perawatan rambut

Upload: dina-aruni-saffanah

Post on 15-Oct-2015

391 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Amerika Tidak Kenal Shampo Anti RontokTinggal setahun di Amerika ternyata membuat tekstur rambut saya berubah. Kesehatannya juga tidak lagi seperti dulu. Selain rontok, memerah, juga berketombe. Padahal, hampir tidak pernah saya mengalami ketombe sebelumnya. Jawabannya saya pikir karena dua hal. Pertama, karena sulit menemukan shampo yang cocok. Kedua, kandungan air di negeri Paman Sam yang memang berbeda dari di Indonesia. Mungkin juga karena air yang digunakan untuk mandi di apartemen saya, berasal dari penyulingan air limbah. Yup, air limbah saudara.Saya pusing ketika sudah kehabisan shampo yang saya bawa dari Indonesia, karena sulit menemukan shampo yang cocok di Amerika. Jangan pikir di negara adi daya lantas mudah menemukan shampo anti rontok atau hair loss shampo. Kalaupun ada harganya sangat mahal. Bisa mencapai lebih dari $25.Butuh waktu 6 bulan bagi saya untuk menemukan satu shampo yang bekerja pada saya. Itu pun dengan harga $31 dari DS Laboratories.

Menghindari Shampo Ber-conditionerShampo di Amerika kebanyakan adalah produk pasaran seperti Pantene, Dove, Clear, Hair and Shoulders, Clairol, dan lain sebagainya. Sementara, saya paling anti pada shampo-shampo itu. Mengapa? Karena setelah keramas rambut saya terasa sangat halus dan lembut. Ini berarti shampo tersebut sudah dicampur dengan conditioner.hampo yang langsung tercampur dengan conditioner akan membuat rambut dan kulit kepala menjadi lembab. Akibatnya kulit rambut akan mudah berketombe dan mengalami kerontokan. Saya lebih memilih shampo yang setelah digunakan akan membuat rambut kesat dan kaku. Karena dengan demikian, maka kulit kepala akan terbebas dari kelembaban yang berlebihan. Setelah itu tinggal dipakaikan conditioner, namun jangan sampai mengenai kulit kepala.Sekembalinya ke Indonesia, langkah pertama yang ingin saya lakukan adalah mengembalikan tekstur rambut saya. Saya tahu bahwa hal itu tidak akan mudah apabila rambut masih sepanjang yang dulu. Saya akhirnya memutuskan memangkas habis rambut saya dan merawatnya dari awal. Caranya?

Hair Fall vs Hair LossMemilih shampo untuk rambut rontok memang tidak mudah. Apalagi di Indonesia, kita bisa salah kaprah dengan istilah asingnya. Jika Anda melihat tulisan shampo anti Hair Fall, maka ini bukan untuk Anda. Shampo hair fall diperuntukan bagi rambut rontok karena patah, bukan rontok dari akarnya.Sedangkan rambut patah itu berarti kondisi rambut sangat kering. Kandungan shampo di dalam shampo Hair Fall tentu disesuaikan untuk melembabkan rambut. Sementara kelembaban yang berlebihan justru makin memperparah kerontokan. Carilah shampo bertuliskan Hair Loss.Hair loss inilah istilah bagi kerontokan rambut yang terjadi dari akarnya. Shampo apa yang saya pakai? Saya bisa memakai beberapa shampo dari merk berbeda. Yang penting, shampo itu tidak membuat rambut saya terasa halus dan membuat kulit kepala lembab. Berdasarkan pengalaman saya, shampo-shampo ini bekerja sangat baik. Apa saja?Bayam Mustika RatuShampo ini adalah favorit saya, karena khasiatnya dan karena harganya. Setelah menggunakan shampo ini, rambut akan terasa sangat kesat dan kering. Solusinya mengenakan conditioner setelah keramas atau menggunakan leave in conditioner/ serum. Namun jangan berharap hasilnya instan. Perlu sekitar 3 bulan untuk melihat perubahannya.NaturNatur juga terkadang menjadi pilihan saya. Jika saya tidak menemukan shampo bayam, maka Natur bisa menggantikan. Sayangnya shampo ini cepat habis karena busanya jauh lebih sedikit. Sementara saya lebih suka yang busaya banyak. Sebetulnya banyak sedikitnya busa tidak berpengaruh terhadap kebersihan rambut dan kulit kepala. Malahan, semakin sedikit busa semakin baik hasilnya.Gingseng Rudi HadisuwarnoBagi saya, shampo ini adalah shampo lokal yang paling cepat dalam membantu pertumbuhan rambut. Dua botol saja sudah membuat anak rambut banyak. Akan tetapi entah kenapa, shampo ini lebih lembab di antara shampo lainnya. Sehingga saya harus keramas setiap hari, jika tidak ingin berketombe. Tapi mungkin hasilnya berbeda di setiap orang. Silahkan saja dicoba.Garnier Neril Anti Loss-GuardInilah shampo yang saat ini saya pakai. Mengapa? Karena tekstur rambut saya yang menjadi sangat kaku sepulangnya dari Amerika, saya tidak bisa memakai 2 shampo favorit saya yang pertama. Ketika saya coba shampo ini, tekstur rambut saya membaik dan rambut saya berkurang rontoknya.Nah itu adalah shampo-shampo pilihan saya. Tetapi, perawatan tidak selesai dengan shampo saja. Masih ada hairtonic dan serum rambut yang mengikutinya. Hairtonic adalah wajib bagi saya. Ada beberapa tonic rambut yang bekerja efektif.NR Hair ReactiveIni adalah favorit saya. Untuk menggunakan hair tonic NR Hair Reactive memang harus siap mental. Karena pada awal pemakaian rambut akan rontok jauh lebih banyak. Ini adalah normal, karena efek reactive memang merontokkan rambut yang akarnya tidak sehat dan menggantinya dengan rambut yang baru. Ekstra kesabaran dibutuhkan untuk menggunakan tonic ini. Mengapa saya memilih yang merontokkan terlebih dahulu? Karena hasil rambut barunya akan jauh lebih baik ketimbang rambut yang lama.Garnier Neril Anti Loss Hair TonicHair tonic ini juga bekerja dengan baik. Tidak ada efek merontokkan di awal. Dengan pemakaian teratur dan sabar, kerontokan rambut akan terhenti. Tapi hair tonic ini tidak mengubah tekstur rambut menjadi lebih baik seperti NR. Ini adalah pendapat saya pribadi.Rudi Hadisuwarno Hair SerumSerum ini juga bekerja dengan sangat baik. Rambut baru akan tumbuh dengan sangat cepat. Tetapi harganya memang mahal tetapi ampulnya kecil-kecil. Jika kerontokan rambut Anda parah dan tidak ingin mengalami kerontokan di awal seperti saat memakan NR Hair Reactive, maka ini bisa menjadi pilihan. Setelah habis 2 atau 3 box, baru dilanjutkan dengan Garnier Neril Hair Tonic.Lalu kita juga perlu memperhatikan asupan ke dalam tubuh. Perbanyak minum air mineral, makan buah dan sayur, serta tambahan suplemen jika perlu.Hair, Skin, & Nail GNCUntuk saya, suplemen paling baik bekerja bagi rambut saya adalah GNC ini. Suplemen ini bahkan mampu memperbaiki kondisi kulit saya yang kering. Saya lebih suka Hair, Skin & Nair ketimbang Women Hair karena fungsinya yang lebih menyeluruh.BiotinSuplemen biotin merk apa saja bisa membantu memperkuat akar rambut. Namun saya tidak bisa meminum Biotin yang pure karena mengeringkan kulit dan tenggorokan. Betapa banyak pun saya minum air, tidak berpengaruh.Jika Anda gila seperti saya, perawatan ini bisa ditambah lagi dengan perawatan sebelum keramas. Inilah yang saya lakukan:Minyak Cem-cemanWarisan nenek moyang kita ini perlu dilestarikan. Karena kerjanya yang memang sangat luar biasa. Bukan saja mencegah kerontokan rambut tetapi juga membuat rambut hitam dan melembutkan. Merknya bisa Anda pilih sendiri. Jika Anda memilih Sariayu, maka harus bersiap dengan efek baunya yang sangat tidak sedap. Tetapi warnanya masih asli hijau seperti minyak cem-ceman jaman dulu. Tetapi jika Anda tidak tahan dengan baunya, maka minyak cem-ceman Mustika Ratu bisa menjadi pilihan. Saya kecewa sebetulnya, saat cem-ceman Mustika Ratu ini menjadi bening. Karena khasiatnya tidak lagi seperti dulu.Lidah BuayaMengoleskan lidah buaya sebelum keramas memang report. Tetapi jika rutin, maka lidah buaya ini akan membantu menyuburkan rambut.

Minyak KemiriJika Anda rajin, silahkan buat sendiri. Tapi jika malas, maka minyak kemiri bisa ditemukan di toko penyedia kebutuhan salon. Selain menyuburkan rambut juga bisa menghitamkan rambut.RingkasanOke, saya akan menulis secara ringkas rutinitas saya dalam merawat rambut. Saya keramas setiap hari. Bagi sebagian orang memang tidak baik. Tapi meski rambut saya kering, kulit kepala berminyak. Jadi bagi saya, kebersihan kulit kepala sangat penting.Mustika Ratu Cem-ceman (satu jam sebelum keramas) Neril Shampo Conditioner Hair Tonic NR Paul Mitchel Smoothing Serum (Di rambut agar tidak kering dan mengembang). Satu kali seminggu di akhir pekan, minyak cem-ceman saya ganti dengan lidah buaya atau minyak kemiri.Saya bukan ahli. Apa yang saya tulis di atas berdasarkan pengalaman pribadi. Semoga membantu.KERAMASFrekuensiFrekuensi mencuci rambut itu relatif, hampir gak ada batasan harus berapa hari sekali. Semua tergantung jenis kulit kepala dan aktifitas masing-masibf orang. Jadi harus dilihat case per case. Misalnya aku, aktifitas memang tidak terlalu sering berkeringat namun jenis kulit kepala normal-oily, jadi frekuensi keramasnya bisa 2 hari sekali. Atau setiap hari, kalau sedang banyak berkeringat dan saat frekuensi pengeluaran sebum kepala lagi banyak-banyaknya (misalnya pas udah mau deket-deket haid). Sejorok-joroknya 3 hari sekali, itupun rasanya udah gak keru-keruan.

Untuk mereka yang kulit kepala berminyak (apalagi ketombean) dan aktifitas sehari-hari lebih banyak di outdoor, terpapar polusi dan debu ditambah banyak berkeringat, bisa dipertimbangkan untuk berkeramas lebih sering. Tapi, orang yang tipe kulit kepala normal, mungkin bisa saja 5-7 hari sekali baru keramas. Jadi inget, dulu punya temen sekosan, udah seminggu lebih gak keramas tapi kulit kepalanya tetep bersih dan gak lepek, kalau sering keramas malah jadi kering, sehari-hari hanya mengandalkan hair mist aja untuk meminimalisir bau matahari.

Samponya Apa?Sampo yang kupakai Natur dan The Bodyshop Rainforest (Volume). Pake selang-seling pake atau sesuka-suka hati lagi mau pake yg mana, feel free lah. Tapi sampo Rainforest lebih boros, sebulan setengah udah habis, Tapi sangat sepadan dengan harganya. Sekarang aku lebih suka Rainforest, karena membuat rambut lebih halus dan wanginya enak. Kalau Natur aku suka karena harganya murah. Oh, aku juga lagi suka pake Pigeon Shampoo, nyoba punya my baby boy yang kulitnya super sensitif (eczema-prone). Itu sampo bayi yang sulfate-free & silicone-free yang paling mudah ditemukan (akhirnyaa...^^). Gara-garanya, shampo Chicco yang biasa dede pake hampir habis, saat itu rencananya mau beli ke dept. store (gak ada di supermarket). Kebetulan waktu itu aku ke karfur dulu, untuk cari Baby Wash Pigeon (yang biasa aku pakai buat mandi. Iya, aku yg pake! :P *yang dulu ikutin blog lamaku pasti pernah baca pos tentang sabun mandi, haha.), trus gak sengaja lihat Pigeon Shampoo, eh ternyata free silicon dan sulfate. Asiik. Dulu, sempet tuh dibeliin Mothercare sama temenku, katanya bagus buat anak yg kecenderungan alergi. Eh, pas kulihat ingredientnya, masih mengandung sulfate. Gak deh.

SHORT REVIEW | NATUR PENCUCI RAMBUT ALOE VERA1. Dari kemasannya aku kurang suka, karena terlalu kecil, jadinya gampang nyampah. Ada sih yang ukuran guedeee, tapi aku gak pernah nemu yang varian Aloe Vera, adanya yang Gingseng. Aku suka aroma yang sekarang, lebih wangi (ada pewangi alami green tea), dulu bau jamunya amit2 deh karena memang tidak ditambah pewangi sintetis. Karena bebas sulfat, jadi busanya gak terlalu banyak. It's OK laa... bisa diulang 2 kali. Buat yang gak biasa pake sampo Natur (dan sampo non silikon lain), pasti berasa kesaaaat banget, ada sensasi 'sapu ijuk' di rambut. Itu biasa, tapi bukan kering lho... 2. Teksturnya kental, dan ada peringatan di setiap kemasannya, kalau produk ini gak boleh kemasukan air karena bisa merusak kualitasnya. Unik juga... :)3. Sekarang udah halal, tapi aku pake ini sebelum ada label halalnya, sayang dulu variannya belum sebanyak sekarang (cuma ada varian gingseng). Sekarang ada varian urang-aring, aloe vera, olive, moringa, bahkan tea tree oil! ^^

Meski pakai Natur udah bertahun-tahun lamanya, aku rutin pakai shampo bebas-sulfat dan bebas-silikon baru kira-kira setahun lamanya. Dulu, aku pakai Natur selang-seling sama syampo merek X (yang sulfat dan silikonnya banyak). Karena saat itu, aku merasa merek X membuat rabutku lebih halus, bouncy, dan berkilau. Tapi, akhirnya aku sadar, X membuat rambutku halus tapi sekaligus membuat rambutku mudah sekali lepek dan berminyak dan ujung-ujubfnya malah terlihat 'kempis'.

SHORT REVIEW | THE BODY SHOP RAINFOREST SHAMPOO (VOLUME)1. Ini sampo favoritku sekarang, gapapa deh harganya lebih mahal, tapi syuka banget. Untuk varian Volume, aku udah habis 2 botol, ini yg ketiga. Sebelumnya pakai Balance, tapi bikin kering kulit kepalaku (padahal kulit kepalaku berminyak lho, mungkin karena kandungan alkoholnya??).2. Four Free System: Bebas sulfat (dia pakai surfaktan yang berasal dari kelapa/sama kaya Natur), Bebas Silikon (untuk pelembut/anti kusutnya, sampo ini menambahkan aneka minyak tumbuh2an, makanya lebih mahal. Kalau kalian punya shampo mahal ada silikonnya, buang aja... silikon itu sebenarnya murah meriah kok, hehe), Bebas Paraben (aku sebenarnya punya pendapat yang rada2 gak mainstream dengan paraben yang katanya menakutkan. Padahal ada lho pengawet yang harus betul2 dijauhi dibandingkan paraben, hehe), dan Bebas Pewarna.3. Teksturnya sangattt cair, lagi2 busanya sedikit karena bebas sulfat. Tapi, shampo ini lebih lembut dari Natur, karena memang mengandung aneka minyak. Dan aromanya enak banget.

Aku pernah uji coba langsung di rambutku. Pertama, aku hanya pakai shampo X saja selama 2 mingguan, hasilnya frekuaesi keramasku jauh lebih sering karena kulit kepalaku cepat berminyak dan rambut cepat sekali lepek. Tapi saat menggunakan Natur saja, kulit kepala bisa terasa segar lebih lama, aku bisa keramas 2 hari sekali, tanpa lepek, dan rambut mengembang lebih bagus. Begitupula pengalamanku menggunakan shampo bebas sulfat dan silikon lainnya.

Aku merasa tertipu dengan shampo bersilikon. Rasanya, kilau, rasa halus dan rambut yg bervolume indah seperti fantasi saja, karena tidak lama kemudian, rambut akan menjadi lebih buruk. Itu di rambutku, mungkin rambut tipe lain lebih bisa berteman dengan silikon. Konon, tipe rambut yang kering dan rusak cocok pakai shampo bersilikon, karena silikon berfungsi sebagai pelindung di bagian-bagian rambut yang rusak itu.

Kenapa Bebas Sulfat dan Silikon?Sebenarnya, tidak semua produk rambut bersilikon itu jelek kok. Boleh-boleh aja pakai, asal jangan berlebihan. Dan untuk mereka yang rambutnya cenderung kering dan rusak, produk perawatan rambut bersilikon justru bisa mencegah kerusakan lebih parah dan bisa menyimpan kelembapan lebih lama.

Tapi, kalau ingin KULIT KEPALA lebih sehat sebaiknya mengurangi shampo bersilikon. Karena menurut banyak spekulasi, lapisan silikon di kulit kepala bisa menghambat nurtisi yg harusnya diserap kulit kepala dan akar rambut (bukan rambutnya). Kerugiannya memang lebih kepada kulit kepala, sih. Tapi untuk batang rambutnya sendiri, konon bisa menghalangi zat warna yang masuk saat melakukan hair-coloring.

Berbeda dengan sulfate, lebih baik dihindari deh, terutama sodium lauryl sulfate. Apalagi buat yang kulit kepalanya kering, sensitif dan kecenderungan alergi. Dan menurut beberapa studi, sulfat dikatakan sebagai salah satu biang kerok kerontokan rambut, karena mereka berkontribusi terhadap rusaknya folikel (akar) rambut. Itu katanya, tapi di sini aku cukup berbicara pengalamanku mengenai shampo bersulfat dan bersilikon.

"Pakai Sampo Bebas Silikon dan Sulfat GAK ENAK!"Oiya, dari beberapa cerita yang kudengar, mereka yang baru memulai menggunakan syampo bebas silikon, biasanya rambut akan terasa 'kering', kusut, awut-awuan, ketombe, dan segala first impression yg gak banget deh. Tapi akan terasa 'normal' setelah pemakaian sampai kurang lebih satu bulan. Menurutku, kesan buruk itu wajar kok. Karena selama ini sudah dimanjakan oleh shampo-shampo bersilikon yang memberikan 'kesan' lembut dan bercahaya. Kalau ada yang ngeluh jadi ketombean, konon ketombe itu sebenarnya hasil build up silikon yang sudah menumpuk tebal di kulit kepala. Aku gak tahu masalah ketombe yang katanya hasil build up silicone yang kronis itu bener apa enggak, tapi banyak orang-orang yang mengalami itu pada awal mulanya, katanya itu semacam detox terhadap silikon.Wow, masa?

Kalau yang baru memulai menggunakan shampo bebas sulfat, biasanya akan terasa kurang bersih karena busa yang dihasilkan syampo bebas sulfat memang tidak banyak. Tapi itu cuma perasaan aja. Kayak pake syampo homemade tradisional merang (ada yg pernah bikin?), gak berbusa, tapi rambut tetap bersih dan kesat.

Lalu, bagaimana kesan-kesanku saat pertama kali menggunakan shampo bebas sulfat-silikon? Aku lupa. Soalnya pakai Natur udah lama banget. Udah gak inget gimana masa-masa adaptasinya. Dulu sih pake-pake aja, karena dibeliin si Mama. Aku juga lupa, sebelum Natur aku pakai shampo apaan. Tapi, karena aku pernah pakai selang-seling sama Shampo X tadi, jadi bisa deh sedikit membandingkan untung ruginya pakai jenis 2 shampo yang berbeda. Yah, seperti yang udah aku ceritain tadi.

KONDISIONERPakai kondisioner setelah bersyampo kayaknya udah wajib deh buat aku. Mungkin karena udah ritual, jadi kalau gak pake ada yang kurang. Apalagi sampo Natur kurang lembut (meski gak bikin rambut kering), jadi buat pelembutnya harus pake kondisioner lagi.

Yang Dipakai?Aku pakai kondisioner dari Natur juga, varian urang-aring. Salah satu kondisioner lokal silicone-free favoritku. Suka banget sama produk Natur, dari sampo sampe kondi, cocok semua di kepalaku... :)

SHORT REVIEW | NATUR CONDITIONER URANG ARING1. Pakai varian urang-aring biar rambut tambah item ^^ Aku suka banget sama cewek yang rambutnya hitam legam, apalagi panjang. 2. Teksturnya thick sekali, tapi gak lengket/bikin lepek dan gak selicin kondisioner lain (mungkin karena bebas silikon). Aromanya biasa saja, ada sedikit bau green tea yang tidak terlalu menyengat. 2. Cinta deh sama produk halal, apalagi kalau udah cocok banget kayak ini. Cupppppssss....

Cara PakaiUntuk kondisioner, aku pakai tanpa mengenai kulit kepala. Didiamkan sesaat, baru bilas sampai bersih.

TONIKHmm, ini sebenarnya gak masuk rutinitas perawatan rambutku, karena aku terbilang jarang menggunakan tonik. Karena kulit kepalaku cukup sensitif dengan produk rambut beralkohol. Reaksi di kulit kepalaku biasanya kering dan guattal. Apalagi tonik rambut biasanya berkadar alkohol tinggi.

Tonik yang kupakai?

SHORT REVIEW | NATUR TONIK RAMBUT ALOE VERA 1. Lidah buaya memang bermanfaat untuk menyuburkan rambut. Pakai ini, aku gak ngerasa rambutku tambah panjang, tapi anak2 rambut/rambut baru ku mulai bermunculan. Aroma jamunya tetap tercium, meski sudah diberi pewangi alami greentea, no problem, aku suka aromanya :)2. Aku paling suka hair tonik yang bibir botolnya meruncing, jadi bisa langsung kena kulit kepala, gak meleber2 dulu ke batang rambut. Sigh. 3. Halal, alhamdulillah... :)

Gak banyak dan dari sekian banyak tonik yang kucoba, gak banyak juga yang cocok. Paling cocok sejauh ini, Natur hair tonic. Aku gak tahu berapa kadar alkohol yang terkandung, atau malah tidak mengandung alkohol? Karena memang tidak dicantumkan komposisi lengkapnya. Kalau dicium sekilas sih tidak tercium aroma alkohol yang menusuk, mungkin ada dalam jumlah kecil atau malah tidak ada (aku harus tanya langsung kayaknya). Tapi sejauh ini, cuma tonik ini yang gak bikin kulit kepalaku kering dan gatal.

SHORT REVIEW | SARIAYU TONIK RAMBUT MAYANG SARI1. Nama tonik rambut ini mengingatkan kita kepada 'seseorang', mahaha... Meski ada alkohol dan ada ekstrak cabenya, tonik ini gak membuat kulit kepala ku teriritasi. Warnanya hijau lumut butek dan aroma jamunya lumayan tajam. Tapi bau2 ini malah sangat ku suka, karena mengingatkan masa kecilku (saat rambutku masih dirawat Mama dengan aneka jamu2an, yang dulu sempat ku benci.... :') )2. Ew, paling gak suka tonik rambut yang bibir botolnya datar... 3. Halal juga... :)

Aku juga pakai Sariayu Mayangsari Tonik Rambut. Ini ada alkoholnya juga (plus ekstrak cabe!), tapi anehnya cocok gak bikin kering & gatal (cabe gitu!!). Aku jadi penasaran, mau nyoba produk rambut sariayu yang lain seperti Cemceman-nya... :) Kalau shamponya enggak deh, SLS nya itu lho.... :'(

Ngomong-ngomong, dulu aku pernah ngalamin kejadian buruk sama tonik rambut. Tepatnya, tonik rambut Johnny Andrean. Itu pertama kalinya pakai toner rambut (jaman SMA) dan masih belum tahu kalau kulit kepalaku sensitif alkohol. Awal pake kok ada grenyem-grenyem di kulit kepala, gatel dikit. Besoknya kepalaku rasanya kering dan bawaan mau garuk-garuk aja. Gak lama, timbul bentol kecil di beberapa spot kulit kepala. Breakout. Gara-gara itu sempet kapok tuh pake hair-tonic manapun. Ternyata aku sensitif sama produk tersebut, karena kadar alkohol denatnya sangat tinggi, alkoholnya ada di urutan pertama dalam komposisinya *tepokjidat

SERUM/vitamin/essence/apalah... Aku RUTIN pakai serum rambut baru akhir-akhir ini aja. Soalnya, dulu-dulu pakai serum rambut gak ada tuh yang hasilnya WUAAAHH. Ya, biasa aja gitu feelnya, pakai gak pake ya gak ada bedanya. Walaupun katanya, pakai serum rambut itu seperti investasi buat rambut kita. Memang gak langsung kelihatan hasilnya, tapi dipercaya akan membuat rambut kita jauh lebih sehat nantinya. Tapi, tujuanku menggunakan serum rambut, sebenarnya lebih kepada proteksi, terutama saat sebelum melakukan hairdrying.

Serum yang Dipakai?

SHORT REVIEW | THE BODY SHOP GRAPESEED GLOSSING SERUMSerum ini lebih cocok digunakan untuk mereka yang memiliki rambut kering dan rusak, tapi gak masalah kalau rambutnya baik2 saja, gak akan tambah berminyak ataupun lepek kok. Bentuknya pump, dan teksturnya seperti minyak pada umumnya.Yang kusuka: hasilnya rambut menjadi ringaaan sekali, wanginya enaaaakkk, gak lengket, dan gak bikin rambut lepekYang kurang kusuka: Mengandung satu jenis silikon, so produk ini tidak akan kupakai di kulit kepala.

Tadinya aku pakai aneka merek. Pakai Ellips, Loreal, Makarizo, sama Sunsilk. Gak ada satupun dari mereka yang sampai habis ku pakai. Trus, pas lagi jalan-jalan di Makeup Alley, aku gak sengaja nemu review The Body Shop Grape Seed Hair Glossing Serum. Ternyata pas aku klik, wah ratingnya tinggi juga. Reviewnya pun bagus-bagus. Akhirnya aku penasaran buat nyoba, soalnya emang belum pernah nemu serum yang cocok. Hasilnya: cukup puas. Sayang, masih mengandung 1 jenis silikon: Dimethiconol. Tapi better lah ya, mengingat serum rambut kebanyakan telah dipenuhi dengan kandungan silikon yang lumayan banyak.

Cara Pakaiku?Aku biasanya pakai serum ini sebelum melakukan hair-drying, saat rambut setengah basah. Karena, sekarang aku cukup sering juga mengeringkan rambut dengan pengering, jadi butuh proteksi ekstra. Cukup 3-4 pump, kemudian oles di batang rambut. Aku gak berani oles-oles di area kulit kepala, mengingat produk ini masih mengandung silikon. Setelah rambut dikeringkan, hasilnya langsung kerasa!! Berasa kayak gak punya rambut saking entengnya, slewerr... :D Ada deh bedanya, pake sama gak pake. Dan yang penting, serum ini gak berat dan lengket dsb.

Trus, apakah serum ini membuat rambut lebih glossy (sesuai dengan namanya)? Aku gak bisa lihat bedanya. Secara, tekstur rambutku ya gitu-gitu aja, gak kering, gak kusam, gak rusak, cukup sehat, tapi ya gak berkilat-kilat juga kayak di iklan shampo XD. Namun, serum ini memang lebih ditujukan untuk pemiliki dull & frizzy hair. Mungkin jenis rambut seperti itu bisa lebih terlihat efek glossynya.

MASKER RAMBUTMasuk ke perawatan rambut terfavorit, yeyey!! Aku emang gak terlalu suka maskeran di muka, gak rutin aja, sesukanya lah. Tapi kalau masker rambut, pasti 2-4 minggu sekali rutin aku lakuin. Meskipun untuk beberapa orang hal ini sedikit merepotkan.

Masker rambut itu semacam deep conditioning, fungsinya menutrisi lebih intens. Sekaligus merelaksasi kulit kepala yang lelah (menurutku sih, haha). Aku bisa ngerasain bedanya, rambut yang rutin hair mask sama yang perawatannya minus hair mask. Kalau rambut di masker, lembutnya beda. Alussssss banget. Rasa-rasanya mau megangin rambut terus.

Hair mask yang kupakai?Hmmm, pokoknya bukan hair mask yang bermerek. Sejauh ini lebih puas bikin sendiri!! Dulu sempet nyobain Pantene, Makarizo, Sunsilk, Dove, Good dll, banyak deh pokoknya. Meski yg bermerek lebih praktis, pengalamannya gak sepuas bikin sendiri. Kadang, hair mask yang kubeli ada yang membuat rambut tambah kusam, berminyak, lepek, gak seger, walaupun awalnya terasa lembut. Ini emang karena gak jodoh aja atau karena (lagi-lagi) efek buruk silikon di kulit kepalaku yang berminyak ini?

Yup, kalau diperhatikan rata-rata hairmask mengandung deretan silikon. Ini mengherankan, tujuan hair mask itu kan memberi nutrisi lebih ke kulit kepala, kalau mengandung silikon bagaimana cara nutrisi itu masuk? Mungkin masuk, tapi pastinya tidak optimal. Tapi, hair mask bersilikon mungkin memberi benefit tersendiri bagi pemilik dry & frizzy hair.

Kembali ke homemade hairmask. Ada beberapa resep yang ku pakai untuk masker rambut rumahan. Adapun campuran yang paling sering kupakai adalah:1. Pisang + susu + Madu2. Alpukat + Madu3. ANDALAN: Yoghurt + Madu (Efek mantab, bikinnya gampang). Aku nyebutnya masker YOHO (yoghurt-honey), hehe... Tapi gak semua orang cocok sama yoghurt lho... Ada beberapa yang malah timbul jerawat di kulitnya. CARANYA?

DIY | YOHO HAIRMASK (untuk satu kali pemakaian)1. Bahannya: Madu Murni dan Plain Yoghurt2. Campur 1 sdm Madu dan 3 sdm yoghurt (atau satu bungkus ukuran 100cc)3. Mix!! Dan siap digunakan,

NEXT... Keramas seperti biasa Keringkan rambut dari sisa air dengan handuk Oleskan homemade hair mask dari pangkal sampai ujung rambut. Sambil pijat-pijat Biar hasilnya maksimal, tutup kepala pakai handuk hangat (jadi handuknya udah dicelup air hangat terus peras, atau handuk bersih yang disetrika panas). Biarkan 5 menit. Bilas. Boleh pakai shampo lembut atau shower hangat saja.

Nah, selesai deh perawatan rambut rutinku. Akhir kata, Sebenarnya, aku kepengen deh nyoba minyak-minyakan untuk rambut. Ada yang pernah coba-coba perawatan rambut rutin dengan minyak belum? Sejauh ini yang pernah sukses itu perawatan dengan minyak kemiri, Mamaku yang bikin sendiri (Mamaku emang demen ngerawat rambut anak-anaknya). Dan emang bagusss hasilnya, rambut jadi iteeeemm banget padahal dulu pas SD aku demen banget panas-panasan di bawah matahari.

Rangkaian Perawatan Rambut Mustika Ratu Siapa tahu aja di luar sana ada teman-teman yang senasib sama saya dalam hal mengurus mahkota yang bernama rambut... Kondisi rambut saya kebetulan gawat darurat. Saya mewarisi gen rambut halus dan tipis dari papa saya namun teksturnya ikal seperti mama saya.Kebayang ngga bentuknya? Halus, tipis, dan berombak. Tapi rontoknya..... huuu jangan ditanya...jadi sudahlah tipis masih rontok pula .....hadeeh....pusing saya.....Dulu sih mama saya rajin banget makein saya bermacam-macam ramuan. Mulai dari minyak kemiri, lidah buaya, sampai bikin minyak cem-ceman sendiri. Berhasil sih, rambut saya tebal dan kasar kaya ijuk zaman SD, bergelombang dan mengembang pula. Sukses lah saya dipanggil kribo sama tetangga-tetangga saya.Sayangnya seiring dengan berjalannya waktu, saya makin besar, mama juga udah ngga setelaten dulu pakein bermacam-macam ramuan, dan sayanya juga banyak malasnya. jadi makin lama rambut yang tadinya tebal balik ke awal, tipis dan mulai rontok dimana-mana.Nah yang begini yang bikin saya malas datang ke salon untuk treatment, potong atau hanya sekedar blow. Soalnya sudah ketebak banget kalau mbak dan mas salon pasti akan berkomentar tentang betapa tipisnya rambut saya, malah kadang nakut-nakutin bakal cepet botak.Sedihnya karena samye sekarang di Bintaro, agak susah untuk nyalon di tempat langganan saya yang emang sudah pada paham dan hafal dengan kondisi rambut saya, jadi ya mau tidak mau harus cari salon lain.Sebelum ke salon (parno bakal dikomentarin sama mbak dan mas salon) saya langsung minta petunjuk mbah google, kira-kira produk perawatan rambut apa yang cocok buat saya, dan ramah di kantong (maklum anak kos).Dari petunjuk mbah Google dan wangsit yang saya dapatkan di forum Female Daily (beneran buat yang lagi cari review produk make up, beauty care, semua lengkap disini lho) maka saya memilih untuk mencoba rangkaian perawatan rambut Mustika Ratu.Untuk shampoo dan conditioner saya menngunakan shampoo bayam dan bilasan santan Mustika Ratu. Hair Tonicnya saya gunakan Ramuan Penyubur Rambut. Kalau untuk perawatan, saya pakai minyak dan hair mask cem-ceman.Saya sudah hampir 6 bulan menggunakan rangkaian perawatan ini, dan so far sih ngga ada masalah. Dari semuanya yang menurut saya paling membantu adalah hair tonic ramuan penyubur rambutnya.

Shampoo bayam Mustika Ratu

Hair tonic yang saya gunakan sehabis keramas ini terlihat banget membantu pertumbuhan rambut. Karena saya perhatikan setelah beberapa lama memakai hair tonic ini daerah-daerah yang rambutnya mulai menipis jadi terlihat lebih tebal. Untuk perawatan rambut lain sih buat saya belum terlalu terasa efeknya.Shampoo dan conditionernya tidak membantu mengatasi kerontokan, tetap aja rambut saya rontok terus, tapi memang tidak sebanyak dulu.

Bilasan santannya botolnya udah kempot...udah mau habis hehehehehe

Nah yang tricky minyak cem-ceman sama hair masknya nih. Harusnya minyak cem-cem-an itu digunakan di malam hari, dibawa tidur dan besok paginya keramas. Dan untuk hair masknya digunakan dengan cara dioleskan ke bagian rambut yang sudah mulai menipis paling tidak seminggu dua kali.Namun, karena saya malas banget ngolesin cem-ceman dan ngga telaten pakai hair mask, jadi ya belum terlalu terlihat apa memang dua rangkaian perawatan ini membantu.

Krim dan minyak cem-ceman. Dari 6 bulan yang lalu belum habis-habis. Jarang dipakai sih

Cuma kan memang yang namanya perawatan apapun rumusnya harus 2R, Rutin dan Rajin. Ya selain cocok-cocokan juga sih. Di saya kurang berhasil karena saya nggak rajin, tapi teman saya ada yang rajin banget makein minyak cem-ceman ini ke rambut anak perempuannya yang memang tipis dan susah panjang. Eh Alhamdullilah berhasil lho. Rambut anak temen saya ini sukses bisa lumayan panjang, jadi bisalah dikuncir dikit-dikit. Padahal tadinya haduh tipis dan ngga pernah bisa panjang. Ngga tahu juga kenapa.

Ramuan penyubur rambut favorit saya

Buat saya rangkaian perawatan rambut ini lumayan banget, menolong dan menyelamatkan rambut saya dari kerontokan yang menggila. Meski sekarang masih rontok tapi paling tidak kerontokannya tidak separah dulu.Sementara saya akan tetap pakai perawatan ini, terutama untuk hair tonicnya. Untuk shampoonya mungkin saya akan mencoba varian shampoo lain dari Mustika Ratu. Dengar-dengar shampoo daun landep sama merang bagus lho buat rambut.Kalau ada yang sudah mencoba kasih tahu saya yaa....

Love, Momzhak