peraturan kpum no 1 tahunh 2015

38
KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM MAHASISWA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA Menimbang : a. Bahwa Pemilihan Umum Mahasiswa merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan mahasiswa dalam pemerintahan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan; b. Bahwa sesuai dengan tuntutan dan perkembangan dinamika mahasiswa, pemilihan umum mahasiswa diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa tingkat Universitas dan memilih Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan; c. Bahwa pemilihan umum mahasiswa perlu diselenggarakan secara lebih berkualitas dengan partisipasi mahasiswa seluas-luasnya dan dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil;

Upload: kpum-uad

Post on 26-Sep-2015

84 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Peraturan KPUM No 1 tahun 2015

TRANSCRIPT

  • KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

    PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

    NOMOR 1 TAHUN 2015

    TENTANG

    PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

    TAHUN 2015

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

    Menimbang :

    a. Bahwa Pemilihan Umum Mahasiswa merupakan

    sarana untuk mewujudkan kedaulatan mahasiswa

    dalam pemerintahan mahasiswa Universitas

    Ahmad Dahlan;

    b. Bahwa sesuai dengan tuntutan dan perkembangan

    dinamika mahasiswa, pemilihan umum

    mahasiswa diselenggarakan untuk memilih

    anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa tingkat

    Universitas dan memilih Presiden dan Wakil

    Presiden Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan;

    c. Bahwa pemilihan umum mahasiswa perlu

    diselenggarakan secara lebih berkualitas dengan

    partisipasi mahasiswa seluas-luasnya dan

    dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum,

    bebas, rahasia, jujur, dan adil;

  • d. Bahwa pemilihan umum mahasiswa untuk

    memilih anggota lembaga perwakilan harus

    mampu menjamin prinsip keterwakilan,

    akuntabilitas, dan legitimasi;

    e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

    dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,

    bahwa untuk memberikan kepastian hukum terkait

    tata cara penyelenggaraan PEMILIHAN UMUM

    MAHASISWA maka diperlukan peraturan

    Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Tentang

    Penyelenggaraan Pemilihan Umum Mahasiswa;

    Mengingat :

    1. Ketentuan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2015

    Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum

    Mahasiswa sebagai Perubahan atas Undang-

    Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

    Penyelenggara Pemilihan Umum Mahasiswa.

    2. Ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015

    Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa sebagai

    Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun

    2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa

    Presiden Mahasiswa dan Anggota Dewan

    Perwakilan Mahasiswa.

    3. Ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015

    Tentang Partai Mahasiswa Universitas Ahmad

    Dahlan sebagai Perubahan atas Undang-Undang

    Nomor 3 tahun 2014 Tentang Partai Mahasiswa

    Universitas Ahmad Dahlan.

  • Memutuskan:

    Menetapkan :

    PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

    MAHASISWA

    TENTANG

    PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM

    MAHASISWA TAHUN 2015

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

    1. Pemilihan Umum Mahasiswa yang selanjutnya

    disebut dengan PEMILWA adalah sarana

    pelaksanaan kedaulatan mahasiswa di Universitas

    Ahmad Dahlan.

    2. Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas

    Ahmad Dahlan yang selanjutnya disebut DPM

    UAD adalah lembaga legislatif Mahasiswa tingkat

    universitas.

    3. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Ahmad

    Dahlan yang selanjutnya disebut BEM UAD

    adalah lembaga eksekutif Mahasiswa tingkat

    universitas.

    4. Pasangan Presiden dan Wakil Presiden

    Mahasiswa adalah pasangan ketua dan wakil

    ketua BEM UAD.

    5. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden

    Mahasiswa yang selanjutnya disebut bakal calon

    adalah pasangan yang diusulkan oleh Partai

  • Mahasiswa atau Gabungan Partai Mahasiswa

    untuk dipilih dalam pemilihan umum Presiden

    dan Wakil Presiden Mahasiswa.

    6. Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa yang

    selanjutnya disebut KPUM adalah panitia

    pelaksana PEMILWA.

    7. Panitia Pemungutan Suara Pemilihan Umum

    Mahasiswa yang selanjutnya disebut PPS adalah

    panitia yang bertugas melakukan pemungutan,

    dan penghitungan suara di tempat pemungutan

    suara.

    8. Tempat Pemungutan Suara Pemilihan Umum

    Mahasiswa yang selanjutnya disebut sebagai TPS

    adalah tempat yang digunakan untuk melakukan

    pemungutan suara.

    9. Partai Mahasiswa adalah organisasi yang dibentuk

    oleh sekelompok mahasiswa UAD untuk

    mengikuti PEMILWA sebagaimana diatur dalam

    Undang-Undang Partai Mahasiswa.

    10. Dewan Pimpinan Pusat yang kemudian disingkat

    DPP Partai adalah struktur pimpinan Partai

    Mahasiswa di tingkat Universitas.

    11. Dewan Pimpinan Wilayah yang kemudian

    disingkat DPW adalah struktur pimpinan Partai

    Mahasiswa di tingkat Fakultas.

    12. Bilangan Pembagi Pemilih yang selanjutnya

    disebut sebagai BPP adalah bilangan yang

    diperoleh dari hasil pembagian total suara sah

    dengan jumlah kursi Dewan Perwakilan

    Mahasiswa UAD untuk menentukan jumlah

    perolehan kursi Partai Mahasiswa peserta

    PEMILWA.

  • 13. Kampanye PEMILWA adalah kegiatan peserta

    PEMILWA dan/atau calon anggota Dewan

    Perwakilan Mahasiswa, dan/atau pasangan calon

    Presiden dan calon Wakil Presiden untuk

    meyakinkan para pemilih dengan menawarkan

    visi, misi dan program-programnya.

    14. Saksi pasangan calon dan/atau calon anggota

    Dewan Perwakilan Mahasiswa selanjutnya

    disebut SAKSI berada di setiap TPS terdiri dari 1

    (satu) orang yang ditunjuk oleh Partai mahasiswa.

    15. Tahapan penyelenggaraan PEMILWA adalah

    rangkaian kegiatan PEMILWA yang dimulai dari

    pendataan pemilih, pendaftaran peserta

    PEMILWA, penetapan peserta PEMILWA,

    pencalonan anggota DPM, pencalonan pasangan

    calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa,

    kampanye, pemungutan dan penghitungan suara,

    penetapan hasil PEMILWA.

    BAB II

    Panitia Pemungutan Suara (PPS)

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 2

    Mekanisme pembentukan PPS, meliputi :

    (1) KPU M mengumumkan secara luas pendaftaran

    Panitia Pemungutan Suara;

    (2) KPU M membuka pendaftaran anggota Panitia

    Pemungutan Suara secara luas untuk Mahasiswa

    umum pada masa pendaftaran yang telah

    ditetapkan;

  • (3) Calon anggota Panitia Pemungutan Suara

    mendaftarkan diri secara langsung kepada KPU M

    dengan memenuhi persyaratan dan kelengkapan

    administrasi sebagaimana diatur dalam aturan ini :

    a. mengisi formulir pendaftaran (disediakan

    oleh KPUM);

    b. fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)

    yang masih berlaku;

    c. pas foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 4

    (empat) lembar;

    d. surat pernyataan sanggup bekerja sepenuh

    waktu selama masa bakti (disediakan oleh

    KPUM);

    e. surat pernyataan tidak merupakan

    fungsionaris dan/atau anggota Partai

    Mahasiswa (disediakan oleh KPUM).

    (4) Calon anggota PPS sebagaimana dimaksud pada

    ayat (3), mengikuti wawancara oleh KPUM pada

    hari yang telah ditetapkan;

    (5) KPUM melakukan verifikasi untuk menentukan

    anggota PPS

    (6) KPUM memberitahukan kepada Mahasiswa yang

    menjadi anggota PPS secara langsung;

    (7) KPUM mengumumkan anggota PPS secara luas;

    (8) KPUM melantik dan menetapkan anggota PPS;

    (9) Hasil ketetapan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (8) bersifat final dan mengikat.

    Bagian Kedua

    Tugas, Wewenang, dan Tanggung jawab

    Pasal 3

  • (1) Dalam menjalankan tugas anggota PPS

    berwenang melakukan pemungutan,

    penghitungan, membuat berita acara dan sertifikat

    hasil penghitungan suara di TPS

    (2) Dalam melaksanakan tugas anggota PPS wajib

    memakai kartu tanda pengenal/cocard;

    (3) Anggota PPS bertanggung jawab kepada KPUM

    (4) PPS melaksanakan tugas, wewenang, dan

    kewajiban sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Bagian Ketiga

    Pengangkatan dan Pemberhentian

    Pasal 4

    (1) Pengangkatan anggota PPS dilakukan oleh KPUM

    dengan ketentuan yang berlaku

    (2) Anggota PPS wajib mengucapkan sumpah dan

    janji

    (3) Anggota PPS berhenti karena :

    a. meninggal dunia;

    b. mengundurkan diri; dan

    c. diberhentikan.

    (4) Anggota PPS diberhentikan sebagaimana

    dimaksud pada ayat (3) huruf c, dikarenakan :

    a. tidak menjalankan tugas dan kewajibannya

    sebagai anggota PPS;

    b. dinyatakan melanggar sumpah/janji.

    (5) Anggota PPS yang telah berhenti sebagaimana

    dimaksud pada ayat (4) tidak diperkenankan lagi :

    a. menggunakan atribut PPS UAD;

    b. melakukan kegiatan-kegiatan yang

    berhubungan dengan PPS.

  • Pasal 5

    (1) PPS dilarang :

    a. memanipulasi seluruh data PEMILWA dan

    segala hal yang berkaitan dengan hasil suara;

    b. menunjukkan sikap dan perilaku yang

    memihak terhadap peserta PEMILWA

    tertentu:

    c. memengaruhi Pemilih dalam menggunakan

    haknya untuk memilih.

    d. memindahkan TPS, kotak suara dan/atau

    surat suara tanpa persetujuan KPUM.

    e. menggunakan atau menunjukkan atribut

    yang berkaitan dengan partai mahasiswa atau

    dukungan kepada calon ataupun pasangan

    calon.

    BAB III

    TATA STRUKTUR ORGANISASI KPUM DAN

    PPS

    Pasal 6

    (1) Tata Struktur Organisasi KPUM, meliputi :

    a. ketua;

    b. sekretaris;

    c. bendahara;

    d. divisi humas

    e. divisi pendataan

    f. biro hukum;

    g. divisi logistik

    (2) Tata Struktur Organisasi PPS, meliputi :

    a. ketua;

    b. sekretaris;

    c. sie.keamanan;

  • d. sie.pendaftaran 1;

    e. sie.pendaftaran 2;

    f. sie.pemberi tanda (tinta).

    BAB IV

    TAHAPAN PENYELENGGARAAN PEMILWA

    Pasal 7

    Penyelenggaraan Pemilihan meliputi :

    a. Tahap Persiapan;

    b. Tahap Pelaksanaan; dan

    c. Tahap Penyelesaian.

    Paragraf I

    Tahap Persiapan

    Pasal 8

    Tahap Persiapan sebagaimana dimaksud pada pasal (7)

    huruf a, meliputi :

    a. penyusunan, penetapan, dan pengundangan

    peraturan pemilwa Presma dan Wapresma

    dan anggota DPM

    b. sosialisasi, publikasi dan pendidikan

    pemilwa

    c. rapat kerja, rapat koordinasi dan bimbingan

    teknis pelaksanaan pemilwa bagi KPUM dan

    PPS

    d. pembentukan Badan penyelenggaraan

    pemilwa Ad Hoc: PPS,

    Paragraf II

    Tahap Pelaksanaan

  • Pasal 9

    Tahap Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada pasal (7)

    huruf b, meliputi :

    a. Penyusunan Daftar Pemilih

    b. Pendaftaran peserta PEMILWA;

    c. pencalonan;

    d. kampanye;

    e. hari tenang

    f. pemungutan dan Penghitungan Suara;

    g. rekapitulasi hasil penghitungan suara; dan

    h. penetapan hasil PEMILWA UAD.

    i. perselisihan hasil PEMILWA

    j. pengucapan sumpah dan janji

    Paragraf III

    Tahap Penyelesaian

    Pasal 10

    Tahap Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada pasal

    (7) huruf c, meliputi :

    a. evaluasi dan penyusunan laporan

    penyelenggaraan PEMILWA;

    b. pembubaran badan penyelenggara

    PEMILWA Ad Hoc

    c. Laporan Pertanggung Jawaban atas

    penyelenggaraan PEMILWA kepada

    Presiden Mahasiswa.

    BAB V

    PEMILIH

    Pasal 11

  • (1) Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

    Yogyakarta yang aktif secara akademik ditetapkan

    sebagai pemilih dalam PEMILWA.

    (2) Untuk dapat menggunakan hak pilihnya, pemilih

    wajib menunjukkan bukti keaktifan mahasiswa

    secara akademik dengan menggunakan :

    a. KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang masih

    berlaku dan telah mendapatkan cap dari

    BAA (Biro Administrasi Akademik); atau

    b. Kartu Perpustakaan;

    c. kuitansi pembayaran harregistrasi semester

    berjalan dengan dilampirkan tanda pengenal

    berfoto.

    BAB VI

    PESERTA PEMILWA

    Pasal 12

    Peserta PEMILWA adalah Partai Mahasiswa yang

    telah memenuhi syarat sesuai dengan Undang-Undang

    Partai Mahasiswa.

    Pasal 13

    Tata cara pendaftaran Partai Mahasiswa, meliputi :

    (1) Calon Partai Mahasiswa melakukan pendaftaran

    melalui perwakilannya secara langsung kepada

    KPUM dengan syarat sebagai berikut :

    a. didirikan dan dibentuk oleh sekurang-

    kurangnya 30 (tiga puluh) mahasiswa;

    b. memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran

    Rumah Tangga partai Mahasiswa;

    c. memiliki kepengurusan DPP dan DPW;

  • d. memiliki DPW sekurang-kurangnya

    mewakili 70 % (tujuh puluh persen) fakultas

    yang ada di UAD;

    e. jumlah pengurus DPP dan DPW masing-

    masing sekurang-kurangnya 5 (lima)

    mahasiswa;

    f. memiliki nama dan lambang yang tidak

    mempunyai persamaan pada pokoknya

    dan/atau keseluruhan dengan nama dan

    lambang partai mahasiswa lain, partai politik

    nasional, ormas, organisasi sosial politik,

    lambang Republik Indonesia dan negara

    asing;

    g. memiliki stempel partai mahasiswa; dan

    h. mendapatkan dukungan sekurang-kurangnya

    300 (tiga ratus) mahasiswa dengan

    dibuktikan dengan Kartu Tanda Mahasiswa

    (KTM) yang masih berlaku dan tanda tangan

    pendukung dengan ketentuan bahwa setiap

    mahasiswa hanya mempunyai hak untuk

    mendukung satu partai.

    (2) Persyaratan sebagaimana disebutkan dalam ayat

    (1), dilengkapi dengan kelengkapan administrasi :

    a. formulir pendaftaran Partai Mahasiswa

    (disediakan oleh KPU);

    b. draf AD/ART Partai Mahasiswa, dalam

    bentuk hardcopy dan softcopy;

    c. struktur kepengurusan Dewan Pimpinan

    Pusat dan Dewan Pimipinan Wilayah Partai

    Mahasiswa dengan dilampiri fotocopy Kartu

    Tanda Mahasiswa (KTM) pengurus;

  • d. daftar pendukung yang dilengkapi fotocopy

    Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan tanda

    tangan pendukung;

    e. tanda gambar/lambang Partai Mahasiswa

    dalam bentuk hardcopy dan softcopy.

    (3) Partai Mahasiswa peserta PEMILWA berdasarkan

    hasil PEMILWA periode sebelumnya, melakukan

    pendaftaran ulang melalui perwakilannya secara

    langsung kepada KPUM dengan syarat sebagai

    berikut :

    a. memiliki DPW sekurang-kurangnya

    mewakili70% (tujuh puluh persen) fakultas

    yang ada di UAD;

    b. jumlah kepengurusan sekurang-kurangnya

    30 (tiga puluh) mahasiswa;

    c. jumlah pengurus DPP dan DPW masing-

    masing sekurang-kurangnya 5 (lima)

    mahasiswa;dan

    d. menyertakan kelengkapan administrasi :

    1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

    Tangga terbaru yang telah disahkan dalam

    bentuk hardcopy dan softcopy;

    2. Struktur kepengurusan Dewan Pimpinan

    Pusat dan Dewan Pimipinan Wilayah

    Partai Mahasiswa yang terbaru dengan

    dilampiri fotocopy Kartu Tanda

    Mahasiswa KTM pengurus.

    (4) Kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud

    pada ayat (2) dan ayat (3) huruf d dibuat rangkap

    2 (dua) dan diserahkan kepada KPUM dengan

    dimasukkan dalam 1 (satu) Map berwarna Hijau;

    (5) Pada saat pendaftaran, Partai Mahasiswa harus

    menunjukkan stempel Partai Mahasiswa;

  • (6) KPUM melakukan verifikasi administrasi

    persyaratan Partai Mahasiswa sebagai peserta

    PEMILWA;

    (7) Apabila dalam tahap verifikasi ditemukan data

    pendukung yang sama pada lebih dari satu Partai

    Mahasiswa (KTM ganda), KPUM melakukan

    verifikasi faktual terkait keabsahan data,

    diantaranya:

    a. meneliti kebenaran pendukung partai,

    dengan cara Partai Mahasiswa menghadirkan

    pendukung yang ditemukan ganda ke KPUM

    untuk membuat pernyataan lisan dan tertulis;

    b. apabila pendukung tersebut mendukung

    salah satu partai, maka KPU mengesahkan

    keanggotaan pendukung pada Partai

    Mahasiswa tersebut dan membatalkan

    dukungan pada Partai Mahasiswa lainnya;

    c. apabila masing-masing Partai Mahasiswa

    peserta PEMILWA tidak dapat

    menghadirkan pendukungnya, maka data

    pendukung yang ganda

    dihapuskan/dibatalkan dimasing-masing

    Partai Mahasiswa.

    (8) KPUM memberitahukan hasil verifikasi kepada

    pimpinan Partai Mahasiswa secara tertulis setelah

    dilakukannya verifikasi;

    (9) Apabila Partai Mahasiswa dinyatakan belum

    memenuhi persyaratan, maka Partai Mahasiswa

    diberi kesempatan untuk melengkapi dan/atau

    memperbaiki berkas persyaratan verifikasi yang

    telah ditentukan oleh KPUM;

    (10) KPU M melakukan verifikasi ulang persyaratan

    Partai Mahasiswa dan menetapkan Partai

  • Mahasiswa peserta PEMILWA serta

    memberitahukannya secara tertulis kepada

    Pimpinan Partai Mahasiswa yang bersangkutan

    dan mengumumkan secara luas hasil verifikasi

    perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (9);

    (11) Apabila hasil verifikasi sebagaimana dimaksud

    pada ayat (10) tidak memenuhi syarat maka Partai

    Mahasiswa dinyatakan gugur dan tidak dapat

    mengikuti PEMILWA;

    (12) Hasil ketetapan sebagaimana dimaksud pada

    ayat(11) bersifat final dan mengikat.

    Pasal 14

    (1) Untuk menetapkan nomor urut PartaiMahasiswa

    dilakukan undian;

    (2) Undian nomor urut Partai Mahasiswa

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

    pada rapat kordinasi KPU M dengan dihadiri oleh

    perwakilan Partai Mahasiswa dan undangan lain

    yang dianggap perlu.

    BAB VII

    TATA CARA PENDAFTARAN CALON

    ANGGOTA DPM UAD

    Pasal 15

    Tata cara pendaftaran calon anggota DPM UAD

    meliputi :

    (1) Partai Mahasiswa mendaftarkan calon anggota

    DPM UAD yang di usung secara langsung kepada

    KPUM dengan syarat sebagai berikut :

    a. tercatat sebagai mahasiswa aktif UAD

    minimal telah menempuh III (tiga) semester

  • dan maksimal semester akhir hitungan

    normal untuk jenjang semester berjalan;

    b. mempunyai IPK sementara minimal 2,75

    c. mempunyai pengalaman organisasi;

    d. terdaftar sebagai pemilih;

    e. calon tidak terdaftar sebagai anggota KPU,

    PPS, KOMPASWA dan Mahkamah

    Pemilwa; dan

    f. menyertakan kelengkapan administrasi :

    1. daftar riwayat hidup (disediakan oleh

    KPU);

    2. fotokopi KTM yang masih berlaku;

    3. fotokopi KTP yang masih berlaku;

    4. transkrip nilai;

    5. foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 4

    (empat) lembar dengan background Biru;

    6. surat pencalonan yang ditandatangani dan

    dicap oleh pimpinan pusat Partai

    Mahasiswa yang berisi pernyataan

    pencalonan dan pernyataan tidak akan

    menarik calon selama proses pencalonan

    (disediakan oleh KPU M);

    7. surat kesediaan dicalonkan menjadi

    anggota DPM UAD (disediakan oleh

    KPU);

    8. surat pernyataan tidak mengundurkan diri

    selama proses pencalonan (disediakan

    oleh KPU M);

    9. surat pernyataan akan menjalankan

    rangkaian dan mekanisme PEMILWA

    (disediakan oleh KPU M);

    10. Surat pernyataan akan berkontribusi aktif

    pada DPMU (disediakan oleh KPU M);

  • 11. Surat pernyataan tidak merangkar jabatan

    (disediakan oleh KPU M);

    12. surat keterangan sehat dari dokter; dan

    13. naskah visi dan misi, calon anggota DPM

    UAD.

    (2) Kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) huruf f diserahkan kepada KPU M

    dengan dimasukkan dalam 1 (satu) Map berwarna

    biru;

    (3) KPU M melakukan verifikasi berkas-berkas

    persyaratan Calon anggota DPM UAD;

    (4) KPU M memberitahukan hasil verifikasi kepada

    pimpinan Partai Mahasiswa secara tertulis

    (5) Apabila calon dinyatakan belum memenuhi

    persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat

    (1), maka Partai Mahasiswa yang mengajukan

    calon diberi kesempatan untuk melengkapi

    dan/atau memperbaiki berkas persyaratan

    verifikasi yang telah ditentukan oleh KPU M;

    (6) Dalam hal proses pelengkapan dan/atau perbaikan

    persyaratan calon sebagaimana dimaksud dalam

    ayat (5), Partai Mahasiswa tidak berhak

    mengajukan calon baru maupun calon pengganti;

    (7) KPU M melakukan verifikasi ulang persyaratan

    calon anggota DPM UAD dan menetapkan calon

    anggota DPM UAD serta memberitahukannya

    secara tertulis kepada Pimpinan Partai Mahasiswa

    yang bersangkutan dan mengumumkan secara

    luas hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada

    ayat (5);

    (8) Apabila hasil verifikasi ulang berkas persyaratan

    calon sebagaimana dimaksud pada ayat (7) tidak

  • memenuhi syarat maka calon tersebut dinyatakan

    gugur/tidak lolos;

    (9) Hasil ketetapan sebagaimana dimaksud pada point

    7 bersifat final dan mengikat.

    Pasal 16

    Partai Mahasiswa menetapkan nomor urut nama-nama

    calon anggota DPM UAD saat melakukan pendaftaran.

    BAB VIII

    TATA CARA PENDAFTARAN PASANGAN

    CALON

    PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

    Pasal 17

    Tata cara pendaftaran calon Presiden dan Wakil

    Presiden meliputi :

    (1) Partai Mahasiswa atau gabungan Partai

    Mahasiswa mendaftarkan pasangan calon

    Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa yang

    diusung secara langsung kepada KPU M dengan

    syarat sebagai berikut :

    a. tercatat sebagai mahasiswa aktif UAD

    minimal telah menempuh III (tiga) semester

    dan maksimal semester akhir hitungan

    normal untuk jenjang semester berjalan ;

    b. mempuyai IPK sementara minimal 3,00.

    c. mempunyai pengalaman organisasi;

    d. terdaftar sebagai pemilih;

    e. calon tidak terdaftar sebagai anggota KPUM,

    PPS, KOMPASWA, dan Mahkamah

    Pemilwa; dan

    f. menyertakan kelengkapan administrasi :

  • 1. daftar riwayat hidup (disediakan oleh KPU

    M);

    2. fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)

    yang masih berlaku;

    3. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)

    yang masih berlaku;

    4. transkrip nilai;

    5. foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 4

    (empat) lembar dengan background

    Merah;

    6. surat pencalonan yang ditandatangani dan

    dicap oleh pimpinan pusat Partai

    Mahasiswa atau gabungan Partai

    Mahasiswa pengusung yang berisi

    pernyataan pencalonan dan pernyataan

    tidak akan menarik calon selama proses

    pencalonan; (disediakan oleh KPUM)

    7. surat kesediaan dicalonkan menjadi

    Presiden dan Wakil Presiden (disediakan

    oleh KPUM);

    8. surat pernyataan tidak mengundurkan diri

    selama proses pencalonan (disediakan

    oleh KPUM);

    9. surat keterangan sehat dari dokter; dan

    10. naskah visi dan misi pasangan calon

    Presiden dan Wakil Presiden.

    (2) Kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) huruf f diserahkan kepada KPUM

    dengan dimasukkan dalam 1 (satu) Map berwarna

    Merah;

    (3) KPUM melakukan verifikasi berkas-berkas

    persyaratan Calon Presiden dan Wakil Presiden;

  • (4) KPUM memberitahukan secara tertulis hasil

    verifikasi kepada pimpinan Partai Mahasiswa atau

    gabungan Partai Mahasiswa pengusung

    (5) Apabila berkas pencalonan Presiden dan Wakil

    Presiden dinyatakan belum memenuhi persyaratan

    sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka

    Partai Mahasiswa atau gabungan Partai

    Mahasiswa pengusung calon diberi kesempatan

    untuk melengkapi atau memperbaiki berkas

    persyaratan verifikasi yang telah ditentukan oleh

    KPU M;

    (6) Dalam hal proses pelengkapan dan/ atau

    perbaikan persyaratan calon sebagaimana

    dimaksud dalam ayat (5), Partai Mahasiswa tidak

    berhak mengajukan calon Presiden dan Wakil

    Presiden baru maupun calon Presiden dan Wakil

    Presiden pengganti kecuali karena hal-hal lain

    yang ditentukan dalam Undang-Undang;

    (7) KPUM melakukan verifikasi ulang persyaratan

    calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa

    dan menetapkan bakal calon Presiden dan Wakil

    Presiden Mahasiswa serta memberitahukannya

    secara tertulis dan mengumumkan secara luas

    hasil verifikasi perbaikan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (5)

    (8) Apabila hasil verifikasi ulang berkas persyaratan

    calon sebagaimana dimaksud pada ayat(7) tidak

    memenuhi syarat maka calon Presiden dan Wakil

    Presiden Mahasiswa tersebut dinyatakan

    gugur/tidak lolos;

    (9) Hasil ketetapan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (7) bersifat final dan mengikat.

  • Pasal 18

    (1) Untuk menetapkan nomor urut pasangan calon

    Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa

    dilakukan pengundiaan nomor urut;

    (2) Nomor urut undian sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) dilaksanakan pada audiensi KPUM

    dengan dihadiri oleh calon Presiden dan Wakil

    Presiden Mahasiswa, dan perwakilan partai

    mahasiswa dan/atau tim kampanye dan undangan

    lain yang dianggap perlu.

    BAB IX

    KAMPANYE

    Bagian pertama

    Pasal 19

    (1) Penyelenggaraan kampanye dilakukan didalam

    kampus UAD (kampus I, II, III, & V);

    (2) Dalam penyelenggaraan kampanye, mahasiswa

    mempunyai kebebasan untuk berpartisipasi

    menghadiri setiap kampanye;

    (3) Partai Mahasiswa, calon anggota DPM UAD dan

    pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden

    wajib menyampaikan materi kampanye berupa

    visi, misi, dan gambaran umum rencana program

    pemerintahan yang disampaikan kepada pemilih

    dengan cara yang sopan, tertib, dan edukatif;

    (4) Partai Mahasiswa, calon anggota DPM UAD dan

    pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden

    mempunyai hak, kesempatan, dan perlakuan yang

    adil dan setara dalam kampanye;

    (5) Kampanye dilakukan dalam bentuk :

  • a. pertemuan terbatas

    b. pertemuan tatap muka

    c. media catak dan media elektronik

    d. penyebaran bahan kampanye pada umumnya

    e. pemasangan alat peraga di tempat umum

    f. pawai

    g. rapat umum

    h. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan

    perundang-undangan.

    (6) Sebelum kampanye dimulai, KPU M mengadakan

    pertemuan dengan seluruh tim kampanye masing-

    masing Partai Mahasiswa untuk melakukan

    kordinasi tentang pelaksanaan kampanye pada

    waktu yang ditentukan oleh KPU M;

    (7) Kampanye dilakukan pada lokasi yang di tentukan

    oleh KPUM dan waktu selama 4 hari, dan

    berakhir 2 hari sebelum hari dan tanggal

    pemungutan suara;

    (8) Pemasangan alat peraga kampanye Pemilwa oleh

    pelaksana kampanye dilaksanakan dengan

    mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan

    lingkungan kampus atau kawasan setempat.

    (9) Lokasi dan Jadwal pelaksanaan kampanye

    sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditetapkan

    oleh KPU M dan dibagikan kepada masing-

    masing tim kampanye dan KOMPASWA;

    Bagian kedua

    Larangan kampanye

    Pasal 20

    (1) Melakukan kegiatan kampanye, pada :

  • a. sebelum masa kampanye sebagaimana yang

    telah ditetapkan oleh KPU M;

    b. hari tenang;

    c. hari pemungutan suara.

    (2) dalam kampanye, pasangan calon atau tim

    kampanye dilarang :

    a. mempersoalkan dasar NKRI dan pembukaan

    UUD NKRI tahun 1945;

    b. menghina seseorang, agama, suku, ras,

    golongan, calon DPM UAD dan/atau

    pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden

    Mahasiswa;

    c. menghasut dan/atau mengadu domba antara

    pasangan calon maupun antar kelompok

    mahasiswa yang lain;

    d. mengganggu ketertiban umum;

    e. mengancam untuk melakukan kekerasan atau

    menggunakan kekerasan kepada seseorang,

    kelompok mahasiswa atau calon yang lain;

    f. merusak dan/atau menghilangkan fasilitas

    UAD, fasilitas KPUM, dan alat peraga

    kampanye peserta lain;

    g. menjanjikan dan/atau memberikan uang atau

    jabatan untuk mempengaruhi pemilih;

    h. menggunakan tempat ibadah;

    i. menggunakan jabatan dan fasilitas lembaga

    kemahasiswaan (DPM U, BEMU, DPMF,

    BEMF, HMPS, UKM/LIM);

    j. melakukan kampanye pada tempat dan

    waktu diluar/tidak sesuai jadwal yang telah

    ditentukan oleh KPUM.

    k. menuduh peserta pemilwa lain melakukan

    pelanggaran tanpa adanya bukti.

  • Bagian Ketiga

    Hari Tenang

    Pasal 21

    (1) Hari tenang diadakan selama 2 (dua) hari

    sebelum hari pemungutan suara PEMILWA;

    (2) Pada hari tenang, semua alat-alat peraga dan

    atribut kampanye sudah dibersihkan oleh masing-

    masing partai dan tim kampanye;

    (3) KPU M berhak dan berwenang melakukan

    sweeping alat-alat peraga dan atribut kampanye

    yang masih tersisa dalam hari tenang.

    BAB X

    TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA

    Pasal 22

    (1) Lokasi TPS berada didalam kampus UAD (I, II,

    III, & V);

    (2) Jumlah TPS sebanyak 12 (duabelas) yang

    bertempat :

    a. TPS 1 (Fakultas Psikologi);

    b. TPS 2 (Fakultas Agama Islam);

    c. TPS 3 (Fakultas Ekonomi);

    d. TPS 4 (Fakultas Sastra Budaya dan

    Komunikasi);

    e. TPS 5 (Fakultas Hukum);

    f. TPS 6 (Fakultas FKIP kampus 2)

    g. TPS 7 (Fakultas FKIP kampus 3)

    h. TPS 8 (Fakultas Teknologi Industri);

    i. TPS 9 (Fakultas Farmasi);

    j. TPS 10 (Fakultas Kesehatan Masyarakat);

    k. TPS 11 (Fakultas MIPA);

  • l. TPS 12 (Fakultas FKIP kampus 5)

    (3) Bentuk dan tata letak TPS disesuaikan dengan

    kondisi lokasi TPS.

    BAB XI

    TATA CARA PEMUNGUTAN DAN

    PENGHITUNGAN SUARA

    Bagian Pertama

    Perlengkapan Pemungutan Suara

    Pasal 23

    (1) PPS mempersiapkan tempat pemungutan suara

    yang telah ditentukan oleh KPUM dan

    perlengkapan pemungutan suara

    (2) PPS menerima perlengkapan untuk keperluan

    pemungutan dan penghitungan suara di TPS dari

    KPUM, terdiri dari :

    a. Kotak suara sebanyak 2 (dua) buah dengan

    diberi label, diantaranya :

    1. 1 (satu) label untuk pemilihan anggota

    DPM UAD;

    2. 1(satu) label untuk pemilihan Pasangan

    Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa;

    b. Bilik suara sebanyak 2 (dua) buah;

    c. Surat suara sebanyak jumlah pemilih yang

    tercantum dalam salinan daftar pemilih tetap

    untuk TPS beserta kelengkapan administrasi

    lainnya, terdiri dari :

    1. Tanda khusus/tinta paling banyak 2 (dua)

    buah;

    2. Alat dan alas pencoblosan surat suara

    masing-masing 2 (dua) buah;

  • 3. Segel pemilihan paling banyak 6 (enam)

    buah;

    4. Berita acara pemungutan dan

    penghitungan suara diTPS;

    5. Sertifikat hasil penghitungan suara;

    6. Alat kelengkapan lainnya terdiri dari lem,

    karet/tali pengikat, label, spidol hitam,

    sampul kertas, kantong plastik, dan

    ballpoint;

    d. Daftar calon anggota DPMU dan pasangan

    calon masing-masing sebanyak 1 (satu)

    lembar untuk ditempelkan didekat pintu

    masuk TPS;

    e. petunjuk cara memilih.

    f. Salinan daftar pemilih tetap untuk TPS

    sebanyak 1 (satu) rangkap;

    g. Tanda pengenal PPS sebanyak 6 (enam)

    buah;

    h. Panduan teknis pengisian formulir

    pemungutan dan penghitungan suara di TPS;

    i. Gembok dan anak kunci sebanyak 2 (dua)

    buah.

    (3) Surat suara dimasukkan kedalam kotak suara yang

    telah diberi segel masing-masing;

    (4) Perlengkapan administratif di TPS tidak

    dimasukkan kedalam kotak suara, tetapi dikemas

    tersendiri untuk masing-masing TPS;

    (5) Ketua PPS dan anggota PPS lainnya

    bertanggungjawab terhadap keamanan

    perlengkapan untuk keperluan pemungutan dan

    penghitungan suara di TPS sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan

    ayat (4);

  • (6) Surat suara dan alat kelengkapan administrasi

    pemungutan dan penghitungan suara di TPS

    sudah harus diterima paling lambat satu hari

    sebelum waktu pemungutan suara dimulai dan

    dilakukan secara serentak ditiap-tiap TPS.

    Bagian Kedua

    Pemungutan Suara

    Pasal 24

    (1) Hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara

    pemilwa Presiden dan Wakil Presiden serta calon

    anggota DPMU ditetapkan oleh KPU;

    (2) Jumlah, bentuk, ukuran, dan warna surat suara

    ditetapkan oleh KPUM;

    (3) Pemungutan suara serentak disemua TPS, dengan

    waktu 08:00-16:00 WIB dengan susunan acara :

    a. 08:00-08:15 : Pembukaan,

    Pengecekan kelengkapan dan Persiapan

    Pemungutan suara

    b. 08:15-11:45 : Pencoblosan

    /Pemungutan Suara

    c. 11:45-12:30 : ISHOMA

    d. 12:30-15:00 :

    Pencoblosan/Pemungutan Suara

    e. 15:00-15:15 : Break Shalat Ashar

    f. 15:15-15:20 : Pengamanan kotak

    surat Suara

    (4) Pemungutan suara dilakukan dengan mencoblos

    surat suara yang berisi nomor urut, dan/atau

    lambang partai, dan/atau nama calon anggota

    DPM UAD dan/atau foto atau tanda gambar salah

  • satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden

    Mahasiswa;

    (5) pencoblosan hanya dilakukan satu kali pada setiap

    surat suara, baik surat suara anggota DPM dan

    surat suara calon Presiden dan Wakil Presiden.

    (6) surat suara sah apabila telah sesuai dengan

    petunjuk teknis yang di buat oleh KPUM.

    (7) Tambahan surat suara sebagai cadangan disetiap

    TPS untuk mengganti surat suara yang rusak

    sebelum dilakukannya pencoblosan;

    (8) Surat suara rusak sebagaimana dimaksud dalam

    ayat (5) apabila sobek, bolong, tercoretkan,

    gambar tidak jelas, terkena benda cair yang

    merusak, dan lain-lain sehingga dikatakan surat

    suara tidak dapat digunakan sebagaimana

    mestinya.

    (9) Penggunaan tambahan surat suara sebagaimana

    dimaksud pada ayat (5) dibuatkan berita acara

    yang ditetapkan oleh KPU M;

    (10) Untuk keperluan pemungutan suara dalam

    PEMILWA Presiden dan Wakil Presiden serta

    calon anggota DPMU disediakan kotak suara

    sebagai tempat surat suara dan bilik suara untuk

    menjamin kerahasiaan pilihan pemilih.

    Pasal 25

    (1) Pemberian suara oleh pemilih yang memiliki

    kecacatan fisik sehingga memerlukan bantuan

    dapat dibantu petugas TPS atau orang lain yang

    ditunjuk oleh pemilih;

    (2) Petugas TPS atau orang lain yang ditunjuk

    pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    wajib merahasiakan pilihan pemilih;

  • (3) Petugas TPS atau orang lain yang ditunjuk

    pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    sudah mendapat persetujuan dari ketua PPS;

    (4) Ketua PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    melaporkan kepada KOMPASWA.

    Bagian Ketiga

    Penghitungan Suara

    Pasal 26

    (1) Penghitungan sisa surat suara dilakukan setelah

    pemungutan suara berakhir dimasing-masing TPS

    dan dilakukan oleh PPS;

    (2) Penghitungan suara dilakukan secara kolektif

    dengan mendistribusikan kotak suara yang disegel

    di tempat yang telah ditentukan oleh KPU M;

    (3) Penghitungan surat suara dari setiap TPS

    dilakukan di ruangan berbeda yang dipilih oleh

    KPU M di dalam 1 (satu) wilayah kampus yang

    sama.

    (4) Penghitungan suara dilakukan pada pukul WIB

    dengan rincian sebagai berikut:

    a. 15:20-18:00 : mulai pembukaan dan

    penghitungan surat suara.

    b. 18:00-18:15 : Secara bergantian PPS,

    KPU M, dan saksi-saksi melaksanakan

    sholat;

    c. 18:15-selesai: lanjut penghitungan surat

    suara;

    d. Penandatangan berita acara dan sertifikat.

    (5) Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang

    memungkinkan saksi dari masing-masing Partai

    Mahasiswa, KOMPASWA, dan mahasiswa yang

  • hadir dapat menyaksikan secara jelas proses

    penghitungan suara;

    (6) Dalam hal terjadi halangan dalam pemungutan

    suara dan penghitungan suara akibat hal-hal yang

    di luar prosedur maka dapat dilakukan

    pemungutan suara ulang dan penghitungan suara

    ulang sesuai dengan ketentuan dalam pasal 76,

    pasal 77, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015

    Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Presiden

    dan Wakil Presiden Dan Dewan Perwakilan

    Mahasiswa.

    (7) Setelah penghitungan selesai, Sekretaris PPS

    mengisi berita acara dan sertifikat hasil

    penghitungan suara yang ditandatangani oleh

    Ketua PPS dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang

    anggota PPS serta dapat ditandatangani oleh saksi

    dari masing-masing partai;

    (8) PPS memberikan 1 (satu) eksemplar salinan berita

    acara dan sertifikat hasil penghitungan suara

    sebagaimana dimaksud pada ayat (6) kepada

    masing-masing saksi partai mahasiswa yang hadir

    dan menempelkan 1 (satu) eksemplar daftar hasil

    penghitungan suara di tempat umum;

    (9) PPS menyerahkan hasil penghitungan suara

    beserta seluruh alat kelengkapan PEMILWA

    kepada KPUM setelah penghitungan suara

    berakhir;

    (10) Setelah menerima berita acara dan sertifikat hasil

    penghitungan suara dari TPS, KPU M membuat

    berita acara penerimaan dan melakukan

    rekapitulasi hasil penghitungan suara keseluruhan;

    (11) Rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan

    oleh KPU M secara terpusat dikampus 1 (satu).

  • (12) Rekapitulasi hasil penghitungan suara dilakukan

    berdasarkan sertifikat hasil penghitungan suara di

    tiap TPS dan dapat dihadiri oleh saksi dari Partai

    Mahasiswa, KOMPASWA dan mahasiswa umum;

    (13) Setelah selesai melakukan rekapitulasi hasil

    penghitungan suara, KPUM membuat Berita

    Acara dan Sertifikat rekapitulasi hasil

    penghitungan suara yang ditandatangani oleh

    ketua KPUM dan sekurang-kurangnya 2(dua)

    anggota KPU M serta dapat ditandatangani oleh

    saksi dari masing-masing Partai Mahasiswa;

    (14) KPU M memberikan 1 (satu) eksemplar salinan

    berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil

    penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada

    ayat (12) kepada saksi dari Partai Mahasiswa yang

    hadir dan menempelkan 1 (satu) eksemplar daftar

    hasil penghitungan suara di tempat umum;

    (15) Penetapan hasil rekapitulasi penghitungan suara

    dan pengumuman hasil Pemilwa secara luas

    dilakukan oleh KPUM sejak berakhirnya

    penghitungan suara di seluruh TPS.

    BAB XII

    PENETAPAN PEROLEHAN KURSI,

    DAN CALON TERPILIH

    Bagian Pertama

    Penetapan Perolehan Kursi calon Anggota DPM U

    Pasal 27

    (1) Penetapan Perolehan kursi calon anggota DPM

    UAD dilakukan oleh KPUM.

  • (2) Jumlah kursi yang tersedia untuk DPM UAD

    berjumlah 21 kursi;

    (3) penetapan calon terpilih berdasarkan sistem suara

    terbanyak.

    (4) Tata cara pembagian jumlah kursi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Undang-

    Undang dan perangkat teknis dari KPUM.

    (5) Apabila terjadi sengketa perselisihan hasil

    pemilihan umum maka dapat dimohonkan kepada

    Mahkamah Pemilwa yang di mohonkan oleh

    Ketua Umum dan Sekretaris Jendral dari Dewan

    Pimpinan Pusat atau nama yang sejenisnya dari

    Partai Pengusung atau kuasanya paling lama 3

    (tiga) hari sejak dikeluarkannya keputusan

    penetapan hasil penghitungan Perolehan suara

    dari KPUM.

    (6) Penetapan calon terpilih apabila terjadi sengketa

    perselisihan hasil pemilihan umum maka

    penetapan calon terpilih dilakukan setelah ada

    putusan dari Mahkamah Pemilwa.

    Bagian Kedua

    Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil

    Presiden

    Pasal 28

    (1) Penetapan Pasangan calon Presma dan Wapresma

    dilakuakn oleh KPUM

    (2) Penentuan pasangan calon terpilih didasarkan

    pada jumlah perolehan suara sah terbanyak untuk

    masing-masing pasangan calon Presiden dan

    Wakil Presiden Mahasiswa dalam PEMILWA;

  • (3) Pasangan calon yang memperoleh jumlah suara

    terbanyak ditetapkan sebagai pasangan calon

    terpilih;

    (4) Jika terdapat satu pasangan calon Presma dan

    Waprema maka dalam penetapannya dilakukan

    secara Aklamasi.

    (5) Dalam hal jumlah perolehan suara sah untuk

    masing-masing pasangan calon adalah sama,

    maka dilakukan pemungutan suara tahap kedua

    khusus untuk memilih pasangan calon Presiden

    dan Wakil Presiden Mahasiswa;

    (6) Pemungutan suara tahap dua sebagaimana

    dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan

    ketetapan KPUM tentang Tahapan, Program, dan

    Jadwal Penyelenggaraan Pemilwa;

    (7) Jika jumlah perolehan suara hasil pemungutan

    suara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tetap

    sama, maka penetapan pasangan calon Presiden

    dan Wakil Presiden terpilih ditentukan

    berdasarkan hasil perolehan suara pada perolehan

    suara TPS dengan jumlah surat suara sah paling

    banyak.

    (8) Apabila terjadi sengketa perselisihan hasil

    pemilihan umum maka dapat dimohonkan kepada

    Mahkamah Pemilwa yang dimohonkan oleh

    pasangan calon Presma dan Wapresma atau kuasa

    hukumnya paling lama 3 (tiga) hari sejak

    dikeluarkannya keputusan penetapan hasil

    penghitungan Perolehan suara dari KPUM.

    (9) Penetapan pasangan calon terpilih apabila terjadi

    sengketa perselisihan hasil pemilihan umum maka

    penetapan pasangan calon terpilih dilakukan

    setelah ada putusan dari Mahkamah Pemilwa.

  • BAB XIII

    SAKSI

    Pasal 29

    (1) Saksi merupakan pengawas yang berada di setiap

    TPS yang bertugas untuk melakukan pengawasan

    terhadap jalannya pemungutan, penghitungan dan

    penetapan hasil perolehan suara bagi peserta

    pemilwa.

    (2) Saksi merupakan orang yang dapat diusulkan oleh

    Peserta Pemilwa yang melakukan pengawasan di

    setiap TPS.

    (3) Saksi yang diajukan sebagaimana ketentuan ayat

    (2) hanya terdiri dari 1 (satu) orang untuk setiap

    TPS.

    (4) Dalam melakukan pengawasan Saksi harus

    melihat dan memperhatikan ketentuan aturan yang

    berlaku.

    (5) Saksi harus melaporkan diri kepada Panitia

    Pemungutan Suara dalam menjalankan tugasnya

    dan dimuatkan dalam berita acara.

    (6) Saksi tidak dapat digantikan, kecuali :

    a. Mendadak sakit berat

    b. Meninggal dunia

    (11) Dalam menjalankan tugasnya Saksi harus

    menggunakan kartu tanda pengenal yang sah.

    BAB XIV

    SANKSI

    Pasal 30

  • (1) Sanksi bagi PPS yang melanggar peraturan dan

    perundang-undangan yang berlaku diatas dapat

    diberhentikan oleh KPUM sebagai anggota PPS;

    (2) KPUM wajib mendengarkan penjelasan PPS

    yang bersangkutan sebelum mengambil keputusan

    tentang pemberhentian sebagai anggota PPS

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

    (3) Sanksi bagi Partai Mahasiswa yang melanggar

    peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,

    berupa teguran atau peringatan secara lisan atau

    tertulis terhadap pihak-pihak yang melakukan

    pelanggaran untuk menghentikan tindakan

    pelanggarannya;

    (4) Bila teguran bagi Partai Mahasiswa yang

    melanggar peraturan mengenai penyelenggaraan

    PEMILWA tidak mengindahkan teguran lisan

    atau tertulis akan mendapatkan sanksi berupa

    pembekuan partai dan tidak boleh mengikuti

    PEMILWA satu periode kedepan;

    (5) Sanksi bagi Partai Mahasiswa atau tim kampanye

    yang melanggar aturan sebagaimana ketentuan

    ayat (4) berupa:

    a. teguran atau peringatan secara lisan atau

    tertulis terhadap pihak-pihak yang

    melakukan pelanggaran untuk menghentikan

    tindakan pelanggarannya;

    b. apa bila teguran secara lisan atau tertulis

    tidak diindahkan maka dapat dijatuhi sanksi.

    BAB XV

    MEKANISME PENGADUAN, PENANGANAN

    DAN PENYELESAIAN PELANGGARAN

  • Pasal 31

    (1) Pelanggaran pada setiap tahapan penyelenggaraan

    pemilwa dilaporkan kepada KOMPASWA;

    (2) Pengajuan suatu pelanggaran dapat dilakukan

    apabila didukung oleh 2 alat bukti

    (3) Laporan pelanggaraan dapat diajukan oleh :

    a. mahasiswa yang terdaftar sebagai pemilih;

    b. saksi dari partai mahasiswa;

    c. pasangan calon dan calon

    d. tim kampanye.

    e. Partai Mahasiswa

    (4) Laporan disampaikan secara tertulis yang berisi :

    a. identitas lengkap pelapor;

    b. waktu dan tempat kejadian perkara;

    c. identitas lengkap terlapor;

    d. identitas lengkap saksi-saksi;

    e. uraian kejadian.

    (5) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    disampaikan kepada KOMPASWA sesuai dengan

    wilayah kerjanya selambat-lambatnya 1 x 24 jam

    sejak terjadinya pelanggaran.

    Pasal 32

    KOMPASWA mengkaji setiap laporan pelanggaran yang

    diterima sesuai dengan undang-undang;

    BAB XVI

    KETENTUAN LAIN-LAIN

    Pasal 33

    (1) Apabila terdapat hal-hal luar biasa tehadap

    keanggotaan KPU M sehingga KPU M tidak

    dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan

  • ketentuan Undang-Undang, tahapan pemilwa

    untuk sementara tetap dilaksanakan oleh

    perangkat KPU M yang ada;

    (2) KPUM dalam melakukan pendataan pemilih

    bekerjasama dengan Universitas untuk melakukan

    kegiatan pendataan mahasiswa;

    (3) Hal-hal yang belum diatur/ditetapkan merupakan

    kewenangan KPU M untuk mengatur dan

    menetapkan lebih lanjut.

    BAB XVII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 34

    Aturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

    pengundangan Peraturan ini kepada BEM U dan

    berbagai KBM UAD lainnya.

  • Diundangkan di Yogyakarta

    Pada tanggal........................

    MENTERI DALAM NEGERI

    BADAN EKSEKUTIF

    MAHASISWA

    UNIVERSITAS AHMAD

    DAHLAN

    ERICK TEGAR HERMAWAN

    Salinan sesuai dengan aslinya

    SEKRETARIAT JENDRAL

    KPUM

    Kepala Biro Hukum

    LALU MUAMAR

    Ditetapkan di Yogyakarta

    pada tanggal 1 Mei 2015

    KETUA KOMISI

    PEMILIHAN UMUM

    MAHASISWA

    IMAD IMADUROHIM