peraturan jual lagu
DESCRIPTION
jjjTRANSCRIPT
Judul Pertanyaan
yang diperlukan untuk bisnis online di bidang musik
Pertanyaan
saya ini saya ingin mencoba bisnis penjualan lagu dari musisi yang belum/tidak masuk
dalam daftar artis label perusahaan rekaman besar. penjualan lagu akan dilaksanakan
via website/online/internet. saya ingin bertanya : secara hukum,apa syarat jika saya
ingin membuat website penjualan lagu secara indie (bukan merupakan perusahaan label
rekaman yang besar) tersebut? apakah harus mendaftarkan kebadan hukum atau
bagaimana? tapi secara garis besar, website tersebut sama seperti website on line shop
yang sudah berjamur di indonesia. yang begitu bebas menjual barang dagangan mereka.
Terima Kasih.
Jawaban.
Guna menjawab pertanyaan anda, kami membagi 2 hal penting yang perlu
diperhatikan untuk melakukan usaha penjualan lagu-lagu indie melalui website. Berikut
penjelasan kami terkait kedua hal tersebut:
I. Perdagangan Melalui Website
Perdagangan melalui website atau dikenal sebagai perdagangan melalui Sistem
Elektronik yang diatur pada UU 11/2008 dan PP 82/2012 (“Peraturan tentang
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik”). Peraturan tentang Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik tidak mengatur mengenai kepemilikan bentuk badan usaha tertentu
untuk menjalankan usaha penjualan dengan menggunakan Website, hal ini diambil dari
kesimpulan pengertian Pelaku Usaha menurut Peraturan tentang Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik yang menyatakan:
“Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama, melalui perjanjian penyelenggaraan kegiatan usaha
dalam berbagai bidang ekonomi”
Adapun terkait pelaksanaan usaha penjualan melalui Website, hal penting yang perlu
diperhatikan yaitu, Peraturan tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik mengatur
mengenai, setiap Pelaku Usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat
disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan. Berdasarkan Pasal 66 PP 82/2012
Sertifikasi Keandalan terhadap pelaku usaha mencakup pemeriksaan terhadap informasi
yang lengkap dan benar dari Pelaku Usaha beserta sistem Elektroniknya untuk
mendapatkan Sertifikat Keandalan.
Informasi yang lengkap sebagaimana dimaksud pasal 66 PP 82/2012 meliputi:
a. Memuat identitas subjek hukum;
b. Memuat status dan kompetensi subjek hukum;
c. Menjelaskan hal tertentu yang menjadi syarat sahnya perjanjian; dan
d. Menjelaskan barang dan/atau jasa yang ditawarkan.
Tujuan dilaksanakannya sertifikasi ini adalah guna memberikan perlindungan terhadap
konsumen dalam melakukan Transaksi Elektronik. Selain itu, Sertifikat Keandalan dapat
juga meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap penjualan yang dilakukan oleh
Pelaku Usaha. Hanya saja, hingga saat ini terkait pelaksanaan teknis dari sertifikasi
keandalan tersebut belum dapat terlaksana. Hal ini disebabkan masih belum terbitnya
peraturan yang lebih detail mengatur tata cara, persyaratan dan hal-hal teknis lain untuk
terselenggaranya hal tersebut. Oleh karena itu, untuk saat ini setiap penjualan melalui
website belum ada izin terkait Penjualan melalui Website yang mewajibkan pelaku usaha
untuk mendaftarkan usahanya.
Selain, ijin website yang dijelaskan di atas, setiap Perusahaan yang melakukan usaha
perdagangan di Indonesia harus memiliki Izin usaha Perdagangan atau yang biasa
disebut dengan SIUP, Jenis – Jenis SIUP dapat dilihat pada link di bawah ini:
http://www.legal4ukm.com/modal-minimum-ijin-industri-rumah-tangga/
Kepemilikan SIUP bagi Perusahaan tertentu juga diberikan pengecualian sebagaimana
diatur dalam Pasal 4 Permendag SIUP, Perusahaan yang dikecualikan tersebut harus
memenuhi klasifikasi sebagai berikut:
1. Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di luar sektor perdagangan; Kantor
cabang atau kantor perwakilan;
2. Perusahaan perdagangan Mikro dengan kriteria sebagai berikut:
a. Usaha perseorangan atau persekutuan;
b. Kegiatan usaha yang diurus, dijalankan, atau dikelola oleh pemiliknya atau anggota
keluarga/kerabat terdekat; dan
c. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Apabila pada perhitungan usaha yang dijalankan pengusaha memenuhi kriteria di atas,
maka SIUP tidak diwajibkan, namun untuk Perusahaan perdagangan Mikro dengan
klasifikasi poin 3, apabila dikehendaki oleh yang bersangkutan, dapat diberikan SIUP
Mikro. Oleh karena itu, guna mendapatkan kepastian hukum berusaha, kebutuhan untuk
memiliki izin usaha sangat dianjurkan. Dengan adanya pengakuan dari Pemerintah atas
Legalitas kepemilikan izin usaha tersebut, tentunya dapat menghindari adanya
gangguan terkait izin usaha dikemudian hari.
II. Penjualan Lagu-Lagu Indie.
UU 19/2002 mengatur bahwa sebuah ciptaan lagu memiliki hak cipta yang melekat
terhadap ciptaan tersebut. Oleh karena kepemilikan hak cipta yang melekat, pemilik Hak
Cipta (pencipta atau pemegang hak cipta) dapat memberikan izin atau melarang setiap
orang untuk mengumumkan atau memperbanyak hasil ciptaanya. Adapun pemberian
sanksi yang cukup berat diatur pada UU 19/2002, yaitu apabila setiap orang yang
melakukan pelanggaran dengan melakukan penyiaran, pengedaran, penjualan kepada
umum tanpa izin.
Jadi sangatlah perlu untuk dipahami, sebelum melakukan penjualan atas lagu-lagu indie
yang akan dijual melalui website tetap harus mendapatkan izin dari pencipta/pemegang
hak cipta. Perlu dipahami, suatu hak cipta dapat dialihkan kepada pihak lain. Dalam hal
suatu karya cipta dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain, maka yang beralih adalah
hak ekonominya. Namun, hak moral dari karya cipta tersebut, tetap ada pada pencipta
nya.
Sebagai contoh, apabila suatu lagu dialihkan, maka izin untuk memperbanyak lagu
tersebut diajukan kepada pihak yang menerima pengalihan hak cipta tersebut
(pemegang hak cipta). Sedangkan nama pencipta harus tetap dicantumkan dalam setiap
publikasi atas lagu tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap hak moral. Di sisi
lain, apabila ada pihak yang ingin mengubah lirik atau mengubah sebagian lagu
tersebut, maka harus meminta izin kepada pencipta lagu tersebut, dan bukan kepada
pemegang hak cipta nya.
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
Bimo Prasetio/Pamela Permatasari
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (“UU 19/2002”);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Eletronik (“UU
11/2008”); dan
3. Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin
Usaha Perdagangan yang telah diubah dengan:
1. Peraturan Menteri Perdangan No. 46/M-DAG/PER/9/2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin
Usaha Perdagangan; dan
2. Peraturan Menteri Perdagangan No. 39/M-DAG/PER/12/2011 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat
Izin Usaha Perdagangan. (selanjutnya disebut dengan “Permendag SIUP”)
4. Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (“PP 82/2012”).
Jika Mitra Legal4UKM ingin berinteraksi dengan kami seputar hukum bisnis
dan investasi, silahkan menghubungi [email protected] atau hubungi:
081298755257 dan Follow @Legal4ukm untuk info hukum bisnis dan investasi.