perancangan mesin bending dengan tenaga hidrolik

56
i PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK Skripsi Disusun Oleh : HENGKI TRIO ANTONI NIM. 003201405003 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK PRESIDENT UNIVERSITY 2018

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

i

PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA

HIDROLIK

Skripsi

Disusun Oleh :

HENGKI TRIO ANTONI

NIM. 003201405003

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

PRESIDENT UNIVERSITY

2018

Page 2: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

ii

PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA

HIDROLIK

Skripsi

Disusun Oleh :

HENGKI TRIO ANTONI

NIM. 003201405003

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

PRESIDENT UNIVERSITY

2018

Page 3: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : HENGKI TRIO ANTONI

NIM : 003201405003

Program Pendidikan : Strata Satu (S1)

Program Studi : Teknik Mesin

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah kami buat dengan judul: “Perancangan

Mesin Bending dengan Tenaga Hidrolik” adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber

baik yang dikutip maupun dirujuk telah kami nyatakan dengan benar dan skripsi belum

pernah diterbitkan atau dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian

hari ternyata kami memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim

skripsi yang telah kami buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, kami

bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan kami dari Universitas

Presiden dicabut/dibatalkan.

Bekasi, Maret 2018

Yang menyatakan,

HENGKI TRIO ANTONI

Page 4: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : HENGKI TRIO ANTONI

NIM : 003201405003

Program : Strata 1

Program Studi : Teknik Mesin

Judul Skripsi : Perancangan Mesin Bending dengan Tenaga

Hidrolik

Telah di periksa dan di setujui untuk di ajukan serta di pertahankan dalam ujian

komprehensif guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Fakultas Teknik Universitas

Presiden.

Bekasi, Maret 2018

Dosen Pembimbing

Nanang Ali Sutisna M.Eng

Page 5: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

v

LEMBAR PERSETUJUAN

PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

SKRIPSI

Oleh :

HENGKI TRIO ANTONI

003201405003

Pembimbing

( Nanang Ali Sutisna M.Eng )

Mengetahui

Ketua Prodi Teknik Mesin

(Dr. Lydia Anggraini, ST, M.Eng )

TEKNIK MESIN

PRESIDENT UNIVERSITY

2018

Page 6: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

vi

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : HENGKI TRIO ANTONI

NIM : 003201405003

Program Pendidikan : Strata Satu (S1)

Program Studi : Teknik Mesin

Dengan ini memberikan ijin kepada pihak Universitas Presiden Hak Bebas Royalti Non-

Eksklusif atas karya ilmiah kami yang berjudul : “Perancangan Mesin Bending Pipa

dengan Tenaga Hidrolik”.

Pihak UNIVERSITAS PRESIDEN berhak menyimpan, mengelola, mendistribusikan,

atau mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai

penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.

Kami bersedia menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak UNIVERSITAS

PRESIDEN, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta

dalam karya ilmiah kami.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.

Bekasi, Maret 2018

Yang menyatakan,

HENGKI TRIO ANTONI

Page 7: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

vii

MOTTO

Kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT dan rencana-NYA adalah yang terbaik dari

semua yang mempunyai rencana.

Page 8: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

viii

ABSTRAK

Dalam dunia industri yang perkembangannya semakin pesat ini dan munculnya alat – alat

yang membantu pengerjaan di dunia industri khususnya di bidang workshop fabrikasi.

Mesin bending pipa mengunakan tenaga hydroulic dan motor sangat membantu dalam

menyelesaikan pekerjaan sehari – hari khususnya saat pengerjaan bending.

Mengunakan tenaga manual saat proses pengerjaan bending selain menguras

tenaga dan meningkatnya loss time saat proses pengerjaan menjadi faktor utama

dibuatnya mesin bending mengunakan tenaga hydroulic dan motor. Disamping proses

pengerjaannya yang relative lebih singkat dari pada mengunakan tenaga manual juga

dilihat dari segi safety proses saat pengerjaan. Mesin bending mengunakan tenaga

hydroulic dan motor penggerak lebih safety dan mengurangi terjadinya kecelakan kerja

dan ikut mengkampanyekan zero accident di lingkuan kerja khususnya PT. Hankook Tire

Indonesia.

Selain mengunakan motor pengerak juga dibantu oleh inventer dan contaktor yang

berfungsi sebagai pengatur laju maju dan mundurnya roller. Sehingga proses pengerjaan

fabrikasi menjadi lebih akurat dan presisi tergantung jenis material yang akan dikerjakan.

Kata kunci :

Bending mesin hydroulic, inventer, contaktor, safety, saving cost.

Page 9: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

ix

ABSTRACT

In this rapidly growing industrial world and the emergence of tools - tools that

help workmanship in the industrial world, especially in the field of fabrication workshops.

Pipe bending machine using hydrolic and motor power is very helpful in completing the

daily work - especially when the appeal

Using manual power during bending process in addition to exhausting and

increasing loos time when the process is the main factor making bending machine using

hydrolic power and motor. Besides the process of workmanship is relatively shorter than

the use of manual labor is also seen in terms of process safety during workmanship.

Bending machine using hydolic power and motor driving more safety and reduce the

occurrence of work accidents and participate in campaigning zero accident in the work

environment, especially PT. Hankook Tire Indonesia.

In addition to using the motor crushers are also assisted by inventer and

contributor that serves as a regulator of the rate of forward and reverse roller. So that the

process of fabrication becomes more accurate and precision depends on the type of

material to be worked on.

Keywords :

Bending mesin hydrolic, inventer, contaktor, safety, saving cost.

Page 10: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat, dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Perancangan Mesin

Bending Pipa dengan Tenaga Hidrolik”.

Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

program pendidikan Strata Satu UNIVERSITAS PRESIDEN. Tentunya penulisan Skripsi

ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang

sangat besar sekali sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu baik materiil maupun non materiil sehingga penulisan

Skripsi ini dapat diselesaikan, terutama kepada :

1. Ibu Dr. Lydia Anggraini ST, M.Eng, Selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin

Universitas President.

2. Bapak Nanang Ali Sutisna M.Eng, Selaku Dosen Pembimbing, yang telah

menyediakan waktu dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan

bagi penulis dalam penyusunan penulisan skripsi ini.

3. Seluruh Dosen dan Staff Universitas President yang telah membantu penulis

selama penulis berkecimpung di dunia akademik.

4. Orang tua yang tidak pernah lelah memberikan dukungan, semangat,

motivasi,nasehat dan do’a kepada penulis.

5. Risma Setiani S.kom, (Istri) yang tidak lelah memberikan dukungan, semangat

motivasi kepada penulis.

6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penyusunan

Skripsi.

7. Engineering Team PT. HANKOOK TIRE INDONESIA

Page 11: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

xi

Kepada beliau – beliau, kami tidak dapat membalas kebaikan semua, selain

semoga amal kebaikan dibala oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Mengingat keterbatasan kemampuan diri penulis, penulis sadar bahwa penulisan

Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu adanya saran dan kritik yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis berharap semoga penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi

kita semua yang membaca, terutama untuk perkembangan teknologi informasi dikalangan

akademis, praktisi, serta masyarakat umum.

Bekasi, Maret 2018

Penulis

Page 12: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

xii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ iv

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................ v

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................................... vi

MOTTO ............................................................................................................................ vii

ABSTRAK ....................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... x

BAB I ................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3. Batasan Masalah .................................................................................................... 3

1.4. Tujuan dan Manfaat .............................................................................................. 3

1.5. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 4

BAB II .................................................................................................................................. 5

DASAR TEORI ................................................................................................................... 5

2.1. Pengertian Bending ............................................................................................... 5

2.2 Deformasi plastis ................................................................................................... 5

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Proses Bending ........................................................ 6

2.3.1 Ketebalan Material ......................................................................................... 6

2.3.2 Metode Bending ............................................................................................. 6

2.3.3 Ukuran Material ............................................................................................. 6

2.3.4 Peralatan Pendukung ...................................................................................... 6

2.4. Prinsip Kerja Mesin Bending ................................................................................ 7

2.5. Analisa Bahan ....................................................................................................... 9

2.5.1. Baja Paduan Berdasarkan Komposisi ............................................................ 9

2.5.2. Baja Paduan Berdasarkan Struktur .............................................................. 10

2.5.3. Baja Paduan Berdasarkan Penggunaan ........................................................ 10

2.5.4. Pengaruh Unsur Carbon Terhadap Baja ...................................................... 11

Page 13: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

xiii

2.6. Faktor Keamanan ................................................................................................ 13

2.7. Hidrolik ............................................................................................................... 14

2.7.1. Hukum – Hukum Dasar Hidrolik ..................................................................... 14

BAB III .............................................................................................................................. 17

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................................... 17

3.1. Diagram Alir ....................................................................................................... 17

3.1.1. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 18

3.1.2. Pengumpulan Data ....................................................................................... 18

3.1.3. Membuat Konsep Desain ............................................................................. 18

3.1.4. Analisa Perancangan .................................................................................... 18

BAB IV .............................................................................................................................. 20

ANALISA PERANCANGAN MESIN BENDING .......................................................... 20

4.1 Desain mesin bending ......................................................................................... 20

4.1.1 Keterangan Komponen – Komponen Mesin bending .................................. 22

4.2. Cara Kerja Mesin Bending .................................................................................. 23

4.3. Analisa Bahan ..................................................................................................... 23

4.3.1. Analisa Bahan Rangka Mesin ...................................................................... 24

4.3.2. Analisa Bahan Poros .................................................................................... 25

4.3.3. Analisa Bahan Roller ................................................................................... 26

4.4. Analisa Komponen – Komponen Mesin Bending ............................................... 27

4.4.1. Analisa Gaya yang Dibutuhkan ................................................................... 27

4.5. Analisa Tegangan Pada Poros ............................................................................ 33

4.5.1. Analisa Tegangan Tekan Pada Poros ........................................................... 33

4.5.2. Analisa Tegangan Geser Pada Poros ........................................................... 35

4.6. Analisa Tegangan Pada Roller ........................................................................... 37

BAB V ............................................................................................................................... 40

KESIMPULAN dan SARAN ............................................................................................ 40

5.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 40

5.2. Saran .................................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 41

Page 14: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Deformasi plastis ....................................................................................... 5

Gambar 2.8a Prinsip kerja mesin bending ( 1 ) .............................................................. 7

Gambar 2.8b Prinsip kerja mesin bending ( 2 ) .............................................................. 7

Gambar 2.8c Prinsip kerja mesin bending ( 3 ) .............................................................. 8

Gambar 2.8d Prinsip kerja mesin bending ( 4 ) .............................................................. 8

Gambar 2.8e Prinsip kerja mesin bending ( 5 ) .............................................................. 8

Gambar 2.6.1.1 “ Hukum pascal “ Tekanan di alirkan ke segala arah dan sama besar .... 14

Gambar 2.6.1.2 Pipa U Untuk menentukan massa jenis ................................................... 15

Gambar 4.1 Desain mesin bending ............................................................................. 20

Gambar 4.3.1 Rangka mesin bending ........................................................................... 24

Gambar 4.3.2 Poros ....................................................................................................... 25

Gambar 4.3.3 Roller ...................................................................................................... 25

Gambar 4.4.1 (1) Analisa Gaya yang dibutuhkan ......................................................... 26

Gambar 4.4.1 (2) Analisa Gaya yang dibutuhkan ......................................................... 28

Gambar 4.4.1 (3) Hollow bar 50mm x 50mm .............................................................. 29

Gambar 4.4.1 (4) Gaya yang terjadi pada material ........................................................ 31

Gambar 4.5 Spesifikasi Poros .................................................................................... 32

Gambar 4.5.1 Gaya yang terjadi pada poros L1 ............................................................ 32

Gambar 4.5.2 Gaya yang terjadi pada poros .................................................................. 34

Gambar 4.6 Spesifikasi roller .................................................................................... 36

Page 15: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam dunia industri yang perkembangan dan persaingannya semakin

pesat, tentunya memerlukan alat-alat penunjang dalam proses produksi yang

memadai untuk menyelesaikan perkerjaan dengan mudah khususnya di bagian

workshop fabrikasi khususnya pada PT. Hankook Tire Indonesia (tempat penulis

melakukan riset), dan untuk mempercepat pengerjaan waktu serta efesiensi biaya

yang di keluarkan oleh perusahaan tersebut. Dengan proses pengerjaan penekukan

(bending) secara manual tentunya akan menguras tenaga dan menimbulkan lost

time yang sangat merugikan perusahaan. Karena proses pengerjaannya yang lama.

dan di lihat dari segi safety kurang aman bagi operator yang mengerjakan tugas

tersebut secara manual.

Semakin majunya teknologi yang digunakan maka semakin cepat laju

produksi yang dihasilkan oleh industri itu sendiri. Di samping mempengaruhi

lebih cepat dan banyak hasil produksinya, juga produk yang dihasilkan lebih baik

dari segi kualitas maupun kuantitas. Dalam dunia industri seseorang dituntut

untuk lebih aktif dan kreatif. Seseorang dituntut mampu memiliki kemampuan

terhadap hasil produk untuk di inovasi. Guna tercapainya kemajuan dan

perkembangan dalam industri itu sendiri. Untuk menghasilkan/membuat

alat/mesin yang baru dirasa memang sulit. seseorang harus kreatif mampu

mempunyai ide dan menuangkan gagasannya tersebut. Dalam upaya untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan efisiensi, maka di butuhkan sebuah

alat penunjang yang bisa mempermudah, mempercepat proses pengerjaan

Page 16: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

2

penekukan (bending) pada workshop fabrikan untuk hasil yang lebih akurat dan

presisi.

Pada umumnya alat mesin bending ini di gunakan untuk membengkokkan

pipa dalam pembuatan kanopi (canopy), pagar tralis, jendela tralis, pintu tralis.

Perancangan alat mesin bending pipa ini di khususkan hanya untuk mengerol

material dengan ukuran maximum 50 x 50 mm. Karena dalam pengaplikasiannya

tidak banyak di gunakan untuk membengkokkan satu lingkaran penuh. Misalnya

dalam pembuatan kanopi (canopy) hanya membutuhkan ¼ lingkaran untuk

membuat bagian rangka atapnya.

Untuk itu penulis melakukan sebuah perancangan mesin bending pipa

pada PT. Hankook Tire Indonesia, untuk mengatasi masalah yang ada pada proses

penekukan (bending) pipa ini. Selain untuk mempermudah dan mempercepat

dalam proses pengerjaan, hasil yang di dapat juga di harapkan lebih baik. Dalam

pembuatan mesin bending pipa ini di butuhkan pemilihan bahan yang tepat, dan

juga desain yang baik sehingga mesin ini mampu bekerja secara optimal. Serta

pengoperasiannya sangat sederhana, agar semua operator dapat menggunakan

mesin tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalah di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan yang ada,

yaitu :

Terjadinya loss time saat proses pengerjaan manual bending maka berinovasi

membuat mesin bending auto.

Page 17: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

3

1.3. Batasan Masalah

Dari perumusan masalah di atas, batasan masalahnya adalah sebagai berikut :

a. Hanya membahas tentang perhitugan tenaga hidrolik yang dibutuhkan saat sedang

melakukan proses bending.

b. Membahas tentang kekuatan komponen – komponen mesin bending yaitu poros

dan roller serta wiring diagram.

c. Perancangan mesin bending sesuai kebutuhan yaitu proses bending material JIS

G3101 : 1995 grade SS400 dengan spesifikasi 50 x 50 x 2500mm

1.4. Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin di peroleh dalan pembuatan perancangan mesin bending

hidrolik ini adalah sebagai berikut :

a. Dapat menghitung kapasitas mesin hidrolik yang dibutuhkan untuk menekuk

material.

b. Membuat rancangan mesin bending dengan tenaga hidrolik.

Manfaat mesin bending hidrolik ini antara lain:

a. Mempermudah dan mempercepat kinerja operator untuk mengoperasikan mesin

bending dengan tenaga hidrolik ini, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

b. Proses kerja lebih aman dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja

Page 18: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

4

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini sangat di butuhkan sehingga dapat

mempermudah dalam penyelesaian penyusunan penulisan skripsi ini, Berikut adalah

sistematika dalam penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan

masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Dalam bab ini mejelaskan tentang mesin bending, macam – macam

mesin bending, pengertian hidrolik, hukum – hukum hidrolik dan

komponen – komponen mesin bending.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang diagram alir proses

perancangan mesin bending.

BAB IV PERANCANGAN MESIN BENDING

Dalam bab ini menjelaskan tentang analisa material yang

digunakan, perancangan kekuatan bahan yang dibutuhkan,

perancangan design mesin bending, perancangan wiring diagram

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan secara keseluruhan

dalam pembuatan laporan. Dan kritik dan saran untuk perbaikan

selanjutnya.

Page 19: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Pengertian Bending

Bending merupakan pengerjaan dengan cara memberi tekanan pada bagian tertentu

sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian yang diberi tekanan. Sedangkan proses

bending merupakan proses penekukan menggunakan alat bending manual maupun

menggunakan mesin. Pengerjan bending biasanya dilakukan pada bahan plat baja karbon

rendah untuk menghasilkan suatu produk dari bahan plat. [1]

2.2 Deformasi plastis

Perubahan bentuk pada benda saat diberi tekanan melebihi batas Yield

strengthnya, sehingga mengakibatkan putusnya ikatan atom satu dengan yang lainnya

sehingga benda tidak dapat kembali ke bentuk semula. [2]

Gambar 2.2 Deformasi plastis

Page 20: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

6

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Proses Bending

Faktor yang mempengaruhi dalam proses kerja bending adalah :

a. Ketebalan material

b. Metode bending

c. Ukuran material

d. Peralatan pendukung

2.3.1 Ketebalan Material

Proses bending akan mengakibatkan penarikan pada sisi luar dan pengkerutan

pada sisi dalam diameter kelengkungan. Ketebalan plat akan berpengaruh pada radius

bending dapat dibentuk dan kemampuan material untuk dapat mengalami peregangan

tanpa terjadi distorsi.

2.3.2 Metode Bending

Prosedur atau metode yang tepat proses bending yang dilakukan sangat

berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan.

2.3.3 Ukuran Material

Material dengan ukuran besar apabila dilengkungkan dengan radius yang kecil

akan mudah mengalami distorsi dibandingkan material dengan ukuran kecil dan radius

bending yang besar.

2.3.4 Peralatan Pendukung

Peralatan pendukung seperti alat ukur berfungsi sebagai media untuk melakukan

pengecekan hasil bending, dan indikator tekanan untuk mengetahui seberapa besar

tekanan yang diterima oleh material saat proses bending.

Page 21: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

7

2.4. Prinsip Kerja Mesin Bending

Dalam memahami kinerja dari mesin terlebih dahulu harus mengetahui dasar

penggunaan dari mesin tersebut. Dasar penggunaan ialah tata cara atau prinsip kerja

dalam pengoperasian dari suatu mesin. Prinsip kerja mesin bending ini pada awalnya

adalah menempatkan pipa di atas roller 1.

Gambar 2.8a prinsip kerja mesin bending ( 1 )

Kemudian material melewati roll 2 yang berada ditengah sampai berada di atas roll 3.

Pada posisi ini material harus benar-benar berada di tengah dari roll 1 dan 3. Agar proses

bending tidak cacat

Gambar 2.8b prinsip kerja mesin bending ( 2 )

Selanjutnya poros geser diturunkan sampai menyentuh material dan diputar, sehingga

terjadi bending di titik roll 2.

Page 22: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

8

Gambar 2.8c prinsip kerja mesin bending ( 3 )

Gambar 2.8d prinsip kerja mesin bending ( 4 )

Ketika motor menyala dan putaran motor ditransmisikan ke inverter kemudian dari akan

ditransmisikan ke poros melalui sprocket dan rantai. Ketika rantai pada poros berputar

maka poros pun ikut berputar karena terpasang pasak pada gear dengan poros. Poros

inilah yang memutar roller sehingga material akan bergerak dari kiri ke kanan. Bending

yang terjadi di titik roll 2 akan terdistribusi pada tiap material, sehingga material akan

melengkung akibat tekanan bending tersebut

Gambar 2.8e prinsip kerja mesin bending ( 5 )

Page 23: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

9

Proses berakhir ketika ujung pipa tepat berada di atas roll 1 dan motor dimatikan.

Kemudian motor dinyalakan lagi dengan arah putaran berlawanan, sehingga pipa akan

bergerak dari kanan ke kiri. Langkah yang terkhir ini dilakukan agar hasil pengerollan

lebih sempurna. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang sampai bending pada pipa

sesuai keinginan dan kegunaan.

2.5. Analisa Bahan

Pada baja yang terdiri dari unsur karbon saja biasanya ada pula unsur-unsur lainnya

yang ikut dalam baja, umumnya disebut baja paduan. Baja paduan ini terdiri dari kromium,

mangan, silisium, nikel, wolfram, molibdin, titanium, vanadium, dan unsur- unsur

lainnya.[3]

Baja paduan dapat diklasifikasikan sesuai dengan :

a . Komposisi

b . Struktur

c . Penggunaan

2.5.1. Baja Paduan Berdasarkan Komposisi

Berdasarkan komposisi, baja paduan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

a. Baja tiga komponen

Terbentuk dari tiga unusr komposisi didalamnya seperti mangan, silisium, nikel,

wolfram,

b. Baja empat komponen

Terbentuk dari tiga unusr komposisi didalamnya seperti wolfram, molibdin,

titanium, vanadium

Page 24: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

10

2.5.2. Baja Paduan Berdasarkan Struktur

Berdasarkan strukturnya, baja paduan dapat diklasifikasikan sebagai berikut [2] :

a. Baja Ferrite, terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu Cr, W, dan Si tetapi

karbonnya rendah dan tidak dapat dikeraskan.

b. Baja Pearlite, didapat jika unsur-unsur paduan relatif kecil maksimum 5% dan

baja ini mampu dimesin, sifat mekaniknya meningkat oleh kekerasan.

c. Baja Martensit, baja ini unsur pemadunya lebih dari 5%, sukar dalam proses

pemesinan.

d. Baja Autensit, terdiri dari 10% : 30 % unsur pemadu tertentu Ni, Mn dan Co

misalnya baja tahan karat stainless steel, non magnetis dan baja tahan panas.

e. Baja Ledeburit atau karbit, terdiri dari sejumlah karbon dan unsur-unsur

pembentuk karbit, yaitu Cr, W, Mn, Ti, Zr.

2.5.3. Baja Paduan Berdasarkan Penggunaan

Berdasarkan penggunaannya baja dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yang pokok

yaitu :

a. Baja konstruksi, baja ini dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu : baja paduan

rendah, maksimum 2%, baja paduan menengah 2 % : 5% dan baja paduan tinggi

lebih dari 5%. Persentase kadungan karbon baja konstruksi ini adalah lebih

kurang 0,3% : 0,83%

b. Baja perkakas, baja ini dipakai untuk alat pemotong, persentase kandungan

karbonnya lebih kurang 0,84% : 2%.

c. Baja dengan sifat fisik khusus, baja ini dipakai pada hal-hal yang khusus

misalnya : baja tahan karat, baja tahan panas, baja tahan pakai suhu tinggi, paja

paduan istimewa.

Page 25: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

11

2.5.4. Pengaruh Unsur Carbon Terhadap Baja

Sifat dari logam baja unsur-unsur yang dikandung akan mempengaruhi sifat

keuletan dan kekerasan. Unsur-unsur untuk baja antara lain, nikel, phospor, silikon,

mangan, kromium, molybdenum, vanadium, wolfram, belerang dan karbon.

Unsur karbon (C) pada baja merupakan unsur utama yang terdapat dalam besi sehingga

disebut baja. Unsur karbon dapat membuat baja menjadi keras dan rapuh. Sifat keras dan

lunak unuk baja tergantung persentase karbon, semakin tinggi komposisinya semakin kuat

dan rapuh, dan semakin rendah komposisinya baja akan semakin lunak dan elastis.[4]

Baja karbon adalah suatu baja yang mengandung karbon sampai maksimum 2%. Baja

karbon ini dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu [4] :

a. Baja karbon rendah

b. Baja karbon sedang ( medium )

c. Baja karbon tinggi ( HSC )

2.5.4.1. Baja Karbon Rendah

Baja karbon rendah (mild steel) mengandung karbon antara 0,008% - 0,3% C.

Setiap satu ton baja karbon rendah mengandung 10 – 30 kg karbon. Baja karbon ini dalam

perdangangan dibuat dalam bentuk plat- plat baja, baja strip dan baja batang atau profil.

Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka baja karbon rendah dapat

digunakan atau dijadikan baja-baja sebagai berikut :

a. Baja karbon rendah yang mengandung 0,008 % - 0,10% C dijadikan baja-baja

plat atau strip.

b. Baja karbon rendah yang mengandung 0,05 % C digunakan untuk keperluan

badan-badan kendaraan.Baja ini mempunyai kekuatan tarik kira-kira 40 kgmm-2.

c. Baja karbon rendah yang mengandung 0,15% - 0,25% C digunakan untuk

Page 26: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

12

kosntruksi jembatan, bangunan atau dijadikan baja-baja konstruksi.

d. Baja karbon rendah yang mengandung 0,20% - 0,30% C digunakan untuk

membuat baut-baut dan paku-paku keling atau untuk keperluan konstruksi.

Baja karbon rendah ini mempunyai sifat yang mudah dikerjakan dengan mesin ataupun

ditempa dan karena itu baja karbon ini disebut juga baja tempa atau baja mesin atau baja

alat-alat perkakas.

2.5.4.2. Baja Karbon Sedang

Baja karbon sedang ini mengandung karbon antar 0,30% - 0,60%C. Setiap ton

baja karbon ini mengandung karbon antara 30 – 60 kg. Baja karbon ini banyak

digunakan untuk keperluan alat-alat perkakas bagian- bagian mesin. Berdasarkan

jumlah karbon yang terkandung dalam baja, maka baja karbon ini dapat digunakan

untuk hal-hal sebagai berikut :

a. Mengandung 0,40% C digunakan untuk keperluan industri kendaraan misalnya

untuk bahan membuat baut-baut atau mur- mur, poros engkol, batang-batang

torak atau poros-poros dan lain sebagainya.

b. Mengandung 0,50% dipergunakan untuk membuat roda-roda gigi, martil, clamp

(alat penjepit).

c. Mengandung 0,55% - 0,60% C dipergunakan untuk membuat pegas- pegas.

2.5.5.3. Baja Karbon Tinggi

Baja karbon ini mengandung karbon antara 0,70% - 1,30% (70 – 130 point)

dan setiap 1 ton mengandung karbon antara 70 – 130 kg. Baja karbon ini banyak

dipergunakan untuk pekerjaan – pekerjaan yang mengalami panas ( heat treartment).

Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung di dalam baja, maka baja karbon ini dapat

digunakan untuk hal-hal sebagai berikut :

Page 27: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

13

a. Mengandung kira-kira 0,95% C dipergunakan untuk keperluan pembuatan

pegas-pegas, alat-alat perkakas seperti paron/landasan, palu/martil, gergaji, dan

alat-alat/pahat-pahat potong.

b. Mengandung karbon 1% - 1,5% dipergunakan untuk keperluan pembuatan

kikir, pisau-pisau cukur, mata-mata gergaji dan bola-bola untuk bantalan bola.

2.6. Faktor Keamanan

Faktor Keamanan (Safety factor) adalah faktor yang digunakan untuk

mengevaluasi agar perencanaan elemen mesin terjamin keamanannya dengan dimensi

yang minimum. [6]

Faktor Keamanan/ Safety Factor (sf) berdasarkan tegangan luluh adalah :

a. sf = 1,25 – 1,5 : kondisi terkontrol dan tegangan yang bekerja dapat

ditentukan dengan pasti

b. sf = 1,5 – 2,0 : bahan yang sudah diketahui, kondisi lingkungan beban dan

tegangan yang tetap dan dapat ditentukan dengan mudah.

c. sf = 2,0 – 2,5 : bahan yang beroperasi secara rata-rata dengan batasan

beban yang diketahui.

d. sf = 2,5 – 3,0 : bahan yang diket

e. sf = 3,0 – 4,5 : bahan yang sudah diketahui. Kondisi beban, tegangan dan

lingkungan yang tidak pasti.

Page 28: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

14

2.7. Hidrolik

Sistem hidrolik adalah teknologi yang memanfaatkan fluida (zat cair) untuk

melakukan gerakan segaris atau putaran. Dalam system hidrolik, fluida digunakan sebagai

penerus gaya. Prinsip dasar hidrolik adalah jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka

tekanan itu akan merambat ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang

kekuatannya (Hukum Archimedes). Bentuk sifat zat cair adalah menyesuaikan terhadap

ruangan yang ditempatinya. Zat cair mempunyai sifat tidak dapat dikompresikan

(incrompressible), beda dengan gas yang bisa dikompresikan.

2.7.1. Hukum – Hukum Dasar Hidrolik

2.7.1.1. Hukum Pascal

Seorang ilmuan Francis bernama Pascal menemukan prinsip dasar tentang fluida

yang ada kaitannya dengan cairan sebagai tenaga yang melipat gandakan gaya dan

modifikasi gerakan-gerakan. Pascal mengatakan bahwa :

“ Tekanan yang diberikan pada suatu fluida, akan diteruskan ke segala arah, bekerja

dengan gaya yang sama besar pada luas yang sama dan bergerak kearah tegak lurus

terhadap titik-titik mereka bekerja “

Gambar 2.6.1.1 “ Hukum Pascal” tekanan di alirkan ke segala arah dan sama besar

Page 29: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

15

Tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas. Tekanan

(P) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A). Maka dapat

didefinisikan sebagai berikut :

𝑃 = 𝐹𝐴 ( N/m2 )

Dimana :

P = Tekanan ( bar )

F = Gaya ( N )

A = Luas penampang ( m2 )

2.7.1.2. Hukum Hidrostatik

Hukum utama hidrostatik berbunyi :

“ Tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang terletak pada bidang mendatar di

dalam wadah suatu jenis zat cair sejenis dalam keadaan seimbang adalah sama “

Gambar 2.6.1.2 Pipa U untuk menentukan massa jenis zat cair

Page 30: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

16

Volume kecil fluida pada kedalaman tertentu dalam sebuah bejana akan

memberikan tekanan ke atas untuk mengimbangi berat fluida yang ada di atasnya. Untuk

suatu volume yang sangat kecil, tegangan adalah sama di segala arah, dan berat fluida

yang ada di atas volume sangat kecil tersebut ekuivalen dengan tekanan yang dirumuskan

sebagai berikut :

Pℎ = ρ.g.h

Dimana :

Pℎ = Tekanan hidrostatik ( N/m2 )

ρ = Kerapatan fluida ( kg/m3 )

g = Percepatan grafitasi ( m/s2 )

h = Tinggi cairan fluida ( m )

Page 31: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Diagram Alir

Secara umum metodologi penelitian dalam merancang mesin bending ini di

tunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian

Ya

Ya

Identifikasi masalah

Pengumpulan data

Membuat konsep desain

Evaluasi Desain ?

Analisa perancangan

Selesai

Mulai

Page 32: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

18

3.1.1. Identifikasi Masalah

Mesin bending manual yang masih mengunakan tenaga manusia memerlukan

waktu yang cukup lama dan memakan biaya yang mahal, Hasil dari proses manual

bending sangat jauh dari kata akurat.

3.1.2. Pengumpulan Data

Sumber data – data yang diperoleh dari literatur yang bertujuan untuk menjawab

permasalahan dan memudahkan mendapatkan informasi agar tercapainya sebuah tujuan

3.1.3. Membuat Konsep Desain

Konsep desain yang dibuat harus memenuhi dengan standart material yang sudah

ditetapkan dan mudah dalam pengaplikasiannya. Dari segi material yang digunakan serta

kekuatan meterial yang digunakan..Dalam hal ini konsep desain mengunakan :

a. Motor listrik sebagai motor pengerak

b. Mengunakan tiga buah poros sebagai penopang roller

c. Mengunakan inverter sebagai reducer motor listrik

d. Mengunakan chain dan sproket sebagai transmisi putaran

3.1.4. Analisa Perancangan

Proses kerja memerlukan suatu perencanaan yang benar-benar matang. Hal ini

sangat penting guna menuntun dalam proses kerja, membatasi masalah-masalah apa saja

yang perlu diselesaikan sesuai dengan perencanaan, sehingga hasilnya sesuai dengan

yang diharapkan.Perencanaan yang dibuat yaitu perencanaan yang lebih menekankan

pada kekuatan pada komponen – komponen mesin bending , maka perlu diperhatikan hal-

hal berikut :

Page 33: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

19

a. Analisa bahan

b. Analisa kekuatan poros

c. Analisa kekuatan roller

d. Desain mesin bending

e. Analisa gaya yang dibutuhkan

Page 34: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

20

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN MESIN BENDING

4.1 Desain mesin bending

Desain mesin bending harus sangat diperhatikan, Selain dari pengalaman perhitungan dan analisis

tehnik juga diperhatikan sebagai sarana refrensi. Walaupun dalam pengaplikasiannya nilai teoritik

jarang di praktikan di lapangan.Desain mesin bending ditentukan dari pertimbangan sabagai

berikut :

a. Mengunakan tenaga motor listrik sebagai sumber penggerak mesin bending

b. Mengunakan inverter sebagai reducer motor listrik dalam artian bila mengunakan

inverter tenaga yang dihasilkan sama besar walaupun kecepatan motor listrik tersebut

pelan.

c. Mesin ini mengunakan tiga buah poros yaitu dua poros tetap dan satu poros geser yang di

topang mengunakan bantalan poros ( block bearing ) serta mengunakan chain dan

sprocket untuk mentrasmisikan putaran.

d. Desain mesin bending ini mempunyai dimensi tinggi mesin 1000mm dan mempunyai

lebar 800mm dan panjang 800mm. Dimensi mesin yang sangan aman bagi operator dan

mudah ditempatkan dalam ruangan.

e. Sangat mudah dalam maintenance dan penggantian suku cadang mesin bending

Gambar : 4.1 Design mesin bending

Page 35: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

21

Keterangan komponen mesin bending :

Part No Part Name Qty Material

1 Frame 1 4 SS400 2 Frame 2 2 SS400 3 Frame 3 6 SS400 4 Frame 4 1 SS400 5 Frame 5 2 SS400 6 Frame 6 1 SS400 7 Top plate 4 SS400 8 Frame 7 1 SS400 9 Bottom plate 4 SS400 10 Chanel 1 SS400 11 Base plate ( UCP ) 2 SS400 12 Frame 8 1 SS400 13 Roller 3 S45C 14 Stopper 1 SS400 15 Poros tetap 2 S45C 16 Sprocket 3 SS400 17 Poros geser 1 S45C 18 UCP 6 - 19 Hydrolic 1 - 20 Motor 1 - 21 Bolt M6 x 30 2 - 22 Bolt M8 x 40 3 - 23 Bolt M10 x 80 2 - 24 Bolt M10 x 130 2 - 25 Bolt M14 x 60 2 - 26 Bolt M14 x 140 8 - 27 Chain 1 - 28 Electrical base 1 - 29 Handle 1 Set -

Table 4.1 Keterangan komponen mesin bending

Page 36: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

22

4.1.1 Keterangan Komponen – Komponen Mesin bending

Komponen mesin bending dikelompokan menjadi beberapa komponent yaitu :

a. Komponen utama b. Komponen pendukung c.

4.1.1.1 Komponen Utama

Komponen utama adalah komponen yang berperan langsung saat melakukan proses bending yaiu :

a. Motor listrik b. Sprocket c. Poros tetap dan poros geser d. Roller e. Inverter f. Hidroulic

4.1.1.2 Komponen Pendukung

Komponen utama adalah komponen yang tidak berperan langsung saat melakukan proses bending yaiu :

a. Rangka mesin b. Pengunci c. Handle

Page 37: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

23

4.2. Cara Kerja Mesin Bending

Dalam prosesnya mesin bending ini mengunakan motor listrik sebagai motor penggeraknya dan mengunakan sprocket dan chain untuk mentrasmisikan laju dari motor listrik. Serta mengunakan hidrolik sebagai sumber tekanan untuk membengkokan material. Mesin bending ini mempunyai kelebihan di control elektriknya yaitu mengunakan inverter sebagai pengatur putaran motor, selain sebagai pengatur putaran motor inverter juga sebagai control utama mesin bending ini.

4.3. Analisa Bahan

Pemilihan bahan pada pembuatan mesin bending ini harus benar-benar diperhatikan.

Pembuatan dengan bahan yang baik akan mendapatkan hasil yang baik pula, dari segi

kualitas. Komponen-komponen yang terdapat pada mesin bending ini cukup banyak.

Pembahasan pemilihan bahan difokuskan pada komponen yang berpengaruh besar

terhadap tingkat keamanan dan keawetan mesin.

Material yang digunakan untuk proses bending adalah yang berbahan karbon

rendah dimana mempunyai kandungan karbon < 0.3% Yang mempunyai sifat mudah

berubah bentuk dan bagus untuk proses pengerjaan welding, forging, drilling, machining,

cold drawing dan heat treating.

Dalam proses bending mengunakan material standart JIS ( Japanese Industrial Standart ).

JIS G3101 ( 1995 ) SS400 yang mempunyai yield strength 245 Mpa dan tensile strength

400 – 510 Mpa. [9]

Page 38: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

24

4.3.1. Analisa Bahan Rangka Mesin

Pada mesin bending pipa ini , rangka merupakan bagian/komponen yang vital dalam

merancang mesin bending. Pemilihan bahan dasar rangka juga sangat berpengaruh

terhadap hasil pembuatan alat/mesin pengerol pipa. Memilih bahan dasar yang baik dan

kokoh merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Selain konstruksi rangka yang baik

dan kokoh, bahan dasar rangka juga harus kuat dan mampu dikerjakan fabrikasi dan

pemesinan. Berdasarkan pernyataan tersebut maka untuk bahan dasar rangka dipilih

standard JIS G3101 Grade SS400 spesifikasi hollow bar 3mm x 100mm x 100mm.

Gambar 4.3.1 Rangka mesin bending

Page 39: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

25

4.3.2. Analisa Bahan Poros

Poros adalah sebuah komponen dari mesin bending pipa yang berfungsi sebagai

poros utama untuk memutarkan roller pada saat proses pengerolan pipa. Selain itu, poros

juga berfungsi sebagai penahan beban pada saat proses pengerolan berlangsung, serta

penahan tekanan pada saat dilakukannya proses pengerolan pipa.

Bahan yang baik digunakan untuk membuat poros adalah :

1. Kuat ( mampu tekan )

2. Ulet ( mampu puntir )

3. Tidak mudah berubah bentuk

4. Mudah dalam pengerjaan pemesinan

Gambar 4.3.2 poros

Berdasarkan kriteria tersebut maka bahan poros dipilih standard JIS G4051 Grade SS45C

[9]

Page 40: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

26

4.3.3. Analisa Bahan Roller

Pada mesin bending pipa terdapat sebuah komponen yang berperan penting

terhadap proses pengerolan pipa. Komponen tersebut berupa roller yang berfungsi

sebagai dudukan atau tempat pipa untuk proses pengerolan pipa. Dikarenakan

berhubungan langsung dengan pipa pada saat pengerolan, maka untuk bahan dasar dari

roller harus bersifat kuat dan ulet atau mampu puntir dan mampu tekan.

Bahan yang baik untuk membuat roller mempunyai sifat antara lain :

1. Kuat ( mampu tekan )

2. Ulet ( mampu puntir )

3. Tidak mudah berubah bentuk

4. Mudah dalam pengerjaan pemesinan

Gambar 4.3.3 roller

Berdasarkan kriteria tersebut maka bahan poros dipilih standard JIS G4051 Grade SS45C

[9]

Page 41: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

27

4.4. Analisa Komponen – Komponen Mesin Bending

4.4.1. Analisa Gaya yang Dibutuhkan

Gaya yang dibutuhkan untuk membengkokkan material benda kerja dapat di peroleh dari

perhitungan di bawah ini. [7]

Gambar 4.4.1 ( 1 ) Analisa gaya yang dibutuhkan

σb = Mb . 12 h

I

Dimana :

σb = Yield strength ( Mpa )

MB = Momen bending / lentur ( 𝑚2 )

b = Lebar material

h = Tinggi material

Page 42: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

28

σb = Mb . 12 h

112 b.h3

= F.� 12 L � . � 12 h �

112 b.h3

= F.� 12 L � . � 12 h �

112 b.h2

= F.� 12 L � . 12

112 b.h2

= F.L13 b.h2

= 3 F.L b.h2

Karena b = h maka σb =

σb = 3 F.L b3

Maka gaya yang dibutuhkan dapat dihitung dengan :

F = σb . b3

3 . L ……………………………………………………. ( Rumus 4.1 )

Page 43: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

29

Spesifikasi material yang akan dilakukan analisa adalah hollow bar, maka gaya yang

dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus :

Gambar 4.4.1 (2) Analisa gaya yang dibutuhkan

σb = Mb . 12 h

I

= F.� 12 L � . � 12 h �

I

Maka gaya yang dibutuhkan dapat dihitung dengan :

F = σb . I

� 12 L � . � 12 h � …………………………………………. ( Rumus 4.2 )

Page 44: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

30

Spesifikasi material yang akan dilakukan analisa adalah hollow bar 50 x 50 x 2500mm

(JIS G3101 – 1995 SS400 ). Maka gaya yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus

4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.4.1(3) Hollow bar 50mm x 50mm

F = σb . I

� 12 L � . � 12 h �

Dimana :

ℎ = 50 mm = 0,05 m

𝑏 = 50 mm = 0,05 m

𝑏2 = 44 mm = 0.044 m

L = 2500 mm = 2,5 m

σb = Yield strength = 245 Mpa = 245000000 N/m2

Page 45: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

31

Momen inersia pada material :

I = ( 112

x b4 )

Itotal = I1 - I2

I1 = ( 112

x b4 ) I2 = ( 112

x 𝑏24 )

= ( 112

x 0,054 ) = ( 112

x 0,0444 )

= 0,0000005187 m4 = 0,0000003111 m4

I = I1 - I2

= 0,0000005187 – 0,0000003111

= 0,2076 x 10-6 𝑚4

Maka gaya yang dibutuhkan untuk membending material dapat di hitung mengunakan

rumus ( 4.2 ) :

F = σb . I

� 12 L � . � 12 h �

Dimana :

F = Beban / Gaya ( N )

σb = Yield strength = 245 Mpa = 245 x 106 N/m2

I = Momen Inertia ( m4 )

ℎ = Tinggi hollow bar ( m )

L = Jarak antar poros (m)

Page 46: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

32

Gambar 4.4.1 (4) Gaya yang terjadi pada material

Gaya yang terjadi pada material :

F = σb . I

� 12 L � . � 12 h �

F = 245 x 106 N/m2 . 0,2076x 10−6 m4

12 . 0.4m x 12 . 0.05m

F = 10175 N

= 10175 N ≈ 1037,5 kgf

= 1038 kgf ≈ 1,1 Ton

Page 47: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

33

4.5. Analisa Tegangan Pada Poros

Spesifikasi material yang digunakan adalah JIS G4051 grade S45C. [9]

Gambar 4.5 Spesifikasi poros

4.5.1. Analisa Tegangan Tekan Pada Poros

Analisa tegangan yang terjadi pada poros :

Gambar 4.5.1 Gaya yang terjadi pada poros 𝐿1

Tegangan tekan dapat di hitung dengan :

σt = FA

Page 48: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

34

Dimana :

d = 25mm = 0.025m

L = 100mm = 0,1m

F = 10175 N

Yield strength = 343 Mpa = 343000000 N/m2

A = d . L1

= 0,025m . 0,1m

= 0,025 m2

σt = 10175 N0,025 m2

= 407000 N/m2

= 407000 N/m2 ≈ 0,407 Mpa

= 0,407 Mpa

Safety faktor adalah 2 maka tegangan ijin :

σi = σBv

= 343 Mpa2

= 171,5 Mpa

Poros aman terhadap tegangan tekan karena tidak melebihi dari tegangan ijin yang

diijinkan σt < σi

Page 49: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

35

4.5.2. Analisa Tegangan Geser Pada Poros

Spesifikasi material yang digunakan adalah JIS G4051 grade S45C tegangan geser

yang terjadi pada poros dapat di hitung dengan :

tg = FA

Gambar 4.5.2 Gaya geser yang terjadi pada poros

Dimana :

d = 25mm = 0.025m

L = 190mm = 0,19m

F = 10175 N

ts = Shear strength = 171,5. Mpa = 171,5 x 106 N/m2

Page 50: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

36

Dimana :

A = π. d2

4

= 3,14x0,0252

4

= 0,0049 m2

Sehingga tegangan geser adalah :

tg = FA

= 10175 N0,0049 m2

= 2.076.531 N/m2

= 2,1 Mpa

Safety faktor adalah 2 maka tegangan ijin :

ti = ts / v

= 171,5 Mpa2

= 85,75 Mpa

Poros aman terhadap tegangan tekan karena tidak melebihi dari tegangan ijin yang

diijinkan σt < σi

Page 51: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

37

4.6. Analisa Tegangan Pada Roller

Analisa Tegangan yang terjadi pada roller :

Gambar 4.6 Spesifikasi roller

Diketahui :

D = 66 mm = 0,066 m

r = 33 mm = 0,033 m

π = 3,14

F = 10175 N

MB = 2035 N/m

Yield strength = 343 Mpa = 343000000 N/𝑚2

Page 52: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

38

Tegangan tekan yang terjadi pada roller dapat cari dengan rumus :

σt = MB . r 164 . π . d4

= 2035 N/m . 0,033 m164 . 3,14 . 0,0664 m

= 2035 N/m . 0,033 m164 . 3,14 . 0,0664 m

= 2035 N/m . 33 0,015 . 3,14 . 664

= 67155 N/m893711

= 0,075 N/m

= 0,075 N/m ≈ 0,000000075 MPa

= 0,000000075 MPa

Safety faktor adalah 2 maka tegangan ijin :

σi = σBv

= 343 Mpa2

= 171,5 Mpa

Poros aman terhadap tegangan tekan karena tidak melebihi dari tegangan ijin yang

diijinkan σt < σi

Page 53: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

39

Dimana :

σt = Tegangan tekan ( MPa )

MB = Momen bending / lentur ( N/m )

r = Jari – jari ( m )

d = Diameter spesimen ( m )

Page 54: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

40

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada perancangan dan pengamatan pada mesin bending pipa ini dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

a . Berdasarkan data dan penelitian yang dilakukan pada material JIS G3101 : 1995

grade SS400 spesifikasi material yang dilakukan penelitian adalah hollow bar

50mm x 50mm x 2500mm dengan ketebalan 3mm dapat di bending dengan

gaya 10175 N ( 1038 kgf ≈ 1,1 Ton )

b. Tegangan yang terjadi pada poros dan roller aman terhadap tegangan yang

terjadi karena tidak melebihi dari tegangan ijin. Dengan demikian kontruksi

yang dibuat dapat menahan beban yang terjadi.

5.2. Saran

Saran untuk pengembangan pada mesin bending ini :

a. Analisa kekuatan rangka mesin saat menerima tekanan saat terjadi proses

bending

b. Analisa daya motor yang dibutuhkan

c. Improvement pada komponen – komponen mesin bending

Page 55: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

41

DAFTAR PUSTAKA

[1] https://en.wikipedia.org/wiki/Bending

[2] Materials science and engineering : an introduction / William D. Callister, Jr.—

7th ed

[3] Anonim.1993. ASM Handbook Volume 1: Properties and Selection: Irons, Steels,

and High-Performance Alloys. ASM International.

[4] Engineering Materials 2 An Introduction to Microstructures, Processing and

Design Third Edition Michael F. Ashby and David R. H. Jones Department of

Engineering, Cambridge University, UK

[5] Sularso dan Suga, K. 2002. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.

Jakarta: Pradnya Paramita

[6] Vidosic, J. P.: Machine Design Projects (New York: Ronald Press Co., c1957

[7] Strength Of Materials Fifth Edition William A. Nash, Ph.D and Merle C. Potter,

Ph.D.

[8] Buku Ajar Dasar Mekanika Fluida 2010, Adri Maldi Subardjah M.Sc

[9] Handbook of Comparative World Steel Standart ( third edition ) Jhon E. Bringas

[10] Fundamentals of Fluid Mechanics ( sixth edition ) Munson, Young, Okiishi, &

Huebsch

[11] Juhana, Ohan, dan Suratman, M. 2000. Menggambar Teknik Mesin dengan

Standar ISO. Bandung: Pustaka Grafika.

Page 56: PERANCANGAN MESIN BENDING DENGAN TENAGA HIDROLIK

42

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.6.1.1 ( https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pascal )

2. Gambar 2.6.1.2 ( http://fisikazone.com/hukum-dasar-fluida-statis )