perbandingan cimt sisi lesi antara dm dan...

17
PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN NONDM DENGAN ATAU TANPA DISLIPIDEMIA PENDERITA STROK ISKEMIK COMPARISON OF CIMT LESION SIDE BETWEEN DM AND NONDM WITH OR WITHOUT DISLIPIDEMIA IN ISCHEMIC STROKE Imelda Farida Ahmad 1 , Yudy Goysal, 1 Abdul Muis 1 , Amiruddin Aliah 1 , Cahyono Kaelan 1 , Idham Jaya Ganda 2 1 Bagian Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2 Bagian Ilmu Penyakit Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi : Imelda Farida Ahmad Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP: 081342061019 Email: [email protected]

Upload: vuphuc

Post on 11-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM

DAN NONDM DENGAN ATAU TANPA DISLIPIDEMIA PENDERITA STROK ISKEMIK

COMPARISON OF CIMT LESION SIDE BETWEEN DM AND NONDM WITH OR WITHOUT DISLIPIDEMIA IN ISCHEMIC

STROKE

Imelda Farida Ahmad1, Yudy Goysal,1Abdul Muis1, Amiruddin Aliah 1, Cahyono Kaelan 1, Idham Jaya Ganda2

1Bagian Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar,

2Bagian Ilmu Penyakit Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi :

Imelda Farida Ahmad Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP: 081342061019 Email: [email protected]

Page 2: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

1

ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika intima media arteri karotis (CIMT) yang dapat dilihat dengan pemeriksaan carotid doppler. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan carotid intima media thickness (CIMT) sisi lesi antara DM dan non DM dengan atau tanpa dislipidemia pada penderita strok iskemik. Desain penelitian adalah Cross Sectional Study, pada 40 subjek penderita strok iskemik. Masing-masing 20 subjek diabetes melitus dan 20 subjek non diabetes melitus di Rumah Akademis Makassar, dari bulan Maret hingga Juni 2013. Pada kelompok penelitian dilakukan pemeriksaan ketebalan tunika intima media arteri karotis komunis sisi lesi dengan menggunakan carotid doppler. Sampel yang diambil adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata CIMT penderita strok iskemik yang disertai DM dan dislipidemia secara bermakna lebih tinggi daripada tanpa dislipdemia (p<0,05) Selain itu nilai rerata CIMT penderita strok iskemik yang non DM disertai dislipidemia secara bermakna lebih tinggi daripada tanpa dislipidemia. Demikian pula pada penderita DM nilai CIMTnya lebih tinggi dari nonDM. Penelitian ini menunjukkan penderita DM rata-rata memiliki ketebalan tunika intima lebih tinggi daripada nonDM

Kata kunci: CIMT, DM, Strok iskemik, carotid doppler

ABSTRACT

The process of atherosclerosis can cause degeneration of the intima and media layers that can be seen by by carotid Doppler examination. This study aims to compare of CIMT lesion side in patients with ischemic stroke between DM and Non DM with or without dislipidemia. Design of this study was a Cross Sectional involve 40 subjects of ischemic stroke. which 20 subjects were in Diabetes melitus and and 20 were in Non diabetes melitus as control group. This study was performed at Akademis hospital Makassar started from March until June 2013. The result showed that mean value of CIMT in patient DM and dislipidemia was higher and more significantthan without dislipidemia (p< 0,05).and mean value of CIMT with NonDM accompanied dislipidemia more higher than DM and non dislipidemia patients and mean value of CIMT with duslipidemia patient was significantly higher than without dislipdemia patient. And so do CIMT value in DM patient were higher than non DM. Tis study showed DM patient had tunica intima thickness higher than non DM.

Keywords : CIMT, DM, Ischemic stroke, carotid doppler

Page 3: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

2

PENDAHULUAN

Strok adalah masalah kesehatan utama, merupakan salah satu sumber

penyebab gangguan otak pada manusia masa puncak produktif dan menjadi penyebab

kematian nomor tiga dan penyebab kecacatan nomor satu (Misbach,2011). Di

Amerika Serikat strok menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian

setelah penyakit jantung dan kanker. Setiap tahunnya 500.000 orang-orang Amerika

terserang strok, 400.000 orang terkena strok iskemik dan 100.000 orang menderita

strok hemoragik (termasuk perdarahan intraserebral dan subarachnoid) dengan 175

orang diantaranya mengalami kematian (Trush, 2005). Strok telah terbukti menjadi

penyebab utama kecacatan kronik di semua lapisan masyarakat. Penderita yang

selamat dari strok dapat mengalami kecacatan fungsi kognitif, sensorik, maupun

motorik akibat kerusakan otak (Gofir, 2007).

Beberapa faktor risiko pada strok berdasarkan data penelitian dari 28 Rumah

sakit di Indonesia didapatkan hipertensi sebesar 73,9%, Fibrilasi atrium 3,4%,

diabetes mellitus 17,3%, hiperkolestrolemia 16,4%, merokok 20,45%. Diabetes

melitus (DM) dan peningkatan kadar lemak darah (dislipidemia) merupakan dua dari

faktor risiko strok iskemik menurut The WHO Task Aorce on Stroke and Other

Cerebrovascular Disorder yang dapat menyebabkan terjadinya proses aterosklerosis

pada lapisan tunika intima media arteri karotis (Misbach, 2011). Ini sesuai dengan

penelitian Rehman MU,(2011 bahwa kondisi diabetes, cholesterol HDL, mempecepat

terjadinya ketebalan tunika intima media (Rehman,2011). Demikian pula pada

penelitian di India yang menunjukkan bahwa CIMT pada penderita stroke dengan

beberapa faktor risiko relative lebih tinggi secara signifikan (Jain, 2012).

Aterosklerosis adalah pengerasan pada pembuluh darah arteri yang terjadi karena

proses pengendapan lemak, komplek karbohidrat dan produk darah, jaringan ikat dan

kalsium, yang mengakibatkan hilangnya elastisitas arteri, disertai perubahan

degenerasi lapisan media dan intima. Penekanan yang terlalu banyak pada arteri dapat

menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tebal dan kaku akhirnya membatasi

Page 4: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

3

darah yang mengalir ke organ dan jaringan yang menimbulkan proses arteriosklerosis

( Murtala dkk.,2010)

Bila aterosklerosis terjadi pada arteri yang mensuplai darah ke otak yaitu

arteri karotis maka akan menimbulkan risiko strok dan bila terjadi pada arteri

koronaria dapat menimbulkan penyakit jantung iskemia. Menurut Homoud 2008,

aterosklerosis adalah penyebab utama penyakit jantung koroner. Lesi aterosklerosis

pada arteri karotis, juga seringkali merupakan faktor risiko terjadinya stroke

tromboembolik. Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak,

aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala. Aterosklerosis dapat menjadi

kronik dengan menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang meningkat sebanding

dengan umur (penyakit degenerative) dan lamanya menderita aterosklerosis.

(Murtala dkk., 2010)

Diabetes merupakan salah satu faktor risiko utama pada strok iskemik dan

berhubungan dengan angka mortalitas. Milikan 1987 menyatakan bahwa 10-30%

penderita strok sebelumnya adalah penderita Diabetes. Telah dikemukakan pada

“Framingham Study” bahwa insiden strok Iskemik didapatkan 2,5-3,5 kali lebih

tinggi pada DM dibanding non DM (Basjiruddi,2009). Peningkatan kadar gula darah

dapat memperburuk prognosis strok. Hal ini disebabkan fungsi vasodilatasi arteri

serebral yang berkurang pada penderita diabetes. Demikian pula pada penderita DM

kelompok usia 60-69 tahun adalah lima kali lebih tinggi dibandingkan non DM

(Misbach, 2011). Hal ini sesuai dengan penelitian di jerman bahwa IMT arteri karotis

kommunis secara signifikan dipengaruhi oleh umur, maupun jenis kelamin

(Linnebank et al.,2011).

Pada DM tipe 2 ditandai dengan gagalnya kemampuan memproduksi insulin

yang cukup untuk mencegah resistensi insulin, dan sering bersamaan dengan faktor

risiko lain termasuk hipertensi, obesitas dan hiperlipidemia. Hal ini menimbulkan

suatu keadaan yang disebut sindroma metabolik, dimana dengan adanya sindroma ini

maka risiko strok akan meningkat menjadi 1,5 kali lipat, sedang risiko pada DM

lebih dari 2 kali lipat. Metabolik sindrom dan derajat resistensi insulin merupakan

Page 5: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

4

faktor risiko independen untuk stroke, dan bila keduanya ada pada pasien akan

meningkatkan risiko strok tiga kali lipat. Sindrom ini secara langsung merupakan

mata rantai terjadinya perubahan pada arteri besar seperti arteri karotis dengan

bertambah tebalnya tunika media-intima yang akan menambah kerusakan vaskular

kearah aterosklerosis (Basjiruddin,2009).

Suatu penelitian kasus kontrol dan prespektif epidemiologi menunjukkan efek

independen diabetes pada strok iskemik pada laki-laki maupun perempuan, dengan

peningkatan risiko relatif strok pada penderita diabetes 1,8 hingga hampir 6 kali. The

Atherosclerosis Risk in Communities Study Investigators (ARIC) menemukan

pasien-pasien yang sebelumnya menderita DM yang tidak terdiagnosis ternyata

mengalami kecepatan progresi aterosklerosis karotis yang lebih besar dibanding

pasien yang telah diketahui menderita DM (Liviakis et al., 2010).

Diabetes mempercepat perkembangan aterosklerosis arteri karotis. Pada

suatu populasi berdasarkan studi kohort 1192 pria dan wanita yg diperiksa interval 5

tahun, perkembangan ketebalan intima media pada pemeriksaan USG common

arteri karotid (CCA) dan interna arteri karotid (ICA) adalah sekitar dua kali pada

penderita diabetes dibandingkan dengan penderita non diabetes. Tingkat kemajuan

pada ICA lebih besar pada pasien yang tidak terdiagnosis diabetes dibandingkan

dengan pasien yang diabetes (Hennerici,2004).

IMT pada CCA pasien diabetes dan strok akut secara signifikan lebih besar

dibanding pada pasien strok yang non diabetes. Pada studi sebelumnya menunjukkan

bahwa resistensi insulin menunjukkan suatu gambaran yang penting pada syndrome

DM type 2 tidak berkorelasi dengan IMT (Idris et al.,2006). kemudian studi lain

menemukan bahwa, pada pasien DM menyebabkan regresi dari CIMT (Al-Nimer,

2009).

Beberapa studi dalam menilai ketebalan intima media sebagai tanda lesi awal

dari aterosklerosis dilakukan oleh Bachtiar Murtala dkk, (2011) pada penelitiannya

yang menghubungkan Intima Media Thickness (IMT) arteri karotis dengan fraksi

lipid, yang menunjukkan hubungan yang signifikan (Murtala,2011). Polak Fj pada

Page 6: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

5

penelitiannya menunjukkan adanya hubungan yang signifikan progresifitas IMT pada

penderita diabetes control and complication Trial (DCCT) disertai dengan merokok

dan hipertensi, sedangkan umur tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada

penderita strok iskemik (Murtala dkk.,2011).

Beberapa studi lain menunjukkan prevalensi IMT pada populasi secara

umum. Bermacam-macam metode telah dibuat dengan berbagai interprestasi.

Bahkan pada tiga studi berbasis populasi di Eropa cukup sebanding dengan kriteria

untuk IMT. Kuopio ischaemic Heart Disease Risk Factor Study (KIHD) menurut

Salonen et al., The San Daniele Project (SDP) (Prati et al., 1992) dan The

investigation Pre-Cliniques de Paris (IPC) (Bonithon-Kopp et al., 1993), terdapat

perbedaan yang bermakna tentang prevalensi tersebut. Misalnya sekitar 37% laki-laki

Filandia memiliki ketebalan dinding arteri sementara laki-laki Italia dilaporkan hanya

memiliki ketebalan sekitar 9,4%. Demikian pula IMT lebih tinggi pada wanita

Prancis (30,4%) dibandingkan wanita Italia (Hennerici,2004).

Persyaratan dalam penilaian penyakit serebrovaskular dini menggunakan

pemeriksaan IMT dengan teknik Ultrasonography B-mode (Carotid Doppler)

beresolusi tinggi pada arteri karotis (Alexandrov,2011). Teknik noninvasive ini telah

memainkan peran sentral dalam banyak studi epidemiologi terakhir dan sedang

digunakan untuk penilaian keberhasilan pencegahan aterosklerosis (Hennerici,2004)

Berdasarkan berbagai studi dan teori diatas, dan beberapa penelitian ternyata

menunjukkan bahwa pada DM mudah terjadi penebalan tunika intima media arteri

carotis, sehingga pada penelitian ini bertujuan menilai perbandingan CIMT sisi lesi

antara DM dan non DM dengan atau tanpa dislipidemia pada penderita strok

iskemik akut dengan menggunakan carotid doppler.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS Akademis Makassar. Desain penelitian ini

menggunakan metode cross sectional untuk membandingkan carotid intima media

Page 7: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

6

thickness (CIMT) sisi lesi antara Diabetes melitus dan non diabetes melitus dengan

atau tanpa dislipidemia pada penderita strok iskemik.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah penderita strok iskemik yang DM dan non DM dengan atau

tanpa dislipidemia yang berobat jalan di poli saraf RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo

dan jejaringnya di Makassar. Didapatkan sebanyak 20 sampel dengan diabetes

melitus dan 20 sampel tanpa diabetes melitus yang terdiri dari 10 sampel dislipidemia

dan 10 tanpa dislipidemia.

Sampel yang diambil adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu: 1)

Semua penderita strok yang terdiagnosa strok iskemik yang penderita DM disertai

dan tanpa dislipidemia, non DM dengan dan tanpa dislipidemia; 2)Pertama kali

mengalami strok; 3) Bersedia ikut dalam penelitian.

Metode pengumpulan data

Data yang dikumpulkan, dianalisis menggunakan bantuan komputer program

excel dan dianalisis statistik terhadap variabel-variabel yang diteliti dengan bantuan

program Statistical Package for Social Scienses (SPSS) for Windows.

Analisis data

Data yang dikumpul diolah melalui analisis statistik, untuk membandingkan

CIMT sisi iskemik dan non iskemik penderita strok iskemik antara DM dan non DM

yang disertai dan tanpa dislipidemia dengan menggunakan uji T tidak berpasangan.

HASIL

Tabel 1 menunjukkan distribusi sampel penelitian berdasarkan umur, jenis

kelamin, dislipidemia, hipertensi dan diabetes melitus pada subjek penelitian. Pada

kelompok umur terdiri dari 27 orang (67,5%) yang ≤ dari 60 tahun dan 13 orang

(32,5%) > 60 tahun. Sebagian besar distribusi sampel berjenis kelamin perempuan

sebanyak 22 orang (55%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 orang (45%). Kelompok hipertensi didapatkan jumlah sampel 17(42,5%) pada tekanan darah >160,

dan pada ≤ 160 berjumlah 23 orang (57,5%) dan distribusi DM dan non DM serta

Page 8: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

7

dislipidemia jumlah sampel yang didapatkan baik pada kelompok perlakuan ataupun

kontrol adalah 20 orang (50%). Pada kelompok yang merokok didapatkan jumlah

pasien sebanyak 12 (55%) dan 28 orang (45%) yang tidak merokok.

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari hasil analisis dengan Uji T nilai rerata

CIMT sisi lesi penderita strok iskemik yang diabetes melitus disertai dislipidemia

lebih tinggi daripada rerata nilai CIMT penderita diabetes melitus tanpa dislipidemia

dan perbedaan rerata tersebut bermakna, yang ditunjukkan oleh nilai p yang lebih

kecil dari α = 0,05.

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari hasil analisis uji T, nilai rerata CIMT sisi

lesi penderita strok iskemik yang Nondiabetes melitus disertai dislipidemia lebih

tinggi daripada rerata nilai CIMT sisi lesi penderita Nondiabetes melitus tanpa

dislipidemia dan perbedaan rerata tersebut bermakna, yang ditunjukkan oleh nilai p

yang lebih kecil dari α = 0,05.

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari hasil analisis uji T, nilai rerata CIMT sisi

lesi penderita strok iskemik yang diabetes melitus disertai dislipidemia lebih tinggi

daripada rerata nilai CIMT sisi lesi penderita Nondiabetes melitus tanpa dislipidemia

dan perbedaan rerata tersebut bermakna, yang ditunjukkan oleh nilai p yang lebih

kecil dari α = 0,05.

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari hasil analisis dengan Uji T menunjukkan

bahwa nilai rerata CIMT sisi lesi penderita strok iskemik disertai diabetes melitus

dan tanpa dislipidemia didapatkan perbedaan yang tidak bermakna dibandingkan

pada penderita Nondiabetes melitus disertai dislipidemia dan perbedaan rerata

tersebut yang ditunjukkan oleh nilai p yang lebih besar dari α = 0,05.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini kami menemukan nilai perbandingan CIMT sisi lesi pada

penderita DM rata-rata lebih tinggi dibandingkan non DM. Nilai CIMT yang

diperoleh antara 1,1 mm hingga 1,7 mm. Hasil analisis menunjukkan terdapat

perbedaan, dimana didapatkan nilai CIMT pada penderita DM dan rata-rata > 1 mm,

Page 9: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

8

dan yang non DM < 1 mm, meskipun masih terdapat nilai CIMT DM < 1 dengan

jumlah yang minimal. Dalam literatur menyatakan bahwa ketebalan kompleks

lapisan intima media pada orang dewasa normal berkisar 0,5-1 mm. Penebalan

CIMT > 1,0 mm merupakan keadaan abnormal menandakan perubahan paling awal

aterosklerosis (Hennerici,2004). Pada penelitian ini, dari 20 orang penderita DM, 16

diantaranya memiliki ukuran CIMT yang > 1, sedang 4 yang lainnya bernilai ≤1 mm,

dan pada kelompok kontrol diperoleh 13 orang dengan ukuran CIMT ≤1, dan 7 orang

dengan ukuran > 1 mm, yang masing-masing terbagi Dalam kelompok dislipidemia

dan nondislipidemia.

Dari 40 sampel, didapatkan penderita strok yang DM sebanyak 20 orang dan

kontrol yang non DM 20 orang, serta dari kedua kelompok tersebut terbagi lagi

masing-masing menjadi 10 dislipidemia dan 10 nondislipidemia. jumlah sampel yang

diperoleh laki-laki lebih banyak daripada perempuan, namun pada penderita DM

lebih banyak pada jenis kelamin perempuan dibanding laki-laki. Berdasarkan

Framingham study diperkirakan risiko strok meningkat 1,5-3 kali pada pasien DM,

begitupun pada bahwa insiden strok non hemoragik didapatkan 2,5-3,5 kali lebih

tinggi pada DM dibandingkan yang non DM. Hal ini sesuai dengan penelitian

liviakis L et al,(2010) Sementara Capes dkk mengatakan bahwa pada pasien dengan

kadar GDP > 13,4 mmol/l, risiko strok kira-kira lebih tinggi dua kali lipat dibanding

dengan kontrol metabolik. Demikian pula proporsi wanita lebih besar, dimana

menurut Almdal mendapatkan risiko ateroskleoris dan relative terkena strok lebih

tinggi dua hingga 6,5 kali pada wanita, oleh karena kemungkinan berhubungan

dengan perbedaan sensivitas terhadap insulin yang lebih rendah dibanding laki-laki

(Rehman,2011). Pada kelompok umur, sampel penelitian antara 25 tahun sampai

dengan 73 tahun dengan persentase terbesar sama pada umur ≤ 60 tahun, namun pada

penderita DM jumlahnya sama pada kedua kelompok umur tersebut. Sesuai

Copenhagen Stroke Study 2005. Usia merupakan satu faktor pengubah yang penting

dimana DM menimbulkan risiko strok lebih tinggi diantara pasien yang berusia lebih

muda, sesuai penelitian linnebank et al., (2011) Pada populasi yang berusia < 55

Page 10: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

9

tahun. DM akan meningkatkan strok iskemik lebih tinggi. Namun pada Framingham

study melaporkan bahwa risiko terjadinya strok iskemik pada DM terbanyak pada

kelompok usia 60-69 tahun adalah 5 kali lebih tinggi dibandingkan penderita non

DM.

Dengan menggunakan T U test didapatkan nilai yang bermakna pada

perbandingan antara kelompok DM disertai dislipidemia dengan yang tanpa

dislipdemia, demikian pula pada kelompok NonDM disertai dislipidemia dan tanpa

dislipidemia, dengan nilai p < 0,05. Dengan menggunakan T U test didapatkan nilai

rerata CIMT sisi lesi lebih tinggi secara bermakna pada kelompok DM disertai

dislipidemia dengan nilai CIMT maximum dan minimum > 1.0 mm, dibandingkan

dengan DM tanpa dislipidemia dengan tingkat kemaknaan <0.05. Demikian pula

rerata CIMT kelompok non DM disertai dislipidemia dibandingkan non DM tanpa

dislipidemia dengan nilai maksimum > 1.0 mm, dan minimum < 1.0 mm dengan

tingkat kemaknaan diperoleh nilai p < 0.05.

Demikian pula nilai rerata CIMT DM disertai dislipidemia dibandingkan

yang nonDM disertai dislipidemia kelompok DM disertai dislipidemia dibandingkan

nonDM tanpa dislipidemia dan kelompok DM tanpa dislipidemia dibandingkan

NonDM tanpa dislipidemia menunjukkan nilai rata-rata CIMT sisi lesi tersebut lebih

tinggi secara bermakna dengan nilai p <0.05, nampak rata-rata CIMT kelompok

NonDM tanpa dislipidemia nilainya < 1.0 mm. Hal ini sesuai beberapa studi yang

dikemukakan beberapa peneliti, bahwa IMT pada arteri karotis kommunis penderita

diabetes dan strok iskemik akut secara signifikan lebih besar dibanding pasien strok

non diabetes menurut idris I,(2006) Ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Al-nimer,(2009). Hal ini disebabkan oleh keadaan hiperglikemi kronis akan

mengaktivasi PK.C yang bersifat vasokontriksi, infiltrasi monosit melewati endotel,

mengawali pembentukan ateroma di dinding pembuluh darah. Yang dapat dilihat

dengan mengukur nilai CIMT dengan menggunakan carotid Doppler. Adanya

peningkatan nilai CIMT yang lebih besar dari 1 mm telah menunjukkan bahwa telah

Page 11: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

10

terjadi suatu aterosklerosis yang terjadi pada pada arteri yang mensuplai darah ke

otak yaitu arteri karotis (Idris,2006).

Demikian pula pada kondisi profil lipid yang meningkat, dimana oksidasi LDL

kolesterol sebagai kemungkinan penyebab dari kerusakan endotel. Peningkatan LDL

kolesterol akan menurunkan sejumlah antioksidan pada endotel yang sehat dan

menyebabkan metabolism endotel yang abnormal, gangguan pada dinding pembuluh

darah yang berhubungan dengan perkembangan ateriosklerosis. Sesuai penelitian

Dari penelitian Rehman,(2011) dan liviakis et al., (2010) menunjukkan ketebalan

tunika intima media pada penderita dislipidemia dan DM lebih tinggi dibanding tanpa

dislipidemia. Dari beberapa penelitian yang ada diketahui bahwa CIMT dapat

dijadikan sebagai surrogate kerusakan atau disfungsi pembuluh darah arteri karotis.

Namun pada kelompok penderita DM tanpa dislipidemia dibandingkan

dengan nonDM disertai dislipidemia, didapatkan nilai p > 0,05, yang menunjukkan

bahwa perbedaan nilai CIMT pada analisis uji T tidak menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna, karena kedua kondisi tersebut memberikan kontribusi

besar terhadap terjadinya deposit plak pada dinding pembuluh darah.

Pada penelitian ini dari analisis faktor risiko tidak menunjukkan adanya

pengaruh yang berarti terhadap penebalan CIMT pada sampel, baik pada kelompok

umur ataupun hipertensi, Sejalan dengan penelitian Linnebank et al.,(2011) yang

menunjukkan bahwa progresifitas IMT terhadapa umur tidak memberikan perbedaan

yang signifikan, tetapi meskipun demikian secara angka didapatkan nilai yang tinggi

pada kelompok umur > 60th, demikian pulapada kelompok hipertensi, berbeda pada

kelompok jenis kelamin terutama pada jenis kelamin perempuan. Beberapa kondisi

yang dari faktor risiko tersebut sehingga tidak didapatkannya peningkatan ketebalan

dari arteri karotis adalah kondisi yang bukan kronik, efek dari obat-obatan

(Hennerici, 2004) dan beberapa faktor lain.

SIMPULAN DAN SARAN

Nilai CIMT sisi lesi pada penderita Strok Iskemik yang disertai DM dan

Page 12: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

11

dislipidemia lebih tinggi secara bermakna daripada yang non dislipidemia.

Demikian pula pada yang non DM dan disertai dislipidemia lebih tinggi secara

bermakna daripada yang penderita non DM tanpa dislipidemia. Tidak didapatkannya

nilai CIMT yang bermakna antara penderita strok iskemik yang disertai DM dan

nondislipidemia dengan non DM dan dislipidemia, tetapi didapatkannya nilai rerata

CIMT pada penderita strok Iskemik yang disertai DM lainnya lebih tinggi secara

bermakna dibandingkan penderita yang non DM. Perlu dilakukan penelitian dengan

jumlah sampel yang lebih besar, sehingga data yang terkumpul dapat lebih homogen.

Dan juga disarankan dilakukannya pemeriksaan pengukuran CIMT pada penderita

yang mempunyai faktor risiko strok sebagai langkah awal dalam pencegahan

penyakit aterosklerosis dini.

DAFTAR PUSAKA

Al-Nimer,MS;Hussein, I.(2009). Increased mean Carotid Intima Media Thickness in type 2 DM patients with non Blood pressure component metabolic syndrome.Baghdad:International Journal of DM, Department of Pharmacology, College of Medicine Al Mustansiriyia University.

Alexandrov,AV.(2011).Principle of ekstracranial Ultrasound Examination. In Cerebrovascular Ultrasound in Stroke Prevention and Treatment: Wiley Blackwell USA. 3-13

Basjiruddin A;(2009).Diabetes Melitus and Stroke. The Pathobiogenesis dalam Neurology up date. Hal 97-107

Gofir,A.(2009). Pengantar Manajemen Stroke komprehensif. dalam Manajemen Stroke Komprehensif.Yogyakarta:Pustaka Cendekia Press.1-3

Hennerici,MJ;Meairs,SP.(2004).Carotid Artery Intima Media Thickness in Cerebrovascular Ultrasound. New York :International journal of CIMT. Cambridge University Press. 152-9

Idris,I;Thomson,GA.(2006). Diabetes Melitus and Stroke. Inct Journal Clin Pract January : European of Journal .48-56

Jain,j.(2012). Carotid Intima-media thickness and apolipoprotein in patients of ischemic stroke in a rural hospital setting in central India;A cross sectional study. Journal of neurosciences.

Liviakis,L et al.(2010).Carotid intima-media thickness for the practicing Lipidologist. Journal of Clinical Lypidology.USA: Universyti of Washington School of Medicine. 24-35

Page 13: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

12

Linnebank,M et al.(2011).Homocysteine and Carotid Intima-Media thickness in a German Population: Lack of Clinical Relevan. Journal of The American Heart Association.

Murtala,B;Liyadi,F.(2010). Hubungan Ketebalan Intima Media Karotis berdasarkan pemeriksaan Ultrasonografi dengan fraksi lipid darah penderita Dislipidemia:FK-UH.

Misbach,J.(2011). Manajemen faktor risiko Stroke dalam Stroke Aspek Diagnostik, Patofisiologi: Manajemen, FKUI, Jakarta. 123-34

Rehman,MU.(2011).Association of Common Carotid Intimal Media Thickness (CCA-IMT) with risk factors atherosclerosis in patients with DM type 2 diabetes mellitus:Journal Of Pakistan Medical association.

Trush,A;Harstone.(2005).Ultrasound assessment of The extracranial cerebral circulation in Peripheral Vasculare Ultrasound. Philadelphia:Elsevier churchil livingstone. 85-9

Page 14: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

13

Tabel 1. Distribusi sampel menurut jenis kelamin, kelompok umur, menderita dislipidemia, hipertensi dan merokok, DM dan NonDM

Variabel

N

%

Umur ≤ 60th

> 60th Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Dislipidemia Ya Tidak Hipertensi >160 ≤160 Merokok Ya Tidak DM Dislipidema Nondis NonDM Dislip

Nondislip

27 13 22 18 20 20 17 23 12 28 10 10 10 10

67,5 32,5 55 45 50 50 42,5 57,5

55 45 25 25 25 25

Sumber : Data primer, 2013

Page 15: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

14

Tabel 2. Perbedaan nilai CIMT sisi lesi penderita strok iskemik disertai DM

dan dislipidemia dengan strok iskemik disertai DM dan Nondislipidemia

Nilai CIMT Strok Iskemik

sisi lesi(mm) DM+Dislipidemia DM+NonDislipidemia P

N 10 10

Mean 1.400 1,120

SD 0,176 0,103 0,001

Min 1,100 0,900

Max 1,700 1,200

Nilai p = Uji T

Tabel 3. Perbedaan nilai CIMT sisi lesi pada penderita strok Iskemik disertai Non DM dan dislipidemia dengan strok Iskemik disertai NonDM dan Nondislipidemia Nilai CIMT Strok Iskemik

sisi lesi(mm) NonDM+Dislipidemia NonDM+NonDislipidemia P

N 10 10

Mean 1.030 0.740

SD 0.194 0.236 0.001

Min 0.700 0.400

Max 1,300 1.100

Nilai p dengan Uji T tidak berpasangan

Page 16: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

15

Tabel 4. Perbedaan nilai CIMT sisi lesi pada penderita strok Iskemik disertai DM dan dislipidemia dengan strok Iskemik disertai NonDM dan Nondislipidemia Nilai CIMT Strok Iskemik

Sisi lesi(mm) DM+Dislipidemia NonDM+NonDislipidemia P

N 10 10

Mean 1.230 0.790

SD 0.163 0.236 0.000

Min 0.900 0.400

Max 1,700 1.100

Nilai p dengan Uji T tidak berpasangan

Tabel 5. Perbedaan nilai CIMT sisi lesi pada penderita strok Iskemik disertai DM dan Nondislipidemia dengan strok Iskemik disertai NonDM dan dislipidemia Nilai CIMT Strok Iskemik

Sisi lesi(mm) DM+NonDislipidemia NonDM+Dislipidemia P

N 10 10

Mean 1.120 1.040

SD 0.103 0.206 0.293

Min 0.900 0.700

Max 1.200 1.300

Nilai p dengan Uji T tidak berpasangan

Page 17: PERBANDINGAN CIMT SISI LESI ANTARA DM DAN …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/585508fc03ec2a7a825caec96bd11dc9.pdf · 1 ABSTRAK Proses aterosklerosis dapat menyebabkan degenerasi tunika

16

Diabetes Melitus Non Diabetes Melitus

mean

Gbr 2. Perbedaan rerata CIMT sisi lesi pada DM dan NON DM dengan atau

tanpa dislipidemia