perbandingan hasil belajar matematika antara siswa …

160
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA KELAS X MIA SMA NEGERI 3 BARRU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH NAHDATUL ISLAMI NIM 10536 4816 14 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2020

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA

YANG PEMBELAJARANNYA MELALUI PENERAPAN MODEL

KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DAN TIPE NUMBERED

HEAD TOGETHER (NHT) PADA KELAS X MIA SMA NEGERI 3 BARRU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

NAHDATUL ISLAMI

NIM 10536 4816 14

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2020

Page 2: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 3: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 4: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, (0411) 866132, Fax. (0411) 860132

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nahdatul Islami

NIM : 10536 4816 14

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa

yang Pembelajarannya Melalui Penerapan Model

Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) dan Tipe

Numbered Head Together (NHT) Pada Kelas X MIA SMA

Negeri 3 Barru

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya

saya sendiri dan bukan hasil ciplakan atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 2020

Yang Membuat Pernyataan

NAHDATUL ISLAMI

Page 5: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp (0411) 866132, Fax. (0411) 860132

v

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nahdatul Islami

NIM : 10536 4816 14

Jurusan : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa

yang Pembelajarannya Melalui Penerapan Model

Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) dan Tipe

Numbered Head Together (NHT) Pada Kelas X MIA SMA

Negeri 3 Barru

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi saya, saya akan

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi

saya.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Makassar, 2020

Yang Membuat Perjanjian

NAHDATUL ISLAMI

Page 6: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

(Ar-Rahman: 13)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu ragukan?

(An-Najm: 55)

Maka, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan

(Asy-Syarh: 5-6)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. . . .

(Al-Baqarah: 286)

Ku Persembahkan Skripsi ini untuk orang-orang yang sangat aku

sayangi:

Dua orang yang kata-katanya adalah doa, Mama dan Bapak, yang selalu

memberikan yang terbaik untukku. Yang bersusah payah untuk menguliahkanku,

membimbingku, menasehatiku dan selalu memberikan yang terbaik untukku. Ma’,

Pak, kini aku telah menyelesaikan studiku, terima kasih atas semua yang telah

Mama dan Bapak berikan kepadaku

Kakak dan Adikku (Risda dan Nihad), teruslah berjuang tanpa henti sehingga

kita bisa memberikan kebanggaan pada kedua orang tua kita. Di dunia dan di

akhirat kelak, in syaa Allah

Page 7: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

vii

ABSTRAK

Nahdatul Islami. 2019. Perbandingan Hasil Belajar Matematika antara Siswa yang

Pembelajarannya melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

(TPS) dan Tipe Numbered Head Together (NHT) pada Kelas X MIA SMA Negeri

3 Barru. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irwan Akib dan

Pembimbing II Andi Quraisy.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar matematika

antara siswa yang pembelajarannya melalui penerapan model kooperatif Tipe

Think-Pair-Share (TPS) dan Tipe Numbered Head Together (NHT) pada kelas X

MIA SMA Negeri 3 Barru. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment

(Eksperimen semu). Desain penelitian yang digunakan adalah the nonequivalent

posttest-only control gruop design, yaitu digunakan dua sampel yang berbeda dan

akan diterapkan pembelajaran (treatment) yang berbeda pula, masing-masing

sampel diberikan tes akhir (posttest). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Barru tahun ajaran 2018/2019. Sampel diambil

dengan menggunakan teknik cluster random sampling, dan sampel yang dipilih

adalah kelas X MIA 1 sebagai kelas TPS dan kelas X MIA 3 sebagai kelas NHT.

Pengambilan data penelitian menggunakan instrumen posttest (tes hasil belajar).

Instrumen penelitian telah divalidasi oleh tim penilai. Hasil penelitian menunjukkan

kelas TPS dengan jumlah siswa 32 orang, memperoleh rata-rata hasil belajar

matematika 63,34 dan berada pada kategori rendah dengan standar deviasi 16,07,

skor terendah yang diperoleh adalah 25 dan skor tertinggi 89,29. Sedangkan

kelas NHT dengan jumlah siswa yang sama yaitu 32 orang, memperoleh rata-rata

hasil belajar matematika 74,06 berada pada kategori tinggi dengan standar deviasi

11,91, skor terendah yang diperoleh adalah 53,57 dan skor tertinggi 92,86. Uji

prasyarat analisis dengan menggunakan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas.

Analisis uji hipotesis menggunakan independet sample t-test diperoleh nilai thitung =

3,032 dengan Sig. 0,004. Nilai Pvalue yang diperoleh < 0,025 yakni (0,004 <

0,025), maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar

matematika antara siswa yang pembelajarannya melalui penerapan model

kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan tipe Numbered Head Together

(NHT) pada siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Barru.

Kata Kunci: hasil belajar matematika, model pembelajaran kooperatif, think-pair-

share, numbered head together.

Page 8: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah subhanahu wata’ala, yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi yang

berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa yang

Pembelajarannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share

(TPS) dan Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada Kelas X MIA SMA

Negeri 3 Barru” dapat diselesaikan, untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Shalawat dan salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi

wasallam, Rasul yang menjadi suri tauladan yang telah menuntun umat beliau

dengan cahaya islam. Teriring harapan semoga kita termasuk umat beliau yang

akan mendapatkan syafa’atnya di hari pengadilan. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi bukanlah suatu hal yang

mudah, sejak penyususnan proposal sampai skripsi ini rampung, banyak kesulitan

yang dialami yang tidak terpikir sebelumnya, akan tetapi berkat bantuan, motivasi

dan do’a dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, teristimewa kepada orang yang

tidak terhenti lantunan do’anya untuk penulis, kepada orangtuaku tercinta ibunda

Sitti Nurjaya dan ayahanda Harisman yang selalu mencurahkan kasih sayang,

didikan, semangat dan dukungan secara moral dan materil kepada penulis. Serta

Page 9: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

ix

kakak dan adik tersayang, Risdayanti Qalbi dan Nurul Annihad dan seluruh

keluarga besar atas bantuan, doa dan semangat yang diberikan selama ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Abd. Rahman Rahim, S.E., MM., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Prof. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. dan Andi Quraisy, S.Si., M.Si., selaku

Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

5. Amri, S.Pd., MM. dan Kristiawati, S.Pd., M.Pd., selaku Validator yang telah

meluangkan waktu untuk memeriksa dan memberikan saran terhadap

perbaikan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian

6. Ma’rup, S.Pd., M.Pd., selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan

bimbingan dan nasihat kepada penulis selama menjalani proses pendidikan

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Universitas Muhammadiyah Makassar, yang

telah memberikan ilmu dan pengalaman selama penulis menuntut ilmu di

Program Studi Pendidikan Matematika.

8. Seluruh Staf Program Studi Pendidikan Matematika, yang telah membantu dan

memberikan pelayanan yang sangat baik selama proses pendidikan.

Page 10: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

x

9. Drs. H. Muhammad Abidin, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 3 Barru,

Auliah Azis, S.Pd., selaku Guru bidang studi Matematika kelas X MIA, dan

seluruh Guru dan Staf Tata Usaha serta seluruh Siswa kelas X MIA 1 dan X

MIA 3 SMA Negeri 3 Barru yang telah membantu penulis selama melakukan

penelitian.

10. Saudari-saudari seperjuanganku Wiwik, Auliah, Rina, Ririn dan seluruh

Diagram 2014, serta kepada saudara-saudaraku Diagram 2014 C, terima kasih

atas kerjasama, kekompakan dan canda tawa yang diberikan selama menjalani

perkuliahan.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat penulis

sebutkan namanya satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat pahala

dari-Nya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis

menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak untuk kemudian menjadi bahan

perbaikan karya ini. Semoga keikhlasan dan bantuan yang telah diberikan walau

sekecil biji dzarrahpun memperoleh ganjaran di sisi-Nya. Aamiin.

Makassar, Januari 2020

Penulis

Page 11: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ........................................................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka ............................................................................ 8

Page 12: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

xii

1. Pengertian Belajar .................................................................. 8

2. Hasil Belajar ........................................................................... 10

3. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................ 12

4. Model Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) ................... 14

5. Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) .... 18

6. Perbandingan antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share (TPS) dan Tipe Numbered Head Together

(NHT) ..................................................................................... 21

7. Materi Ajar .............................................................................. 23

B. Kerangka Pikir ............................................................................. 24

C. Hipotesis Penelitian .................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 28

B. Variabel dan Desain Penelitian ................................................. 28

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 30

D. Instrumen Penelitian .................................................................. 31

E. Prosedur Penelitian .................................................................... 31

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 32

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 38

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 48

Page 13: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 52

B. Saran .......................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 14: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ............................................. 14

Tabel 2.2 Perbandingan antara Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS dan tipe

NHT ..................................................................................................... 21

Tabel 3.1 The Nonequivalent Posttest-Only Control Gruop Design ................... 29

Tabel 3.2 Kategori Standar Hasil Belajar Siswa Depdikbud ............................... 34

Tabel 3.3 Kategori Standar KKM Matematika Kelas X SMA Negeri 3 Barru ... 34

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas TPS ................................. 38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Kelas

TPS ...................................................................................................... 39

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Kelas

TPS Kategori Standar KKM .............................................................. 40

Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas NHT ................................ 41

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Kelas

NHT ..................................................................................................... 42

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa Kelas

NHT Kategori Standar KKM ............................................................ 43

Tabel 4.7 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ..................................... 44

Tabel 4.8 Uji Homogenitas dengan Levene’s Test .............................................. 45

Tabel 4.9 Uji Hipotesis dengan Indenpendent Sample T-Test .......................... 47

Page 15: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Ruas Garis AB dibagi oleh titik P ................................................... 23

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Perbandingan Hasil Belajar Matematika antara Kelas

TPS dan Kelas NHT ....................................................................... 26

Page 16: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2 Daftar Hadir Siswa

3 Daftar Nama Kelompok

4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

LAMPIRAN B

1 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar

2 Instrumen Tes Hasil Belajar

3 Kunci (Alternatif) Jawaban dan Pedoman Penskoran

LAMPIRAN C

1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa (Posttest)

2 Analisis Data Hasil Belajar Siswa (Posttest) melalui Program

SPSS

LAMPIRAN D

1 Persuratan

2 Validasi

3 Lembar Jawaban Posttest

4 Dokumentasi

5 PPT

Page 17: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya

manusia, sebab pendidikan merupakan salah satu instrumen yang digunakan

bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan melainkan juga

dari kebodohan dan kemiskinan. Oleh karena itu, pendidikan sangat dibutuhkan

dalam kehidupan manusia, baik pendidikan secara formal maupun pendidikan

secara non-formal.

Sekolah sebagai tempat memperoleh pendidikan kedua setelah keluarga,

merupakan pendidikan formal yang mempunyai peranan untuk mengembangkan

kepribadian anak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya untuk

melaksanakan tugasnya kelak dalam masyarakat. Pendidikan mempunyai fungsi

yang harus diperhatikan pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dalam Pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Dunia pendidikan masa kini mengenal tiga kompetensi penting yang harus

dimiliki oleh seorang siswa setelah mengalami proses pendidikan yaitu aspek

kognitif (pengetahuan), psikomotorik (praktek/keterampilan), dan afektif (sikap).

Page 18: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

2

Dalam pendidikan, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif

sehingga pada akhirnya akan diperoleh keterampilan, kecakapan, dan pengetahuan

baru.

Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah adalah mata pelajaran

matematika. Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu dalam bidang pendidikan

yang mempunyai peran besar dan memiliki manfaat dalam berbagai

perkembangan ilmu pengetahuan.

Mengingat pentingnya pembelajaran matematika sebagai bagian integral

dari pendidikan pada umumnya, sudah seharusnya setiap siswa baik dari jenjang

pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi untuk menguasai pelajaran

matematika. Oleh karena itu, seorang guru harus mempunyai solusi untuk

melaksanakan pembelajaran yang relevan dan efektif yang dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Peningkatan kualitas mutu pendidikan dan pengembangan proses

pembelajaran merupakan masalah yang selalu menuntut perhatian. Perbedaan

tingkat serap antara siswa yang satu dengan yang lainnya terhadap materi

pembelajaran menuntut seorang guru melahirkan inovasi-inovasi dalam

pembelajaran sehingga tidak sekadar menyajikan materi, tetapi juga perlu

menggunakan metode yang sesuai, disukai, dan mempermudah pemahaman

siswa. Hal ini diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh,

mengolah, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang

selalu berubah-ubah dan kompetitif. Namun kenyataannya, kebanyakan siswa

menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, menakutkan dan

Page 19: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

3

kebanyakan siswa tidak senang bahkan malas ke sekolah jika ada pelajaran

matematika.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Barru pada

tanggal 9 Maret 2019, menurut hasil wawancara yang diperoleh dari ibu Auliah

Azis, guru bidang studi matematika kelas X, mengatakan bahwa kemampuan

siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika masih rendah, kurangnya siswa

yang mampu mengungkapkan gagasan, dan kurangnya kepekaan menangkap

maksud dari materi pembelajaran yang diajarkan. Hal ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya kurangnya kerjasama siswa, rendahnya partisipasi

siswa dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran matematika di sekolah

tersebut masih didominasi oleh guru dengan menggunakan metode ceramah, yang

mengakibatkan kebanyakan siswa cenderung menerima apa saja yang

disampaikan oleh guru, diam dan tidak bersedia mengemukakan pertanyaan

maupun pendapat. Pembelajaran seperti ini juga dapat membuat siswa bersifat

tertutup, tidak terbiasa bersifat aktif dalam berinteraksi dengan guru maupun

dengan temannya. Bahkan bersifat acuh tak acuh terhadap materi yang sedang

dipelajari.

Kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan bagi siswa

untuk saling bertukar pendapat, bekerja sama dengan teman, berinteraksi dengan

guru, dan merespons pemikiran teman lainnya, sehingga pembelajaran akan lebih

bermakna bagi siswa. Siswa akan lebih mengerti dan memahami secara mendalam

materi yang sedang dipelajari.

Page 20: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

4

Menyikapi permasalahan tersebut, perlu adanya model pembelajaran yang

melibatkan partisipasi aktif siswa untuk mengoptimalkan potensi dan sekaligus

hasil belajar siswa.

Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah perlunya diterapkan model

pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan berbagai konsep dalam pelajaran

matematika. Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif atau diskusi kelompok tipe TPS (Think-Pair-Share) dan NHT

(Numbered Head Together). TPS atau berpikir berpasangan merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola pikir siswa.

Tipe ini memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan

orang lain secara berpasangan. Sedangkan NHT atau kepala bernomor pertama

kali dikembangkan oleh Spenser Kagen. Tipe ini memberikan kesempatan kepada

siswa untuk saling berbagi ide-ide dan memilih jawaban yang paling tepat,

meningkatkan semangat kerjasama siswa dan dapat digunakan untuk semua mata

pelajaran dan tingkatan kelas. Maksud dari kepala bernomor adalah setiap anak

mendapat nomor tertentu, dan setiap nomor mendapat kesempatan yang sama

untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menguasai materi (Trianto, 2012:

62).

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan NHT diharapkan

dapat mengoptimalkan interaksi antarsiswa dalam kegiatan pembelajaran

matematika di setiap komponennya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

matematika.

Page 21: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

5

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti

terdahulu, salah satunya adalah Bubin (2012), yang hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif Think-

Pair-Share dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa. Dan menurut hasil penelitian Pasani dan Pramita (2014) menunjukkan

bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Kemudian, pelitian yang dilakukan oleh Susanti

(2015), dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Numbered Head

Together dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika antara

Siswa yang Pembelajarannya melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share (TPS) dan Tipe Numbered Head Together (NHT) pada

Kelas X MIA SMA Negeri 3 Barru”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya

melalui penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada

kelas X MIA SMA Negeri 3 Barru?

Page 22: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

6

2. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya

melalui penerapan model kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) pada kelas X MIA SMA Negeri 3 Barru?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

pembelajarannya melalui penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-

Share (TPS) dengan tipe Numbered Head Together (NHT) pada kelas X

MIA SMA Negeri 3 Barru?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya

melalui penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) pada

kelas X MIA SMA Negeri 3 Barru.

2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya

melalui penerapan model kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) pada kelas X MIA SMA Negeri 3 Barru.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

pembelajarannya melalui penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-

Share (TPS) dengan tipe Numbered Head Together (NHT) pada kelas X

MIA SMA Negeri 3 Barru.

D. MANFAAT PENELITIAN

Page 23: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

7

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan proses pembelajaran dan

sebagai salah satu alternatif dalam usaha peningkatan kualitas sekolah.

2. Bagi Guru

Sebagai pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat,

guna meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, guru juga dapat

melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat tercipta

suasana belajar yang lebih menyenangkan.

3. Bagi Siswa

Diharapkan dapat memperkaya pemahaman matematika dan dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan khususnya yang berminat

mengembangkan hasil penelitian pada pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dan tipe Think-Pair-Share (TPS).

Page 24: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Belajar

Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari kegiatan

belajar, baik ketika seseorang itu melakukan aktivitasnya sendiri maupun

bersama kelompok tertentu. Aktivitas belajar ini terjadi setiap waktu, di

manapun tempatnya, dan tidak dibatasi oleh usia manusia.

Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan

dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh

berkembang dari anak-anak, remaja hingga dewasa, sampai ke liang lahat,

sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat (Suyono dan Hariyanto,

2017: 1)

Pandangan tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli

pendidikan sering kali mempunyai perbedaan antara satu dengan lainnya.

Beberapa pandangan dari pakar pendidikan tentang definisi belajar, sebagai

berikut (Suprijono, 2017: 2):

a. Gagne

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai

seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan

diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

alamiah.

Page 25: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

9

b. Travers

Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

c. Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of

experience.

(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).

d. Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something

themselves, to listen, to follow direction. (Belajar adalah

mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan

mengikuti arah tertentu).

e. Geoch

Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar

adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).

f. Morgan

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a

result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang

bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).

Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut, dapat dipahami bahwa

belajar adalah perubahan perilaku, belajar diperoleh dari suatu proses. Jadi

dapat dikatakan belajar adalah perubahan tingkah laku dengan serangkaian

kegiatan. Kegiatan tersebut bisa berupa membaca, mendengarkan,

mengamati, meniru, menulis, melakukan dan lain sebagainya.

Page 26: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

10

Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat

tidaklah demikian. Belajar dianggap properti sekolah. Kegiatan belajar selalu

dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat

menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti

dikatakan Reber, belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar

adalah proses mendapatkan pengetahuan (Suprijono, 2017: 3)

Sejalan dengan hal tersebut, belajar sebagai konsep mendapatkan

pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Yang pada umumnya

dipraktikkan di sekolah-sekolah, yakni guru memberikan pengetahuan,

sedangkan siswa menerimanya. Dalam upaya mencapai tujuan belajar,

haruslah diciptakan lingkungan dan suasana belajar yang kondusif.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan

maupun sikap dan nilai yang positif.

2. Hasil Belajar

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh seseorang setelah melalui kegiatan belajar.

Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap (Susanto, 2014: 5).

Page 27: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

11

Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik

kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta

didik setelah mengikuti proses belajar mengajar, Menurut Hamalik, hasil

belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan

sikap-sikap serta kemampuan peserta didik (Kunandar, 2014: 62)

Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar itu berupa (Suprijono 2017:

5):

a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara

spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak

memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan

aturan.

b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

kaidah dalam memecahkan masalah.

d) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani.

Page 28: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

12

e) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-

routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif,

teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual (Suprijono, 2017: 6).

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah

adanya proses belajar yang mengakibatkan adanya perubahan.

3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil adalah suatu rencana

atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2013: 133).

Page 29: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

13

Sedangkan untuk kata pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling

bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar (Komalasari, 2013: 62).

Roger, dkk menyatakan cooperative learning is group learning

activity organized in such a way that learning is based on the socially

structured change of information between learners in group in which each

learner is held accountable for this or her own learning and is motivated to

increase the learning of others – pembelajaran kooperatif merupakan

aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa

pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di

antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar

bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk

meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain (Huda, 2017: 29).

Menurut Abdulhak, pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui

sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan

pemahaman bersama diantara peserta belajar. Dalam sistem belajar yang

kooperatif siswa belajar bekerjasama dengan anggota lainnya, sehingga siswa

memiliki tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan

membantu sesama anggota kelompok untuk belajar (Rusman, 2013: 203).

Jadi, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan

aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun sectriantara

kelompok.

Page 30: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

14

Terdapat enam fase atau tahapan di dalam pembelajaran yang

menggunakan model kooperatif, berikut sintaks model pembelajaran

kooperatif:

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

Fase-fase Perilaku Guru

Fase 1: Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa

Menjelaskan tujuan pembelajaran

dan mempersiapkan siswa siap

belajar

Fase 2: Present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada

siswa secara verbal

Fase 3: Organize students into

learning teams

Mengorganisir siswa ke dalam

kelompok belajar

Memberikan penjelasan kepada

siswa tentang tata cara pembentukan

kelompok belajar dan membantu

kelompok melakukan transisi yang

efisien

Fase 4: Assist team work and study

Membantu kerja kelompok dan

belajar

Membantu kelompok-kelompok

belajar selama siswa mengerjakan

tugasnya

Fase 5: Test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan siswa

mengenai berbagai materi

pembelajaran atau kelompok-

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

Fase 6: Provide recognition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan

Mempersiapkan cara untuk

mengakui usaha dan prestasi

individu maupun kelompok

(Suprijono, 2017: 84)

4. Model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)

Page 31: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

15

Think-Pair-Share (TPS) merupakan model pembelajaran yang

pertama kali dikembangkan oleh Profesor Frank Lyman di University of

Maryland pada tahun 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis di bidang

pembelajaran kooperatif pada tahun-tahun selanjutnya. Strategi ini

memperkenalkan gagasan tentang waktu ‘tunggu atau berpikir’ (wait or think

time) pada elemen interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi

salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan respons siswa terhadap

pertanyaan. Skill-skill yang umumnya dibutuhkan dalam model pembelajaran

ini adalah sharing informasi, bertanya, meringkas gagasan orang lain, dan

paraphrasing (Huda, 2017: 206).

Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) merupakan metode yang

sederhana, namun sangat bermanfaat. Pertama-tama, siswa diminta untuk

duduk berpasangan. Kemudian, guru mengajukan satu pertanyaan/masalah

kepada mereka. Setiap siswa diminta untuk berpikir sendiri-sendiri terlebih

dahulu tentang jawaban atas pertanyaan itu, kemudian mendiskusikan hasil

pemikirannya dengan pasangan di sebelahnya untuk memperoleh satu

konsensus yang sekiranya dapat dapat mewakili jawaban mereka berdua.

Setelah itu, guru meminta setiap pasangan untuk menshare, menjelaskan atau

menjabarkan hasil konsensus atau jawaban yang telah mereka sepakati pada

siswa-siswa yang lain di ruang kelas (Huda, 2017: 132).

Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir-

berpasangan-berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang

dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa. Sesuai dengan pernyataan

Page 32: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

16

Arend bahwa Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk

membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua

resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas

secara keseluruhan, prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share dapat

memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespons dan saling

membantu (Trianto, 2012: 65).

Seperti namanya Think-Pair-Share, pembelajaran ini terdiri dari 3

tahap yaitu 1) thinking (berpikir), 2) pairing (berpasangan), dan 3) sharing

(berbagi). Berikut ini langkah-langkah pembelajaran TPS (Suprijono, 2017:

110):

1) Thinking (Berpikir)

Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan

atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh siswa. Guru

memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya.

2) Pairing (Berpasangan)

Guru meminta siswa berpasang-pasangan, kemudian memberi

kesempatan kepada setiap pasangan untuk mendiskusikan hasil

yang telah mereka peroleh pada tahap thinking. Diharapkan

diskusi yang terjadi dapat memperdalam makna dari jawaban yang

telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya.

3) Sharing (Berbagi)

Guru meminta hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan

hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Dalam

Page 33: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

17

kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada

pengonstruksian pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat

menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.

Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) ini memiliki

kelebihan maupun kelemahan.

1) Kelebihan (Huda, 2016: 206):

Memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerjasama

dengan orang lain.

Mengoptimalkan partisipasi siswa.

Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan

partisipasi mereka kepada orang lain.

2) Kelemahan:

Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan

kelompok

Jika ada perselisihan, tidak ada penengah

Model Think-Pair-Share merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang merangsang aktivitas berpikir siswa secara mandiri,

berpasangan dan berbagi pengetahuan kepada siswa lainnya, memberikan

umpan balik untuk merespons dan saling membantu. Dengan pembelajaran

TPS ini, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali sendiri

informasi yang ada dan yang telah diketahuinya sebelum melakukan diskusi.

Interaksi yang berlangsung selama proses pembelajaran dapat meningkatkan

daya pikir dan meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Pembelajaran ini

Page 34: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

18

dapat mengembangkan komunikasi antar siswa dan kemampuan siswa dalam

bekerjasama.

5. Model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

Numhered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang memengaruhi pola

interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional

(Trianto, 2012: 82). Pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh

Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah

materi yang mencakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman

mereka terhadap isi pelajaran (Hamdayama, 2014: 175).

Pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Head Together

diawali dengan “Numbering” membagi kelas menjadi kelompok-kelompok

kecil. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan

yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan kepada

tiap-tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap

kelompok menyatukan kepalanya “Head Together” berdiskusi memikirkan

jawaban atas pertanyaan dari guru. lalu guru memanggil siswa yang memiliki

nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan

memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru

(Suprijono, 2017: 111).

Pada dasarnya Numbered Head Together (NHT) merupakan variasi

dari diskusi kelompok. Menurut Slavin (1995), metode yang dikembangkan

Page 35: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

19

oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam

diskusi kelompok. Tujuan dari NHT adalah memberi kesempatan kepada

seluruh siswa untuk saling berbagi gagasan atau ide dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat. Selain itu, tujuan dari NHT adalah untuk

meningkatkan kerja sama siswa, NHT juga bisa diterapkan untuk semua mata

pelajaran dan juga semua tingkatan kelas (Huda, 2017: 203).

Sintaks atau tahap-tahap pelaksanaan NHT pada hakikatnya hampir

sama dengan diskusi kelompok. Adapun tahap-tahap pelaksanaan model

kooperatif tipe NHT yaitu sebagai berikut (Huda, 2017: 138):

a) Numbering (Penomoran)

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. masing-masing siswa

dalam kelompok diberi nomor.

b) Questioning (Mengajukan Pertanyaan)

Guru memberikan tugas/pertanyaan dan masing-masing kelompok

mengerjakannya.

c) Head Together (Berpikir Bersama)

Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap

benar dan memastikan semua anggota mengetahui jawaban

tersebut.

d) Answering (Menjawab)

Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang

dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok

mereka.

Page 36: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

20

Setiap model pembelajaran yang digunakan memiliki kelebihan dan

kelemahan. Berikut ini merupakan kelebihan dan kelemahan pembelajaran

koopetatif tipe Numbered Head Together (NHT), antara lain (Hamdani, 2011:

90):

1) Kelebihan

Setiap siswa menjadi siap semua.

Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

2) Kelemahan

Kemungkinan nomor yang dipanggil akan dipanggil lagi oleh

guru.

Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Model Numbered Head Together melibatkan para siswa dalam

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau

memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Tahap-tahap

pada pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat serta

mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama serta

membiasakan siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Model pembelajaran

NHT, membuat siswa memiliki ketergantungan satu sama lain, sehingga

siswa akan saling membantu memahami materi yang diberikan, karena setiap

siswa yang nomor kepalanya dipanggil bertanggung jawab akan

Page 37: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

21

kelompoknya. Dengan kata lain, semua siswa dituntut untuk aktif dalam

kegiatan belajar mengajar sehingga dalam pelaksanaannya tidak hanya siswa

yang pintar saja yang aktif, tetapi siswa yang pasif pun akan termotivasi

untuk ikut aktif.

6. Perbandingan antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-

Pair-Share (TPS) dan Tipe Numbered Head Together (NHT)

Berdasarkan uraian tentang model pembelajaran kooperatif Tipe

Think-Pair-Share (TPS) dan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered

Head Together (NHT) diatas, maka dapat dibuat tabel perbandingan antara

TPS dan NHT sebagai berikut:

Tabel 2.2 Perbandingan antara Model Pembelajaran Kooperatif tipe

TPS dan tipe NHT

TPS NHT

1. Pengelompokan, siswa

dikelompokkan dalam formasi

berpasang-pasangan, dalam satu

kelompok terdiri dari dua orang

1. Pengelompokan, siswa

dikelompokkan dalam beberapa

kelompok, satu kelompok terdiri

dari 4-5 orang

2. Pemberian tugas, siswa terlebih

dahulu diberikan kesempatan

untuk berpikir secara individu,

kemudian barulah siswa

berdiskusi dengan

pasangan/teman kelompoknya

2. Pemberian tugas, siswa terlebih

dahulu berdiskusi dengan teman

kelompok yang telah ditentukan

oleh guru, kemudian

mempresentasikan hasil diskusi

dengan teman kelompoknya

secara individu

Page 38: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

22

3. Penilaian, siswa secara bersama-

sama/berpasangan

mempresentasikan hasil

diskusinya

3. Penilaian, siswa dengan nomor

yang dipanggil

mempresentasikan jawaban hasil

diskusinya secara individu dan

bertanggung jawab atas

kelompoknya

Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)

merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok sebanyak 2

orang (berpasangan), dengan tahap thinking (berpikir), pairing (berdiskusi),

dan sharing (berbagi) hasil diskusi. Pada pembelajaran ini siswa diajak untuk

berpikir mandiri tentang materi yang disampaikan guru, berbekal

pengetahuan dari permasalahan individu, siswa mengutarakan hasil

pemikirannya masing-masing untuk diselesaikan secara berpasangan. Tipe

pembelajaran ini menuntut seluruh siswa untuk aktif, karena permasalahan

yang diberikan akan mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya,

sehingga siswa yang awalnya pasif menjadi aktif dalam pembelajaran.

Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) membentuk kelompok 4-5 orang siswa dalam satu

kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor (numbering),

setelah itu guru mengajukan permasalahan, siswa dengan kelompoknya

diberikan kesempatan ‘head together’ berpikir bersama untuk menemukan

jawaban yang dianggap benar dan memastikan semua anggota mengetahui

jawaban dari permasalahan tersebut. Kemudian guru memanggil siswa yang

memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok untuk memaparkan

Page 39: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

23

jawaban atas permasalah yang diberikan. Pembelajaran ini membuat siswa

memiliki ketergantungan satu sama lain, sehingga siswa akan saling

membantu memahami materi yang diberikan, karena setiap siswa yang nomor

kepalanya dipanggil bertanggung jawab akan kelompoknya. Dengan kata

lain, semua siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar

sehingga dalam pelaksanaannya tidak hanya siswa yang pintar saja yang aktif,

tetapi siswa yang pasif pun akan termotivasi untuk ikut aktif.

Secara umum, kedua tipe pembelajaran ini bertujuan untuk

menciptakan proses pembelajaran menjadi aktif. Dengan adanya perbedaan-

perbedaan yang telah diuraikan di atas sangat dimungkinkan terjadinya

perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang pembelajarannya

melalui penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan

siswa yang pembelajarannya melalui penerapan model kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT).

7. Materi Ajar

PERBANDINGAN VEKTOR DAN KOORDINAT

Jika titik P terletak pada ruas garis AB sehingga titik P membagi ruas

garis AB dengan perbandingan AP : PB = m : n.

Perhatikan gambar di bawah ini !

A

B

P 𝑚

𝑎 𝑝

𝑏 O

𝑛

Page 40: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

24

Gambar 2.1 Ruas Garis AB dibagi oleh titik P

nm

anbmpanbmnmp

pmbmanpnn

m

pb

apnmPBAP

)(

::

Jadi :

nm

anbmp

Jadi jika titik ),,(),,( BBBAAA zyxBdanzyxA maka koordinat P:

(

)

Titik P bisa membagi AB dengan perbandingan di dalam seperti di

atas atau bisa juga dengan perbandingan di luar, maksudnya titik P di luar

ruas garis AB. Jika arah perbandingannya berlawanan, harus dengan

menggunakan tanda negatif.

B. KERANGKA PIKIR

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu model

pembelajaran. Dengan kata lain model pembelajaran yang diterapkan oleh guru

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, seorang guru harus dapat dengan tepat

memilih model pembelajaran yang akan diterapkan.

Model pembelajaran merupakan suatu pola interaksi antara siswa dan guru

di dalam kelas yang terdiri dari strategi, pendekatan, metode, dan teknik

Page 41: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

25

pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas.

Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

atau diskusi kelompok. Terdapat berbagai macam teknik dan metode pada

pembelajaran model kooperatif, salah satunya adalah tipe TPS (Think-Pair-Share)

dan tipe NHT (Numbered Head Together). TPS dan NHT dapat mempengaruhi

hasil belajar karena dalam pendekatan ini siswa dituntut untuk belajar aktif baik

secara individual maupun kelompok.

TPS merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang merangsang

aktivitas berpikir siswa secara mandiri, berpasangan dan berbagi pengetahuan

kepada siswa lainnya, memberikan umpan balik untuk merespons dan saling

membantu. Pembelajaran ini dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam

bekerjasama dan komunikasi antar siswa. Interaksi yang berlangsung selama

proses pembelajaran dapat meningkatkan daya pikir dan meningkatkan aktivitas

siswa dalam belajar. Sedangkan pada NHT, pembelajaran ini mengkondisikan

siswa untuk berpikir bersama secara berkelompok di mana masing-masing siswa

diberi nomor dan memiliki kesempatan yang sama dalam menjawab

permasalahan yang diajukan oleh guru melalui pemanggilan nomor secara acak.

Pembelajaran ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi

kelompok. tujuan pembelajaran ini adalah memberi kesempatan kepada siswa

untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Page 42: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

26

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Perbandingan Hasil Belajar Matematika

antara Kelas TPS dan Kelas NHT

C. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2017: 96).

thinking

(berpikir mandiri)

pairing

(berdiskusi dengan

pasangan)

sharing

(menyepakati jawaban yang telah

dishare dalam kelas)

numbering

(membagi kelompok)

questioning

(mengajukan pertanyaan)

Head together

(berdiskusi, berpikir bersama)

answering

(menjawab sesuai nomor

yang dipanggil)

Pembelajaran Matematika

Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Think-Pair-Share (TPS)

Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Head Together

(NHT)

Hasil Belajar Matematika Siswa

Pembelajaran Tipe TPS

Hasil Belajar Matematika Siswa

Pembelajaran Tipe NHT

Perbandingan Hasil Belajar

Matematika

Page 43: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

27

Pada penelitian ini, hipotesis penelitiannya adalah terdapat perbedaan hasil

belajar matematika antara siswa yang pembelajarannya melalui penerapan model

kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan tipe Numbered Head Together

(NHT) pada kelas X MIA SMA Negeri 3 Barru.

Berdasarkan hipotesis penelitian tersebut di atas, maka dibuat hipotesis

statistiknya sebagai berikut:

H0 : vs H1 : ,

dengan,

H0 : tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

pembelajarannya melalui penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-

Share (TPS) dan tipe Numbered Head Together (NHT) pada kelas X MIA

SMA Negeri 3 Barru

H1 : terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

pembelajarannya melalui penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-

Share (TPS) dan tipe Numbered Head Together (NHT) pada kelas X MIA

SMA Negeri 3 Barru

µ1 : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya melalui

penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)

µ2 : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya melalui

penerapan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

Page 44: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

experiment atau eksperimen semu. Eksperimen semu ini merupakan

pengembangan dari true experiment yang sulit dilaksanakan, khususnya penelitian

yang terkait pendidikan/pembelajaran.

Penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen I dan

kelompok eksperimen II. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan hasil

belajar matematika antara siswa yang pembelajarannya melalui penerapan

kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan tipe Numbered Head Together

(NHT).

B. VARIABEL DAN DESAIN PENELITIAN

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017: 60).

Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini terdiri dua variabel

terikat, yaitu:

Page 45: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

29

a. Variabel terikat 1 (X1) : Hasil belajar matematika siswa yang

pembelajarannya melalui kooperatif tipe

TPS

b. Variabel terikat 2 (X2) : Hasil belajar matematika siswa yang

pembelajarannya melalui pembelajaran

kooperatif tipe NHT

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah the

nonequivalent posttest-only control gruop design, yang merupakan salah satu

jenis dari quasi experimental design.

Pada penelitian ini, akan digunakan dua sampel yang berbeda. Kedua

sampel tersebut akan diterapkan pembelajaran (treatment) yang berbeda.

Kemudian setelah diterapkan pembelajaran yang berbeda, masing-masing

sampel diberikan tes akhir (posttest) yang sama untuk memperoleh hasil

belajar matematika. Dengan menggunakan desain the nonequivalent posttest-

only control gruop, diilustrasikan desain penelitian pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 The Nonequivalent Posttest-Only Control Gruop Design

Kelompok Treatment Posttest

Kelas eksperimen I O1 X1

Kelas eksperimen II O2 X2

Keterangan :

O1 : Treatment 1 (pembelajaran menggunakan model TPS)

Page 46: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

30

O2 : Treatment 2 (pembelajaran menggunakan model NHT)

X1 : Posttest (hasil belajar matematika) kelas TPS

X2 : Posttest (hasil belajar matematika) kelas NHT

C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi

bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek

atau obkek itu (Sugiyono, 2017: 117).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA

Negeri 3 Barru. Di mana pada kelas X MIA terdapat 4 kelas yaitu kelas X

MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, dan X MIA 4.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2017: 118). Sampel pada penelitian diambil

dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Cluster random

sampling dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi. Hal tersebut dilakukan karena populasi dianggap relatif homogen.

Sampel pada penelitian ini adalah kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen 1

Page 47: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

31

yang memperoleh treatment pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share

(TPS) dan kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen 2 yang memperoleh

treatment pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada

alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2017: 148).

Instrumen dalam penelitian ini merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah aspek penilaian kognitif. Dengan ini, maka instrumen yang digunakan

adalah instrumen tes. Instrumen tes digunakan dalam rangka pengukuran dan

penilaian, biasanya berupa sejumlah pertanyaan/soal yang diberikan untuk

dijawab oleh subjek yang diteliti setelah diberikan perlakuan.

E. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Mengurus izin pelaksanaan penelitian di SMA Negeri 3 Barru.

b. Berkoordinasi dengan guru bidang studi matematika.

c. Menyusun dan menyiapkan perangkat pembelajaran.

d. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Page 48: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

32

a. Kelas TPS

a) Memberikan penjelasan secara singkat dan menyeluruh terhadap

siswa sehubungan dengan materi yang akan diajarkan.

b) Melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif

tipe Think-Pair-Share.

c) Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui kemampuan siswa

setelah diberikan perlakuan.

b. Kelas NHT

a) Memberikan penjelasan secara singkat dan menyeluruh terhadap

siswa sehubungan dengan materi yang akan diajarkan.

b) Melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif

tipe Numbered Head Together.

c) Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui kemampuan siswa

setelah diberikan perlakuan.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan data penelitian.

b. Menganalisis dan mendeskripsikan data yang telah diperoleh sesuai

dengan variabel yang diteliti.

c. Menyusun laporan pelaksanaan dan hasil penelitian.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data merupakan tahapan yang amat penting dalam suatu

penelitian, karena akan mempengaruhi kualitas data hasil penelitian (Sugiyono,

Page 49: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

33

2017: 193). Data-data yang dikumpulkan tersebut digunakan untuk menjawab

permasalahan penelitian. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan peneliti.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik

tes dengan memberikan instrumen tes yang terdiri dari seperangkat

pertanyaan/soal untuk memperoleh data mengenai kemampuan siswa terutama

pada aspek kognitif. Teknik tes digunakan untuk memperoleh hasil belajar

matematika siswa. Proses pengumpulan data dengan teknik tes ini dilakukan

setelah diterapkan pembelajaran model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)

dan tipe Numbered Head Together (NHT) pada masing-masing kelas eksperimen.

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang

diperoleh yaitu menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik

inferensial.

a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017: 207).

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan skor

hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari masing-masing kelas

eksperimen penelitian. Untuk keperluan analisis digunakan mean, median,

Page 50: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

34

modus, standar deviasi, variansi, nilai minimum, dan nilai maksimum.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar matematika

siswa dikategorikan dengan menggunakan kategori standar yang diterapkan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan kategori standar KKM untuk

mata pelajaran matematika yang diterapkan pada kelas X SMA Negeri 3

Barru.

Tabel 3.2 Kategori Standar Hasil Belajar Siswa Depdikbud

Nilai Kategori

0 ≤ x < 55 Sangat Rendah

55 ≤ x < 75 Rendah

75 ≤ x < 80 Sedang

80 ≤ x < 90 Tinggi

90 ≤ x ≤ 100 Sangat Tinggi

(Jamaluddin (Rahmi, 2017: 42))

Tabel 3.3 Kategori Standar KKM Matematika Kelas X SMA

Negeri 3 Barru

Nilai Kategori

0 ≤ x < 75 Tidak Tuntas

75 ≤ x < 100 Tuntas

b. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menganalisis data

dengan membuat generalisasi pada data sampel agar hasilnya dapat

Page 51: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

35

diberlakukan pada populasi (Lestari dan Yudhanegara, 2017: 242). Analisis

statistik inferensial yaitu analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian.

Namun sebelum tahap pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan

uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat

analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelas

berdistribusi normal atau tidak dan juga apakah masing-masing kelas

memiliki varians yang sama atau tidak.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran data

berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan berdistribusi normal jika

data memusat pada nilai rata-rata dan median. Dengan provit data

semacam ini, maka data tersebut dianggap bisa mewakili populasi (Lestari

dan Yudhanegara, 2017: 243).

Pada penelitian ini untuk menguji kenormalan digunakan

Kolmogorov-Smirnov, dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau

0,05, dengan syarat:

1) Jika Pvalue ≥ α = 0,05 maka data berdistribusi normal

2) Jika Pvalue < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

b) Uji Homogenitas

Homogenitas data mempunyai makna, bahwa data memiliki varians

atau keragaman nilai yang sama secara statistik. Uji homogenitas

Page 52: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

36

dilakukan untuk mengetahui apakah variansi data dari sampel yang

dianalisis homogen atau tidak (Lestari dan Yudhanegara, 2017: 248).

Pada penelitian ini untuk menguji homogenitas digunakan uji

Levene’s test, dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05,

dengan syarat:

1) Jika Pvalue ≥ α = 0,05 maka data varians homogen

2) Jika Pvalue < α = 0,05 maka data varians tidak homogen

c) Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat analisis dilakukan dan telah terpenuhi,

selanjutnya adalah menguji hipotesis yang diajukan.

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

statistik parametrik yaitu Independent Sample T-test karena berasal dari

dua variabel yang berbeda atau tidak berhubungan. Uji ini digunakan

untuk mengambil keputusan apakah hipotesis diterima atau ditolak.

Adapun rumusnya sebagai berikut (Sugiyono, 2017: 273):

√( )

( )

( )

Keterangan:

= rata-rata nilai pada kelas TPS

= rata-rata nilai pada kelas NHT

= varians hasil belajar pada kelas TPS

= varians hasil belajar pada kelas NHT

Page 53: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

37

= jumlah sampel pada kelas TPS

= jumlah sampel pada kelas NHT

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan taraf signifikan (karena

pengujian hipotesis dengan uji dua pihak dengan taraf signifikansi α =

0,05, maka taraf signifikansi menjadi

α ).

Jika nilai signifikan > 0,025, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika nilai signifikan < 0,025, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Page 54: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Berikut ini adalah tabel yang menyajikan hasil analisis statistik

deskriptif hasil belajar kelas X MIA 1 SMA Negeri 3 Barru yang proses

pembelajarannya diterapkan model kooperatif tipe Think-Pair-Share

(TPS):

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas TPS

Statistik Nilai

Banyak Data 32

Skor Terendah 25

Skor Tertinggi 89,29

Rentang Skor 64

Rata-rata Skor 63,34

Standar Deviasi 16,07

Varians 258,168

Pada Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa

kelas X MIA 1 SMA Negeri 3 Barru setelah dilakukan proses

pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe Think-Pair-

Share (TPS) adalah 63,34 dari skor ideal yang mungkin dicapai siswa.

Skor yang dicapai oleh siswa tersebar dari skor terendah 25 hingga skor

tertinggi 89,29 dengan rentang skor 64 dan varians 258,168. Jika hasil

belajar matematika siswa dikelompokkan dalam 5 kategori maka

Page 55: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

39

diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti pada tabel berikut:

Tabel. 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar

Siswa Kelas TPS

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0 ≤ x < 55 Sangat Rendah 9 18,12

2 55 ≤ x < 75 Rendah 15 46,87

3 75 ≤ x < 80 Sedang 0 0

4 80 ≤ x < 90 Tinggi 8 25

5 90 ≤ x ≤ 100 Sangat Tinggi 0 0

Jumlah 32 100

Pada Tabel 4.2 di atas, ditunjukkan bahwa dari 32 siswa kelas X

MIA 1 SMA Negeri 3 Barru, siswa yang memperoleh skor pada interval

0 ≤ x < 55 adalah 9 siswa (18,12%), interval 55 ≤ x < 75 adalah 15 siswa

(46,87%), dan interval 80 ≤ x < 90 adalah 8 siswa (25%). Setelah skor rata-

rata hasil belajar siswa sebesar 63,25 dikonversi ke dalam 5 kategori di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata hasil belajar

matematika siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 3 Barru yang diterapkan

model kooperatif tipe Think-Pair-Share umumnya berada di kategori

rendah.

Selanjutnya data hasil belajar yang diterapkan menggunakan

model kooperatif tipe Think-Pair-Share dikategorikan berdasarkan

kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 56: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

40

Tabel. 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar

Siswa Kelas TPS Kategori Standar KKM

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x < 75 Tidak Tuntas 24 75

75 ≤ x ≤ 100 Tuntas 8 25

Jumlah 32 100

Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memiliki

nilai paling rendah 75. Dari tabel 4.3 di atas terlihat bahwa jumlah siswa

yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan individu adalah sebanyak 24

siswa (75%) dan sebanyak 8 siswa (25%) yang memenuhi kriteria

ketuntasan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas

X MIA 1 SMA Negeri 3 Barru yang diterapkan model kooperatif tipe

Think-Pair-Share tergolong belum tuntas.

Selanjutnya, adalah tabel yang menyajikan hasil analisis statistik

deskriptif hasil belajar kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Barru yang proses

pembelajarannya diterapkan model kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT):

Page 57: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

41

Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas NHT

Statistik Nilai

Banyak Data 32

Skor Terendah 53,57

Skor Tertinggi 92,86

Rentang Skor 39

Rata-rata Skor 74,06

Standar Deviasi 11,91

Varians 141,802

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil

belajar siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Barru setelah dilakukan

proses pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) adalah 74,06 dari skor ideal yang mungkin dicapai

siswa. Skor yang dicapai oleh siswa tersebar dari skor terendah 53,57

hingga skor tertinggi 92,86 dengan rentang skor 39 dan varians 141,802.

Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan dalam 5 kategori

maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase seperti pada tabel

berikut:

Page 58: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

42

Tabel. 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar

Siswa Kelas NHT

No Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0 ≤ x < 55 Sangat Rendah 3 9,37

2 55 ≤ x < 75 Rendah 10 31,25

3 75 ≤ x < 80 Sedang 6 18,75

4 80 ≤ x < 90 Tinggi 11 34,37

5 90 ≤ x ≤ 100 Sangat Tinggi 2 6,25

Jumlah 32 100

Pada Tabel 4.5 di atas, ditunjukkan bahwa dari 32 siswa kelas X

MIA 3 SMA Negeri 3 Barru, siswa yang memperoleh skor pada interval 0

≤ x < 55 adalah 3 siswa (9,37%), interval 55 ≤ x < 75 adalah 10 siswa

(31,25%), interval 75 ≤ x < 80 adalah 6 siswa (18,75%), interval 80 ≤ x < 90

adalah 11 siswa (34,37%), dan interval 90 ≤ x ≤ 100 adalah 2 siswa (6,25%).

Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,06 dikonversi ke

dalam 5 kategori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata

hasil belajar matematika siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Barru yang

diterapkan model kooperatif tipe Numbered Head Together umumnya

berada di kategori tinggi.

Selanjutnya data hasil belajar yang diterapkan menggunakan

Page 59: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

43

model kooperatif tipe Numbered Head Together dikategorikan

berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar

Siswa Kelas NHT Kategori Standar KKM

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x < 75 Tidak Tuntas 13 40,62

75 ≤ x ≤ 100 Tuntas 19 59,38

Jumlah 32 100

Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memiliki

nilai paling rendah 75. Dari tabel 4.6 di atas terlihat bahwa jumlah siswa

yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan individu adalah sebanyak 13

siswa (40,62%) dan sebanyak 19 siswa (59,38%) yang memenuhi kriteria

ketuntasan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas

X MIA 3 SMA Negeri 3 Barru yang diterapkan model kooperatif tipe

Numbered Head Together tergolong tuntas.

Dari deskripsi data di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

tes hasil belajar kelas TPS berbeda dengan nilai rata-rata kelas NHT.

Untuk melihat apakah perbedaan antara kedua kelas cukup berarti atau

tidak, maka akan dilakukan uji statistik lebih lanjut.

2. Hasil Analisis Statistik Inferensial

Page 60: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

44

Analisis statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk

pengujian hipotesis. Namun sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat

analisis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas penelitian ini digunakan sebagai prasyarat

untuk uji t. Dalam penelitian ini, data harus berdistribusi normal. Jika

data tidak berdistribusi normal maka uji t dan tidak dapat dilanjutkan.

Suatu distribusi dikatakan normal jika taraf signifikansinya > 0,05,

sedangkan jika taraf signifikansinya < 0,05 maka distribusinya

dikatakan tidak normal. Untuk menguji kenormalan data digunakan

uji Kolmogorof-Smirnov.

Data yang digunakan dalam uji normalitas adalah data hasil

posttest. Adapun hasil uji normalitas nilai posttest kelas TPS (X1) dan

kelas NHT (X2) dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

dengan bantuan SPSS versi 16.0, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

TPS .140 32 .113

NHT .154 32 .053

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel 4.7 data yang diperoleh dari perhitungan

hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa hasil belajar kelas

Page 61: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

45

TPS memiliki Sig. 0,113 itu berarti ˃ 0,05 dan hasil belajar kelas

NHT memiliki Sig. 0,053 juga ˃ 0,05. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan sebagai

prasyarat untuk uji t-test. Uji homogenitas dimaksudkan untuk

menguji apakah data dari dua kelompok penelitian menmpunyai

varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan

menggunakan uji Levene’s test. Dalam penelitian ini, data harus

homogen. Suatu distribusi dikatakan memiliki data yang homogenitas

maka signifikansinya > 0,05, sedangkan jika taraf signifikansinya <

0,05 maka distribusi dikatakan tidak homogen. Suatu distribusi dapat

dilanjutkan pada penelitian selanjutnya jika uji homogenitas

terpenuhi atau bisa dikatakan bahwa data tersebut homogen. Data

yang digunakan untuk menguji homogenitas kelas adalah data hasil

posttest. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Uji Homogenitas dengan Levene’s Test

HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.691 1 62 .198

Page 62: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

46

Berdasarkan tabel 4.8 uji homogenitas menunjukkan

signifikan 0,198 yang berarti ˃ 0,05, sehingga bisa dikatakan varians

data kedua kelompok tersebut homogen.

c. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat terpenuhi, maka selanjutnya menguji

hipotesis. Adapun hipotesis yang akan diuji yaitu:

H0 : , tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara

siswa yang pembelajarannya melalui penerapan model

kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan tipe

Numbered Head Together (NHT)

H1 : , terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa

yang pembelajarannya melalui penerapan model

kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan tipe

Numbered Head Together (NHT)

Keterangan:

µ1 : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya

melalui penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)

µ2 : Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya

melalui penerapan model kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT)

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

statistik parametrik yaitu Independent Sample T-test karena berasal dari

Page 63: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

47

dua variabel yang berbeda atau tidak berhubungan. Uji ini digunakan

untuk mengambil keputusan apakah hipotesis diterima atau ditolak.

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan taraf signifikan (karena

pengujian hipotesis dengan uji dua pihak dengan taraf signifikansi α =

0,05, maka taraf signifikansi menjadi

α ). Jika nilai signifikan > 0,025,

maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan jika nilai signifikan < 0,025, maka

H0 ditolak dan H1 diterima.

Tabel 4.9 Uji Hipotesis dengan Independent Sample T-Test

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

HASIL

BELAJAR

MATEMATIKA

Equal

variances

assumed

1.691 .198 -3.032 62 .004 -10.719 3.535

Equal

variances not

assumed

-3.032 57.162 .004 -10.719 3.535

Berdasarkan tabel 4.9, nilai yang ada pada kolom t merupakan

nilai thitung yang diperoleh dari hasil perhitungan. Nilai t pada baris

pertama, yaitu 3,032 merupakan nilai hasil uji t jika varians kedua data

homogen (equal variances assumed), sementara nilai t pada baris kedua

merupakan nilai hasil uji t jika varians kedua data tidak homogen. Karena

hasil uji Levene’s test menyatakan kedua varians homogen, maka nilai

thitung yang digunakan adalah yang berdasarkan uji t, yaitu sebesar 3,032

dengan Pvalue sebesar 0,004.

Page 64: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

48

Nilai Pvalue yang diperoleh < 0,025 yakni (0,004 < 0,025), maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang pembelajarannya

melalui penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dengan

tipe Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas X MIA SMA

Negeri 3 Barru.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penyajian data dan analisis data diketahui bahwa

pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan jumlah responden 32 siswa

memiliki mean (rata-rata) 63,34. Sedangkan pada kelas yang diajar melalui

pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki rata-rata 74,06 dengan jumlah

responden 32 siswa. Pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan t-test

diperoleh nilai thitung = 3,032 dengan Sig. 0,004. Nilai Pvalue yang diperoleh <

0,025 yakni (0,004 < 0,025), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara

pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan tipe Numbered

Head Together (NHT). Kelas yang diajar dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe TPS memiliki rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan

kelas yang diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Sehingga apabila dibandingkan maka pembelajaran dengan tipe NHT mampu

mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar.

Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran tipe NHT

dilakukan oleh peneliti pada kelas X MIA 3 diikuti oleh 32 orang siswa.

Page 65: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

49

Adapun rangkaian pembelajaran yang dilakukan yaitu membentuk 6 kelompok

dengan jumlah tiap kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Setelah itu guru

menjelaskan secara singkat tentang materi perbandingan vektor. Guru

memberikan waktu kepada seluruh siswa untuk bertanya, kemudian setelah

semua sudah mengerti, guru memberikan masalah untuk didiskusikan dengan

teman satu kelompoknya dan setiap anggota kelompok harus mengetahui

jawabannya, setelah itu guru memanggil salah satu nomor untuk siap maju

menjawab pertanyaan di depan kelas. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut

untuk siap dan tanggungjawab serta siswa didorong untuk memahami masalah,

meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dalam menyusun rencana

penyelesaian dan melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan sendiri

penyelesain masalah. Dan ini sejalan dengan tujuan Spenser Kagen (1993)

memperkenalkan pembelajaran ini, yakni untuk melibatkan lebih banyak siswa

dalam menelaah materi yang mencakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat proses

pembelajaran berlangsung diperoleh pada saat presentasi di depan kelas yang

dipilih acak oleh guru dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT masing-

masing siswa dari kelompok tersebut sudah menyiapkan diri semaksimal

mungkin dan berdiskusi dengan sungguh-sungguh bersama teman satu

kelompoknya untuk bisa mengerjakan sekaligus menerangkan penyelesaian

soal di depan kelas. Ternyata para siswa lebih memahami pemecahan soal

yang diterangkan oleh temannya sendiri yang lebih paham dari pada mereka.

Page 66: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

50

Oleh karena itu, hasil belajar matematika lebih baik pada siswa yang

diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dari pada siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif

tipe Think-Pair-Share (TPS). Dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa

dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk

didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, pembelajaran

tipe Numbered Head Together (NHT) juga dapat memberbaiki rasa percaya

diri dan siswa diberi kemampuan untuk berpartisipasi di dalam kelas. Hal ini

dapat menumbuhkan motivasi dan minat belajar meningkat, sehingga hasil

belajar dapat meningkat khususnya dalam bidang studi matematika.

Kenyataan ini dapat dijelaskan secara bahwa siswa yang diajar dengan

pembelajaran kooperatif model NHT lebih memotivasi siswa dalam belajar.

Dari hasil pengamatan, siswa yang diajar dengan pembelajaran ini lebih aktif,

mandiri dan bertanggung jawab dalam belajarnya. Mereka selalu

menggunakan kesempatan untuk bertanya pada guru maupun teman mereka

sendiri apabila dalam mengerjakan soal yang diberikan mengalami kesulitan.

Meskipun masih ada beberapa siswa yang selalu berbicara dengan teman,

mengganggu teman, maupun bercanda, namun setelah mereka diperingati

mereka dapat merubah sikapnya menjadi lebih baik, seperti mengerjakan soal,

bertanya pada guru maupun teman mereka sendiri. Dalam pembelajaran

kooperatif model NHT, siswa lebih ditekankan belajar bersama untuk

mencapai tujuan bersama dan belajar bertanggung jawab menunjukkan

pemahamnnya terhadap tugas yang diberikan guru kepada temannya.

Page 67: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

51

Pembelajaran ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu penomoran,

mengajukan pertanyaan, berfikir bersama dan menjawab. Dari pengamatan,

tahapan-tahapan tersebut terjalin interaksi yang kumulatif antara siswa dengan

siswa dan guru dengan siswa. Pada pembelajaran ini keterampilan siswa dalam

melakukan kegiatan merupakan pencerminan melatih daya berfikir untuk

memecahkan masalah dalam lembar kerja siswa sekaligus melatih siswa

bersikap secara alamiah, seperti menghargai pendapat temannya, teliti, jujur,

sikap obyektif dan sabar serta meningkatkan daya ingatan siswa mengenai

konsep-konsep matematika yang dipelajari. Hal ini terbukti ketika proses

belajar mengajar berlangsung siswa tidak hanya diam atau mendengarkan

temannya menjelaskan tetapi mereka aktif berdiskusi antar anggota

kelompoknya.

Hal ini sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) yang memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Setiap siswa menjadi siap semua.

2. Setiap siswa dapat melaksanakan diskusi dengan sungguh-sungguh.

3. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian ini menunjukkan bahwa

pembelajaran model kooperatif tipe NHT lebih baik dari pembelajaran model

kooperatif tipe TPS. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar matematika antara siswa yang pembelajarannya melalui penerapan

model kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) dan tipe Numbered Head Together

(NHT) pada kelas X MIA SMA Negeri 3 Barru.

Page 68: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

52

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari data hasil penelitian tentang perbandingan

hasil belajar matematika antara pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share

(TPS) dan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada

siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Barru, pada analisis data dengan menggunakan

t-test diperoleh nilai thitung = 3,032 dengan Sig. 0,004. Nilai Pvalue yang

diperoleh < 0,025 yakni (0,004 < 0,025), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara

siswa yang pembelajarannya melalui penerapan model kooperatif tipe Think-Pair-

Share (TPS) dengan tipe Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas X

MIA SMA Negeri 3 Barru.

B. SARAN

Demi kemajuan dan kesuksesan pelaksanaan pembelajaran dan dalam

rangka meningkatkan hasil belajar serta mutu pendidikan, maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga Sekolah

Diharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih maksimal lagi dalam

mendukung dan memfasilitasi penggunaan berbagi metode pembelajaran

Page 69: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

53

demi tercapainya tujuan utama pendidikan yaitu membentuk insan yang

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya

masyarakat bangsa dan negara.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya bertindak cermat dan berperan aktif serta berani untuk

melakukan inovasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman

dan hasil belajar matematika peserta didik.

b. Guru terus berupaya untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar

peserta didik pada pelajaran matematika dengan menerapkan model atau

metode pembelajaran yang sesuai dengan masalah yang ada dalam kelas.

3. Bagi Siswa

Pemberian treatment dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan

NHT ini diharapkan siswa lebih aktif dalam belajar sehingga dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Dengan penggunaan model ini

diharapkan juga dapat menumbuhkan semangat siswa untuk belajar

matematika dan mengubah kesan bahwa matematika itu sulit menjadi

matematika itu menyenangkan.

Page 70: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

54

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. 2003. Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Bubin. 2012. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta

Didik melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-

Pair-Share (Online), Vol. 2, No. 1,

(http://journal.unsil.ac.id/index.php/jp3m, diakses 03 Maret 2019).

Emzir. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Depok:

Raja Grafindo Persada.

FKIP Unismuh. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Panrita Press

Unismuh

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Huda, Miftahul. 2017. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan

Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul. 2016. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Lestari, K.E. dan Yudhanegara, M.R. 2017. Penelitian Pendidikan Matematika.

Bandung: Refika Aditama

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 71: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

55

Pasani, C. F. dan Pramita, M. 2014. Meningkatkan Karakrter Mandiri dan Hasil

Belajar Matematika Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think-Pair-Share Kelas VIII C SMPN 13 Banjarmasin (Online), Vol. 1,

No. 2, (http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/jpm, diakses 27 Februari

2019).

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatam Kuantitaif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2017. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanti, Ita. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Togother (NHT) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

VIII di MTs Muhammadiyah 2 Palembang (Online), Vol. 2, No. 3,

(http://eprints.radenfatah.ac.id/id/eprint/675, diakses 27 Februari 2019).

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana.

Suyono. dan Hariyanto. 2017. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep

Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Widarjono, Agus. 2015. Statistika Terapan: Dengan Excel dan SPSS. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Page 72: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 3 Barru

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : X MIA/ Genap

Materi : Vektor

Alokasi Waktu : 3×45 menit (3× pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4 (Keterampilan) : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar Indikator

3.2 Menjelaskan vektor, operasi

vektor, panjang vektor, sudut

antar vektor dalam ruang

berdimensi dua (bidang) dan

berdimensi tiga

1. Menyatakan vektor-vektor dari

titik-titik yang berada dalam

satu garis dengan menggunakan

rumus perbandingan vektor.

4.2 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan vektor,

operasi vektor, panjang vektor,

sudut antar vektor dalam ruang

berdimensi dua (bidang) dan

berdimensi tiga

1. Menyelesaikan masalah

matematis dengan

menggunakan rumus

perbandingan vektor

Page 73: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran kooperatif learning tipe Think-Pair-Share dengan

memiliki sikap responsif, kreatif serta kerjasama dengan baik dan

komunikatif peserta didik dapat menyatakan serta menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan penggunaan rumus perbandingan vektor.

D. Materi Pembelajaran

Materi pokok : Vektor (Rumus Perbandingan Vektor)

RUMUS PERBANDINGAN

Misalkan titik P pada garis AB dengan perbandingan AP : PB = m : n.

Perhatikan gambar di bawah ini !

nm

anbmpanbmnmp

pmbmanpnn

m

pb

apnmPBAP

)(

::

Jadi :

nm

anbmp

Jadi jika titik ),,(),,( 1 BBBAAA zyxBdanzyxA maka koordinat P:

(

)

Titik P bisa membagi AB dengan perbandingan di dalam seperti di atas atau

bisa juga dengan perbandingan di luar, maksudnya titik P di luar ruas garis

AB. Jika arah perbandingannya berlawanan, harus dengan menggunakan

tanda negatif.

A

B

P 𝑚

𝑎 𝑝

𝑏 O

𝑛

Page 74: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

Contoh 1

Diketahui titik A(1,2,3) dan titik B(4,8,12). Jika titik P membagi AB di dalam

dengan perbandingan AP : PB = 1 : 2. Tentukan koordinat titik P !

Jawab :

Dik : A (1, 2, 3)

B (4, 8, 12)

AP : PB = 1 : 2 m = 1, n = 2

Dit : P ( . . . ) = ?

Peny : Karena titik P membagi AB di dalam, digunakan rumus:

nm

anbmp

21

)3,2,1(2)12,8,4(1

p

3

)6,4,2()12,8,4( p

3

)18,12,6(p

)6,4,2(p

Contoh 2

Diketahui titik A(-1,0,1) dan titik B(2,2,2). Jika titik P membagi AB di luar

dengan perbandingan AP : PB = 3 : -1. Tentukan koordinat titik P !

Jawab :

Dik : A (-1, 0, 1)

B (2, 2, 2)

AP : PB = 3 : -1

Dit : P ( . . . ) = ?

Peny : Karena titik P membagi AB di luar, digunakan rumus:

Ingat! Jika arah perbandingannya berlawanan, harus dengan menggunakan

tanda negatif.

nm

anbmp

13

)1,0,1(1)2,2,2(3

p

2

)1,0,1()6,6,6( p

2

5,0,

2

7p

Page 75: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

E. Model/Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share

(TPS).

Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab

F. Sumber/ Bahan/ Alat Bantu

Sumber :

- Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Matematika

Peminatan Kelas X Kemendikbud, tahun 2013

- Buku referensi lain.

- Internet Bahan : spidol

Alat : laptop dan papan tulis

G. Langkah-langkah Kegiatan

1. Pertemuan Pertama

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak

siswa berdoa sebelum belajar.

Guru mengecek kehadiran siswa.

Apersepsi: tanya-jawab tentang materi

sebelumnya.

Menyampaikan tujuan dan memotivasi

siswa.

Guru menyampaikan indikator

pencapaian kompetensi dan memotivasi

siswa untuk belajar serta menyampaikan

model pembelajaran yang diterapkan

pada pembelajaran kali ini.

Siswa menjawab

salam dan berdoa

sebelum memulai

pelajaran.

Siswa memperhatikan

penyampaian dari

guru.

15

menit

Kegiatan

Inti

Menyajikan/menyampaikan informasi

Guru menyajikan informasi mengenai

rumus perbandingan vektor.

Guru memberikan pertanyaan kepada

siswa kemudian siswa diberikan waktu

untuk berpikir.

Mengorganisasikan peserta didik dalam

Siswa memperhatikan

penyampaian dari

guru.

Siswa berpikir untuk

memperoleh jawaban

100

menit

Page 76: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

kelompok-kelompok belajar

Guru meminta siswa untuk duduk

berpasang-pasangan

Membimbing kelompok bekerja dan

belajar.

Guru meminta siswa mendiskusikan

jawaban yang diperoleh secara mandiri

sebelumnya dengan pasangannya.

Guru mengawasi jalannya diskusi.

Evaluasi

Guru memanggil beberapa

pasangan/kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

Guru memberikan kesempatan kepada

pasangan/kelompok lain untuk

memberikan tanggapan

Guru mengevaluasi dan

mengklarifikasi jawaban hasil diskusi

kelompok.

Siswa berdiskusi

dengan pasangannya

untuk memecahkan

pertanyaan guru.

Siswa dan

pasangannya

mempresentasikan

hasil diskusi yang

telah dilakukan.

Siswa mendengarkan

penjelasan dari guru.

Penutup Dengan tanya-jawab, guru bersama

siswa merumuskan kesimpulan tentang

materi yang telah dipelajari.

Memberikan penghargaan

Guru memberikan apresiasi kepada

pasangan/kelompok yang dengan aktif

mengikuti pembelajaran.

Guru menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

Menutup pembelajaran dengan berdo’a

dan salam.

Siswa merumuskan

kesimpulan tentang

materi yang telah

dipelajari.

Siswa berdo’a dan

memberi salam.

20

menit

2. Pertemuan Kedua

Page 77: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak

siswa berdoa sebelum belajar.

Guru mengecek kehadiran siswa.

Apersepsi: tanya-jawab tentang materi

sebelumnya.

Menyampaikan tujuan dan memotivasi

siswa.

Guru menyampaikan indikator

pencapaian kompetensi dan memotivasi

siswa untuk belajar.

Siswa menjawab

salam dan berdoa

sebelum memulai

pelajaran.

Siswa memperhatikan

penyampaian dari

guru.

15

menit

Kegiatan

Inti

Menyajikan/menyampaikan informasi

Guru menyajikan informasi mengenai

penyelesaian masalah yang berkaitan

dengan penggunaan rumus

perbandingan vektor.

Guru memberikan pertanyaan kepada

siswa kemudian siswa diberikan waktu

untuk berpikir.

Mengorganisasikan peserta didik dalam

kelompok-kelompok belajar

Guru meminta siswa untuk duduk

berpasang-pasangan

Membimbing kelompok bekerja dan

belajar.

Guru meminta siswa mendiskusikan

jawaban yang diperoleh secara mandiri

sebelumnya dengan pasangannya.

Guru mengawasi jalannya diskusi.

Evaluasi

Guru memanggil beberapa

pasangan/kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

Guru memberikan kesempatan kepada

pasangan/kelompok lain untuk

memberikan tanggapan

Guru mengevaluasi dan

Siswa memperhatikan

penyampaian dari

guru.

Siswa berpikir untuk

memperoleh jawaban

Siswa berdiskusi

dengan pasangannya

untuk memecahkan

pertanyaan guru.

Siswa dan

pasangannya

mempresentasikan

hasil diskusi yang

telah dilakukan.

Siswa mendengarkan

penjelasan dari guru.

100

menit

Page 78: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

mengklarifikasi jawaban hasil diskusi

kelompok.

Penutup Dengan tanya-jawab, guru bersama

siswa merumuskan kesimpulan tentang

materi yang telah dipelajari.

Memberikan penghargaan

Guru memberikan apresiasi kepada

pasangan/kelompok yang dengan aktif

mengikuti pembelajaran.

Guru menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

Menutup pembelajaran dengan berdo’a

dan salam.

Siswa merumuskan

kesimpulan tentang

materi yang telah

dipelajari.

Siswa berdo’a dan

memberi salam.

20

menit

3. Pertemuan Ketiga

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak

siswa berdoa sebelum belajar.

Guru mengecek kehadiran siswa.

Siswa menjawab

salam dan berdoa

sebelum memulai

pelajaran.

Kegiatan

Inti

Guru membagikan soal postest dan

lembar pengisian jawaban siswa.

Guru mengawasi jalannya postest.

Siswa menerima

lembar soal dan

lembar pengisian

jawaban siswa.

60

menit

Penutup Guru menutup pembelajaran dengan

berdo’a dan salam.

Siswa berdo’a dan

memberi salam.

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis (Posttest)

2. Instrumen Penilaian

Page 79: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

Indikator Teknik

Penilaian Instrumen

1. Menyatakan vektor-

vektor dari titik-titik

yang berada dalam satu

garis dengan

menggunakan rumus

perbandingan vektor.

Tes Tertulis 1. Diketahui titik A ( 5, -2) dan B ( 7, 8 ) . Jika D

terletak pada ruas garis AB dengan perbandingan AD

: DB = 1 : 3, tentukan koordinat titik D !

2. Diketahui titik P ( 6, 7, -5 ) dan Q ( 6, 3, -2 ) . jika

titik R pada perpanjangan PQ dengan PR : RQ = 3 :

-2, tentukan koordinat titik R !

2. Menyelesaikan masalah

matematis dengan

menggunakan rumus

perbandingan vektor

Tes tertulis 1. Ada 5 anak yaitu O, A, B , C dan D yang berdiri

pada bidang koordinat Kartesius. O pada posisi titik

( 0, 0 ) A pada posisi titik ( 2, 3 ). B pada posisi titik

( 12, 8 ). Sedangkan C pada posisi antara anak A dan

B dengan perbandingan AC : CB = 3 : 2 . D di

tengah-tengah anak O dan B.

a. Sketsalah posisi ke lima anak tersebut !

b. Tentukan jarak C dan D !

3. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran

Soal Kunci Jawaban Pedoman

Penskoran

1. Diketahui titik A (5,-2) dan B (7,8).

Jika D terletak pada ruas garis AB

dengan perbandingan AD : DB = 1 : 3,

tentukan koordinat titik D !

AD : DB = 1 : 3

d = 31

31

ab

d = 4

2

53

8

71

d = 4

6

15

8

7

d =

2

22

4

1

d =

2

1

2

11

1

1

1

1

1

1

6

Soal Kunci Jawaban Pedoman

Penskoran

Page 80: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

2. Diketahui titik P (6, 7, -5) dan Q (6, 3,

-2). Jika titik R pada perpanjangan PQ

dengan PR : RQ = 3 : -2, tentukan

koordinat titik R !

PR : RQ = 3 : -2

r = 23

23

pq

r = 1

5

7

6

2

2

3

6

3

r =

6

9

18

-

10

14

12

r =

4

5

6

1

1

1

1

1

5

3. Ada 5 anak yaitu O, A, B , C dan D

yang berdiri pada bidang koordinat

Kartesius. O pada posisi titik ( 0, 0 )

A pada posisi titik ( 2, 3 ). B pada

posisi titik ( 12, 8 ). Sedangkan C

pada posisi antara anak A dan B

dengan perbandingan AC : CB = 3 : 2

. D di tengah-tengah anak O dan B.

a. Sketsalah posisi ke lima anak

tersebut !

b. Tentukan jarak C dan D !

a.

B ( 12, 8 )

C

A ( 2, 3 )

D

O

b. Jarak C dan D

AC : CB = 3 : 2

c = 5

3

22

8

123

c = 5

6

4

24

36

4

1

1

1

1

1

Page 81: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

c = 5

30

40

c =

6

8

1

6

OD : DB = 1 : 1

d = 2

8

12

0

0

d = 2

8

12

d =

4

6

Panjang CD =22 )46()68(

= 2 2

1

1

1

1

1

2

Jumlah Skor Maksimal 28

Makassar, Mei 2019

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Auliah Azis, S. Pd. Nahdatul Islami

NIP. NIM. 10536481614

Page 82: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 3 Barru

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : X MIA/ Genap

Materi : Vektor

Alokasi Waktu : 3×45 menit (3× pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI 4 (Keterampilan) : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

Kompetensi Dasar Indikator

3.2 Menjelaskan vektor,

operasi vektor, panjang

vektor, sudut antar vektor

dalam ruang berdimensi

dua (bidang) dan

berdimensi tiga

1. Menyatakan vektor-vektor dari titik-

titik yang berada dalam satu garis

dengan menggunakan rumus

perbandingan vektor.

4.2 Menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan

vektor, operasi vektor,

panjang vektor, sudut antar

vektor dalam ruang

berdimensi dua (bidang)

dan berdimensi tiga

1. Menyelesaikan masalah matematis

dengan menggunakan rumus

perbandingan vektor

Page 83: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran kooperatif learning tipe Numbered Head Together

dengan memiliki sikap responsif, kreatif serta kerjasama dengan baik dan

komunikatif peserta didik dapat menyatakan serta menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan penggunaan rumus perbandingan vektor.

D. Materi Pembelajaran

Materi pokok : Vektor (Rumus Perbandingan Vektor)

RUMUS PERBANDINGAN

Misalkan titik P pada garis AB dengan perbandingan AP : PB = m : n.

Perhatikan gambar di bawah ini !

nm

anbmpanbmnmp

pmbmanpnn

m

pb

apnmPBAP

)(

::

Jadi :

nm

anbmp

Jadi jika titik ),,(),,( 1 BBBAAA zyxBdanzyxA maka koordinat P:

(

)

Titik P bisa membagi AB dengan perbandingan di dalam seperti di atas atau

bisa juga dengan perbandingan di luar, maksudnya titik P di luar ruas garis

AB. Jika arah perbandingannya berlawanan, harus dengan menggunakan

tanda negatif.

A

B

P 𝑚

𝑎 𝑝

𝑏 O

𝑛

Page 84: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

Contoh 1

Diketahui titik A(1,2,3) dan titik B(4,8,12). Jika titik P membagi AB di dalam

dengan perbandingan AP : PB = 1 : 2. Tentukan koordinat titik P !

Jawab :

Dik : A (1, 2, 3)

B (4, 8, 12)

AP : PB = 1 : 2 m = 1, n = 2

Dit : P ( . . . ) = ?

Peny : Karena titik P membagi AB di dalam, digunakan rumus:

nm

anbmp

21

)3,2,1(2)12,8,4(1

p

3

)6,4,2()12,8,4( p

3

)18,12,6(p

)6,4,2(p

Contoh 2

Diketahui titik A(-1,0,1) dan titik B(2,2,2). Jika titik P membagi AB di luar

dengan perbandingan AP : PB = 3 : -1. Tentukan koordinat titik P !

Jawab :

Dik : A (-1, 0, 1)

B (2, 2, 2)

AP : PB = 3 : -1

Dit : P ( . . . ) = ?

Peny : Karena titik P membagi AB di luar, digunakan rumus:

Ingat! Jika arah perbandingannya berlawanan, harus dengan

menggunakan tanda negatif.

nm

anbmp

13

)1,0,1(1)2,2,2(3

p

2

)1,0,1()6,6,6( p

2

5,0,

2

7p

Page 85: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

E. Model/Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT).

Metode pembelajaran : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab

F. Sumber/ Bahan/ Alat Bantu

Sumber :

- Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Matematika

Peminatan Kelas X Kemendikbud, tahun 2013

- Buku referensi lain.

- Internet Bahan : spidol

Alat : laptop dan papan tulis

G. Langkah-langkah Kegiatan

1. Pertemuan Pertama

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak

siswa berdoa sebelum belajar.

Guru mengecek kehadiran siswa.

Apersepsi: tanya-jawab tentang materi

sebelumnya.

Menyampaikan tujuan dan memotivasi

siswa.

Guru menyampaikan indikator

pencapaian kompetensi dan memotivasi

siswa untuk belajar serta menyampaikan

model pembelajaran yang diterapkan

pada pembelajaran kali ini.

Siswa menjawab

salam dan berdoa

sebelum memulai

pelajaran.

Siswa memperhatikan

penyampaian dari

guru.

15

menit

Kegiatan

Inti

Menyajikan/menyampaikan informasi

Guru menyajikan informasi mengenai

rumus perbandingan vektor.

Guru memotivasi siswa untuk

mengajukan pertanyaaan terkait materi

yang telah disajikan.

Mengorganisasikan peserta didik dalam

Siswa berpikir

bersama dalam

kelompok untuk

mencari jawaban dari

pertanyaan yang

diajukan dan

memastikan bahwa

setiap anggota

kelompoknya

100

menit

Page 86: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

kelompok-kelompok belajar

Guru membagi siswa dalam beberapa

kelompok heterogen yang

beranggotakan 4-5 siswa. Masing-

masing anggota kelompok diberi nomor

yang berbeda.

Membimbing kelompok bekerja dan

belajar.

Guru mengajukan pertanyaan atau

masalah kepada masing-masing

kelompok.

Guru mengawasi jalannya diskusi

Evaluasi

Guru memanggil satu nomor secara acak

dari beberapa kelompok untuk

menyajikan hasil diskusinya dan

kelompok yang lain menanggapi.

Guru mengevaluasi dan mengklarifikasi

jawaban hasil diskusi kelompok.

memahami dan dapat

menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh

guru.

Siswa mengangkat

tangan ketika

nomornya disebutkan

oleh guru, kemudian

mewakili

kelompoknya

memberikan jawaban

dari pertanyaan yang

diajukan guru.

Penutup Dengan tanya-jawab, guru bersama

siswa merumuskan kesimpulan tentang

materi yang telah dipelajari.

Memberikan penghargaan

Guru memberikan apresiasi kepada

kelompok yang dengan aktif mengikuti

pembelajaran.

Guru menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

Menutup pembelajaran dengan berdo’a

dan salam.

Siswa merumuskan

kesimpulan tentang

materi yang telah

dipelajari.

Siswa berdo’a dan

memberi salam. 20

menit

2. Pertemuan Kedua

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak

siswa berdoa sebelum belajar.

Guru mengecek kehadiran siswa.

Siswa menjawab

salam dan berdoa

sebelum memulai

15

menit

Page 87: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

Apersepsi: tanya-jawab tentang materi

sebelumnya.

Menyampaikan tujuan dan memotivasi

siswa.

Guru menyampaikan indikator

pencapaian kompetensi dan memotivasi

siswa untuk belajar.

pelajaran.

Siswa memperhatikan

penyampaian dari

guru.

Kegiatan

Inti

Menyajikan/menyampaikan informasi

Guru menyajikan informasi mengenai

penyelesaian masalah yang berkaitan

dengan penggunaan rumus

perbandingan vektor.

Guru memotivasi siswa untuk

mengajukan pertanyaaan terkait materi

yang telah disajikan.

Mengorganisasikan peserta didik dalam

kelompok-kelompok belajar

Guru meminta siswa untuk berada dalam

kelompoknya, seperti pada pertemuan

sebelumnya.

Membimbing kelompok bekerja dan

belajar.

Guru mengajukan pertanyaan atau

masalah kepada masing-masing

kelompok.

Guru mengawasi jalannya diskusi

Evaluasi

Guru memanggil satu nomor secara acak

dari beberapa kelompok untuk

menyajikan hasil diskusinya dan

kelompok yang lain menanggapi.

Guru mengevaluasi dan mengklarifikasi

jawaban hasil diskusi kelompok.

Siswa berpikir

bersama dalam

kelompok untuk

mencari jawaban dari

pertanyaan yang

diajukan dan

memastikan bahwa

setiap anggota

kelompoknya

memahami dan dapat

menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh

guru.

Siswa mengangkat

tangan ketika

nomornya disebutkan

oleh guru, kemudian

mewakili

kelompoknya

memberikan jawaban

dari pertanyaan yang

diajukan guru.

100

menit

Page 88: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

Penutup Dengan tanya-jawab, guru bersama

siswa merumuskan kesimpulan tentang

materi yang telah dipelajari.

Memberikan penghargaan

Guru memberikan apresiasi kepada

kelompok yang dengan aktif mengikuti

pembelajaran.

Guru menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

Guru menutup pembelajaran dengan

berdo’a dan salam.

Siswa merumuskan

kesimpulan tentang

materi yang telah

dipelajari.

Siswa berdo’a dan

memberi salam. 20

menit

3. Pertemuan Ketiga

Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Waktu

Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengajak

siswa berdoa sebelum belajar.

Guru mengecek kehadiran siswa.

Siswa menjawab

salam dan berdoa

sebelum memulai

pelajaran.

Kegiatan

Inti

Guru membagikan soal postest dan

lembar pengisian jawaban siswa.

Guru mengawasi jalannya postest.

Siswa menerima

lembar soal dan

lembar pengisian

jawaban siswa.

60

menit

Penutup Guru menutup pembelajaran dengan

berdo’a dan salam.

Siswa berdo’a dan

memberi salam.

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian : Tes Tertulis (Posttest)

Page 89: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

2. Instrumen Penilaian

Indikator Teknik

Penilaian Instrumen

1. Menyatakan vektor-

vektor dari titik-titik

yang berada dalam satu

garis dengan

menggunakan rumus

perbandingan vektor.

Tes Tertulis 1. Diketahui titik A ( 5, -2) dan B ( 7, 8 ) . Jika D

terletak pada ruas garis AB dengan perbandingan AD

: DB = 1 : 3, tentukan koordinat titik D !

2. Diketahui titik P ( 6, 7, -5 ) dan Q ( 6, 3, -2 ). Jika

titik R pada perpanjangan PQ dengan PR : RQ = 3 :

-2, tentukan koordinat titik R !

2. Menyelesaikan masalah

matematis dengan

menggunakan rumus

perbandingan vektor

Tes tertulis 1. Ada 5 anak yaitu O, A, B , C dan D yang berdiri

pada bidang koordinat Kartesius. O pada posisi titik (

0, 0 ) A pada posisi titik ( 2, 3 ). B pada posisi titik (

12, 8 ). Sedangkan C pada posisi antara anak A dan

B dengan perbandingan AC : CB = 3 : 2 . D di

tengah-tengah anak O dan B.

a. Sketsalah posisi ke lima anak tersebut !

b. Tentukan jarak C dan D !

3. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran

Soal Kunci Jawaban Pedoman

Penskoran

1. Diketahui titik A (5,-2) dan B (7,8).

Jika D terletak pada ruas garis AB

dengan perbandingan AD : DB = 1 : 3,

tentukan koordinat titik D !

AD : DB = 1 : 3

d = 31

31

ab

d = 4

2

53

8

71

d = 4

6

15

8

7

d =

2

22

4

1

d =

2

1

2

11

1

1

1

1

1

1

6

Page 90: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

Soal Kunci Jawaban Pedoman

Penskoran

2. Diketahui titik P (6, 7, -5) dan Q (6, 3,

-2). Jika titik R pada perpanjangan PQ

dengan PR : RQ = 3 : -2, tentukan

koordinat titik R !

PR : RQ = 3 : -2

r = 23

23

pq

r = 1

5

7

6

2

2

3

6

3

r =

6

9

18

-

10

14

12

r =

4

5

6

1

1

1

1

1

5

3. Ada 5 anak yaitu O, A, B , C dan D

yang berdiri pada bidang koordinat

Kartesius. O pada posisi titik ( 0, 0 )

A pada posisi titik ( 2, 3 ). B pada

posisi titik ( 12, 8 ). Sedangkan C

pada posisi antara anak A dan B

dengan perbandingan AC : CB = 3 : 2

. D di tengah-tengah anak O dan B.

a. Sketsalah posisi ke lima anak

tersebut !

b. Tentukan jarak C dan D !

a.

B ( 12, 8 )

C

A ( 2, 3 )

D

O

b. Jarak C dan D

AC : CB = 3 : 2

c = 5

3

22

8

123

c = 5

6

4

24

36

4

1

1

1

1

Page 91: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

c = 5

30

40

c =

6

8

1

1

6

OD : DB = 1 : 1

d = 2

8

12

0

0

d = 2

8

12

d =

4

6

Panjang CD =22 )46()68(

= 2 2

1

1

1

1

1

2

7

Jumlah Skor Maksimal 28

Makassar, Mei 2019

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Auliah Azis, S. Pd. Nahdatul Islami

NIP. NIM. 10536481614

Page 92: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

DAFTAR HADIR SISWA

KELAS X MIA 3 SMAN 3 BARRU

No Nama Siswa

Kehadiran

Jumlah Persentase

1 2 3

1 Alif Muqsal 3 100

2 Aryan Sadri 3 100

3 Asrifaldi 3 100

4 Fathul Kaeril 3 100

5 Iriyansa 3 100

6 Muh. Fadhul Rohman 3 100

7 Muhammad Fiqran Yunus 3 100

8 Nurul Iman Muhammad 3 100

9 Saheri i 2 66,67

10 Wahyullah 3 100

11 Aidah Nurazzah 3 100

12 Ainun Ginaya 3 100

13 Asrina 3 100

14 Aulia Mufliha B.W 3 100

15 Citra Kharunisah 3 100

16 Elsa Nurpradipa 3 100

17 Fauzirawati Najam 3 100

Page 93: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

18 Fitria Ramadhani 3 100

19 Helmalia Putri 3 100

20 Iffah Mursydaa 3 100

21 Muhajirah Azis 3 100

22 Nur Asisah 3 100

23 Nur Azizah 3 100

24 Nur Azzahra 3 100

25 Nurnadila Syadir i 2 66,67

26 Nurul Azmi Rauf 3 100

27 Nurul Fadilah 3 100

28 Pahaeriani 3 100

29 Salimah Azizah 3 100

30 Sri Julia Suharningsih 3 100

31 Wahyuni s 2 66,67

32 Syarmila 3 100

Page 94: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

DAFTAR HADIR SISWA

KELAS X MIA 1 SMAN 3 BARRU

No Nama Siswa

Kehadiran

Jumlah Persentase

1 2 3

1 Badaruddin s s 1 33,33

2 Muh. Ardiansyah 3 100

3 Muh. Rayhan Arham 3 100

4 Muh. Alfin Taufiq Rahman 3 100

5 Muh. Hidayat Aliah 3 100

6 Muh. Iqram 3 100

7 Muhammad Aswar 3 100

8 Muhammad Fathur Rizqi 3 100

9 Rahmatul Ansari 3 100

10 Rizal 3 100

11 Wahyudi 3 100

12 Zulpadli 3 100

13 Audia Nanda Ahyar 3 100

14 Della Nirmayanti 3 100

15 Fikriyah Ilmiah Aliah 3 100

16 Husnul Khatimah 3 100

17 Indah Sari 3 100

Page 95: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

18 Misna 3 100

19 Musyarafah 3 100

20 Nur Elisa 3 100

21 Nur Fatimah Amir 3 100

22 Nurul Anisyah 3 100

23 Nurul Azizah Aksa 3 100

24 Nurul Hikmah D. 3 100

25 Putri Ayu Anugrah 3 100

26 Rezkia Maulita 3 100

27 Sefira Natasya 3 100

28 Siti Aisyah 3 100

29 Sucianti 3 100

30 Tri Andini Syamsuluri 3 100

31 Ummi Kalsum 3 100

32 Ummul Khaeriah 3 100

Page 96: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

DAFTAR NAMA KELOMPOK KELAS X MIA 3 SMAN 3 BARRU

No Nama Siswa

1

Muhammad Fiqran Yunus

Ainun Ginaya

Sri Julia Suharningsi (K)

Syarmila

2

Alif Muqsal

Wahyullah

Asrina (K)

Auliah Mufliha

3

Fathul Khaeril

Aidah Nurazzah (K)

Muhajirah Azis

Nurul Azmi Rauf

4

Nurul Iman Muhammad

Fauzirawati Najam (K)

Iffah Mursyidah

Nur Azzahra

5

Saheri (K)

Helmaliah Putri

Nur Azizah

Nurul Fadillah

6

Muhammad Fadhur Rohman

Citra Kharunisah

Fitria Ramadhani

Nurnadila Syadir (K)

7

Aryan Sadri

Elsa Nurpradipa

Salimah Azizah Ishaq (K)

Wahyuni

8

Asrifaldi (K)

Iriyansyah

Paheriani

Nur Asisah

Page 97: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

DAFTAR NAMA KELOMPOK KELAS X MIA 1 SMAN 3 BARRU

No Nama Siswa No Nama Siswa

1 Muh. Ardiansyah

Muhammad Fathur Rizqi 9

Misna

Nur Elisa

2 Muh. Alfin Taufiq Rahman

Muh. Iqram 10

Fikriyah Ilmiah Aliah

Sefira Natasya

3 Muh. Hidayat Aliah

Rizal 11

Nur Fatimah Amir

Tri Andini Syamsuluri

4 Rahmatul Ansari

Wahyudi 12

Nurul Azizah Aksa

Ummul Khaeriah

5 Muh. Rayhan Arham

Zulpadli 13

Indah Sari

Musyarafah

6 Muhammad Aswar

Badaruddin 14

Nurul Anisyah

Nurul Hikmah D.

7 Della Nirmayanti

Putri Ayu Anugrah 15

Rezkia Maulita

Siti Aisyah

8 Audia Nanda Ahyar

Husnul Khatimah 16

Sucianti

Ummi Kalsum

Page 98: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

JADWAL PENELITIAN

Sekolah : SMA Negeri 3 Barru

Mata Pelajaran : Matematika

Tahun Ajaran : 2018/2019

No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

X MIA 1

1 Senin, 27 Mei 2019 09.00-10.30

Menyajikan materi dan

menyelesaikan masalah

perbandingan vektor dengan

menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe TPS

2 Rabu, 29 Mei 2019 10.45-12.15 Menyelesaikan masalah

perbandingan vektor

3 Senin, 10 Juni 2019 09.00-10.30 Tes Akhir (Posttest)

X MIA 3

1 Senin, 27 Mei 2019 07.30-09.00 Menyajikan materi dan

menyelesaikan masalah

perbandingan vektor dengan

menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe NHT

2 Selasa, 28 Mei 2019 09.00-10.30 Menyelesaikan masalah

perbandingan vektor

3 Senin, 10 Juni 2019 07.30-09.00 Tes Akhir (Posttest)

Page 99: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

KISI-KISI SOAL

MATA PELAJARAN : MATEMATIKA K E L A S : X MIA

KURIKULUM : KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN : 2018/2019

NAMA : NAHDATUL ISLAMI

JUMLAH SOAL : 3 NOMOR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR SOAL BENTUK

SOAL

NO

SOAL

BOBOT

SOAL

(1) (2) (3) (4) (5)

Menjelaskan vektor, operasi

vektor, panjang vektor, sudut

antar vektor dalam ruang

berdimensi dua (bidang) dan

berdimensi tiga

Menyatakan vektor-vektor dari titik-

titik yang berada dalam satu garis

dengan menggunakan rumus

perbandingan vektor.

Uraian 1

2

6

5

Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan vektor, operasi

vektor, panjang vektor, sudut

antar vektor dalam ruang

berdimensi dua (bidang) dan

berdimensi tiga

Menyelesaikan masalah matematis

dengan menggunakan rumus

perbandingan vektor

Uraian 3

17

Page 100: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 101: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

TES HASIL BELAJAR

Posttest

Nama Siswa :

Kelas : X MIA . . .

Mata pelajaran : Matematika (Peminatan)

Alokasi Waktu : 60 Menit

Hari/Tanggal :

Petunjuk!

Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan soal

Tulislah nama dan kelengkapan identitas lainnya pada lembar jawaban yang telah disediakan

Jawablah pada kertas jawaban yang telah disediakan dengan menggunakan balpoin

Kerjakan terlebih dahulu yang dianggap mudah!

Soal :

1. Diketahui titik A (5, -2) dan B (7, 8). Jika D terletak pada ruas garis AB

dengan perbandingan AD : DB = 1 : 3, tentukan koordinat titik D !

2. Diketahui titik P (6, 7, -5) dan Q (6, 3, -2). Jika titik R pada perpanjangan PQ

dengan PR : RQ = 3 : -2, tentukan koordinat titik R !

3. Ada 5 anak yaitu O, A, B, C dan D yang berdiri pada bidang koordinat

Kartesius. O pada posisi titik (0, 0), A pada posisi titik (2, 3), B pada posisi

titik (12, 8), sedangkan C pada posisi antara anak A dan B dengan

perbandingan AC : CB = 3 : 2, dan D di tengah-tengah anak O dan B.

a. Sketsalah posisi ke lima anak tersebut !

b. Tentukan jarak C dan D !

Page 102: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN

No Tahapan Pedoman Penskoran

1. AD : DB = 1 : 3

d = 31

31

ab

d = 4

2

53

8

71

d = 4

6

15

8

7

d =

2

22

4

1

d =

2

1

2

11

1

1

1

1

1

1

6

2. PR : RQ = 3 : -2

r = 23

23

pq

r = 1

5

7

6

2

2

3

6

3

r =

6

9

18

-

10

14

12

r =

4

5

6

1

1

1

1

1

5

Page 103: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

No Tahapan Pedoman Penskoran

3. a.

B ( 12, 8 )

C

A ( 2, 3 )

D

O

b. Jarak C dan D

AC : CB = 3 : 2

c = 5

3

22

8

123

c = 5

6

4

24

36

c = 5

30

40

c =

6

8

OD : DB = 1 : 1

d = 2

8

12

0

0

d = 2

8

12

d =

4

6

4

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Page 104: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

No Tahapan Pedoman Penskoran

Panjang CD =22 )46()68(

= 2 2

2

13

Jumlah Skor Maksimal 28

Page 105: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

1 2 3

1 Alif Muqsal 5 4 6 15 53.57 TIDAK LULUS

2 Aryan Sadri 5 4 11 20 71.43 TIDAK LULUS

3 Asrifaldi 6 5 12 23 82.14 LULUS

4 Fathul Kaeril 5 4 9 18 64.29 TIDAK LULUS

5 Iriansyah 5 5 9 19 67.86 TIDAK LULUS

6 Muh. Fadhlur Rohman 6 5 11 22 78.57 LULUS

7 Muhammad Fiqran Yunus 4 4 8 16 57.14 TIDAK LULUS

8 Nurul Iman Muhammad 6 4 11 21 75.00 LULUS

9 Saheri 6 5 15 26 92.86 LULUS

10 Wahyullah 5 4 6 15 53.57 TIDAK LULUS

11 Aidah Nurazzah 6 5 15 26 92.86 LULUS

12 Ainun Ginaya 6 5 12 23 82.14 LULUS

13 Asrina 6 5 13 24 85.71 LULUS

14 Aulia Mufliha B.W 6 5 12 23 82.14 LULUS

15 Citra Kharunisah 5 5 12 22 78.57 LULUS

16 Elsa Nurpradipa 5 4 6 15 53.57 TIDAK LULUS

17 Fauzirawati Najam 6 5 13 24 85.71 LULUS

18 Fitria Ramadhani 5 5 10 20 71.43 TIDAK LULUS

19 Helmalia Putri 5 5 11 21 75.00 LULUS

20 Iffah Mursyidah 5 4 9 18 64.29 TIDAK LULUS

21 Muhajirah Azis 5 5 9 19 67.86 TIDAK LULUS

22 Nur Asisah 5 4 7 16 57.14 TIDAK LULUS

23 Nur Azizah 5 5 13 23 82.14 LULUS

24 Nur Azzahra 5 4 7 16 57.14 TIDAK LULUS

25 Nurnadila Syadir 6 5 12 23 82.14 LULUS

26 Nurul Azmi Rauf 6 5 14 25 89.29 LULUS

27 Nurul Fadilah 5 5 11 21 75.00 LULUS

28 Pahaeriani 6 5 12 23 82.14 LULUS

29 Salimah Azizah 6 5 14 25 89.29 LULUS

30 Sri Julia Suharningsih 6 5 13 24 85.71 LULUS

31 Wahyuni 5 4 11 20 71.43 TIDAK LULUS

32 Syarmila 5 5 11 21 75.00 LULUS

Ket.

≥ 75,00 : Lulus

< 75,00 : Tidak Lulus

DAFTAR NILAI TES HASIL BELAJAR

KELAS NHT

Ket.No Nama SiswaNomor Soal

Jumlah Nilai

Page 106: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

1 2 3

1 Badaruddin 3 3 1 7 25.00 TIDAK LULUS

2 Muh. Ardiansyah 6 5 14 25 89.29 LULUS

3 Muh. Rayhan Arham 4 3 7 14 50.00 TIDAK LULUS

4Muh. Alfin Taufiq

Rahman5 5 7 17 60.71 TIDAK LULUS

5 Muh. Hidayat Aliah 5 4 6 15 53.57 TIDAK LULUS

6 Muh. Iqram 5 5 7 17 60.71 TIDAK LULUS

7 Muhammad Aswar 6 5 9 20 71.43 TIDAK LULUS

8 Muhammad Fathur Rizqi 5 5 10 20 71.43 TIDAK LULUS

9 Rahmatul Ansari 6 5 12 23 82.14 LULUS

10 Rizal 4 4 8 16 57.14 TIDAK LULUS

11 Wahyudi 4 4 8 16 57.14 TIDAK LULUS

12 Zulpadli 5 5 7 17 60.71 TIDAK LULUS

13 Audia Nanda Ahyar 5 5 14 24 85.71 LULUS

14 Della Nirmayanti 5 4 7 16 57.14 TIDAK LULUS

15 Fikriyah Ilmiah Aliah 5 4 6 15 53.57 TIDAK LULUS

16 Husnul Khatimah 5 4 9 18 64.29 TIDAK LULUS

17 Indah Sari 4 4 5 13 46.43 TIDAK LULUS

18 Misna 5 5 8 18 64.29 TIDAK LULUS

19 Musyarafah 5 5 6 16 57.14 TIDAK LULUS

20 Nur Elisa 4 4 5 13 46.43 TIDAK LULUS

21 Nur Fatimah Amir 5 5 8 18 64.29 TIDAK LULUS

22 Nurul Anisyah 5 3 6 14 50.00 TIDAK LULUS

23 Nurul Azizah Aksa 6 5 13 24 85.71 LULUS

24 Nurul Hikmah D. 5 5 8 18 64.29 TIDAK LULUS

25 Putri Ayu Anugrah 5 4 6 15 53.57 TIDAK LULUS

26 Rezkia Maulita 4 4 1 9 32.14 TIDAK LULUS

27 Sefira Natasya 6 5 13 24 85.71 LULUS

28 Siti Aisyah 5 5 13 23 82.14 LULUS

29 Sucianti 6 5 14 25 89.29 LULUS

30 Tri Andini Syamsuluri 5 5 7 17 60.71 TIDAK LULUS

31 Ummi Kalsum 6 5 13 24 85.71 LULUS

32 Ummul Khaeriah 5 5 10 20 71.43 TIDAK LULUS

Ket.

≥ 75,00 : Lulus

< 75,00 : Tidak Lulus

DAFTAR NILAI TES HASIL BELAJAR

KELAS TPS

Ket.No Nama SiswaNomor Soal

Jumlah Nilai

Page 107: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

UJI NORMALITAS

Kolmogorov-Smirnov

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TPS 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%

NHT 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%

Page 108: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

Descriptives

Statistic Std. Error

TPS Mean 63.34 2.840

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 57.55

Upper Bound 69.14

5% Trimmed Mean 63.90

Median 60.00

Variance 258.168

Std. Deviation 16.068

Minimum 25

Maximum 89

Range 64

Interquartile Range 26

Skewness -.150 .414

Kurtosis -.135 .809

NHT Mean 74.06 2.105

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 69.77

Upper Bound 78.36

5% Trimmed Mean 74.24

Median 75.00

Variance 141.802

Std. Deviation 11.908

Minimum 53

Maximum 92

Range 39

Interquartile Range 17

Skewness -.418 .414

Kurtosis -.891 .809

Page 109: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TPS .140 32 .113 .946 32 .109

NHT .154 32 .053 .933 32 .048

a. Lilliefors Significance Correction

TPS

Page 110: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

NHT

Page 111: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

UJI HOMOGENITAS

Levene’s Test

Test of Homogeneity of Variances

HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.691 1 62 .198

Page 112: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

UJI HIPOTESIS

T-Test

Group Statistics

KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

HASIL BELAJAR

MATEMATIKA

TPS 32 63.34 16.068 2.840

NHT 32 74.06 11.908 2.105

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

HASIL BELAJAR

MATEMATIKA

Equal variances

assumed 1.691 .198 -3.032 62 .004 -10.719 3.535 -17.786 -3.652

Equal variances not

assumed

-3.032 57.162 .004 -10.719 3.535 -17.798 -3.640

Page 113: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 114: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 115: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 116: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 117: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 118: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 119: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 120: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 121: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 122: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 123: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 124: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 125: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 126: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 127: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 128: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 129: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 130: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 131: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 132: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 133: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 134: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 135: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 136: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 137: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 138: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 139: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 140: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 141: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 142: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 143: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 144: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 145: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 146: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 147: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 148: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 149: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 150: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 151: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 152: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 153: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 154: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 155: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 156: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 157: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …
Page 158: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

DOKUMENTASI

KELAS NHT

Menyiapkan siswa dalam kelompok-

kelompok Menjelaskan garis besar materi

Membimbing kelompok belajar Mengevaluasi hasil kerja siswa/

kelompok yang telah maju ke depan

Siswa berdiskusi Siswa mengerjakan posttest

Page 159: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

KELAS TPS

Siswa mengerjakan soal Pretes Siswa bersiap dan berdoa sebelum

pelajaran

Membimbing kelompok belajar Membimbing kelompok belajar

Memanggil siswa maju ke depan kelas

untuk mengerjakan hasil diskusinya

Menyiapkan siswa untuk mengerjakan

posttest

Page 160: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA …

RIWAYAT HIDUP

Nahdatul Islami. Lahir di Barru, Sulawesi Selatan pada 29

Juli 1996. Buah kasih dari pasangan Ibunda Sitti Nurjaya

dan Ayahanda Harisman, anak kedua dari tiga bersaudara,

yakni Risdayanti Qalbi dan Nurul Annihad.

Pada tahun 2001, penulis mulai mengenyam pendidikan kanak-kanak di TK

Aisyiyah Pekkae, kemudian melanjutkan pendidikan di SDN 01 Pekkae pada

tahun 2002 dan tamat pada tahun 2008, kemudian melanjutkan ke jenjang

menengah pertama di SMP Negeri 1 Tanete Rilau pada tahun 2008 dan tamat

pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 1 Tanete Rilau dan tamat pada tahun 2014. Pada tahun 2014, penulis

melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai

mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika pada Program Studi Pendidikan

Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.