perawatan prokonsepsi baru

26
Perawatan prokonsepsi POIN KUNCI Perawatan prekonsepsi merupakan sebuah intervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi biomedikal, perilaku, dan risiko sosial terhadap kesehatan wanita atau bayi melalui prevensi dan penatalaksanaan. Dasar dari perawatan pekonsepsi adalah prevensi. Perawatan prekonsepsi dapat dilakukan diberbagai pelayanan kesehatan yang melayani wania usia produktif ( usia 15-44 tahun). Riwayat pribadi dan keluarga, pemeriksaan fisik, skrining laboratorium, perencanaan reproduksi, nutrisi, suplemen makanan, berat badan, olah raga, vaksinasi, dan pencegahan cedera harus dilakukan pada semua wanita usia reproduktif. Asam folat 400 ug/hari, pengaturan diet dan olahraga, sangat dianjurkan. Pemberian vaksinasi, wanita harus mendapatkan vaksin influenza jika akan merencanakan kehamilan saat musim flu: vaksin rubela dan varisela jika tidak terdapat bukti bahwa pasien telah kebal terhadap virus ini: dan tetanus/difteri/pertusis jika vaksin saat dewasa kurang. Intervensi spesifik untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi harus diidentifikasi penyakit kronis atau terpajan dengan teratogen atau zat yang berbahaya. RIWAYAT Perawatan prekonsepsi asalnya sudah kuno. Plutarch (46-120 C.E) menulis tentang sejarah orang sparta yang meminta gadis untuk olahraga (), sampai akhirnya mereka mengandung () mengambil akar yang kuat dan mendapatkan pertumbuhan yang lebih bagus. (1)

Upload: cdr-febni

Post on 28-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gh

TRANSCRIPT

Page 1: Perawatan prokonsepsi baru

Perawatan prokonsepsi

POIN KUNCI

Perawatan prekonsepsi merupakan sebuah intervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi

dan memodifikasi biomedikal, perilaku, dan risiko sosial terhadap kesehatan wanita atau bayi

melalui prevensi dan penatalaksanaan. Dasar dari perawatan pekonsepsi adalah prevensi.

Perawatan prekonsepsi dapat dilakukan diberbagai pelayanan kesehatan yang melayani wania

usia produktif ( usia 15-44 tahun).

Riwayat pribadi dan keluarga, pemeriksaan fisik, skrining laboratorium, perencanaan

reproduksi, nutrisi, suplemen makanan, berat badan, olah raga, vaksinasi, dan pencegahan

cedera harus dilakukan pada semua wanita usia reproduktif.

Asam folat 400 ug/hari, pengaturan diet dan olahraga, sangat dianjurkan.

Pemberian vaksinasi, wanita harus mendapatkan vaksin influenza jika akan merencanakan

kehamilan saat musim flu: vaksin rubela dan varisela jika tidak terdapat bukti bahwa pasien

telah kebal terhadap virus ini: dan tetanus/difteri/pertusis jika vaksin saat dewasa kurang.

Intervensi spesifik untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi harus

diidentifikasi penyakit kronis atau terpajan dengan teratogen atau zat yang berbahaya.

RIWAYAT

Perawatan prekonsepsi asalnya sudah kuno. Plutarch (46-120 C.E) menulis tentang sejarah orang

sparta yang meminta gadis untuk olahraga (), sampai akhirnya mereka mengandung () mengambil

akar yang kuat dan mendapatkan pertumbuhan yang lebih bagus. (1)

DEFINISI

Perawatan prokonsepsi adalah sekumpulan inervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan

memodifikasi biomedikal, perilaku, dan risiko sosial terhadap kesehatan wanita atau bayi melalui

prevensi dan penatalaksanaan. Perawatan ini juga disebut dengan prepregnansi, perawatan

interpregnansi, atau pengobatan perikonsepsi.

TUJUAN DAN KEEFEKTIFAN

Dasar dari perawatan prekonsepsi adalah pencegahan. Pencegahan penyakit merupakan hal yang

paling efektif. Bentuk dari pengobatan, dan pelayanan kesehatan bergeser dari pelayanan bersalin

yang cepat berdasarkan prosedur menjadi penyediaan konseling berdasarkan pelayanan preventif.

Sebagai contoh, 2 hal yang menyebabkan kematian pada tahun pertama kehidupan adalah cacat lahir

dan gangguan yang disebabkan oleh prematur.

Bagian ini telah dimodifikasi dari berghella V, Buchanan E, Pereira l, dkk. Perawatan prekonsepsi.

Obstet Gynecol Surv 2010:65 (2) : 119-131. (review) birth (PTB) yang dapat mengurangi dengan

signifikan melalui perawatan prekonsepsi, dokter umum dengan memulai konseling prekonsepsi yang

Page 2: Perawatan prokonsepsi baru

tidak hanya dapat mengurangi efek terhadap bayi tetapi juga mengurangi kecemasan pada wanita usia

reproduktif.

WAKTU DAN POPULASI TARGET

Waktu yang dibutuhkan untuk perawatan kehamilan bukan setelah, tetapi sebelum konsepsi.

Perawatan prekonsepsi dilakukan diberbagai penyedia pelayanan kesehatan untuk wanita usia

reproduktif. Wanita usia reproduktif didefinisikan sebagai wanita yang berusia antara usia 15-44

tahun, tetapi kadang bahkan lebih muda atau lebih tua yang terlihat berisiko mengandung. Kunjungan

prenatal pertama yaitu bulan terlambat haid. Hal ini sering terjadi setelah trimester pertama terpajan

terhadap teratogen potensial. Ada sekitar 1 juta wanita usia reproduktif didunia. Di United states,

sebagai contoh, hanya sekitar setengah kehamilan yang direncanakan. Wanita hamil, prevalensi

penyakit dan meningkatkan pajanan terhadap pengobatan. Sekitar 80% wanita US usia produktif

mengalami penyakit dental, 9% diabetes, 6% asma, 3% hipertensi, dan 3% penyakit jantung. Insiden

penyakit ini sangat banyak, bahkan diantara wanita yang hamil.

Sedangkan beberapa keuntungan intervensi dapat terjadi segera mungkin setelah kehamilan

didiagnosa, hal ini tidak realistik.Banyak tindakan preventif memerlukan banyak waktu, sering

berbulan-bulan, seperti berhenti merokok, menurunkan berat badan, pemberian suplemen asam folat,

dan stabilisasi kondisi medis dengan pengobatan yang efektif dan aman.

PELUANG UNTUK PERAWATAN PREKONSEPSI

Menurut umur 25 tahun, sekitar 50% wanita U.S sekurang-kurangnya melahirkan 1 kali. Rasio

fertilitas paling banyak terjadi pada usia 25 sampai 30 tahun. Menurut umur 44 tahun, > 85%

melahirkan sekurang-kurangnya 1 kali. Sekitar 84% wanita usia reproduktif, ketika ditanya, jawaban

mereka bahwa mereka melakukan kunjungan pelayanan kesehatan dalam tahun sebelumnya.

Bagaimanapun, perawatan prekonsepsi menyeluruh dapat diberikan jika penyedia pelayanan lesehatan

membuatnya suatu prioritas dan merencanakan untuk perawatan tersebut disetiap kesempatan (tabel

1.1) penerapannya harus “ setiap wanita usia reproduktif, setiap saat. Setiap wanita usia reproduktif

diwawancara disetiap pelayanan kesehatan. “ apakah anda mempertimbangkan untuk hamil? Dan

apakah kamu mungkin menjadi hamil?” meningkatkan kewaspadaan pada perawatan prekonsepsi

dapat diselesaikan melalui peningkatan sumber kesehatan, terjangkau oleh umum, dan pengiklanan.

Meskipun keefektifan metode ini besar, tidak semua pelayanan kesehatan berencana melakukan

perwatan prekonsepsi. Sebuah kunjungan prekonsepsi (sering lebih dari satu kali) harus berdasarkan

pelayanan primer standar, seperti yang dilakukan oleh pusat kontrol penyakit pada tahun 2006.

Kegiatan ini harus rutin.

2. PEDOMAN BERDASARKAN BUKTI OBSTETRIK

Page 3: Perawatan prokonsepsi baru

Tabel 1.1. menunjukkan bukti berdasarkan rekomendasi untuk penyedia pelayanan perawatan

prekonsepsi

Tabel 1.1 kunjungan untuk yang berpeluang melakukan perawatan prekonsepsi

Dewasa (pemeriksaan gynekologi yang pertama)

Usia reproduktif (usia 15-44 tahun)

Lulusan sekolah kesehatan

Perencanaan keluarga, kontrasepsi, dan konseling

Post partum

Tes kehamilan (terutama jika negatif)

Pemeliharaan kesehatan

Pekerja medis

Kunjungan emergensi

kesuburan

Sebelum menikah

Tabel 1. 2 Topik yang direview pada perawatan prekonsepsi

Skrining untuk penilaian risiko

Riwayat pribadi dan keluarga, pemeriksaan fisik, dan skrining laboratorium

Kesehatan preventif

Perencanaan reproduksi

Nutrisi, suplemen, berat badan, dan olahraga

vaksinasi

Pencegahan cedera

Issu individu yang spesifik/ “pajanan”

Penyakit kronis

Pengobatan (teratogen)

Penyalahgunaan zat/ bahaya lingkungan dan racun

Tabel 1.3 penilaian skrining prekonsepsi untuk semua wanita usia reproduktif (usia 15-44 tahun)

riwayat

Alasan kunjungan

Status : obstetri, gynekologikal, medis, pembedahan, dan riwayat keluarga

Penggunaan obat, dan pengobatan alternatif

Alergi (terhadap pengobatan atau yang lainnya)

Merokok, alkohol, penggunaan obat yang lain

Pajanan terkait dengan pekerjaan

Diet/ penilaian nutrisi

Page 4: Perawatan prokonsepsi baru

Pemeriksaan fisik

Tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh (IMT)

Tekanan darah

kepala

Leher : adenopati dan tiroid

payudara

Jantung, paru-paru

abdomen

Pemeriksaan pelvis

Kulit

Pemeriksaan laboratorium

Titer rubela

Titer varisela

Pemeriksaan Human Immunodeficiency virus (HIV)

Sitologi serviks

Pemeriksaan klamidia (jika usia 25 tahun atau yang lebih muda dan aktivitas seksual yang aktif)

Tabel 1.3 penilaian skrining untuk semua wanita usia reproduktif (15-44 tahun) lanjutan

Evaluasi dan konseling

Perencanaan seksualitas dan reproduktif

Diskusi perencanaan kesehatan reproduktif

Pilihan kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, seperti kontrasepsi darurat

Konseling genetik

Penyakit menular seksual

Seleksi pasangan

proteksi

Fungsi seksual

Olahraga dan nutrisi

Diet/ penilaian nutrisi

Program olahraga

Suplementasi asam folat (0,4 mg/hari)

Asupan kalsium

Evaluasi psikososial

Kekerasan/penolakan (fisik, seksual, dan emosional)

Page 5: Perawatan prokonsepsi baru

Praktek seksual

Gaya hidup/ stres

Gangguan tidur

Rumah dan pekerjaan (seperti kepuasan, dan bahaya lingkungan)

Hubungan interpersonal/ keluarga : dukungan sosial

Depresi (bunuh diri)

kriminalitas

pendidikan

Bahasa dan budaya

Status asuransi kesehatan : tercover: akses : program publik

Faktor risiko kardiovaskular

Riwayat keluarga

hipertensi

Dipertensi

Obesitas

Diabetes mellitus

Perilaku kesehatan/ perilaku beresiko

Kebersihan (seperti gigi)

Pencegahan cedera

Sabuk pengaman dan helm

Bahaya pekerjaan

Bahaya rekreasi

Kebakaran

pendengaran

Latihan dan olahraga

Pemeriksaan payudara sendiri

Vaksinasi

Lihat tabel 1.5

Kurangnya Catatan imunitas

Skrining HIV harus dilakukan rutin untuk semua wanita usia reproduktif. Dokter harus waspada dan

mengetahui negara pasien ‘skrining HIV diperlukan’. Biasanya dimulai dari usia < 21 tahun: setiap 2

sampai 3 tahun setelah 3 tes negatif jika usia 30 tahun atau lebih dengan tidak adanya riwayat

neoplasia intraepitelial serviks 2 atau 3, immunosupresi, infeksi HIV, atau uterus terpajan dengan

dietilstilbestrol.

Page 6: Perawatan prokonsepsi baru

Pengobatan internal dan keluarga, bidan, kesehatan masyarakat, diabetes, neurologi, kardiologi, dan

banyak asosiasi lainnya yang mendukung perawatan prekonsepsi. Akan tetapi, praktisinya jarang

menerapkannya.

ISI PERAWATAN PREKONSEPSI

Topik ini didiskusikan pada tabel 1.3. penelitian selanjutnya diperlukan untuk menentukan isi yang

paling bagus pada perawatan prekonsepsi dan cara yang paling efektif untuk menerapkannya.

SKRINING MENYELURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN INTERVENSI

Riwayat, pemeriksaan, dan skrining laboratorium

Penilaian skrining prekonsepsi ditunjukkan tabel 1.3. sebuah kuesioner dilengkapi sebelumnya, baik

dikertas maupun online, untuk mereview daftar ditabel. Form yang sudah terstandar dilengkapi untuk

skrining prekonsepsi. Form tersebut selanjutnya dijadikan catatan permanen dari semua wanita usia

reproduktif. Pada sebuah percobaan acak, wanita yang diskriningg dengan survey risiko prekonsepsi,

ditemukan memiliki 9 faktor risiko, hal ini mndukung fakta bahwa wanita risiko rendah merupakan

keuntungan dari skrining prekonsepsi.

Riwayat harus lengkap, terutama jika ada poin yang positif. Sebelumnya catatan medis rawat inap dan

jawat jalan harus direview. Wanita tersebut harus mudah mengakses rekan medisnya (paling bagus

dengan elektronik), untuk menfasilitasi koordinasi.

Riwayat obstetri dan ginekologi sebelumnya juga harus direview seperti komplikasi kehamilan. Issu

produktif lainnya juga dinilai : fertilitas, seperti kemungkinan memerlukan teknologi untuk

reproduktif, seksualitas (terutama perilaku berisiko tinggi), kontrasepsi, pasangan, dan fungsi seksual.

Beberapa issu sosial juga perlu untuk direview (tabel 1.3)

Semua pasangan diskrining dasar untuk riawayat keluarga yang memiliki gangguan genetik yang

diturunkan, dengan membuat pohon keluarga 2 generasi sebelumnya. Wanita pada sebuah kelompok

etnik, meningkat risikonya untuk kondisi resesif (tabel 1.4) juga harus termasuk dalam skrining.

Semua pasangan harus diberikan pilihan untuk skrining fibrosis kistik, terutama yang memilki riwayat

keluarga, kelompok risisko tinggi, atau pasangannya mengalami fibrosis kistik. Wanita yang

mempunyai indikasi spesifik untuk pemeriksaan genetik harus dirujuk ke konseling genetik formal.

Pemeriksaan fisik yang lengkap ditunjukkan tabel 1.3, pemeriksaan pelvik seperti sitologi dan

skrining infeksi menular seksual untuk wanita dengan faktor risiko tertentu, pemeriksaan laboratorium

dilakukan rutin (tabel 1.3),dan tergantung pada faktor risiko (tabel 1.4)

Perencanaan kesehatan reproduktif

Page 7: Perawatan prokonsepsi baru

Tanyakan mengenai apa yang memicu wanita usia reproduktif memikirkan perencanaan kesehatan

reproduksi. Rencanakan mengenai anak-anak: jumlah optimal, jarak, dan waktu kehamilan :

kontrasepsi yang diperlukan untuk rencana ini : untuk meningkatkan kesehatan wanita tersebut dan

akhirnya mensukseskan kehidupan reproduksinya : dan perubahan kesuburan terkait usia. Memiliki

perencanaan kesehatan reproduksi mengurangi kehamilan beresiko, infertilitas terkait usia, dan fetal

yang terpajan teratogen. Sangat sedikit wanita yang mengetahui bahwa interval interpregnansi adalah

singkat (< 6 bulan dari kehamilan sebelumnya dengan konsepsi selanjutnya) yang berhubungan

dengan meningkatnya insiden usia kehamilan rendah dan berat bayi lahir rendah. Kekurangan asam

folat merupakan penyebab meningkatnya risiko ini. Edukasi dan anjuran kontrasepsi diperlukan

untuk perencanaan reproduksi, menghindari kehamilan yang tidak terencana, dan interval yang

optimal interpregnansi adalah 18 sampai 24 bulan.

Semua wanita yang konsultasi, 2% sampai 3% bayinya lahir dengan anomali minor (biasanya) atau

mayor. Skrining dan pilihan diagnostik untuk mendeteksi aneuploidi dan cacat lahir harus direview.

Nutrisi, berat badan, dan olahraga

Kebiasaan diet sehat dan olahraga teratur harus dilakukan sebelum konsepsi, mengatur diet dan

olahraga dapat mencegah beberapa komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional dan komplikasi

hipertensi. Beberapa penelitian menyebutkan adanya hubungan antara diet tinggi buah, sayuran,

kacang-kacangan, dan legume, kurang dari 2 porsi daging setiap minggu dan sekurang-kurangnya 2

porsi ikan setiap minggunya (diet mediteranean) dengan menurunnya tingkat infertilitas dan PTB.

Semua daging, seafood, harus dimasak. Makan sekurang-kurangnya 12 oz ikan setiap minggu

berhubungan dengan beberapa keuntungan, seperti rendahnya tingkat PTB, tetapi wanita harus hindari

> 2 porsi/minggu ikan hiu, swordfish, makarel, beberapa tuna, atau tilefish, semuanya mengandung

konsentrasi metil merkuri yang tinggi. Tuna Albacore (putih) mengandung lebih banyak merkuri

dibandingkan dengan canad, light tuna.

Indeks massa tubuh (IMT) harus dihitung, untuk wanita yang IMT selain rentang normal (28-34),

konseling prekonsepsi sangat penting dilakukan.

Tabel 1.4 skrining laboratorium tergantung pada faktor risiko

Riwayat pribadi :

Usia :> 35 : glukosa puasa

Ras :

Orang Afrika-amerika : glukosa puasa, elektroforesis hemoglobin (untuk penyakit sel sabit)

Spanyol : glukosa puasa

Orang amerika latin : glukosa puasa

Pulau pasifik glukosa puasa

Orang mediterania : skrining mean corpuscular volume (MCV) (untuk thalasemia)

Page 8: Perawatan prokonsepsi baru

pemeriksaan etnik : ashkenazi- dysautomia familial, tay-sachs; canavan : anemia fanconi tipe

C; penyakit Nieman-Pick tipe K; sindrom bloom’s; penyakit gaucher; simpanan glikogen 1a;

penyakit urin sirup maple; mukolipidosis tipe IV; sebelum riwayat obstetrik.

Berat bayi lahir >9 lb atau >4500 g (makrosomia) : glukosa puasa

Riwayat diabetes mellitus gestasional : glukosa puasa

Kematian janin : autopsi dan katiotip janin; pemeriksaan antibodi antifosfolipid; glukosa

puasa

Bayi dengan anomali kongenital (jika tidak terskrining saat hamil): glukosa puasa

Abortus berulang : pemeriksaan antibodi antifosfolipid, meneliti anatomi uterus; kariotip

parental

Riwayat medis:

Sindrom metabolik/obesitas; riwayat keluarga memiliki gangguan lipid atau koroner:

kolesterol/profil lipid

Diabetes : profil lipid, hemoglobin A1c; pemeriksaan fungsi jantung dan ginjal; pemeriksaan

oftalmologi

Hipertensi : glukosa puasa; fungsi jantung; ginjal dan hati

Faktor risiko penyakit jantung koroner multipel (merokok, hipertensi); profil lipid

Kadar kolesterol High-density lipoprotein <35 mL/dL; glukosa puasa

Kadar trigliserida > 250 mg/dL; glukosa puasa

Riwayat kegagalan toleransi glukosa puasa : glukosa puasa

Penggunaan steroid kronik : glukosa puasa

Sindrom ovarium polikistik : glukosa puasa

Riwayat IMS, penyalahgunaan obat, dll: HIV, hep C

Resipien dari donor yang sebelumynya positif hep C

Resipien atau transfusi komponen darah atau transplantasi organ sebelum juli 1992: hep C

Resipien konsentrat faktor pembekuan sebelum 1987:hep C

Hemodialisis Kronik (jangka lama) : hep C

Riwayat transfusi dari 1978 sampai 1985 : HIV

Kanker invasif serviks : HIV

Skrining IMS :PPD

Faktor risiko medis yang diketahui meningkatkan risiko terinfeksi TB :PPD

Tidak yakin pernah terinfeksi varisela : titer varisela.

Riwayat sosial :

Kontak dengan HIV atau TB, penggunaan obat IV, dll: pemeriksaan TB

Riwayat suntik obat ilegal : Hep C : HIV : skrining IMS (klamidia, gonore, sifilis, dll) : PPD

Mukosa atau perkutaneus terpajan dengan darah yang positif HCV. Hep C

Page 9: Perawatan prokonsepsi baru

Lebih dari satu pasangan seks sejak pemeriksaan HIV paling baru atau pasangan seks dengan

lebih dari satu pasangan seks sejak pemeriksaan HIV terbaru.

Sedang terapi IMS : HIV

Riwayat skrining prostitusi IMS : HIV

Pasangan seksual yang lalu atau ada yang positif HIV atau biseksual atau injeksi obat : HIV

Tinggal lama atau lahir didaerah yang tinggi prevalensi infeksi HIV : HIV

Dewasa aktif seksual : HIV

Remaja yang masuk ke fasilitas detention : HIV : skrining IMS

Wanita yang sedang evaluasi prekonsepsi : HIV (semua wanita harus diskrining)

Riwayat pasangan seksual multipel atau pasangan seksual dengan kontak multipel : skrining

IMS

Kontak seksual dengan individu dengan proven budaya IMS : skrining IMS

Riwayat adanya episode IMS berulang : skrining IMS

Berobat diklinik karena IMS : skrining IMS

Semua wanita seksual aktif usia 25 tahun atau lebih muda : klamidia

Semua dewasa seksual aktif : gonore

Kontak tertutup dengan prevalensi tinggi TB : PPD

Persediaan medis yang sedikit : PPD

Pendapatan rendah :PPD

Alkoholism : PPD

Tinggal lama di fasilitas kesehatan (koreksi institusi, institusi mental dan pekerja kesehatan

profesional di pelayanan kesehatan risiko tinggi : PPD)

Riwayat keluarga :

Riwayat keluarga diabetes mellitus : glukosa puasa

Riwayat keluarga diabetes : riwayat diabetes gestasional, kelebihan berat/obesitas, hipertensi,

kelompok etnis resiko tinggi (orang afrika-amerika) spanyo, amerika latin : glukosa puasa

setiap 3 tahun

Tabel 1.4 skrining laboratorium prekonsepsi tergantung pada faktor risiko (lanjutan)

Riwayat keluarga yang hiperlipidemia familial “ profil lipid

Riwayat keluarga prematur (usia < 50 tahun untuk laki-lki < 60 tahun untuk perempuan)

penyakit kardiovaskular : usia profil lipid : poliposis adenomatous atau kanker kolon

nonpoliposis herediter : kolonskopi

Page 10: Perawatan prokonsepsi baru

Riwayat poliposis adenomatous familial atau kanker kolon nonpoliposis herediter :

kolonoskopi.

Kanker kolateral atau adenomatosa banyak pada usia < 60 tahun hubungan tingkat

pertama atau pada 2 atau lebih hubungan tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, atau

anak perempuan) atau hubungan multipel yang lainnya yang memiliki riwayat keluarga

kanker payudara

Riwayat keluarga kanker payudara : mammografi

Riwayat keluarga penyakit tiroid : TSH

Pemeriksaan fisik :

Overwight (IMT ≥ 25) : glukosa puasa

Hipertensi : glukosa puasa

Skrining laboratorium:

Kadar alanin aminotransferase abnormal yang persisten : Hep C

Glikosuria : glukosa puasa

Sampai berat badan normal didapatkan. Wanita dengan IMT yang rendah harus diskrining untuk

gangguan makan. Pada wanita overweight dan obes, ukuran kalori dan porsi akan dikontrol dengan

metode yang paling efektif. Konseling individu postpartum yaitu diet dan aktivitas fisik akan

meningkatkan proporsi untuk kembali keberat badan sebelum konsepsi dari 30% sampai 50% pada

satu percobaan acak.

Olahraga yang rutin dapat dimulai sebelum konsepsi dan aman dilanjutkan saat hamil seperti yoga :

berjalan (seperti hiking dan petualangan) : jogging : berenang : bersepeda: dan menggunakan

peralatan fitness seperti pelatih eliptikal, treadmill atau sepeda statis. Wanita harus dianjurkan untuk

tetap melakukan aktivitas fisik yang teratur selama 30 sampai 60 menit selama 5 hari atau lebih per

minggu.

Suplemen

Intervensi prekonsepsi dengan paling banyak bukti yang berdasarkan data mendukung efikasi

suplemen asam folat, minimun 400 ug/ hari untuk semua wanita (93% menurunkan defek neural tube

(NTD), dan 4 mg/hari untuk wanita yang anak sebelumnya mengalami NTD (69% menurunkan NTD

berulang).

Suplementasi dimulai sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum konsepsi dan dilanjutkan sampai

sekurang-kurangnya 28 hari setelah konsepsi (waktu penutupan neural tube). Untuk konsepsi yang

tidak direncanakan, semua wanita usia reproduktif harus diberi asam folat dari menarche sampai

menopause. Wanita yang mendapat pengobatan antikejang, obat yang lainnya yang mengganggu

metabolisme asam folat, mutasi enzim homozigot methylenetetrahydrofolate reduktase (MTHFR),

akan memerlukan dosis suplemen asam folat yang lebih tinggi. Peningkatan kadar folat serum secara

Page 11: Perawatan prokonsepsi baru

langsung menurunkan insiden NTD, beberapa bukti menganjurkan 5 mg folat per hari juga

berhubungan dengan menurunnya risiko anomali kongenital yang lain selain NT (jantung dan celah

wajah).

Suplemen yang lain yaitu asupan iodin minimum 150 ug/hari dan 10,000 IU vitamin A setiap hari

(sebagai betakaroten) dan defisiensi dari suplemen ini harus diidentifikasi. Semua suplemen seperti

pengobatan alternatif dan pelengkap, harus direview .

Vaksin

Imunitas maternal terhadap infeksi seperti rubela dan varisela harus dinilai, untuk wanita yang

berpotensi nonimun, untuk menghilangkan risiko mereka mengalami sindrom kongenital yang

berhubungan dengan virus tersebut. Vaksinasi dengan virus hidup yang dilemahkan harus diberikan

sekurang-kurangnya 4 minggu sebelum konsepsi, karena ada teori yang menyebutkan bahwa virus

hidup dapat mempengaruhi fetus.

Vaksinasi influenza untuk wanita dan pasangannya akan mengurangi infeksi maternal prenatal.

Vaksinasi untuk ibu baru dan kontak tertutup akan mengurangi risiko infeksi untuk anak yang tidak

menerima vaksinasi sampai usia 6 bulan.

Vaksinasi hepatitis B harus diberikan pada semua wanita usia reproduktif yang dicurigai tinggal

diwilayah tingkat endemesitasnya yang menengah atau tinggi (dimana 2% populasi mempunyai

antigen hepatitis B permukaan(HBsAg) positif. Transmisi hepatitis B pada perinatal 90% akan

menjadi kronik.

Tabel 1.5 vaksinasi rekomendasi untuk prekonsepsi

Semua wanita usia reproduksi

Selama musim flu : influenza

Tidak ada bukti kebal terhadap rubela : MMR

Tidak ada bukti kebal terhadap varisela : varisela

Tidak mendapatkan vaksinasi 2 tahun sebelumya : tetanus/difteri/pertusis (tdap)

Nonimun hepatitis B : vaksin hepatitis B

Usia

Semua anak perempuan dan wanita usia 9 sampai 26 tahun : HPV

Semua orang usia 18 tahun dan yang lebih muda tanpa imun terhadap infeksi hepatitis B : hepatitis B

Pekerjaan

Pekerja pelayanan kesehatan : hepatitis B, influenza, MMR, varisela

Pekerja keamanan publik yang terpajan dengan darah ditempat kerja : hepatitis B

Page 12: Perawatan prokonsepsi baru

Pelajar disekolah kesehatan, dokter gigi, perawat, teknologi laboratorium, dan profesi kesehatan yang

lain : hepatitis B

Staf institusi : hepatitis

Individu yang bekerja dengan primata yang terinfeksi HAV atau dengan HAV pada laboratorium riset

dengan setting hepatitis A

Rekrut militer : meningokokus

Terpajan dengan mikrobiologi rutin seperti isolat neiseria meningitidis : meningokokus

Riwayat sosial/ situasi kehidupan

Individu dengan lebih dari satu pasangan seks 6 bulan sebelumnya : hepatitis B

Kontak dan pasangan seksual dengan individu infeksi hepatitis kronik : hepatitis B

Fasilitas koreksi : hepatitis B

Klien dari institusi : hepatitis B

Penggunaan obat injeksi ilegal : hepatitis B

Pengguna obat ilegal (injeksi dan noninjeksi) : hepatitis A

Terpajan dengan lingkungan dimana banyak pneumokokus : pneumokokus

Orang alaska latin/ amerika latin : pneumokokus

Penyalahgunaan alkohol : pneumokokus

Merokok : pneumokokus

Tinggal lama di pelayanan kesehatan : influenza, pneumokokus

Siswa tahun pertama yang tinggal didormitories : meningokokus

Bepergian / imigrasi

Individu yang bepergian atau bekerja kenegara yang endemik tinggi atau sedang hepatitis A :

Hepatitis A

Pendatang internasional yang akan kenegara dengan prevalensi tinggi atau sedang infeksi hepatitis B

kronik yang lebih dari 6 bulan : hepatitis B

Bepergian ke daerah hiperendemik atau epidemi Neisseria meningitidis : meningokokus

Kondisi paru-paru

Gangguan paru-paru kronik, seperti asma : pneumokokus

Kondisi jantung

Penyakit metabolik kronis , seperti disfungsi ginjal : influenza, pneumokokus

Sindrom nefritik : pneumokokus

Penyakit ginjal stadium akhir (melakukan dialisis) : hepatitis B

Page 13: Perawatan prokonsepsi baru

Kondisi endokrin

Diabetes mellitus : influenza, pneumokokus

Kondisi hematologi/imunologi

Transfusi sebelumnya : hepatitis A, hepatitis B

Pasien dengan gangguan faktor pembekuan (yang menerima konsentrat faktor pembekuan) : hepatitis

Penyakit kronis, seperti asplenia fungsional (penyakit sel sabit) atau splenektomi : pneumokokus

Pasien imunokompremais (infeksi HIV, keganasan kematologi atau padat, kemoterapi, terapi

steroid) : pneumokokus dewasa dengan asplenia anatomik atau fungsional : pneumokokus dewasa

dengan asplenia anatomi atau fungsional : pneumokokus meningokokus.

Kondisi infeksi

Individu dengan IMS didapat atau evaluasi IMS : hepatitis B

Semua klien di klinik IMS : hepatitis B

HIV : hepatitis B, influenza, pneumokokus, meningokokus

Kondisi saluran cerna/ hepatik

Penyakit hati kronis : hepatitis A, hepatitis B, pneumokokus

Kondisi neurologis

Sedikitnya cairan serebrospinal : pneumokokus

intervensi

Asam folat 400 ug/hari

vaksinasi

Pengaturan diet dan olahraga

Pencegahan cedera (sabuk pengaman, helm)

Skrining faktor risiko spesifik

Asam folat diberikan dosis tinggi, terutama untuk wanita yang mendapat pengobatan antikejang, atau

obat lain yang mengganggu metabolisme asam folat, dengan mutasi enzim MTHFR homozigous, atau

yang obesitas untuk menurunkan transmisi perinatal, juga menurunkan defek kongenital yang

disebabkan oleh infeksi vaksinasi NTD dan IMS

Infeksi pada bayi, akan meningkatkan risiko anak tersebut mengalami sirosis dan karsinoma

hepatoselular dikemudian hari. Vaksinasi harus ditargetkan untuk kelompok risiko tinggi (tabel 1.5)

Vaksinasi tetanus harus diberikan yang terbaru pada wanita usia reproduktif, terutama yang berada

didaerah prevalensi tinggi terjadi tetanus maternal dan neonatal. Untuk menurunkan prevalensi

Page 14: Perawatan prokonsepsi baru

terjadinya pertusis neonatal, vaksinasi (dikombinasi dengan tetanus dan difteri) direkomendasikan

untuk semua wanita dan pasangannya yang tidak diimunisasi (sejak usia 11 tahun).

Vaksinasi yang lain direkomendasikan berdasarkan keadaan medis, pekerjaan, atau risiko sosial yang

dijelaskan pada tabel 1.5

Pencegahan cedera

Penyebab kematian kedua pada wanita usia reproduksi adalah kecelakaan. Menggunakan sabuk

pengaman dan helm harus direview dan dianjurkan.

Rekomendasi menyeluruh

Rekomendasi prekonsepsi untuk semua wanita usia reproduksi ditampilkan pada tabel 1.6. wanita dan

pasangannya harus waspada mengenai perawatan dan kesehatan mereka dimasa yang akan datang,

dan menerapkan perubahan gaya hidup dan kesehatan.

ISSU PRIBADI YANG SPESIFIK

Penyakit kronis

Insiden beberapa gangguan medis seperti obesitas, diabetes mellitus, dan hipertensi adalah tinggi dan

meningkat pada wanita usia reproduktif. Beberapa kondisi yang paling sering akan didiskusikan untuk

mereview pangelolaan prekonsepsi.

Diabetes

Diabetes berhubungan dengan meningkatnya risiko anomali kongenital, terutama defek jantung dan

NTD, jika kontrolnya buruk pada minggu pertama kehamilan. Risiko anomali kongenital berkaitan

dengan kontrol diabetes jangka lama, yang terlihat pada kadar hemoglobin glikosilat (HgB A1c) : <

7%= tidak meningkatkan risiko (ambang 2-3%) : 7%-9% = 15%-9% sampai 11%-=23 %;>11%=25%.

Diperkirakan euglikemia (dengan HgB A1c normal) selama trimester pertama, yang hanya dapat

dicapai dengan konselng prekonsepsi, dapat mencegah > 100.000 kehilangan kehamilan di U.S atau

cacat lahir per tahun. Keuntungan perawatan diabetes prekonsepsi sebelumnya telah dikemukakan,

ketika usia remaja.

Perawatan prekonsepsi juga penting untuk wanita dengan kondisi yang cukup berat, wanita diabetes

dengan penyakit jantung iskemik, dengan kreatinin proliferatif > 2mg/dl yang tidak ditangani,

hipertensi yang tak terkontrol, atau gastropati harus tidak hamil sebelum kondisinya membaik.

Frekuensi morbiditas dan mortalitas fetal/bayi dan ibu berkurang pada wanita hamil yang melakukan

konsultasi persiapan kehamilan. Konsultasi prekonsepsi menskrining keterlibatan vaskular pada

diabetes, dengan oftalmologik, elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan ginjal melalui

pengumpulan urin 24 jam untuk melihat protein total dan bersihan kreatinin, dan menentukan risiko

Page 15: Perawatan prokonsepsi baru

kehamilan. Tiroid stimulating Hormon (TSH) harus diperiksa, 40% wanita muda dengan diabetes tipe

1 mengalami hipotiroidisme. Prikiferatif retin-opathy harus diterapi dengan laser sebelum hamil.

Evaluasi diabetes dilakukan untuk mengontrol glikemik, dengan menormalisasi HgB A1c sekurang-

kurangnya < 7%. Untuk mencapai euglikemia, diet, monitoring glukosa, dan olahraga selalu

ditekankan. Jika menggunakan agen euglikemik, gliburid dan glucophage dapat digunakan, dan

mungkin dilanjutkan selama hamil.

Tabel 1.7 intervensi prekonsepsi untuk wanita dengan faktor risiko spesifik

Faktor risikointervensi

Merokok

Alkohol

Penyalahgunaan obat-obatan yang lain

Obat-obatan teratogenik

Suplemen dan pengobatan yang berlebihan

Berhenti merokok

menghindari semua asupan alkohol

melarang semua penyalahgunaan obat

menghindari obat teratogenik (tabel 1.8)

review dan konseling. Menghindari akses

Hipertensi

Hipertensi berhubungan dengan beberapa hipertensi maternal; preeklampsia superimposed;

preeklampsia berat, eklampsia, hemolisis, peningkatan kadar enzim hati, dan jumlah platelet rendah

(sindrom HELLP); melahirkan sesar dan fetal (hambatan pertumbuhan ; oligohidramnion, abrupsi

plasenta; PTB; kematian perinatal). Kreatinin serum, urin 24 jam untuk protein total dan bersihan

kreatinin, EKG, dan pemeriksaan oftalmologi dianjurkan, terutama saat mengalami hipertensi berat.

Hal tersebut penting untuk mengindentifikasi faktor risiko kardiovaskular, dan hal yang reversibel

disebabkan oleh hipertensi, dan menyebabkan kerusakan organ target atau penyakit kardiovaskular.

Jika hipertensi, yang baru didagnosis dan tidak dievaluasi sebelumnya, konsultasi medis dapat

diindikasikan untuk menilai beberapa faktor ini.

Hipertensi sekunder, kerusakan organ target (disfungsi ventrikular kiri, retinopati, dislipidemia,

penyakit mikrovaskular, dan stroke sebelumnya), usia maternal > 40, keguguran sebelumnya, tekanan

darah sistolik ≥ 110 mmhg berhubungan dengan kehamilan kehamilan risiko tinggi. Abnormalitas

harus diwaspadai pada kehamilan (keguguran, berat lahir rendah, dan kreatinin 1.1-1.4 mg/dL)

dengan hipertensi yang tak terkontrol berhubungan dengan 10 kali lipat risiko kematian fetal.

Prevensi prekonsepsi dapat efektif, jika olahraga selama 30 menit 3 kali seminggu untuk semua

wanita dengan hipertensi dan menurunkan berat badan jika overwight dianjurkan. Pembatasan asupan

sodium < 2,4 g asupan sodium harian dianjurkan untuk hipertensi esensial menguntungkan untuk

dewasa yang tidak hamil. Jika terapi medis antihipertensi diperlukan, angiotensin converting enzyme

Page 16: Perawatan prokonsepsi baru

(ACE ) inhibitor dan angiotensin II (AII) reseptor anatagonis tidak dianjurkan karena menyebabkan

cacat lahir, hambatan pertumbuhan janin, dan oligohidramnion.

Tabel 1.8 teratogen

Obat yang diberikan

Obat yang diresepkan

ACE inhibitor (analapril, captopril) dan angiotensin II reseptor blocker derivat coumadin

(warfarin)

karbamazepin

dietilstilbestrol

Antagonis asam folat (metotrexate dan aminopterin)

Inhibitor HMG-CoA reduktase (statin)

Litium

Fenitoin dan primidon

Streptomisin dan kanamisin

Tetrasiklin

Talidomid dan leflunomid

Asam valproat

Vitamin A dibawah RDA, dan derivatnya (isotretionin, etretinat, dan retinoid)

Bahan Kimia

Lead

Merkuri

Penyalahgunaan obat

Alkohol

Kokain

Infeksi

Sitomegalovirus

Rubela

Sifilis

Toksoplasmosis

Varisela

Radiasi

Gagal ginjal dan kematian neonatal pada kehamilan. Semua antihipertensi yang lain dapat digunakan

dengan dosis efektif yang paling rendah, dan mungkin aman jika dimulai sebelum konsepsi dan

dilanjutkan saat hamil.

Gangguan kejang

Page 17: Perawatan prokonsepsi baru

Konsepsi harus ditunda sampai kejang terkontrol pada pengobatan dosis minimum yang efektif.

Monoterapi dianjurkan. Lamotrigin dilaporkan merupakan terapi lini pertama untuk dewasa yang

hamil untuk kejang parsial dan berhubungan dengan rendahnya insiden malformasi mayor, tetapi

tidak semua penelitian mengatakan demikian. Pilihan obat antiepileptik (AED) yang paling baik

adalah obat yang paling baik mengontrol kejang.

AED kategori C FDA (risiko manusia tidak diketahui, tetapi tidak ada larangan) kecuali AED yang

diketahui bersifat teratogen potensial : karbamazepin, primidon, fenitoin, dan valproat (tabel 1.8). 4

AED ini harus dihindari sebisa mungkin, dengan menggunakan terapi yang berbeda untuk memulai

masa prekonsepsi. Wanita yang bebas kejang ≥ 2 tahun dengan elektroensefalogram (EEG) normal

dapat menghentikan terapi antikonvulsan setelah konsultasi dengan neurologist.

Pengobatan/ teratogen

Diskusi lengkap mengenai peresepan dan pengobatan yang berlebihan harus dilakukan saat kunjugnan

prekonsepsi. Indikasi, keamanan, keefektifan, dan perlunya masing-masing obat perlu untuk direview.

Sering wanita dan dokternya menghentikan efikasi dan perlunya pengobatan sesegera mungkin ketika

wanita mengetahui kalau dia hamil. Pengobatan menggunakan obat, kimia, infeksi, atau radiasi

menyebabkan teratogen (tabel 1.8). hal tersebut harus dihindari, kecuali pada keadaan yang jarang

(wanita dengan katup jantung mekanik yang berisiko mendapat teratogen dari warfarin).

Penyalahgunaan zat/ bahaya lingkungan/ toksin

Merokok selama hamil berhubungan dengan meningkatnya risiko beberapa komplikasi, seperti

kematian perinatal, 35% dengan berat lahir rendah, dan 15% melahirkan prematur. Merokok hanya 1

sampai 5 batang rokok/ perhari berhubungan dengan 55% lebih tinggi insiden berat badan lahir

rendah dibandingkan dengan yang tidak merokok.

Wanita usia reproduktif harus diinformasikan mengenai penyakit lain yang berkaitan dengan rokok,

seperti penyakit jantung iskemik, kanker, penyakit paru-paru, pneumonia, stroke, dan gagal jantung

kongestif. Wanita berisiko tinggi untuk merokok yaitu < 25 tahun dengan pendidikan yang rendah.

“5As” untuk skrining dan intervensi untuk mencegah merokok pada kehamilan adalah Ask, Advise,

Assess, assist dan arrange. Konseling dengan intervensi perilaku dan edukasi berhubungan dengan

tingkat berhenti merokok yang paling tinggi.

Jika diperlukan, banyak farmakoterapi yang efektif untuk prekonsepsi, tetapi dengan kontrandikasi

atau keamanan atau efikasinya yang tidak pasti untuk kehamilan. Terapi pengganti nikotin

berhubungan dengan efek samping fetal, dan nikotin dideteksi di air susu ibu. Kemungkinan prevensi

yang paling baik untuk efek samping merokok saat hamil dilakukan dengan menghindari menjual

rokok kepada orang muda, melarang merokok di tempat umum, meningkatakan taxation rokok,

program melarang merokok ditepat kerja.

Page 18: Perawatan prokonsepsi baru

Sejumlah pajanan obat rekreasional memiliki efek samping terhadap kehamilan. Obat rekreasional

yang paling sering seperti alkohol, kanabinoid, kokain, heroin, dan metamfetamin. Wanita dengan

issu penyalahgunaan zat, praktek seks yang aman dan perencanaan keluarga adalah pilihan yang tetap.