perawatan rambut dan alopesia

54
Bab I Pendahuluan Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Kerontokan rambut adalah hal yang pernah dialami hampir semua orang, tetapi bila kerontokan rambut tersebut berlangsung lama dan menyebabkan alopesia atau kebotakan akan menimbulkan masalah. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerontokan rambut, pada umumnya rambut rontok berhubungan dengan penyakit sistemik atau internal, diet yang buruk, penyakit tiroid, atau konsumsi obat-obatan tertentu. Rambut rontok (hair loss) terjadi pada banyak orang, sehingga dapat mengurangi fungsi kosmetik serta perlindungannya terhadap tubuh dan kepala dari lingkungan. Ini tidak mengancam nyawa, tapi memengaruhi kepercayaan diri bahkan dapat menjadi stressor psikologis. 1 Bab II Pembahasan 2.1 Anatomi dan Fisiologi Rambut Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat digolongkan dua jenis yaitu: 2 1

Upload: envad

Post on 11-Dec-2015

125 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

referat case stase kulit kelamin

TRANSCRIPT

Page 1: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Bab I

Pendahuluan

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali

telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Kerontokan rambut adalah hal yang pernah

dialami hampir semua orang, tetapi bila kerontokan rambut tersebut berlangsung lama dan

menyebabkan alopesia atau kebotakan akan menimbulkan masalah. Banyak hal yang dapat

menyebabkan kerontokan rambut, pada umumnya rambut rontok berhubungan dengan

penyakit sistemik atau internal, diet yang buruk, penyakit tiroid, atau konsumsi obat-obatan

tertentu.

Rambut rontok (hair loss) terjadi pada banyak orang, sehingga dapat mengurangi fungsi

kosmetik serta perlindungannya terhadap tubuh dan kepala dari lingkungan. Ini tidak

mengancam nyawa, tapi memengaruhi kepercayaan diri bahkan dapat menjadi stressor

psikologis.1

Bab II

Pembahasan

2.1 Anatomi dan Fisiologi Rambut

Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat digolongkan dua jenis yaitu: 2

1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen. Terdapat di

kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna.

2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di

seluruh tubuh.

Rambut manusia memiliki beberapa fungsi diantaranya: mengurangi kehilangan panas dari

kulit kepala; melindungi kulit kepala, wajah, dan leher dan radiasi sinar UV matahari; dan

berkontribusi pada persepsi kecantikan. Fungsi proteksi dari rambut dapat dengan mudah

digantikan oleh topi. Gangguan dari jumlah normal rambut sering berhubungan dengan

dapat psikologik yang berat. Hilangnya rambut kepala diyakini abnormal di banyak

lingkungan sosial.3

1

Page 2: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Struktur rambut manusia dibagi menjadi 2, yaitu folikel dan batang rambut. Folikel rambut

merupakan bagian rambut yang berada di dalam epidermis dan berfungsi dalam

pembentukan rambut. Folikel rambut dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu bulbus,

suprabulbar, ismus dan infundibulum. Bulbus adalah bagian unit inferior yang dibagi lagi

menjadi 5 bagian, yaitu papila dermal yang mengandung banyak melanosit, matriks yang

akan berproliferasi, batang rambut, inner root sheath (IRS), dan outer root sheath (ORS).

Suprabulbar adalah bagian dari unit inferior sampai dengan melekatnya musculus arrector

pilli atau bulge. Ismus merupakan bagian folikel rambut dari bulge sampai dengan

orificium ductus glandula sebacea. Infundibulum terletak antara glandula sebasea sampai

dengan orifisium folikel rambut. Folikel dan batang rambut memiliki keterkaitan yang

kuat. Papila dermal di folikel merupakan awal pertumbuhan rambut, sehingga folikel akan

memengaruhi struktur dan bentuk batang rambut. 1

Gambar 01. Anatomi dan Siklus Pertumbuhan Rambut.4

Batang rambut merupakan struktur yang sangat stabil dengan diameter 50–100 μm.

Penampang batang rambut dari luar ke dalam terdiri dari kutikula, korteks dan medula.

Kutikula berupa lapisan keratin yang tersusun seperti genteng dan berfungsi sebagai sawar

perlindungan korteks, lapisan terluarnya mengandung lipid seperti squalene, wax ester,

2

Page 3: Perawatan Rambut Dan Alopesia

trigliserida, asam lemak bebas, kolesterol, ceramide, kolesterol sulfat dan asam 18-metil-

eicosanoid (18-MEA) yang berperan dalam kehalusan permukaan rambut. Korteks terdiri

dari mikrofibril yang tersusun rapat secara longitudinal, mengandung melanosom,

menyusun sebagian besar batang rambut dan menentukan kekuatan serta elastisitasnya.

Medula terdiri dari 3–4 lapis sel poligonal yang berisi keratohialin, badanlemak dan rongga

udara tersusun seperti spons, tidak terdapat pada rambut velus. 1

Diameter melintang batang rambut menentukan bentuk alaminya, yang bervariasi antar

etnis. Diameter sirkular membentuk rambut lurus pada etnis Asia, diameter elips

membentuk rambut bergelombang pada etnis Kaukasoid, dan orang Afrika memiliki

diameter melintang yang sangat elips seperti pita, sehingga tampak sebagai rambut yang

sangat keriting. 1

Siklus pertumbuhan rambut adalah perubahan terprogram dari folikel rambut yang terdiri

dari anagen, katagen dan telogen. Folikel rambut tidak aktif terus-menerus, melainkan

bergantian mengalami telogen. Fase anagen (pertumbuhan) adalah saat terjadinya sintesis

batang rambut dan pigmentasi, lamanya menentukan panjang rambut. Pada rambut kepala

berlangsung selama 2–8 tahun. Katagen atau fase peralihan/regresi yang ditandai dengan

menurunnya produksi melanin di bulbus terjadi selama 2–3 minggu. Pada fase telogen

(istirahat) rambut gada akan terdorong keluar, yang tampak sebagai batang rambut yang

terdepigmentasi pada bagian proksimal. 1

Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama kali terbentuk folikel

rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang. Tidak seperti pada biri-biri folikel

rambut tersebut tidak aktif terus menerus, tetapi bergantian mengalami masa istirahat. Fase

pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi berdasarkan umur dan regio tempat rambut

tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi faktor fisiologis maupun patologis. 1

Siklus pertumbuhan yang normal adalah sebagai berikut: 2

1. Masa anagen : sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-

sel yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya antara 2-6 tahun. 2

2. Masa katagen : masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di sekitar

folikel rambut. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya

melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan

ini berlangsung 2-3 minggu. 2

3

Page 4: Perawatan Rambut Dan Alopesia

3. Masa telogen atau masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel dan

berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan

terdorong keluar. 3

Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100 hari

sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah folikel

rambut pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut pirang dan merah jumlahnya lebih

sedikit dari rambut hitam. Jumlah rambut yang rontok per hari 100 helai. Densitas folikel

rambut pada bayi 1135/cm2 dan berkurang menjadi 615/cm2 pada umur tiga puluhan,

karena meluasnya permukaan kulit. Pada umur 50 tahunan ada pengurangan atau

kerusakan beberapa folikel sehingga jumlah menjadi 485/cm2. Untuk mengetahui jumlah

rambut anagen dan telogen diperiksa ratio rambut anagen terhadap telogen yang disebut

trikogram, sedikitnya 50 helai rambut harus dicabut dan diperiksa untuk menghindari

deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut anagen pada wanita + 85% dan laki-laki 83%

dan jumlah rambut telogen pada wanita + 11%, sedang pada laki-laki 15%.2

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut: 2

I. Keadaan fisiologik

1. Hormon

Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan kortikosteroid.

Masa pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebih cepat pada wanita daripada pria.

Hormon androgen dapat mempercepat pertumbuhan dan menebalkan rambut di daerah

janggut, tetapi pada kulit kepala penderita alopesia androgenetik hormon androgen

bahkan memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen. Pada wanita aktivitas hormon

androgen akan menyebabkan hirsutisme, sebaliknya hormon estrogen dapat

memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi memperpanjang anagen. 2

2. Metabolisme

3. Nutrisi

Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein dan

kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya kehilangan pigmen

setempat sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin B12, asam

folat, dan zat besi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut. 2

4. Vaskularisasi

4

Page 5: Perawatan Rambut Dan Alopesia

II. Keadaan patologik

1. Peradangan sistemik atau setempat

Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi dan

folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu mata

(madarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan rambut

menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut moth eaten

appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan menyebabkan kerontokan,

maupun kerusakan batang rambut. 2

2. Obat

Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan

kerontokan, umumnya obat antineoplasma misalnya, bleomisin, endoksan, vinkristin,

dan obat antimitotik, misalnya kolkisin. Logam berat yang terikat pada grup sulfhidril

dalam keratin antara lain talium, merkuri, dan arsen. 2

2.1 Alopesia

Tipe

Alopesia dibagi mendari beberapa tipe: 2

Alopesia uiversalis : kebotakan yang mengenai seluruh rambut yang ada pada tubuh.

Alopesia totalis : kebotakan yang mengenai seluruh rambut kepala.

Alopesia areata : kebotakan yang terjadi setempat-setempat dan berbatas tegas, umumnya

terdapat pada kulit kepala, tetapi dapat juga mengenai daerah berambut lainnya.

Alopesia Areata

Etiologi

Belum diketahui, sering dihubungkan dengan infeksi fokal, kelainan endokrin dan stres

emosional. Sebagian penderita menunjukkan kaeadaan neurotik dan trauma psikis. 2

Gejala klinis

Ditandai dengan adanya bercak dengan kerontokan rambut pada kulit kepala, alis, janggut,

dan bulu mata. Bercak ini berbentuk bulat atau lonjong. Pada tepi daerah yang botak ada

rambut yang terputus, bila rambut ini dicabut terlihat bulbus yang atrofi. Sisa rambut

terlihat seperti tanda seru. Rambut tanda seru ( exclamation mark hair ) adalah batang

5

Page 6: Perawatan Rambut Dan Alopesia

rambut yang ke arah pangkal makin halus, rambut sekitarnya tampak normal, tetapi mudah

dicabut. Pada beberapa penderita kelainan menjadi progresif dengan terbentuknya bercak

baru sehingga terdapat alopesia totalis. 2

Gambar 02. Tanda Exclamation Mark Hair.5

Ikeda membaginya menjadi 4 tipe : 2

1. Tipe umum : terjadi pada umur 20-40 tahun, 6% akan berkembang mnejadi

alopesia totalis.

2. Tipe atipik : dimulai pada masa kanak-kanak dan 75% akan berkembang menjadi

alopesia totalis.

3. Tipe prehipertensif : dimulai pada usia dewasa muda, 39% akan menjadi alopesia

totalis.

4. Tipe kombinasi : dimulai setelah usia 40 tahun dan 10 % akan menjadi alopesia

totalis.

Gambar 03. Wanita 64 Tahun dengan Alopesia Areata.6

6

Page 7: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Patogenesis

Pada alopesia areata masa fase telogen menjadi lebih pendek dan diganti dengan

pertumbuhan rambut anagen yang distrofik. Berbagai faktor dianggap mempengaruhi

terjadinya kelainan ini antara lain : 2

a. Genetik. Alopesia areata ditemukan secara autosomal dominan pada 25% penderita.

b. Imunologi. Alopesia areata merupakan penyakit autoimun. Pengaruh imunitas humoral

ditunjukkan dengan pemeriksaan imunofluoresensi yang memperlihatkan adanya

endapan C3, kadang-kadang ada IgG dan IgM sepanjang membrana basalis.

c. Faktor lain. Keadaan atipikal dibuktikan berhubungan dengan alopesia areata.

Histopatologi

Rambut kebanyakan dalam fase anagen. Folikel rambut terdapat dalam berbagai ukuran,

tetapi lebih kecil dan tidak matang. Bulbus rambut di dalam dermis dan dikelilingi oleh

infiltrasi limfosit. 2

Diagnosis Banding

Tinea kapitis, lupus eritematosus, dan trikotilomania

Pengobatan

Beberapa kasus dapat sembuh spontan. Penyuntikan intralesi dengan triamsinolon asetonid

dapat menolong, juga aplikasi topikal dengan kortikosteroid. Dapat juga dengan penutulan

fenol 95% yang dinetralisasikan dengan alkohol setiap minggu. 2

Male Pattern Alopecia ( Alopesia Androgenika )

Sinonim

Male pattern baldness, common baldness.

Gejala Klinis

Merupakan bentuk kerontokan rambut yang paling sering terjadi. Timbul pada akhir umur

duapuluh atau awal umur tigapuluhan, rambut rontok secara bertahap dimulai dari bagian

verteks dan frontal. Garis rambut anterior menjadi mundur dan dahi menjadi terlihat lebih

lebar. Puncak kepala menjadi botak. Beberapa varian bentuk kerontokan rambut dapat

terjadi, tetapi yang tersering adalah resesi bagian fontoparietal dan verteks menjadi

botak.2,6

7

Page 8: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Gambar 04. Pria 55 Tahun dengan Androgenik Alopesia.6

Folikel membentuk rambut yang lebih halus dan berwarna lebih muda sampai akhirnya

sama sekali tidak terbentuk rambut terminal. Rambut velus tetap terbentuk menggatikan

rambut terminal. Bagian parietal dan oksipital menipis. Penyebabnya ialah berbagai faktor

herediter yang dominan dan naiknya konsentrasi androgen ekstra gonadal dikulit kepala. 2

Bila pasangan suami istri sama-sama menderita, maka semua anak laki-laki dan setengah

jumlah anak wanita akan mengalami hal yang sama. 2

Hamilton membaginya menjadi 8 tipe : 2

Tipe I : rambut masih penuh.

Tipe II : tampak pengurangan rambut pada kedua bagian temporal ; pada tipe I dan

II belum terlihat alopesia.

Tipe III : border line.

Tipe IV : pengurangan rambut daerah frontotemporal, disertai pengurangan rambut

bagian midfrontal

Tipe V : tipe IV yang menjadi lebih berat.

Tipe VI : seluruh kelainan menjadi satu.

Tipe VII : alopesia luas dibatasi pita rambut jarang.

Tipe VIII : alopesia frontotemporal menjadi satu dengan bagian verteks.

Pada wanita tidak dijumpai tipe VI sampai dengan VIII, kebotakan pada wanita tampak

tipis dan disebut female pattern baldness. 2

8

Page 9: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Gambar 05. Klasifikasi Pola Kerontokan Rambut Pria Hamilton Norwood.4

Alopesia prematur

Sering terjadi pada laki-laki muda pada umur dua puluhan. Sering disertai dermatitis

seboroika yang berat. Umunya prognosisnya buruk.

Etiologi

Tidak diketahui. Umunya merupakan penyakit keturunan dan hormonal, sering bergantung

pada rangsangan hormon androgen. Pada sida-sida ( eunuchs ) tidak pernah timbul alopesia

ini bila dilakukan kastrasi sebelum atau semasa adolesens. Bila kepada mereka diberikan

pengobatan dengan androgen, maka kebotakan akan timbul. Ada korelasi antara herediter,

androgen, dan faktor usia. 2

Patogenesis

Terpusat dengan fase telogen yang bertambat panjang dan fase anagen yang memendek.

Makin pendk fase anagen makin pendek pertumbuhan rambut. 2

9

Page 10: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Pengobatan

Sampai saat ini tidak ada pengobatan untuk mempertahankan pertumbuhan rambut.

Pengobatan untuk dermatitis seboroika dapat diberikan. Transplantasi rambut dari bagian

oksipital ke bagian garis rambut anterior pernah dilakukan dan memberikan penyembuhan

sementara. 2

Male Pattern Alopecia pada Wanita ( Alopesia Androgenika pada Wanita )

Pada wanita perjalanan penyakitnya sama, kerontokan rambut wanita temporal lebih

sedikit daripada pria dan lebih banyak pada daerah verteks. Diduga bila kedua orang tua

mempunyai alopesia androgenika, maka seluruh anak laki-laki dan sebagian anak

perempuan akan mengalami nasib yang sama. Pada wanita yang demikian jangan

diberikan obat kontrasepsi yang mengandung progesteron dominan. Menurut SMITH dan

WELIS, male pattern alopecia dapat terjadi pada wanita homozigot dan pria heterozigot. 2

Kerontokan rambut juga dapat terjadi secara difus mulai dari puncak kepala. Rambut

menjadi tipis dan suram. Sering disertai rasa terbakar dan gatal. Keadaan ini berlangsung

dalam jangka lama. Etiologinya dianggap sebagai kelebihan androgen, meskipun demikian

umumnya kadar testosteron yang beredar tidak meninggi. Kerontokan ini disebut female

pattern baldness. 2

Pengobatan secara empiris. Pemberian estrogen-ekuin ( premarin ) dalam bentuk losio

secara topikal menurunkan jumlah rambut yang rontok. Aplikasi ini sedikit mungkin

jangan sampai menyebabkan reaksi sistemik. Losio yang mengandung kortikosteroid juga

berguna. Sebaiknya keadaan umum penderita diperbaiki.2

Bentuk Alopesia yang lain

Kerontokan rambut yang sempurna maupun sebagian, dapat bervariasi dan disebabkan

oleh banyak faktor. 2

Alopesia Liminaris (alopesia marginalis)

Kerontokan rambut di sekeliling tepi kulit kepala yang berambut. Sering pada wanita negro

yang mengikat rambutnya erat-erat atau karena alat pengering rambut yang merusak

batang rambut. 2

10

Page 11: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Trikotilomania

Merupakan alopesia neurosis. Rambut ditarik berulangkali sehingga putus. Sering pada

gadis yang mengalami depresi. 2

Gambar 06. Pola Kerontokan Rambut Lokal pada Trikotilomania.4

Alopesia karena faktor fisis

Karena radiasi yang berlebihan (radiodermatitis kronik) atau epilasi dengan menggunakan

sinar X pada pengobatan tinea kapitis. Alopesia karena tekanan, misalnya pada bayi yang

berbaring pada satu sikap. 2

Alopesia karena sisir panas

Pada wanita negro yang ingin meluruskan rambutnya. 2

Alopesia karena tarikan (alopesia traksi)

Pada model rambut yang memerlukan tarikan atau kebiasaan memilin-milin rambut dengan

jari. Alat pengeriting dan pita rambut dapat menimbulkan alopesia. 2

Ofiasis

Bentuk alopesia areata yang berkonfluensi, kebotakan terjadi pada pelipis, oksipital, dan

parietal. 2

Alopesia perinevi

Dinyatakan oleh QUIROGA dan PECORARO, alopesia areata di sekitar nevus

pigmentosus di kepala. 2

11

Page 12: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Alopesia sifilitika

Pada sifilis stadium II dapat terjadi kerontokan rambut. Disebut sebagai alopesia difusa,

bersifat difus dan tak khas, terjadi pada sifilis stadium II dini. Bentuk yang lain ialah

alopesia areolaris yang terjadi pada sifilis stadium II lanjut. Kerontokan terjadi setempat-

setempat, tampak sebagai bercak-bercak yang ditumbuhi oleh rambut-rambut tipis, seolah-

olah seperti digigit ngengat (moth eaten appearance). Penyebabnya ialah adanya roseola

atau papul, akar rambut dirusak oleh traponema, yang dapat juga terjadi pada alis mata

lateral dan janggut. 2

Alopesia seboroik

Merupakan terminologi lama yang berarti kerontokan rambut disertai ketombe, kulit

kepala yang berminyak, dan dermatitis seboroik. Pengobatan langsung terhadap dermatitis

seboroik. 2

Alopesia musinosa

Terdapat pada kulit kepala dan daerah dagu karena perubahan musin sel epitel folikel

sebasea. Sering disertai limfoma. 2

Alopesia akibat radang

Sering terlihat pada liken simpleks kronik, lupus eritematosus diskoid, liken planus, dan

kerion. 2

Tinea kapitis

Sering terdapat pada anak-anak, berupa bercak alopesia yang multipel. Rambut putus tepat

di atas kulit kepala. Infeksi M.canis dan M.audouini menimbulkan fluoresensi pada lampu

wood, sedang infeksi dengan T.tonsurans tidak. 2

Alopesia karena kelainan endokrin

Pada hipotiroid rambut menjadi kasar, kering dan jarang. Pada hipertiroid rambut menjadi

sangat halus dan jarang. Rambut rontok juga terdapat pada hipoparatiroid dan diabetes

melitus. 2

12

Page 13: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Sering kerontokan rambut dihubungkan dengan pemakaian pil antihamil. CORMIa

melaporkan lima kasus alopesia setelah pemakaian pil antihamil, terdapat male pattern

alopecia selama makan pil dan efluvium telogen setelah pil dihentikan. Estrogen dapat

merangsang pertumbuhan rambut, sebaliknya androgen menghambat. 2

Alopesia karena obat

Bentuk ini sering tampak karena penggunaan kemoterapika pada kanker, misalnya

antimetabolit (azatioprin, metotreksat), zat-zat alkil (siklofosfamid, klorambusil), dan obat

penghambat mitosis, juga bahan kimia yang lain seperti talium dan asam borat. 2

Gambar 07. Alopesia yang Diinduksi Kemoterapi.6

Alopesia karena stress

Setelah stress emosional yang berat atau penyakit akut dapat timbul alopesia. 2

Alopesia kongenital

Dapat total atau sebagian. Biasanya disertai defek ektodermal lainnya, misalnya pada gigi,

tulang, dan kuku. Rambut tumbuh lambat, jarang, dan berwarna muda. 2

Pseudopelade Brocq (Alopesia Sikatrisata)

Etiologi : belum diketahui, rupanya karena radang.

Gejala klinis : adanya kebotakan disertai kerusakan folikel rambut, sehingga tampak

sebagai bercak parut multipel yang bulat, lonjong, atau tak teratur. Ukurannya numular dan

berwarna merah muda dengan permukaan yang berkilat seperti permukaan kulit bawah.

Alopesia ini bersifat menetap dan progresif. 2

13

Page 14: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Histopatologi : reaksi inflamasi di sekitar folikel dan perivaskular, atrofi epidermis, dan

fibrosis tampak pada dermis. 2

Diagnosis Banding : penyakit ini sukar dibedakan dengan alopesia karena folikulitis

supuratif, lupus eritematosus, dan skleroderma. 2

Pengobatan : infiltrasi triamsinolon asetonid 2,5mg/ml dengan interval 6-8 minggu. 2

2.3 Kerontokan rambut (Efluvium)

Kerontokan rambut (hair loss) adalah kehilangan rambut yang berkisar lebih kurang 120

helai per hari. Dapat terjadi difus atau setempat (lokal). Kelainan setempat dapat berupa

unifokal atau multifocal. Bila kerontokan ini berlanjut dapat terjadi kebotakan (alopesia).

Normalnya rambut kepala terlepas sebanyak 80–120 helai/hari. Jumlah folikel rambut

kepala normalnya sekitar 100.000, dan disebut sebagai kelainan jika jumlahnya mencapai

50% yang berarti sekitar 50.000 helai. Rambut rontok dapat terjadi melalui mekanisme

kerontokan/efluvium (telogen efluvium, anagen efluvium), patahnya batang rambut yang

rusak, serta kebotakan/alopesia (sikatrik dan non sikatrik). Efluvium hampir selalu terjadi

karena adanya gangguan pada siklus pertumbuhan rambut karena sebab apa pun.

Kerusakan pada batang rambut dapat menyebabkan rambut patah yang tampak sebagai

rambut rontok. 1,2

Di United States kejadian rambut rontok menimpa 50 juta orang dan 20 juta di antaranya

adalah wanita. Penyebabnya beraneka ragam, digolongkan menjadi endogen yaitu akibat

penyakit sistemik, hormonal, status gizi, intoksikasi, maupun kelainan genetik; dan

eksogen yaitu berupa stimulus dari lingkungan, maupun kosmetik rambut. Saat ini

semakin banyak kosmetik rambut digunakan. Rambut rontok akibat kosmetik dan penataan

rambut banyak dijumpai pada wanita Afrika-Amerika. Penggunaan bahan pelurus rambut

menyebabkan kerontokan/kerusakan rambut pada 95% penggunanya di Amerika dan 53%

di Nigeria. Stimulus lingkungan dan juga kosmetik rambut sering tidak disadari dampakya

terhadap kesehatan rambut. Stimulus dari lingkungan berupa paparan panas, sinar

matahari, tekanan, radiasi sinar X dan air pada rambut, sedangkan kosmetik rambut

merujuk pada perawatan dan penataan rambut seperti shampo, pengeriting, pelurus,

pewarna, pemudar warna, serta model tatanan rambut. Rambut rontok akibat kedua hal ini

dapat terjadi melalui mekanisme patahnya batang rambut, kerontokan, dan kebotakan.1

14

Page 15: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Alopesia non sikatrik terjadi karena gangguan siklus pertumbuhan rambut, sementara

proses regenerasi folikel yang tidak sempurna dapat memicu alopesia sikatrikalis. Menurut

Horev, rambut rontok yang diakibatkan oleh faktor lingkungan dan kosmetik rambut

adalah melalui mekanisme patahnya batang rambut yang rusak, telogen efluvium, anagen

efluvium dan alopesia sikatrikalis. Mekanisme yang paling banyak ditemukan adalah

kerusakan pada batang rambut, karena batang rambut adalah bagian yang berinteraksi

dengan paparan tersebut secara langsung. Kerusakan ini disebut sebagai "weathering",

yang artinya adalah degenerasi kutikula yang berlanjut ke korteks secara progresif akibat

paparan penyebab yang terus-menerus. Secara mikroskopis didapatkan rusaknya lapisan

kutikula, patahan transversal/trichoschisis, trichorrhexis nodosa, dan trichoptilosis atau

ujung rambut bercabang. Telogen efluvium adalah pelepasan rambut telogen dalam jumlah

berlebihan akibat fase anagen yang dipercepat oleh stressor fisik berupa tarikan dan

tekanan, sehingga rambut secara prematur memasuki fase telogen. Anagen efluvium adalah

kerontokan rambut akibat hambatan atau penghentian mitosis sel matriks pada folikel

rambut fase anagen. Penyebabnya adalah kemoterapi, radiasi sinar X, dan trauma/tekanan.

Alopesia sikatrikalis adalah rambut rontok secara permanen yang disebabkan oleh

hancurnya folikel rambut akibat proses inflamasi, sehingga terbentuk jaringan fibrosis.

Penyebab eksogen proses tersebut antara lain luka bakar, radiodermatitis, dan paparan

bahan pelurus atau pengeriting rambut. 1

Rambut dapat mengalami kerusakan akibat paparan iklim/lingkungan yang terulang setiap

harinya. Paparan lingkungan tersebut berupa mekanis seperti trauma, tekanan dan tarikan,

atau fisis yang berasal dari air maupun radiasi sinar matahari dan sinar X. Avulsi kulit

kepala adalah terkelupasnya kulit kepala dari jaringan sekitarnya, yang menyebabkan

hilangnya jaringan yang tidak dapat diganti. Folikel rambut berada di dalam dermis,

sehingga saat kulit kepala terlepas, folikel rambut di dalamnya ikut terbawa atau rusak

sehingga rambut tidak akan tumbuh kembali dan menyebabkan alopesia sikatrikalis. Luka

bakar derajat 3 pada kulit kepala menyebabkan terbentuknya jaringan fibrosis dapat

menyebabkan alopesia sikatrikalis yang sulit penanganannya. Proses inflamasi akibat

panas yang juga dapat menyebabkan alopesia sikatrikalis adalah penggunaan sisir catok

untuk meluruskan atau mengkeriting rambut. Suhu yang dianjurkan adalah 100–170 °C

selama kurang dari 10 menit. Panasnya sinar matahari menyebabkan mikroinflamasi

folikular, menyebabkan efluvium. Jika proses inflamasi terus berjalan maka akan terbentuk

15

Page 16: Perawatan Rambut Dan Alopesia

fibrosis dan terjadilah alopesia sikatrikalis. Telogen efluvium dapat terjadi setelah

dermatitis kontak alergi pada kepala. Tosti melaporkan, bahwa 4 dari 8 pasien dengan

dermatitis kontak alergi pada kepala mengalami kerontokan rambut 2–4 bulan setelahnya,

di mana pada sediaan histopatologi biopsi kepala menunjukkan gambaran telogen

efluvium.

Telogen efluvium setelah dermatitis kontak ini diduga akibat pelepasan sitokin-sitokin

selama proses inflamasi seperti IL-1 dan TNF-α yang dapat menyebabkan terminasi

prematur dari fase anagen. Tekanan menyebabkan inflamasi pada folikel rambut, sehingga

mudah tercabut. Contohnya terjadi pada bagian posterior rambut kepala bayi atau orang

yang lama berbaring. Keadaan ini sering disebut sebagai pressure alopecia, dan dapat

berkembang menjadi alopesia sikatrikalis. Radiasi ultra violet, baik UVA maupun UVB,

menyebabkan rambut menjadi kasar, kusam, berubah warna. Terutama sinar UVB

membentuk radikal bebas yang mengakibatkan foto-oksidasi keratin rambut pada ikatan

sistin C-S menjadi asam sisteat, menyebabkan kutikula rusak (photodamage). Batang

rambut berfungsi sebagai fiberoptic, mengalirkan energi matahari ke folikel, sehingga

proses ini dapat pula terjadi di folikel dan mengakibatkan telogen efluvium.

Fotoaktivasiporfirin yang dihasilkan oleh Propionibacterium sp. oleh sinar matahari

menyebabkan stres oksidatif dan mikroinflamasi folikular. Perubahan warna rambut

(photobleaching) terjadi akibat melanin di korteks hancur oleh radiasi sinar non-UV.

Proses ini diperberat oleh kelembapan serta kosmetik rambut (cat, zat pengkeriting).

Radiasi sinar X menyebabkan anagen efluvium. Setelah radiasi, keratinosit yang

berproliferasi dalam matriks mati dan aktivitas pembentukan rambut menurun. Pada dosis

10Gy, lebar diameter rambut menurun sampai kurang dari 20 μm dan patah. Kerontokan

sementara terjadi 2–3 minggu setelah paparan dan kembali membaik 2–3 bulan setelah

radioterapi selesai. Air di kolam renang yang banyak mengandung klorin dapat

menyebabkan kerontokan rambut. Klorin yang digunakan sebagai antibakteri merupakan

suatu pengoksidasi yang dapat merusak kutikula sehingga rambut kering dan kusam.

Paparan klorin membentuk gelembung protein di rambut yang dapat tertangkap saat

menyisir rambut, sehingga menyebabkan pembelahan dan retak pada kutikula. Prosedur

kosmetik dan penataan rambut yang berhasil akan menyebabkan perubahan pada struktur

normal batang rambut dan dapat merusak struktur fisik dan kimianya. Mencuci rambut

adalah perawatan rambut seharihari. Mencuci rambut dengan shampo terlalu sering secara

16

Page 17: Perawatan Rambut Dan Alopesia

efisien membersihkan rambut dari minyak alaminya, sehingga rambut menjadi kering dan

lebih rentan terhadap gesekan, sehingga mudah rusak. Detergen pada shampo

menghilangkan lapisan protein kutikula, sehingga rambut menjadi sangat berpori dan

mudah oedem saat dibasahi dengan air. Rambut yang oedem lebih mudah patah saat

ditarik. Batang rambut yang membesar mendadak dan terangkatnya kutikula, karena

shampo yang kental dapat mengakibatkan sebagian rambut menjadi kusut permanen seperti

sarang burung. Menyisir dan menyikat rambut berlebihan merupakan stres mekanis yang

paling merusak, terutama jika dilakukan pada rambut basah. Kerusakan diakibatkan oleh

kekuatan tarikan sisir dan rambut saling terpilin atau terikat. Rambut basah lebih elastis,

sehingga lebih mudah patah bila ditarik. Penyisiran berulang-ulang menyebabkan

trichorrhexis nodosa dan trichoschisis. Tarikan pada beberapa model pengikatan rambut

menyebabkan telogen efluvium dan kebotakan. Model rambut ekor kuda menyebabkan

kebotakan di batas frontal rambut. Laki-laki Sikh di India mengikat rambut ke atas dan

menutupnya dengan Surban, sehingga sering terjadi kebotakan di daerah frontal dan

parietal. Model rambut kepang kecil-kecil seperti barisan jagung, menyebabkan kebotakan

di bagian tepi dan sentral disertai pelebaran belahan rambut. Kebotakan karena tarikan

pada pelurusan rambut berawal dari area triangular di depan dan atas telinga, kemudian

juga melibatkan garis batas rambut dan area lainnya. Hal ini sering terjadi pada wanita

Afrika. Penggunaan hair dryer untuk mengeringkan dapat merusak batang rambut. Panas

memicu pembentukan celah yang membelah lapisan kutikula, sehingga permukaannya

menjadi kasar dan kusam, penggunaan temperatur yang lebih tinggi dapat mematahkan

rambut. Pengeritingan dan pelurusan rambut permanen melibatkan perusakan ikatan

disulfida yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk rambut. Ikatan disulfida rambut

dirusak oleh larutan pengkeriting, thioglycolate atau bisulfit. Untuk dapat merusak ikatan

disulfida di korteks, larutan harus melewati kutikula, sehingga larutan pengeriting

dicampur dengan alkalin reduktif (pH 7 s/d > 10) yang dapat mengangkat lapisan kutikula.

Alkalin reduktif yang sering digunakan adalah amonia dan amonium hidroksida,

sedangkan pelurusan rambut permanen menggunakan natrium hidroksida atau guanidin

hidroksida (keduanya memiliki pH 12), yang akan memutus berbagai ikatan sebelum

kemudian rambut ditarik menjadi lurus. Pelurusan rambut ini lebih merusak dari keriting

karena keterlibatan radikal bebas. Setelah prosedur ini ikatan disulfida rambut tidak

lengkap sehingga rambut menjadi lebih lemah, permeabilitas rambut, kurang elastis,

17

Page 18: Perawatan Rambut Dan Alopesia

permukaannya menjadi kasar dan rusak. Pengecatan rambut menyebabkan kerusakan

batang rambut dan sering menyebabkan dermatitis kontak terhadap cat rambut yang

mengandung derivat tar (diamin, aminofenol, fenol). Sebelum diwarnai, pigmen rambut di

korteks harus dihilangkan dulu (bleaching) dari korteks menggunakan bahan alkalin

hidrogen atau persulfat. Baru kemudian diwarnai dengan cat permanen yang mengandung

hidrogen peroksida dan amonia (pH 9–10). Untuk dapat mencapai korteks, zat ini harus

menembus kutikula, dengan mengoksidasi ikatan disulfida menjadi asam sisteat (-SS-

diubah menjadi SO3H), yang membuat kutikula lebih berpori/berlubang-lubang, sehingga

lebih rentan terhadap penyisiran, keramas dan pengeringan. Setelah 8 minggu, rambut

mengalami restorasi sempurna dan kembali ke keadaan sebelum pengecatan. 1

Transplantasi rambut adalah salah satu metode untuk mengatasi kebotakan yang menetap.

Salah satu komplikasi transplantasi rambut adalah kerontokan rambut sementara pada

daerah di sekitarnya. Sering diistilahkan dengan shock loss. Kerontokan terjadi karena

kerusakan pada saat prosedur transplantasi itu sendiri. Jika prosedur itu merusak struktur

rambut, maka rambut dapat tidak tumbuh kembali. Facelift atau rhytidectomi adalah

metode operasi kosmetik untuk menghilangkan keriput. Salah satu komplikasinya adalah

kerontokan rambut di daerah batas rambut temporal yang terjadi pada 8,4% pasien setelah

facelift. Rambut biasanya akan tumbuh kembali dalam bebrapa minggu atau bulan.

Berdasarkan pemeriksaan histopatologis, mekanisme kerontokan tersebut adalah telogen

efluvium akut lokalisata. 1

Tabel 01. Pengaruh Lingkungan dan Mekanisme Terjadinya Kerontokan Rambut. 1

18

Page 19: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Tabel 02. Pengaruh Kosmetik Rambut Terhadap Kerontokan. 1

Pemeriksaan Penunjang

Hair pull test adalah pemeriksaan yang paling mudah dan paling sering dilakukan untuk

menilai kerontokan rambut, namun penilaiannya kurang objektif. Wash test dilakukan

dengan menghitung jumlah rambut yang rontok saat dilakukan pencucian standar.

Trikogram adalah pemeriksaan mikroskopis semi invasif untuk mengevaluasi akar dan

siklus rambut, dilakukan untuk mendiagnosis kerontokan kronis seperti telogen efluvium

dan alopesia androgenetik. Dapat pula dilakukan videodermoscopy, suatu teknik mutakhir

non invasif dengan menggunakan video high-definition yang menampilkan gambar

pembesaran 20–80 kali pemeriksaan kulit kepala secara langsung dan real time. Jika

diagnosis sulit ditegakkan dapat dilakukan biopsi kulit kepala, sehingga dapat langsung

diperiksa keadaan folikel rambut. Metode ini penting untuk membedakan alopesia

sikatrikalis dengan non sikatrikalis. 1

Tabel 03. Pemeriksaan Hair Pull Test. 1

19

Page 20: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Penatalaksanaan

Penanganan kerontokan dan kerusakan rambut akibat lingkungan dan kosmetik adalah

pencegahan dan pengobatan farmakologis sesuai kelainan yang terjadi. Langkah

pencegahan dilakukan sebelum kerontokan dan kerusakan rambut terjadi, yaitu untuk

menghindari paparan lingkungan atau kosmetik rambut berlebihan. Salah satunya dengan

melindungi rambut dari paparan agen fisik, mekanik dan kimia dengan cara menggunakan

topi, penutup rambut, tabir surya, serta mengurangi frekuensi penggunaan produk kimia

dan pengikat pada rambut. Mencuci rambut dengan shampo yang sesuai jenis rambut

hanya jika rambut benar-benar kotor dan dirasa terlalu berminyak, umumnya 3 kali

seminggu. Penggunaan kondisioner mengurangi kekusutan rambut dengan melapisi dan

menghaluskan kutikula sehingga mengurangi gesekan dan terhindar dari kerusakan.

Setelah mencuci, rambut sebaiknya dikeringkan tanpa bantuan alat pengering (hairdryer)

yang panasnya dapat merusak rambut. Pemilihan kosmetik yang tepat akan menghindarkan

rambut dari kerusakan parah. Cat rambut dengan warna lebih gelap dari warna asli lebih

tidak merusak, karena eumelanin dan pheomelanin tidak dihilangkan. Keriting permanen

adalah prosedur yang mengakibatkan kerusakan rambut terberat, karena mengurangi 15%

kekuatan rambut akibat struktur protein batang rambut terdegradasi. Jika dilakukan keriting

permanen dan pengecatan rambut sekaligus, sebaiknya diberi interval 10 hari antar

prosedur dengan keriting permanen terlebih dahulu. Untuk mengurangi kerusakan akibat

panas yang dihasilkan oleh sisir catok, dianjurkan menggunakan suhu yang rendah, dan

sebelum kontak dengan rambut sisir catok diletakkan dahulu di atas handuk basah selama

beberapa menit. 1

20

Page 21: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Pengobatan kerontokan dan kerusakan rambut tergantung pada jenis kerontokan dan

kerusakan yang terjadi. Beberapa keadaan sama sekali tidak dapat diobati, namun beberapa

dapat tumbuh kembali jika penyebab dihilangkan. Kerusakan batang rambut akibat bahan

kimia dan fisik, seperti trichorexis nodosa, dapat dikoreksi dengan menggunting rambut

yang rusak secara bertahap dan menghilangkan kausanya. Pada telogen efluvium, rambut

akan tumbuh kembali dalam 6-12 bulan jika penyebab dihilangkan. Selain itu dapat juga

diberikan pengobatan dengan minoksidil topikal 2% atau 5%, asam retinoat bersama

minoksidil, kapsaisin, tembaga, asam nikotinat, vitamin dan mineral baik topikal maupun

sistemik. Minoksidil adalah obat topikal untuk rambut rontok terutama karena telogen

efluvium dan AGA. Mekanisme kerjanya adalah dengan memperpanjang fase anagen.

Setelah 2–8 minggu penggunaan, minoksidil dapat menimbulkan telogen efluvium karena

adanya immediate telogen release. Dalam hal ini pasien harus dijelaskan untuk tetap

meneruskan terapi. Minoxidil topikal saat ini adalah terapi yang secara luas

direkomendasikan untuk alopesia androgenik. Tersedia dalam solusio 2% dan 5%. Solusio

2% adalah satu-satunya yang diterima oleh FDA untuk digunakan pada wanita. Pada

anagen efluvium akibat radiasi sinar X dan obat kemoterapi, rambut akan kembali tumbuh

dalam beberapa minggu setelah paparan dihentikan. Selain itu juga dapat diberikan

minoksidil topikal. Pada alopesia sikatrikalis pengobatan steroid topikal dan intralesi dapat

digunakan. Injeksi steroid yang digunakan adalah triamsinolon asetonid 10 mg/ml,

sebanyak 2 ml untuk 20 injeksi, setiap 4 minggu. Bila tidak berhasil, dapat dilakukan

koreksi secara operatif dengan transplantasi rambut. Berbagai macam cara transplantasi

rambut antara lain punch hair grafting, mini-micrograft, temporoparietooccipital falp

(TPO), scalp reduction, dan scalp lifting. 1,6

Paparan lingkungan seperti sinar matahari, trauma, air, panas, tarikan, dan kosmetik

rambut seperti shampo, sisir, pengering rambut, keriting permanen, cat rambut, pelurus,

dan pemudar warna dapat menyebabkan rambut rontok. Hal tersebut dapat menyebabkan

kerusakan batang rambut, gangguan siklus pertumbuhan rambut dan inflamasi folikel

rambut yang kemudian mengakibatkan terjadinya telogen efluvium, anagen efluvium,

kerusakan batang rambut dan alopesia sikatrikalis. Untuk dapat mendiagnosis kondisi ini

dengan tepat, harus dilakukan pemeriksaan fisik dengan seksamayang bila perlu dapat

dilengkapi dengan beberapa metode pemeriksaan khusus untuk menentukan jenis

kerontokan. Penanganan selanjutnya adalah pengobatan sesuai dengan jenis kerusakan dan

21

Page 22: Perawatan Rambut Dan Alopesia

kerontokan yang terjadi. Namun yang terpenting adalah melakukan pencegahan untuk

menghindari paparan lingkungan dan kosmetik yang berlebihan sehingga menyebabkan

kerusakan dan kerontokan rambut. 1

Pencegahan untuk menghindari paparan lingkungan dan kosmetik berlebihan yang dapat

menyebabkan kesusahan dan kerontokan rambut adalah hal terpenting dalam penanganan

rambut rontok atribut lingkungan dan kosmetik. 1

2.4. Kelainan Bentuk dan Warna Rambut

Kelainan bentuk rambut juga dapat menyebabkan kerontokan rambut.

a. Trikoreksis Nodosa

Sinonim: Penyakit mutiara

Etiologi

Kerusakan ini dapat terjadi karena sebab mekanis, misalnya sikat rambut yang berujung

keras atau termis yaitu suhu panas kimiawi. Kelainan ini juga didapat pada orang neurosis

yang sering menggosok-gosok rambut. 2

Gejala klinis

Di rambut pada jarak-jarak tertentu terlihat bintik-bintik putih. Di tempat tersebut korteks

rambut hancur dan terbelah, pada pemeriksaan mikroskopik terlihat seperti dua ujung sapu

bersambung. Rambut pada tempat tersebut mudah putus. 2

Pengobatan

Dengan pengguntingan rambut dan menghilangkan kausanya.2

b. Moniletriks

Sinonim: Beaded hair, moniliform hair

Etiologi

Herediter, dominan autosomal.

Gejala klinis

22

Page 23: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Kelainan kongenital ini tampak pada anak berusia beberapa bulan. Pada rambut terdapat

bagian yang melebar dan bagian yang lebih tipis seperti kumparan yang diselingi segmen-

segmen yang atrofi. Medula pada bagian yang melebar banyak berisi udara sehingga

rambut mudah patah, akibatnya kepala tertutup rambut-rambut yang pendek. Penyakit ini

biasanya disertai keratosis pilaris. 2

c. Trikoptilosis

Sinonim: Fragilitus cianum

Gejala klinis

Ujung-ujung rambut terbelah secara memanjang. Terjadi karena gangguan gizi, akibat suhu

panas, bahan kimia, atau rangsang mekanis. 2

d. Trikolasia

Pada keadaan ini rambut mudah patah karena zat tanduk mengalami kemunduran dalam

kualitas. 2

e. Pili anulati

Sinonim: Ringed hair, leukotrikia anularis

Etiologi: Herediter

Gejala Klinis

Rambut berwarna gelap dan pucat berselang-seling yang disebabkan karena refleks cahaya

yang berbeda dari ruang berudara dalam korteks dan medula. Pertumbuhan rambut

normal.2

f. Pili torti (twisted hair)

Rambut terpilin sepanjang proso panjang rambut, batang rambut dapat berputar 90°, 180°,

dan 360° sehingga terlihat seperti spiral. Biasanya pada bayi dan anak-anak. Batang rambut

terlihat menipis dan menebal berwarna pucat atau tua. Penyakit ini diturunkan secara

dominan autosomal. 2

g. Trikoreksis invaginata

Dikenal sebagai bamboo hair. Kelainan rambut yang ditandai dengan intususepsi batang

rambut. 2

23

Page 24: Perawatan Rambut Dan Alopesia

h. Kinking hair

Adanya kelainan rambut yang abnormal yaitu kingkong (berlekuk) dan twisting (berputar)

terutama pada daerah temporal dan meluas ke arah parietal dan frontal, rambut tampak

seperti wol. 2

i. Trikonodosis

Sinonim: Hair knot

Gejala klinis

Pada rambut terdapat simpul-simpul terutama pada rambut keriting. Diduga simpul terjadi

karena gesekan kepala dengan bantal. 2

Diagnosis banding

Dibedakan dengan trikoreksia nondosa dan pedikulosis kapitis.

j. Kanitis

Sinonim: Gray hair, poliosis, perubahan warna rambut mejadi putih (uban)

Etiologi

Berkurang atau menghilangnya pigmen melanin dalam korteks rambut, ada penyakit yang

mempercepat tumbuhnya uban, yaitu anemia pernisiosa dan penyakit Addison. Terlalu

cepat tumbuhnya uban yang biasanya terjadi di sekitar umur empat puluhan dapat

merupakan kelainan herediter. Rambut kumis dan janggut biasanya berbah warna sebelum

rambut dahi, badan dan kaki. Perubahan ini ireversibel. Ada dua bentuk kanitis. 2

1. Kanitis bawaan: timbul sejak lahir, sering hanya meliputi seikat rambut saja. Pada

penderita albino dapat mengenai seluruh rambut kepala. Sering menyertai penyakit

vitiligo

2. Kaninits didapat, dapat terbagi:

a. Kanitis senilis: berubahnya warna rambut karena usia lanjut, pada usia lanjut

seluruh proses biologik menurun termasuk aktivitas melanosis dalam korteks

rambut.

b. Kanitis prematur: perubahan warna rambut dimulai pada usia muda, sering

merupakan penyakit herediter.

24

Page 25: Perawatan Rambut Dan Alopesia

c. Kanitis areata: perubahan rambut menjadi uban hanya pada satu daerah saja,

sering menyertai alopesia areata.

2.5. Kelainan Kelebatan Rambut

a. Hipertrikosis

Penambahan jumlah rambut pada tempat-tempat yang biasanya juga ditumbuhi rambut.

Dapat merupakan kelainan bawaan, dapat juga karena obat-obat. Hipertrikosis

setempat dapat terjadi setelah pemakaian salap kortikosteroid atau adanya tekanan

setempat yang terus menerus. 2

Tabel 04. Beberapa Penyebab Hipertrikosis Generalisata.5

b. Hirsutisme

Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wanita dan anak-anak pada tempat yang

merupakan tanda seks sekunder, misalnya: kumis, janggut, dan cambang. Dapat

disebabkan oleh obat yang mengandung hormon dan kelainan endokrin. 2

c. Hipotrikosis dan atrikosis kongenital

Bayi lahir dengan rambut velus yang normal, tetapi setelah rontok ternyata rambut

terminal tidak tumbuh dan tetap berupa rambut velus. Bila seluruh tubuh sama sekali

tidak ditumbuhi rambut, memang tidak terbentuk folikel rambut sejak lahir. 2

2.6 Perawatan Rambut pada Tinea Kapitis

25

Page 26: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Tinea kapitis adalah kelainan pad akulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh spesies

dermatofita. Kelainan ini dapat ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia

dan kadang-kadang terjadi gambran klinis yang lebih berat yang disebut kerion. 2

Tiga bentuk klinis tinea kapitis (RIPPON,1970 dan CONANT dkk.,1971): 2

Grey patch ringworm

Merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh genus Microsporum dan sering

ditemukan pada anak-anak. Penyakit mulai dengan papul merah yang kecil di sekitar

rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak, yang menjadi pucat dan bersisik.

Keluhan penderita adalah rasa gatal. Warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat

lagi. Rambut mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga mudah dicabut dengan

pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut terserang oleh jamur, sehingga

dapat terbentuk alopesia setempat. Tempat-tempat ini terlihat sebagai grey patch. Grey

patch yang terlihat di dalam klinik tidak menunjukkan batas-batas daerah sakit dengan

pasti. Pada pemeriksaan dengan lampu Wood dapat dilihat fluoresensi hijau kekuning-

kuningan pada rambut yang sakit melampaui batas-batas grey patch tersebut. Pada kasus-

kasus tanpa keluhan, pemeriksaan dengan lampu Wood ini banyak membantu diagnosis

(RIPPON, 1974). Tinea kapitis yang disebabkan oleh Microsporum audouini biasanya

disertai tanda peradangan ringan, hanya sesekali dapat terbentuk kerion. 2

Kerion

Adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa pembengkakan yang

menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat di sekitarnya. Bila

penyebabnya Microsporum canis dan Microsporum gypseum, pembentukan kerion ini

lebih sering dilihat, agak kurang bila penyebabnya Trichophyton violaceum. Kelainan ini

dapat menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap.2

Black dot ringworm

Terutama disebabkan oleh Trichophyton tonsurans dan Trichophyton violaceum. Pada

permulaan penyakit, gambaran klinisnya menyerupai kelainan yang disebabkan oleh genus

Microsporum. Rambut yang terkena infeksi patah, tepat pada muara folikel, dan yang

tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora. Ujung rambut yang hitam di dalam

folikel rambut ini memberi gambaran khas, yaitu black dot. Ujung rambut yang patah,

kalau tumbuh kadang-kadang masuk ke dalam permukaan kulit. Dalam hal ini perlu

dilakukan irisan kulit untuk mendapat bahan biakan jamur (RIPPON, 1974). 2

26

Page 27: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Pengobatan

Pada tinea kapitis yang disebabkan Microsporum audouini dilakukan pengobatan topikal

dan disertai penyinaran dengan sinar X untuk merontokkan rambut di bagian yang sakit.

Cara penyinaran ini, yang diberi dengan dosis tunggal memerlukan perhitungan yang

cermat. Persiapan untuk melindungi bagian yang sehat juga sangat rumit. Selain itu efek

samping penyinaran yang mungkin timbul pada masa akan datang cukup berbahaya. Hal

ini dibuktikan oleh ALBERT dan BURTON (1966). Menurut penelitian retrospektif

mereka, anak-anak yang telah mendapat penyinaran, ternyata pada masa akan datang

mendapat kemungkinan menderita keganasan 10X lebih besar daripada anak-anak yang

tidak mengalami penyinaran untuk pengobatan tinea kapitis. 2

Pada masa sekarang, dermatofitosis pada umumnya dapat diatasi dengan pemberian

griseofulvin yang bersifat fungsistatik. Untuk mempercepat waktu penyembuhan, kadang-

kadang diperlukan tindakan khusus atau pemberian obat topikal tambahan. CANIARES

(1975) menganjurkan pengobatan tambahan pada tinea kapitis dengan tindakan

pemotongan rambut dan pemberian obat-obatan. 2

Penatalaksanaan umum7

Mencari binatang penyebab dan diobati di dokter hewan untuk mencegah infeksi pada

anak-anak lain.

Mencari kontak manusia atau keluarga, dan bila perlu dikultur

Anak-anak tidak menggunakan bersama sisir, sikat rambut atau topi, handuk, sarung

bantal dan lain yang dipakai dikepala.

Anak-anak kontak disekolah atau penitipan anak diperiksakan ke dokter/ rumah sakit

bila anak-anak terdapat kerontokan rambut yang disertai skuama. Dapat diperiksa

dengan lampu Wood.

Pasien diberitahukan bila rambut tumbuh kembali secara pelan, sering perlu 3-6 bulan.

Bila ada kerion dapat terjadi beberapa sikatrik dan alopesia permanen.

Mencuci berulang kali untuk sisir rambut, sikat rambut, handuk, boneka dan pakaian

pasien, dan sarung bantal pasien dengan air panas dan sabun atau lebik baik dibuang

Begitu pengobatan dimulai dengan obat anti jamur oral dan shampo, pasien dapat pergi

ke sekolah

Tidak perlu pasien mencukur gundul rambutnya atau memakai penutup kepala

27

Page 28: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Terapi medisTerapi Utama

Pengobatan yang ideal dan cocok untuk anak-anak adalah sediaan bentuk likuid, terasa

enak, terapi singkat, keamanan yang baik dan sedikit interaksi antar obat. 7

Tablet Griseofulvin

Sebagai Gold Standard

Dosis :

a. Tablet microsize (125, 250, 500mg)

20 mg / Kg BB/hari, 1-2 kali/hari selama 6-12 minggu

b. Tablet ultramicrosize (330mg)

15 mg/Kg BB/hari, 1-2 kali/hari selama 6-12 minggu

Diminum bersama susu atau es krim oleh karena absorbsinya dipercepat dengan makanan

berlemak. Semua baik untuk karena Microsporum maupun Trichophyton. Pemberian

pertama untuk 2 minggu kemudian dilakukan pemeriksaan lampu Wood, KOH dan kultur.

Bila masih ada yang positif maka sebaiknya dosis dinaikkan. Bila hasil negatif maka obat

diteruskan sampai 6 minggu. Bila hasil kultur negatif terbaik diteruskan 4-6 minggu.

Pemeriksaan laboratorioum rutin tidak diperlukan.7

Kegagalan pengobatan tinea kapitis dengan griseofuvin dapat disebabkan karena

- dosis tidak adekuat (sebab tersering) maka sebaiknya dosis dinaikkan dapat sampai 25

mg/Kg BB/ hari terutama untuk kasus sulit sembuh.

- pasien tidak patuh

- gangguan absorbsi pencernaan

- Interaksi obat, bersamaan phenobarbital mengurangi absorbsi griseofuvin menyebabkan

kegagalan terapi

- jenis dermatofit yang resisten terhadap griseofuvin

- Terjadi reinfeksi terutama dari anggota keluarga atau teman bermain.

Kapsul Itrakonazol (100 mg)

a. dosis 3-5 mg/Kg BB/hari selama 4-6 minggu

b. Terapi denyut dosis 5 mg/Kg BB/ hari selama 1 minggu, istirahat 2 minggu/siklus bila

belum sembuh diulang dapat sampai 2-3 siklus. Bersifat fungisidal sekunder oleh karena

terjadi fungitoksik. Minumnya kapsul bersama mentega kacang, atau saus apel dan

dilanjutkan dengan jus buah. Sama efektifnya untuk karena Microsporum canis maupun

28

Page 29: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Trichophyton Tidak boleh diminum bersama antasida atau H2 blocker oleh karena

absorbsinya perlu suasana asam. Bila diberikan bersama phenytoin dan H2 antagonis akan

meningkatkan kadar kedua obat tersebut. Sedang kadar Itrakonazol akan lebih rendah bila

diberikan bersamaan rifampisin, isoniasid, phenytoin dan karbamazepin. Monitor

laboratorium fungsi hepar dan darah lengkap bila pemakaian lebih 4 minggu. 7

Tablet Terbinafin (tablet 250 mg)

- bersifat fungisidal primer terhadap dermatofit

- dosis 3-6mg/KgBB/ hari selama 4 minggu :

< 20 mg : 62,5 mg (1/4 tablet)/ hari

20-40 mg : 125 mg (1/2 tablet)/ hari

> 40 mg : 250 mg/ hari

Bila karena M. canis perlu 6-8 minggu, lebih sukar untuk dibasmi daripada karena

Trichophyton oleh karena virulensinya atau karena infeksi ektotriknya masih belum

diketahui. Diberikan untuk anak umur > 2 tahun4. Monitor laboratorium fungsi liver dan

darah lengkap diperiksa bila pemakaian lebih 6 minggu. 7

Tablet Flukonazol

Sebetulnya juga bisa digunakan untuk terapi tinea kapitis namun tidak lebih superior

daripada obat lainnya. Lebih diindikasikan untuk infeksi mukosa dan infeksi sistemik pada

kasus Kandidiasis, dan Kriptokokosis, terutama pada pasien imunokompromais.

Flukonazol lebih cepat resisten dibanding obat jamur lain, sedangkan untuk tinea kapitis,

flukonazol tidak lebih superior, sehingga sebaiknya flukonazol digunakan untuk kasus

selektif. Dosisya 8 mg/Kg BB/minggu selamq 8-16 minggu, Efektif untuk Microsporum

maupun Trichophyton. 7

Terapi Ajuvan

Shampo obat berguna untuk mempercepat penyembuhan, mencegah kekambuhan dan

mencegah penularan serta membuang skuama dan membasmi spora viabel, diberikan

sampai sembuh klinis dan mikologis : 7

a. Shampo selenium zulfit 1% - 1,8%

dipakai 2-3 kali/ minggu didiamkan 5 menit baru dicuci

b. Shampo Ketokonazole 1% - 2%

dipakai 2-3 kali/ minggu didiamkan 5 menit baru dicuci

29

Page 30: Perawatan Rambut Dan Alopesia

c. Shampo povidine iodine

dipakai 2 kali / minggu selama 15 menit

Setelah menggunakan shampo diatas maka dianjurkan memakai Hair Conditioner

dioleskan dirambutnya dan didiamkan satu menit baru dicuci air. Hal ini untuk membuat

rambut tidak kering. Juga shampo ini dipakai untuk karier asimptomatik yaitu kontak dekat

dengan pasien, seminggu 2 kali selama 4 minggu. Karena asimptomatik lebih

menyebarkan tinea kapitis disekolah atau penitipan anak yang kontak dekat dengan karier

daripada anak-anak yang terinfeksi jelas. 7

Terapi Kerion

Pengobatan optimal kerion tidak jelas apakah perlu dengan obat oral antibiotika dan

kortikosteroid sebagai terapi ajuvan dengan griseofulvin. Beberapa penelitian

menyatakan :7

a. kerion lebih cepat kempes dengan kelompok yang menerima griseofulvin saja sedangkan

skuama dan gatal lebih cepat bersih / hilang dengan kelompok yang menerima ke 3 obat

yaitu griseofuvin, antibiotika dan kortikosteroid oral

c. Kortikosteroid oral mungkin menurunkan insiden sikatrik. Juga bermanfaat

menyembuhkan nyeri dan pembengkakan. Dosis prednison 1 mg/Kg BB/pagi untuk 10-15

hari pertama terapi.

d. Pemberian antibiotika dapat dipertimbangkan terutama bila dijumpai banyak krusta

2. 7Perawatan Rambut pada Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktivan glandula sebasea. Glandula

tersebut aktif pada bayi yang baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun

akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti. DS pada bayi terjadi pada umur bulan-

bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan insidensnya mencapai

puncak pada umur 18-40 tahun. Kadang-kadang pada umur tua. DS lebih sering terjadi

pada pria daripada wanita. Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak

dan agak kekuningan, batasnya agak kurang tegas. DS yang ringan hanya mengenai kulit

kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil yang kemudian

mengenai seluruh kulit kepala dengan skuama-skuama yang halus dan kasar. Kelainan

tersebut disebut dengan pitiriasis sika (ketombe, dandruff). Bentuk yang berminyak disebut

30

Page 31: Perawatan Rambut Dan Alopesia

pitiriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal. Rambut pada

tempat tersebut mempunyai kecenderungan rontok, mulai dari bagian verteks dan frontal.2

Bentuk yang berat ditandai dengan adanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak

disertai eksudasi dan krusta tebal. Seirng meluas ke dahi, glabela, telingan posaurikular

dan leher. Pada daerah dari tersebut, batasnya sering cembung. Pada bentuk yang lebih

berat lagi, seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta yang kotor dan berbau tidak sedap.

Pada bayi, skuama-skuama yang kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel yang

melekat pada kulit kepala disebut cradle cap. 2

Gambar 08. Tiga Faktor Penyebab Ketombe dan Dermatitis Seboroik.8

Gambar 09. Presentasi Klinis Ketombe dan Dermatitis Seboroik.8

Pada daerah supraorbital, skuama-skuama halus dapat terlihat di alis mata, kulit di

bawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-bercak skuama kekuningan, dapat terjadi

pula blefaritis, yakni pinggir kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus. Selain

tempat-tempat tersebut DS juga dapat mengenai liang telinga luar, lipatan nasolabial,

daerah sternal, areola mamae, lipatan di bawah mamae pada wanita, interskapular,

31

Page 32: Perawatan Rambut Dan Alopesia

umbilikus, lipat paha, dan daerah anogenital. Pada daerah pipi, hidung dan dahi kelainan

dapat berupa papul-papul. DS dapat bersama dengan acne yang berat. Jika meluas dapat

menjadi eritroderma, pada bayi disebut penyakit Leiner. 2

Pengobatan

Kasus-kasus yang telah mempunyai faktor konstitusi agak sukar disembuhkan meskipun

penyakitnya dapat terkontrol. Faktor predisposisi hendaknya diperhatikan, misalnya stres

emosional dan kurang tidur. Mengenai diet, dianjurkan miskin lemak. 2

Pengobatan topikal

Pada pitiriasis sika dan oleosa, smeinggu 2-3 kali scalp dikeramasi selama 5-15 menit,

misalnya dengan selenium sulfida (selsun). Jika terdapat skuama dan krusta diberi emolien,

misalnya krim urea 10%.2

2.8 Perawatan Rambut pada Pedikulosis Kapitis

Pedikulosis kapitis adalah infeksi kulit dan rambut yang disebabkan oleh Pediculus

humanus var.capitis. Gejala mula yang dominan hanya rasa gatal, terutama pada daerah

oksiput dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala. Kemudian karena garukan,

terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi sekunder (pus, krusta). Bila infeksi sekunder berat,

rambut akan bergumpal disebabkan oleh banyaknya pus dan krusta (plikapelonika) dan

disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan retroaurikular). Pada

keadaan tersebut kepala memberikan bau yang busuk. 2

Pengobatan

Pengobatan bertujuan untuk memusnahkan semua kutu dan telur serta mengobati infeksi

sekunder. Menurut kepustakaan pengobatan yang dianggap terbaik ialah secara topikal

dengan malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk losio atau spray. Caranya: malam sebelum

tidur rambut dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup

dengan kain. Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir

yang halus dan rapat (serit). Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika

masih terdapat kutu atau telur. Obat tersebut sukar didapat. Di Indonesia obat yang mudah

didapat dan cukup efektif ialah krim gama benzen heksaklorida (gameksan) 1%. Cara

pemakaiannya: setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam, kemudian dicuci dan disisir

dengan serit agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih terdapat telur, seminggu

32

Page 33: Perawatan Rambut Dan Alopesia

kemudian diulangi dengan cara yang sama. Obat lain ialah emulsi benzyl benzoate 25%,

dipakai dengan cara yang sama. Pada keadaan infeksi sekunder yang berat sebaiknya

rambut dicukur, infeksi sekunder diobati dulu dengan antibiotika sistemik dan topikal, lalu

disusul dengan obat di atas dalam bentuk sampo. Higiene merupakan syarat supaya tidak

terjadi residif. 2

2.9 Perawatan Rambut pada Folikulitis

Folikulitis adalah peradangan folikel rambut. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus

aureus. Dibagi menjadi folikulitis superfisialis/impetigo Bockhart yang hanya terbatas di

epidermis dan folikulitis profunda yang sampai ke subkutan. Tempat predileksi folikulitis

superfisialis di tungkai bawah. Kelainan berupa papul atau pustul yang eritematosa dan di

tengahnya terdapat rambut. Folikulitis profunda gambaran klinisnya sama dengan

folikulitis superfisialis namun teraba adanya infiltrat di subkutan. Contohnya sikosis barbe

yang berlokasi di bibir atas, dan dagu bilateral. Pengobatan dengan antibiotika serta

mencari faktor predisposisi.2

Gambar 09. Pasien 23 Tahun dengan Perdarahan Spontan dan Sekret Purulen dari

Bagian Kulit Kepala dengan Kerontokan Rambut.9

Folikulitis decalvans adalah bentuk alopesia dengan inflamasi berat yang ditandai dengan

papul dan pustul radang perifolikular. Istilah alopesia scarring merujuk pada fakta bahwa

33

Page 34: Perawatan Rambut Dan Alopesia

epitelium folikular telah digantikan dengan jaringan penyambung, yang mana akan

membawa pada kehilangan rambut yang permanen. Secara klinis ditandai dengan plak

kulit tanpa rambut velus ataupun terminal. Keluhan yang sering dirasakan pasien adalah

nyeri, gatal, rasa terbakar dan kadang-kadang adanya perdarahan spontan atau keluarnya

sekret purulen.9

Penatalaksanaan dari folikulitis decalvans bisa saja sulit dan terkadang membutuhkan

terapi jangka panjang. Sering, dibutuhkan terapi antibiotik oral, yang paling sering dengan

doxicycline 100 mg 2 kali sehari. Antibiotik topikal akan tetapi, bisa digunakan pada kasus

ringan, pilihan meliputi mupirosin 2%, klindamisin 1%, asam fusidat 1,5% atau eritromisin

2% digunakan 2 kali sehari. Terapi adjuvan dengan kortikosteroid topikal dan intralesi bisa

membantu mengurangi inflamasi dan meredakan gejala gatal, rasa terbakar dan nyeri. 9

2.10 Perawatan Rambut pada Psoriasis

Kulit kepala adalah daerah yang paling sering dan seringkali pertama kali terkena pada

pasien psoriasis. Prevalensi diperkirakan terjadi pada psoriasis kulit kepala di Eropa sekitar

2%. Banyak terapi telah digunakan untuk mengobati psoriasis kulit kepala selama lebih

dari 40 tahun. Bahan aktif yang paling penting tersedia untuk psoriasis kulit kepala adalah

kortikosteroid seperti betamethasone dipropionat, betametasone valerat, dan clobetasol

propionat. Bahan aktif lain yang sering digunakan secara topikal termasuk derivat vitamin

D3, coal tar atau derivatnya. Ada juga tersedia foto dan radioterapi untuk kulit kepala

psoriasis.10

34

Page 35: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Gambar 10. Rekomendasi Derajat Keparahan Psoriasis Kulit Kepala.10

Sering kali sukar diobati. Sediaan yang terdiri dari asam salisilat 3% berguna. Obat harus

digosok ke kulit kepala 3 kali seminggu dan dicuci dengan shampo tar 4-6 jam kemudian.5

Gambar 11. Psoriasis pada Kulit Kepala Berat dan Luas yang Tidak Diterapi.5

Bab III

35

Page 36: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Penutup

3.1 Kesimpulan

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit. Berbagai kelainan dapat terjadi pada rambut

seperti kerontokan hingga alopesia, kelainan bentuk dan warna rambut, kelainan kelebatan

rambut, serta penyakit yang dapat menyerang rambut dan kulit kepala seperti tinea kapitis,

dermatitis seboroik, pedikulosis kapitis, folikulitis dan psoriasis yang mana masing-masing

kelainan membutuhkan perawatan khusus berkaitan dengan pengobatannya.

Kerontokan rambut adalah hal yang pernah dialami hampir semua orang, tetapi bila

kerontokan rambut tersebut berlangsung lama dan menyebabkan alopesia atau kebotakan

akan menimbulkan masalah. Banyak hal yang dapat menyebabkan kerontokan rambut,

pada umumnya rambut rontok berhubungan dengan penyakit sistemik atau internal, diet

yang buruk, penyakit tiroid, atau konsumsi obat-obatan tertentu.

Daftar Pustaka

1. Umborowati MA, Rahmadewi. Rambut rontok akibat lingkungan dan kosmetik.

Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin 2012; 24(1):35-42. Diunduh dari:

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/bik3c4a269669efull.pdf, 04 Agustus 2015.

2. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-enam.

Jakarta: Badan Penerbit FKUI;2011.

3. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of

clinical Dermatology. 5th edition. McGrawHill; 2005:952-85.

4. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, et.all. Fitzpatrick’s Dermatology in general

medicine. 7th edition. McGrawHill;2008:2029-32.

5. Hunter J, Savin J, Dahl M. Clinical Dermatology. 3th edition. Blackwell

Publishing;2003.

6. Franca K, Rodrigues T, Ledon J, et all. Comprehensive Overview and Treatment

Update on Hair Loss. Journal of Cosmetics, Dermatological Sciences and

36

Page 37: Perawatan Rambut Dan Alopesia

Applications, 2013, 3, 1-8. Diunduh dari: http://www.scirp.org/journal/jcdsa, 04

Agustus 2015.

7. Suyoso S. Tinea Kapitis pada bayi dan anak. Departemen Kesehatan Kulit dan

Kelamin FK Unair/RSU Dr. Soetomo 2008. Diunduh dari:

www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id, 8 Agustus 2015.

8. Schwartz JR, DeAngelis YM, Dawson TL. Dandruff and Seborrheic Dermatitis: A

Head Scratcher. Diunduh dari:

http://www.pgscience.com/files/pdf/Dr._Thomas_Dawson/TRI_book_chapter_Ch1

2_Dandruff.pdf, 10 Agustus 2015.

9. Moss TA, Beachkofsky TM, Almquist SF, et all. Alopecia with perifollicular

papules and pustules. The Journal Of Family Practice 60(2);2011:95-8. Diunduh

dari:

http://skin.gcnpublishing.com/fileadmin/jfp_archive/pdf/6002/6002JFP_photoroun

ds.pdf, 10 Agustus 2015.

10. Ortonne JP, Chimenti S, Lugor T, el all. Scalp psoriasis: European consensus on

grading and treatment algorithm. JEADV 2009. Diunduh dari: http://www.derma-

haarcenter.ch/files/Directory/Publikationen/Scalp+psoriasis.pdf, 10 Agustus 2015.

37