peraturan bupati jayawijaya · 21 . sural keletapan pajak daerah nihil yang selanjutnya di singkat...

15
Menimbang Mengingat PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA NOMOR ! t\ TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGELOL.AAN PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAWIJAYA, I bahwa untuk menindak-lanjuti ke tentuan Pasal 34 Pe ratu ran Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, perlu ditetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Restoran; ]' 1. Undang-Undang Nomor 12 Ta[llln196'9 tentang Perr.bentukan Pro vinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47); 2. Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesi a I a hun 1997 Nomor 42 , Tambahan Lembaran Nega ra Repub li k Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomo r 19 Tahun 2000 tentang Peruba han Atas Undang- Undang Nomor 19 Tahu n 1997 tentang Penag' ihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Neg ara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 29, Tambahan Lembaran Nega ra Republik Nomor 3987); . 'lUI) 3. Undang-Undang Nomor 21 Khusus Bag i Provinsi apua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negar a Re p ublik Indonesia Nomor 4152). sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lem bara n Negar a Republik Indones ia Tahun 2001 Nomor 112, Tamlrahan Lembaran Negar a Republik Indonesia Nomor 4884) ; 4. Undang- Undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negar a Republik Indonesia Nomor 4189) ; 5. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keua ngan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang·Undang Nomor 10 Tahun 2004 t - ;n g Pe mbentukan Peratura n Perundang·Undangan (Lembaran Negara Repu b · I ndonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambah an Lembaran Negara Nomor 4389); 7. Undang-U ndang Nomor 32 Tahun 2004 terH'Cmg ;.· _ '11 erintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 , Tamb ahan Lembaran Negara Republik Indone sia Nomor 4437) sebaga i mana telah diuba h beberapakali terakhi r dengan Undang -U ndang No mor 12 Tahun 2008 tentang P erubahan Kedua Atas (/ Undang-U ndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerin t ahan Daerah (Lembaran /.If-

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

Menimbang

Mengingat

PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA

NOMOR ! t\ TAHUN 2011

TENTANG

TATA CARA PENGELOL.AAN PAJAK RESTORAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JAYAWIJAYA, I

bahwa untuk menindak-lanjuti ketentuan Pasal 34 Peratu ran Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, perlu ditetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Restoran; i~

]' 1. Undang-Undang Nomor 12 Ta[llln196'9 tentang Perr.bentukan Provinsi Otonom Irian

Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 47);

2. Undang- Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia I a hun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang­Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penag'ihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik lndo.·n~~a Nomor 3987);

. 'lUI) ~'0\ 3. Undang-Undang Nomor 21 rfentan~~tonomi Khusus Bag i Provinsi P·apua

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152). sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112, Tamlrahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884) ;

4. Undang- Undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4189) ;

5. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

6. Undang·Undang Nomor 10 Tahun 2004 t - :·;ng Pembentukan Peraturan Perundang·Undangan (Lembaran Negara Repub · Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 terH'Cmg ;.· _ '11erintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-U ndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas (/ Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerin tahan Daerah (Lembaran /.If-

Page 2: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

Menetapkan

l J

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

9. Undang-Uhdang Nomor 28 Tahurj 2009 tentang Paj·ak Daerah dan Rettibusi Daerah (Lembaran Negara Republik ln·donesia Tahon 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 ten tang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonHsia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republ ik Indonesia Nomor 4578);

11 . Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12. Peraturan Daerah Nomor 5 T a hun 2008 tHntang Urusan Pemerintahan Kabupaten Jayawijaya (Lembaran Daerah Kabupaten Jayawijaya Tahun 2008 Nomor 5) ;

13. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Jayawijaya Tahun 2008 Nomor 7) ;

14. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Jayawijaya Tahun 2011 Nomor 2);

MEMUTUSKAN:

PERATURAN BUPATI TENTAtJ!G TATA CARA P'ENGEL.OLAAN PAJAK RESTORAN.

BASI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud den·gcm :

1. Daerah adalah Kabupaten Jayawijaya. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.

3. Bupati adalah Bupati ~ r.wawi_iaya .

4. Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset yang selanjutnya disingkat DPPKA adalah Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Jayawijaya .

5. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.

6. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan Pajak Daerah .

7. Wajib Pajak adalah Orang Pribadi a tau Bad an yang menu rut ketentuan Peraturan Perundang-Und9ngan Perpajakan Daerah, diwajibkan untuk melakukan Pembayaran Pajak yang teru tang . Termasuk pemungutan atau pemotong Pajak.

8. Penanggung Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang bertanggung jawab atas Pembayaran Pajak, terrr;asuk waki l yang menjalankan Hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menur~t ketentuan Peraturan Perpajakan Daerah.

9. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatup-n baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Bad an Usaha Milik .~·<

2 :.~. ·.~; .. :.~

Page 3: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

- --- - - - - - - -

Negara alau Daerah dengan nama dan dtrlam bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, dana pensiun, persaluan perkumpulan , Yayasan atau Organisasi yang sejenis , Lembaga, bentuk usaha tetap serta bentuk badan lainnya.

10. Mas a Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sam a dengan 1 (satu) bulan lakwim atau jangka waklu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

11 . Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun takwim kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim.

12. Pajak Restoran adalah Pajak atas Pelayanan Restoran .

13. Restoran adalah fas ilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipung-ut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin , warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/k.atering . '

14. Pengusaha Restoran adalah orang priba·di ataw badan yang menyelenggarakan usaha Restoran untuk dan atas namanya se·ndiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

15. Surat PendaftarC1n Objek Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPOPD adalah sural yang digunakan Wajib Pajak unluk mendaftarkan diri dan melaporkan Objek Pajak alau Usahanya ke DPPKA/Badan .

16. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah yang selanjutnya disingkal NPWPD, adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam Administrasi Perpajakan yang dipergu nakan sebagai tanda pengenal diri atas ldentitas Wajib Pajak dan untuk Wajib Pajak dalam melaksanakan Hak dan Kewajiban Perpajakan Daerah . ., 'P1~'>

17. Sural PemberitahuanfPajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD adalah sural yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan Perhitungan dan/atau Pembayaran Pajak, dan/alau obyek pajak, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

18. Surat Keletapan Pajak DaerCJh yang selaniutnya disingkat SKPD adalah surat keletapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pajak terutang dan belum bersifat final.

19. Surat Keletapan Pajak Daerah Kurang Sayar yang selanjutnya disingkat SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurar.gan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi adminislrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.

20 . Sural Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkal SKPDKBT adalah surat ketetapan p·ajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang ditetapkan.

21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak, at-au pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

22 . Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah sural ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebih an pembayaran pajak karena jumlah kred it pajak lebih besar dari pajak yang lerutang atau tidak seharusnya lerulang.

23 . Surat Tagihan Pajak Da·erah yang lebih selanjulnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan Tagihan Pajak dan/atau sanksi Admin istrasi berupa bunga dan/atau bunga dan/alau denda.

24. Pembayaran Pajak Daerah adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak sesuai dengan SPTPD, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB dan ~ STPD ke Kas Daerah atau ke tempat lain yang ditunjuk sesuai dengan jangka 9- . waktu yang telah ditentukan .

3

Page 4: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

------- -

25. Pembukuan adalah suatu proses pencatatCll'l yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah h·arga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.

26. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, danlatau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah danlatau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-u nd'angan perpajakan daerah.

27.

28 .

29.

Bon Penjualan adalah dokumen bukti pemb'ayaran atas pelayanan yang telah diberikan oleh Wajib PajakiPengelola;

Menghitung Pajak Sendiri (M PS) I Self Assesmen1, adalah cara penghitungan pajak yang memberi kepercayaan kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak untuk menghitung dan me0yetor sendiri pajak yang terutang sesu~i . dengan ketentuan yang berlaku ; ·t .

' 1

Cara T aksasi (Non MPS) I Official Assesment, adalah cara penghitungan pajak, dimana jumlah pajak lerulang seliap Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dilelapkan langsung oleh Kepala DPPKA.

I BAS II

RUANG LINGKUP

Pasal2

Peraturan Bupati ini mengalur hal-hal sebagai berikul:

a. Pendaftaran dan Pelaporan ;

b.Pemungulan Pajak meliputi:

1) Tala Cara Pemungulan;

2) Sural Tagihan Pajak;

3) Tata Cara Pembayaran dan Penagihan;

4) Keberatan dan Banding; 5) Pembetulan, Pembatalan, Pengurarrgan Ketetapan, Penghapusan atau

Pengurangan Sanksi Administrasi;

c. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak;

d. Kedaluarsa Penagihan;

e. Pembukuan dan Pemeriksaan;

f. lnsenlif Pemungulan .

( 1)

(2)

(3)

BABIII

PEN DAFT ARAN DAN PELAPORAN

Pasal 3

Seliap Wajib Pajak, wajib mendaftarkan usahar.ya dengan menggunakan formulir SPOPD ke DPPKA paling lambat 3 (tiga) bulan sejak perusahaan tersebut beroperasi.

SPOPD diambil sendiri oleh Wajib Pajak at::IU Penanggung Pajak di DPPKA atau dapal diantar oleh pelugas DPPKA.

SPOPD harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap dan ditandatallgani olehpt Waji? Pajak atau Penanggung .Paja.k s.erta disampaikan ke DPPKA pal ing lambat } . . 30 (t1ga puluh) han kalender seJak d1tenmanya SPOPD. . .

4

Page 5: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

(4) Wajib Pajak yang telah mendaitarkan usaha:nya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan NPWPD, Surat PenunjtJkkan sebagai Wajib Pungut dan Pengukuhan sebagai Wajib Pajak serta diberikan Maklumat · yang berisi pemberitahuan kepada konsumen tentang pengenaan Pajak.

(5) Kepala DPPKA dapat menerbitkan NPWPD secara jabatan, apabila Wajib Pajak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaks-ud pad a ayat (1 ).

Pa-sal 4

(1) Setiap Wajib Pajak, wajib melaporkan keg iatan usahanya dengan menggunakan formu lir SPTPD yang telah diisi dengan benar, jelas, lengkap dan ditandatangani oleh Wajib Pajak ke DPPKA

(2) Penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) di lakukan paling lam bat 20 (dua puluh) hari kalender setelah berakhir masa pajak.

(3) Apabila batas waktt.J penyampaian SPTPD jatuh pada hari libur, maka batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari kerja berikutnya.

(4) Penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai dengan keterangan transaksi.

(5) SPTPD dianggap tidak disampaikan, apabila tidak ditandatangani ol·eh Wajib Pajak a tau Penanggung Pajak sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dan/atau tidak disertai keterangan trans.aksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

Pas·al 5

( 1) Bupati at au Pejabat · yang ditunjuk C:!tas permohonan Wajib Pajak a tau Penanggung Pajak, dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPTPD paling lama 1 (satu) bulan setelah akhir mas·a pajak.

(2) Apabila batas waktu . penyrlmpaian SPTPD pad a akhir bulan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) jatuh pad a hari li!Jur, maka batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari kerja berikutnya.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pad'Cl ayat (1 ), diajukan s·ecara tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk, paling lambat sebelum berakhirnya batas waktu penyampaian SPTPD.

Pasal 6

Wajib Pajak yang menyampaikan SPTPD s·etelah tanggal sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 5 ayat (2) , dikenakan sanksi berupa teguran tertulis .

( 1)

(2)

Pasal7

Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPTPD yang telah disampaikan, dengan menyampaikan surat pernyataan tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk, dalam jangka wak(u paling lama 2 (dua) tahun sesudah berakhirnya masa Pajak, sepanjang ~ DPPKA bel urn melakukan tindakan pemeriksaan .

Dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung p·ajak membetulkan sendiri SPJPD se~agaimana dimaksud pad a ayat (1 ), yang menga~ib~tk~n huta~g pajak m1jadi leb1h besar, maka kepadanya d1kenakan sanks1 adm1mstras1 berupa denda sebesar 2% (dua persen) per bulan alas jumlah pajak yang kurang cfibayar, ~ dihitung sejak berakhirnya penyampaian SPTPD sampai dengan tanggal ~ pembayaran karena pembetulan SPTPD.

5

Page 6: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

' 6AB IV

PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN

Bagian Ke·satu Tata Cara Pemungutan

Pasal 8

Pajak Restoran dipungut dan/atau dengan cara menghitung Pajak Sendiri (MPS)/Se/f Assesment dan atau cara Taksasi (Non MPS)/OfficiaJ Assesment.

Pasal9

(1) Untuk Menghitung Paj::1k Sendiri (MPS)/Self Assesment, Wajib Pajak a tau Penanggung Pajak diwajibkan menggunakan Nata/Faktur PenJualan.

(2) Nota/Faktur Penjualan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) digunakan untuk setiap transaksi pelayanan di Restoran , kecu ali ditetapkan lain dengan Kep-u tusan Bupati .

(3) Wajib Pajak yang tidak menggunakan Nota/Faktur Penjualan sebagaitnana dimaksud pad a ayat (1) dan ayat (2) dikenakan sanksi berupa teguran tertulis .

Pasal 10

(1) Cara Taksasi (Non MPS)/Officia/ Assesment, dikenakcm berdasarkan taksiran omzet yang ditetapkan secara Jabatan yang dituangkan dalam SKPD dan/atau SKPDT.

(2) Cara Taksasi (Non MPS)/Officia/ Assesment sebagaiman dimaksud pada ayat (2) diberlaku kan kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang tidak menggunakan cara Menghitung Pajak Sendiri (MPS)/Se/f Assesment.

Bagia·n Kedua · Sura:t Tagihan Pajak ' .. Pasal11

(1) Penagihan Pajak dilakukan terhadap pajak yang teru tang dalam SKPD, SKPDRB, SKPDKBT, STPD, Sura.t Keputusan Pembetulan , Surat Keputusan Keberatan jan Putusan Pengadilan . :

(2) Penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), dilakukan dengan terlebih dahu lu memberikan surat teguran apabila telah melewati batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan.

i

(3) Surat Teguran sekurang·kurangnya memuat :

( 1)

a. nama wajib pajak dan atau penanggung pajak;

b. besarnya hutang pajak;

c. perintah untuk membayar;

d. saat pelunasan hutang pajak.

Bagian Ketiga Tata Cara Pembayaran dan Penagihan

Paragraf Kesatu Tata Cara Pembayar'an

Pasal 12

Pembayaran pajak dilakukan melalui Kas Daer-ah atau tempat lai·n yang ditunjuk oleh Bupati dengan menggunakan media SPTPD (hanya digunakan untuk g_£ pembayaran yang dilakukan rnelalui transfer langsung/kli ring oleh Wajib Pajak),/ Jf-

6

Page 7: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

SKPD, SKPDKB dan STPD s·esuai waktlJ yang dltentukan dalam SKPD, SKPDKB dan STPD.

(2) Apabila pembayaran pajak dilakukan di temp·at lain yang ditunjuk, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah paling lambat 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan ol8h Bupati .

Pasal 13

(1) Pembayaran pajak harus dilakukan s-ekaii·gus atau lunas.

(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk, atas permohonan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak setelah memen·uhi persyaratan yang ditentukan, dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur dan/atau menunda pajak dalam kurun waktu tertentu.

(3) Angsuran pembayaran pajak sebagaiman'Cl dimaksud pada ayat (2) , h·arus dilakukan secara teratur dan berturut-turut de·ngan dikenakan denda sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak yang belum atau kurang dibayar.

(4) Bupati dapat memberikan persetujuah kepada Wajib Pajak untuk meng·angsur dan/atau menunda pembayaran pajak sampai batas waktu yang ditentukan dengan dikenakan denda berupa denda 2% (dua persen) per bulaQ dari jumlah pajak yang belum atau ,kurang bayar.

(5) Persyaratan untuk dapat mengang·sur dan/atau menunda pemb'ayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ay~l't (4) yaitu kegiatan usaha Wajib Pajak berdasarkan hasi l pemeriksaan mengalami kesulitan keuangan yang antara lain dibuktikan dengan perh itungan Acid Test Ratio/Quick Ratio kurang dari 1.

Paragraf Kedua Tata Cara Penagihan

Pas:al14

(1) Penagihan Pajak dap·at dilakukan seketika dan sekaligus t·anpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran, apabila berdasarkan laporan dari Wajib Pajak dan/atau ir'l'stansi yang berwenang diketahui :

a. Wajib Pajak atau Penanggung Pajak akan meninggalkan l ndone~ i a untuk selama-lamanya, atau berniat untuk itu;

b. Waj ib P·ajak atau Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan yang dilakukan di Indonesia;

c. Diindikasikan terdapat tanda-tanda bahwa Wajib Pajak atau Penanggung Pajak akan membubarkan usahanya, atau menggabungkan usahanya, atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya;

d. badan usaha akan dibubarkan oleh negara;

e. terj adi penyitaan atas barang wajib pajak atau penanggung pajak oleh pihak ketiga , atau terdapat tanda-tanda kepailitan.

(2) Surat Peri ntah Penagihan Seketika dan Sekal igus, sekurang-kurangnya memuat :

a. nama wajib pajak atau nama wajib pajak dan penanggung pajak;

b. besarnya hutang pajak;

c. perin tah untuk membayar; dan

d. saat pelunasan pajak.

(3) Sural Perintah Penag ihan Seketika dan Sekaligus diterbitkan sebelum penerbitan

suratpaksa . ~ (4) Pelaksanaan Penagihan seketika dan . sekaligus, dilaksanakan sesuai dengan ~

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

7

Page 8: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

Pasal 15

(1) Pajak yang terutang berdasa-rkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan , Surat'Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang tidak atau kurang dibayar oleh Wajib Pajak pada waktunya, dapat ditagih dengan Surat Paksa .

(2) Surat Paksa sebagaimana dimak·sud pad a aya~) diterbilkan , apabila·:

a. wajib pajak atau penanggung pafak .tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan surat tegu ran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sesuai peraturan perundang·undangan yang berlakuatau;

b. terhadap wajib pajak atau penanggung pajak telah dilaksanakah penagihan seketika atau sekaligus atau;

c. wajib pajak atau penanggung pajak tidak meme~hi ketentuan sebagaimana lercantum dalam keputusan persetujt:Jan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

Pasal 16

(1) Surat Paksa diberilahukan oleh Juru Sira Pajak dengan pernyataan dan penyerahan Salin an Sural Paksa, kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak.

(2) Pemberitahuan Sural Paksa sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), dituangkan dalam Berita Acara, yang sekurang-kurangnya memuat :

a. hari dan tanggal pemberitahuan surat paksa;

b. nama juru sita pajak;

c. nama yang menenma; d. lempat pemberilahuan sural paksa.

(3) Surat Paksa lerhadap orang pribadi diberitah'ukan oleh Juru Sita Pajak kepada :

(4)

(5)

(6)

a. wajib pajak alau penanggung pajak di tempat tinggal , tempat usaha atau di lempal lain yang memungkinkan;

b. orang dewasa yang bertempat tinggal bersama ataupun yang b-ekerja di tempat usaha penanggung pajak, apabila penanggung pajak yang bersangkutan tidak dapat di jumpai;

c. salah seorang ahli waris atau pelaksana wasial alau yang mengurus harta penin,ggalannya, apabila wajib pajak telah meninggal dunia dan harta warisan belum dibagi;

d. para ahli waris, apabila wajib pajak lelah meninggal dunia dan haria warisan te lah dibagi.

Surat Paksa terhadap Bad an Usaha diberrtahukan oleh Juru Sita Pajak kepada :

a. pengurus, kepala perwakilan , kepala cabang, penanggu ng jawab, pemilik modal, baik di tempat kedudukan badan yang bersangkuan, di tempat tinggal mereka, maupun di lempat lain yang memungkinkan ;

b. pegawai tetap di .tempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan , ap2bila juru sita pajak tidak dapat menjumpai salah se'Orang sebagaimana dimaksud pad a huruf a.

Dalam hal Wajib Pajak dinyatakan Parlit, Surat Paksa di beritahukan kepada Kurator, Hakim Pengawas atau Balai Harta Peninggalan, dan dalam hal Wajib Pajak dinyatakan bubar atau dalam likuidasi, Surat Paksa diberitahukan kepada orang atau Badan Usaha yang dibebani untuk melakukan pemberesan, atau Likuidator.

Dalam hal ~ajib Pajak menunjuk seo:~ng kuasa ?engan Surat Kuasa Kh usus ~ untuk menJalan kan hak dan kewaJiban perpaJakan , Surat Paksa dapat {T;

diberitahukan kepada penerima kuasa dimak·sud. · /

8

Page 9: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

(7) Apabila pemberitahu an Surat Paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak dapat dil3ksanakan, Surat Paksa disampaikan melalui lembaga Pemerintah Daerah setempat.

(8) Dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung paj:ak tidak diketahui tempat tinggalnya, tempat usaha, atau tempat kedudukannya, Penyampaian Surat Paksa dilaksanakan dengan cara rnenempelkan Surat Paksa pada papan pengumuman Kantor Pejabat yang menerbitkannya, mengumumkan melalui Media Massa, atau cara IBin yang ditetapkan dengan Keputusan B:Upati.

(9) Dalam hal Surat Paksa harus dilaksanakan diltrar wilayah kerja Pejabat, Pejabat dimaksud meminta bantuan kepada Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat pelaksanaan Surat Paksa, kecuali ditetapkan lain oleh Bupati.

(10) Pejabat yang meminta bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (9), wajib membantu dan memberitahukan tindakan yang telah dilaksanakan kepada Pejabat yang meminta bantuan.

(11 ) Dalam Hal Wajib Pajak at au Penanggung Pajak a tau pihak-pihak yan·g dimaksud pada ayat (3) dan (4) menolak untuk menerima Sural Paksa, Juru Sita Pajak meninggalkan Surat Paksa dimaksud dan mencatatnya dalam Berita Acara bahwa Penanggung Pajak tidak mau menerima Surat Paksa, dan surat dianggap telah diberitahukan .

(12) Pengajuan keberatan oleh Wajib p·ajak atau Penanggung Pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan Sural Paksa .

Pas.al17

( 1) Pelaksanaan Sural Paksa lidak dapal dilanjulkan dengan penyitaan s·ebelum lewat 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan.

' (2) Pelaksanaan Penagihan pajak dengan Surat Paksa, dilakukan sesuai dengan

ketentu an peratu ran perundang-undangan yang berlaku.

( 1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Pa-s·al18

Apabila hutang pajak tidak di lu nasi Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pas a I 17, Pejabat menerbitkan Sural Perintah melaksanakan Penyitaan.

Penyitaan dilaksanakan oleh Juru Si·ta Paj'ak dengan di saksikan oleh sekurang­kurangnya 2 orang yang telah dewasa, pendu\:luk Indonesia, dikenal oleh Juru · Sita Pajak dan dapat dipercaya.

S'etiap Pelaksanaan Penyitaan, Juru Sfta Pajak membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita yang ciitandatangani oleh Juru Sita Pajak, Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dan saksi-saksi.

Walaupun Penanggung Pajak tidak hadir, penyitaan tetap dap.at dilaksanakan dengan syarat seorang saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), b·erasal dari Pemerintah Daerah.

Dalam hal penyilaan dilaksanakan tidak dihad1ri oleh Wajib Pajak a'tau Penanggung Pajak sebagaimana dimaksud pa:j a ayat (4), Berila Acara Pelaksanaan Sila dilandatangani Juru Sita Pajak dit! ri lain .

Berita Acara Pelaksanaan Sita lelap mempun.yai k~kualan mengikal, _ rnesl\ip~n~ Penanggung PaJak menolak menandatangan1 Benta Acara Pelaks·anaan S1ta); sebagaimana dimaksud pad a ayat (3). :

9

Page 10: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

..

(7) Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita dapat ditempelkan pada barang bergerak atau barang tidak bergerak yang disita, atau barang bergerak atau barang tidak bergerak yang disita dan atau ditempat-tempat umum.

Pasal 19

(1) Penyitaan dilaksanakan terhadap barang milik Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang berada ditempat tir,g-gal, tempa·t usaha, tempat kedudukan, atau ditempat lain termasuk yang penguasaannya berada ditangan pihak lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan uang tertentu yang dapat berupa :

a. barang bergerak termasuk mobi l, perhiasan, uang tunai , dan deposito berjangka, tabungan , saldo rekening, giro, atau bentuk lainnya yang · .. d!persamakan dengan itu, obligasi saham, ata~ surat berharga lainnya, .. . Gt;, ~j p~utang dan penyertaan rnodal pada perusahaan la1n; . . . ~!?~~ ~ :~>~

b. barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, da~engan isi ·. . tertentu. '\.:7u' (

(2) Penyitaan terha'dap Wajib Pajak atau Penanggung Pajak Badan dapat · dilaksanakan terhadap barang milik Peruscthacm, Pengurus, Kepala . Perwakilan, Kepala Cabang, Penanggung Jawab, Pemilik Modal, baik di tempat kedudukan yang bersangkutan , ditempat tinggal mereka maupun ditempat lain .

(3) Penyitaan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita diperkirakan cukup oleh Juru Sita Pajak untuk melunasi hutang pajak dan biaya penagihan pajak.

(4) Pengajuan keberatan tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyrtaan.

Pasal 20

Penyitaan tam bah an dapat di laksanakan apabila :

a. nilai barang yang disita nilainya tidak cukup wntuk melunasi biaya penagihan pajak dan hutang pajak ;

b. hasil lelang barang yang Ieiah disita tidak cukup untuk melunasi biaya penagihan pajak dan hutang pajak.

Pasal 21

Apabila hutang pajak dan/atau biaya penagihf'f1, pajak tidak dilunasi setelah dilaksanakan penyitaan , Pejabat berwenang melaksanakan penjualan secara lelang terhadap barang yang disita melalui Kantor Lelang Negara berdasarkan ketentuan yang berlaku .

Pasal22

(1) Lelang tetap dapat dilaksanakan walaupun keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak belum memperoleh keputusan keberatan.

(2) Lelang tetap dapat dilaksanakan tanpa dihadiri Wajib Pajak dan ata,w Penanggung Pajak . ·

(3) Lelang tidak dilaksanakan apabila Wajfb Pajak atau Penanggung Pajak telah melunasi utang pajak dan biaya penagihan, at'au berdasarkan putusan pengadilan , atau putusan pengadilan pajak, atau objek lelang musnah.

( 1)

(2)

Pasal 23

Daerah mempunyai hak mend<1hulu untuk tagihan pajak atas barang-barang milik Wajib Pajak dqn Penanggung Pajak.

Ke.tentuan h~k me~~ahul~ sebagaiman~ dimaksud pad a ayat (1 ), tneliputi pokok~ paJak, sanks1 adm1n1stras1 berupa kena1kafi, bung a, bung a dan/atau denda, dan J; biaya penagihi:m pajak. . e

' 10 . '.~~t~~

Page 11: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

(3) Hak mendahulu untuk tagihan pajak melebihi segala hak mendahulu lainnya, kecuali :

a. biaya perkara yang semata-mata disebabkan suatu penghukuman untuk melelang suatu barang bergerak dan atau barang tidak bergerak;

b. b~aya yang dikelua~an untuk menyelamatkan barang dimaksud; c. b1aya perkara, yang semata-mata d1sebabkan pelelangan;

d. hak lain yang ditetapkan oleh Bupati .

(4) Hak mendahulu itu hilang setelah melampaui wak tu 2 tahun sejak tanggal diterbitkan SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, d·an sural kepulusan Pembetulan, Sural Keputusan Keberatan , Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, kecual i apabila dalam jangka waktu 2 tahun tersebut, Sural Paksa untuk membayar itu diberitahukan secara resmi, atau diberikan penund aan pembayaran.

(5) Dalam hal Sural Paksa untuk membayar diberitahukan secara resmi , jangka waktu 2 tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dihitung sejak tanggal pemberitahuan Sural Paksa, atau dalam hal diberikan penundaan pembayaran, jangka waktu 2 (dua) lah 1Jn tersebut ditamb'ah dengan jangka waktu penundaan pembayaran.

Bagian Keemp·at Keberatan dan Banding

Pasal 24

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk alas suatu :

a. SKPDKB;

b. SKPDKBT;

c. SKPDLB;

d. SKPDN /STPO;

(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pad a ayal (1 ), harus disampaikan secara lerlulis dalam bahasa Indonesia paling lama 3 (tiga) bu lan sejak tanggal, SKPDKB, SKPDKBT, SKPDLB dan SKPDN diterima oleh Wajib Pajak, atau tanggal pemotongan/pemungvtan oleh pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan alasan yang jelas, kecual i apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.

(3) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Sural Permohonan Keberatcm sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima, sudah rriemberikan keputusan. ·

(4) Apabila sudah lewat waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupati atau Pejabat yang ditwnjuk tidak memberikan keputusan permohonan keberatan dianggap dikabulkan .

(5) Keberatan dapat diajukan apabila Waj ib Pajak telah membayar paling sedikit 50% (lima pu luh persen) dari jumlah yang telah ditetapkan.

Pasal 25

(1 ) Wajib Pajak dapal mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bu lan setelah diterimanya keputusan keberatan .

(2) Pengajuan band ing sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), tidak menunda kewaj iban membayar pajak.

Pasal 26

Apabila. pengaju~n keberatan sebagaimana dimaksu·d dalam P.asal 24 a tau banding J.. £ sebaga1mana d1maksud dalam Pasal 25 d1kabulkan sebag1an atau seluruhnya, i:.!::~~;;

11 { :· :·11t~t

Page 12: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

·-'

kelebihan pembayaran pajak dikembailkan dengan ditambah imbalan bunga sebes:ar 2'0lo (dua persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua pu~h empat) bulan .

Bagian Kelima Pembetulan , Pembatalan1 Pengurangan Ketetap·a·n dan Penghapusan atau Pengurangan Sanksi Administrasi

Pasal 27

(1) Bupati karen a jabatan a tau a·tas permohonan Wajib Pajak dapat :

a. membetulkan SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, SKPDN atau SKPDLB yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeli ruan dalam penerapan peraturan perundang-undangan Perpajakan Daerah ;

b. membatalkan atau mengurangkan ketetap·an pajak yang tidak benar;

c. Mengurangkan atau menghapus sanksi administrasi berupa bunga, bunga dan/atau denda dan kenaikar. pajak yang teru tang dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya.

(2) Permohonan pembetulan , pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan STPD sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), harus disampaikan secara tertulrs oleh Wajib Pajak kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima SKPD, SK.PDKB, SKPDKBT atau STPD dengan memberikan alasan yang jelas.

(3) Bupati atau pejabat yang ditunjuk pal ing lama 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan sebagaimana dimaksud p-ada ayat (2) diterima, sudah harus memberikan keputusan .

(4) Apabila setelah lewat waktu 12 (dua belas) bu lan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak · memberikan keputtJsan, permohonan, pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dianggap dikabulkan.

BAS V

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 28

(1) Wajib · Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak kepada Bupati atau Pejab'at yang ditunjuk.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), dinyatakan secara tertulis dan ditandatangani, dengan sekurang·kurangnya rnemuat :

a. bukti setoran pajak;

b. bukti SPTPD;

c. dokumen atau keterangan yan·g menjadi da-sar pembayaran pajak;

d. perhitungan pembayaran pajak menurut Wajib Pajak.

(3) Terhadap permohonan pengembalian seb:agaimana dimaksud pad a ayat (1) terlebih dahulu dilal\ukan pemeriksaan kepada Wajib Pajak untuk mengetahui kebenaran atas permohonan tersebut.

(4) Bupati atau pejabat yang drtunjuk dalam jangka waktu paling lama 12 bu lclli sejak diterimanya permohonan kelebih an pembayaran pajak sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), harus memberikan keputusan dan menerbitkan SKPDLB dalam jangka waktu paling lama 1 bulan .

(5) Apabila dalam jangka .waktu sebaga!ma.na d i·~aksud pada .ayat (4) telah dilampaui r;:£~ dan Bupat1 atau PeJabat yang ditunjuk tldak membenkan suatu keputusan , f1

12 f ~)

~· ;;., '•

Page 13: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

,•

permohonan pengembalian kelebihan pembayaran .. ~ajak dianggap dikabulkan, dan SKPOKB harus diterbitkan dalam jangka wakt~.~:..~ling lama 1 (satu) bulan .

(6) Apabila Wajib Pajak mempunyai utang pajak yling sama atau utang pajak Daerah lainnya, kelebihan pembayaran pajak, lang·~ng diperhitungkan untuk melunasi terleb ih dahulu utang pajak tersebut. . ··~

(7) Pengembalian kelebrhan pembayaran paja: . lltan dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDL · :~ n·~Yflenerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP). ;·,,:=··,~:.t'

(8) Apabi la pengembalian kelebihan pembayara~aj~k di'lakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak drterbitkannya SKPDLB,•··BIJpati atau Pejabat yang ditunjuk memberikan imbalan bunga sebesar 2% {du.a persen) per bulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pajak.

Pasal29 Apabila kelebihan pembayaran pajak diperhiturrgkan dengan hutang pajak lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (6) , pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan yang juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAS VI

KEDALUARSA PEI~AGIHAN

Pasal 30

(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat Terutangnya pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang Perp·ajakan Daerah.

(2) Kadaluarsa Penagihan Pajak sebagaimana di maksud pada ayat (1 tertangguhkan

( 1)

(2)

apabila : , a. diterbitkan Surat Te P.an dan Sural Paksa, atau; b. ada pengakuan utang ! pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak

langsung. BAB VII

PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal31 ~WI p~loL, Wajib Pajak den·gan omzet paling s·edikit Rp.60.0'00.000,- (~i~F~ ratw;,juta rupi·ah) per tahun wajib menyelenggarakan pembukuan.

Wajib Pajak yan~~Wen usahanya atau omzet penjualannya dlbawah Rp.60.000.000,- · · ~ juta rupiah) per tahun wajib menyelenggarakan pencatatan dengan memperlihatkan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan yang sebenarnya .

Pasal 32

(1) Bupati a tau Pejabat yang ditunjuk berwertang, melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Perpajakan Oaerah dalam rangka melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan Perpajakan Oaerah.

(2) Wajib Pajak yang di periksa waj ib : a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau cata tan, dbkumen yang

menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek pajak

yang Terutang; ;l-b. ~emberikan kesempata;1 .untuk mernasuki tempat atau. ruangan yang } .

d1anggap perlu dan memb·en bantuan gun a kelancaran pemenksaan; ..

c. memberikan keterangan yang diperlukan. :

13

Page 14: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

(3) Apabi la dalam mengungkapkan pembukuan, pencatatan atau dokumen serta keterangan yang dimin ta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ).

Pa'sal33

(1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dalam bentuk :

a. pemeriksaan lengkap;

b. pemeriksaan sederhana.

(2) Pemeriksaan lengkap sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) huruf a, dilakukan di tempat domisili atau di lokasi usaha Wajib Pajak, meliputi seluruh jenis pajak untuk tahun pajak berjalan dan atau tahun-tahun pajak sebelumnya yang dilakukan dengan menerapkan teknis pemeriksaan yang pada umumnya lazim digunakan dalam pemeriksaan.

(3) Pemeriksaan sederhana s·eb·agaimana dimaksud pad a ayat (1) horuf b dapat dilakukan:

a. di lapangan, meliputi seluruh jenis pajak untuk tahun pajak berjalan atau tahun·tahun pajak sebelumnya dengan menerapkan tekn ik pemeriksaan den an bobot yang sederhana;

1 tiP' ,

·~,P

di. PK ·, meliputi jenis pajak tertentu untuk tahun pajak berjalan dengan menerapkan tekhnik pemeriksaan dengan bobot yang sederhana.

( 1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Pasal34

Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilakukan dengan berpedoman pada norma pemeriksaan, yang memuat batasan terhadap pemeriksaan dan Wajib Pajak. Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1 ), dituangkan ke d'alam Laporan Hasil Pemeriksaan.

Terhadap temuan dalam pemeriksaan yang sebagian tidak atau tidak seluruhnya disetujui oleh Wajib Pajak atau Wajib Pajak dan Penanggung Pajak, dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan .

Hasil pembahasan akhir hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Petugas Pemeriksa dan Wajib Pajak yang bersangkulaf1. Berd asarkan Be rita Acara 'sebagaimana dimaksud pad a ayat ( 4) dan laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat diterbitkan SKPD atau SKPDKB atau SKPDKBT atau SKPDN atau STPD.

Pasal 35

Norma pemeriksaan, pedoman IClporan pemeriksaan dan tata cara pemeriksaan untuk setiap jenis pajak berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

P:asal 3·5

(1) Bupati atau Pejabat yang drtunjuk dapat melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu , apabila : a. waj ib pajak tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal

32 ayat (2) ; atau

b. wajib pajak memperlihatkan pembuku·an, pencatatan atau dokumen lain yang

(2) Penyegelan sebagaimana dimaksud pad a ayat ( 1) dilakukan sesuai peratllran :r palsu atau dipalsukan. ;!-

perundang-undangan yang berlaku. . /

14

Page 15: PERATURAN BUPATI JAYAWIJAYA · 21 . Sural Keletapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya di singkat SKPDN adalah sural keletapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya

BAB VITI

KETENTLJAN PENUTLJP Pasal37

Hal-hal yang belum cukup dalam Peraturan ini, S'ep~nj:crrtg terkait teknis p'elaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Jayawijaya,

Pasal 38

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pad a diundangkan dan berlaku surut terhitung tanggal

1 Juni 2011 .

Ag·ar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Jayawijaya,

15

·;;~:,.:. ·~ .. ; • ··: "Li"·~ ·, ·.r