peraturan daerah kabupaten lampung timur...

30
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PASAR MODERN DAN WARALABA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwaperekonomian disusun berdasarkan asas kekeluargaan dengan tujuan utama terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat serta meningkatkan kemampuan dan daya saing antar pelaku ekonomi baik dengan skala modal besar maupun skala modal kecil; b. bahwa dengan pesatnya perkembangan usaha perdagangan eceran modern dalam skala besar, maka diperlukan usaha penataan pasar modern agar tidak merugikan keberadaan pasar tradisional; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Pasar Modern (Waralaba); Mengingat : 1. UndangUndang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Way Kanan, Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Timur dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3825); 3. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMURNOMOR 11 TAHUN 2013

TENTANG

PENYELENGGARAAN PASAR MODERN DAN WARALABA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMPUNG TIMUR,

Menimbang : a. bahwa perekonomian disusun berdasarkan asaskekeluargaan dengan tujuan utama terciptanyakesejahteraan bagi seluruh rakyat sertameningkatkan kemampuan dan daya saing antarpelaku ekonomi baik dengan skala modal besarmaupun skala modal kecil;

b. bahwa dengan pesatnya perkembangan usahaperdagangan eceran modern dalam skala besar,maka diperlukan usaha penataan pasar modernagar tidak merugikan keberadaan pasartradisional;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Daerah tentangPenyelenggaraan Pasar Modern (Waralaba);

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1999tentang Larangan Praktek Monopoli danPersaingan Usaha Tidak Sehat (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 33, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3817);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentangPembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II WayKanan, Kabupaten Daerah Tingkat II LampungTimur dan Kotamadya Daerah Tingkat II Metro(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 46,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3825);

3. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4437);

Page 2: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

4. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007tentang Penataan Ruang (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Rebublik IndonesiaNomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007tentang Perseroan Terbatas (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor106, Tambahan Lembaran Negara RebublikIndonesia Nomor 4739);

6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentangUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor93, Tambahan Lembaran Negara RebublikIndonesia Nomor 4866);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRebublik Indonesia Nomor 5234);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun2007 tentang Waralaba (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2007 Nomor 90,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4742);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997tentang Kemitraan (Lembaran Negara Tahun1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia 3718);

11.Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan danPembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaandan Toko Modern;

12.Peraturan Menteri Perdagangan Nomor53/M-DAG/PER/12/2008 tentang PedomanPenataan dan Pembinaan Pasar Tradisional,Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

13.Peraturan Menteri Perdagangan Nomor53/M-DAG/PER/8/2012 tentang Penyelenggara-an Waralaba;

14.Peraturan Daerah Kabupaten Lampung TimurNomor 19 Tahun 2007 tentang UrusanPemerintahan yang Menjadi KewenanganPemerintah Daerah (LembaranDaerahKabupaten Lampung Timur Tahun 2007 Nomor19);

Page 3: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

15.Peraturan Daerah Kabupaten Lampung TimurNomor 22 Tahun 2007 tentang PembentukanOrganisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah(Lembaran Daerah Kabupaten Lampung TimurTahun 2007 Nomor 22) sebagaimana telahdiubah dua kali terakhir dengan PeraturanDaerah Nomor 14 Tahun 2011 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor14);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN LAMPUNG TIMUR

dan

BUPATI LAMPUNG TIMUR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANGPENYELENGGARAAN PASAR MODERN DANWARALABA.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Lampung Timur.2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat Daerah sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.3. Bupati adalah Bupati Lampung Timur.4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat

DPRD, adalah lembaga perwakilan rakyat daerah LampungTimur sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD,adalah perangkat daerah pada pemerintah Kabupaten LampungTimur.

6. Pasar adalah area tempat jual beli barang dan atau tempatbertemunya penjual dan pembeli dengan jumlah penjual lebihdari satu, baik yang disebut sebagai pasar tradisional maupunpasar modern dan/atau pusat perbelanjaan, pertokoan,perdagangan maupun sebutan lainnya.

7. Pasar Modern adalah pasar yang dibangun dan dikelolaoleh Pemerintah, Swasta, atau Koperasi yang dalambentuknya berupa Pusat Perbelanjaan, seperti Mall, Plaza,Shopping Centre dan waralaba yang berbentuk toko modern sertasejenisnya dimana pengelolaannya dilaksanakan secara

Page 4: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

modern, dan mengutamakan pelayanan kenyamananberbelanja dengan manajemen berada di satu tangan,bermodal relatif kuat, dan dilengkapi label harga yang pasti.

8. Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang pribadiatau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usahadalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telahterbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakanoleh orang lain berdasarkan perjanjian waralaba.

9. Pemberi waralaba adalah orang pribadi atau badan usaha yangmemberikan hak untuk memanfaatkan dan /atau menggunakanwaralaba yang dimilikinya kepada penerima waralaba.

10. Penerima waralaba adalah orang pribadi atau badan usaha yangdiberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkandan/atau menggunakan waralaba yang dimiliki pemberiwaralaba.

11. Penerima waralaba yang mendapat hak untuk menunjukpenerima waralaba lain yang selanjutnya disebut pemberiwaralaba lanjutan adalah orang pribadi atau badan usaha yangmenerima hak dari pemberi waralaba untuk memanfaatkandan/atau menggunakan waralaba yang dimiliki pemberi waralabauntuk menunjuk penerima waralaba lanjutan.

12. Penerima waralaba lanjutan adalah orang pribadi atau badanusaha yang menerima hak untuk memanfaatkan dan/ataumenggunakan waralaba dari pemberi waralaba lanjutan.

13. Prospektus penawaran waralaba adalah keterangan tertulis daripemberi waralaba yang sedikitnya menjelaskan tentangidentitas, legalitas, sejarah kegiatan, struktur organisasi,keuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hakdan kewajiban pemberi dan penerima waralaba.

14. Perjanjian waralaba adalah perjanjian secara tertulis antarapemberi waralaba dengan penerima waralaba.

15. Surat Permohonan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba yangselanjutnya disingkat SP-STPW adalah formulir permohonanpendaftaran yang diisi oleh perusahaan yang memuat data-dataperusahaan untuk memperoleh Surat Tanda PendaftaranWaralaba (STPW).

16. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba yang selanjutnya disingkatSTPW adalah bukti pendaftaran prospektus atau pendaftaranperjanjian yang diberikan kepada pemberi waralaba dan/ataupenerima waralaba setelah memenuhi persyaratanpendaftaran yang ditentukan dalam Peraturan Daerah ini.

17. Toko Modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandirimenjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentukminimarket, supermarket, departemen store, hypermarketataupun grosir yang berbentuk perkulakan.

18. Jaringan Minimarket adalah pelaku usaha yangmelakukan kegiatan usaha dibidang minimarket melaluisatu kesatuan manajemen dan sistem pendistribusian barangke outlet yang merupakan jaringannya.

19. Pertokoan adalah kompleks toko atau deretan toko yang masing-masing dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau badan usaha.

20. Toko Serba Ada adalah sarana atau tempat usaha untukmelakukan penjualan berbagai macam barang kebutuhanrumahtangga dan kebutuhan sembilan bahan pokok yang

Page 5: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

disusun dalam bagian yang terpisah-pisah dalam bentuk kountersecara eceran.

21. Minimarket adalah sarana atau tempat usaha untukmelakukan penjualan barang-barang kebutuhan sehari-harisecara eceran langsung kepada konsumen dengan carapelayanan mandiri (swalayan).

22. Supermarket adalah sarana atau tempat usaha untukmelakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumah tanggatermasuk kebutuhan sembilan bahan pokok secara ecerandan langsung kepada konsumen dengan cara pelayanan mandiri.

23. Hypermarket adalah sarana atau tempat usaha untukmelakukan penjualan barang-barang kebutuhan rumah tanggatermasuk kebutuhan sembilan bahan pokok secara ecerandan langsung kepada konsumen, yang di dalamnya terdiri ataspasar swalayan, toko modern dan toko serba ada, yangmenyatu dalam satu bangunan yang pengelolaanya dilakukansecara tunggal.

24. Pusat Perdagangan (Trade Centre) adalah kawasan pusat jualbeli barang kebutuhan sehari- hari, alat kesehatan, danlainnya secara grosir dan eceran serta jasa yang didukungoleh sarana yang lengkap yang dimiliki oleh perorangan ataubadan usaha.

25. Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yangterdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikansecara vertikal maupun horizontal, yang dijual ataudisewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untukmelakukan kegiatan perdagangan barang.

26. Mall atau Super Mall atau Plaza adalah sarana atautempat usaha untuk melakukan perdagangan, rekreasi,restorasi dan sebagainya yang diperuntukkan bagikelompok, perorangan, perusahaan, atau koperasi untukmelakukan penjualan barang-barang dan/atau jasa yang terletakpada bangunan/ruangan yang berada dalam suatu kesatuanwilayah/tempat.

27. Penataan adalah segala upaya yang dilakukan oleh pemerintahdaerah untuk mengatur dan menata keberadaan dan pendirianpasar modern di suatu daerah, agar tidak merugikan danmematikan pasar tradisional, usaha mikro, kecil, menengah, dankoperasi yang ada.

28. Kemitraan adalah kerjasama usaha antar usaha mikro,kecil, menengah, dan koperasi dengan usaha skala besardisertai dengan pembinaan dan pengembangan yangdilakukan oleh penyelenggara usaha skala besar, denganmemperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat,dan saling menguntungkan.

29. Peraturan zonasi adalah ketentuan-ketentuan daerah setempatyang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsurpengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukansesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana detail tataruang.

30. Ketertiban Keamanan Pasar adalah suatu kondisi atau keadaanyang mencerminkan suasana tertib, aman dan teratur sertadisiplin yang harus tercermin pada lingkungan pasar dantempat-tempat penjualan umum.

Page 6: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

31. Koperasi adalah koperasi para pedagang di lingkungan pasaryang biasa disebut Koperasi Pedagang Pasar (Koppas).

BAB IIASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Penyelenggaraan pasar modern dilaksanakan berdasarkan atasasas:1. kemanusiaan;2. keadilan;3. kesamaan kedudukan;4. kemitraan;5. ketertiban dan kepastian hukum;6. kelestarian lingkungan;7. kejujuran usaha;8. persaingan sehat (fairness).

Pasal 3

Penataan pasar modern, bertujuan untuk:1. mengatur dan menata keberadaan dan pendirian pasar

modern di suatu wilayah tertentu agar tidak merugikan danmematikan pasar tradisional, mikro, kecil, menengah, dankoperasi yang telah ada dan memiliki nilai historis dan dapatmenjadi aset pariwisata;

2. menjamin terselenggaranya kemitraan antara pelaku usahapasar tradisional, mikro, kecil, menengah dan koperasi denganpelaku usaha pasar modern berdasarkan prinsip kesamaan dankeadilan dalam menjalankan usaha dibidang perdagangan;

3. mendorong terciptanya partisipasi dan kemitraan publik sertaswasta dalam penyelenggaraan usaha perpasaran antara pasartradisional dan pasar modern;

4. menciptakan kesesuaian dan keserasian lingkungan berdasarkanTata Ruang Wilayah.

BAB IIIJENIS USAHA PASAR MODERN

Pasal 4

(1) Usaha pasar modern bisa berupa pusat perbelanjaan dansejenisnya, waralaba yang berbentuk toko modern, minimarket,supermarket, department store, hypermarket, dan nama lainnya.

(2) Usaha toko modern terdiri atas beberapa golongan sebagaiberikut:a. Minimarket adalah toko modern dengan luas lantai toko

sampai dengan 400 m²;b. Supermarket adalah toko modern dengan luas lantai toko

diatas 400 m² sampai dengan 5000 m²;c. Hypermarket adalah toko modern dengan luas lantai toko di

atas 5.000 m²;d. Departement Store adalah toko modern yang luas lantai toko

di atas 400 m²;

Page 7: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

e. Pusat perkulakan adalah toko modern yang luas lantai toko diatas 5.000 m².

(3) Sistem penjualan dan jenis barang dagangan Pasar Modern,ditentukan sebagai berikut:a. Minimarket, Supermarket dan Hypermarket menjual

secara eceran barang konsumsi terutama produk makanandan produk rumah tangga lainnya;

b. Departmen Store menjual secara eceran barang konsumsiterutama produk sandang dan perlengkapannya denganpenataan barang berdasarkan jenis kelamin dan/atautingkat usia konsumen;

c. Pusat perkulakan menjual secara grosir barang konsumsi.

BAB IVPENATAAN PASAR MODERN

Pasal 5

(1) Lokasi pendirian pasar modern wajib mengacu padaRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, dan Rencana DetailTata Ruang Kabupaten, termasuk pengaturan zonasinya.

(2) Penyelengaraan dan pendirian pasar modern wajib memenuhiketentuan, sebagai berikut:a. memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan

keberadaan pasar tradisional, usaha kecil, dan usahamenengah yang ada di wilayah yang bersangkutan;

b. memperhatikan jarak dengan pasar tradisional maupun pasarmodern lainnya;

c. pasar modern dapat dibangun dengan jarak radiusterdekat dari pasar tradisional minimal 1000 meter;

d. menyediakan fasilitas yang menjamin pasar modern yangbersih, sehat, hygienis, aman, tertib dan ruang publik yangnyaman;

e. menyediakan fasilitas tempat usaha bagi usaha kecil danmenengah, pada posisi yang sama-sama menguntungkan;

f. menyediakan fasilitas parkir kendaraan bermotor dan tidakbermotor yang memadai di dalam area bangunan;

g. menyediakan sarana pemadam kebakaran dan jalurkeselamatan bagi petugas maupun pengguna pasar moderndan toko modern;

h. pemberian ijin usaha pasar modern wajib memperhatikanpertimbangan Kepala Kampung/Lurah dan BPD/LPM;

i. pendirian Pasar Modern khususnya Minimarket diutamakanuntuk diberikan kepada pelaku usaha yang domisilinyasesuai dengan lokasi Minimarket tersebut.

(3) Perkulakan hanya boleh berlokasi pada akses sistemjaringan jalan arteri atau kolektor primer atau arteri sekunder.

Page 8: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

(4) Hypermarket dan Pusat Perbelanjaan:a. hanya boleh berlokasi pada atau pada akses sistem jaringan

jalan arteri atau kolektor;b. tidak boleh berada kawasan pelayanan lokal atau lingkungan

didalam kota/perkotaan.

(5) Supermarket dan Departemen Store:a. tidak boleh berlokasi pada sistem jaringan jalan lingkungan;

danb. tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lingkungan

didalam kota/perkotaan.

(6) Minimarket:a. dapat berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan,

termasuk pada sistem jaringan lingkungan pada kawasanpelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan;

b. jumlah minimarket untuk setiap kawasan pelayananlingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan maksimalhanya ada 2 (dua) minimarket dalam jarak 2 km.

Pasal 6

(1) Perencanaan pembangunan pasar modern harus didahuluidengan studi mengenai dampak lingkungan baik dari sisi tataruang maupun non fisik, meliputi aspek lingkungan, sosial,ekonomidan budaya, untuk mencegah dampak negatif terhadapeksistensi pasar tradisional, usaha mikro, kecil, menengah, dankoperasi serta usaha lainnya.

(2) Dokumen rencana rincian teknis pasar modern skala kecil,menengah, dan besar, harus mengacu dan merupakanterjemahan dari ketentuan intensitas bangunan sebagaimanadisebutkan dalam dokumen rencana umum tata ruangdan rencana detail tata ruang Kabupaten.

(3) Pada saat proses konstruksi pembangunan pasar modernterutama skala menengah dan besar, harus mampumeminimalisir gangguan kebisingan, kemacetan lalu lintas,kebersihan, dan keselamatan aktivitas di lingkungan sekitar.

Pasal 7

(1) Jam kerja hypermarket, department store, dan supermarketadalah sebagai berikut:a. untuk hari Senin sampai dengan Jum’at, pukul 10.00 WIB

sampai dengan pukul 22.00 WIB;b. untuk hari Sabtu dan Minggu, pukul 10.00 WIB sampai

dengan pukul 23.00 WIB;c. untuk hari besar keagamaan, libur nasional atau hari

tertentu lainnya, pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul24.00 WIB.

(2) Jam kerja minimarket adalah sebagai berikut :a. untuk hari Senin sampai dengan Jum’at, pukul 10.00 WIB

sampai dengan pukul 22.00 WIB;b. untuk hari Sabtu dan Minggu, pukul 10.00 WIB sampai

dengan pukul 23.00 WIB;

Page 9: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

c. untuk hari besar keagamaan, libur nasional atau haritertentu lainnya, pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul24.00 WIB.

BAB VPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 8

(1) Pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatanpenataan pasar modern dilakukan oleh pemerintah daerahmelalui SKPD yang bertanggungjawab dibidang perdagangan.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupapenciptaan sistem manajemen penataan pasar modern,konsultasi, dan fasilitasi kerjasama.

(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1) yang dilakukan oleh Pemerintah daerah diatur lebihlanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB VIPERIZINAN USAHA

Bagian KesatuPasar Modern

Pasal 9

(1) Untuk melakukan usaha pasar modern, wajib memiliki izinyang dikeluarkan oleh Bupati melalui SKPD yangbertanggungjawab dibidang perdagangan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Izin usaha pasar modern terdiri dari:a. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP);b. Izin Usaha Toko Modern (IUTM).

(3) Persyaratan IUPP melampirkan dokumen:a. copy Surat Izin Pemanfaatan Tanah dari Bupati;b. hasil analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat serta

rekomendasi dari instansi yang berwenang;c. copy Surat Izin Lokasi dari Badan Pertanahan Nasional (BPN);d. copy Surat Izin Undang-Undang Gangguan (HO);e. copy Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB);f. copy Akte Pendirian Perusahaan dan Pengesahannya;g. rencana kemitraan dengan Usaha Mikro dan Usaha Kecil; danh. surat pernyataan kesanggupan melaksanakan dan mematuhi

ketentuan yang berlaku.

(4) Persyaratan IUTM melampirkan dokumen:a. copy Surat Izin Pemanfaatan Tanah dari Bupati;b. hasil analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat serta

rekomendasi dari instansi yang berwenang;

Page 10: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

c. copy Surat Izin Lokasi dari Badan Pertanahan Nasional (BPN);d. copy Surat Izin Undang-Undang Gangguan (HO);e. copy Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB);f. copy Akte Pendirian Perusahaan dan Pengesahannya;g. rencana kemitraan dengan Usaha Mikro dan Usaha Kecil; danh. surat pernyataan kesanggupan melaksanakan dan mematuhi

ketentuan yang berlaku.

Bagian KeduaWaralaba

Paragraf KesatuKriteria dan Ruang Lingkup Waralaba

Pasal 10

(1) Waralaba harus memenuhi kriteria sebagai berikut:a. memiliki ciri khas usaha;b. terbukti sudah memberikan keuntungan;c. memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa

yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis;d. mudah diajarkan dan diaplikasikan;e. adanya dukungan yang berkesinambungan; danf. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) yang telah terdaftar.

(2) Orang pribadi atau badan usaha dilarang menggunakanistilah dan/atau nama waralaba untuk nama dan/ataukegiatan usahanya, apabila tidak memenuhi kriteriasebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 11

(1) Waralaba terdiri atas pemberi waralaba dan penerima waralaba.

(2) Pemberi waralaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. pemberi waralaba berasal dari luar negeri;b. pemberi waralaba berasal dari dalam negeri;c. pemberi waralaba lanjutan berasal dari waralaba luar negeri;

dand. pemberi waralaba lanjutan berasal dari waralaba dalam negeri.

(3) Penerima waralaba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. penerima waralaba berasal dari waralaba luar negeri;b. penerima waralaba berasal dari waralaba dalam negeri; danc. penerima waralaba lanjutan berasal dari waralaba luar

negeri; dand. penerima waralaba lanjutan berasal dari waralaba dalam

negeri.

Paragraf KeduaPerjanjian Waralaba

Pasal 12

(1) Waralaba diselenggarakan berdasarkan perjanjian tertulis antaraPemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dan mempunyai

Page 11: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

kedudukan hukum yang setara dan terhadap mereka berlakuhukum Indonesia.

(2) Dalam hal perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditulis dalam bahasa asing, perjanjian tersebut harusditerjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

(3) Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memuat klausula paling sedikit:a. nama dan alamat para pihak;b. jenis Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI);c. kegiatan usaha;d. hak dan kewajiban para pihak;e. bantuan, fasilitas, bimbingan operasional, pelatihan, dan

pemasaran yang diberikan Pemberi Waralaba kepadaPenerima Waralaba;

f. wilayah usaha;g. jangka waktu perjanjian;h. tata cara pembayaran imbalan;i. penyelesaian sengketa;j. tata cara perpanjangan, pengakhiran, dan pemutusan

perjanjian;k. jaminan dari pemberi waralaba untuk tetap menjalankan

kewajibannya pada penerima waralaba sesuai dengan isiperjanjian hingga waktu perjanjian berakhir; dan

l. jumlah gerai yang akan dikelola oleh penerima waralaba.

(4) Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdisampaikan kepada calon penerima waralaba paling singkat 2(dua) minggu sebelum penandatanganan perjanjian.

Pasal 13

(1) Perjanjian waralaba yang diputus secara sepihak oleh pemberiwaralaba sebelum masa berlaku perjanjian berakhir, pemberiwaralaba tidak dapat menunjuk penerima waralaba yang baruuntuk wilayah yang sama, sebelum tercapai kesepakatan dalampenyelesaian perselisihan oleh kedua belah pihak (clean break)atau sampai ada putusan pengadilan yang sudah berkekuatanhukum tetap.

(2) Penerima waralaba baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat diberikan STPW, apabila sudah terjadi kesepakatan atausampai ada putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukumtetap.

Paragraf KetigaKewajiban Pemberi dan Penerima Waralaba

Pasal 14

(1) Pemberi Waralaba harus memberikan prospektus penawaranWaralaba kepada calon Penerima Waralaba pada saatmelakukan penawaran paling singkat 2 (dua) minggu sebelumpenandatanganan perjanjian waralaba.

Page 12: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

(2) Prospektus penawaran Waralaba sebagaimana dimaksud padaayat (1) memuat paling sedikit mengenai :a. data identitas Pemberi Waralaba;b. legalitas usaha Pemberi Waralaba;c. sejarah kegiatan usahanya;d. struktur organisasi Pemberi Waralaba;e. laporan Keuangan 2 (dua) tahun terakhir;f. jumlah tempat usaha;g. daftar Penerima Waralaba; danh. hak dan kewajiban Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba.

(3) Dalam hal prospektus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditulis dalam bahasa asing, prospektus harus diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia.

(4) Pemberi waralaba dan penerima waralaba mengutamakanpenggunaan barang dan/atau jasa produksi dalam negerisepanjang memenuhi standar mutu barang dan/jasa yangditetapkan secara tertulis oleh pemberi waralaba.

(5) Pemberi waralaba harus bekerja sama dengan pengusaha kecildan menengah di daerah setempat sebagai penerima waralabaatau pemasok barang dan/jasa sepanjang memenuhiketentuan persyaratan yang ditetapkan oleh pemberi waralaba.

(6) Pemberi waralaba wajib memberikan pembinaan kepada penerimawaralaba secara berkesinambungan dalam bentuk :

a. pendidikan dan latihan tentang sistem manajemenpengelolaan waralaba yang dikerjasamakan sehinggapenerima waralaba dapat menjalankan kegiatan waralabadengan baik dan menguntungkan;

b. secara rutin memberikan bimbingan operasionalmanajemen, sehingga apabila ditemukan kesalahanoperasional dapat diatasi dengan segera;

c. membantu pengembangan pasar melalui promosi, sepertimelalui iklan, leaflet/catalog/brosur atau pameran; dan

d. penelitian dan pengembangan pasar dan produk yangdipasarkan, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan dapatditerima pasar dengan baik.

Paragraf KeempatPenerbitan STPW

Pasal 15

(1) Pemberi waralaba wajib memiliki STPW dengan mendaftarkanprospektus penawaran waralaba sebelum membuat perjanjianwaralaba dengan penerima waralaba.

(2) Penerima waralaba wajib memiliki STPW denganmendaftarkan perjanjian waralaba.

Page 13: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

Pasal 16

Bupati melalui SKPD yang bertanggungjawab dibidangperdagangan menerbitkan:a. STPW pemberi waralaba berasal dari dalam negeri;b. STPW pemberi waralaba lanjutan berasal dari dalam negeri;c. STPW penerima waralaba berasal dari waralaba dalam negeri;d. STPW penerima waralaba lanjutan berasal dari waralaba luar

negeri; dane. STPW penerima waralaba lanjutan berasal dari waralaba dalam

negeri.

Pasal 17

Permohonan STPW diajukan kepada Bupati melalui SKPD yangbertanggungjawab dibidang perdagangan dan harusditandatangani oleh pemilik, pengurus, atau penanggung jawabperusahaan dengan mengisi formulir dan dilampiri persyaratansebagai berikut:a. pemberi waralaba berasal dari dalam negeri

1. fotokopi SIUP;2. fotokopi prospektus penawaran waralaba;3. fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP);4. fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta

Perubahan yang telah mendapat Pengesahan dari InstansiBerwenang bagi Perusahaan yang Berbadan Hukum;

5. fotokopi Tanda Bukti Pendaftaran HAKI; dan6. fotokopi KTP Pemilik/Penanggungjawab Perusahaan.

b. pemberi waralaba lanjutan berasal dari dalam negeri :1. fotokopi SIUP;2. fotokopi Prospektus Penawaran Waralaba;3. fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP);4. fotokopi STPW sebagai Penerima Waralaba;5. fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta

Perubahan yang telah mendapat Pengesahan dari InstansiBerwenang bagi Perusahaan yang Berbadan Hukum;

6. fotokopi Tanda Bukti Pendaftaran HAKI; dan7. fotokopi KTP Pemilik/Penanggungjawab Perusahaan.

c. penerima waralaba berasal dari dalam negeri :1. fotokopi SIUP;2. fotokopi Prospektus Penawaran Waralaba dari Pemberi

Waralaba;3. fotokopi perjanjian waralaba;4. fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP);5. fotokopi STPW sebagai Pemberi Waralaba;6. fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta

Perubahan yang telah mendapat Pengesahan dari InstansiBerwenang bagi Perusahaan yang berbadan Hukum;

7. fotokopi Tanda Bukti Pendaftaran HAKI; dan8. fotokopi KTP Pemilik/Penanggungjawab Perusahaan.

Page 14: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

d. penerima waralaba lanjutan berasal dari waralaba luar negeri :1. fotokopi SIUP;2. fotokopi Prospektus Penawaran Waralaba dari Pemberi

Waralaba;3. fotokopi perjanjian waralaba;4. fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP);5. fotokopi STPW sebagai Pemberi Waralaba;6. fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta

Perubahan yang telah mendapat Pengesahan dari InstansiBerwenang bagi Perusahaan yang berbadan Hukum;

7. fotokopi Tanda Bukti Pendaftaran HAKI; dan8. fotokopi KTP Pemilik/Penanggungjawab Perusahaan.

e. penerima waralaba lanjutan berasal dari dalam negeri:1. fotokopi SIUP;2. fotokopi Prospektus Penawaran Waralaba dari Pemberi

Waralaba;3. fotokopi perjanjian waralaba;4. fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP);5. fotokopi STPW sebagai Pemberi Waralaba;6. fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan/atau Akta

Perubahan yang telah mendapat Pengesahan dari InstansiBerwenang bagi Perusahaan yang berbadan Hukum;

7. fotokopi Tanda Bukti Pendaftaran HAKI; dan8. fotokopi KTP Pemilik/Penanggungjawab Perusahaan.

Pasal 18

(1) Pemohon STPW harus menunjukkan asli dokumen persyaratan.

(2) Pengurusan permohonan STPW dapat dilakukan oleh pihakketiga dengan menunjukkan surat kuasa bermaterai cukupyang ditandatangani oleh pemilik, pengurus, atau penanggungjawab perusahaan.

Pasal 19

(1) Paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanyaSP-STPW dan dokumen persyaratan secara lengkap dan benarBupati melalui SKPD yang bertanggungjawab dibidangperdagangan menerbitkan STPW.

(2) Apabila SP-STPW beserta dokumen persyaratan dinilai belumlengkap dan benar, Bupati melalui SKPD yangbertanggungjawab dibidang perdagangan membuat suratpenolakan penerbitan STPW kepada pemohon STPW, palinglama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanyasurat permohonan.

(3) Pemohon STPW yang ditolak permohonannya dapatmengajukan kembali permohonan STPW sesuai persyaratan.

(4) Tata cara penerbitan STPW diatur lebih lanjut dalam PeraturanBupati.

Page 15: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

Pasal 20

(1) STPW berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

(2) STPW sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang habis masaberlakunya dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.

(3) Perpanjangan STPW, dengan melengkapi persyaratan :a. asli Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW); danb. dokumen-dokumen lainnya apabila mengalami perubahan

data dari dokumen yang disampaikan 5 (lima) tahunsebelumnya.

(4) STPW dinyatakan tidak berlaku apabila :a. Jangka waktu STPW berakhir;b. Perjanjian waralaba berakhir; atauc. Pemberi waralaba dan/atau penerima waralaba

menghentikan kegiatan usahanya.

Pasal 21

(1) Pemberi waralaba dan penerima waralaba yang telah memilikiSTPW wajib menggunakan logo waralaba.

(2) Pemberi waralaba dan Penerima waralaba wajib menggunakanbahan baku, peralatan usaha serta manjual barang daganganpaling sedikit 80% barang dan/atau jasa produksi dalam negeri.

Paragraf KelimaPembinaan dan Pengawasan

Pasal 22

(1) Bupati wajib melakukan pembinaan Waralaba.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lainberupa pemberian:a. pendidikan dan pelatihan waralaba;b. rekomendasi untuk memanfaatkan sarana perpasaran;c. rekomendasi untuk mengikuti pameran waralaba baik di

dalam negeri dan luar negeri;d. bantuan konsultasi melalui klinik bisnis;e. penghargaan kepada pemberi waralaba lokal terbaik; dan/atauf. bantuan perkuatan permodalan.

(3) Pembinaan waralaba sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapatdilakukan secara bersama-sama dan/atau masing-masinginstansi teknis terkait sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 23

(1) Bupati atau pejabat yang bertugas dan bertanggung jawab dibidang perdagangan melakukan pengawasan terhadappelaksanaan Waralaba.

(2) Bupati atau pejabat yang bertugas dan bertanggung jawab dibidang perdagangan dapat melakukan koordinasi dengan

Page 16: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

instansi terkait dalam melaksanakan pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

Pasal 24

Bupati atau pejabat yang ditunjuk apabila diperlukan, dapat bekerjasama dengan SKPD yang berwenang, untuk meminta data dan/atauinformasi tentang kegiatan usaha yang dilaksanakan oleh orangpribadi atau badan usaha yang menggunakan istilah dan/atau namawaralaba.

Pasal 25

(1) Pemilik STPW pemberi waralaba berasal dari dalam negeri,pemberi waralaba lanjutan berasal dari luar negeri, dan penerimawaralaba berasal dari waralaba luar negeri, wajib menyampaikanlaporan kegiatan waralaba kepada Bupati atau pejabat yangbertugas dan bertanggung jawab di bidang perdagangan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikansetiap tahun paling lambat tanggal 31 Maret tahun berikutnya.

Pasal 26

(1) Pejabat yang ditunjuk untuk menerbitkan STPW harusmenyampaikan lampiran laporan perkembangan penerbitanSTPW kepada pejabat yang bertugas dan bertanggung jawab dibidang perdagangan dengan tembusan kepada Gubernur danBupati.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikansetiap tahun sekali paling lambat tanggal 31 Januari tahunberikutnya.

(3) Ketentuan dan tata cara pelaporan diatur lebih lanjut dalamPeraturan Bupati.

BAB VIIKEMITRAAN USAHA

Pasal 27

(1) Kemitraan dengan pola perdagangan umum dapatdilakukan dalam bentuk kerjasama pemasaran, penyediaanlokasi usaha, atau penerimaan pasokan dari pemasok kepadaToko Modern yang dilakukan secara terbuka.

(2) Toko Modern wajib memberikan pembinaaan terhadap produkUMKM agar sesuai dengan standar barang yang dipasarkan diToko Modern.

(3) Kerjasama pemasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dilakukan dalam bentuk:

Page 17: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

a. memasarkan barang produksi UMKM yang dikemas ataudikemas ulang (repackaging) dengan merek pemilik barang,Toko Modern atau merek lain yang disepakati dalamrangka meningkatkan nilai jual barang; atau

b. memasarkan produk hasil UMKM melalui etalase atau outletdari Toko Modern.

(4) Penyediaan lokasi usaha sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan oleh pengelola Pusat Perbelanjaan dan TokoModern kepada UMKM dengan menyediakan ruang usahadalam areal Pusat Perbelanjaan atau Toko Modern.

(5) UMKM sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harusmemanfaatkan ruang usaha sesuai dengan peruntukan yangdisepakati.

Pasal 28

(1) Kerjasama usaha dalam bentuk penerimaan pasokan barangdari Pemasok kepada Toko Modern dilaksanakan dalamprinsip saling menguntungkan, jelas, wajar, berkeadilan dantransparan.

(2) Toko Modern mengutamakan pasokan barang hasil produksiUMKM nasional selama barang tersebut memenuhi persyaratanatau standar yang ditetapkan Toko Modern.

(3) Pemasok barang yang termasuk ke dalam kriteria Usaha Mikro,Usaha Kecil dibebaskan dari pengenaan biaya administrasipendaftaran barang (listing fee).

(4) Kerjasama usaha kemitraan antara UMKM dengan TokoModern dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama komersialberupa penyediaan tempat usaha/space, pembinaan /pendidikanatau permodalan atau bentuk kerjasama lain.

(5) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(4) dibuat dalam perjanjian tertulis dalam bahasa Indonesiaberdasarkan hukum Indonesia yang disepakati kedua belahpihak tanpa tekanan, yang sekurang-kurangnya memuat hakdan kewajiban masing-masing pihak serta cara dan tempatpenyelesaian perselisihan.

Pasal 29

(1) Dengan tidak mengurangi prinsip kebebasan berkontrak,syarat-syarat perdagangan antara pemasok dengan TokoModern harus jelas, wajar, berkeadilan, dan salingmenguntungkan serta disepakati kedua belah pihak tanpatekanan.

(2) Dalam rangka mewujudkan prinsip sebagaimana dimaksudpada ayat (1), maka wajib memenuhi pedoman sebagaiberikut:a. potongan harga reguler (regular discount) berupa potongan

Page 18: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

harga yang diberikan oleh Pemasok kepada Toko Modernpada setiap transaksi jual-beli. Potongan harga reguler initidak berlaku bagi Pemasok yang memberlakukan sistemharga netto yang dipublikasikan secara transparan ke semuaToko Modern dan disepakati dengan Toko Modern;

b. potongan harga tetap (fixed rebate) berupa potonganharga yang diberikan oleh pemasok kepada Toko Moderntanpa dikaitkan dengan target penjualan yang dilakukansecara periodik maksimum 3 (tiga) bulan yang besarnyamaksimum 1% (satu persen);

c. jumlah dari potongan harga reguler (regular discount)maupun potongan harga tetap (fixed rebate) ditentukanberdasarkan presentase terhadap transaksi penjualan daripemasok ke Toko Modern baik pada saat transaksi maupunsecara periodik;

d. potongan harga khusus (conditional rebate) berupa potonganharga yang diberikan oleh Pemasok, apabila Toko Moderndapat mencapai atau melebihi target penjualan sesuaiperjanjian dagang, dengan kriteria penjualan:1) mencapai jumlah yang ditargetkan sesuai perjanjian

sebesar 100% (seratus persen) mendapat potongan hargakhusus paling banyak sebesar 1% (satu persen);

2) melebihi jumlah yang ditargetkan sebesar 101%(seratus satu persen) sampai dengan 115% (seratuslima belas persen), maka kelebihannya mendapatpotongan harga khusus paling banyak sebesar 5% (limapersen);

3) melebihi jumlah yang ditargetkan di atas 115% (seratuslima belas persen), maka kelebihannya mendapatpotongan harga khusus paling banyak sebesar 10%(sepuluh persen).

e. potongan harga promosi (promotion discount) diberikanoleh Pemasok kepada Toko Modern dalam rangka kegiatanpromosi baik yang diadakan oleh Pemasok maupun olehToko Modern yang diberikan kepada pelanggan ataukonsumen akhir dalam waktu yang dibatasi sesuaikesepakatan antara Toko Modern dengan Pemasok;

f. biaya promosi (promotion cost) yaitu biaya yang dibebankankepada Pemasok oleh Toko Modern sesuai kesepakatan keduabelah pihak yang terdiri dari:1) biaya promosi melalui media massa atau cetakan seperti

brosur atau mailer, yang ditetapkan secara transparandan wajar sesuai dengan tarif harga dari media danbiaya-biaya kreativitas lainnya;

2) biaya promosi pada toko setempat (In-Store Promotion)dikenakan hanya untuk area promosi di luardisplay/pajangan reguler toko seperti floor display,gondola promosi, block shelving, tempat kasir (Check outCounter), wing gondola, papan reklame di dalam dan diluar toko, dan tempat lain yang memang digunakanuntuk tempat promosi;

3) biaya promosi yang dilakukan atas kerjasama denganpemasok untuk melakukan kegiatan mempromosikanproduk pemasok seperti sampling, demo produk, hadiah,

Page 19: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

games, dan lain-lain;4) biaya yang dikurangkan atau dipotongkan atas aktivitas

promosi dilakukan maksimal 3 (tiga) bulan setelahacara berdasarkan konfirmasi kedua belah pihak.Biaya promosi yang belum terpakai harus dimanfaatkanuntuk aktivitas promosi lainnya baik pada periode yangbersangkutan maupun untuk periode yang berikutnya.

g. biaya-biaya lain di luar biaya sebagaimana dimaksud padahuruf f tidak diperkenankan untuk dibebankan kepadaPemasok;

h. biaya yang dikeluarkan untuk promosi produk barusudah termasuk di dalam Biaya Promosi sebagaimanadimaksud pada huruf f;

i. Pemasok dan Toko Modern bersama-sama membuatperencanaan promosi baik untuk produk baru maupununtuk produk lama untuk jangka waktu yang telah disepakati;

j. penggunaan jasa distribusi Toko Modern tidak bolehdipaksakan kepada Pemasok yang dapat mendistribusikanbarangnya sendiri sepanjang memenuhi kriteria (waktu,mutu, harga produk, jumlah) yang disepakati kedua belahpihak;

k. biaya administrasi pendaftaran barang (Listing fee) hanyauntuk produk baru dengan besaran sebagai berikut:1) kategori Hypermarket paling banyak Rp. 150.000,00

(Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah) untuk setiap jenisproduk setiap gerai dengan biaya paling banyak Rp.10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah) untuk setiap jenisproduk di semua gerai;

2) kategori Supermarket paling banyak Rp. 75.000,00(Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah) untuk setiap jenisproduk setiap gerai dengan biaya paling banyak Rp.10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah) untuk setiap jenisproduk di semua gerai;

3) kategori Minimarket paling banyak Rp. 5.000,00 (LimaRibu Rupiah) untuk setiap jenis produk setiap geraidengan biaya paling banyak Rp. 20.000.000,00 (DuaPuluh Juta Rupiah) untuk setiap jenis produk di semuagerai.

l. perubahan biaya administrasi pendaftaran barangsebagaimana dimaksud pada huruf k dapat disesuaikansetiap tahun berdasarkan perkembangan inflasi;

m. Toko Modern dapat mengembalikan produk baru kepadaPemasok tanpa pengenaan sanksi apabila setelah dievaluasiselama 3 (tiga) bulan tidak memiliki prospek penjualan;

n. Toko Modern harus memberikan informasi tertulis palingsedikit 3 (tiga) bulan sebelumnya kepada Pemasok apabilaakan melakukan stop order delisting atau mengurangiitem produk atau SKU (Stock Keeping Unit) Pemasok;

o. Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern harus berlaku adildalam pemberian pelayanan kepada mitra usaha baiksebagai pemilik/penyewa ruangan usaha maupun sebagaipemasok;

p. Toko Modern dilarang melakukan promosi penjualandengan harga lebih murah dibandingkan dengan harga di

Page 20: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

Pasar Tradisional terdekat untuk barang-barang kebutuhanpokok masyarakat.

Pasal 30

(1) Pembayaran barang dari Toko Modern kepada Pemasok UsahaMikro dan Usaha Kecil wajib dilakukan secara tunai untuk nilaipasokan sampai dengan Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah),diatas Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dilakukandengan cek, giro bilyet dalam jangka waktu paling lama15 (lima belas) hari setelah seluruh dokumen penagihan diterima

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk 1(satu) outlet atau 1 (satu) jaringan usaha.

BAB VIIILARANGAN

Pasal 31

Setiap penyelenggara usaha pasar modern dilarang:1. melakukan penguasaan atas produksi dan/atau penguasaan

barang dan/atau jasa secara monopoli;2. menimbun dan/atau menyimpan bahan kebutuhan pokok

masyarakat di dalam gudang dalam jumlah melebihi kewajaranuntuk tujuan spekulasi yang akan merugikan kepentinganmasyarakat;

3. menimbun dan/atau menyimpan barang-barang yang sifatdan jenisnya membahayakan kesehatan;

4. menjual barang-barang yang sudah kadaluwarsa;5. mengubah atau menambah sarana tempat usaha, jenis dagangan

dan merubah peruntukkannya tanpa Izin dari Bupati melaluiSKPD yang membidangi perdagangan;

6. memakai tenaga kerja dibawah umur dan/atau tenagakerja asing tanpa izin sesuai peraturan perundang-undanganyang berlaku.

BAB IXSANKSI ADMINISTRASI

Pasal 32

(1) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melanggar ketentuanPasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 15, Pasal 29 dan Pasal30 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini,dikenakan sanksi administrasi.

(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),berupa:a. pembekuani izin usaha;b. pencabutan izin usaha.

(3) Tata cara dan prosedur penerapan sanksi administrasisebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut

Page 21: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

dengan Peraturan Bupati.

BAB XPENYIDIKAN

Pasal 33

(1) Selain pejabat Penyidik Kepolisian Republik Indonesia,yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan ataspelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerahini dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dilingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannyaditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik Pegawai NegeriSipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berwenang:a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan

atau laporan dari seseorang berkenaan dengan adanya tindakpidana;

b. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadiandan melakukan pemeriksaan;

c. meminta keterangan dari perusahaan perorangan dan badanhukum sehubungan dengan tindak pidana;

d. meminta bantuan tenaga ahli dalam hubungannya denganpemeriksaaan perkara;

e. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkanruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedangberlangsung dan memeriksa identitas orang dan ataudokumen yang dibawa;

f. mengambil sidik jari dan memotret seseorang yang berkaitandengan tindak pidana;

g. memanggil orang untuk didengar keterangannya dandiperiksa sebagai tersangka atau saksi;

h. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dariPenyidik Kepolisian Republik Indonesia, bahwa tidakterdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut bukanmerupakan tindak pidana dan selanjutnya memberitahukanhal tersebut kepada Penuntut umum, tersangka, ataukeluarganya; dan/atau

i. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaranpenyidikan tindak pidana di bidang perizinan berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya, penyidik tidak berwenangmelakukan penangkapan, penahanan dan/atau penggeledahan.

(4) Penyidik membuat berita acara setiap tindakan tentang:a. pemeriksaan tersangka;b. pemasukan rumah;c. penyitaan benda;

d. pemeriksaan saksi;e. pemeriksaan kejadian.

Page 22: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

(5) Pejabat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud padaayat (1), memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum melaluiPenyidik Kepolisian Republik Indonesia, sesuai denganketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum AcaraPidana.

BAB XISANKSI PIDANA

Pasal 34

(1) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melanggarketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 PeraturanDaerah ini, diancam dengan pidana kurungan paling lama 6(enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah).

(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalahpelanggaran.

BAB XIIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 35

(1) Izin Usaha yang telah dimiliki Waralaba, Pusat Perbelanjaan danToko Modern sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini tetapberlaku dan dipersamakan dengan Izin Usaha Pusat Perbelanjaan(IUPP), Izin Usaha Toko Modern (IUTM) dan/ atau Surat TandaPendaftaran Waralaba (STPW) berdasarkan Peraturan Daerah ini.

(2) Izin Usaha Waralaba, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern yangmasih dalam proses harus mengikuti Izin Usaha PusatPerbelanjaan (IUPP), Izin Usaha Toko Modern (IUTM) dan/atauSurat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) berdasarkanPeraturan Daerah ini.

(3) Waralaba, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern yang telahberoperasi sebelum diberlakukannya Peraturan Daerah inidan belum melaksanakan program kemitraan, wajibmelaksanakan program kemitraan dalam waktu palinglambat 1 (satu) tahun sejak diberlakukannya PeraturanDaerah ini.

BAB XIIIKETENTUAN PENUTUP

Page 23: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

Pasal 36

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini,sepanjang mengenai ketentuan teknis pelaksanaan diatur lebihlanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 37

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam LembaranDaerah.

Ditetapkan di Sukadana,pada tanggal 14 Februari 2013

BUPATI LAMPUNG TIMUR,

ttd

ERWIN ARIFIN

Diundangkan di Sukadana,pada tanggal 14 Februari 2013

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN LAMPUNG TIMUR,

ttd

I WAYAN SUTARJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013NOMOR 11

PENJELASAN

Page 24: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

ATASPERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

NOMOR 11 TAHUN 2013

TENTANG

PENYELENGGARAAN PASAR MODERN DAN WARALABA

I. UMUM

Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataandan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan TokoModern merupakan landasan konstitusionil bagi daerah dalammelakukan penataan dan pembinaan bagi pasar tradisional danmodern, sedangkan pedoman teknisnya telah diatur di dalamPeraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 53/M-DAG/PER/12/2008. Perkembangan dan Fenomena pasar modern diKabupaten Lampung Timur baik yang berskala minimarket telahmembawa dampak yang begitu nyata bagi masyarakat baik dari sisisosial maupun ekonomi, dan kedepan juga sangat mungkin akanlebih berkembang kearah tumbuhnya hypermarket-hypermarketyang bila tidak di antisipasi akan membawa dampak negatif danmembahayakan bagi eksistensi pelaku ekonomi pemodal kecil sepertiusaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Dengan pertumbuhandan perkembangan pasar modern, maka perlu ditata dan dibina agarpedagang mikro, kecil, menengah dan koperasi serta pasartradisional dapat tumbuh dan berkembang bersama-sama denganpedagang pasar modern secara serasi, seimbang dan berkeadilanserta jauh dari praktek-praktek monopoli.

Kewenangan yang diberikan Pemerintah pusat kepadapemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan PresidenNomor 112 Tahun 2007 khususnya Bab IV pasal 12, dan PeraturanMenteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/8/2012 tentangPenyelenggaraan Waralaba, adalah kewenangan yang sangatstrategis terutama dalam hal penataan dan pengendalian pasartradisional dan pasar modern juga dalam penyelenggaraan waralaba.Berdasarkan hal tersebut, pembentukan perda penyelenggaraanpasar modern (waralaba) merupakan langkah tepat yang harusdilakukan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Asas “Kemanusiaan” yaitu asas dalam memberikan

perlindungan, Pemberdayaan pasar tradisional dan Penataanserta Pengendalian Pasar modern harus memperlakukanpelaku ekonomi yang ada di dalamnya secara manusiawi.

Asas “Keadilan” yaitu asas dalam memberikanperlindungan, Pemberdayaan pasar tradisional dan Penataanserta Pengendalian Pasar modern harus memperlakukan

Page 25: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

pelaku ekonomi yang ada di dalamnya secara adil sesuaidengan porsinya.

Asas “Kesamaan Kedudukan” yaitu asas dalammemberikan perlindungan, Pemberdayaan pasar tradisionaldan Penataan serta Pengendalian Pasar modern harusmemperlakukan pelaku ekonomi yang ada di dalamnya dalamkedudukan sama/setara.

Asas “Kemitraan” yaitu asas dalam memberikanperlindungan, Pemberdayaan pasar tradisional dan Penataanserta Pengendalian Pasar modern harus memperhatikan aspekkemitraan dan kerjasama yang saling menguntungkan.

Asas “Ketertiban dan Kepastian Hukum” yaitu asas yangmenjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbanganpenyelenggaraan perpasaran; serta asas dalam negara hukumyang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakanPenyelenggara Negara.

Asas “Kelestarian Lingkungan” yaitu asas dalammemberikan perlindungan, Pemberdayaan pasar tradisionaldan Penataan serta Pengendalian Pasar modern harusmemperhatikan aspek kelestarian lingkungan.

Asas “Kejujuran Usaha” yaitu asas dalam memberikanperlindungan, Pemberdayaan pasar tradisional dan Penataanserta Pengendalian Pasar modern harus memperhatikan aspekkejujuran dan saling percaya.

Asas “Persaingan Sehat (Fairnees)” yaitu asas dalammemberikan perlindungan, Pemberdayaan pasar tradisionaldan Penataan serta Pengendalian Pasar modern harusdiarahkan untuk tetap menjamin persaingan usaha yang sehat(fairnees) antara pelaku ekonomi yang ada di dalamnya.

Pasal 3Cukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Cukup jelas.

Pasal 6Cukup jelas.

Pasal 7Cukup jelas.

Pasal 8Cukup jelas.

Pasal 9Cukup jelas.

Pasal 10Cukup Jelas.

Page 26: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

Pasal 11Cukup Jelas.

Pasal 12Ayat (1)

Cukup Jelas.Ayat (2)

Cukup Jelas.Ayat (3)

Perjanjian Waralaba memuat :1. nama dan alamat para pihak yaitu nama dan

alamat jelas perusahaan dan nama dan alamatjelas pemilik/penanggung jawab perusahaanyang mengadakan perjanjian yaitu pemberiwaralaba dan penerima waralaba;

2. jenis hak kekayaan intelektual, yaitu jenis HakKekayaan Intelektual pemberi waralaba sepertimerek dan logo perusahaan, desain outlet/gerai,system manajemen/pemasaran atau racikanbumbu masakan yang diwaralabakan;

3. kegiatan usaha yaitu kegiatan usaha yangdiperjanjikan seperti perdagangan eceran/ritel,pendidikan, restoran, apotek atau bengkel.

4. hak dan kewajiban pemberi waralaba danpenerima waralaba yaitu hak yang dimiliki baikoleh pemberi waralaba maupun penerimawaralaba, seperti :a. pemberi waralaba berhak menerima fee atau

royalty dari penerima waralaba danselanjutnya pemberi waralaba berkewajibanmemberikan pembinaan secaraberkesinambungan kepada penerima waralaba;dan

b. penerima waralaba berhak menggunakanhak kekayaan intelektual atau ciri khasusaha yang dimiliki pemberi waralaba danselanjutnya penerima waralaba berkewajibanmenjaga kode etik/kerahasiaan HAKI atauciri khas usaha yang diberikan pemberiwaralaba.

5. bantuan, fasilitas, bimbingan operasional,pelatihan, dan pemasaran yang diberikanpemberi wralaba kepada penerima waralabaseperti bantuan fasilitas berupa penyediaan danpemeliharaan komputer dan program ITpengelolaan kegiatan usaha;

6. wilayah usaha yaitu batasan wilayah yangdiberikan pemberi waralaba kepada penerimawaralaba untuk mengembangakan bisniswaralaba seperti wilayah Sumatra, Jawa dan Baliatau di seluruh Indonesia;

7. jangka waktu perjanjian yaitu batasan waktu mulaidan berakhir perjanjian seperti perjanjian kerjasama ditetapkan berlaku selama (sepuluh) tahun

Page 27: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

terhitung sejak surat perjanjian ditandatanganioleh kedua belah pihak;

8. tata cara pembayaran imbalan yaitu tatacara/ketentuan termasuk waktu dan carapenghitungan besarnya imbalan seperti fee atauroyalty apabila disepakati dalam perjanjian yangmenjadi tanggung jawab penerima waralaba;

9. penyelesaian sengketa yaitu penetapantempat/lokasi penyelesaian sengketa sepertimelalui pengadilan negeri tempat/domisiliperusahaan atau melalui pengadilan, arbitrasedengan memperhatikan hukum Indonesia;

10. tata cara perpanjangan, pengakhiran, danpemutusan perjanjian seperti pemutusanperjanian tidak dapat dilakukan secara sepihak,perjanjian berakhir sengan sendirinya apabilajangka waktu yang ditetapkann dalamperjanjian telah berakhir. Perjanjian dapatdiperpanjang kembali apabila dikehendaki olehkedua belah pihak dengan ketentuan yangditetapkan bersama.

11. jaminan dari pihak pemberi waralaba untuktetap menjalankan kewajiban-kewajibannyakepada penerima waralaba sesuai dengan isiperjanjian hingga jangka waktu perjanjianberakhir.

12. jumlah gerai yang akan dikelola oleh penerimawaralaba.

Ayat (4)Cukup Jelas.

Pasal 13Cukup Jelas.

Pasal 14Ayat (1)

Cukup Jelas.Ayat (2)

Prospektus Penawaran Waralaba memuat :1. data identitas pemberi waralaba, yaitu

fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Pasporpemilik usaha apabila perorangan, danfotokopi Kartu Tanda Penduduk atau pasporpara Pemegang Saham, Komisaris dan Direksiapabila berupa badan usaha;

2. legalitas usaha waralaba, yaitu izin usahateknis seperti Surat Izin Usaha Perdagangan(SIUP), Izin Usaha Pariwisata, Surat IzinPendirian Satuan Pendidikan atau Izin usahayang berlaku di negeri Pemberi Waralaba;

3. sejarah kegiatan usahanya, yaitu uraian yangmencakup antara lain mengenai pendirianusaha, kegiatan usaha, dan pengembanganusaha;

Page 28: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

4. struktur organisasi Pemberi Waralaba, yaitustruktur organisasi usaha Pemberi Waralabamulai dari Komisaris, Pemegang Saham danDireksi sampai ke tingkat operasionaltermasuk dengan Pewaralaba/Franchisee-nya;

5. laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir,yaitu laporan keuangan atau neracakeuangan Perusahaan Pemberi Waralaba 2(dua) tahun berturut-turut dihitung mundurdari waktu permohonan prospektus penawaranwaralaba;

6. jumlah tempat usaha, yaitu outlet/geraiusaha waralaba sesuai dengan kabupatendomisili untuk Pemberi Waralaba DalamNegeri dan sesuai dengan Negara domisilioutlet/gerai untuk Pemberi Waralaba LuarNegeri;

7. daftar penerima waralaba, yaitu daftar namadan alamat perusahaan dan/atauperseorangan sebagai Penerima waralaba danperusahaan yang membuat prospektuspenawaran waralaba baik yang berdomisili diIndonesia maupun di luar negeri; dan

8. hak dan kewajiban Pemberi Waralaba danPenerima Waralaba, yaitu hak yang dimilikibaik oleh Pemberi Waralaba maupunPenerima Waralaba, seperti :a. Pemberi waralaba berhak menerima fee

atau royalty dari penerima waralaba danselanjutnya pemberi waralaba berkewajibanmemberikan pembinaan secaraberkesinambungan kepada penerimawaralaba; dan

b. Penerima waralba berhak menggunnakanHak Kekayaan Intelektual atau ciri khasusaha yang dimiliki pemberi waralaba danselanjutnya penerima waralaba berkewajibanmenjaga kode etik/kerahasiaan HKI atauciri khas usaha yang diberikan pemberiwaralaba.

Ayat (3)Cukup Jelas.

Ayat (4)Cukup Jelas.

Ayat (5)Cukup Jelas.

Ayat (6)Cukup Jelas.

Pasal 15Cukup Jelas.

Pasal 16Cukup Jelas.

Page 29: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

Pasal 17Cukup Jelas.

Pasal 18Cukup Jelas.

Pasal 19Cukup Jelas.

Pasal 20Cukup Jelas.

Pasal 21Cukup Jelas.

Pasal 22Ayat (1)

Cukup Jelas.Ayat (2)Pembinaan yang dilakukan oleh Bupati antara lain:1. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan

tentang sistem waralaba, baik bagi pemberiwaralaba/penerima waralaba dalam negeri maupunbagi pengusaha yang usahanya layakdiwaralabakan;

2. merekomendasikan penerima/calon penerimawaralaba untuk diberikan keringanan/kemudahanmemanfaatkan sarana perpasaran, baik milikpemerintah atau pemerintah daerah maupun milikswasta;

3. memfasilitasi/merekomendasikan pemberi/calonpemberi waralaba dalam negeri yang memilikiproduk yang potencial dipromosikan lebih luasuntuk mengikuti pameran waralaba, baik di dalamnegeri maupun di luar negeri;

4. memfasilitasi sarana klinik bisnis, baik di daerah-daerah maupun pada pameran-pameran di dalamnegeri untuk dapat dimanfaatkan para pewaralabauntuk berkonsultasi/berdiskusi tentangpermasalahan yang dihadapi;

5. mengupayakan pemberian penghargaan kepadapemberi waralaba dalam negeri yang telahmengembangkan waralabanya dengan, baik danmemberikan manfaat yang baik terhadapperekonomian nasional;

6. memfasilitasi untuk memperoleh bantuanperkuatan permodalan bagi pemberiWaralaba/Penerima Waralaba dalam Negeri, baikmelalui instansi terkait maupun melalui unsurperbankan.

Ayat (3)Cukup Jelas.

Page 30: PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2013/KabupatenLampungTimur-2013-11.pdfkeuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan

Pasal 23Cukup Jelas.

Pasal 24Cukup Jelas.

Pasal 25Cukup Jelas.

Pasal 26Cukup Jelas.

Pasal 27Cukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas.

Pasal 29Cukup jelas.

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Cukup jelas.

Pasal 32Cukup jelas.

Pasal 33Cukup jelas.

Pasal 34Cukup jelas.

Pasal 35Cukup jelas.

Pasal 36Cukup jelas.

Pasal 37Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMURNOMOR 08