perancangan dan analisis otomasi sistem kendali quadcopter melalui koordinat dengan global...

Upload: habibie-ghani

Post on 19-Oct-2015

941 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Perakitan quadcopter mulai dari spesifikasi bahan perakitannya hingga menjadi bentuk pesawat yang siap untuk diterbangkan. Selain itu, pembaca dapat mengetahui sistem akurasi autopilot pada ardu mega pilot2

TRANSCRIPT

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    1/87

    i

    PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM

    KENDALI QUADCOPTER MELALUI

    KOORDINAT DENGANGLOBAL POSITIONING SYSTEM TRACKER

    Design and Analysis of Quadcopter Control System Automation

    Coordinate with Global Positioning System Tracker

    TUGAS AKHIR

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

    pada Fakultas Elektro dan Komunikasi Institut Teknologi Telkom

    Oleh :

    GHANI AKBAR HABIBIE

    111118031

    FAKULTAS ELEKTRO DAN KOMUNIKASI

    INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

    BANDUNG

    2013

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    2/87

    ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    TUGAS AKHIR

    PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM

    KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT

    DENGAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM TRACKER

    Design and Analysis of Quadcopter Control System Automation

    Coordinate with Global Positioning System Tracker

    GHANI AKBAR HABIBIE

    111118031

    Telah disetujui dan disahkan sebagai Tugas Akhir

    Program Sl Teknik Telekomunikasi Fakultas Elektro dan KomunikasiInstitut Teknologi Telkom

    Pembimbing I Pembimbing II

    M. Sarwoko,Ir., M.Sc.

    NIP: 09440560-3

    Agung Nugroho Jati, ST., MT.

    NIP: 10880616-3

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    3/87

    iii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    NAMA : GHANI AKBAR HABIBIE

    NIM : 111118031

    ALAMAT : Jl. Godean Km.10 Gang Manyar RT 03/03 Sentul

    Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta

    NO TELPON : 085729251829

    EMAIL : [email protected]

    Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan karya orisinal saya sendiri,

    dengan judul :

    PERANCANGAN DAN ANAL ISIS OTOMASI SISTEM

    KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT

    DENGAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM TRACKER

    Design and Analysis of Quadcopter Control System Automation Coordinate

    with Global Positioning System Tracker

    Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang

    dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

    terhadap kejujuran akademik atau etika keilmuan dalam karya ini, atau

    ditemukan bukti yang menunjukkan ketidakaslian karya ini.

    Bandung, 14 Februari 2013

    Ghani Akbar Habibie

    111118031

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    4/87

    iv

    ABSTRACT

    Quadcopter was one of UAV (Unmaned Aerial Vehicle) the multi-rotor

    in the technological surface aeromodelling that had the free movement in air

    used four brushless the motor. UAV this was equipped by the censor gyro

    and the other censor as stabilizer flew the aircraft. Quadcopter that was

    supplemented with GPS (Global Positioning System) equipment could be

    made use of as the search implement for the target was based on the co-

    ordinate that was determined in an autonomous manner. Because of that must

    be carried out by the integration between the movement of the aircraft and

    the calculation system of the GPS co-ordinate, so as the aircraft could move

    in an aoutonomous manner headed the co-ordinate that was meant.

    In the task of this end, the writer analysed a movement system

    quadcopter with GPS equipment in the aspect of height accuracy, the co-

    ordinate accuracy, CEP (Circular Error Probability), and 2DRMS (2

    Dimension Root Mean Square) of the aircraft. This movement was provided

    a basis for by the calculation latitude and longitude to GPS equipment that

    was mentioned waypoint by the aircraft as the aim co-ordinate. To get this

    data, was used by the minimal system mikrokontroler ATmega2560 as flight

    controller, ESC as the control of the speed of the motor as well as supporting

    equipment like the censor gyro, sonar, and flash card as logger the data.

    Quadcopter autonomous systems can achieve the goal point coordinates

    automatically (AUTO mode) have a path with a straight line from the starting

    point. At the AUTO mode, Quadcopter drove at a constant speed 3.37 m / s

    and then do LOITER at destination waypoint. While doing LOITER mode

    (hold position), Quadcopter shift with the lowest value as far as 5.64 m. As

    for the estimated maximum distance Quadcopter is 2830.8 m in AUTO mode

    with li-po battery 3000mAH.

    Keyword : GPS, CEP, 2DRMS, autonomous, waypoint

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    5/87

    v

    ABSTRAK

    Quadcopter merupakan sebuah UAV(Unmanned Aerial Vehicle)

    multi rotor di bidang teknologi aeromodelling yang memiliki pergerakan

    bebas di udara menggunakan empat brushlessmotor. UAV ini dilengkapi

    sensorgyrodan sensor lain sebagai alat bantu penyetabil terbang pesawat.

    Quadcopter yang dilengkapi dengan perangkat GPS (Global Positioning

    System) dapat dimanfaatkan sebagai alat pencarian target berdasarkan

    koordinat yang telah ditentukan secara autonomous. Oleh karena itu perlu

    dilakukan integrasi antara pergerakan pesawat dengan sistem perhitungan

    koordinat GPS, sehingga pesawat dapat bergerak secara aoutonomousmenuju koordinat yang dimaksud.

    Dalam tugas akhir ini, penulis menganalisis sebuah sistem

    pergerakan quadcopterdengan perangkat GPS dalam segi akurasi keinggian,

    akurasi koordinat, CEP (Circular Error Probability), dan 2DRMS (2

    Dimension Root Mean Square). Pergerakan tersebut didasari oleh

    perhitungan latitude dan longitude pada perangkat GPS yang disebut

    waypoint oleh quadcopter sebagai koordinat tujuan. Untuk mendapatkan

    data tersebut, digunakan sistem minimum mikrokontroler ATmega2560

    sebagaiflightcontroller, ESC (Electronic Speed Controller) sebagai kontrol

    kecepatan motor serta perangkat pendukung seperti sensor gyro,altimeter

    danflashcardsebagai loggerdata.

    Sistem autonomousquadcopterdapat mencapai titik koordinat tujuan

    secara otomatis (mode AUTO) memiliki jalur dengan lintasan lurus dari titik

    awal. Pada saat mode AUTO, quadcoptermelaju dengan kecepatan konstan

    3,37 m/s dan kemudian melakukan LOITER pada waypoint tujuan. Saat

    melakukan mode LOITER (hold position), quadcopter terjadi pergeseran

    dengan nilai terendah sejauh 5,64 m. Sedangkan untuk estimasi maksimum

    jarak tempuh quadcopter adalah 2830,8 m dengan mode AUTO dengan

    baterai li-po 3000mAH.

    Kata kunci : GPS, CEP, 2DRMS, autonomous, waypoint

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    6/87

    vi

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaykum Wr. Wb.

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

    telah melimpahkan segala karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga

    dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai persyaratan untuk

    menyelesaikan program studi Sarjana S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas

    Elektro dan Komunikasi Institut Teknologi Telkom.

    Dalam tugas akhir ini, yang berjudul PERANCANGAN DAN

    NALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI

    KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSITIONING SYSTEMTRACKER, penulis mengharapkan agar UAV autonomousquadcopterini

    dapat dikembangkan lebih lanjut lagi sehingga dapat memaksimalkan

    potensi anak bangsa untuk lebih memajukan teknologi di Indonesia.

    Dengan kerendahan hati penulis penulis sangat mengharapkan kritik

    serta saran untuk memperbaiki tugas akhir ini pada khususnya dan

    kemampuan penulis pada umumnya. Kritik dan saran bisa disampaikan

    melalui email : [email protected]. Semoga tugas akhir ini dapat

    memberikan manfaat bagi kita semua.

    Wassalammualaykum Wr. Wb

    Bandung, 14 Februari 2013

    Penulis

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    7/87

    vii

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah atas karunia dan rahmatNya

    yang telah memberikan segalanya pada penulis untuk menyelesaikan tugas

    akhir ini. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima

    kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

    1. Allah, Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan kekuatan,keyakinan, kemudahan, kelancaran, dan segala apapun sehingga

    penulis dapat menghadapi segala ujian dan tantangan dalam

    penyelesaian seluruh tugas akhir ini.

    2.

    Bapak Slamet Widodo dan Ibu Siti Sudaryatun selaku orang tua sayayang saya sayangi, terimakasih untuk dukungan, nasehat, serta doa

    yang selalu mengalir tanpa putus demi keberhasilan saya. Doa kalian

    akan selalu mengiringi setiap langkah saya, amin, serta kedua kakak

    saya, Achmad Fauzan dan Akhmad Faishal, terima kasih atas segala

    dukungan dan arahannya selama ini. Serta adek Haryati Istiqomah,

    yang selalu mendukung saya dalam menjalankan amanah di kampus

    hingga tugas akhir ini, semoga Allah selalu memberikan Cinta-Nya

    kepadamu

    3. Bapak M. Sarwoko, selaku pembimbing I, terima kasih untukbimbingan, masukan, kritikan, ide-ide, nasehat, serta ilmu yang telah

    diberikan. Bapak Agung Nugroho Jati, selaku pembimbing II, terima

    kasih untuk bimbingan, masukan, kritikan, nasehat, serta ilmu yang

    telah diberikan.

    4. Bapak Koredianto Usman selaku dosen wali, terima kasih untukbimbingan, saran dan masukan selama ini.

    5. Keluarga Besar Laboratoria Bengkel Mekatronika yang telahmemberikan saya keluarga baru yang tak putus-putusnya menggali

    ilmu di dalamnya, serta suka, duka yang dilalui di dalamnya.

    6. Keluarga BGM 20, Bapak Junaedi dan Ibu Nuraeni selaku pemilik,dan rekan-rekan BGM serta ex BGM 20 lain yang tidak dapat

    disebutkan satu per satu, terima kasih atas kesolid-an kalian sebagai

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    8/87

    viii

    keluarga yang ke-2 saya di Bandung, semoga kita selalu bertemu

    dalam rahmat-Nya,amin.

    7. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satupersatu. Walau ucapan terima kasih tidak cukup, semoga Allah

    membalas semua kebaikan dengan karunia-Nya.

    Sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah dan penulis

    sangatlah jauh dari kesempurnaan. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi

    pembaca.

    Bandung, 14 Februari 2013

    Penulis

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    9/87

    ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iii

    ABSTRACT ................................................................................................ iv

    ABSTRAK .................................................................................................... v

    KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

    UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... vii

    DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

    DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xv

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

    PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

    1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2

    1.3 Perumusan Masalah ....................................................................... 2

    1.4 Batasan Masalah ............................................................................ 2

    1.5 Metodologi Penelitian .................................................................... 3

    1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 4

    LANDASAN TEORI .................................................................................... 5

    2.1 Mikrokontroler ATmega2560 ........................................................ 5

    2.2 Mikrokontroler ATmega32U2 ....................................................... 9

    2.3 Motor Brushless DC..................................................................... 13

    2.3.1 Stator ........................................................................................ 14

    2.3.2 Rotor ........................................................................................ 17

    2.4 Gyroscope .................................................................................... 18

    2.4.1 Rotary Gyroscopes ................................................................... 18

    2.4.2 Vibrating Gyroscope ................................................................ 19

    2.4.3 Optical Gyroscopes .................................................................. 21

    2.5 Accelerometer .............................................................................. 22

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    10/87

    x

    2.5.1 Prinsip Kerja ............................................................................ 22

    2.5.2 Tipe accelerometer ................................................................... 23

    2.6 Global Positioning System (GPS) ................................................ 24

    2.6.1 Kemampuan GPS ..................................................................... 24

    2.6.2 Produk yang Diberikan GPS .................................................... 24

    2.6.3 Segmen Penyusun Sistem GPS ................................................ 25

    2.6.4 Prinsip Penentuan Posisi dengan GPS ..................................... 25

    2.6.5 Tipe Alat (Receiver) GPS ........................................................ 26

    2.6.6 Sinyal dan Bias pada GPS ....................................................... 26

    2.6.7 Error Source pada GPS ............................................................ 27

    2.6.8 Metoda Penentuan Posisi dengan GPS .................................... 27

    2.6.9 Ketelitian Posisi yang Diperoleh dari Sistem GPS .................. 27

    2.7 Statistika ....................................................................................... 28

    2.7.1 Rerata ....................................................................................... 28

    2.7.2 Standar Deviasi ........................................................................ 28

    2.7.3 Tingkat Kesalahan Pengukuran ............................................... 28

    2.7.4 Akurasi Koordinat GPS ........................................................... 29

    PERANCANGAN SISTEM ....................................................................... 30

    3.1 Analisis Perancangan Sistem ....................................................... 30

    3.2 Blok Diagram Sistem ................................................................... 30

    3.3 Diagram Alir Sistem .................................................................... 31

    3.4 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ........................................... 33

    3.4.1 Frame F450Q ........................................................................... 33

    3.4.2 Brushless Motor 950KV .......................................................... 33

    3.4.3 Electronic Speed Controller (ESC) .......................................... 343.4.4 Propeller 1045 .......................................................................... 35

    3.4.5 Flight Controller ...................................................................... 36

    3.4.6 Baterai LiPolymer .................................................................... 38

    3.4.7 Remote Control (RC) ............................................................... 38

    3.5 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak .......................................... 39

    3.5.1 APM Planner ............................................................................ 39

    3.5.2 Firmware Arduino Copter V2.8.1Quad ................................... 39

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    11/87

    xi

    3.6 Perakitan perangkat ...................................................................... 39

    3.7 Konfigurasi perangkat .................................................................. 40

    3.7.1 Konfigurasi Remote Control (RC) ........................................... 40

    3.7.2 Kalibrasi ESC .......................................................................... 41

    3.7.3 Kalibrasi pada Flight Controller .............................................. 43

    3.8 Analisis Sistem Keseluruhan ....................................................... 44

    3.9 Skenario Pengujian dan Pengukuran............................................ 44

    3.9.1 Skenario Pengukuran Ketinggian ............................................ 44

    3.9.2 Skenario Pengukuran Akurasi dan Presisi Koordinat GPS ..... 45

    3.9.3 Skenario Pengujian Quadcopter Manual ................................. 46

    3.9.4 Skenario Pengukuran Waktu Terbang ..................................... 47

    3.9.5 Skenario Pengujian dan Pengukuran Autonomous .................. 47

    ANALISIS HASIL PENGUJIAN SISTEM ............................................... 49

    4.1 Pengukuran dan Analisis Ketinggian Quadcopter ....................... 49

    4.1.1 Ketinggian 50 Sentimeter ........................................................ 49

    4.1.2 Ketinggian 100 Sentimeter ...................................................... 50

    4.1.3 Ketinggian 150 Sentimeter ...................................................... 51

    4.1.4 Ketinggian 200 Sentimeter ...................................................... 51

    4.2 Pengukuran dan Analisis Akurasi dan Presisi Koordinat GPS .... 52

    4.2.1 Koordinat Asal ......................................................................... 53

    4.2.2 Koordinat Tujuan ..................................................................... 56

    4.3 Analisis Estimasi Jarak Tempuh Maksimal Quadcopter ............. 59

    4.4 Pengukuran dan Analisis Autonomous Quadcopter .................... 59

    4.4.1 Koordinat Autonomous Zona 48 ............................................. 60

    4.4.2 Koordinat Autonomous Zona 49 ............................................. 65PENUTUP .................................................................................................. 70

    5.1 Kesimpulan .................................................................................. 70

    5.2 Saran............................................................................................. 70

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 71

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    12/87

    xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 IC Mikrokontroler ATmega2560 .............................................. 7

    Gambar 2.2 IC Mikrokontroler ATmega32U2 ........................................... 12

    Gambar 2.3 Blok PenyusunMotor Brushless............................................. 15

    Gambar 2.4 Pembagian Kutub Motor BLDC ............................................. 15

    Gambar 2.5 Sinyal Fasa Motor Trapezoidal............................................... 16

    Gambar 2.6 Sinyal Fasa Motor Sinusoidal................................................. 16

    Gambar 2.7 Penampang Pengaturan Magnet .............................................. 17

    Gambar 2.8 Sistem KerjaRotary Gyroscope............................................. 19

    Gambar 2.9 Sistem Kerja Vibrating Gyroscope......................................... 20

    Gambar 2.10 Sistem Kerja Optical Gyroscope.......................................... 21

    Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Keseluruhan ......................................... 30

    Gambar 3.2 Diagram Alir Sistem Kerja Quadcopter Autonomous............ 32

    Gambar 3.3 Konfigurasi ArahPropeller.................................................... 40

    Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengukuran Ketinggian 50 cm ........................... 49

    Gambar 4.2 Grafik Hasil Pengukuran Ketinggian 100 cm ......................... 50

    Gambar 4.3 Grafik Hasil Pengukuran Ketinggian 150 cm ......................... 51

    Gambar 4.4 Grafik Hasil Pengukuran Ketinggian 200 cm ......................... 52

    Gambar 4.5 Jalur Pengukuran Akurasi Koordinat GPS ............................. 53

    Gambar 4.6 Distribusi X dan Y serta CEP(merah) & 2DRMS(hijau)

    Koordinat Asal ............................................................................................ 54

    Gambar 4.7 Grafik Distribusi Normal Koordinat Asal .............................. 55

    Gambar 4.8 Distribusi X dan Y beserta CEP (merah) & 2DRMS (hijau)

    Koordinat Tujuan ........................................................................................ 57

    Gambar 4.9 Grafik Distribusi Data Koordinat Tujuan ............................... 58

    Gambar 4.10 Distribusi X dan Y serta CEP (merah) & 2DRMS (hijau)

    Mode LOITER Zona 48 .............................................................................. 62

    Gambar 4.11 Grafik Distribusi Data KoordinatAutonomousZona 48 ...... 63

    Gambar 4.12 Jalur KoordinatAutonomousZona 48 .................................. 64

    Gambar 4.13 Distribusi X dan Y serta CEP (merah) & 2DRMS (hijau)

    Mode LOITER Zona 49 .............................................................................. 67

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    13/87

    xiii

    Gambar 4.14 Grafik Distribusi Pengelompokan DataAutonomous Zona 49

    .................................................................................................................... 68

    Gambar 4.15 Jalur KoordinatAutonomousZona 49 .................................. 69

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    14/87

    xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Spesifikasi Mikrokontroler ATmega2560 .................................... 5

    Tabel 2.2 Spesifikasi Mikrokontroler ATmega32U2 ................................. 10

    Tabel 3.1 SpesfifikasiFrameF450Q .......................................................... 33

    Tabel 3.2 SpesfifikasiBrushless Motor950KV ......................................... 33

    Tabel 3.3 Spesifikasi ESC .......................................................................... 35

    Tabel 3.4 Spesifikasi GPS Mavlink ............................................................ 38

    Tabel 3.5 Konfigurasi Mode ESC .............................................................. 42

    Tabel 3.6 Pemilihan Mode Program ESC ................................................... 42

    Tabel 4.1 Koordinat X dan Y Asal UTM .............................................. 53

    Tabel 4.2 Nilai CEP dan 2DRMS Koordinat Asal ..................................... 53

    Tabel 4.3 Nilai Pengelompokan Data Koordinat Asal ............................... 55

    Tabel 4.5 Koordinat X dan Y Tujuan.................................................... 56

    Tabel 4.6 Nilai CEP dan 2DRMS Koordinat Tujuan ................................. 56

    Tabel 4.7 Distribusi Pengelompokan Data Koordinat Tujuan .................... 58

    Tabel 4.8 Distribusi Data Koordinat Tujuan .............................................. 58

    Tabel 4.10 Parameter Pengujian Zona 48Autonomous.............................. 60

    Tabel 4.11 Koordinat X dan Y Zona 48Autonomous.......................... 60

    Tabel 4.12 Nilai CEP, 2DRMS dan Pergeseran KoordinatAutonomous

    Zona 48 ....................................................................................................... 61

    Tabel 4.13 Distribusi Pengelompokan Data KoordinatAutonomous Zona 48

    .................................................................................................................... 63

    Tabel 4.14 Distribusi Data KoordinatAutonomous Zona 48 .................... 63

    Tabel 4.15 Parameter Pengujian Zona 49Autonomous.............................. 65

    Tabel 4.16 Koordinat X dan Y Zona 49Autonomous................................ 65

    Tabel 4.17 Nilai CEP, 2DRMS, dan Pergeseran KoordinatAutonomous

    Zona 49 ....................................................................................................... 66

    Tabel 4.18 Distribusi Pengelompokan Data KoordinatAutonomous Zona 49

    .................................................................................................................... 68

    Tabel 4.19 Distribusi Data KoordinatAutonomous Zona 49 ..................... 68

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    15/87

    xv

    DAFTAR SINGKATAN

    UAV : Unmaned Aerial Vehicle

    CEP : Circular Error Probability

    2DRMS : 2Dimension Root Mean Square

    RC :Remote Control

    FC :Flight Controller

    FCd :Flash Card

    BLDC :BrushlessDirect Current

    PID :Proportional Integral Derivative

    GPS : Global Positioning System

    NMEA :National Marine Electronics Association

    MEMS :Micro-machined Electro-Mechanical System

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    16/87

    xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN A :DatasheetPerangkat Keras

    LAMPIRAN B : Rangkaian SchematicdanLayoutPCB Elektronika

    LAMPIRAN C : Perhitungan Akurasi Sensor Tinggi & Koordinat

    LAMPIRAN D : Foto Hasil Perancangan Quadcopter

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    17/87

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangSistem pengintaian dengan robot merupakan suatu terobosan

    teknologi yang berfungsi sebagai alat pelacak suatu objek tertentu. Robot

    tersebut digunakan sebagai media pembawa sensor pelacak, kamera, dan

    perangkat lain sehingga memungkinkan pengguna dapat melihat kondisi

    lingkungan dimana robot tersebut bergerak. Namun tidak setiap robot dapat

    difungsikan sebagai media pembawa, dikarenakan bermacam-macam fungsi

    dari masing-masing robot, dengan kata lain robot memiliki keterbatasan

    gerak ruang dan energi. Oleh karena itu pemilihan robot sebagai media

    pembawa alat pengintai harus memiliki sudut penglihatan yang luas dan

    minim obstacle. Salah satu contohnya adalah pesawat UAV atau biasa

    disebut pesawat tanpa awak. Pesawat UAV dapat dilengkapi berbagai

    macam perlengkapan dan sensor-sensor pendukung agar lebih stabil dan

    akurat.

    Tahap pencarian suatu tempat secara autonomous berdasarkan titik

    koordinat/waypoint tertentu, harus dilengkapi dengan perangkat GPS yang

    terintegrasi dalam pesawat UAV tersebut. Perangkat GPS akan menangkap

    sinyal NMEA dari satelit GPS yang menghasilkan koordinat latitute dan

    longitudeterhadap lokasi perangkat GPS tersebut berada. Untuk menentukan

    suatu titik tertentu GPS harus mendapatkan paling sedikit tiga buah sinyal

    satelit GPS.

    Dalam tugas akhir ini, penulis merakit pesawat UAV multirotor

    dengan jenis quadcopter yang dilengkapi dengan perangkat GPS dan

    perangkat pendukung yang mendukung kestabilan terbang quadcopter

    tersebut. Perangkat GPS diintegrasikan dengan respon attitutequadcopter,

    sehingga perlu adanya penerapan sistem PID guna mengatur kestabilan

    terbang pesawat. Parameter yang digunakan adalah perhitungan dan analisis

    akurasi koordinat dengan posisi pesawat, akurasi, ketinggian, dan konsumsi

    daya pada quadcopter.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    18/87

    2

    Quadcopterdiprogram dengan koordinat waypointyang dipilih dan

    akan terbang dengan ketinggian konstan tertentu pada saat menuju waypoint.

    Namun untuk take off, pesawat memerlukan bantuan dari RC terlebih dahulu

    sebelum mendapatkan perintah AUTO, yakni menuju waypoint yang

    dimaksudkan.

    1.2Tujuan PenelitianTujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui sistem integrasi setiap blok penyusun quadcopter.2. Menganalisis hasil pengukuran ketinggian, akurasi koordinat, CEP,

    2DRMS yang dihasilkan GPS.

    3. Mengetahui dan menganalisis perbandingan koordinat perintah yangdituju dengan koordinat LOITER GPS saat quadcopterautonomous.

    4. Mengetahui dan menganalisis estimasi jarak tempuh maksimumquadcopterberdasarkan lama waktu terbang sistem quadcopter.

    1.3Perumusan MasalahBeberapa masalah yang akan timbul dalam perancangan dan analisis

    perhitungan koordinat GPS pada pergerakan quadcopterantara lain:

    1. Bagaimana sistem integrasi setiap blok penyusun quadcopter?2. Bagaimana analisis hasil pengukuran ketinggian, akurasi koordinat,

    CEP, dan 2DRMS yang dihasilkan GPS?

    3. Bagaimana analisis perbandingan koordinat perintah yang ditujudengan nilai koordinat loiter GPS saat quadcopterautonomous?

    4. Berapakah estimasi jarak tempuh maksimum berdasarakan lamawaktu terbang quadcopter?

    1.4Batasan MasalahUntuk membatasi cakupan pembahasan masalah pada tugas akhir ini

    maka diberikan batasan-batasan sebagai berikut:

    a. Perangkat yang digunakan untuk membangun quadcopter berupamodul.

    b. Faktor kecepatan angin, tekanan, suhu, dan tingkat gravitasi padasetiap tempat pengambilan data diasumsikan sama.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    19/87

    3

    c. Tidak membahas secara lanjut mengenaifirmwaredansoftware.d. Parameter pengukuran meliputi ketinggian, akurasi koordinat, CEP,

    2DRMS, beserta distribusi data yang dihasilkan GPS.e. Perhitungan estimasi jarak tempuh maksimum quadcopter

    berdasarkan pengukuran lama waktu terbang quadcopter.1.5Metodologi Penelitian

    Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam menyelesaikan tugas

    akhir ini adalah:

    1. Studi Literatura. Pencarian dan pengkajian teori mengenai integrasi sistem beserta

    cara kerjanya dari berbagai literatur serta sumber yang bermacam-

    macam seperti buku, internet, jurnal, wawancara langsung.

    b. Pengumpulan data-data dan spesifikasi sistem yang dipakai untukpembuatan perangkat sebagai pendukung sistem.

    2. Analisa MasalahMelakukan analisa dari teori yang telah didapat dengan bermacam-

    macam sumber sehingga mendapatkan hasil yang semaksimal

    mungkin.

    3. Perancangan dan Pembuatan SistemPembuatan sistem dengan melakukan integrasi antara perangkat

    utama dan perangkat pendukung.

    4. Simulasi SistemBerdasarkan standar yang ada, tahap selanjutnya adalah melakukan

    simulasi sistem untuk melihat kinerja sistem tersebut.

    5. Eksperimen dan Analisa SistemJika sistem telah berjalan dengan baik, maka akan dilakukan

    eksperimen untuk untuk mendapatkan nilai yang akan ditindaklanjuti

    oleh analisis sistem sehingga menghasilkan sistem yang baik dan

    efisien.

    6. Penulisan LaporanBerupa hasil perancangan, eksperimen dan analisis yang dituliskan

    dalam sebuah laporan.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    20/87

    4

    1.6Sistematika PenulisanSistematika penulisan yang akan digunakan pada tugas akhir ini

    adalah sebagai berikut:

    BAB 1 Pendahuluan

    Berisi latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, perumusan

    masalah, pembatasan masalah dan asumsi yang digunakan, serta

    metode penelitian yang dilakukan.

    BAB 2 Landasan Teori

    Berisi konsep dasar perangkat yang digunakan dalam pendukung

    tentang perancangan dan analisis data tersebut beserta cara kerjanya.

    BAB 3 Perancangan Sistem

    Berisi tentang perancangan dan integrasi antara quadcopter dengan

    modul GSM dan GPS tracker sehingga menghasilkan suatu perangkat

    tracker.

    BAB 4 Analisis Hasil Pengujian Sistem

    Berisi tentang pengujian kerja alat dan analisa dari pengukuran alat

    tersebut berdasarkan parameter-paramater yang telah ditetapkan

    sebelumnya.

    BAB 5 Penutup

    Berisi kesimpulan atas hasil kerja yang telah dilakukan serta saran

    untuk pengembangan maupun perbaikan selanjutnya.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    21/87

    5

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1Mikrokontroler ATmega2560ATmega2560 merupakan mikrokontroler yang memiliki konsumsi daya

    rendah dengan CMOS-8bit berbasis AVR dan arsitektur RISC. Untuk

    menjalankan program yang cukup banyak dalam sekali sekali clock,

    mikrokontroler ini dapat mencapai throughput mendekati 1 MIPS untuk

    setiap MHz. Nilai tersebut menunjukkan bahwa sistem tersebut digunakan

    untuk mengoptimalkan konsumsi daya terhadap kecepatan pemrosesan.

    Tabel 2.1 Spesifikasi Mikrokontroler ATmega2560

    Parameter Nilai

    Memoriflash(Kbytes) 256

    Jumlah pin 100

    Maksimum frekuensi operasi 16 MHz

    CPU 8-bit AVR

    Maksimum I/O pin 86

    UART 4

    ADC channel 16

    ADCResolution(bits) 10

    Kecepatan ADC (ksps) 15

    SPI 5

    TWI(I2C) 1

    DAC channel 0

    DAC resolution(bits) 0

    SRAM (Kbytes) 8

    EEPROM (Bytes) 4096

    Timers 6

    Output Compare channels 16

    Input Capture channels 4

    PWM channels 15

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    22/87

    6

    Mikrokontroler ini dapat menggabungkan instruksi yang cukup banyak

    dengan dukungan 32 register General Purpose. Semua register tersebut

    secara langsung terhubung ke Logic Unit Arithmetic (ALU), yang

    memungkinkan dua register independen dapat diakses dalam satu instruksi

    tunggal yang dijalankan dalam satu siklus clock saja. Arsitektur tersebut

    dapat menghasilkan kode yang lebih efisien sehingga dapat mencapai

    throughputs sepuluh kali lebih cepat daripada mikrokontroler CISC

    konvensional.

    ATmega2560 ini menyediakan fitur berikut ini: memori 256K byte In-

    System Programmable Flash dengan kemampuan Read-While-Write, 4

    Kbytes EEPROM, 8 Kbytes SRAM, 86 General PurposeI/O line, 32 register

    General Purpose, Real Time Counter (RTC), 6 Timer/Counters fleksibel

    dengan membandingkan mode dan PWM, 4 USARTs, sebuah byte

    berorientasi 2-wireserial interface, 16-channel, 10-bit ADC dengan pilihan

    input stagedangainyang dapat diprogram, Timer gain Watchdogyang dapat

    diprogram dengan Osilator internal, akses On-Chip Debugsistem,serta enam

    modesoftwarehemat daya yang dapat dipilih. Mode tersebut salah satunya

    adalah mode idle,yakni mode yang dapat menghentikan CPU pada saat

    sistem menjalankan SRAM, Timer / Counter, SPI port, dan sistem interrupt

    untuk terus berfungsi. Sedangkan mode Power-downdapat menghemat isi

    register namun dapat membekukan Oscillator, menonaktifkan semua fungsi

    chip lainnya sampai dengan interruptberikutnya atau peresetan hardware.

    Selanjutnya, dalam Power-save mode, asynchronous timer terus berjalan

    sehingga memungkinkan pengguna untuk mempertahankan basis waktu pada

    saat perangkat dalam kondisi sleeping. Di dalam mode ADC noisereduction dapat menghentikan CPU dan semua I/O modul kecuali

    Asynchronous Timer dan ADC, untuk meminimalkan perpindahan noise

    selama konversi ADC berlangsung. Dalam modus siaga, Oscillator

    Kristal/Resonator dapat berjalan sementara sisa perangkat lain sleeping.

    Hal ini memungkinkan kombinasi sistem yang dapat start-upsangat cepat

    dengan konsumsi daya yang rendah. Di mode Extended Standby, baik

    Oscillatorutama danAsynchronousTimerterus berjalan.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    23/87

    7

    Mikrokontroler ini menggunakan teknologi high-density nonvolatile

    memoryyang memudahkan dalam pemrograman sistem. On-ChipISPFlash

    memungkinkan memori program dapat diprogram in-system melalui SPI

    serial interface, oleh programmer memory nonvolatile konvensional itu

    sendiri atau dengan program BootOn-chipyang berjalan pada AVR core.

    Program boot tersebut dapat menggunakan antarmuka apapun untuk men-

    downloadaplikasi program di aplikasi Flash memory. Softwarepada bagian

    Boot Flash akan terus berjalan saat bagian ApplicationFlash diperbarui,

    sehingga menyediakan operasi true Read-While-Write. Dengan

    menggabungkan sebuah 8-bit RISC CPU dengan In-System Self-

    Programmable Flash pada chip monolitik, ATmega2560 adalah

    mikrokontroler powerfulyang menyediakan tingkat fleksibel yang tinggi

    dan solusi efisiensi biaya untuk banyak aplikasi embedded control. AVR

    ATmega2560 juga didukung banyak program dan software pengembang

    termasuk: C compilers, assemblersmakro, program debugger/simulator, in-

    circuitemulator, dan kit evaluasi.

    Gambar 2.1 IC Mikrokontroler ATmega2560

    Berikut ini adalah fungsi umum dari pin maupun port Atmega2560:

    1. VCCVCC merupakan pin yang berfungsi untuk catuan utama

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    24/87

    8

    2. GNDPin yang terhubung ke pentanahan/grounding

    3. Port A (PA7-PA0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    4. Port B (PB7-PB0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    5. Port D (PD7-PD0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    6. Port E (PE7-PE0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    7. Port F (PF7-PF0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu saat ADC

    padaportini tidak digunakan.

    8. Port G (PG7-PG0)Port ini merupakan 6-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    9. Port H (PH7-PH0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    10.Port I (PI7-PI0)

    Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    11.Port J (PJ7-PJ0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    25/87

    9

    12.Port K (PK7-PK0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    13.Port L (PL7-PL0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    14.RESETPin untuk pengaturan awal/reset

    15.XTAL1Pin yang berfungsi sebagai masukan menuju ke inversi Oscillator

    Amplifierdan masukan menuju ke rangkaian operasi internal clock

    16.XTAL2Pin ini meruipakan keluaran dari hasil inversi Oscillator Amplifier

    17.AVCCAVCC merupakan suplai tegangan untuk port F dan ADC, dan harus

    disambungkan ke VCC secara eksternal jika ADC tidak digunakan.

    Namun bila menggunakan ADC maka harus disambungkan ke VCC

    untuk melalui filter LPF

    18.AREFPin ini berfungsi sebagai pin referensi analog pada ADC

    2.2Mikrokontroler ATmega32U2ATmega32U2 pada dasarnya mirip dengan ATmega2560, yakni

    memiliki konsumsi daya rendah dengan CMOS 8-bit yang berbasis arsitektur

    RISC, sehingga memiliki kecepatan akses yang sama. Sedangkan perbedaan

    yang mendasar terdapat pada memori yang dimiliki, fitur USB, dan jumlah

    pin yang tersedia. Berikut ini adalah parameter-parameter dan nilai yang

    terdapat pada mikrokontroler ATmega32U2.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    26/87

    10

    Tabel 2.2 Spesifikasi Mikrokontroler ATmega32U2

    Parameter Nilai

    Memoriflash(Kbytes) 32

    Jumlah pin 32

    Maksimum frekuensi operasi 16 MHz

    CPU 8-bit AVR

    Maksimum I/O pin 22

    ExtInterrupt 20

    USB Transceiver 1

    USB Speed Full Speed

    USBInterface Device

    UART 1

    AnalogComparator 1

    I/O SupplyClass 2,7 to 5,5

    OperationVoltage 2,7 to 5,5

    DAC channel 0

    DAC resolution(bits) 0

    SRAM (Kbytes) 1

    EEPROM (Bytes) 1024

    Timers 2

    OutputComparechannels 5

    Input Capture channels 1

    PWM channels 4

    Watchdog Ya

    Mikrokontroler ATmega32U2 dapat menggabungkan instruksi yang

    cukup banyak dengan dukungan 32 register General Purpose. Semua

    registertersebut secara langsung terhubung ke Logic Unit Arithmetic(ALU),

    yang memungkinkan dua register independen dapat diakses dalam satu

    instruksi tunggal yang dijalankan dalam satu siklus clock saja. Arsitektur

    tersebut dapat menghasilkan kode yang lebih efisien sehingga dapat

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    27/87

    11

    mencapai throughputs sepuluh kali lebih cepat daripada mikrokontroler

    CISC konvensional.

    ATmega32U2 menyediakan fitur berikut ini: memori 32 Kbyte In-

    SystemProgrammable Flashdengan kemampuan Read-While-Write, 1024

    bytes EEPROM, 1024 bytes SRAM, 22 General Purpose I/O line, 32

    register General Purose, 2 Timer/Counters fleksibel dengan

    membandingkan mode dan PWM, 1 USART, Watchdog Timeryang dapat

    diprogram dengan Oscillatorinternal, sebuah SPI serial port, debug WIRE

    interface, akses On-Chip Debugsistem, serta 5 mode softwarehemat daya

    yang dapat dipilih. Mode tersebut salah satunya adalah mode idle, yakni

    mode yang dapat menghentikan CPU pada saat sistem menjalankan SRAM,

    Timer / Counter, dan sistem interrupt untuk terus berfungsi. Sedangkan

    modePower-downdapat menghemat isi registernamun dapat membekukan

    Oscillator, menonaktifkan semua fungsi chip lainnya sampai dengan

    interruptberikutnya atau peresetan hardware. Selanjutnya, dalam modus

    siaga, OscillatorCrystal/Resonatordapat berjalan sementara sisa perangkat

    lain sleeping. Hal ini memungkinkan kombinasi sistem yang dapatstart-up

    sangat cepat dengan konsumsi daya yang rendah. Di mode Extended

    Standby, baik Oscillatorutama danAsynchronousTimerterus berjalan.

    Mikrokontroler ini menggunakan teknologi high-density nonvolatile

    memoryyang memudahkan dalam pemrograman sistem. On-ChipISPFlash

    memungkinkan memori program dapat diprogram in-system melalui SPI

    serial interface, oleh programmer memory nonvolatile konvensional itu

    sendiri atau dengan program Boot On-chipyang berjalan pada AVR core.

    Program boot tersebut dapat menggunakan antarmuka apapun untuk men-downloadaplikasi program di aplikasi Flash memory. Softwarepada bagian

    Boot Flash akan terus berjalan saat bagian Application Flash diperbarui,

    sehingga menyediakan operasi true Read-While-Write. Dengan

    menggabungkan sebuah 8-bit RISC CPU dengan In-System Self-

    Programmable Flash pada chip monolitik, ATmega32U2 adalah

    mikrokontroler powerfulyang menyediakan tingkat fleksibel yang tinggi

    dan solusi efisiensi biaya untuk banyak aplikasi embedded control. AVR

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    28/87

    12

    ATmega32U2 juga didukung banyak program dan software pengembang

    termasuk: C compilers, assemblersmakro, program debugger / simulator, in-

    circuit emulator, dan kit evaluasi.

    Gambar 2.2 IC Mikrokontroler ATmega32U2

    Berikut ini adalah fungsi umum dari pin maupun port Atmega32U2:

    1. VCCVCC merupakan pin yang berfungsi untuk catuan utama

    2. GNDPin yang terhubung ke pentanahan/grounding

    3. AVCCAVCC merupakan pin catuan tegangan untuk semua fitur analog

    (AnalogComparator, PLL) dan harus terhubung ke pin VCC untuk

    melewati filter LPF

    4. Port B (PB7-PB0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    5. Port C (PC7-PC0)Port ini merupakan 8-bit bi-directional I/O port dengan internal

    tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi tertentu.

    6. Port D (PD7-PD0)Port D menyediakan input analog yang diteruskan ke analog

    comparator. Port ini juga merupakan 8-bit bi-directional I/O port

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    29/87

    13

    dengan internal tahananpull-upyang dapat digunakan untuk fungsi

    tertentu jika analog comparatortidak difungsikan.

    7. D-Pin D- menyediakan fasilitas USB Full Speed Negative Data

    Upstream Portuntuk komunikasi data melalui USB

    8. D+Pin D+ menyediakan fasilitas USB Full Speed Positive Data

    Upstream Portuntuk komunikasi data melalui USB

    9. UGNDPin USB Ground

    10.UVCCPin yang berfungsi sebagai pencatu tegangan input pada regulator

    USBPads

    11.UCAPPin yang berfungsi sebagai pencatu tegangan outputpada regulator

    USBPads. Pin ini harus terhubung ke kapasitor eksternal (1F).

    12.RESETPin masukan penyetelan ulang/reset

    13.XTAL1Pin yang berfungsi sebagai masukan menuju ke inversi Oscillator

    Amplifierdan masukan menuju ke rangkaian operasi internalclock

    14.XTAL2/PC0Pin ini merupakan keluaran dari hasil inversi Oscillator Amplifierjika

    difungsikan olehFuse. Pin ini juga menyediakangenericI/O.

    2.3Motor Brushless DCMotorBrushless Direct Current (BLDC) merupakan salah satu tipe

    motor yang kepopulerannya meningkat sangat cepat. BLDC motor

    digunakan di peralatan industri seperti alat rumah tangga, otomotif,

    aerospace, pengguna langsung, medis, dan industri peralatan serta

    instrumentasi.

    Seperti namanya, motor BLDC tidak menggunakan brushes(sikat) pada

    saat melakukan commutation (pergantian) polaritas magnet pada

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    30/87

    14

    elektromagnet, namun melakukan commutaion secara elektronik. Motor

    BLDC memiliki banyak keunggulan dibandingkan motor DC brusheddan

    motor induksi. Berikut ini merupakan keunggulan motor BLDC:

    1. Memiliki tingakt kecepatan yang lebih baik dibanding karekteristiktorsi,

    2. Respon dinamik yang tinggi,3. Efisiensi tinggi,4. Long operating life,5. Noiseless operation,6. Rentang kecepatan yang tinggi.Selain itu, rasio torsi yang dihasilkan oleh motor brushless lebih tinggi,

    hal tersebut bermanfaat dalam penerapannya, yakni dimana ruang dan berat

    merupakan faktor yang sangat diutamakan.

    Motor BLDC merupakan tipe syncchronous motor. Hal ini berarti

    medan magnet dihasilkan oleh stator dan medan magnet yang dihasilkan oleh

    rotor berbutar di frekuensi yang sama. Oleh karena itu motor BLDC tidak

    memiliki slipyang banyak ditemui di tipe motor induksi.

    Motor BLDC banyak didesain dengan konfigurasi single-phase, 2-

    phase, dan 3-phase. Sesuai dengan jenisnya, stator memiliki jumlah lilitan

    yang sama. Sedangkan motor BLDC yang paling populer adalah motor

    BLDC 3 fasa.

    2.3.1 StatorStator motor BLDC terdiri atas tatanan baja yang dilapisi lilitan

    ditempatkan pada slot yang secara axial dipotong di sepanjang pinggiran

    bagian dalam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    31/87

    15

    Gambar 2.3 Blok PenyusunMotor Brushless

    Secara umum, stator menyerupai suatu motor induksi, namun lilitantersebut didistribusikan dengan cara yang berbeda. Kebanyakan motor

    BLDC memiliki tiga lilitan stator yang terhubung dalam mode bintang.

    Setiap lilitan tersebut dibangun dengan banyak coil(kumparan) yang saling

    berhubungan untuk membentuk satu lilitan. Satu atau lebih coilditempatkan

    di slot dan saling berhubungan untuk membuat satu lilitan. Masing-masing

    lilitan didistribusikan melalui pinggiran stator untuk membentuk kutub

    dengan jumlah genap.

    Pada gambar 2.4 terlihat pada bagian U, V, W, merupakan tempat lilitan

    dan ujungnya terdapat tatanan baja, yang merupakan bagian stator. Pada

    masing-masing label, lilitan saling terhubung, sehingga membentuk satu

    pasang kutub.

    Gambar 2.4 Pembagian Kutub Motor BLDC

    Pembedaan varian stator dibuat atas dasar interkoneksi coil di

    gulungan stator untuk memberikan berbagai jenis back Electromotive Force

    (EMF).BackEMF merupakan tegangan yang dihasilkan lilitan. Fungsi back

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    32/87

    16

    EMF adalah membalikkan catuan tegangan utama pada lilitan menurut

    hukum Lenz, agar motor tetap berputar. BackEMF dipengaruhi oleh tiga

    faktor: sudut rotor, medan magnet yang dihasilkan magnet rotor, dan jumlah

    lilitan pada stator.

    Terdabat dua jenis varian lilitan stator, yakni: motor trapezoidal dan

    sinusoidal. Seperti yang ditunjukkan pada setiap nama varian, motor

    trapezoidal memberikan back EMF dalam mode trapesium dan motor

    sinusoidal memberikan back EMF bermode sinusoidal, seperti yang

    ditunjukkan pada gambar 2.5. Selain backEMF, arus fasa juga berbentuk

    trapesium dan sinusoidal pula sesuai dengan jenis varian motor. Hal ini

    membuat torsi output dengan motor sinusoidal halus daripada yang dari

    trapesium motor. Namun, konsekuensinya adalah tambahan biaya, motor

    sinusoidalmemerlukan hubungan lilitan yang lebih banyak karena distribusi

    coilpada pinggiran stator, sehingga menambah jumlah lilitan tembaga.

    Gambar 2.5 Sinyal Fasa Motor Trapezoidal

    Gambar 2.6 Sinyal Fasa Motor Sinusoidal

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    33/87

    17

    Tergantung dari nilai kontrol catu daya yang akan digunakan,

    pemilihan nilai teganganstatoryang tepat dapat ditentukan. Sebagai contoh

    motor 48 volt, atau kurang dari nilai tersebut digunakan di dunia otomotif,

    robotik pergerakan lengan, dan lain-lain. Motor dengan 100 volt atau lebih

    digunakan di peralatan rumah tangga, sistem otomasi dan peralatan industri.

    2.3.2 RotorRotor terbuat dari magnet permanen dan dapat bervariasi dari dua

    sampai delapan pasang kutub Utara (U) dan Selatan (S). Berdasarkan medan

    magnet yang diperlukan dalam rotor, pemilihan bahan magnetik sangat

    diperlukan untuk membuat rotor. Ferritemagnet secara umum digunakan

    untuk membuat magnet permanen. Hal tersebut menjadikan tingkat

    penggunaan di kalangan idustri meningkat. Ferrite magnet sedikit lebih

    mahal tetapi hanya memiliki kerapatan fluks lemah dalam volume tertentu.

    Hal tersebut berkebalikan pada bahan paduan yang memiliki kepadatan

    magnet tinggi setiap volumedan memungkinkan rotor untuk menekan lebih

    jauh pada torsi yang sama. Perpaduan magnet tersebut meningkatkan rasio

    size-to-weightdan memberikan torsi yang lebih tinggi untuk motor dengan

    ukuran yang sama menggunakanferritemagnet.

    Neodymium (Nd), Samarium Cobalt (SmCo), serta paduan

    Neodymium, Ferrite dan Boron (NdFeB) merupakan beberapa contoh

    paduan magnet yang tergolong jarang. Penelitian yang berkelanjutan akan

    meningkatkan kerapatan fluks untuk menekan rotor lebih jauh. Pada gambar

    2.6 menunjukkan penampang dari pengaturan magnet yang berbeda pada

    rotor.

    Gambar 2.7 Penampang Pengaturan Magnet

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    34/87

    18

    2.4GyroscopeGyroscopemerupakan perangkat utama yang digunakan untuk navigasi

    dan pengukuran kecepatan sudut[1]. Gyroscopedapat mengukur kecepatan

    putaran dalam tiga arah. 3-axisgyroscope biasanya diimplementasikan

    dengan 3-axisaccelerometeruntuk menyediakan enam derajat kebebasan

    atau biasa disebut dengan 6 degree-of-freedom (DoF) motion tracking

    system.

    Gyroscope berevolusi dari perangkat mekanik-inersia yang berputar

    terdiri atas rotor, as roda, dan gimbal menjadi berbagai inkarnasi perangkat

    elektronik dan optik. Masing-masing perangkat memanfaatkan beberapa

    properti fisik dari sistem yang memungkinkan mendeteksi kecepatan rotasi

    pada beberapa sumbu. Terdapat tiga jenis dasar gyroscope: rotary

    (classical) gyroscopes, vibrating structure gyroscope, dan optical

    gyroscopes

    2.4.1 Rotary GyroscopesGyroscope klasik memanfaatkan hukum kekekalan momentum sudut

    yang menyatakan bahwa momentum sudut total sistem adalah konstan

    dalam kedua besar dan arah jika torsi eksternal resultan yang bekerja pada

    sistem adalah nol[4]. Gyroscopebiasanya terdiri dari cakram yang berputar

    atau beban pada poros yang dipasang pada serangkaian gimbal. Setiap

    gimbal terdapat cakram yang berputar dengan sudut tambahan dari

    kebebasan putaran. Gimbal tersebut memungkinkan rotor berputar tanpa

    menerapkan setiap net external torque pada gyroscope. Jadi selama

    gyroscopeberputar, maka akan mempertahankan orientasi konstan. Ketika

    torsi eksternal atau rotasi pada sumbu diberikan pada perangkat ini, orientasi

    dapat dipertahankan dan pengukuran kecepatan sudut dapat diukur karena

    adanya fenomena presisi.

    Presisi terjadi karena sebuah benda berputar pada beberapa sumbu

    memiliki torsi eksternal yan diterapkan dalam arah tegak lurus terhadap

    sumbu putar (sumbu masukan). Pada sistem rotasi ketika netexternal torque

    terjadi, vektor momentum sudut (yang berada di sepanjang sumbu putar)

    akan bergerak dalam arah vektor torsi yang diterapkan. Sebagai hasil dari

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    35/87

    19

    torsi tersebut, sumbu putar berotasi pada sumbu yang tegak lurus terhadap

    kedua sumbu masukan dan sumbu putar (disebut sumbu keluaran). Rotasi

    pada sumbu keluaran kemuadian akan mendeteksi dan memberikan umpan

    balik pada sumbu masukan dimana perangkat motor atau perangkat sejenis

    akan berlaku torsi dalam arah berlawanan, menghilangkan presisigyroscope

    dan mempertahankan orientasi. Peristiwa pembatalan/ penghilangan ini juga

    dapat dicapai dengan dua gyroscope yang berorientasi pada sudut-sudut

    yang benar satu sama lain.

    Untuk mengukur tingkat rotasi, nilai perhitungan torsi dipulsakan pada

    interval waktu yang teratur. Setiap pulsa mewakili masing-masing rotasi

    sudut tetap , dan jumlah pulsa dalam interval waktu t yang tetap akan

    sebanding dengan perubahan sudut selama periode waktu tertentu. Dengan

    demikian, penerapan nilai perhitungan torsi sebanding dengan laju rotasi

    yang akan diukur.

    Gambar 2.8 Sistem KerjaRotary Gyroscope

    2.4.2 Vibrating GyroscopeVibrating structuregyroscope atau gyroscope dengan struktur getar

    adalah perangkat MEMS (Micro-machined Electro-Mechanical System)

    yang mudah didapatkan secara koersial, terjangkau, dan ukuran yang kecil.

    Dasar untuk memahami operasi darigyroscopestruktur getar adalah sama

    dengan pemahaman prinsip gaya Coriolis. Dalam sistem putarannya, setiap

    titik berputar dengan kecepatan rotasi yang sama. Sebagai salah satu

    pendekatan sumbu rotasi sistem, kecepatan rotasi tetap sama, namun

    kecepatan dalam arah tegak lurus terhadap sumbu rotasi menurun. Dengan

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    36/87

    20

    demikian, proses pergerakan dalam arah garis lurus menuju atau menjauh

    dari sumbu rotasi saat sistem berputar, kecepatan lateral akan meningkat

    atau menurun dalam rangka mempertahankan posisi sudut yang relatif sama

    (bujur) terhadap badan perangkat. Tindakan memperlambat atau

    mempercepat adalah percepatan, dan gaya Coriolis adalah waktu percepatan

    massa obyek dimana bujur harus dipertahankan. Gaya Coriolis sebanding

    dengan kecepatan sudut obyek berputar dan kecepatan dari obyek bergerak

    menuju atau menjauh dari sumbu rotasi.

    Gambar 2.9 Sistem Kerja Vibrating Gyroscope

    Padagyroscopestruktur getar terdapat micro-machinedyang terhubung

    ke outer-housing oleh suatu pegas. Outer-housing terhubung ke papan

    sirkuit tetap oleh set ke-dua dari pegas ortogonal. Beban terus didorong

    secara sinusoidal sepanjang set pertama dari pegas. Setiap rotasi sistem akan

    mendorong percepatan Coriolis di beban, mendorongnya ke arah set ke-dua

    pegas. Pada waktu beban didorong jauh dari sumbu rotasi, beban akan

    mendorong tegak lurus dalam satu arah, dan karena didorong kembali ke

    sumbu rotasi, maka akan didorong ke arah yang berlawanan, karena gayaCoriolis yang bekerja pada beban.

    Gaya Coriolis terdeteksi oleh sifat kapasitif jari yang berada di sepanjang

    housingbeban dan struktur yang keras. Ketika beban didorong oleh gaya

    Coriolis, perbedaan kapasitansi akan terdeteksi sebagai sinyal jari dibawa

    lebih dekat secara bersamaan. Ketika beban didorong dalam arah yang

    berlawanan, set berbeda dari sifat jari tersebut dibawa lebih dekat secara

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    37/87

    21

    bersamaan, sehingga sensor dapat mendeteksi baik besaran dan arah

    kecepatan sudut dari sistem.[6]

    2.4.3 Optical GyroscopesOpticalGyroscopes dikembangkan segera setelah penemuan teknologi

    laser. Daya tarik dari jenis ini karena tidak mengandung bagian yang

    bergerak, dan tidak rentan terhadap keausan mekanis atau drift. Optical

    Gyroscopeberoperasi pada prinsip efek Sagnac. Efek ini dapat dilihat dalam

    pengaturan ring interferometri. Di sini, sinar laser pertama-tama dibagi oleh

    half silvered mirror. Kemudian dua sinar melintasi jalan identik tetapi arah

    berlawanan sekitar lingkaran yang terdiri dari cermin datar dan berisi udara

    tabung lurus atau kabel serat optik panjang. Kedua sinar kemudian

    bergabung kembali pada detektor. Ketika sistem berputar, salah satu sinar

    harus menempuh jarak yang lebih panjang daripada sinar berlawanan untuk

    membuatnya ke detektor. Perbedaan panjang lintasan (atau Doppler shift)

    terdeteksi sebagai pergeseran fasa dengan interferometri. Pergeseran fasa ini

    sebanding dengan kecepatan sudut dari sistem.

    Gambar 2.10 Sistem Kerja Optical Gyroscope

    Gyroscopeoptik terdiri dari 3 Gyroscopetersusun ortogonal satu sama

    lain untuk deteksi rotasi tiga sumbu rotasi ortogonal tersebut. Biasanya

    Gyroscope ini diimplementasikan dengan 3-axis accelerometers sehingga

    memberikan gerakan penuh penginderaan dalam 6 DoF. Seperti halnya

    Gyroscoperotor, optical Gyroscopeterbatas dalam bentuk fisik yang kecil,

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    38/87

    22

    sedangkan jumlah dan luas kabel serat optik dibutuhkan dan kehadiran

    peralatan optik sangat diperlukan. Jadi gyroscope ini sering digunakan

    dalam aplikasi angkatan laut dan penerbangan, dan dimana ukuran fisik

    tidak menjadi masalah. Oleh karena itu giroskop optik biasanya tidak

    tersedia secara komersial.

    2.5AccelerometerSatu dari inersial sensor yang umum adalah accelerometer, sebuah

    sensor dinamik yang mempunyai kemampuan merasakan dalam jarak luas.

    Acelerometer tersedia dalam beberapa ukuran, yaitu satu, dua atau tiga

    sumbu orthogonal.Accelerometertersebut khususnya dipakai satu dari tiga

    mode:

    Sebagai ukuran intersial dari kecepatan dan posisi Sebagai sensor kecondongan, kemiringan,atau orientasi pada 2 atau

    3 dimensi, sebagai referensi dari akselerasi gravitasi (1g= 9.8 m/s 2)

    Sebagai sensor getaran atau tubrukanAda banyak keuntungan memakai analog accelerometer sebagai

    perbandingan dengan inclinometer seperti sensor kemiringan cairan,

    inclinometer cenderung untuk hasil informasi biner (menandai sebuah

    ketetapan dari onatau off), serta hanya dapat mendeteksi saat kemiringan

    melewati beberapa ambang sudut.

    2.5.1 Prinsip KerjaKebanyakan accelerometer adalah Micro-Electro-Mechanical Sensors

    (MEMS). Prinsip dasar dibalik kerja MEMS accelerometer adalah

    berpindahnya bagian kecil benda kedalam permukaan silikon yang

    tergabung dalam lingkaran dan ditangguhkan oleh tiang kecil. Konsisten

    dengan hukum gerak Newton II (F=ma), gerak akselerasi yang terjadi pada

    suatu perangkat, sebuah gaya akan bertambah saat perpindahan sebuah

    benda. Tiang pendukung berguna sebagai pegas dan fluida (biasanya udara)

    dimampatkan didalam IC yang berfungsi sebagai sebuah pengatur,

    akibatnya terjadi sistem lapisan gumpalan fisik. [Elwenspoek 1993]

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    39/87

    23

    2.5.2 Tipe accelerometerAda beberapa prinsip berbeda yang mana sebuah analog accelerometer

    dapat dibuat. Dua tipe yang biasanya memanfaatkan capacitive sensingdan

    piezoelektrik effectuntuk merasakan berpindahnya benda yang sebanding

    dengan akselerasi yang diterapkan.

    2.5.2.1 CapacitiveAccelerometeryang mengimplementasikan capacitive sensingdengan

    keluaran sebuah tegangan yang bergantung pada jarak antara 2 permukaan

    planar. Satu atau kedua plates ini membebankan pada sebuah arus

    elektrik. Mengubah jarak antara plates maka akan merubah kapasitas

    elektrik dari sistem, yang mana dapat diukur sebagai tegangan output.

    Metodesensingini dikenal karena akurasi tinggi dan stabilitas. Capacitive

    accelerometers juga lebih mudah mengurangi noise dan perubahan variasi

    temperatur, khususnya mengurangi penghamburan tenaga, dan dapat

    mempunyai bandwidthbesar dalam kaitan internalfeedbackcircuity.

    2.5.2.2 PiozoelectricPiozoelectricsensing dalam akeselerasi adalah hal yang natural, yakni

    akeselerasi secara langsung sebanding dengan gaya. Saat beberapa tipe

    crystal ditekan , muatan kutub terakumulasi di bagian berlawanan dari

    crystal. Ini disebut efek Piozoelectric. Dalam Piozoelectricaccelerometer

    muatan terakumulasi di atas crystal dan diterjemahkan dan memperkuat

    salah satu hasil arus atau tegangan output. Piozoelectric accelerometer

    hanya merespon gejala AC seperti getaran atau goncangan. Piozoelectric

    accelerometer mempunyai sebuah jarak dinamik yang luas, tapi dapat

    menjadi mahal tergantung kualitasnya (Doscher 2005).

    Piezo-film berbasis accelerometers paling baik digunakan untuk

    mengukur fenomena AC seperti getaran atau guncangan, bukan fenomena

    DC seperti percepatan gravitasi.Piezo-filmtidak tergolong mahal, dan dapat

    merespon fenomena lain seperti temperatur, suara, dan tekanan (Doscher

    2005).

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    40/87

    24

    2.6 Global Positioning System (GPS)GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan

    penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem

    ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta

    informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa

    bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini

    GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang

    aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan

    ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan

    ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan

    puluhan meter.

    2.6.1 Kemampuan GPSBeberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi

    tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana

    saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS

    adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam

    beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian

    dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa

    cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian

    waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa

    faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian

    data, dan metode pengolahan datanya.

    2.6.2 Produk yang Diberikan GPSSecara umum produk dari GPS adalah posisi, kecepatan, dan waktu.

    Selain itu ada beberapa produk lainnya seperti percepatan, azimuth,

    parameter attitude, TEC (Total Electron Content), WVC (Water Vapour

    Content), Polar motion parameters, serta beberapa produk yang perlu

    dikombinasikan dengan informasi eksternal dari sistem lain, produknya

    antara lain tinggi ortometrik, undulasigeoid, dan defleksi vertikal.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    41/87

    25

    2.6.3 Segmen Penyusun Sistem GPSSecara umum ada tiga segmen dalam sistem GPS yaitu segmen sistem

    kontrol, segmen satelit, dan segmen pengguna. Satelit GPS dapat

    dianalogikan sebagai stasiun radio angkasa, yang diperlengkapi dengan

    antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyal sinyal gelombang.

    Sinyal-sinyal ini selanjutnya diterima oleh receiver GPS di/dekat

    permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi,

    kecepatan, maupun waktu. Selain itu satelit GPS juga dilengkapi dengan

    peralatan untuk mengontrol attitudesatelit. Satelit-satelit GPS dapat dibagi

    atas beberapa generasi yaitu : blok I, blok II, blok IIA, blok IIR dan blok IIF.

    Hingga april 1999 ada 8 satelit blok II, 18 satelit blok II A dan 1 satelit blok

    II R yang operasional.

    Secara umum segmen sistem kontrol berfungsi mengontrol dan

    memantau operasional satelit dan memastikan bahwa satelit berfungsi

    sebagaimana mestinya. Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit

    GPS di manapun berada. Dalam hal ini alat penerima sinyal GPS (GPS

    receiver) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal -sinyal dari

    satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan waktu.

    Komponen utama dari suatu Receiver GPS secara umum adalah antena

    dengan pre-amplifier, bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal dan

    pemroses sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan Receiver, data

    sampling dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu daya,

    unit perintah dan tampilan, dan memori serta perekam data.

    2.6.4 Prinsip Penentuan Posisi dengan GPSPrinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode

    reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke

    beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS,

    setiap epoknya memiliki empat parameter yang harus ditentukan : yaitu 3

    parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu

    akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam diReceiverGPS.

    Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    42/87

    26

    2.6.5 Tipe Alat (Receiver) GPSAda 3 macam tipe alat GPS, dengan masing-masing memberikan tingkat

    ketelitian (posisi) yang berbeda-beda. Tipe alat GPS pertama adalah tipe

    Navigasi (Handheld, HandyGPS). Tipe nagivasi harganya cukup murah,

    sekitar 1 - 4 juta rupiah, namun ketelitian posisi yang diberikan saat ini baru

    dapat mencapai 3 sampai 6 meter. Tipe alat yang kedua adalah tipe geodetik

    single frekuensi (tipe pemetaan), yang biasa digunakan dalam survey dan

    pemetaan yang membutuhkan ketelitian posisi sekitar sentimeter sampai

    dengan beberapa desimeter. Tipe terakhir adalah tipe Geodetik dual

    frekuensi yang dapat memberikan ketelitian posisi hingga mencapai

    milimeter. Tipe ini biasa digunakan untuk aplikasi precise positioning

    seperti pembangunan jaring titik kontrol, survey deformasi, dan

    geodinamika. HargaReceivertipe geodetik cukup mahal, mencapai ratusan

    juta rupiah untuk 1 unitnya.

    2.6.6 Sinyal dan Bias pada GPSGPS memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi L1 (1575.42 MHz) dan

    L2 (1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-

    random yaitu kode P (protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal

    L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik

    sehingga penerima (receiverGPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap

    satelit. Pada saat fitur Anti-Spoofing diaktifkan, maka kode P akan

    dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y.

    Ketika sinyal melalui lapisan atmosfer, maka sinyal tersebut akan

    terganggu oleh konten dari atmosfer tersebut. Besarnya gangguan di sebut

    bias. Bias sinyal yang ada utamanya terdiri dari 2 macam yaitu bias ionosfer

    dan bias troposfer. Bias ini harus diperhitungkan (dimodelkan atau

    diestimasi atau melakukan teknik differencing untuk metode diferensial

    dengan jarak baseline yang tidak terlalu panjang) untuk mendapatkan solusi

    akhir koordinat dengan ketelitian yang baik. Apabila bias diabaikan maka

    dapat memberikan kesalahan posisi sampai dengan orde meter.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    43/87

    27

    2.6.7 Error Source pada GPSPada sistem GPS terdapat beberapa kesalahan komponen sistem yang

    akan mempengaruhi ketelitian hasil posisi yang diperoleh. Kesalahan-

    kesalahan tersebut contohnya kesalahan orbit satelit, kesalahan jam satelit,

    kesalahan jam receiver, kesalahan pusat fase antena, dan multipath. Hal-hal

    lainnya juga ada yang mengiringi kesalahan sistem seperti efek imaging, dan

    noise. Kesalahan ini dapat dieliminir salah satunya dengan menggunakan

    teknik differencingdata.

    2.6.8 Metoda Penentuan Posisi dengan GPSMetoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu

    metoda absolut, dan metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian

    dapat dilakukan dengan cara real time dan atau post-processing. Apabila

    obyek yang ditentukan posisinya diam maka metodenya disebut

    statik. Sebaliknya apabila obyek yang ditentukan posisinya bergerak, maka

    metodenya disebut kinematik. Selanjutnya lebih detail lagi kita akan

    menemukan metoda-metoda seperti SPP, DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid

    statik, pseudo kinematik, danstopandgo, serta masih ada beberapa metode

    lainnya.

    2.6.9 Ketelitian Posisi yang Diperoleh dari Sistem GPSUntuk aplikasi sipil, GPS memberikan nilai ketelitian posisi dalam

    spektrum yang cukup luas, mulai dari meter sampai dengan

    milimeter. Sebelum mei 2000 (SA on) ketelitian posisi GPS metode absolut

    dengan data psedorange mencapai 30 - 100 meter. Kemudian setelah SA off

    ketelitian membaik menjadi 3 - 6 meter. Sementara itu Teknik DGPS

    memberikan ketelitian 1-2 meter, dan teknik RTK memberikan ketelitian 1-

    5 sentimeter. Untuk posisi dengan ketelitian milimeter diberikan oleh teknik

    survai GPS dengan peralatan GPS tipe geodetik dual frekuensi dan strategi

    pengolahan data tertentu.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    44/87

    28

    2.7Statistika2.7.1 Rerata

    Rerata merupakan nilai perwakilan sebaran data untuk mencari nilai

    delta (standar deviasi) suatu persebaran data. Berikut ini merupakan rumus

    rata-rata suatu persebaran data:

    X=1

    =1 i

    Keterangan:

    X= rata-rata

    n = jumlah data

    Xi = data ke i

    2.7.2 Standar DeviasiStandar deviasi digunakan untuk mencari simpangan persebaran data

    yang terkait, sehingga didapatkan delta dari setiap nilai persebaran datanya.

    Berikut ini merupakan rumus standar deviasi/simpangan baku yang

    digunakan.

    2=()

    2

    Keterangan:

    = standar deviasi

    xi= data ke-i

    = rata-rata populasi

    N = total populasi data

    2.7.3 Tingkat Kesalahan PengukuranTingkat kesalah digunakan untuk mencari nilai kesalahan pengukuran

    serta nilai kebenaran. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk

    mencari tingkat kesalahan pengukuran.

    Tingkat kesalahan =|X |

    Keterangan:

    X= nilai rata-rata

    Xr = nilai riil

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    45/87

    29

    2.7.4 Akurasi Koordinat GPSAkurasi Koordinat GPS dapat dihitung nilainya berdasarakan persebaran

    data koordinat dengan CEP(Circular Error Probability) dan 2DRMS (2

    Dimension Root Mean Square). Sehingga berdasarkan data UMT Easting

    dan UTMNorthing, data dihitung nilai masing-masing standar deviasi titik

    awal sehingga dapat dihitung nilai CEP 50% dan 2DRMS 95%. CEP

    merupakan pendekatan probabilitas kebenaran suatu pengukuran 50% dari

    keseluruhan data. Sedangkan 2DRMS berfungsi menjadi lingkaran toleransi

    akurasi dari suatu nilai perhitungan titik koordinat GPS. Berikut ini

    perhitungan lingkaran CEP dan 2DRMS:

    CEP = 0,59 x (St. Dev UTMEasting+ St. Dev UTMNorthing)

    2DRMS = 2 x (St. Dev UTM )2 + (St. Dev UTM )2

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    46/87

    30

    BAB 3

    PERANCANGAN SISTEM

    3.1Analisis Perancangan SistemPada sub bab analisis perancangan sistem akan dibahas perancangan

    sistem serta kronologi pengukuran dan pengujian. Selain itu akan dijabarkan

    pula spesifikasi perangkat keras serta konfigurasinya dengan dukungan

    perangkat lunak. Perangkat keras sistem terdiri atas modul-modul yang

    terintegrasi dalam blok-blok sistem, sehingga menghasilkan parameter-

    parameter yang diinginkan untuk pengujian. Parameter yang menjadi acuan

    pengukuran adalah: ketinggian, akurasi koordinat GPS, kepresisian

    koordinat GPS, radius koordinat GPS, perbandingan nilai jalur yang

    dihasilkan GPS pada quadccopter, pengujian terbang quadcopter secara

    autonomous, serta konsumsi daya quadcopter.

    Hasil pengukuran yang didapat dari skenario yang ditentukan, dianalisis

    dan dibandingkan sehingga menghasilkan suatu nilai. Nilai tersebut sebagai

    acuan untuk melakukan perbaikan atau maintenance pesawat terhadap

    keakurasian perangkat dan kestabilan terbang quadcopter. Hal tersebut

    digunakan untuk mengoptimalkan sistem terbang quadcopter.

    3.2Blok Diagram Sistem

    Mikrokontroller

    ATmega2560

    Mikrokontroller

    ATmega32U2

    Modul GPS

    Sensor gyro,

    altimeter,

    accelerator,

    compass

    Receiver

    Flash Card

    Transmitter

    RC

    Motor 1

    Motor 2

    Motor 4

    Motor 3

    USB

    ESC

    Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Keseluruhan

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    47/87

    31

    3.3Diagram Alir SistemMulai

    Inisialisasi motor dan sel

    baterai Li-Po oleh ESC

    Inisialisasi sinyal PWM olehmikrokontroler dan ESC

    Inisialisasi sensor-sensor dan

    modul GPS oleh

    mikrokontroler

    Melakukan lock koordinat

    oleh GPS

    Lock berhasil ?tidak

    ya

    Proses arming quadcopter

    Mulai menyimpan parameter

    data keflash card

    Menghidupkan transmitter

    remote control

    Menghidupkan receiver dan

    sistem quadcopter

    Pemilihan mode

    STABILIZED

    Proses deteksi sinyal PWM

    dari RC dan kontrol PWM

    motor oleh mikrokontroler

    Pemilihan mode

    AUTO

    (autonomous)

    iii

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    48/87

    32

    ii

    Deteksi koordinat sepanjang

    jalur yang dilewati

    Koordinat Tujuan

    ditemukan?

    Pembacaan perintah

    koordinat tujuan dan

    koordinat sekarang

    Pemilihan mode

    LOITER

    Deteksi koordinat dan

    mempertahankan posisi

    i

    Pemilihan mode

    STABILIZED ?

    Kontrol manual dan landing

    Mematikan sistem

    quadcopter

    Selesai

    Penyimpanan data ke

    flash cardberakhir

    ya

    tidak

    ya

    tidak

    Gambar 3.2 Diagram Alir Sistem Kerja Quadcopter Autonomous

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    49/87

    33

    3.4Analisis Kebutuhan Perangkat Keras3.4.1 Frame F450Q

    Framequad F450 merupakanframeyang berukuran diameter 450 mm.

    Frame ini terbuat dari bahan atom agar tidak terlalu berat dan lebih kuat.

    Selain itu frame ini cukup lentur, sehingga dapat mengurangi

    getaran/goncangan pada saaat pesawat mendarat atau terjadi crash.

    Frameini memiliki 4 lengan untuk menempatkan motor pada masing-

    masing ujung lengan. Selain itu frameini memiliki landing gear kecil pada

    bagian bawah masing-masing ujung lengan agar perangkat lain tidak kontak

    langsung ke landasan. Hal tersebut berguna untuk melindungi flight

    controlleragar tidak terkena benturan ke tanah jika terjadi crash.

    Tabel 3.1 SpesfifikasiFrameF450Q

    Parameter Nilai

    Diagonal wheelbase(mm) 450

    Frame weight(gram) 282

    Takeoff weight(gram) 800 ~ 1600

    3.4.2 Brushless Motor 950KVBrushless motor merupakan komponen yang cukup penting dalam

    menentukan responsifitas quadcopter.Brushless motoryang dipakai bernilai

    950 KV, berarti motor tersebut memiliki kemampuan 950 rpm/V. Jadi jika

    dihitung putaran motor tersebut dapat mencapai: 950 rpm/volt x 11,1 volt =

    10.545 rpm.

    Tabel 3.2 SpesfifikasiBrushless Motor950KV

    Parameter Nilai

    Dimensi (mm) 28x24

    Tingkat (KV) 950

    Massa (gr) 56

    Arus standar (A) 15 ~ 25

    Arus maksimum (A) 30

    75%

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    50/87

    34

    Perhitungan daya dorong motor ini adalah sebagai berikut:

    T= ((x P)2x 2 x R2x rho )0,3333

    Keterangan:

    T = thrust(Newton)

    =propellerhovereffeciency(%) =

    P =shaft power(watt) =

    R =propellerradius (m) =

    rho = airdensity =

    = 75%

    P = V x I x motor efficiency

    = 11,1 x 17 x 75%

    = 141,525 watt

    R = 5 inch = 0,127 m

    rho = 1,22 kg/m3

    Maka jika dihitung :

    T = ((75% x 141,525)2x 2 x (0,127)2x 1,22 )0,3333

    T = 11,16 Newton ~ 1,138003294 Kgf ~ 1138 gram-force

    Pada quadcopter pastinya menggunakan 4 motor sekaligus, apabila

    dihitung T keseluruhan, maka 1138 x 4 = 4552 gram-force. Sedangkan untuk

    mengangkat beban total pesawat secara stabil dan tanpa masalah, maka

    idelanya berat pesawat maksimum adalah1

    3dari T (4 motor), sehingga dapat

    dihitung :13x 4552 = 1517,3 gram-force.

    3.4.3 Electronic Speed Controller (ESC)ESC yang digunakan adalah berjenis brushless, terdiri atas susunan

    MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) untuk

    mengendalikan kecepatan motor brushless. ESC bekerja secara cepat untuk

    menghidupkan atau mematikan pulsa ke motor, sehingga respon kendali

    motor cepat. Selain itu ESC yang digunakan telah berbasis mikroprosessor,

    sehingga dapat diprogram sesuai dengan kebutuhan. Keempat ESC yang

    digunakan tergabung dalam satu fisik, atau dapat disebut sebagai Quattro

    ESC, sehingga tidak memerlukan konfigurasi wiringyang banyak. Berikut

    ini adalah tabel spesifikasi ESC MOSFET yang digunakan.

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    51/87

    35

    Tabel 3.3 Spesifikasi ESC

    Parameter Nilai

    Arus konstan (A) 20

    Arus lebih(>10 s) (A) 25

    Keluaran BEC 5V@3A

    Massa(gr) 112

    Ukuran (PxLxT) 70x62x11 (Quattro)

    ESC memberikan catuan pada motor sesuai dengan sinyalPulse Width

    Mudulation (PWM) yang masuk pada input ESC. Selain itu ESC ini juga

    memiliki fasilitasBattery Eliminator Circuit(BEC) yang memiliki keluarantegangan kecil untuk mencatuflight controllerserta sensor yang lain. Berikut

    ini merupakan fitur yang dimiliki ESC MOSFET ini:

    1. Brake, berfungssi untuk menghentikan motor secara spontan,2. Soft start, berfungsi sebagai pengatur lama waktu menyalakan

    sistem,

    3. Battery type, pemilihan baterai yang digunakan,4. Microprocessor, berfungsi untuk mengatur fitur agar dapat

    diprogram,

    5. Cut Off, berfungsi sebagai pemotong arus jika baterai akan habis.ESC MOSFET ini memiliki 0,002 Ohm resistansi. Menurut hukum

    Ohm, maka dapat dihitung tegangan hilang pada ESC, yakni: Vloss= IESCx R

    = 20 x 0,002 = 0,04 volt. Kemudian berdasarkan hukum Ohm ke-dua, daya

    yang hilang dapat diketahui, yakni: P = V lossx IESC= 0,04 x 20 = 0,8 Watt.

    Oleh karena itu, ESC MOSFET ini lebih efisien karena daya yang hilang

    hanya sekitar 0,8 Watt untuk setiap motor. Sedangkan daya konstan

    maksimum yang dapat dihasilkan setiap motor adalah: P = Vsistemx IESC=

    11,1 x 20 = 222 Watt.

    3.4.4 Propeller 1045Propelleryang digunakan dalam tugas akhir ini adalah berbahan plastik

    dengan ukuran 1045, yakni memiliki panjang 10 inch dan memiliki nilai

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    52/87

    36

    pitch4,5 inch. Nilai 4,5 inch berarti pada saat satu putaran,propellermampu

    bergerak maju sepanjang 4,5 inch. Pemilihan ini berdasarkan spesifikasi dari

    motor brushless dan jumlah sel baterai yang digunakan. Propeller ini

    memiliki arah Clock Wise(CW) /Reversedan Counter Clock Wise(CCW),

    masing-masing satu pasang.

    Variasi propelleryang berdasarkan spesifikasi motor adalah 1045 dan

    0845. Karena menggunakan baterai 3 sel maka lebih baik menggunakan

    ukuranpropeller1045, sedangkan 0845 lebih baik menggunakan baterai 4

    sel. Hal tersebut dikarenakan daya yang dibutuhkan lebih banyak 0845

    dibandingkan 1045 karena panjangpropellerlebih pendek dengan nilaipitch

    yang sama. Selain itu 0845 lebih cocok digunakan pada motor dengan nilai

    KV di atas 1000, untuk mengimbangi kecepatan rotasi motor. Pemilihan

    ukuran propeller sangat mempengaruhi agresifitas, kecepatan, dan konsumsi

    daya quadcopter.

    3.4.5 Flight ControllerFlight controllermerupakan kompenen inti dalam mengtur sistem kerja

    quadcopter. Rangkaian dan skematik yang menyusun flight controller lebih

    lengkap terlampir pada lampiran B. Berikut ini adalah blok penyusun

    rangkaianflight controller.

    3.4.5.1 Mikrokontroller ATmega2560Pada blok mikrokontroller ini berfungsi sebagai pengolah proses utama,

    yakni pengolah PWM dari receiver Remote Control (RC). Selian itu,

    mikrokontroller ini mengolah nilai yang didapat dari sensor-sensor dan

    sinyal NMEA dari GPS. Selain itu, nilai yang didapat dari sensor dan modul

    GPS akan ditulisa dalamFlash Card(FCd), sehingga data lebih mudah untuk

    didapat dan dianalisis, baik sistem kestabilan, koordinat GPS dan nilai-nilai

    yang didapat dari sensor.

    Pemilihan mikrokontroller ini dikarenakan ATmega2560 memiliki 15

    channelPWM, 4 port UART, 15 channel ADC, serta memiliki fiture I2C

    untuk berhubungan dengan mikrokontroller ATmega32U2. Berdasarkan

    spesifikasi sistem, mikrokontroller ini dapat memenuhi kebutuhan

  • 7/14/2019 PERANCANGAN DAN ANALISIS OTOMASI SISTEM KENDALI QUADCOPTER MELALUI KOORDINAT DENGAN GLOBAL POSI

    53/87

    37

    keseluruhan sistem. Selain itu clock yang dimiliki, yakni 16 MHz, dapat

    memproses data secara cepat.

    3.4.5.2 Mikrokontroller ATmega32U2Pada blok sistem mikrokontroller ATmega32U2 merupakan pengolah

    sinyal (Pulse Pause Modulation) PPM, atau berfungsi sebagai PPM encoder.

    Selain itu, blok ini berfungsi pula sebagai interface perangkat flight

    controllerke komunikasi USB melauliportmicroUSB. Sehingga data yang

    didapat dapat diteruskan secara cepat ke perangkat komputer melalui

    komunikasi serial.

    Pemilihan mikrokontroler ini dikarenakan memilikiportkomunikasifull

    speedUSB,portserial, serta clock yang tinggi yakni 16 MHz. Hal tersebut

    cukup untuk membantu mengirimkan informasi data serial yang diterima

    ATmega2560 yang kemudian diteruskan ke ATmega32U2. Informasi

    tersebut kemudian diolah dan dikirim komputer melalui komunikasi serial.

    3.4.5.3 Flash CardPada kartu flash ini dipasang IC AT45DB yang berfungsi sebagai

    memori penyimpan data dengan maksimal kapsitas 4Mbyte. Tipe penyimpan

    ini berupa dataflash, yang tersimpan pada memoriflashIC AT45DB. IC ini

    mampu mencapai kecepatan 66 MHz, sehingga penyimpadanan data pada IC

    ini tergolong cepat.

    Jika ditinjau secara sistem, proses penyimpanan data pada flash card