perancangan information technology service …docshare01.docshare.tips/files/31120/311203644.pdf ·...
TRANSCRIPT
Abstrak—Layanan teknologi informasi (TI) merupakan solusi
yang diberikan oleh penyedia layanan TI kepada pelanggan dalam
rangka memenuhi dan mendukung kegiatan bisnis mereka. ITSM
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana suatu
organisasi TI mengelola siklus hidup layanan TI nya dengan
tujuan mendukung dan mencapai keselarasan bisnis pelanggan.
Diperlukan suatu arsitektur manajemen layanan TI bagi penyedia
agar memungkinkan mereka menyampaikan layanan TI secara
lebih efektif dan efisien. ITIL merupakan ITSM best-practice
framework yang banyak diadopsi oleh organisasi TI di dunia.
Penelitian ini berfokus pada perancangan ITSM Architecture
dengan ruang lingkup arsitektur berdasarkan ITIL V3.
Kata kunci—ITSM, arsitektur, ITIL V3, Service Design,
TOGAF 9.1, ADM, infrastruktur TI
I. PENDAHULUAN
eknologi informasi (TI) di era saat ini telah menjadi
business enabler bagi suatu organisasi. TI sebagai business
enabler memiliki pengertian bahwa seluruh aset dan layanan
berbasis TI digunakan untuk menunjang aktivitas-aktivitas di
dalam proses bisnis, mengefektifkan dan mengefisiensikan
penggunaan sumber daya, mereduksi risiko, dan menimbulkan
keunggulan kompetitif. Organisasi yang bisnis intinya adalah
TI, perlu memperhatikan praktik-praktik yang tepat dalam
mengatur dan mengelola aset dan layanan TI-nya. Sehingga, TI
mampu memberikan solusi yang inovatif dalam rangka
memenuhi business demand [1].
Layanan TI merupakan produk yang diberikan organisasi TI
dalam memenuhi permintaan bisnis akan solusi TI. Layanan TI
adalah suatu bentuk penawaran atau penyediaan layanan yang
diberikan oleh penyedia layanan TI baik untuk pelanggan
internal maupun eksternal. Penyediaan layanan TI juga harus
mempertimbangkan bagaimana mengefisiensikan biaya yang
dikeluarkan dan memitigasi risiko yang mungkin terjadi [2].
Layanan TI yang diterapkan dan dikelola dengan efektif akan
memberikan nilai yang signifikan baik bagi pelanggan maupun
organisasi yang menyediakan layanan TI tersebut.
Bisnis yang kegiatan operasionalnya mengandalkan layanan
TI, akan selalu mengalami ketergantungan terhadap layanan TI
yang diberikan. Sehingga, penyedia layanan TI harus terus
memaksimalkan output-nya. Jika tidak, layanan TI akan
mengalami kegagalan dalam memenuhi permintaan bisnis.
Kegagalan tersebut dapat diakibatkan oleh ketidakpuasan
pengguna layanan TI, karena ketidaksesuaian outcome dari
layanan TI dengan ekspektasi pengguna [3]. Untuk itu,
organisasi TI yang dalam hal ini bertindak sebagai penyedia
layanan TI memerlukan suatu manajemen layanan TI yang baik
yang digunakan sebagai pedoman dalam mengatur dan
menatakelola layanan TI-nya.
Disiplin ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengatur
dan menatakelola layanan TI di suatu organisasi dikenal
sebagai Information Techonology Service Management
(ITSM). ITSM menyelaraskan antara penyampaian layanan TI
dengan kebutuhan bisnis dari organisasi [4]. Organisasi akan
mendapatkan keuntungan yang signifikan dengan menerapkan
ITSM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh IDC, MIT,
dan Alinean, beberapa keuntungan tersebut adalah:
1) penyelarasan yang lebih baik antara bisnis dengan TI,
2) meningkatkan kegesitan bisnis,
3) mereduksi biaya yang dikeluarkan untuk TI,
4) profitabilitas yang lebih baik,
5) mereduksi risiko terkait keamanan dan regulasi,
6) meningkatkan kepuasan terhadap TI.
Tujuan umum dan utama dari ITSM adalah meningkatkan
efektifitas dan efisiensi layanan TI. Tujuan spesifik dari
implementasi ITSM di setiap organisasi mungkin berbeda,
tetapi ITSM tetap harus mencakup empat domain utama, yaitu
Perancangan Information Technology Service
Management (ITSM) Architecture Berbasis
TOGAF 9.1 ADM dan ITIL V3 Service Design
Studi Kasus: Telkom University
(Juni 2014)
Muhamad Mulya Fuadi Agisna1, Rahmat Mulyana2, Dedy Rahman Wijaya3 1,2Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom
3Program Studi Manajemen Informatika Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom
Jl. Telekomunikasi No.1, Terusan Buahbatu, Bandung 40257 Indonesia
[email protected], [email protected],
T
people, process, technology, dan partners. Empat domain
utama tersebut adalah komponen penting dalam rangka
perancangan ITSM Architecture di suatu organisasi. ITSM
Architecture menyediakan sudut pandang holistik dari ITSM
capabilities yang dimiliki organisasi [4]. Mudahnya, ITSM
Architecture adalah suatu ‘perencanaan tata kota’ untuk
kumpulan layanan TI yang mana dianalogikan sebagai ‘proyek
rancangan gedung’.
Technology
AvailabilityBusiness
Opprtunity
Business
Strategy
Information
Technology
Strategy
ITSM Architecture
People
Process
Tools
Partners
Implementation
Phases
Achievement of
Service Levels
Transition Planning and
Governance
Strategy
Planning
IT Service Management Operating
Environment
IT Solutions
Design and
Delivery
En
terp
ris
e W
ide F
oc
us
Pro
jec
t F
ocu
s
ITSM Architecture
“The City Plan”
ITSM Components
“The Building Design”
Gbr. 1. ITSM Architecture [4] dan posisinya dari sudut pandang enterprise.
ITSM Architecture berada pada bagian Enterprise Wilde Focus.
ITSM Architecture memungkinkan organisasi dalam
mengelola siklus hidup seluruh layanan TI-nya secara seragam
dan terintegrasi. Kebanyakan organisasi saat ini memiliki
beberapa layanan TI yang berbeda baik secara design,
language, maupun platform yang digunakan. Dengan
menerapkan ITSM Architecture, ketidakseragaman tersebut
dapat dihilangkan. Manfaat lain yang dapat diperoleh
organisasi dengan menerapkan ITSM Architecture, di
antaranya menyamakan visi dan prinsip antara stakeholder
bisnis dan TI, mereduksi waktu dan biaya pengembangan,
mencegah duplikasi, serta mereduksi biaya dukungan dan
perawatan layanan TI.
Dalam pelaksanaan implementasi ITSM Architecture,
terdapat beberapa standar yang dapat dijadikan sebagai acuan,
di antaranya adalah ISO/IEC 20000 dan ITIL. ISO/IEC 20000
merupakan standar yang digunakan untuk mengadopsi suatu
pendekatan proses yang terintegrasi dalam penyampaian
layanan yang terkelola secara efektif untuk memenuhi
kebutuhan bisnis dan kebutuhan pelanggan [5]. ISO/IEC 20000
dapat digunakan oleh organisasi untuk menilai efektifitas
proses ITSM. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh itSMF
terhadap sejumlah organisasi yang mengimplementasikan
ITSM Architecture berbasis ISO/IEC 20000, terdapat sekitar
70% nya memperoleh manfaat tangible dan measurable.
Organisasi juga dapat mengimplementasikan ISO/IEC 20000
untuk proses-proses layanan TI yang esensial [6].
Salah satu framework lain yang mengatur ITSM adalah
Information Technology Infrastructure Library (ITIL). ITIL
adalah kumpulan best practices yang mendeskripsikan proses
dan fungsi di dalam siklus hidup layanan TI. ITIL sering
dikaitkan bahwa ITIL itu sendiri adalah ITSM. Hal ini
dikarenakan memang framework ini yang paling banyak
diadopsi oleh organisasi-organisasi di dunia [7]. ITIL berisi
arahan-arahan yang dapat dilakukan organisasi dalam
mengimplementasikan ITSM Architecture. ITIL lebih bersifat
deskriptif, tetapi tidak preskriptif [6]. Sehingga, organisasi
boleh dan boleh tidak menerapkan proses yang ada di ITIL.
Lain halnya dengan ISO/IEC 20000, standar ini berisi
mandatory requirements. Bagi organisasi yang
mengimplementasikan ITSM dengan merujuk pada ISO/IEC
20000, seluruh requirements yang terdapat pada standar ini
harus diterapkan jika suatu saat akan melakukan sertifikasi
ataupun audit terhadap proses ITSM-nya.
ITSM Architecture memodelkan hubungan antara komponen
people, process, technology, dan partners di dalam
menyelaraskan kebutuhan bisnis terhadap kapabilitas TI
berdasarkan sudut pandang organisasi secara holistik.
Pemodelan tersebut dapat berupa artifacts maupun building
blocks. Disiplin ilmu yang mempelajari pemodelan ini dikenal
dengan enterprise architecture (EA). EA merupakan suatu
disiplin untuk secara proaktif dan holistik yang memandu
respon enterprise terhadap disruptive forces dengan cara
mengidentifikasi dan menganalisis ekseskusi perubahan
menuju visi dan outcome bisnis yang diharapkan [8] (disruptive
forces di dalam suatu enterprise bisa dikatakan sebagai keadaan
yang mengganggu atau ketidakteraturan, baik dari sisi bisnis
maupun TI). EA menyediakan logika terstruktur dari proses
bisnis dan infrastruktur TI yang merefleksikan integrasi dan
standarisasi requirements dari model operasional organisasi
[9].
EA menjelaskan bagaimana memodelkan bisnis,
data/informasi, aplikasi, dan teknologi yang dimiliki suatu
enterprise/organisasi. Sehingga, pendekatan dalam merancang
ITSM Architecture ini tepat jika memadukan disiplin ilmu
antara EA dan ITSM. EA akan memberikan panduan dalam
merancang arsitektur yang baik dengan sudut pandang
organisasi secara menyeluruh. Sedangkan ITSM akan
memberikan panduan dalam merancang proses-proses yang
berkaitan dengan penyampaian dan dukungan layanan TI
organisasi. Dengan kata lain, ITSM Architecture dapat disebut
pula sebagai EA for ITSM.
Terdapat beberapa EA framework yang telah banyak
digunakan oleh organisasi di dunia. Survey yang dilakukan oleh
IFEAD di tahun 2005 menunjukan framework tersebut di
antaranya Zachman framework, FEAF, dan TOGAF. Penelitian
yang dilakukan Setiawan di tahun 2009 mengenai perbandingan
di antara ketiga framework tersebut [10], diperoleh simpulan
bahwa TOGAF memenuhi kriteria-kriteria komparasi. TOGAF
terdiri dari tujuh bagian yang terdapat di dalam dokumen resmi
yang dikeluarkan oleh The Open Group. Salah satu bagian
tersebut adalah Architecture Development Method (ADM).
ADM terdiri dari satu fase persiapan (preliminary), satu fase
manajemen persyaratan (requirements management), dan
delapan fase yang keseluruhan menjelaskan metode merancang
EA dengan cara pandang siklus.
Telkom University merupakan universitas baru hasil merger
empat perguruan tinggi terdahulu di bawah Telkom Foundation
(YPT). Perguruan tinggi tersebut, yaitu Institut Teknologi
Telkom, Institut Manajemen Telkom, Politeknik Telkom, dan
Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Telkom. Sebagai
universitas yang baru berdiri dan sedang menghadapi masa
transisi hingga stabilisasi, Telkom University memiliki cita-cita
untuk menjadi world class university yang tertulis di dalam
Rencana Strategis 2014 – 2017. Mewujudkan visi untuk
menjadi universitas yang mengembangkan ilmu pengetahuan
dan seni berbasis TI, dibutuhkan komitmen dan perencanaan
yang matang, terutama pada area TI sebagai fokus utamanya.
Telkom University memiliki Direktorat Sistem Informasi
yang berfungsi sebagai unit TI tunggal yang menyediakan
layanan TI kepada seluruh civitas academica. Direktorat Sistem
Informasi (SISFO) ini pun sedang menjalani proses transisi dan
stabilisasi terkait penggabungan unit TI ke empat perguruan
tinggi tersebut. Sehingga proses pembenahan tata kelola dan
manajemen TI masih terus berlangsung.
Untuk mewujudkan cita-cita Telkom University di tahun
2017, penting untuk dilakukan penerapan ITSM di dalam
proses bisnis dan unit-unit terkait, terutama di Direktorat
SISFO. Tujuannya adalah untuk membentuk karakteristik
kegiatan operasional dan manajerial yang berbasis layanan
(service oriented). Selain itu, untuk membentuk keterkaitan
yang substansial antara sisi teknikalitas aset TI dengan sisi
manajerial layanan TI. ITSM sendiri sebenarnya menjelaskan
hubungan antara sisi teknis dengan sisi manajerial dari layanan
TI. Dengan menerapkan ITSM Architecture, peningkatan
penyampaian layanan TI kepada pelanggan, yaitu stakeholder
Telkom University, akan berimbas pula pada meningkatnya
kepuasan pelanggan terhadap layanan TI yang ada dan
profitabilitas bagi Telkom University sendiri.
Penelitian ini fokus pada perancangan ITSM Architecture
untuk mendukung keberjalanan business operation Direktorat
SISFO dalam menyediakan layanan TI di Telkom University.
Output dari perancangan ITSM Architecture ini adalah ITSM
Architecture Blueprint, yang terdiri dari Service Architecture
dan IT Infrastructure Architecture. Perancangan ITSM
Architecture ini mengacu pada TOGAF 9.1 dan ITIL V3. ITSM
Architecture Blueprint ini nantinya diharapkan dapat menjadi
pedoman atau petunjuk terstruktur bagi manajemen Direktorat
SISFO dan Telkom University sebagai langkah awal dalam
rangka implementasi ITSM.
II. LANDASAN TEORI
A. Information Technology Service Management (ITSM)
Information Technology Service Management (ITSM) atau
yang diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi Manajemen
Layanan Teknologi Informasi adalah mekanisme untuk
menyelaraskan penyampaian layanan TI dengan kebutuhan
bisnis dan pelanggan secara efektif dengan mempertimbangkan
efisiensi biaya serta mitigasi risiko. Pelaksanaan
mekanismenya bergantung pada TI, tetapi yang menjadi fokus
utama pelaksanaan ITSM adalah pelanggan [9].
Penyedia layanan TI harus mampu memenuhi kebutuhan
layanan TI di semua unit lain yang terkait di dalam suatu
organisasi secara efektif dan efisien. Ada empat perspektif atau
atribut, dikenal sebagai 4P [10], yang perlu diperhatikan dalam
menjelaskan konsep ITSM, seperti yang terlihat pada gambar
di bawah ini:
Gbr. 2. Empat Perspektif ITSM [11]. Empat perspektif tersbut terdiri dari
Partners, People, Products, Process.
1) Partners/Suppliers
Perspektif ini menjelaskan pentingnya relasi dengan
pemasok eksternal atau mitra kerja dan bagaimana mereka
berkontribusi dalam penyampaian layanan.
2) People
Perspektif ini berkaitan dengan staf TI, pelanggan, dan
stakeholder lainnya yang terlibat, seperti apakah staf TI
memiliki pengetahuan dan kemampuan yang tepat untuk
menjalankan perannya dalam proses ITSM.
3) Products/Technology
Perspektif ini berkaitan dengan layanan TI, hardware,
software, anggaran, dan tool.
4) Process
Perspektif ini berkaitan dengan penyampaian end-to-end dari
alur proses yang berbasis layanan.
B. Service Design
Gbr. 3. ITIL Service Lifecycle [12]. Lima fase di dalam siklus hidup ini terdiri
dari Service Strategy, Service Design, Service Transition, Service Operation,
dan Continual Service Improvement.
Service Design menyediakan panduan untuk perancangan
dan pengembangan layanan dan proses-proses manajemen
layanan. Service Design mencakup prinsip dan metode untuk
menerjemahkan tujuan strategis ke dalam portofolio layanan
dan aset layanan. Ruang lingkup dari Service Design tidak
ITSMITSM
PartnersPartners
PeoplePeople
ProductsProducts
ProcessProcess
terbatas hanya pada layanan layanan baru tetapi juga termasuk
di dalamnya perubahan dan perbaikan yang esensial untuk
meningkatkan atau memelihara nilai kepada pelanggan melalui
siklus-hidup layanan, kontinuitas layanan, peraihan service
level dan kepatuhan terhadap standar dan regulasi. Service
Design memandu organisasi dalam bagaimana
mengembangkan perancangan kapabilitas untuk manajemen
layanan.
1) Aspek Service Design
Agar organisasi berhasil mencapai kualitas yang paling
tertinggi dengan fokus peningkatan yang kontinyu, pendekatan
yang terstruktur dan berorientasi hasil diperlukan di setiap lima
aspek yang terpisah di dalam Service Design. Lima aspek
tersebut adalah:
a. Service solution (termasuk requirement fungsional,
sumber daya, dan kapasitas).
b. Service Portfolio (tools dan sistem pendukung).
c. Architecture (teknologi dan manajemen).
d. Processes.
e. Measurement systems and metrics.
ITIL mendeskripsikan perancangan arsitektur seperti
penjelasan di bawah ini:
“Architecture design is the development and maintenance of IT
policy, strategies, architectures, designs, documents, plans, and
process for deployment, implementation and improvement of
appropriate IT services and solutions throughout the
organization.”
Perancangan arsitektur tidaklah sederhana dan kebutuhan
yang berbeda harus diperhatikan. Dengan kata lain,
perancangan ini perlu menjamin bahwa:
a. perancangan arsitektur dapat memenuhi kebutuhan
bisnis, baik produk dan layanannya,
b. keseimbangan yang tepat di antara inovasi, risiko, dan
biaya,
c. perancangan arsitektur sesuai dengan framework yang
relevan, strategi, kebijakan, dan lain-lain,
d. terdapat koordinasi di antara perancang, perencana,
pembuat strategi, dan lain-lain.
Setiap enterprise adalah sistem kompleks yang terdiri dari
beberapa komponen, yaitu fungsi, proses, struktur, dan sumber
informasi. Arsitektur enterprise harus menawarkan pandangan
bagaimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan
agar dapat mencapai tujuan enterprise. Secara nature-nya,
suatu enterprise architecture (EA) memang sangat luas dan
kompleks.
Terdapat beragam framework untuk pengembangan EA. EA
framework harus memiliki beberapa elemen di bawah ini:
a. Service architecture, menerjemahkan aplikasi,
infrastruktur, organisasi, dan aktivitas pendukung
menjadi layanan bagi bisnis.
b. Application architecture, memastikan pembuatan
blueprint untuk pengembangan individual aplikasi.
c. Information architecture, mendeskripsikan bagaimana
sumber informasi dikelola dan didistribusikan.
d. IT infrastructure architecture, mendeskripsikan
struktur, fungsi, dan distribusi geografis dari hardware
and software.
e. Environment architecture, mendeskripsikan aspek, tipe,
dan level dari kontrol lingkungan.
Sebagai tambahan ke dalam komponen teknis (aplikasi,
system software, informasi dan data, infrastruktur, dan sistem
lingkungan), suatu arsitektur manajemen perlu untuk
dikembangkan. Untuk mengembangkan arsitektur manajemen,
terdapat lima elemen yang dibutuhkan, yaitu sektor (kebutuhan
dan requirement), personil, proses, tools, dan teknologi (produk
TI yang digunakan dalam menyediakan layanan).
C. TOGAF
TOGAF merupakan suatu framework yang berisi metode
yang detail dan kumpulan tools pendukung untuk
pengembangan EA. TOGAF bisa digunakan secara bebas oleh
berbagai organisasi yang akan mengembangkan EA untuk
digunakan di dalam organisasi tersebut. TOGAF menjadi salah
satu EA framework yang terkenal dan banyak diadopsi di dunia.
TOGAF dikembangkan dan dipelihara oleh anggota The Open
Group yang tergabung di dalam Architecture Forum.
Gbr. 4. Fase-Fase ADM [13]. Terdiri dari delapan fase ditambah fase
preliminary dan requirements management.
TOGAF menyediakan cara pandang siklus pengembangan
EA yang dikenal sebagai Architecture Development Method
(ADM). ADM menyediakan proses yang teruji dan repeatable
untuk pengembangan arsitektur. ADM di dalamnya termasuk
penentuan framework arsitektur, pengembangan konten
arsitektur, tata kelola dan transisi dari realisasi arsitektur.
Semua aktivitas ini dilaksanakan di dalam siklus iteratif dari
definisi dan realisasi arsitektur kontinyu yang memungkinkan
organisasi untuk mentrasformasi enterprise mereka ke dalam
tatanan yang terkontrol dalam merespon sasaran dan peluang
bisnis.
III. METODOLOGI
Metodologi penelitian ini menggunakan kombinasi TOGAF
9.1 ADM dan ITIL V3 Service Design. Fase yang diadopsi dari
TOGAF 9.1 ADM adalah fase Preliminary, Architecture
Vision, Service Architecture, dan IT Infrastructure
Architecture. Fase Service Architecture dan IT Infrastructure
disesuaikan dengan komponen EA kompleks menurut ITIL V3.
Fase ITIL Service Lifecycle yang diadopsi adalah fase Service
Strategy dan Service Design. Fase Service Strategy mencakup
fase Preliminary dan Architecture Vision karena berkaitan
dengan pendefinisian strategi perancangan ITSM Architecture.
Fase Service Design mencakup fase Service Architecture dan
IT Infrastructure Architecture karena berkaitan dengan
perancangan blueprint ITSM Architecture. Diagram di bawah
ini menggambarkan metodologi dari penelitian ini.
Phase 1:
Architecture Vision
Preliminary
Phase 3:
IT Infrastructure
Architecture
Phase 2:
Service Architecture
Service Strategy
Service Design
Telkom University
ITSM Architecture
Service Architecture IT Infrastructure
Architecture
ITSM Architecture Design Method
Gbr. 5. Metodologi Perancangan ITSM Architecture. Terdiri dari dua fase
utama, yaitu Service Strategy dan Service Design. Service Strategy bertujuan
dalam pendefinisian strategi perancangan arsitektur. Service Design bertujuan
dalam pendefinisian komponen apa saja yang akan dirancang arsitekturnya.
Penjelasan mengenai Gbr. 4. tentang metodologi
perancangan ITSM Architecture ini adalah sebagai berikut:
a. Fase Preliminary dan Architecture Vision berada dalam
lingkup Service Strategy. Kedua fase ini menjelaskan
tahap awal atau pendefinisian strategi dari ITSM
Architecture. Tahap awal ini penting sebagai landasan
dan rationale yang dimiliki objek penelitian, yaitu
Telkom University dalam perancangan ITSM
Architecture di tahap berikutnya.
b. Fase Service Architecture dan IT Infrastructure
Architecture berada dalam lingkup Service Design.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, di dalam ITIL V3
Service Design dijelaskan mengenai EA kompleks. Di
dalam EA kompleks terdapat arsitektur layanan,
aplikasi, data/informasi, dan infrastruktur TI. ITSM
Architecture ini berfokus pada perancangan arsitektur
layanan dan infrastruktur TI yang mendukungnya.
Sehingga di dalam lingkup Service Design ini dipilihlah
fase perancangan Service Architecture dan IT
Infrastructure Architecture.
c. Keluaran dari lingkup Service Design ini menghasilkan
blueprint Service Architecture dan IT Infrastructure
Architecture yang keduanya merupakan komponen
utama di dalam ITSM Architecture untuk Telkom
University.
IV. FASE SERVICE STRATEGY
A. Fase Preliminary
Fase ini merupakan fase awal yang menjelaskan aktivitas
persiapan atau inisiasi yang dibutuhkan, pendefinisian
kapabilitas yang dimiliki organisasi dalam rangka perancangan
arsitektur, dan pendefinisian prinsip-prinsip yang dibutuhkan
sebagai landasan berpikir. Berikut di bawah ini aktivitas inisiasi
yang dilakukan:
1) Mendefinisikan kebutuhan data
Pada aktivitas ini dibutuhkan beberapa data sebagai
pendukung keabsahan penelitian ini. Data yang dibutuhkan
terbagi menjadi dua jenis menurut sumbernya, yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang berasal
langsung dari sumbernya. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari beberapa sumber atau penyedia data yang telah
ada.
Data primer yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan manajemen layanan TI saat ini
b. Layanan-layanan dan infrastruktur TI
c. Kuesioner pendapat dari pelanggan layanan TI
Data sekunder yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Rencana strategis Telkom University 2014 – 2017
b. Stakeholder Telkom University
c. Struktur organisasi Direktorat Sistem Informasi
d. Literatur penelitian terkait ITSM Architecture
2) Mengumpulkan data
Penelitian ini adalah kombinasi dari penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menekankan pemahaman dan analisis secara mendalam
(in-depth analysis) dalam mengamati objek penelitian,
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, mengolah data-data
tersebut, dan melaporkan hasilnya. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menekankan pengukuran pada variabel,
indikator, maupun kriteria tertentu di dalam objek penelitian
dengan menggunakan perhitungan statistika dan melaporkan
hasilnya. Sehingga, terdapat beberapa cara pengumpulan data-
data yang dibutuhkan di dalam penelitian ini, yaitu:
a. Kajian pustaka
b. Observasi langsung
c. Wawancara
d. Kuesioner
3) Memilih framework ITSM Architecture
Pendekatan yang digunakan dalam merancang ITSM
Architecture yang dikaji dalam penelitian ini adalah kombinasi
dari enterprise architecture (EA) dan manajemen layanan TI
(ITSM). EA dan ITSM pada dasarnya adalah dua lingkup yang
berbeda berdasarkan sudut pandang inti dari enterprise
governance and management.
EA digunakan dalam memberikan gambaran atau pemodelan
enterprise dengan sudut pandang secara holistik. ITSM
digunakan sebagai ruang lingkup yang akan dibuat
arsitekturnya. Sebagaimana EA yang memiliki empat
komponen utama, yaitu arsitektur bisnis, data, aplikasi, dan
teknologi, maka pendekatan integrasi antara EA dan ITSM ini
akan menghasilkan komponen yang berbeda, yaitu arsitektur
layanan. Sehingga diperlukan setidaknya dua framework yang
mendefinisikan EA dan ITSM. Framework untuk EA yang
dipilih adalah TOGAF, sedangkan framework untuk ITSM
yang dipilih adalah ITIL V3.
4) Mendefinisikan metodologi perancangan ITSM
Architecture
Metode perancangan ITSM Architecture ini telah dijelaskan
di bagian II.
5) Mendefinisikan prinsip-prinsip ITSM Architecture
Prinsip dibutuhkan dalam perancangan ITSM Architecture
sebagai aturan atau hukum yang memandu dan melandasi
proses perancangan, yang akan berdampak pada keluaran dari
perancangan ITSM Architecture ini. Prinsip merupakan
sekumpulan kebenaran fundamental atau proposisi yang
berperan sebagai fondasi dari sesuatu. Prinsip bersifat harus
diikuti, dilaksanakan, dan konsekuensinya tidak dapat dihindari
[14]. Prinsip ITSM Architecture secara umum terdiri dari tiga
komponen, yaitu statement, rationale, dan implications.
Statement berisi kalimat tunggal yang menyatakan prinsip.
Rationale berisi alasan mengapa prinsip tersebut harus diterima
di organisasi. Implications berisi lingkup dampak terhadap
bisnis dan TI sebagai hasil dari pelaksanaan prinsip.
Prinsip ITSM Architecture dipecah menjadi dua prinsip,
yaitu prinsip untuk ITSM dan prinsip untuk arsitekturnya.
Prinsip ITSM menjelaskan prinsip-prinsip yang berkaitan
dengan penerapan proses manajemen layanan TI berbasis ITIL.
Prinsip arsitektur menjelaskan prinsip-prinsip yang berkaitan
dengan pengembangan arsitektur berbasis TOGAF.
B. Fase Architecture Vision
Fase Architecture Vision mendeskripsikan fase inisial dari
siklus pengembangan arsitektur, di dalamnya termasuk
informasi tentang mendefinisikan ruang lingkup inisiatif
pengembangan arsitektur, mengidentifikasi stakeholder,
membentuk visi arsitektur, dan memperoleh persetujuan untuk
melanjutkan ke tahap pengembangan arsitektur. Aktivitas yang
terdapat di dalam fase ini adalah sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan profil Telkom University
Aktivitas ini menjelaskan profil dari objek penelitian. Mulai
dari empat perguruan tinggi yang berbeda hingga ke tahap
penyatuan menjadi satu universitas.
2) Mendeskripsikan gambaran Telkom University pada tahun
2017
Aktivitas ini menjelaskan seperti apa kondisi yang dicita-
citakan Telkom University di tahun 2017 untuk mewujudkan
World Class University.
3) Mendeskripsikan visi, misi, nilai, dan tujuan Telkom
University
Aktivitas ini menjelaskan visi, misi, nilai, dan tujuan Telkom
University sebagai pandangan ke depan mewujudkan cita-
citanya.
4) Mendeskripsikan sasaran strategis Telkom University
Aktivitas ini menjelaskan sasaran strategis sebagai indikator
pencapaian rencana strategis Telkom University di tahun 2014
– 2017.
5) Mendeskripsikan profil Direktorat Sistem Informasi
Telkom University
Aktivitas ini menjelaskan profil dari penyedia layanan TI di
dalam objek penelitian.
6) Mendeskripsikan visi dan misi Direktorat Sistem Informasi
Telkom University
Aktivitas ini menjelaskan visi dan misi dari penyedia layanan
TI dalam rangka penyampaian dan dukungan layanan TI ke
pelanggan.
7) Mendeskripsikan struktur organisasi Direktorat Sistem
Informasi Telkom University saat ini
Aktivitas ini menjelaskan struktur organisasi saat ini dari
penyedia layanan TI sebagai bagian dari perancangan struktur
organisasi target di fase selanjutnya. Berikut diagram yang
menunjukan struktur organisasi Direktorat SISFO saat ini.
DIREKTUR SISTEM
INFORMASI
YANUAR FIRDAUS ARIE
WIBOWO
MANAJER OPERASIONAL
SISTEM INFORMASI
BANI SETIAJI
MANAJER KOMUNIKASI &
LAYANAN CUSTOMER
DEDY RAHMAN WIJAYA
MANAJER RISET &
PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI
KUSUMA AYU
LAKSITOWENING
ASISTEN MANAJER LAYANAN
SISTEM INFORMASI
AKADEMIK
MAYA SETYAWATI
ASISTEN MANAJER LAYANAN
SISTEM INFORMASI NON-
AKADEMIK & ENTERPRISE
AGUS RHOMA RISWANTO
ASISTEN MANAJER
PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR
IBNU ASROR
ASISTEN MANAJER LAYANAN
DATA, SECURITY, CONTENT &
APPLICATION
YULI ADAM PRASETYO
ASISTEN MANAJER URUSAN
HELPDESK & CUSTOMER
CARE CENTER
ASISTEN MANAJER RISET &
INOVASI TEKNOLOGI
INFORMASI
ERDA GUSLINAR PERDANA
ASISTEN MANAJER
PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI
TORA FAHRUDIN
Gbr. 6. Struktur organisasi Direktorat Sistem Informasi Telkom University saat
ini. Divisi di bawah koordinasi Direktur terdiri dari tiga bagian, yaitu
Operasional Sistem Informasi (OPSI), Komunikasi & Layanan Customer (KOMLAC), dan Riset & Pengembangan Sistem Informasi (RISBANGSI).
8) Mengidentifikasi stakeholder sebagai pelanggan layanan
TI
Sebagai sebuah enterprise yang bergerak di bidang
pendidikan dan akan mengimplementasikan ITSM, seluruh
stakeholder Telkom University lebih tepat jika dirujuk sebagai
pelanggan. Sebagai contoh, mahasiswa merupakan pelanggan
Telkom University. Mereka mengikuti kegiatan perkuliahan
dengan diwajibkan untuk membayar tuition fee setiap
semesternya. Sehingga, secara tidak langsung mahasiswa
(termasuk orang tua) membeli layanan TI yang disediakan oleh
universitas. Pun, mahasiswa (termasuk orang tua) adalah
pengguna dari layanan TI tersebut. Dalam kondisi saat ini,
mahasiswa tidak terlibat secara langsung dalam mendefinisikan
target layanan. Melainkan hal tersebut telah ditentukan dari
awal (top-down push) oleh Direktorat SISFO. Hal ini memang
sangat mungkin terjadi mengingat Telkom University belum
mengimplementasikan ITSM di dalam proses bisnisnya.
Dengan demikian, definisi pelanggan tepat untuk digunakan di
Telkom University dalam rangka pengimplementasian ITSM.
Berikut tabel di bawah ini menjelaskan pelanggan layanan TI
dari Direktorat SISFO.
TABEL I
PELANGGAN LAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI
Jenis Nama Deskripsi
Inte
rnal
Telkom
Foundation
Organisasi yang membawahi Telkom University dan beberapa lembaga
pendidikan lainnya, yang memiliki
wewenang dalam penerapan kebijakan.
Pimpinan
Pimpinan Telkom University mulai dari
tingkat rektorat, dekan, hingga ketua
program studi (kaprodi).
Mahasiswa Seluruh mahasiswa aktif Telkom University yang sedang menempuh masa
studi maupun yang telah menjadi lulusan.
Orang tua
Orang tua mahasiswa aktif Telkom University yang berkewajiban melakukan
pemantauan progres akademik dan non-
akademiknya.
Dosen
Pengajar yang berkontribusi secara langsung di kegiatan perkuliahan. Dalam
memberikan materi dan evaluasi kepada
mahasiswa.
Karyawan
Staf yang berperan di dalam kegiatan
operasional dan manajerial akademik dan
non-akademik Telkom University.
Fakultas
Divisi administratif akademis di Telkom University berdasarkan area keilmuan
tertentu dan yang membawahi beberapa program studi.
Program Studi Divisi administratif akademis di Telkom
University berdasarkan area studi tertentu.
Unit bisnis
Unit bisnis atau divisi di dalam struktur organisasi yang berperan pada kegiatan
operasional dan manajerial akademik dan
non-akademik Telkom University.
Laboratorium dan
bengkel
Laboratorium dan bengkel di setiap program studi yang mengadakan kegiatan
praktikum untuk mendukung mata kuliah
tertentu.
Research group
Kelompok yang berfokus mengkaji suatu
bidang ilmu dan penelitian terkait yang
dibentuk oleh mahasiswa.
Unit Kegiatan Mahasiswa
Unit kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan mahasiswa.
Ek
ster
nal
Prospek
mahasiswa baru
Prospek atau minatan mahasiswa baru yang
tertarik untuk melanjutkan studi di Telkom University.
Alumni
Ikatan keseluruhan lulusan sekolah dan
institusi pendidikan Telkom yang memberikan kontribusi untuk
pengembangan Telkom University ke
depannya.
Perusahaan
Organisasi yang bekerja sama dengan
Telkom University dalam berbagi
informasi, lapangan kerja, beasiswa, sponsorship yang mendukung kegiatan
universitas.
Pemerintah
Lembaga pemerintahan yang
berkewenangan terhadap penerapan
kebijakan legal, seperti Undang-Undang.
Universitas Lain Universitas yang melakukan kerjasama dengan Telkom University di bidang
akademik, seperti penelitian bersama.
Organisasi Bisnis dan Publik
Organisasi bisnis berperan dalam hal melakukan kerjasama dengan Telkom
University untuk memperoleh benefit dan
sumber pendanaan. Organisasi publik berperan dalam memberikan pelayanan
publik bagi sivitas akademika Telkom
University, seperti kesehatan dan keamanan.
Pengunjung
Pengunjung resmi yang datang ke
lingkungan Telkom University baik untuk kepentingan akademik maupun non-
akademik.
V. FASE SERVICE DESIGN
A. Fase Service Architecture
Pada fase ini, beberapa komponen dari arsitektur layanan telah
dirancang, di antaranya sebagai berikut:
1) Hasil kuesioner pendapat pelanggan layanan TI
Komponen ini mendeskripsikan hasil kuesioner yang telah
disebarkan ke pelanggan internal layanan TI Telkom
University. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui
perception, experience, recommendation, dan request yang
digunakan sebagai requirement perbaikan dari layanan dan
infrastruktur TI. Aspek perbaikan dapat meliputi perancangan
layanan baru, pembaharuan atribut kualitas layanan dan
infrastruktur TI. Berikut di bawah ini deskripsi hasil kuesioner
pendapat layanan pelanggan TI:
a. Responden kuesioner ini adalah pelanggan internal
Telkom University yang memanfaatkan layanan TI
saat ini. Total responden dalam kuesioner ini adalah
50 responden, dengan 49 responden adalah
mahasiswa, dan 1 responden adalah alumni.
b. Metode perhitungan hasil kuesioner menggunakan
analisis statistika. Di mana setiap jawaban
dikonversikan menjadi data angka. Data angka
tersebut kemudian dicari rataan, standar deviasi, dan
range yang menunjukan hasil yang sesuai pada skala
yang telah ditentukan.
c. Tingkat pentingnya Direktorat SISFO dan layanan-
layanan TI yang disediakan di mata pelanggan berada
pada rentang 3.237 – 4 dengan skala 1-sangat tidak
penting, 2-tidak penting, 3-penting, 4-sangat penting,
yang artinya bahwa pelanggan menyatakan sangat
peting keberadaan Direktorat SISFO dan layanan TI
yang disediakan.
d. Tingkat puasnya pelanggan terhadap kualitas layanan
TI berada pada rentang 2.107 – 3.37 dengan skala 1-
sangat tidak puas, 2-tidak puas, 3-puas, 4-sangat puas,
yang artinya bahwa pelanggan sudah merasa puas.
e. Tingkat setujunya pelanggan terhadap profesionalitas
staf helpdesk dan teknis dalam memberikan dukungan
terhadap layanan TI yang diberikan berada pada
rentang 2.077 – 3.202 dengan skala 1-sangat tidak
setuju, 2-tidak setuju, 3-setuju, 4-sangat setuju, yang
artinya bahwa pelanggan menyatakan setuju dengan
kinerja staf helpdesk dan teknis yang profesional.
f. Rekomendasi peningkatan atribut layanan yang
dikemukakan pelanggan, di antaranya security.
Sebagai contoh, akun SSO setiap pelanggan tidak
diamankan dengan standar enkripsi. Sehingga akun
SSO pelanggan dapat di-scanning dengan
menggunakan tools tertentu yang memungkinkan
bocornya username dan password akun SSO tersebut
ke tangan peretas.
g. Permintaan pelanggan terhadap layanan baru atau
diubah secara keseluruhan menunjukan peningkatan
terhadap layanan saat ini, seperti kecepatan akses
internet ditambah, keamanan data dan informasi
ditingkatkan, sosialisasi katalog dan target layanan ke
pada pelanggan. Pengembangan layanan baru yang
diminta pelanggan, seperti video conference.
2) Target layanan TI (service pipeline dan catalog)
Komponen ini mendeskripsikan seluruh layanan yang baru
atau yang diubah. Perancangan layanan yang baru ini
didasarkan pada pemetaan sasaran strategis universitas dengan
sasaran pengembangan layanan TI. Berikut tabel di bawah ini
menunjukan layanan baru (service pipeline) dan layanan saat
ini yang mengalami peningkatan ataupun tidak.
TABEL II
LAYANAN TI TARGET
Nama layanan Jenis Deskripsi
i-Gracias service catalog Portal sistem informasi akademik dan non-akademik terintegrasi
yang digunakan sebagai
pendukung kegiatan operasional dan manajerial.
i-Caring service catalog Layanan e-learning yang
digunakan untuk mendukung kegiatan perkuliahan.
TUNE service catalog Telkom University Network
Engine. Layanan yang digunakan bagi seluruh civitas academica dan
guest untuk dapat mengakses
intranet dan internet. i-Wonderful service catalog Layanan subdomain, hosting,
content untuk website unit/divisi,
fakultas, program studi, unit kegiatan mahasiswa, dan unit
program lainnya sebagai sarana
sumber informasi resmi. TUBE service catalog Layanan blog resmi untuk
mahasiswa, dosen, dan karyawan.
Fungsinya adalah sharing pengetahuan, informasi,
pengalaman, penelitian, forum
diskusi, dan grup. Tel-U Mail service catalog Layanan email resmi untuk
mahasiswa, dosen, dan karyawan.
Dengan layanan ini, civitas academica bisa mengirim email
dengan domain utama
telkomuniversity.ac.id Software Legal service catalog Layanan Software Legal hasil
kerjasama dengan vendor terkait.
Software Legal yang tersedia adalah software produk Microsoft
dan Anti-Virus. Tel-U Open
Access Initiative
service pipeline Layanan repositori penelitian yang
dilakukan oleh dosen dan
mahasiswa. Repositori tersebut bersifat open access initiative.
Tel-U E-Portfolio service pipeline Layanan portofolio bagi dosen dan
mahasiswa.
Multimedia
Broadcast
service pipeline Layanan publikasi digital content,
seperti audio, gambar, dan video.
Tel-U CRM service pipeline Layanan manajemen hubungan pelanggan berbasis digital untuk
meningkatkan pemasaran Tel-U di
tingkat nasional dan internasional. Tel-U
Collaborative
Research
service pipeline Layanan kolaborasi penelitian
berbasis digital baik antar program
studi di dalam Tel-U maupun antar universitas lain, baik nasional
maupun internasional.
Tel-U Digital Certification
Programme
service pipeline Layanan sertifikasi berbasis digital untuk mengukur, meningkatkan,
dan mempromosikan kemampuan
peserta di dunia industri melalui program pelatihan dan sertifikasi.
3) Katalog layanan saat ini
Setelah dilakukan identifikasi layanan target, selanjutnya
dibuat katalog layanan saat ini sebagai dokumen resmi yang
dapat digunakan Direktorat SISFO untuk mendefinisikan
layanan TI yang disediakan.
4) SLA untuk setiap layanan TI saat ini
Setelah dibuat katalog layanan saat ini, selanjutnya dibuat
Service Level Agreement (SLA), yaitu dokumentasi kontrak
layanan antara Direktorat SISFO dengan pelanggan, terkait
ketersediaan dan dukungan yang harus dipenuhi. SLA ini
menjadi dokumen resmi yang digunakan di Direktorat SISFO.
5) Arsitektur manajemen layanan TI
Pada bagian ini, ditunjukan big-picture dari ITSM
Architecture yang diusulkan untuk diterapkan di Direktorat
SISFO sebagai langkah awal penerapan ITSM inisial berbasis
ITIL.
Telkom University
Direktorat Sistem Informasi
IT Service Management Process
Strategic Layer
IT Quality Assurance
Business Relationship
ManagementStrategy Management
Financial Management for IT
ServicesIT Risk Management
Design Coordination
Capacity Management Availability Management Vendor Management
Tactical Layer
Service Level Management
Service Catalogue
ManagementService Development
Service Availability
Management
Architecture Management
Information Security
Management
Operational Layer
Technical Management Performance ManagementRelease & Deployment
Management
Event Management Incident Management Problem Management
Request Fulfilment
IT Infrastructure
Application Layer
Server Layer
Storage Layer
Network Layer
IT Operational Portal
Customer Portal
Reporting
Dashboard
Alerting/Notification
Help Desk
Monitoring
Ticketing
Inte
rnal C
us
tom
ers
Service Knowledge Management Systems
Service Portfolio
Service Catalog
Retired Services
Service Pipeline
Exte
rnal C
us
tom
ers
Gbr. 7. Target ITSM Architecture. Pada bagian ITSM Process terdiri dari 3
layer, yaitu strategic, tactical, dan operational layer. Selain itu, terdapat
Service Knowledge Management System (SKMS) dan IT Operational Portal
yang akan dikembangkan menjadi sistem ITSM terintegrasi.
B. Fase IT Infrastructure Architecture
Perancangan arsitektur infrastruktur TI untuk Telkom
University, khususnya Direktorat SISFO sebagai penyedia
layanan TI yang akan dirancang adalah topologi jaringan target
yang berdasarkan topologi jaringan saat ini dan infrastruktur TI
berbasis cloud computing.
Cloud computing atau yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia, komputasi awan, adalah suatu model yang
memungkinkan akses jaringan yang tersedia di mana saja,
mudah digunakan, dan on-demand ke dalam suatu shared pool
yang terdiri dari sumber daya komputasi yang dapat
dikonfigurasikan (seperti jaringan, server, penyimpanan,
aplikasi, dan layanan) yang secara cepat dapat disediakan dan
dirilis dengan pengelolaan atau interaksi minimal dengan
penyedia layanan [15]. Berikut diagram di bawah ini
menunjukan big-picture dari topologi jaringan target dengan
infrastruktur TI berbasis cloud computing.
Model yang memungkinkan organisasi TI memanfaatkan
layanan dari penyedia cloud computing pihak ketiga untuk
pengelolaan infrastruktur TI nya dikenal dengan Infrastructure
as a Service (IaaS). Cloud computing memungkinkan
Direktorat SISFO mengubah capital expenditures menjadi
operational expenditures (opex). Hal ini dikarenakan
Direktorat SISFO tidak perlu menganggarkan capex untuk
membangun infrastruktur TI lokal sendiri. Direktorat SISFO
dapat menggunakan layanan dari penyedia (third-party) cloud
computing yang andal dan terpercaya. Pada umumnya, metode
pembiayaan untuk menyewa infrastruktur TI berbasis cloud
computing dari pihak ketiga adalah pay-per-use. Meskipun
demikian, pembiayaan infrastruktur TI berbasis cloud
computing tentunya jauh lebih mahal dibanding dengan
membangun infrastruktur TI lokal sendiri.
Core Router
TES Router
TASS RouterTCIS Router
TEBS Router BTP Router
Local IT Infrastructure
@ Direktorat SISFO
Third-party Private
Cloud based IT
Infrastructure
Internet
Access Layer
Captive Portal Client
(TUNE)
Core Layer
Distribution Layer
Access Layer
Captive Portal Client
(TUNE)
Access Layer
Captive Portal Client
(TUNE)
Access Layer
Captive Portal Client
(TUNE)
Access Layer
Captive Portal Client
(TUNE)
Gbr. 8. Hasil perancangan topologi jaringan target Telkom University dengan infrastruktur TI berbasis cloud-computing.
VI. SIMPULAN
ITSM Architecture yang dirancang dalam penelitian ini
menghasilkan dua komponen utama, yaitu Service Architecture
dan IT Infrastructure Architecture. ITSM Architecture ini
bertujuan memberikan gambaran sistematis bagi penyedia
layanan TI dalam rangka implementasi ITSM inisial berbasis
ITIL V3. Peningkatan untuk penelitian selanjutnya adalah
perancangan arsitektur yang juga menghasilkan kumpulan
dokumentasi policy, standard, dan procedure yang bermanfaat
di area IT Governance and Management dari penyedia layanan
TI.
REFERENSI
[1] R. Skriletz, "How to Make IT a Business Enabler," 27 December
2013. [Online]. Available: http://www.b-eye-
network.com/view/16788.
[2] ITIL 2011 Edition, Service Strategies, London: Office Of Government
Commerce, 2011.
[3] R. Skrilletz, "IT Has Become a Business Obstacle," 27 December 2013. [Online]. Available: http://www.b-eye-
network.com/view/16787.
[4] C. H. Hiong, "Implementing an IT Service Management Architecture," Bangkok, 2008.
[5] J. Dugmore, Achieving ISO/IEC 20000 - The Differences Between
BS 15000 and ISO/IEC 20000, BSI Group, 2006.
[6] D. Topalovic, "ITIL & ISO 20000 Blog," 27 December 2013.
[Online]. Available: http://www.20000academy.com/Blog/March-
2013/ITIL-and-ISO-20000-A-Comparison.
[7] S. Mann, "ITIL Global Adoption Rates, Well At Least A Good
Indication Of Where It Is At," Forrester, 3 Januari 2012. [Online].
Available: http://blogs.forrester.com/stephen_mann/12-01-03-
itil_global_adoption_rates_well_at_least_a_good_indication_of_whe
re_it_is_at. [Accessed 23 Mei 2014].
[8] Gartner, "Gartner IT Glossary - Enterprise Architecture (EA)," Gartner, [Online]. Available: http://www.gartner.com/it-
glossary/enterprise-architecture-ea/. [Accessed 23 May 2014].
[9] P. Weill, "Innovating with Information Systems: What do the most agile firm in the world do?," in Sixth e-Business Conference,
Barcelona, 2007.
[10] E. B. Setiawan, "Pemilihan EA Framework," in Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta, 2009.
[11] I. Menken, ITIL V3 Implementation Quick Guide – The Art of
Stress-Free IT Service Management – Second Edition, Queensland: Emereo Pty Ltd., 2010.
[12] Office of Government Commerce, Service Design, London: The
Stationary Office, 2011.
[13] The Open Group, TOGAV Version 9.1, United States: The Open
Group, 2011.
[14] G. Alpa, "General Principles of Law," Annual Survey of International & Comparative Law, vol. 1, 1994.
[15] P. Mell and T. Grance, The NIST Definition of Cloud Computing,
Gaithersburg: NIST Special Publication 800-145, 2011.