perbandingan penerapan kegiatan outdoor ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/perbandingan...iv...

103
1 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh: SUPRIANI NIM: 20100114118 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2018 PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR LEARNING DENGAN KEGIATAN INDOOR LEARNING TERHADAP TINGKAT KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PAI DI SDN 15 JOLLE KABUPATEN SOPPENG

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

1

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

SUPRIANI

NIM: 20100114118

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2018

PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR LEARNING DENGAN

KEGIATAN INDOOR LEARNING TERHADAP TINGKAT KREATIVITAS

BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PAI DI SDN 15 JOLLE

KABUPATEN SOPPENG

Page 2: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

ii

Page 3: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

iii

Page 4: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Perbandingan Penerapan Kegiatan Outdoor Learning dengan Kegiatan Indoor

Learning terhadap Tingkat Kreativitas Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran

PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng”. Salawat dan salam kepada junjungan,

teladan terbaik umat manusia, sosok pemimpin yang paling berpengaruh

sepanjang sejarah kepemimpinan umat manusia, sosok yang mampu mengangkat

derajat manusia dari jurang kemaksiatan menuju alam yang lebih mulia,

Rasulullah saw. dan karenanyalah manusia mampu berhijrah dari suatu masa

yang tidak mengenal peradaban menuju kepada suatu masa yang berperadaban.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa pada proses penulisan karya ilmiah

ini dari awal sampai akhir tidak luput dari segala kekurangan dan kelemahan

penulis sendiri maupun berbagai hambatan dan kendala selalu mengiringi proses

penulisan skripsi ini. Namun hal itu dapatlah teratasi lewat bantuan dari semua

pihak yang dengan senang hati membantu penulis dalam proses penulisan ini.

Oleh sebab itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak

yang telah turut membantu penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

Dengan penuh kesadaran dan dari lubuk hati penulis menyampaikan

permohonan maaf dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua penulis yaitu ayahanda Lagama Hanreng, dan Ibunda Arijah, yang telah

membesarkan, mendidik dan membina penulis dengan penuh kasih sayang serta

senantiasa memanjatkan doa-doanya untuk penulis. Kepada saudara-saudara,

sanak keluarga dan teman-teman pun penulis mengucapkan terima kasih yang

Page 5: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

v

memotivasi dan menyemangati penulis selama ini. Begitu pula penulis

sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., selaku Rektor UIN Alauddin

Makassar, beserta Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M.Ag., Wakil Rektor

II Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A., Wakil Rektor III Prof. Dr. Sitti

Aisyah, M.A., Ph.D., dan Wakil Rektor IV Prof. Hamdan Juhanis, M.A.,

Ph.D. yang telah membina dan memimpin UIN Alauddin Makassar

menjadi tempat bagi peneliti untuk memperoleh ilmu baik dari segi

akademik maupun ekstrakurikuler

2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, Wakil Dekan Bidang Akademik

Dr. Muljono Damopolii, M.Ag., Wakil Dekan Bidang Administrasi

Umum Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si., dan Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Prof. Dr. H. Syahruddin, M.Pd.

3. Dr. H. Erwin Hafid, Lc., M.Th.I., M.Ed. dan Dr. Usman S.Ag., M.Pd.,

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Alauddin Makassar, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.

4. Prof. Dr. H. Bahaking Rama, M.S. dan Nursalam, S.Pd., M.Si., selaku

pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, koreksi, dan

pengetahuan baru dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing

penulis sampai tahap penyelesaian.

5. Dr. H. Erwin Hafid, Lc., M.Th.I., M.Ed. dan Dr. Andi Maulana, M.Si.,

selaku penguji I dan penguji II yang telah memberi koreksi dan saran

dalam perbaikan skripsi ini.

Page 6: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

vi

6. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

yang secara riil memberikan sumbangsihnya baik langsung maupun tak

langsung.

7. Kepala SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng, para guru serta karyawan dan

karyawati SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng yang telah memberi izin dan

bersedia membantu serta melayani penulis dalam proses penelitian.

8. Adik-adik siswa Kelas VA dan Kelas VB SDN 15 Jolle Kabupaten

Soppeng yang telah bersedia menjadi responden sekaligus membantu

penulis dalam pengumpulan data penelitian.

9. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan

2014 terkhusus kelompok 5 & 6 yang telah merasakan suka duka bersama

dalam proses perkuliahan dan penyelesaian studi ini.

10. Teman-teman PPL MAN 1 Makassar, dan KKN Angkatan Ke-57 UIN

Alauddin Makassar yang telah memberikan motivasi kepada peneliti.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan uluran bantuan baik bersifat moril dan materi kepada

penulis selama kuliah hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.

Untuk itu, demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang

membangun, senantiasa diharapkan. Semoga Allah swt. memberikan balasan

yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa, kebaikan serta bantuan yang diberikan.

Akhirnya semoga skripsi ini memberi manfaat bagi semua pembaca. Aamiin.

Samata-Gowa, Oktober 2018

Penulis,

Supriani

NIM. 20100114118

Page 7: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING. ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. x

ABSTRAK ..........................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1-14

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

C. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 8

D. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 8

E. Kajian Pustaka/ Penelitian Terdahulu .................................................... 9

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................... 15-29

A. Kegiatan Outdoor Learning .................................................................. 15

B. Kegiatan Indoor Learning..................................................................... 21

C. Kreativitas Belajar ................................................................................ 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 30-47

A. Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................. 30

B. Populasi dan Sampel ............................................................................. 32

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 34

D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 36

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................... 38

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................... 48-62

A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 48

Page 8: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

viii

1. Deskripsi Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas VA yang

Diajar dengan Menerapkan Kegiatan Outdoor Learning di

SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng ................................................. 48

2. Deskripsi Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas VB yang

Diajar dengan Menerapkan Kegiatan Indoor Learning di

SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng ................................................. 51

3. Perbandingan Kreativitas Belajar Peserta Didik yang Diajar

dengan Menerapkan Kegiatan Outdoor Learning dengan

Kegiatan Indoor Learning di SDN 15 Jolle Kabupaten

Soppeng .......................................................................................... 54

B. Pembahasan .......................................................................................... 58

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 63-64

A. Kesimpulan ........................................................................................... 63

B. Implikasi Penelitian .............................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65-67

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................

Page 9: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Penelitian .................................................................................. 33

Tabel 3.2 Skor untuk Setiap Item ........................................................................... 37

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Kreativitas Belajar Peserta Didik .............................. 38

Tabel 3.4 Interpretasi Validitas .............................................................................. 40

Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas .......................................................................... 42

Tabel 3.6 Kategorisasi Kreativitas Belajar ............................................................. 45

Tabel 4.1.1 Tabulasi Data untuk Menghitung Frekuensi .......................................... 49

Tabel 4.1.2 Kategori Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas Ekperimen .............. 49

Tabel 4.1.3 Data Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Ekperimen ........ 50

Tabel 4.2.1 Tabulasi Data untuk Menghitung Frekuensi .......................................... 52

Tabel 4.2.2 Kategori Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol ................... 52

Tabel 4.2.3 Data Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol .............. 53

Tabel 4.3.1 Hasil Uji Normalitas Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................................................... 55

Tabel 4.3.2 Hasil Uji Homogenitas Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ............................................................ 56

Tabel 4.3.3 Independent Samples Test ..................................................................... 57

Page 10: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Nonequivalent Posttest-Only Control Group Design ......................... 30

Page 11: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

xi

ABSTRAK

Nama : Supriani

NIM : 20100114118

Judul : Perbandingan Kegiatan Outdoor Learning dengan Kegiatan Indoor Learning terhadap Tingkat Kreativitas Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kreativitas belajar peserta didik kelas VA yang diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng, 2) Kreativitas belajar peserta didik kelas VB yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng, 3) Perbandingan kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning dengan kegiatan indoor learning pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 184 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. Kelas VA sebagai kelas eksperimen sebanyak 17 siswa dengan menerapkan kegiatan outdoor learning dan kelas VB sebagai kelas kontrol sebanyak 17 siswa dengan menerapkan kegiatan indoor learning. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen quasi experimental design bentuk nonequivalent posttest-only control group design. Data kreativitas belajar peserta didik dikumpulkan dengan angket dan pedoman observasi. Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengujian hipotesis menggunakan uji Independent sample t test.

Kategorisasi kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning yaitu 2 peserta didik yang berada pada kategori rendah (11,8%), 12 peserta didik berada pada kategori sedang (70,6%), dan 3 peserta didik berada berada pada kategori tinggi (17,6%). Kategorisasi kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning yaitu tidak terdapat peserta didik yang berada pada kategori rendah (0%), 16 peserta didik berada pada kategori sedang (94,1%), dan 1 peserta didik berada berada pada kategori tinggi (5,9%).

Pengujian hipotesis menggunakan Independent Sample t Test, menunjukkan bahwa ditolak dan diterima atau terdapat perbedaan rata-rata antara kelas yang diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning dengan kelas yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning. Artinya, penerapan kegiatan outdoor learning lebih meningkatkan kreativitas belajar peserta didik dari pada kegiatan indoor learning pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng.

Implikasi penelitian ini adalah: 1) Kegiatan outdoor learning menurut teori yang dikaji pada dasarnya dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas belajar peserta didik dengan memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitarnya, 2) Kreativitas belajar peserta didik pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng berada pada kategori sedang sehingga masih perlu perbaikan atau mencari faktor lain yang mampu meningkatkan kreativitas belajar peserta didik.

Page 12: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan

memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pun secara jelas mendefinisikan

pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik merasa nyaman dengan kegiatan belajar

mengajar yang ada. Semua itu dapat ditempuh dengan adanya interaksi antara

peserta didik, pengajar dan lingkungan tempat belajar yang kondusif.

Istilah pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam

masyarakat dan bangsa. Dengan demikian, maka pendidikan Islam dapat diartikan

sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan ajaran-ajaran

Islam. Kata “pendidikan” yang sering kita gunakan, dalam bahasa arabnya adalah al-

Tarbiyah atau Tarbiyah dan sering tertulis serta diucapkan dengan tarbiyah berasal

dari kata dasar “robba- yurabbi- tarbiyyatun” yang berarti tumbuh dan berkembang

(al-Munjid ).1 Pendidikan dapat menjadikan individu memiliki derajat yang tinggi di

sisi Allah swt. Di dalam QS Al-Mujadilah/58: 11 Allah swt., berfirman sebagai

berikut:

1Djumransjah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam (Malang: UIN-Malang

Press, 2007), h. 1.

Page 13: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

2

ل ل ععع ععع عععوله ل يالد ه عععنل ل عععك يالنكعععولنل عععذله عععنل له عععذلل ععع لع عععو ل ل عععرل يعرفعععال ه Terjemahnya :

…Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat….

2

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang

mukmin yang beriman dan beramal shaleh serta memiliki pengetahuan. Derajat

kelompok ini menjadi lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya,

melainkan juga amal dan pengajarannya kepada pihak lain baik secara lisan, tulisan

maupun dengan keteladanan. Ilmu yang dimaksud, bukan saja ilmu agama melainkan

juga ilmu apapun yang bermanfaat dengan tujuan membuat manusia yang awalnya

tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan berusaha mengubah keadaan seseorang dari

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat berbuat menjadi dapat berbuat, dari tidak

bersikap seperti yang diharapkan menjadi bersikap seperti yang diharapkan.

Kegiatan pendidikan ialah usaha membentuk manusia secara keseluruhan aspek

kemanusiaannya secara utuh, lengkap, dan terpadu. Secara umum dan ringkas

dikatakan pembentukan kepribadian.

Dikatakan oleh Zakiah Daradjat bahwa tujuan pendidikan Islam secara

keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil

dengan pola takwa. Insan kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat

hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah swt.

Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia

yang berguna bagi dirinya, masyarakat serta senang dan gemar mengamalkan juga

mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah, sesamanya dan

2Kementerian Agama RI, Alquran dan Terjemahnya (Cet. VI; Jakarta Selatan: Wali, 2010),

h.543.

Page 14: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

3

dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk

kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.3

Sedangkan menurut Djunaidi Dhany, tujuan pendidikan Islam adalah

pembinaan kepribadian anak didik yang sempurna, peningkatan moral, tingkah laku

yang baik dan menanamkan rasa kepercayaan anak terhadap agama dan kepada

Tuhan, serta mengembangkan intelegensi anak secara efektif agar mereka siap untuk

mewujudkan kebahagiaannya di masa mendatang.4

Pembelajaran agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,

bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya

yaitu kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran

latihan, serta penggunaan pengalaman. Pembelajaran agama Islam bertujuan

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik

tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa

kepada Allah swt., serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Jadi, pembelajaran PAI dalam rangka membentuk

karakteristik serta spiritual seorang siswa perlu mendapatkan perhatian khusus

dalam penyelenggaraannya, karena dengan kemampuan-kemampuan tersebut siswa

membentengi diri mereka dari tantangan kehidupan di era globalisasi serta selalu

meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.

3Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), h. 41.

4Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Cet. 1; Jakarta: Ciputat

Pers, 2002), h. 24.

Page 15: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

4

Interaksi dalam pendidikan dapat berlangsung di lingkungan keluarga,

sekolah, maupun masyarakat. Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat

formal, guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif, nyaman dan menyenangkan bagi kegiatan belajar

peserta didik. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kegiatan pembelajaran yang dapat

meningkatkan kreativitas belajar bagi peserta didik. Kegiatan pembelajaran tersebut

penting untuk diterapkan oleh pendidik pada proses belajar mengajar.

Sebagai seorang guru (pendidik) dalam membuat pembelajaran harus

profesional dan dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif dan mengembangkan

sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan nyaman sesuai yang

diinginkan.5 Dalam proses belajar mengajar tersebut, tipe hasil belajar yang

diharapkan dapat dicapai peserta didik dengan langkah pendidik dapat merancang

atau mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Asumsinya adalah kegiatan

belajar yang digunakan selama ini hanyalah semata-mata mengumpulkan atau

menghafalkan fakta-fakta tersaji dalam bentuk informasi dari pembelajaran. Pola

pikir tersebut akhirnya melahirkan pola belajar dan pembelajaran yang monoton di

dalam ruangan kelas. Proses belajar cenderung kaku, tidak lagi mengutamakan ide

kreativitias setiap peserta didik karena semuanya harus terpola linear di dalam kelas.

Dengan demikian, perlu adanya pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan

pembelajaran dengan kegiatan outdoor learning.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan outdoor learning ini merupakan

salah satu upaya untuk mengajak peserta didik lebih dekat dengan sumber belajar

5Muh. Sain Hanafy, Paradigma Pendidikan Islam & Upaya Pengembangannya pada

Madrasah (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 142.

Page 16: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

5

yang sesungguhnya, yaitu alam dan masyarakat. Sehingga membawa mereka pada

perubahan perilaku terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan outdoor learning ini juga

membutuhkan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman.

Akan tetapi, hal ini belum bisa sepenuhnya dilaksanakan di semua sekolah.

Berdasarkan wawancara awal yang telah peneliti lakukan dengan guru pendidikan

agama Islam Bapak H. La Beddu, S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam pada

Jumat, 22 Desember 2017 di SDN 15 Jolle kabupaten Soppeng. Dari hasil

wawancara diperoleh informasi bahwa kegiatan pembelajaran dengan outdoor

learning dalam proses pembelajaran PAI belum pernah diterapkannya, akan tetapi

guru cenderung menggunakan metode konvensional dan kegiatan pembelajaran yang

masih monoton sehingga menyebabkan kreativitas belajar peserta didik tidak

berkembang dan dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa. Hal ini akan

berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik. Berkenaan dengan itu, seorang guru

diharapkan memiliki strategi khusus agar peserta didik dapat belajar secara efektif,

kreatif, dan pastinya menyenangkan. Satu langkah yang harus ditempuh adalah guru

harus menguasai teknik-teknik penyajian materi. Kegiatan pembelajaran yang

diharapkan dapat mengatasi permasalahan siswa terhadap tingkat kreativitas belajar

adalah kegiatan outdoor learning.

Kegiatan outdoor learning diarahkan agar peserta didik dapat

mengembangkan dan memadukan antara teori-teori yang mereka terima di kelas

dengan pengamatan langsung di alam sehingga lebih bermakna disebabkan para

peserta didik dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya

serta dapat dipertanggungjawabkan. Peserta didik dapat memahami, mengetahui,

mengaplikasikan materi pelajaran dalam kehidupan sehari-sehari. Kegiatan

Page 17: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

6

pembelajaran ini nantinya akan dapat menjawab segala permasalahan yang dihadapi

pendidik pada umumnya dan khususnya di SDN 15 Jolle kabupaten Soppeng.

Beberapa penelitian tentang kegiatan outdoor learning menyatakan bahwa

kegiatan outdoor learning mampu meningkatkan kreativitas belajar peserta didik.

Penelitian yang dilakukan oleh Saroja Dhanapal, dkk (2013) menunjukkan bahwa

kegiatan pembelajaran indoor dan outdoor saling melengkapi satu sama lain untuk

meningkatkan kinerja akademik siswa, pembelajaran di luar ruang memberikan

pengaruh yang lebih efektif dan berpengaruh pada kinerja akademik siswa dalam

memahami ilmu pengetahuan. Siswa yang telah mengalami pembelajaran outdoor

lebih bersemangat untuk berpartisipasi di luar rumah dari pada tinggal di dalam

rumah karena mereka diberikan kesempatan luas untuk mengamati, mengeksplorasi

dan membuat koneksi pembelajaran mereka melalui pengalaman belajar di luar

rumah.6

Penelitian lain juga dilakukan oleh Seyedehzahra Mirrahimi, dkk (2011)

menunjukkan bahwa lingkungan alam memiliki potensi untuk mempromosikan

pengembangan pribadi dan sosial di mana siswa dapat mengalami belajar tentang

berbagi, komunikasi, kerja tim, kesadaran diri, kepercayaan diri, pengaturan diri,

disiplin diri, memperbaiki masalah penyelesaian di kelas, inspirasi terhadap

pembelajaran, keterampilan sosial dan masalah global yang signifikan. Siswa juga

memperoleh lebih banyak kesempatan untuk saling berinteraksi di antara guru

6Yee, Cally Cheng, dkk. “A Comparative Study of The Impacts and Students Perceptions of

Indoor and Outdoor Learning in The Classroom”, Journal of Asia-Pacific Forum: Science Learning

and Teaching 2013.

Page 18: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

7

mereka, pendidikan, lingkungan. Selain itu, lingkungan alam dirancang untuk

mendapatkan hasil pembelajaran yang lebih baik, terdiri dari peningkatan informasi

siswa tentang sistem alami, mempromosikan pembelajaran keberlanjutan dan daur

ulang, penggunaan manajemen air limbah dan tenaga surya, peningkatan prestasi

akademik dan nilai skor di setiap tingkat, mengembangkan ilmu pembelajaran,

pendidikan jasmani, membaca, menulis, gizi, dan subjek lainnya. Oleh karena itu,

halaman sekolah memberikan kesempatan untuk belajar tidak hanya dengan

mendengar dan melihat tetapi juga dengan merasakan, mencium, menyentuh, dan

merasakan. Oleh karena itu, lingkungan alam adalah sumber stimulasi yang cukup

untuk proses pembelajaran yang terilhami dan bermakna.7

Atas dasar inilah peneliti mengambil judul “Perbandingan Penerapan

Kegiatan Outdoor Learning dengan Kegiatan Indoor Learning terhadap Tingkat

Kreativitas Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle

Kabupaten Soppeng”.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis merumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan

menerapkan kegiatan outdoor learning pada pembelajaran PAI di SDN 15

Jolle kabupaten Soppeng?

7Seyedehzahra Mirrahimi, dkk “Developing Conducive Sustainable Outdoor Learning: The

Impact of Natural environment on Learning, Social and Emotional Intelligence”, Journal of

Sciencederect: Procedia Engineering ( 2011), h. 7.

Page 19: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

8

2. Bagaimana tingkat kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan

menerapkan kegiatan indoor learning pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle

kabupaten Soppeng?

3. Apakah penerapan kegiatan outdoor learning lebih meningkatkan kreativitas

belajar peserta didik dari pada kegiatan indoor learning pada pembelajaran

PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng?

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap jawaban atas sub masalah

yang membutuhkannya. Tujuannya adalah untuk memberikan arah yang jelas bagi

peneliti yang berupaya melakukan verifikasi terhadap kesahihan dan kesalahan suatu

teori.8 Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan

data.9 Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan kegiatan outdoor learning

lebih meningkatkan kreativitas belajar peserta didik dari pada kegiatan indoor

learning pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle kabupaten Soppeng.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari terjadinya kekeliruan

penafsiran pembaca terhadap variabel-variabel dalam judul.10

Maka penulis perlu

8Universitas Islam Negeri Alauddin, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Makalah,

Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian (Makassar: Alauddin Press, 2013), h. 12.

9Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D),

(Cet. II: Bandung: Alfabeta, 2015), h. 96.

10Universitas Islam Negeri Alauddin, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Makalah,

Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian, h. 13.

Page 20: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

9

memperjelas arti kata-kata yang dianggap sulit, sehingga setelah dirangkaikan dalam

kalimat maksudnya dapat dimengerti sebagai berikut:

1. Outdoor Learning (variable X1)

Outdoor learning adalah kegiatan belajar mengajar antara guru dan peserta

didik yang tidak di lakukan di dalam kelas, tetapi dilakukan di luar kelas atau alam

terbuka sebagai kegiatan pembelajaran peserta didik.

2. Indoor Learning (variable X2)

Indoor learning adalah kegiatan belajar mengajar antara guru dan peserta

didik yang dilakukan di dalam kelas sebagai kegiatan pembelajaran siswa.

3. Kreativitas Belajar (Variabel Y)

Kreativitas pada penelitian ini terkait dengan kemampuan-kemampuan yang

dimiliki oleh peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan segala

potensi yang ada dalam diri peserta didik.

Adapun aspek-aspek kreativitas sebagai berikut :

a. Fluency (kelancaran)

b. Flexibility (keluwesan)

c. Originality (keaslian)

d. Elaboration (keterperincian)

E. Kajian Pustaka/ Penelitian Terdahulu

Penelusuran pada berbagai sumber dalam banyak literatur, hasil studi dan

penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa variabel yang diteliti telah mendapat

perhatian oleh banyak kalangan. Beberapa diantaranya dikemukakan relevansinya

dengan penelitian ini. Adapun penelitian tersebut antara lain sebagai berikut :

Page 21: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

10

1. Penelitian dilakukan oleh Seyedehzahra Mirrahimi, dkk (2011). Dari

penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan alam memiliki potensi untuk

mempromosikan pengembangan pribadi dan sosial di mana siswa dapat

mengalami proses belajar tentang berbagi, komunikasi, kerja tim, kesadaran

diri, kepercayaan diri, pengaturan diri, disiplin diri, memperbaiki masalah

penyelesaian di kelas, inspirasi terhadap pembelajaran, keterampilan sosial

dan masalah global yang signifikan. Siswa juga memperoleh lebih banyak

kesempatan untuk saling berinteraksi diantara guru mereka, pendidikan,

lingkungan. Selain itu, lingkungan alam dirancang untuk mendapatkan hasil

pembelajaran yang lebih baik yang terdiri dari peningkatan informasi siswa

tentang sistem alami, mempromosikan pembelajaran keberlanjutan dan daur

ulang, penggunaan manajemen air limbah dan tenaga surya, peningkatan

prestasi akademik dan nilai skor di setiap tingkat, mengembangkan ilmu

pembelajaran, pendidikan jasmani, membaca, menulis, gizi, dan subjek

lainnya. Oleh karena itu, halaman sekolah memberikan kesempatan untuk

belajar tidak hanya dengan mendengar dan melihat tetapi dengan merasakan,

mencium, menyentuh, dan merasakan. Jadi, lingkungan alam adalah sumber

stimulasi yang cukup untuk proses pembelajaran yang terilhami dan

bermakna.11

2. Penelitian juga dilakukan oleh Tias Ellsa Arqinila (2013). Berdasarkan

pembahasan pembelajaran gambar bentuk dengan metode indoor dan

outdoor, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut

11

Seyedehzahra Mirrahimi, dkk “Developing Conducive Sustainable Outdoor Learning: The

Impact of Natural environment on Learning, Social and Emotional Intelligence”, Journal of

Sciencederect: Procedia Engineering ( 2011), h. 7.

Page 22: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

11

dilakukan melalui tiga tahapan diantaranya kegiatan perencanaan, kegiatan

pelaksanaan, dan kegiatan evaluasi. Diketahui dari hasil evaluasi

pembelajaran gambar bentuk outdoor kelas VII G memiliki nilai ratarata

yang lebih tinggi, sedangkan pembelajaran gambar bentuk indoor kelas VII

C mendapatkan hasil evaluasi lebih rendah. Ketiga, perbedaan pembelajaran

gambar bentuk indoor dan outdoor dilihat dari nilai hasil evaluasi

pembelajaran gambar bentuk indoor kelas VII C dan outdoor kelas VII G

diketahui adanya perbedaan yang sangat tipis yakni total nilai (outdoor 2861-

indoor2857= selisih 4) jumlah rata-rata (outdoor 79,47- indoor79,35= selisih

0,12). Untuk hasil angket tanggapan siswa pembelajaran gambar bentuk

indoor dan outdoor lebih diminati outdoor dibanding pembelajaran gambar

bentuk indoor, dibuktikan dari hasil angket tanggapan siswa gambar bentuk

indoor kelas VII C bahwa 41,11% siswa memilih jawaban “a” yang

memberikan tanggapan sangat baik, sedangkan gambar bentuk outdoor kelas

VII G diketahui bahwa 53% siswa memilih jawaban “a” yang memberikan

tanggapan sangat baik.12

3. Penelitian dilakukan oleh Amaliyah Mu’milah, dkk (2015). Berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa proses

pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol sudah sesuai

dengan RPP dan Silabus dan pembelajaran berlangsung dengan baik.

Kemudian hasil belajar kognitif siswa terdapat perbedaan yang signifikan.

Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas

12Tias Ellsa Arqinila, “Efektivitas Pembelajaran Gambar Bentuk Indoor dan Outdoor di

Kelas VII SMPN 1 Rembang Purbalingga”, Kumpulan Artikel Mahasiswa Jurusan Seni Rupa, vol. 2

no. 1 (2013), h. 8.

Page 23: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

12

kontrol. Terjadi peningkatan sebesar 35,1% pada kelas eksperimen dan 18,8%

pada kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh

metode pembelajaran yanag digunakan. Metode outdoor study lebih baik

dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode

konvensional bermediakan slide power point. Jadi metode outdoor study

lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional bermediakan slide

power point.13

4. Penelitian dilakukan oleh Evita Anggereini, dkk (2016). Beberapa

kesimpulan dari temuan penelitian ini adalah secara keseluruhan pengetahuan

tentang konsep ekosistem berpengaruh terhadap perilaku berwawasan

lingkungan siswa, siswa yang memiliki pengetahuan tentang konsep

ekosistem tinggi yang diperlakukan dengan pembelajaran lingkungan outdoor

lebih tinggi perilaku berwawasan lingkungannya dari pada siswa yang

mendapat pembelajaran lingkungan indoor, siswa dengan pengetahuan

tentang konsep ekosistem rendah yang mendapatkan pembelajaran

lingkungan outdoor memiliki perilaku berwawasan lingkungan lebih tinggi

daripada siswa yang mendapat pembelajaran lingkungan indoor.14

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi (2014). Dari penelitian tersebut

diperoleh bahwa berdasarkan pengujian nilai rata-rata hasil belajar Fiqih

13Amaliyah Mu’milah, dkk,”Studi Komparasi tentang Pembelajaran Menggunakan Metode

Outdoor Study dengan Metode Konvensional Bermediakan Slide Power Point Materi Lingkungan

Hidup Siswa Kelas XI IIS SMAN 01 Kersana Tahun 2014/ 2015”, Kumpulan Artikel Mahasiswa

Jurusan Pendidikan Geografi, vol. 3 no.8 (2015), h. 64.

14Evita Anggereini, dkk, “Pengaruh Pengetahuan tentang Konsep Ekosistem dan

Pembelajaran Lingkungan Outdoor dan Indoor terhadap Perilaku Berwawasan Lingkungan Siswa”,

Kumpulan Artikel Staf Pengajar Universitas Jambi, vol. 5 no. 2 (2016), h. 7.

Page 24: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

13

dengan menggunakan metode outdoor dengan menggunakan uji-t, diperoleh

harga t hitung = 4,56. Dengan taraf signifikan = 0,05 dan derajat kebebasan

(db = 68 ) diperoleh nilai t tabel = 1,668. Sehingga t hitung berada diluar

penerimaan Ho atau dengan kata lain Ho ditolak. Dengan rata-rata hasil

belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran outdoor lebih tinggi

dari pada siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional.15

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui tingkat kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan

menerapkan kegiatan outdoor learning pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle

kabupaten Soppeng.

b. Untuk mengetahui tingkat kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan

menerapkan kegiatan indoor learning pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle

kabupaten Soppeng.

c. Untuk membuktikan bahwa penerapan kegiatan outdoor learning lebih

meningkatkan kreativitas belajar peserta didik dari pada kegiatan indoor learning

pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle kabupaten Soppeng.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Ilmiah

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

keilmuan dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam.

15Ahmad Fauzi, “Pengaruh Pembelajaran Outdoor terhadap Hasil Belajar Pendidikan

Agama Islam Siswa Kelas VIII Di SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan”, Skripsi (Jakarta: Fak.

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 122.

Page 25: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

14

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi peneliti

Peneliti dapat menambah wawasan keilmuwan sebagai hasil dari pengamatan

langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selama

menempuh pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

2) Bagi pendidik

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran PAI sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas belajar peserta

didik.

3) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan, acuan, perbandingan, serta dapat

dijadikan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang relevan.

Page 26: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

15

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Kegiatan Outdoor Learning

1. Pengertian Outdoor Learning

Outdoor learning merupakan salah satu kegiatan pembelajaran dimana guru

mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat, mengamati, dan merasakan

peristiwa secara langsung di lapangan yang digunakan sebagai sumber belajar.

Mengajar di luar kelas juga dapat dipahami sebagai sebuah pendekatan pembelajaran

yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai situasi pembelajaran terhadap

berbagai permainan, sebagai media transformasi konsep-konsep yang disampaikan

dalam pembelajaran.

Dengan demikian, mengajar di luar kelas bisa kita pahami sebagai suatu

kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas

belajar-mengajar berlangsung di luar kelas atau di alam bebas. Kegiatan

pembelajaran di luar kelas merupakan upaya mengajak lebih dekat dengan sumber

belajar yang sesungguhnya, yaitu alam dan masyarakat. Di sisi lain, mengajar di luar

kelas merupakan upaya mengarahkan para siswa untuk melakukan aktivitas yang

bisa membawa mereka pada perubahan perilaku terhadap lingkungan sekitar. Jadi,

mengajar di luar kelas lebih melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan

sekitar mereka, sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga, pendidikan di luar

Page 27: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

16

kelas lebih mengacu pada pengalaman dan pendidikan lingkungan yang sangat

berpengaruh pada kecerdasan para siswa.1

Pendapat lain mengatakan bahwa outdoor learning tidak sekedar

memindahkan pelajaran ke luar kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak siswa

menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada

terwujudnya perubahan perilaku siswa terhadap lingkungan melalui tahap-tahap

penyadaran, pengertian, perhatian, tanggung jawab dan aksi atau tingkah laku.2

Outdoor learning dikenal juga dengan berbagai istilah lain seperti outdoor

activities, outdoor study, pembelajaran lapangan.

2. Tujuan Pembelajaran Outdoor Learning

Secara umum, tujuan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di ruang

kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut :

1) Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kreativitas

mereka dengan seluas-luasnya di alam terbuka. Selain itu, kegiatan belajar-

mengajar di luar kelas juga bertujuan memberikan ruang kepada mereka

untuk mengembangkan inisiatif personal mereka.

2) Kegiatan belajar-mengajar di luar kelas bertujuan menyediakan latar

(setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik.

Dengan kata lain, mereka diharapkan tidak gugup ketika menghadapi

realitas yang harus dihadapi.

1Adelia Vera, Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (0utdoor Study) (Cet. 1; Jogjakarta: Diva

Press, 2012), h. 17.

2Husamah, Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning (Cet. 1; Jakarta: Prestasi Pustaka,

2013), h. 20.

Page 28: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

17

3) Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap

lingkungan sekitarnya, serta cara mereka bisa membangun hubungan baik

dengan alam.

4) Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar

menjadi manusia sempurna, yaitu memiliki perkembangan jiwa, raga, dan

spirit yang sempurna.

5) Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam

tataran praktik (kenyataan di lapangan). Dalam hal ini, mereka akan

mendapatkan kesempatan luas untuk merasakan secara langsung hal yang

telah dipahami dalam teori (mata pelajaran).

6) Menunjang keterampilan dan ketertarikan peserta didik. Bukan hanya

ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa dikembangkan di

luar kelas, melainkan juga ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan di luar

kelas.

7) Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik terhadap cara

menghargai alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah

perbedaan suku, ideologi, agama, politik, ras, bahasa, dan lain sebagainya.

8) Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat

pembelajaran lebih kreatif.

9) Memberikan kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk perubahan

perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas.

10) Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan

hubungan guru dan murid.

Page 29: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

18

11) Menyediakan waktu seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar dari

pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah di

berbagai area.

12) Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas

sekitar untuk pendidikan.

13) Agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran.

Dengan kata lain, jika pelajaran hanya disampaikan di dalam kelas, maka

pemahaman para siswa terhadap pelajaran-pelajaran tersebut sangat

kurang.3

Untuk mencapai tujuan-tujuan pokok kegiatan belajar di luar kelas, seorang

guru tetap memegang peranan yang sangat penting dalam mengontrol reaksi atau

respons anak didik, sebagaimana ia mengajar anak-anak didiknya di kelas. Artinya,

walaupun kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan di kelas, guru tetap bertanggung

jawab membaca situasi dan kondisi anak didiknya.

3. Kelebihan Kegiatan Outdoor Learning

Belajar menggunakan kegiatan outdoor learning memiliki banyak kelebihan

dibanding pembelajaran secara konvensional yang selalu berlangsung di dalam kelas.

Dari segi peserta didik, outdoor learning akan membuat peserta didik lebih tertarik

mengikuti kegiatan pembelajaran, sedangkan dari segi guru, dapat digunakan

sebagai sarana untuk mengembangkan kreativitas dalam merancang pembelajaran.

Secara rinci, kelebihan outdoor learning dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar.

3Adelia Vera, Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study) (Cet. 1; Jogjakarta:

Diva Press, 2012), h. 21-25.

Page 30: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

19

2) Peserta didik lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3) Daya pikir peserta didik lebih berkembang.

4) Pembelajaran lebih menginspirasi peserta didik.

5) Pembelajaran lebih menyenangkan.

6) Lebih mengembangkan kreativitas guru dan peserta didik.

7) Melatih peserta didik untuk dapat bersosialisasi secara langsung dengan

masyarakat.

8) Kegiatan belajar lebih komunikatif.

9) Lebih menyeimbangkan antara pencapaian pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

10) Pembelajaran lebih dapat mengembangkan nilai-nilai karakter dan akhlak

mulia.4

Berdasarkan uraian di atas, bahwa kelebihan kegiatan outdoor learning

dikatakan mampu memberikan pengalaman yang berkesan karena dalam

pembelajaran tersebut peserta didik dapat memaksimalkan penggunaan indra yang

mereka miliki demi mengembangkan rasa ingin tahu dan mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Outdoor learning juga mampu merangsang peserta

didik untuk lebih kreatif dalam mencari alternatif pemecahan masalah.

Beberapa manfaat lain pembelajaran di luar kelas antara lain pikiran lebih

jernih, pembelajaran akan terasa menyenangkan, pembelajaran lebih variatif, belajar

lebih rekreatif, belajar lebih riil, anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas,

tertanam image bahwa dunia sebagai kelas, wahana belajar akan lebih luas dan kerja

4Erwin Widiasworo, Strategi dan Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas (Outdoor Learning)

(Cet.1; Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017), h. 91-96.

Page 31: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

20

otak lebih rileks. Dengan kondisi semacam itu, diharapkan bisa terwujudnya

pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan.5

4. Kelemahan Kegiatan Outdoor Learning

Menurut Sudjana dan Rivai, beberapa kelemahan dan kekurangan yang sering

terjadi dalam penggunaan outdoor learning, antara lain sebagai berikut :

1) Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada

waktu siswa dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang

diharapkan sehingga ada kesan main-main.

2) Ada kesan guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan

memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk

belajar di kelas.

3) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam

kelas.

Selain itu, hal yang perlu dipikirkan guru adalah belajar di luar ruangan akan

menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak orang yang datang melihat atau

menyaksikan. Tentu saja hal ini dapat menganggu proses pembelajaran. Oleh karena

itu, sebagai guru yang cerdas diperlukan kiat-kiat tertentu untuk mengatasi

kelemahan tersebut.

5. Langkah-Langkah Kegiatan Outdoor Learning

Langkah-langkah kegiatan outdoor learning adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan

2) Merencanakan/ menyiapkan materi

3) Merencanakan peralatan dan bahan

5Sudjana dan Rivai, Media Pengajaran (Cet.1; Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2010), h. 35.

Page 32: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

21

4) Merencanakan/ menyiapkan lokasi

5) Pelaksanaan pembelajaran

6) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran

B. Kegiatan Indoor Learning

Di dalam kelas terdapat banyak sekali metode pembelajaran, salah satunya

adalah metode ekspositori, termasuk di dalamnya ceramah dan lain-lainnya. Metode

ini sesungguhnya sangat baik digunakan terutama jika materi yang diajarkan harus

berurutan dan tidak boleh salah urutannya, materinya sangat banyak dan waktunya

sangat sempit, atau jumlah kelas yang terlalu besar dan gurunya tidak mampu

mengatasi dengan metode lain. Metode ini juga disarankan untuk digunakan saat

memberikan pengetahuan dasar berupa definisi, prinsip, konsep, dan contoh. Tapi

kalau metode ini terus digunakan. Hasilnya adalah siswa menjadi pasif dan jenuh

yang berimplikasi pada sekelompok siswa yang lebih memilih duduk di belakang,

menyandarkan kepala di salah satu tangan, atau beberapa contoh buruk yang lain.

Setiap proses pengajaran harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara

sengaja agar dapat terhindar dari kondisi yang merugikan, dan kembali kepada

kondisi yang optimal apabila terjadi hal-hal yang merusak yang disebabkan oleh

tingkah laku peserta didik di dalam kelas. Usaha guru dalam menciptakan kondisi

yang diharapkan akan efektif apabila diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat

menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses pembelajaran,

dikenal masalah-masalah yang diperkirakan biasanya timbul dan dapat merusak

Page 33: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

22

proses pembelajaran, serta dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas

dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan.6

Adapun macam-macam metode pembelajaran di dalam kelas adalah sebagai

berikut:

a. Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan

pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish, melalui

ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat

mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner, menyatakan

metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri

tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi

dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

b. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau

lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan

pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara

mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran

yang bersifat interaktif. Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya,

dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam

pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam

transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding

6Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Cet. 2; Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004), h.

122.

Page 34: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

23

penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan

kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

c. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang

sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

seperti bagaimana cara mengaturnya, bagaimana proses bekerjanya, bagaimana

proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana

seorang guru atau seorang demonstrator atau seorang siswa memperlihatkan kepada

seluruh kelas suatu proses.

Adapun jenis-jenis pendekatan pembelajaran di dalam kelas adalah sebagai

berikut:

a. Pendekatan Individual

Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru

terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut.

Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan

pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini.

Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan

individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan

pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak

lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun

suatu saat pendekatan kelompok diperlukan. Pembelajaran individual merupakan

salah satu cara guru untuk membantu siswa membelajarkan siswa, membantu

merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan kemampuan dan daya dukung

Page 35: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

24

yang dimiliki siswa. Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka

antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam

belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam

belajar. Untuk mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini:

1) Positif pikiran anak didik dan membuat hubungan saling percaya

2) Pengertian

3) Bantuan, dan

4) Mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan

b. Pendekatan Kelompok

Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan

untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa

anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang

berkecendrungan untuk hidup bersama. dengan pendekatan kelompok, diharapkan

dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.

Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-

masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini

pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan,

seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua makhluk hidup di dunia.

Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan

makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu

ikut ambil bagian dalam kehidupan mahluk tertentu. Permasalahan yang dihadapi

oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih

tepat dengan pendekatan bervariasi pula. Pendekatan bervariasi bertolak dari

konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar

Page 36: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

25

bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran dengan berbagai

motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka

kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk

kepentingan pengajaran.

Pendidikan dan pelajaran di sekolah tidak hanya memberikan satu atau dua

macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya

tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih

pendekatan. Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan

sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata

pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan

keagamaan, tentu saja guru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai

dengan mata pelajaran yang dipegang.7

C. Kreativitas Belajar

1. Pengertian Kreativitas Belajar

Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah. Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara

individu dengan lingkungannya. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru.8

Sedangkan menurut Supriadi, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya yang nyata yang

7Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 166-167.

8Monthy P. Satiadarma & Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan (Jakarta: Pustaka

Populer Obor, 2003), h. 108.

Page 37: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

26

relatif berbeda dengan apa yang telah ada.9 Dengan demikian, kreativitas merupakan

hasil dari proses belajar yang dapat menghasilkan beberapa macam hal yang bersifat

baru atau asli dan mempunyai nilai yang dapat berguna bagi peningkatan kehidupan

manusia.

Sedangkan belajar merupakan suatu perubahan yang relatif tetap, yang

terjadi sebagai hasil pengalaman. Menurut Slameto, belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.10

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar

adalah kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa

kemampuan mengembangkan informasi yang diperoleh dari guru dalam proses

belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang

baru dalam belajarnya ataupun dari sumber-sumber lain yang dapat mendorong

perkembangan belajar peserta didik.

2. Ciri-Ciri Kreativitas

Sund dalam Slameto mengatakan bahwa individu dengan potensi kreatif

dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:11

1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar

2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru

9Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-

Kanak (Cet. 1; Jakarta: Prenada Publishing, 2010), h. 13.

10Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Cet.5; Jakarta: Rineka Cipta,

2010), h. 2. 11

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Cet.5; Jakarta: Rineka Cipta,

2010), h. 147-148.

Page 38: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

27

3) Panjang akal

4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti

5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit

6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan

7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas

8) Berpikir fleksibel

9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban

yang lebih banyak

10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis

11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti

12) Memiliki daya abstraksi yang cukup baik

13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas

3. Aspek-Aspek Kreativitas

Kreativitas belajar adalah pengalaman mengekspresikan dan

mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan

dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain.

Adapun aspek-aspek kreativitas adalah sebagai berikut :12

1) Flexibility (keluwesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai

macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar kategori yang biasa.

2) Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau

luar biasa.

12

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Cet. IV; Jakarta: Rineka

Cipta, 1997).

Page 39: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

28

3) Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide

secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.

4) Fluency (kelancaran), yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa

untuk memecahkan suatu masalah.

4. Mengembangkan Kreativitas Anak

Kreativitas pada anak tumbuh dan berkembang, maka anda harus

memberikan dorongan kepadanya untuk terbiasa merenung, menganalisis,

mendengarkan, menyentuh atau memegang, dan lain sebagainya yang

memungkinkan anak dengan sendirinya bangkit untuk memaksimalkan semua

potensinya. Orang tua harus sepenuhnya memberikan apresiasi terhadap apapun

yang dikatakan oleh anak, berbicara dengan penuh pengertian, dan memberikan

dukungan dengan penuh cinta dan kasih sayang kepada anak.13

Hal tersebut sangat

membantu anak untuk berproses dalam mengembangkaan kreativitasnya.

Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan

untuk tumbuh. Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi

keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang

konstruktif.

a. Keamanan Psikologis

1) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan

keterbatasannya.

2) Mengusahakan suasana yang di dalamnya evaluasi eksternal tidak ada (atau

sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyaai efek mengancam).

3) Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut mengahayati).

13Muhammad Subhi Abdussalam, Langkah Mudah Gali Potensi Si Buah Hati, h. 64.

Page 40: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

29

b. Kebebasan Psikologis

Jika orang tua atau guru mengizinkan atau memberi kesempatan pada anak

untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaannya, ini

memberikan pada anak kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai apa yang ada di

dalam dirinya.14

Strategi-strategi yang tim riset temukan untuk membantu pengembangan

kreativitas murid-murid tersebut secara efektif mencakup:

1) Menggunakan humor (seorang guru menggunakan banyak teknik yang

berbeda dalam satu mata pelajaran untuk membuat kelasnya tertawa, dari

mencampur kata seperti “ dalsa” untuk salad, dan lain sebagainya.

2) Membujuk individu-individu secara akrab.

3) Menyebut individu-individu dengan nama.

4) Secara umum harapan guru yang tinggi mencakup dorongan positif untuk

memperoleh jawaban benar yang (untuk sebagian besar murid-bukan untuk

orang-orang yang berusaha keras).

5) Membuat langkah cepat.15

Kreativitas harus mampu ditumbuhkembangkan di setiap lingkungan yang

akan dilalui oleh anak terutama lingkungan sekolah, Kreativitas belajar dalam

konteks ini, berarti mampu membuat keterkaitan atas diri mereka sendiri,

meghasilkan kombinasi-kombinasi baru, untuk mengaplikasikan imajinasi dalam

bahasa yang mereka gunakan.

14

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Cet. IV; Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2004), h. 38-39.

15Anna Craft, Me-Refresh Imajinasi dan Kreativitas Anak-Anak (Cet. I; London: Cerdas

Pustaka, 2000), h. 10.

Page 41: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini

digunakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian Quasi Experimental.

Adapun bentuk design quasi eksperimental yang digunakan adalah nonequivalent

posttest-only control group design. Dalam design ini terdapat dua kelompok,

kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak diberi

perlakuan X. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan

kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.1 Kelompok

eksperimen diberikan perlakuan yaitu pembelajaran dengan menerapkan kegiatan

outdoor learning dan kelompok kontrol diberikan perlakuan yaitu pembelajaran

dengan menerapkan kegiatan indoor learning. Setelah kedua kelompok diberikan

perlakuan yang berbeda, maka keduanya diberikan post test.

Desain Quasi Experimental bentuk nonequivalent posttest-only control group

design dapat digambarkan sebagai berikut :

X O

- - - - - - - - - - -

O

Gambar 3.1 Nonequivalent Posttest-Only Control Group Design

Keterangan:

1Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika (Cet. II; Bandung: PT RafikaAditam, 2017), h. 136.

Page 42: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

31

X = Perlakuan/ treatment yang diberikan (variabel independen)

O = Posttest (variabel dependen)2

Desain ini hampir sama dengan the randomized posttest-only control group

design. Perbedaan yang mendasar antara kedua desain tersebut terletak pada teknik

pengambilan sampelnya. Pada nonequivalent posttest-only control group design

sampel yang diambil, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak

dipilih secara acak (random). Teknik sampling yang paling mungkin dilakukan

menggunakan desain ini yaitu purposive sampling.3

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 15 Jolle yang berlokasi di Desa

Umpungeng, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Lokasi tersebut dipilih atas

dasar pertimbangan keterjangkauan lokasi, baik dari segi waktu, biaya, maupun

tenaga yang diperlukan untuk mengumpulkan data.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, tehnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

2Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika, h. 136.

3Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika, h. 136-137.

Page 43: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

32

ditetapkan.4 Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan

masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi.5 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi

populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.6

Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik di

SDN 15 Jolle tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 184 siswa.

4Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, dan R & D (Cet. XIX; Bandung:

Alfabeta, 2013), h. 14.

5Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Cet. XIII; Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 2006), h. 130.

6Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.

117.

Page 44: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

33

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa

I 13 10 23

II 11 22 33

III 12 26 38

IV 12 10 22

V 18 16 34

VI 13 20 33

JUMLAH 80 104 184

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.7 Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel

itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).8

Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik

nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.9 Jenis teknik nonprobability

7Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , h. 131.

8Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.

118.

9Sugiyono, Statistik untuk Penelitian ( Cet. XIV; Bandung : Alfabeta, 2009), h. 66.

Page 45: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

34

sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.10

Dalam penelitian ini peneliti memilih sampel kelas VA dan kelas VB.

Pemilihan kelas tersebut berdasarkan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang

diambil adalah kemampuan dasar yang dimiliki oleh kelas tersebut, dimana kelas VA

dan kelas VB memiliki kemampuan menengah sehingga kemampuan akhir yang akan

diukur jelas hasilnya, bukan karena pengaruh kemampuan dasar peserta didik yang

sudah baik atau sangat kurang. Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah kelas VA

sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 17 orang yang diajar dengan menerapkan

kegiatan outdoor learning dan kelas VB sebagai kelas kontrol dengan jumlah 17

orang yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning. Jadi, total sampel

dalam penelitian ini adalah 34 orang.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan berbagai teknik dan metode pengumpulan data yang tepat. Tujuannya

agar diperoleh data yang obyektif.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.11

Teknik yang digunakan dalam

mengumpulkan data pada penelitian ini adalah :

10Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.

124.

11Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.

308.

Page 46: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

35

1. Observasi (observation)

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang

sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun

nonpartisipatif. Observasi partisipatif (participatory observation) pengamat ikut

serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat

atau peserta pelatihan. Dalam observasi nonpartisipatif (nonparticipatory

observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan

mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.12

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan observasi partisipatif. Metode ini digunakan dalam penelitian dengan

tujuan untuk mengamati secara langsung kreativitas belajar peserta didik dalam

proses pembelajaran PAI dengan menerapkan kegiatan outdoor learning dan

kegiatan indoor learning.

2. Angket (kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden.13

Angket diberikan kepada kedua kelas setelah diberikan

treatment yang berbeda. Angket ini digunakan untuk melihat perbedaan tingkat

kreativitas belajar peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

12Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet.IX; Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2013), h.220.

13Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.

199.

Page 47: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

36

C. Instrumen Penelitian

1. Pedoman observasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi sistematis dengan

menggunakan pedoman observasi. Observasi sistematis yaitu observasi yang

dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen

pengamatan.14

Dalam penelitian kuantitatif pedoman observasi dibuat lebih rinci, malahan

untuk penelitian-penelitian tertentu dapat berbentuk ceklist. Terkait dengan hal itu,

minimal ada dua macam bentuk atau format pedoman observasi untuk penelitian

kuantitatif. Pertama berisi butir-butir pokok kegiatan yang akan diobservasi. Dalam

pelaksanaan pencatatan observasi, pengamat membuat deskripsi singkat berkenaan

dengan perilaku yang diamati. Kedua berisi butir-butir kegiatan yang mungkin

diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati. Dalam pencatatan observasi

pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda checklist terhadap perilaku atau

kegiatan yang diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati.15

2. Lembar Angket (Kuesioner)

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup

yaitu dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup

adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan

responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang

telah tersedia. Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab

dengan cepat dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap

14Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 157.

15Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian, h.221.

Page 48: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

37

seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan/pernyataan dalam angket perlu

dibuat kalimat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap

pertanyaan lebih serius dan tidak mekanistis.16

Jawaban tersebut dimodifikasi

dengan lima alternatif pilihan.

Tabel 3.2. Skor untuk Setiap Item

No Pilihan Jawaban Skor

Positif Negatif

1 Sangat sesuai 5 1

2 Sesuai 4 2

3 Kurang Sesuai 3 3

4 Tidak sesuai 2 4

5 Sangat tidak sesuai 1 5

Keterangan :

SS : Sangat Sesuai Sangat sesuai dengan statement (pernyataan)

S : Sesuai Sesuai dengan statement (pernyataan)

KS : Kurang Sesuai Kurang sesuai dengan statement (pernyataan)

TS : Tidak Sesuai Tidak sesuai dengan dengan statement (pernyataan)

STS : Sangat Tidak Sesuai Sangat tidak sesuai dengan statement

(pernyataan)

Adapun kisi-kisi angket kreativitas belajar dalam penelitian ini sebagai

berikut :

16Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.

201.

Page 49: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

38

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Angket Kreativitas Belajar Peserta Didik Variabel Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

Positif Negatif

Kreativitas Belajar

Keluwesan Menghasilkan gagasan,

jawaban, dan pertanyaan

yang bervariasi

8,13,14

1,6,15,19

7

Keaslian Melahirkan ungkapan yang baru dan unik

2,4,9

3

Keterperincian Menerima dan melaksanakan

tugas berat

5,7,11,17

3

6 Mencari cara

atau metode yang praktis dalam belajar

12

Kelancaran Mandiri dalam proses

pembelajaran

10,16,18,20

4

Total

15

5

20

D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Dalam penelitian diperlukan instrumen-instrumen penelitian yang telah

memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu

instrumen penelitian minimal ada dua macam, yaitu validitas dan reliabilitas.17

1. Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melakukan fungsi

17Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, h. 228.

Page 50: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

39

ukurnya.18

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah

disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.

Validitas suatu instrumen akan menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur

yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok

pengukuran.19

Untuk mengetahui tingkat validitas suatu instrumen penelitian, maka

sebelum instrumen tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba dan

hasilnya dianalisis. Untuk menguji tingkat validitas instrumen penelitian atau alat

pengukur data dapat digunakan teknik korelasi product moment dari Pearson

dengan rumus sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]

Keterangan:

= koefisien validitas item yang dicari.

X = skor responden untuk tiap item.

Y = total skor tiap responden dari seluruh item.

∑ = jumlah skor dalam distribusi X.

∑ = jumlah skor dalam distribusi Y.

∑ 2 = jumlah kuadrat masing-masing skor X.

∑ = jumlah kuadrat masing-masing skor Y.

N = jumlah subjek.20

18Saifuddin Azwar, Tes Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, Edisi

II (Cet.XIV; Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013), h. 173.

19R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS (Cet. I; Graha Ilmu:

Yogyakarta, 2005), h. 77-78.

20R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS, h. 77-78.

Page 51: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

40

Jika tabelxy rr pada taraf signifikan 5% berarti item (butir soal) valid dan

sebaliknya jika tabelxy rr maka butir soal tersebut tidak valid sekaligus tidak

memiliki persyaratan.

Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas instrument

ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford sebagai berikut:21

Tabel 3.4

Interpretasi Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,800 – 1,00 Sangat Tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup Tinggi

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah (Tidak Valid)22

Selain itu, untuk menguji validitas peneliti menggunakan aplikasi SPSS

sebagai alat uji. Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai sig butir soal

total, jika nilai sig < 0.05 maka butir soal tersebut valid dan jika nilai sig > 0.05 maka

butir soal tersebut tidak valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat ketetapan hasil pengukuran. Suatu

instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut

21

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika, h.193.

22Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Cet. VIII;

Bandung: Alfabeta, 2012), h. 98.

Page 52: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

41

digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif

sama.23

Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau dapat

dipercaya, apabila alat ukur tersebut stabil sehingga dapat diandalkan

(dependability) dan dapat digunakan untuk meramalkan (predictability). Dengan

demikian, alat ukur tersebut akan memberikan hasil pengukuran yang tidak berubah-

ubah dan akan memberikan hasil yang serupa apabila digunakan berkali-kali.24

Reliabilitas instrumen merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data

(pengukuran) kalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yang

sama dalam waktu yang berlainan atau kalau instrumen itu digunakan oleh orang

atau kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu

yang berlainan.25

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Alpa

Cronbach:

Keterangan :

: koefisien reliabilitas

∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item.

: varians total

k : jumlah item.26

23Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, h. 229-230.

24R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS, h. 89.

25 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Cet. XXV; Jakarta: Rajawali Press, 2014), h.

58.

26Hartono, Analisis Item Instrumen, h. 127.

Page 53: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

42

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat realibilitas instrumen

ditentukan berdasarkan kriteria menurut Gilford sebagai berikut:27

27

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Cet. XXV; Jakarta: Rajawali Press, 2014), h.

58.

Page 54: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

42

Tabel 3.5

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Realibilitas

Sangat tinggi Sangat tetap/sangat baik

Tinggi Tetap/baik

Sedang Cukup tetap/cukup baik

Rendah Tidak tetap/buruk

Sangat rendah Sangat tidak tetap/sangat buruk

Selain itu, peneliti juga memakai aplikasi SPSS untuk menguji realibilitas

instrumen. Dengan dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dari tabel output

SPSS for Windows untuk Realibility Statistics, nilai Alpha crombach’s dengan

jumlah item tertentu jika lebih besar dari 0,60 berarti instrumen dapat dikatakan

reliabel.28

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian digunakan dua teknik analisis data statistik,

yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Adapun teknik analisis

datanya sebagai berikut.

1. Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan

atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau

populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan kesimpulan yang

berlaku untuk umum.29

28

Hartono, Analisis Item Instrumen, h. 159.

29Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, h. 29.

Page 55: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

43

Adapun analisis statistik deskriptif yang digunakan adalah analisis deskritif

kuantitatif sebagai berikut:

a. Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel distribusi frekuensi disusun bila jumlah data yang akan disajikan cukup

banyak, sehingga kalau disajikan dalam tabel biasa menjadi tidak efisien dan kurang

komunikatif.30

Langkah-langkah dalam pembuatan tabel distribusi frekuensi adalah

dengan menggunakan SPSS.

b. Kategorisasi kreativitas belajar

Untuk melakukan kategorisasi maka kita menggunakan rumus sebagai

berikut:

Tabel 3.4. Kategorisasi Kreativitas belajar

Rumus Kategori

Rendah

Sedang

Tinggi

Keterangan:

= rata-rata

= standar deviasi31

2. Analisis statistik inferensial

Statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif atau statistik

probabilitas) adalah teknik analisis statistik yang digunakan untuk menganalisis data

30Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h. 32.

31Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi (Cet. VI; Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,

2004), h. 109.

Page 56: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

44

sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini disebut statistik

probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data

sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). 32

a. Uji prasyarat

Uji prasyarat análisis dilaksanakan untuk menguji data yang sudah

didapatkan, sehingga bisa dilakukan uji hipótesis. Uji prasyarat análisis terdiri dari

uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan di bawah

ini.

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data setiap variabel yang

dianalisis berdistribusi normal. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa statistik

parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa setiap variabel yang akan dianalisis

harus berdistribusi normal. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Chi-kuadrat

yang dirumuskan sebagai berikut:

h

hohitung

f

ff2

2

Keterangan :

2

hitung

: nilai Chi-Square hitung

of

: frekuensi hasil pengamatan

hf

: frekuensi harapan33

32

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Cet. XXII; Bandung: Alfabeta, 2014), h. 170.

33Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.

281.

Page 57: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

45

Kriteria pengujian normal bila 22

tabelhitung , dimana 2

tabel diperoleh dari

daftar dengan pada taraf signifikan maka data tersebut

berdistribusi normal.

Jika kita menggunakan SPSS (Statistical Packaged for Social Science) dalam

melakukan uji normalitas, maka digunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov

dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05.

H0 : angka signifikan (Sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal

H1: angka signifikan (Sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelompok

berasal dari populasi yang homogen.Untuk melakukan perhitungan pada uji

homogenitas, maka digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut34

Kriteria pengujiannya adalah populasi homogen jika dan

populasi tidak homogen jika pada taraf nyata dengan didapat

dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan masing-

masing sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut pada taraf .

Jika menggunakan SPSS (Statistical Packaged for Social Science) dalam

melakukan uji homogenitas, maka kriteria pengujian sebagai berikut :

Ho = Jika nilai signifikan yang diperoleh > 0,05, maka variansi setiap sampel sama

(homogen)

34Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

h.260.

Page 58: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

46

H1 = Jika nilai signifikan yang diperoleh < 0,05, maka variansi setiap sampel tidak

sama (tidak homogen)

b. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang

dirumuskan dalam hipotesis penelitian menggunakan uji dua pihak dengan taraf

. Adapun hipotesisnya sebagai berikut :

:

:

: Tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat kreativitas belajar peserta didik

yang diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning dengan peserta didik yang

diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning

: Terdapat perbedaan rata-rata tingkat kreativitas belajar peserta didik yang

diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning dengan peserta didik yang

diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning

Adapun rumus menentukan nilai uji statistik, yaitu :

(

)

Keterangan :

= Nilai rata-rata kelas eksperimen

= Nilai rata-rata kelas kontrol

= Varians kelas eksperimen

Page 59: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

47

= Varians kelas kontrol

= Jumlah anggota sampel kelas eksperimen

= Jumlah anggota sampel kelas kontrol 35

Hipotesis penelitian akan diuji dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

a) Jika maka ditolak. Artinya, terdapat perbedaan rata-rata

tingkat kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan kegiatan

outdoor learning dengan yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning

di SDN 15 Jolle kabupaten Soppeng.

b) Jika maka diterima. Artinya, tidak terdapat perbedaan rata-

rata tingkat kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan

kegiatan outdoor learning dengan yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor

learning di SDN 15 Jolle kabupaten Soppeng.

35Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika, h. 282.

Page 60: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah

ditetapkan sebelumnya yang dapat menguatkan sebuah hipotesis atau jawaban

sementara. Peneliti dalam skripsi ini, menetapkan 3 rumusan masalah yang akan

dijawab. Rumusan masalah 1 dan 2 akan dijawab menggunakan statistic deskriptif,

sedangkan rumusan masalah 3 akan dijawab menggunakan statistic paired T test.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan penerapan kegiatan outdoor

learning dengan kegiatan indoor learning terhadap tingkat kreativitas belajar peserta

didik pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng.

1. Deskripsi Tingkat Kreativitas Belajar Peserta Didik di SDN 15 Jolle

Kabupaten Soppeng dengan Menerapkan Kegiatan Outdoor Learning pada

Pembelajaran PAI di Kelas Eksperimen VA.

Pembelajaran yang dilaksanakan di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng di

kelas VA sebagai kelas eksperimen yaitu pembelajaran PAI degan menerapkan

kegiatan outdoor learning, dimana peserta didik belajar dalam sebuah kelompok

dibagi ke dalam dua kelompok yang terbagi atas kelompok perempuan dan laki-laki.

Setiap kelompok diminta untuk membuat karya dengan materi yang sudah diajarkan.

Sebelum peserta didik membuat sebuah karya, terlebih dahulu guru menjelaskan

kegiatan apa saja yang harus dilakukan peserta didik, setelah pemberian materi dari

peneliti, selanjutnya peserta didik mendiskusikan hal-hal yang berhubungan dengan

materi yang diberikan. Setelah selesai berdiskusi, masing-masing ketua kelompok

mempersentasikan hasil karya yang telah dibuat dengan teman kelompoknya. Di

Page 61: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

49

akhir pembelajaran, masing-masing peserta didik dari tiap kelompok menyimpulkan

hasil dari materi yang telah dipaparkan. Dilanjut peneliti memberikan saran kepada

peserta didik terkait materi yang telah diajarkan. Pembelajaran berlangsung selama

tiga kali pertemuan dengan menerapkan kegiatan outdoor learning dan tiap

pertemuan diamati langsung oleh guru mata pelajaran PAI sebagai observer. Pada

pertemuan ketiga peneliti membagikan angket kepada setiap peserta didik setelah

proses pembelajaran.

Adapun data diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dengan

langkah sebagai berikut:

a. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 4.1.1 Tabulasi Data Untuk Menghitung Frekuensi (Outdoor Learning)

Interval Skor Frekuensi Persentase (%)

69 – 72 1 5.9

73 – 76 3 17.6

77 – 80 13 76.5

Total 17 100

Berdasarkan pada table 4.1.1 di atas, maka diperoleh data peserta didik

dengan distribusi frekuensi terbesar berada pada skor 77-80, yang terdiri dari 13

orang peserta didik dengan persentase 76,5% dari 17 peserta didik.

Page 62: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

50

Tabel 4.1.2

Kategori Tingkat Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen

(Outdoor Learning )

Kategori Interval F Persentase (%)

Rendah x < 74,56

2 11,8

Sedang 74,56 ≤ x < 79,44

12 70,6

Tinggi 79,44 ≤ x

3 17,6

Total 17 100

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa

terdapat 2 peserta didik yang berada pada kategori rendah dengan persentase 11,8%,

12 peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase 70,6% dan 3 peserta

didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 17,6%. Hal ini menunjukkan

bahwa persentase terbesar tingkat kreativitas belajar peserta didik kelas eksperimen

berada pada kategori sedang yaitu 12 peserta didik dengan persentase 70,6%.

Adapun data hasil observasi aktivitas peserta didik selama proses

pembelajaran PAI pada kelas eksperimen yang diajar dengan menerapkan kegiatan

outdoor learning yang dilakukan pada tanggal 17 september, 24 september dan 1

oktober 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1.3 Data Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen

(Outdoor Learning)

No Indikator Pengamatan Pertemuan ke- Rata-

rata Persentase(%)

I II III

1 Peserta didik yang mampu 8 11 16 11.67 68.63

Page 63: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

51

menghasilkan gagasan,

jawaban, atau pertanyaan yang

bervariasi

2

Peserta didik yang mampu

melahirkan ungkapan yang

baru dan unik

6 12 9 9.00 52.94

3

Peserta didik yang mampu

menerima atau melaksanakan

tugas berat

12 13 17 14.00 82.35

4

Peserta didik yang mampu

mencari cara atau metode yang

praktis dalam belajar

13 14 17 14.67 86.27

5

Peserta didik yang mampu

mandiri dalam proses

pembelajaran

15 15 15 15.00 88.24

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan, diperoleh data

kreativitas belajar peserta didik dari yang tertinggi sampai yang terendah yaitu pada

indikator mampu mandiri dalam proses pembelajaran dengan persentase 88,24%,

mampu mencari cara atau metode yang praktis dalam belajar dengan persentase

86,27%, mampu melaksanakan tugas yang berat dengan persentase 82,35%, mampu

menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi dengan persentase

68,63%, dan mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik dengan persentase

52,94%.

Page 64: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

52

2. Deskripsi Tingkat Kreativitas Belajar Peserta Didik di SDN 15 Jolle

Kabupaten Soppeng dengan Menerapkan Kegiatan Indoor Learning pada

Pembelajaran PAI di Kelas Kontrol VB.

Adapun data yang diperoleh dari instrument angket kelas kontrol yang telah

dilakukan pada kelas VB SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng terdapat pada lampiran

B.

Data tersebut diolah menggunakan analisis statistic deskriptif dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 4.2.1

Tabulasi Data Untuk Menghitung Frekuensi (Indoor Learning)

Interval Skor Frekuensi Persentase (%)

46 – 51 13 76.5

52 – 57 3 17.6

76 – 81 1 5.9

Total 17 100

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data peserta didik dengan distribusi

frekuensi terbesar berada pada skor 46-51 yang terdiri dari 13 peserta didik dengan

persentase 76,5% dari 17 peserta didik.

Jika kreativitas belajar peserta didik dikelompokkan dalam tiga kategori

dengan menggunakan kategorisasi dari Saifuddin Azwar yaitu, kategori tinggi,

sedang dan rendah maka diperoleh data dalam tabel 4.2.2 berikut:

Page 65: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

53

Tabel 4.2.2

Kategori Tingkat Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas Kontrol

(Indoor Learning)

Kategori Interval F Persentase (%)

Rendah x < 43,59

0 0

Sedang 43,59 ≤ x < 58,41

16 94,1

Tinggi 58,41 ≤ x

1 5,9

Total 17 100

Berdasarkan tabel 4.2.2 dan di atas, dapat diketahui bahwa tidak terdapat

peserta didik dengan kreativitas rendah, pada kategori sedang terdapat 16 peserta

didik dengan persentase 94,1% dan 1 peserta didik dengan kreativitas belajar tinggi

dengan persentase 5,9%. Jadi dapat disimpulkan bahwa persentase terbesar

kreativitas belajar peserta didik kelas VB sebagai kelas kontrol berada pada kategori

sedang yaitu 16 peserta didik (94,1%).

Adapun data hasil observasi aktivitas peserta didik selama proses

pembelajaran PAI pada kelas kontrol yang diajar dengan menerapkan kegiatan

indoor learning yang dilakukan pada tanggal 21 september, 28 september dan 5

oktober 2018 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2.3 Data Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol (Indoor Learning)

No Indikator Pengamatan Pertemuan ke- Rata-

rata Persentase(%)

I II III

1 Peserta didik yang mampu

menghasilkan gagasan, 8 9 9 8.67 50.98

Page 66: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

54

jawaban, atau pertanyaan yang

bervariasi

2

Peserta didik yang mampu

melahirkan ungkapan yang

baru dan unik

8 8 7 7.67 45.10

3

Peserta didik yang mampu

menerima atau melaksanakan

tugas berat

10 8 7 8.33 49.02

4

Peserta didik yang mampu

mencari cara atau metode yang

praktis dalam belajar

9 8 8 8.33 49.02

5

Peserta didik yang mampu

mandiri dalam proses

pembelajaran

6 7 10 7.67 45.10

Berdasarkan tabel 4.2.3 di atas, dapat dilihat bahwa kreativitas belajar

peserta didik dari yang tertinggi sampai yang terendah yaitu pada indikator mampu

menghasilkan gagasan, jawaban, pertanyaan yang bervariasi dengan persentase 50,98

%, mampu menerima atau melaksanakan tugas berat dengan persentase 49,02 %,

mampu mencari cara atau metode yang praktis dalam belajar dengan persentase

49,02%, mampu melahirkan ungkapan baru dan unik dengan persentase 45,10 %, dan

mampu mandiri dalam proses belajar dengan persentase 45,10 %.

Page 67: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

55

3. Perbandingan Tingkat Kreativitas Belajar Peserta Didik dengan Menerapkan

Kegiatan Outdoor Learning dan Kegiatan Indoor Learning pada pembelajaran

PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng.

Pada bagian ini digunakan unuk menjawab rumusan masalah yang ketiga,

analisis yang digunakan adalah analisis statistik paired T test. Untuk melakukan

analisis data dalam menguji hipotesis, maka diperlukan uji prasyarat terlebih dahulu

meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Uji

normalitas berguna untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau

tidak. Dalam melakukan uji normalitas, digunakan pengujian normalitas

Kolmogorov Smirnov Z dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Kriteria

pengambilan keputusannya adalah apabila nilai maka data

berdistribusi normal dan jika nilai data tidak berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.3.1 Hasil Uji Normalitas Tingkat Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

N 17 17

Normal Parametersa Mean 51.94 77.12

Std. Deviation 6.887 2.713

Most Extreme

Differences

Absolute .321 .427

Positive .321 .144

Negative -.225 -.247

Kolmogorov-Smirnov Z 1.325 1.020

Asymp. Sig. (2-tailed) .060 .249

a. Test distribution is Normal.

Page 68: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

56

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z

pada tabel 4.3.1, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,060 untuk kreativitas belajar

peserta didik kelas eksperimen dan 0,249 untuk kreativitas belajar peserta didik

kelas kontrol. Kedua data tersebut memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari

0,05, maka kedua data tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data

kreativitas belajar peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen

homogen/mempunyai varians yang sama atau tidak. Kriteria pengambilan

keputusannya adalah jika nilai maka data homogen dan jika nilai

data tidak homogen atau jika berarti homogen,

dan jika berarti tidak homogen. Hasil uji normalitas tersebut

sebagai berikut:

Tabel 4.3.2 Hasil Uji Homogenitas Kreativitas Belajar Peserta Didik

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Levene Statistic Df Sig.

1.942 32 .173

Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel 4.3.2, diperoleh bahwa nilai

signifikansi sebesar 0,173. Hal itu berarti nilai yaitu 0,173 > 0,05 . Maka

kesimpulannya kedua data tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.

Page 69: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

57

c. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data kreativitas

belajar peserta didik pada kedua kelompok dalam penelitian ini berdistribusi normal

dan bersifat homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan

menggunakan uji Independent sample t-test. Uji perbedaan dengan menggunakan uji

Independent sample t-test ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan kreativitas belajar peserta didik antara kelas kontrol dengan kelas

eksperimen setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Adapun hipótesis statistik

sebagai berikut:

HO : Tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat kreativitas belajar peserta didik

yang diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning dengan peserta

didik yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning pada

pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng.

H1 : Terdapat perbedaan rata-rata tingkat kreativitas belajar peserta didik yang

diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning dengan peserta didik

yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning pada pembelajaran

PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng

Hipotesis penelitian akan diuji dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika maka ditolak. Jika maka diterima atau

jika , maka diterima dan jika , maka ditolak. Hasil uji

hipotesis tersebut sebagai berikut :

Page 70: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

58

Karena varians data homogen, maka dipilih kolom Equal variances assumed ,

dan pada baris t-test for Equality of Means diperoleh harga t = -14.023, df = 32, dan

Sig.(2-tailed) sebesar 0,000/2 = 0 < 0,05 dan yaitu -14.023 > -2.042

maka Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya pada taraf kepercayaan 95% dapat

disimpulkan bahwa terbukti kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan

menerapkan kegiatan outdoor learning lebih meningkat dari pada peserta didik yang

diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning pada pembelajaran PAI di SDN

15 Jolle Kabupaten Soppeng. Dalam hal ini, kreativitas belajar peserta didik kelas

yang diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning pada

pembelajaran PAI.

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Skor Equal

variances

assumed

1.942 .173 -14.023 32 .000 -25.176 1.795 21.520 28.833

Equal

variances

not

assumed

-14.023 20.849 .000 -25.176 1.795 21.441 28.912

Page 71: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

59

B. Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang telah diperoleh. Jenis

penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan desain penelitian yang

digunakan adalah nonequivalent posttest only control group design, yaitu

eksperimen yang dilaksanakan pada dua kelompok. Penelitian ini dilakukan dengan

memberikan perlakuan yang berbeda kepada dua kelompok, yaitu pada kelas

eksperimen (kelas VA) yang diberi perlakuan dengan kegiatan outdoor learning dan

pada kelas kontrol (kelas VB) yang diberi perlakuan dengan kegiatan indoor

learning.

Data-data yang telah didapatkan, selanjutnya diolah menggunakan analisis

statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial untuk menjawab rumusan

masalah yang telah disusun. Hasil dari analisis tersebut akan dibahas sebagai

berikut:

1. Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas VA yang Diajar dengan Menerapkan

Kegiatan Outdoor Learning pada Pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle

Kabupaten Soppeng

Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas VA sebagai kelas eksperimen yaitu

pembelajaran PAI dengan menerapkan kegiatan outdoor learning, dimana peserta

didik belajar dalam sebuah kelompok yang memiliki kemampuan yang heterogen.

Peserta didik dibagi ke dalam dua kelompok yang terdiri atas kelompok perempuan

dan laki-laki. Setiap kelompok diminta untuk membuat karya dengan materi yang

sudah diajarkan. Sebelum peserta didik membuat sebuah karya, terlebih dahulu guru

menjelaskan kegiatan apa saja yang harus dilakukan peserta didik, setelah pemberian

materi dari peneliti, selanjutnya peserta didik mendiskusikan hal-hal yang

Page 72: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

60

berhubungan dengan materi yang diberikan. Setelah selesai berdiskusi, masing-

masing ketua kelompok mempersentasikan hasil karya yang telah dibuat dengan

teman kelompoknya. Di akhir pembelajaran, masing-masing peserta didik dari tiap

kelompok menyimpulkan hasil dari materi yang telah dipaparkan. Dilanjut peneliti

memberikan saran kepada peserta didik terkait materi yang telah diajarkan.

Selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik lebih aktif dan kreatif

dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik mendapatkan pembelajaran

yang variatif sehingga peserta didik akan segar berpikir karena suasana yang

berganti. Outdoor learning membuat kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan,

karena peserta didik bebas dan leluasa bergerak, dapat memandang ke segala arah,

dan membuat pikiran mereka menjadi lebih fresh dan juga lebih bersemangat.

Pembelajaran yang dilakukan di luar kelas membuat peserta didik tidak akan merasa

jenuh atau bosan, namun justru merasa senang karena aktivitas di alam bebas

membuat peserta didik lebih antusias dalam bekerja mencari pengetahuan. Selain

itu, peserta didik saling bekerjasama untuk mengkaji dan memecahkan permasalahan

yang diberikan oleh guru. Peserta didik saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, peserta didik menjadi

lebih mandiri dalam belajar dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dalam

pembelajaran. Artinya, sebelum diterapkan metode pembelajaran outdoor, kegiatan

belajar mengajar masih terfokus oleh guru. Siswa kurang aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan metode pembelajaran outdoor

untuk kelas eksperimen proses pembelajaran lebih aktif dan kreatif dibanding kelas

kontrol yang menggunakan metode konvensional. Pembelajaran berlangsung selama

tiga kali pertemuan dengan menerapkan satu kali pertemuan untuk kegiatan outdoor

Page 73: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

61

learning dan tiap pertemuan diamati langsung oleh guru mata pelajaran PAI sebagai

observer. Pada pertemuan ketiga peneliti membagikan angket kepada setiap peserta

didik setelah proses pembelajaran.

2. Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas VB yang Diajar dengan Menerapkan

Kegiatan Indoor Learning pada Pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten

Soppeng

Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas VB sebagai kelas kontrol yaitu

pembelajaran PAI dengan menggunakan kegiatan indoor learning yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran langsung seperti metode ceramah, tanya jawab,

demonstrasi, dan penugasan sehingga pembelajaran masih terpusat pada guru

(teacher centered approach). Peneliti yang bertindak sebagai guru menjelaskan

tentang materi pembelajaran tentang kitab-kitab Allah dan kemudian peserta didik

mendiskusikan materi tersebut, dan bertanya apabila ada materi yang belum

dipahami.

Selama proses pembelajaran, peserta didik kurang terlibat dalam

pembelajaran. Masih banyak peserta didik yang tidak mampu mencari informasi dari

temannya yang lain terkait dengan materi pembelajaran. Peserta didik menjadi

kurang aktif dalam bekerja dan berpendapat. Pada proses pembelajaran dengan

metode konvensional pendidik hanya memberikan materi secara searah, yakni dalam

bentuk satu arah komunikasi (teacher oriented) sehingga pembelajaran terkesan kaku

dan peserta didik tidak tertarik dengan materi pembelajaran. Pada akhir

pembelajaran, peneliti memberikan tugas kepada peserta didik terkait materi kitab-

kitab Allah yang telah diajarkan. Pembelajaran berlangsung selama tiga kali

pertemuan dengan menerapakan model pembelajaran konvensional dan tiap

pertemuan diamati langsung oleh guru mata pelajaran PAI sebagai observer. Pada

Page 74: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

62

pertemuan ketiga peneliti membagikan angket kepada setiap peserta didik setelah

proses pembelajaran.

3. Perbandingan Kreativitas Belajar Peserta Didik yang Diajar dengan

Menerapkan Kegiatan Outdoor Learning dengan Kegiatan Indoor Learning

pada Pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbukti bahwa tingkat kreativitas

belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning lebih

meningkat dari pada kelas yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning.

Dalam hal ini, kreativitas belajar peserta didik kelas yang diajar dengan menerapkan

kegiatan outdoor learning lebih tinggi karena kegiatan pembelajaran yang diterapkan

pada kelas ini lebih berpusat pada peserta didik dan mereka bertanggung jawab

mempelajari sub topik sendiri dan menjelaskan ke peserta didik yang lain dalam

kelompoknya sehingga mereka berusaha untuk aktif dan berkomunikasi lebih

intensif dalam proses pembelajaran. Sedangkan kreativitas belajar peserta didik

kelas yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning lebih rendah karena

masih menggunakan model pembelajaran langsung yang lebih berpusat pada guru

sehingga pembelajaran terkesan kaku dan peserta didik kurang dalam meningkatkan

kerjasama antar sesama teman dalam proses pembelajaran PAI. Dengan demikian

hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tias Ellsa

Arqinilla yang menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan kegiatan outdoor

Page 75: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

63

learning merupakan kegiatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

kreativitas belajar Kelas VII SMPN 1 Rembang Purbalingga.1

Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Amaliah Mu’milah

menyimpulkan bahwa kegiatan outdoor study lebih efektif dibandingkan dengan

metode konvensional terhadap hasil belajar peserta didik.2

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Evita Anggereini yang

menyimpulkan bahwa siswa dengan pembelajaran lingkungan outdoor lebih tinggi

tingkat berwawasan lingkungannya dari pada siswa yang mendapat pembelajaran

indoor.3

Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi hasil belajar

siswa yang menggunakan metode pembelajaran outdoor lebih tinggi dari pada siswa

yang diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional.4

Berdasarkan hasil analisis statistik paired T test dan penelitian terdahulu

yang relevan, serta uraian teori maka peneliti menyimpulkan bahwa terbukti bahwa

1Tias Ellsa Arqinila, “Efektivitas Pembelajaran Gambar Bentuk Indoor dan Outdoor di Kelas

VII SMPN 1 Rembang Purbalingga”, Kumpulan Artikel Mahasiswa Jurusan Seni Rupa, vol. 2 no. 1

(2013), h. 8.

2Amaliyah Mu’milah, dkk,”Studi Komparasi tentang Pembelajaran Menggunakan Metode

Outdoor Study dengan Metode Konvensional Bermediakan Slide Power Point Materi Lingkungan

Hidup Siswa Kelas XI IIS SMAN 01 Kersana Tahun 2014/ 2015”, Kumpulan Artikel Mahasiswa

Jurusan Pendidikan Geografi, vol. 3 no.8 (2015), h. 64.

3Evita Anggereini, dkk,“Pengaruh Pengetahuan tentang Konsep Ekosistem dan

Pembelajaran Lingkungan Outdoor dan Indoor terhadap Perilaku Berwawasan Lingkungan Siswa”,

Kumpulan Artikel Staf Pengajar Universitas Jambi, vol. 5 no. 2 (2016), h. 7.

4Ahmad Fauzi, “Pengaruh Pembelajaran Outdoor terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama

Islam Siswa Kelas VIII Di SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan”, Skripsi (Jakarta: Fak. Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 122.

Page 76: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

64

tingkat kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan kegiatan

outdoor learning lebih meningkat dari pada peserta didik yang diajar dengan

menerapkan kegiatan indoor learning di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng.

Page 77: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kreativitas belajar peserta didik kelas VA yang diajar dengan menerapkan

kegiatan outdoor learning pada pembelajaran PAI diperoleh skor terendah

yaitu 69 dan nilai tertinggi adalah 80. Berdasarkan tabel kategorisasi dapat

diketahui bahwa terdapat 2 peserta didik yang berada pada kategori rendah

(11,8%), 12 peserta didik berada pada kategori sedang (70,6%), dan 3 peserta

didik berada berada pada kategori tinggi (17,6%).

2. Kreativitas belajar peserta didik kelas VB yang diajar dengan menerapkan

kegiatan indoor learning diperoleh skor terendah sebesar 46 dan nilai tertinggi

adalah 77. Berdasarkan tabel kategorisasi dapat diketahui bahwa tidak

terdapat peserta didik yang berada pada kategori rendah (0%), 16 peserta

didik berada pada kategori sedang (94,1%), dan 1 peserta didik berada berada

pada kategori tinggi (5,9%).

3. Berdasarkan hasil output SPSS pada uji hipotesis menggunakan Independent

Sample t Test yang dilakukan pada data kreativitas belajar peserta didik kelas

yang diajar dengan menerapkan kegiatan outdoor learning dan kelas yang

diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning menunjukkan nilai Sig.(2-

tailed) sebesar 0,000/2= 0,002< 0,05 dan yaitu -14.023 > -2.131.

Kesimpulan yang diambil adalah ditolak dan diterima atau terbukti

bahwa tingkat kreativitas belajar peserta didik yang diajar dengan menerapkan

Page 78: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

kegiatan outdoor learning lebih meningkat dari pada kelas yang diajar dengan

menerapkan kegiatan indoor learning. Artinya, peserta didik yang diajar

dengan menerapkan kegiatan outdoor learning pada pembelajaran PAI

memiliki kreativitas belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta

didik yang diajar dengan menerapkan kegiatan indoor learning pada

pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng.

B. Implikasi Penelitian

Didasarkan pada kesimpulan yang diperoleh, maka penelitian ini

berimplikasi sebagai berikut:

1. Kegiatan outdoor learning menurut teori yang dikaji pada dasarnya dapat

diterapkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas belajar

peserta didik dengan memanfaatkan lingkungan yang ada di sekitarnya.

2. Kreativitas belajar peserta didik pada pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle

Kabupaten Soppeng berada pada kategori sedang sehingga masih perlu

perbaikan atau mencari faktor lain yang mampu meningkatkan kreativitas

belajar peserta didik.

Page 79: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

66

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Abdul Malik Karim, dan Djumransjah. Pendidikan Islam.Malang : UIN-Malang Press, 2007.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet. XIII; Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2006.

-------.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara,2012.

Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Cet. 1; Jakarta : Ciputat Pers, 2002.

Arqinila, Tias Ellsa. “Efektivitas Pembelajaran Gambar Bentuk Indoor dan Outdoor di Kelas VII SMPN 1 Rembang Purbalingga”, Kumpulan Artikel Mahasiswa Jurusan Seni Rupa.Vol. 2 no. 1 (2013).

Azwar, Saifuddin. Tes Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar.Edisi II: Cet. XIV; Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013.

-------.Penyusunan Skala Psikologi. Cet. VI; Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 2004.

Craft, Anna. Me-Refresh Imajinasi dan Kreativitas Anak-Anak.Cet. I; London: Cerdas Pustaka, 2000.

Daradjat, Zakiah.Metodologi Pengajaran Agama Islam.Cet.III; Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008.

Fauzi, Ahmad. “Pengaruh Pembelajaran Outdoor terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII Di SMP Nusantara Plus Tangerang Selatan”, Skripsi. Jakarta: FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ginting, Abdurrahman. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora, 2018.

Hanafy, Muh. Sain.Paradigma Pendidikan Islam & Upaya Pengembangannya pada Madrasah.Makassar: Alauddin University Press, 2012.

Hartono.Analisis Item Instrumen. Cet. I; Pekanbaru Riau:ZanafaPublishing, 2015.

Husamah.Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Cet.1; Jakarta : Prestasi Pustaka, 2013.

Irawan, Made Putra, dkk.“Pengaruh Pengetahuan tentang Konsep Ekosistem dan Pembelajaran Lingkungan Outdoor dan Indoor terhadap Perilaku Berwawasan Lingkungan Siswa”, Kumpulan Artikel Staf Pengajar Universitas Jambi, vol. 5 no. 2 (2016).

Lestari, Karunia Eka danMokhammad Ridwan Yudhanegara. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT RafikaAditam, 2017.

Mirrahimi, Seyedehzahra, dkk. Developing Condusive Sustainable Outdoor Learning: The Impact of Natural environment on Learning, Social and Emotional Intelligence”, Journal of Sciencederect: Procedia Engineering2011.

Page 80: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

67

Monthy P. Satiadarma & Fidelis E. Waruwu.Mendidik Kecerdasan.Jakarta : Pustaka Populer Obor, 2003.

Munandar, Utami. Pengenbangan Kreativitas Anak Berbakat. Cet.1; Jakarta : Rineka Cipta, 1999.

Mu’milah, Amaliyah, dkk. “Studi Komparasi tentang Pembelajaran Menggunakan Metode Outdoor Study dengan Metode Konvensional Bermediakan Slide Power Point Materi Lingkungan Hidup Siswa Kelas XI IIS SMAN 01 Kersana Tahun 2014/ 2015”, Kumpulan Artikel Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi.vol. 3 no.8 (2015).

Prastya, Joko Tri, dkk. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia, 2005.

Rachmawati, Yeni. Strategi Pengembangan Kreativitas pada AnakUsia Taman Kanak-Kanak. Cet. 1; Jakarta : Prenada Publishing, 2010.

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2012.

Rivai, dan Sudjana.Media Pengajaran. Cet.1; Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2010.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Satiadarma, Monthy P, & Fidelis E. Waruwu.Mendidik Kecerdasan.Jakarta : Pustaka Populer Obor, 2003.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Cet. V; Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 147-148.

Subana, dkk.Statistik Pendidikan. Cet. VII; Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Sudarmanto, R. Gunawan. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS.Cet. I; Graha Ilmu: Yogyakarta, 2005.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

-------. Pengantar Statistik Pendidikan. Cet.XXIV; Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012.

Sugiyono.Statistik untuk Penelitian.Cet. XIV; Bandung : Alfabeta, 2009.

-------.Metode Penelitian Administrasi. Cet. XXII; Bandung: Alfabeta, 2014.

-------. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Cet.XXII; Bandung : Alfabeta, 2015.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Cet.IX; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

Sutikno, M. Sobry, dkk. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami. Bandung: Rafika Aditama, 2007.

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam.Bandung : CV PUSTAKA SETIA, 1999.

Page 81: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

68

Universitas Islam Negeri Alauddin.Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian. Makassar: Alauddin University Press, 2013.

Vera, Adelia. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study). Cet. 1; Jogjakarta : Diva Dress, 2012.

Widiasworo, Erwin. Strategi dan Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas (Outdoor Learning). Cet.1; Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2017.

Yee, Cally Cheng, dkk. “A Comparative Study of The Impacts and Students Perceptions of Indoor and Outdoor Learning in The Classroom”, Journal of Asia-Pacific Forum: Science Learning and Teaching 2013.

Page 82: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

LAMPIRAN A

Lembar Angket (kuesioner)

Pedoman Observasi

Page 83: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

LEMBAR ANGKET (KUESIONER)

Nama :

Kelas :

Petunjuk :

1. Skala atau angket ini berisikan pertanyaan tentang apa yang anda rasakan

atau lakukan dalam proses belajar PAI.

2. Tiap item atau pertanyaan tersedia lima pilihan yaitu:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

KS : Kurang Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

3. Pilihlah salah satu dari lima pilihan tesebut yang sesuai dengan pengalaman

anda dalam belajar PAI untuk masing-masing item.

4. Kejujuran anda dalam menjawab angket ini mempunyai arti yang tak

terhingga nilainya.

5. Berilah tanda “ √ ” untuk setiap jawaban yang anda kemukakan.

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Jika guru memberikan pertanyaan, saya

merasa malu menjawab pertanyaan dari

guru

2. Saya senang memikirkan cara-cara baru

untuk melakukan sesuatu dalam belajar

PAI

3. Saya merasa kurang senang apabila guru

menyuruh saya menyelesaikan soal-soal di

depan kelas

Page 84: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

4. Saya senang apabila guru melanjutkan

topik baru, karena saya ingin tahu banyak

tentang pelajaran selanjutnya

5. Saya berusaha menyelesaikan sendiri

tugas-tugas yang diberikan oleh guru

6. Saya lebih suka kalau tidak ditanya oleh

guru pada saat belajar

7. Jika ada tugas PAI yang sulit diselesaikan,

saya tidak mau menyerah begitu saja

8. Saya tidak senang jika belum menanggapi

pertanyaan guru maupun pertanyaan teman.

9. Saya memiliki cara berpikir yang berbeda

dari pada yang lain

10. Saya berupaya sendiri dalam

menyelesaikan tugas sebelum bertanya

pada teman

11. Saya berusaha agar dapat mengerjakan

semua tugas-tugas dengan sebaik-baiknya,

walaupun tugas itu merupakan tugas

kelompok

12. Saya senang memikirkan dan mencoba

cara-cara baru yang dianggap praktis untuk

mempelajari PAI

13. Jika ada penjelasan dari guru PAI yang

kurang jelas, saya langsung

menanyakannya

14. Kerja kelompok merupakan hal

menyenangkan, karena saya dapat

menyumbangkan banyak ide dalam kerja

kelompok

15. Saya senang diam dalam proses belajar

mengajar daripada memberikan jawaban

yang salah

16. Saya memeriksa hasil pekerjaan dengan

teliti

17. Jika ada tugas PAI, saya langsung mencari

buku-buku PAI untuk menyelesaikannya

18. Saya mampu menyelesaikan tugas tepat

waktu

Page 85: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

19. Saya merasa malu menjawab pertanyaan

dari guru

20. Saya mampu belajar PAI meskipun tidak

dibimbing oleh guru

Page 86: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

PEDOMAN OBSERVASI

Petunjuk :

Berilah tanda check-list (√) pada kolom sesuai keadaan dan pengamatan

saudara dengan aspek pengamatan sebagai berikut:

1 : Mampu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi

2 : Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik

3 : Mampu menerima atau melaksanakan tugas berat

4 : Mampu mencari cara atau metode yang praktis dalam belajar

5 : Mampu mandiri dalam proses pembelajaran

No Nama Siswa Aspek yang diamati

Ket

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Page 87: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Page 88: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

31

32

33

34

Jolle, 2018

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran/Observer, Praktikan,

H. Beddu, S.Pd.I. Supriani

NIP. 19601231 199403 1 051 NIM. 20100114118

Page 89: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

LAMPIRAN B

Data Angket Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas VA yang

Diajar dengan Menerapkan Kegiatan Outdoor Learning pada

Pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng

Data Angket Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas VB yang

Diajar dengan Menerapkan Kegiatan Indoor Learning pada

Pembelajaran PAI di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng

Hasil Output SPSS

Page 90: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

Data Angket Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas VA yang Diajar

dengan Menerapkan Kegiatan Outdoor Learning pada Pembelajaran PAI

di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng

No Siswa Skor

1 Responden 1 78

2 Responden 2 77

3 Responden 3 78

4 Responden 4 76

5 Responden 5 77

6 Responden 6 80

7 Responden 7 78

8 Responden 8 78

9 Responden 9 76

10 Responden 10 80

11 Responden 11 79

12 Responden 12 80

13 Responden 13 77

14 Responden 14 77

15 Responden 15 73

16 Responden 16 78

17 Responden 17 69

Sumber data : Hasil Angket Peserta Didik Kelas VA

Page 91: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

Data Angket Kreativitas Belajar Peserta Didik Kelas VB yang Diajar

dengan Menerapkan Kegiatan Indoor Learning pada Pembelajaran PAI

di SDN 15 Jolle Kabupaten Soppeng

No Siswa Skor

1 Responden 1 51

2 Responden 2 46

3 Responden 3 50

4 Responden 4 50

5 Responden 5 50

6 Responden 6 49

7 Responden 7 53

8 Responden 8 51

9 Responden 9 57

10 Responden 10 50

11 Responden 11 48

12 Responden 12 77

13 Responden 13 49

14 Responden 14 49

15 Responden 15 49

16 Responden 16 51

17 Responden 17 53

Sumber data : Hasil Angket Peserta Didik Kelas VB

Page 92: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

Hasil Output SPSS

Frequencies

[DataSet0]

Statistics

Kegiatan Outdoor Kegiatan Indoor

N Valid 17 17

Missing 0 0

Mean 1.06 .06

Median 1.00 .00

Minimum 0 0

Maximum 2 1

Sum 18 1

Frequency Table

Kegiatan Outdoor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 2 11.8 11.8 11.8

Sedang 12 70.6 70.6 82.4

Tinggi 3 17.6 17.6 100.0

Total 17 100.0 100.0

Kegiatan Indoor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sedang 16 94.1 94.1 94.1

Tinggi 1 5.9 5.9 100.0

Total 17 100.0 100.0

Page 93: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

Frequencies

[DataSet0]

Statistics

Kegiatan Outdoor Kegiatan Indoor

N Valid 17 17

Missing 0 0

Frequency Table

Kegiatan Outdoor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 69 - 72 1 5.9 5.9 5.9

73 - 76 3 17.6 17.6 23.5

77 - 80 13 76.5 76.5 100.0

Total 17 100.0 100.0

Kegiatan Indoor

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 46 - 51 13 76.5 76.5 76.5

52 - 57 3 17.6 17.6 94.1

76 - 81 1 5.9 5.9 100.0

Total 17 100.0 100.0

Page 94: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Kegiatan Outdoor 77.12 17 2.713 .658

Kegiatan Indoor 51.94 17 6.887 1.670

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Kegiatan Outdoor & Kegiatan

Indoor 17 .164 .529

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Kegiatan Outdoor -

Kegiatan Indoor 25.176 6.975 1.692 21.590 28.763 14.882 16 .000

T-Test

[

Group Statistics

Kategori N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil Kegiatan Outdoor 17 77.12 2.713 .658

Kegiatan Indoor 17 51.94 6.887 1.670

Page 95: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Hasil Equal variances

assumed 1.942 .173 14.023 32 .000 25.176 1.795 21.520 28.833

Equal variances not

assumed

14.023

20.84

9 .000 25.176 1.795 21.441 28.912

Page 96: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

LAMPIRAN C

Dokumentasi Penelitian

Page 97: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

DOKUMENTASI PENELITIAN

PBM (Proses Belajar Mengajar) Kelas Eksperimen

Page 98: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

Kegiatan Outdoor Learning

Page 99: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan
Page 100: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan
Page 101: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

Pengisian Angket

Page 102: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

PBM (Proses Belajar Mengajar) Kelas Kontrol

Kegiatan Indoor Learning

Page 103: PERBANDINGAN PENERAPAN KEGIATAN OUTDOOR ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13211/1/Perbandingan...iv KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan nikmat dan

RIWAYAT HIDUP

Supriani adalah nama penulis yang merupakan sebuah

nama yang diberikan dari kedua orang tua Lagama Hanreng

dan Arijah. Penulis dilahirkan di Jolle, Kabupaten Soppeng

pada 04 Juni 1995, terlahir sebagai anak keenam dari enam

bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan dari SD Negeri 15 Jolle

(2002-2008), kemudian melanjutkan studi di MTs DDI Jolle tahun 2008-2011.

Setelah lulus, penulis melanjutkan studi di SMA Negeri 4 Watampone (saat ini

SMA Negeri 13 Watampone) pada tahun 2011-2014. Adapun organisasi yang

digeluti penulis saat itu sebagai anggota ROHIS (Rohani Islam) tahun 2012-2014,

dan berhasil lulus sebagai alumni terbaik jurusan Bahasa pada tahun 2014.

Melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas adalah salah satu impian

penulis. Penulis diterima di salah satu kampus negeri di Makassar, yaitu UIN

Alauddin Makassar melalui jalur UMPTKIN di Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, khususnya di Jurusan Pendidikan Agama Islam. Selama perkuliahan,

pengalaman organisasi penulis dapatkan yakni sebagai anggota bidang Syiar

LDK AL Jami’ tahun 2015, anggota pencak silat TAPAK SUCI tahun 2015-2017.

Penulis menyelesaikan PPL selama 3 bulan di MAN 1 Makassar.

Selanjutnya ber-KKN di Desa Buakkang, Kecamatan Sapaya, Kabupaten Gowa

dengan sejuta kisah pengabdian untuk masyarakat pedesaan. Dengan adanya

motivasi dari berbagai pihak sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir

skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini mampu memberikan kontribusi positif bagi

dunia pendidikan.