perancangan trolley supply cutting pada proses …

87
PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES MANUFAKTUR OTOMOTIF DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ERGONOMI Oleh Desya Widya Audina NIM: 004201505025 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA

PROSES MANUFAKTUR OTOMOTIF DENGAN

PENDEKATAN PRINSIP ERGONOMI

Oleh

Desya Widya Audina

NIM: 004201505025

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai

Gelar Sarjana Strata Satu pada Fakultas Teknik Program

Studi Teknik Industri

2019

Page 2: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

.,..r -.".d*i.. -

LEMBAR PERSETUJUAI\I PEMBIMBING

Slaipsi yang berjudul "Pcrflncangrn TrollEt Sttpply Cufring Pada

Proses Manufaktur Otomotif dcngan Pendekatan Prinsip

Ergonomi" yang disusun dan diajukan oleh Desya Widya Audina

sebagai salah satu persyaratan urtuk mendapatkan gelar sarjana strata

Satu (S1) pada Fakultas Teknik telah ditinjau dan dianggap memenuhi

perqyaratan sebuah skripsi. oleh karena itq saya merekomendasikan

skripsi ini untuk maju sidang.

i

I'

Page 3: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

"':_;- F.-.*.'. . *

i

t'

LEMBAR PER}IYATAAI\ ORISINALITAS

Saya menyatakan bahwa slaipsi yang berjudul *perancangan Trolley

supply cufring Pade Proses Menufaktur otomotif dengan

Pendekatan Prinsip Ergonomi" adalah hasil dari pengetahuan

terbaik saya dan belum pemah diajukan ke universihs lain maupun

diterbitkan baik sebagian maupun secara keseluruhan. .

Cikarang Indonesin, Mei 2019

Dcsys lYidva Audina

Page 4: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …
Page 5: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

iv

ABSTRAK

Berkembangnya perusahaan-perusahaan secara pesat saat ini membuat persaingan

antar perusahaan manufaktur meningkat menuntut perusahaan untuk

mengembangkan produknya sesuai dengan kebutuhan konsumen (customer

requirement) karena kebutuhan dari konsumen yang selalu berubah dari waktu ke

waktu. Hal ini menuntut PT. ABC untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas

terhadap produk yang dibuat. Penelitan ini dilakukan untuk merancang produk

Trolley Supply Cutting yaitu yang berfungsi sebagai pengangkut box material besi

hasil proses pemotongan yang diangkut dari meja shooter yang pertama dan di

simpan ke meja shooter selanjutnya. Dimana masalah yang dihadapi oleh

pelanggan khususnya operator adalah kesulitan dalam membawa box karena berat

box adalah 8-12 kilogram. Dan terdapat gaya bungkuk saat menyimpan box ke

meja shooter. Metode Antropometri digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan

dan keinginan customer serta memberikan solusi sesuai kapasitas yang dapat

dipenuhi oleh PT. ABC. Data yang didapat karena dilakukan observasi, Focus

Group Discussion (FGD), dan wawancara. Hasil akhir dari penelitian ini adalah

produk jadi dari berupa produk Trolley Supply Cutting yang sesuai dengan

kebutuhan customer.

Kata Kunci : Perancangan Produk, Antropometri.

Page 6: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

v

ABSTRACT

The rapid growth in companies is now making competition among manufacturing

companies increasing demanding companies to develop their products in

accordance with consumer needs (customer requirement), because the needs of

consumers are always changing from time to time. This requires PT. ABC to

increase innovation and creativity in the products made. This research was

conducted to design Trolley Supply Cutting products, which are those that

function as transporters of iron material from the cutting process that is

transported from the first shooter table and stored to the next shooter table.

Where the problem faced by customers, especially operators in the difficulty in

carrying boxes because the box wheight is 8-12 kilograms. And there is

hunchback style when saving the box to the shooter table. Anthropometry method

is used to translate customer needs and desires and provides solutions according

to the capacity that can be met by PT. ABC. In collecting data, observations,

Focus Group Discussion (FGD), and interviews were conducted. The final results

of this study are finished products from the form of Trolley Supply Cutting

products that are in accordance with customer needs.

Keywords: Product Design, Anthropometry.

Page 7: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

dah hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul

Perancangan Trolley Suppy Cutting Pada Proses Manufaktur Otomotif dengan

Pendekatan Prinsip Ergonomi. Laporan skripsi ini merupakan salah satu syarat

bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri di

President University. Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan

Skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, arahan, dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Yani Syafei, M.T, selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan

bimbingan selama ini, serta memberikan pengarahan dan dorongan

dalam penyusunan laporan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Andira Taslim, M.T, selaku Kepala Program Studi Industrial

Engineering President University.

3. Seluruh dosen President University yang telah membekali penulis

dengan ilmu pengetahuan dan pembelajaran yang berharga selama

perkuliahan.

4. Kedua orang tua dan keluarga yang telah mendukung penulis dalam

menyelesaikan studi S1 di President University.

5. Bapak Kartono Halim selaku Direksi dan Bapak Iwan Purwanto

selaku Sales Manager di PT. ABC.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk membantu

dalam penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Cikarang, Mei 2019

Page 8: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

ABSTRACT ........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 4

1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6

2.1 Produk ........................................................................................................... 6

2.1.1 Kualitas Produk ........................................................................................... 6

2.1.2 Jenis Produk ................................................................................................ 7

2.2 Proses Perancangan dan Pengembangan Produk ............................................. 8

2.2.1 Pengertian Pengembangan Produk ............................................................... 8

2.2.2 Proses Pengembangan Produk ..................................................................... 9

2.2.3 Proses Pengembangan Konsep .................................................................. 10

2.3 Ergonomi ................................................................................................... 154

2.3.1 Sejarah Ergonomi ...................................................................................... 15

2.3.2 Konsep Dasar Ergonomi............................................................................ 15

Page 9: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

viii

2.3.3 Manfaat Ergonomi .................................................................................... 17

2.4 Prinsip Ekonomi Gerakan............................................................................. 18

2.4.1 Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan Anggota Tubuh .............. 18

2.4.2 Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan Pengaturan Tempat Kerja 19

2.4.3 Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan dengan Perancangan Peralatan .... 20

2.5 Antropometri................................................................................................ 22

2.5.1 Data Antropometri dan Dimensi Tubuh ..................................................... 22

2.5.2 Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk ........................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 36

3.1 Kerangka Penelitian ..................................................................................... 36

3.2 Observasi Penelitian ..................................................................................... 37

3.3 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 37

3.4 Studi Literatur .............................................................................................. 37

3.5 Pengumpulan Data ....................................................................................... 38

3.6 Analisis dan Perbaikan ................................................................................. 39

3.6.1 Karateristik Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan ..................................... 39

3.6.2 Implementasi Desain Produk ..................................................................... 39

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA .......................................... 41

4.1 Pengumpulan Data ....................................................................................... 41

4.1.1 Data Kebutuhan Pelanggan........................................................................ 41

4.1.2 Data Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box ........................................... 46

4.1.3 Data Box Hasil Pemotongan ...................................................................... 48

4.1.4 Karakteristik Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan ................................... 49

4.1.4.1 Pernyataan Misi ...................................................................................... 49

4.2 Analisis dan Perbaikan ................................................................................. 50

4.2.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan ............................................................. 50

Page 10: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

ix

4.2.2 Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk ........................... 53

4.2.3 Desain Produk ........................................................................................... 53

4.2.2.1 Breakdown Material ............................................................................... 56

4.2.3 Spesifikasi Perencanaan Produk ................................................................ 60

4.2.4 Prototype Trolley Supply Cutting ............................................................... 62

4.2.5 Proses Uji Coba ......................................................................................... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 70

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 70

5.2 Saran ............................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72

LAMPIRAN ...................................................................................................... 73

Page 11: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tujuan Aplikasi Ergonomi .......................................................... 14

Gambar 2.2 Antropometri Dimensi Tubuh Manusia ........................................ 25

Gambar 2.3 Dimensi Anggota Badan untuk nomor 1-7 .................................. 27

Gambar 2.4 Dimensi Anggota Badan untuk nomor 8-12; 15; 16; 20 ................ 29

Gambar 2.5 Dimensi Anggota Badan untuk nomor 13; 14; 20; 21; 26 ............. 30

Gambar 2.6 Dimensi Anggota Badan untuk nomor 17-19; 27.......................... 31

Gambar 2.7 Dimensi Anggota Badan untuk nomor 22; 23; 35 ......................... 32

Gambar 2.8 Dimensi Anggota Badan untuk nomor 24; 25; 34; 36 .................. 33

Gambar 2.9 Dimensi Anggota Badan untuk nomor 28-31 ............................... 34

Gambar 2.10 Dimensi Anggota Badan untuk nomor 32 dan 33 ....................... 35

Gambar 3.1 Kerangka Metodologi .................................................................. 41

Gambar 4.1 Isometri View Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box .............. 50

Gambar 4.2 Isometri Pipa Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box ................ 50

Gambar 4.3 Gambar Box Hasil Pemotongan ................................................... 51

Gambar 4.4 Gambar Box Hasil Pemotongan Sisi Lain .................................... 52

Gambar 4.5 Isometri View Trolley Supply Cutting ......................................... 57

Gambar 4.6 Isometri Pipa Trolley Supply Cutting ........................................... 58

Gambar 4.7 Isometri Tampak Samping Trolley Supply Cutting ...................... 59

Gambar 4.8 Prototype Trolley Supply Cutting................................................. 65

Gambar 4.9 Trolley Supply Cutting Dalam Posisi Normal .............................. 66

Gambar 4.10 Trolley Supply Cutting Dalam Posisi Normal Di Sisi Lain ......... 67

Gambar 4.11 Trolley Supply Cutting Saat Takigen Ditekan ............................ 67

Gambar 4.12 Trolley Supply Cutting Saat Takigan Ditekan Di Sisi Lain ......... 68

Gambar 4.13 Posisi Takigen Saat Ditekan ....................................................... 68

Gambar 4.14 Trolley Supply Cutting Dengan Box Posisi Takigen Ditekan ...... 69

Gambar 4.15 Trolley Supply Cutting Dengan Box Posisi Takigen Ditekan Lain 70

Gambar 4.16 Pengoperasian Trolley Supply Cutting Oleh Operator ................ 70

Gambar 4.16 Pengoperasian Trolley Supply Cutting Oleh Operator Lain .......... 70

Page 12: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Produk Pada Pengembangan Generik ...................................... 7

Tabel 2.2 Indikator Perlunya Perhatian dan Pertimbangan Ergonomi .............. 18

Tabel 2.3 Rekap Data Antropometri Indonesia ................................................ 39

Tabel 4.1 Anggota Focus Group Discussion .................................................... 50

Tabel 4.2 Resume FGD ................................................................................... 50

Tabel 4.3 Kesimpulan customer needs ............................................................ 51

Tabel 4.4 Dimensi Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box ........................... 52

Tabel 4.5 Dimensi Box Hasil Pemotongan ...................................................... 57

Tabel 4.6 Pernyataan Misi ............................................................................... 58

Tabel 4.7 Kebutuhan yang dapat di penuhi PT. ABC....................................... 59

Tabel 4.8 Prototype Trolley Supply Cutting ..................................................... 65

Tabel 4.9 Trolley Supply Cutting Dalam Posisi Normal ................................... 66

Tabel 4.10 Trolley Supply Cutting Dalam Posisi Normal Di Sisi Lain ............. 67

Tabel 4.11 Trolley Supply Cutting Saat Takigen Ditekan ................................. 67

Tabel 4.12 Trolley Supply Cutting Saat Takigen Ditekan Di Sisi Lain ............. 68

Tabel 4.13 Posisi Takigen Saat Ditekan........................................................... 68

Tabel 4.14 Trolley Supply Cutting Dengan Box Posisi Takigen Ditekan .......... 69

Tabel 4.15 Trolley Supply Cutting Dengan Box Posisi Takigen Ditekan Lain .. 70

Tabel 4.16 Pengoperasian Trolley Supply Cutting Oleh Operator .................... 70

Tabel 4.17 Pengoperasian Trolley Supply Cutting Oleh Operator Disisi Lain .. 71

Page 13: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

xii

Page 14: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya perusahaan-perusahaan secara pesat saat ini membuat persaingan

menjadi ketat. Dampak dari persaingan tersebut berakibat perusahaan mencari

cara untuk bisa menjalin relasi terhadap pelanggan dan menciptakan hubungan

jangka panjang terhadap pelanggan karena hal tersebut sangat berpengaruh

terhadap penjualan suatu perusahaan. Untuk memenangkan persaingan tersebut,

produk yang berkualitas yang lebih baik dari kompetitor merupakan kunci dari

kesuksesan.

Produk yang dihasilkan perusahaan dapat dijual dan kepada pelanggan. Produk

bisa berupa barang jadi ataupun jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang

bertujuan untuk terpenuhinya kebutuhan pelanggan. Banyaknya perusahaan kini

yang menawarkan jasa dan produk jadi dengan keunggulan yang berbeda-beda

dan juga mempunyai kelebihan masing-masing jasa dan produk yang ditawarkan

oleh para pesaing, sehingga dapat mempersulit perusahaan untuk mencapai dan

berada di pangsa pasar. Berbagai usaha dan upaya harus dilakukan oleh

perusahaan supaya dapat mempertahankan pasar yang sudah ada dengan cara

ditingkatkannya kepuasan pelanggan serta memberikan nilai lebih dibanding

dengan pesaing yang berupa pelayanan yang sesuai keinginan ataupun kebutuhan

dari pelanggan secara terus-menerus.

Perusahaan diperlukan keunggulan untuk memenangkan kompetisi dalam

berbisnis. Tidak hanya harga dan pelayanan yang memuaskan, produk yang

berkualitas juga merupakan kunci untuk memenangkan kompetisi. Faktor yang

mempunyai peran dalam mempertahankan kompetisi pasar antara lain kualitas

desain produk yang menyesuaikan permintaan dari pelanggan.

PT. ABC didirikan pada tahun 1996. PT. ABC merupakan perusahan trading yang

menjual spesialis alat-alat safety dan pipa-pipa serta alumunium profile yang

Page 15: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

2

dijual langsung kepada user di perusahaan manufacturing. Tidak hanya itu, PT.

ABC juga dapat merakit pipa-pipa menjadi barang jadi seperti conveyor, trolley,

dan rack yang dapat dirakit sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pelanggan.

PT. ABC merupakan distributor dari beberapa perusahaan impor, seperti sarung

tangan merek Showa di impor dari Malaysia dan Vietnam, alumunium profile

merek SUS di impor dari China dan Jepang.

Pada awal tahun 2019, PT. ABC mendapat pesanan untuk produk trolley dari

salah satu perusahaan manufaktur otomotif di daerah Cikarang yang memproduksi

komponen suku cadang otomotif kendaraan roda dua atau lebih. Trolley tersebut

digunakan untuk mengangkut barang berupa box yang diangkut dari meja shooter

yang pertama dan di simpan ke meja shooter selanjutnya. Box tersebut diangkut

dari shooter ke shooter yang lainnya menggunakan trolley. Trolley tersebut

digunakan untuk mengangkut box yang berisi 150 biji besi hasil proses

pemotongan. Berat satu box tersebut adalah 8 kilogram. Tujuan dari pembuatan

trolley tersebut adalah supaya memudahkan operator untuk mengangkut box

dalam jumlah yang banyak.

Kondisi saat ini operator hanya dapat mengangkut satu box saja, sehingga

operator diharuskan bolak-balik mengangkut box dari meja shooter yang pertama

dan di simpan ke meja shooter selanjutnya. Hal ini dapat membuang waktu dan

tenaga operator yang lebih banyak, sedangkan pekerjaan operator tersebut tidak

hanya mengangkut satu box saja tapi diharuskan mengangkut beberapa box setiap

hari nya. Selain itu, terdapat gerakan membungkuk dari operator untuk menaruh

box tersebut.

Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan produk trolley yang di inginkan

pelanggan. Trolley tersebut disebut dengan Trolley Supply Cutting dikarenakan

trolley tersebut untuk mengangkut box yang berisi hasil material besi yang sudah

dipotong. Metode yang akan digunakan dalam pembuatan Trolley Supply Cutting

ini menggunakan prinsip ergonomi. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari

mengenai kenyamanan bekerja dan efetivitasnya suatu alat yang memudahkan

pengguna nya. Dengan menerapkan prinsip ergonomi, diharapkan dapat terjadi

Page 16: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

3

lingkungan kerja yang nyaman, sehat, dan aman sehingga dapat membuat efisien,

produktivitas, dan kualitas dalam bekerja.

Prinsip ergonomi ialah metode berprinsip membuat kualitas desain sesuai dengan

kebutuhan dari pelanggan. Prinsip ergonomi dapat menerjemahkan permintaan

pelanggan menjadi target desain dan menjadi poin utama kualitas jaminan untuk

digunakan pada tahap proses produksi. Selain itu, dengan menerapkan prinsip

ergonomi telah terbukti menimbulkan kenaikan produktifitas di berbagai bidang

pekerjaan. Kenaikan produktivitas dapat mengalami kenaikan 10% hingga lebih.

Fokus utama pada prinsip ergonomi ini adalah melibatkan pelanggan pada saat

merancang produk dari proses pembuatan awal sampai dengan proses pembuatan

akhir, karena hal tersebut juga akan berkaitan dengan kepuasan pelanggan.

Pada dasarnya tubuh manusia memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.

Kebutuhan manusia mempunyai berbagai macam dimensi ukuran seperti jenis

kelamin, cacat tubuh, pakaian, jenis pekerjaan,faktor kehamilan pada wanita dan

antropometri statis. Dengan memiliki data antropometri yang tepat, dapat

memudahkan dalam merancang produk yang disesuaikan bentuk serta ukuran dari

produk dengan ukuran bagian-bagian tubuh sesuai kegunaak produk. Rancangan

ini dilakukan untuk mengubah kondisi tempat bekerja. Dalam merancang produk

terdapat beberapa hal diperhatikan yaitu, antropometri, keluhan yang dirasakan

oleh operator saat beraktifitas, dan analisis pada data waktu dan output standar

yang dihasilkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang telah didapatkan dari PT. ABC dan sesuai dengan latar

belakang permasalahan, dapat terlihat masalah yang dirasakan, yakni:

1. Bagaimana PT. ABC dapat memenuhi customer requirement dalam

merancang produk Trolley Supply Cutting?

2. Bagaimana membuat desain produk Trolley Supply Cutting yang mampu

mengangkut box dari shooter ke trolley sesuai dengan kendala yang

dihadapi pelanggan?

Page 17: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

4

1.3 Tujuan Penelitian

Setelah diketahui latar belakang permasalahan dan rumusan masalah dalam

penelitian ini, tujuan penelitian nya adalah:

1. Mengidentifikasi customer requirement dari produk Trolley Supply

Cutting.

2. Membuat desain pengangkutan box dari shooter ke trolley yang efektif

dengan Trolley Supply Cutting sesuai dengan kendala yang dihadapi

pelanggan.

1.4 Batasan Masalah

Supaya terhindarnya pembahasan yang luas, maka dalam penelitian ini di

fokuskan pada:

1. Perancangan produk hanya untuk memenuhi keinginan pelanggan dari

produk Trolley Supply Cutting yang telah dirakit oleh PT. ABC.

2. Modifikasi desain dari produk Trolley Supply Cutting memperhatikan

kemampuan perakitan yang ada.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dikemukakan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan peelitian, dan sistematika dalam

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam bab ini berisikan tentang kajian-kajian kepustakaan seperti

teori serta pemikiran yang digunakan sebagai dasar untuk membahas

serta memecahan masalah yang bertujuan untuk membantu dan

mengarahkan ke metode-metode yang dipakai dalam pemecahan

masalah seperti teori tentang perancangan desain, prinsip ergonomi,

dan antropometri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Page 18: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

5

Pada bab ini berisikan proses dari penelitian serta penjelasan dari

penelitian sebelum maupun sesudah penelitian dan perbaikan dalam

penelitian. Serta pemikiran penelitian dalam menganalisis masalah

yang dihadapi.

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini berisi data-data yang didapat pada saat penelitian dan

digunakan sebagai bahan analisis masalah. Pengamatan dan proses

data dianalisa dengan menggunakan metode yang dijadikan landasan

dalam menyelesaikan permasalahan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini dijabarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang

diperoleh. Selain kesimpulan, terdapat saran yang berisikan tentang

kemungkinan penelitian yang ini dapat digunakan peneliti

selanjutnya.

Page 19: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk

Barang jadi ataupun jasa yang bisa ditawarkan terhadap pasar (market) yang

bertujuan untuk menarik perhatian, penggunaan, akuisisi, atau konsumsi yang

memberikan kepuasan terhadap permintaan atau kebutuhan konsumen (Ulrich dan

Eppinger, 2008).

Produk merupakan berupa barang jadi atau jasa yang ditawarkan terhadap pangsa

pasar kepada konsumen agar kepuasan konsumen tercapai (Ulrich dan Eppinger,

2008). Berdasarkan teori dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hal yang

perlu diperhatikan oleh produsen adalah memenuhi keinginan atau kebutuhan

pelanggan dan memberi kegunaan dari produk yang dibutuhkan terhadap

pelanggan.

2.1.1 Kualitas Produk

Kualitas produk dapat dijadikan pegangan untuk menilai tingkat kemampuan

suatu produk terhadap kebutuhan pelanggan. Kualitas produk merupakan suatu

kemampuan pada produk dalam memperagakan fungsi dari produk tersebut

(Ulrich dan Eppinger, 2008). Sesuatu yang mencakup semua hal seperti

durabilitas, realibitas, kemudahan pengopersian produk, ketepatan dan reparasi

pada produk serta semua atribut produk yang lainnya.

Untuk menciptakan keunggulan dalam persaingan pasar, perusahan wajib

mengetahui parameter atau aspek yang digunakan oleh pelanggan dalam menilai

suatu produk untuk memberikan perbedaan dengan produk yang lainnya. Adapun

aspek parameter tersebut meliputi (Ulrich dan Eppinger, 2008) :

a) Aspek kinerja (performance), aspek ini merupakan hubungan dari

pengoperasian dasar dari suatu produk.

b) Aspek daya tahan (durability), merupakan aspek yang mencakup umur

produk untuk bertahan pada pasar sebelum produk tersebut diganti dengan

Page 20: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

7

produk yang lainnya. Semakin besar frekuensi penggunaan produk

tersebut oleh pelanggan maka semakin kuat pula produk tersebut bersaing

pada kompetisi pasar.

c) Aspek kesesuaian dengan spesifikasi produk (conformance to

specifications product), merupakan kesesuain dasar karakter suatu produk

yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan spesifikasi atau kriteria dari

pelanggan dan pada produk tersebut tidak ditemukan cacat.

d) Aspek features atau fitur, merupakan karakteristik dari suatu produk yang

didesain sebagai penyempurna dari fungsi produk dan juga memberikan

nilai tambah dari ketertarikan pelanggan kepada produk tersebut.

e) Aspek reabilitas (reability), merupakan aspek dimana suatu produk dapat

memuaskan atau tidak pada periode tertentu. Semakin kecil peluang

rusaknya suatu produk maka dapat dinilai bahwa produk tersebut bisa

diandalkan.

f) Aspek estetik (aestetics), dimana aspek dapat dinilai melalui

bentuk,warna, bau yang mempengaruhi terhadap penampilan pada suatu

produk.

g) Aspek persepsi kualitas (perceived quality), adalah hasil penggunaan pada

pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung, hal ini dikarenakan

kurangnya informasi penggunaan produk dari pelanggan. Sehingga,

gambaran produk dari pelanggan didapat melalui harga, merek, promosi,

dan reputasi.

2.1.2 Jenis Produk

Penggolongan perancangan dan pengembangan produk dijabarkan pada Tabel 2.1

(Ulrich dan Eppinger, 2001):

Tabel 2.1 Jenis Produk Pada Pengembangan Generik (dalam Ulrich dan

Eppinger, 2008)

Jenis

Produk

Deskripsi Perbedaan proses Contoh

Generic

(Market-

Pull)

Products

Diawali dari kebutuhan

konsumen kemudian pemilihan teknologi yang

digunakan merupakan

Perencanaan,

pengembangan konsep, sistem level desain,

detail desain, pengujian

Peralalatan

olahraga dan furniture

Page 21: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

8

langkah dari perusahaan

untuk memenuhi

kebutuhan konsumen

dan penyempurnaan dan

fase peningkatan

produksi

Technology-

Push

Products

Diawali dari teknologi

terbaru kemudian

dilanjutkan dengan penemuan pasar yang

sesuai dengan produk yang

dihasilkan

Kesesuaian teknologi

dan pasar dilakukan pada

tahap perencanaan, diasumsikan bahwasanya

teknologi yang

digunakan telah tersedia

Jas hujan Gore-

Tex, amplop

Tyvek

Platform

Products

Perusahaan berasumsi bahwa produk baru akan

dilengkapi dengan suatu

teknologi subsystem yang ada

Konsep pengembangan berasumsi adanya suatu

teknologi platform

Peralatan konsumen

elektronik,

komputer

Process-

Intensive

Products

Proses produksi yang

membatasi dari

karakteristik produk yang dihasilkan

Proses produksi yang

dilakukan sekarang harus

menjadi spesifikasi awal, atau antara produk dan

proses dikembangkan

bersama sejak awal.

Makanan ringan,

makanan

sarapan, sereal, kimia, peralatan

semi konduktor.

Customized

Products

Sedikit variasi pada model yang telah ada sebelumnya

untuk menghasilkan

produk baru

Kesamaan projek memungkinkan untuk

efisiensi dan peningkatan

proses pengembangan yang terstruktur.

Motor, Saklar, baterai,

kontainer

2.2 Proses Perancangan dan Pengembangan Produk

2.2.1 Definisi Pengembangan Produk

Pengembangan produk yaitu studi tentang suatu produk yang bisa dikembangkan

sehingga mereka memiliki fungsi yang lebih dari produk yang sudah pernah ada

dan dapat disukai oleh pelanggan. Penelitian ini bisa menjadi observasi lapangan

(survei pelanggan) dan juga bisa menjadi penelitian laboratorium (di laboratorium

perusahaan) atau bisa juga keduanya. Dalam penelitian lapangan, data akan

ditemukan pada produk yang akan dikembangkan. Pengembangan di sini bisa

mencakup pengembangan kualitas, penggunaannya, dan lainnya. Hal ini

disesuaikan dengan selera pelanggan. Sedangkan permasalahan yang menyangkut

dengan penelitian laboratorium dalam penerapan masalah pengembangan produk,

utamanya untuk produk jenis obat dan produk lainnya. Penelitian produk

diharapkan bisa membuat produk yang disukai oleh pelanggan (Ulrich dan

Eppinger, 2008).

Tujuan dari penelitian produk ini berupa hasil dari produk yang dihasilkan oleh

produsen selalu sesuai dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat. Sehingga,

Page 22: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

9

produk yang berupa barang jadi dan jasa yang diperoleh akan menjadi menarik

dan dibutuhkan oleh masyarakat. Tujuan dari semua itu adalah peningkatan

penjualan yang akan berdampak terhadap kelangsungan hidup dari perusahaan

seiring tumbuh dan meningkatnya laba perusahaan (Ulrich dan Eppinger, 2008).

Pengembangan produk adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua

departemen suatu perusahaan, tetapi dari semua fungsi tersebut terdapat 3 fungsi

utama untuk pengembangan produk (Ulrich dan Eppinger, 2008) adalah sebagai

berikut:

1. Marketing (Pemasaran)

Fungsi dari marketing adalah sebagai penyambung informasi dan interaksi

timbal balik informasi antara perusahaan dan pengguna. Marketing ialah

sebagai fasilitator proses identifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan,

mendefinisikan segmen pasar, dan juga ikut dalam proses

mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Departemen pemasaran ini juga

mempunyai fungsi untuk mendesain hubungan kepada perusahaan

pembuat produk dan konsumen, penetapan harga (price) dan menyiapkan

produk ke masyarakat dan promosi produk tersebut.

2. Design (Perancangan)

Tugas dari departemen perancangan ini mencakup desain industri

(estetika, ergonomi, user interface) dan desain engineering (mekanik,

elektrik, dan lainnya). Fungsi dari perancangan memiliki kontribusi yang

penting dalam pembentukan suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan

pelanggan.

3. Manufacture (Pembuatan)

Fungsi utama nya adalah merancang operasi produksi dalam proses

pembuatan suatu produk. Lingkup dari bagian ini adalah pembelian,

instalasi dan distribusi.

2.2.2 Proses Pengembangan Produk

Terdapat 6 fase atau tahapan dalam proses pengembangan produk yang meliputi

(Ulrich dan Epping, 2001) :

1. Perencanaan Produk

Page 23: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

10

Kegiatan dari perancangan produk ini disebut juga “zero fase”. Dimana pada

aktivitas ini mendahului dari proses persetujuan proyek dan proses dari

pengembangan produk..

2. Memperluas Konsep

Ide dan inovasi dilakukan identifikasi terhadap permintaan konsumen, alternatif

pilihaan dari konsep awal produk diberikan dan dilakukan evaluasi terhadap

konsep produk tersebut. Lalu memilih ide yang menarik untuk dikembangkan dan

dijadikan hingga prototipe.

3. Perancangan Tingkat Sistem

Cakupan dari tahapan membuat sistem yaitu arsitektur dan uraian produk agar

suatu subsistem banyak beserta komponennya.

4. Perancangan Detail

Pada tahapan perancangan detail meliputi banyak hal diantaranya spesifikasi

material yang digunakan, bentuk dan toleransi dari semua komponen unik pada

produk yang dibuat serta mengidentifikasi semua komponen standar yang perlu di

beli ke supplier.

5. Uji dan Perbaikan

Pada tahapan ujian dan perbaikan melibatkan perubahan bentuk dan struktur

produk hingga selesai yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

6. Prototipe

Pada tahap prototipe, proses pembuatan produk merupakan proses produksi yang

dilakukan pada umunya membuat produk. Tujuan dari prototipe ini yaitu untuk

membiasakan para karyawan atau operator dalam pemecahan masalah yang ada

pada saat proses produksi. Pada masa peralihan peluncuran produk produksi

ditingkatnya supaya produk tersedia dan dapat didistribusikan kepada pelanggan.

2.2.3 Proses Pengembangan Konsep

Adapun tahapan proses pengembangan yang akan diuraikan meliput (Ulrich dan

Eppinger, 2008) :

1. Identifikasi kebutuhan konsumen

Sasaran atau target pada tahapan atau aktivitas ini adalah mencari informasi

mengenai kebutuhan pleanggan untuk dapat didiskusikan oleh tim. Hasil yang di

Page 24: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

11

dapat aktivitas ini yakni berupa daftar tuntutan pelanggan yang dianggap

mempunyai hirarki serta bobot dari kepentingan pada kebutuhan pelanggan.

Adapun tujuan yang dapat megidentifikasi kebutuhan pelanggan adalah sebagai

berikut :

a) Produk dirancang sesuai dengan customer needs.

b) Mengidentifikasi customer needs yang tidak terpikirkan oleh orang lain

seperti kebutuhan eksplisit.

c) Sebagai dasar dalam penyusunan spesifikasi produk yang akan diproduksi.

d) Kebutuhan konsumen tidak ada yang terlewati.

e) Memberikan informasi tuntutan customer kepada departemen

bersangkutan.

2. Menghasilkan target yang spesifik

Penerjemahan kebutuhan pelanggan menjadi kebutuhan teknis merupakan

pengertian dari tahapan penetapan spesifikasi target. Output pada tahapan ini

adalah daftar spesifikasi target. Proses pada tahapan ini dibagi dalam 3 langkah,

diantaranya adalah :

a) Menyiapkan kumpulan tuntutan berdasarkan menggunakan tingkat

kepentingan yang telah diturunkan dan direfleksikan berdasarkan tingkat

kepentingan tuntutan customer.

b) Pengumpulan tentang informasi mengenai kompetitor dan

membandingkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk kompetitor.

c) Penetapan nilai marginal dan target ideal yang mampu dicapai untuk tiap

metrik.

3. Membuat konsep

Mencari informasi yang lebih terhadap area konsep produk yang kemungkinan

ada kesesuaian dengan permintaan pelanggan merupakan sasaran dari tahapan ini.

Definisi dari konsep produk yaitu gambaran suatu produk mengenai prinsip kerja,

teknologi dan bentuk dari sebuah produk yang akan dihasilkan. Konsep produk ini

merupakan gambaran ringkas dalam pemenuhan customer needs.

Page 25: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

12

Adapun proses untuk penyusunan konsep, yaitu:

a) Menggunakan diagram fungsi yang dimanfaatkan untuk identifikasi

masalah.

b) Mencari eksternal perusahaan.

c) Mencari internal perusahaan

d) Pendalaman konsep yang terstruktur dengan menggunakan pohon

klasifikasi dan tabel kombinasi.

4. Memutuskan konsep

Pada tahap ini melibatkan konsep produk, ide atau gagasan dianalisis secara

berturut-turut, selanjutnya dilakukan eliminasi untuk identifikasi konsep terbaik.

Dalam tahap pemilihan konsep ada dua tahapan, antara lain :

a) Penyaringan konsep atau screening concept

Tujuan dari aktivitas ini adalah mempersempit dari total jumlah konsep yang

diajukan. Kemudian dilakukan analisa dengan cepat dan juga memperbaiki

konsep yang ada untuk lebih baik.

b) Penilaian konsep atau scoring concept

Pada aktivitas ini tim pengembangan melakukan penilaian kepentingan relative

dari masing-masing kriteria yang diseleksi dan didapatkan hasil setelah

membandingkan konsep yang terbaik dari kriteria.

5. Pengujian konsep dan ide

Pengujian ide dan konsep ini bertujuan untuk mengetahui apakah customer needs

telah terpenuhi, melakukan identifikasi terhadap kelemahan yang perlu diperbaiki

selama proses pengembangan yang berkelanjutan dan memperkirakan potensial

pasar dari produk tersebut.

6. Penentuan spesifikasi akhir

Penentuan kembali spesifikasi target pada awal proses dan meninjau ulang setelah

melewati proses pemilihan dan pengujian.

7. Perencanaan produk

Page 26: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

13

Di tahapan ini, terbuatnya jadwal pengembangan yang terperinci dan terstruktur

guna penentuan strategi yang bertujuan sebagai efisiensi waktu, dan melakukan

identifikasi resources yang dimanfaatkan untuk penyelesaian proyek tersebut.

8. Analisis ekonomi

Di tahapan analisis ekonomi yaitu, melanjutkan proses pengembangan secara

menyeluruh supaya dapat memberikan solusi terhadap penawaran spesifikasi

produk, sebagai contoh antara cost manufaktur dan cost pengembangan. Tahapan

ini merupakan bagian dari analisis pengembangan produk.

9. Analisis produk kompetitor

Pemahaman dan pengetahuan tentang produk kompetitor sangatlah penting

sebagai penentu dari penentuan segmentasi dan posisi new product yang apabila

berhasil dapat dijadikan sumber gagasan dalam perancangan produk dan proses

produksi. Analisa kompetitor ini diharapkan untuk mendukung banyaknya data

dari awal hingga akhir.

10. Permodelan dan prototipe

Beberapa bentuk model dan prototipe. Cakupan dalam hal ini meliputi

permodelan dalam pembuktian gagasan ide yang akan membantu tim

pengembangan produk dalam pembuktian dari kelayakan model ‘hanya bentuk’ di

pertunjukan kepada pelanggan yang bertujuan untuk evaluasi nilai ergonomi serta

style, sedangkan model lembar kerja merupakan pilihan teknis yang dibuat.

2.3 Ergonomi

Pengertian ergonomi diambil dari kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu,

ergon yang berarti kerja atau usaha dan nomos yang berarti aturan. Pengaturan

kerja juga bisa disebut ergonomi (Yanto dan Ngaliman, 2017:2). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tujuan ergonomi yaitu untuk mencapai hasil yang di inginkan

dengan cara mengatur pekerjaan. Terdapat studi ilmiah yang membahas manusia

dengan stasiun kerja (the scientific study of the relationship between man and his

working environment) (Yanto dan Ngaliman, 2017). Ergonomi juga digunakan

untuk pengembangan sistem yang diaplikasikan dari suatu metode dan data yang

Page 27: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

14

mempunyai peranan yang signifikan (Yanto dan Ngaliman, 2017). Ergonomi

merupakan ilmu pengetahuan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan

efisien (Syafei et al, 2018), sebagaimana dijelaskan pada gambar 2.1. sesuai

pengertian diatas, pegertian ergonomi adalah sebagai ilmu pengetahuan yang

memiliki konsep untuk suatu produk menjadi nyaman, efisien, efektif, sederhana,

indah, sehat, logis, alamiah, dan manusiawi (Syafei et al., 2018)

Gambar 2.1 Tujuan Penerapan Ergonomi (Sumber : Syafei et al., 2018)

Sesuai pengertian menurut para ahli yang telah dikemukakan diatas, pengertian

ergonomi dapat diartikan yaitu pengaturan pekerjaan sehingga hasil yang ingin di

capai dapat tercapai. Ergonomi digunakan sebagai landasan untuk merancang

suatu produk yang mempertimbangkan kebutuhan manusia. Hasil merancang

produk yang melibatkan prinsip ergonomi akan berdampak pada kenyamanan bagi

pengguna nya, efisien, serta efektif kegunaan alatnya (Yanto dan Ngaliman,

2017). Maka, ergonomi dapat membantu dalam perancangan suatu produk

dikarenakan ergonomi dapat membantu pengaturan pekerjaan yang lebih efisien

dalam bekerja. Apabila pekerja dapat efisien dalam bekerja, maka pekerja dapat

meningkatkan produktivitas nya karena tidak ada waktu yang terbuang lagi.

Berikut merupakan pedoman untuk meningkatkan efisiensi kerja (Yanto dan

Ngaliman, 2017):

1) Mengembangkan kajian setiap unsur pekerjaan seseorang untuk di

evaluasi.

Nyaman

ErgonomiEfisien :

- Fisik-Mental-Produksi

Kesehatan Manusia

Page 28: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

15

2) Pilih pekerja terbaik untuk masing-masing pekerjaan dan latih pekerja

tersebut dengan metode yang terlah dikembangkan.

3) Kembangkan semangat kerjasama antara pihak manajemen dan pekerja

dalam melaksanakan metode yang telah dikembangkan.

4) Bagilah pekerjaan secara merata antara manajemen dan pekerja, masing-

masing melakukannya dengan usaha terbaik.

2.3.1 Sejarah Ergonomi

Ergonomi yaitu ergos yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan dikenalkan

oleh seorang ilmuwan British, K.F.H Murrel pada tahun 1949. Dan pada

pertengahan abad ke 19, pertama kali diperkenalkan asal kata Ergonomi, oleh

seorang scientiest, Wojciech Jastrebowski. Akhirnya para ilmuwan Bristish

mengadakan pertemuan pada atanggal 13-14 Januari 1950 du Cambridge,

England untuk membicarakan nama Ergonomi, dan pada tanggal 16 Februari

1950, secara resmi Ergonomics diterima sebagai nama new society (sebagai

lembaga atau organisasi masyarakat baru didirikan dalam kajian ergonomi.

Adapun kata lain dari ergonomi, terutama di Amerika Serikat yaitu Human Factor

Engineering, nama menjadi Human Factors and Ergonomics Society.

2.3.2 Konsep Dasar Ergonomi

Adapun aspek ilmu ergonomi yang meliputi:

1) Faktor risiko terhadap pekerjaan yang dilakukan (task).

2) Faktor risiko terhadap alat yang digunakan ketika bekerja (tools).

3) Faktor risiko yang melekat pada lingkungan kerja (environment).

Dengan adanya ergonomi kegiatan manusia dapat menjadi lebih mudah,

sederhana, efisien, efektif, praktis, alamiah, nyaman dan logis. Maka, ergonomi

harus dapat diterapkan secara berkala tidak hanya sekali saja. Perubahan tersebut

berguna untuk menciptakan sistem yang lebih baik. Ergonomi dapat

meningkatkan kinerja suatu sistem dengan cara menerapkan prinsipnya. Karena

kinerja sistem yang tidak baik dapat menyebabkan kinerja buruk bagi manusia,

dan akibatnya manusia tidak dapat bekerja dengan maksimal.

Page 29: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

16

Adapun istilah dalam implementasi ergonomi, yaitu (Syafei et al., 2018) :

1. Fit the Man to the Job (FMJ)

Istilah tersebut dapat diartikan yaitu, menyeimbangkan pekerjaan dengan

pekerja. Maksud dari pengertian tersebut adalah bahwa pekerjaan manusia

harus berdasarkan dimensi tubuh manusia.

2. Fit the Job to the Man (FJM)

Istilah ini dapat diartikan yaitu, menyelerasakan pekerjaan terhadap

kemampuan serta keterbatasan manusia. Maksud dari pengertian tersebut

adalah seharusnya perusahaan dapat merancang stasiun kerja berdasarkan

spesifikasi dari pekerja nya.

Sesuai dengan istilah tersebut berrmakna bahwa dalam mendesain suatu sistem

kerja diharuskan mempertimbangkan faktor manusia secara anatomi, fisik, dan

psikologi.

Tabel 2.2 Indikator Perlunya Perhatian dan Pertimbangan Ergonomi (Syafei et al.,

2018)

No Indikator

1 Banyaknya jumlah reject pada suat operasi.

2 Seringnya kesalahan yang dibuat oleh pekerja.

3 Adanya sisa dari bahan baku.

4 Tingginya turnover pegawai di perusahaan.

5 Terdapat keluhan dari pegawai mengenai pekerjaan nya.

6 Hasil produksi tidak sesuai target.

7 Absensi pegawai meningkat.

8 Terjadinya hal yang berujung celaka.

9 Pekerja yang datang secara berkala ke rumah sakit.

10 Rendahnya kualitas produk.

11 Training secara terus menerus.

12 Jam kerja pekerja tidak sesuai.

13 Istirahat berkepanjangan.

14 Membatasi pekerjaan hanya berdasarkan ukuran, jenis kelamin, umur,

atau fisik.

15 Kurangnya pembinaan hubungan.

16 Adanya permintaan perpindahan pekerjaan di divisi lain.

Page 30: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

17

17 Pekerja dibawah dari standar perusahaan.

18 Pekerja tidak berada pada stasiun kerja.

19 Waktu istirahat yang terlalu lama.

Demikian pada halnya dengan manusia sebagai pengguna (operator) dalam suatu

sistem manusia-alat. Apabila interaksi antar manusia dan alat berlangsung secara

dipaksakan maka efetivitas sistem akan menurun.

2.3.3 Manfaat Ergonomi

Banyaknya kerugian yang di dapatkan jika tidak menerapkan konsep ergonomi

untuk membuat suatu produk. Ergonomi sangat penting untuk mendesain suatu

sistem kerja karena mempertimbangkan faktor manusia secara anatomi, fisik, dan

psikologi. Kerugian dapat dialami oleh produsen dan pengguna dikarenakan

produknya tidak sesuai keinginan konsumen, sehingga konsumen merasa

dirugikan jika mengeluarkan uang untuk kualitas produk yang tidak cocok dengan

nilainya (Syafei et al., 2018). Adapun 10 faktor potensial yang menyebabkan

kerugian apabila tidak menerapkan prinsip ergonomi, yaitu: (Syafei et al., 2018)

1. Hasil produksi tidak sesuai target.

2. Kerugian waktu.

3. Adanya pengeluaran untuk biaya berobat.

4. Biaya material tinggi.

5. Absensi karyawan meningkat.

6. Menghasilkan produk yang kurang berkualitas.

7. Adanya keluhan yang dialami pekerja.

8. Terdapat kesalahan yang berakibat kecelakaan.

9. Menyebabkan turnover pekerja.

10. Kurangnya kapasitas untuk keadaan darurat.

Adapun manfaat yang diperoleh dalam menerapkan konsep ergonomi, yaitu:

(Yanto dan Ngaliman, 2017)

1. Mengurangi risiko terjadinya cedera seperti MSDs dan biaya pengeluaran

kompensasi kesehatan.

Page 31: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

18

2. Meningkatkan produktivitas kerja dan memberikan kenyamanan pada

pekerja.

3. Meningkatkan kualitas produksi.

4. Menurunkan angka ketidakhadiran.

5. Menurunkan angka turnover pekerja.

6. Meningkatkan nilai keselamatan kerja.

7. Menurunkan derajat kelelahan yang dialami pekerja.

2.4 Prinsip Ekonomi Gerakan

Dalam memperoleh performa pekerja yang baik selain dari memperhatikan

ergonomi dalam bekerja nya, diperlukan juga untuk mengetahui prinsip ekonomi

gerakan nya. Stasiun kerja yang di rancang dengan baik mendukung performa

pekerja, sekaligus memberikan kenyamanan saat bekerja (Yanto dan Ngaliman,

2017:48). Karena apabila stasiun kerja yang tidak dirancang dengan baik dapat

membuat pekerja tidak optimal dalam bekerja serta cepat lelah dalam bekerja dan

dapat berdampak pada kesehatan sekaligus memngaruhi kualitas dalam

produktivitas dan hal tersebut akan berdampak terhadap perusahaan.

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan terbagi menjadi tiga jenis pembahasan, yaitu

(Yanto dan Ngaliman, 2017):

1) Prinsip ekonomi gerakan yang berkaitan dengan dimensi tubuh.

2) Prinsip ekonomi gerakan yang berkaitan dengan stasiun kerja.

3) Prinsip ekonomi gerakan yang berkaitan dengan perancangan produk.

2.4.1 Prinsip Gerakan Terhadap Anggota Tubuh

Berikut merupakan prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan anggota tubuh

(Yanto dan Ngaliman, 2017):

Prinsip 1 : Disarankan memulai dan mengakhiri gerakan kedua tangan pada

waktu yang sama.

Prinsip 2 : Disarankan kedua tangan tidak mengakhiri gerakan secara

bersamaan, kecuali pada saat istirahat.

Prinsip 3 : Disarankan melakukan gerakan pada kedua tangan dengan

berlawanan arah namun simteris dan bergerak secara bersamaan.

Page 32: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

19

Prinsip 4 : Meminimalisir gerakan yang berlebih, disarankan hanya

menggerakan anggota badan seperlunya saja.

Prinsip 5 : Manfaatkan momentum untuk membantu pekerja sehingga dapat

mengurangi kerja otot.

Prinsip 6 : Gerakan yang kontinu lebih baik dibandingkan dengan gerakan

patah-patah dan terjadi perubahan arah gerak.

Prinsip 7 : Apabila dibandingkan dengan gerakan yang dikendalikan atau

dibatasi, gerakan balistik dianggap lebih efisien, mudah, dan lebih cepat.

Prinsip 8 : Merancang pekerjaan untuk memudahkan aktifitas bagi pekerja.

Prinsip 9 : Meminimalisir adanya gerakan mata.

Sesuai dengan prinsip ekonomi yang sudah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan

bahwa pergerakan anggota tubuh berpengaruh terhadap performa pekerja.

Semakin banyak anggota tubuh yang terlibat di dalam pekerjaan, maka waktu

energi yang diperlukan semakin banyak. Hal tersebut akan mengakibatkan pekerja

akan lebih mudah mengalami kelelahan dan pekerjaan menjadi tidak efisien.

2.4.2 Prinsip Gerakan Terhadap Stasiun Kerja

Setelah dibahas prinsip gerakan dengan anggota tubuh, kali ini akan dibahas

prinsip ekonomi gerakan dengan pengaturan tempat (Yanto dan Ngaliman, 2017):

Prinsip 10 : Perkakas dan benda kerja benda pada tempat yang jelas dan tetap.

Prinsip 11 : Perkakas dan material sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin

pada titik penggunaan (point of use).

Prinsip 12 : Memanfaatkan gaya gravitas untuk tempat penyimpanan barang

yang bertujuan memudahkan saat digunakan.

Prinsip 13 : Jika memungkinkan, mekanisme penyaluran barang dapat

dilakukan dengan cara dijauhkan (drop deliveries).

Prinsip 14 : Menata material dan peralatan dengan diurutkan berdasarkan

aktifitas nya.

Prinsip 15 : Pengaturan cahaya dan alat diatur dengan baik sehingga pekerja

dapat melihat dengan penglihatan yang baik.

Prinsip 16 : Ketinggian stasiun kerja diatur sesuai kenyamanan pekerja.

Page 33: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

20

Prinsip 17 : Jenis dan tinggi kursi kerja harus memberikan postur duduk yang

nyaman bagi pekerja saat melakukan pekerjaan.

Sesuai dengan prinsip gerakan dihubungkan terhadap stasiun kerja diatas,

diharapkan stasiun kerja yang dihasilkan dapat efektif, aman, dan nyaman

digunakan oleh pekerja. Perkakas dan material sebaiknya dapat diletakan

berdekatan dengan titik pengunaan dan dapat disimpan sesuai tempatnya agar

mudah dalam mencari dan tidak membuang waktu yang cukup lama. Apabila

memungkinkan perkakas dapat diberi tanda dengan label dan dapat dibagi

klasifikasi nya

2.4.3 Prinsip Gerakan Terhadap Tata Letak Alat

Yang terakhir yang berkaitan dengan prinsip gerakan terhadap tata letak peralatan

(Yanto dan Ngaliman, 2017):

Prinsip 18 : Sebaiknya, tangan dibebaskan dari pekerjaaan jika dapat

menggunakan alat bantu atau perkakas yang dapat digerakkan oleh kaki.

Prinsip 19 : Merancang peralatan yang mempunyai kegunaan yang banyak.

Prinsip 20 : Merancang peralatan untuk memudahkan dalam penggunaan dan

penyimpanan nya.

Prinsip 21 : Jika dalam pekerjaan jari tangan melakukan gerakan sendiri-

sendiri, beban yang distribusikan pada masing-masing jari sebaiknya disesuaikan

dengan kekuatannya.

Prinsip 22`: Roda tangan, palang, dan peralatan sejenis sebaiknya diatur

sedemikian rupa sehingga pekerja dapat mengoperasikannya dengan posisi yang

baik dan dengan tenaga minimum.

Dari prinsip gerakan dihubungkan dengan tata letak peralatan diatas, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan alat yang dioperasikan menggunakan tangan

yang berat dapat diminimalkan karena tujuan dari perancangan peralatan tersebut

adalah untuk memudahkan pengoperasiannya.

Page 34: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

21

2.5 Antropometri

Antropometri berasal dari bahasa Yunani yang dapat diartikan yaitu, dari kata

anthro yang mempunyai arti manusia dan metri yang mempunyai arti ukuran.

Antropometri di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi

tubuh manusia (Junaedi, 2018:6). Antropometri terdiri dari kumpulan data yang

berhubungan dengan dimensi anggota tubuh manusia, ukuran, bentuk, dan

kekuatan yang digunakan untuk merancang desain (Junaedi, 2018).

Antropometri berdasarkan teori ahli lainnya mengartikan sebagai landasan

pengkuran dimensi tubuh mendesain sesuatu yang digunakan manusia (Junaedi,

2018). Sesuai dengan teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa antropometri

digunakam umtuk mempertimbangkan ergonomis dalam perancangan kegiatan

manusia yang berkaitan dengan suatu produk. Data antropometri sebagai dasar

perancangan produk dan penggunaan produk oleh dimensi tubuh manusia

(Junaedi, 2018).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia (Junaedi,

2018):

1) Jenis kelamin, seperti dimensi tubuh pria lebih besar dibandingkan dengan

tubuh wanita.

2) Suku bangsa, suku bangsa mempunyai tubuh yang berbeda dengan suku

bangsa yang lainnya.

3) Usia, sesuai penggolongan usia yakni balita, anak-anak, remaja, dewasa,

dan lanjut usia sangat memengaruhi pengaplikasian desain.

4) Jenis pekerjaan, adanya persyaratan untuk menyeleksi pegawai seperti

pekerjaan buruh yang umunya mempunyai postur tubuh yang lebih besari

daripada pekerja kantoran.

5) Pakaian, iklim di suatu tempat sangat berpengaruh terhadap penggunaan

pakaian yang digunakan manusia.

6) Faktor kehamilan pada wanita, dikarenakan wanita hamil memiliki

dimensi tubuh yang berbeda dengan wanita yang tidak hamil.

7) Cacat tubuh, hal ini diharuskan terdapat rancangan fasilitas untuk orang

yang mengalaminya. Misalnya kursi roda atau pun lift.

Page 35: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

22

8) Posisi tubuh, manusia mempunyai postur tubuh yang berbeda-beda. Maka,

untuk mengatasi nya diperlukan standarisasi postur tubuh manusia.

Standarisasi postur tubuh manusia dapat dilakukan dengan survei atau

dengan melihat data antopometri sesuai klasifikasi nya.

9) Antropometri statis (Structual Body Dimensions), antropometri statis

adalah pengukuran dimensi tubuh dalam keadaan tegak dan tidak bergerak

dengan mengaitkan data tinggi, berat, dan posisi tubuh.

2.5.1 Data Antropometri dan Dimensi Tubuh

Data antropometri adalah data yang berisi ukuran dimensi tubuh manusia untuk

merancang desain (Junaedi, 2018:10). Dalam merancang produk data

antropometri sangat dibutuhkan untuk mengetahui ukuran dimensi dari anggota

tubuh. Berikut data dimensi yang diperlukan pengukuran nya dalam perancangan

alat.

Gambar 2.2 Antropometri Dimensi Tubuh Manusia (Sumber: Junaedi, 2018)

Adapun beberapa contoh dari dimensi tubuh manusia yang diukur meliputi

(Syafei et al., 2018) :

1) Tinggi Badan

Tinggi badan mengukur jarak dari permukaan kaki hingga ke ujung kepala

sebagai pertimbangan data estimasi dan populasi untuk penentuan jarak ruang

(clearance) vertikal pada stasiun kerja yang berdiri (standing workspace).

Page 36: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

23

Ketinggian minimal yang dapat diterima dari penghalang atas (overhead)

sepeti ambang-pintu (lintels), balok-atap (roofbeams), fitting lampu, dan lain-

lain.

2) Tinggi Mata

Tinggi mata pengukuran yang berdasarkan jarak dari lantai sampai ke bagian

dalam mata (corner) yang berfungsi sebagai untuk menjangkau (reach),

sebagai garis penglihatan, untuk menentukan ketinggian maksimal

pengahalang visual yang di dapat, dan untuk melihat dalam durasi yang lama

yang disesuaikan jarak (range) pengguna.

Gambar 2.3 Dimensi Anggota Badan untuk nomor 1-7 (Sumber: Syafei et al.,

2018)

3) Tinggi Bahu

Tinggi bahu pengukuran jarak dari lantai ke Ujung tulang bahu (akronomion)

yang berfungsi untuk perkiraan pusat rotasi dari badan bagian atas (upper

limb), penentuan jangkauan supaya nyaman, darum referensi untuk lokasi

peralatan, fiting, dan sebagainya.

Page 37: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

24

4) Tinggi Siku

Tinggi siku pengukuran jarak vertikal dari lantai sampai tanda tulang (radiale)

yang dibentuk oleh ujung atas tulas radius yang teraba di permukaan luar pada

siku yang berfungsi untuk menentukan tinggi permukaan stasiun kerja.

5) Tinggi Pinggul

Tinggi pinggul pengukuran berdasarkan jarak vertical dari lantai ke bagian

tulang yang menonjol di ujung tulang paha (trokanter) yang terasa pada

permukaan lateral pinggul yang berfungsi untul pusat rotasi sendi panggul,

panjang fungsional lateral pinggul.

6) Tinggi Knucle

Tinggi knuckle pengukuran jarak vertical dari lantai hingga buku jari tengah

(metacarpal II) yang berfungsi untuk pegangan tangan sekitar 100mm di atas

tinggi jari knuckle yang diinginkan. Genggaman tangan terhadap objek

portabel harus kurang dari tinggi jari knuckle.

7) Tinggi Ujung Jari Tangan

Tinggi ujung jari tangan pengukuran jarak vertical dari lantai hingga ujung jari

tengah pada tangan yang berfungsi sebagai indikator untuk mengendalikan

pengoperasian dengan jari tangan.

8) Tinggi Duduk

Tinggi duduk pengukura jarak vertical dari permukaan duduk sampai titik

puncak kepala yang berfungsi untuk jarak ruang diantara hambatan di kursi

dan di atas kepala.

9) Tinggi Mata dalam Keadaan Duduk

Tinggi mata pengukuran jarak vertikal dari permukaan duduk sampai ke

dalam mata (corner).

Page 38: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

25

10) Tinggi Bahu dalam Keadaan Duduk

Tinggi bahu pengukuran jarak vertikal dari permukaan tempat duduk hingga

titik tulang bahu (acromion) yang berfungsi untuk memperkirakan pusat rotasi

dari bagian atas (upper limb).

Gambar 2.4 Dimensi Angoota Badan untuk nomor 8-12; 15; 16; 20 (Sumber:

Syafei et al., 2018)

11) Tinggi Siku Duduk

Tinggi siku duduk pengukuran jarak dari vertikal hingga bagian bawah siku

yang berfungsi untuk mengaplikasikan ketinggian lengan baju, ketinggian

atasan meja, keyboard, atau benda yang berhubung dengan tempat duduk.

12) Ketebalan Paha

Ketebalan paha pengukuran jarak vertikal dari permukaan tempat duduk

hingga jaringan lunak yang tidak dikompres terhadap pada pada titik yang

paling tebal, biasanya terdapat di sekitar perut yang berfungsi untuk jarak

ruang (clearance) kursi dan bawah meja.

Page 39: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

26

13) Panjangnya Batok Lutut

Pengukuran jarak horisontal dari bagian belakang pantat yang tidak dikompres

ke depan tempurung lutut yang berfungsi untuk mengaplikasikan pada jarak

ruang antara kursi belakang dan rintangan di depan lutut.

Gambar 2.5 Dimensi Angoota Badan untuk nomor 13; 14; 20; 21; 26 (Sumber:

Syafei et al., 2018)

14) Panjangnya Batok-Popliteral)

Pengukuran jarak horisontal dari bagian belakang pantat (batok) yang tidak

dikompres ke sudut popliteal, di bagian belakang lutut, di mana bagian

belakang kaki bagian bawah bertemu bagian bawah paha yang berfungsi

sebagai menjangkau (reach) dan sebagai menentukan kedalaman kursi

maksimum yang dapat diterima.

15) Tinggi Lutut

Pengukuran jarak vertikal dari lantai ke permukaan atas lutut yang berfungsi

sebagai jarak ruang (clearance) untuk kepeluan pada bagian bawah meja.

16) Tinggi Popliteal

Page 40: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

27

Pengukuran jarak vertikal dari lantai ke sudut popliteal di sisi bawah lutut,

dimana tendon otot biseps femoris masuk ke kaki bagian bawah yang

berfungsi sebagai dimensi menjangkau (reach) dan sebagai penentuan

ketinggian maksimum pada tempat duduk.

17) Lebar Bahu (Bideltoid)

Pengukuran maksimum pada lebar horisontal pada lintang bahu, diukur pada

tonjolan otot deltoid yang berfugsi untuk mengaplikasikan jarak ruang pada

level bahu.

Gambar 2.6 Dimensi Angoota Badan untuk nomor 17-19; 27 (Sumber: Syafei et

al., 2018)

18) Lebar Bahu (Biacromial)

Pengukuran jarak horisontal lintang bahu yang diukur antara titik tulang

(akromia) yang berfungsi sebagai aplikasi pemisahan lateral pusat rotasi dari

tubuh bagian atas (upper limb).

19) Lebar Pinggul

Page 41: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

28

Pengukuran maksimum jarak horisontal lintang pinggul saat keadaan duduk

yang berfungsi sebagai dimensi jarak ruang pada level tempat duduk dan lebar

tempat duduk yang seharusnya tidak terlalu jauh dari dimensi ini.

20) Lebar Dada

Pengukuran jarak horisontal maksimum dari bidang referensi vertikal terhadap

bagian depan dada pada pria atau payudara pada wanita. Untuk aplikasi jarak

ruang antara punggung kursi dan penghalang.

21) Kedalaman Perut

Pengukuran jarak horisontal maksimum dari bidang referensi vertikal terhadap

bagian depan perut dalam posisi duduk standar yang berfungsi sebagai

aplikasi jarak ruang dengan punggung kursi dan penghalang.

Gambar 2.7 Dimensi Angoota Badan untuk nomor 22; 23; 35 (Sumber: Syafei et

al., 2018)

22) Panjang Bahu Siku

Pengukuran jarak dari akromion terhadap sisi bawah siku saat keadaan duduk

standar.

Page 42: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

29

23) Panjang Siku Ujung Jari Tangan

Pengukuran jarak dari bagian belakang siku hingga ujung jari tengah tangan

dengan keadaan duduk standar yang berfungsi untuk mengaplikasikan

jangkauan lengan bawah sebagai penentuan area kerja normal.

24) Panjang Badan Bagian Atas

Pengukuran jarak akromion terhadap ujung jari tangan dengan siku dan

pergelangan tangan lurus atau diluruskan.

Gambar 2.8 Dimensi Angoota Badan untuk nomor 24; 25; 34; 36 (Sumber:

Syafei et al., 2018)

25) Panjang Bahu Gengaman

Pengukuran jarak akromion terhadap pusat objek digenggam di tangan,

dengan siku dan pergelangan tangan lurus yang berfungsi sebagai aplikasi

panjang dungsional tubuh bagian atas yang digunakan dalam menentukan

jangkauan yang nyaman dan mudah dijangkau.

26) Panjang Badan Bagian Atas

Page 43: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

30

Pengukuran jarak dari akromion terhadap ujung jari tangan dengan siku dan

pergelangan tangan dilurukan.

27) Panjang Bahu Genggaman

Pengukuran jarak dari akromion terhadap pusat objek digenggam di tangan,

dengan siku dan pergelangan tangan lurus yang berfungsi sebagai dimensi

panjang fungsional tubuh bagian atas yang digunakan untuk menentukan

jangkauan yang terjangkau dan nyaman.

Gambar 2.9 Dimensi Angoota Badan untuk nomor 28-31 (Sumber: Syafei et

al., 2018)

28) Panjang Kepala

Merupakan jarak antara glabella atau titik paling anterior pada dahi antara

punggung alis dan oksiput (belakang kepala) di garis tengah. Untuk referensi

datum untuk lokasi mata, sektar 20mm di belakang glabella.

29) Lebar Kepala

Pengukuran lebar maksimum kepada di atas level telinga.

30) Panjang Telapak Tangan

Pengukuran jarak dari lipatan pergelangan tangan terhadap ujung jari tengah

dengan tangan lurus.

Page 44: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

31

31) Lebar Telapak Tangan

Pengukuran luas maksimum lintang telapak tangan (pada ujung distal tulang

metakarpal) seperti genggaman dan pegangan.

Gambar 2.10 Dimensi Angoota Badan untuk nomor 32 dan 33 (Sumber:

Syafei et al., 2018)

32) Panjang Telapak Kaki

Merupakan jarak sejajar dengan sumbu panjang kaki, dari belakang tumit

sampai ke ujung jempol terpanjang. Untuk aplikasi jarak ruang untuk telapak

kaki.

33) Lebar Telapak Kaki

Pengukuran lebar horisontal maksimum yang melewati kaki tegak lurus

terhadap sumbu panjang yang berfungsi sebagai jarak ruang (clearance) pada

telapak kaki, jarak pedal, dan lain-lain.

34) Rentangan

Page 45: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

32

Pengukuran jarak horisontal maksimum antara ujung jari tangan ketika kedua

lengan terentang ke samping yang berfungsu untuk pengaplikasian jangkauan

laretal.

35) Rentangan Siku

Pengukuran jarak antara siku ketika kedua tubuh bagian atas (upper limb)

diregangkan menyamping dan siku dilipat sepenuhnya sehingga ujung jari

menyentuh dada yang digunakan sebagai untuk mempertimbangkan ruang

siku di ruang kerja.

34-36) Jangkauan Pegangan

Pengkuran terhadap bagian tengah batang silinder yang digenggam secara

penuh pada telapak tangan. Pada dimensi 34 dan 35, lengan dinaikkan vertikal

di atas kepala dan pengukurannya dibuat masing-masing dari lantai atau

permukaan tempat duduk. Pada dimensi 36 lengan diangkat secara horisontal

ke depan pada tingkat bahu dan pengukuran diambil dari bagian belakang

tulang belikat yang bertujuan jangkauan mudah dilakukan tanpa peregangan

yang berlebih.

Berikut merupakan prinsip-prinsip penggunaan data antropometri pada proses

mendesain (Junaedi, 2018), yakni:

1. Perancangan untuk individu ekstrim

Tujuan dari mendesain fasilitas adalah supaya fasilitas tersebut dapat

berfungsi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Dalam suatu kondisi,

perancangan fasilitas dapat menghalangi kegunaan fasilitas tersebut.

Terkadang faktor pembatas dapat menentukan nilai maksimum dan

minimum variabel dari karakteristik yang dimaksud. Perancangan sebagai

nilai populasi maksimum ialah jika suatu nilai maksimum (tinggi) dari

beberapa segi perancangan sehingga dapat mengakomodasi sebagian besar

individu seperti perancangan tinggi trolley. Sebaliknya, perancangan pada

nilai populasi minimum ialah keputusan yang tepat bila nilai populasi

minimum yang diberikan dapat mengakomodasi sebagian orang seperti

Page 46: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

33

jarak tombol alat dengan operator dan kekuatan yang harus dikeluarkan

saat mengoperasikannya.

2. Perancangan fasilitas yang disesusaikan

Fasilitas dapat di desain sesuai dengan pengguna nya. Seperti kursi kantor,

tinggi meja dan sandaran kaki. Secara umum mendesain fasilitas yang

disesuaikan adalah metode perancangan yang disukai tetapi tidak selalu

mungkin untuk dilakukan.

3. Perancangan berdasarkan nilai-nilai

Pada dasarnya tidak ada individu rata-rata. Seseorang dapat mempunyai

nilai rata-rata untuk satu atau dua ukuran tubuh, tetapi tidak ada yang

mempunyai korelasi sempurna antar bagian tubuh secara keseluruhan.

Hampir tidak mungkin untuk menemukannya. Kadang-kadang seorang

designer merancang berdasarkan nilai rata-rata sebagai jalan keluar untuk

tidak berurusan dengan data antropometri yang rumit. Penggunaan prinsip

ini jika prinsip berdasarkan individu ekstrim tidak dapat dilakukan dan

tidak praktis untuk mendesain dengan prinsip penyesuaian.

Pendekatan antropometri dalam mendesain alat dan perlengkapan bertujuan untuk

menciptakan keselarasan antara manusia dengan sistem kerja karena antropometri

mempunyai dampak yang baik terhadap produktivitas pegawai, kemampuan

bekerja pegawai dan tingkat kelelahan pegawai. Penerapan antropometri yang

benar akan menimbulkan rasa kerja yang aman, nyaman, dan efisien (Junaedi,

2018).

2.5.2 Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk

Data antropometri digunakan sebagai pengukuran anggota tubuh pada saat

keadaan tetap dan saat keadaan bergerak yang disesuaikan cara kerja dari anggota

tubuh lalu diklasifikasikan sesuai nilai persentil dari suatu populasi yang bertujuan

untuk penentuan ukuran dalam proses mendesain produk, stasiun kerja, dan

fasilitas kerja (Junaedi, 2018).

Aplikasi data antropometri juga dibutuhkan untuk merancang suatu produk,

fasilitas dan stasiun kerja supaya dapat menyesuaikan ukuran tubuh. Adapun

Page 47: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

34

filosofi-filosofi sebagai lendasang untuk mendesai sesuai kebutuhannya (Junaedi,

2018)

1. Rancangan ukuran rata-rata (design for average)

Rancangan ukuran rata-rata merupakan desain produk yang digunakan pada

masyarakat umumnya (public facilities) sehingga desain tersebut dapat

disesuaikan untuk mayoritas populasi. Populasi (percentile) yang digunakan

yaitu 50% digunakan karena berdasarkan spesifikasi produk yang dapat

dipakai sebagian besar orang.

2. Rancangan ukuran ekstrim (design for extreem)

Rancangan ukuran ekstrim digunakan sebagai dasar pengukuran untuk

kategori populasi yang mempunyai ukuran terkecil atau populasi yang

mempunyai ukuran terbesar dengan memilih salah satunya. Populasi

(percentile) yang digunakan untuk ukuran yang terkecil adalah 10%, 5%, 1%.

Sedangkan populasi (percentile) yang digunakan untuk ukuran yang terbesar

adalah 90%, 95%, 99%.

3. Rancangan ukuran yang bergerak dari satu ekstrim ke ukuran ekstrim

lainnya (design for range)

Rancangan ukuran ini bertujuan agar memberikan fleksibilitas ukuran akibat

dari ukuran yang dapat berubah-ubah, maka dapat digunakan untuk populasi

yang mempunyai ukuran terkecil dan populasi ukuran yang terbesar. Populasi

(percentile) yang digunakan adlaah 5% sampai dengan 95%.

Sesuai dengan penjelasan mengenai filosofi perancangan yang sudah

dikemukakan. Pada penelitian ini menerapkan data populasi atau persentil

50% dikarenakan data tersebut merupakan data yang berisi ukuran rata-rata

dimensi tubuh manusia.

Page 48: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

35

Adapun rekap data antropometri Indonesia berdasarkan semua suku, laki-laki,

usia 20-45 tahun di tahun 2013-2018 (Sumber: Data Antropometri Indonesia,

2019)

Tabel 2.3 Rekap Data Antropometri Indonesia (Data Antropometri Indonesia,

2019)

No Dimensi Keterangan 50th

1 D4 Tinggi siku 105,8

2 D15 Tinggi lutut 52,43

3 D31 Lebar kaki 9,91

Page 49: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Penulis berusaha untuk dapat berpikir dengan sistematis dan membuat kerangka

kerja penelitian. Adapun tahapan penelitian yang akan dijelaskan disusun sesuai

dengan Gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

Page 50: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

37

3.2 Observasi Penelitian

Observasi merupakan tahapan awal dalam melakukan penelitian untuk mencari

data responden. Observasi dilakukan pada salah satu perusahaan manufaktur

otomotif di daerah Cikarang yang memproduksi komponen suku cadang otomotif

kendaraan roda dua atau lebih. Metode yang dilakukan adalah melalui interview

dan meeting terhadap permasalahan yang dialami responden atau customer dalam

proses pengangkutan box yang berisi besi hasil pemotongan. Langkah selanjutnya

dilakukan pengambilan data kuantitatif terhadap pendapat beberapa responden

melalui hasil meeting atau Focus Group Discussion (FGD).

3.3 Identifikasi Masalah

Setelah dilakukan observasi penelitian, berdasarkan hasil observasi penelitian

tersebut dilakukan identifikasi masalah yang terjadi pada pelanggan. Dari hasil

analisa ini maka akan ditetapkan tujuan penelitian, rumusan masalah, dan batasan

supaya penelitian tidak keluar dari pembahasan. Kemudian dari hasil observasi

diketahui bahwa terdapat proses bekerja yang belum maksimal dalam pengerjaan

nya, karena di perkirakan beban kerja yang dirasakan oleh operator masih cukup

tinggi.

Dengan di rancang nya Trolley Supply Cutting ini diharapkan dapat meningkatkan

ergonomis pekerjaan pada operator dan dapat meningkatkan produktivitas

operator. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan studi literatur untuk dasar teori

yang dapat berguna pada penelitian dan pengolahan data. Data yang digunakan

untuk identifikasi dan rumusan masalah adalah dengan observasi awal, selain itu

dilakukan juga studi literatur yang bermanfaat untuk memperkuat langkah

pengerjaan penelitian yang dilakukan.

3.4 Studi Literatur

Studi literatur merupakan pembentukan ide dan gagasan dalam meneliti suatu

objek. Studi literatur ini digunakan sebagai landasan dalam penyelesaian masalah

sesuai pengumpulan informasi yang sudah dilakukan. Pencarian informasi pada

studi literatur berdasarkan permasalahan yang sedang diteliti yang dapat

dikumpulkan dari media internet, buku, jurnal dan perpustakaan supaya

Page 51: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

38

mendukung pembahasan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini literatur yang

digunakan adalah metode Antropometri.

3.5 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari perusahaan dan pelanggan dilakukan untuk mencari

informasi sebagai acuan untuk merancang Trolley Supply Cutting yang sesuai

dengan fungsi yang ditargetkan. Data yang didapatkan berupa gambar di stasiun

kerja, pengumpulan dimensi stasiun kerja, dimensi tubuh manusia. Lalu data

antropometri digunakan untuk menganalisa antropometri dalam mendesai fasilitas

kerja di stasiun kerja yang diteliti. Adapun pengumpulan data ini dengan cara

observasi dan meeting kepada pelanggan. Data-data yang diperlukan antara lain,

yaitu:

a. Data Kebutuhan Pelanggan

Untuk mendapatkan data kebutuhan pelanggan atau customer requirement

dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan (meeting) dengan customer

mengenai produk yang akan digunakan yaitu Trolley Supply Cutting.

Kemudian dibentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan

teknisi dari produk Trolley Supply Cutting.

b. Data Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box

Selain data voice of customer, diperoleh juga data produk yang akan

didesain. Data ini dapat diperoleh dari data hasil observasi di lapangan.

c. Data Box Hasil Pemotongan

Hal lain yang dibutuhkan untuk membuat Trolley Supply Cutting adalah

data box sebagai unit yang akan diangkut dengan menggunakan trolley

tersebur. Data ini diperoleh dengan pengukuran aktual dilapangan yang

dilakukan oleh Sales Engineer. Selain itu juga diperoleh data teknis dari

customer.

d. Data Antropometri

Data terakhir yang diperlukan untuk membuat Trolley Supply Cutting ini

adalah data antropometri sesuai dengan kebutuhan pembuatan Trolley

Supply Cutting. Data antropometri yang dipakai hanya sebagian saja yaitu

tinggi lutut untuk menentukan ketinggian posisi Takigen, tinggi siku untuk

Page 52: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

39

menentukan ketinggian trolley, dan lebar kaki untuk menentukan lebar

penopang kaki yang digunakan untuk menekan Takigen pada trolley.

3.6 Analisis dan Perbaikan

3.6.1 Karateristik Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Untuk mendapatkan data mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam

perancangan produk Trolley Supply Cutting, diperlukan pertemuan atau meeting

mengenai permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan produk yang diinginkan.

Selain itu, observasi terhadap lapangan juga diperlukan untuk melihat langsung

situasi dan kondisi kerja operator yang dihadapi.

3.6.2 Penerapan Data Antropometri

Sesuai dengan studi literatur mengenai antropometri yang sudah dikemukakan

sebelumnya, terdapat 3 filosofi perancangan yang dapat digunakan sesuai dengan

kebutuhan. Filosofi perancangan ini juga menentukan data persentil yang

berfungsi untuk menentukan dimensi anggota tubuh manusia.

3.6.3 Implementasi Desain Produk

Hasil dari olah data pada dimensi tubuh manusia sudah disusun dalam tabel

antropometri yang digunakan sebagai mendesain ukuran di fasilitas dan stasiun

kerja. Sesuai dengan data tabel antropometri tersebut akan diketahui dimensi

segmen tubuh mana yang berkaitan dengan data tabel antropometri tersebut.

Selain itu, dalam perancangan desain produk harus berdasarkan customer

requirements sesuai hasil FGD (Focus Group Discussion). Di dalam perancangan

desain ini juga menjelaskan material yang dibutuhkan dan alur perancangan

produk hingga menjadi barang jadi.

3.6.4 Pembuatan Prototype

Pembuatan produk prototype ini merupakan sekaligus produk jadi yang sudah siap

untuk dilakukan uji coba. Produk prototype ini harus sesuai dengan bentuk dan

ukuran pada desain produk yang menyesuaikan data antropometri dan customer

requirements seperti data meja shooter dan data box hasil besi pemotongan

berdasarkan pada observasi dan hasil meeting sebelumnya.

Page 53: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

40

3.6.5 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan di customer untuk memastikan produk yang sudah jadi

dapat beroperasi sesuai fungsi nya yaitu dapat membawa box hasil besi

pemotongan sebanyak 4 box dan dapat dicoba langsung oleh pengguna nya atau

operator pada customer tersebut. Sesuai dengan alur dalam perancangan produk

yang sudah dikemukakan, apabila proses uji coba ini tidak berhasil, maka produk

akan dibawa kembali ke workshop PT. ABC untuk dilakukan perbaikan produk

sampai produk tersebut dapat bekerja sebagaimana mestinya.

Page 54: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

41

BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Pengumpulan Data

Data yang lengkap dan valid akan sangat membantu pada proses analisa dan

pengambilan keputusan. Selain itu metode pengumpulan data mempunyai banyak

pengaruh terhadap hasil analisa. Penelitian ini menerapkan teknik pengumpulan

data seperti observasi, wawancara, dan Focus Group Discussion (FGD). Sebagai

langkah awal dari tahap pengumpulan data diberikan data terhadap permintaan

dari costumer. Adapun data yang dapat dikemukakan meliputi:

4.1.1 Data Kebutuhan Pelanggan

Sebagaimana dijelaskan dalam metodologi tahap pertama yang harus diperoleh

adalah kebutuhan pelanggan atau customer requirement. Pada pengambilan data

kebutuhan pelanggan ini dilakukan dengan wawancara dan focus group bersama

pihak customer yang diwakili oleh sales engineer dan teknisi perusahaan yang

memerlukan produk Trolley Supply Cutting. Wakil customer ini mengetahui

masalah teknis dan hal lain yang dibutuhkan dan diinginkan pengguna langsung

produk Trolley Supply Cutting. Tim technical ini beranggotakan 6 orang yang

mempunyai cukup kompetensi dalam bidangnya. Produsen dalam hal ini PT. ABC

diwakili oleh drafter staff, sales staff dan engineering staff dapat dilihat pada

Tabel 4.1 menunjukan anggota dari focus group discussion.

Tabel 4.1 Daftar Anggota Pada Focus Group Discussion (FGD)

Anggota FGD Customer Produsen Jumlah

Sales Manager ✓ 1 Orang

Sales Engineer Staff ✓ 1 Orang

Engineering Staff ✓ 1 Orang

Drafter Staff ✓ 1 Orang

Page 55: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

42

Kaizen Staff ✓ 1 Orang

Operator ✓ 1 Orang

Total 2 Orang 4 Orang 6 Orang

Pertemuan yang dilakukan berdurasi antara 3 sampai 4 jam. Diskusi yang

dilakukan berfokus pada keinginan dan kebutuhan customer untuk membantu

kendala teknis yang dihadapi oleh customer. Pendekatan dasar adalah menerima

informasi yang diberikan oleh pelanggan dan menghindari sikap konfrontasi.

Dalam kebanyakan kasus, interaksi customer akan bersifat verbal, dimana

diajukan pertanyaan dan customer menjawab. Beberapa pertanyaan akan

dipersiapkan untuk mendapatkan kebutuhan seperti yang tertera dibawah ini.

a. Permasalahan apa yang sedang dihadapi?

b. Mengapa menggunakan produk Trolley Supply Cutting?

c. Apa yang dapat dibantu oleh PT. ABC untuk membantu permasalahan

yang dihadapi?

d. Apa kebutuhan yang diperlukan dari produk Trolley Supply Cutting?

Dari pertanyaan yang diajukan oleh anggota PT. ABC sehingga mendapat

tanggapan dari pihak customer, beberapa tanggapan yang berhasil dirangkum

diantaranya sebagai berikut :

a. Masalah yang sedang dialami oleh customer adalah saat ini kondisi di

lapangan dalam pengangkutan box hasil proses pemotongan diangkut

secara manual oleh operator dan hanya dapat dibawa satu persatu box.

Selain itu, jika menggunakan trolley biasa, terdapat gaya bungkuk pada

operator dikarenakan dimensi trolley tersebut tidak sama dengan shooter

atau meja penyimpanan box.

b. Alasan customer menggunakan Trolley Supply Cutting adalah karena

trolley tersebut mempunyai prinsip karakuri dimana trolley tersebut

berbeda dengan trolley yang lainnya dikarenakan Trolley Supply Cutting

Page 56: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

43

mempunyai prinsip jungkat-jungkit yang bertujuan mempermudah

pengguna supaya dapat meminimalkan gaya bungkuk pada pengguna.

c. Bagaimana caranya untuk dapat dibuatkan trolley yang sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi oleh customer.

d. Trolley Supply Cutting diharuskan dapat membawa box hasil pemotongan

dari shooter pertama ke shooter terakhir dengan meminimalkan gaya

bungkuk pada operator dan dapat membawa box tidak hanya 1 box saja.

Selain itu, kami juga memberikan pertanyaan terhadap operator di customer

tersebut mengenai keluhan yang dialami sebelum adanya Trolley Supply Cutting.

Operator yang kami berikan pertanyaan hanya 1 orang dikarenakan operator yang

memindahkan box hanya 1 orang.

Tabel 4.2 Ringkasan Kuesioner Sebelum Diadakan Perbaikan

No. Deskripsi Pernyataan

1

Jenis

Kelamin Pria

2

Usia

Operator 34 tahun

3

Tinggi

Badan 172 cm

4 Berat Badan 58 kg

5

Durasi

Bekerja 8 jam

6

Jumlah

Barang 4 box

7 Keluhan

Bahu, lengan, punggung, dan telapak tangan

sakit

8 Kesulitan Membutuhkan waktu yang lama untuk

membawa box sampai ke meja shooter

Dari pertanyaan diatas maka dibutuhkan penafsiran dari tanggapan customer

sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengumpulan data. Adapun resume hasil

FGD (Focus Group Discuccion) yang disajikan pada tabel 4.3.

Page 57: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

44

Tabel 4.3 Resume FGD

Pertanyaan Pernyataan Customer Kesimpulan Kebutuhan

Alasan

penggunaa

n Produk

Trolley Supply Cutting adalah karena trolley

tersebut mempunyai prinsip karakuri dimana

trolley tersebut berbeda dengan trolley yang lainnya dikarenakan Trolley Supply Cutting

mempunyai prinsip jungkat-jungkit yang

bertujuan mempermudah pengguna supaya dapat meminimalkan gaya bungkuk pada

pengguna.

- Dimensi dan

kekuatan lebih

baik dibanding trolley biasa

- Terdapat

penerapan ergonomi yang

membuat

pengguna

memudahkan menggunakan

trolley

Masalah Masalah yang sedang dialami oleh customer

adalah saat ini kondisi di lapangan dalam

pengangkutan box hasil proses pemotongan

diangkut secara manual oleh operator dan

hanya dapat dibawa satu persatu box. Selain

itu, jika menggunakan trolley biasa, terdapat

gaya bungkuk pada operator dikarenakan

dimensi trolley tersebut tidak sama dengan

shooter atau meja penyimpanan box. Dan

menyebabkan kesakitan pada bagian Bahu,

lengan, punggung, dan telapak tangan.

- Dapat mengangkut box

lebih dari 1 box

- Terdapat prinsip

jungkat-jungkit pada trolley

sehingga dapat

meminimalkan gaya bungkuk

operator

Solusi Hal yang dapat dibantu oleh PT. ABC adalah

memberikan solusi pengangkutan box. Dimana hal ini perlu perancangan produk

Trolley Suppply Cutting

- Memberikan

solusi pengangkutan

box hasil proses

pemotongan

Saran Trolley Supply Cutting diharuskan dapat

membawa box hasil pemotongan dari shooter

pertama ke shooter terakhir dengan

meminimalkan gaya bungkuk pada operator

dan dapat membawa box tidak hanya 1 box

saja.

- Dimensi Trolley

Supply Cutting

menyesuaikan

data antropometri tubuh operator

dan juga meja

shooter - Memudahkan

penggunaan nya

sehingga operator tidak cepat lelah

karena

Page 58: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

45

menerapkan

prinsip ergonomi

Banyak hal kendala teknis yang diperlukan customer yang harus dipenuhi oleh

tim PT. ABC untuk merancang dan mengembangkan produk Trolley Supply

Cutting. Berdasarkan tanggapan yang diberikan saat meeting yang sudah

dilakukan bersama tim customer maka didapat kesimpulan kebutuhan

sebagaimana disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Kesimpulan Customer Needs

No Customer Needs Keterangan

1

Dimensi Trolley Supply

Cutting diharuskan sesuai

dengan data antropometri

operator dan juga meja shooter

Ketinggian Trolley Supply Cutting

disesuaikan dengan tinggi meja Shooter,

panjang dan lebar Trolley Supply Cutting

disesuaikan dengan panjang dan lebar

dari Box hasil pemotongan dan juga

dirancang supaya meminimalisir

terjadinya bungkuk pada operator

2 Trolley Supply Cutting dapat

membawa lebih dari 1 box

Trolley Supply Cutting dirancang untuk

dapat membawa 3 box sekaligus supaya

dapat menghemat waktu

3

Kuat untuk mengangkut Box

berisi hasil potongan besi

dengan berat 8-12 kilogram

Pelanggan membutuhkan trolley yang

kuat namun juga ringan supaya saat

mendorong trolley tidak membutuhkan

banyak tenaga

4 Meminimalisir penggunaan

energi listrik

Pelanggan menginginkan Trolley Supply

Cutting hanya menerapkan gaya gravitasi

sehingga tidak memerlukan energi listrik

yang bertujuan untuk cost down

pengeluaran pelanggan

5 Meminimalisir gerakan

bungkuk pada operator

Trolley Supply Cutting dibutuhkan

mempunyai prinsip jungkat-jungkit

sehingga operator tidak ada gerakan

membungkuk

6 Tidak mudah rusak dan rapuh

Dalam hal bahan, pelanggan

mempercayai produk SUS alumunium

profile

Page 59: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

46

7 Mudah digunakan oleh

operator

Cara menggunakan Trolley Supply

Cutting hanya dengan mendorong nya

saja, selain itu spring balancer hanya

perlu ditekan 1x kali saja untuk

memberikan gaya jungkat-jungkit

8 Harga Trolley Supply Cutting

terjangkau

Harga yang di harapkan dapat terjangkau

oleh pelanggan dikarenakan banyak

kompetitor yang menawarkan harga

murah.

9

Trolley Supply Cutting

dibutuhkan dalam waktu yang

cepat

Deadline dari pelanggan yaitu kurang dari

3 bulan.

10 Mudah diperbaiki

Mudah dalam mengganti komponen yang

mengalami kerusakan dan tidak perlu

membeli trolley baru

Data pada tabel diatas merupakan ringkasan dari tanggapan konsumen yang harus

dipenuhi oleh PT. ABC.

4.1.2 Data Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box

Setelah pengumpulan kebutuhan dan keinginan konsumen maka hal yang

dilakukan selanjutnya adalah pengumpulan data terhadap meja shooter tempat

penyimpanan box. Untuk mengetahui dimensi produk yang dimiliki oleh PT. ABC

maka dilakukan pengambilan data dengan cara observasi dan pengumpulan

dokumen teknis yang menyangkut produk Trolley Supply Cutting. Sehingga

didapatkan spesifikasi Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box disajikan pada

Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.

Page 60: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

47

Gambar 4.1 Isometri View Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box

Gambar 4.2 Isometri Pipa Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box

Page 61: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

48

Tabel 4.5 Dimensi Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box

Model Meja Shooter Tempat

Penyimpanan Box

Overall Length 700 mm

Overall Width 460 mm

Overall Height 1,050 mm

Data pada tabel diatas merupakan data awal untuk perancangan pada produk

Trolley Supply Cutting. Data ini sangat penting dalam perancangan karena sebagai

acuan dimensi dan spesifikasi produk untuk pembuatan Trolley Supply Cutting.

Sehingga Engineer mengetahui dimensi untuk pembuatan Trolley Supply Cutting.

4.1.3 Data Box Hasil Pemotongan

Data lain yang diperlukan oleh engineer adalah data teknis seperti panjang, lebar,

tinggi dan berat dari alat berat yang akan diangkut. Pada kasus ini alat berat yang

akan diangkut adalah box yang berisi biji besi hasil dari proses pemotongan.

Sehingga dilakukan pengumpulan data teknis dari box tersebut. Metode

pengumpulan data adalah dengan observasi langsung dilapangan dan

pengumpulan dokumen teknis. Observasi dilakukan oleh tim engineering dari

pihak customer. Gambar 4.3 memperlihatkan gambar teknis box dan Tabel 4.6

menunjukan dimensi.

Gambar 4.3 Gambar Box Hasil Pemotongan

Page 62: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

49

Gambar 4.4 Gambar Box Hasil Pemotongan Sisi Lain

Untuk mempermudah pembacaan data pada box maka disajikan Tabel 4.5

mengenai dimensi dari box hasil pemotongan.

Tabel 4.6 Dimensi Box Hasil Pemotongan

Model Box Hasil Pemotongan

Overall Length 310 mm

Overal Width 230 mm

Overal Height 150 mm

Total Weight 8-12 kilogram

Setelah pengumpulan data box dan Meja Shooter Tempat Penyimpanan Box

lengkap. Langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Data yang sudah

dikumpulkan digunakan untuk perancangan desain Trolley Supply Cutting.

4.1.4 Karakteristik Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

4.1.4.1 Pernyataan Misi

Dalam proses pengembangan produk yang dilakukan harus mempunyai misi yang

terarah bertujuan untuk memberi sasaran yang jelas dalam merancang produk

Trolley Supply Cutting. Sasaran yang diberikan sebagai acuan keberhasilan tim

PT. ABC. Adapun pernyataan misi yang meliputi:

Page 63: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

50

Tabel 4.7 Pernyataan Misi

Pernyataan Misi : Proyek Perancangan Trolley Supply Cutting

Deskripsi Produk Dimensi Trolley Supply Cutting sesuai dengan kebutuhan ,

Kapasitas angkut muatan besar dan fleksibel

Tujuan Utama Sarana pengangkutan box hasil pemotongan dan mengurangi gaya

bungkuk pada operator.

Pelanggan Perusahaan manufaktur dibidang otomotif

Asumsi Produk

Produk kuat dan fleksibel

Menambah kapasitas angkut

Mudah penggunaan nya

Mengurangi gaya bungkuk pada operator

4.2 Analisis dan Perbaikan

Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data.

Pada tahapan pengolahan data banyak dilakukan oleh tim internal PT. ABC hal

ini karena menyangkut kapasitas dan kemampuan PT. ABC dalam memenuhi

kebutuhan pelanggan. Namun dalam beberapa tahapan juga dilakukan focus group

discussion bersama Tim customer untuk menentukan tingkat kepentingan

kebutuhan dan keinginan customer. Tingkat kepentingan dilakukan untuk

menentukan prioritas utama sebagai fokus pengembangan produk. Beberapa

tahapan pengolahan data akan dirinci dibawah ini.

4.2.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Berdasarkan hasil dari Focus Group Discussion (FGD) sebelumnya dan

menghasikan resume dari Focus Group Discussion (FGD) tersebut, PT. ABC

dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan pelanggan sesuai dengan customer

requirement yang telah disebutkan. Walaupun tidak seluruh permintaan pelanggan

dipenuhi, namun pelanggan telah menyetujui pembuatan produk Trolley Supply

Cutting terhadap PT. ABC dikarenakan PT. ABC lebih banyak memenuhi

kebutuhan dan permintaan yang di inginkan oleh pelanggan. Adapun requirement

yang dapat dipenuhi oleh PT. ABC yang di sajikan pada tabel 4.7 dibawah ini.

Page 64: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

51

Tabel 4.8 Kebutuhan yang dapat di penuhi PT. ABC

No Customer Needs Keterangan

Kebutuhan Yang Dapat

Dipenuhi

1

Dimensi Trolley

Supply Cutting

diharuskan sesuai

dengan data

antropometri

operator dan juga

meja shooter

Ketinggian Trolley

Supply Cutting

disesuaikan dengan

tinggi meja Shooter,

panjang dan lebar Trolley

Supply Cutting

disesuaikan dengan

panjang dan lebar dari

Box hasil pemotongan

dan juga dirancang

supaya meminimalisir

terjadinya bungkuk pada

operator

Dimensi Trolley Supply Cutting

dapat di sesuaikan dengan

permintaan pelanggan yaitu

disamakan dengan meja shooter

dan dimensi box

2

Trolley Supply

Cutting dapat

membawa lebih dari

1 box

Trolley Supply Cutting

dirancang untuk dapat

membawa 3 box

sekaligus supaya dapat

menghemat waktu

Trolley Supply Cutting dapat

membawa 3 box sekaligus

sesuai keinginan pelanggan.

3

Kuat untuk

mengangkut Box

berisi hasil

potongan besi

dengan berat 8-12

kilogram

Pelanggan membutuhkan

trolley yang kuat namun

juga ringan supaya saat

mendorong trolley tidak

membutuhkan banyak

tenaga

Pipa alumunium profile

memiliki berat 0,37 kg/m

sedangkan berat pipa

kompetitor adalah 0,33 kg/m.

Sehingga pipa yang di jual PT.

ABC lebih tebal dan tidak

mudah penyok atau

melengkung saat diberi beban.

4

Meminimalisir

penggunaan energi

listrik

Pelanggan menginginkan

Trolley Supply Cutting

hanya menerapkan gaya

gravitasi sehingga tidak

memerlukan energi listrik

yang bertujuan untuk

cost down pengeluaran

pelanggan

Trolley Supply Cutting

menerapkan sistem simple

automation dengan penerapan

cara kerja karakuri untuk

industri manufacturing modern

5

Meminimalisir

gerakan bungkuk

pada operator

Trolley Supply Cutting

dibutuhkan mempunyai

prinsip jungkat-jungkit

sehingga operator tidak

ada gerakan

membungkuk

Trolley Supply Cutting

mempunyai prinsip jungkat-

jungkit dengan menggunakan

spring balancer. Hanya saja

prinsip jungkat-jungkit hanya

dapat turun 1x dan naik 1x saja.

Page 65: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

52

6 Tidak mudah rusak

dan rapuh

Dalam hal bahan,

pelanggan mempercayai

produk SUS alumunium

profile

Bahan yang digunakan untuk

pembuatan Trolley Supply

Cutting adalah menggunakan

pipa alumunium profile karena

tahan korosi, ringan, dan tingkat

kerusakan sangat rendah

7 Mudah digunakan

oleh operator

Cara menggunakan

Trolley Supply Cutting

hanya dengan mendorong

nya saja, selain itu spring

balancer hanya perlu

ditekan 1x kali saja untuk

memberikan gaya

jungkat-jungkit

Cara menggunakan Trolley

Supply Cutting hanya dengan

mendorong nya saja, selain itu

spring balancer hanya perlu

ditekan 1x kali saja untuk

memberikan gaya jungkat-

jungkit

8

Harga Trolley

Supply Cutting

sesuai dengan

kualitas

Harga yang di harapkan

dapat terjangkau oleh

pelanggan dikarenakan

banyak kompetitor yang

menawarkan harga

murah.

Harga yang ditawarkan

memang lebih mahal dibanding

kompetitor namun sepadan

dengan kualitas yang diberikan,

karena Trolley Supply Cutting

dapat digunakan dalam jangka

waktu yang lama. Kompetitor

hanya bisa membuat trolley

biasa tanpa mempunyai prinsip

karakuri. Selain itu instalasi

penggabungan nya tidak rumit

dan tidak memerlukan tenaga

yang banyak karena massa nya

ringan

9

Trolley Supply

Cutting dibutuhkan

dalam waktu yang

cepat

Deadline dari pelanggan

yaitu kurang dari 3 bulan.

Pembuatan Trolley Supply

Cutting hanya memerlukan

waktu 10 hari saja karena bahan

nya ringan sehingga

pemasangan material nya cepat.

Namun apabila saat dilakukan

uji coba terdapat kendala, PT.

ABC memerlukan waktu lebih

untuk repair trolley tersebut

10 Mudah diperbaiki

Mudah dalam mengganti

komponen yang

mengalami kerusakan

dan tidak perlu membeli

trolley baru

Apabila terdapat kerusakan

hanya perlu mengganti

beberapa komponen saja.

Dikarenakan trolley ini di rakit

bukan di cetak

Page 66: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

53

4.2.2 Aplikasi Data Antropometri dalam Perancangan Produk

Berdasarkan hasil studi literatur mengenai antropometri, dikarenakan produk

Trolley Supply Cutting ini hanya dioperasikan dan digunakan hanya oleh seorang

operator, maka data persentil yang dipakai adalah 50%. Dimana nilai persentil

50% merupakan rata-rata yang digunakan karena berdasarkan spesifikasi produk.

Data Antropometri yang digunakan hanya sebagian sesuai dengan fungsi nya

yaitu tinggi siku untuk menentukan ketinggian trolley, tinggi lutut untuk

menentukan ketinggian Takigen, dan lebar kaki untuk menentukan lebar penopang

kaki untuk menekan Takigen. Data persentil 50% disajikan sesuai dengan tabel

4.8 dibawah ini.

Tabel 4.9 Data Persentil Rata-Rata 50%

No Dimensi Keterangan 50th

1 D4 Tinggi siku 105,8

2 D15 Tinggi lutut 52,43

3 D31 Lebar kaki 9,91

4.2.3 Desain Produk

Setelah di identifikasi kebutuhan pelanggan dan diketahui data persentil untuk

merancang desain produk Trolley Supply Cutting tahap selanjutnya adalah

mendesain produk Trolley Supply Cutting. Dalam proses desain produk maka

dilakukan dengan menggunakan software Auto CAD 2012. Berdasarkan customer

requirement dari hasil FGD (Focus Group Discussion) dan juga data persentil

50% dihasilkan sebuah produk yang di sajikan dari Gambar 4.4 sampai dengan

Gambar 4.6.

Page 67: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

54

Gambar 4.5 Isometri View Trolley Supply Cutting

Berdasarkan hasil FGD (Focus Group Discussion) dan data antropometri yang

sudah di jelaskan sebelumnya, maka didapat kesimpulan mengenai dimensi dari

Trolley Supply Cutting sebagaimana disajikan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.10 Dimensi Trolly Supply Cutting

Model Trolley Supply Cutting

Overall Length 1,224 mm

Overall Width 446 mm

Overall Height 1051 mm

Takigen Height 521 mm

Foot Pedal Length 100 mm

Dimensi Trolley Supply Cutting tersebut sudah di sesuaikan dengan customer

needs dan data antropometri. Dimana panjang dan lebar Trolley Supply Cutting

Page 68: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

55

tersebut di dapat berdasarkan panjang dan lebar box hasil pemotongan dengan

disesuaikan untuk memuat 4 box ke dalam Trolley Supply Cutting tersebut dengan

alasan supaya operator dapat menghemat waktu dalam mengangkut box.

Mengenai tinggi Trolley Supply Cutting dirancang dengan berdasarkan tinggi dari

meja Shooter Terminal Intake yang sudah dijelaskan sebelumnya. Selain itu tinggi

Troley Supply Cutting ini dibuat setinggi dada operator. Operator yang akan

menggunakan Trolley Supply Cutting ini hanya terdapat 1 operator, sehingga

ukuran nya hanya mempengaruhi tinggi dari operator yang menggunakan nya

saja.

Untuk data antropometri yang digunakan adalah tinggi siku untuk menentukan

ketinggian Trolley Supply Cutting, tinggi lutut untuk menentukan ketinggian dari

Takigen, dan lebar kaki untuk menentukan panjang pedal yang akan di injak untuk

menaik dan menurunkan Trolley Supply Cutting.

Gambar 4.6 Isometri Pipa Trolley Supply Cutting

Perbedaan Gambar 4.6 Isometri Pipa Trolley Supply Cutting dengan Gambar 4.5

Isometri View Trolley Supply Cutting adalah hanya pada detail gambar nya saja.

Gambar 4.5 Isometri View Trolley Supply Cutting adalah gambar dengan material

Page 69: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

56

yang lengkap, sedangkan Gambar 4.6 Isometri Pipa Trolley Supply Cutting

merupakan gambar yang menunjukkan kerangka dari Trolley Supply Cutting

tersebut.

Gambar 4.7 Isometri Tampak Samping Trolley Supply Cutting

Gambar 4.7 Isometri Tampak Samping Trolley Suppply Cutting merupakan

gambar yang memperlihatkan Trolley Supply Cutting dari samping. Pada gambar

tersebut terlhat jelas material spring balancer yang berfungsi sebagai tuas

jungkat-jungkit pada Trolley Supply Cutting.

4.2.3.1 Breakdown Material

Setelah desain produk dilakukan hal yang perlu diberikan kepada tim proses

adalah breakdown material yang digunakan sebagai acuan oleh tim proses untuk

mempersiapkan barang dan pembuatan komponen fabrikasi.

Page 70: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

57

Tabel 4.11 Breakdown Material

No Spesification Item Code Description Qty

Item Standard

1

GFF-000 Green

Frame N 7

2

GFF-017 Green

Frame T 1

3

GFF-004

Green

Frame L

Slot

1

4

Paralon Landing

Gear 1

5

GFJ-000

Multi

Connector

Outer Type

50

6

GFJ-002

Free

Connector

Outer Type

2

7

GFJ-005

Angle

Connector

Outer Type

4

Page 71: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

58

8

GFJ-200

Multi

Connector

Inner Type

54

9

GFJ-A11 Cross

Connector 20

10

GFJ-A15 Point

Connector 6

11

GFJ-007

45-Degree

Connector

Outer Type

8

12

GFJ-A42 Double

Connector 2

13

GFJ-A00 Bridge

Connector 12

14

GFA-601

L-Slot

Connector

Piece

10

15

PLC-40 Placon 4M

GP 40 1

Page 72: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

59

16

PLC-SUP-

40-D1

Placon

Support D1 4

17

GFJ-A04 Hinge

Connector 4

18

GFJ-A09

Hinge

Connector

Stopper

16

19

GFW-222 Weight

Frame 1 Kg 2

20

GFJ-B28 Slide

Connector 12

21

GFA-400 Inner Cap 28

22

SFK-T09S ST Nut L

M5 10

23

CST-MNT

Caster

Mount

1006 (1 set

= 2 pcs)

16

Page 73: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

60

24

BLT-M8-

WHT

Bolt M8 X

40 White 6

25

NUT-NYL-

M8-WHT

Nut Nylon

M8 White 8

Item Non Standard

26

CST-TMM-

TP-03-FIX

Caster TP

3" Fix 2

27

CST-TMM-

TP-03-

SWL-BR

Caster TP

3" Swivel

Brake

2

28

ACP-

GURINDA-

WD14

Gurinda 0.6

29

TAKIGEN-

B-1571-1

Takigen B-

1571-1 2

30

ACP-

BAUT-

M5X15

Baut M5 X

15 10

4.2.4 Spesifikasi Perencanaan Produk

Dalam proses perancangan Trolley Supply Cutting berikut adalah alur untuk

merakit produk Trolley Supply Cutting:

Page 74: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

61

1) Membuat estimasi perakitan Trolley Supply Cutting

Dalam membuat estimasi perakitan Trolley Supply Cuting ini diperlukan data

drawing yang lengkap dimulai, yaitu:

a. Isometri View Trolley Supply Cutting

b. Isometri Pipa Trolley Supply Cutting

c. Isometri Tampak Samping Trolley Supply Cutting

d. Costing Trolley Supply Cutting

e. Rumus Potong Pipa

f. Estimasi Pemotongan Placon

2) Membuat form SPK

Setelah data untuk pembuatan estimasi sudah di email kepada bagian

administrasi di Engineering Department selanjutnya estimasi tersebut

disetujui oleh sales sebagai bentuk informasi bahwa perakitan akan dikerjakan

dalam waktu yang sudah ditentukan di estimasi tersebut. Estimasi yang sudah

disetujui oleh sales selanjutnya di email kembali ke bagian admin engineering,

admin gudang, dan admin Delivery Order (DO) untuk dibuatkan SPK yang

betujuan sebagai informasi antrian proyek untuk dirakit.

3) Mengirimkan Material

Dikarenakan gudang material dengan workshop berbeda tempat, maka

material sesuai costing pada drawing Trolley Supply Cutting dikirimkan ke

workshop untuk dijadikan barang finish good yang berupa Trolley Supply

Cutting.

4) Mengirimkan Trolley Supply Cutting ke Customer

Setelah produk Trolley Supply Cutting sudah di rakit, tahap selanjutnya adalah

mengirimkan produk ke pelanggan yang disertai dengan dokumen pelengkap

seperti BAST, DO, dan invoice. Dalam pengiriman produk ini dilakukan juga

uji coba langsung di customer dengan tujuan untuk mengetahui apakah produk

Page 75: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

62

sudah sesuai dengan kebutuhan pelanggan sesuai dengan FGD (Focus Group

Discussion).

5) Repair Produk

Tahap ini hanya dilakukan apabila produk terdapat perubahan atau tidak

sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Sebagai tanggung jawab, maka PT. ABC

akan melakukan repair terhadap produk sesuai yang di inginkan pelanggan.

4.2.5 Prototype Trolley Supply Cutting

Setelah desain dilakukan hal selanjutnya adalah tahapan prototype, dimana semua

simulasi yang dilakukan akan direalisasikan dalam bentuk produk.

Gambar 4.8 Prototype Trolley Supply Cutting

Dapat dilihat pada foto diatas bahwa produk Trolley Supply Cutting melalui

proses pembuatan prototype. Produk prototype ini merupakan produk jadi.

4.2.6 Proses Uji Coba

Setelah desain dan produksi prototipe Trolley Supply Cutting selesai, selanjutnya

dilakukan uji coba untuk melihat apakah produk yang telah di desain dapat

memenuhi objektif yang telah ditargetkan yaitu dapat mengangkut box yang baik

dan aman. Gambar 4.9-4.14 memperlihatkan prototype Trolley Supply Cutting

Page 76: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

63

yang telah dibuat dan berfungsi sesuai dengan requirement customer yang telah di

jelaskan dari hasil Focus Group Discussion (FGD).

Setelah proses pembuatan selesai. Pada tahapan ini proses uji coba pengangkutan

box hasil pemotongan besi. Terlihat bahwa prototype yang dilakukan berhasil.

Unit box hasil pemotongan besi dapat diangkut oleh unit Trolley Supply Cutting.

Setelah itu Trolley Supply Cutting dilakukan uji coba sesuai dengan gambar 4.9-

4.14 yang telah disajikan dibawah ini.

Gambar 4.9 Trolley Supply Cutting dalam Posisi Normal

Dalam gambar 4.9 datas merupakan gambar Trolley Supply Cutting dalam

keadaan netral. Keadaan netral yang dimaksud adalah posisi placon roller yang

sejajar dengan pipa placon dikarenakan Takigen yang belum ditekan atau diinjak.

Page 77: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

64

Gambar 4.10 Trolley Supply Cutting Dalam Posisi Normal Di Sisi Lain

Sesuai Gambar 4.10 yang telah disajikan, merupakan kondisi trolley dalam

keadaan normal. Sehingga box tertutup oleh stopper yang berfungsi untuk pada

saat trolley digunakan box tidak akan jatuh karena tertahan oleh stopper.

Gambar 4.11 Trolley Supply Cutting Saat Takigen Ditekan

Page 78: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

65

Apabila Takigen ditekan, maka posisi placon roller akan naik dan akan sejajar

dengan meja shooter, hal ini bertujuan supaya dalam memindahkan box yang

berisi material besi hasil pemotongan hanya dengan mendorong nya saja dan tidak

perlu di angkat lagi. Untuk lebih jelasnya disajikan gambar 4.11 dimana Trolley

Supply Cutting dalam keadaan Takigen ditekan.

Gambar 4.12 Trolley Supply Cutting Saat Takigen Ditekan Di Sisi Lain

Gambar 4.13 Posisi Takigen Saat Takigen Ditekan

Page 79: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

66

Sesuai gambar 4.13 yang di sajikan di atas, terlihat bahwa posisi placon roller

tidak sejajar dengan pipa placon di sebelahnya. Hal tersebut dikarenakan Takigen

dalam keadan sudah di tekan sehingga placon roller akan naik dan sejajar dengan

meja shooter tempat penyimpanan box material besi hasil pemotongan. Terlihat

juga perbedaan posisi Takigen saat ditekan, Takigen terlihat miring dan posisinya

dibawah karena sudah ditekan dengan kaki operator sesuai dengan gambar yang

di sajikan pada gambar 4.13.

Sesuai dengan gambar 4.14 dibawah ini terlihat bahwa saat Takigen diinjak atau

ditekan, posisi box material menjadi di atas dan siap didorong untuk dipindahkan

ke meja shooter.

Gambar 4.14 Trolley Supply Cutting Dengan Box Posisi Takigen Ditekan

Pada gambar 4.15 terlihat Trolley Supply Cutting pada tampak samping, dimana

box yang sudah berada di posisi di atas siap untuk didorong dan dipindahkan ke

meja shooter tanpa terhalangi oleh stopper.

Page 80: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

67

Gambar 4.15 Trolley Supply Cutting Dengan box Posisi Takigen Ditekan Di Sisi

Lain

Gambar 4.16 Pengoperasian Trolley Supply Cutting Oleh Operator

Page 81: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

68

Gambar 4.17 Pengoperasian Trolley Supply Cutting Oleh Operator Di Sisi Lain

Pada gambar yang disajikan pada gambar 4.16 dan gambar 4.17 merupakan

operator yang sedang menggunakan Trolley Supply Cutting. Terlihat dimensi

trolley terhadap operator sudah sesuai karna tinggi nya cocok jika dilihat dari

tangan siku operator lurus terhadap trolley.

Dengan dibuatnya Trolley Supply Cutting ini sudah mengurangi beban kerja yang

dialami oleh operator. Berikut customer requirement yang sudah dipenuhi oleh

PT. ABC:

1. Operator dapat membawa 4 box material besi hasil pemotongan sekaligus

tanpa perlu mengangkut manual menggunakan tangan dikarenakan Trolley

Supply Cutting mempunyai dimensi yang cukup untuk mengangkut 4 box.

2. Berkurangnya gaya bungkuk pada saat memindahkan box ke meja shooter

dikarenakan terdapat Takigen yang apabila di tekan posisi trolley nya akan

sejajar dengan meja shooter tempat penyimpanan box.

3. Menghemat waktu dikarenakan operator dapat membawa 4 box sekaligus.

Page 82: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

69

4. Tidak memerlukan energi listrik dikarenakan Trolley Supply Cutting

menerapkan sistem simple automation dengan penerapan cara kerja

karakuri untuk industri manufacturing modern.

Setelah Trolley Supply Cutting di uji coba, tahap selanjutnya adalah memastikan

kepada pengguna trolley yakni operator di customer tersebut mendapatkan

kebutuhannya terhadap pengangkutan box material hasil pemotongan. Kami

memberikan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada operator yang berkaitan

dengan saat menggunakan Trolley Supply Cutting. Hasil wawancara tersebut kami

ringkas dalam tabel 4.12 yang telah disajikan dibawah in.

Tabel 4.12 Ringkasan Kuesioner Setelah Diadakan Perbaikan

No. Deskripsi Pernyataan

1

Jenis

Kelamin Pria

2

Usia

Operator 34 tahun

3

Tinggi

Badan 172 cm

4 Berat Badan 58 kg

5

Durasi

Bekerja 8 jam

6

Jumlah

Barang 4 box

7 Keluhan Bahu lelah

8 Kesulitan Trolley sulit untuk dibelokkan

Setelah diketahui hasil kuesioner pada sebelum dan sesudah menggunakan Trolley

Supply Cutting, terlihat perbedaan bahwa Trolley Supply Cutting dapat

mengurangi sakit yang dialami pada operator.

Page 83: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan perancangan desain, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Trolley Supply Cutting memiliki customer requirement yang terbagi dalam 5

kategori, yaitu fungsi produk (4 atribut), kemudahan pengoperasian (2 atribut),

penggunaan energi (1 atribut), maintenance (1 atribut), dan harga (1 atribut),

dimana keseuruhan customer requirement dipenuhi sesuai dengan keinginan

pelanggan.

2. Trolley Supply Cutting dirancang sesuai dengan dimensi dari box material

hasil besi pemotongan dan dimensi dari meja shooter, dikarenakan panjang

dan lebar Trolley Supply Cutting diharuskan cukup untuk mengangkut 4 box

sekaligus. Sedangkan tinggi dari Trolley Supply Cutting diharuskan dapat

sejajar dengan meja shooter tempat penyimpanan box supaya dapat

meminimalisir gaya bungkuk pada operator karena box hanya perlu di dorong

saja dari trolley ke meja shooter dan operator tidak perlu mengangkat lagi dan

ketinggian trolley dapat diatur ke atas dan ke bawah sesuai dengan fungsi

pengangkutan dan pemindahan box.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diutarakan dalam menyempurnakan desain produk

antara lain:

1. Dimensi dari Trolley Supply Cutting sebaiknya disesuaikan juga dengan

dimensi tubuh pengguna trolley di customer dikarenakan trolley yang dibuat

saat ini hanya mengikuti dimensi antropometri, dimensi meja shooter, dan

dimensi box hasil pemotongan. Supaya dimensi trolley lebih sesuai dengan

fungsi nya. Dimensi trolley saat ini membuat operator sedikit membungkuk

pada saat menggunakan trolley nya yang di sebabkan karena dimensi trolley

tidak melibatkan tinggi operator.

Page 84: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

71

2. Material yang digunakan dalam pembuatan Trolley Supply Cutting

menggunakan bahan alumunium yang membuat Trolley Supply Cutting

tersebut kuat untuk mengangkut box sampai 12 kilogram. Disisi lain,

dikarenakan pipa alumunium tersebut mempunyai berat massa 0,37 kg/m dan

mempunyai diameter 28mm membuat Trolley Supply Cutting tersebut sedikit

berat untuk dioperasikannya. Sehingga dampak terhadap operator adalah

kesulitan untuk membelokkan Trolley Supply Cutting.

Page 85: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

72

DAFTAR PUSTAKA

Junaedi, Didi. 2018. Analisis Perancangan Kerja Dan Ergonomi. Tangerang: PT

Pusaka Mandiri

Ulrich, Karl, dan Eppinger. 2008. Product Design and Development (5th ed.).

New York: McGraw-Hill.

Syafei, Yani, Sumerli, Chevy Herli, dan Etty Susilowati. 2018. Konsep Ergonomi

Dalam Desain Produk. Bandung : Alfabeta Bandung

Yanto, dan Ngaliman, Billy. 2017.Ergonomi Dasar-Dasar Studi Waktu &

Gerakan untuk Analisis & Perbaikan Sistem Kerja. Yogyakarta: Andi

Indonesia, Antropometri. 2013. Rekap Data Antropometri Indonesia. Dipetik

April 22, 2019, dari

https://antropometriindonesia.org/index.php/detail/artikel/4/10/data_antrop

ometri: https://antropometriindonesia.org/

Page 86: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

73

LAMPIRAN

L- 1 Rekap Data Antropometri Indonesia (Data Antropometri Indonesia,

2019)

No Dimensi Keterangan 5th 50th 95th SD 1 D1 Tinggi tubuh 161,4 168 174,6 4

2 D2 Tinggi mata 150,3 156,4 162,5 3,71

3 D3 Tinggi bahu 135,5 140,9 146,2 3,24

4 D4 Tinggi siku 99,88 105,8 111,8 3,62

5 D5 Tinggi pinggul 92,22 97,52 102,8 3,22

6 D6 Tinggi tulang ruas 64,81 73,46 82,11 5,26

7 D7 Tinggi ujung jari 53,81 61,91 70 4,92

8 D8 Tinggi dalam posisi duduk 82,63 89,83 97,04 4,38

9 D9 Tinggi mata dalam posisi duduk

71,08 78,88 86,68 4,74

10 D10 Tinggi bahu dalam posisi duduk

53,37 62,13 70,89 5,33

11 D11 Tinggi siku dalam posisi duduk

18,22 23,73 29,24 3,35

12 D12 Tebah paha 11,03 15,45 19,87 2,69

13 D13 Panjang lutut 52,11 57,56 63,02 3,32

14 D14 Panjang popliteal 40,78 46,79 52,8 3,65

15 D15 Tinggi lutut 49,3 52,43 55,55 1,9

16 D16 Tinggi popliteal 37,92 41,19 44,46 1,99

17 D17 Lebar sisi bahu 36,46 42,65 48,84 3,76

18 D18 Lebar bahu bagian atas 27,65 34,88 42,11 4,39

19 D19 Lebar pinggul 26,08 34,82 43,57 5,32

20 D20 Tebal dada -

35,85 26,88 89,61 38,1

21 D21 Tebal perut 15,4 20,77 26,15 3,27

22 D22 Panjang lengan atas 29,77 35,97 42,16 3,77

23 D23 Penjang lengan bawah 35,63 42,55 49,48 4,21

24 D24 Panjang rentang tangan ke depan

69,88 77,31 84,75 4,52

25 D25 Panjang bahu-genggaman tangan ke depan

59,59 66,18 72,78 4,01

26 D26 Panjang kepala 16,33 18,83 21,32 1,52

27 D27 Lebar kepala 13,69 15,99 18,3 1,4

28 D28 Panjang tangan 16,99 18,51 20,04 0,93

29 D29 Lebar tangan 6,93 8,77 10,61 1,12

Page 87: PERANCANGAN TROLLEY SUPPLY CUTTING PADA PROSES …

74

30 D30 Panjang kaki 22,81 25,47 28,14 1,62

31 D31 Lebar kaki 8,74 9,91 11,09 0,71

32 D32 Panjang rentangan tangan ke samping

163,8 172 180,3 5,02

33 D33 Panjang rentangan siku 84,12 88,89 93,67 2,9

34 D34 Tinggi genggaman tangan ke atas dalam posisi berdiri

156 196,1 236,2 24,4

35 D35 Tinggi genggaman ke atas dalam posisi duduk

118,8 124,8 130,7 3,61

36 D36 Panjang genggaman tangan ke depan

63,75 73,49 83,24 5,92