perang padri

7
PERANG PADRI ( 1819 1832) MISCHAELLE ANGLE XI MIA/23 SMA Tarakanita CR

Upload: mischaelle

Post on 23-Jul-2015

1.194 views

Category:

Education


15 download

TRANSCRIPT

PERANG PADRI( 1819 – 1832)

MISCHAELLE ANGLEXI MIA/23

SMA Tarakanita CR

LATAR BELAKANG

Keinginan memperbaiki syariat

Islam

Tinggalkan kebiasaan yang

buruk

Campur tangan Belanda dalam konflik

kedua kaum

Pertentangan aliran agama kaum adat dan kaum padri (Faham Wahabi)

3 Haji dari Mekkah : Hj Miskin, Hj Sumanik, Hj Piabang (1803)

Membawa Gerakan Padri Kelompok Adat

Kaum Adat

Kaum Padri

Meletus di daerah Lawas, Alahan Panjang, Tanah

Datar, dan Bonjol

Tuanku Imam BonjolMenggantikan Datuk Bandaro, adakan pertahanan di Bonjol

Tanah Datar (dipimpin Tuanku Pasaman),

Kaum Padri menang atas Kaum Adat

Kaum Adat

Kaum Adat meminta bantuan Belanda melawan Kaum Padri

Minangkabau VS Belanda

VS

1. Menyerang pos di Semawang (September

1821) dan patroli Belanda

2. Mengerahkan 25000 pasukan & senjata

tradisional3. Kerugiannya yaitu ada

350 orang gugur4. Berhasil mundur ke

Lintau5. Pasukannya kuat di

daerah Bonjol, Lintau, Marapalam, Rao,

Alahan Panjang, dan Bonio

1. Soli air dan sipinang dapat gangguan dari Padri

2. Mengerahkan 2000 serdadu Eropa, 6ton

meriam , 1000 pasukan bumiputera

3. Banyak serdadu tewas dan luka

4. Memutuskan jalan ke Lintau

5. Serangan Belanda mengalami kegagalan

beberapa kali 6. Kuasai Tanah Datar dan

mendirikan benteng di Batusangkar

Kolonel StuersAdakan perundingan damai di

Ujung Karang 29 Oktober 1825

Terjadi karena Belanda terdesak akibat adanya dua perlawanan yaitu

perlawanan Diponegoro dan padri

Isi Perjanjian : 1. Belanda akan mengakui kekuasaan

TuankuTuanku yang ada di Lintau, Limapuluh kota, Telawas, dan Agam

2. Kedua belah pihak akan melindungi orangorang dalam perjalanan dan

pedagang3. Kedua belah pihak akan melindungi

orang yang kembali dari pengungsian

Baru ditandatangani di Padang, 15 November 1825

Pasukan Belanda di Padang diperkuat dengan pasukan tambahan dari Batavia

(1832) dan legiun Sentot Ali Basyah terdiri dari 300 orang bersenjata

Belanda kuat dan akhirnya menguasai markas utama

kaum Padri di daerah Bonjol

Kaum Padri melemah dan tidak mampu menahan serangan musuh

Belanda kuasai Benteng Bonjol , Imam Bonjol dan

pasukan menyerah pada 25 Oktober 1837

Tuanku Tambusi adakan perlawanan di Angkola

Pemberontakan Batipo (1841)