perbandingan pemberian terapi besi oral

13
READING JOURNAL Perbandingan Pemberian Terapi Besi Oral Satu Minggu Sekali dengan Satu Minggu Dua Kali dan Harian pada Anak Menderita Anemia Defisiensi Besi di Yordania Oleh : Elga Putri Indanarta G99141046/ D-5 Dewantari Saputri G99141047/ D-6 Pembimbing : Septin W, dr., Sp.A, MKes

Upload: sheilla-elfira

Post on 22-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

anak

TRANSCRIPT

READING JOURNAL

Perbandingan Pemberian Terapi Besi Oral Satu Minggu Sekali dengan Satu Minggu Dua Kali dan Harian pada Anak Menderita Anemia Defisiensi Besi di Yordania

Oleh :Elga Putri IndanartaG99141046/ D-5Dewantari SaputriG99141047/ D-6

Pembimbing :Septin W, dr., Sp.A, MKes

KEPANITERAAN KLINIK SMF / BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD Dr. MOEWARDISURAKARTA2015

Perbandingan Pemberian Terapi Besi Oral Satu Minggu Sekali dengan Satu Minggu Dua Kali dan Harian pada Anak Menderita Anemia Defisiensi Besi di YordaniaAbstrak Efikasi terapi zat besi oral yang diberikan secara harian dibandingkan dengan dua kali seminggu dan sekali seminggu dianalisis untuk mengoptimalkan protokol pengobatan Anemia Defisiensi Besi (ADB) di kalangan anak-anak Yordania. Dilakukan penyaringan pada seratus empat puluh delapan anak-anak berusia antara 6 sampai 60 bulan dengan perkiraan kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 11 g / dl, kemudian secara acak dibagi menjadi tiga kelompok penerima terapi besi oral untuk jangka waktu 12 minggu (kelompok pertama dengan dosis tunggal satu kali seminggu, kelompok kedua menerima dosis dua kali seminggu, dan kelompok ketiga menerima dosis harian). Kadar Hb diuji 3 dan 12 minggu setelah terapi, sementara ferritin diuji setelah 12 minggu pengobatan. Pengamatan ditujukan pada kenaikan yang paling signifikan dalam konsentrasi Hb setelah 12 minggu pengobatan. Suplemen besi setelah 3 minggu pada semua kelompok perlakuan ternyata mirip, dan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam konsentrasi Hbantara ketiga kelompok itu. Pada akhir minggu ketiga, anemia terkoreksi masing-masing sebesar 18, 11,8 dan 23,4% pada kelompok harian, kelompok dua kali seminggu, dan kelompok sekali seminggu.Di sisi lain, persentase pemulihan anemia masing-masing adalah 78, 90,2 dan 74,5% di akhir minggu ke-12 terapi besi. Persentase koreksi Hb sebanding dalam tiga kelompok perlakuan, dan tidak ada perbedaan yang signifikan dilaporkan antara ketiganya, baik di minggu ke-3 atau minggu ke-12 terapi. Kadar feritin setelah 12 minggu pada kelompok harian serupa dengan kelompok dua kali seminggu terapi dan secara signifikan lebih tinggi daripada feritin pada kelompok perlakuan sekali seminggu. Meskipun anemia pada ketiga kelompok perlakuan terkoreksi setelah 3 dan 12 minggu terapi besi oral, penulis menyimpulkan bahwa regimen dua dosis per minggu adalah yang paling efektif dalam menyelesaikan anemia dengan biaya dan efek samping yang lebih sedikit.PendahuluanAnemia defisiensi besi (ADB) adalah salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia, yang dialami oleh lebih dari dua miliar orang penderita. Prevalensi ADB pada anak-anak di negara maju dilaporkan sebesar 9%, sedangkan pada anak-anak di negara-negara berkembang, mencapai 45-84%. Hampir seluruh penelitian mengungkapkan korelasi yang jelas antara ADB dengan status sosial ekonomi yang buruk, seperti tingginya jumlah penghuni, tingkat pendidikan yang rendah, dan pendapatan keluarga yang rendah. ADB dapat mempengaruhi perkembangan anak, menurunkan nafsu makan dan menurunkan resistensi terhadap infeksi terutama pada balita. Akibatnya, menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang serius bagi individu dan pembangunan nasional.Prevalensi anemia di Yordania adalah sekitar 15,3% di antara anak-anak sekolah dan 8,8% pada bayi. Persentase ini dapat mencapai hingga 50% dalam beberapa penelitian dengan sampel kecil. Suplemen zat besi banyak direkomendasikan sebagai pengobatan pilihan untuk ADB. Keberhasilan pengobatan terbatas karena persediaan suplemen zat besi yang tidak memadai, biaya cakupan rendah, dan kepatuhan terhadap durasi panjang dari yang dibutuhkan pada dosis harian. Keterbatasan lain juga menurunkan toleransi terhadap terapi besi seperti rasa logam yang tidak menyenangkan, pewarnaan gelap pada gigi, serta ketidaknyamanan di perut.Dalam pencarian untuk strategi untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kepatuhan dan efektivitas, serangkaian studi dilakukan untuk menyelidiki alternatif terhadap suplemen zat besi harian, sejak gagasan suplemen secara intermiten bukan harian dirasa lebih murah dan lebih mudah untuk dikelola. Suplemen zat besi secara intermiten dibandingkan dengan dosis harian telah menjadi topik panas diskusi selama bebera waktu namun beberapa penelitian tidak mengungkapkan perbedaan yang jelas antara kedua regimen. Studi yang dilakukan di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa dosis sekali seminggu atau dua kali seminggu adalah sama efektif dengan dosis zat besi . Perbedaan perlakuan antara kelompok yang menerima dosis harian dan dua kali seminggu tidak signifikan setelah koreksi untuk konsentrasi hemoglobin awal.Survei ini memperkenalkan sebuah studi percobaan klinis pada validitas tiga regimen terapi yang berbeda untuk terapi besi oral dalam populasi anak di Yordania, provinsi Irbid yang menderita ADB. Dampak ADB di seluruh dunia dan protokol yang efektif diimplementasikan untuk menurunkan konsekuensi pada kesehatan dan pembangunan juga dibahas secara ringkas.Bahan dan MetodeSurvei ini merupakan studi percobaan klinis acak yang dirancang untuk menilai efektivitas terapi zat besi oral harian dibandingkan dua kali seminggu dan sekali seminggu, untuk mengoptimalkan pedoman pengobatan ADB pada anak-anak Yordania. Penelitian ini dilakukan di provinsi Irbid Yordania di rumah sakit Princess Rahma dari Maret 2003 hingga September 2004. Provinsi yang terletak di utara Yordania ini meliputi wilayah seluas 1.572 km2 dengan populasi sekitar satu juta sembilan puluh ribu orang (557.200 laki-laki dan perempuan 530.900), yang mewakili 25% dari total populasi Yordania. Warga daerah hidup dalam berbagai kondisi sosial ekonomi, dari hunian padat penduduk hingga perumahan yang makmur di kabupaten, daerah pedesaan yang jarang penduduknya dan kumpulan pengungsi Palestina (82,9% perkotaan dan 17,1% perdesaan).Semua pengunjung klinik pediatrik di Rumah Sakit Princess Rahma dengan estimasi Hb kurang dari 11 g/dl dan berusia antara 6 -60 bulan didaftar dalam penelitian ini. Informed consent ditandatangani oleh semua orang tua peserta dan disetujui oleh Dewan Etika Medik Rumah Sakit. Pasien ADB yang menderita kelainan pencernaan, ginjal, jantung dan penyakit darah dikeluarkan dari penelitian. Informasi diperoleh dari orang tua dengan kuesioner untuk menilai masalah pribadi, demografi, dan variabel sosial ekonomi seperti usia, jenis kelamin, berat lahir, pola makan, pendapatan bulanan keluarga, dan pendidikan orang tua. Hemoglobin dan konsentrasi feritin serum digunakan untuk menilai status besi dari sampel darah vena di awal. Sejumlah 5 ml darah diambil dan 2 ml adalah dimasukkan ke dalam tabung EDTA untuk pemeriksaan Hb, morfologi darah, skrining thalassemia dan disimpan dalam kotak es. Sisa 3 ml disimpan di plastik tabung tertutup pada suhu kamar untuk pengukuran feritin serum. Semua spesimen dianalisis di laboratorium dalam waktu 3 jam dari setelah pengambilan.Hemoglobin diukur dengan mesin otomatis, dan setiap subjek dengan abnormalitas pada pembacaan hitung eritrosit, tes kerapuhan osmolaritas atau tes presipitasi dichlorophenol indophenol sebagai penapis potensi thalassemia dan penyakit hemolitik, dikeluarkan dari penelitian. Ferritin serum dinilai dengan metode immunoassay enzim partikel mikro.Sebanyak 148 peserta yang memenuhi syarat lalu dikelompokkan secara acak menjadi tiga kelompok perlakuan, kelompok pertama menerima dengan dosis tunggal besi sekali seminggu, kelompok kedua menerima dua dosis per minggu, dan kelompok ketiga satu dosisper hari. Setiap kelompok terdiri dari anak-anak dengan jumlah, jenis kelamin dan usia yang hampir sama proporsinya.Perhitungan suplemen zat besi didasarkan pada dosis harian yang direkomendasikan dari berat badan 6 mg / kg elemental besi dalam bentuk suspensi. Dosis ini diberikan kepada setiap subjek dalam tiga kelompok, dan konsentrasi Hb dinilai pada minggu ke-3 dan 12 setelah terapi, sedangkan feritin dinilai 12 minggu setelah pengobatan.Data dianalisis menggunakan PC dan program statistik SPSS secara tes statistik multi-faktorial setara uji t, Chi square dan ANOVA. Data dianggap signifikan jika nilai p kurang dari 0,05.

HasilSelama masa penelitian, awalnya 176 anak-anak direkrut. Namun 28 anak dikeluarkan dari penelitian, 14 anak tidak memenuhi kriteria seleksi karena mereka menderita jenis lain dari anemia bukan anemia defisiensi besi, 9 gagal menyelesaikan persyaratan obat, dan 5 anak tidak bisa dihubungi. Jadi 148 anak dianalisis, 47 menerima suplemen besi di tingkat satu dosis per minggu, 50 menerima dua dosis per minggu dan 51 menerima dosis harian.Jumlah sampel anak dibagi dalam tiga kelompok yang diperlakuan sama dari waktu pengacakan dan tidak ada perbedaan yang signifikan terlihat antara tiga kelompok dalam kaitannya dengan sosio-demografis karakteristik mereka (Tabel 1). Selain itu, awal konsentrasi hemoglobin dan tingkat feritin secara statistic serupa dalam tiga kelompok (P = 0,597 dan 0.35 masing-masing).Konsentrasi Hb meningkat dengan signifikan di semua tiga kelompok setelah 3 dan 6 minggu pengobatan (Tabel 2, P = 0,000).

Tabel 3 menunjukkan bahwa efek dari suplemen besi setelah 3 minggu adalah serupa dalam tiga kelompok perlakuan, dan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam konsentrasi Hb antara harian dan sekali kelompok mingguan (P = 0,507), antara kelompok harian dan dua kali seminggu (P = 0,496), dan antara kelompok mingguan dan dua kali seminggu (P = 0.99). Sebaliknya, perbedaan statistik tetap signifikan setelah 12 minggu pengobatan antara harian dan dua kali kelompok mingguan (P = 0,99), sedangkan konsentrasi Hb menjadi secara signifikan lebih tinggi pada kelompok harian versus mingguan kelompok (P = 0,01), dan pada kelompok dua kali seminggu versus kelompok mingguan (P = 0,03).

Tabel 4 menunjukkan bahwa kadar feritin serupa pada kedua kelompok harian dan dua kali seminggu setelah 12 minggu besi pengobatan (P = 0,933) tetapi secara signifikan lebih tinggi dibandingkan untuk kelompok perlakuan mingguan setelah periode yang samawaktu (masing-masing P = 0,003, 0,005).

Tabel 5 menunjukkan bahwa anemia telah diselesaikan pada akhir minggu ke-3 (Hb C 11 gm / dl) di 18, 11,8 dan 23,4% dari harian, dua kali seminggu, dan sekali kelompok mingguan, masing-masing. Hb Persentase recovery adalah sebanding dalam pengobatan tiga kelompok, dan tidak ada perbedaan yang signifikan dilaporkan antara mereka baik di 3 minggu (P = 0,32) atau 12 minggu (P = 0,11) terapi besi oral.

Diskusi Anemia defisiensi besi pada anak-anak prasekolah merupakan masalah kesehatan utama disebagian besar negara, terutama di negara berkembang, yang memiliki dampak yang besar pada kesehatan [2, 4, 7, 8, 12] . Jordan, sebagai negara berkembang, menghadapi masalah seperti langkah-langkah yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan dan pejabat pemerintah untuk meningkatkan perawatan medis, pendidikan, dan perawatan sosial-medis relawan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk fokus pada masalah ini dan menemukan terapi besi terbaik oral untuk digunakan sebagai pengobatan dengan skrining populasi anak-anak Irbid provinsi di North Yordania.Biaya dan kebijakan, terapi besi tidak menambah beban apapun ke keluarga kasus yang dipelajari. Efek samping dari terapi besi adalah ringan dan termasuk tinja gelap, perut tidak nyaman dan sembelit. Keterbatasan studi yang dihadapi kecil dan termasuk terapi besi yang diteliti hanya pada empat kasus, dan hilangnya kontak dengan lima kasus yang dipilih.Berbagai protokol dan rejimen diterapkan dalam pengobatan anak-anak dengan anemia defisiensi besi dipererdebatan di seluruh dunia. Dalam penelitian ini, kelompok anak-anak di tiga diperlakukan terbukti memiliki peningkatan Hb yang signifikan dalam pemberian suplemen besi pada 3 dan 12 minggu. Ini akan menunjukkan bahwa suplemen zat besi oral adalah pengobatan yang efektif. Meskipun peningkatan konsentrasi Hb terlihat jelas pada tiga kelompok, studi ini menegaskan bahwa rejimen sehari-hari dan dua kali seminggu memiliki efek pada anak-anak setelah pemberian selama 3 atau 12 minggu. Juga, kedua kelompok ini menunjukkan efek lebih tinggi signifikan pada anemia dibandingkan dengan rejimen mingguan setelah 12 minggu pengobatan. Awal feritin serum yang rendah secara signifikan mengangkat besi harian dan dua kali seminggu dibandingkan dengan orang-orang dengan dosis mingguan selama periode dua belas minggu, sementara tidak ada perbedaan yang signifikan dalam meningkatkan serum ferritin antara suplemen harian dan dua kali seminggu. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa 6 minggu dengan pemberian supplement besi dua kali seminggu untuk pengobatan anemia defisiensi besi dianak lebih unggul untuk suplemen zat besi setiap hari dalam peningkatkan konsentrasi hemoglobin [16]. Tavil et al. [21] Dalam studi mereka pada anak-anak Turki dengan anemia defisiensi besi telah menyimpulkan bahwa terapi zat besi oral mingguan secara intermiten lebih unggul untuk rejimen yang diberika terus menerus setiap hari. Ini membuat lebih awal kesimpulan bahwa suplemen zat besi setiap hari secara signifikan lebih efektif daripada pemberian besi intermiten. [23-26]. Kontroversi ini telah menyebabkan banyak perdebatan. Itu menyarankan bahwa perbedaan yang benar itu meleset karena khasiat dievaluasi setelah koreksi awal untuk Hb konsentrasi dan setelah periode intervensi yang relatif panjang ([8 minggu) dosis suplemen zat besi yang tinggi dalam pasien dengan anemia kekurangan zat besi terutama ringan atau sedang.Ini telah mengemukakan bahwa suplemen zat besi tidak boleh diberikan setiap hari melainkan diberikan mingguan atau dua kali seminggu [27-29]. Alasan yang diberikan adalah bahwa sel-sel mukosa usus tidak mampu menyerap dosis terapi besi diberikan setiap hari karenabeberapa besi yang disimpan dalam sel-sel mukosa dan blok penyerapan lebih lanjut dari besi. Sel-sel mukosa perlu diperbarui untuk memastikan bahwa penyerapan zat besi bisa dimulai lagi. Selain itu ia berpikir bahwa besi diberikan mingguan dikaitkan dengan efek samping yang lebih sedikitHasil kami saat ini adalah untuk mendukung mayoritas penelitihan seelumnya yang gagal menunjukkan manfaat besar dari harian lebih suplemen besi intermiten pada anak-anakdengan anaemia defisiensi besi [16, 21, 27, 30]. Alasan kurangnya perbedaan empiris antara rejimen jelas. Mungkin mencerminkan penurunan penyerapan zat besi dalam menanggapi setiap hari suplemen besi dosis tinggi, tetapi keberadaan blok mukosa pada manusia telah sangat diperdebatkan.Di sisi lain, sebagian besar anak-anak di tiga kelompok setelah anemia mereka hanya 12 minggu pengobatan (Hb >11) ini menunjukkan bahwa suplemen mungkin diperlukan untuk meningkatkan efektivitas keseluruhan pengobatan. Studi slaninya dengan hasil yang sama dengan hasil lainnya yang dilakukan pada anak-anak prasekolah di Indonesia [31].Kesimpulannya, meskipun tiga kelompok perlakuan anemia mereka dalam proporsi yang sama pada 3 dan 12 minggu (masing-masing P = 0,32, 0,11), penelitian ini mengungkapkan bahwa rejimen dua dosis per minggu suplemen besi. Lebih efektif dalam penanganan anemia sama bagusnya dengan rejimen harian tetapi dengan sedikit biaya dan efek samping yang lebih sedikit.