perbaikan tingkat keramahan lingkungan alat tangkap bagan ... · alat tangkap bagan tancap melalui...
TRANSCRIPT
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 47 Januari-Maret. Vol II (1)
Dimuat dalam Bulletin Penelitian LP2M Universitas Hasanuddin, Vol.II.No.1-Maret
2011. ISSN 0215-174X
PERBAIKAN TINGKAT KERAMAHAN LINGKUNGAN
ALAT TANGKAP BAGAN TANCAP MELALUI
PERBAIKAN SELEKTIVITAS MATA JARING
Sudirman, Abdul Rahim Hade, Sapruddin
Dosen Pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin, Makassar
Abstrak
Penelitian ini telah dilakukan mulai bulan Maret – Agustus 2010, di perairan Makassar. Penelitian
dimulai dari desain cover net, ujicoba penangkapan dan pengambilan data lapangan yang dilakukan tiga
kali seminggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengamatan selektivitas bagan tancap,
hanya ada 3 jenis yang dapat lolos pada mata jaring(covernet) yaitu ikan teri Stolephorus sp, udang
Acetes sp dan ikan peseng Rabdania sp. Selektifitas bagan tancap sangat buruk. Hal ini ditunjukkan
dengan sempitnya batas ukuran antara yang tertahan dengan yang lolos. Dari ketiga jenis spesies yang
lolos, hanya ikan teri yang dapat di kalkulasi selektifitasnya dan menunjukkan bahwa pada ukuran 2,1
cm ikan teri masih dapat lolos pada mata jaring, sedangkan udang masih lolos pada ukuran 1,9 cm dan
ikan peseng lolos pada ukuran 2 cm.
Kata kunci ; Bagan tancap, Selat Makassar, Selektivitas mata jaring
Abstract Lift net (Bagan tancap) is a fishing gear has been operating in the coastal area to catch wide variety of
small pelagic fish. The mesh size selectivity of the bagan tancap is the one problem in relation to the
environmentally friendly fishing technology. This research was conducted from March – August 2010,
with the main propose is to evaluated selectivity performance the bagan tancap in Makassar Waters.
Result of this research indicated that there are 3 species escaped of the net of the bagan tancap such as
anchovies, rabdania and shrimp. Base on selectivity performance the bagan tancap indicated that
selectivity of bagan is worse. Daily catch composition during this research are primary catch consist of
75 %, by-catch consist of 22 % and discard catch around 3 %. Species composistionconsist of sardin
(Sardinella) with the total catch 53.3 kg (9,55 %), jack (Atule sp) : 43.7 kg (7.8%), Sphyraena : 42.6
kg (7.6 %), squids (loligo sp) : 40.6 kg (7,2 %), anchovies (Stolephorus sp) 33.8 kg (6.05 %), pony fish
(Leiognathus spp) 33,3 kg (5,9 %) . This research was succesful to evaluated the selectivity ferformance
of the bagan tancap. Due to improving the environmentally friendly technology of bagan tancap is
neccessary to conducted the experimental fishing with disffences mesh size of the net of the bagan as
well as 1 cm. Keywoods : Fixed liftnet, Makassar Strait and Selectivity
PENDAHULUAN Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang
digunakan nelayan di tanah air untuk
menangkap ikan pelagis kecil, pertama kali
diperkenalkan oleh nelayan Bugis-Makassar
sekitar tahun 1950-an. Selanjutnya dalam
waktu relatif singkat alat tangkap tersebut sudah
dikenal di seluruh Indonesia. Bagan dalam per-
kembangannya telah banyak mengalami
perubahan baik bentuk maupun ukuran yang
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan daerah pe-nangkapannya. Berdasarkan
cara peng-operasiannya, bagan dikelompokan
ke-dalam jaring angkat (liftnet), namun karena
menggunakan cahaya lampu untuk
mengumpulkan ikan maka disebut juga light
fishing (Subani dan Barus, 1989).
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 48 Januari-Maret. Vol II (1)
Penelitian mengenai aspek pen-cahayaan
dan tingkah laku ikan pada bagan telah
dilakukan oleh beberapa peneliti seperti
Baskoro (1999), Nadir dkk (2001), Sudirman
dkk (2001;2003). Sedangkan penelitian tentang
sektivitas bagan tancap belum ada.
Penelitian mengenai selektivitas pada alat
penangkapan ikan secara umum masih sangat
kurang dilakukan oleh para ahli. Penelitian
mengenai selektivitas telah dilakukan hanya
pada beberapa alat penangkapan ikan seperti
gill net (Kawamura, (1972); Gobert, (1992);
Monintja dan Sondita, (1997); Suhar-yanto
(1998), tramel net (Purbayanto, (1999);
Purbayanto dan Sondita, (2000); pukat pantai
(Sondita dkk, 2002); bagan rambo (Sudirman
dkk, 2004). Penelitian mengenai selektivitas
bagan tancap masih sangat langka bahkan
publikasi mengenai selektivitasnya tidak ada
sama sekali. Namun dengan adanya
permasalahan sumberdaya maupun lingkungan
yang sedang dihadapi pada saat ini, telah
menjadi dasar bahwa pengembangan suatu alat
dan metode penangkapan ikan yang
berwawasan lingkungan dengan menitik
beratkan konservasi sumberdaya alam dan
lingkungan perlu dilakukan (Purbayanto dan
Baskoro, 1999).
Perhatian internasional mengenai
selektivitas dan kematian ikan setelah lolos dari
alat tangkap menjadi fokus perhatian para ahli
penangkapan ikan khususnya setelah
dihasilkannya Inter-national Code of Conduct
for Responsible Fisheries (FAO, 1995) Namun
sampai saat ini penelitian mengenai selektivitas
untuk tujuan kelestarian sumberdaya ikan masih
lebih banyak terfokus pada alat tangkap trawl.
Salah satu masalah yang timbul dalam
pemanfaatan alat tangkap bagan tancap adalah
penggunaan waring dengan mesh size yang
sangat kecil yaitu 0,5 cm, sehingga alat tangkap
ini menangkap ikan dalam berbagai jenis dan
ukuran, sehingga dari sudut konservasi hal ini
dapat menimbulkan permasalahan lingkungan
karena dinilai kurang selektif. Oleh sebab itu
penelitian selektivitas bagan tancap perlu
dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk;(1)
mengetahui apakah terjadi seleksi mekanik
(mechanical selection) pada alat tangkap bagan
tancap; (2). Jika terjadi seleksi, jenis ikan apa
yang terseleksi;(3). Bagaimana performance
selektivitasnya dan pada ukuran berapa ikan
tersebut lolos dan tertahan (tertangkap); (4).
Mengamati ukuran ikan yang dominan
tertangkap yang dikaitkan dengan Tingkat
Kematangan Gonad (TKG); (5). Mengamati
jumlah bycatch dan discard catch.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di perairan
Kecamatan Biringkanaya kota Makassar
Penelitian tahap pertama dilaksanakan kurang
lebih tujuh bulan, dari Bulan Maret sampai
September 2010. Penelitian dimulai dari
rancangan jaring yang akan dipasang untuk
menahan ikan yang lolos (cover net),
pemasangan alat, pengambil-an data serta
pengolahan dan analisis data.
Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah satu unit alat tangkap bagan tancap
ukuran 9 x 9 m, bahan jaring mesh size 0,5 cm
dan 0,1 cm, tiga buah lampu petromaks,
namun sumbercahayanya berasal dari sebuah
genset. Satu buah perahu lengkap dengan mesin
peng-geraknya. Bahan-bahan lain yang diguna-
kan adalah GPS, mistar, echosounder, dan ikan
hasil tangkapan nelayan bagan.
Analisis Selektivitas
Untuk mengamati selektivitas alat tangkap
bagan tancap dilakukan dengan melapisi jaring
dengan ukuran mata jaring yang lebih kecil
(cover net). Untuk menghitung selektivitas
ikan yang ter-tangkap pada bagan tancap maka
jaring bagan dilapisi dengan jaring (cover net)
yang mesh sizenya lebih kecil yaitu 0,1 cm.
Jaring tersebut dipasang pada bagian yang
berfungsi sebagai kantong seluas setengah dari
jaring yang digunakan olen nelayan bagan (8 m2
). Covernet dipasang seluas 2,25 x 2,25 m tepat
di bawah titik berkumpulnya ikan pada saat
ikan ditarik ke atas. Ukuran seluruh jaring yang
dipasang adalah 9,25 m.
Cara menghitung jumlah ke-seluruhan
ikan yang lolos pada jaring covernet yaitu
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 49 Januari-Maret. Vol II (1)
menghitung jumlah ikan yang tertangkap pada
bagan tancap, baik yang tertahan pada jaring
utama maupun yang lolos pada jaring covernet,
selanjutnya melakukan penambahan 20 %
pada masing- masing ikan yang tertangkap baik
yang lolos maupun yang tertahan. Asumsi
bahwa sekitar 20 % ikan yang lolos namun
tidak masuk ke dalam titik tempat
berkumpulnya ikan yang tertangkap.
Untuk perhitungan selektivitas maka
pengambilan sampel dilakukan sebanyak 19 kali
hauling. Ikan-ikan yang tertangkap pada cover
net dengan jaring yang dipasang tersebut
selanjutnya diidenti-fikasi dan diukur
panjangnya. Formula yang digunakan untuk
menghitung selektivitas bagan tancap adalah
sebagai berikut (Paloheime and Cadima, (1964);
Kimura, (1977); and Hoydal et al. (1982) yang
diacu oleh Sparre and Venema, 1999):
SL= ……………… (1)
dimana;
SL = JIK/ JIKP;
JIK = jumlah ikan dengan
panjang L dalam kantong;
JIKP = jumlah ikan dan larva
dengan panjang L dalam
kantong dan penutup;
S1 dan S2 = konstanta; dan
L = interval titik tengah panjang.
L25%, L50% dan L75% dapat dihitung dengan
formula sebagai berikut:
L25%= 2
1 3
S
LnS − ..………(2)
L50% = 2
1
S
S ……… (3)
L75%= 2
1 3
S
LnS +…… (4)
S1 dan S2 dapat diperoleh dari L 75% dan L50%
dengan menggunakan formula
sebagai beikut:
S1= L50% * ……… (5)
S2=S1/L50% …...… (6)
Selection faktor (SF) = L50% / m …… .(7)
Dimana m adalah ukuran mata jaring. Untuk
membandingkan model kurva selektivitas maka
digunakan pula formula yang dikemukakan oleh
Tokai ( 1999) sebagai berikut:
S(l) = 1/(1+exp (αl + ß)…… (8)
Parameter α dan ß dihitung dengan Maximum
Likelihood Methods, menggunakan SOLVER
pada program paket MS-EXCEL. Maximum
Likelihood Method ditunjukkan pada formula
berikut:
ln L (α + ß) = ∑=
k
k
nkNkC1
ln + ∑ kn ln p
(lk) + ∑ (Nk-nk) ln [ ])(1 klp− ..….. (9)
dimana:
N = jumlah ikan yang tertahan secara
keseluruhan;
n = jumlah ikan yang tertahan pada
cover net;
L = ukuran panjang ikan;
k = kelas panjang; dan
α dan ß = konstanta.
L50%= - α/ ß ………. (10)
Selection Span (SP) = -2 Ln (3)/α
...... (11)
α = -2ln (3) SP......…… (12)
ß = -2 L50% ln(3)/SP..… (13)
Analisis Tingkat Kematangan Gonad
(TKG), Bycacth dan Discard Analisis tingkat kematangan gonad ikan
akan dilakukan pada spesies-spesies yang
dominan tertangkap. Tingkat kematangan
gonad ikan hasil tangkapan digambarkan
berdasarkan jenis ikan masing-masing misalnya
ikan teri Hutomo dkk. (1987), jenis ikan
lainnya oleh Efendie (1997). Ikan-ikan yang
telah diketahui ukuran pertama kali memijah
hanya dibandingkan dengan ukuran ikan yang
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 50 Januari-Maret. Vol II (1)
tertangkap pada bagan. Selanjutkan dianalisis
persentasi ikan yang telah melakukan
pemijahan. Ikan-ikan yang telah diketahui
kapan matang gonad dan kapan memijah
digunakan pedoman yang digunakan oleh
Sudirman dkk (2006)
Tingkat by-catch dan discard dihitung
dengan menggunakan formula yang
dikemukakan oleh Akiyama (1997) yaitu:
Bycatch Rate ….(14)
Discard Rate
%100xangkapanTTotal
Discard∑= …(15)
Komposisi Jenis Tangkapan Harian
Untuk mengetahui komposisi jenis
tangkapan pada alat tangkap bagan tancap, di
gunakan persamaan :
Jumlah Hasil Tangkapan (kg) Spesies ke-i
Komposisi Jenis : X 100%.......(16)
Total Hasil Tangkapan (TNG)
Tangkapan harian
Untuk mencari total tangkapan harian pada alat tangkap bagan tancap, digunakan persamaan :
Total tangkapan (kg)
Tangkapan harian : trip
Sedangkan untuk mengetahui variasi tangkapan
berdasarkan waktu hauling dilakukan
penggolongan berdasarka jenis hauling sesuai
dengan waktunya, selanjutnya dibuat grafik
perbandingan variasi hasil tangkapan
berdasarkan waktu hauling. Untuk mengamati
komposisi jenis hasil tangkapan setiap waktu
hauling, dan dilakukan identifikasi dan
pengukuran selanjutnya dilakukan sampling
untuk mengukur panjang total dari ikan hasil
tangkapan. Teknik sampling dilakukan
berdasarkan stratified random sampling. Jika
hasil tangkapan tidak terlalu banyak maka
pengukuran akan dilakukan terhadap seluruh
hasil tangkapan.
Tangkapan Utama (Primary catch) Untuk mengetahui berapa persen (%), tingkat
main catch rate pada alat tangkap bagan
tancap, di gunakan rumus :
ΣMc
ΣTNG
dimana :
MR = Jumlah tangkapan utama
ΣMc = Total tangkapan utama
ΣTNG = Total Tangkapan.
Hasil dan Pembahasan
Ada dua jenis tipe bagan yang ada di Indonesia,
yang pertama adalah bagan tancap yaitu bagan
yang ditancapkan secara tetap di perairan
dengan kedalaman 5-10 m. Jenis yang kedua
adalah bagan apung yaitu bagan yang dapat
berpindah dari satu daerah penangkapan ke
MR= 100 % X
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 51 Januari-Maret. Vol II (1)
daerah penangkapan lainnya (Baskoro, 1999).
Selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi
bagan dengan satu perahu, bagan
dua perahu, bagan rakit, dan bagan dengan
menggunakan mesin.
Pada tahun 1998 jumlah bagan tancap di
Indonesia sebanyak 11.909 buah dan bagan
apung sebanyak 12.081 buah dengan total
produksi sebesar 8% dari total produksi
perikanan Indonesia (Departemen Kelautan dan
Perikanan, 2000). Berdasarkan data statistik,
perkembangan produksi bagan apung dan bagan
tancap di Indonesia dari tahun 1997 - 2007
seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Data
tesebut menunjukkan bahwa bagan apung
memberi kontribusi lebih 200 ribu ton ikan per
tahun sedangkan bagan tancap berkontribusi
sebanyak 100 ribu ton per tahun atau sekitar 7%
dari total produksi perikanan laut.
Gambar 1. Perkembangan produksi bagan di Indonesia (Sumber: DKP-JICA
2009)
Perairan Sulawesi Selatan merupakan salah satu
fishing gorund bagan tancap di Indonesia. Jika
dibandingkan produksi perikanan bagan tancap
secara nasional dan produksi perikanan bagan
tancap Sulawesi Selatan (Gambar 2)
menunjukkan bahwa Sulawesi Selatan
berkontribusi 11% dari total hasil tangkapan
bagan secara nasional.
Gambar 2. Perbandingan jumlah tangkapan bagan tancap secara nasional dan produksi
perikanan bagan tancap Sulawesi Selatan (Diolah dari data DKP Pusat dan
DKP Sulsel (Sumber:Diolah dari data DKP-JICA 2009 dan DKP Sulsel 2009).
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Pro
du
ksi
(To
n)
Bagan apung Bagan Tancap
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Ju
mla
h T
an
gkap
an
(T
on
)
Nasional Sulsel
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 52 Januari-Maret. Vol II (1)
Namun demikian jumlah bagan, baik tancap
maupun apung di Sulawesi Selatan
menunjukkan penurunan jumlah unit alat
tangkap (Gambar 3). Hal ini seiring dengan
menurunnya jumlah tangkapan (Gambar 4)
Gambar 3. Perkembangan jumlah unit bagan di Sulawesi Selatan (Sumber:
DKP Sulsel 2009).
Gambar 4. Produksi bagan tancap (Kg) di Sulawesi Selatan (Sumber DKP, Sulsel,
2009).
Bagan (CPUE), (Gambar 5). Hal ini diduga
karena menurunnya stok sumberdaya ikan di
daerah pantai. Pengamatan lapangan
menunjukkan bahwa banyak alat tangkap bagan
perahu berpindah fishing ground ke daerah-
daerah yang under exploited untuk melakukan
penangkapan. Beberapa nelayan yang
beroperasi wilayah perairan Barrun telah
berpindah ke perairan Sulawesi tengah untuk
melakukan penangkapan ikan.
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Ju
mla
h U
nit
Bagan Tancap Bagan apung
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 53 Januari-Maret. Vol II (1)
Gambar 5. Catch Per Unit of Effort (CPUE) dari bagan tancap di Sulawesi
Selatan (Sumber: Diolah dari data DKP Sulsel 2009).
Selektifitas Bagan Tancap
Selektifitas Ukuran
Suatu alat tangkap dikatakan mempunyai
selektifitas tinggi jika dalam pengoperasiannya
hanya menangkap target spesies dengan ukuran
tertentu. Selektifitas alat tangkap dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu terhadap
ukuran dan terhadap spesies. Selektifitas ukuran
berkenaan dengan terhindarnya ikan dari alat
tangkap atau peluang tertangkapnya bervariasi,
sesuai dengan karakteristik ikan seperti bentuk
badan, bagian yang terjerat dan ukuran mata
jaring.
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 27 jenis hasil
tangkapan bagan tancap, hanya ada tiga jenis
ikan yang lolos pada Covernet yaitu Ikan teri
Stolephorus sp, udang rebon Acetes sp dan ikan
peseng Rabdania sp. Jumlah ikan peseng yang
lolos pada bagan tancap selama penelitian
sebanyak 201 ekor dan yang tertahan sebanyak
569 ekor. Ikan peseng yang lolos sebanyak 26
% dari total ikan yang tertangkap (Gambar 6)
0
2
4
6
8
10
12
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Hasil
Tan
gkap
an
(T
on
)
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 54 Januari-Maret. Vol II (1)
Gambar 6. Perbandingan Jumlah Ikan peseng ( Rabdania sp) yang lolos dan
yang tertahan pada bagan tancap
Sedangkan udang yang lolos sebanyak
695 ekor dan yang tertahan sebanyak 3721 ekor.
Ikan teri yang lolos sebanyak 788 ekor dan yang
tertahan sebanyak 4137 ekor. Jumlah udang dan
ikan teri yang lolos sebanyak 16% dari total
yang tertangkap pada bagan tancap. (Gambar 7
dan 8).
Gambar 7. Perbandingan Jumlah Udang rebon ( Acetes sp) yang lolos dan
yang tertahan pada bagan tancap
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 55 Januari-Maret. Vol II (1)
Gambar 8. Perbandingan Jumlah Ikan teri ( Stolephorus sp) yang lolos dan
yang tertahan pada bagan tancap
Ukuran yang lolos pada jaring berkisar
pada ukuran 2 atau 2,1 cm. Dari ketiga jenis
tersebut, Ikan teri memilki jumlah yang paling
banyak. Bila dibandingkan dengan ikan teri,
jumlah udang dan ikan peseng yang lolos jauh
lebih sedikit. Batas ukuran udang yang lolos
pada mata jaring yaitu 2,0 cm. Sedangkan ikan
peseng yang lolos pada mata jaring memiliki
batas ukuran 2,1 cm. Gambar 21 – 23
memberikan gambaran hubungan antara jumlah
ikan dan udang yang tertahan dan yang lolos
pada mata jaring berdasarkan ukuran.
Gambar 9. Distribusi panjang udang rebon (acetes sp) yang lolos (escaped) dan
tertahan ( retained) pada bagan tancap selama penelitian.
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 56 Januari-Maret. Vol II (1)
Dari hasil analisis selektifitas bagan
tancap selama penelitian, dari keseluruhan hasil
tangkapan yang lolos pada mata jaring, dapat
dikemukakan bahwa hanya ikan teri dengan
ukuran panjang, total kurang 2,5 cm yang dapat
lolos melalui jaring. Hasil tangkapan bagan
tancap selama penelitian seperti ikan tembang,
cumi-cumi, biji nangka, tidak ditemukan lolos
pada mata jarring (Covernet).
Gambar 10. Distribusi panjang ikan peseng Rabdania sp yang lolos (escaped) dan
tertahan (retained) pada bagan tancap selama penelitian
Gambar 11. Distribusi panjang ikan teri Stolephorus sp yang lolos (escaped) dan
tertahan (retained) pada bagan tancap selama penelitian
Hasil analisis dengan meng-gunakan
maximum likehood method, maka akan
diperoleh grafik seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 12. Dari kurva selektifitas tersebut
menunjukkan pada ukuran 2 cm ke atas akan
tertahan seluruhnya, sedangkan ukuran ikan di
bawah 2 cm sebagian besar lolos pada ukuran
jaring yang lebih kecil dan sebagian kecilnya
tertahan. Hal ini menujunjukkan buruknya
selektivitas alat tangkap bagan tancap yang
beroperasi diperairan Makassar. Hal ini dapat
membahayakan kelestarian sumberdaya
perikanan, khususnya sumberdaya peri-kanan
pelagis kecil.
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 57 Januari-Maret. Vol II (1)
Dalam rangka mencari jalan keluar atas
masalah tersebut maka perlu dilakukan upaya-
upaya agar, tekanan sumberdaya perikanan
pelagis dapat dikurangi. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah memperbaiki
selektivitas mata jaring. Kondisi mata jaring
yang digunakan oleh nelayan saat ini dinilai
sangat kecil, sehingga hampir semua ukuran
ikan dapat tertangkap. Upaya ini dilakukan
dengan mencoba mata jaring yang lebih besar,
misalnya dengan menggunakan mesh size 1 cm.
Hal ini perlu dilakukan mengingat perikanan
bagan merupakan perikanan rakyat yang banyak
diminati oleh masyarakat di wilayah pesisir
dengan kondisi ekonomi yang kurang memadai.
Gambar 12. Model observasi selektifitas bagan tancap terhadap ikan teri dengan
menggunakan Maximum likehood Method.
Selektifitas Jenis ( Spesies)
Dari 27 jenis ikan yang tertangkap
pada bagan tancap, hanya ada tiga jenis yang
dapat lolos dari waring dan dapat ditahan oleh
waring dengan ukuran mata jarring yang lebih
kecil. Ikan yang lolos pada jaring yang lebih
kecil dapat dilihat pada Gambar 14-16. Jenis
ikan yang lolos hanya ikan teri, udang dan ikan
peseng. Dengan kata lain dari sudut selektifitas,
bagan tancap termasuk alat tangkap yang tidak
selektif . Semua jenis ikan yang berada pada
catchable area akan tertangkap tertangkap oleh
alat ini kecuali pada ukuran dari tiga spesies
yang dapat ditahan oleh waring.
Gambar 13. Udang Acetes sp yang lolos pada jaring
Gambar 14. Ikan teri stolephorus sp
yang lolos pada jaring
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 58 Januari-Maret. Vol II (1)
Gambar 15. Ikan peseng Rabdania sp yang lolos pada jaring
Walaupun bagan tancap tidak selektif terhadap
jenis, tetapi bagan tancap selektif terhadap
ukuran ikan teri, udang dan peseng. Hal ini
perlu dikaji secara mendalam bagaimana model
pengelolaan bagan tancap sehingga secara
biologis tidak mengganggu kelestarian
sumberdaya perikanan.
Ukuran ikan yang dominan tertangkap pada
bagan kaitannya dengan keramahan
lingkungan Komposisi Ukuran Ikan yang Paling Banyak
Tertangkap
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan selama bulan April–Juli 2010 di
Perairan Makassar akassar diperoleh hasil
bahwa ukuran sampel ikan yang paling banyak
tertangkap dengan alat tangkap Bagan Tancap
sangat bervariasi untuk masing–masing spesies.
Panjang total untuk spesies Sardinella fimbriata
adalah 29 mm–156 mm, Stolerphorus insularis
22 mm–68 mm, Leiognathus bindus 31 mm–
107 mm, Rhabdamia Cypselurus 88 mm-96
mm, dan Parupeneus hepthacantus 51 mm-127
mm. Komposisi ukuran jenis ikan yang paling
banyak tertangkap pada saat penelitian dapat
dilihat pada Gambar 16-17.
N = 2289
Sudah Memijah Belum Memijah
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 59 Januari-Maret. Vol II (1)
Gabar 16. Komposisi Ukuran Sardinella fimbriata yang tertangkap pada
Bagan Tancap
Gambar 17. Persentase Ukuran Sardinella fimbriata yang tertangkap pada
Bagan Tancap
Berdasarkan Gambar 16-17, terlihat
bahwa ukuran hasil tangkapan ikan Sardinella
sp yang paling banyak diperoleh selama
penelitian adalah pada tengah kelas 52,5 mm
dengan jumlah ikan sebanyak 428 ekor
(18,70%). Sedangkan ukuran yang paling
sedikit tertangkap adalah pada tengah kelas
148,5 mm dengan jumlah ikan 75 ekor (3,28%).
Ikan yang belum memijah berada pada ukuran
tengah kelas 36,5 mm–116,5 mm (91,84%).
Sedangkan ikan yang sudah memijah berada
pada ukuran tengah kelas 132,5 mm–148,5 mm
(8,17%). Hal ini menunjukkan bahwa dari sudut
ukuran ikan tembang yang tertangkap, bagan
tancap tidak ramah terhadap lingkungan
terhadap ikan tembang.
Hal ini disebabkan karena 91% ikan
tembang yang tertangkap adalah ikan-ikan
ukuran kecil yang belum pernah melakukan
pemijahan. Pada ikan jenis Stolerphorus sp
ukuran yang tertangkap lebih kecil, seperti
disajikan pada Gambar 18.
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 60 Januari-Maret. Vol II (1)
Gambar 18. Komposisi Ukuran Ikan Stolerphorus insularis yang tertangkap
pada bagan tancap
Berdasarkan Gambar 18, terlihat bahwa
ukuran hasil tangkapan ikan Stolephorus sp
yang paling banyak diperoleh selama penelitian
adalah pada ukuran 33.5 mm dengan jumlah
ikan sebanyak 460 ekor (23,15%). Sedangkan
ukuran ikan yang paling sedikit tertangkap
adalah pada ukuran 73 mm dengan jumlah ikan
sebanyak 74 ekor (3,72%).
Tangkapan Harian Pada Alat Tangkap
Bagan Tancap, jumlah bycatch dan dicard Jumlah hasil tangkapan harian selama
penelitian (30 trip) ditunjukkan pada Gambar
40. Jumlah tangkapan terbesar berada pada trip
ke-25 yaitu sekitar 32,7 kg dan terendah pada
trip ke-6 yaitu 5,59 kg dan terlihat jelas variasi
jumlah tangkapan harian selama 30 trip.
Perbandingan jumlah bycatch dan discard setiap
trip bervariasi.
Perbandingan Hasil Tangkapan Harian
(Main Catch, By Catch, Dan Discard Catch)
Hasil tangkapan harian pada bagan tancap
terdiri dari tiga macam yaitu tangkapan utama
catch), tangkapan sampingan (by catch), dan
tangkapan buangan (discard catch). Berikut
adalah histogram perbandingan hasil
tangkapan (main catch, by catch, dan discard
catch) selama penelitian (30 trip) disajikan pada
Gambar 20.
Sudah Memijah Belum Memijah
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 61 Januari-Maret. Vol II (1)
Gambar 19. Komposisi Jumlah Hasil Tangkapan harian (Main catch,
by-catch dan discard catch)
Dari Gambar 19 dapat dilihat bahwa komposisi
hasil tangkapan ( Main catch sebesar : 75 %,
By-catch sebesar : 22 % dan Discard catch :
sebesar 3 %) dari total jumlah tangkapan
(561,99 kg).
Adapun selama penelitian jenis
tangkapan yang dominan yaitu :Tembang
(Sardinella) : 53,3 kg (9,55 %); Kwe (Atule
mate) : 43,7 kg (7,8%)Alu-alu (sphyraena
genie) : 42,6 kg (7,6 %), Cumi-cumi (loligo sp)
: 40,6 kg (7,2 %) Selebihnya adalah jenis-jenis
lain yang terbagi kedalam 23 spesies. Jenis-jenis
tersebut antara lain teri, peperek, bijinangka,
peseng dan lain-lain. Sedangkan untuk by-
catch, jenis ikan yang dominan adalah ikan
peperek (Leiognathus spp) yaitu 33,3 kg atau
±5,9 %, Ikan talang-talang (Chorinemus Tala)
yaitu 30,4 kg atau 5,4 % dan ikan Bangkok
(Thryssa Setirostris) yaitu, 24 kg atau 4,3 %.
Sedangkan yang menjadi discard catch adalah
jaket (triacanthus nieuhofi bleeker) 5,58 kg atau
1,05 %, buntal (lagocephalus Inemis) 6,16 kg
atau 1,10 % dll.
Adapun jenis dan ukuran tangkapan
sampingan dan tangkapan buangan yang
tertankap pada bagan tancap ditunjukkan pada
Tabel 1.
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 62 Januari-Maret. Vol II (1)
Tabel 1. Jenis dan ukuran tangkapan sampingan dan tangkapan buangan yang tertankap pada
bagan tancap
No Nama
Indonesia
Nama
Latin
Kisaran
Ukuran
1 Beseng-beseng (Rhabdamia Cypselurus) 2 - 4,5 cm
2 Bangkok (Thryssa Setirostris) 3 – 9,5 cm
3 Balombong (Atherinomorus Ogilbyi) 4 – 7,2 cm
4 Paperek (Leiognathus spp) 3 – 6 cm
5 Talang-talang (Chorinemus Tala) 7 - 9,5 cm
6 Buntal kuning (lagocephalus Inemis) 4 - 6,5 cm
7 Buntal duri (arothron mappa) 20 -36 cm
8 Ikan jaket (Triacanthus nieuhofi bleeker) 4 - 7,2 cm
9 Ikan lepu (Paracentropogon vespa ogilby) 3 - 5,6 cm
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa hasil tangkapan (By-catch, dan discard
catch) pada alat tangkap bagan tancap yang
tergolong tinggi yaitu by catch: 22 % dan
discard catch 3 %, Hal ini tidak memenuhi salah
satu kriteria alat tangkap ramah lingkungan.
Komposisi Jenis Hasil Tangkapan Harian
(Main Catch, By Catch, Dan Discard Catch)
Ikan yang menjadi target pada alat
tangkap bagan tancap pada umumnya
merupakan ikan pelagis yaitu ikan yang berada
di permukaan, tetapi ada juga ikan-ikan
domersal yang ikut tertangkap, ini dikarenakan
ikan tersebut ikut tertarik oleh cahaya yang
dipancarkan lampu bagan. Gambar 21
memberikan histogram jenis-jenis ikan yang
tertangkap pada alat tangkap bagan tancap
:
Gambar 21. Histogram jenis-jenis ikan yang tertangkap selama penelitian
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa
perbandingan jumlah ikan yang tertangkap pada
bagan tancap sangat bervariasi, adapun jenis
yang tertangkap yaitu: Tembang (Sardinella) :
53,3 kg (9,55 %), Ekor kuning (Atule Mate) :
43,7 kg (7,8%), Alu-alu (Sphyraena Genie) :
42,6 kg (7,6 %), Cumi-cumi (loligo sp) : 40,6
kg (7,2 %), ikan teri (Stolephorus sp) 33,8 kg
(6,05 %), ikan paperek (Leiognathus spp) 33,3
kg (5,9 %), kepiting 33,1 kg (5,9 %), Ikan
talang-talang (Chorinemus tala) 30,4 kg (5,4
%), ikan cendro (Tylosurus crocodiles) 27,8 kg
(4,9 %), ikan belanak (Valamugil sp) 24,2 kg
(4,3 %), ikan Bangkok (Thryssa Setirostris) 24
kg (4,3 %), julung-julung (Hemirhampus Far)
22,7 kg (4,06 %), beseng-beseng (Rhabdamia
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 63 Januari-Maret. Vol II (1)
Cypselurus), ikan lingkis (Siganus
Canaliculatus) 20,2 kg (3,6 %), ikan kwee
(Carangoides Chrysophyrs) 16,6 kg (2,9 %),
bambangan (Lutjanus Sanguineus) 16,4 kg (2,9
%), barakuda (Sphyraena barracuda) 12,9 kg
(2,3 %), udang 11,9 kg (2,13 %), parang-parang
(Chirocentrus) 11,3 kg (2,02 %), balombong
(Atherinomorus Ogilbyi) 11,1 kg (1,9 %), ikan
tengiri (Scomberomorus Commerson) 9,6 kg
(1,7 %), ikan buntal 6,16 kg (1,1 %), ikan jaket
(triacanthus nieuhofi bleeker) 5,8 kg (1,07 %),
ubur-ubur 3,16 (0,5 %),ikan singa
(Paracentropogon Vespa Ogilby) 2,23 kg (0,4
%).
KESIMPULAN
1. Berdasarkan pengamatan selektivitas bagan
tancap menunjukkan bahwa terjadi seleksi.
Terdapat 3 jenis yang dapat lolos pada
mata jaring(covernet) yaitu ikan teri
Stolephorus sp, udang Acetes sp dan ikan
peseng Rabdania sp.
2. Performance Selektifitas bagan tancap
sangat buruk, baik dilihat dari ukuran
maupun jenis ikan yang tertangkap. Hal ini
ditunjukkan dengan sempitnya batas ukuran
antara yang tertahan dengan yang lolos. Dari
ketiga jenis spesies yang lolos, hanya ikan
teri yang dapat di kalkulasi selektifitasnya
dan menunjukkan bahwa pada ukuran 2,1
cm ikan teri masih dapat lolos pada mata
jaring, sedangkan udang masih lolos pada
ukuran 1,9 cm dan ikan peseng lolos pada
ukuran 2 cm.
3. Komposisi jumlah hasil tangkapan harian
alat tangkap bagan tancap selama penelitian
yaitu : (primary catch sebesar : 75 %, By-
catch sebesar : 22 % dan Discard catch :
sebesar 3 %). Hal ini menunjukkan bahwa
bagan tancap kurang ramah terhadap
lingkungan
Berdasarkan komposisi jenis ikan yang
tertangkap, yang paling banyak atau dominan
tertangkap selama penelitian adalah ikan
tembang (Sardinella) dengan total tangkapan
53,3 kg (9,55 %), ikan kwee (Atule Mate) : 43,7
kg (7,8%), Alu-alu (Sphyraena Genie) : 42,6 kg
(7,6 %), Cumi-cumi (loligo sp) : 40,6 kg (7,2
%), ikan teri (Stolephorus Commersoni 33,8
kg (6,05 %), ikan paperek (Leiognathus spp)
33,3 kg (5,9 %) .
DAFTAR PUSTAKA
Akiyama, S. 1997.Discard Catch of Set net Fisheries in
Tateyama Bay.Journal of Tokyo University of
Fisheries (In Javanese). Vol.8.no.2.pp53-64.
Arimoto, T, 2000. Research and Education System of
Fishing Technology in Japan. TUF-JSPS
International Project. Vol. 8. March 2000.
Proceeding the 3 rd JSPS International Seminar on
Fisheries sciences in Tropical Area Sustainable
Fishing Technology in Asia Towards the 21 st
Century. Tokyo University of Fisheries. p 32-37.
Ayodhyoa, A. U., 1981. Metode Penangkapan Ikan .
Yayasan Dewi Sri. Bogor. 90 hal.
Baskoro, M. S., 1999. Capture Process of The Floated
Bamboo-Platform Liftnet With Light Attraction
(Bagan). Graduate School of Fisheries, Tokyo
University of Fisheries . Doctoral Course of Marine
Sciences and Technology. p 149
Departemen Kelautan dan Perikanan, 2000. Statistik
Perikanan Indonesia (Fisheries statistics of
Indonesia) 1998. No.28. Jakarta. Gobert, B., 1992.
Impact of the use of trammel nets on a tropical reef
resources. Fish. Res., 13: 353-367.
Hutomo, M., Burhanuddin, A. Djamali dan S.
Martosewojo. 1987. Sumberdaya Ikan Teri di
Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Oceanologi-LIPI. Jakarta. 80 hal.
Effendie, M.I 1997. Biologi Perikanan. Yaya-san
Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
163 hal.
FAO, 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries.
Rome, Italia.
Kawamura, G., 1972. Gill net mesh Selectivity curve
developed from length- Girth relationship. Bull.
JSSF 30(10):1119-1127.
Martasuganda, S. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Serial
Teknologi Penangkapan Ikan Berwawasan
Lingkungan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. 68 hal.
Monintja, D.R. 1996. Teknologi Tepat GunDalam
Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Laut:
Menyambut Era Pasar Global. Makalah dalam
Seminar Sehari Teknologi Lingkungan dan
Pengembangan Bisnis Masa Depan.
Diselenggarakan oleh Kantor Menteri Negara
Lingkungan Hidup. Jakarta. 13 hal. (Unpublish)
Monintja, D.R.and M.F.A Sondita. 1997. Study on The
Selectivity and by-Catch of Trammelnet in
Pelabuhan Ratu Waters, West Java. Proceedings of
Round Table Meeting of Fisheries Risearch and
development Activities Toword Responsible
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….
ISSN 0215-174X 64 Januari-Maret. Vol II (1)
Fishing. Case studies in Asian Pasific Fisheries.
Japan Society of Fisheries Sciences, 40:20-39.
Monintja, D. R. dan Yusfiandani, 2001. Prosiding
Pelatihan untuk Pelatih engelolaan Wilayah
Pesisir Terpadu. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir
dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Hal 45-57.
Nadir, M. M. F. A. Sondita and I. Jaya, 2001. Catch
Comparison of Floating Platform Lift-Net
(Bagan) According to Light Illumination and Lunar
Phases of Barru Regency, South Sulawesi. .
Proceeding of the JSPS International Symposium
Fisheries Sciences in Tropical Area; Bogor-
Indonesia Augt, 21-25, 2000 .Sustainable Fisheries
in Asia in The New Millennium. Published by TUF
International JSPS Project Vol.10. p 187-190.
Nikijuluw, V. P. H.2002. Rezim Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan. Penerbit P.T. Pustaka
Cidesindo. Jakarta. 254.hal.
Purbayanto, A.1999. Behavioral Studies For Improving
Survival of Fish in Mesh Selectivity of Sweepin
Trammel Ne. Graduate School of Fisheries, Tokyo
University of Fisheries. 217p. Purbayanto,A., dan M.S.Baskoro., 1999. Tinjauan
Singkat Tentang PengembanganTeknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan. Mini Review on the Developmentof Envi-ronmental Friendly Fishing Technology. Graduate Student at Tokyo University of Fisheries. Dept. of Marine Science and Technology, Tokyo. 5 hal.
Purbayanto, A dan M.F.A Sondita. 2000. Perbaikan
Selektivitas Jaring Tramel dan Survival Ikan Target
Muda dan Hasil Tangkap Sampingan Sebagai
Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati Laut.
Bulletin PSP Vol IX No.2; 1-16.
Sondita, M.F.A.,Marjudo dan Monintja,D.R. 2002.
Selektivitas Pukat Pantai Jenis Panambe di Pesisir
Teluk Palu, Donggala Sulawesi Te-ngah. Bulletin
PSP, Volume XI no.2.
Sparre, P., and S.C. Venema, 1998. Introduction to
Tropical Fish Stock Assesment Part 1.Manual
FAO Fish. Tech. Pap. 306/1, Rev.2. FAO, Rome. P
185-214.
Subani,W., dan H. R. Barus, 1989. Alat Penagkapan Ikan
dan Udang Laut. Jurnal Penelitian Perikanan
Laut No. 50 tahun 1988 (Edisi Khusus).
Jakarta. 248 hal.
Sudirman, M.S.Baskoro A.Purbayanto, D.R.Mo-nintja,
dan T.Arimoto, 2001. Review on Bagan Rambo
(Large-Typed Lift Net ) With Electrical Lamp in
South Sulawesi Indonesia. (In Fishing Technology
Manual Series 1. Light Fishing in Japan and
Indonesia. The JSPS–DGHE International
Workshop. Publised by TUF JSPS International
Vol.11. Tokyo . ISBN: 4 925135 11-2).
Sudirman, M.S.Baskoro, Musbir, A.Tupamahu, H.Sakai
and T.Arimoto, 2001. Underwater Ilumination
Pattern and the catch of two types of bagan: Case in
Pelabuhan Ratu Bay and Makassar Strait Bulletin
PSP Volume X No.2 Oktober 2001 Jurusan PSP
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.
(ISSN 0251-286X). Sudirman, 2003.Analisis Tingkah laku Ikan Untuk
Mewujudkan teknologi ramah lingkungan dalam proses penangkapan pada bagan rambo di Selat Dakassar (Disertasi Program Pascasarjana IPB). 306 hal.
Sudirman, M.S.Baskoro, A.Purbayanto, D.R.Monintja, dan T.Arimoto. 2004. Analisis Total Tangkapan berdasarkan kekuatan cahaya yang digunakan pada bagan rambo di Selat Makassar. Jurnal Protein. Universitas Muhammadyah Malang. Edisi Januari-Juli 2004. Hal 1624-1635.
Sudirman, M.S.Baskoro, A.Purbayanto D.R Monintja, dan T.Arimoto. 2004. Performan Selektivitas Bagan Rambo di Perairan Selat Makassar. (Jurnal Torani FIKP Unhas, Sementara dalam Penerbitan).
Sudirman, N.Nessa. Kurnia. 2006. Evaluasi penangkapan ikan ramah lingkungan di Perairan Provinsi Gorontalo. Laporan Penelitian. Scent bekerjasama dengan Balitbangpedalda Gorontalo.
Suharyanto, 1998. Selektivitas jaring Insang Hanyut Terhadap Ikan Tongkol (Auxis thazard),di Perairan Lepas Pantai Pelabuhan Ratu. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 109 hal.
Tokai,T and T. Kitahara. 1989. Methods of Determining the Mesh Selectivity Curve of Trawl Net. Journal Nippon Suisan Gakkaishi: 55(4);643-649 p.
Tokai, T. 1999. Maximum likelihood Parameter
Estimates of a Mesh Selectivity logistic Model
through Solver and ES-Excel. Proceeding
Internasional Seminar Fishing Technology in
Tropical Area. JPSP International Project. Vol
8.p: 93 -97.