perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa pada mata...

5
PERBANDINGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN (Sebuah Studi di Jurusan Teknik Elektro, FT UNJ) Rozi Ramadhani Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, 2005 Andreas Sepriano Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro ABSTRACT The research aims to find out where the higher learning outcomes Competency Vovational subjects in class X (ten) between students who learn to use the jigsaw method with students who learn to use the lecture method. Research condusted at SMK Negeri 34 Jakarta since April 2010 until June 2010. Samples were used as a student of class X (ten) which are divided into two classes namely XL1 and XL2. Sampling was conducted by random cluster smapling from 25 students. The instrument was in the realm of cognitive tests in the form of multiple choice with five possible answers. Kata kunci (key words) : Metode Kooperatif Jigsaw, Metode Ceramah Seiring dengan persaingan dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, setiap bangsa dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia akan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang menjadi salah satu modal untuk menghadapi era tersebut. Begitu pula dengan usaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang dapat bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, maka diperlukan terobosan baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka guru dituntut untuk membuat pelajaran menjadi lebih inovatif yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik secara mandiri maupun pembelajaran di kelas. Inovasi model-model pembelajaran sangat diperlukan terutama dalam menghasilkan model pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik, peningkatan efesiensi dan efektifitas pembelajaran menuju pembaharuan. Agar pembelajaran lebih optimal maka metode pembelajaran harus efektif dan selektif sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan di dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Cooperative Learning Model Jigsaw Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Jumlah siswa yang bekerja sama dalam kelompok harus dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama secara efektif, karena suatu ukuran kelompok mempengaruhi kemampuan produktifitasnya. Metode Pengajaran Jigsaw Metode pengajaran Jigsaw ialah metode belajar yang menekankan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dengan cara memberi motivasi kepada setiap individu

Upload: ast189

Post on 18-Jul-2015

5.076 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan

PERBANDINGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DENGAN METODE

CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

KOMPETENSI KEJURUAN

(Sebuah Studi di Jurusan Teknik Elektro, FT UNJ)

Rozi Ramadhani Alumni Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, 2005

Andreas Sepriano Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

ABSTRACT

The research aims to find out where the higher learning outcomes Competency Vovational

subjects in class X (ten) between students who learn to use the jigsaw method with students

who learn to use the lecture method. Research condusted at SMK Negeri 34 Jakarta since

April 2010 until June 2010. Samples were used as a student of class X (ten) which are divided

into two classes namely XL1 and XL2. Sampling was conducted by random cluster smapling

from 25 students. The instrument was in the realm of cognitive tests in the form of multiple

choice with five possible answers.

Kata kunci (key words) : Metode Kooperatif Jigsaw, Metode Ceramah

Seiring dengan persaingan dalam era

globalisasi dan perdagangan bebas, setiap

bangsa dituntut untuk mempersiapkan

sumber daya manusia akan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang terus

berkembang menjadi salah satu modal

untuk menghadapi era tersebut. Begitu

pula dengan usaha meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia yang bertujuan

untuk menghasilkan sumber daya manusia

yang dapat bersaing dengan sumber daya

manusia dari negara lain.

Dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan, maka diperlukan terobosan

baik dalam pengembangan kurikulum,

inovasi pembelajaran, dan pemenuhan

sarana dan prasarana pendidikan. Untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa maka

guru dituntut untuk membuat pelajaran

menjadi lebih inovatif yang mendorong

siswa dapat belajar secara optimal baik

secara mandiri maupun pembelajaran di

kelas. Inovasi model-model pembelajaran

sangat diperlukan terutama dalam

menghasilkan model pembelajaran baru

yang dapat memberikan hasil belajar yang

lebih baik, peningkatan efesiensi dan

efektifitas pembelajaran menuju

pembaharuan. Agar pembelajaran lebih

optimal maka metode pembelajaran harus

efektif dan selektif sesuai dengan pokok

bahasan yang diajarkan di dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Cooperative Learning Model Jigsaw

Pembelajaran kooperatif jigsaw

merupakan salah satu pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa aktif

dan saling membantu dalam menguasai

materi pelajaran untuk mencapai prestasi

yang maksimal. Jumlah siswa yang bekerja

sama dalam kelompok harus dibatasi, agar

kelompok-kelompok yang terbentuk dapat

bekerja sama secara efektif, karena suatu

ukuran kelompok mempengaruhi

kemampuan produktifitasnya.

Metode Pengajaran Jigsaw

Metode pengajaran Jigsaw ialah metode

belajar yang menekankan keaktifan siswa

dalam kegiatan belajar dengan cara

memberi motivasi kepada setiap individu

Page 2: Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan

dalam kelompok agar memberikan hasil

belajar yang maksimal. Dalam

pelaksanaan metode Jigsaw terdiri dari

beberapa tahap, yaitu : (a) Tahap penyajian

oleh guru, (b) Tahap belajar dalam

kelompok Jigsaw, (c) Tahap belajar

kelompok dalam kelompok ahli, (d) Tahap

pemberian kuis atau tugas kelompok, (e)

Tahap pemberian kuis atau tugas individu

dan (f) Tahap perhitungan skor

perkembangan individu dan pemberian

penghargaan kepada kelompok.

Defenisi konseptual hasil belajat mata

pelajaran Kompetensi Kejuruan ialah hasil

akhir dari proses pembelajaran tentang

Kompetensi Dasar Pengukuran Resistor

dan Pengukuran Kapasitor yang disusun

berdasarkan Standar Kompetensi

Pengukuran Komponen Elektronika.

Defenisi operasional hasil belajar mata

pelajaran Kompetensi Kejuruan ialah nilai

atau skor yang diperoleh siswa setelah

mempelajari Kompetensi Dasar Resistor

dan Kapasitor setelah menggunakan

metode pembelajaran yang berbeda. Hasil

belajar diperoleh setelah kemampuan

siswa diukur dengan mengerjakan soal

posttest.

Metode Pengajaran Ceramah

Metode pengajaran ceramah merupakan

cara penyajian pelajaran melalui penuturan

secara lisan atau penjelasan secara langung

oleh guru kepada siswa. Dalam metode

ceramah peran aktif guru lebih dominan

dibandingkan peran peran aktif siswa.

Hasil Penelitian

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar

Siswa Eksperimen yang Belajar

Menggunakan Metode Jjigsaw.

Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Kelas

Eksperimen yang Belajar Menggunakan

Metode Jigsaw

Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar

Siswa Kelas Kontrol yang Belajar

Menggunakan Metode Ceramah

Histogram Skor Hasil Belajar Siswa Kelas

Kontrol yang Belajar Menggunakan

Metode Ceramah

Page 3: Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan

Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Homogenitas Variasi opulasi Fhitung

< Ftabel

Pada taraf signifikasi (α) 5% didapat nilai

Ftabel dan Fhitung berturut-turut sebesar 1,98

dan 0,51 (lampiran P). Berdasarman

kriteria pengujian Fhitung < Ftabel maka Ho

diterima. Jasi sampel yang digunakan

dalam penelitian ini berasal dari populasi

yang homogen.

b. Uji Normalitas

Pada taraf signifikansi (α) 5% dengan

jumlah sampel pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol (M) sebesar 25 maka didapat

L0 tabel untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebesar 0,17. Setelah dilakukan

perhitungan maka diperoleh nlai L0 hitung

untuk kelas eksperimen sebesar 0,16

(lampiran N) dan Lo hitung untuk kelas

kontrol sebesar 0,11 (lampiran O). Karena

pada kedua kelas kontrol sebesar 0,11

(lampiran O). Karena pada kedua kelas Lo

hitung < Lo tabel maka dapat disimpulkan

bahwa kedua sampel berdistribusi normal.

c. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

d. Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan perhitungan variansi

gabungan diperoleh nilai variansi

gabungan sebesar 0,93 dan untuk

perhitungan uji t diperoleh thitung sebesar

2,27 (lampiran Q). Sedangkan ttabel untuk

dk (derajat kebebasan) = 48 pada taraf

signifikansi 5% sebesar 1,65 (table critical

value of t). Berdasarkan kriteria pengujian

Ho yang digunakan (Ho: thitung = ttabel, H1:

thitung > ttabel) maka Ho ditolak dan H1

diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa

nilai hasil belajar siswa yang diberi

perlakuan (treatment) metode belajar

Jigsaw lebih tinggi dibandingkan nilai

hasil belajar siswa yang diberikan

perlakuan (treatment) dengan metode

ceramah.

Prosedur Eksperimen Pembelajaran

Cooperative Learning Model Jigsaw

Siswa kelas eksperimen dikelompokkan

atas 5 orang anggota untuk membahas

bahan pelajaran Kompetensi Kejuruan

yang telah dibagi menjadi beberapa

bagian. Setiap anggota tim membaca

bagiannya. Kemudian anggota-anggota

kelompok yang mempelajari bahan yang

sama akan bertemu dalam kelompok baru

yang disebut “kelompok ahli” sehingga

setiap anggota kelompok menguasai bahan

kelompok mereka.

Page 4: Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan

Langkah Pelaksanaan Metode Jigsaw

1. Guru meminta siswa membentuk

“Kelompok Jigsaw”

2. Guru memberikan pengarahan tentang

metode Jigsaw

3. Guru memberikan bahan pelajaran

kepada siswa

Bahan Pelajaran pada Pertemuan

Pertama dan Kedua

4. Siswa membentuk “Kelompok Ahli”

5. Siswa kembali ke “Kelompok Jigsaw”

6. Siswa mengajarkan bahan yang telah

dikuasainya kepada anggota

kelompoknya

7. Siswa mengerjakan tugas kelompok

8. Siswa mengerjakan tugas individu

9. Guru mengevaluasi tugas kelompok

10. Guru memberi penghargaan kepada

kelompok terbaik

11. Guru dan siswa mengevaluasi proses

belajar mengajar yang telah

dilaksanakan

Analisis Penelitian

Walaupun terjadi persamaan pada nilai

maksimum namun ada perbedaan pada

nilai-nilai lainnya (mean, median dan

modus). Terlihat kecenderungan bahwa

hasil belajar kelas eksperimen menjadi

lebih tinggi dibandingkan hasil belajar

kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa penggunaan metode Jigsaw

memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan hasil belajar siswa yang

menggunakan metode ceramah.

Hasil Pengamatan Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Keunggulan Metode Jigsaw

1. Membantu siswa yang kesulitan dalam

penguasaan materi pelajaran

2. Metode Jigsaw lebih unggul dalam

meningkatkan hasil belajar

3. Suasana belajar menjadi menyenangkan

karena secara berkelompok

4. Metode Jigsaw efektif digunakan dalam

menyelesaikan materi pelajaran

Kelemahan Metode Jigsaw

1. Metode ini kurang efektif untuk siswa

dalam jumlah yang banyak

2. Metode ini kurang cocok dilakukan

pada materi pelajaran yang memiliki

sedikit bahasan

Keterbatasan Penelitian

1. Penerapan kegiatan belajar pada siswa

menggunakan metode Jigsaw

merupakan hal baru bagi siswa yang

terbiasa dalam belajar pasif sehingga

membutuhkan waktu untuk dapat

beradaptasi

2. Keadaan sebagian siswa yang kurang

disiplin (terlambat) membuat

terganggunya kegiatan belajar mengajar

menggunakan metode Jigsaw yang

sedang berlangsung

3. Komponen resistor dan pengukuran

komponen kapasitor

4. Penelitian hanya dilakukan selama

39tiga) bulan sehingga penelitian belum

mencerminkan hasil belajar selama

1(satu) semester

5. Dalam penerapan metode Jigsaw,

peneliti hanya mengambil sampel satu

SMK sehingga hasil penelitian belum

dapat mewakili keadaan sebagian besar

SMK lainnya

Page 5: Perbandingan metode kooperatif jigsaw dengan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kompetensi kejuruan

Kesimpulan

Hasil evaluasi yang didapat dari posttest

pada kelas eksperimen yang berjumlah 25

siswa, didapatkan nilai yang diperoleh

siswa memiliki rentang antara 5,5 hingga

8,5. Jumlah nilai keseluruhan 172,5

dengan nilai rata-rata 6,9. Nilai tengah

(median) sebesar 7, dan nilai yang paling

banyak muncul (modus) adalah 7. Variansi

nilai sebesar 0,69 dan nilai simpangan

baku sebesar 0,83.

Sedangkan hasil evaluasi yang didapat dari

posttest pada kelas kontrol yang berjumlah

25 siswa, didapatkan nilai yang diperoleh

siswa memiliki rentang antara 4 hingga

8,5. Jumlah nilai keseluruhan 157 dengan

nilai rata-rata 6,28. Nilai tengah (median)

sebesar 6, dan nilai yang paling banyak

muncul (modus) adalah 6. Variansi nilai

sebesar 1,17 dan nilai simpangan baku

sebesar 1,08.

Saran

Guru yang menerapkan metode Jigsaw

diharapkan mengetahui tentang kondisi

awal status sosial ekonomi, tingkat

kecerdasan dan perilaku para siswa agar

tidak kesulitan dalam memilih anggota

kelompok diskusi yang heterogen.

Guru diharapkan mengaitkan bahan

pelajaran yang diajarkan dalam kehidupan

masyarakat sehingga siswa dapat mengerti

aplikasi bahan pelajaran yang sedang

dipelajari di sekolah.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, 2007. Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara :

Jakarta

Hamalik, Oemar, 1982. Metode Belajar

dan Kesulitan Belajar, Tarsito : Bandung

Husein, U dan Purnomo S, 2006,

Pengantar Statistika, Bumi Aksara :

Jakarta

Nasution, S. 1982, Teknologi Pendidikan,

Jemmars : Bandung

Oemar Hamalik, 1989, Metodologi

Pengajaran, Mandar Maju: Bandung