perbandingan pengaturan dalam proses pendaftaran dan …

20
1 Universitas Indonesia PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DI INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT Abyandar Hendarto, Akhmad Budi Cahyono Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia E-mail: [email protected] ABSTRAK Nama : Abyandar Hendarto Program Studi : Hukum Perdata Judul : Perbandingan Pengaturan dalam Proses Pendaftaran dan Pengoperasian Pesawat Udara di Indonesia dengan Amerika Serikat Skripsi ini membahas perbandingan antara prosedur serta persyaratan pendaftaran kepemilikan dan pengoperasian pesawat udara sipil di Indonesia dengan Amerika Serikat. Prosedur pendaftaran dan pengoperasian pesawat udara di setiap negara memiliki persamaan dan perbedaan menurut hukum positif negara masing-masing. Seiring dengan perkembangan teknologi penerbangan, pengaturan mengenai hukum penerbangan juga turut berkembang untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat dalam lalu-lintas transportasi udara. Departemen Perhubungan baik di Indonesia (Direktorat Jenderal Perhubungan Udara) maupun Amerika Serikat (Departemen Transportasi dan Federal Aviation Administration) berperan dalam melakukan pengawasan kegiatan operasi pesawat udara dalam hal perekonomian dan keselamatan penerbangan. Masing-masing Lembaga memiliki pendekatan yang berbeda dalam menjaga kelancaran kegiatan angkutan udara di negaranya. Comparison of Regulations in the Aircraft Application and Operation Process in Indonesia and United States of America ABSTRACT Name : Abyandar Hendarto Study program : Legal Studies Title : Comparison of Regulations in the Aircraft Application and Operation Process in Indonesia and United States of America Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

1    

Universitas Indonesia

PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DI INDONESIA DAN

AMERIKA SERIKAT

Abyandar Hendarto, Akhmad Budi Cahyono

Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Nama : Abyandar Hendarto

Program Studi : Hukum Perdata

Judul : Perbandingan Pengaturan dalam Proses Pendaftaran dan Pengoperasian Pesawat Udara di Indonesia dengan Amerika Serikat

Skripsi ini membahas perbandingan antara prosedur serta persyaratan pendaftaran kepemilikan dan pengoperasian pesawat udara sipil di Indonesia dengan Amerika Serikat. Prosedur pendaftaran dan pengoperasian pesawat udara di setiap negara memiliki persamaan dan perbedaan menurut hukum positif negara masing-masing. Seiring dengan perkembangan teknologi penerbangan, pengaturan mengenai hukum penerbangan juga turut berkembang untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat dalam lalu-lintas transportasi udara. Departemen Perhubungan baik di Indonesia (Direktorat Jenderal Perhubungan Udara) maupun Amerika Serikat (Departemen Transportasi dan Federal Aviation Administration) berperan dalam melakukan pengawasan kegiatan operasi pesawat udara dalam hal perekonomian dan keselamatan penerbangan. Masing-masing Lembaga memiliki pendekatan yang berbeda dalam menjaga kelancaran kegiatan angkutan udara di negaranya.

Comparison of Regulations in the Aircraft Application and Operation Process in Indonesia and United States of America

ABSTRACT

Name : Abyandar Hendarto

Study program : Legal Studies

Title : Comparison of Regulations in the Aircraft Application and Operation Process in Indonesia and United States of America

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 2: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

2    

Universitas Indonesia

This paper discusses comparisons between the procedure and requirements for registration of ownership and operation of civil aircraft in Indonesia and the United States. The registration and operation of aircraft procedure in each country have similarities and differences according to the positive law of each country. Along with the development of aviation technology, the provision of aviation law also evolving to fit the needs of people in traffic air transport. Department of Transportation both in Indonesia (Direktorat Jenderal Perhubungan Udara) and the United States (Department of Transportation and Federal Aviation Administration) play a role in overseeing the operations of aircraft in terms of economy and safety of the flight. Each Institute has a different approach in maintaining the operation of air transport within the country.

Keywords :aircraft, registration, operation

A. Pendahuluan/Latar Belakang    

Time is Money, merupakan idioma yang sering digunakan untuk mengungkapkan

ekspresi bahwa waktu merupakan hal yang berharga1. Idioma tersebut memiliki peranan

penting dalam peningkatan taraf hidup manusia, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan

budaya. Peningkatan tersebut dapat direalisasikan dengan tersedianya sarana dan prasarana

yang memadai baik yang tersedia secara natural berupa sumber daya alam, ataupun fasilitas

yang disediakan oleh pemerintah seperti sarana kesehatan jasmani dan rohani, pendidikan,

dan sarana transportasi.

Menurut Morlok (1978), transportasi adalah kegiatan memindahkan atau mengangkut

sesuatu dari satu tempat ke tempat lain, Papacostas (1987), mendefinisikan

transportasisebagai suatu sistem yang terdiri dari fasilitas tertentu beserta arus dan sistem

kontrol yang memungkinkan orang atau barang dapat berpindah dari suatu temapat ke tempat

lain secara efisien dalam setiap waktu untuk mendukung aktivitas manusia. Transportasi atau

pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting untuk memperlancar roda

pembangunan, perekonomian, serta kehidupan masyarakat di seluruh dunia dan di Negara

Indonesia.

                                                                                                                         1 http://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/time-is-money

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 3: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

3    

Universitas Indonesia

Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor

antara lain, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar,

perairan yang terdiri dari sebagian besar laut, sungai dan danau yang memungkinkan

pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah

Indonesia2. Berdasarkan keadaan geografis Indonesia yang beragam, transportasi udara

merupakan metode transportasi yang paling efektif dengan waktu tempuh yang cepat dan

kondisi alat-alat transportasi yang cenderung lebih nyaman dibandingkan alat transportasi

darat dan air. Tidak hanya di Indonesia, Pesawat terbang sebagai alat transportasi udara

menjadi pilihan utama sebagai metode transportasi dengan efisiensi waktu yang tinggi. Pesawat terbang atau pesawat udara adalah mesin atau kendaraan apapun yang mampu

terbang di atmosfer atau udara. Pesawat terbang dengan kategori lebih berat dari udara

dan berpilot pertama kali diciptakan oleh Wright Bersaudara (Orville Wright dan Wilbur

Wright) dengan menggunakan pesawat rancangan sendiri yang dinamakan Flyer yang

diluncurkan pada tahun 1903 di Amerika Serikat. Selain Wright bersaudara. Negara Amerika

Serikat sebagai pelopor pesawat terbang yang lebih berat dari udara merupakan produsen

pesawat terbang terbesar di Indonesia, terutama dalam penggunaan pesawat oleh maskapai

jasa penyedia penerbangan. Boeing adalah merek pesawat terbang yang paling banyak

digunakan oleh maskapai penyedia jasa penerbangan, sebagai contohnya PT. Garuda

Indonesia memiliki 76 buah Pesawat Boeing 737-800, 2 buah Pesawat Boeing 747-400, dan 6

buah Pesawat Boeing 777-300ER. Boeing juga merupakan jenis pesawat yang paling dikenal di seluruh dunia yang telah

memproduksi lebih dari 6.000 unit pesawat. Bermarkas di Chicago, AS, perusahaan pembuat

pesawat terbang ini didirikan oleh William Edward Boeing seorang pebisnis dan penebangan

kayu yang sukses. Boeing memiliki dua divisi, yaitu Boeing Integrated Defense System (IDS)

yang bertanggung jawab untuk produk militer dan angkasa, dan Boeing Commercial Airlines

(BCA) untuk pesawat sipil. Produk Boeing yang paling banyak digunakan oleh para

konsumen adalah tipe Boeing 737 yang pertama kali dibuat pada tahun 1967 dengan

                                                                                                                         2 Abdulkadir Muhammad, Hukum Pengangkutan Niaga, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti,

1998),hlm.7.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 4: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

4    

Universitas Indonesia

penjualan sebanyak 7000 buah. Boeing berfungsi untuk melakukan penerbangan jarak dekat

dan sederhana3.

Sama seperti hak milik atas kebendaan lainnya, kepemilikan atas pesawat terbang juga

harus didaftarkan pada negara. Menurut Konvensi Penerbangan di Chicago tahun 1944, pesawat terbang merupakan benda bergerak yang memiliki kekhususan atau benda bergerak

sui generis. Sampai saat ini hukum benda Indonesia masih mengacu pada ketentuan dalam

KUHPerdata. Dalam KUHPerdata dikenal berbagai macam penggolongan benda antara lain

benda berwujud dan tidak berwujud, benda bergerak dan tidak bergerak, benda habis dipakai

dan benda tidak habis dipakai, benda yang dapat diperdagangkan dan tidak dapat

diperdagangkan, benda yang sudah ada dan benda yang akan ada, benda yang dapat diganti

dan tidak dapat diganti4. Pesawat udara sebagai alat yang digunakan untuk penerbangan dan

transportasi menurut sifatnya yang dapat berpindah dan dipindahkan adalah benda bergerak.

Akan tetapi sifat hukum pesawat udara berbeda dari benda bergerak lainnya dalam dua hal, yaitu5:

1. Pesawat udara harus didaftarkan;

2. Pesawat udara mempunyai kebangsaan.

Melihat pada sifat dan hakekatnya, suatu pesawat udara merupakan suatu benda

bergerak (moveable property). Oleh sebab itu yang pertama-tama menguasai suatu pesawat

udara adalah pengaturan hukum keperdataan mengenai benda bergerak. Namun demikian

untuk berbagai kepentingan khusus, perundangundangan ternyata menyimpang dari aturan

umum dan memberlakukan pada pesawat udara berbagai aturan hukum yang lazim

diberlakukan pada benda tidak bergerak. Kecendrungan ini menimbulkan pendapat di

kalangan ahli hukum untuk memberikan suatu exceptional status sebagai benda bergerak yang

                                                                                                                         3 https://www.tiket2.com 4 Mochamad Isnaeni, Hipotik Pesawat Terbang, (Surabaya: CV. Dharma Muda, 1996), hlm. 114-115. 5 Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Naskah Ilmiah Persiapan Rancangan

Undang-undang (Academic Draft) Tentang Hipotik Pesawat Udara, Jakarta: BPHN, 1981, hlm. 9.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 5: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

5    

Universitas Indonesia

diatur secara khusus dan menamakannya moveable property sui generis. Sui generis ini

menunjuk pada suatu sifat tersendiri dari keberadaan pesawat udara6. Sifat karakteristik dari pesawat udara adalah terdapatnya tanda nasionalitas suatu

negara tertentu yang diberikan setelah adanya pendaftaran. Dengan memenuhi persyaratan -

persyaratan hukum nasional tentang pendaftaran publik, suatu negara akan memberikan suatu

tanda bukti nasionalitas, yang dikenal dengan Tanda Kebangsaan (nationality marks) dan

Tanda Registrasi (registration marks) kepada pesawat udara tersebut. Nasionalitas pesawat

udara menunjuk kepada adanya hubungan khusus antara pesawat udara tersebut dengan

negara tertentu7.

Indonesia juga memiliki Perusahaan yang memproduksi pesawat terbang yakni PT. Dirgantara Indonesia walaupun Mayoritas jenis pesawat terbang yang beredar di Indonesia

merupakan produksi dari perusahaan amerika (Boeing). Proses pendaftaran kepemilikan

pesawat terbang di Indonesia berbeda dengan Amerika Serikat. Di Indonesia, hukum

mengenai penerbangan diatur dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang

penerbangan serta surat keputusan kemneri perhubungan. Pada negara Amerika Serikat,

hukum penerbangan diatur dalam US Federal Aviation Act - 1958, serta peraturan lembaga

administrasi pemerintah dalam bidang penerbangan yakni FAA (Federal Aviation

Administration) dalam bentuk Code of Regulation. Secara garis besar, tahapan proses

pendaftaran kepemilikan pesawat terbang di Indonesia dengan Amerika Serikat memiliki

memiliki banyak persamaan, contohnya dalam hal syarat-syarat pendaftaran berupa sertifikat

kelaikan pesawat dan bukti hak milik ataupun bukti pengalihan hak milik. Sedangkan

perbedaan pengaturan dalam proses pendaftaran kepemilikan dapat diihat pada klasifikasi

tujuan penggunaan pesawat yang akan didaftarkan, serta syarat-syarat yang dibutuhkan bagi

pemegang hak milik untuk dapat mengoperasikan pesawat terbang, baik bagi warga negara

perorangan ataupun badan hukum.

Berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian berupa perbandingan hukum antara Hukum di Negara Indonesia dengan Negara

Amerika Serikat dalam hal pendaftaran kepemilikan dan pengoperasian pesawat terbang.

                                                                                                                         6 Mieke Komar Kantaadmadja, Lembaga Jaminan Pesawat Udara Indonesia Ditinjau dari Hukum

Udara, (Bandung: Alumni), 1989, hlm. 47. 7 Ibid., hlm. 35.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 6: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

6    

Universitas Indonesia

 

B. Pokok Permasalahan.

1. Bagaimana perbandingan pengaturan proses pendaftaran kepemilikan pesawat

terbang di Indonesia dengan Negara Amerika Serikat?

2. Bagaimana perbandingan pengaturan terhadap pengoperasian pesawat terbang di

Indonesia dengan Negara Amerika Serikat?

C. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan tata cara pendaftaran kepemilikan pesawat terbang berdasarkan

hukum yang berlaku di Indonesia dan perbandingannya dengan hukum yang

berlaku di Amerika Serikat

2. Menjelaskan syarat-syarat yang diperlukan bagi warga negara untuk

mengoperasikan pesawat terbang berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia

dan perbandingannya dengan hukum yang berlaku di Amerika Serikat

D. Landasan Teori

penelitian ini juga menggunakan pendekatan perundang-undangan (statuary

approach) dan pendekatan perbandingan. Pendekatan perundang-undangan digunakan untuk

meneliti suatu aturan hukum yang menjadi focus sekaligus tema sentral suatu penelitian,

dalam hal ini mengenai perbandingan pengaturan mengenai pendaftaran dan pengoperasian

pesawat udara sipil di Indonesia dan Amerika Serikat8. Pendekatan perbandingan digunakan

untuk membandingkan salah satu lembaga hukum (legal institutions) dari sistem hukum yang

satu dengan lembaga hukum (yang kurang lebih sama dari sistem hukum) yang lain.

Konsekuensi dari penggunaan perbandingan hukum ini akan mebawa peneliti pada sejarah

hukum9.

D.1. Pesawat Udara Sipil

Sebelum membahas mengenai prosedur pendaftaran pesawat udara menurut hukum

positif di Indonesia, perlu untuk kita ketahui terlebih dahulu definisi dari pesawat udara sipil

                                                                                                                         8 Johni Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Cet. 3. (Bayumedia Publishing : Malang, 2007). Hlm. 300. 9Ibid.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 7: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

7    

Universitas Indonesia

itu sendiri. Pesawat Udara Sipil menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang

penerbangan adalah pesawat udara yang digunakan untuk kepentingan angkutan udara niaga

dan bukan niaga. Pesawat udara sipil memiliki perbedaan dengan pesawat udara negara pada

sisi kepemilikan dan fungsi dari kepemilikan pesawat udara tersebut10. Pesawat udara sipil merupakan pesawat udara yang dimiliki oleh perorangan ataupun

badan hukum di Indonesia dan memiliki fungsi berupa kegiatan angkutan udara. Kegiatan

Angkutan Udara dapat dibagi menjadi dua yakni angkutan udara niaga yakni kegiatan yang

dilakukan oleh pemilik pesawat udara untuk kepentingan umum secara komersil seperti

perusahaan maskapai penerbangan penumpang ataupun kargo. Kegiatan angkutan udara

bukan niaga di sisi lain merupakan angkutan udara yang digunakan untuk kepentingan pribadi

pemilik pesawat udara dan asset pendukung kegiatan usaha pokok selain di bidang angkutan

udara.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Perbandingan Hukum yang menggunakan metode penelitian

Yuridis Normatif, metode penelitian Yuridis Normatif adalah metode penelitian yang

menggunakan bahan pustaka sebagai bahan utama, yaitu bahan hukum primer yang terdiri

dari norma dasar atau kaidah, ketentuan atau peraturan dasar, serta peraturan perundang-

undangan11

Adapun penggunaan metode penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan

pengaturan mengenai proses pendaftaran dan pengoperasian pesawat terbang berdasarkan

hukum yang berlaku di Negara Indonesia dengan Negara Amerika Serikat. Pendekatan yang

digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan data

sekunder yaitu data yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil

penelitian yang berbentuk laporan, buku harian dan seterusnya yang berkaitan dengan

penelitian ini yang membantu peneliti dalam melakukan proses penelitian ini. Bahan hukum yang digunakan untuk memperoleh data tersebut adalah:

1. Bahan Hukum Primer                                                                                                                          

10 Indonesia, Undang-Undang Penerbangan, UU No.1 Tahun 2009, LN No.1 Tahun 2009, Ps.1. 11 Sri Mamudji et.al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas

Hukum Universitas Indonesia, 2005), hlm. 9-10.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 8: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

8    

Universitas Indonesia

Bahan Hukum Primer yaitu bahan-bahan yang isinya mempunyai kekuatan mengikat

kepada masyarakat seperti norma dasar, udang-undang, dan yurisprudensi.12 Dalam penelitian

ini bahan hukum primer yang digunakan adalah

a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer)

b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan

c. Keputusan Menteri Perhubungan No. 37/2004 tentang pendaftaran pesawat

udara

d. Keputusan Menteri Perhubungan No. 49/2004 : Peraturan Keselamatan

Penerbangan Sipil Bagian 47 Tentang Pendaftaran Pesawat UdaraFederal

e. Federal Aviation Act – 1958 USA

f. Airworthiness Directives (FAA)

g. Code of Federal Regulations (FAA)

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan Hukum Sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer,13 yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku, skripsi, tesis,jurnal-

jurnal, artikel dari internet dan sebagainya. 3. Bahan Hukum Tersier

Bahan Hukum Tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan

tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum tersier meliputi

abstrak, kamus, ensiklopedia, bibliografi dan lain-lain. Dalam penelitian ini bahan hukum

yang digunakan diantaranya adalah abstrak dan kamus.

F. Hasil Penelitian

Tabel Perbandingan Pengaturan Proses Pendaftaran dan Pengoperasian Pesawat Udara

di Indonesia dan Amerika Serikat

Berikut adalah tabel perbandingan yang menggambarkan persamaan serta

perbedaan pengaturan proses pendaftaran dan pengoperasian pesawat udara di Indonesia

dan Amerika Serikat :

Persamaan Pengaturan Pendaftaran dan Pengoperasian Pesawat

                                                                                                                         12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia, 2008),

hlm. 52. 13 Ibid.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 9: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

9    

Universitas Indonesia

Udara Sipil di Indonesia dan Amerika Serikat

Indikator Persamaan antara Indonesia dan Amerika Serikat

Dasar Hukum Dasar hukum pengaturan mengenai pendaftaran

pesawat adalah undang-undang (UU no1 tahun

2009 dan Federal Aviation Act 1958) yang

kemudian penerapannya diatur kembali oleh

peraturan menteri atau lembaga terkait

(Keputusan Menteri Perhubungan, Code of

Federal Regulation).

Kewarganegaraan

Pemohon

Pemohon pendaftaran pesawat udara haruslah

warga negara yang berasal dari negara tempat

pesawat tersebut akan didaftarkan

Pesawat udara yang telah diregistrasi diberikan

nomor registrasi. (nomor PK di Indonesia dan N-

Number di Amerika Serikat)

Fungsi Sertifikat

Operasi

Sertifikat pengoperasian merupakan syarat utama

bagi pemilik untuk dapat mengoperasikan

pesawat udara dalam kegiatan angkutan udara.

Klasifikasi Operasi Jenis operasi atau usaha dibedakan menjadi

angkutan niaga dan non niaga

Operator Pesawat

Udara

Operator Pesawat Udara bertanggung jawab atas

sistem navigasi dan keselamatan armada pesawat

udara.

Operator Bandara

Udara

Operator Bandara Udara berhubungan langsung

dengan Operator Pesawat udara dalam hal yang

menyangkut mengenai lalu lintas transportasi

pesawat udara. (jadwal, armada, kapasitas)

Prosedur Sertifikasi Sebelum memasuki tahap aplikasi formal, setiap

pemohon harus melewati tahap pra-aplikasi

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 10: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

10    

Universitas Indonesia

Operator untuk mempersiapkan segala dokumen dan

pengetahuan yang dibutuhkan untuk memasuki

tahap selanjutnya.

Persamaan Pengaturan Pendaftaran dan Pengoperasian Pesawat

Udara Sipil di Indonesia dan Amerika Serikat

Indikator Indonesia Malaysia

Klasifikasi Kegiatan

Usaha atau Operasi

Penentuan jenis

kegiatan usaha baik

niaga ataupun non-niaga

dilakukan sebelum

pendaftaran yakni pada

proses pengadaan

pesawat udara

Penentuan jenis

operasi pesawat udara

ditentukan pada saat

pengajuan

permohonan

sertifikasi otoritas

ekonomi pada

Departemen

Transportasi.

Status Kepemilikan

Pesawat Udara yang

Didaftarkan

Di Indonesia diatur

bahwa pesawat udara

yang didaftarkan harus

merupakan milik warga

negara Indonesia atau

badan hukum Indonesia

Amerika Serikat

mengatur lebih detail

mengenai status

kepemilikan, tidak

hanya berdasarkan

kewarganegaraan

namun juga cara

perolehan kepemilikan

dan bentuk badan

usaha serta tujuan

pembuatan pesawat

udara.

Sertifikat

Pengoperasian

Di Indonesia terdapat

AOC (Air Operator

Certificate) yang

diberikan kepada badan

Di Amerika Serikat

terdapat dua sertifikat

operasi yang

diklasifikasikan

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 11: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

11    

Universitas Indonesia

usaha sebagai syarat

pengoperasian pesawat

udara.

berdasarkan fungsi

ekonomi dan

keselamatan yakni

sertifikat otorisasi

ekonomi yang

diekluarkan oleh

Departemen

Transportasi dan Air

Carrier Certificate

yang dikeluarkan

Federal Aviation

Administration

sebagai kesiapan

sistem keselamatan

penerbangan.

Operator Pesawat

Udara

Operator Pesawat

Udara dapat

berbentuk badan

hukum maupun

perorangan, namun

dalam praktiknya

warga negara

perorangan harus

membentuk badan

usaha terlebih

dahulu untuk

mendapatkan Air

Operator Certificate.

Operator pesawat

udara merupakan

badan usaha yang

anggotanya

merupakan warga

negara amerika serikat

atau dikuasai oleh

warga negara Amerika

Serikat.

Operator Bandara

Udara

Operator bandara

merupakan badan usaha

komersial milik

pemerintah (monopoli)

Operator bandara

udara dapat berupa

badan usaha milik

swasta yang memiliki

sertifikat operator

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 12: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

12    

Universitas Indonesia

yakni PT Angkasa Pura. bandara udara.

G. Pembahasan

G.1. Pendaftaran Pesawat Udara Sipil di Indonesia

Pada Pasal 24 Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan dijelaskan

bahwa setiap pesawat udara yang dioperasikan di Indonesia wajib memiliki tanda

pendaftaran. Pendaftaran pesawat udara dilakukan langsung oleh pemilik atau kuasanya

melalui prosedur yang telah ditentukan oleh dinas perhubungan udara di Indonesia,

berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan14. Pengaturan mengenai prosedur pendaftaran pesawat udara di Indonesia tercantum

pada Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) tepatnya bagian 47 yang dikeluarkan

berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 49 tahun 2009. Bagian 47 Peraturan

Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) mengatur tentang persyaratan untuk mendaftarkan

pesawat udara sesuai dengan pasal 25 Undang Undang Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009.

Sub Bagian B diterapkan kepada Pemohon dan Pemegang Sertifikat Pendaftaran. Sub Bagian

C berlaku terhadap penerapan persyaratan Kuasa untuk Memohon Penghapusan Pendaftaran

dan Ekspor yang Tidak Dapat Dicabut Kembali untuk pesawat udara yang menjadi subjek

Traktat Cape Town.

Sebelum dilakukan pendaftaran atas pesawat udara sipil, proses pengadaan pesawat

udara harus dilakukan terlebih dahulu15. Hal ini diatur dalam Keputusan Menteri

Perhubungan Nomor 82 tahun 2004. Untuk memenuhi proses pengadaan pesawat udara,

pemilik pesawat harus memiliki surat izin usaha bagi perusahaan angkutan udara niaga,

ataupun izin kegiatan angkutan udara bukan niaga bagi instansi pemerintah, badan hukum

Indonesia, serta warga negara Indonesia. Klasifikasi tersebut juga harus memenuhi kriteria

kelengkapan secara teknis mulai dari rute penerbangan, jadwal penerbangan, kelengkapan

peralatan penerbangan, peralatan keselamatan penerbangan beserta sistem nya, metode

                                                                                                                         14 Ibid., Ps. 24. 15 Hasil wawancara dengan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Jakarta :

Kamis 9 Juni 2016.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 13: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

13    

Universitas Indonesia

navigasi dan alat komunikasi navigasi, pilot dan kru pesawat, hingga cara mengatasi

permasalahan komponen pesawat, perbaikan, dan perawatan pesawat udara yang tercantum

secara detail dalam CASR (PKPS) bagian 121 dan 135 bagi kegiatan angkutan niaga dan

CASR bagian 91 dan 141 bagi kegiatan angkutan non-niaga.

G.2. Pengoperasian Pesawat Udara Sipil di Indonesia

Berbeda dengan hak milik atas benda bergerak khususnya alat transportasi seperti

mobil dan motor, pemilik pesawat udara sipil tidak semata-mata dapat mengoperasikan

pesawat yang ia miliki dalam kegiatan angkutan udara baik niaga maupun bukan niaga secara

langsung . Untuk dapat mengoperasikan pesawat udara yang dimiliki, pemilik harus

memiliki sertifikat pengoperasian pesawat udara, ataupun mengoperasikan pesawat udara

tersebut melalui jasa yang diberikan oleh operator pesawat udara yang memiliki sertifikat

pengoperasian pesawat udara. Pada bagian mengenai pengaturan pendaftaran pesawat udara sipil di Indonesia telah

dijelaskan bahwa terdapat pihak yang memiliki peran penting dalam prosedur pendaftaran

pesawat udara sipil yakni operator. Pada Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang

penerbangan, pemerintah memisahkan peran antara regulator dengan operator, operator yang

dimaksud dalam hal ini adalah operator bandara udara yang secara filosofis dipisahkan

berdasarkan pemikiran bilamana menjadi penguasa (regulator), jangan menjadi pengusaha

(operator bandara) dan sebaliknya16. Regulator mempunyai kewajiban17:

1. Memberi pelayanan umum terhadap kegiatan yang menguasai hajat hidup orang

banyak dan bersifat nonkomersil

2. Dibiayai oleh pemerintah melalui anggaran pendapatan dan belanja negara

3. Tidak boleh memungut imbalan jasa terhadap penerima jasa

4. Berdasarkan teori iure imperium regulator tidak bertanggung jawab dalam hal terjadi

kerugian yang diderita oleh penerima jasa

5. Hukum yang berlaku adalah hukum public yang bersifat memaksa

                                                                                                                         16 H.K.Martono dan Agus Pramono, Hukum Udara Perdata Internasional dan Nasional, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2013), hlm. 303. 17 Ibid, hlm. 302.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 14: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

14    

Universitas Indonesia

Setiap pesawat udara sipil yang telah didaftarkan kepemilikannya akan tercantum dalam Daftar

pesawat udara sipil. Daftar pesawat udara sipil merupakan daftar pesawat udara yang diterbitkan

dan dipelihara oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Daftar ini mencakup setiap data yang

dimilki oleh pesawat udara sipil, antara lain :

a. Nomor pendaftaran,

b. Tanda kebangsaan dan tanda pendaftaran,

c. Jenis pesawat udara menurut pabrik pembuat,

d. Nomor seri pesawat udara,

e. Nama pemilik yang terdaftar,

f. Alamat pemilik yang terdaftar,

g. Nama operator yang terdaftar,

h. Alamat operator yang terdaftar,

i. Tanggal didaftar,

j. Jenis operasi yang akan dilakukan.

Operator pesawat udara berbeda dengan operator bandara yang dijelaskan

sebelumnya. Operator pesawat udara adalah badan hukum atau pihak perorangan yang telah

memenuhi persyaratan pengoperasian pesawat udara berdasarkan Undang-undang nomor 1

tahun 2009 tentang penerbangan. Pada Undang-undang nomor 1 tahun 2009 dijelaskan

bahwa Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara untuk kegiatan angkutan udara

wajib memiliki sertifikat. Sertifikat operator pesawat udara terbagi menjadi dua jenis

berdasarkan kegiatan angkutan udara yang akan dilakukan oleh pemohon. Kepada badan hukum Indonesia yang mengoperasikan pesawat udara sipil untuk

angkutan udara niaga, sertifikat yang diberikan adalah sertifikat operator pesawat udara (air

operator certificate). Sedangkan bagi orang atau badan hukum Indonesia yang

mengoperasikan pesawat udara sipil untuk angkutan udara bukan niaga dapat diberikan

sertifikat pengoperasian pesawat udara (operating certificate)18. Pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tepatnya pasal 4 ayat (2) dijelaskan

bahwa sertifikat pengoperasian pesawat udara untuk kegiatan bukan niaga dapat diberikan                                                                                                                          

18 Indonesia, Undang-Undang Penerbangan, UU No.1 Tahun 2009, LN No.1 Tahun 2009, Ps. 41.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 15: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

15    

Universitas Indonesia

kepada orang atau badan hukum Indonesia, namun dalam praktiknya, berdasarkan wawancara

yang telah dilakukan dengan narasumber Bapak Dadeng Hermansyah, staff Airworthiness

Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, pihak perorangan dalam

kegiatan angkutan udara niaga maupun non niaga tidak dapat mengajukan permohonan serta

mendapatkan sertifikat operator pesawat udara. Apabila seseorang sebagai pemilik pesawat

udara ingin mengoperasikan pesawat untuk keperluan pribadi (non niaga), orang tersebut

harus terlebih dahulu melakukan registrasi untuk kegiatan penerbangan kepada badan usaha

yang memiliki sertifikat operasi pesawat udara atau orang tersebut dapat membentuk suatu

badan hukum terlebih dahulu beserta seluruh kelengkapan yang diperlukan oleh operator

kegiatan angkutan udara niaga seperti lokasi penyimpanan pesawat udara, peralatan

Maintenance pesawat udara, bangunan pendukung, dsb.

G3. Pendaftaran Pesawat Udara Sipil di Amerika Serikat

Pada Section 50.1 huruf (a) Federal Aviation Act 1958 tentang pendaftaran

nasionalitas pesawat udara Amerika Serikat dijelaskan bahwa setiap orang yang melakukan

kegiatan operasi atau navigasi pesawat udara harus melakukan pendaftaran atas pesawat yang

ia gunakan. Pesawat udara yang harus didaftarkan adalah pesawat udara yang dimiliki oleh

warga negara Amerika Serikat ataupun pesawat udara milik pemerintahan federal dan negara

bagian, milik Negara Amerika Serikat serta lembaga ketatanegaraan dibawahnya19. Pengaturan lebih lanjut mengenai pendaftaran pesawat udara sipil di Amerika Serikat

diatur dalam Title 14 Code of Federal Regulation (14 CFR) bab 1 sub bab (c) bagian 47, dijelaskan bahwa pesawat udara yang akan didaftarkan sebagai pesawat berkebangsaan

Amerika Serikat harus memenuhi beberapa syarat yakni :

1. Individu yang merupakan warga negara Amerika Serikat, 2. Sebuah kemitraan yang masing-masing anggotanya adalah seorang individu

yang merupakan warga negara Amerika Serikat, 3. Sebuah perusahaan atau asosiasi di bawah hukum Amerika Serikat atau Negara

Amerika Serikat, District of Columbia, atau wilayah Amerika Serikat atau

dimiliki oleh presiden dan setidaknya dua pertiga dari dewan direksi dan

                                                                                                                         19 Amerika Serikat, Federal Aviation Act, Act Tahun 1958, section. 501.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 16: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

16    

Universitas Indonesia

pejabat pengelolaan lainnya adalah warga negara di luar AS, dan setidaknya

75% dari hak suara dimiliki atau dikendalikan oleh orang yang adalah warga

negara Amerika Serikat, 4. Individu warga negara dari negara asing yang secara sah mengakui untuk

tinggal secara permanen di Amerika Serikat, 5. Unit pemerintahan Amerika Serikat atau subdivisinya

Sebuah perusahaan warga negara asing yang terorganisir dan melakukan bisnis di

bawah hukum Amerika Serikat atau salah satu negara bagian selama pesawat tersebut

digunakan di Amerika

G.4. Pengoperasian Pesawat Udara Sipil di Amerika Serikat

Setelah mendapatkan sertifikat sebagai bukti pendaftaran pesawat udara, pemilik

pesawat tidak dapat seketika melakukan kegiatan angkutan udara baik niaga ataupun non

niaga sebelum memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Departemen Transportasi dan

FAA sebagai Air Carrier atau Commercial Operator. Setiap orang yang ingin terlibat atau

menyediakan jasa transportasi udara harus mendapatkan dua jenis otorisasi yang terpisah dari

Departemen Perhubungan. Pertama adalah otoritas ekonomi dari Office of the Secretary of Transportation dalam

bentuk sertifikat untuk pengangkutan penumpang antar negara bagian, penumpang asing, dan

angkutan kargo. Kedua adalah otoritas keamanan dalam bentuk Air Carrier Certificate dan

Operations Specifications dari Federal Aviation Administration (FAA)20.

H. Kesimpulan

Indonesia dan Amerika Serikat secara garis besar memiliki pengaturan yang

sama mengenai pendaftaran dan pengoperasian pesawat udara, termasuk prosedur

sertifikasi baik untuk registrasi ataupun operasi kegiatan angkutan udara yang

diperlukan bagi pemilik pesawat. Perbedaan dalam pengaturan yang dilakukan oleh

Indonesia dan Amerika Serikat terdapat pada spesifikasi persyaratan bagi pesawat

udara dengan kepemilikan atau status penggunaan tertentu, serta pembagian fungsi

                                                                                                                         20 U.S. Departement of Transportation, “Aviation Policy : U.S. Air Carrier”

https://www.transportation.gov/policy/aviation-policy/licensing/US-carriers

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 17: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

17    

Universitas Indonesia

pengawasan yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan terhadap kegiatan

pengoperasian pesawat udara.

I. Saran

Indonesia sebagai negara yang dapat dibilang “muda” dalam dunia hukum

penerbangan, sebaiknya terus melakukan pembelajaran mengenai pengaturan lalu lintas

transportasi udara. Pendaftaran pesawat udara di Indonesia harus diatur kembali dengan lebih

detail demi kepentingan keamanan dan keselamatan penerbangan baik bagi pengguna pesawat

ataupun masyarakat yang berada di lingkungan sekitar pesawat udara dioperasikan. Adapun

beberapa hal yang dapat dipelajari dan diterapkan oleh Indonesia dari pengaturan mengenai

pendaftaran dan pengoperasian yang diterapkan di Amerika Serikat:

1. Indonesia perlu meningkatkan kualitas pengawasan kegiatan operasi pesawat udara,

terutama dalam hal kegiatan angkutan niaga. Amerika Serikat membagi persyaratan

pengoperasian pesawat udara menjadi dua yakni berdasarkan otoritas ekonomi untuk

melakukan kegiatan usaha melalui operasi pesawat udara dan keselamatan

penerbangan. Operator pesawat udara di Indonesia, lebih memiliki beban tanggung

jawab terhadap aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, sedangkan untuk

kegiatan usaha yang dilakukan oleh pemilik pesawat udara sampai saat ini masih

rendah tingkat pengawasaannya. Oleh karena itu diperlukan lembaga atau tim khusus

yang berfungsi untuk mengawasi kelayakan pemilik pesawat udara dengan izin usaha

angkutan udara niaga dalam melakukan operasinya untuk meningkatkan kualitas

layanan jasa angkutan udara bagi masyarakat.

2. Pengaturan lebih lanjut mengenai pendaftaran pesawat udara dengan status pesawat

udara ringan rakitan amatir, karena pesawat rakitan amatir berbeda dengan pesawat

ringan yang digunakan untuk tujuan olahraga yang pengoperasiannya diawasi oleh

organisasi olahraga dan penggunaannya bukan untuk kegiatan angkutan niaga (pasal

17 sampai 20 Konvensi Chicago) oleh karena itu untuk fungsi pengawasan operasi dan

kelaikan udara, pesawat udara rakitan amatir perlu didaftarkan.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 18: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

18    

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN

Negara-Negara

Amerika Serikat. Federal Aviation Act 1958

Amerika Serikat. Federal Aviation Administration : Code of Federal Regulation

Direktorat Jenderal Perhubungan. Keputusan Menteri Perhubungan tentang Civil Aviation

Safety Regulations (CASR), KM No.22 Tahun 2002

Indonesia, Undang-Undang Penerbangan, UU No.1 Tahun 2009, LN No.1 Tahun 2009

Direktorat Jenderal Perhubungan. Keputusan Menteri Perhubungan tentang Civil Aviation

Safety Regulations (CASR), KM No.22 Tahun 2002

Internasional

Cape Town Convention and Aircraft Protocol 16 November 2001

BUKU

Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman. Naskah Ilmiah Persiapan

Rancangan Undang-undang (Academic Draft) Tentang Hipotik Pesawat Udara.

Jakarta: BPHN, 1981

Ibrahim, Johni. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Cet. 3. Malang:

Bayumedia, 2007

Isnaeni, Mochamad. Hipotik Pesawat Udara. Surabaya: CV. Dharma Muda, 1996

Kantaadmadja, Mieke Komar. Lembaga Jaminan Pesawat Udara Indonesia Ditinjau dari

Hukum Udara, Bandung: Alumni, 1989.

Mamudji, Sri. et.al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan Penerbit

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 19: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

19    

Universitas Indonesia

Martono, H.K. dan Agus Pramono, Hukum Udara Perdata Internasional dan Nasional,

Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013

Muhammad, Abdulkadir. Hukum Pengangkutan Niaga. Bandung : PT Citra Aditya Bakti,

1998.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia,

2008.

ARTIKEL JURNAL

Aviation Online Magazine, “The Federal Aviation of Act” http://avstop.com/history/needregulations/act1958.htm

“Sertifikat Operator Penerbangan” http://www.ilmuudara.com/artikel-mainmenu-29/peraturan-penerbangan-mainmenu-81/60-sertifikasi-penerbangan/664-sertifikat-operator-penerbangan-air-operator-certificate

INTERNET

Angkasa Pura Airports, “Sejarah”

http://www.angkasapura1.co.id/sejarah#sthash.PpKL24u4.dpuf

Cambridge Dictionary http://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/time-is-money

Direktorat Jendral Perhubungan Udara, “Izin Usaha Perusahaan Angkutan Udara Niaga Berjadwal dan Tidak Berjadwal” http://hubud.dephub.go.id/?id/izin/detail/1

______ .“Izin Kegiatan Angkutan Udara Bukan Niaga” http://hubud.dephub.go.id/?id/izin/detail/2

______ . “/Prosedur Penerbitan Sertifikat Pendaftaran dan Sertifikat Kelaikan Udara Pertama di Indonesia” hubud.dephub.go.id/?id/dsku/download/320/Prosedur Penerbitan Sertifikat Pendaftaran dan Sertifikat Kelaikan Udara Pertama di Indonesia

Federal Aviation Administration, “Aircraft Registry : Register an Aircraft” https://www.faa.gov/licenses_certificates/aircraft_certification/aircraft_registry/register_aircraft/

______ .“Limited Liability Companies”

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016

Page 20: PERBANDINGAN PENGATURAN DALAM PROSES PENDAFTARAN DAN …

20    

Universitas Indonesia

https://www.faa.gov/licenses_certificates/aircraft_certification/aircraft_registry/media/LLCINFO.pdf

______ .“Amateur Built Aircraft”

http://www.faa.gov/licenses_certificates/aircraft_certification/aircraft_registry/amateur_built_aircraft/

______ .“Imported Aircraft” http://www.faa.gov/licenses_certificates/aircraft_certification/aircraft_registry/import_aircraft/

______ .Introduction to Certification”

http://www.faa.gov/about/initiatives/atos/air_carrier/intro_to_certification/

______ .“Completing the Certification Process” http://www.faa.gov/about/initiatives/atos/air_carrier/complete_cert_process/

Tiket.com https://www.tiket2.com

U.S. Departement of Transportation, “Aviation Policy : U.S. Air Carrier” https://www.transportation.gov/policy/aviation-policy/licensing/US-carriers

______ .“How to Become a Certificated Air Carrier” https://www.transportation.gov/sites/dot.gov/files/docs/Certificated_Packet_2012_final.pdf.

______ .“Aviation Policy : U.S. Air Carrier”

https://www.transportation.gov/policy/aviation-policy/licensing/US-carriers ______ .“Information to Aid In The Registration of U.S.CivilAircraft”https://www.faa.gov/licenses_certificates/aircraft_certification/aircraft_registry/media/8050-94.pdf

Perbandingan Pengaturan ..., Abyandar Hendarto, FH UI, 2016