hasil dokumentasi penulis menggunakan teknik

triangulasi sumber. Moleong (2014:331), triangulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informan

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

Page 67: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

46

IV. GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Partai Persatuan Indonesia (Perindo)

Partai Perindo berawal dari sebuah organisasi kemasyarakatan non partisan

yang dideklarasikan oleh Hary Tanoesoedibjo bersama beberapa tokoh

nasional di Jakarta pada tanggal 24 Februari 2013. Partai Perindo

mendedikasikan diri pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat kelas

bawah, tak terkecuali generasi muda dan perempuan dalam rangka

mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Transformasi Partai Perindo dari bentuk organisasi kemasyarakatan menjadi

partai politik, ditandai dengan turunnya keputusan Menteri Hukum dan Hak

Asasi Republik Indonesia Nomor: M.HH-03.AH.11.01 Tahun 2014, tanggal 8

Oktober 2014. Dengan ini Partai Perindo telah sah sebagai partai politik yang

berbadan hukum, adapun pada tanggal 7 Februari 2015 lalu, Hary

Tanoesoedibjo telah mendeklarasikan Perindo sebagai Partai.

Platform Partai Perindo adalah mewujudkan kesejahteraan lahir batin bagi

seluruh rakyat Indonesia. Bagi Partai Perindo guna mewujudkan kesejahteraan

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat haruslah melalui suatu

perubahan yang menyeluruh, sistematis, terpadu dan terarah. Indonesia

sebagai negara kesejahteraan memiliki landasan ideologi dan konstitusional

yang sangat kuat. Dalam mewujudkan hal tersebut, Partai Perindo berpegang

Page 68: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

47

pada nilai-nilai Pancasila, karena dinilai telah memenuhi lima prinsip negara

kesejahteraan.

Adapun partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi dengan segala sumber

daya yang dimilikinya bersama dengan kekuatan masyarakat lainnya ikut

ambil peranan dalam pembangunan kesejahteraan. Dalam hal ini, Partai

Perindo mengaku hadir untuk menginspirasi partai-partai politik dan kekuatan

masyarakat lainnya agar lebih peka dan peduli terhadap masalah

kesejahteraan, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang masih jauh

berada di bawah garis kemiskinan.

Stabilitas politik dan demokrasi akan lebih mudah diwujudkan di dalam

masyarakat yang sejahtera, karena rasionalitas akan lebih di dahulukan dari

pada emosionalitas dalam menyelesaikan masalah apapun. Partai Perindo

mengaku setuju dengan pendapat tersebut. Partai Perindo berkeyakinan bahwa

stabilitas politik dan kualitas demokrasi di Indonesia akan terwujud apabila

kebutuhan dan hak dasar rakyat terpenuhi. Berbagai tindakan koruptif juga

diyakini akan menghilang seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan

rakyat.

1. Visi dan Misi Partai Perindo

a. Visi

Mewujudkan Indonesia yang berkemajuan, bersatu, adil, makmur,

sejahtera, bermatabat dan berbudaya.

Page 69: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

48

b. Misi

1) Mewujudkan pemerintahan yang berkeadilan, yang menjunjung

tinggi nilai-nilai hukum sesuai dengan UUD 1945.

2) Mewujudkan pemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme untuk Indonesia yang mandiri dan bermartabat.

3) Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, bermatabat dalam rangka

menjaga keutuhan NKRI.

4) Menciptakan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

5) Menegakan hak dan kewajiban asasi manusia dan supremasi

hukum yang sesuai Pancasila dan UUD 1945 untuk mewujudkan

keadilan dan kepastian hukum guna melindungi kehidupan rakyat,

bangsa dan negara.

6) Mendorong timbulnya ekonomi nasional yang berkontribusi

langsung pada kesejahteraan warga negara Indonesia.

2. Tujuan Partai Perindo

a. Mempertahankan dan mengamalkan pancasila serta menegakkan UUD

1945.

b. Mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang dimaksud

oleh pembukaan undang-undang dasar 1945.

c. Menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Page 70: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

49

d. Mewujudkan Negara yang sejahtera dan beradilan bagi seluruh rakyat

Indonesia.

3. Fungsi Partai Perindo

Partai Perindo didalam mencapai tujuan politiknya, maka fungsi–fungsi

yang akan dilakukan adalah:

a. Melakukan pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat Indonesia

agar sadar terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.

b. Menyerap, menampung, menyalurkan, memperjuangkan aspirasi

rakyat dan meningkatkan kedasaran politik sebagai warga Negara.

c. Mempersiapkan kader–kader politik dengan memperhatikan kesetaraan

gender dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Page 71: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

50

4. Struktur Pengurus Partai Perindo DPW Lampung

Tabel 2. Struktur Pengurus Partai Perindo DPW Lampung

No Nama Jabatan

1 Jolly Sanggam, SE Ketua

2 M. Ivan Afrihansa, SE Wakil Ketua Bid. Organisasi

3 Bagus Supriyadi, S.SosWakil Ketua Bid. Kader, Anggota &

Saksi

4 Ramli Achmad Rifa’i, S.Kom Wakil Ketua Bid. LITBANG & IT

5 Ahmad Sibli Wakil Ketua Bid. Politik

6 Afierda GinandaWakil Ketua Bid. Pendidikan &

Kebudayaan

7 Ardian Angga, SH., MHWakil Ketua Bid. Hukum &

Advokasi

8 Elvina Harahap, SHWakil Ketua Bid. Pemberdayaan

Perempuan

9 Hanisa Dian Aprilia, SE Wakil Ketua Bid. Sosial Ekonomi

10 Mahyudin CmdWakil Ketua Bid. Hubungan Antar

Lembaga

11 Marpen Efendi, S.AG Sekretaris

12 Qomaruddin Shihab Wakil Sekretaris Internal

13 Adi Susanto Wakil Sekretaris Eksternal

14 Hery Irsan, SE Bendahara

15 Yoanita, S.PI Wakil Bendahara

(Sumber: Lampiran tentang susunan pengurus DPW Partai Perindo Lampung)

Page 72: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

51

B. Sejarah Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Partai Solidaritas Indonesia atau disingkat PSI adalah partai politik baru yang

didirikan pada tanggal 16 November 2014 berdasarkan Akta Notaris

Widyatmoko, SH No. 14 Tahun 2014. Pada tanggal 16 Desember 2014,

Dewan Pimpinan Pusat PSI (DPP PSI) mengajukan secara resmi surat

pendaftaran sebagai partai politik.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) secara resmi meminta

DPP PSI untuk melengkapi syarat-syarat pembentukan partai politik sesuai

dengan Undang-undang No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik. Melengkapi

syarat-syarat pembentukan Parpol inilah yang menjadi “tugas suci” pengurus

PSI di semua level kepemimpinan guna memastikan PSI lolos verikasi

Kumham yang diperkirakan akan berlangsung sekitar pertengahan 2016.

PSI adalah partai politik di Indonesia yang baru didirikan pasca Pemilu tahun

2014. Partai ini diketuai oleh mantan presenter berita Grace Natalie. Partai ini

cenderung mengambil target partisipan kalangan anak muda, perempuan dan

lintas agama. PSI lahir untuk merespon kecenderungan perubahan sosial-

politik generasi baru tersebut.

Generasi baru umumnya berharap lahirnya pemimpin-pemimpin yang bisa

dipercaya, berintegritas, peduli pada rakyat, dan kompeten. Sesuai dengan

perubahan sosial itu, generasi politik baru cenderung menuntut kesetaraan dan

inklusivitas politik yang lebih besar. Karenanya, generasi baru cenderung

menentang berbagai bentuk sentralisme dan hirarki politik yang panjang.

Secara sadar, PSI dibentuk dengan tidak bersandar pada satu tokoh sentral.

Page 73: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

52

Kepemimpinan PSI bertumpu pada prinsip kepemimpinan demokratis yang

realistik, yakni poliarki atau kepemimpinan oleh banyak orang. Ketua partai

tidak diberi insentif untuk menjadi pemimpin nasional demi menghindari

politisasi partai untuk kepentingan sang pemimpin sendiri. Yang didorong

untuk menjadi pemimpin dan wakil rakyat di DPR/DPRD adalah siapa saja

yang memenuhi kriteria kepemimpinan, bukan pucuk pimpinan partai di pusat

maupun daerah.

PSI dan pengurusnya hanya melahirkan dan mengorganisir pemimpin-

pemimpin tersebut untuk menjawab harapan generasi politik baru. Perjuangan

PSI dilandasi empat nilai dasar yang menjadi karakter khas PSI yaitu

kebajikan, keragaman, keterbukaan, dan meritokrasi. Empat nilai-nilai dasar

itulah yang menjiwai platform kebijakan yang akan diusung PSI.

1. Visi dan Misi PSI

a. Visi PSI adalah Indonesia yang berkarakter kerakyatan,

berkemanusiaan, berkeragaman, berkeadilan, berkemajuan dan

bermartabat.

b. Misi PSI adalah sebagai berikut:

1) Menggalang kekuatan nasional melalui sebuah kepemimpinan

politik yang ideologis, terorganisir dan terstruktur.

2) Menggalang perjuangan politik dengan nilai solidaritas nasional

melanjutkan agenda reformasi dan demokratisasi.

3) Membangun kembali semangat republikanisme, merajut kembali

rasa kebangsaan yang terserak, menanam kembali benih-benih

Page 74: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

53

idealisme, mendirikan kembali benteng-benteng kebhinekaan dan

membangun kembali pondasi gotong royong.

4) Mendorong martabat Indonesia dalam pergaulan internasional,

sesuai prinsip politik bebas aktif dengan melihat kondisi geopolitik

internasional yang sedang berkembang.

2. Tujuan PSI

Tujuan PSI secara organisasi menghadirkan sebuah partai politik baru

yang membawa harapan dan jalan perubahan yang nyata bagi kehidupan

berbangsa dan bernegara. Tentu target ideal itu hanya di wujudkan jika

PSI bisa membangun struktur di seluruh wilayah administratif Republik

Indonesia, dari Pusat hingga RT. Kehadiran struktur PSI hingga tingkatan

administratif terkecil akan memudahkan PSI untuk menyerap aspirasi dan

kepentingan warga diseluruh Indonesia, sehingg PSI bisa hadir seiring

dengan denyut kehidupan warga negara. Setelah pembangunan struktur

organisasi yang massif, maka PSI akan segera berpartisipasi dalam proses

Pemilihan Umum di setiap tingkatan untuk memastika cita-cita PSI yang

diserap dari seluruh lapisan rakyat Indonesia bisa diperjuangkan melalui

sebuah proses politik negara. Baik di eksekutif, yudikatif dan legislatif.

Page 75: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

54

3. Fungsi PSI

a. Menggalang solidaritas nasional semesta yang terdiri dari seluruh

komponen bangsa.

b. Memperkuat kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

c. Mewujudkan negara kesejahteraan sesuai mandate konstitusi.

d. Mengembangkan kehidupan politik kebangsaan yang demokratis,

partisipatif dan beradab.

e. Menciptakan tatanan perekonomian dengan prinsip Demokrasi

Ekonomi.

f. Menegakkan keadilan sosial dan kedaulatan hukum.

g. Memenuhi hak asasi manusia dan hak warga negaraIndonesia.

h. Mengembangkan kepribadian bangsa yang luhur dan kehidupan sosial-

budaya yang egaliter berdasarkan prinsip bhineka tunggal ika.

i. Memberikan makna baru pada demokrasi substantif yang sesuai

dengan kepribadian bangsa Indonesia.

j. Memberikan pendidikan politik, kewarganegaraan dan kebangsaan

kepada seluruh rakyat Indonesia.

Page 76: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

55

4. Struktur Pengurus PSI DPW Lampung

Tabel 3. Struktur Pengurus PSI DPW Lampung

No Nama Jabatan

1 Beni Aripin, S.E., M.M Ketua DPW PSI

2 Ammar Ali Alamri Wakil Ketua I

3 Eka Fitriyanti, S.E. Wakil Ketua II

4 Febrianda, S.Sos. Sekretaris

5 Azitriaz Tiza, S.Pd. Wakil Sekretaris

6 Yudith Bawono Yudho, S.T., M.M Bendahara

7 Christanty Agusta, S.P. Wakil Bendahara

(Sumber: Lampiran tentang susunan pengurus DPW PSI Lampung)

Berdasarkan penjelasan gambaran umum antara Partai Perindo dan PSI

yang telah di jelaskan diatas, bahwa pada dasarnya kedua partai ini sama-

sama baru dibentuk pada tahun 2013-2014 yang lalu dan sama-sama

terpilih untuk mengikuti Pemilu tahun 2019 tahun ini, untuk Partai Perindo

dan PSI dalam hal target rekrutmennya bisa dibilang sama, dimana kedua

partai baru ini cenderung mendedikasikan diri pada pengembangan dan

partisipan generasi anak muda dan perempuan, walaupun tujuan, visi dan

misi dari lahirnya masing-masing partai ini berbeda-beda, tetapi tetap

mereka sama-sama akan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat.

Page 77: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

56

C. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan Undang-Undang (UU) danPeraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU)

1. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan Undang-Undang (UU)

Syarat bakal calon anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD

kabupaten/kota berdasarkan Pasal 240 UU No 7 Tahun 2017 tentang

Pemilu adalah Warga Negara Indonesia dan harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

a. Telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih;

b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. Dapat berbicara, membaca, dan/atau menulis dalam' bahasa Indonesia;

e. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas, madrasah

aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau

sekolah lain yang sederajat;

f. Setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

Bhinneka Tunggal Ika;

g. Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak

pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih,

kecuali . secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa

yang bersangkutan mantan terpidana;

h. Sehat jasmani, rohani, dan bebas dari penyalahgunaan narkotika;

i. Terdaftar sebagai pemilih;

j. Bersedia bekerja penuh waktu;

k. Mengundurkan diri sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah,

aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota

Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, komisaris, dewan

pengawas dan karyawan pada badan usaha milik negara dan/atau

badan usaha milik daerah, atau badan lain yang anggarannya

Page 78: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

57

bersumber dari keuangan negara, yang dinyatakan dengan surat

pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali;

l. Bersedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat,

notaris, pejabat pembuat akta tanah, atau tidak' melakukan pekerjaan

penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara

serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan

dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, DPRD

provinsi, dan DPRD kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

m. Bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara

lainnya, direksi, komisaris, dewan pengawas dan pada badan usaha

milik negara dan/atau badan usaha milik daerah serta badan Lain yang

anggarannya bersumber dari keuangan negara;

n. Menjadi anggota Partai Politik Peserta Pemilu;

o. Dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan dan

p. Dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan.

Syarat-syarat calon legislatif tersebut diatas disertasi dengan kelengkapan

administratif sebagaimana disebutkan dalam Pasal 240 ayat (2) UU No 7

Tahun 2017.

2. Persyaratan Calon Legislatif Berdasarkan Peraturan KomisiPemilihan Umum (PKPU)

Syarat Bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD

Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU)

Republik Indonesia Pasal 8 PKPU No 20 Tahun 2018 adalah Warga

Negara Indonesia dan harus memenuhi persyaratan:

Page 79: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

58

a. Telah berumur 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih terhitung sejak

penetapan DCT;

b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. Dapat berbicara, membaca, dan/atau menulis dalam bahasa Indonesia;

e. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas, madrasah

aliyah, sekolah menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau

sekolah lain yang sederajat;

f. Setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

Bhinneka Tunggal Ika;

g. Tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali secara terbuka dan

jujur mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan

terpidana;

h. Bagi terpidana yang tidak menjalani pidana di dalam penjara meliputi:

i. Terpidana karena kealpaan ringan (culpa levis), atau

ii. Terpidana karena alasan politik;

wajib secara terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik bahwa

yang bersangkutan sedang menjalani pidana tidak di dalam penjara;

i. Bagi mantan terpidana yang telah selesai menjalani masa

pemidanaannya, secara kumulatif, wajib memenuhi syarat secara

terbuka dan jujur mengemukakan kepada publik dan bukan sebagai

pelaku kejahatan yang berulang;

j. Bukan Mantan Terpidana bandar narkoba, kejahatan seksual terhadap

anak, atau korupsi;

k. Sehat jasmani, rohani, dan bebas penyalahgunaan narkotika,

psikotropika dan zat adiktif;

l. Terdaftar sebagai pemilih;

m. Bersedia bekerja penuh waktu;

n. Mengundurkan diri sebagai gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil

bupati, wali kota atau wakil wali kota, aparatur sipil negara, anggota

Page 80: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

59

Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik

Indonesia, direksi, komisaris, dewan pengawas dan/atau karyawan

pada Badan Usaha Milik Negara dan/atau Badan Usaha Milik Daerah,

atau badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara,

yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat

ditarik kembali;

o. Mengundurkan diri sebagai Penyelenggara Pemilu atau panitia Pemilu

yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat

ditarik kembali;

p. Persedia untuk tidak berpraktik sebagai akuntan publik, advokat,

notaris, pejabat pembuat akta tanah, atau tidak melakukan pekerjaan

penyedia barang dan jasa yang berhubungan dengan keuangan negara

serta pekerjaan lain yang dapat menimbulkan konflik kepentingan

dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPR, DPRD

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

q. Bersedia untuk tidak merangkap jabatan sebagai pejabat negara

lainnya, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan pada

badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah, serta

badan lain yang anggarannya bersumber dari keuangan negara;

r. Menjadi anggota Partai Politik Peserta Pemilu;

s. Dicalonkan hanya di 1 (satu) lembaga perwakilan;

t. Dicalonkan hanya oleh 1 (satu) Partai Politik Peserta Pemilu;

u. Dicalonkan hanya di 1 (satu) Dapil; dan

v. Telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang berwenang

memeriksa laporan kekayaan penyelenggara negara.

Page 81: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

106

pembukaan serta syarat-syaratnya saja.

DPW PSI Lampung masih bersifat rekrutmen tertutup, karena proses

rekrutmen calon legislatif belum memenuhi kriteria serta standar dari

rekrutmen terbuka, dimana setiap partai harus mengadakan konvensi di

internal partai terlebih dahulu, sebagaimana yang tercantum dalam teori

dari Czudnowski (2007:103) yang menyebutkan agar cara ini

memberikan kesempatan bagi rakyat untuk melihat dan menilai

kemampuan elit politiknya.

2. Metode Rekrutmen

Partai politik memiliki pola-pola tertentu dalam menentukan calon

legislatif yang akan diusung. Pada pola-pola tersebut, biasanya terdapat

metode dalam rekrutmen yang dilakukan. Hasibuan (2006)

mengemukakan, cara rekrutmen yang dilakukan oleh partai politik

biasanya dikenal dengan dua metode yakni metode ilmiah dan metode

non ilmiah.

Teori yang dikemukakan oleh Hasibuan ini menekankan pada titik

indikator ada tidaknya metodelogi yang dijadikan oleh partai politik

dalam melakukan rekrutmen politik. Pada hal ini peneliti melihat metode

nya dari segi kriteria dan mekanisme yang digunakan DPW PSI

Lampung, yang didasarkan data dan fakta di lapangan.

Page 82: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

107

Berkaitan dengan metode rekrutmen, DPW PSI Lampung pastinya

memiliki kriteria serta mekanisme yang digunakan, bagi calon legislatif

yang akan diusung. Dalam hal ini metode yang digunakan oleh DPW

PSI Lampung menggunakan metode ilmiah, hal tersebut dikarenakan

dalam pelaksanaan rekrutmen DPW PSI Lampung didasarkan standar-

standar ilmiah dan perhitungan analisis yang matang, yang didasarkan

oleh kriteria-kriteria yang diinginkan PSI.

a. Kriteria Rekrutmen Calon Legislatif DPW PSI Lampung

Penentuan kriteria dan mekanisme pada proses rekrutmen

merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dan dianggap

penting, dimana melalui kriteria-kriteria yang ditentukan dapat

mengetahui caleg seperti apa yang diinginkan, serta dapat

mencerminkan strategi seperti apa yang diinginkan oleh partai politik

tersebut dalam melakukan rekrutmen politiknya, dengan melalui

mekanisme-mekanisme rekrutmen.

Penentuan kriteria diharapkan dapat memunculkan calon-calon yang

sesuai harapan dalam fungsi rekrutmen pada partai politik. Kriteria

biasanya menjadi bagian yang tak terpisahkan baik dalam kontestasi

jabatan politik ataupun regenerasi kepemimpinan organisasi.

AD/ART PSI serta syarat-syarat dari undang-undang secara umum

dan khusus dari partai merupakan pedoman yang akan dijadikan

sebagai bahan acuan, dan di terjemahkan kembali ke dalam TOR

(Term Of Reference) sebagai pedoman kriteria penilaian.

Page 83: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

108

TOR tersebut nantinya akan dimiliki panitia seleksi independen

DPW PSI Lampung dalam rangka penjaringan bakal calon legislatif.

Seperti hasil wawancara peneliti dengan Azitriz Tiza selaku wakil

sekretaris DPW PSI Lampung, mengatakan:

“PSI memiliki TOR yang berisikan kriteria-kriteria yangmenjadikan salah satu penilaian juri independen, tidak adakriteria khusus yang memberatkan para Bacaleg, contohnyahanya seperti kecakapan, serta kreativitas yang dimilikiBacaleg dalam berbicara didepan publik serta kreativitas paraBacaleg dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.”(Sumber: Hasil Wawancara, 20 April 2018)

Penilaian kriteria Bacaleg akan dilakukan pada saat seleksi

kompetensi, seperti yang telah disampaikan diatas bahwa panitia

seleksi independen DPW PSI Lampung akan melakukan sesi

wawancara untuk menguji kapabilitas dan profesionalitas

kandidat yang lolos tahapan evaluasi dokumen. Wawancara

terhadap kandidat ditujukan untuk mengevaluasi 6 (enam)

indikator penilaian yaitu sebagai berikut:

i. NilaiSikap inklusif dan toleran (memandang positif perbedaanyang ada), komitmen terhadap pemberantasan korupsi,komitmen terhadap 4 pilar kebangsaaan

ii. VisiMemiliki visi yang jelas untuk berkontribusi membangunbangsa melalui parlemen, kemampuan meyakinkan oranglain tentang visi yang dimilikinya, kemampuan melihat trenddan perubahan Indonesia ke depannya dalam kerangkastrategis.

iii. ProfesionalitasKomitmem terhadap pencapaian hasil akhir yang berkualitas,memiliki target pencapaian yang jelas, menetapkan standaryang tinggi untuk setiap pekerjaan.

Page 84: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

109

iv. KreativitasMemiliki ide-ide kreatif untuk menyelesaikan permasalahanyang ada, menyukai pendekatan baru dalam melakukansesuatu, kemampuan mengakomodasi ide-ide dari orang lain

v. KomunikasiKemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan jelas danterstruktur, kemampuan mendengar dan berdialog denganorang lain, dapat berdiskusi secara konstruktif.

vi. Agen PerubahanInisiatif untuk melakukan perubahan, menjadi role modelbagi orang-orang di sekitarnya, menggerakkan orang lainuntuk terlibat gerakan perubahan.

Selesainya dari beberapa pertimbangan kriteria-kriteria penilaian

tersebut, masing-masing panitia seleksi Independen akan mengisi

formulir hasil penilaian dan akan dilakukan perhitungan nilai

kandidat bersangkutan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan di

dalam TOR yang dimiliki juri independen. Seperti yang terdapat

pada lampiran formulir penilaian berikut ini:

Tabel 9. Rumus Pembobotan Nilai

No Indikator Penilaian Bobot Nilai Nilai Setelah1 Nilai 25%2 Visi 15%3 Profesionalitas 15%4 Kreativitas 15%5 Komunikasi 15%6 Agen Perubahan 15%

Total Nilai Setelah Pembobotan(Sumber: TOR Panitia Seleksi Independen)

Page 85: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

110

Data yang ditunjukan diatas sesuai dengan pernyataan Ammar Ali

Alamri selaku Wakil Ketua 1 (satu) DPW PSI Lampung, yang

mengatakan:

“PSI mengkategorikan bakal calon legislatif dalam 3 (tiga)kategori yaitu lulus, lulus bersyarat, dan tidak lulus. Nilai akhiradalah nilai rata-rata dari 3 (tiga) orang juri dimana untukdinyatakan lolos sempurna dia harus menilainya 3,75. kalobelum 3,75 itu belum lolos sempurna. Orang-orang yang lolosbersyarat artinya terdapat sejumlah perbaikan yang harusmereka lakukan. Bacaleg yang lolos bersyarat, akan diberisejumlah kelas pelatihan, setelah itu PSI akan membuat ujiankepada Bacaleg yang lulus bersyarat dan masih belum tentuuntuk bisa dikatakan lulus, keputusan terdapat pada juriindependen.” (Sumber: Hasil Wawancara, 28 April 2018)

Dipertegas lagi oleh Azitriz Tiza selaku wakil sekretaris DPW PSI

Lampung, yang mengatakan:

“Berdasarkan kriteria penilaian yang digunakan PSI dalammerekrut Caleg nya, PSI bertujuan akan mencari calonwakil rakyat yang nantinya akan membuat regulasi yangberdampak bagi masyarakat dan membangun nilaisolidaritas antar masyarakat, demi terwujudnya “AntiKorupsi dan Anti Intoleransi”. (Sumber: Hasil Wawancara,Tanggal 20 April 2018)

Pernyataan diatas diperkuat lagi oleh salah satu bakal Caleg DPRD

Provinsi dari Dapil 1 DPW PSI Lampung Anisha Ryad Eyes,

mengatakan:

“Kriteria ini mungkin bisa dibilang salah satu strategi PSIuntuk mendapatkan Caleg-caleg yang berkualitas, karena PSImenginginkan proses pemilihan calon anggota legislatif yangtransparan dinilai kunci dari terwujudnya politik yang sehat,dimana PSI ingin memulai sebuah tradisi politik yang baru.Bacaleg yang telah mendaftarkan diri diwajibkan mengetahuikriteria tersebut, agar para Bacaleg yang mendaftarmengetahui apa tujuan dari PSI sendiri, demi mewujudnya“Anti Korupsi dan Anti Intoleransi”. (Sumber: HasilWawancara, 30 April 2018)

Page 86: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

111

Berdasarkan penjelasan diatas yang didapatkan melalui wawancara

dengan internal partai dan salah satu calon legislatif, bahwa

penilaian kriteria dilakukan pada saat seleksi kompetensi yang

dilakukan secara wawancara terhadap Bacaleg yang ditujukan

untuk mengevaluasi 6 (enam) indikator kriteria penilaian yang

digunakan PSI, serta kriteria-kriteria tersebut wajib diketahui

oleh para bakal calon legislatif.

Selesainya tahapan evaluasi kompetensi, panitia seleksi independen

dari DPW PSI Lampung akan melakukan penilaian melalui tata cara

penghitungan seleksian. Bacaleg yang memenuhi persyaratan dan

nilainya diatas rata-rata minimum akan dinyatakan lolos dan bisa

masuk ke evaluasi sosialisasi, sebagaimana yang dikatakan oleh

Azitriz Tiza selaku wakil sekretaris DPW PSI Lampung, yang

mengatakan:

“Bacaleg yang memenuhi persyaratan nilai rata-rata minimumakan dinyatakan lolos tahapan evaluasi kompetensi. PSI akanmengeluarkan keputusan Bacaleg yang lolos seleksi padatahapan kompetensi. Hasil dari keputusan tersebut akan diinformasikan kepada Bacaleg yang lolos dan tidak lolos,melalui Email dan SMS (Short Message Service). Bacalegyang lolos seleksi tahapan evaluasi kompetensi akan diundanguntuk mengkuti tahapan selanjutnya yaitu evaluasi sosialisasi.”(Sumber: Hasil Wawancara, Tanggal 20 April 2018)

Berdasarkan pernyataan yang telah disampaikan, ditarik kesimpulan

bahwa kriteria yang digunakan DPW PSI Lampung lebih mengarah

ke visi misi PSI itu sendiri, dimana menargetkan Caleg yang berasal

dari kalangan anak muda yang berkarakter, berkemajuan dan

Page 87: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

112

bermartabat, serta memperjuangkan politik dengan nilai solidaritas.

Pada proses memberikan penilaian terhadap Bacaleg yang mendaftar

secara transparan, yang diberikan kuasa penuh kepada panitia seleksi

independen yang dimiliki DPW PSI Lampung. Dari kriteria yang

ada, akan mengahasilkan mekanisme rekrutmen secara keseluruhan

yang akan digunakan.

b. Mekanisme Rekrutmen Calon Legislatif pada DPW PSILampung

Setiap partai politik memiliki cara yang berbeda dalam melakukan

rekrutmen politiknya. Biasanya cara yang berbeda tersebut dapat

terlihat dari ketentuan-ketentuan terkait kebijakan partai politik

melakukan rekrutmen bagi calon legislatif ataupun kadernya. Di

dalam cara rekrutmen calon legislatif, DPW PSI Lampung pasti

memiliki aturan mengenai tata cara atau metodelogi dalam

melakukan rekrutmen politiknya.

Metodelogi tersebut dimungkinkan menjadi bagian yang tak

tepisahkan sekaligus menjadi strategi DPW PSI Lampung dalam

merekrut calon legislatifnya, dengan melalui mekanisme-mekanisme

rekrutmen. Diawali dengan pembentukan tim rekrutmen Bacaleg

yang dinamakan panitia seleksi independen DPW PSI Lampung.

Page 88: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

113

Tim Pansel independen bakal calon legisatif dibentuk sesuai dengan

SK (Surat Keputusan) yang dikeluarkan Dewan Pimpinan Pusat

(DPP) PSI, dengan membentuk panitia seleksi independen disetiap

tingkatan legislatif. DPP PSI bertanggung jawab untuk membentuk

panitia seleksi independen untuk tahapan seleksi calon legislatif

DPR RI, DPW PSI bertanggung jawab untuk membentuk panitia

seleksi independen untuk tahapan seleksi calon legislatif DPRD

Provinsi dan DPD PSI bertanggung jawab untuk membentuk panitia

seleksi independen untuk tahapan seleksi calon legislatif DPRD

Kabupaten/Kota.

Anggota panitia seleksi independen yang dibentuk oleh DPW PSI

Lampung yang telah menyatakan kesediaannya dan disahkan

melalui SK yang dikeluarkan DPP PSI, terlampiran dalam Term of

Reference (TOR) sebagai berikut:

viii. Dr. Hamzah, S.H., M.H.Dosen Fakultas Hukum Unversitas Lampung

ix. Zainal Asikin, MSTokoh Pemuda

x. Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A., PsikologKetua Perempuan Muhammadiyah PW NA Lampung

xi. Beni Aripin, SE., MMKetua DPW PSI

Panitia seleksi independen ini terdiri dari para pakar, ahli dan

profesional dari berbagai latar belakang yang berbeda untuk

memastikan proses seleksi dapat menghasilkan kandidat yang

berkualitas. Panitia seleksi independen ini nantinya akan melakukan

seleksi terkait dengan tulisan tentang “Penanganan Anti Korupsi dan

Page 89: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

114

Intoleransi”, serta tes kompetensi terhadap Bacaleg. Sebagaimana

diungkapkan oleh Ammar Ali Alamri selaku Wakil Ketua 1 (satu)

DPW PSI Lampung, yang mengatakan:

“Diawal pendaftaran para Bacaleg akan membuat tulisantentang “Penanganan Anti Korupsi dan Intoleransi”, Duakriteria ini menjadi poin penting dalam seleksi Bacaleg PSI.setelah berkas nya masuk, ada tim sendiri dari PSI yang akanmenyeleksi secara administrasi. Setelah itu akan di agendakanuntuk melaksanakan seleksi tes kompetensi bersama juriindependen, tahap selanjutnya yaitu seleksi sosialisasi, padaseleksi sosialisasi, Bacaleg yang mendaftar harus mendapatkandukungan dari masyarakat yang dibuktikan dengan video-video.” (Sumber: Hasil Wawancara, 25 April 2018)

Dipertegas lagi oleh Azitriz Tiza selaku wakil sekretaris DPW PSI

Lampung, mengatakan:

“PSI menagadakan rekrutmen terbuka untuk menjaringBacaleg yang berkualitas. PSI telah membentuk PanitiaSeleksi (Pansel) Independen yang terdiri dari para pakar, ahli,dan profesional dari berbagai latar belakang berbeda. Pada saatsesi wawancara oleh Timsel terhadap Bacaleg, akan dilihatrekam jejak, visi calon tersebut, profesionalitas, kreatifitas, danlain-lain untuk melihat kualitas Bacaleg. PSI siap untukmemberikan kendaraan bagi orang-orang baik, yang maumemerangi korupsi, dan sejalan dengan PSI. Tim PanselIndependen ini juga telah diseleksi secara ketat dan merekajuga mesti punya kemampuan yang sudah teruji.” (Sumber:Hasil Wawancara, Tanggal 20 April 2018)

Secara jelas berdasarkan peryataan yang telah disampaikan bahwa

tim Pansel yang dibentuk telah melalui tahap seleksi secara ketat

oleh internal PSI, tentunya mereka memiliki kemampuan yang telah

teruji. PSI memiliki tiga tahapan pada seleksi Bacaleg yang terdiri

dari tahapan evaluasi administrasi, evaluasi kompetensi, dan

evaluasi sosialisasi. Pada tahapan evaluasi administrasi dan

dokumen, berkaitan dengan syarat-syarat minimal pendaftaran yang

Page 90: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

115

di tetapkan oleh KPU dan PSI, mengisi formulir pendaftaran dan

membuat tulisan 1 (satu) halaman tentang “anti korupsi dan anti

intoleransi”, evaluasi ini akan dilakukan oleh tim dari internal PSI.

Evaluasi kompetensi yaitu mengevaluasi kemampuan dan

kecakapan seorang kandidat, evaluasi pada tahapan ini akan

dilakukan oleh tim panitia seleksi independen dengan melakukan

wawancara dengan para Bacaleg. Proses wawancara tatap muka

akan berlangsung selama 20 (dua puluh) menit yang terdiri dari 2

(dua) bagian. Bagian pertama, kandidat melakukan presentasi

selama maksimum 7 (tujuh) menit. Bagian kedua, panitia seleksi

independen melakukan tanya jawab selama maksimum 13 (tiga

belas) menit.

Presentasi peserta selama maksimum 7 (tujuh) menit berisi

tentang visi dan solusi kreatif apa yang akan mereka berikan bila

berhasil duduk menjadi anggota legislatif, ide untuk melawan

korupsi dan intoleransi serta bagaimana mengajak orang lain

untuk ikut dalam melakukan perubahan. Proses wawancara ini

akan direkam dan di unggah ke website dan media sosial PSI

sebagai bagian dari transparansi proses seleksi, dibuktikan

dengan hasil observasi peneliti berikut ini:

Page 91: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

116

(Sumber: https://Youtube.co.id/)Gambar 8. Proses Wawancara Caleg PSI Tahun 2019

Terakhir evaluasi sosialisasi yaitu mengukur kemampuan kandidat

untuk berinteraksi dan meyakinkan masyarakat di daerah pemilihan

dan para Bacaleg minimal memiliki 150 video dukungan. Evaluasi

pada tahap ini akan dilakukan oleh tim dari internal partai.

Mekanisme rekrutmen tersebut telah dijelaskan ke dalam TOR yang

dimiliki panitian seleksi independen DPW PSI Lampung.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ammar Ali Alamri selaku

Wakil Ketua I (satu) DPW PSI Lampung menjelaskan:

“Pedoman atau TOR yang digunakan oleh DPW PSI tentunyadidasarkan pada SK DPP yang telah disosialisasikan kepengurus daerah yang menyangkut tentang petunjuk rekrutmencalon legislatif. Di dalamnya terdapat isi tentang mekanismeserta kriteria yang dikedepankan untuk rekrutmen calonlegislatif. Pedoman tersebut dijadikan sebagai acuan dalammerekrut calon legislatif.” (Sumber: Hasil Wawancara, 25April 2018)

Page 92: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

117

Dipertegas lagi oleh Azitriz Tiza selaku wakil sekretaris DPW PSI

Lampung, yang mengatakan:

“PSI memiliki tiga tahapan pada rekrutmen Bacaleg nya yangterdiri dari tahapan evaluasi administrasi, disini para Bacalegakan diseleksi secara administrasi, jika lolos akan diikuti keevaluasi kompetensi, dimana akan diakadakan sesi secarawawancara yang akan diseleksi oleh tim Pansel independenyang dimiliki PSI dan yang terakhir evaluasi sosialisasi,dimana pada tahapan ini bertujuan untuk mengukurkemampuan kandidat dalam berinteraksi dan meyakinkanmasyarakat di daerah pemilihannya serta para Bacaleg harusmembuat minimal 150 video dukungan dari masyarakat.Setelah semuanya selesai tim Pansel independen yang dimilikiPSI akan menilai dan memasukkannya ke scoring, setelah ituTim Pansel Independen ini akan mengadakan diskusi terhadapinternal partai untuk menentukan diterima atau tidak nyabacaleg tersebut”. (Sumber: Hasil Wawancara, Tanggal 20April 2018)

Diperkuat lagi oleh salah satu bakal Caleg DPRD Provinsi dari

Dapil 1 DPW PSI Lampung Anisha Ryad Eyes, mengatakan:

berkaitan dengan mekanisme yang telah dijalankan, mengatakan:

“Tahapan yang telah dijalankan PSI dirasa sudah begitu jelasdan transparan, karena Salah satu masalah utama di parpoladalah sistem rekrutmen calon anggota legislatif yang tidaktransparan. Tidak mengherankan praktik korupsi, misalnya,masih sangat marak terjadi. PSI ingin membangun tradisi danstandar baru. PSI ingin Rekrutmen caleg dijalankan denganprofesional dan transparan. Kalau proses dan sistemnyadiperbaiki, diharapkan kualitas anggota legislatif juga jauhlebih baik.” (Sumber: Hasil Wawancara, Tanggal 30 April2018)

Terkait tahapan rekrutmen yang telah dilakukan DPW PSI Lampung,

bahwa pada mekanisme rekrutmennya sudah dilakukan secara jelas,

dimana dari proses awal pendaftaran sampai dengan proses penilaian.

selesainya tahap kompetensi ini para Bacaleg akan dinilai sesuai

dengan kriteria pokok yang ditetapkan untuk menilai calon mana

Page 93: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

118

yang berhak lolos, guna mendapatkan calon anggota legislatif yang

benar-benar menguasai visi misi masing-masing, serta sejalan dengan

program pemenangan partai.

Selanjutnya untuk memutuskan dan menetapkan calon legislatif

berada pada rapat harian partai, yang mekanisme pengambilan

keputusannya diambil dengan cara musyawarah dan tetap merujuk

kepada undang-undang yang berlaku. Dibuktikan dengan hasil

wawancara peneliti dengan Azitriz Tiza selaku wakil sekretaris

DPW PSI Lampung, yang mengatakan:

“Pengambilan keputusan terkait rekrutmen legislatif PSIdiputuskan secara musyawarah melalu rapat harian partaiatas dasar pertimbangan terkait penilaian yang sudah ditetapkan panitia tim seleksi independen DPW PSILampung, jika dibutuhkan wewenang akan diserahkankepada ketua dan pengurus partai lainnya untukmengevaluasi menyangkut pertimbangan yang butuhkeputusan orang banyak.” (Sumber: Hasil Wawancara,Tanggal 20 April 2018)

Keputusan DPW akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kerja

(SK) DPW PSI Lampung yang selanjutnya disampaikan kepada

KPUD Provinsi. Penetapan calon anggota legislatif terpilih

sudah berdasarkan pada pertimbangan kebijakan partai dengan

memperhatikan ketentuan-ketentuan yang sudah di rapatkan

sebelum nya.

Page 94: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

119

Salah satu nya fakta integritas calon, dimana seperti yang

dikatakan Azitriz Tiza selaku wakil sekretaris DPW PSI Lampung,

dalam proses seleksi PSI menjamin seluruh bakal calon anggota

DPRD pada Pemilu 2019 yang diajukan kepada KPU memiliki

integritas dan komitmen yang tinggi untuk tidak melakukan

tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme atau melakukan

pelanggaran hukum, yang sudah ditanda tangani oleh ketua

umum Partai Perindo Grace Natalie Louisa dan sekretaris

jendral Raja Juli Antoni. (Sumber: Hasil Wawancara, Tanggal 20

April 2018)

3. Kecenderungan Rekrutmen

Suatu kriteria menjadi hal yang tak dapat dipisahkan bagi partai politik

demi terciptanya individu-individu yang berkualitas untuk ditempatkan

pada jabatan politik ataupun organisasi. Kriteria dianggap menjadi suatu

kewajiban demi mendapatkan individu yang terbaik. Pada sebuah proses

rekrutmen biasanya partai politik memiliki kecenderungan yang berbeda

dalam melakukan rekrutmennya, kecenderungan tersebut terkadang

mengacu pada hasil dan proses yang ingin dicapai partai politik tersebut.

Berbicara pola kecenderungan rekrutmen politik, ada beberapa tipe

kecenderungan rekrutmen politik, diantaranya tipe partisan,

compartmentalization, immediate survival, dan civil service reform.

Seperti hal nya DPW PSI Lampung, kecenderungan rekrutmen yang

digunakan DPW PSI Lampung bisa dikatakan mencangkup keempatnya,

Page 95: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

120

dimana secara garis besar dapat dikatakan lebih mengedepankan

loyalitas, pendidikan, pengalaman organisasi, adanya otoritas pemimpin

partai, dan kemampuan yang dimiliki oleh anggota calon legislatif.

Kecenderungan yang lebih dominan digunakan DPW PSI Lampung

dalam merekrut calon legislatif nya yaitu kecenderungan civil service

reform, dimana untuk kecenderungan ini menggambungkan dua tipe

kecenderungan antara tipe partisan dan tipe compartmentalization.

kecenderungan civil service reform lebih menjurus kedua-duanya yaitu

loyalitas dan kemampuan, dimana sangat mempengaruhi kinerjanya di

DPRD dalam membawa misi kepartaiannya.

e. Partisan

Tipe kecenderungan partisan merupakan pendukung yang kuat,

loyalitas tinggi, terhadap partai hingga bisa direkrut untuk jabatan

strategis. Tipe ini lebih mengedapan kader-kader partai yang bisa

direkrut untuk menjadi calon legislatif. Artinya pada kecenderungan

ini, indikator yang dilihat adalah dari sisi loyalitas dan pendukung

terutama yang berkaitan dengan kader-kader partai. Pada tipe

kecenderungan ini menurut penulis semua partai hampir dipastikan

menggunakan tipe partisan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil

wawancara dengan Ammar Ali Alamri selaku Wakil Ketua I (satu)

DPW PSI Lampung, yang menyebutkan:

Page 96: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

121

“PSI merupakan partai baru, dimana untuk melihat loyalitasmaupun elektabilitas kader-kader DPW PSI Lampung belumsepenuhnya kelihatan, tetapi tidak dipungkiri DPW PSILampung sama halnya dengan partai-partai yang lain, dimanapastinya DPW PSI Lampung melihat dari segi loyalitas nya,dan PSI sendiri sebagai partai yang baru, dalam perekrutanakan menampung anak-anak muda yang mempunyaikemampuan untuk gabung bersama PSI, seperti tujuan dari PSIitu sendiri yang menjunjung Anti Korupsi dan Anti Toleransi.”(Sumber: Hasil Wawancara, 25 April 2018)

Dipertegas lagi oleh Wakil Sekretaris DPW PSI Azi Triz Tizah

selaku Wakil Sekretaris DPW PSI Lampung, yang mengatakan:

“Pastinya setiap partai mencari yang memiliki loyalitas tinggitehadap partainya, bahkan sangat bagus apabila mempunyaikeduanya antara loyalitas dan elektabilitas, yang terpentingpara Bacaleg memiliki profesionalitas kinerja di bidangmasing-masing. PSI berkeyakinan, para Bacaleg tersebut akanmampu mengisi komisi-komisi dengan profesional. PSIbertujuan bersama-sama berjuang mengubah paradigma politikkotor, dengan cara memenuhi kursi legislatif untuk orang-orang baik yang siap mendedikasikan hidupnya demikepentingan rakyat,.” (Sumber: Hasil Wawancara, 20 April2018)

Pernyataan tersebut memperkuat bahwasanya tipe partisan ini

memang cenderung digunakan oleh DPW PSI Lampung dalam

melakukan rekrutmen Caleg. Dengan salah satu titik ukur

keloyalitasan, diharapkan dapat memperkuat penyampaian aspirasi

dari pendukung partai dan menjalankan visi misi partai.

f. Compartmentalization

Partai politik di negara penganut sistem demokrasi seperti di

Indonesia akan memberikan kesempatan besar bagi warga negaranya

untuk berpartisipasi menjadi anggota partai politik dan juga

Page 97: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

122

memberikan kesempatan kepada mereka untuk berkompetisi agar

dapat terpilih menjadi orang yang dicalonkan sebagai pemimpin

jabatan politik. Bagi warga negara yang mempunyai kemampuan

yang menonjol, kemungkinan dirinya dapat terpilih sebagai calon

legislatif ataupun pemimpin lebih besar.

Kemampuan yang menonjol yang dimaksud tentu saja tidak hanya

berbicara segi kualitas semata. Tingkat pendidikan dan pengalaman

organisasi juga menjadi pertimbangan partai politik dalam memilih

dan menetapkan calon legislatifnya. Tingkat pendidikan dan

pengalaman organisasi berkaitan erat dengan kemampuan wawasan

seorang individu dalam menghadapi suatu masalah dan perilaku

organisasi. Oleh karena itulah partai politik biasanya juga

menggunakan tingkat pendidikan dan pengalaman organisasi dalam

merekrut calon legislatifnya.

Romli (2005:93) mengemukakan proses rekrutmen yang didasarkan

pada latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi ataupun

kegiatan sosial politik seseorang (ketokohan) seperti contohnya

aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang digunakan oleh

partai politik dapat disebut kecenderungan tipe

compartmentalization. Berdasarkan data yang diperoleh oleh

peneliti, tipe kecenderungan compartmentalization ini juga

digunakan oleh DPW PSI Lampung dalam menentukan calon

legislatifnya.

Page 98: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

123

Tipe kecenderungan compartmentalization ini sebenarnya hanya

menjadi nilai tambah saja bagi kader yang akan dicalonkan jadi

anggota legislatif. Tipe ini memang menjadi poin pertimbangan bagi

DPW Partai Perindo Lampung dalam menentukan calon anggota

legislatif, namun ini hanya menjadi penunjang kapasitas kader ketika

nantinya terpilih menjadi anggota dewan. Terkait hal tersebut Ammar

Ali Alamri selaku Wakil Ketua I (satu) DPW PSI Lampung,

mengatakan bahwa:

“Untuk pendidikan dan pengalaman organisasi PSI tidakterlalu mementingkan hal tersebut ke dalam indikatorpenilaian, dalam artian bukan tidak mementingkan samasekali, hanya saja pendidikan dan pengalaman organisasihanya sebagai penunjang untuk para Caleg di hadapanmasyarakat, yang terpenting mereka dapat bekerja secaraprofesionalitas di bidangnya masing-masing, dan mampumengisi komisi-komisi dengan profesional nantinya.”(Sumber: Hasil Wawancara, 25 April 2018)

Dipertegas lagi oleh Wakil Sekretaris DPW PSI Azi Triz Tizah

selaku Wakil Sekretaris DPW PSI Lampung, yang mengatakan:

“PSI terbuka untuk siapa saja, dari golongan apa saja baik baikitu aktivis atau bukan, serta pendidikannya SMA, sarjana atautidak, PSI tidak terlalu mementingkan hal tersebut, asalkanBacaleg yang mendaftar bisa komitmen dalam menjagakesesuaian visi misi Bacaleg dengan tujuan dari PSI.”(Sumber: Hasil Wawancara, 20 April 2018)

Berdasarkan pernyataan yang telah disampaikan diatas, dapat

disimpulkan bahwa DPW PSI Lampung memberikan perhatian

terhadap tingkat pendidikan dan pengalaman organisasinya. Namun

PSI sendiri tidak memfokuskan hal tersebut, ini hanya menjadi

Page 99: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

124

penunjang kapasitas seorang calon ketika nantinya terpilih menjadi

anggota dewan, yang dibuktikan oleh data DCT Dapil 1 DPRD

Provinsi Lampung berikut:

Tabel 10. Pendidikan Terakhir dan Pengalaman Organisasi CalegDPW PSI Dapil 1 DPRD Provinsi Lampung

No NamaPendidikan

TerakhirPengalaman Organisasi

1DoddieIrawan, SH

D4/S1 -

2M HaryaRamdhoni

S3

Anggota PSI Ketua Relawan Padamu

Negeri Provinsi Lampung Sekretaris Sekolah

Kebudayaan Lampung Relawan Serikat Nelayan

Lampung Anggota Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah Anggota Serikat Mahasiswa

Universitas Lampung

3Dien AgustinaAripin, SE

D4/S1 -

4CharlesLumbantoruan

D4/S1 -

5Anisha RyadAyes

SMA -

(Sumber: Infokpu.com diakses pada 20 April 2018 pukul 14.15 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang telah diperoleh, dengan

salah satu titik ukur tingkat pendidikan dan pengalaman organisasi.

Bahwa dari DCT Dapil 1 DPRD Provinsi Lampung menunjukan

memang benar DPW PSI Lampung tidak terlalu mefokuskan tingkat

pendidikan dan hanya dijadikan sebagai penunjang kapasitas kader

saja nantinya, tetapi DPW PSI Lampung lebih menekankan Caleg

yang memiliki kemampuan yang mempuni.

Page 100: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

125

g. Imediate Survival

Tipe kecenderungan imediate survival merupakan proses rekrutmen

yang dilakukan oleh otoritas pimpinan partai tanpa memperhatikan

kemampuan orang-orang yang direkrut, yang artinya pada

rekrutmennya dapat dikatakan wewenang pimpinan mempunyai

porsi yang sangat besar. Pada porsi yang sangat besar itu sendiri

tanpa memperhatikan profil dan kompetensi seorang calon legislatif.

Hanya berdasarkan perkiraan pimpinan partai saja terkait siapa saja

yang akan diusung menjadi calon legislatif.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis, DPW

PSI Lampung dalam rekrutmen politiknya menolak adanya

kebijakan ketua umum yang sifanya absolut terhadap perekrutan

politik terhadap calon legislatif. Hal tersebut disampaikan oleh

Azitriz Tiza selaku wakil sekretaris DPW PSI Lampung, yang

mengatakan:

“Pengambilan keputusan terkait rekrutmen legislatif PSIdiputuskan secara musyawarah melalu rapat harian partaiatas dasar pertimbangan terkait penilaian yang sudah ditetapkan panitia tim seleksi independen DPW PSILampung, jika dibutuhkan wewenang akan diserahkankepada ketua dan pengurus partai lainnya untukmengevaluasi menyangkut pertimbangan yang butuhkeputusan orang banyak.” (Sumber: Hasil Wawancara,Tanggal 20 April 2018)

Page 101: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

126

Secara khusus memang jelas tidak terlihat bahwa adanya sentralisasi

kebijakan ketua umum dalam melakukan rekrutmen politik.

Memang awalnya Juri Independen dari berbagai profesi ini yang

menyeleksi bacaleg, tetapi jikapun ada kewenangan tersebut terkait

pertimbangan-pertimbangan khusus yang mengacu pada kriteria.

Kemudian berkaitan transaksional politik pada rekrutmen DPW PSI

Lampung, Azi Triz Tizah selaku Wakil Sekretaris DPW PSI

Lampung, menegaskan bahwa:

“Dari awal pendaftar sampai dengan akhir penentuan calonlegislatif, tidak ada transaksional apapun yang dilakukan baikitu dari Bacaleg nya atau dari pengurusnya. Kalau pun ada itubiaya masing-masing individu untuk membuat suratpersyaratan dari PSI, seperti membuat SKCK (SuratKeterangan Catatan Kepolisian) dan lain-lain.” (Sumber: HasilWawancara, 20 April 2018)

Diperkuat lagi oleh salah satu bakal Caleg DPRD Provinsi dari

Dapil 1 DPW PSI Lampung Anisha Ryad Eyes, yang berkaitan

dengan transaksional politik yang terjadi terkait rekrutmen Caleg,

mengatakan:

“Dalam menjalankan proses-proses rekrutmen yang diadakanPSI, belum melihat dan mendengar adanya praktektransaksional yang terjadi, PSI ingin proses rekrutmen yangdilaksanakan terbebas dari unsur transaksional politik, PSIingin menghasil Caleg yang mempunyai kualitas dibidang nyamasing-masing.” (Sumber: Hasil Wawancara, Tanggal 30April 2018)

Page 102: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

127

Secara khusus, berdasarkan penjelasan terhadap internal partai dan

salah satu calon anggota legislatif dari DPW PSI Lampung, tidak

terlihat bahwa adanya sentralisasi kebijakan ketua umum dalam

melakukan rekrutmen politik. Namun pada kenyataannya jika dilihat

dari DCT PSI Dapil 1 DPRD Provinsi Lampung yang telah

dijelaskan sebelumnya pada tabel 10 (sepuluh), terlihat jelas

terdapat peran otoritas pempinan partai tanpa memperhatikan

kemampuan orang-orang yang direkrut.

Terlihat jelas bahwa DPW PSI Lampung dalam menjalankan proses

penjaringan caleg, pimpinan DPW Partai Perindo Lampung berhak

menunjuk langsung siapa kader yang akan ditempatkan menjadi

caleg. Terlepas pertimbangan apapun itu dalam menentukan caleg

tersebut. Yang jelas pimpinan partai mempunyai hak untuk

menentukan caleg yang akan diberikan amanah.

h. Civil Service Reform

Pemilihan umum merupakan kesempatan pengurus partai politik

yang dianggap mampu untuk mengambil keputusan terkait yang

akan diusung menjadi calon legislatif. Untuk mempertahankan suatu

jabatan, maka partai politik harus mampu menampilkan orang-orang

yang memiliki kemampuan serta loyalitas yang sesuai dengan visi

dan platform partai.

Page 103: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

128

Melihat dari sistem demokrasi di Indonesia yang semakin hari

semakin mapan, partai politik tentunya dituntut semakin dewasa.

Tuntutan kedewasaan partai politik diuji seperti dalam merekrut

orang-orang yang memiiki kemampuan baik direkrut secara internal

maupun eksternal. Kemampuan dan keterampilan tersebutlah yang

nantinya akan menjadi nilai jual bagi partai politik baik untuk

mendapatkan suara dari masyarakat pada Pemilu nantinya.

Indikator pada tipe kecenderungan Civil Service Reform merupakan

proses rekrutmen dengan salah satu titik ukur berdasarkan

kemampuan dan loyalitas seorang calon sehingga bisa mendapatkan

kedudukan yang lebih tinggi atau penting. Artinya untuk tipe Civil

Service Reform jika kita lihat bahwa kecenderungan ini

menggambungkan dua tipe antara tipe partisan dan tipe

compartmentalization, dimana tipe kecenderungan ini lebih

menjurus kedua-duanya yaitu loyalitas dan kemampuan seorang

calon anggota legislatif. Dengan kata lain DPW PSI Lampung

menggunakan tipe kecenderungan tersebut.

Berkaitan dengan keterampilan dan loyalitas individu yang dijadikan

pertimbangan dalam proses rekrutmen untuk calon legislatif yang

akan diusung oleh DPW Partai Perindo Lampung pada pemilu

nantinya, Dalam hal ini Ammar Ali Alamri selaku Wakil Ketua I

(satu) DPW PSI Lampung, mengatakan:

Page 104: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

129

“Keterampilan, tentu itu juga menjadi salah satu bahanpertimbangan PSI, terampil menurut PSI Bacaleg harusmemiliki banyak ide-ide kreatif untuk menyelesaikan suatumasalah, karna PSI ingin Caleg yang nantinya sudah jadi,bukan hanya mengenyangkan perut sendiri saja, tetapi jugaharus bisa menyalurkan, menyumbangkan ide-ide kreatifkhusus nya untuk Lampung dalam menyelesaikan masalahyang ada”. (Sumber: Hasil Wawancara, 25 April 2018)

Dipertegas lagi oleh Azi Triz Tizah selaku Wakil Sekretaris DPW

PSI Lampung, yang menegaskan bahwa:

“Semua sudah menjadi bahan pertimbangan dari PSI dan juriindependen, karena PSI ingin Caleg yang benar-benar berjuanguntuk Lampung khususnya dan juga untuk Indonesia, makanyadiadakan seleksi-seleksi tersebut untuk menjaring danmendapatkan Caleg yang terbaik. Begitu juga dengan loyalitasyang dimiliki, PSI mengharapkan Bacaleg yang mendaftarmempunyai visi dan misi yang sesuai dengan tujuan dari PSIyaitu “Anti Korupsi dan Anti Intoleransi.” (Sumber: HasilWawancara, 20 April 2018)

Memiliki kader yang kemampuan operasionalnya mumpuni

terutama di bidang politik adalah hal yang diidamkan oleh partai

politik untuk mewakili partai di DPRD termasuk DPW PSI

Lampung. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan

terhadap internal partai, didapatkan kesimpulan bahwa DPW PSI

Lampung secara khusus juga menggunakan kecenderungan Civil

Service Reform dalam menetapkan calon legislatifnya, dimana lebih

mengedepankan kemampuan dan loyalitas, seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya.

Page 105: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

130

Secara garis besar pola kecenderungan yang dimiliki DPW Partai

Perindo Lampung dalam memilih dan menetapkan calon anggota

legislatif, faktor yang paling dominan dalam melakukan perekrutan

calon anggota legislatif adalah faktor loyalitas dan kemampuan,

dimana seorang calon anggota legislatif itu pada umumnya

mempunyai basis operasional yang mempuni, sehingga diharapkan

dapat menyelesaikan dengan cepat permasalahan-permasalahan yang

ada dimasyarakat.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi pada

penelitian yang peneliti lakukan berfokus pada persoalan mengenai

bagaimana pola rekrutmen yang digunakan Partai Perindo dalam

merekrut calon legislatifnya yang dibagi menjadi beberapa indikator

penilaian. Fokus tersebut telah ditelaah berdasarkan kategori

dibawah ini:

Page 106: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

131

Tabel 11. Triangulasi Data Penelitian

Indikator Observasi Wawancara DokumentasiSifat Polarekrutmen

Partai Solidaritas Indonesia(PSI) melakukan openrekrutmen secara terbukauntuk masyarakat yangmerasa memilikikemampuan dibidangnyadan cocok dengan visi danmisi serta tujuan partai daningin mendaftarkan dirisebagai calon legislatif PSI.

PSI dalam melakukan rekrutmen calonlegislatif mengacu pada aturan AD/ART partaidan di terjemahkan kembali ke dalam TORyang telah ditetapkan tentang prosedurrekrutmen calon anggota legislatif, yang akandiikuti baik itu dari eksternal maupun internalpartai.

PSI bersifat terbuka dalam syarat-syarat sertapengumuman rekrutmen, dimana memulairekrutmen dengan melakukan sosialisasi dimedia dan website pribadi yang dimiliki, barusetelah itu PSI melakukan 3 (Tiga) tahaprekrutmen dalam merekrut calon legislatifnya.

PSI dalam proses rekrutmen Caleg jugamenggunakan pola rekrutmen tertutup yangberlaku bagi perekrutan calon legislatif yangberasal dari kader internal partai, dengan caraditunjuk dan dihubungi secara langsung olehpartai untuk maju sebagai calon legislatif,tanpa melalui dan mengadakan Pemira terlebihdahulu dalam hal proses rekrutmen calonlegislatif dari internal partai, karena salah satustandard dan kriteria sifat rekrutmen terbukayaitu setiap partai harus mengadakan konvensidi internal partai.

Dokumentasi yang menunjukan bahwa PSIsudah melakukan rekrutmen secara terbukadengan melihat pendaftaran secara online danoffline ataupun pemberitaan di media massa.3. Pengumuman pendaftaran Caleg PSI lewat

website

4. E-Formulir yang merupakan pendaftaranlewat media online

Berdasarkan Daftar Calon Tetap (DCT) Dapil1 DPRD Provinsi Lampung yang sudahdiumumkan KPU, bahwa peran elit tidakbegitu dominan, dari 5 (lima) Caleg yangdicalonkan hanya terdapat 1 (satu) calon sajayang berasal dari internal partai.

131

Page 107: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

132

Metode Polarekrutmen

PSI mengadakan sosialisasiserta pelatihan terhadapBacaleg, serta memiliki timPansel dari berbagai tokohdan keilmuan.

Kriteria rekrutmen yang diinginkan PSI sudahdimasukkan ke dalam scoring penilaian yangnantinya akan dinilai oleh panitia seleksiindependen dalam merekrut bakal calonlegislatif melalui seleksi kompetensi.

Panitia seleksi independen PSI merupakan darieksternal PSI yang terdiri dari para pakar, ahlidan profesional dari berbagai latar belakangberbeda.

DPW PSI Lampung menggunakan metodesecara ilmiah, hal tersebut dikarenakan dalampelaksanaan rekrutmen DPW PSI didasarkanstandar-standar ilmiah dan perhitungan analisisyang matang.

Form rekapitulasi hasil penilaian calon legilatiffit and proper test Partai Perindo ProvinsiLampung.

PSI melaksanakan prosedur rekrutmenberdasarkan AD/ART Partai serta PSI sendirimemberikan pembekalan terhadap Bacaleg yangakan maju pada Pemilu 2019 mendatang

Dapat disimpulkan bahwa DPW PSI Lampungmenggunakan metode secara ilmiah,dikarenakan Partai Perindo dalampelaksanaannya didasarkan standar-standarsecara ilmiah.

Kecenderungan DPW PSI Lampungmengedepankan Calegyang memiliki kemampuan,pengalaman organisasiserta loyalitas terhadapPartai.

Pola kecenderungan yang digunakan DPW PSILampung, menggunakan keempatkecenderungan partisan,compartmentalization, immediate survivalserta civil service reform, yang dapat dikatakanlebih mengedepankan loyalitas, pendidikan,pengalaman organisasi, serta adanya otoritaspemimpin partai, dan kemampuan yangdimiliki masing-masing calon.

Form rekapitulasi hasil penilaian calon legilatiffit and proper test PSI Provinsi Lampung sertadata DCT Dapil 1 DPRD Provinsi Lampung.Dimana dapat disimpulkan bahwa faktor yanglebih dominan dalam melakukan perekrutanCaleg adalah faktor loyalitas dan kemampuanatau yang disebut kecenderungan civil servicereform

Sumber: Diolah Peneliti

132

Page 108: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

133

C. Persamaan dan Perbedaan Pola Rekrutmen DPW Partai Perindo danDPW PSI Lampung dalam Menetapkan Calon Legislatif

Pola rekrutmen partai politik dalam menghadapi Pemilihan Legislatif 2019 di

Provinsi Lampung, dalam hal ini Partai Perindo dan PSI memiliki persamaan

dan perbedaan yang hampir sama dan tidak jauh berbeda dari beberapa aspek

yang telah dibahas di atas, yang di buktikan dengan pola-pola yang

diterapkan dalam proses perekrutan Bacaleg yang dilakukan oleh masing-

masing tim penjaring dari Partai Perindo dan PSI. Hal tersebut merupakan

hal yang wajar, mengingat setiap partai politik memiliki kekhasan masing-

masing yang tidak dapat di salahkan karena perbedaan-perbedaan tersebut.

Kedua partai Perindo dan PSI ini, dapat diketahui bahwa kedua partai tersebut

merupakan partai baru yang akan bersaing melawan partai-partai lama untuk

mendapatkan kursi di legislatif, dari sekian banyak partai yang muncul

pastinya memiliki prinsip ideologi, visi dan misi serta haluan organisasi yang

berbeda pula, sebagaimana yang disampaikan pakar politik dari Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lampung, Dr. Dedy Hermawan

mengatakan:

“Dari perspektif demokrasi semakin banyak partai politik yang hadirtentu semakin banyak memberikan pilihan-pilihan terhadap partai yangdipercaya oleh masyarakat untuk menjadi saluran aspirasi bagimasyarkat yang berkiprah di legislatif, tentu itu semakin baik, ditengahsemakin meredupnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik,kehadiran partai politik baru itu menjadi penyegar terhadap praktekdemokrasi di Indonesia, itu sebagai suatu yang positif untuk dinamikademokrasi di Indonesia menjadi yang lebih baik, lebih segar, lebihmenuju kearah yang lebih integritas, profesional, dan di percaya.”(Sumber: Hasil Wawancara, 25 April 2018)

Page 109: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

134

Munculnya partai-partai baru ini diharapkan dapat memberikan wajah baru

dan dapat menjadi jembatan saluran masyarakat bagi yang berkiprah di

legislatif. Dari kedua partai baru ini pastinya semua sama-sama memiliki

kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sehingga dalam perbandingan

ini diharapkan dapat mengambil sisi positifnya dari masing-masing

perbedaan yang ada. Pada tabel 12 (Duabelas) akan dijelaskan persamaan

yang terjadi antara DPW Partai Perindo dan DPW PSI Provinsi Lampung,

yang akan dijelaskan dari berbagai aspek dan indikator yang terkait dengan

pola rekrutmen bacaleg yang sudah masing-masing partai terapkan, dan pada

tabel 13 (Tigabelas) dapat dilihat perbedaan pola rekrutmen Bacaleg DPRD

Provinsi antara DPW Partai Perindo dan DPW PSI Provinsi Lampung.

Page 110: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

135

2. Persamaan Pola Rekrutmen DPW Partai Perindo dan DPW PSILampung dalam Menetapkan Calon Legislatif

Tabel 12. Persamaan Pola Rekrutmen Calon Legislatif antara DPW PartaiPerindo dan DPW PSI Provinsi Lampung Tahun 2019

NO ASPEK KETERANGAN

1.Peraturan perundang-undangan yang dijadikanacuan rekrutmen

Sama-sama menggunakan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 TentangPemilihan Umum Anggota DewanPerwakilan Rakyat, Dewan PerwakilanDaerah, Dewan Perwakilan RakyatDaerah.

2.Pola rekrutmen Caleg yangdigunakan

Sama-sama menggunakan websitepribadi partai untuk mengumumkanpembukaan pendaftaran caleg

Sama-sama menggunakan polarekrutmen tertutup dikarenakan tidakmengadakan Pemira dalam halrekrutmen calon legislative di internalpartai

Sama-sama mempunyai syarat umumdan khusus sebagai syarat untuk parabacaleg

Sama-sama mengadakan sosialisasidan pelatihan terhadap Bacaleg

3.Metode rekrutmen yangdigunakan

Sama-sama mempunyai kriteriabacaleg yang diinginkan masing-masing partai

Sama-sama dalam menentukanpersentase perbandingan Caleg kaderdan non-kader, dilakukan secaravariatif dan tidak ditentukan secaramutlak.

Sama-sama melakukan metode secarailmiah terkait perekrutan bacaleg,dimana didasarkan standar-standarilmiah dan perhitungan analisis yangmatang

Sama-sama melakukan rapat partaiyang dilakukan secara musyawarahdalam mengambil semua keputusan

Sama-sama mempunyai panitiaseleksi untuk merekrut Bacaleg

4. Kecenderungan rekrutmen

Sama-sama menggunakankecenderungan Civil service reform,dimana lebih mengedepankan Calegyang loyalitas dan memilikikemampuan

( Sumber: Diolah Peneliti)

Page 111: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

136

Pedoman peraturan rekrutmen secara umum, Partai Perindo dan PSI sama-

sama menggunakan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 dengan

menerapkan pola rekrutmen terbuka untuk umum dengan mekanisme lebih

lanjut diatur oleh partai masing-masing dengan mempunyai prosedur

rekrutmen masing-masing partai.

Pola rekrutmen Caleg DPW Partai Perindo dan DPW PSI Lampung sama-

sama memprioritaskan caleg dari internal partai ketimbang dari eksternal

partai, dibuktikan kecenderungan rekrutmen yang digunakan dari DPW

Partai Perindo dan DPW PSI Lampung sama-sama menggunakan

kecenderungan partisan, dimana dalam hasil wawancara, kedua partai

tersebut lebih memilih loyalitas dibandingkan dengan elektabilitas,

karena kedua partai ini mau para caleg yang maju dilegislatif nanti sejalan

dengan tujuan partainya, sehingga DPW Partai Perindo dan PSI Lampung

memprioritaskan bacaleg yang sejak dini turut mendukung kemenangan

Pemilu partai dan aktif dalam partai.

Sebagaimana tanggapan yang disampaikan pakar politik dari Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lampung, Dr. Dedy

Hermawan yang mengatakan:

“Loyalitas pada ideologi partai, merupakan menjadi bagiandominan dan menjadi agen untuk menstranfer ideologi partaikepada masyarakat, selain menjadi rekrutmen dia juga menjadiagen pendidikan politik kepada masyarakat, karena kalau partaiterjebak dengan cara berpikir elektabilitas itu jangka pendek, karnaelektabilitas itu dibangun dari pragmatisme masyarakat, makakalau kemudian partai menjadikan elektabilitas itu sebagaibarometer kesuksesan kader hari ini, itu menghawatirkan, karenaelektabilitas sekarang ini terbangun karena popularitas, karenakiprah di masyarakat yang transaksional, kalau orang disukai dan

Page 112: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

137

akan dipilih karena dia pernah memberi uang, memberi sembako,maka itu adalah elektabilitas yang semu, tapi kalau kader itumembenamkan ideologi ditengah masyarakat melalui agenda-agenda kerja yang berpihak kepada persoalan masyarakat, itu barubisa dikatakan elektabilitas yang sempurna. Dan bisa juga dia hadirdi tengah-tengah masyarakat memberi solusi terhadap persoalankrisis sumberdaya alam misalnya, dia bahu membahu memberisolusi terhadap krisis energi, membangun penyelamatan kelompokmiskin dari cengkraman kapitalisme, dengan begitu baruelektabilitasnya dalam, hal seperti itu yang harus dibangun darisekarang untuk para bacaleg.” (Sumber: Hasil Wawancara, 25April 2018)

Meskipun lebih mengandalkan dan memprioritaskan kader internalnya,

DPW Partai Perindo dan PSI Lampung juga tetap membuka peluang bagi

pihak eksternal partai untuk mendaftar sebagai Bacaleg, dengan

memberikan kriteria khusus, untuk dari eksternal partai yang ingin

mendaftarkan sebagai Bacaleg. Pakar politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lampung, Dr. Dedy Hermawan pun

menyarankan terkait perekrutan seorang caleg:

“Partai baru ini jangan terburu-buru untuk menjadi partai yanglangsung besar, sehingga kemudian rekrutmennya juga akanmenjadi serampangan, rekrutmen yang baik itu adalah rekrutmenyang berjalan secara bottom up, continue, dan tersistematis,komprehensif, jadi setiap individu betul-betul dikader dari bawahsecara alami tidak instan dan dengan ditanamkan nilai-nilaiideologis dari partai, di training, dilatih, di perkuat lagidokterinnya, sehingga menjadi kader yang akan menjadi penggerakpartai seterusnya, dan juga terseleksi dengan cukup ketat untuknaik tiap jenjang mulai dari ranting sampe pusat, jadi orang-orangyang terpilih sudah lolos secara ideologis. Kedekatan denganmasyarakat juga populisnya terbangun, ideologisnya terbangun,nah ini yang harus ditanamkan, jadi jangan sampai terbangun polarekrutmen yang pragmatis, seperti merekrut tokoh-tokoh, merekrutartis, merekrut mantan PNS, merekrut mantan tentara, merekrutpengusaha, yang semua nya nanti akan merusak partai, jadi untukpartai baru jika ingin selamat dalam jangka panjang, mereka harusmerekrut individu-individu yang menjadi penggerak partai, yangbisa mengelolah partai dalam jangka panjang menjadi lebih besar,jadi manajemen rekrutmennya itu harus berorientasi pada

Page 113: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

138

pembentukan karakter seorang kader yang dimana pembentukanideologis dari partai tersebut.” (Sumber: Hasil Wawancara, 25April 2018)

Seorang kader juga dituntut untuk dapat menguasai hal-hal teknis maupun

non-teknis mengenai ketugasan dewan, dapat secara baik mengagregasi

kepentingan publik, serta memahami platform maupun manifesto

perjuangan partai kedalam kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.

3. Perbedaan Pola Rekrutmen DPW Partai Perindo dan DPW PSILampung dalam Menetapkan Calon Legislatif

Selain persamaan pola rekrutmen yang dimiliki Partai Perindo dan PSI

tersebut, tentu ada pula perbedaan pola rekrutmen yang digunakan dari

keduanya. Perumusan perbedaan pola rekrutmen kedua partai didasarkan

pada pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, disajikan dalam

bentuk tabel berikut ini:

Page 114: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

139

Tabel 13. Perbedaan Pola Rekrutmen Calon Legislatif antara DPW PartaiPerindo dan DPW PSI Provinsi Lampung Tahun 2019

No Aspek Perindo PSI

1. Seleksi awal

Bacaleg dari non-partaidiwajibkan menjadi anggotadan membuat Kartu AnggotaPartai (KTA) sebelummendaftarkan diri menjadiCaleg. Dan juga membuattulisan tentang rangkumanvisi misi.

Dengan mewajibkanBacaleg membuat papertentang “PenangananKorupsi dan Intoleransi”.

2.Kecenderunganrekrutmen

Dari DCT Dapil 1 DPRDProvinsi Lampungmenunjukan bahwa PartaiPerindo tidak begitu melihatdari segi pendidikannya, danlebih member perhatiankepada pengalamanorganisasinya

Dari DCT Dapil 1 DPRDProvinsi Lampungmenunjukan bahwa PSIlebih melihat pendidikandari para Bacaleg, dan tidaktidak terlalu memfokuskanpada pengalamanorganisasinya.

3. Tim Seleksi

Tim seleksi yang dibentukoleh Partai Perindomerupakan orang-orang dariinternal DPW Partai PerindoLampung.

Panitia seleksi Independenyang dibentuk oleh PSI inimerupakan orang-orang darieksternal partai dan jugadari berbagai bidangkeilmuan yang berbeda.

4.Prosedurrekrutmen

Partai perindo dalamprosedur rekrutmennyahanya sampai dengan tahapinterview, dimana PartaiPerindo hanya melakukansesi wawancara yangdidasarkan oleh kriteripenilaian Partai Perindo.

PSI melakukan seleksisosialiasi, dimana paraBacaleg yang lolos daritahap kompetensi harusmendapatkan dukungandari masyarakat yangdibuktikan dengan video-video dan diupload kemedia sosial

( Sumber: Diolah Peneliti)

Tabel perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pola rekrutmen setiap

partai tak selalu sama, ada saja perbedaan di keduanya, DPW Partai

Perindo dan PSI Lampung pasti mempunyai strategi masing-masing untuk

memenangkan Pemilu 2019 nanti. DPW Partai Perindo dan PSI sama-

sama mengandalkan caleg-caleg yang berasal dari kalangan anak muda

Page 115: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

140

yang memiliki pemikiran yang inovatif dan dapat melahirkan pemikiran-

pemikiran baru yang nantinya dapat memberikan konstribusi yang baik

bagi masyarakat ketika terpilih, namun disisi lain pola rekrutmen yang

mengandalkan caleg-caleg muda ini akan berdampak kepada tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap caleg muda yang terkesan kurang

mengakar di masyarakat.

Sebagaimana yang disampaikan pakar politik dari Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lampung mengenai kriteria-kriteria

rekrutmen yang digunakan partai baru ini dalam merekrut caleg nya, Dr.

Dedy Hermawan mengatakan:

“Paling utama yang harus direkrut adalah kader partai, itumerupakan yang harus diutamakan, maka sekarang ini partai-partaibaru judulnya itu adalah melakukan rekrutmen kader partai dulu,dari sekian banyak ratusan juta orang ini mana mereka-merekayang paling dekat dengan ideologi partai, itu diseleksidikumpulkan baru kemudian ketika mereka sudah lolos dari filterideologinya visinya, baru kemudian silahkan di rangking denganvariabel-variabel yang lain, mana yang akan di tempatkan di levelkabupaten, mana yang level provinsi, dan mana yang levelnasional, itu nantikan banyak pertimbangan, tapi kriteria dasar nyaitu dipenuhi dulu, nanti silahkan di dialogkan mana areaperjuangan yang leluasa bagi kader-kader pada level kabupaten,provinsi, maupun nasional, jadi ukuran pertamanya disitu.”(Sumber: Hasil Wawancara, 25 April 2018)

Semua masyarakat dari berbagai lapisan dan kalangan dapat secara

otomatis mendaftar sebagai bacaleg partai Perindo dan PSI ini dan

memiliki kesempatan yang sama, namun semua di dasarkan atas hasil

seleksi terhadap kemampuan dan loyalitas terhadap partai, Akan tetapi

disisi lain pola seperti ini cenderung lebih beresiko untuk mendapatkan

caleg yang tidak sesuai harapan, dimana pola rekrutmen caleg seperti ini

Page 116: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

141

dapat lebih membuka peluang untuk terjadinya money politik oleh para

Caleg, dimana mereka hanya mengandalkan uang untuk bisa menjadi

anggota legislatif terpilih. Maka dari itu nilai integritas dari seorang calon

sangat diperlukan, seperti yang disampaikan Dr. Dedy Hermawan selaku

pakar politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip)

Universitas, yang menyebutkan:

“Tentunya nilai integritas menjadi bagian mendasar yang harusdimiliki tiap calon anggota legislatif, karena semaksimal mungkinmereka merekrut orang-orang yang nantinya tidak akan menjadibeban terhadap partai, karena memang semaksimal mungkin darisemua aspek, misalnya aspek kedekatan ideologis, kesamaanideologis, pemahaman ideologis itu sudah maksimal, integritas itujuga sudah maksimal, jadi orang-orang yang mempunyai kejujurandi dalam kepribadiannya, rekam jejaknya nya itu juga sudahmaksimal, maka partai bisa berharap banyak, dan masyarakat jugabisa berharap banyak, sehingga peluang partai untuk tumbuh besaritu menjadi terang, karena memang berkumpul orang-orang yangideologis dan mempunyai integritas, karena 2 hal itu memang yangpaling pokok dan dominan dalam ketentuan rekrutmen partai.”(Sumber: Hasil Wawancara, 25 April 2018)

Dengan kata lain DPW Partai Perindo dan PSI Lampung harus menyeleksi

dan mempersiapkan anggota-anggotanya yang dianggap mampu, dan tentu

nya yang mempunyai nilai integritas yang tinggi, sehingga dalam

mendapatkan jabatan-jabatan politik yang lebih tinggi jenjangnya dapat

dan mampu membawa atau memobilisasi partai-partai politiknya,

sehingga bisa memberi pengaruh besar dikalangan masyarakat.

Page 117: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

142

BAB VI. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang “Perbandingan Pola

Rekrutmen Calon Legislatif Partai Politik untuk Pemilihan Umum 2019 di

Lampung (Studi pada Partai Persatuan Indonesia dan Partai Solidaritas

Indonesia) yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Sifat pola rekrutmen calon legislatif yang dilaksanakan DPW Partai

Perindo dan DPW PSI Lampung mengunakan sifat pola rekrutmen

terbuka pada perencanaan atau pengumuman, persiapan, prosedur dan

syarat rekrutmen, dalam merekrut calon legislatif dari eksternal partai

untuk mendaftarkan diri sebagai calon legislatif, dan juga kedua partai

ini sama-sama memberikan sosialisasi serta pembekalan terhadap calon

legislatif berupa pemahaman tentang visi dan misi serta strategi

pemenangan partai kepada para calon legislatif jelang Pemilu 2019

mendatang.

Proses rekrutmen yang digunakan kedua partai bersifat tertutup,

dikarenakan dalam merekrut calon legislatif hanya dengan cara ditunjuk

dan dihubungi langsung oleh partai untuk maju sebagai calon legislatif,

tanpa mengadakan Pemilu raya internal (Pemira) terlebih dahulu dalam

hal rekrutmen calon legislatif di internal partai.

Page 118: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

143

Proses rekrutmen yang telah dilakukan kedua partai masih bersifat

tertutup, dikarenakan proses rekrutmen calon legislatif yang dilakukan

kedua partai belum memenuhi kriteria serta standar dari rekrutmen

terbuka, dimana setiap partai harus mengadakan konvensi di internal

partai terlebih dahulu untuk mempromosikan visi dan misi kepada

anggota partai serta rencana yang akan dilakukan nantinya, sebelum

memilih calon legislatif yang akan maju mewakili partai.

2. Metode pola rekrutmen calon legislatif yang digunakan DPW Perindo

dan DPW PSI Lampung sama-sama menggunakan metode ilmiah karena

dalam pelaksanaan rekrutmen kedua partai didasarkan standar-standar

ilmiah dan perhitungan analisis yang matang, seperti terdapat form

penilaian terhadap kriteria-kriteria calon yang diinginkan partai, serta

dinilai langsung oleh tim Pansel yang dipercayai untuk menyeleksi calon-

calon anggota legislatif yang mendaftar.

3. Kecenderungan yang lebih dominan digunakan DPW Partai Perindo dan

DPW PSI Lampung dalam merekrut calon legislatif nya yaitu

kecenderungan civil service reform yaitu loyalitas dan kemampuan,

dimana untuk kecenderungan ini menggambungkan dua tipe

kecenderungan antara tipe partisan dan tipe compartmentalization.

kecenderungan civil service reform lebih menjurus kedua-duanya.

dimana Partai Perindo sendiri lebih mencari bakal calon legislatif yang

memiliki loyalitas serta kemampuan di bidangnya masing-masing,

sedangkan PSI lebih menekankan nilai yaitu memandang positif

perbedaan yang ada serta komitmen terhadap pemberantasan korupsi.

Page 119: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

144

B. Saran

Secara umum terkait dengan pola rekrutmen DPW Partai Perindo dan DPW

PSI Lampung sudah cukup baik, namun masih ada catatan dan saran untuk

kedua partai tersebut, yakni:

1. Dalam mempromosikan partai nya dirasa kurang begitu luas dan

maksimal, sebaiknya semaksimal mungkin menggunakan media sosial

dengan cara yang efektif untuk mempromosikan partai, sehingga

masyarakat dapat dengan cepat dan mudah mengetahui dan mengenal

partai baru tersebut. Caranya dapat dengan memperbanyak artikel atau

tulisan-tulisan tentang keunggulan partai tersebut, sehingga masyarakat

mendapatkan pilihan dan meyakinkan bahwa partai tersebut pro rakyat

atau tidaknya.

2. Terkait dengan metode rekrutmennya yang digunakan, sebaiknya Partai

baru ini menerapkan metode yang lebih revolusioner atau metode-

metode yang lebih memberi warna baru yang berbasis ilmiah dan

terukur, sehingga bisa terlihat perbedaan dengan partai-partai

sebelumnya, bahwa partai baru ini mempunyai inovasi-inovasi yang

baru dan bersifat ilmiah

3. Terkait dengan kecenderungan rekrutmen, walaupun kedua partai

tersebut memiliki beberapa perbedaan kecenderungan, namun secara

umum jika dibandingkan dengan partai-partai mainstream lainnya tidak

ada perbedaan yang signifikan, dimana seharusnya partai baru

menggunakan inovasi-inovasi yang baru juga sehingga membuat nilai

lebih dimata masyarakat.

Page 120: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU:

Andi, Prastowo. 2010. “Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data PenelitianKualitatif”. Jogjakarta: Diva Press.

Budiardjo Miriam. 1998. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta. PT Gramedia.

Budiardjo, Miriam, 2004. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. PT GramediaPustaka Utama.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. PT. GramediaPustaka Utama.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

Cholisin. 2007. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta:UNY Press

Dani, Karim. 2006. Sistem Politik dan Pemilu di Indonesia. Jakarta. GhaliaIndonesia.

Efriza, 2012. Political Explore: Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung.Alfabeta.

Firmanzah. (2011). Mengelola Partai Politik. Jakarta: Yayasan Pustaka OborIndonesia.

Gaffar, Afan. 1999. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haryanto. 1982. Sistem Politik. Suatu pengantar. Yogyakarta:LibertySamsudin, Sadili, (2006) .Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung.Cv PustakaSetia

Ikbar, Yanuar.2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung: PT RefikaAditama.

Moleong , 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT RemajaRosdakarya

Page 121: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: GajahMada University Press.

Pamungkas, Sigit. 2011. Partai Politik Teori Dan Praktik Di Indonesia.Yogyakarta: Institute For Democracy And Welfarism.

Purhantara, Wahyu. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis.Yogyakarta: Graha Ilmu

Putra, Fadillah. 2003. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi. PustakaPelajar. Yogyakarta.

Putra, Fadillah. 2007. Partai Politik dan Kebijakan Publik. Pustaka Belajar.Yogyakarta.

Rahman, Arifin. 2002. Sistem Politik Indonesia dalam Perspektif StrukturalFungsional, SIC. Surabaya,

Romli, Lily. 2005. Pemilihan Presiden Langsung 2004 dan KonsolidasiDemokrasi di Indonesia. LIPI. Jakarta.

Rizkiyansyah, F. K. 2007. Mengawali Pemilu Menatap Demokrasi. Bandung:IDEA Publishing.

Samsudin, S. 2006. Manajemen Sumber Daya manusia, Bandung; CV.Pustaka Setia.

Sukarna, 1981. Sistim Politik, Bandung: Penerbit Alumni.

Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. Grasindo.

Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Haris, Syamsuddin. 2005. Pemilu Langsung di Tengah Oligarki Partai.Jakarta: Gramedia Pustaka.

Haryanto. 1982. Sistem Politik Suatu Pengantar. Liberty. Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah.Bumi Aksara. Jakarta

Page 122: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Singarimbun, Masri.1995. Metode Penelititan Survei. LP3S, Jakarta

PRODUK HUKUM:

AD/ART Partai Perindo

AD/ART Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Pengesahan Tim Seleksi Bakal Calon Anggota Legislatif Dewan PimpinanWilayah Partai Perindo Provinsi Lampung, Nomor: 1636-SK/DPP-PARTAI PERINDO/IV/2018

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang PemilihanUmum.

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis PermusyawaratanRakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, danDewan Perwakilan Rakyat Daerah

JURNAL:

Adela, Fernanda Putra. 2012. Jurnal Proses Rekrutmen Politik CalonLegislatif Lokal di Meda pada Pemilu 2009 Vol 5 No 1

Salsabila, Rhanty Syefira. 2016. Jurnal Pola Rekrutmen Calon AnggotaLegislatif Oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) KotaPekanbaru Tahun 2014 Vol 3 No 2

Prasojo, Teguh Adi. 2013. Jurnal Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif(Caleg) dari Partai Golkar untuk DPRD Jateng Periode 2014-2019 Vol4 No 2

Abdar, Ruslan Yusrijal. 2016. Jurnal Pola Rekrutmen Calon Legislatif Dapil1 Provinsi Aceh yang Dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS)dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Vol 1 No 2

Prasojo, Teguh Adi. 2013. Jurnal Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif(Caleg) Dari Partai Golkar Untuk Dprd Jateng Periode 2014-2019 Vol 4No 2

Page 123: PERBANDINGAN POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF …digilib.unila.ac.id/54547/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Bapak Ujang Suantri dan Ibu Sumiati. Jenjang pendidikan penulis dimulai

ARTIKEL:

Akmal, Mula. 2018. Rekrut Kader Artis, Bukti Kaderisasi Parpol TakBerjalan dalam Sindonews.com.com edisi 17 Februari 2018

Aprialdo, Dylan. 2018. Parpol Diminta Benahi Kaderisasi dan RekrutmenCalon Anggotanya dalam Kompas.com edisi 20 April 2018.

Arifin, Zainul. 2018. 4 Fakta Korupsi Berjemaah 41 Anggota DPRD Malangdalam Liputan6.com edisi 5 September 2018.

Fachrudin, Fachri. 2017. Hary Tanoe: Masyarakat Indonesia Harus TauPartai Perindo dalam Kompas.com edisi 9 Oktober 2017

Ibrahim, Asrul. 2013. Rapuhnya Mekanisme Rekrutmen Partai Politik dalamTheindonesiainstitute.com edisi 15 Februari 2013

Matondang, Denita. 2017. Survei Kepercayaan Publik: KPK-PresidenTertinggi, DPR Terendah dalam detikNews.com edisi 20 Juli 2017.

Nurhadi. 2017. Esensi Sulbar Gelar FGD Bersama KPU Mamuju di HotelDiana. dalam Tribunnews.com edisi 17 November 2017

Randa, Iqbal F. 2018. Paradoks Empat Partai Baru Peserta Pemilu dalamdetikNews.com edisi 14 Maret 2018

Sukmana, Yoga. 2018. Mencari Parpol Antikorupsi, Memang Ada? dalamKompas.com edisi 26 Juli 2018.

Very. 2018. Partai Lama dan Partai Baru Tidak Memiliki Platform yang Khasdalam jendelanasional.com edisi 17 Februari 2018

Wiwoho, Bimo. 2018. Menakar laju Partai Debutan PSI dan Perindo diPemilu 2019 dalam cnnindonesia.com edisi 3 Januari 2018