peraturan menteri keuangan nomor 190/pmk.05/2012 …

86
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 190/PMK.05/2012

tentang

TATA CARA PEMBAYARAN DALAM

RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Page 2: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA

PENYELESAIAN TAGIHAN NEGARA

MEKANISME PEMBAYARAN DENGAN UANG PERSEDIAAN DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN

MEKANISME PEMBAYARAN DENGAN LS

PENGUJIAN SPP DAN PENERBITAN SPM

PENERBITAN SP2D

PEMBAYARAN PENGEMBALIAN PENERIMAAN

PEMBAYARAN TAGIHAN YANG BERSUMBER DARIPENGGUNAAN PNBP

Page 3: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PEMBAYARAN TAGIHAN UNTUK KEGIATAN YANG BERSUMBER DARIPINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI

KOREKSI/RALAT, PEMBATALAN SPP, SPM DAN SP2D

PELAPORAN REALISASI ANGGARAN

PELAKSANAAN PEMBAYARAN PADA AKHIR TAHUN ANGGARAN

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN INTERNAL

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN ANGGARAN

KETENTUAN PERALIHAN

KETENTUAN PENUTUP

Page 4: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …
Page 5: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA berwenang: menunjuk kepala Satker yang berstatus Pegawai Negeri Sipil untuk

melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga sebagai KPA;dan

menetapkan Pejabat Perbendaharaan Negara lainnya, yaitu PPK danPPSPM

Penunjukan Kepala Satker sebagai KPA bersifat ex-officio.

Kewenangan PA untuk menetapkan PPK dan PPSPM dilimpahkan kepada KPA.

Setiap terjadi pergantian jabatan kepala Satker, setelah serah terima jabatanpejabat kepala Satker yang baru langsung menjabat sebagai KPA.

Page 6: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA dlm hal: Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner; Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I; Satker sementara; Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau Satker Lembaga Negara.

Dalam hal Satker yang pimpinannya bukan PNS, PA dapat menunjuk :1. Pejabat lain yang berstatus PNS sebagai KPA.2. Kepala Satker sebagai KPA dengan mempertimbangkan efektivitas

dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran, pelaksanaan kegiatan, dan pencapaian output/kinerja yang ditetapkan dalam DIPA, setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan.Contoh: A. Satker A, Kepala Satkernya bukan PNS, pejabat di bawah kepala

Satker adalah PNS. Maka pejabat di bawah Kepala Satker dapat ditunjuk sebagai KPA.

B. Satker B, Kepala Satkernya bukan PNS, terdapat PNS yang jabatan rendah atau dianggap tidak mampu menjadi KPA. Maka Kepala Satker yang bukan PNS dapat ditunjuk sebagai KPA.

Page 7: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

• KPA menyampaikan surat keputusan penetapan PPK dan/atauPPSPM kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN beserta spesimentanda tangan PPSPM dan cap/stempel Satker;

• Dalam hal PPK atau PPSPM dipindahtugaskan/pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara, KPAmenetapkan PPK atau PPSPM pengganti dengan surat keputusandan berlaku sejak serah terima jabatan.

• PPK dan PPSPM yang penunjukannya berakhir bertanggungjawabuntuk menyelesaikan seluruh administrasi keuangan.

• Penetapan PPK dan PPSPM tidak terikat periode tahun anggaran,dalam hal tidak terdapat penggantian PPK dan/atau PPSPM, makapada awal tahun anggaran, KPA menyampaikan pemberitahuankepada Kepala KPPN.

Page 8: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

1. menyusun DIPA

2. menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkanpengeluaran anggaran belanja Negara;

3. menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan dan perintahpembayaran atas beban anggaran belanja Negara;

4. menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelola anggaran/keuangan;

5. menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;

6. memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana;

7. mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan

8. menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 9: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

a. mengesahkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;

b. merumuskan standar operasional agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah;

c. menyusun sistem pengawasan dan pengendalian agar proses penyelesaian tagihan atas beban APBN dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

d. melakukan pengawasan agar pelaksanaan kegiatan dan pengadaan barang/jasa sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA;

e. melakukan monitoring dan evaluasi agar pembuatan perjanjian/kontrak pengadaan barang/jasa dan pembayaran atas beban APBN sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA serta rencana yang telah ditetapkan;

f. merumuskan kebijakan agar pembayaran atas beban APBN sesuai dengan keluaran (output) yang ditetapkan dalam DIPA; dan

g. Melakukan pengawasan, monitoring, dan evaluasi atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dalam rangka penyusunan laporan keuangan.

Page 10: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

1. menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;– menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan dananya;– menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/TUP– mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA

2. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

3. membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa

4. melaksanakan kegiatan swakelola

5. memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/ kontrak yang dilakukannya

6. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;

7. menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara– menguji kebenaran materiil dan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak tagih kepada

negara; dan/atau– menguji kebenaran dan keabsahan dokumen/surat keputusan yang menjadi

persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai

Page 11: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

8. membuat dan menandatangani SPP

9. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA pelaksanaan kegiatan penyelesaian kegiatan penyelesaian tagihan kepada negara

10. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan

11. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan

12. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa; memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh

pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi

kegiatan; memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara;

dan menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia

barang/jasa.

Page 12: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

a. kelengkapan dokumen tagihanb. kebenaran perhitungan tagihanc. kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas

beban APBNd. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa

sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh penyedia barang/jasa

e. kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak

f. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrakengenai hak tagih kepada negara; dan

g. ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak

Dalam menerbitkan SPP, PPK melakukan pengujian yang meliputi:

Page 13: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

1. menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung;

• kelengkapan dokumen pendukung SPP

• kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK

• kebenaran pengisian format SPP

• kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker

• ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran Satker;

• kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai

• kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang/jasa

• kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan

• kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih;

• kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; dan

• kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian/kontrak

2. menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan;

Tugas dan Wewenang PPSPM

Page 14: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

3. membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan;

4. menerbitkan SPM;

• mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana UP/TUP pada kartu pengawasan DIPA

• menandatangani SPM; dan

• memasukkan Personal Identification Number (PIN) PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada ADK SPM

5. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;

6. melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA; dan

7. melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran.

Tugas dan Wewenang PPSPM

Page 15: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

• Menteri/Ketua Lembaga menetapkan Bendahara Pengeluaran;

• Penetapan Bendahara Pengeluaran dapat didelegasikan kepada Kepala satker

• Pengangkatan Bendahara Pengeluaran tidak terikat periode tahun anggaran.

• Surat Penetapan BP disampaikan kepada PPSPM dan PPK, serta kepada Kepala KPPN dalam rangka penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)

• Bendahara Pengeluaran tidak dapat dirangkap oleh KPA, PPK atau PPSPM.

• Dalam hal tidak terdapat pergantian Bendahara Pengeluaran, penetapan Bendahara Pengeluaran tahun anggaran yang lalu masih tetap berlaku

• Dalam hal Bendahara Pengeluaran dipindahtugaskan/ pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara, Menteri/Pimpinan Lembaga ataukepala Satker menetapkan pejabat pengganti sebagai Bendahara Pengeluaran.

• Bendahara Pengeluaran yang dipindahtugaskan/ pensiun/diberhentikan dari jabatannya/berhalangan sementara bertanggungjawab untuk menyelesaikan seluruh administrasi keuangan;

BENDAHARA PENGELUARAN

Page 16: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Bendahara Pengeluaran melaksanakan tugas kebendaharaan atas uang/surat berharga yang berada dalam pengelolaannya yang meliputi:

Page 17: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Pelaksanaan tugas kebendaharaan Bendahara Pengeluaran meliputi:

1. menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam

pengelolaannya

2. melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK

3. meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPK yaitu:

a. pemeriksaan kebenaran atas hak tagih, meliputi: pihak yang ditunjuk untuk menerima

pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar, jadwal waktu pembayaran, dan

menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.

b. pemeriksaan kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang

disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan

dalam dokumen perjanjian/kontrak; dan

c. pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan kode mata anggaran

pengeluaran (akun 6 digit).

4. menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan

5. melakukan pemotongan/pemungutan penerimaan negara dari pembayaran yang

dilakukannya

6. menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara

7. mengelola rekening tempat penyimpanan UP

8. menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN

selaku kuasa BUN

Page 18: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran, kepala Satker dapat menunjuk beberapa BPP sesuai kebutuhan

BPP harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Bendahara Pengeluaran

Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)

Tugas BPP meliputi:1. Menerima dan menyimpan UP2. melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber dari

UP;3. melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP berdasarkan perintah PPK4. menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk

dibayarkan;5. melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya atas

kewajiban kepada negara6. menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara7. menatausahakan transaksi UP8. menyelenggarakan pembukuan transaksi UP9. mengelola rekening tempat penyimpanan UP

Page 19: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …
Page 20: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran pada DIPA yangmengakibatkan pengeluaran negara, dilakukan melalui pembuatankomitmen.

Pembuatan komitmen dilakukan dalam bentuk:– Perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa; dan/atau– Penetapan keputusan

Pembuatan komitmen melalui penetapan keputusan yangmengakibatkan pengeluaran negara antara lain untuk:– pelaksanaan belanja pegawai– pelaksanaan perjalanan dinas yang dilaksanakan secara swakelola;– pelaksanaan kegiatan swakelola, termasuk pembayaran honorarium

kegiatan; atau– pelaksanaan belanja bantuan sosial dalam bentuk transfer uang

kepada penerima bantuan;

PEMBUATAN KOMITMEN

Page 21: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Bukti-bukti Pendukung atas perjanjian/kontrak

Bukti perjanjian/kontrak Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/jasa Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan Berita Acara Pembayaran Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK, yang dibuat sesuai format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani oleh Wajib Pajak/Bendahara Pengeluaran;

Jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundangan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah; dan/atau

Dokumen lain yang dipersyaratkan khususnya untuk perjanjian/kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjaman atau hibah dalam/luar negeri sebagaimana dipersyaratkan dalam naskah perjanjian pinjaman atau hibah dalam/luar negeri bersangkutan.

Surat Keputusan

Surat Tugas/Surat Perjalanan Dinas

Daftar penerima pembayaran; dan/atau

Dokumen pendukung lainnya sesuai ketentuan.

Bukti-bukti Pendukung atas Penetapan Keputusan

Page 22: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Atas perjanjian/kontrak yang akan dibayar melalui SPM-LS, PPK mencatatkan perjanjian/kontrak danmenyampaikan paling lambat 5 hari kerja setelah ditandatangani perjanjian/kontrak tersebut ke KPPNyang meliputi data:

– nama dan kode Satker serta uraian fungsi/subfungsi, program, kegiatan, output, dan akun yangdigunakan

– nomor Surat Pengesahan dan tanggal DIPA

– nomor, tanggal, dan nilai perjanjian/kontrak yang telah dibuat oleh Satker

– uraian pekerjaan yang diperjanjikan

– data penyedia barang/jasa yang tercantum dalam perjanjian/kontrak antara lain nama rekanan,alamat rekanan, NPWP, nama bank, nama, dan nomor rekening penerima pembayaran

– jangka waktu dan tanggal penyelesaian pekerjaan serta masa pemeliharaan apabila dipersyaratkan;

– ketentuan sanksi apabila terjadi wanprestasi

– addendum perjanjian/kontrak apabila terdapat perubahan data pada perjanjian/kontrak tersebut

– cara pembayaran dan rencana pelaksanaan pembayaran:

sekaligus (nilai ............ rencana bulan ......); atau

secara bertahap (nilai ............ rencana bulan ......).

Alokasi dana yang sudah tercatat dan terikat dengan perjanjian/kontrak tidak dapat digunakan lagi untukkebutuhan lain.

Data perjanjian/kontrak dalam Kartu Pengawasan Kontrak KPPN, digunakan untuk menguji kesesuaiantagihan yang tercantum pada SPM.

Pencatatan Komitmen oleh KPPN

Page 23: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …
Page 24: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Penerbitan SPP LS :

Belanja Pegawai

Langganan Daya dan Jasa

Perjalanan Dinas

Pengadaan Tanah

Honorarium

Page 25: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Dilengkapi dengan:1. Surat Keputusan yang terdapat pernyataan bahwa biaya yang

timbul akibat penerbitan surat keputusan dimaksuddibebankan pada DIPA;

2. Daftar nominatif penerima honorarium yang memuat palingsedikit nama orang, besaran honorarium, dan nomor rekeningmasing-masing penerima honorarium yang ditandatangani olehKPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;

3. SSP PPh Pasal 21 yang ditandatangani oleh BendaharaPengeluaran.

Dilengkapi dengan dokumen pendukung berupa surattagihan penggunaan daya dan jasa yang sah.

Page 26: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Dilengkapi dengan:1. perjalanan dinas jabatan yang sudah dilaksanakan, dilampiri:

a. Daftar nominatif perjalanan dinas; danb. Dokumen pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas jabatan

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenaiperjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri,dan pegawai tidak tetap.

2. perjalanan dinas jabatan yang belum dilaksanakan, dilampiri daftarnominatif perjalanan dinas.

3. Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2ditandatangani oleh PPK yang memuat paling kurang informasi mengenaipihak yang melaksanakan perjalanan dinas (nama, pangkat/golongan),tujuan, tanggal keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yangdiperlukan untuk masing-masing pejabat.

4. perjalanan dinas pindah, dilampiri dengan Dokumen pertanggungjawabanbiaya perjalanan dinas pindah sebagaimana diatur dalam PeraturanMenteri Keuangan mengenai perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabatnegara, pegawai negeri, dan pegawai tidak tetap.

Page 27: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Dilengkapi dengan:1. Daftar nominatif penerima pembayaran uang ganti kerugian yang memuat paling

sedikit nama masing-masing penerima, besaran uang dan nomor rekening masing-masing penerima;

2. foto copy bukti kepemilikan tanah; 3. bukti pembayaran/kuitansi; 4. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) tahun

transaksi;5. Pernyataan dari penjual bahwa tanah tersebut tidak dalam sengketa dan tidak sedang

dalam agunan; 6. Pernyataan dari Pengadilan Negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang

disengketakan bahwa Pengadilan Negeri tersebut dapat menerima uang penitipan ganti kerugian, dalam hal tanah sengketa;

7. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk yang menyatakan bahwa rekening Pengadilan Negeri yang menampung uang titipan tersebut merupakan Rekening Pemerintah Lainnya, dalam hal tanah sengketa;

8. Berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah;9. SSP PPh final atas pelepasan hak; 10. Surat pelepasan hak adat (bila diperlukan); dan 11. Dokumen-dokumen lainnya sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan perundang-

undangan mengenai pengadaan tanah.

Page 28: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepadaPPSPM paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secaralengkap dan benar.

SPP-LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepadaPPSPM paling lambat tanggal 5 sebelum bulan pembayaran.

Dalam hal tanggal 5 dimaksud merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur,penyampaian SPP-LS kepada PPSPM dilakukan paling lambat pada hari kerja sebelum tanggal5.

SPP-LS untuk pembayaran non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepadaPPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara lengkapdan benar dari penerima hak.

Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran belanja bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri.

Penerbitan SPP-LS untuk pembayaran belanja pembayaran kewajiban utang, belanja subsidi, belanja hibah, masing-masing diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri.

Page 29: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …
Page 30: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

KETENTUAN PERUBAHANdalam PMK 178/PMK.05/2018

Perubahan Ketentuan UP 1

Dispensasi Perubahan besaran dan proporsi UP oleh Kepala Kanwil

3

Penghapusan terhadap ketentuan pengembalian Jaminan Uang Muka

5

Pengendalian UP Tunai oleh KPPN4

Pengaturan Proporsi UP Tunai dan KKP2

Ketentuan Peralihan6

Page 31: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Perubahan Ketentuan UP

31

Pengaturan Awal

UP dalam bentuk tunai

Perubahan Pengaturan

Disimpan pada rekening bendahara / brankas

UP digunakan untuk operasional dan kegiatan-kegiatan yang tidak bisa dibayarkan dengan LS

UP dalam bentuk tunai dan kartu kredit

UP tunai disimpan dalam rekening bendahara / brankas

UP Kartu kredit berupa limit belanja kartu kredit yang dipegang oleh pemegang KKP

Besaran UP merupakan total UP Tunai dan UP KKP

UP KKP digunakan untuk kegiatan operasional dan kegiatan yang tidak dapat dibayarkan

dengan LS yang sumber dananya RM

Page 32: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

1. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme Pembayaran LS.

2. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving).

3. Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu) penerima/ penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas.

4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada Kas Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesarRp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Page 33: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

5. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:

Belanja Barang;

Belanja Modal; dan

Belanja Lain-lain.

6. Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian (revolving) UP yang telah digunakan sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam DIPA.

7. Penggantian UP tersebut dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen).

8. Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui Bendahara Pengeluaran, apabila UP yang dikelolanya telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen).

Page 34: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

34

Pagu UPTerbagi dalam 4 (empat)

kelompok pagu belanja yang

dapat dibayarkan dengan UP

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat memberikan dispensasi terhadap perubahan

UP melampaui besaran UP

Proporsi UP Tunai dan KKP sebesar 60% dan 40 %

Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat memberikan dispensasi terhadap perubahan UP melampaui besaran UP dan perubahan proporsi UP

Pengaturan Awal Perubahan Pengaturan

< Rp900 jutauMax. Rp50

jutaRp900 juta s.d. Rp2,4 M Max. Rp100 juta

PaRp2,4 M s.d. Rp6 M Max. Rp200 juta

> Rp6 M Max. Rp500 juta

Pagu UPTerbagi dalam 3 (tiga) kelompok pagu belanja yang dapat dibayarkan dengan UP

< Rp2,4 M Max. Rp100 juta

PaRp2,4 M s.d. Rp6 M Max. Rp200 juta

> Rp6 M Max. Rp500 juta

Page 35: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Pengaturan Dispensasi

35

Kepala Kanwil DJPb dapat memberikan persetujuanUP melampaui besaran mempertimbangkan:

Pengaturan Awal Perubahan Pengaturan

frekuensi penggantian UP tahun lalu lebih dari rata-rata 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan selama 1 (satu)

tahun; dan

perhitungan kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu) bulanmelampaui besaran UP2

1

Kepala Kanwil DJPb dapat memberikan persetujuanDispensasi atas:

Perubahan UP melampaui besaran UP, mempertimbangkan:

Perubahan proporsi besaran UP tunai, mempertimbangkan:

1 frekuensi penggantian UP tahun lalu lebih dari rata-rata 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan selama 1 (satu) tahun; dan

perhitungan kebutuhan penggunaan UP dalam 1 (satu) bulan melampaui besaran UP

2

tidak terdapat atau masih terbatas penyedia barang/jasa yang menerima pembayaran dengan kartu kredit melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) yang

dibuktikan dengan surat pernyataan dari KPA.

Pengecualian Penggunaan UP Tunai 100% tanpa dispensasi, mempertimbangkan:

tidak terdapat penyedia barang/jasa yang dapat menerima pembayaran dengan kartu kredit melalui mesin EDC yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari KPA;

dan

memiliki pagu jenis belanja Satker yang dapat dibayarkan melalui UP sampai dengan Rp2.400.000.000,00 (dua miliar empat ratus juta rupiah).

Pertimbangan yang sama dengan perubahan UP melampaui besaran UP dan

Page 36: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Pengendalian UP

Pengaturan Awal Perubahan Pengaturan

• Surat Pemberitahuan kepada KPA apabila 2 (dua) bulan sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan pengajuan penggantian UP (GUP)

• Pemotongan 25% apabila 1 (satu) bulan setelah surat pemberitahuan ke-1 tidak GUP

• Pemotongan 50% apabila 1 (satu) bulan setelah surat pemberitahuan ke-2 tidak GUP

• Surat Pemberitahuan kepada KPA apabila 1 (satu) bulan sejak SP2D-UP Tunai diterbitkan belum dilakukan pengajuan penggantian UP (GUP) Tunai

• Pemotongan 25% apabila 1 (satu) bulan setelah surat pemberitahuan ke-1 tidak GUP Tunai

• Pemotongan 50% apabila 1 (satu) bulan setelah surat pemberitahuan ke-2 tidak GUP Tunai

Page 37: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

1. Persetujuan TUP dilakukan oleh Kepala KPPN (nilai berapapun) dengan disertai:

– Rincian Rencana Pengguna TUP; dan

– Surat Pernyataan dari KPA bahwa TUP:

digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejaktanggal SP2D diterbitkan; dan

tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS.

2. Kepala KPPN melakukan penilaian atas pengajuan TUP meliputi:

– pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP bukan merupakanpengeluaran yang harus dilakukan dengan pembayaran LS;

– pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP masih/cukup tersediadananya dalam DIPA;

– TUP sebelumnya sudah dipertanggungjawabkan seluruhnya; dan

– TUP sebelumnya yang tidak digunakan telah disetor ke Kas Negara.

3. KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu)bulan dengan pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan memerlukan waktumelebihi 1 (satu) bulan.

Page 38: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

4. TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapatdilakukan secara bertahap.

5. Bila 1 bulan (sesuai waktu pertanggungjawab UP) belum dilakukanpengesahan dan pertanggungjawaban TUP, maka Kepala KPPNmenyampaikan surat teguran TP kepada KPA.

6. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara palinglambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu pengajuanpertanggungjawaban TUP. (SPM-PTUP)

7. Kepala KPPN dapat menyetujui permohonan perpanjanganpertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, dengan pertimbangan:

– KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah dipergunakan; dan

– KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1 (satu) bulan berikutnya.

Page 39: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

1. Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas UP berdasarkan Surat Perintah Bayar (SPBy) yang dilampiri bukti2 pengeluaran yang disetujui dan ditandatangani oleh PPK.

2. Dalam hal pembayaran yang dilakukan Bendahara Pengeluaran merupakan uang muka kerja, SPBy dilampiri:

– rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;

– rincian kebutuhan dana; dan

– batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja;

3. Berdasarkan SPBy yang diterimanya, Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan:

– pengujian atas tagihan pada SPBy; dan

– pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy yang diajukan dan menyetorkan ke kas negara.

4. Dalam hal pengujian SPBy tidak memenuhi persyaratan, Bendahara Pengeluaran/BPP harus menolak SPBy yang diajukan oleh PPK.

5. Dalam hal sampai batas waktu pertanggungjawaban , penerima uang muka kerja belum menyampaikan bukti pengeluaran, Bendahara Pengeluaran/BPP menyampaikan permintaan tertulis agar penerima uang muka kerja segera mempertanggungjawabkan uang muka kerja.

Page 40: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PPK menerbitkan SPP-GUP untuk pengisian kembali UP.

Penerbitan SPP-GUP dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagaiberikut:a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;b. Bukti pengeluaran;c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dand. faktur pajak (jika ada)

Sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan pembayaran dengan UPminimal sama dengan nilai UP yang dikelola oleh BendaharaPengeluaran.

SPP-GUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti pendukung diterima secaralengkap dan benar.

Page 41: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Dokumen pendukung SPP-GUP Nihil sama denganSPP-GUP

Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam hal: sisa dana pada DIPA yang dapat dibayarkan dengan UP

minimal sama dengan besaran UP yang diberikan; sebagai pertanggungjawaban UP yang dilakukan pada

akhir tahun anggaran; atau UP tidak diperlukan lagi.

Penerbitan SPP-GUP Nihil merupakan pengesahan/pertanggungjawaban UP.

Page 42: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan dokumenmeliputi:a. Rincian penggunaan dana yang ditandatangani oleh KPA/PPK

dan Bendahara Pengeluaran;b. Surat Pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan bahwa TUP

digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak digunakanuntuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaranLS;

c. Surat permohonan TUP yang telah memperoleh persetujuanTUP dari Kepala KPPN.

SPP TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPMpaling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya persetujuanTUP dan Kepala KPPN

Page 43: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PPK menerbitkan SPP-PTUP sebagai pengesahan/ pertanggungjawaban atas TUP

Dokumen pendukung penerbitan SPP-PTUP:a. Daftar rincian penerimaan pembayaran;b. Bukti pengeluaran: Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan PPK beserta

fatur pajak dan SSP; dan Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen

pendukung lainnya yang diperlukan yang telah disahkanPPK

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.

SPP-PTUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima)hari kerja sebelum batas akhir pertanggungjawaban TUP.

Page 44: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …
Page 45: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

a. Kelengkapan dokumen pendukung SPP;b. Kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK;c. Kebenaran pengisian format SPP;d. Kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja

Anggaran Satker;e. Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana kerja

anggaran satker;f. Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan

/kelengkapan pembayaran belanja pegawai;g. Kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan/

kelengkapan sehubungan dengan pengadaan barang/jasa;h. Kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP

sehubungan dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan;i. Kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan

dari pihak yang mempunyai hak tagih;j. Kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh

pihak yang mempunyai hak tagih kepada negara; dank. Kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam

perjanjian kontrak.

Page 46: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

1. Jangka waktu penerbitan:

SPP-UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja;

SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari kerja;

SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja; dan

SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja.

2. Dalam hal PPSPM menolak/mengembalikan SPP karena dokumen pendukung tagihan tidak lengkap dan benar, maka PPSPM harus menyatakan secara tertulis alasan penolakan/pengembalian tersebut paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya SPP.

3. Seluruh bukti pengeluaran sebagai dasar pengujian dan penerbitan SPM disimpan oleh PPSPM, menjadi bahan pemeriksaan bagi aparat pemeriksa internal dan eksternal.

Page 47: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

5. Penerbitan SPM oleh PPSPM dilakukan melalui sistem aplikasiyang disediakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

6. SPM yang diterbitkan melalui sistem aplikasi SPM tersebutmemuat Personal Identification Number (PIN) PPSPM sebagaitanda tangan elektronik pada ADK SPM dari penerbit SPM yangsah.

7. Dalam penerbitan SPM melalui sistem aplikasi, PPSPMbertanggung jawab atas:a. keamanan data pada aplikasi SPM;b. kebenaran SPM dan kesesuaian antara data pada SPM

dengan data pada ADK SPM; danc. penggunaan Personal Identification Number (PIN) pada ADK

SPM.

Page 48: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

1. PPSPM menyampaikan SPM dalam rangkap 2 (dua) beserta ADK SPM kepada KPPN.

2. Penyampaian SPM-UP, SPM-TUP, dan SPM-LS diatur sebagai berikut:

a. SPM-UP dilampiri surat pernyataan dari KPA yang dibuat sesuai format;

b. SPM-TUP dilampiri surat persetujuan pemberian TUP dari Kepala KPPN; atau

c. SPM-LS dilampiri Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti setor lainnya,dan/atau daftar nominatif untuk yang lebih dari 1 (satu) penerima.

3. Penyampaian SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri, disamping mengacupada angka 1 dan 2 juga disertai dengan Faktur Pajak.

4. Khusus untuk penyampaian SPM-LS dalam rangka pembayaran jaminan uang muka atas perjanjian/kontrak, juga dilampiri dengan:

a. Asli surat jaminan uang muka;

b. Asli surat kuasa bematerai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN untukmencairkan jaminan uang muka; dan

c. Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit jaminan uang muka sesuai Peraturan Presiden mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.

Page 49: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

5. PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2(dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan.

6. SPM-LS untuk pembayaran gaji induk disampaikan kepadaKPPN paling lambat tanggal 15 sebelum bulan pembayaran.

7. Dalam hal tanggal 15 dimaksud merupakan hari libur atau hariyang dinyatakan libur, maka penyampaian SPM-LS untukpembayaran gaji induk kepada KPPN dilakukan paling lambat1 (satu) hari kerja sebelum tanggal 15, kecuali untuk Satkeryang kondisi geografis dan transportasinya sulit, denganmemperhitungkan waktu yang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 50: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

8. Penyampaian SPM kepada KPPN dilakukan oleh PetugasPengantar SPM yang sah dan ditetapkan oleh KPA denganketentuan sebagai berikut:

a. Petugas Pengantar SPM menyampaikan SPM beserta dokumenpendukung dan ADK SPM melalui front office Penerimaan SPMpada KPPN;

b. Petugas Pengantar SPM harus menunjukkan Kartu IdentitasPetugas Satker (KIPS) pada saat menyampaikan SPM kepadaPetugas Front Office; dan

c. Dalam hal SPM tidak dapat disampaikan secara langsung keKPPN, penyampaian SPM beserta dokumen pendukung danADK SPM dapat melalui Kantor Pos/Jasa Pengiriman resmi.

9. Untuk penyampaian SPM melalui kantor pos/jasa pengirimanresmi, KPA terlebih dahulu menyampaikan konfirmasi/pemberitahuan kepada Kepala KPPN.

Page 51: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …
Page 52: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Penelitian dan Pengujian SPM oleh KPPN

SPM yang diajukan ke KPPN digunakan sebagai dasar penerbitan SP2D.

Dalam pencairan anggaran belanjanegara, KPPN melakukan penelitiandan pengujian atas SPM yang disampaikan oleh PPSPM.

Page 53: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …
Page 54: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

KPPN menerbitkan SP2D setelah penelitian dan pengujian telahmemenuhi syarat.

Dalam hal hasil penelitian dan pengujian tidak memenuhi syarat,Kepala KPPN mengembalikan SPM beserta dokumen pendukungsecara tertulis.

KPPN tidak dapat menerbitkan SP2D apabila Satker belummengirimkan:a. Data perjanjian/kontrak beserta ADK untuk pembayaran melalui

SPM-LS kepada pihak ketiga; ataub. Daftar perubahan data pegawai beserta ADK

Penyelesaian SP2D dilakukan dengan prosedur standar operasionaldan norma waktu yang ditetapkan oleh Direktur JenderalPerbendaharaan.

Page 55: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …
Page 56: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Setiap keterlanjuran setoran ke Kas Negara dan/atau kelebihanpenerimaan negara dapat dimintakan pengembaliannya.

Permintaan pengembalian dapat dilakukan berdasarkan surat-surat bukti setoran yang sah.

Pembayaran pengembalian keterlanjuran setoran dan/ataukelebihan penerimaan negara harus diperhitungkan terlebihdahulu dengan utang pada negara.

Pembayaran pengembalian dilaksanakan berdasarkanmekanisme yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangantersendiri.

Page 57: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …
Page 58: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

• Pembayaran tagihan atas beban belanja negara yangbersumber dari penggunaan PNBP, dilakukan sebagaiberikut:

a. Satker pengguna PNBP menggunakan PNBP sesuai dengan jenis PNBPdan batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan sesuai yang ditetapkanoleh Menteri Keuangan.

b. Batas tertinggi PNBP yang dapat digunakan merupakan maksimumpencairan dana yang dapat dilakukan oleh Satker berkenaan.

c. Satker dapat menggunakan PNBP setelah PNBP disetor ke kas negaraberdasarkan konfirmasi dari KPPN.

d. Dalam hal PNBP yang ditetapkan penggunaannya secara terpusat,pembayaran dilakukan berdasarkan Pagu Pencairan sesuai SuratEdaran/Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan.

e. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak bolehmelampaui pagu PNBP Satker yang bersangkutan dalam DIPA.

f. Dalam hal realisasi PNBP melampaui target dalam DIPA, penambahanpagu dalam DIPA dilaksanakan setelah mendapat persetujuan MenteriKeuangan c.q Direktur Jenderal Anggaran.

Page 59: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Satker pengguna PNBP dapat diberikan UP sebesar 20% (dua puluh persen)dari realisasi PNBP yang dapat digunakan sesuai pagu PNBP dalam DIPAmaksimum sebesar Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Realisasi PNBP termasuk sisa Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP tahunanggaran sebelumnya.

Dalam hal UP tidak mencukupi dapat mengajukan TUP sebesar kebutuhan riil1 (satu) bulan dengan memperhatikan batas Maksimum Pencairan (MP).

Pembayaran UP/TUP untuk Satker Pengguna PNBP dilakukan terpisah dariUP/TUP yang berasal dari Rupiah Murni.

Satker pengguna PNBP yang belum memperoleh Maksimum Pencairan (MP)dana PNBP dapat diberikan UP sebesar maksimal 1/12 (satu perduabelas) daripagu dana PNBP pada DIPA, maksimal sebesar Rp200.000.000,- (dua ratusjuta rupiah), dapat dilakukan untuk pengguna PNBP:

a. yang telah memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP namunbelum mencapai 1/12 (satu perduabelas) dari pagu dana PNBP padaDIPA; atau

b. yang belum memperoleh Pagu Pencairan.

Page 60: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Penggantian UP atas pemberian UP dilakukan setelah Satker pengguna PNBPmemperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP paling sedikit sebesar UPyang diberikan.

Penyesuaian besaran UP dapat dilakukan terhadap Satker pengguna PNBPyang telah memperoleh Maksimum Pencairan (MP) dana PNBP melebihi UPyang telah diberikan.

Dana yang berasal dari PNBP dapat dicairkan maksimal sesuai formulasebagai berikut:

MP = (PPP x JS) – JPSMP : Maksimum PencairanPPP : proporsi pagu pengeluaran terhadap pendapatan sesuai dengan yang

ditetapkan oleh Menteri KeuanganJS : jumlah setoranJPS : jumlah pencairan dana sebelumnya sampai dengan SPM terakhir yang

diterbitkan

Page 61: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Tata cara penerbitan dan pengujian SPP dan SPM-UP/ TUP/PTUP/GUP/GUPNihil/LS dari dana yang bersumber dari PNBP mengacu pada mekanismedalam Peraturan Menteri ini.

Penyampaian SPM atas beban PNBP juga dilampiri :a. bukti setor PNBP yang telah dikonfirmasi oleh KPPN; danb. Daftar Perhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP) dibuat sesuai

format

Untuk Satker pengguna PNBP secara terpusat, penyampaian SPM mengacupada mekanisme penyampaian SPM bukan PNBP.

KPPN melakukan penelitian terhadap kebenaran perhitungan dalam DaftarPerhitungan Jumlah Maksimum Pencairan (MP).

Page 62: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

DAFTAR PERHITUNGANJUMLAH MAKSIMAL PENCAIRAN DANA (MP) SATKER PENGGUNA PNBP

TAHUN ANGGARAN 2013

1 Nama dan kode Kantor/Satker : (..................)

2 Nama dan kode Kegiatan : (..................)

3 Nomor dan tanggal DIPA :

4 Target Pendapatan : 100.000.000

5 Pagu Pengeluaran : 90.000.000

6 Perhitungan Maksimum Pencairan Dana :

a. Jumlah Setoran PNBP TA yang lalu (TA 2012) 150.000.000

b. Maksimum Pencairan Dana TA yang lalu (90% x 6.a) / TA 2012 135.000.000

c. Realisasi Pencairan Dana TA yg lalu (maks. sesuai Pagu DIPA TA 2012) 90.000.000

d. Sisa Dana Tahun Anggaran yang lalu (b – c) / TA 2012 45.000.000

e. Sisa UP dan TUP TA yang lalu (TA 2012) 10.000.000

f. Sisa MP TA yang lalu yang dapat digunakan sebelum diperoleh realisasi PNBP TA berjalan (d – e)/ TA 2013

35.000.000

g. SP2D TA berjalan yang dicairkan dari 6.f (TA 2013) 35.000.000

Apabila nilai rupiah 6.f yang merupakan kelebihan target PNBP tahun lalu yang akan digunakan sebagaipenambah target penerimaan TA berjalan, maka nilai realisasi SP2D TA berjalan dicantumkan pada 6.g.sampai nilainya maksimal sebesar 6.f. atau dapat menggunakan PNBP TA berjalan sepanjang MP padakolom 7.b lebih besar dari realisasi SP2D pada 7.c.

Selanjutnya angka pada 6.g dicantumkan pada kolom 7.c sesuai jenis SP2D

Page 63: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

DAFTAR PERHITUNGANJUMLAH MAKSIMAL PENCAIRAN DANA (MP) SATKER PENGGUNA PNBP

7 Perhitungan Maksimum Pencairan Dana Berikutnya :

a. Setoran PNBP TA berjalan (TA 2013) 50.000.000

b. Maksimum Pencairan Dana TA berjalan (90% x 7.a) / (TA 2013) 45.000.000

c. Realisasi pencairan dana TA berjalan (TA 2013)s.d SP2D lalu (termasuk jumlah SP2D yang telah dicairkan pada huruf 6.g):

1) SP2D-UP Rp. 10.000.000

2) SP2D-TUP Rp. 5.000.000

3) SP2D-GUP Rp. 5.000.000

4) SP2D-LS Rp. 15.000.000

5) Jumlah Rp. 35.000.000

d. SPM UP/TUP/GUP/LS yang dapat diajukan berikutnya (7.b –7.c.5) ..................................

10.000.000

Pencairan dana berikutnya dapat dilakukan apabila MP pada 7.b lebih besar darirealisasi SP2D 7.c.5.

Page 64: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Besarnya pencairan dana PNBP secara

keseluruhan tidak boleh melampaui pagu PNBP

dalam DIPA Satker yang bersangkutan.

Pasal 66 huruf e

Page 65: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …
Page 66: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

• Koreksi/ralat SPP, SPM, dan SP2D hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan:

a. Perubahan jumlah uang pada SPP, SPM dan SP2D;

b. Sisa pagu anggaran pada DIPA/POK menjadi minus; atau

c. perubahan kode Bagian Anggaran, eselon I, dan Satker.

• Dalam hal diperlukan perubahan kode Bagian Anggaran, eselon I, dan Satker, dapatdilakukan dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direktur JenderalPerbendaharaan.

• Koreksi/ralat SPP, SPM, dan SP2D dapat dilakukan untuk:

a. Memperbaiki uraian pengeluaran dan kode BAS selain perubahan kode;

b. pencantuman kode pada SPM yang meliputi kode jenis SPM, cara bayar, tahunanggaran, jenis pembayaran, sifat pembayaran, sumber dana, cara penarikan, nomorregister; atau

c. koreksi/ralat penulisan nomor dan nama rekening, nama bank yang tercantum padaSPP, SPM dan SP2D beserta dokumen pendukungnya yang disebabkan terjadinyakegagalan transfer dana.

• Koreksi/ralat SPM dan ADK SPM hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaankoreksi/ralat SPM dan ADK SPM secara tertulis dari PPK.

• Koreksi/ralat kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit) pada ADK SPM dapatdilakukan berdasarkan permintaan koreksi/ralat ADK SPM secara tertulis dari PPKsepanjang tidak mengubah SPM.

• Koreksi/ralat SP2D hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan koreksi SP2D secaratertulis dari PPSPM dengan disertai SPM dan ADK yang telah diperbaiki.

Page 67: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

• Pembatalan SPP hanya dapat dilakukan oleh PPK sepanjangSP2D belum diterbitkan.

• Pembatalan SPM hanya dapat dilakukan oleh PPSPM secaratertulis sepanjang SP2D belum diterbitkan.

• Dalam hal SP2D telah diterbitkan dan belum mendebet kasnegara, pembatalan SPM dapat dilakukan setelah mendapatpersetujuan Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabatyang ditunjuk.

• Koreksi SP2D atau daftar nominatif untuk penerima lebihdari satu rekening hanya dapat dilakukan oleh Kepala KPPNberdasarkan permintaan KPA.

• Pembatalan SP2D tidak dapat dilakukan dalam hal SP2Dtelah mendebet Kas Negara.

Page 68: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PMK 134/PMK.06/2005 berserta petunjuk

pelaksanaannya yaitu Peraturan Direktur

Jenderal Perbendaharaan Nomor:

1. PER-66/PB/2005

2. PER-57/PB/2010

3. PER-11/PB/2011 dan

4. PER-41/PB/2012

Dengan diberlakukannya PMK 190/PMK.05/2012

Dinyatakan tidak berlaku lagi

Page 69: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Sekian dan terima kasih

Page 70: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

SPP-LS UNTUK PEMBAYARANBELANJA PEGAWAI

Page 71: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PROSES BISNIS PENCAIRAN

BELANJA PEGAWAI (BAGI SATKER YANG TELAH MELAKUKAN PENGALIHAN

PENGELOLAAN ADMINSTRASI BELANJA PEGAWAI)

Page 72: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PPABP

melakukan pencatatan data kepegawaian secara elektronik dan/ataumanual secara tertib, teratur, dan berkesinambungan

melakukan penatausahaan dokumen pendukung kepegawaian dalamdosir setiap pegawai secara tertib dan teratur

memproses pembuatan Daftar Gaji induk, dan pembuatan DaftarPermintaan Perhitungan Belanja Pegawai lainnya

memproses pembuatan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran(SKPP)

menyampaikan Daftar Permintaan Belanja Pegawai, ADK PerubahanData Pegawai, ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai,dan dokumen pendukungnya kepada PPK

mencetak Kartu Pengawasan Belanja Pegawai Perorangan setiapawal tahun dan/atau apabila diperlukan; dan tugas-tugas lain yangberhubungan dengan belanja pegawai

Page 73: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PROSES BISNIS PPK - PPABP

1. PPK:

memerintahkan PPABP untuk merekam dokumen sumber kepegawaian sebagai dasar perubahan data pegawai.

2. PPABP:

a. merekam seluruh elemen data setiap dokumen sumber yangberakibat pada perubahan/mutasi data kepegawaian padaaplikasi GPP;

b. memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen sumber yangdirekam ke dalam aplikasi GPP;

c. memproses perhitungan gaji, membuat ADK Perubahan DataPegawai, ADK Belanja Pegawai, dan Daftar Perubahan DataPegawai ;

d. menyampaikan daftar gaji, ADK Perubahan Data Pegawai, ADKBelanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai, dan dokumenpendukungnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Page 74: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PROSES BISNIS PPK - PPSPM

1. PPK:

a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;

b. menyampaikan SPP dilengkapi daftar gaji, ADK Perubahan DataPegawai, ADK Belanja Pegawai, Daftar Perubahan Data Pegawai, dandokumen pendukungnya termasuk SSP kepada Pejabat PenandatanganSPM(PPSPM).

2. PPSPM menguji:

a. kelengkapan dokumen pendukung SPP

b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK

c. kebenaran pengisian format SPP

d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana KerjaAnggaran Satker

e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/RencanaKerja Anggaran Satker

f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadipersyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan

g. kebenaran perhitungan gaji serta kewajiban di bidang perpajakan

Page 75: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

2. PPSPM :

a. mencetak dan menandatangani Daftar PerubahanPegawai;

b. membuat ADK Belanja Pegawai dan ADK Perubahan DataPegawai;

c. mencetak dan menandatangani SPM (dalam rangkap 2);

d. membuat ADK SPM dan memasukkan PIN PPSPM kedalam ADK SPM;

e. menandatangani SSP;

f. SPM, ADK SPM, Daftar Perubahan Pegawai, ADKPerubahan Data Pegawai, dan SSP disampaikan ke KPPN.

PROSES BISNIS PPSPM - KPPN

Page 76: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

I. Pencatatan Perubahan Data Pegawai

Dokumen kepegawaian pada dasarnya adalah komitmen yang harusdicatat lebih dulu sebelum tagihan diajukan.

II. Pengujian perubahan data pegawai

Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa terdapat kesesuaianantara Daftar Perubahan Data Pegawai dengan ADK.

III. Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk menguji bahwa setiap perubahan eleman padadaftar gaji didukung dengan dokumen kepegawaian yang telahdicatatkan.

IV. Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang dituangkan dalamSPM sesuai dengan perhitungan daftar gaji yang telah dicatatkan.

PENGUJIAN TAGIHAN BELANJA PEGAWAI DI KPPN

Page 77: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

SATKER KPPN

ADK BPPADK SPMRekap Daftar GajiDokumen PendukungDaftar Perubahan

Rekon Gaji

DB Gaji

Salah

DB SP2D

Salah

Aplikasi Gaji

Verifikasi SPM &Cek Rekon Gaji

Benar

Aplikasi SP2D

SP2D

Hapus DataRekon

Benar

ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI (EXISTING)

Page 78: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

• PPK • PPABP

PP-SPM

ALUR PENGUJIAN GAJI PADA SATKER

Rekam PerubahanData Pegawai

1.Proses Gaji2.Buat SPP

Buat ADK :• Perubahan Data

Pegawai• ADK Bel. Pegawai

Cetak DaftarPerubahan

Buat ADK (final) :• Perubahan Data

Pegawai• ADK Bel. Pegawai

DB Gaji

Satker

Salah

Kirim keKPPN

Pengujian

kesesuaian

dengan dokumen

pendukung

ADK PerubahanDaftar Perubahan ADK GajiADK SPMSSP

Page 79: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

Satker FO-KPPN

ALUR PENGUJIAN GAJI PADA KPPN (TA. 2013)

Pengajuan

Salah

ADK PerubahanDaftar Perubahan ADK GajiADK SPMSSP

DBGaji

Restore ADK

Perubahan

Salah

1. Transfer ADK

Perubahan

2. Scan Barcode

Daftar

Perubahan

1. Transfer ADK SPM

2. Scan Barcode SPM

3. Pengujian kesesuaian

dengan ADK Belanja

Pegawai

4. Pengujian PIN

PPSPM

5. Pengujian Pagu

Restore ADK

Bel. Pegawai

1. Transfer ADK Bel.

Pegawai

2. Pengujian

dengan ADK

Perubahan

Salah

Terima ADK

SPM

DB SP2D

Page 80: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PROSES BISNIS PENCAIRAN

BELANJA PEGAWAI (BAGI SATKER YANG BELUM MELAKUKAN PENGALIHAN

PENGELOLAAN ADMINSTRASI BELANJA PEGAWAI)

Page 81: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PROSES BISNIS PPK - PPABP

1. PPK:

menyerahkan dokumen kepegawaian kepada PDG sebagai dasar perubahan daftar gaji bulan yang akan datang.

2. PPABP:

a. memastikan kebenaran dan keabsahan dokumen sumberyang direkam ke dalam aplikasi GPP;

b. membuat daftar perubahan pegawai sesuai nomor urutdalam daftar gaji;

c. memproses perhitungan gaji dan mencetak daftar gaji;

d. menyampaikan daftar gaji dan dokumen pendukungnyakepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Page 82: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

PROSES BISNIS PPK - PPSPM

1. PPK:

a. menerbitkan SPP menggunakan aplikasi SPM ;

b. menyampaikan SPP dilengkapi Daftar Gaji, Daftar Perubahan DataPegawai, dan dokumen pendukungnya termasuk SSP kepada PejabatPenandatangan SPM(PPSPM).

2. PPSPM menguji:

a. kelengkapan dokumen pendukung SPP

b. kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK

c. kebenaran pengisian format SPP

d. kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana KerjaAnggaran Satker

e. ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/RencanaKerja Anggaran Satker

f. kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadipersyaratan/kelengkapan pembayaran gaji, dan

g. kebenaran perhitungan gaji serta kewajiban di bidang perpajakan

Page 83: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

2. PPSPM :

a. mencetak dan menandatangani SPM (dalam rangkap 2);

b. membuat ADK SPM dan memasukkan PIN PPSPM kedalam ADK SPM;

c. menandatangani SSP;

d. SPM, ADK SPM, Daftar Gaji lengkap (dalam 2 rangkap),Daftar Perubahan Pegawai, dan SSP disampaikan ke KPPN.

PROSES BISNIS PPSPM - KPPN

Page 84: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

I. Pengujian perubahan data pegawai

Proses ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiapperubahan data pegawai yang dicantumkan dalam DaftarPerubahan Data Pegawai telah didukung dengan dokumenkepegawaian yang sah.

II. Pengujian Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk menguji kebenaran perhitungan dalam daftargaji serta setiap perubahan eleman pada daftar gaji sesuaidengan dokumen kepegawaian yang dilampirkan.

III. Pengujian SPM dengan Perhitungan Belanja Pegawai

Proses ini untuk memastikan bahwa tagihan yang dituangkandalam SPM sesuai dengan perhitungan daftar gaji.

PENGUJIAN TAGIHAN BELANJA PEGAWAI DI KPPN

Page 85: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

1. Satker di lingkungan Kementerian Pertahanan (TNI)

2. Satker di lingkungan Polri (diberikan batas waktu sampaidengan bulan Juni 2013)

3. Satker yang membayar Hak Keuangan Pejabat Negara (tidakmenggunakan sebutan gaji), Pejabat setingkat Menteri(Kepala BPN dsb.), Wakil Menteri, Komisioner non PejabatNegara (KPAI, KPU, Komnas HAM dsb.)

4. Satker Kementerian Luar Negeri untuk gaji PNS yangditugaskan pada Perwakilan RI di Luar Negeri

KEMENTERIAN/LEMBAGA/SATKER YANG BELUM MELAKUKANPENGALIHAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI BELANJA PEGAWAI

Page 86: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 …

SATKER KPPN

ADK SPMDaftar Gaji lengkapDokumen PendukungDaftar Perubahan

Salah

DB SP2D

Salah

Verifikasi Daftar Gaji & Dokumen pendukung

Petugas MO

SP2D

Benar

ALUR PEMBAYARAN BELANJA PEGAWAI

(SATKER YANG BELUM PENGALIHAN)

Petugas FO

Verifikasi kelengkapan SPM