perancangan saringan penjernih air skala di …

74
PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Daerah Kawasan Tambang di Kecamatan Pelawan Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi) Oleh : NUR ISLAMI PUTRI JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA

RUMAH TANGGA (Studi Kasus Daerah Kawasan Tambang

di Kecamatan Pelawan Kabupaten

Sarolangun Provinsi Jambi)

Oleh :

NUR ISLAMI PUTRI

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND) PADANG

2016

Page 2: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA

RUMAHTANGGA(Studi Kasus Daerah Kawasan Tambang

di Kecamatan PelawanKabupaten

Sarolangun Provinsi Jambi)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Teknik Lingkungan

Oleh:

NUR ISLAMI PUTRI

1210024428013

TEKNIK LINGKUNGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

(STTIND)PADANG

2016

Page 3: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR

SKALA RUMAH TANGGA (STUDI KASUS DAERAH

KAWASAN TAMBANG DI KECAMATAN

PELAWAN KABUPATEN SAROLANGUN PROVINSI

JAMBI

Nama : NUR ISLAMI PUTRI

NPM : 1210024428013

Program Studi : Teknik Lingkungan

Padang, Agustus 2016

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Jurusan Ketua STTIND

Hendri Sawir, ST, MSi

NIDN. 1015086704

Yaumal Arbi, MT

NIDN. 1007058407

Yaumal Arbi, MT

NIDN. 1007058407

Tri Ernita, ST, MP

NIDN. 1028027801

Page 4: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA RUMAH

TANGGA (Studi Kasus Daerah Kawasan Tambang di Pelawan Kabupaten

Sarolangun Provinsi Jambi)

Nama : Nur Islami Putri

NPM : 1210024428013

Pembimbing I : Hendri Sawir, ST, MSi

Pembimbing II : Yaumal Arbi, MT

RINGKASAN

Air merupakan suatu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia,

coba kita bayangkan dalam satu hari saja kita tidak mengkonsumsi air. sering kita

jumpai dimana-mana diseluruh tanah air banyak daerah yang kekurangan air

dikala musim kemarau, begitu juga diwaktu penghujan terjadi pula banjir, yang

lebih anehnya lagi air yang dikonsumsi oleh masyarakat tidak memenuhi syarat

yang sesuai dengan Standar Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001. Untuk

mencari solusi persoalan diatas yaitu suatu teknolgi yang sederhana yang

terjangkau oleh semua lapisan mayarakat dan tentunya masyarakat pelawan

khususnya yaitu pengolahan air bersih dengan saringan penjernih air Skala Rumah

Tangga. Daerah sarolangun khususnya pelawan , air yang digunakan berasal dari

air tanah, berupa sumur galian dan sungai. Jika air sungai naik akan menyebabkan

daerah ini akan tergenang air, sehingga air tanah tercemar. Secara spesifik

perairan ini sangat sesuai untuk perkembangbiakan ikan. Namun meningkatnya

aktifitas manusia untuk memanfaatkan potensi yang ada di sungai pelawan seperti

Penambangan Emas Tampa izin yang mengolah biji emas menggunakan zat

berbahaya seperti merkuri yang telah mencemari badan sungai, sehingga

penurunan kualitas perairan pelawan sebagai akibat aktifitas manusia yang

berlebihan menyebabkan kualitas air sungai juga berdampak besar. Untuk itu

Penyaringan ini dapat menurunkan kadar-kadar seperti kekeruhan, bau, begitu

juga pH sebelum penyaringan mencapai 4-5 dan setelah penyaringan 6-9 batas

normal, dan kadar Merkuri sebelum penyaringan 0,007mg/l dan setelah

penyaringan 0,003mg/l. Maka dari uraian diatas bahwa penyaringan sistem

penjernih air skala rumah tangga sangat cocok menurunkan kadar kandungan

merkuri yang ada pada perairan di lahan gambut seperti daerah pelawan

khusunya.

Kata kunci : Air Bersih, Pertambangan emas tampa izin, Merkuri

Page 5: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

DESIGN OF HOUSEHOLD WATER PURIFIER FILTER (Study case

Mining Territory Pelawan subdistrictb Sarolangun

Regency Jambi Province)

Name : Nur Islami Putri

NPM : 1210024428013

Supervisor I : Hendri Sawir, ST, MSi

Supervisor II : Yaumal Arbi, MT

ABSTRACT

Water is a very essential necessary for human life, can we imagine if we do

not consume water for one singel day. When dry season happens, we often meet

wherever of the entire of home land which many districts have lack of water

suppiles and hood will come when rainy season happens. Stiangely, water which

is consumed by citizens do not fulfill an appropriate condition related to

goverment standar rule number 82 years 2001. A solution for the problem above

is a simple techonology extended by all level of citizen especially pelawan

citizens namely fresh water cultivation with a filter of water purifier for house

hold scale. In sarolangun district especially pelawan water which is used come

from ground water such as a digging well and river. If river water increases, if

caused the district will flooded so that ground water is polluted. Specifically, the

water system is appropriate for fish reproduction. Nevertheless, increasition of

human activities to fare advantages potency in pelawan river for instance mining

illegal which cultivate the river using hazardous substances such as mercury

which has polluted river so that the reducing of water system quality of pelawan

as a result of too much human activities. This filtering can reduce matter such as

turbidity, smell, also pH before filtering becomes 4-5 and after do filtering

becomes 0,007mg/l before do filtering and it becomes 0,003mg/l after do filtering.

So, the explanation above can conclude that filtering of purifier water system for

house hold scale is very appropriate for reducing matter mercury substance in

water system of peat moss land such as especially pelawan district.

Keywords: Mercury, Mining illegal, Water

Page 6: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah dimotivasi dan dibantu oleh

berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan tulus hati

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu dan ayah, serta keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibuk Tri Ernita, ST, MP, selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

3. Bapak Yaumal Arbi, MT, selaku ketua Prodi Teknik Lingkungan Sekolah

Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang Sekaligus Pembimbing II

dalam penulisan skripsi ini .

4. Bapak Hendri Sawir, ST, MSi selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi

penelitian ini.

5. Seluruh Dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri.

6. Teman-teman Mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi dari jurusan Teknik

Lingkungan dan juga Teman-teman dari Jurusan Teknik Pertambangan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat banyak

kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat

membangun dari semua pihak.

Page 7: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Agustus 2016

Penulis

Page 8: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

RINGKASAN ................................................................................................. i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ......................................................................... 3

1.4 Rumusan masalah........................................................................ 3

1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4

1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ........................................................................... 5

2.1.1 Pengertian PETI ................................................................. 5

2.1.2 Berdasarkan Sumbernya Air Dapat digolongkan ............... 6

2.1.3 Kualitas Air Tanah ............................................................. 7

Page 9: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

2.1.4 Perancangan Instansi Penjernihan Air (IPA) ..................... 8

2.1.5 Saringan Pasir Lambat ....................................................... 9

2.2 Pengertian Air Bersih .................................................................. 13

2.2.1 Standar Kualitas Air Baku ................................................. 13

2.2.2 Pengertian Air dan Penjernih Air ....................................... 15

2.2.3 Penentuan Debit Aliran Air ................................................ 18

2.2.4 Teori Tingkat Keasaman Air (pH) ..................................... 19

2.2.5 Merkuri ............................................................................... 19

2.2.6 Media Filter ........................................................................ 23

2.3 Kerangka Konseptual ................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 29

3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 31

3.3.1 Populasi .............................................................................. 31

3.3.2 Sampel ................................................................................ 31

3.4 Variabel Penelitian ................................................................. 31

3.5 Data dan Sumber Data ................................................................ 31

3.5.1 Data .................................................................................... 31

3.5.2 Sumber Data ....................................................................... 32

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 32

3.6.1 Alat dan Bahan ................................................................... 32

3.6.2 Prosedur Pembuatan Alat ................................................... 32

Page 10: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

3.7 Kerangka Metodologi.................................................................. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum .......................................................................................... 41

4.2 Hasil ............................................................................................. 41

4.2.1 Perbandingan Kualitas Air Sungai ......................................... 42

4.2.2 Pengolahan Air di Area Sungai .............................................. 44

4.2.3 pH Air Sungai ......................................................................... 45

4.2.4 Pengaruh Air Sumur Masyarakat disekitar Area Sungai ........ 45

4.2.5 Titik Pengambilan Sampel...................................................... 46

4.3 Pembahasan ................................................................................. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 48

5.2 Saran ............................................................................................ 49

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Page 11: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alat dan Bahan .............................................................................. 32

Tabel 4.1 Parameter Pengujian oleh BLHD .................................................. 41

Tabel 4.2 Media Filter Saringan.................................................................... 42

Tabel 4.3 Perbandingan pH Air .................................................................... 45

Tabel 4.4 Data Aplikasi Air Sungai Sesudah dan Sebelum Perlakuan ......... 47

Page 12: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ................................................................ 27

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Sarolangun ..................................................... 30

Gambar 3.2 Kerangka Metodologi ................................................................ 40

Gambar 4.1 Sampel Air Hulu Sungai ........................................................... 42

Gambar 4.2 Sampel Air Tengah Sungai ....................................................... 43

Gambar 4.3 Titik Pengambilan Sampel ........................................................ 46

Page 13: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Gambar Alat Penjernih Air Skala Rumah Tangga

Gambar 1.1 rancangan Saringan Penjernih Air

Gambar 1.2 Media filter Saringan

Gambar 1.3 Bagan Alir Saringan

Lampiran II Gambar Foto Lapangan

Gambar 2.1 Mengisi Media filter

Gambar 2.2 Sistem Kerja Alat

Gambar 2.3Percobaan Alat Penjernih Air Skala RT diTepi sungai

Gambar 2.4 Tumpukan Sampah disekitar Area Sungai

Gambar 2.5 tumpukan batu putih Akibat pengerukan PETI

Gambar 2.6 Kadar Keasaman Air Sungai

Gambar 2.7 Pengambilan Sampel Air Sumur

Page 14: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sungai Pasar Pelawan adalah sebuah Dusun terpencil terletak di Kabupaten

Sarolangun, perbatasan antara Kabupaten Musi Rawas, sumatera Selatan di

Provinsi Jambi. Dusun ini harus menempuh jarak jauh dari Kota Jambi sekitar

166 km atau sekitar 3 jam. Data kependudukan dari Kecamatan Pelawan

Kabupaten Sarolangun dengan Jumlah Penduduknya 412 KK = 1.934 Jiwa

dengan penghasilan cukup Besar, dibandingkan dengan Dusun yang ada di

Kabupaten Sarolangun.

Daerah Sarolangun khususnya Pelawan, air yang digunakan berasal dari air

tanah, berupa sumur galian dan sungai. Jika air sungai naik akan menyebabkan

daerah ini akan tergenang air, sehingga air tanah tercemar. Secara spesifik

perairan ini sangat sesuai untuk perkembangbiakan ikan, ini dapat dibuktikan

dengan banyaknya jenis ikan yang melakukan pemijahan diperairan ini khususnya

ikan patin, baung dan lain-lain yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Selain itu

biota yang ada dapat menjalankan fungsinya sebagai penyeimbangan ekosistem.

Meningkatnya aktifitas manusia untuk memanfaatkan potensi yang ada di sungai

Pelawan seperti Penambangan Emas tanpa Izin (PETI). Para penambang emas

yang mengolah biji emas dengan menggunakan Merkuri diperairan sungai

Pelawan sebagian besar mengatakan bahwa gejala-gejala kesehatan yang timbul

pada tubuh para penambang emas terkontaminasi Metil Merkuri tidak lansung

Page 15: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

nampak atau dirasakan pada saat itu juga. Secara resmi aktifitas pertambangan

emas yang dikelola masyarakat tidak diizinkan oleh pemerintah, baik provinsi

maupun tingkat kabupaten.

Salah satu masalah yang paling meresahkan bagi masyaraakat disekitar loksi

PETI adalah penggunaan bahan berbahaya beracun (B3) yaitu; merkuri (Hg).

Penggunaan Merkuri sebagai bahan untuk mengikat dan pemisah biji emas

dengan pasir, lumpur dan air yang tidak dikelola dengan baik akan membawa

dampak bagi penambang emas maupun masyarakat disekitar lokasi sungai tempat

penambangan, dimana Merkuri yang sudah dipakai dari hasil pengelolaan biji

Emas biasanya dibuang begitu saja dan konsekuensinya badan Sungai Pelawan

tempat penampungnya. Penurunan kualitas perairan Pelawan sebagai akibat dari

aktifitas manusia yang berlebihan paling banyak menyita perhatian pada saat

sekarang ini.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka Penulis berminat untuk mengangkat

judul“Perancangan Saringan Penjernih Air Skala Rumah Tangga (Studi

Kasus Daerah Kawasan Tambang Kecamatan Pelawan Kabupaten

Sarolangun Provinsi Jambi)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan beberapa masalah

diantaranya :

1. Kurang terpenuhinya Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pelawan

Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

Page 16: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

2. Sumber air yang ada di Pelawan terindikasi telah tercemar dengan melihat

secara Fisik dan menurunnya tingkat Kesehatan Masyarakat.

3. Masyarakat didaerah kawasan aliran sungai Pelawan mulai teriindikasi

penyakit.

4. Maraknya Aktifitas Masyarakat disekitar aliran Daerah Sungai.

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian yang

ingin dicapai, maka ditetapkan batasan masalah yaitu :

1. Penelitian ini lebih difokuskan pada proses pengolahan air dengan metode

Saringan Penjernih air skala rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan air

bersih bagi Masyarakat di Pelawan.

2. Teknik pengujian sampel secara Fisik (kekeruhan,bau) dan Kimia (pH,

Merkuri).

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Apakah kualitas air yang ada di Daerah Pelawan sudah tercemar?

2. Apakah Metode Saringan Penjernih air skala rumah tangga Efektif dalam

mengolah air menjadi bersih berdasarkan Standar Peraturan Pemerintahan

No.82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian

pencemaran air?

Page 17: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Kualitas Air yang ada didaerah Pelawan.

2. Untuk Mengetahui Metode Saringan Penjernih air skala rumah tangga

Efektif dalam mengolah air menjadi bersih berdasarkan Standar Peraturan

Pemerintahan No 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan

pengendalian pencemaran air.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun mamfaat dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagi instansi atau masyarakat

Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi atau masyarakat untuk

dapat membuat saringan Penjernih air skala rumah tangga dalam

memperoleh air bersih dari air sumur maupun air sungai yang tercemari.

2. Bagi penulis

Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan

ke dalam bentuk penelitian, dan meningkatkan kemampuan penulis dalam

menganalisa suatu permasalahan serta menambah wawasan penulis

khususnya di bidang keilmuan teknik lingkungan.

3. Bagi institusi STTIND Padang

Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan jurnal dan

dapat dijadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan

melakukan penelitian.

Page 18: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Berikut adalah teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang penulis

lakukan adalah sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian PETI

Pertambangan tampa izin (PETI) adalah usaha pertambangan yang

dilakukan oleh perseorangan, sekelompok orang, atau perusahaan yayasan

berbadan hukum yang dalam operasinya tidak memiliki izin dan instansi

pemerintahan yang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. PETI

diawali oleh keberadaan para penambang tradisional, yang kemudian berkembang

karena adanya faktor kemiskinan, keterbatasan lapangan kerja dan kesempatan

usaha, keterlibatan pihak lain yang bertindak sebagai cukong, ketidak harmonisan

hubungan antara perusahaan dengan masyarakat setempat, serta krisis ekonomi

berkepanjangan yang diikuti bahan-bahan dan kebutuhan pokok yang terus

melambung tinggi. Disisi lain, kelemahan dalam penegakan hukum dan peraturan

perundang-undangan yang menganaktirikan pertambangan oleh masyarakat, juga

ikut mendorong maraknya PETI.

Kegiatan PETI tidak mengikuti kaidah-kaidah pertambangan yang benar,

karena telah mengakibatkan kerusakan lingkungan, pemborosan sumber daya

mineral, dan kecelakaan tambang. Disamping itu, PETI bukan saja menyebabkan

potensi penerimaan negara berkurang, tetapi juga negara atau pemerintahan harus

Page 19: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

mengeluarkan dana yang sangat besar untuk memperbaiki kerusakan lingkungan.

Mengingat begitu kompleks permasalahan PETI, maka kebijakan penanggulan

PETI diarahkan melalui pendekatan sosial kemasyarakatan seiring dengan

ditegakannya hukum, Dengan kata lain, bagaimana kepentingan masyarakat dapat

diakomodasikan secara proporsional tampa mengabaikan prinsip-prinsip praktek

pertambangan yang baik dan benar. Pendekatan sosial kepada masyarakat,

diarahkan guna mewujudkan pelaksanaan transformasi struktural, pelaksanaan

program wilayah pertambangan Rakyat (WRP) dan pertambangan skala kecil

(PSK) serta pelaksanaan program kemitraan antara para pelaku PETI dengan

perusahaan pemegangan resmi (Sari, 2009).

2.1.2 Berdasarkan Sumbernya Air dapat digolongkan Antara Lain

2.1.2.1 Air laut

Air laut mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl. Kadar

garam NaCl dalam air laut sebesar 3%, dengan keadaan ini maka air laut tidak

memenuhi syarat untuk air bersih (Sutrisno, 2006)

2.1.2.2 Air Hujan

Air hujan dalam keadaan murni sangat bersih, karena adanya pengotoran

dari udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri atau debu dan lain

sebagainya, maka untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada

waktu menampung air hujan, jangan dimulai pada saat hujan mulai turun karena

masih banyak mengandung kotoran-kotoran (Sutrisno,2006).

Page 20: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

2.1.2.3 Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang terdapat dipermukaan tanah seperti sungai,

danau, rawa dan sebagainya. Dibanding dengan sumber-sumber air lainnya air

permukaan mudah sekali mengalami pencemaran. Disamping pencemaran

disebabkan oleh kegiatan-kegiatan manusia dan juga oleh flora dan fauna. Adapun

yang dikatakan air permukaan adalah:

a. Air Sungai

Dalam penggunaan sebagai air bersih haruslah diolah terlebih dahulu,

mengingat air ini pada umumnya derajat pengotorannya lebih tinggi,

b. Air Rawa/Danau

Kebanyakan air rawa ini berwarna kuning-coklat yang disebabkan oleh

adanya zat-zat organisme yang telah membusuk misalnya asam humus

dalam air. Dengan adanya pembusukan kadar zat organisme sangat tinggi,

maka umunya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula.

c. Air Tanah

Kedudukan air tanah terbagi tiga bagian:

1. Air Tanah Dangkal

2. Air Tanah Dalam

3. Mata Air

2.1.3 Kualitas Air Tanah

Kualitas air tanah dapat dilihat dari :

a) Kualitas Fisik

Page 21: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Dalam proses terjadinya, air tanah telah mengalami penyaringan yang dapat

mengurangi kekeruhan dan warna. Proses penyaringan disini tidak sama

dengan penyaringan yang terjadi pada saringan pasir tetapi penyaringan

terjadi secara alami. Akibat proses ini, kualitas fisik air tanah lebih baik dari

pada kualitas air permukaan. Kualitas fisik air tanah akibat penyaringan

secara alamiah akan tergantung pada :

1) Porositas tanah,

2) Permebilitas tanah,

3) jenis batuan dalam tanah.

b) Kualitas Kimia

Menurut Sutrisno, (2006) Susunan unsur-unsur kimia air tanah tergantung

pada lapisan- lapisan tanah yang akan dilalui. Jika melalui tanah kapur,

maka air tersebut akan menjadi sadah karena mengandung Ca (HCO3)2 dan

Mg(hCO3)2. Dan jika melalui batuan granit maka air itu lunak dan agresip

karena mengandung gas CO2 dan Mn (HCO)3. Pada semua air tanah

mengandung kadar Fe yang berpariasi tergantung pada jenis lapisan tanah.

2.1.4 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

Dalam Perencanaan dan Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) harus

memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku guna mendapatkan suatu

instalasi yang aman dan berguna. Instalasi penjernihan air yang baik akan

menghasilkan air baku, air jernih, air bersih dan air minum. Menurut Peraturan

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan

Page 22: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

pengendalian pencemaran air. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat)

kelas seperti yang tercantum di bawah ini.

1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air minum, dan

atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut;

2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana

rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakkan, air untuk mengairi

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut;

3. Kelas tiga, air yang peruntukanya dapat digunakan untuk pembudidayaan

ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan

tersebut;

4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,

pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut.

2.1.5 Saringan Pasir Lambat

Saringan Pasir Lambat adalah saringan yang menggunakan pasir sebagai

media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan

kuarsa yang tinggi. Unit ini sudah menjadi teknologi pengolahan air yang efektif

lebih dari 150 tahun. Saringan pasir lambat ini dikenal di Inggris sebelum tahun

1830, dan pertama kalinya menjadi instalasi yang sukses dalam pengolahan untuk

air minum (Taweel dan Ali, 1999 dalam Safira Astari dan Rofiq Iqbal ). Saringan

Page 23: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Pasir Lambat (SPL) sudah lama dikenal di Eropa sejak awal tahun 1800an. Untuk

memenuhi kebutuhan akan air bersih, SPL dapat digunakan untuk menyaring air

keruh ataupun air kotor. Saringan Pasir Lambat sangat cocok untuk komunitas

skala kecil atau skala rumah tangga. Hal ini tidak lain karena debit air bersih yang

dihasilkan oleh SPL sangat kecil (Anonim, 2000). Menurut Astari dan Iqbal

(2008), saringan pasir lambat adalah suatu wadah yang diisi pasir dengan ukuran

butir tertentu dan berfungsi menyaring dan atau menurunkan kekeruhan sehingga

akan menghasilkan air bersih. Saringan pasir lambat sederhana, murah dan dapat

dipercaya serta dapat dipergunakan sebagai metode pilihan pembersihan

persediaan air.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyaringan dengan

saringan pasir lambat antara lain (Astari dan Iqbal, 2008):

1. Luas permukaan lapisan pasir

2. Ketebalan Lapisan Pasir

3. Diameter Butiran

4. Jenis Pasir

5. Lama pemakaian media saring

6. Kecepatan penyaringan

7. Kualitas air baku

Saringan Pasir Lambat juga memiliki jenis saringan pasir lambat pipa yaitu

jenis saringan pasir lambat dimana pasir sebagai media saring diisi pada suatu

pipa dalam suatu aliran melingkar. Keunggulan saringan pasir ini terletak pada

kemudahan dalam proses pembersihan kotoran-kotoran yang menempel pada

Page 24: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

permukaan saringan (Darmadi, 2011). Menurut Saeni (1988) dalam Darmadi

(2011), pembersihan air dengan menggunakan media saring pasir menunjukkan

peningkatan mutu air hasil penyaringan baik mutu fisik maupun mutu kimia air,

yaitu terhadap kekeruhan, warna, bau, pH, besi, nitrit, kesadahan dan TDS

(padatan terlarut total). Selain sistem pengolahan air bersih model saringan pasir

lambat juga banyak lagi metode pengolahan air yang lainnya seperti teknik

pengolahan air gambut, teknik pengolahan air limbah tahu-tempe, teknologi

pengolahan limbah tekstil dan lain-lain. Teknik pengolahan air gambut memiliki

tahapan-tahapan proses, adapun proses pengolahan air lahan gambut terdiri dari

ssebagai berikut;

1. Netralisasi

Netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7-8).

Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang paling murah dan mudah

adalah dengan pemberian kapur/gamping. Di samping itu, batu gamping juga

dapat membantu efektifitas proses selanjutnya (Hamer, 1986).

2. Aerasi

Aerasi Yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat besi

dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada di udara

membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan. Proses

aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang tidak

diinginkan misalnya gas H2S, metan, karbondioksida dan gas-gas beracun

lainnya.

Page 25: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

3. Koagolasi

Koagolasi Adalah suatu proses pemberian/penambahan sejumlah zat kimia

tertentu ke dalam kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat

warna organik, lumpur halus, bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan

menghasilkan endapan gumpalan (flock) yang sempurna biasanya dipakai

Al2(SO

4)3. Dalam proses ini, pH air tersebut harus ditentukan besarnya agar

mendapatkan flock yang sempurna.

Al2(SO

4)3 18 H

2O+ Ca(HCO

3)2 3

+6 CO2+18H

20

Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan aluminium

hidroksida Al(OH)3

yang berupa partikel padat yang akan menarik partikel-

partikel kotoran sehingga menggumpal bersama-sama menjadi besar dan berat

selanjutnya akan segera mengendap.

4. Pengendapan

Setelah proses koagolasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran

yang terjadi mengendap semua (± 45-60 menit). Setelah kotoran mengendap air

akan tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul di dasar tangki dapat

dibersihkan dengan membuka kran penguras yang terdapat dibawah tangki

(Hamer, 1986).

2.1.5.1 Saringan Pasir Cepat

Saringan pasir cepat merupakan salah satu jenis unit filtrasi yang mampu

menghasilkan debit air yang lebih banyak dibandingkan Saringan Pasir Lambat,

namun kurang efektif untuk mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang

disaring. Selain itu, debit air yang cepat menyebabkan lapisan bakteri yang

Page 26: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

berguna untuk menghilangkan patogen tidak akan terbentuk sebaik apa yang

terjadi Slow Sand Filter, sehingga membutuhkan proses desinfeksi yang lebih

intensif. Perbedaan utama dari RSF dan SSF adalah bahwa pada SSF arah aliran

airnya dari atas ke bawah, sedangkan pada RSF dari bawah ke atas (up flow atau

saringan pasir lambat). Selain itu pada RSF umumnya dapat

melakukan backwash atau pencucian saringan tanpa membongkar keseluruhan

saringan (Hasanah, 2011).

2.2 Pengertian Air Bersih

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun

2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air terdapat

pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan

sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila

dimasak.

2.2.1 Standar Kualitas Air Baku

Air bersifat Universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-

zat yang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan

mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan

kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut

tidak begitu besar. Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah

dan air bersih, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai

kebutuhan.

Page 27: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada

Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun

2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air Kriteria

penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:

1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.

2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.

3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah

beroperasi.

Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka

kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:

1. Syarat fisik, antara lain:

a. Air harus bersih dan tidak keruh.

b. Tidak berwarna

c. Tidak berasa

d. Tidak berbau

e. Suhu antara 10o-25

o C (sejuk)

2. Syarat kimiawi, antara lain:

a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.

b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.

c. Cukup yodium.

d. pH air antara 6,5 – 9,2.

Page 28: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

3. Syarat bakteriologi, antara lain:

Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera,

dan bakteri patogen penyebab penyakit. Pada umumnya kualitas air baku akan

menentukan besar kecilnya investasi instalasi penjernihan air dan biaya operasi

serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban

masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No 82 Tahun 2001, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan

kualitas, yaitu:

a. Aman dan higienis.

b. Baik dan layak minum.

c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.

d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.

2.2.2 Pengertian Air dan Penjernihan Air

Air adalah zat atau unsur yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan

yang diketahui sampai saat ini dibumi, air adalah zat cair yang tidak mempunyai

rasa, warna dan bau. Tingkat kekeruhan air sangat bervariasi sesuai dengan

struktur atau kandungan mineral dalam tanah dan pada masing-masing lokasi.

Pada daerah yang memiliki sumber mata air permukaan tanah, tanah sangat

menentukan sekali jenis air terutama pada tanah liat. Mayoritas air keruh dan

kekuning-kuningan, Penanggulangan secara cepat dapat dilakukan dengan cara

melakukan penyaringan air dengan menggunakan beberapa teknik penyaringan air

bersih secara alami atau buatan maupun modern/tradisional untuk mendapatkan

Page 29: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

hasil air yang layak digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Tiada air sama

dengan tiada kehidupan, kita dapat terus hidup selama beberapa minggu tanpa

makanan, tetapi hanya bertahan beberapa harin tanpa air.

Air memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Air

merupakan komponen utama darah manusia dan diperlukan untuk fungsi

metabolik, kepekatan elektrolit dan pengaturan suhu tubuh serta berbagai fungsi

tubuh lainya. Hampir segalanya melibatkan air hampir 70% dari tubuh manusia

terdiri dari air.

1. Perhatikan seberapa banyak air yang terdapat pada tubuh kita :

a. Tulang terdiri dari 22% air

b. Darah terdiri dari 83% air

c. Otak terdiri dari 75% air

d. Otot terdiri dari 75% air

e. Ginjal terdiri dari 83% air

2. Berbagai kegunaan air terhadap tubuh kita

a. Mengatur suhu tubuh

b. Berfungsi sebagai pelarut untuk mineral, vitamin, asam amino, glukosa

dan molekul kecil lainya agar mudah diserap oleh tubuh

c. Membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh

d. Melicinkan daerah sendi (terutama untuk para olahragawan, penderita

radang sendi dan pengindap masalah ketegangan otot menahun yang

kronis)

e. Penting untuk reaksio kimia dalam tubuh

Page 30: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

f. Bertindak sebagai penyerap hentakan didalam mata dan saraf tulang

belakang.

g. Menyingkirkan sisa buangan dari sisa proses metabolisme.

3. Air merupakan nutrisi yang paling penting untuk kehidupan manusia,

Karena air memainkan peranan penting dalam kehidupan, akan semakin

banyak orang yang mengutamkan penggunaan air yang berkualitas untuk

minuman dan makanan. Kualitas air umumnya ditentukan melalui sifat-sifat

fisik, kimia, biologi dan estetika (warna dan bau ). Sayangnya, air minum

yang kita minum sehari-hari mungkin membawa lebih banyak ancaman

dibandingkan kebaikan. Umumnya terdapat beberapa masalah yang sering

mempengaruhi kualitas air minum. Ini termasuk pencemaran air yang

sangat berbahaya.

Bahan pencemar yang sering terkandung dalan air minum :

a. Kista dan protozoa

Giardia dan cryptosporium menyebabkan diare, penyakit yang serius

dan mungkin membawa maut serta memerlukannya dari dalam tubuh

manusia.

b. Arsenic

Arsenic timgkat tinggi menyebabkan berbagai jenis kanker termasuk

kanker kandung kemih, paru-paru dan kulit serta masalah kulit, diabetes,

penyakit jantung dan kerusakan sistem syaraf.

c. Logam Toksin seperti Raksa dan Timah

Page 31: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Logam toksin dapat mengakibatkan gangguan syaraf yang berbahaya

dan masalah kesehatan yang serius jika dimakan atau terhirup.

d. Racun Serangga dan Herbisida

Mengancam kesehatan, menyebabkan cacat pada bayi dan kematian

e. Hasil Sampingan Klorin

Karsinogen (sesuatu yang menyebabkan kanker ) terjadi apabila klorin

bereaksi terhadap organik dalam air.

f. MTBE (methyl-buty ether)

Pembekalan oksigen untuk bahan api. Pada level yang tinggi, dapat

menjadi racun dan sesuatu yang menyebabkan kanker.

2.2.3 Penentuan Debit Aliran Air

Di dalam pengujian faktor penting dalam studi hidrolika adalah kecepatan

(V) atau debit aliran (Q). Dalam perhitungan praktis, rumus yang banyak

digunakan adalah persamaaan kontinuitas yaitu:

Q = A.V

Dimana:

Q : Debit aliran (m3 / detik)

A : Luas penampang (m2)

V : Kecepatan (m / detik)

Apabila kecepatan dan tampang air aliran diketahui, maka debit aliran

dapat diperhitungkan. Demikian juga kecepatan dan debit aliran diketahui dapat

Page 32: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

dihitung luas tampang aliran yang diperlukan untuk melewati debit tersebut,

dengan kata dimensi pipa dan saluran dapat ditetapkan. Biasanya aliran ditentukan

oleh kebutuhan air yang diperlukan atau debit air sudah ditentukan.

2.2.4 Teori Tingkat Keasaman Air (pH)

Berkaitan dengan Sifat Asam dan Basa, Larutan dikelompokkan kedalam

Tiga Golongan, yaitu bersifat Asam, bersifat Basa dan Netral. Asam dan Basa

merupakan Dua Golongan Zat Kimia yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang golongan sebagai asam dan basa.

Sifat asam dan basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur

pH, pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman larutan.Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7, larutan basa

mempunyai pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH= 7.

pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan indikator pH (indikator

universal).

2.2.5 Merkuri

Merkuri atau Air Raksa adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA) 80

serta mempunyai masa molekul relatif (MR =200,59). Merkuri diberikan simbol

kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyrum,

yang berarti cairan perak. Bentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan

karena merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur

kamar (25°C), titik bekunya paling rendah (-39°C), mempunyai kecenderungan

yang lebih besar, mudah bercampur dengan logam lain menjadi logam campuran

(Amalgam, Alloi), juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik

Page 33: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

tegangan arus listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah. Merkuri

merupakan salah satu unsur kimia yang biasa digunakan pada proses pemisahan

emas dengan unsur logam ikutan lainnya.

Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecil pun

dapat bersifat Toksik (Racun). Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan

normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul

200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hydrogen bromida

dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid.

Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah

terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine. Dengan sifatnya yang demikian,

merkuri menjadi unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu

dalam bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan

(membentuk senyawa dengan unsur yang lain). Merkuri walaupun mengambil

bentuk cairan sebenarnya masuk dalam kategori logam. Toksisitas (Tingkat

Keracunan) merkuri berbeda sesuai bentuk kimianya, misalnya merkuri inorganik

bersifat toksik pada ginjal, sedangkan merkuri organik seperti metil merkuri

bersifat toksis pada sistim syaraf pusat. Merkuri sama sekali tidak dibutuhkan

kehadirannya dalam tubuh kita. Metil merkuri dapat juga diserap secara langsung

melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%.

Uapnya dapat menembus membran paru-paru dan apabila terserap ke

tubuh, ia akan terikat dengan proteinsulfurhidril seperti sistein dan glutamine. Di

dalam darah, 90% dari metil merkuri diserap kedalam sel darah merah dan metil

merkuri juga dijumpai dalam rambut. Jumlah merkuri yang dimasukkan ke dalam

Page 34: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

akar rambut adalah berbanding dengan kepekatan metil merkuri di didalam darah.

Metil merkuri merupakan senyawa organik yang paling berbahaya yang telah

dipelajari oleh manusia. Metilasi merkuri dapat terjadi dalam tubuh organisme

manapun termasuk manusia. Merkuri sangat berbahaya terhadap kesehatan

manusia. Merkuri yang terikat pada adenina dapat mengganggu enzim,

mengganggu biosintesis protein dan lemak serta merusak DNA dan RNA yang

mengakibatkan kecacatan pada manusia. Semua komponen merkuri dalam bentuk

apapun yang masuk ke dalam tubuh manusia secara terus menyebabkan berbagai

kerusakan permanen pada otak, hati, dan ginjal (Roger etal,1984). Dampak yang

timbul oleh merkuri sebagai berikut :

1. Pengaruh terhadap Fisiologis

Pengaruh terhadap fisiologis Pengaruh toksisitas merkuri (Hg) terutama

pada Sistem Saluran Pencernaan (SSP) dan ginjal akibat merkuri

terakumulasi. Jangka waktu, intensitas dan jalur paparan serta bentuk

merkuri sangat berpengaruh terhadap sistim yang dipengaruhi. Organ utama

yang terkena pada paparan kronik oleh elemen merkuri dan organomerkuri

adalah SSP sedang garam merkuri akan berpengaruh terhadap kerusakan

ginjal. Keracunan akut oleh elemen merkuri yang terhisap mempunyai efek

terhadap sistim pernafasan sedang garam merkuri yang tertelan akan

berpengaruh terhadap SSP, efek terhadap sistim cardiovaskuler merupakan

efek sekunder.

Page 35: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

2. Pengaruh terhadap Sistim Syaraf

Pengaruh terhadap sistem syarat adalah Merkuri yang berpengaruh terhadap

sistim syaraf merupakan akibat promer dari pemajanan uap elemen Hg dan

MeHg karena senyawa ini mampu menembus "bloodbrain barier" dan dapat

mengakibatkan kerusakan otak yang mengakibatkan kelumpuhan permanen.

Hg yang masuk dalam pencernaan akan memperlambat SSP yang mungkin

tidak dirasakan pada paparan setelah beberapa bulan sebagai gejala pertama

sering tidak spesifik seperti pandangan kabur atau pendengaran hilang

(ketulian) dan impoten.

3. Pengaruh terhadap Ginjal

Pengaruh terhadap ginjal adalah Apabila terjadi akumulasi pada ginjal yang

diakibatkan oleh masuknya garam inorganik merkuri atau phenylmercury

melalui SSP akan menyebabkan naiknya permiabilitas epitel tubulus

sehingga akan menurunkan kemampuan fungsi ginjal (disfungsi ginjal).

Pajanan (Paparan) melalui uap merkuri atau garam merkuri melalui saluran

pernafasan juga dapat mengakibatkan kegagalan ginjal karena terjadinya

proteinuria atau nephrotik sindrom dan tubular nekrosis akut.

4. Pengaruh terhadap Pertumbuhan

Terutama terhadap Bayi dari ibu yang terpapar oleh MeHg, dari hasil studi

membuktikan ada kaitan yang signifikan bayi yang dilahirkan dari ibu

terpapar merkuri maka bayi yang dilahirkan mengalami gangguan kerusakan

otak yaitu retardasi mental (Kelainan/Cacat Mental), tuli, penciutan

lapangan pandang, microcephaly (Otak tidak tumbuh sehingga ukuran

Page 36: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

kepala jauh lebih kecil dari ukuran kepala normal), cerebral palsy

(Kelumpuhan Otak besar yang menyebabkan kelumpuhan syaraf

keseluruhan), ataxia (Gangguan koordinasi tangan dan kaki, tubuh hingga

gangguan bicara), buta dan gangguan menelan.

Merkuri yang terpapar melalui kulit dan bekerja merusak pigmen-pigmen

kulit sebagaimana banyak kosmetik yang menggunakannya akan berakhir pada

mimpi buruk hilangnya kecanttikan secara alami bahkan fisik. karena akan

memunculkan efek kebalikan dari yang diterimanya selama menggunakan

merkuri dan kebanyakan akan sullit dikembalikan ke kondisi kulit yang cantik dan

sehat seperti semula. Di antara semua unsur logam berat, Merkuri (Hg)

menduduki urutan pertama dalam hal sifat racunnya (Skripsi Hayati Lubis, 2005).

2.2.6 Media Fiter

2.2.6.1 Karbon Aktif

Karbon aktif merupakan sebuah material atau bahan yang memiliki pori-

pori sangat banyak dan luas. Pori-pori ini berfungsi untuk menyerap setiap

kontaminan yang melaluinya. Artinya, jika air disaring dengan karbon aktif, maka

kontaminan dalam air dapat masuk dalam pori-pori dan terjebak di dalamnya. Jika

dibuat angka, sebanyak 450 gram karbon aktif dapat mengandung kira-kira 40

hektar luas permukaan. Karbon aktif bekerja dengan cara penyerapan atau

absorpsi. Artinya, pada saat ada bahan yang melalui karbon aktif tersebut,

material yang terkandung di dalamnya akan diserap. Maka tidak heran jika bahan

ini mampu mengambil beberapa kandungan tidak baik dari sebuah air tercemar.

Page 37: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Bahkan dapat menjernihkan air yang keruh sekaligus menghilangkan bau dari air

tersebut.

Kegunaan Karbon Aktif dalam filter air jelas dapat dirasakan oleh

masyarakat di kota besar, khususnya yang sudah menggunakan penyaring air baik

sederhana maupun berteknologi. Beberapa manfaat yang diberikan oleh karbon

aktif untuk penyaring dan penjernih air adalah;

1. Menyerap Bau

Air sumur berbau biasanya akan diantisipasi dengan karbon aktif atau arang

aktif. Bahan ini digunakan dalam sejumlah produk penyaring air.

2. Menjernihkan

Air yang keruh juga bisa ditanggulangi dengan menggunakan karbon aktif.

Yakni dengan memanfaatkan pori-pori besar untuk menyerap sedimentasi

atau endapan yang terkandung di dalam air.

3. Mengambil klorin

klorin dalam air bisa terserap dalam karbon aktif. Maka dari itu, cara ini

dipercaya aman untuk menghasilkan air minum yang layak konsumsi.

4. Bahan Yang Tidak Bisa Diserap

Meskipun banyak kontaminan yang bisa diserap, ternyata karbon aktif juga

bisa meloloskan beberapa kandungan air, di antaranya mineral, garam, dan

senyawa anorganik. Maka dari itu, pemakaian karbon aktif dalam filter air

harus dikolaborasikan dengan teknologi lain untuk menghilangkan

kontaminan yang tidak bisa diserap olehnya. Adalah Nicofilter, salah satu

Page 38: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

produk yang bisa menghasilkan air sehat dengan sistem teknologi yang

aman.

2.2.6.2 Ampas Tebu

Tebu (saccharum officinarum) merupakan tanaman perkebunan semusim,

yang mempunyai sifat tersendiri, sebab di dalamnya terdapat zat gula. Tebu

termasuk keluarga rumput-rumputan (family graminae). Akar tanaman tebu

adalah serabut dan tanaman ini termasuk ke dalam kelas monocotyledone

(Supriadi 1992). Ampas tebu atau Bagase adalah bahan sisa berserat dari batang

tebu yang telah mengalami extraksi niranya dan banyak mengandung parenkin

serta tidak tahan lama disimpan karena mudah terserang jamur. Serat sisa dan

ampas tebu biasanya digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi

pengolahan gula. Serat tebu selain dimanfaatkan sebagai bahan bakar pabrik juga

dapat digunakan sebagai pembuatan papan partikel, kertas, media budidaya jamur

dan pupuk kompos (Slamet 2004). Ampas tebu merupakan hasil samping dari

proses ektraksi tebu. Dari suatu pabrik dapat dihasilkan sekitar 35-40% dari berat

tebu yang digiling (Penebar Swadaya 2000). Komponen kimia serat tebu dan

beberapa serat lainya dapat dilihat.

2.2.6.3 Pasir Sungai

Kegunaan pasir sungai adalah untuk menyaring lumpur, tanah, pasir

lempung dan partikel-partikel dalam air. Biasanya pasir sungai di gunakan sebagai

pre-filter.

Page 39: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

2.2.6.4 Ijuk

Kebanyakan semua jenis filter mempunyai system mekanik di dalamnya,

dan juga, filter mekanik merupakan filter dasar yang banyak digunakan dengan

menggunakan bantuan system grativitas untuk menyaring air melalui media yang

dapat menahan kotoran kasar pada air tanpa menahan laju air Tetapi, kotoran

kasar tersebut dapat bertumpuk dan menyebabkan kemacetan pada jalur air

mengalir. Oleh karena itu, diperlukan pembersihan secara rutin pada system filter

ini. Beberapa filter menyediakan fasilitas untuk melakukan pembersihan (Back

wash) secara otomatis. Adapun beberapa media yang digunakan untuk filter

mekanik ini salah satunya adalah : ijuk.

Page 40: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

2.3 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu

penulis dalam menyelesaiakan penalitian, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut :

Input Proses Output

1. Input

Input terdiri dari data - data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu alat

saringan Penjernih air skala rumah tangga.

Proses

1. Bentuk

rancangan

alat saringan

Penjernih air

skala rumah

tangga

2. Kandungan

air sebelum

dan sesudah

diperlakukan

pada alat

saringan

Penjernih air

skala rumah

tangga

3. Debit aliran

air

Output

1. Mengetahui

Apakah air

yang ada

didaerah

pelawan sudah

tercemar

2. Mengetahui

Apa kandungan

dari air tersebut

sesudah dan

setelah

dilakukan

penyaringan

Input 1. Sampel air

sungai

2. Alat saringan

Penjernih air

skala rumah

tangga.

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

Page 41: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

2. Proses

Pada tahap ini dilakukannya perancangan alat saringan Penjernih air skala

rumah tangga, kemudian melakukan analisis kandungan air yang sudah dilakukan

penyaringan sebelum dan setelah dilakukan penyaringan.

3. Output

Output yaitu hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu mendapatkan

hasil air yang bersih dengan alat yang telah dirancang dan air tersebut dapat

digunakan sesuai peruntukan.

Page 42: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan

Percobaan. Penelitian percobaan adalah penelitian yang bertujuan untuk menilai

pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment terhadap suatu objek atau menguji

hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan

tindakan lain. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum percobaan adalah

untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu

kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan

yang berbeda (Sumadi,1998).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di dua tempat, pengamatan masalah dan

pengamatan sampel di pasar pelawan kabupaten sarolangun porvinsi jambi.

Sedangkan pengujian dilakukan di Balai Riset dan Standardisasi Industri kota

Padang pada bulan April sampai dengan Juni 2016.

Page 43: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Gambar 3.1.

Peta Kabupaten Sarolangun

Page 44: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah Jumlah dari keseluruhan objek kajian penelitian yang

memiliki karakteristik tertentu. Populasi pada penelitian ini adalah Saringan

penjernih air skala rumah tangga yang terbuat dari rangkaian beberapa pipa.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi data yang dianggap mewakili

populasi keseluruhan, yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah air sungai

atau aliran air sungai yang ada di daerah Pasar Pelawan Kecamatan Sarolangun.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah parameter yang akan dikaji di dalam melakukan

penelitian. Parameter yang akan dikaji antara lain perbandingan hasil air sungai

sebelum dan sesudah dilakukan penyaring dengan Penjernih air skala rumah

tangga.

3.5 Data dan Sumber Data

3.5.1 Data

Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah :

a. Sampling untuk Pembuatan Alat Penyaringan Penjernih air skala rumah

tangga.

b. Sampling untuk Pengolahan.

c. Sampling untuk Pengukuran di Laboratorium.

Page 45: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

3.5.2 Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang akan diambil adalah data primer yaitu data

yang langsung diambil dari sumber pengamatan. Untuk sumber data yang penulis

gunakan berasal dari data primer hasil uji laboratorium.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dibawah ini akan dijelaskan berbagai teknik pengolahan dan analisis data

yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.6.1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini bisa dilihat pada tabel

3.1. sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Alat dan Bahan

No. Alat Bahan Media Filter

1. 1. pipa PVC 4 “ 40cm

2. drop drat 4

3. Shock 4

4. klem tangki ½

5. shock drat ½

6.lem PVC

7.Kran ukuran ¾

1. Kain kasa (pembatas

media filter)

2. Karbon aktif (Arang

tempurung kelapa)

3. Ampas tebu

4. Pasir Pantai/ sungai

5. ijuk

3.6.2. Prosedur Pembuatan alat

Mengetahui perbandingan hasil air sungai yang sudah dilakukan

penyaringan dan yang belum dilakukan penyaringan menggunakan alat saringan

Penjernih air skala rumah tangga, yaitu untuk mengetahui air sungai tersebut

sudah tercemar atau tidak. Adapun cara untuk mengetahuinya adalah sebagai

berikut:

Page 46: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

3.6.2.1 Teknik Pembuatan Alat

Teknik pembuatan alat dan bahan penyaringan air bersih yaitu

menggunakan Pipa bersusun, dimana disini teknik pembuatan alatnya antara lain :

1. Siapkan bahan untuk perakitan

2. Potong pipa yang telah disiapkan menjadi dua bagian

3. Beri lubang seukuran pipa ½ dim pada masing-masing pipa yan telah

dipotong menjadi 2 bagian sepanjang 40 cm

4. Membuat inlet pada pipa pertama dan outlet pada pipa kedua

5. Membuat outlet pada pipa yang telah dibuat lobang kecil pada dasar pipa

kedua

6. Setelah itu pasang dop ½ dim pada kedua ujung pipa bawah dan atasnya.

7. Setelah kuat, pasang rangkaian tersebut, pastikan terpasang dengan kuat dan

rapat dan tambahkan lem pipa untuk mendapatkan hasil lebih baik, seperti

gambar pada data Terlampir (Lampiran I).

3.6.2.2 Prosedur Sampling

Setelah ditentukan titik sampling maka dilakukan sampling dititik yang

sudah ditentukan. Untuk sungai pasar pelawan kabupaten sarolangun dilakukan

dua kali sampling yaitu satu kali dilakukan pada hulu sungai dan yang kedua pada

tengah yaitu titik paling dekat dengan pemukiman masyarakat. Teknik

pengambilan sampelnya dilakukan secara grap sample. Grap sample yaitu contoh

yang menunjukan sifat contoh pada saat contoh diambil. Hal lain yang perlu

diperhatikan adalah :

Page 47: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

1. Contoh air sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir dan dekat

dengan permukaan

2. Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari

3. Untuk sungai yang lebar dan lurus contoh diambil dari tepi tetapi pada

jarak paling sedikit 1 M dari tepi sungai.

4. Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, sampel

dapat diambil dengan water sampler.

Sedangkan untuk urutan pelaksanaan pengambilan sampel adalah sebagai berikut;

a. Membuat perencanaan pengambilan sampel

b. Menentukan lokasi pengambilan sampel

c. Menentukan titik pengambilan sampel

d. Melakukan pengambilan sampel

e. Melakukan pemeriksaan kualitas air dilapangan seperti parameter (pH ).

3.6.2.3 Cara Kerja Alat

1. Memisahkan sampel air yang akan di uji coba sebagai perbandingan antara

hasil sebelum dan sesudah di jernihkan melalui saringan penjernih air skala

rumah tangga.

2. Langkah kedua membersihkan semua peralatan percobaan terutama pasir,

ampas tebu, arang dan ijuk. Tujuan dari pembersihan ini adalah agar dalam

proses tidak terlihat lagi perubahan air ketika direndam

3. Membuat wadah tabung saringan dari pipa yang bagian ujung dari pipa di

berikan ruang untuk tempat mengalirnya air ketika proses penyaringan

Page 48: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

dengan merekatkan keran air sebagai pengontrol keluarnya air yang telah di

filtrasi.

4. Dalam wadah tabung Saringan di isi bahan-bahan dengan susunan sebagai

berikut : lapisan pertama yaitu ijuk dengan 10 cm, selanjutnya lapisan kedua

yaitu Karbon aktif dengan 10 cm dari tinggi alat, lapisan ketiga ampas tebu

8 cm, selanjutnya pasir sungai 12 cm,selanjutnya pada tabung kedua pasir

sungai 1 cm, ampas tebu 5 cm. Seperti pada gambar(Lampiran I gambar 1.3)

5. Selanjutnya, setelah di susun seperti di atas langkah selanjutnya adalah

memasukkan sampel air yang akan di olah pada saringan tersebut.

6. Setelah memasukkan sampel air olahan, maka tinggal menunnggu hasil

penyaringan air tersebut untuk penjernihan.

Medi filter yang diisikan yaitu : Pasir sungai ( dengan variasi 30%, 25%),

Karbon Aktif ( dengan variasi 25%, 20%), Ampas Tebu ( dengan variai 20%,

25%), Ijuk (dengan variasi 25%, 30%) seperti gambar yang terlampir.

3.6.2.4 Teknik Pengujian Air Sungai Secara Fisik

Pengujian Air Sungai secara Fisik dapat dilakukan dengan menggunakan

bahan baku air sungai dari sumber dengan cara sebagai berikut:

3.6.2.4.1 Warna

Melihat dari segi warnanya, Metode Pengamatan : Organoleptik (Uji

organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian

dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran

daya penerimaan terhadap produk.

Page 49: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

3.6.2.4.2 Bau

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat

organik pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas. Gas yang

keluar dari hasil dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang

sedap tetapi adakalanya dapat mematikan biota yang ada di dalamnya,

contohnya adanya kasus ikan-ikan yang mati atau mabuk. Metode

Pengamatan : Organoleptik

3.6.2.5 Teknik Pengujian Air Sungai Secara kimia

Teknik pengujian air sungai secara kimia dapat dilakukan dengan langkah

seperti berikut :

3.6.2.5.1 pH

Pengukuran pH pada penelitian menggunakan pH meter. Pengukuran

dilakukan pada 3 stasiun yang berbeda. Skala yang digunakan untuk pengukuran

pH yaitu dari 0 sampai 14, jika pH diperairan tersebut 0-14 maka perairan disebut

asam dan jika pH diperairan tersebut menunjukkan 7-14 maka perairan itu basa.

Adapun langkah-langkah pengukuran pH air dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut;

1. Siapkan pH-meter terlebih dahulu

2. Masukkan/celupkan pH-meter kedalam media atau air sampel yang akan

diukur

3. Setelah itu lihat Angka yang tertera kemudian dicatat kedalam tabel yang

telah disediakan.

Page 50: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

3.6.2.5.2 Mercury Air Raksa (Hg)

Parameter sampling yang diujikan dipilih mercury karena masyarakat

menggunakan media air raksa (Hg) sebagai pencucian emas tersebut, yang

dibuang dibadan sungai. Maka untuk itu salah satu parameter yang diambil adalah

mercury, yang pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Spektrofotometer

serapan atom (AAS). Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat

yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan

metaloid yang berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.

Cara Kerja AAS :

1. Pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu

ducting, main unit, dan komputer secara berurutan.

2. Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul

perintah ”apakah ingin mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik

Yes dan jika tidak No.

3. Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan

nomor lampu katoda yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian

diklik setup,

4. Kemudian soket lampu katoda akan berputar menuju posisi paling atas

supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau ditambahkan dengan

mudah.

5. Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.

Page 51: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

6. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working

mode.Dipilih unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada

symbol unsur yang diinginkan.

7. Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings.

Diatur parameter yang dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ;

measurement; concentration ; number of sample: 2 ; unit concentration :

ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.

8. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.

9. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu

menyala alat siap digunakan untuk mengukur logam.

10. Pada menu measurements pilih measure sample.

11. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian

dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar.

12. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang

sama untuk standar 3 ppm dan 9 ppm.

13. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang,

dilakukan pengukuran blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan

lurus.

14. Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan

pengukuran.

15. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.

16. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon

print atau pada baris menu dengan mengklik file lalu print.

Page 52: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

17. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk

membilas burner selama 10 menit, api dan lampu burner dimatikan,

program pada komputer dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian

kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas.

3.6.2.6 Menghitung Debit Aliran Air di Dalam Saringan Pasir Lambat

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu. Debit air dipengaruhi

oleh luas penampang perairan dan kecepatan arus. “Perhitungan menggukan

rumus :

Q =

Keterangan :

T = Waktu laju aliran,

V= Volume alir,

Q= Debit Aliran

Page 53: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

3.7 Kerangka Metodologi

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian:

BAB IV

Mulai

Batasan Masalah

.

Rumusan Masalah

Survey Lapangan Studi Literatur

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data Primer

Teknik dan Pengolahan Data

1. Perancangan alat saringan

2. Pengujian laboratorium

3. Perbandingan

Analisa Data

Kesimpulan

Selesai

Kesimpulan

Gambar 3.3

Kerangka Metodologi

Page 54: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Berdasarkan Hasil Pengamatan sebelumnya pada Aliran Sungai yang

pernah dilakukan pada Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, didapatkan hasil

Pengujian dengan Parameter yang menyatakan Sungai tersebut melebih Ambang

Batas Baku Mutu yang telah ditetapkan namun dengan pada titik yang berbeda

pada tahun 2013 Parameter Pengujian yang didapatkan adalah sebagai berikut;

Tabel 4.1

Parameter Pengujian oleh BLHD

Parameter Satuan Baku Mutu Hasil terdata

Air Raksa Mg/l 0.002 0,0008

Ph Mg/l 6-9 3

BOD Mg/l 10 25

COD Mg/l 6 20

DO Mg/l 6 0

Sumber; (BLHD Sarolangun, 2013)

4.2 Hasil

Dari penelitian yang telah dilakukan dalam efektifitas saringan pasir

lambat yang menggunakan media filter yang bervariasi dapat dilihat pada tabel

4.2 sebagai berikut :

Page 55: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Tabel 4.2

Media Filter Saringan Pasir Lambat

Pipa Media Filter Saringn Pasir Lambat

Pasir Sungai Karbon Aktif Ampas Tebu Ijuk

1 30 % 25 % 20 % 25%

2 25 % 20 % 25 % 30%

4.2.1 Perbandingan Kualitas Air Sungai

Dari hasil Perbandingan Kualitas Air dapat dilihat dari Sampel yang diambil

dari Hulu Sungai dan Tengah Sungai, kita memilih Tengah Sungai dikarenakan

Tengah Sungai adalah Aliran Sungai yang terletak dikawasan yang 70%

masyarakatnya banyak mengunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.

Gambar 4.1

Sampel Air Hulu Sungai

Page 56: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Gambar 4.2

Sampel Air Tengah Sungai

Dari Perbandingan secara fisik sampel dari hulu dan tengah diatas dapat

dilihat penurunan kualitas air sungai secara kasat mata dari segi warna. Factor-

faktor yang mengakibatkan perubahan kualitas air sungai, baik dari segi warna itu

diakibatkan oleh pengaruh dari aktifitas masyarakat disekitar daerah aliran sungai

tersebut. Seperti banyaknya masyarakat yang melakukan Dompeng (PETI),

tambang pasir/Batu putih dan aliran pembuangan sisa pencucian aktifitas

dompeng yang dilakukan didaratan dengan sistem pengeboran yang sisa

pencucian airnya dialiran kebadan sungai, Sedangkan masyarakat secara

keseharian menggunakan air sungai untuk kebutuhan. sistem drainase di daerah

pelawan juga tidak berfungsi dengan optimal, ini dapat menyebabkan air naik

kepermukaan sehingga juga dapat mempengaruhi kualitas air tanah.

Page 57: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

4.2.2 Pengolahan Air di Area Sungai

Pengolahan air pada sungai dilakukan untuk membuktikan tercemarnya air

secara fisik dengan menggunakan alat penyaring saringan pasir lambat yang dapat

dilakukan dengan pengambilan sampel pada area sungai yang dekat dengan

pemukiman masyarakat. Pada pengolahan air sungai tidak dilakukan secara

optimal, karena masih terdapat bahan sampah, partings (sisipan) dan tanah

(lempung) yang tercampur karena akibat buangan penggerukan dari aktifitas

penambangan yang dilakukan pada daerah aliran sungai .

Disekitar sungai banyak terdapat sampah, sampah berupa plastic

makanan, botol air mineral dan daun kering. Sampah tersebut berasal dari plastic

makanan dan minuman masyarakat sekitar yang menjadikan sungai tempat

pembuangan sampah. Selain campuran dari sampah, lumpur dapat menjadi

masalah di pad area sungai Karena lumpur dari sisa pengerukan aktifitas

penamabangan mengalir begitu saja pada badan sungai, selain itu lumpur tersebut

jika bercampur dengan air sungai dapat menurunkan kualitas dari air sungai itu

sendiri. Penanganan yang sebaiknya dilakukan adalah dengan cara membuat

saringan pada alat pembuang akhir dari alat dompeng tersebut atau membuatan

tempat pembuangan air lumpurnya agar air sungai tidak terkontaminasi secara

keseluruhan akibat aktifitas penambangan. Karena akibat dari semua tersebut dari

pembuangan sampah pada sungai, pengerukan yang sering dilakukan pada sungai

dapat merusak badan alir sungai.

Page 58: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

4.2.3 pH Air Sungai

Pengukuran pH pada penelitian ini menggunakan pH meter. Pengukuran

dilakukan untuk mengetahui keasaman air sungai akibat pembuangan limbah

pencuciann emas. Skala yang digunakan untuk pengukuran pH yaitu dari 0 sampai

14, jika pH diperairan tersebut 0-7 maka perairan disebut asam dan jika pH

diperairan tersebut menunjukkan pH 7-14 maka perairan itu basa. Namun pada

kondisi lapangan didapatkan nilai keasaman sungai 4-5 yang menunjukan

tingginya tingkat keasaman air sungai tersebut. Dapat dilihat pada Gambar 4.4

berikut ini :

Tabel 4.3

Perbandingan pH Air

Ph Awal Akhir

4-5 6-9

Standar Baku Mutu 6-9

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan

4.2.4 Pengaruh Air Sumur Masyarakat disekitar Area Sungai

Pengaruh air sungai pada rumah masyarakat yang berada sekitar ±50M

dari badan sungai dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan air sungai

terhadap air tanah. Pada pengolahan air sumur masyarakat disekitar sungai seluruh

air sumur masyarakat sama dengan air sungai secara fisik sangat keruh dan

berminyak.

Page 59: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

4.2.5 Titik Pengambilan Sampel

Gambar 4.3

Titik Pengambilan Sampel

Keterangan

1. Titik Pengambilan Sampel Hulu pelawan

2. Titik Pengambilan Sampel Tengah di Sp.Pelawan

Setelah ditentukan titik sampling maka dilakukan sampling dititik yang

sudah ditentukan. Untuk sungai pelawan dilakukan 2 kali sampling yaitu satu kali

Page 60: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

dilakukan pengambilan sampel pada hulu sungai dan satu lagi pada tengah (

aktifitas penambangan yang banyak dilakukan di badan sungai yang dekat dengan

pemukiman masyarakat).

4.3 Pembahasan

Pada penelitiaan ini banyak hal yang harus diperhatikan antara lain:

1. Pemeriksaan media yang akan dimasukan kedalam pipa penyaringan, dalam

memasukan media tersebut harus dikur berapa banyaknya media yang akan

dimasukan sesuai dengan tujuan pencapai, yaitu untuk mendapatkan air

bagus.

2. Pemeriksaan debit air penyaringan pipa

Pemerikasaan debit air yang mengalir dari pipa penyaringan dengan

menggunakan kran yang digantikan dengan pipa ukuran 8 inchi dan panjang

40cm, dengan menghitung lamanya air tersebut untuk memenuhi tabung

dipergunakan alat ukur waktu yaitu stopwatch, sehingga dapatlah diperoleh

berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi air tabung tersebut.

Tabel.4.3

Data Aplikasi Air Sungai Sesudah Dan Sebelum Perlakuan

Baku Mutu

Warna Bau pH Air Merkuri

Keruh Berbau 4-5 0.007 mg/l

Tidak Keruh Tidak Berbau 6-9 0.003 mg/l

Tidak Keruh Tidak Berbau 6-9 0.002 mg/l

Sumber : Hasil Penelitian

Page 61: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pada Penelitian Studi Perancangan Saringan penjernih air skala rumah

tangga pada daerah Pelawan Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi didapatkan

hasil Kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Pengujian pada Balai Riset dan Standardisasi Industri Kota

Padang, Air Baku Mutu Sungai Pelawan telah tercemar dan terindikasi

kadar Merkuri (Hg) yang melebihi batas batu mutu yang ditetapkan. Kadar

Hg berdasarkan Peraturan Pemerintahan No 82 tahun 2001 adalah 0,001

mg/l sedangkan hasil yang didapatkan 0,007mg/l , dengan itu menunjukan

bahwa Sungai Pelawan telah tercemar.

2. Dengan melakukan Metode Penyaringan menggunakan Alat Saringan Pasir

Lambat Ternyata Efektif untuk menyaring Logam Berat yang terkandung

dalam Air dapat Menurunkan Kadar Merkuri dari Standar Baku Mutu yang

ditetapkan oleh Peraturan Pemerintahan No 82 tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Melalui variasi

Media filter Pasir Sungai, karbon Aktif (arang tempurung Kelapa), Ampas

Tebu dan Ijuk dapat menggurangi Kadar Logam Berat dalam Air dari 0,007

mg/l – 0,003 mg/l air sungai Pasar Pelawan ada pada kelas III, yaitu; air

yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar,

Page 62: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

perternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan.

5.2 Saran

Dari penelitian yang dilakukan maka penulis dapat memberikan beberapa

saran, yaitu sebagai berikut :

1. Pada daerah pelawan sebaiknya sebelum menggunakan air sungai agar

melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum digunakan.

2. Penelitian lanjutan dengan modifikasi alat agar mendapatkan hasil

penyaringan air yang diinginkan lebih baik.

3. Penelitian lanjutan dengan menambahkan lebih banyak lagi media filter

Karbon aktif (arang tempurung kelapa) supaya pencapain hasil penjernihan

air penurunkan kadar Merkuri mencapai baku mutu yang diinginkan.

Page 63: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahyani.Mochammad, Pengaruh Kegiatan Penambangan Emas Terhadap Kondisi

Kerusakan Tanah Pada Wilayah Pertambangan Rakyat di Bombana

Sulawesi Tenggara, Program Magister Ilmu Lingkungan, Universitas

Diponegoro: Semarang, 2011.

Bambang Triatmodjo,.”Hidrologi Terapan”,Yogyakarta : Gajah Mada

University Press, Yogyakarta, 2010.

Bear, Jacob. 2000. Modeling Groundwater Flow and Contaminant Transport

(MGFC) - Computer-Mediated Distance Learning. Technion-Israel

Institute of Technology, Haifa. Israel. http://www.interpore.org-

/reference_material/mgfc-course/mgfcclas.html. Diaksespada 6 Februari

2014 21.46 PM

Bedient, Philip B., Rifai, Hanadi S., Newell, Charles J. 1999. Ground Water

Contamination: Transport And Remediation : 2nd

Edition. Prentice Hall

PTR: Upper Saddle River, USA.

Boulding, Russell J., Ginn, Jon S. 2003. Practical Handbook of Soil, Vadose Zone

and Ground Water Contamination : Assessment, Prevention and

Remediation - 2nd

Edition. Lewis Publisher. Boca Raton, Florida.

Delleur, Jacques W. 2007. The Handbook of Groundwater Engineering, 2nd

Edition.CRC Press. Florida, USA.

Dokuchaev, V.V., 1949. Natural-Historical Classification of Russian Soils, From

Selected Works.vol. 3.Publishing House for Agric. Literature, Moscow,

Russia.

Domenico, Patrick A., Schwartz, Franklin W. 1990. Physical and Chemical

Hidrogeology.John Wiley and Sons, Inc. New York

Page 64: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Dorricott, M G and Grice, A G. 2002.Backfill – The Environmentally Friendly

Tailings Disposal System Proceedings Green Processing ., Page 265-270.

Dzombak, David A., Ghosh, Rajat S., Wong-Chong, M., 2006.Cyanide in Water

and Soil.Chemistry, Risk and Management.CRC Taylor & Francis. New

York.

Ervil Riko,dkk,.“Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi”, Sekolah Tinggi

Teknolgi Industri (STTIND) Padang, Oktober 2014.

Elango, L. 2005. Numerical Simulation of Groundwater Flow and Salute

Transport.Allied Publisher Pvt. Ltd. New Delhi, India.

Harter, Thomas. 2003. Publication 8083: Basic Concept of Groundwater

Hydrology. University of California. California, USA.

Herman.D.Z., 2006., Tinjauan Terhadap Tailing Mengandung Unsur Pencemar

Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari Sisa

Pengolahan Biji hLogam., Jurnal Geologi Indonesia., Vol. 1 No. 1 Maret

2006., Page 31-36.

Kamil, I.M. 2012.Diktat Kuliah Pencemaran Tanah dan Air tanah.Progam

Magister Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung.

Keller, Edward A. 2011. Environmental Geology 9th

Edition.Pearson Prentice

Hall. Upper Sadle River, New Jersey.

IndonesiantoY,”Pertambangan Ramah Lingkungan”,Yogyakarta :Gajah Mada

University Press, Yogyakarta, 2008.

Hary Christady Hardiyatmo,.”Mekanika Tanah”,Yogyakarta : Gajah Mada

University Press, Yogyakarta, 2010.

Peraturan pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang pengendalian kualitas air dan

pengendalian pencemaran air.

Page 65: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

LAMPIRAN I

GAMBAR ALAT PENJERNIH AIR SKALA RT

Gambar 1.1

Rancangan Saringan Penjernih Air

Gambar 1.2

Media filter Saringan

Page 66: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Gambar 1.3

Bagan Alir Saringan

Keterangan :

1. Inlet 1(tempat masuknya air baku/air kotor)

2. Pipa penyaringan Tabung pertama media filter Pasir sungai 12 cm

3. Pipa penyaringan Tabung pertama media filter ampas tebu 8 cm

4. Pipa penyaringan Tabung pertama media filter karbon aktif 10 cm

5. Pipa penyaringan Tabung pertama media filter ijuk 10 cm

6. Laju penghubung pipa air perembes atas tabung penyaring Utama dan

tabung penyaring berikutnya

7. Pipa penyaringan Tabung pertama media filter Pasir sungai 12 cm

8. Pipa penyaringan Tabung pertama media filter ampas tebu 8 cm

9. Pipa penyaringan Tabung pertama media filter karbon aktif 10 cm

10. Pipa penyaringan Tabung pertama media filter ijuk 10 cm

11. Outlet 11 (tempat keluarnya air bersih).

Page 67: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

LAMPIRAN II

GAMBAR FOTO KEGIATAN LAPANGAN

Gambar 2.1

Mengisi Media Filter

Gambar 2.2

Sistem Kerja Alat

Page 68: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Gambar 2.3

Percobaan alat penjernih air skala RT di Tepi Sungai

Gambar 2.4

Tumpukan Sampah disekitar Area Sungai

OUTL

ET

INLE

T

Page 69: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Gambar 2.5

Tumpukan Batu Putih Akibat Pengerukan PETI

Gambar 2.6

Kadar Keasaman Air Sungai

Page 70: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …

Gambar 2.7

Pengambilan Air Sumur

Page 71: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …
Page 72: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …
Page 73: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …
Page 74: PERANCANGAN SARINGAN PENJERNIH AIR SKALA di …